repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2538/4/09030136_Imam Septo...

123

Transcript of repo.stkip-pgri-sumbar.ac.idrepo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/2538/4/09030136_Imam Septo...

1

2

3

4

ABSRAK

Imam Septo Mardi (09030136), Karakteristik Gaya Belajar Siswa dalam

Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan, Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

Barat, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Karakteristik Gaya Belajar

Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan dilihat dari gaya belajar visual, gaya belajar auditory dan gaya

belajar kinestetik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh

siswa di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan yang terdiri dari

enam kelas dengan jumlah siswa 198 siswa. Sampel penelitian diambil dengan

menggunakan teknik proposional random sampling dengan proposi 40% sehingga

sampel berjumlah 75 orang. Pengumpulan data menggunakan angket terbimbing,

analisa yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan memakai formula

persentase dan analisis TCR.

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) Gaya belajar visual

siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan termasuk kriteria Cukup Baik dengan persentasenya adalah 67,33%, 2)

Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik dengan

persentase 61,55% dan 3) Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS

di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang

baik dengan persentase 58,938%.

35

80

i

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah yang Maha Esa, serta

salawat beserta salam atas Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Karakteristik

Gaya Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah

sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program

Studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi

materi maupun teknik penulisan, berkat bantuan dosen pembimbing dan semua

pihak akhirnya tulisan ini terwujud sebagaimana adanya. Pada kesempatan ini

penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Edi Suarto M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Momon

Dt. Tanamir M.Pd sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini

2. Bapak Slamet Rianto, Ibu Nefilinda, SE., M.Si dan dan Ibu Ade Airma

Suryani, M.Pd sebagai penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran

penulisan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Bapak Slamet Rianto, M.Pd dan

sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si

ii

6

beserta staf dosen yang telah membantu penulis dalam perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi

4. Ibu ketua STKIP PGRI Sumatera Barat beserta staf dan karyawan

5. Bapak atau Ibu UPT Perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat beserta staf

dan karyawan

6. Bapak Kepala sekolah SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

7. Bapak/i staf pengajar beserta karyawan SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan

8. Teristimewa buat kedua orangtua tercinta yang paling penulis sayangi yang

selalu memberikan doa dan motivator, pendukung baik moril maupun materil

dan pendengar yang baik atas keluh kesah penulis yang juga tak henti-hentinya

memberikan nasehat, motivasi serta selalu ada dikala suka maupun duka serta

doa restunya kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

9. Kepada rekan-rekan seperjuangan yang sama-sama mengikuti proses penulisan

skripsi ini yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran dalam penyelesaian

skripsi ini

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak

untuk kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari Penulis juga mengharapkan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan

pada umumnya Aamiin Ya Rabbal'alamin.

Padang, 06 Maret 2017

Penulis

iii

7

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................. 6

C. Perumusan Masalah ............................................................................ 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ........................................................................................ 8

B. Penelitian Relevan ............................................................................... 27

C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29

C. Defenisi Operasional Variabel dan Indikator ....................................... 31

D. Jenis Data, Sumber Data, Alat Pengumpulan Data dan Teknik

Pengumpulan Data ............................................................................... 33

E. Instrumen tasi ....................................................................................... 35

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 35

iv

8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum .................................................................................... 37

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 40

C. Pembahasan .......................................................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 85

B. Saran ..................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 89

v

9

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Populasi Siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan .. 30

2. Sampel Responden Penelitian siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan .......................................................................... 31

3. Kriteria Pembobotan Jawaban Responden ................................................ 34

4. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpul Data ................................. 34

5. Kisi-kisi Angket Karakteristik Gaya Belajar Siswa .................................. 35

6. Sarana dan prasrana sekolah ...................................................................... 38

7. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran

dengan Gambar .......................................................................................... 41

8. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Memahami Materi Jika Guru

Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar............................................ 42

9. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku Pelajaran

yang Memiliki Gambar .............................................................................. 43

10. Distribusi Frekuensi Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku Pelajaran

yang Tidak Memiliki Gambar .................................................................... 44

11. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Senang Memahami Materi Ajar

dengan Melihat Proses Belajar Dari Guru ................................................. 46

12. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti Agar Tidak

Terjadi Kesalahan ...................................................................................... 47

13. Distribusi Frekuensi Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses

Pembelajaran Guru .................................................................................... 48

14. Distribusi Frekuensi Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi dalam Belajar . 49

15. Distribusi Frekuensi membaca buku dengan cepat ................................... 50

16. Distribusi Frekuensi Siswa Mengulang Membaca Materi yang ditulis

dalam catatan ............................................................................................. 51

vi

10

17. Rekapitulasi Gaya Belajar Visual Siswa dalam pembelajaran IPS

di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ......................... 53

18. Distribusi Frekuensi Siswa Memahami Materi dengan Cara

Mendengarkan Guru .................................................................................. 54

19. Distribusi Frekuensi Kurang Paham dengan Materi Apabila

Tidak Diterangkan oleh Guru .................................................................... 55

20. Distribusi Frekuensi Senang Mendengarkan Musik Saat Membaca

Buku Pelajaran .......................................................................................... 56

21. Distribusi Frekuensi S Siswa Senang Membaca dengan Keras

Sambil Mendengarkannya ......................................................................... 57

22. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan

Kata-Kata yang Baik .................................................................................. 58

23. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan Guru

dengan Cara Membacakan ........................................................................ 60

24. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi dalam kelas . 61

25. Distribusi Frekuensi Siswa Kesulitan Mengulang Kembali Pelajaran

yang Telah Diterangkan Guru .................................................................... 62

26. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara

Guru Kurang Jelas ..................................................................................... 63

27. Distribusi Frekuensi Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam

Mengajar Dikelas ...................................................................................... 64

28. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar Auditory siswa

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan ........................................................................................... 65

29. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Mengerti Jika Guru Memperagakan

Materi ........................................................................................................ 66

30. Distribusi Frekuensi Siswa Akan Lebih Mengerti Materi Jika Guru

Memprektekkannya ................................................................................... 68

31. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengikuti Pembelajaran

di Ruang Laboratorium ............................................................................. 69

vii

11

32. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Pelajaran Jika

Guru Menggunakan Bahasa Isyarat .......................................................... 70

33. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan

Menggunakan Gerakan Fisik .................................................................... 71

34. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Berekspresi dalam Pembelajaran

Melalui Gerakan Fisik ............................................................................... 72

35. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat Guru

Menjelaskan Materi Pelajaran ................................................................... 74

36. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran Sambil

Berjalan-jalan di kelas ................................................................................ 75

37. Distribusi Frekuensi Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk

tulisan Guru ............................................................................................... 76

38. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk Diam

Membaca Buku ......................................................................................... 77

39. Distribusi Frekuensi Siswa Ingin Mempraktekkan Materi yang baru

Dipelajari ................................................................................................... 78

40. Distribusi Frekuensi Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas Melukis

Seperti Membuat Peta ............................................................................... 79

41. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar Kinestetik

siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan ......................................................................... 80

viii

12

DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

1. Kerangka Konseptual.................................................................................... 28

2. Siswa Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar............... 41

3. Siswa Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media

Gambar Ketika Belajar ............................................................................... 43

4. Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki Gambar .. 44

5. Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku Pelajaran yang Tidak Memiliki

Gambar ....................................................................................................... 45

6. Siswa Lebih Senang Memahami Materi Ajar dengan Melihat Proses

Belajar Dari Guru ....................................................................................... 46

7. Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti Agar Tidak Terjadi Kesalahan .......... 47

8. Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses Pembelajaran Guru ..... 49

9. Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi dalam Belajar .................................. 50

10. Siswa membaca buku dengan cepat ......................................................... 51

11. Siswa Mengulang Membaca Materi yang ditulis dalam catatan ............... 52

12. Siswa Memahami Materi dengan Cara Mendengarkan Guru ................... 54

13. Kurang Paham dengan Materi Apabila Tidak Diterangkan oleh Guru ..... 55

14. Senang Mendengarkan Musik Saat Membaca Buku Pelajaran ................. 57

15. Siswa Senang Membaca dengan Keras Sambil Mendengarkannya .......... 58

16. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan Kata-Kata yang Baik ............. 59

17. Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan Guru dengan Cara Membacakan ...... 60

18. Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi dalam Kelas ............................... 61

19. Siswa Kesulitan Mengulang Kembali Pelajaran yang Telah

Diterangkan Guru ....................................................................................... 63

ix

13

20. Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara Guru Kurang Jelas .......... 64

21. Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam Mengajar Dikelas ...... 65

22. Siswa Lebih Mengerti Jika Guru Memperagakan Materi ......................... 67

23. Siswa Akan Lebih Mengerti Materi Jika Guru Memprektekkannya ........ 68

24. Siswa Lebih Suka Mengikuti Pembelajaran di Ruang Laboratorium ....... 69

25. Siswa Sulit Memahami Materi Pelajaran Jika Guru Menggunakan

Bahasa Isyarat ........................................................................................... 71

26. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan Menggunakan Gerakan Fisik 72

27. Siswa Suka Berekspresi dalam Pembelajaran Melalui Gerakan Fisik ...... 73

28. Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat Guru Menjelaskan Materi

Pelajaran .................................................................................................... 74

29. Siswa Membaca Buku Pelajaran Sambil Berjalan-jalan di kelas............... 75

30. Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk tulisan Guru ............. 77

31. Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk Diam Membaca Buku ............... 78

32. Siswa Ingin Mempraktekkan Materi yang baru Dipelajari ...................... 79

33. Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas Melukis Seperti Membuat Peta ....... 80

x

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian................................................................................... 89

2. Tabulasi Data ............................................................................................. 93

3. Deskripsi Data ............................................................................................ 94

4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 101

5. Peta Administratif Kabupaten Pesisir Selatan............................................ 104

6. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................ 105

7. Surat Izin Penelitian..................................................................................... 106

xi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebagai sarana bagi manusia untuk dapat

memperbaiki kualitas diri sebagai upaya untuk pengembangan kehidupan yang

lebih baik. Sejalan dengan itu, upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan

pendidikan mesti terus dilakukan secara komprehensif, termasuk salah satunya

adalah mutu lulusan pendidikan.

Peningkatan mutu tersebut mencakup pengembangan dimensi manusia

Indonesia seutuhnya, meliputi aspek kecerdasan, moral, perilaku, keagamaan,

kesehatan, keterampilan dan seni. Hal ini sesuai dengan rumusan pendidikan

dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003:

Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuasaan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

Sisdiknas No. 20/2003, Pasal 1 ayat 1)

Dalam konteks pengajaran strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru

dalam menciptakan suatu sistim lingkungan yang memungkinkan terjadinya

proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai

dan berhasil guna. Dalam konteks membangun masyarakat berpengetahuan dan

berperadaban. Mereka merupakan elemen pokok dalam menyokong terwujudnya

masyarakat madani.

1

2

Ditinjau dari segi tujuan, tujuan pendidikan secara umum adalah mendidik

peserta didik agar mampu berpikir dan menyelesaikan masalah dengan

memberikan pengalaman belajar berpikir rasional, kritis dan abstrak, di samping

perolehan ilmu pengetahuan, (UU No. 2011: 56). Sementara, tujuan utama

pendidikan tinggi adalah: (1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,

berakhlak mulia, berkemampuan akademik dan profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengethauan dan teknologi

serta kesenian (2) Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan,

teknologi atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan

kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Ditinjau dari segi kebijakan, sesungguhnya telah banyak upaya yang

dilakukan pemerintah maupun lembaga pendidikan tinggi dalam rangka

peningkatan mutu dan daya saing lulusan pendidikan tinggi, baik berupa regulasi

maupun langkah-langkah kebijakan praksis lainnya. Secara konseptual, ada

banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya mutu lulusan

pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah

faktor mutu pembelajaran. Berbicara tentang mutu pembelajaran biasanya selalu

dilihat dari mutu hasil belajar yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada

kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik dari pada metode

mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan dan tidak

menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang dapat dilakukan

3

oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar

pemahaman terhadap gaya belajar siswa.

Sementara, mutu hasil belajar sangat berkaitan erat dengan mutu proses

pembelajaran. Ada asumsi yang mengatakan bahwa hasil belajar yang bermutu

hanya mungkin bisa dicapai melalui proses pembelajaran yang bermutu dan

proses pembelajaran yang bermutu harus di awali dengan desain pembelajaran

yang berkualitas pula. Hal ini sangat mendasar, karena jika proses pembelajaran

tidak optimal, sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu.

