SKRIPSI PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN...

216
SKRIPSI PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE LEARNING DIANTARA PELAJAR SD SAMPAI DENGAN SLTA DI JABODETABEK Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh : Noni Erlina 11160930000023 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442

Transcript of SKRIPSI PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN...

  • SKRIPSI

    PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI

    APLIKASI MOBILE LEARNING DIANTARA PELAJAR SD

    SAMPAI DENGAN SLTA DI JABODETABEK

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Disusun Oleh :

    Noni Erlina

    11160930000023

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M / 1442

  • SKRIPSI

    PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI

    APLIKASI MOBILE LEARNING DINTARA PELAJAR SD

    SAMPAI DENGAN SLTA DI JABODETABEK

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Disusun Oleh :

    Noni Erlina

    11160930000023

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M / 1442 H

  • iii

    PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI

    APLIKASI MOBILE LEARNING DIANTARA PELAJAR SD SAMPAI

    DENGAN SLTS DI JABODETABEK

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Disusun Oleh:

    NONI ERLINA

    11160930000023

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 M / 1442

  • iv

  • v

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

    BENAR HASIL KARYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

    SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

    LEMBAGA MANAPUN

    Jakarta, 1 Oktober 2020

    NONI ERLINA

    1116093000023

  • vii

  • viii

    ABSTRAK

    Noni Erlina – 11160930000023 Pengukuran Tingkat Keberhasilan Implementasi

    Aplikasi Mobile Learning diantara Pelajar SD sampai dengan SLTA di

    Jabodetabek, di bawah bimbingan A’ang Subiyakto, Ph,D dan Yuni Sugiarti,

    M.Kom.

    Kemunculan teknologi internet dan seluler telah membuat proses transformasi belajar

    melalui pembelajaran jarak jauh berbasis seluler, layanan pembelajaran mobile (m-

    learning) telah meramaikan sektor pendidikan sejak hampir lima tahun di Indonesia. Hal

    ini menunjukkan bahwa aplikasi m-learning berpotensi untuk berkembang lebih maksimal

    dalam penerapannya sehingga penting diketahui faktor-faktor apa saja dalam keberhasilan

    penerapan m-learning. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

    sistem yang sudah diterapkan sesuai dengan fungsi kebermanfaatan berdasarkan persepsi

    pengguna. Peneliti menggunakan model Delone & Mclean (2003) sebagai model utama

    dengan menambahkan variabel Content (CO) dan User Motivation (UM). Responden

    penelitian ini adalah pelajar yang menggunakan m-learning daerah Jobodetabek. Penelitian

    ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data survei pengambilan sampel

    menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data

    menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS 3.3.2. Hasil penelitian ini adalah ditolaknya 6

    dari 18 hipotesis. Faktor kualitas sistem, kualitas informasi, konten, serta melihat kepuasan

    pengguna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan aplikasi

    yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan aplikasi Mobile Learning sebagai

    media pembelajaran.

    Kata Kunci: Pengukuran Keberhasilan, Mobile learning, Delone and Mclean,

    PLS-SEM.

    BAB I-V + 212 Halaman + xx Halaman + 25 Gambar + 30 Tabel + Daftar Pustaka

    + Lampiran

    Pustaka Acuan (59, 2002-2019)

  • ix

  • x

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrohmaanirrohiim

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

    limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    judul “Pengukuran Tingkat Keberhasilan Implementasi Aplikasi Mobile

    Learning diantara Pelajar SD Sampai SLTA di Jabodetabek”.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

    saran, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Tanpa bantuan dari berbagai

    pihak tentunya proses penyusunan skripsi ini akan terasa sulit untuk diselesaikan,

    Oleh karena perkenankanlah penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada

    :

    1. Mama, Bapak, Bg Kembar, dan keluarga besar penulis yang selalu

    memberikan doa, semangat,dan dukungan yang terus mengalir kepada

    peneliti.

    2. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas

    Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Sistem

    Informasi dan Ibu Nidaul Hasanati, MMSI selaku Sekretaris Prodi

    Sistem Informasi.

