SKRIPSI PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM … · 2020. 1. 24. · 6 ABSTRAK PERAN GURU...
Transcript of SKRIPSI PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM … · 2020. 1. 24. · 6 ABSTRAK PERAN GURU...
SKRIPSI
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 TRIMURJO
TAHUN 2019
OLEH
M. ROIS ABDILLAH
NPM. 1501010073
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 1441 H/ 2020 M
2
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 TRIMURJO
TAHUN 2019
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Persyaratan Dalam Rangka Menyelesaikan
Pendidikan Program Strata (S1)
Oleh
M. ROIS ABDILLAH
NPM. 1501010073
Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, M. Si
Pembimbing II : Umar, M.Pd.I
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN AJARAN 1441 H/2020 M
3
4
5
6
ABSTRAK
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 TRIMURJO
TAHUN 2019
OLEH :
M. ROIS ABDILLAH
Saat yang paling sulit pada masa remaja adalah masa remaja awal.
Remaja awal berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun, pada umunya individu
duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang setingkat. Individu
mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalaman di Sekolah Dasar
(SD) dan mengalami banyak hal baru, sehingga perlu melakukan berbagai
penyesuaian terutama ketika duduk di kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Kenakalan yang biasa terjadi di sekolah antara lain, membolos, sekolah
datang terlambat, berbohong pada orang lain, dan masih banyak lagi. Peran guru
bimbingan dan konseling sangatlah dibutuhkan dalam menangani permasalahan
yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peran guru bimbingan
dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo dan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kenakalan siswa
di SMP Negeri 1 Trimurjo.
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan
permasalahan yang diteliti oleh penulis holisti, kompleks, dinamis dan penuh
makna sehingga sulit dilakukan apabila menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Permasalahan yang diteliti oleh penulis dikatakan dinamis dan
komplek, karena obyek yang diteliti adalah optimalisasi nilai-nilai religius yang
didalamnya memuat kegiatan dan proses yang terjadi secara berkesinambungan
sehingga membutuhkan jenis penelitian yang dapat menginterpretasikan data
dalam bentuk makna dari peristiwa tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa Peran Guru Bimbingan dan
Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo tahun
2019 bahwa: 1) faktor penyebab kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
berupa faktor dari keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat, 2) peran guru
bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1
Trimurjo yaitu, membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya, membantu siswa dalam menyusun rencana untuk mencapai tujuan
tertentu, dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
7
8
MOTTO
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada
kami lah mereka selalu menyembah.” (Q.s. Al-Anbiya : 73)1
1 Q.s. Al-Anbiya, ayat 73
9
PERSEMBAHAN
Puji syukur tak terhingga atas rahmat yang telah dianugrahkan Allah SWT hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi tugas dan
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd).
Ku persembahkan karya ini untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Imam Safingi dan Asri Yanti) yang
senantiasa memberikan Do’a, nasehat, dan selalu memberikan
motivasi serta membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
2. Kakakku(Lutfi Said Pratama) yang selalu memberikan Do’a serta
motivasi kepada peneliti.
3. Pembimbing akademik (Dr. Mukhtar Hadi, M.Si) yang selalu
memberikan bimbingan serta motivasi kepada peneliti selama
menempuh pendidikan di kampus tercinta IAIN Metro.
4. Sahabat-sahabat sekaligus keluarga baruku (Jamiatul Hidayah, Ririn
Apriani, Alvi, Siti Nur Hayati, Juwita Ramayanti, Dwi Maylisa) yang
selalu membantu dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam
menyelesaikan karya tulis.
5. Alamamaterku tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ORISINILITAS PENELITIAN .................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ........................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................................... 7
D. Penelitian Relevan ............................................................................. 8
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah................................................... 10
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah ......................... 10
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................... 12
3. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Di Sekolah ....................... 14
4. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah ...................... 18
B. Kenakalan Siswa ................................................................................... 21
1. Pengertian Kenakalan Siswa .......................................................... 22
2. Faktor-faktor Timbulnya Kenakalan Siswa ................................... 23
3. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa dan Upaya Mengatasinya ......... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ...................................................................... 30
B. Sumber Data.......................................................................................... 31
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32
D. Teknik Penjamin Keabsahan................................................................. 36
E. Teknik Analisis Data............................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ................................................................ 40
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Trimurjo .................................. 40
2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Trimurjo .......................................... 41
3. Letak Geografis SMP Negeri 1 Trimurjo ...................................... 43
4. Data Guru SMP Negeri 1 Trimurjo ............................................... 43
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Trimurjo ................................. 46
6. Peta dan Satelit SMP Negeri 1 Trimurjo Berdasarkan Google ..... 47
13
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 48
1. Bentuk dan Faktor Penyebab Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1
Trimurjo ......................................................................................... 49
2. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo .................................................. 53
3. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri1 Trimurjo ................................................... 56
4. Sanksi atau Hukuman yang dilakukan dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo .................................................. 59
5. Strategi dan Cara Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1
Trimurjo yang Memilki Karakter Berbeda-beda ........................... 63
6. Kendala atau Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri1 Trimurjo ................ 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
14
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Data Kenakalan Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019 .... 4
2. Tabel 2.1 Kenakalan Siswa dan Tindakan Guru ...................................... 28
3. Tabel 4.1 Daftar Kepemimpinan SMP Negeri 1 Trimurjo ...................... 40
4. Tabel 4.2 Keadaan Guru SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019 ............... 43
5. Tabel 4.3 Point Pelanggaran dan Sanksi Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo 60
15
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019 ......... 46
2. Gambar 2. Peta SMP Negeri 1 Trimurjo...................................................... 47
3. Gambar 3. Satelit SMP Negeri 1 Trimurjo .................................................. 48
16
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat izin Pra Survey
2. Surat Balasan Pra Survey
3. Surat Bimbingan Skripsi
4. Outline
5. Alat Pengumpul Data (APD)
6. Surat Izin Research
7. Surat Tugas
8. Surat Keterangan telah melaksanakan research
9. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi
10. Surat Keterangan Bebas Pustaka
11. Surat Bebas Pustaka Jurusan PAI
12. Hasil Wawancara Siswa yang Memiliki Catatan Kenakalan, Guru
Bimbingan Konseling, dan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo
13. Buku Kasus SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019
14. Foto-foto Kegiatan Research
15. Riwayat Hidup
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai fenomena perilaku siswa dewasa ini seperti tawuran,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku seksual
menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak
memuaskan, tidak lulus ujian, gagal Ujian Akhir Nasional (UAN) dan lain
sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya
pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu
menjawab atau memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas. Hal ini perlu
adanya upaya pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan
berbagai masalah tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan
bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi proses pembelajaran.
Ketika orang tua ingin anaknya mendapatkan bimbingan yang sesuai
di sebuah sekolah, sebaiknya sebelum memilih untuk mendapatkan bimbingan
perlu pemikiran maupun pertimbangan-pertimbangan yang sekiranya dapat
membantu menyelesaikan masalah. Setiap masalah yang dialami oleh seorang
siswa hendaknya dicari penyelesaiannya sebaik mungkin, dan sekolah yang
sudah memiliki layanan khusus terkait dengan bimbingan dan konseling
merupakan tempat yang tepat bagi siswa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan pembelajaran dengan terarah.
Bimbingan dan konseling adalah sarana lembaga pendidikan yang
berperan untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan nasihat-nasihat
terhadap siswa dalam menyelesaikan suatu masalah atau dalam menemukan
18
potensi dirinya, sehingga sangatlah penting adanya layanan bimbingan dan
konseling disuatu sekolah.
SMP Negeri 1 Trimurjo telah memasukkan program pelajaran BK ke
dalam pelajaran yang diajarkan di kelas, yang dilaksanakan seminggu sekali.
Disini seorang guru menjadi tempat curahan anak didiknya, menampung
masalah anak didiknya dengan menyuruh anaknya mencurahkan kembali
dengan melalui surat, karena guru BK menyediakan kotak surat beserta kotak
balasan atau bisa langsung bertemu dengan guru BK, sehingga anak dapat
dibimbing untuk menemukan jalan penyelesaiannya.
Bimbingan di SMP Negeri 1 Trimurjo dapat diartikan bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dalam bukunya Prayitno dan
Erman Amti mendefinisikan bahwa:
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan
sistematis guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya
dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada
akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.2
Erman Amti sebagai berikut menjelaskan bahwa “konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapinya.”3
2 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), 94. 3 Ibid., 105.
19
Saat yang paling sulit pada masa remaja adalah masa remaja awal.
Remaja awal berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun, pada umunya
individu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang
setingkat. I”ndividu mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan
pengalaman di Sekolah Dasar (SD) dan mengalami banyak hal baru, sehingga
perlu melakukan berbagai penyesuaian terutama ketika duduk di kelas tujuh
Sekolah Menengah Pertama (SMP).”4
Masa siswa remaja adalah masa dimana siswa mengalami perubahan-
perubahan yang mendasar dalam jiwa mereka yang sangat menentukan untuk
kehidupan mereka. Dimasa ini remaja mengalami gonjang-ganjing yang
melanda jiwa mereka. Zakiah Darajat mengatakan “masa remaja adalah masa
peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa.
Atau dapat dikatakan bahawa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-
kanak sebelum mencapai masa dewasa.” 5
Siswa pada masa remaja awal sering berbuat berbagai macam
kenakalan-kenakalan yang meresahkan, dan akhir-akhir ini melalui berbagai
macam alat komunikasi massa, masalah kenakalan remaja dijadikan obyek
pembahasan. Walaupun banyak pembahasan tentang kegiatan siswa lainnya
yang bersifat positif, tetapi kenakalan siswa di sekolah menjadi sangat
meresahkan yang memang akhir-akhir ini intensitas kasusnya naik.
4 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran (Bandung: PT
Refika Aditama, 2011), 4. 5 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), 86.
20
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru bimbingan dan konseling
setelah dilakukannya kegiatan pra-survey oleh penulis data kenakalan siswa di
SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019 adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Data Kenakalan Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019
No Nama Siswa Terlibat Kelas Kasus
1 CN IX Melompat pagar/membolos
2 NES VII Berbicara kotor
3 SA IX Memakai lipstick
4 OS IX Membuat gaduh di kelas
5 MC VIII Membuat surat izin palsu
6 EN VII Berkelahi
7 BI IX Sering tidak mengerjakan
tugas
“Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai individu sedang
berada dalam proses perkembangan, yaitu berkembang kearah kematangan
atau kemandirian.”6
Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan
bimbingan karena mereka belum memiliki pemahaman atau wawasan tentang
dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya. Masalah kenakalan siswa bukanlah masalah yang baru bagi
dunia pendidikan, tapi masalah kenakalan siswa memang harus ditangani
secara serius dan berkelanjutan.
Sekolah bagi seorang siswa merupakan lembaga sosial, dimana
mereka hidup, berkembang dan menjadi matang. Sekolah memberikan
pendidikan secara langsung dan formil. Di sekolah mereka mendapatkan
pengalaman, kebiasaan, keterampilan. Disamping itu sekolah memberikan
bimbingan yang baik dalam pendidikan remaja. Sebab sekolah sebagai
6 Syamsu Yusuf LN., M. Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung:
Rosda Karya, 2004), 209.
21
lembaga pendidikan dan pengajaran dapat memberikan pendidikan kepada
anak untuk menumbuhkan dan mengembangkan bakat yang ada.
SMP Negara 1 Trimurjo terletak di Jalan Metro-Wates Km.05 13 A
Desa Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Sekolah
ini mempunyai serangkaian program bimbingan dan konseling yang kasusnya
mengatasi kenakalan siswa. Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1
Trimurjo lebih menekankan kepada moral serta agama siswa. Sekolah ini
memiliki ruangan khusus untuk guru BK dan memiliki 5 guru BK yang
mengatasi siswa dari kelas VII sampai kelas IX yang berjumlah 871 siswa.
Untuk menghasilkan sebuah pembelajaran yang efektif disebuah
sekolah diperlukan adanya guru yang merupakan pengelola proses
pembelajaran. Artinya, “guru merupakan salah satu komponen penting dalam
pendidikan yang ikut bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian anak
didiknya.”7 Mengingat bahwasannya guru kelas memiliki tugas yang lebih
spesifik yaitu lebih menekankan kepada pemeberian pemahaman terkait
dengan mata pelajaran yang diampu, maka dibutuhkan seorang guru yang
memang khusus berperan dalam membantu siswa menghadapi berbagai
masalah yang ia hadapi, baik itu berupa masalah pada saat proses pembelajaran
di sekolah dan sosialnya, ataupun di luar sekolah. Disinilah peranan guru
bimbingan dan konseling di sekolah dalam ikut serta memperlancar usaha-
usaha sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Usaha untuk pencapaian
tujuan ini sering mengalami hambatan, dan ini terlihat pada anak didik: mereka
tidak biasa mengikuti program-program pendidikan di sekolah disebabkan
7 Minarti, Sri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), 111.
22
karena mereka mengalami berbagai masalah, kesulitan, ataupun rasa
ketidakpastian. Pelanggaran yang dilakukan siswa di sekolah ini terjadi
dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu, misalnya kehidupan lingkungan
keluarga yang bermasalah, maksudnya jika anak hidup dalam lingkungan
keluarga yang utuh maka otomatis akan mendapatkan pembinaan serta
perlindungan dari orangtua dan akan mendapatkan pola pendidikan yang baik.