Karena itu pokok permasalahan mutu hasil belajar lebih terletak pada masalah

proses pembelajaran atau proses kegiatan pendidikan.

Strategi mengajar merupakan tindakan guru atau dalam melaksanakan

rencana mengajar yang artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel

pengajaran seperti tujuan, bahan ajar, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat

mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar proses

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa terdapat berbagai strategi yang dapat

digunakan guru, pada umumnya berbagai strategi dan model pembelajaran

tersebut digunakan secara sinergis. Artinya dalam proses pembelajaran guru

dituntut mampu memahami dan mengimplementasikan model yang saling

melengkapi untuk meningkatkan keterlibatan siswa.

Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan sesuai waktu penulis

melakukan penelitian bahwa guru kurang memperhatikan gaya belajar siswa,

sebagaimana diketahui gaya belajar itu sendiri terdiri dari tiga karakter, yaitu: 1)

gaya belajar visual 2) gaya belajar auditory 3) gaya belajar kinestetik. Gaya

4

belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar.

Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang berbeda.

Berdasarkan beberapa definsi di atas, gaya belajar dapat disimpulkan

sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan

yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Setiap orang memiliki gaya

belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting. Bagi guru dengan

mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat menerapkan teknik dan

strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan diri.

Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi.

Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia

telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui

kebutuhannya.

Berdasarkan observasi peneliti ditemukakan dua hal pokok berkaitan

dengan proses pembelajaran IPS, yaitu: (1) hasil belajar siswa; berdasarkan

dokumen nilai yang ada bahwa capaian hasil belajar siswa mata pembelajaran

IPSsudah dikatakan baik, di mana rata-rata hasil belajar IPS antara 75-80. Hal ini

berarti bahwa capaian nilai hasil belajar siswa umumnya tinggi, ini menunjukkan

bahwa IPS sebagai suatu konsep sudah dikuasai oleh siswa dengan baik. Namun

dalam nilai hasil belajar yang lain seperti latihan dan nilai ulangan siswa masih

banyak yang ditemukan nilainya kurang dari standar kelulusan, (2) proses

pembelajaran; didalam proses pembelajaran bahwa para siswa masih ada yang

mengabaikan apa yang di terangkan oleh guru disaat proses belajar mengajar

5

berlangsung, oleh sebab itulah masih ada diantara siswa yang nilainya tidak

mencapai standar kelulusan.

Di sisi lain proses pembelajaran masih harus ditingkatkan lagi dari segi

kualitasnya. Pembelajaran merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai

adanya keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan

pendidik. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif

bekerjasama dan berinteraksi dengan sumber dan lingkungan belajar yang

difasilitasi oleh guru. Tugas utama guru adalah membelajarkan peserta didik,

yaitu mengkondisikan peserta didik agar aktif dan belajar bersama-sama, sehingga

potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal. Dengan adanya keterlibatan

dalam belajar, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan

terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan peserta didik untuk

melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk

lifeskill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Hanya dengan penerapan yang

sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus

memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki

kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya.

Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan

bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat

berlangsung optimal.

Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas maka peneliti ingin mengangkat

judul untuk diteliti lebih mendalam yang akan memberikan kontribusi

pembelajaran yang baik kepada guru dalam mempraktekkan strategi didik

6

sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Berdasarkan latar belakang

dan gambaran permasalahan yang terjadi, dapat mendorong penulis mengkaji

secara dalam dan komperehensif dengan menggunakan metode ilmiah, melalui

sebuah penelitian yang berjudul “Karakteristik Gaya Belajar Siswa dalam

Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membatasi

masalah sebagai berikut:

1. Variabel penelitian ini meliputi gaya belajar visual, auditory dan kinestetik

siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Objek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?

2. Bagaimanakah gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS

dikelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?

3. Bagaimanakah gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis:

1. Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN

3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Gaya belajar Kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VlIl

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

E. Kegunaan Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan maka hasil

penelitian ini mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Penambahan ilmu bagi penulis serta sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan stara 1 (S1) Program Studi Pendidikan

Geografi STKIP PGRI Sumatra Barat.

2. Untuk menambah pengetahuan tentang gaya belajar anak serta sebagai

informasi umum bagi masyarakat.

3. Sebagai informasi bagi instansi terkait baik bagi pihak pemerintah

kabupaten Pesisir Selatan maupun bagi pemerintah sebagai bahan untuk

mengambil kebijakan.

4. Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk bahan penelitian yang

akan datang yang akan menindak lanjuti penelitian ini.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gaya Balajar Siswa

a. Pengertian

Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja

dalam belajar. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang berbeda.

Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda ini dapat membantu para guru

dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada semua siswa sehingga

hasil belajar akan lebih efektif.

Menurut DePorter dan Hernacki (2000:110-111), “gaya belajar

adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur

serta mengolah informasi”. Sedangkan menurut James dan Gardner

(Risnawati, 2013:42), “gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para

siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses,

menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”.

Dunn dan Dunn (Sugihartono: 2007:53) menjelaskan bahwa “gaya

belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu

pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang

lain”. Berarti gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara

belajar yang paling disukai. Menurut Nasution (2009: 94) “gaya belajar

adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam

8

9

menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

memecahkan soal”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, gaya belajar dapat

disimpulkan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan

tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain.

Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar

sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka

guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik dalam

pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan

yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga

harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki

kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya.

Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap

apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran

dapat berlangsung optimal.

b. Jenis (tipe Pembelajara siswa)

Jenis atau tipe gaya belajar siswa secara realita jenis gaya belajar

seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita

mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditory, dan

kinestetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat

eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang

bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola

pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006).

10

Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi

strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk

mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di

kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slameto, 2003).

Sedangkan DePorter dan Hernacki (2005:12), gaya belajar sesorang hanya

dibagi dalam 3 jenis atau modalitas belajar seseorang yaitu: 1) gaya belajar

visual atau 2) Gaya belajar atau modalitas visual; 2) Gaya belajar auditory

atau kinestetik. Ketiga gaya belajar tersebut dikenal dengan istilah VAK.

Dalam prakteknya masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan

ketiga modelitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih

cenderung pada salah satu di antara ketiganya.

1) Visual (belajar dengan cara melihat)

Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman

mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih

dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar

visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap

informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa dengan gaya

belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, seperti bahasa

tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku pelajaran bergambar dan

video, sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai posisi/lokasi,

bentuk, angka, dan warna siswa visual, cenderung rapi dan teratur dan tidak

terganggu dengan keributan yang ada, tetapi mereka sulit menerima

instruksi verbal (Huda, 2013:53).

11

Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat

materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap

warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah

artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara

langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti

anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan

(Huda, 2013:54).

Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sanga kuat

dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa “di dalam otak terdapat lebih

banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera

lain”. Sedangkan menurut objeknya “masalah penglihatan digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat

warna” (Huda, 2013:54).

a) Ciri-ciri Gaya Belajar Visual

Ciri-ciri gaya belajar visual yaitu: (1) Bicara agak cepat,

(2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi, (3) Tidak

mudah terganggu oleh keributan, (4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang

didengar, (5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan, (6) Pembaca cepat

dan tekun, 7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak

pandai memilih kata-kata, (8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada

pidato, (9) Lebih suka musik dari pada seni, (10) Mempunyai masalah untuk

mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan

orang untuk mengulanginya (Sukadi, 2008:96-98).

12

Orang-orang yang memiliki gaya belajar visual mempunyai ciri-ciri

atau karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang

mengajar; 2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3)

Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat

teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung

menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah

kata saat mengungkapkan sesuatu; 5) Kurang menyukai berbicara di depan

kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain; 6)

Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan; 7)

Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat

bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan

belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10)

Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai

tanpa merasa terganggu; 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-

hati; 12) Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, tabel

dan peta; 13) Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat

ringkasan (Sumargono, 2010: 4).

Berdasarkan ciri-ciri gaya belajar visual, maka sarana atau media

yang cocok untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner ini antara lain: 1) Guru

yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan;

2) Media gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak

mencantumkan diagram atau gambar; 4) Flow chart; 5) Grafik; 6) Menandai

bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna

13

yang berbeda; 7) Simbol-simbol visual. Oleh karena itu kenali ciri-ciri Gaya

belajar siswa agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat.

b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual

Strategi mempermudah proses belajar anak visual yaitu: (1) gunakan

kertas tulis dengan tulisan berwarna dari pada papan tulis. Lalu gantunglah

grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat anda

menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti, (2) dorong siswa

untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram, dan

warna. Berikan waktu untuk membuatnya, (3) berdiri tenang saat penyajikan

segmen informasi, bergeraklah diantara segmen, (4) bagikan salinan frase-

frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk catatan,

(5) beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa

menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna dan (6) gunakan bahan

ikon dalam presentasi anda, dengan mencipkan simbol visual atau ikon yang

mewakili konsep kunci (DePorter, 2005:85).

Visual learning (gaya belajar visual) adalah gaya belajar dengan cara

melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara

visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat

gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan

sebagainya. Kecenderungan gaya belajar visual biasanya meliputi

menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart

dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang

digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat

14

disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk

dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan

informasi.

Adapun Strategi belajar untuk gaya belajar tipe visual learner

menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Biarkan mereka duduk di

bangku paling depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang

dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak

bagan-bagan, diagram, flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan

film. (d) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus

dihapalkan. (e) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa

yang ada di papan tulis. (g) Gunakan warna-warni yang berbeda pada

tulisan.

2) Gaya belajar Auditory (belajar dengan cara mendengar)

Gaya belajar auditory mempunyai kemampuan dalam hal menyerap

informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya belajar

auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan

mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa auditory memiliki kepekaan

terhadap musik dan baik dalam aktivitas lisan, mereka berbicara dengan

irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan

menjelaskan segala sesuatu panjang lebar. Siswa dengan tipe gaya belajar

ini mudah terganggu dengan keributan dan lemah dalam aktivitas visual

(Sukadi, 2008:98).

15

Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini

harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai

gaya belajar auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi

verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditory kita lebih

kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan

menyimpan informasi auditory, bahkan tanpa kita sadari. Dan“ketika kita

membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita

menjadi aktif”.

a) Ciri-ciri Gaya Belajar Auditory

Cirri-ciri gaya belajar auditory menurut DePorter, dkk (2005:98)

yaitu: 1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri, 2) Penampilan rapi,

3) Mudah terganggu oleh keributan, 4) Belajar dengan mendengarkan dan

mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, 5) Senang

membaca dengan keras dan mendengarkan, 6) Menggerakkan bibir mereka

dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, 7) Biasanya ia

pembicara yang fasih, 8) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada

menuliskannya, 9) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, 10)

Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual,

11) Berbicara dalam irama yang terpola dan 12) Dapat mengulangi kembali

dan menirukan nada berirama dan warna suara.

Gaya Belajar auditory adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh

karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai

16

kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog,

berdiskusi dan sebagainya. Gaya belajar ini menggambarkan preferensi

terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas

ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tipe diskusi kelompok,

bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan

suara keras atau bicara kepada diri sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri atau karakteristik gaya

belajar auditory learner antara lain: 1) Mampu mengingat dengan baik apa

yang mereka katakan maupun yang orang lain sampaikan; 2) Mengingat

dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan

mengulang-ulang kalimat; 3) Sangat menyukai diskusi kelompok; 4)

Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang

mereka pahami; 5) Mampu mengingat dengan baik materi yang

didiskusikan dalam kelompok atau kelas; 6) Mengenal banyak sekali lagu

atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit;

7) Suka berbicara; 8) Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya

bukanlah pembaca yang baik); 9) Kurang dapat mengingat dengan baik apa

yang baru saja dibacanya; 10) Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang

atau menulis; 11) Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan

sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang

baru; 12) Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara;

13) Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah

berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali (DePorter, dkk: 2005:118).

17

b) Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Auditory

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditory menurut

DePorter (2005:119) yaitu: 1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam

diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga, 2) Dorong anak

untuk membaca materi pelajaran dengan keras, 3) Gunakan musik untuk

mengajarkan anak, 4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal dan 5)

Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia

untuk mendengarkannyasebelum tidur.

Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, media atau sarana yang cocok untuk

gaya belajar tipe auditory learning antara lain: 1) Menghadiri kelas;

2) Diskusi; 3) Membahas suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas

suatu topic bersama dengan guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang

lain; 6) Menggunakan perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon

yang menarik; 8) Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar,

power point dsb).

Adapun strategi belajar untuk gaya belajar tipe auditory learning

menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Gunakan audio dalam

pembelajaran (musik, radio, dan lain-lain), (b) Saat belajar, biarkan mereka

membaca dengan nyaring dan suara keras. (c) Seringlah memberi

pertanyaan kepada mereka. (d) Membuat diskusi kelas. (e) Menggunakan

rekaman. (f) Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata. (g) Biarkan

mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran.

(h) Belajar berkelompok.

18

3) Gaya Belajar Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja

dan Menyentuh)

Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara

bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan

dalam belajar yaitu selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan menyentuh.

Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka

untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bias belajar

lebih baik jika prosesnya disertai kegiatanfisik. Siswa dengan tipe ini suka

coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam aktivitas verbal

(Sukadi, 2008:99).

a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik menurut DePorter, dkk (2005:101)

yaitu: 1) Berbicara perlahan, 2) Penampilan rapi, 3) Tidak terlalu mudah

terganggu dengan situasi keributan, 4) Belajar melalui memanipulasi dan

praktik, 5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat, 6) Menggunakan

jari sebagai petunjuk ketika membaca, 7) Merasa kesulitan untuk menulis

tetapi hebat dalam bercerita, 8) Menyukai buku-buku dan mereka

mencerminkan aksi dengan gerakantubuh saat membaca, 9) Menyukai

permainan yang menyibukkan dan 10) Menyentuh orang untuk

mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung

aksi.

b) Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Kinestetik

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik menurut

DePorter ( 2005:1221) yaitu: 1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai

19

berjam-jam, 2) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi

lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek

sesungguhnya untuk belajar konsep baru), 3) Izinkan anak untuk

mengunyah permen karet pada saat belajar, 4) Gunakan warna terang untuk

menghilite hal-hal penting dalam bacaan dan 5) Izinkan anak untuk belajar

sambil mendengarkan musik.

c) Kinestetic atau Tactile Learner

Gaya Belajar Kinestetik Tactile Learner adalah cara belajar yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan

gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung gaya

belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan simulasi atau nyata,

meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup

demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya,

sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, ciri atau karakteristiknya gaya

belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1) Suka menyentuh

segala sesuatu yang dijumpainya; 2) Sulit untuk berdiam diri; 3) Suka

mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan; 4) Biasanya

memiliki koordinasi tubuh yang baik; 5) Suka menggunakan objek yang

nyata sebagai alat bantu belajar; 6) Mempelajari hal-hal yang abstrak

(symbol matematika, peta dsb); 7) Mengingat secara baik bila secara fisik

terlibat aktif dalam proses pembelajaran; 8) Menikmati kesempatan untuk

menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9) Sering

20

berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa

memanfaatkan hasil catatan tersebut; 10) Menyukai penggunaan komputer;

11) Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik

dengan bekerja secara antusias; 12) Sulit apabila diminta untuk berdiam diri

atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13)

Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau

mengerjakan sesuatu (DePorter, 2005:120).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, media atau sarana yang dapat

digunakan untuk gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain 1)

Menggunakan seluruh panca indera: penglihatan, sentuhan, pengecap,

penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium; 3) Kunjungan lapangan; 4)

Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata; 5) Pengaplikasian; 6)

Pameran, sampel, fotografi; 7) Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga

dan sebagainya.

Adapun strategi belajar untuk gaya belajar tipe Kinestetic atau

Tactile Learner, menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Perbanyak

praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung

terhadap suatu proses. (c) Membuat model atau contoh-contoh. (d) Belajar

tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi

yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain.

e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghafal sesuatu sambil

bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi

dan role playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.

21

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Siswa

Menurut Dunn (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar

yang lain telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya

belajar siswa, diantaranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.

Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang,

sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada

sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan

berkelompok, sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena

dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang

iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam

suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan

rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya

dapat terlihat. Sedangkan menurut Kolb (Risnawati, 2013:42), Gaya belajar

siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta

berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.

Berdasarkan penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat

mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor yang ada di

dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang

berasal dari luar individu.

1) Faktor-faktor intern yang mempengaruhi gaya belajar siswa

a) Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat

tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar

akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan

22

cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila badannya

lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh.

Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta,

tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh

demikian juga mempengaruhi kegiatan belajar seseorang.

b) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan

tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kurangnya

minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri

seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau gaya belajar yang

berbeda.

2) Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga

Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

23

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar

siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan

siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah,

suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan

lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru

memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut

mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi

terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi

cara atau gaya belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

d. Manfaat/Aplikasi Pembelajaran IPS.

Dengan mengetahui gaya belajar peserta didiknya, guru bisa

memilih metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta

didiknya. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan

metode mengajar dan dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan

demikian, diharapkan perbedaan gaya belajar diantara peserta didik mampu

diakomodir dengan baik.

Nasution (2003:115) menyatakan bahwa, berbagai macam metode

mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan kepada siswa untuk

memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada

kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada

24

metode mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan

dan tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang

dapat dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran

yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya belajar siswa.

DePorter dan Hernacki (2003: 110) menyebutkan bahwa mengetahui

gaya belajar yang berbeda telah membantu para guru dimana pun untuk

dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan

menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda. Bagi orang tua

dengan mengetahui gaya belajar anaknya, memungkinkan bagi mereka

untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak-

anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-

buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar visual, menyediakan

kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya

belajar auditory, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang

kecenderungan bergaya belajar kinestetik.

Peserta didik dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta didik

bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu

dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain

sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa

meningkat.

Sekolah serta tidak menolak kemungkinan menggunakan alat- alat

yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Hal ini juga cendrung

untuk membantu siswa suapaya mereka tidak pasif pada saat pembelajaran

25

berlangsung sehingga pentingnya memakai media untuk menyampaikan

materi yang ingin disampaikan kepada siswa.

2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ahmadi (2003: 3) menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan

program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang

sederajat”. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi,

Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi dan lain sebagainya. Di Indonesia

IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD,

SMP, dan SMA.

Kurikulum 2006, pada pelajaran IPS dimasukan dalam

pengelompokan mata pelajaran wajib dan sekaligus peminatan. Alokasi

waktu yang disediakan untuk mata pelajaran IPS 2 jam per minggu setiap

jenjangnya, baik kelas VII, VIII, maupun IX (Hamid, 2013: 22-23).

Alokasi waktu yang bertambah, pemanfaatan tersebut harus

dimaksimalkan. Dengan adanya penambahan alokasi waktu tersebut

memungkinkan untuk dilakukannya suatu pengembangan dalam motode,

pendekatan, hingga model pembelajaran sebagai langkah dalam

menciptakan pembelajaran IPS yang menarik, bervariasi, namun tetap

bermakna. Adapun jika melihat aspek model pembelajaran, dalam

Kurikulum 2013 standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya,

mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, dengan

26

demikian proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di

lingkungan sekolah dan masyarakat, dimana guru bukan satu-satunya

sumber belajar dan sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh

dan teladan dari pendidik maupun jajarannya, begitu pula dalam mata

pelajaran IPS.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut ISBN (2007:

338) antara lain sebagai berikut:

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungan, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah

dan kebudayaan masyarakat.

b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial

yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-

masalah sosial.

c. Mamspu menggunakan model-model dan proses berfikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah

yang berkembang di masyarakat.

d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah

sosial, serta mapu membuat analisis yang kritis, dan

selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian

bertanggung jawab membangun masyarakat. (ISBN 2007:338)

Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam ISBN

(2007: 337) antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,

kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan dan agama.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi,

yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok

bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga

menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan

pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

27

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip

sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan

lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-

upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan

kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan

tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial

serta kehidupan manusia secara keseluruhan (ISBN 2007: 337).

B. Penelitian Relevan

Kajian hasil penelitian yang relevan merupakan bagian yang menguraikan

tentang beberapa pendapat/hasil penelitian yang terdahulu berkaitan dengan

permasalahan yang di teliti. Diantaranya hasil penelitian tersebut adalah:

Zainal Abadi (2009) berjudul: upaya peningkatan kemampuan siswa

dalam memahami konsep pembelajaran IPS dengan menggunakan Media Gambar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam

pembelajaran memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang

terlihat dari peningkatan persentasi aktivitas.

Desi Efrianti (2008) berjudul: persepsi Siswa tentang Penggunaan Media

Pembelajaran IPS di SMA N 12 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan media dalam pembelajaran cukup, dan manfaat media bagi guru

sangat baik sehingga membantu guru dalam menerapkan materi pembelajaran.

Merisofia (2009) berjudul: gambaran penggunaan media oleh guru dalam

pembelajaran sejarah DI SMA Negeri 1 Kota Solok. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan media oleh guru sejarah di SMA Negeri 1 Solok

dalam proses pembelajaran media masih kurang. Faktor yang menyebabkan guru

kurang menggunakan media dalam pembelajaran sejarah berdasarkan hasil

28

penelitian tersebut, di antaranya adalah kurangnya pemahaman guru tentang

pentingnya media dan penggunaannya.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan suatu kerangka dalam mengembangkan

hubungan antar konsep acuan yang diteliti dan dikaitkan dengan teori yang ada,

tujuannya adalah mempermudah penelitian. Peran Media Pengajaran merupakan

salah satu pendorong guru untuk memulai pelajaran. Apabila seorang siswa

mempunyai minat yang tinggi dalam belajar maka akan membantu meningkatkan

aktifitas belajar siswa, dan sebaliknya apabila seorang siswa tidak memiliki minat

belajar dengan baik maka kurang aktifitas siswa dalam menanggapi pelajaran.

Tidak maksimal hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dapat

disebabkan oleh faktor-faktor gaya belajar yang meliputi Visual, Audiotory dan

Kinestektik siswa, dalam meningkatkan hasil belajar. Namun masih ada variable

lain yang masih dapat diteli oleh peneliti lainya. Untuk itu lebih jelasnya kerangka

berpikir yang dimaksud dalam penelitian ini, dapat dilihat gambar bawah ini

Gambar 1. Kerangka Konseptual.

Karateristik Gaya Belajar Siswa

Audiotory

Visual Kinestetik

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah

pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya

pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan atau

menciptakan konsep-konsep gejala fisik maupun gejala sosial. Penelitian ini harus

merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti, hasilnya difokuskan untuk

memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Tika, 2005).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Objek pada populasi diteliti,

hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh

populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga

dan subjeknya tidak terlalu banyak (Arikunto, 2006:130-131).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan than pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa

terdiri dari enam kelas atau enam rombongan belajar disebut juga kelas

VIII/1–VIII/6 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

29

30

Tabel 1. Populasi Siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan

No Kelas Jumlah Siswa

1. VIII/1 34 Siswa

2. VIII/2 32 Siswa

3. VIII/3 35 Siswa

4. VIII/4 31 Siswa

5 VIII/5 32 Siswa

6 VIII/6 34 Siswa

Jumlah 198 Siswa

Sumber: Kantor SMPN 3 Bayang Kab. Pesisir Selatan. 2016

2. Sampel Responden

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat

dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Sampel

adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama

dengan populasi (Nana dan Ibrahim, 1989: 84-85). Penepatan sampel pada

penelitian ini berpedoman pada Arikunto (2006) menyatakan bahwa untuk

sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100 lebih baik diambil

semuanya, tetapi apabila jumlah besar dari 100 maka jumlah sampel diambil

5% - 10% atau 15% - 20% atau 25% - 30% atau sesuai dengan kemampuan

peneliti. Maka penilaian sampel responden dalam penelitian ini menggunakan

teknik Proposional Random Sampling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 2 dibawah ini:

31

Tabel 2. Sampel Responden Penelitian siswa kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

No Kelas Jumlah Siswa Proporsi Responden

1. VIII/1 34 40% 13

2. VIII/2 32 40% 12

3. VIII/3 35 40% 13

4. VIII/4 31 40% 12

5 VIII/5 32 40% 12

6 VIII/6 34 40% 13

Jumlah 198 75

Sumber: pengolahan Data Sekunder, 2016

C. Definisi Operasional Variabel dan Indiktor

Variabel dan indicator dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Visiual learning (Gaya Belajar Visual)

Gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan

penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh

informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks

seperti tulisan, dan sebagainya (DePorter, 2005:85).