    4. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan Yuni

    Sugiarti, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

  • xi

    ilmu dan pengetahuannya dalam membimbing penulis sehingga laporan

    ini dapat terselesaikan.

    5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan

    ilmu selama perkuliahan.

    6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu

    peneliti selama perkuliahan.

    7. Seluruh Responden-Responden yang telah membantu dan meluangkan

    waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

    8. Sahabat-sahabat yang telah memberikan bantuan, doa, dukungan, dan

    menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya firna,

    Mifta, Viranda, Ulin, Hanna, Rika, Indah dan Devika.

    9. Fajri, Pandu, dan Wahyu yang telah memberikan semangat dan berjuang

    bersama dalam mengerjakan skripsi.

    10. Bang Anjar, bang Heri, kak tiwi, kak Tiara, bang Rekha dan bang Bernat

    yang telah menjadi tempat berbagi keluh kesah dan membimbing dalam

    pengerjaan skripsi.

    11. Teman-teman Sistem Informasi 2016 Kelas A, yang selalu mendukung

    dan telah berjuang bersama selama perkuliahan.

    12. Teman Aspi Laili, Itoh, Anggi, Fitri dan teman KKN Prima, Rere, Ara

    dan Gita yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

    13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

    membantu hingga skripsi ini terselesaikan.

  • xii

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

    banyak kekurangan, maka dari itu penulis memohon maaf atas segala

    kekurangan dan penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik

    yang bersifat konstruktif bagi penulis dapat dikirimkan melalui email

    [email protected]. Semoga skripsi ini dapat dipahami bagi

    siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi kita semua.

    Jakarta, 1 Oktober 2020

    Noni Erlina

    11160930000023

    mailto:[email protected]

  • xiii

  • xiv

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

    BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 2

    1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 8

    1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 9

    1.4 Ruang LingkupPenelitian ............................................................................ 10

    1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 11

    1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11

    1. 7 Metodologi Penelitian ................................................................................ 12

    1.8 Sistematika Penulisan .................................................................................. 13

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 2

    2.1 Konsep Dasar Pengukuran ............................................................................ 2

    2.3 Pengertian Implementasi ............................................................................... 3

  • xv

    2.5 Mobile Learning ............................................................................................ 3

    2.6 Teori-teori Keberhasilan Teknologi .............................................................. 5

    2.7 Konsep dasar Delone Mclean ........................................................................ 5

    2.8 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian ........................................... 9

    2.9 Populasi dan sampel .................................................................................... 20

    2.10 Skala Likert ............................................................................................... 25

    2.11 Kuesioner ................................................................................................... 25

    2.12 SEM (Structural Equation Modelling) ...................................................... 26

    2.13 PLS (Partial Least Square) ........................................................................ 27

    2.14 SmartPLS ................................................................................................... 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 34

    3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 35

    3.2 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 35

    3.3 Populasi dan Sampel penelitian ................................................................... 37

    3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 38

    3.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 41

    3.6 Analisis dan Interpretasi Data ..................................................................... 41

    3.7 Sudi Literatur Sejenis .................................................................................. 43

    BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 50

    4.1 Analisis data Tes awal (Pretest) .................................................................. 51

  • xvi

    4.1.1 Hasil Analisi Demografi Pretest ........................................................... 51

    4.1.2 Hasil Analisis pengukuran Model Pretest ............................................. 52

    4.2 Analisis Demografi ...................................................................................... 57

    4.2.1 Hasil analisis Demografi ....................................................................... 57

    4.2.2 Interpretasi Hasil Analisis Demografi ................................................. 71

    4.3 Analisis Model Pengukuran ........................................................................ 79

    4.3.1 Hasil Analisis pengukuran .................................................................... 79

    4.3.2 Interpretasi Hasil Analisis Model Pengukuran ..................................... 86

    4.4 Analisis Model Struktur .............................................................................. 87

    4.4.1 Hasil Analisis Struktur Model .............................................................. 87

    4.4.2 Interpretasi Hasil Analisis Struktur model............................................ 98

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 109

    5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 110

    5.2 Saran .......................................................................................................... 112

    Daftar Pustaka ..................................................................................................... 114