Sedangkan siswa yang tinggal dalam keluarga yang kurang memperhatikan
kehidupan anaknya mereka akan kehilangan kasih sayang dan kurangnya
perhatian orang tua maka mungkin anak akan terjerumus dengan pergaulan
bebas atau negatif seperti tawuran, mencuri, serta tindakan menyimpang
lainnya. Hal ini tidak cukup ditangani melalui pendekatan agama saja, tapi juga
harus melalui pendekatan psikologis serta bimbingan khusus.
SMP Negeri 1 Trimurjo saat ini telah menjadi salah satu sekolah yang
dapat menanggulang kenakalan siswanya. Berangkat dari persoalan di atas,
maka penulis tertarik untuk lebih dalam lagi mengetahui bagaimana “PERAN
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 TRIMURJO TAHUN 2019”.
23
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasakan latar belakang masalah tersebut di atas, maka ruang
lingkup pembahasan proposal penelitian ini didasarkan atas beberapa point
permasalahan dan selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitan
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo?
2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi timbulnya kenakalan siswa di SMP
Negeri 1 Trimurjo?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dikemukakan oleh peneliti maka
tujuan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kenakalan
siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan oleh peneliti maka manfaat
penelitian ini adalah:
1. Memberikan sumbangan terhadap pendidikan khususnya guru bimbingan
konseling dalam memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang
bermasalah dalam kehidupannya.
24
2. Memberikan pengalaman yang besar terhadap penulis, karena diadakannya
penelitian secara langsung maka dapat membawa wawasan pengetahuan
tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
D. Penelitian Relevan
Setelah diadakannya kajian pustaka, maka penulis menemukan
beberapa karya ilmiah yang relevan dengan tema bimbingan dan konseling.
Seperti, skripsi karya Nur Farida dengan judul “Peranan Bimbingan dan
Pembinaan Akhlak Siswa MA Nurul Islam Ngemplak Boyolali.” Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2005. Skripsi ini membahas
tentang keorganisasian Bimbingan dan Pembinaan di Madrasah Aliyah Nurul
Islam dan tentang pelanggaran norma di di Madrasah Aliyah Nurul Islam.
Hasil penelitian penulis bahwa usaha Bimbingan dan Pembinaan dalam
membina akhlak di Madrasah Aliyah Nurul Islam Ngempak Boyolali cukup
berhasil.
Skripsi karya Amin Ngamah dengan berjudul Peranan BP di Sekolah
dalam Pengembangan Kesadaran Beragama siswa di SLTP Muhammadiyah
Yogyakarta Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2006. Dalam
penelitiannya lebih diarahkan pada pengembangan kesadaran beragama siswa.
Hal ini lebih ditekankan pada program-program BK dalam usaha peningkatan
kesadaran beragama.
Skripsi ini membahas tentang Peran Guru Bimbingan dan Konseling
dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo, dimana peran
guru yang dimaksudkan di sini ialah suatu bagian yang memegang pimpinan
terhadap terjadinya proses bimbingan dan konseling pembelajaran yang
25
mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan yang dimaksudkan
peran di sini ialah keikutsertaan guru BK dalam mengatasi kenakalan siswa .
Penelitian di SMP Negeri 1 Trimurjo ini diintegrasikan dengan nilai serta
norma agama islam. Sehingga siswa dapat lebih mengetahui lebih jauh tentang
nilai serta norma agama. Juga dalam program BK di SMP Negeri 1 Trimurjo
mengajarkan cara bersikap dan bertingkah laku yang baik.
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “bantuan” disini
tidak diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah. Sumbangan,
dan lain-lain), melainkan bantuan yang sifatnya menunjang bagi
pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing. Bantuan ini diberikan
kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok.
Menurut Crow & Crow menyatakan bahwa:
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-
laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan
yang memadai, kepada seseourang (individu) dari setiap usia untuk
menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,
mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri.8
“Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah orang yang
diberi bantuan, baik secara individu maupun kelompok.”9 Yang dimaksud
sasaran bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Trimurjo disni ialah
siswa-siswi dari kelas VII sampai kelas IX.
“Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu
“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan
“menerima” atau “memahami”. Sedangkan secara istilah konseling adalah
kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa
8 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas),
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011)., 17. 9 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004., 88.
27
difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan, dimana ia diberi bantuan peribadi dan langsung dalam
pemecahan masalah itu. Konselor tidak memcahkan masalah untuk klien.
Konseling harus ditunjuk pada perkembangan yang progresif dari individu
untuk memcahkan masalah-masalahnya sendiri.”10
Sedangkan menurut Mortensen mengatakan bahwa “konseling
merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu
membantu yang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan maslaah.”11
Dari pengetian di atas dapat dirumuskan bahwa konseling
merupakan proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia sebagai
pribadi, memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan
dunia disekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara
optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri dalam
menghadapi serta mengatasi masalah-masalahnya.
Dari keseluruhan pendapat di atas, maka penulis dapat
merumuskan pengertian bimbingan yaitu proses pemberian bantuan yang
bersifat psikologis kepada seseorang yang dilakukan oleh seorang petugas
dengan keahlian dibidang bimbingan dan konseling serta memiliki
kepribadian yang baik. Sehingga mampu membawa klien dalam mengatasi
permasalahan kehidupannya dan dapat mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
10
Ibid., 99-100. 11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integritas)., 22.
28
Sedangkan konseling adalah hubungan timbal balik antar
konselor dengan klien, dalam memecahkan masalah-masalah
tertentu dengan wawancara yang dilakukan secara “face to face”
atau dengan cara yang sesuai dengan keadaan klien, sehingga klien
sanggup mengungkapkan isi hatiya secara bebas, yang bertujuan
agar klien dapat mengenal dirinya sendiri, menerima diri sendiri
dan mengerti posisinya saat menyesuikan diri dengan lingkungan.12
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen
dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan
kepada individu pada umumnya dan siswa khususnya di sekolah.
Dengan demikian siswa dapat memelihara dan mengembangkan
berbagai potensi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap dan berkelanjutan. 13
Jadi yang dimaksud dengan bimbingan konseling adalah bantuan
yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan
dan penyesuaian-penyesuaian serta dalam mengatasi atau memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehingga akhirnya yang dibimbing itu
dapat memilih, menyesuaikan dan mengatasi atau memecahkan masalahnya
sendiri.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan tempat
belajar bagi siswa, yang berfungsi membantu siswa dalam pengembangan
diri. Dalam mengembangakan potensi yang ada dalam diri siswa, peran
seorang guru dianggap sangatlah penting. “Peran seorang guru adalah
mengaktualisasikan potensi yang ada dan mengembangkan lebih lanjut apa
yang ada dengan kondisi yang ada.”14
Dengan dikembangkannya potensi
12
D. Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya:
Usaha Nasional, 2009), 106. 13
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas
dalam Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2012), 223. 14
Ida Umami, Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan (Metro: STAIN Jurai
Siwo Metro Lampung, 2014), 95.
29
yang ada di dalam diri seorang siswa maka diharapkan siswa tersebut dapat
mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
“Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu
tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran dan membantu individu untuk
mencapai kesejahteraan.”15
Pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah berbeda untuk setiap tingaktannya. Artinya melihat
perkembangan yang optimal pada anak SD/MI tentu tidak sama dengan
melihat siswa SMP/MTs begitu seterusnya. Begitu jugam leihat
kemandirian murid-murid SD/MI tentu tidak sma dengan melihat
kemandirian siswa SMP/MTs dan seterusnya. Dengan perkataan lain,
penjabaran tujuan bimbingan dan konseling di atas di sekolah dan madrasah,
disesuaikan dengan tingkat sekolah dan madrasah yang bersangkutan.
“Tujuan lain yang ingin dicapai oleh adanya bimbingan dan
konseling di sekolah adalah pengembangan yang mengacu pada perubahan
positif pada diri individu serta membantu orang-orang menjadi insan yang
berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna
saja.”16
Tujuan pembelajaran layanan bimbingan dan konseling adalah agar
individu dapat:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karier serta kehidupannya di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat, serta lingkungan kerjanya.
15
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbarsis
Integritas)., 38-29 16
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar., 112-113.
30
d. Mengatasi hambatan-hambatan dan kesulitan yang dihadapi
dalam studi penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.17
Jadi tujuan bimbingan dan konseling adalah tercapainya tingkat
perkembangan yang optimal oleh setiap siswa sesuai dengan tingkat
kemampuannya, dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
3. Peran Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tugas dan tanggung jawab utama guru sebagai pendidik adalah
mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu siswa untuk mencapai
kedewasaan. “Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai
pengajar juga pembimbing. Fungsi sebagai pengajar sekaligus pembimbing
terintegrasi dalam peran guru dalam proses pembelajaran. Untuk dapat
menjalankan tugas ini secara efektuf, guru hendaknya memahami semua
aspek pribadi siswa baik fisik maupun psikis.”18
Mengingat bahwasannya guru mata pelajaran tidak dapat
sepenuhnya mengawasi tingkah laku dan perkembangan siswanya, maka
perlu adanya seorang guru bimbingan dan konseling yang mampu
memberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa dalam menyelesaikan
masalah yang ia hadapi, sehingga siswa akan lebih mudah untuk diarahkan
menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur serta memiliki kepribadian yang
baik.
Peranan guru bimbingan konseling di sekolah ialah memperlancar
usaha-usaha sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Usaha untuk
17
Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2016), 61. 18
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah,. 6.
31
pencapaian tujuan ini sering mengalami hambatan, dan terlihat pada anak
didik; mereka tidak biasa mengikuti program-program pendidikan di
sekolah disebabkan karena mereka mengalami berbagai masalah, kesulitan,
ataupun rasa ketidakpastian. Disinilah letak “peranan bimbingan dan
kosneling, yaitu memberikan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut
sehingga anak-anak dapat belajar lebih berhasil. Dengan begitu pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah lebih dapat diperlancar.”19
Peran guru pembimbing dalam pendidikan juga dikemukakan oleh
Prayitno, bahwa melalui kegiatan dan layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan oleh guru pembimbing diharapkan siswa dapat mencapai “tri
sukses”, yaitu sukses akademis, sukses persiapan karir serta sukses dalam
hubungan bermasyarakat.20
Secara rinci peran guru bimbingan dan konseling antara lain:
a. Membantu individu mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik
mengetahui kemungkinan yang tersedia baginya.
Siswa yang telah mendapat bimbingan dari guru Bimbingan dan
Konseling di sekolah diharapkan dapat memahami kelemahan dan
kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang
ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan dan konseling
diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan
kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga
individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu
19
Slameto, Bimbingan di Sekolah (Jakarta: PT. Bina Aksara, 2006), 16-17. 20
Umami, Ida, Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan (Teori, Praktik dan
Praksis). (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, 2014).,96.
32
mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras,
serasi dan seimbang.
b. Membantu individu menyusun suatu rencana yang baik dalam
mencapai tujuan tertentu.
Konselor sekolah mengkoordinasikan kegiatan secara sistematis dan
berkelanjutan serta dirancang untuk membantu siswa secara individual
dalam menetapkan tujuan pribadi dan mengembangkan rencana mereka
di masa depan. Konselor sekolah mengkoordinasikan kegiatan bantuan
bagi seluruh rencana siswa, mengawasi dan menangani proses belajar
siswa termasuk menemukan kompetensi dalam area akademis, karir dan
perkembangan pribadi-sosialnya. Konselor sekolah membantu siswa
membuat pilihan dari sekolah ke sekolah, sekolah ke pekerjaan maupun
sekolah ke pendidikan tinggi atau karir setelah mereka lulus dari suatu
sekolah.
c. Membantu individu memecahkan masalah (termasuk masalah-masalah
pribadi, sosial dan pengenalan).21
Walau mungkin masalah yang dihadapi siswa terlihat sejenis atau sama
tetap saja tidak bisa disamaratakan dalam penyelesaiannya. Cara
apapun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah
disesuaikan dengan pribadi siswa dan menghargai hal yang terkait
dengannya. Tidak ada suatu cara apapun yang ampuh untuk
menyelesaikan masalah semua siswa dan semua masalah. Masalah yang
tampaknya sama setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata
21
Prayitno, Pelayanan Bimbingan Di Sekolah (Dasar-dasar dan Kemungkinan
Pelaksanaan di Sekolah-sekolah Indonesia) (Padang: Galia Indonesia, 1975), 53-55.
33
hakekatnya berbeda, sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk
mengatasinya.
Kepemilikan kemampuan atau kompetensi dan keterampilan oleh
guru bimbingan dan konseling merupakaan suatu keniscayaan. Tanpa
kepemilkan kemampuan (kompetensi) dan keterampilan, tidak mungkin
seorang guru pembimbing atau konselor dapat melaksanakan tugas dengan
baik.