Indikator:

a. Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan

b. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada Dibacakan

c. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkapdetail,

mengingat apa yang dilihat

d. Menyatakan emosi melalui ekspresi muka

e. Aktivitas kreatif (menulis, menggambar)

2. Gaya Belajar Auditory

Gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi

dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat

mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti

mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya

32

Belajar ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau

diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah,

tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini

mencakup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri

(Sukadi, 2008:98).

Indikator:

a. Perhatiannya mudah terpecah

b. Berbicara dengan pola berirama

c. Belajar dengan cara medengarkan, menggerakkan bibir / bersuarasaat

membaca

d. Berdialog secara internal dan eksternal

e. Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nadabicara /

vokal

f. Aktivitas kreatif (menyanyi, mendongeng, bermain musik, mengobrol

apa saja)

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi

dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara

langsung Gaya Belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi

atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini

mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai

aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi (Sukadi,

2008:98).

Indikator.

a. Berhubungan dengan orang lain lewat kontak fisik

b. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca

c. Mengingat sambil berjalan dan melihat

d. Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh

e. Menyukai kegiatan aktif (sosial maupun olahraga)

33

D. Jenis Data, Sumber Data, Alat Pengumpulan Data dan Teknik

Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer atau sekunder,

data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sekolah, sedangkan data

sekunder diperoleh dari siswa SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

yang nantinya data yang diperoleh dapat di olah melalui computer dan

mendukung dalam penulisan hasil penelitian. Sesuai dengan data yang

dikumpulkan, maka instrumen yang digunakan adalah kuisoner yang

diberikan kepada siswa kelas VIII.

2. Alat Pengumpul Data dan Teknik Pengumpul Data

Data primer dikumpul melalui angket dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder

didapat melalui wawancara, observasi dan pencatatan sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu untuk hal-hal tertentu dilakukan

wawancara mendalam dengan responden terpilih sesuai dengan kondisi yang

berkembang dilapangan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data dan instrumen, yaitu kuesioner. Menurut pendapat Sugiono

(2010:199) mengatakan bahwa: “Angket atau kuesioner merupakan tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Adapun

jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

34

angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disiapkan oleh

peneliti sehingga responden tidak diberi kesempatan untuk jawaban lain,

selain yang disediakan. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai karakteristik gaya belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas

VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dalam angket setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor, dari

alternatif jawaban tersebut diberikan skor.Ada berbagai skala sikap yang dapat

digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial. Variabel

diukur oleh instrumen pengukuran dalam bentuk kuesioner yang memenuhi

pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Skala Likert menurut Sugiono (2007:

134) adalah “digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti memberikan skor atas

pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah

Tabel 3. Kriteria Pembobotan Jawaban Responden

Klasifikasi Positif (+) Negatif (-)

Selalu SL 5 1

Sering SR 4 2

Kadang-kadang KD 3 3

Jarang JR 2 4

Tidak pernah TP 1 5

Tabel 4. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpul Data

No Jenis data Sumber data Alat pengumpul data

1

Data Primer

a. Visual

b. Audiotory

c. Kinestetik.

Responden

Responden

Responden

Angket

Angket

Angket

2 Data Skunder Wawancara

35

E. Instrumentasi

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan tehnik

pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi. Instrument

angket yang digunakan untuk Karakteristik Gaya Belajar Siswa. Agar dapat

merumuskan secara tepat tentang angket yang diinginkan, maka disusunlah

kisi-kisi angket sebagaimana terdapat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Kisi-kisi Angket Karakteristik Gaya Belajar Siswa

No Indikator Variabel Jumlah

Item

Nomor Item

1.

2.

3.

a. Visual

b. Audiotory

c. Kinestetik.

10

10

12

1,2,3,4,5,6,7

8,9,10,

11,12,13,14, 15,16,

17,18,19, 20,

21, 22,23,24,25,26,26,

27, 28, 29,30,31,32,

Jumlah butir soal 32

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

deskriptif dengan menggunakan formula persentase untuk melihat kecendrungan

masing-masing variabel, dengan rumus:

P = ( )

( ) x 100 %

Keterangan: P = persentase

f = frekuensi

n = jumlah responden yang memiliki nilai

(Arikunto: 2006)

.

36

Analisis pencapaian responden terhadap karakteristik gaya belajar siswa

dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001) sebagai berikut:

Ket: Interpretasi skor responden = Tingkat Capaian Responden

Dengan kriteria nilai tingkat pencapaian responden diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kategori Pencapaian

90 – 100% Sangat Baik

80 – 89,99% Baik

65 – 79,99% Cukup Baik

55 – 64,99% Kurang Baik

0 – 54,9 Tidak Baik

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Profil Sekolah SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

NPSN : 1001957.

NSS : 201080608039

SK Pendirian. : 0283/0/1991

SK Izin Oprasional : 0283/0/1991

SK Akreditasi. : 62/BAP/-SM/LL/lll/2014

Letak Geografis : Lintang .32,834 Buyur .102,58.

Alamat : Jl Kubang –Kapujan.

Kelurah : Kapujan.

Kabupaten : Pesiir Selatan.

Jarak Kedinas. : 28. km.

Jarak Ke UPTD. : 12. Km.

Jumlah Guru : 32 Orang.

Akreditasi. : B.

a. Visi Sekolah

Berpacu dalam Pretasi Berdasarkan Iman Dan Taqwa Mewujudkan

manusia yang, berkepribadian, cerdas, mandiri dan kompetitif.

b. Misi Sekolah

a. Melaksanaan pembelajaran dan bimbingan iswa secara efrktip

sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiki.

b. Menumbuhkan semangat kesungguhan secara kreaktif kepada

warga sekolah.

c. Membentuk peserta didik yang berjiwa agamais

d. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler

e. Menumbuhkan semangat ingin berprestasi pada semua warga

sekolah

f. Mengaktifkan kegiatan MGMP/KKG menuju profesionalisme

41

37

38

g. Menciptakan suasana kekeluargaan dan semangat kerjasama

untuk kebaikan dunia pendidikan.

h. Menerapkan manajeemen partisipatif/manajemen hati nurani.

2. Fasilitas Sekolah

Untuk menjalankan Proses Belajar Mengajar dengan baik haruslah

dilengkapi dengan fasilitas dan ruangan yang dapat mendukung kegiata

proses belajar mengajar dan lainnya seperti yang ada di SMPN 3 Bayang.

Ruangan perpustakaan yang dilengkapi banyak buku, laboratorium, ruang

BK untuk konsultasi siswa, ruang TU dan ruangan lainnya dengan rincian

fasilitas sekolahnya sebagai berikut:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Sekolah Ruang Jumlah

Kelas

Perpustakaan

Kepala Sekolah

Tata Usaha

Majelis Guru

Wakil Kepsek

BK

Koperasi Sekolah

Cafetaria

Mushalla

Osis

Laboraturium Komputer

Laboratorium

Ruang UKS

Kamar wc guru laki-laki

Kamar wc guru wanita

Kamar wc siswa laki-laki

Kamar wc siswa perempuan

Gudang serba guna.

18

1

1

1

1

1

1

4

4

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

39

3. Tata tertib

Sangat penting untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar karena

dengan hal ini semua yang telah direncana akan berjalan dengan lancar.

Seperti sekolah lainnya SMPN 3 Bayang yang berusaha meningkatkan

kedisiplinan, bBaik kepada siswa, guru juga kepada pegawai lainnya.

Mulai masuk jam 07.25 wib di sekolah hingga pukul 14.10 wib. Siswa

dituntut untuk berpakaian rapi sesuai dengan aturan sekolah, baju seragam

putih dongker, ikat pinggang hitam, sepatu hitam, kaus kaki putih, rambut

pendek bagi laki-laki dan menggunakan jilbab bagi yang perempuan. Jika

ada yang melanggar hal tersebut maka ia mendapat sanksi secara akademis

ataupun peringatan.

a. Seragam guru

1) Senin-Selasa : Pemda

2) Rabu- Jumat : Baju batik dan baju Kurung

3) Sabtu : Baju olahraga

b. Seragam sekolah siswa

1) Senin - Kamis : Putih dongker

2) Jum’at : Baju batik yang telah ditentukan

3) Sabtu : Baju Pramuka

c. Pelangaran

1) Untuk siswa : Peringatan, panggil orang tua, .

2) Untuk guru : Teguran, peringatan

3) Untuk pegawai : Teguran, peringatan

40

4. Tujuan Sekolah

a. Mempersiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Allah Yang Maha

Esa dan berakhlak mulia.

b. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dibidang olahraga

dan seni.

c. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetensi,

beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.

d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar

mampu bersaing dan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

e. Semua guru telah mengembangkan dan memiliki serta melaksanakan

perangkat mengajar sesuai dengan kurikulum.

f. Diharapkan semua tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan keahlian yang dimilikinya dan guru melaksanakan pembelajaran

menggunakan CTL, serta melakukan penilaian pembelajaran yang

bermakna.

g. Sekolah memiliki fasilitas pendidikan yang mencukupi.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan dikemukakan yaitu hasil penelitian yang

berkaitan dengan gaya belajar, gaya belajar audiotory dan gaya belajar kinestetic

siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan.

41

1. Gaya Belajar Visual Siswa dalam Pembelajaran IPS

Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari teratur,

memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan

gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran

dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail mengingat apa yang dilihat,

menyatakan emosi ekspresi muka dan aktivitas kreatif. Gambaran gaya

belajar siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayang diuraikan sebagai berikut:

a. Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar

Siswa lebih suka mengingat materi pelajaran dengan gambar pada

pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengingat Materi

Pelajaran dengan Gambar

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 2 2,66

2 Sering 25 33,33

3 Kadang-Kadang 30 40,00

4 Jarang 18 24,00

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih suka mengingat materi

pelajaran dengan gambar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai

berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan selalu, 25 responden (33,33%)

menyatakan sering, 30 responden (40,00%) menyatakan kadang-kadang dan

18 responden (24,00%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

42

Gambar Grafik 1. Siswa lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran

dengan Gambar

Berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan gambaran kadang-

siswa kadang-kadang lebih suka mengingat materi pelajaran dengan gambar

(40%).

b. Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media Gambar

Ketika Belajar

Siswa lebih memahami materi jika guru menggunakan media gambar

ketika belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Memahami Materi Jika

Guru Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 17 22,66

3 Kadang-Kadang 45 60,00

4 Jarang 12 16,00

5 Tidak Pernah 1 1,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih memahami materi

pelajaran jika guru menggunakan media gambar, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 17 responden (22,66%) menyatakan

2,66

33,33

40,00

24,00

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar

43

sering, 45 responden (60,00%) menyatakan kadang-kadang, 12 responden

(16,00%) menyatakan jarang, 1 responden (1,33%) menyatakan tidak

pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gmbar Grafik 2. Siswa lebih Memahami Materi Jika Guru

Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang lebih memahami materi jika guru menggunakan media gambar

(60,0%).

c. Siswa Lebih Suka Membaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki

Gambar

Siswa membaca isi buku pelajaran yang memiliki gambar pada

pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku

Pelajaran yang Memiliki Gambar

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 22 29,33

3 Kadang-Kadang 39 52,00

4 Jarang 14 18,66

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

22,66

60,00

16,00

1,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar

44

Tabel 9 di atas terlihat bahwa siswa membaca isi buku pelajaran yang

memiliki gambar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai

berikut: 22 responden (29,33%) menyatakan sering, 39 responden (52%)

menyatakan kadang-kadang dan 14 responden (18,66%) menyatakan jarang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 3. Siswa Lebih Suka Membaca Isi Buku Pelajaran

yang Memiliki Gambar

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang lebih suka membaca isi buku pelajaran yang memiliki gambar

(52,0%).

d. Siswa Merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak

memiliki gambar

Siswa merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak memiliki

gambar pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

29,33

52,00

18,66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Frek

uen

si

Siswa Membaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki Gambar

45

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku

Pelajaran yang Tidak Memiliki Gambar

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 13 17,33

3 Kadang-Kadang 42 56

4 Jarang 20 26,66

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa siswa merasa bosan membaca isi

buku pelajaran yang tidak memiliki gambar, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 13 responden (17,33%) menyatakan sering, 42

responden (56,00%) menyatakan kadang-kadang dan 20 responden

(26,66%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik

berikut:

Gambar Grafik 4. Siswa Merasa bosan membaca buku pelajaran kalau

tidak gambar

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang siswa

merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak memiliki gambar

(56,0%).