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Definisi Indikator System Quality ....................................................... 13

    Tabel 2. 2 Definisi Indikator Information Quality ................................................ 14

    Tabel 2. 3 Definisi Indikator Service Quality ....................................................... 15

    Tabel 2. 4 Definisi Indikator content .................................................................... 16

    Tabel 2. 5 Definisi Indikator System Use ............................................................. 17

    Tabel 2. 6 Definisi Indikator User Satisfaction ..................................................... 18

    Tabel 2. 7 Defisini Indikator User Motivation ...................................................... 18

    Tabel 2. 8 Definisi Indikator Net Benefit.............................................................. 19

    Tabel 2. 9 Ketentuan Skala Likert ........................................................................ 25

    Tabel 3. 1 butir pernyataan indikator……………………………………………..39

    Tabel 3. 2 Studi Literatur Sejenis .......................................................................... 43

    Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografi Pretest…………………………………….51

    Tabel 4. 2 Hasil Outer Loading pretest ................................................................. 53

    Tabel 4. 3 Hasil CR Pretest ................................................................................... 54

    Tabel 4. 4 Hasil AVE Pretest ................................................................................ 55

    Tabel 4. 5 Nilai Fornell-Larcker Criterion Pretest ................................................ 56

    Tabel 4. 6 Outer Loading Awal ............................................................................ 79

    Tabel 4. 7 Outer Loading yang sudah valid .......................................................... 80

    Tabel 4. 8 Composite Reability ............................................................................. 82

    Tabel 4. 9 Average Variance Extracted ................................................................ 82

    Tabel 4. 10 cross loading ...................................................................................... 83

  • xviii

    Tabel 4. 11 Fornell-Larcker .................................................................................. 84

    Tabel 4. 12 Ringkasan Analisis Model pengukuran ............................................. 85

    Tabel 4. 13 Path Coefficient.................................................................................. 87

    Tabel 4. 14 Coefficient of Determination ............................................................. 90

    Tabel 4. 15 Hasil Uji T-test ................................................................................... 91

    Tabel 4. 16 Hasil Effect size ................................................................................. 93

    Tabel 4. 17 Predictive Relevance .......................................................................... 94

    Tabel 4. 18 Relative Impact .................................................................................. 95

    Tabel 4. 19 Ringkasan Hasil Struktur Model ........................................................ 96

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Model keberhasilan (Delone & Mclean,1992) ................................... 6

    Gambar 2. 2 Model Keberhasilan (Delone&Mclean, 2003) ................................... 6

    Gambar 2. 3 Model Delone Mclean yang dikembangkan ................................... 11

    Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian…………………………………………………36

    Gambar 4. 1 Diagram lingkaran jenis kelamin……………………………………58

    Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Tingkat Pendidikan .......................................... 59

    Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SD ............................................. 59

    Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SMP .......................................... 60

    Gambar 4. 5 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SMA ......................................... 61

    Gambar 4. 6 Diagram Lingkaran Jenis Sekolah.................................................... 61

    Gambar 4. 7 Diagram Lingkaran Pekerjaan Ayah ................................................ 62

    Gambar 4. 8 Diagram Lingkaran Pekerjaan Ibu ................................................... 63

    Gambar 4. 9 Diagram Lingkaran Asal Kota ......................................................... 63

    Gambar 4. 10 Diagram Lingkaran Tempat Tinggal .............................................. 64

    Gambar 4. 11 Diagram Lingkaran Jenis Jaringan Internet ................................... 65

    Gambar 4. 12 Diagram Durasi Penggunaan Internet ............................................ 65

    Gambar 4. 13 Diagram Intensitas menggunakan aplikasi ..................................... 66

    Gambar 4. 14 Diagram Lingkaran Aplikasi yang digunakan ............................... 67

    Gambar 4. 15 Diagram Lingkaran Lama Pengalaman sebagai pengguna ............ 68

    Gambar 4. 16 Diagram Lingkaran Jenis Konten Terpopuler ................................ 68