Adapun sifat atau syarat yang dimiliki petugas bimbingan
antara lain adalah hendaknya (1) memiliki sifat baik, setidak-
tidaknya sesuai ukuran siswa, (2) bertawakal, mendasarkan segala
sesuatu atas nama Allah, (3) sabar, utamanya tahan menghadapai
siswa yang menentang keinginan untuk diberikan bantuan, (4) tidak
emosional, artinya tidak mudah terbawa emosi dan dapat mengatasi
emosi diri dan siswa, (5) retorika yang baik, mengatasi keraguan
siswa dan dapat meyakinkan bahwa ia dapat memberikan
bantuan.22
Perlunya pelayanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor perkembangan
pendidikan, faktor sosial kultur (sosial budaya), dan faktor perbedaan
individu. Terkait dengan urgensi bimbingan dan konseling dalam
pendidikan juga dikemukakan oleh Mulyadi bahwa “perlunya pelayanan
bimbingan dan konseling dalam pendidikan dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor jasmani (kebutuhan biologis), faktor rohani
(kebutuhan psikologis), faktor individu, sosial, dan budaya.”23
Guru bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting
disuatu sekolah. Selain menjadi seseorang yang membantu siswa dalam
22
Mu’awanah, Elfi, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012)., 142. 23
Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah., 203.
34
menyelesaikan masalah yang ia hadapi, guru bimbingan dan konseling juga
berperan penting dalam mengembangkan potensi yang di miliki di dalam
diri siswa.
4. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pengentasan masalah melalui bimbingan dan konseling tidak
menggunkan unsur-unsur fisik yang di luar diri siswa, tetapi menggunakan
kekuatan yang ada pada diri siswa. Telah dikemukakan di atas bahwasannya
bimbingan dan konseling merupakan suatu proses. Praktik bimbingan dan
konseling akan menempuh tahap-tahap tertentu. Dalam setiap tahapannya
akan menggunakan teknik-teknik tertentu pula. Proses Konseling akan
menempuh beberapa langkah yaitu:
a. Menentukan Masalah, yang dilakukan dengan mengidentifikasi
masalah (identifikasi kasus) yang di alami oleh klien (siswa).
b. Pengumpulan Data secara komprehensif (menyeluruh) yang
meliputi: data diri, dat orang tua (ayah ibu), data pendidikan,
data kesehatan, dan data lingkungan.
c. Analisis Data
d. Diagnosis, yang merupakan usaha pembimbing (konselor)
menetapkan latar belakang masalah tau faktor-faktor penyebab
timbulnya masalah pada siswa (klien).
e. Prognosis, berupa penentuan pemberian bantuan yang sesuai
dengan masalah yang dihadapi siswa.
f. Terapi, yang merupakan pelaksanaan jenis bantuan yang telah
ditetapkan sesuai masalah yang dihadapi siswa.
g. Evaluasi atau Follow Up, yang dilakukan untuk melihat apakah
upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau
tidak. 24
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara
perorangan, sebab setiap masalah siswa berbeda-beda dan tidak boleh
disamaratakan. Untuk itu seorang “guru yang bertugas sebagai pembimbing
24
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integritas)., 317-321.
35
perlu memiliki berbagai teknik dan keterampilan untuk menangani malasah
yang beraneka ragam itu.”25
Teknik-teknik bimbingan dan konseling khusunya konseling
individual secara umum bertujuan untuk membangun hubungan yang
intensif antara konselor dank lien yang berlangsung sejak awal konselor
bertemu dengan kliennya bahkan sampai berakhirnya kegiatan konseling.
Menurut Mulyadi teknik-teknik dalam pelaksanan bimbingan dan
konseling antara lain :
a. Kontak mata, dengan cara melihat kepada klien ketika ia
sedang bicara dan menggunakan pandangan mata yang
menunjukkan perhatian dan penerimaan penyuluhan terhadap
klien.
b. Ajakan untuk berbicara, dengan menanggapi secara bebas
permalsahan klien tanpa menghujani dengan serangkaian
pertanyaan sehingga klien dapat mengemukakan segala
masalahnya dengan baik.
c. Pertanyaan terbuka, yang bertujuan mengajak klien untuk
merumuskan pembicaraannya dengan memberikan lebih
banyak uraian mengenai hal yang dikemukakannya.
d. Menyimpulkan, yang merupakan proses menyatukan semua
yang telah dikomunikasikan selama pertemuan konseling.
e. Kontak psikologis (jembatan hati), dalam tahapan ini konselor
diminta untuk mulai ikut serta menjadi dan merasakan suasana
yang ada dalam diri klien.26
Dengan beberapa teknik yang diuraikan di atas diharap seorang
guru yang bertugas sebagai guru bimbingan dan konseling dapat memahami
dan membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi
siswa. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran guru bimbingan dan
konseling disekolah adalah membantu proses pendidikan dan pengajaran
termasuk membantu siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan jiwanya
25
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling., 210-211. 26
Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah., 152-156.
36
secara optimal, dengan demikian bimbingan dan kosneling di sekolah
mempunyai tugas dan tanggungjawab terhadap masalah kenakalan, karena
bimbingan dan penyuluhan diberi wewenang sebagai pembimbing dan
penyuluhan, bahkan tujuan utama bimbingan dan konseling di sekolah
adalah tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap siswa seusai dengan
kemampuannya, agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini penulis lebih
menekankan bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
B. Kenakalan Siswa
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang
terasa amat sulit. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak
didik dalam kehidupan sehari-hari kaitannya dengan proses pembelajaran di
sekolah.
Semakin besar seorang anak, maka akan semakin matang
pola pikir dan tingkah lakunya, terutama pada hal agama., misalnya
pada umur 10 tahun ke atas, agama mempunyai fungsi moral dan
sosial bagi anak. Ia mulai dapat menerima bahwa nilai-nilai agama
lebih tinggi dari pada nilai-nilai pribadi atau nilai-nilai keluarga, si
anak mulai mengerti bahwa agama bukan kepercayaan pribadi atau
keluarga, akan tetapi kepercayaan masyarakat.27
Siswa dalam hal ini berumur 13-15 tahun atau setingkat SMP sangat
menikmati masanya sekarang ini, karena masa-masa ini merupakan awal
beranjak remaja. Oleh karena itu, siswa sering dihadapkan oleh kenyataan
27
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)., 136.
37
hidup yang mereka kadang sulit untuk memecahkannya. Bagi mereka yang
mendapatkan bimbingan dan penyuluhan dari orang tua, guru ataupun lainnya
mungkin masih bisa untuk mengatasi masalahnya. Tetapi siswa yang tidak atau
jarang mendapatkan bimbingan dan penyuluhan dari orang tua dan lainnya,
akan mencari pemecahannya sendiri. Siswa yang tidak bisa memecahkan
permasalahan-permasalahan hidup akan mencari kegiatan yang sekiranya
membuat senang dan bisa melupakan permasalahannya. Siswa akan pergi ke
tempat hiburan, bergaul bebas dan sebagainya. Siswa termasuk dikategorikan
masuk usia remaja, dan remaja memang banyak permasalahannya.
1. Pengertian Kenakalan Siswa
“Usia remaja awal merupakan umur peralihan dari anak menjelang
dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan
kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, di mana
permasalahannya tidak sedikit.”28
Dengan berbagai macam permasalahan
tersebut tentunya setiap siswa memiliki permasalahan yang berbeda-beda
dan juga memerlukan pemecahan masalah yang berbeda pula. Perbedaan
individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku siswa
pada saat proses pembelajaran di sekolah, sehingga peran guru bimbingan
dan konseling dalam hal ini akan lebih dominan dalam hal mengarahkan dan
memberi pembinaan terhadap siswa baik itu dalam hal kesulitan balajar,
ataupun perilaku menyimpang yang berasal dari dalam diri siswa.
Kenakalan remaja ialah perilaku jahat (dursila), atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit
(patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang
28
Abdullah dan Safarina, Etika Pendidikan keluarga, sekolah, dan Masyarakat
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 27.
38
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka
itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.29
Kenakalan yang ditimbulkan siswa merupakan suatu tingkah laku
yang merugikan diri sendiri dan bahkan bisa merugikan ketentraman orang
yang berada disekitarnya. Apabila hal tersebut tidak segera diatasi, maka
tentunya akan menggangu siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan akan sulit untuk dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kenakalan siswa adalah adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan, atau hukum dalam lingkungan sekolah yang dilakukan siswa atau
siswa.
2. Faktor-faktor Timbulnya Kenakalan Siswa
Kenakalan siswa tidak mungkin terjadi jika tidak didukung oleh
faktor-faktor yang menyebabkan siswa tersebut berbuat kenakalan. Disini
faktor-faktor yang menyebabkan serta menguatkan timbulnya kenakalan
siswa yang dikarenakan sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab timbulnya
kenakalan remaja antara lain:
a. Faktor anak
Maksud dari faktor penyebab kenakalan anak itu sendiri adalah
faktor yang sudah memang ada dalam diri anak itu sendiri, tanpa
penyebab dari luar atau adanya unsur bawaan atau keturunan yang
dibawa sejak lahir.
1) Faktor kelainan yang dibawa sejak lahir seperti cacat fisik dan
mental
2) Lemahnya pengawasan diri terhadap lingkungan
29
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja (Jakarta : Rajawali Pers, 2017), 6.
39
3) Kurangnya kemampuan menyesuaikan diri terhadap
lingkungan
4) Kurangnya dasar-dasar keagamaan dalam diri sehingga sukar
mengukur atau memilih norma-norma yang baik dan buruk
dalam masyarakat.30
Faktor bawaan dari dalam diri siswa memang sangat menentukan
kepribadian siswa ketika berinteraksi dalam lingkungan sosialnya
sehingga baik orangtua khususnyaguru dalam hal ini perlu bener-benar
mengetahui sifat bawaan siswa tersebut, sehingga dalam melakukan
bimbingan terhadapt siswa dapat tercapai dengan tepat dan akurat.
b. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan tempat kehidupan yang pertama dan tempat
pendidikan yang pertama dan utama karena merupakan dasar yang
fundamental bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain itu juga keluarga adalah bagian mutlak dari masyarakat,
yang mendukung terbentuknya masyarakat, yang mempunyai tujuan
yang sama dengan tujuan masyarakat. Dan keluarga itu sendiri
sebenarnya adalah masyarakat kecil. Kerusakan yang terdapat di dalam
keluarga, banyak berpengaruh dalam kehidupan siswa di sekolah. “Hal
yang terjadi di dalam keluarga sangat berpengaruh dalam masa
pertumbuhan anak itu, dan menjadi ikut serta menentukan watak anak.
Inilah yang menjadi bekal bagi anak, yang nanti akan dibawanya terjun
ke dalam masyarakat sebagai anggota masyarakat.”31
Fungsi yang paling penting dalam kehidupan keluarga adalah
fungsi pendidikannya. Artinya, keluarga adalah lembaga pendidikan
30
Sufyan S. Wils, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), 61. 31
Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 243.
40
yang apabila berfungsi dengan baik akan mewarnai fungsi-fungsi
lainnya dalam kehidupan keluarga. Baik secara bertahap atau stimulant,
pendidikan keluarga harus dibarengi dengan pendidikan dalam
masyarakat. Hal ini sangat penting karena pendidikan diarahkan untuk
mencerdaskan masyarakat.
Selanjutnya, oleh karena itu peranannya sangat penting dalam
pembentukan dasar kepribadian anak saat berada di lingkunagn sekolah,
baik menuju postitif maupun negatif.
Penyebab timbulnya kenakalan remaja antara lain, meliputi;
(1) Kekurangan kasih sayang dan perhatian orang tua terhadap
anaknya sehingga anak mencari kasih sayang di luar rumah, (2)
Kehidupan keluarga yang kurang harmonis, (3) Kurangnya nilai-
nilai pemahaman keagamaan dengan baik, (4) Lemahnya faktor-
faktor ekonomi orang tua seingga kebutuhan sang anak kurang
terpenuhi. 32
Berdasarkan faktor-faktor di atas keluarga sangatlah berperan
penting dalam menentukan tingkah laku seorang anak baik di rumah
ataupun di lingkungan sekolah sehingga dalam hal ini orangtua juga
memiliki andil yang penting dalam membantu guru bimbingan
konseling dalam mengarahkan serta mengatasi tingkah laku anaknya
yang menyimpang.
c. Faktor lingkungan dan masyarakat
Kenakalan siswa di sekolah juga tidak lepas dari pengaruh
masyarakat sekitar. Ini disebabkan masyarakat dimana siswa tersebut
tinggal kurang sehat serta pengawasan orang tua terhadap anak ataupun
pengetahuan masyarakat yang kurang memadai.
32
Nanang Gojali, Tafsir Hadis Tentang Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2013), 248-250.