17,33

56,00

26,66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Merasa bosan membaca buku pelajaran kalau tidak gambar

46

e. Siswa Lebih Senang Memahami materi ajar dengan melihat proses

belajar dari guru

Siswa lebih senang memahami materi ajar dengan melihat proses

belajar dari guru pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Senang Memahami Materi

Ajar dengan Melihat Proses Belajar Dari Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 3 4,00

2 Sering 58 77,33

3 Kadang-Kadang 12 16,00

4 Jarang 2 2,66

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih senang memahami

materi ajar dengan melihat proses belajar dari guru, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan

selalu, 58 responden (77,33%) menyatakan sering, 12 responden (16%)

menyatakan kadang-kadang dan 2 responden (2,66%) menyatakan jarang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 5. Siswa Lebih Senang Melihat Proses Pembelajaran

dari Guru

4,00

77,33

16,00

2,66

0

10

20

30

40

50

60

70

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Frek

uen

si

Siswa Lebih Senang Melihat Proses Pembelajaran dari Guru

47

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering lebih

memahami materi ajar dengan melihat proses belajar dari guru (77,33%).

f. Siswa Menjawab soal lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan

Siswa menjawab soal lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam

pembelajaran pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti

Agar Tidak Terjadi Kesalahan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 42 56,00

2 Sering 33 44,00

3 Kadang-Kadang 0 0,00

4 Jarang 0 0,00

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa siswa ketika menjawab soal ujian

saya lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 42 responden (56%) menyatakan selalu dan 33

responden (44%) menyatakan sering. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada grafik berikut:

Gambar Grafik 6. Siswa menjawab soal ujian lebih teliti agar tidak

terjadi kesalahan

56,00

44,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa menjawab soal ujian lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan

48

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa selalu

menjawab soal ujian dengan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan (56,0%).

g. Siswa Memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru

Siswa memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru

pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Siswa Memperhatikan Penampilan

Dalam Proses Pembelajaran Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 12 16,00

2 Sering 36 48,00

3 Kadang-Kadang 24 32,00

4 Jarang 2 2,66

5 Tidak Pernah 1 1,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa siswa memperhatikan penampilan

dalam proses pembelajaran guru, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 12 responden (16,0%) menyatakan selalu, 36 responden

(48,0%) menyatakan sering, 24 responden (32,0%) menyatakan kadang-

kadang, 2 responden (2,66%) menyatakan jarang, 1 responden (1,33%)

menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik

berikut:

49

Gambar Grafik 7. Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses

Pembelajaran Guru

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering

memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru (48,00%).

h. Menyukai tulisan yang rapi dalam belajar

Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar pada pembelajaran

IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi

dalam Belajar

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 10 13,33

2 Sering 48 64,00

3 Kadang-Kadang 13 17,33

4 Jarang 4 5,33

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa siswa menyukai tulisan yang rapi

dalam belajar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 10

responden (13,33%) menyatakan selalu, 48 responden (64%) menyatakan

sering, 13 responden (17,33%) menyatakan kadang-kadang dan 4 responden

16,00

48,00

32,00

2,66 1,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nase

(%

)

Siswa memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru

50

(5,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik

berikut:

Gambar Grafik 8. Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering

menyukai tulisan yang rapi dalam belajar (64,0%).

i. Siswa membaca buku pelajaran dengan cepat

Siswa membaca buku pelajaran dengan cepat pada pembelajaran IPS

di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran

dengan Cepat

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 1 1,33

2 Sering 10 13,33

3 Kadang-Kadang 40 53,33

4 Jarang 16 21,33

5 Tidak Pernah 8 10,66

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa siswa membaca buku pelajaran

dengan cepat, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 1

responden (1,33%) menyatakan selalu, 10 responden (13,33%) menyatakan

13,33

64,00

17,33

5,33

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar

51

sering, 40 responden (53,33%) menyatakan kadang-kadang, 16 responden

(21,33%) menyatakan jarang, 8 responden (10,66%) menyatakan tidak

pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 9. Siswa Membaca buku pelajaran dengan cepat

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang membaca buku pelajaran dengan cepat (53,33%).

j. Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan

Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan pada

pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Siswa Mengulang Membaca Materi

yang ditulis dalam catatan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 9 10,70

3 Kadang-Kadang 46 61,33

4 Jarang 15 20,00

5 Tidak Pernah 6 8,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

1,33

13,33

53,33

21,33

810,66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Frek

uen

si

Siswa Membaca buku pelajaran dengan cepat

52

Tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa siswa mengulang beberapa kali

membaca materi ajar yang ditulis dalam buku catatan, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 9 responden (10,70%) menyatakan

sering, 46 responden (61,33%) menyatakan kadang-kadang, 15 responden

(20,00%) menyatakan jarang, 6 responden (8,00%) menyatakan tidak

pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 10. Siswa mengulang membaca materi yang ditulis

dalam catatan

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang mengulang beberapa kali membaca materi ajar yang ditulis dalam

catatan (61,33%).

Rekapitulasi gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada

tabel berikut :

10,70

61,33

20,0

8,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan

53

Tabel 17. Rekapitulasi Gaya Belajar Visual Siswa dalam pembelajaran

IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

No No.

Item

SL SR KD JR TP Skor

Total

TCR

(%) Kriteria

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

1 1

2 2.7 25 33.3 30 40.0 18 24.0 0 0.0 236 62.93

Kurang

Baik

2 0 0.0 17 22.7 45 60.0 12 16.0 1 1.3 228 60.80

Kurang

Baik

3 0 0.0 22 29.3 39 52.0 14 18.7 0 0.0 233 62.13

Cukup

Baik

4 0 0.0 13 17.3 42 56.0 20 26.7 0 0.0 218 58.13

Kurang

Baik

5 3 4.0 58 77.3 12 16.0 2 2.7 0 0.0 287 76.53

Cukup

Baik

6 42 56.0 33 44.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 342 91.20

Sangat

baik

7 12 16.0 36 48.0 24 32.0 2 2.7 1 1.3 281 74.93

Cukup

Baik

8 10 13.3 48 64.0 13 17.3 4 5.3 0 0.0 289 77.07

Cukup

Baik

9 1 1.3 10 13.3 40 53.3 16 21.3 8 10.7 205 54.67

Kurang

Baik

10 0 0.0 8 10.7 46 61.3 15 20.0 6 8.0 206 54.93

Kurang

Baik

Rerata Variabel 67,33

Cukup

Baik

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 17 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban

responden tentang gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang

responden dengan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang

persentasenya adalah 67,33% termasuk kriteria Cukup Baik.

2. Gaya Belajar Auditory Siswa dalam Pembelajaran IPS

a. Mudah Memahami Materi dengan Cara Mendengarkan Penjelasan

Guru

Siswa mudah memahami materi dengan cara mendengarkan

penjelasan guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

54

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Siswa Memahami Materi dengan Cara

Mendengarkan Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 2 2,66

2 Sering 23 30,66

3 Kadang-Kadang 40 53,33

4 Jarang 10 13,33

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 20177

Tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih mudah bagi saya

memahami materi pembelajaran yang dijelaskan guru dengan cara

mendengarkannya, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai

berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan selalu, 23 responden (30,66%)

menyatakan sering, 40 responden (53,33%) menyatakan kadang-kadang dan

10 responden (13,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 11. Siswa Memahami materi dengan cara

mendengarkan guru

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dijelaskan guru

dengan cara mendengarkannya (53,33%).

2,66

30,66

53,33

13,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Memahami materi dengan cara mendengarkan guru

55

b. Kurang Paham Materi Pelajaran Apabila tidak Diterangkan oleh

Guru

Siswa kurang paham materi pelajaran apabila guru tidak menerangkan

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kurang Paham dengan Materi Apabila

Tidak Diterangkan oleh Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 4 5,33

2 Sering 41 54,66

3 Kadang-Kadang 26 34,66

4 Jarang 3 4,00

5 Tidak Pernah 1 1,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa siswa kurang paham materi

pelajaran apabila guru tidak menerangkan, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 41

responden (54,66%) menyatakan sering, 26 responden (34,66%)

menyatakan kadang-kadang, 3 responden (4%) menyatakan jarang, 1

responden (1,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 12. Siswa Kurang Paham Materi Apabila tidak

Diterangkan Guru

5,33

54,66

34,66

4,00 1,33

0

10

20

30

40

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Kurang paham materi apabila tidak diterangkan guru

56

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering kurang

paham materi pelajaran apabila guru tidak menerangkan (54,66%).

c. Senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran

Siswa senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Senang Mendengarkan Musik Saat

Membaca Buku Pelajaran

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 21 28,00

3 Kadang-Kadang 31 41,33

4 Jarang 17 22,66

5 Tidak Pernah 6 8,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang mendengarkan

musik saat membaca buku pelajaran, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%) menyatakan sering, 31

responden (41,33%) menyatakan kadang-kadang, 17 responden (22,66%)

menyatakan jarang, 6 responden (8%) menyatakan tidak pernah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

57

Gambar Grafik 13. Siswa mendengarkan musik saat membaca buku

pelajaraan

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran

(41,33%).

d. Senang membaca dengan keras sambil mendengarkan

Siswa senang membaca dengan keras sambil mendengarkan dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Siswa Senang Membaca dengan Keras

Sambil Mendengarkannya

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 3 4,00

3 Kadang-Kadang 29 38,66

4 Jarang 22 29,33

5 Tidak Pernah 21 28,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang membaca dengan

keras sambil mendengarkan, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan sering, 29 responden

28,00

41,33

22,66

8,00

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Frek

uen

si

Mendengarkan music saat membaca buku pelajaraan

58

(38,66%) menyatakan kadang-kadang, 22 responden (29,33%) menyatakan

jarang, 21 responden (28%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 14. Siswa Senang membaca dengan keras sambil

mendengarkannya

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang senang membaca dengan keras sambil mendengarkan (36,66%).

e. Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru

dengan Kata-Kata yang Baik

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 26 34,66

3 Kadang-Kadang 40 53,33

4 Jarang 9 12,00

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

4,00

38,66

29,33 28,00

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Senang membaca dengan keras sambil mendengarkannya

59

Tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa siswa menjawab pertanyaan guru

dengan kata-kata yang baik, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 26 responden (34,66%) menyatakan sering, 40 responden

(53,33%) menyatakan kadang-kadang dan 9 responden (12%) menyatakan

jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 15. Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-

kata baik

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik (53,33%).

f. Sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan

Siswa sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

34,66

53,33

12,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se

Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata baik

60

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan

Guru dengan Cara Membacakan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 7 9,33

3 Kadang-Kadang 60 80,00

4 Jarang 8 10,66

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 23 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit menjawab pertanyaan

guru dengan cara membacakan, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 7 responden (9,33%) menyatakan sering, 60 responden

(80%) menyatakan kadang-kadang dan 8 responden (10,66%) menyatakan

jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 16. Siswa sulit menjawab pertanyaan guru dengan

cara Membacakan

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan (80%).

9,33

80,00

10,66

0

10

20

30

40

50

60

70

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara Membacakan

61

g. Gelisah saat mengikuti diskusi dalam kelas

Siswa gelisah saat mengikuti diskusi dalam kelas dalam pembelajaran

IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi

dalam Kelas

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 1 1,33

3 Kadang-Kadang 19 25,33

4 Jarang 33 44,00

5 Tidak Pernah 22 29,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa siswa gelisah saat mengikuti

diskusi dalam kelas, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai

berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan sering, 19 responden (25,33%)

menyatakan kadang-kadang, 33 responden (44%) menyatakan jarang, 22

responden (29,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 17. Siswa selalu gelisah saat diskusi dikelas

berlangsung

1,33

23,33

44,0

29,33

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Selalu gelisah saat diskusi dikelas berlangsung

62

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa Didalam mengikuti

diskusi saya selalu gelisah saat proses pembelajaran dikelas berlangsung.