    Gambar 4. 17 Diagram Bar Materi Pelajaran yang sering dilihat ......................... 69

    Gambar 4. 18 Diagram Lingkaran kursus Offline ................................................ 70

  • xx

    Gambar 4. 19 Diagram Lingkaran Penilaian Keberhasilan Aplikasi .................... 71

    Gambar 4. 20 Hasil Uji Path Coefficient .............................................................. 89

    Gambar 4. 21 Hasil Uji T-test ............................................................................... 92

  • 1

  • 2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada era revolusi 4.0 ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah

    menjadi lumrah bagi masyarakat di dunia, hal ini membawa pengaruh pada

    perkembangan banyak bidang kehidupan manusia, meliputi ekonomi perdagangan

    atau bisnis, sosial, kesehatan, perbankan, transportasi, dan pendidikan. Pendidikan

    adalah salah satu yang terkena dampak pengaruh perkembangan dari TIK, dampak

    dari perkembangan TIK tersebut adalah dibangunnya sistem pembelajaran secara

    elektronik untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pembelajaran sehingga

    meningkatkan kompetensi dan kualitas Sumber daya manusia (SDM).

    Perkembangan TIK semakin membawa pengaruh terjadinya proses

    transformasi dalam bidang pendidikan, pembelajaran yang awalnya menggunakan

    model konvensional sudah beralih dengan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

    digital yang menerapkan pembelajaran online yang disebut e-learning (Kristiawan,

    2014), dengan TIK semua informasi dapat diakses dengan mudah seolah-olah

    informasi hanyalah berada di ujung jari. Perkembangan teknologi membawa tren

    terbaru dalam dunia e-learning melalui pemanfaatan media protabel atau mobile

    device seperti smartphone dan PC tablet untuk mengakses sistem pembelajaran

    online yang disebut dengan istilah Mobile learning.

    Teknologi gadget seperti Smartphone semakin memudahkan orang

    memanfaatkan internet untuk mendapatkan semua kebutuhan online. Generasi yang

  • 3

    memanfaatkan TIK tersebut seringkali dinamakan dengan generasi millineal,

    generasi/kaum millenial adalah generasi muda yang terlahir antara tahun 1980an

    sampai 2000an dimana dunia modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik

    (Gideon, 2018). Jika mengaitkan kebiasaan anak-anak zaman sekarang dimana

    Studi yang dilakukan oleh (Ericsson & Smith, 2011) rata-rata mereka

    menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari.

    Angka tersebut melambung sebesar 20% empat tahun kemudian maka hal tersebut

    khususnya pada bidang pendidikan kecenderungan untuk menggunakan Mobile

    Learning semakin meningkat sejalan dengan perkembangan TIK.

    Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa

    menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu

    pendidikan. Di Indonesia Mobile Learning yang sedang marak sebut saja Ruang

    Guru, Quipper serta Zenius menurut Suara.com ketiganya menjadi pemain utama

    dalam kategori Education Technology atau Edtech dan aplikasi Mobile Learning

    terbaru yang baru diluncurkan pada tahun 2019 yaitu Ruang guru, Zenius, Quipper,

    Pahamify, dan Nuadu merupakan salah satu platform yang bergerak dalam bidang

    pendidikan dan salah satu perusahan penyedia layanan dan konten yang berbasis

    Mobile Learning di indonesia, mereka hadir dalam bentuk aplikasi yang mudah

    diakses hanya dengan jaringan internet diberbagai gadget.

    Tingkat permintaan akan kebutuhan pendidikan online semakin meningkat

    setiap tahunnnya. Indonesia menjadi negara dengan tren positif dalam industri

    pendidikan online dengan menempati urutan ke-8 di seluruh dunia menurut data

    elearningindustry.com, berdasarkan total market e-learning setiap tahunnya yaitu

  • 4

    sebesar 25%. Menurut data laporan Docebo.com, total market e-learning ada 51,5

    Milyar USD di tahun 2016 dengan angka pertumbuhan rata-rata per tahun 7,9% di

    seluruh dunia. Sedangkan Asia memiliki total market 7,1 Milyar USD dengan

    angka pertumbuhan per tahun 17,3%. Bahkan Indonesia menjadi salah satu Negara

    yang mencatatkan total pertumbuhan market e-learning rata-rata sebesar 25%

    melebihi rata-rata di Asia dan seluruh dunia setiap tahunnya.