41
Penyebab timbulnya kenakalan yang disebabkan dari
masyarakat antara lain; (1)Kurangnya pelaksanaan agama secara
konsekuen, (2)Minimnya pendidikan masyarakat , sehingga kurang
bsa menilai pengaruh dari luar secara selektif, (3)Kurangnya
perhatian dan pengawasan terhadap kegiatan remaja.33
Pengaruh sosial dan cultural memainkan peranana besar dalam
menentukan tingkah laku pada anak apalagi pada usia remaja. Dapat
dimengerti bahwa masyarakat dengan pemahaman agama yang minim
serta banyaknya pengangguran dapat memberikan tekanan tertentu yang
berimbas kepada pergaulan anak di lingkungannya.
d. Faktor yang berasal dari sekolah
Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang
sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya. “Anak remaja yang sudah duduk
di bangku SMP umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di
sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap
hari dilewatkan anak di sekolah.” 34
Sekolah sebagai tempat anak-anak memperoleh pendidikan luar
rumah sangat menentukan dalam perkembangan anak selanjutnya. Ini
disebabkan sekolah sebagai tempat anak mencapai tingkat kedewasaan
yang lebih tinggi dan untuk mengetahui dan memperoleh nilai-nilai
dalam kehidupan.
Kenakalan anak bisa disebabkan oleh faktor-faktor sekolah
antara lain; (1) Guru bisa membuat anak berbuat nakal jika guru
tidak bisa mengerti akan anak tersebut, (2) Fasilitas pendidikan
yang kurang memadai, (3) Norma-norma tingkah laku yang kurang
sesuai dengan jiwa anak, (4) Kekompakkan guru dalam mendidik
33
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja., 78. 34
Sarwono Sarlito, Psikologi Remaja (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 150.
42
anak, (5) Suasana interaksi antara guru dan murid yang kurang
harmonis. 35
Walaupun demikian, faktor yang berpengaruh di sekolah bukan
hanya guru dan sarana serta prasarana pendidikan saja. Lingkungan
pergaulan antar teman pun besar pengaruhnya. Apalagi kalau sekolah
berlokasi di pusat keramaian, misalnya di pusat perbelanjaan atau
tempat-tempat yang dapat memicu siswa untuk ingin segera pulang.
3. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa dan Upaya Mengatasinya
Dewasa ini kebutuhan bimbingan dan konseling di sekolah
semakin dirasakan pentingnya, karena masalah-masalah yang dihadapi
siswa semakin kompleks sebagai akibat kemajuan teknologi, kepadatan
penduduk, dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari di kelas, seorang guru
sering kali menjumpai tingkah laku siswa yang menjadikan perhatian
tersendiri di antara tingkah laku siswa yang lain. Hal ini dikarenakan
masing-masing siswa memiliki kepribadian serta permasalahan yang
berbeda-beda, sehingga munculah perilaku negatif siswa.
Dalam kenyataan di lapangan seyogyanya tingkah laku negative
atau kenakalan siswa perlu ditangani secara khusus. Seorang guru selama ini
telah berusaha menangani, dan perlu ditambah dengan pendekatan
bimbingan konseling sehingga diperlukan adanya guru khusus dalam
menangani persoalan tersebut. Meskipun berperan sebagai seorang guru,
namun dalam menangani seorang siswa lebih baik menggunakan
pendekatan bimbingan konseling.
35
Ibid., 157.
43
Diantara perilaku kenakalan siswa atau perilaku negative yang
sering mendapat perhatian guru dan upaya dalam mengatasinya adalah
sebagai berikut;
Tabel 2.1 Kenakalan Siswa dan Tindakan Guru36
No. Kenakalan Siswa Tindakan Guru
1 Pada waktu diterangkan bermain
sendiri. Memberi nasihat
2 Tidak masuk sekolah, main PS. Memberi peringatan,
sanksi
3 Meminta uang pada temannya. Menasihati
4 Tidak mengerjakan PR/tugas yang
diberikan.
Memberi peringatan dan
diberi sanksi yang
mendidik
5 Sering terlambat sekolah. Memberi peringatan dan
sanksi, member pembinaan
penanaman disiplin harus
menjadi pembiasaan
sehari-hari
6 Selalu usil kepada teman. Memperingatkan
7 Kadang bicara kotor tanpa kendali,
suka mengomel.
Tukar pendapat dan
mencari solusi dengan
orang tua agar anak dalam
bergaul dengan lingkungan
sekitarnya harus
diperhatikan
8 Bertengkar sesame teman. Mendamaikan, member
peringatan.
9 Membolos. Membiasakan dispilin,
menghargai waktu.
10 Selalu membuat gaduh. Member dorongan
sehingga tidak malas,
memberi bimbingan, jika
berlanjut diberi hukuman.
11 Kurang hormat, kurang sopan pada
guru.
Memberi perhatian
seperlunya, dinasihati.
12 Tidak mau menulis pelajaran, tidak
mau disuruh.
Diberi motivasi agar mau
menulis.
13 Tidak masuk kelas beberapa kali. Dikeluarkan karena
melanggar peraturan
36
Mu’awanah, Elfi, Bimbingan Konseling Islam di Sekolah Dasar,. 27-30.
44
Dalam bimbingan dan konseling di sekolah aspek program
pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap siswa agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk
merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan
kebutuhan sosialnya. Semuanya dilakukan agar ia dapat mengenal dirinya
dan dapat memecahkan masalah hidupnya sendiri.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
“Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif lapangan (field
research) yaitu penelitian yang mengharuskan peneliti berangkat ke
lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu keadaan ilmiah.”37
Bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui fenomena dan keadaan yang
terjadi di SMP Negeri 1 Trimurjo untuk mendapatkan suatu informasi.
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan
permasalahan yang diteliti oleh penulis holisti, kompleks dan dinamis dan
penuh makna sehingga sulit dilakukan apabila menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Permasalahan yang diteliti oleh penulis dikatakan
dinamis dan komplek, karna obyek yang diteliti adalah optimalisasi nilai-
nilai religius yang didalamnya memuat kegiatan dan proses yang terjadi
secara berkesinambungan sehingga membutuhkan jenis penelitian yang
dapat menginterpretasikan data dalam bentuk makna dari peristiwa tersebut.
Penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung di SMP Negeri 1
Trimurjo berkenaan dengan peran guru bimbingan dan konseling dalam
mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), 26.
46
2. Sifat Penelitian
“Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif (descriptive research)
yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, jadi diarahkan untuk memberikan gejala-
gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian juga menyajikan data,
menganalisis dan menginterpretasi.”38
Data yang terkumpul berbentuk kata-
kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka. Peneliti segera
melakukan analisis data dengan memberikan pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk naratif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang di selidiki.
Konteks penelitian yang penulis lakukan adalah berupaya untuk
mendeksripsikan secara sistematis dan faktual mengenai peran guru
bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri
1 Trimurjo. Deksripsi tersebut didasarkan pada data-data yang terkumpul
selama penelitian
B. Sumber Data
“Sumber data adalah sumber yang diinginkan seseorang peneliti
mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam sebuah
penelitian.”39
Data merupakan kumpulan bahan keterangan dari hasil
pencatatan peneliti baik berupa fakta maupun angka yang dapat dijadikan
38
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarata : PT Bumi
Aksara, 2013), 44. 39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta :
Rineka Cipta, 2010), h.110.
47
bahan untuk menyusun suatu informasi sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dipenuhi. Adapun sumber data yang penulis gunakan
dalam menyusun karya ilmiah ini dikelompokan menjadi dua, yakni data
primer dan data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data pokok dalam sebuah
penelitian. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data pada pengumpul data.40
Adapun sumber data primer dalam penelitian
ini yaitu guru bimbingan dan konseling dan siswa yang memiliki catatan
kenakalan di SMP Negeri 1 Trimurjo.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data tambahan, yaitu
data diluar kata-kata dan tindakan yakni sumber tertulis. Sumber sekunder
adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.41
Dokumen tersebut
dapat berupa buku-buku catatan kenakalan siswa, buku absensi siswa di
kelas dan literature lainya yang berkaitan serta berhubungan dengan
masalah yang sedang diteliti. Sumber data tambahan yang digunakan
penulis dalam penelitian ini, terdiri dari informasi dari pihak kepala sekolah,
buku-buku dan dokumen yang meliputi: Buku catatan kenakalan siswa,
buku pedoman bimbingan dan konseling guru yang bersangkutan, serta
dokumen tertulis lainnya .
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012),h. 137. 41
Ibid., 62.
48
Berdasarkan penjelasan dia atas, penelitian ini menggunakan
sumber data primer dan sekunder, sehingga data-data yang diperlukan untuk
penelitian terkumpul sesuai dengan kebutuhan peneliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.42
Untuk mendapatkan data secara subjektif dalam penelitian ini, ada
beberapa metode yang penulis gunakan antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara. Wawancara
(Interview) digunakan oleh peneliti untuk menilai seseorang, misalnya untuk
mencari data tentang orang tersebut atau sikap terhadap sesuatu.43
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara
(interview) adalah metode pengumpulan data yang dilakukan oleh seseorang
peneliti terhadap orang yang di interview secara berhadapan langsung
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian.
Ditinjau dari pelaksanaanya, teknik interview dibedakan menjadi
tiga yaitu:
a. Interview bebas, dimana pewawancara bebas menayakan apa saja
tetapi mengingat akan data apa saja yang akan dikumpulkan dalam
pelaksanaanya pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-
ancer apa yang ditanyakan)
42
Ibid.,224. 43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 155
49
b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh
pewawancara dengan sederet pertanyaan yang lengkap dan
terperinci seperti yang dimaksud dalam interview tersetruktur.
c. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas
dan interview terpimpin.44
Metode wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
yaitu interview bebas terpimpin. Hal ini karena seluruh kerangka pertanyaan
telah penulis sediakan untuk mencari keterangan tentang peran yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan
siswa. Terkait dengan interview bebas, penulis telah melontarkan sepuluh
pertanyaan yang ditujukan kepada guru bimbingan dan konseling serta enam
pertanyaan kepada siswa yang memiliki catatan kenakalan di SMP Negeri 1
Trimurjo.
2. Observasi
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis..45
Pengamatan (obesrvasi) adalah metode
pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap
peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan yang
kemudian dicatat seobyektif mungkin.46
Metode obervasi yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data
adalah observasi secara langsung, diamana penulis hanya mengadakan
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek (Yogyakarta :
Rieneka Cipta, 2010),. 199. 45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,. 158. 46
Cholid Narbuko dan Abu Achmadu, Metodologi Penelitian,. 70
50
pengamatan dan pencatatan dilokasi penelitian dengan tidak turut
berpartisipasi dalam kegiatan objek objek yang diobservasi. Disini penulis
semata-mata berdiri sebagai pengamat. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data data tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru
bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. “Menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa, metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku-buku,
majalah, transkip, surat kabar, prasasti, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya”.47
Studi dokumentasi dimaksudkan dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti,
dokumen-dokumen, catatan dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang adanya
kenakalan siswa yang terjadi di SMP Negeri 1 Trimurjo, sejarah singkat
berdirinya SMP Negeri 1 Trimurjo, letak geografis, struktur singkat SMP
Negeri 1 Trimurjo, keadaan guru serta siswa di sekolah tersebut.
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.,h. 158
51
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Teknik penjamin keabsahan data merupakan suatu cara yang
dilakukan peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan (credibility) dalam
proses pengumpulan data penelitian. Teknik yang Penulis gunakan dalam
mengecek keabsahan data yaitu triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi yang digunakan
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif.48
Menggunakan metode triangulasi
sumber maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber saja tetapi
berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian.
Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah guru
bimbingan dan konseling, siswa yang memiliki catatan kenakalan, dan
kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan
cara mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner.49
Jadi data yang diperoleh dengan
48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., h. 330. 49
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung, Alfabeta,2013), Cet 8, h.
127.
52
wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Bila dengan
dua teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka penulis melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber
data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar
atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandang yang berbeda-beda.
“Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda”.50
Triangulasi teknik ini dimaksudkan untuk
memeriksa kebenaran data yang diperoleh dari kegiatan wawancara
dengan melakukan observasi dan dokumentasi.
Pengujian keabsahan data yang diperoleh peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Dalam triangulasi sumber yaitu
guru bimbingan konseling, siswa yang memiliki catatan kenakalan serta
kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo penulis melakukannya dengan
membandingkan data dari metode yang sama terhadap sumber yang
berbeda mengunakan teori lain untuk memeriksa data yang bertujuan
untuk penjelasan banding lalu membandingkan sumber data yang sama
dari observasi dengan data dari wawancara, serta membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi dan memanfaatkan peneliti atau pengamat lain untuk meluruskan
dalam pengumpulan data.