Pada umunya tanggapan responden jarang (44%).

h. Kesulitan mengulang kembali pelajaran yang telah Diterangkan Guru

Siswa kesulitan mengulang kembali pelajaran yang telah Diterangkan

Guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Siswa Kesulitan Mengulang Kembali

Pelajaran yang Telah Diterangkan Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 8 10,66

3 Kadang-Kadang 55 73,33

4 Jarang 9 12,00

5 Tidak Pernah 3 4,00

Jumlah 75 100

Sumber : Pengolahan data primer 201

Tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa siswa kesulitan mengulang

kembali menjelaskan materi yang baru dijelaskan guru, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 8 responden (10,66%) menyatakan

sering, 55 responden (73,33%) menyatakan kadang-kadang, 9 responden

(12%) menyatakan jarang, 3 responden (4%) menyatakan tidak pernah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

63

Gambar Grafik 18. Siswa kesulitan mengulang kembali materi yang

dijelaskan

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang Kesulitan mengulang kembali materi yang dijelaskan (73,33%).

i. Sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas

Siswa sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Apabila

Suara Guru Kurang Jelas

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 4 5,33

2 Sering 53 70,66

3 Kadang-Kadang 12 16,00

4 Jarang 6 8,00

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 26 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit memahami materi ajar

apabila suara guru kurang jelas, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 53 responden

(70,66%) menyatakan sering, 12 responden (16%) menyatakan kadang-

10,66

73,33

12,00

4,00

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Kesulitan mengulang kembali materi yang dijelaskan

64

kadang dan 6 responden (8%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 19. Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara Guru

Kurang Jelas

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering sulit

memahami materi apabila suara guru kurang jelas (70,66%).

j. Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam Mengajar Dikelas

Siswa senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar

dikelas dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Senang Saat Suara Guru Lantang dan

Jelas dalam Mengajar Dikelas

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 15 20,00

2 Sering 49 65,33

3 Kadang-Kadang 10 13,33

4 Jarang 1 1,33

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang guru yang mengajar

suaranya lantang dan jelas, dari 75 responden memberikan tanggapan

5,33

70,66

16,00

8,00

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas

65

sebagai berikut: 15 responden (20%) menyatakan selalu, 49 responden

(65,33%) menyatakan sering, 10 responden (13,33%) menyatakan kadang-

kadang dan 1 responden (1,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 20. Siswa senang saat suara guru lantang dan jelas

dalam mengajar dikelas

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering merasa

Senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar dikelas (65,33%).

Rekapitulasi gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 28. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar

Auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN

3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

No No.

Item

SL SR KD JR TP Skor

Total

TCR

(%) Kriteria

Fi % Fi % Fi % Fi %

2 1

2 2.7 23 30.7 40 53.3 10 13.3 0 0.0 242 64.53

Kurang

Baik

2 4 5.3 41 54.7 26 34.7 3 4.0 1 1.3 269 71.73

Kurang

Baik

3 0 0.0 21 28.0 31 41.3 17 22.7 6 8.0 217 57.87

Kurang

Baik

4 0 0.0 3 4.0 29 38.7 22 29.3 21 28.0 164 43.73

Kurang

Baik

20,00

65,33

13,33

1,33

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar dikelas

66

5 0 0.0 26 34.7 40 53.3 9 12.0 0 0.0 242 64.53

Kurang

Baik

6 0 0.0 7 9.3 60 80.0 8 10.7 0 0.0 224 59.73

Kurang

Baik

7 0 0.0 1 1.3 19 25.3 33 44.0 22 29.3 149 39.73

Kurang

Baik

8 0 0.0 8 10.7 55 73.3 9 12.0 3 4.0 218 58.13

Kurang

Baik

9 4 5.3 53 70.7 12 16.0 6 8.0 0 0.0 280 74.67

Cukup

Baik

10 15 20.0 49 65.3 10 13.3 1 1.3 0 0.0 303 80.80

Baik

Rerata Variabel 61,55

Kurang

Baik

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 28 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban

responden tentang gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang

responden didapatkan dan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR)

yang persentasenya adalah 61,55% termasuk kriteria kurang baik.

3. Gaya Belajar Kinestetik Siswa dalam Pembelajaran IPS

a. Siswa lebih mengerti materi jika guru memperagakan Materi

Siswa akan lebih mengerti materi jika guru memperagakan materi

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Mengerti Materi Jika

Guru Memperagakan Materi

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 4 5,33

2 Sering 35 46,66

3 Kadang-Kadang 28 37,33

4 Jarang 8 10,66

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

67

Tabel 29 di atas dapat dilihat bahwa siswa akan lebih mengerti materi

jika guru memperagakan materi, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 35 responden

(46,66%) menyatakan sering, 28 responden (37,33%) menyatakan kadang-

kadang dan 8 responden (10,66%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 21. Siswa lebih Mengerti Materi jika Guru

Memperagakan Materi

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan siswa sering akan lebih

mengerti materi jika guru memperagakan materi (46,66%).

b. Siswa lebih mengerti materi jika guru mempraktekkan materi

Siswa lebih mengerti materi jika guru memprektekkan materi dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

5,33

46,66

37,33

10,66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Lebih mengerti materi jika guru memperagakan

68

Tabel 30. Distribusi Frekuensi Siswa Akan Lebih Mengerti Materi

Jika Guru Memprektekkannya

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 2 2,66

2 Sering 36 48,00

3 Kadang-Kadang 31 41,33

4 Jarang 6 8,00

5 Tidak Pernah 0 0,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 30 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih mudah mengerti

materi ajar jika guru mempraktekkan materi tersebut, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan

selalu, 36 responden (48%) menyatakan sering, 31 responden (41,33%)

menyatakan kadang-kadang dan 6 responden (8%) menyatakan jarang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 22. Siswa lebih mengerti materi jika guru

mempraktekkan

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering lebih

mudah mengerti materi ajar jika guru mempraktekkan materi tersebut

(48%).

c. Siswa lebih suka mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium

2,66

48,00

41,33

8,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa lebih mengerti materi jika guru mempraktekkan

69

Siswa lebih suka mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengikuti

Pembelajaran di Ruang Laboratorium

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 7 9,33

3 Kadang-Kadang 30 40,00

4 Jarang 33 44,00

5 Tidak Pernah 5 6,66

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 31 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih suka mengikuti

pembelajaran di ruang laboratorium sekolah, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: responden (9,33%) menyatakan sering, 30

responden (40,00%) menyatakan kadang-kadang, 33 responden (44,00%)

menyatakan jarang, 5 responden (6,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 23. Siswa Lebih Suka mengikuti pembelajaran di

ruang Laboratorium sekolah

9,33

40,00

44,00

6,66

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa Lebih Suka mengikuti pembelajaran di ruang Laboratorium sekolah

70

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa jarang suka

mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium sekolah (44,0%).

d. Sulit memahami materi pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat

Siswa sulit memahami materi pelajaran jika guru menggunakan

bahasa isyarat dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 32. Distribusi Frekuensi Sulit Memahami Materi Pelajaran

Jika Guru Menggunakan Bahasa Isyarat

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 3 4,00

2 Sering 46 61,33

3 Kadang-Kadang 22 29,33

4 Jarang 3 4,00

5 Tidak Pernah 1 1,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 32 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit memahami materi

pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan

selalu, 46 responden (61,33%) menyatakan sering, 22 responden (29,33%)

menyatakan kadang-kadang, 3 responden (4%) menyatakan jarang, 1

responden (1,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

71

Gambar Grafik 24. Siswa sulit memahami materi jika guru

menggunakan bahasa Isyarat

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering

kesulitan memahami materi pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat

(61,33%).

e. Menjawab pertanyaan guru dengan mengunakan gerakan fisik

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengunakan gerakan fisik

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru

dengan Menggunakan Gerakan Fisik

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 21 28,00

3 Kadang-Kadang 49 65,33

4 Jarang 3 4,00

5 Tidak Pernah 2 2,66

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 33 di atas dapat dilihat bahwa siswa menjawab pertanyaan guru

dengan menggunakan berbagai gerakan fisik, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%) menyatakan

4,00

61,33

29,33

4,00 1,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Sulit memahami materi jika guru menggunakan bahasa Isyarat

72

sering, 49 responden (65,33%) menyatakan kadang-kadang, 3 responden

(4%) menyatakan jarang, 2 responden (2,66%) menyatakan tidak pernah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 25. Siswa Menjawab pertanyaan guru menggunakan

gerakan fisik

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan gerakan fisik

(65,33%).

f. Suka berekspresi dalam pembelajaran melalui gerakan fisik

Siswa suka berekspresi dalam pembelajaran melalui gerakan fisik

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 34. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Berekspresi dalam

Pembelajaran Melalui Gerakan Fisik

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 1 1,33

2 Sering 18 24,00

3 Kadang-Kadang 47 62,66

4 Jarang 6 8,00

5 Tidak Pernah 3 4,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

28,00

65,33

4,00 2,66

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Menjawab pertanyaan guru menggunakan gerakan fisik

73

Tabel 34 di atas dapat dilihat bahwa siswa suka berekspresi dalam

kegiatan pembelajaran di kelas melalui gerakan fisik, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan

selalu, 18 responden (24,00%) menyatakan sering, 47 responden (62,66%)

menyatakan kadang-kadang, 6 responden (8,00%) menyatakan jarang, 3

responden (4,00%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 26. Siswa suka berekspresi di kelas melalui gerakan

fisik

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang suka berekspresi dalam kegiatan pembelajaran dikelas melalui

gerakan fisik (62,66%).

g. Suka menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi pelajaran

Siswa suka menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi

pelajaran dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

1,33

24,00

62,66

8,00 4,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Suka berekspresi di kelas melalui gerakan fisik

74

Tabel 35. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat

Guru Menjelaskan Materi Pelajaran

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 34 45,33

3 Kadang-Kadang 31 41,33

4 Jarang 6 8,00

5 Tidak Pernah 4 5,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 35 di atas dapat dilihat bahwa siswa suka mengoyang-

goyangkan pena sambil mendengarkan, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 34 responden (45,33%) menyatakan sering, 31

responden (41,33%) menyatakan kadang-kadang, 6 responden (8,00%)

menyatakan jarang, 4 responden (5,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 27. Siswa suka Menggoyangkan pena saat guru

menjelaskan materi Pelajaran

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering

menggoyang-goyangkan pena sambil mendengarkan penjelasan guru

(45,33%).