    Jumlah pengguna aplikasi Mobile Learning yang ada di indonesia saat ini

    seperti Ruang guru telah memiliki sepuluh juta lebih pengguna, Zenius dan Quipper

    memiliki satu juta lebih pengguna, dan juga Pahamify dan Nuadu memiliki ribuan

    pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mobile Learning berpotensi untuk

    berkembang lebih maksimal dalam penerapannya sehingga penting diketahui

    faktor-faktor apa saja dalam keberhasilan penerapan mobile learning.

    Disisi lain berdasarkan pengamatan peneliti ditemukan masih banyak pengguna

    pada masing-masing aplikasi memberikan komentar pada google playstore yang

    mengutarakan permasalahan atau kendala dan kesulitan dalam menggunakan

    aplikasi, seperti sistem error ketika membuka aplikasi, tidak dapat mengakses file

    materi yang diinginkan, video penjelasan materi yang terlalu besar sehingga

    pengguna tidak dapat melihat video, dan juga kesulitan dalam log-in dan sign-in

    aplikasi, hal ini membuat manfaat dari penggunaan aplikasi belum optimal. Selain

    itu Sejak sistem diterapkan hampir lima tahun lalu, belum pernah dilakukan

    pengukuran tingkat mengenai keberhasilan pengguna terhadap aplikasi Mobile

    Learning dari persepsi pengguna . Oleh karena itu, penting untuk diketahui apakah

    sistem yang sudah diterapkan sesuai dengan kepuasan pengguna atau belum

  • 5

    terutama dari persepsi pengguna akhir negara berkembang. (Subiyakto & Ahlan,

    2014) menyatakan salah satu tantangan dari penerapan sistem baru adalah

    menjamin tingkat keberhasilannya.

    Penelitian (Bustomi, 2010; Hakim & Sumbawati, 2015; Purbasari, Kahfi, &

    Yunus, 2013) menunjukkan bahwa implementasi Mobile Learning dapat

    meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran biologi, matematikan, dan

    elektonika. Penelitian yang dilakukan (El-Mouelhy, Poon, Hui, & Sue-Chan, 2013)

    juga menyimpulkan bahwa penggunaan mobile dalam pembelajaran mampu

    meningkatkan pemahaman materi pada peserta didik.

    Menurut (Abror, 2017) dalam penelitiannya mengenai implementasi Mobile

    Learning menyatakan pentingnya suatu proses pembelajaran dalam kegiatan

    belajar mengajar sangat perlu dikembangkan dan diimplementasikan dengan baik

    dan benar. Dibutuhkan beberapa komponen-komponen yang dapat mendukung

    perkembangan proses pembelajaran demi tercapainya mutu pendidikan ke arah

    yang lebih baik.

    Menurut (Sobirin, 2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Mobile

    Learning merupakan salah satu alternatif yang sangat potensial untuk

    dikembangkan saat ini. Hal ini didasarkan pada fakta yang ada bahwa jumlah

    pengguna perangkat mobile untuk aktivitas internet sangat meningkat. Menurut

    laporan terakhir menurut Nielsen, sekitar 78% pengguna internet menggunakan

    mobile phone, 29% menggunakan laptop, 31% menggunakan desktop computer,

    dan 2% menggunakan tablet. Data tersebut menunjukkan bahwa pengguna internet

  • 6

    yang mengakses via mobile melebihi jumlah pengguna yang mengakses

    menggunakan desktop computer.