50
Sugiono, Memahami Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2014 ), cet ke 10, h.127
53
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan, analisis data
dalam penelitian kualitatif difokuskan selama proses di lapangan, bersamaan
dengan pengumpulan data.51
Ketika dalam penelitian kualitatif lapangan, peneliti menganalisis data
yang akan diteliti itu sejak sebelum terjun ke SMP Negeri 1 Trimurjo, setelah
meneliti di SMP Negeri 1 Trimurjo dan sudah melakukan keduannya
dilanjutkan dalam memfokuskan penelitian yang sedang diteliti di SMP Negeri
1 Trimurjo bersama dengan mengumpulkan data.
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
dimana data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga mudah dipahami, dan tentunya dapat diinformasikan
kepada orang lain”.52
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis model Milles dan Huberman yang
terdiri dari data reduction, display, dan conclution atau verification. Reduksi
yang berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data display atau penyajian dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan langkah selanjutnya
adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini pertama dari
pengumpulan data yang dilakukan dalam Observasi dan wawancara dengan
mewawancarai guru bimbingan dan konseling, siswa yang memiliki catatan
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D., h. 245 52
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif., h. 89
54
kenakalan serta kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo yang kemudian
dikumpulkan menjadi satu setelah itu keseluruhan data yang didapat tersebut
dipilih dan diteliti karena banyaknya data yang didapat, sehingga dilakukan
pemilihan untuk memfokuskan data yang diperlukan dan kemudian disajikan
yang isinya mengenai data yang cocok yang setelah itu dilakukan penarikan
kesimpulan.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Trimurjo
SMP Negeri 1 Trimurjo terletak di Desa Purwodadi 13 A Kecamatan
Trimurjo yang berdiri sejak tahun 1982 di atas tanah kepemilikan pemerintah seluas
20.080 m2. Secara geografis SMP Negeri 1 Trimurjo terletak di perbatasan
Kabupaten Lampung Tengah.
Sejak diberlakukan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Nasional dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, telah mendorong perubahan pada sistem pengelolaan pendidikan di
Lampung Tengah. Proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Trimurjo telah
memberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk kelas IX,
sedangkan kelas VII dan kelas VIII menggunakan kurikulum K13.
SMP Negeri 1 Trimurjo telah mengalami beberapa kali pergantian kepala
sekolah. Adapun daftar kepemimpinan SMP Negeri 1 Trimurjo dari awal sampai
sekarang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Kepemimpinan SMP Negeri 1 Trimurjo
No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan
1 Nai Bahu Periode 1986 sampai 1987
2 Djemain Periode 1987 sampai 1995
3 Dra. Waidah Periode 1995 sampai 1997
4 Suwito PS Periode 1997 sampai 1998
5 Slamet Periode 1998 sampai 2001
6 Drs. Hasan Ibrahim Periode 2001 sampai 2006
56
7 Sukendar, S.Pd. (Alm) Periode 2006 sampai 2010
8 Haryanto, S.Pd Periode 2010 sampai 2014
9 Dewi Indawati, S.Pd., M.M Periode 2014 sampai 2019
10 Prayitno Untoro S,Pd., M,Pd. Periode 2019 sampai sekarang
2. Visi dan Misi SMPN 1 Trimurjo
a. Visi Sekolah
“Unggul dalam Prestasi, Kreatif dalam Karya, dan Santun dalam
Perilaku Berdasarkan Iman dan Taqwa”
Indikator :
1) Unggul dalam prestasi akademik
2) Unggul dalam kedisiplinan dan tanggung jawab
3) Unggul dalam kerukunan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap
sesama
4) Unggul dalam kegiatan olahraga
5) Unggul dalam kegiatan kesenian
6) Unggul dalam kegiatan keagamaan
7) Unggul dalam sikap dan perilaku
8) Unggul dalam kegiatan kepramukaan
9) Mendapat kepercayaan dari masyarakat
10) Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif
b. Misi Sekolah
57
1) Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa
2) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
minat dan bakat siswa
3) Menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan untuk meningkatkan nilai
kerukunan, kebersamaan, dan kepedulian siswa terhadap sesame
4) Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai event olahraga
5) Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai event kesenian
6) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
memiliki budi pekerti yang luhur
7) Meningkatan kompetensi dan profesionalitas tenaga pendidik dan
kependidikan
8) Mengimplementasikan MBS yang mandiri, transparan, akuntabel,
partisipatif, fleksibel dan berkesinambungan
9) Membudayakan siswa untuk bersikap dan berperilaku sesuai norma
susila, hukum, agama, dan sosial dalam rangka menanamkan nilai-
nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa
10) Menyelenggaran kegiatan dan mengikuti berbagai event
kepramukaan
11) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sekolah
12) Menjalin kerja sama yang harmonis dan sinergis dengan masyarakat.
13) Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, aman, bersih, hijau,
dan indah.
58
59
3. Letak Geografis SMPN 1 Trimurjo
Lokasi SMP Negeri 1 Trimurjo terletak di jalan metro-wates km.05
Dusun III RT 006/RW 003 Desa Purwodadi 13A Kecamatan Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah. Secara administratif batas-batas wilayah SMP
Negeri 1 Trimurjo diantaranya:
a. Sebelah Utara perbatasan dengan Kelurahan Banjarsari
b. Sebelah Selatan perbatasan dengan Desa Tempuran
c. Sebelah Barat perbatasan dengan Desa Purwo Adi
d. Sebelah Timur perbatasan dengan Kelurahan Ganjar Agung
Jarak dengan pusat pemerintahan kecamatan yaitu kurang lebih 15
Km kemudian SMP Negeri 1 Trimurjo dengan Ibu Kota Kabupaten
Lampung Tengah yaitu kurang lebih 80 Km, sedangkan jarak dari Ibu Kota
Provinsi kurang lebih berjarak 120 Km.
4. Data Guru SMPN 1 Trimurjo
Jumlah dewan guru SMPN 1 Trimurjo sebanyak 62 orang. Untuk lebih
jelasnya diuraikanpada table berikut:
Tabel 4.2 Keadaan Guru SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019
NO NIP NAMA MATA PELAJARAN
1 196212201987011001 Rohmad, B.A Pendidikan Agama Islam
2 197003081992032005 Lina Yulita, S.Ag Pendidikan Agama Islam
3 196406181994031001 Ahmad Fathoni, M.Pd.I Pendidikan Agama Islam
4 197103031997021004 Hendro Wibowo Pendidikan Agama Islam
5 196312201984032005 Puji Hastuti, S.Pd Pendidikan
Kewarganegaraan
6 196203251984031001 Djufri Efendi, S.Pd Pendidikan
Kewarganegaraan
7 196606172000122001 Sriwati, S.Pd. Pendidikan
Kewarganegaraan
60
NO NIP NAMA MATA PELAJARAN
8 196204271981112001 Purwati PH, S.Pd. Bahasa Indonesia
9 196005161983032007 Dra. Subekti Bahasa Indonesia
10 195907191986022003 Suwarni, S.Pd Bahasa Indonesia
11 196602131989011003 Mulyono, S.Pd. Bahasa Indonesia
12 196510251990022002 Sumarni, S.Pd. Bahasa Indonesia
13 196308151997021001 Drs. Suyoto Bahasa Indonesia
14 196611041998021001 Edi Turpuji Astono,
S.Pd. Bahasa Indonesia
15 196807272000031008 Taryono, S.Pd. Bahasa Indonesia
16 197004282000122006 Listiyo Prastiwi, S.Pd. Bahasa Indonesia
17 197504152009022001 Rumiatun, S.Pd Bahasa Indonesia
18 196407021986032009 Kasdaryati, Am.Pd. Bahasa Inggris
19 196604241988032008 Sugianti, S.Pd. Bahasa Inggris
20 196409251990032005 St. Musyarofah, Am.Pd. Bahasa Inggris
21 197011221998021001 Deddy Armand, S.Pd. Bahasa Inggris
22 198011232008012015 Eka Noviana, S.Pd. Bahasa Inggris
23 196106171984032002 Sri Tunggalningsih,
S.Pd. Matematika
24 196405021984121002 Iskandar, S.Pd. Matematika
25 196403251986022004 Mardiana, S.Pd. Matematika
26 196403061986022002 Yuliarti, Am.Pd. Matematika
27 196911081998021002 Nur Hasanuri, M.Pd Matematika
28 196602021990031017 Supar, S.Pd. Matematika
29 196710212006042002 Dewi Indawati,
S.Pd.M.M Ilmu Pengetahuan Alam
30 196209121984122003 Nurmala, Am.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
31 196405091985031006 Sudarto, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
32 196208101986021004 Suhaimi, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
33 196207091986021003 Drs. Tumino Ilmu Pengetahuan Alam
34 196703281995122002 Gurti Martia, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
35 197310081998022001 Roslinawati Kasmur,
S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
36 197507222000122002 Sulistio Rini, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
37 196403062007011005 Heriyanto, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
38 197505032007012033 Tiwik Sekarlati, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
39 197810222008102009 Eva Oktaria, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Alam
40 198107152008042001 Fitri Lusiani, S.TP Ilmu Pengetahuan Alam
41 196107291981112002 Dra. Sri Hayatun Ilmu Pengetahuan Sosial
61
NO NIP NAMA MATA PELAJARAN
42 196307181990022001 Sutiarti, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
43 197207131999031003 Abdullah, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
44 196610101991032010 Siti Sundari, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
45 196706121993032003 Dra. Winarni Ilmu Pengetahuan Sosial
46 197004031998022001 Istri Sugiyatmi, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
47 196606282000121003 Hartono, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
48 196906152006042006 Dra. Tri Muryani Ilmu Pengetahuan Sosial
49 196810162007012025 Dra. Drita Supriyati Ilmu Pengetahuan Sosial
50 196903302007012019 Rika Astuti, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
51 198003102008012018 Tukirah, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
52 196905212008012009 Dra. Erawati Komsiatun Ilmu Pengetahuan Sosial
53 196903212008012006 Nurmala Dewi, S.Pd. Ilmu Pengetahuan Sosial
54 197808172009022002 Ai Sulastri, S.Pd Bimbingan Konseling
55 196410101989022001 Wiwik Trimuharyati Seni Budaya
56 196702101990112001 Ponilah Seni Budaya
57 196208171987032014 Berti Agustiana Bahasa dan Aksara
Lampung
58 195912151986021009 Yusro Penjaskes
59 196403251987011001 Sugiono Penjaskes
60 197712082010011005 Anwar Sadat, S.Kom Tinkom
61 195906071980122001 Dra. Kadariyah Bimbingan Konseling
62 197301141993111001 Amiluddin, S.Pd Bimbingan Konseling
Sumber: Data statistic daftar keadaan SMP Negeri 1 Trimurjo
62
5. Struktur Organisasi SMPN 1 Trimurjo
Adapun struktur organisasi SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019
sebagai berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019
Sumber: Profil SMP Negeri 1 Trimurjo
KEPALA SEKOLAH
PRAYITNO UNTORO, SPd. MM
NIP. 196802051998021001
KOMITE SEKOLAH
SIGIT HARYADI
WAKIL KEPALA SEKOLAH
1. KURIKULUM
(NUR HASANURI, M.Pd)
2. KESISWAAN
(Drs. EDI TURPUJI ASTONO)
3. SARANA PRASARANA
(SUHAIMI, S.Pd)
4. HUMAS
(SUDARTO, S.Pd)
TATA USAHA
1. KEPEGAWAIAN
(MARYA WIDI ASTUTI, S.Pd)
2. BENDAHARA
(PUNDARI)
3. PENJAGA SEKOLAH
(SRIYONO)
4. SATPAM
(LUKMAN HAKIM)
5. KEBERSIHAN
(AHMAD JUBAIDI)
OPRATOR SEKOLAH
AGUS ANDRIANTO
DEWAN GURU
SISWA
KA. PERPUSTAKAAN
(Dra. SUBEKTI)
KA. LAB IPA
(SUDARTO, SPd)
UKS
(RIKA ASTUTI, S.Pd)
63
6. Peta dan Satelit SMP Negeri 1 Trimurjo Berdasarkan Google Maps
Adapun peta dan satelit SMP Negeri 1 Trimurjo dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2. Peta Google Maps SMP Negeri 1 Trimurjo
Sumber: Google, 22 November 2019 Pukul 09.36
64
Gambar 3. Satelit Google Maps SMP Negeri 1 Trimurjo
Sumber: Google, 22 November 2019 Pukul 09.38
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Ketika orang tua ingin anaknya mendapatkan bimbingan yang sesuai
disebuah sekolah, sebaiknya sebelum memilih untuk mendapatkan bimbingan
perlu pemikiran maupun pertimbangan-pertimbangan yang sekiranya dapat
membantu menyelesaikan masalah. Setiap masalah yang dialami oleh seorang
siswa hendaknya dicari penyelesaiannya sebaik mungkin, dan sekolah yang
sudah memiliki layanan khusus terkait dengan bimbingan dan konseling
merupakan tempat yang tepat bagi siswa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan pembelajaran dengan terarah.