45,33 41,33

8,00 5,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Suka Menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi Pelajaran

75

h. Membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan dikelas

Siswa membaca dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 36. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran

Sambil Berjalan-jalan di kelas

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 1 1,33

3 Kadang-Kadang 20 26,66

4 Jarang 29 38,66

5 Tidak Pernah 25 33,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 36 di atas dapat dilihat bahwa siswa membaca buku pelajaran

sambil berjalan-jalan didalam kelas, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan sering, 20

responden (26,66%) menyatakan kadang-kadang, 29 responden (38,66%)

menyatakan jarang, 25 responden (33,33%) menyatakan tidak pernah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 28. Siswa membaca buku pelajaran sambil berjalan-

jalan di Kelas

1,33

26,66

38,66

33,33

0

5

10

15

20

25

30

35

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan di Kelas

76

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa jarang

membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan didalam kelas (38,66%).

i. Ketika membaca buku pelajaran menunjuk tulisan guru

Siswa ketika membaca buku pelajaran menunjuk tulisan guru dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 37. Distribusi Frekuensi Siswa Ketika Membaca Buku

Pelajaran Menunjuk tulisan Guru

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 40 53,33

3 Kadang-Kadang 25 33,33

4 Jarang 8 10,66

5 Tidak Pernah 2 2,66

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 37 di atas dapat dilihat bahwa siswa ketika membaca buku

pelajaran saya menunjuk tulisan guru, dari 75 responden memberikan

tanggapan sebagai berikut: 40 responden (53,33%) menyatakan sering, 25

responden (33,33%) menyatakan kadang-kadang, 8 responden (10,66%)

menyatakan jarang, 2 responden (2,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

77

Gambar Grafik 29. Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk

Tulisan Guru

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering

membaca buku pelajaran sambil menunjuk tulisan guru (53,33%).

j. Gelisah apabila disuruh duduk diam membaca buku

Siswa gelisah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 38. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk

Diam Membaca Buku

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 2 2,66

3 Kadang-Kadang 10 13,33

4 Jarang 27 36,00

5 Tidak Pernah 36 48,00

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Tabel 38 di atas dapat dilihat bahwa siswa gelisah apabila disuruh

duduk diam berlama-lama saat membaca buku, dari 75 responden

memberikan tanggapan sebagai berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan

sering, 10 responden (13,33%) menyatakan kadang-kadang, 27 responden

53,33

33,33

10,66

2,66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Frek

uen

si

Axis Title

78

(36%) menyatakan jarang, 36 responden (48%) menyatakan tidak pernah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 30. Siswa gelisah apabila disuruh duduk diam

membaca buku

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa tidak pernah

gelisah apabila disuruh duduk diam berlama-lama saat membaca buku

(48,00%).

k. Ingin mempraktekkan apa yang baru dipelajari

Siswa ingin mempraktekkan apa yang baru dipelajari dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 39. Distribusi Frekuensi Siswa Ingin Mempraktekkan Materi

yang baru Dipelajari

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 21 28,00

3 Kadang-Kadang 46 61,33

4 Jarang 4 5,33

5 Tidak Pernah 4 5,33

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

Dari tabel 39 di atas dapat dilihat bahwa siswa di atas terlihat 75

responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%)

2,66

13,33

36,00

48,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Gelisah apabila disuruh duduk diam membaca buku

79

menyatakan sering, 46 responden (61,33%) menyatakan kadang-kadang, 4

responden (5,33%) menyatakan jarang, 4 responden (5,33%) menyatakan

tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 31. Siswa ingin mempraktekkan materi yang baru

dipelajari

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang ingin mempraktekkan materi yang baru dipelajari (61,33%).

l. Tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta

Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 40. Distribusi Frekuensi Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas

Melukis Seperti Membuat Peta

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 0 0,00

2 Sering 4 5,33

3 Kadang-Kadang 48 64,00

4 Jarang 15 20,00

5 Tidak Pernah 8 10,66

Jumlah 75 100

Sumber: Pengolahan data primer 2017

28,00

61,33

5,33 5,33

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Ingin mempraktekkan materi yang baru dipelajari

80

Tabel 40 di atas dapat dilihat bahwa siswa tidak menyenangi aktivitas

melukis seperti membuat peta, dari 75 responden memberikan tanggapan

sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan sering, 48 responden

(64%) menyatakan kadang-kadang, 15 responden (20%) menyatakan jarang,

8 responden (10,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada grafik berikut:

Gambar Grafik 32. Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti

membuat peta

Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-

kadang tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta. Pada

umunya tanggapan responden Kadang-kadang (64%).

Rekapitulasi gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada

tabel berikut :

5,33

64,00

20,00

10,66

0

10

20

30

40

50

60

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah

Perse

nta

se (

%)

Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta

81

Tabel 41. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar

Kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan

No No.

Item

SL SR KD JR TP Skor

Total

TCR

(%) Kriteria

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

3 1

4 5.3 35 46.7 28 37.3 8 10.7 0 0.0 260 69.33

Cukup

Baik

2 2 2.7 36 48.0 31 41.3 6 8.0 0 0.0 259 69.07

Cukup

Baik

3 0 0.0 7 9.3 30 40.0 33 44.0 5 6.7 189 50.40

Kurang

Baik

4 3 4.0 46 61.3 22 29.3 3 4.0 1 1.3 272 72.53

Cukup

Baik

5 0 0.0 21 28.0 49 65.3 3 4.0 2 2.7 239 63.73

Kurang

Baik

6 1 1.3 18 24.0 47 62.7 6 8.0 3 4.0 233 62.13

Kurang

Baik

7 0 0.0 34 45.3 31 41.3 6 8.0 4 5.3 245 65.33

Kurang

Baik

8 0 0.0 1 1.4 20 28.6 29 41.4 20 28.6 142 37.87

Kurang

Baik

9 0 0.0 40 53.3 25 33.3 8 10.7 2 2.7 253 67.47

Kurang

Baik

10 0 0.0 2 2.7 10 13.3 27 36.0 36 48.0 128 34.13

Kurang

Baik

11 0 0.0 21 28.0 46 61.3 4 5.3 4 5.3 234 62.40

Kurang

Baik

12 0 0.0 4 5.3 48 64.0 15 20.0 8 10.7 198 52.80

Kurang

Baik

Rerata Variabel 58,93

Kurang

Baik

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 17 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban

responden tentang gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang

responden didapatkan tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang

persentasenya adalah 58,938% termasuk kriteria kurang baik.

C. Pembahasan

Pada pembahasan ini dibahas hasil penelitian tentang Karakteristik Gaya

Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan.

82

Pertama, Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden dengan

Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang persentasenya adalah

67,33% termasuk kriteria cukup baik.

Hal ini sesuai Menurut (Slameto, 2003). Gaya belajar merupakan

kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya

sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar

yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata

pelajaran.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa cukup teratur

belajar, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan

gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan tentang materi pelajaran,

membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail,

mengingat apa yang dilihat, menyatakan emosi melalui ekspresi muka dan

Aktivitas kreatif yaitu menulis dan menggambar.

Kedua, Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden

didapatkan dan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang

persentasenya adalah 61,55% termasuk kriteria kurang baik

Hal ini sesuai Menurut Sanusi, Ahad, dkk. 2009 Bahwa Gaya Belajar

Auditory adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat

mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti

83

mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya Belajar

ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan.

Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tipe

diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi.Hal ini mencangkup berbicara

dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mudah

terpecah, berbicara tidak memiliki pola irama, belajar tidak bisa dengan

mendengarkan, kurang berdialog, memiliki emosi verbal dan tidak kreatif.

Ketiga, Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden

didapatkan tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang persentasenya

adalah 58,938% termasuk kriteria kurang baik.

Hal ini sesuai Menurut Mansur HR (2007) Adapun strategi belajar untuk

gaya belajar tipe Kinestetic atau Tactile Learner, adalah sebagai berikut: (a)

Perbanyak praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan

langsung terhadap suatu proses. (c) Membuat model ataucontoh-contoh. (d)

Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam

posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain.

e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghafal sesuatu sambil

bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role

playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang

memiliki kontak fisik dengan orang lain, tidak belajar dengan cara melakukan,

84

tidak mengingat, tidak mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh dan tidak

menyukai kegiatan aktif.

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka

kesimpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3

Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria Cukup Baik dengan

persentasenya adalah 67,33%.

2. Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN

3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik dengan

persentase 61,55%.

3. Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII

SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik

dengan persentase 58,938%.

B. Saran

Dari hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran-saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan Bagi siswa hendaknya dapat memperbaiki gaya belajar,

diantaranya gaya belajar visual, audiotory dan kinestetik sehingga dapat

meningkatkan aktivitas belajar

2. Diharapkan kepada guru untuk mendorong siswa untuk memiliki gaya

belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar

85

86

3. Diharapkan pada pihak sekolah untuk mendorong guru agar

memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar.

87

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Khoiru, Amri. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam

Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2006 Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinika Cipta

Bobby DePorter dan Mike Hernacki, 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Sugihartono, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Depdikbud. 2012.Dasar-Dasar Ilmu Pedidikan.Jakarta : Dirjen. Dikti.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran SMP dan

MTs. Jakarta.

Desi Efrianti. 2008. Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran IPS

di SMA N 12 Padang.

Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Merisofia. 2009. Gambaran penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran

sejarah di SMA Negeri 1 Kota Solok

Nasution. S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

PT Bumi Aksara

Risnawati, Rini S dan M. Nur Ghufron . 2013, Gaya Belajar: Kajian Teoritik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Sukadi, 2008. Progresice Learning “Learning by Spirit. Bandung: MQS

Publishing

87

88

Sumargono, 2010. “Paradigma Baru Pendidikan Matematika Dan Aplikasi Online

Internet Pembelajaran. Jurnal Gamatika. No I Nopember 2010

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zainal Abadi. 2009. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami

konsep pembelajaran IPS dengan menggunakan Media Gambar

89

Lampiran 1 Instrument Penelitian

KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMPN 3

KECAMATAN BAYANG

I. PENGANTAR

Assalamualaikun Wr. Wb

Pertama-tama peneliti mendoakan semoga siswa/i berada pada dalam

keadaan sehat dan selalu dilindungi oleh Allah SWT, sehingga adik-adik dapat

bermurah hati memberikan informasi secara sukarela dan penuh kejujuran. Daftar

pertanyaan ini peneliti susun semata-mata untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir dari pendidikan yang sedang

peneliti ikuti di jurusan pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Oleh sebab itu peneliti mengharapkan sekali kesediaan siswa/i untuk

mengisi angket ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. Angket ini bertujuan

sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan dan informasi. Untuk itu peneliti

mengharapkan siswa/i mengisi pertanyaan ini dengan jujur dan benar adanya,

sehingga data yang siswa/i berikan tidak akan menimbulka masalah dikemudian

hari.

Atas bantuan dan kesediaan siswa/i dalam membantu suksesnya penelitian

ini, peneliti ucapkan terima kasih

II. IDENTITAS

Nama : ............................................................

Jeni Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan

Kelas : .............................................................

Tanggal Pengisian : ........................................

Sekolah : ......................................................

90

III. Petunjuk pengisian angket

Didalam angket ini ananda akan menemukan beberapa pernyataan. Untuk

setiap item pernyataan-pernyataan tersebut disediakan lima pilihan, ananda

memilih salah satu jawaban tersebut dengan memberikan tanda cek () sesuai

dengan kondisi dan kenyataannya.

1. Selalu (SL) 2. Sering (SR) 3. Kadang-Kadang (KDD)

4. Jarang (JR) 5. Tidak Pernah (TP)

No Pertanyaan Alternatif jawaban

SL SR KD JR TP

A. Gaya Belajar Visual

1 Ketika guru mengajar saya lebih suka

mengingat materi pelajaran dengan

gambar

2 Di dalam memahami materi pelajaran

saya lebih suka apabila guru

menggunakan media gambar

3 Kalau saya membaca isi buku pelajaran

lebih suka ada gambarnya

4 Saya merasa bosan membaca buku

pelajaran kalau tidak ada gambarnya

5 Di dalam memahami materi ajar saya

lebih senang melihat proses pembelajaran

dari guru

6 Ketika menjawab soal ujian saya lebih

teliti agar tidak terjadi kekeliruan

7 Saya memperhatikan penampilan dalam

proses pembelajaran guru

8 Ketika guru mengajar saya menyukai

tulisan yang rapi dalam belajar

9 Saya membaca buku pelajaran dengan

cepat

10 Saya mengulang beberapa kali membaca

materi ajar yang ditulis dalam buku

catatan

B. Gaya belajar audio

11 Akan lebih mudah bagi saya memahami

materi pembelajaran yang dijelaskan guru

dengan cara mendengarkannya

91

No Pertanyaan Alternatif jawaban

SL SR KD JR TP

12 Saya kurang paham materi pelajaran

apabila guru tidak menerangkannya

13 Saat membaca buku pelajaran saya lebih

senang mendengarkan musik dari pada

diam sendirian

14 Didalam membaca buku pelajaran saya

lebih suka membaca dengan keras sambil

mendengarkannya

15 Pertanyaan yang diajukan guru dapat

saya jawab dengan menyusun kata – kata

baik

16 Bagi saya sulit untuk menjawab

pertanyaan guru dengan cara

membacakannya

17 Didalam mengikuti diskusi saya selalu

gelisah saat proses pembelajaran di kelas

berlangsung

18 Didalam mengulang kembali

menjelaskan materi pelajaran yang baru

dijelaskan guru saya merasa kesulitan

19 Bagi saya sulit memahami materi ajar

apabila suara guru kurang jelas

20 Bagi saya akan lebih senang kalau guru

yang mengajar suaranya lantang dan jelas

C. Gaya belajar kinestetik

21 Kalau saya akan lebih mengerti materi

pelajaran jika guru memperagakannya

22 Akan mudah mengerti bagi saya kalau

materi ajar itu mempraktekkannya oleh

guru

23 Bagi saya lebih suka mengikuti

pembelajaran diruang laboratorium

sekolah

24 Sulit bagi saya memahami materi

pelajaran jika guru menggunakan bahasa

isyarat

25 Saya menjawab pertanyaan guru dengan

menggunakan berbagai gerakan fisik

untuk menjelaskannya

26 Saya suka berekspresi dalam kegiatan

pembelajaran dikelas melalui gerakan

fisik

92

No Pertanyaan Alternatif jawaban

SL SR KD JR TP

27 Saat guru menjelaskan materi pelajaran

saya menggoyang-goyangkan pena

sambil mendengarkan

28 Saya membaca buku pelajaran sambil

berjalan-jalan di dalam kelas

29 Ketika membaca buku pelajaran saya

menunjuk tulisan guru

30 Saya gelisah apabila disuruh duduk diam

berlama-lama saat membaca buku

31 Saya ingin mempraktekkan apa yang baru

dipelajari

32 Saya tidak menyenangi aktivitas melukis

seperti membuat peta

Peneliti: IMAM SEPTO MARDI 09030136

Selamat Bekerja dan Terima Kasih

93

Lampiran 2. Tabulasi Data Penelitian

TABULASI DATA

ITEM PERTANYAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Total

1 4 4 3 4 2 1 2 2 5 3 4 2 5 3 3 3 4 5 2 2 3 3 4 4 3 2 2 5 3 5 3 5 105

2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 5 5 5 5 3 3 98

3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 4 3 2 4 4 2 3 4 3 1 1 3 2 2 2 3 4 3 5 2 4 3 3 88