    Menurut (Majid, 2012) karena Mobile Learning masih relatif baru bila

    dibandingkan dengan model yang lain oleh karenanya perlu kajian lebih lanjut

    untuk dikembangkan, menurut (Wicaksana, Hartanto, & Nugroho, 2017)

    menyatakan bahwa terdapat tiga faktor dari keberhasilan suatu sistem baru yaitu

    kualitas sistem, kualitas layanan, dan kualitas informasi yang sangat penting dan

    berpengaruh dalam keberhasilan jalannya suatu sistem.

    Menurut (Novantara, 2017) dalam penelitian mengenai keberhasilan Mobile

    Learning menyatakan bahwa Teknologi Mobile Learning masih memiliki

    kekurangan yaitu kurang optimalnya fitur dan layanan Mobile Learning dalam

    pembelajaran pada pengguna, hal ini dikarenakan masih banyak kelebihan dan

    kemampuan lain yang dapat dioptimalkan dari penggunaan mobile learning.

    Menurut penelitian (Chung, Hwang, and Lai 2019) dalam penelitiannya mengenai

    A review of experimental Mobile Learning research in 2010–2016 based on the

    activity theory framework menyatakan bahwa pembelajaran seluler telah diakui

    sebagai pendekatan pendidikan yang potensial, Teknologi seluler bisa memperluas

    kegiatan pembelajaran dan dapat diintegrasikan dengan berbagai jenis teknologi

    baru, Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami sistem secara sistematis

    mengevaluasi dan mengkategorikan studi pembelajaran mobile yang diterbitkan

    selama periode 2010-2016 di jurnal akademik untuk mencerminkan dampak dari

    kemajuan terbaru dalam teknologi seluler.

  • 7

    Menurut penelitian (Moreira et al. 2017) dalam penelitian mengenai

    implementasi Mobile Learning menyatakan bahwa teknologi seluler semakin

    menjadi elemen yang harus dipertimbangkan sebagai paradigm perubahan dalam

    pendidikan secara umum. Karena itu, beberapa konsep dari e-learning dan m-

    learning muncul. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apakah

    pengguna reseptif dan sadar untuk beradaptasi dengan paradigma baru ini sebelum

    memutuskan menerapkan metode belajar mengajar berbasis teknologi seluler.

    Sebuah teknologi dikatakan berhasil apabila bisa dimanfaatkan oleh user

    semaksimal mungkin dan diterima oleh user. Oleh karena itu penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Mobile Learning sebagai media

    pembelajaran. Berdasarkan kajian teori dan penelitian sejenis, penulis memutuskan

    untuk menggunakan model Delone & Mclean (2003) sebagai model utama dimana

    pada model ini terdapat 6 variabel yaitu System quality, information quality, service

    quality memiliki System use dan Use system dengan melihat Net Benefit dalam

    penerapan Aplikasi, dengan menambahkan variabel content (CO) dan User

    Motivation (UM).

    Tujuan menambahkan variabel content adalah pada penelitian (Fatmawati &

    Adri, 2019) variabel content memiliki tingkat capaian tinggi 78,68% masuk

    kategori kuat dalam kepuasan pengguna terhadap aplikasi ujian nasional berbasis

    computer, faktor content juga telah terbukti sebagai predictor signifikan dari

    respons positif dalam penelitian kepuasan dan penggunaan aplikasi, content yang

    tidak menarik cenderung mengurangi penggunaan aplikasi tersebut, sebaliknya

    content yang menarik dan unik dapat memberikan kepuasan yang besar dan

  • 8

    mendorong penggunaan layanan tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama. Dan

    Tujuan menambahkan variabel User Motivation menurut penelitian Odera (2011)

    menghasilkan Pengguna media komputer mampu membuat motivasi belajar

    pengguna secara efektif dan signifikan terhadap kebermanfaatan media komputer

    yang digunakan, maka dari itu variabel ini digunakan untuk mengetahui apakah

    dengan motivasi pengguna dalam menggunakan aplikasi Mobile Learning dapat

    meningkatkan manfaat dari sebuah aplikasi yang baru diterapkan. Mencapai fungsi

    yang diinginkan dan berkembang saat ini merupakan topik penting dalam

    penggunaan mobile Hsu & Ho (2012).

    Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGUKURAN TINGKAT

    KEBERHASILAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE LEARNING

    DIANTARA PELAJAR SD SAMPAI SLTA DI JABODETABEK”.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Masih banyaknya masalah atau kendala dan kesulitan pengguna dalam

    menggunakan aplikasi Mobile Learning seperti sistem error ketika

    membuka aplikasi, tidak dapat mengakses file materi yang diinginkan,

    video penjelasan materi yang terlalu besar sehingga pengguna tidak

    dapat melihat video, dan juga kesulitan dalam log-in dan sign-in

    aplikasi. Hal ini berdampak kepada status keberhasilannya.

  • 9

    2. Aspek kualitas sistem, kualitas layanan, kualitas informasi, pengguna

    sistem, dan kepuasan pengguna merupakan aspek yang sangat penting

    dalam keberhasilan sistem dan belum pernah dilakukan penelitian

    terkait hal tersebut pada aplikasi mobile learning.

    3. Belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    keberhasilan implementasi aplikasi Mobile Learning dari persepsi

    pengguna.

    4. Belum dilakukannya pengukuran terhadap pengguna Mobile Learning

    yang hanya diperuntukan untuk pelajar SD sampai SLTA tidak untuk

    tingkat perguruan tinggi atau profesional maka dari itu dilakukan

    pengujian untuk mengetahui apakah dengan adanya aplikasi ini berhasil

    memberikan manfaat bagi pelajar atau tidak.

    1.3 Rumusan Masalah

    Dari identifikasi masalah di atas dapat disimpulkan bahwa belum terlihat

    secara optimal penggunaan aplikasi mobile learning. Sehingga pengguna

    Mobile Learning kurang merasakan manfaat dari keberadaan aplikasi, Disisi

    lain perusahan penyedia layanan dan konten yang berbasis Mobile Learning

    memiliki keinginan untuk terus meningkatkan penerapan Mobile Learning lebih

    baik lagi. Maka dari itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh

    mana tingkat keberhasilan penerapan aplikasi mobile learning.

    Maka dari itu berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang

    akan dibahas dalam penelitian adalah “Bagaimana Tingkat keberhasilan dalam

    implementasi aplikasi Mobile Learning dari persepsi pengguna akhir?”

  • 10

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut;

    1. Penelitian ini akan dilakukan terhadap aplikasi Mobile Learning di

    Indonesia yaitu Ruang Guru, Zenius, Quipper, Pahamify dan Nuadu

    pada aplikasi Mobile Learning dengan sistem operasi berbasis Android

    atau IOS.

    2. Proses yang dilakukan penelitian fokus kepada tingkat keberhasilan

    implementasi aplikasi Mobile Learning menggunakan model Delone &

    Mclean (2003) dengan memodifikasi model dengan menambahkan

    variabel content dan user motivation.

    3. Responden pada penelitian ini adalah pelajar SD sampai SLTA yang

    menggunakan aplikasi Mobile Learning daerah Jobodetabek

    4. Penelitian fokus kepada aplikasi Mobile Learning dalam Bahasa

    Indonesia.

    5. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik

    pengumpulan data survei kepada pengguna mobile learning.

    6. Kuesioner dirancang dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan lima

    skala Likert.

    7. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling

    dan snowball sampling.

    8. Analisis data menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS 3.3.2.

  • 11

    1.5 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan

    tujuann khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui

    seberapa jauh penerapan dari moblie learning dapant dikatakan berhasil atau

    tidak dalam menjalankan fungsinya berdasarkan persepsi pengguna. Sedangkan

    tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui satatus keberhasilan penerapan aplikasi Mobile Learning pada

    persepsi pengguna.

    2. Mengetahui seberapa besar aspek kualitas sistem, kualitas layanan, kualitas

    informasi, pengguna sistem, dan kepuasan pengguna mempengaruhi dalam

    keberhasilan penerapan aplikasi mobile learning.

    3. Mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi keberhasilan atas

    penerapan Aplikasi Mobile Learning dengan model yang diajukan

    pengguna.