65
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal
29 Oktober 2019 dengan mewawancarai guru bimbingan konseling, siswa yang
memiliki catatan kenakalan, dan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Trimurjo
mengenai “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019”, penulis memperoleh beberapa
informasi yang kemudian pendapat mereka secara umum sama, yaitu sebagai
berikut:
1. Bentuk dan Faktor Penyebab Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1
Trimurjo
Kenakalan siswa adalah perbuatan yang melanggar aturan, hukum
atau norma dalam lingkungan sekolah yang dilakukan pada masa transisi
kanak-kanak menuju dewasa atau memasuki usia 10-12 tahun. Kenakalan
yang dilakukan siswa di sekolah tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu yang mendorong siswa untuk melakukan kenakalan.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan
dan konseling, siswa yang memiliki catatan kenakalan, dan kepala sekolah
SMP Negeri 1 Trimurjo, terkait dengan bentuk dan faktor penyebab
kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo yaitu: Pendapat Cindy Novia
salah satu siswa yang memiliki catatan kenakalan di SMP Negeri 1 Trimurjo
“Pendapat Saya, Bentuk kenakalan siswa yang sering kali saya lakukan di
sekolah yaitu, membolos, membuat gaduh di kelas, dan tidak mengerjakan
66
tugas, tetapi kenakalan yang pernah saya lakukan sehingga saya dipanggil
ke ruang BK yaitu ketika melompat pagar saat akan membolos.” 53
Pendapat kedua dari Delisa Nur Widia salah satu siswa yang
memiliki catatan kenakalan mengatakan bahwa “bentuk kenakalan yang
seringkali saya lakukan biasanya datang terlambat di sekolah, tetapu yang
pernah membuat saya dipanggil ke ruang BK ketika saya melompat pagar
karena akan membolos.54
Pendapat Ketiga, Bapak Amiludin selaku guru bimbingan dan
konseling yaitu “Secara umum kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
masih dapat ditangani, kalau mengenai bentuk kenakalan siswa seperti,
merokok di lingkungan sekolah, membolos, dan tidak mengerjakan tugas,
kadang juga usil dengan teman sebayanya. Kemudian untuk faktor yang
menjadi penyebab kenakalan yang siswa lakukan di SMP Negeri 1 Trimurjo
biasanya berasal dari lingkungan di rumahnya, contohnya kalau disini ada
yang mengaji malam tetapi setelah selesai tidak langsung pulang ke rumah
tetapi malah nongkrong bersama temannya. Kalau yang lain-lain terkait
dengan perilaku bolos ataupun merokok hanya dipengaruhi atau ikut-ikutan
dengan kakak kelas dan teman sebaya. Ada juga masalah lain seperti broken
home, orangtua bercerai sehingga anak kekurangan perhatian dan
pengawasan orangtua.”55
53
Cindy Novia, Wawancara, Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29 Oktober 2019
Pukul 10.00 WIB. 54
Delisa Nur Widia, Wawancara, Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 21 Januari
2019 Pukul 13.30 WIB. 55
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB.
67
Pendapat keempat dari Bapak Prayitno Untoro selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri Trimurjo “Pada umumnya bentuk kenakalan siswa di
SMP Negeri 1 Trimurjo masih dapat ditangani, kemudian mengenai faktor
penyebab kenakalan yang dilakukan siswa di sekolah ini biasanya berasal
dari lingkungan keluarga seperti broken home atau kurang pengawasan
orangtua, lingkungan sekolah pergaulan dengan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat.”56
Berdasarakan pendapat dari guru BK, siswa yang memiliki catatan
kenakalan siswa, dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo bentuk
kenakalan yang dilakukan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo secara umum
membolos, tidak mengerjakan tugas, dan merokok yang secara umum
perilaku tersebut masih dapat ditangani oleh pihak sekolah.
Adapun hasil wawancara dengan ketiga orang tersebut terkait
dengan faktor penyebab kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo, maka
penulis menemukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga menjadi faktor penyebab terjanya sebuah
kenakalan, baik itu kenakalan yang dilakukan di sekolah maupun di
lingkungan keluarganya. Penyebab mereka menjadi nakal karena
kurangnya pola asuh dari orang tua dan kurang penegasan dari orang
tua biasa menyebabkan anak melakukan kenakalan, penyebab lain bisa
juga dikarekan keluarga yang mengalami broken home, karena ekonomi
56
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB.
68
yang rendah, dan kurangnya rasa kasih sayang dari orang tua.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah
lingkungan keluarga bagi siswa. Selama mereka menempuh pendidikan
formal di sekolah terjadi interaksi antara sesamanya, juga interaksi
dengan pendidikan. Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering
menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi perkembangan
mental anak sehingga timbullah kenakalan siswa.
Dalam lingkungan ini anak seharusnya dibimbing dan dibina sebaik
mungkin, namun jarang terlaksana dengan sukses karena siswa
mempunyai permasalahan-permasalahan tersendiri. Tidak hanya itu
saja, anak-anak yang memang sulit dibimbing di sekolah lari dan atau
membolos mencari kepuasan di lingkungan masyarakat.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Masyarakat dan lingkungan sekitar mempunyai peran penting
dalam perkembangan emosional seorang anak, karena ketika anak
berada di lingkungan masyarakat ia akan berinteraksi dengan berbagai
individu baik itu dengan teman sebaya atau dengan orang yang
umurnya lebih tua, sehingga hal tersebut juga ikut menjadi faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang anak baik di lingkungan keluarga
ataupun di sekolah.
69
2. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa Di SMP Negeri 1 Trimurjo
Kenakalan remaja yang biasa terjadi di sekolah antara lain,
membolos, sekolah datang terlambat, bolos sekolah, berbohong pada orang
lain, dan masih banyak lagi. Peran guru bimbingan dan konseling sangatlah
dibutuhkan dalam menangani permasalahan yang dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan kepada guru
bimbingan dan konseling, dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo
terkait dengan peran guru bimbingan dan konseling yaitu, pertama pendapat
Bapak Amiludin mengatakan “Peran guru bimbingan dan konseling secara
umum adalah membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya , dan memberi bimbingan agar siswa tidak salah dalam
mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Misalnya
ketika siswa tingkat akhir yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan
ketingkat selanjutnya terkadang ada beberapa siswa yang bingung untuk
memilih jurusan apa yang tepat untuknya, apakah IPA atau IPS atau bahkan
sekolah kejuruan. Guru bimbingan dan konseling akan siap membantu siswa
dalam meyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi baik itu tentang
masalah akadmis ataupun penyimpangan perilaku yang ia lakukan.”57
Kedua, pendapat dari Bapak Prayitno Untoro “Di sekolah kami
memang ada pelayanan bimbingan dan konseling untuk siswa yang
bermasalah, dan kami telah memasukan mata pelajaran bimbingan dan
konseling ke dalam jadwal mata pelajaran di kelas agar siswa mendapatkan
57
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB
70
bimbingan dan konseling yang cukup. Peran guru bimbingan dan konseling
memang sangatlah penting dalam menentukan perkembangan potensi yang
ada di dalam siswa, serta membantu siswa menyelesaikan maslaah yang ia
hadapi baik itu terkait permasalahan dalam mengikuti pelajaran di kelas
ataupun perilaku-perilaku kanakalan yang ia lakukan baik itu di sekolah
ataupun di rumahnya.”58
Ketiga, pendapat Cindy Novia “Guru bimbingan dan konseling
memang sangat penting ada di sekolah, walaupun sebenarnya terkadang
saya sendiri sedikit kesal karena selalu mendapat hukuman karena
melakukan kenakalan tetapi mereka pasti berniat mendidik.”59
Keempat, pendapat Delia Nur Widia “Guru bimbingan dan
konseling walaupun sering memarahi saya, tetapi sebenarnya mereka
perhatian dan peduli kepada siswanya ketika ada masalah.”60
Berdasarkan pendapat dari guru bimbingan dan konseling, dan
kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo terkait dengan peran guru
bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri
1 Trimurjo, peran guru bimbingan dan konseling antara lain;
a. Membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya.
Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda yang perlu
dikembangkan agar siswa kedepannya dapat mandiri dan menjalani
58
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB 59
Cindy Novia, Wawancara, Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29 Oktober 2019
Pukul 10.00 WIB. 60 Delisa Nur Widia, Wawancara, Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 21 Januari
2019 Pukul 13.30 WIB.
71
hidupnya dengan baik. Salah satu peran guru bimbingan dan konseling
adalah membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya, hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan materi
bimbingan dan konseling di dalam kelas, dengan harapan guru akan
mengenali siswa lebih dalam lagi, sehingga guru bimbingan dan
konseling bisa mengetahui potensi dan bakat yang dimiliki siswa.
b. Membantu siswa dalam menyusun rencana untuk mencapai tujuan
tertentu.
Peran guru bimbingan dan konseling dalam membantu siswa untuk
menyusun suatu rencana sangatlah penting agar siswa dapat
mengarahkan dengan tepat kemampuan yang ia miliki. Misalnya, ketika
siswa sudah berada pada kelas IX, tentunya ia akan dihadapkan dengan
pilihan untuk melanjutkan pendidikannaya baik itu di SMA/MA/SMK,
terkadang juga siswa kesulitan dalam menentukan suatu jurusan yang
akan ia pilih, sehingga peran guru dalam menyusun rencana yang tepat
dalam membantu siswa mencapai tujuan dapat dilakukan dengan cara
konseling pribadi atau ketika menyampaikan materi bimbingan dan
konseling di kelas.
c. Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
Dalam membantu siswa dalam menyelesaikan masalah, guru bimbingan
dan konseling perlu mengetahui karakter dan latar belakang siswa
melakukan kenakalan di sekolah, sehingga guru bimbingan dan
konseling akan dapat menentukan cara yang paling tepat dalam
membantu siswa untuk menyelesaikan masalahnya. Adapaun cara guru
72
bimbingan dan konseling untuk mengantisipasi siswa agar tidak
melakukan kenakalan dapat dilakukan dengan cara mengadakan
hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran yang dilakukan.
Pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 1 Trimurjo pada umumnya
diberikan dalam bentuk lisan maupun tulisan kepada siswa dan
orangtua. Kemudian melakukan pengawasan khusus oleh kepala
sekolah dan guru bimbingan dan konseling.
3. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
Pada usia remaja tentunya seorang siswa tidak lepas dari pergaulan.
Pada tingkat usia ini pula siswa sering menghadapi berbagai keadaan yang
mana pada titik ini juga menjadi penentu mau jadi seperti apa individu
tersebut kemudian hari. Sejatinya, seorang siswa dalam usia remaja hanya
membutuhkan arahan yang tepat agar nantinya dapat dijadikan pegangan
dalam menjalani hidup.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan
dan konseling, siswa yang memiliki catatan kenakalan, dan kepala sekolah
SMP Negeri 1 Trimurjo, terkait dengan upaya guru bimbingan dan
konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
yaitu: Pertama, Bapak Amiludin mengatakan “Untuk mengatasi kenakalan
siswa biasanya ada teguran pertama dengan cara di panggil. Teguran
pertama ini dilakukan wali kelas untuk dinasehati, kemudian ketika wali
kelas tidak dapat menangani maka akan diambil alih oleh guru BK. Ketika
guru BK melakukan pemanggilan ke siswa kami juga menghadirkan wali
73
kelas dan guru yang bersangkutan. Ketika siswa perilakunya tetap belum
berubah maka kami menghadirkan wakil kepala bidang kesiswaan untuk
pemanggilan orangtua dan jika ketika pemanggilan orangtua tidak
diindahkan oleh siswa maka siswa tersebut kamu pulangkan ke orangtua.
Tetapi biasanya setelah hal tersebut dilakukan kebanyakan siswa sudah
berubah karena malu.”61
Kedua, Cindy Novia sebagai siswa yang memiliki
catatan kenakalan di sekolah “Ketika saya melakukan kenakalan biasanya
saya di nasehati oleh guru BK, kadang juga oleh guru di kelas untuk tidak
mengulangi kenakalan tersebut. Terkadang juga ketika dipanggil untuk ke
ruangan BK saya sudah kapok dan malu karena dilihat oleh teman-teman di
sekolah.”62
Ketiga, Bapak Praytino Untoro selaku kepala sekolah “Salah
satu upaya yang diterapkan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1
Trimurjo adalah dengan cara menasehati dan memberikan sanksi kepada
siswa agar tidak mengulangi kenakalan yang ia lakukan. Tetapi sebelum itu
dilakukan, biasanya wali kelas ataupun guru di kelas yang melihat
kenakalan yang dilakukan siswa sudah tanggap dan langsung menegur
perilaku nakal yang dilakukan siswa di sekolah. Tetapi juga ada beberapa
siswa yang tidak jera dengan hukuman yang diberikan sehingga pihak
sekolah harus menghadirkan orangtua untuk membantu dalam menangani
masalah yang dilakukan siswa tersebut, terkadang sebelum kami melakukan
DO (drop out) atau mengeluarkan siswa, orangtua sudah malu sendiri dan
61
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB.
62
Cindy Novia, Wawancara, Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29 Oktober 2019
Pukul 10.00 WIB.
74
akhirnya memindahkan anaknya ke sekolah lain, tetapi biasanya setelah
dilakukan pemanggilan orangtua siswa tersebut sudah berubah dikarenakan
malu.”63
Berdasarakan pendapat dari guru BK, siswa yang memiliki catatan
kenakalan siswa, dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, terkait dengan
upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di
SMP Negeri 1 Trimurjo, guru bimbingan dan konseling mengatasi
kenakalan sesuai dengan prosedur berupa pemberian nasihat atau teguran
dan hukuman yang bersifat mendidik. Adapun ketika siswa yang
bersangkutan tidak berubah maka akan dilakukan pemanggilan orangtua
untuk bersama-sama memacahkan masalah kenakalan yang dilakukan siswa
yang bersangkutan. Tetapi biasanya setelah dilakukan pemanggilan
orangtua, siswa yang melakukan kenakalan sudah jera dan tidak mengulangi
lagi perbuatannya.