4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 5 3 4 93

5 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 5 2 2 86

6 2 2 2 3 2 1 2 2 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 2 5 2 2 86

7 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 4 2 2 91

8 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 5 3 3 5 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 5 3 5 3 4 98

9 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 5 2 3 3 2 5 2 5 2 5 91

10 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 4 2 2 4 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 4 3 3 88

11 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 2 2 3 2 4 2 5 3 3 95

12 2 4 2 3 4 2 3 3 1 5 3 1 4 5 4 2 5 3 4 1 1 1 3 1 4 4 4 4 5 4 2 3 97

13 2 3 3 4 2 1 2 2 4 3 4 3 2 5 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 4 5 3 5 96

14 3 3 3 3 2 1 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 5 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 5 2 4 97

15 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 89

16 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 5 2 5 3 4 93

17 4 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 90

18 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 4 3 4 2 5 3 3 94

19 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 5 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 2 84

20 2 4 2 3 2 1 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 4 3 3 88

21 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 85

22 2 2 4 3 2 1 2 3 3 4 4 2 3 5 4 3 5 4 1 1 3 2 3 2 3 3 2 4 5 5 5 5 100

23 3 3 2 4 3 1 2 1 5 5 3 2 5 5 2 3 5 3 2 2 2 2 5 2 3 2 3 4 3 5 3 3 98

24 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 2 4 5 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 5 3 5 3 5 93

25 2 2 3 4 2 1 2 1 5 3 3 2 2 5 2 3 5 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 5 4 5 3 5 97

26 3 3 4 4 2 2 3 2 4 3 3 5 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 5 5 5 3 5 3 3 5 5 107

27 3 3 2 3 2 2 2 2 5 5 3 4 2 2 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 3 2 2 5 3 5 3 3 92

28 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 5 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 85

29 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 4 3 4 5 4 4 1 2 2 4 4 3 3 2 2 3 5 3 3 96

30 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 85

31 3 5 4 3 3 2 2 2 4 3 2 2 5 5 2 3 5 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 5 2 5 3 3 97

32 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 3 1 3 2 3 4 4 5 3 3 94

33 3 3 2 4 2 2 3 2 4 4 3 2 5 5 4 3 3 3 2 2 4 2 5 1 3 4 4 4 2 3 4 3 100

34 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 4 3 4 5 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 86

35 1 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 5 3 5 3 3 87

36 3 4 4 3 1 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 5 3 3 2 3 86

37 2 3 3 3 2 1 1 1 5 5 2 3 3 5 2 2 4 4 2 2 2 3 5 3 2 3 2 5 2 5 3 3 93

38 4 3 3 4 2 1 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 1 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 85

39 3 3 4 3 2 2 3 2 5 5 3 3 5 5 3 3 5 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 5 2 5 2 3 100

40 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3 4 90

41 3 3 3 4 2 1 1 2 5 4 3 3 4 5 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 98

42 1 3 3 4 2 1 1 1 3 3 1 1 5 4 3 3 5 3 2 1 1 2 3 2 3 3 2 5 3 4 2 4 84

43 4 4 3 4 2 1 1 1 2 5 4 1 3 5 2 2 5 3 3 1 1 1 5 2 3 3 3 5 2 5 3 4 93

44 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 92

45 3 2 2 3 3 1 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 4 91

46 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 90

47 4 3 3 4 2 1 3 2 3 4 3 3 4 5 2 3 3 4 2 3 2 4 4 2 2 2 3 5 3 4 3 5 100

48 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 79

49 2 2 2 3 2 1 2 2 4 4 3 3 3 5 2 3 5 4 4 2 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 95

50 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 1 2 3 3 2 4 5 5 5 2 5 2 3 90

51 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 4 86

52 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4 2 3 92

53 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 4 5 3 3 5 3 1 1 4 2 4 2 2 1 3 5 2 5 3 3 87

54 3 4 4 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 4 3 3 92

55 4 3 3 4 2 1 5 3 5 4 4 3 3 3 4 3 5 4 3 3 2 2 2 3 3 3 5 5 2 5 5 3 109

56 2 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2 2 2 5 3 3 4 5 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 87

57 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 5 2 3 94

58 4 3 3 4 2 1 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 5 3 4 99

59 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 89

60 4 4 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 4 5 3 3 90

61 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 2 5 3 3 91

62 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 88

63 4 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 89

64 3 2 3 3 2 1 1 1 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 85

65 4 3 3 3 2 1 1 1 4 3 1 1 2 4 2 3 5 3 2 1 2 3 4 2 3 2 3 5 3 4 2 4 86

66 4 3 3 4 2 1 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 1 2 3 3 2 5 5 5 5 2 5 5 3 102

67 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 4 5 3 3 4 5 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 85

68 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 5 2 3 5 3 2 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 5 3 3 99

69 4 3 3 4 2 1 3 2 3 4 2 3 4 5 3 4 5 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 5 2 5 3 4 100

70 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 90

71 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 88

72 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 5 3 3 86

73 3 3 4 3 4 2 4 4 5 3 3 2 4 5 4 3 5 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 5 2 5 2 3 110

74 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 87

75 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 5 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 85

Resp

94

Lampiran 3. Deskripsi Data Visual_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 18 24.0 24.0 24.0

Kadang-kadang 30 40.0 40.0 64.0

Jarang 25 33.3 33.3 97.3

Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3

Sering 12 16.0 16.0 17.3

Kadang-kadang 45 60.0 60.0 77.3

Jarang 17 22.7 22.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 14 18.7 18.7 18.7

Kadang-kadang 39 52.0 52.0 70.7

Jarang 22 29.3 29.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 20 26.7 26.7 26.7

Kadang-kadang 42 56.0 56.0 82.7

Jarang 13 17.3 17.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 2 2.7 2.7 2.7

Kadang-kadang 12 16.0 16.0 18.7

Jarang 58 77.3 77.3 96.0

Tidak Pernah 3 4.0 4.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

95

Visual_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Jarang 35 46.7 46.7 46.7

Tidak Pernah 40 53.3 53.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3

Sering 2 2.7 2.7 4.0

Kadang-kadang 24 32.0 32.0 36.0

Jarang 36 48.0 48.0 84.0

Tidak Pernah 12 16.0 16.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 2 2.7 2.7 2.7

Kadang-kadang 13 17.3 17.3 20.0

Jarang 50 66.7 66.7 86.7

Tidak Pernah 10 13.3 13.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 9 12.0 12.0 12.0

Sering 18 24.0 24.0 36.0

Kadang-kadang 40 53.3 53.3 89.3

Jarang 7 9.3 9.3 98.7

Tidak Pernah 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Visual_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 6 8.0 8.0 8.0

Sering 14 18.7 18.7 26.7

Kadang-kadang 46 61.3 61.3 88.0

Jarang 9 12.0 12.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

96

Audio_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 10 13.3 13.3 13.3

Kadang-kadang 40 53.3 53.3 66.7

Jarang 23 30.7 30.7 97.3

Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3

Sering 3 4.0 4.0 5.3

Kadang-kadang 26 34.7 34.7 40.0

Jarang 41 54.7 54.7 94.7

Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 6 8.0 8.0 8.0

Sering 17 22.7 22.7 30.7

Kadang-kadang 31 41.3 41.3 72.0

Jarang 21 28.0 28.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 21 28.0 28.0 28.0

Sering 22 29.3 29.3 57.3

Kadang-kadang 29 38.7 38.7 96.0

Jarang 3 4.0 4.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 9 12.0 12.0 12.0

Kadang-kadang 40 53.3 53.3 65.3

Jarang 26 34.7 34.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

97

Audio_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 8 10.7 10.7 10.7

Kadang-kadang 60 80.0 80.0 90.7

Jarang 7 9.3 9.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 22 29.3 29.3 29.3

Sering 33 44.0 44.0 73.3

Kadang-kadang 19 25.3 25.3 98.7

Jarang 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0

Sering 9 12.0 12.0 16.0

Kadang-kadang 55 73.3 73.3 89.3

Jarang 8 10.7 10.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0

Kadang-kadang 11 14.7 14.7 22.7

Jarang 54 72.0 72.0 94.7

Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Audio_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 1 1.3 1.3 1.3

Kadang-kadang 10 13.3 13.3 14.7

Jarang 49 65.3 65.3 80.0

Tidak Pernah 15 20.0 20.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

98

Kinestetik_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0

Kadang-kadang 28 37.3 37.3 45.3

Jarang 37 49.3 49.3 94.7

Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0

Kadang-kadang 31 41.3 41.3 49.3

Jarang 36 48.0 48.0 97.3

Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 5 6.7 6.7 6.7

Sering 33 44.0 44.0 50.7

Kadang-kadang 30 40.0 40.0 90.7

Jarang 7 9.3 9.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3

Sering 3 4.0 4.0 5.3

Kadang-kadang 22 29.3 29.3 34.7

Jarang 46 61.3 61.3 96.0

Tidak Pernah 3 4.0 4.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 2 2.7 2.7 2.7

Sering 3 4.0 4.0 6.7

Kadang-kadang 49 65.3 65.3 72.0

Jarang 21 28.0 28.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

99

Kinestetik_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0

Sering 6 8.0 8.0 12.0

Kadang-kadang 47 62.7 62.7 74.7

Jarang 18 24.0 24.0 98.7

Tidak Pernah 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 4 5.3 5.3 5.3

Sering 6 8.0 8.0 13.3

Kadang-kadang 31 41.3 41.3 54.7

Jarang 34 45.3 45.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 25 33.3 33.3 33.3

Sering 29 38.7 38.7 72.0

Kadang-kadang 20 26.7 26.7 98.7

Jarang 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0

Sering 8 10.7 10.7 14.7

Kadang-kadang 25 33.3 33.3 48.0

Jarang 39 52.0 52.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 36 48.0 48.0 48.0

Sering 27 36.0 36.0 84.0

Kadang-kadang 10 13.3 13.3 97.3

Jarang 2 2.7 2.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

100

Kinestetik_11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 4 5.3 5.3 5.3

Sering 4 5.3 5.3 10.7

Kadang-kadang 46 61.3 61.3 72.0

Jarang 21 28.0 28.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kinestetik_12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Selalu 8 10.7 10.7 10.7

Sering 15 20.0 20.0 30.7

Kadang-kadang 48 64.0 64.0 94.7

Jarang 4 5.3 5.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

101

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dokumentasi Penelitian, 2017

Gambar 2. Observasi dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Bayang Kabupaten

Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017

102

Gambar 3. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017

Gambar 4. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017

103

Gambar 5. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017

Gambar 6. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017

104

105

106

107

108

109