4. Sanksi atau Hukuman yang Dilakukan dalam Mengatasi Kenakalan
Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
Untuk menghasilkan lulusan terbaik yang bermutu salah satu upaya
yang dilakukan adalah dengan membuat tata tertib atau peraturan sekolah
yang mengikat siswa dan akan mendapat sanksi apabila melanggar.
Setiap lembaga pendidikan (sekolah) tentu membuat peraturan
dengan tujuan agar para siswa memiliki kedisiplinana yang tinggi dan tata
tertib yang berlaku di sekolah merupakan salah satu komponen yang penting
demi kelancaran proses belajar mengajar serta siswa tidak merasa terbebani
63
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB.
75
dengan adanya tata tertib itu. Hanya saja ada beberapa siswa yang
melakukan kenakalan dilingkungan sekolah yang tentu saja menjadi
persoalan yang perlu ditangani.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan
dan konseling, siswa yang memiliki catatan kenakalan, dan kepala sekolah
SMP Negeri 1 Trimurjo, terkait dengan sanksi atau hukuman yang
dilakukan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
yaitu: Pertama, Bapak Amiludin mengatakan, “Di sekolah ini umumnya
sesusah apapun masalahnya kenakalan yang dilakukan siswa dalam
konseling pribadi, siswa yang bersangkutan sudah malu dan akhirnya
berubah, artinya kenakalan yang dilakukan siswa masih dapat dikendalikan.
Adapaun sanksi yang kita berikan kepada anak bersifat mendidik, misalnya
ketika ada siswa telat masuk, kita berikan sanksi berupa membersihkan
lingkungan sekolah, ada juga ketika tidak mengerjakan tugas kita berikan
sanksi berupa mengerjakannya di depan kelas agar merasa jera dan tidak
diulangi. Tetapi umumnya selesai dengan pemanggilan orangtua, dari pihak
sekolah belum sampai dimengeluarkan siswa.”64
64
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB.
76
Dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di
SMP Negeri 1 Trimurjo penulis memperoleh data dokumen tertulis berupa
tabel tata tertib siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo sebagai berikut.
Tabel 4.3 Point Pelanggaran dan Sanksi Siswa SMP Negeri 1 Trimurjo
Tahun 2019
a. Pelanggaran
No Jenis Pelanggaran Poin
1 Siswa terlambat 5
2 Siswa tidak masuk sekolah pada hari sekolah tanpa
keterangan
10
3 Siswa meninggalkan sekolah pada jam belajar tanpa izin
/membolos
10
4 Siswa tidak mengikuti upacara tanpa alasan yang jelas 5
5 Siswa tidak memakai seragam sekolah yang telah
ditentukan
3
6 Siswa memarkirkan kendaraan bermotor tidak didalam
lokasi sekolah
5
7 Siswa tidak mengikuti program kegiatan sekolah selain
kegiatan belajar dikelas
5
8 Siswa Berambut Gondrong/Gaya Rambut Yang Tidak
Sesuai Dengan Ketentuan Madrasah atau dan berasesoris
yang tidak mencerminkan kepribadian siswa/i SMP
Negeri 1 Trimurjo
5
9 Siswa mengganggu ketertiban umum di sekolah pada
waktu jam pembelajaran
5
77
10 Siswa membuat coretan dan atau mengotori kelas
sejenisnya pada tembok atau fasilitas sekolah
5
11 Siswa memainkan Hp saat jam belajar 10
12 Siswa membawa rokok dan atau merokok dilingkungan
madrasah dan luar madrasah dengan masih
menggunakan seragam atau atribut siswa yang masih
mencirikan siswa/siswi SMP Negeri 1 Trimurjo
15
13 Siswa mambawa senjata api atau senjata tajam 50
14 Siswa membawa dan atau menggunakan obat-obat
terlarang
100
15 Siswa membawa, meminum minuman ber alkohol dan
atau mabuk
100
16 Siswa membawa gambar atau bacaan berbau porno 50
17 Siswa terlibat perkelahian dengan sesama siswa SMP
Negeri 1 Trimurjo
25
18 Siswa terlibat perkelahian dengan selain siswa SMP
Negeri 1 Trimurjo pada waktu jam belajar
50
19 Siswa memukul, / berbuat kekerasan terhadap kepala
sekolah, guru dan staf
100
20 Siswa melakukan pemerasan dilingkungan sekolah dan
diluar lingkungan sekolah
50
21 Siswa memberikan ancaman melukai siswa/siswi
sekolah
25
22 Siswa terlibat dalam tindak pidana/kriminal yang 100
78
diadukan oleh kepala kampung / yang wajib
23 Siswa mencuri barang milik sekolah atau warga sekolah 100
24 Siswa berbuat yang tidak senonoh/ asusila dilingkungan/
diluar sekolah
100
25 Siswa memalsukan tanda tangan kepala sekolah, guru
atau karyawan terhadap surat-surat berharga
100
26 Siswa memalsukan tanda tangan orang tua 25
27 Siswa berkata kasar dan atau melawan terhadap Kepala
Sekolah, Guru dan Staf
50
28 Siswa menikah dan atau hamil 100
b. Sanksi
No Point Maks Sanksi Yang Diberikan
1 12 Peringatan
2 20 Peringatan tertulis dengan tembusan orang tua
3 30
Membuat surat pernyataan yang ditandatangani
siswa, orang tua/wali siswa yang diketahui wali
kelas
4 40 Pemanggilan Orang Tua/Wali Siswa
5 60 Pemanggilan Orang Tua/Wali Siswa ke-2
6 75 Pemanggilan Orang Tua/Wali Siswa ke-3
7 100 Dikembalikan kepada Orang Tua/Wali Siswa
79
Pendapat kedua, yaitu Bapak Prayitno Untoro mengatakan “ Sanksi
atau hukuman yang diberikan kepada siswa yang melakukan kenakalan
terutama di lingkungan sekolah ini umumnya bersifat mendidik, kalau saya
perhatikan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Trimurjo
memberikan hukuman kepada siswa menyesuikan dengan tindak
kenakalannya, misalnya ketika ada siswa yang telat datang ke sekolah guru
bimbingan dan konseling memberikan sanksi berupa membersihkan
beberapa sudut lingkungan sekolah yang masih kelihatan kotor, kemudian
baru memperbolehkan siswa tersebut masuk ke kelasnya. Adapun untuk
mencegah siswa melakuakan perilaku menyimpang atau kenakalan dari
pihak sekolah telah membuat beberapa peraturan berupa poin-poin berikut
juga sanksinya. Maka ketika ada siswa yang melanggar peraturan atau tata
tertib di sekolah maka guru bimbingan dan konseling akan mencatat
kenakalan siswa tersebut dan juga memberikan sanksi agar anak tersebut
jera dan tidak mengulangi perbuatan kembali.”65
Berdasarkan pendapat dari guru bimbingan konseling, dan kepala
sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo terkait dengan sanksi atau hukuman yang
dilakukan dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
yang penulis peroleh dari wawanacara, ada bebarapa kecocokan data yaitu,
sanksi yang diberikan kepada siswa yang melakukan kenakalan berupa
hukuman yang bersifat mendidik, adapun kenakalan yang dilakukan siswa
di SMP Negeri 1 Trimurjo masih dapat dikendalikan, dan dari hasil survey
yang lakukan pada tanggal 29 Oktober 2019 penulis memperoleh data
65
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB.
80
dokumen tertulis berupa tabel poin pelanggaran dan sanksi siswa SMP
Negeri 1 Trimurjo Tahun 2019 yang telah penulis paparkan di atas.
5. Strategi dan Cara Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1
Trimurjo yang Memiliki Karakter Berbeda-beda.
Setiap siswa memiliki bentuk-bentuk kenakalan yang berbeda-beda
dikarenakan karakter setiap siswa berbeda-beda pula. Sehingga diperlukan
strategi yang tepat agar siswa tersebut dapat ditangani dengan baik dan tidak
semua masalah yang dialami siswa dapat ditangani dengan cara yang sama.
Berikut wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan
dan konseling, dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, terkait dengan
strategi dan cara mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
yaitu: Pendapat Bapak Amiludin “Strategi yang paling efektif dalam
mengatasi kenakalan siswa adalah dengan diadakannya kerjasama dengan
orangtua. Ketika siswa melakukan kenakalan yang sekiranya mengharuskan
guru bimbingan dan konseling menghadirkan orangtua, maka guru
bimbingan dan konseling akan melakukan pemanggilan orangtu dan
berkoordinasi tentang perilaku menyimpang yang dilakukan anaknya. Pada
umumnya ditahap ini orangtua akan merasa malu karena tingkah laku
anakanya sehingga ketika siswa berada di rumah, orangtua akan
memberikan perhatian terhadap anaknya. Adapun cara yang dilakukan
dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan siswa tidak bisa disama ratakan,
sehingga kita melakukan klasifikasi secara umum sesuai dengan tingkat
81
kelas atau umur siswa serta beberapa siswa yang memiliki keadaan keluarga
broken home kita pisahkan.”66
Pendapat Kedua, Bapak Prayitno Untoro mengatakan “Strategi
yang paling efektif dalam mengatasi kenakalan siswa adalah dengan
diadakannya kerja sama antara guru BK dan orangtua, sehingga ketika anak
melakukan kenakalan baik itu dilingkungan rumahnya ataupun di sekolah,
ia akan selalu diawas dan tentunya tindakan yang ia lakukan akan
terkontrol. Kemudian terkait penyelesaian masalah kenakalan siswa yang
beragam, tentunya cara dalam mengatasinya pun harus beragam pula,
artinya harus disesuaikan dengan karakter siswa dan setiap penyelesaian
masalah tidak bisa disamakan antara siswa yang satu dengan yang lain.”67
Berdasarkan pendapat guru bimbingan dan konseling, dan kepala
sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo terkait dengan strategi dan cara mengatasi
kenakalan siswa SMP Negeri 1 Trimurjo yang memiliki karakter yang
berbeda-beda, yaitu; strategi paling efektif adalah dengan melakukan
kerjasama anatara guru bimbingan dan konseling dengan orangtua siswa,
karena dengan cara tersebut siswa akan selalu dibantu baik itu ketika
dilingkungan rumahanya atau ketika berada dilingkungan sekolah. Adapun
cara mengatasi kenakalan siswa yang berbeda-beda, guru bimbingan dan
konseling melakukan klasifikasi atau pengelompokan siswa sesuai dengan
tingkat kelas atau usainya serta bebrapa siswa yang memiliki latar belakang
keluarga yang kurang memberikan perhatian terhadap anaknya atau broken
66
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB. 67
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB.
82
home, sehingga guru bimbingan dan konseling akan lebih mudah dalam
menghadapi kenakalan yang dilakukan siswa.
6. Kendala atau Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam
Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
Mengingat bahwasannya guru mata pelajaran tidak dapat
sepenuhnya mengawasi tingkah laku dan perkembangan siswanya, maka
perlu adanya seorang guru bimbingan dan konseling yang mampu
memberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa dalam menyelesaikan
masalah yang ia hadapi, sehingga siswa akan lebih mudah untuk diarahkan
menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur serta memiliki kepribadian yang
baik.
Dalam mengatasi kenakan siswa tentunya guru bimbingan
konseling mengalami beberapa kendala atau hambatan. Berdasarkan
pendapat dari guru bimbingan dan konseling dan kepala sekolah SMP
Negeri 1 Trimurjo terkait dengan kendala atau hambatan guru bimbingan
dan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo.
Pendapat pertama, Bapak Amiludin “Kendala yang kami alami
ketika orangtua siswa yang melakukan kenakalan disekolah kurang tanggap,
karena ada beberapa orangtua yang menganggap bahwa tugas orangtua
cukup untuk mencari nafkah, sehingga pendidikan karakter siswa
sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah dan mereka kurang peduli apa
masalah yang sedang anaknya hadapi. Dalam mengatasi kendala atau
hambatan seperti ini biasanya guru bimbingan dan konsling ketika
mendapati siswa yang melakukan kenakalan segera berkomunikasi dengan
83
pihak orangtua, sehingga orangtua juga dalam hal ini akan muali terlibat dan
ikut membantu guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan
yang dilakukan anak tersebut.”68
Kedua, Bapak Prayitno Untoro mengatakan, “Salah satu kendala
yang sering kali dihadapi adalah ketika orangtua kurang menanggapi
masalah yang dialamai anaknya, bahkan ada beberapa orangtua yang selalu
membela anaknya walaupun ia tahu bahwa anak tersebut memang
melakukan pelanggaran di sekolah.”69
Berdasarkan pendapat dari guru bimbingan dan konseling, dan
kepala sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo terkait dengan kendala dan
hambatan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasai kenakalan siswa
di SMP Negeri 1 Trimurjo, kerja sama antara guru BK dan orangtua
memang tidak dapat dipisahkan dalam menangani kenakalan siswa di
sekolah, karena jika orangtua kurang peduli dan tanggap dengan masalah
yang dihadapi anaknya, maka guru bimbingan dan konseling pun dalam
melakukan bimbingan terhadap anak tersebut tentunya akan kurang
maksimal, sehingga perlu adanya kerja sama yang baik antara guru BK dan
orangtua.
68
Amiludin, Wawancara, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Trimurjo,
Pada 29 Oktober 2019 Pukul 07.30 WIB. 69
Prayitno Untoro, Wawancara, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo, Pada 29
Oktober 2019 Pukul 09.00 WIB.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai peran guru bimbingan dan konseling
dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwasanya;
1. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa
di SMP Negeri 1 Trimurjo
Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan
siswa sangatlah penting keberadannya. Karena setiap siswa memiliki
potensi melakukan tindakan kenakalan, maka guru bimbingan dan konseling
harus selalu siap siaga dalam mengatasi serta membantu siswa
menyelesaikan masalah yang ia hadapi, baik dengan cara pemberian tata
tertib berupa peraturan dan sanksi yang sudah di tetapkan pihak sekolah
ataupun dengan konseling pribadi dengan siswa dengan harapan akan
terbentuk interaksi yang baik antara guru bimbingan dan konseling dengan
siswa yang bersangkutan.
Karena tugas guru bimbingan dan konseling lebih khusus
dibandingkan dengan guru mata pelajaran, yaitu untuk membantu siswa
dalam menemukan jati diri serta mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Tentunya semua itu juga tidak lepas dari peran penting keluarga
sebagai tempat pendidikan pertama bagi siswa ketika berada di rumah.
85
2. Faktor Penyebab Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari penelitian ini bahwa
faktor-faktor yang memperngaruhi kenakalan siswa SMPN 1 Trimurjo
adalah sebagai berikut.
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan faktor utama dari pembentukan karakter siswa,
sebagaimana orang tua mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik.
b. Faktor Lingungan Sekolah
Lingkungan sekolah berisi tentang interaksi yang mereka lakukan di
sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi
perkembangan mental anak sehingga timbulah kenakalan siswa.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat berperan penting dalam pembentukan karakter siwa,
jika lingkunganya memiliki kekurangan dalam pelaksanaan ajaran-ajaran
agama, masyarakat kurang memperoleh pendidikan sehingga berpengaruh
terhadap cara-cara orang tua mendidik anak, kurangnya pengawasan terhadap
anak dan pengaruh norma-norma baru dari luar.
86
B. Saran
Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti ingin juga mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Untuk peran guru sebaiknya ditingkatkan lagi supaya guru tidak hanya
mentransfer ilmu saja, tetapi terus membimbing siswa yang masih memiliki
banyak sifat yang kurang pantas, sehingga menjadi peribadi yang lebih baik.
2. Untuk terus berupaya mencari sebuah solusi dari faktor-faktor kenakalan
siswa, supaya siswa memiliki nilai tambah, tidak hanya memiliki ilmu tetapi
memiliki akhlak yang baik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah dan Safarina. Etika Pendidikan keluarg, sekolah, dan Masyarakat.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama, 201.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Yogyakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi. Metodolodi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013.
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers, 2017.
Darajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Fathurrohman , Muhammad, dan Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas
dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2012.
Gojali, Nanang. Tafsir Hadis Tentang Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia,
2013.
Kasiran, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki
Press, 2010.
Minarti, Sri, Imu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Mulyadi. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Prenadamedia
Group, 2016.
Mu’awanah, Elfi, Bimbingan dan Konseling Islam di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
Prayitno. Pelayanan Bimbingan Di Sekolah (Dasar-dasar dan Kemungkinan
Pelaksanaan di Sekolah-sekolah Indonesia). Padang: Galia Indonesia,
1975.
Sarlito, Sarwono. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
88
Slameto. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: PT. Bina Aksara, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2012.
-----------. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.
Sujanto, Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sukardi, D. Ketut. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional, 2009.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integritas). Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Umami, Ida. Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan. Metro: STAIN Jurai
Siwo Metro Lampung, 2014.
Wils, Sufyan S. Kenakalan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1985.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
Karya, 2004.
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
Hasil Wawancara terkait Peran Guru Bimbingan dan Konseling
dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
Tahun 2019
A. Guru Bimbingan dan Konseling
1. Bagaimana bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo?
Jawaban : Secara umum kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo
masih dapat ditangani, kalau mengenai bentuk kenakalan siswa seperti,
merokok di lingkungan sekolah, membolos, dan tidak mengerjakan tugas,
kadang juga usil dengan teman sebayanya.
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kenakalan pada siswa?
Jawaban : faktor yang menjadi penyebab kenakalan yang siswa lakukan
di SMP Negeri 1 Trimurjo biasanya berasal dari lingkungan di rumahnya,
contohnya kalau disini ada yang mengaji malam tetapi setelah selesai
tidak langsung pulang ke rumah tetapi malah nongkrong bersama
temannya. Kalau yang lain-lain terkait dengan perilaku bolos ataupun
merokok hanya dipengaruhi atau ikut-ikutan dengan kakak kelas dan
teman sebaya. Ada juga masalah lain seperti broken home, orangtua
bercerai sehingga anak kekurangan perhatian dan pengawasan orangtua.
3. Bagaimanakah peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
kenakalan di sekolah?
Jawaban : Peran guru bimbingan dan konseling secara umum adalah
membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya , dan memberi bimbingan agar siswa tidak salah dalam
mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Misalnya
ketika siswa tingkat akhir yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan
ketingkat selanjutnya terkadang ada beberapa siswa yang bingung untuk
memilih jurusan apa yang tepat untuknya, apakah IPA atau IPS atau
bahkan sekolah kejuruan. Guru bimbingan dan konseling akan siap
membantu siswa dalam meyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi
baik itu tentang masalah akadmis ataupun penyimapangan perilaku yang
ia lakukan.
111
4. Upaya apakah yang anda lakukan untuk mencegah adanya kenakalan
siswa?
Jawaban : Untuk mengatasi kenakalan siswa biasanya ada teguran
pertama dengan cara di panggil. Teguran pertama ini dilakukan wali
kelas untuk dinasehati, kemudian ketika wali kelas tidak dapat
menangani maka akan diambil alih oleh guru BK. Ketika guru BK
melakukan pemanggilan ke siswa kami juga menghadirkan wali kelas
dan guru yang bersangkutan. Ketika siswa perilakunya tetap belum
berubah maka kami menghadirkan wakil kepala bidang kesiswaan untuk
pemanggilan orangtua dan jika ketika pemanggilan orangtua tidak
diindahkan oleh siswa maka siswa tersebut kamu pulangkan ke orangtua.
Tetapi biasanya setelah hal tersebut dilakukan kebanyakan siswa sudah
berubah karena malu.
5. Sikap dan karakter setiap siswa berebeda, bagaimana mengatasi karakter
siswa yang berbeda tersebut?
Jawaban : Cara yang dilakukan dalam mengatasi kenakalan yang
dilakukan siswa tidak bisa disama ratakan, sehingga kita melakukan
klasifikasi secara umum sesuai dengan tingkat kelas atau umur siswa
serta beberapa siswa yang memiliki keadaan keluarga broken home kita
pisahkan.
6. Apa saja contoh kenakalan siswa yang sulit untuk dikendalikan?
Jawaban : Alhamdulillah, sampai dengan saat ini kenakalan yang
dilakukan siswa di SMP Negeri 1 Trimurjo masih bisa dikendalikan
7. Sanksi atau hukuman apa yang dilakukan dalam menghadapi siswa yang
nakal tersebut?
Jawaban : Sanksi yang kita berikan kepada anak bersifat mendidik,
misalnya ketika ada siswa telat masuk, kita berikan sanksi berupa
membersihkan lingkungan sekolah, ada juga ketika tidak mengerjakan
tugas kita berikan sanksi berupa mengerjakannya di depan kelas agar
merasa jera dan tidak diulangi. Tetapi umumnya selesai dengan
pemanggilan orangtua, dari pihak sekolah belum sampai dimengeluarkan
siswa.
112
8. Apa saja strategi yang paling efektif sudah diterapkan dalam mengatasi
kenakalan siswa?
Jawaban : Strategi yang paling efektif dalam mengatasi kenakalan siswa
adalah dengan diadakannya kerjasama dengan orangtua. Ketika siswa
melakukan kenakalan yang sekiranya mengharuskan guru bimbingan dan
konseling menghadirkan orangtua, maka guru bimbingan dan konseling
akan melakukan pemanggilan orangtu dan berkoordinasi tentang perilaku
menyimpang yang dilakukan anaknya. Pada umumnya ditahap ini
orangtua akan merasa malu karena tingkah laku anakanya sehingga
ketika siswa berada di rumah, orangtua akan memberikan perhatian
terhadap anaknya.
9. Adakah evaluasi untuk strategi dalam mengatasi kenakalan siswa?
Jawaban : selama ini ketika kami menemukan siswa yang bermasalah
kami selalu menghubungi dan bekerja sama dengan pihak orangtua
dalam mencarikan solusi terkait kenakalan yang dilakukan siswa yang
bersangkutan.
10. Kendala apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan kedisiplinana untuk
mengatasi kenakalan siswa?
Jawaban : Kendala yang kami alami ketika orangtua siswa yang
melakukan kenakalan disekolah kurang tanggap, karena ada beberapa
orangtua yang menganggap bahwa tugas orangtua cukup untuk mencari
nafkah, sehingga pendidikan karakter siswa sepenuhnya diserahkan
kepada pihak sekolah dan mereka kurang peduli apa masalah yang
sedang anaknya hadapi.
11. Bagaimana solusi untuk kendala atau hambatan dalam mengatasi
kenakalan siswa berbasis kedisiplinan?
Jawaban : Dalam mengatasi kendala atau hambatan seperti ini biasanya
kami ketika mendapati siswa yang melakukan kenakalan segera
berkomunikasi dengan pihak orangtua, sehingga orangtua juga dalam hal
ini akan mulai terlibat dan ikut membantu guru bimbingan dan konseling
dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan anak tersebut.
113
B. Siswa yang memilki catatan kenakalan
1. Apakah kamu pernah dipanggil guru karena melakukan kenakalan?
Jawaban : Pernah.
2. Kenakalan apa yang kamu atau temanmu lakukan sehingga di panggil
guru?
Jawaban : Kenakalan yang pernah saya lakukan sehingga saya
dipanggil ke ruang BK yaitu ketika melompat pagar saat akan
membolos.
3. Hukuman apa yang biasa diberikan guru ketika melakukan kenakalan?
Jawaban : Membuang sampah, menyapu halaman.
4. Apakah guru BK dan guru lain selalu memberikan nasehat dan
bimbingan untuk tidak mengulangi kenakalan yang dilakukan?
Jawaban: iya, tapi paling sering guru BK
5. Apa saja upaya guru dalam mengatasi kenakalan siswa?
Jawaban : guru BK selalu memberikan teguran ketika ada murid yang
nakal. Tapi biasanya kalau kenakalan yang dilakukan sudah parah
biasanya anak tersebut dipanggil ke ruang BK.
6. Menurutmu apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah baik? Kenapa?
Jawaban : Sudah, karena di sekolah ini sudah ada guru khusus yang menangani
siswa yang nakal jadi banyak siswa yang takut kalau dia akan berbuat
kenakalan. Mungkin hanya beberapa saja ya
114
115
116
117
FOTO-FOTO RESPONDEN
A. Hasil Gambar Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling SMP
Negeri 1 Trimurjo
Gambar 1.1: Foto Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling
Gambar 1.2: Foto Kegiatan Research di SMP Negeri 1 Trimurjo dengan
Guru Bimbingan dan Konseling
118
B. Hasil Gambar Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Trimurjo
Gambar 2.1: Foto Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Trimurjo
C. Hasil Gambar Wawancara dengan Siswa yang Memiliki Catatan
Kenakalan di SMP Negeri 1 Trimurjo
Gambar 3.1: Foto Wawancara dengan Siswa yang Memiliki Catatan
Kenakala di SMP Negeri 1 Trimurjo
119
D. Hasil Gambar Observasi Kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling di
SMP Negeri 1 Trimurjo
Gambar 3.1: Foto program bimbingan oleh Guru bimbingan dan Konseling
120
RIWAYAT HIDUP
M. Rois Abillah. Lahir di Purwodadi, 18 Juni 1997.
Hobinya olahraga pencak silat. Dia adalah anak kedua
dari dua bersaudara. Terlahirnya didunia ini karena
sebuah perjuangan seorang Ayah dan Ibu, Imam Safingi
dan Maisaroh adalah nama kedua orang tuanya.
Kakaknya seorang laki-laki bernama Lutfi Said Pratama,
sekarang sudah bekerja di MTs Ma’arif Roudlotut Tholibin. Pendidikan pertama
penulis adalah di TK Pertiwi Purwodadi selesai pada tahun 2003, kemudian SD
Negeri 1 Purwodadi selesai pada tahun 2009, SMP Negeri 1 Trimurjo selesai pada
tahun 2012, MA Negeri 1 Metro selesai pada tahun 2015, dan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi yaitu Intitut Agama Islam Negeri Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) mauk pada
TA 2015/2016. Dia selalu mencoba percaya akan suatu mimpi yang pasti akan
tercapai, itulah yang menjadikan dirinya tidak mudah pantang menyerah. Follow
ig @rois_abdl jika ingin berteman dengannya dan jika ingin bertukar pesan bisa
melalui [email protected].