    1.6 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;

    1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

    bagi penelitian selanjutnya atau pihak lain dalam memahami kepuasan

    pengguna sistem.

    2. Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong

    pemanfaatan metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di program

    studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih terbatas.

  • 12

    3. Secara praktis, sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak

    yang bersangkutan untuk rencana pengembangan Aplikasi Mobile

    Learning yang akan datang.

    1. 7 Metodologi Penelitian

    Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model Delone

    & Mclean (2003) dimana pada model ini terdapat 6 variabel yaitu System quality,

    information quality, service quality memiliki System use dan Use system dengan

    melihat Net Benefit dalam penerapan Aplikasi. Pada penelitian ini sampel

    responden adalah pengguna aplikasi Mobile Learning seperti Ruang guru, Zenius,

    GreatEdu, Quipper dan aplikasi Mobile Learning lainnya. Kuesioner disebarkan

    secara tidak langsung, untuk penyebaran penyebaran tidak langsung dilakukan

    penelitian menggunakan media social yang berkembang saat ini (whatsApp,

    instagram, twitter, email) dengan dibantu fitur google forms untuk pengisiannya.

    Untuk tahap pengambilan sampel dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama,

    purposisive sampling yaitu memilih bagian dari populasi yang memenuhi kriteria

    dimana kriteria yang dipilih adalah yang memiliki pengalaman dalam

    menggunakan aplikasi mobile learning. tahap kedua, snowball sampling yaitu

    meminta bantuan responden yang terpilih untuk ikut menyebarkan dan menunjuk

    responden lainnya secara berantai. Tahap akhir seluruh kuesioner yang telah terisi

    akan dikumpulkan dalam format MS. Excell dan nantinya akan dianalisis. Analisis

    penelitian ini secara kuantitatif menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan

    Smartpls Versi 3.3.2.

  • 13

    1.8 Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam lima bab

    yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar

    belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup

    penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,

    dan sistematika penulisan

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang

    mendukung pengukuran keberhasilan implementasi aplikasi

    mobile learning.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan

    dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data dan

    metode analisis sistem yang digunakan

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menguraikan profil singkat perusahaan dan

    membahas hasil-hasil yang diperoleh dari hasil analisis

    sistem

    BAB V PENUTUP

  • 14

    Bab ini kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan

    masalah serta beberapa saran untuk pengembangan

    aplikasiMobile learning.

  • 1

  • 2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar Pengukuran

    Pengukuran (measurement) Sridadi (2007) merupakan suatu proses yang

    dilakukan secara sistematis guna memperoleh besaran kuantitatif dari suatu objek

    tertentu dengan yang diukur dengan menggunakan alat ukur baku dengan tujuan

    untuk mendapatkan informasi suatu objek yang dinyatakan dengan skala

    kuantitatif. Menurut pengukuran adalah suatu proses dalam pengumpulan data

    melalui pengamatan empiris untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan

    tujuan yang telah ditentukan Cangelosi (2006).

    Para peneliti menyatakan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi suatu pengukuran dapat menjadikan awalan untuk mengetahui gap

    yang ada, pengukuran memiliki dua karakteristik yang sama yaitu penggunaan

    angka dan skala tertentu dan menurut aturan atau formula tertentu. Pengukuran juga

    merupakan proses dimana kita dapat mengetahui dan mendeskripsikan

    performances seseorang menggunakan suatu skala kuantitatif yang nantinya ifar

    kualitatif dari performance seseorang tersebut dapat dinyatakan dengan angka-

    angka.

    Pengkuran merupakan cara untuk dapat memantau dan menelusuri

    kemajuan dari tujuan strategi, maka dari itu mengukuran dapat disimpulkan adalah

    proses pengumpulan data secara sistematis yang diperoleh dengan menggunakan

  • 3

    skala tertentu serta mempertimbangkan beberapa aspek untuk menelusuri tujuan

    strategi tertentu.

    2.3 Pengertian Implementasi

    Implementasi menurut (Wahab, 2012) merupakan sebuah tindakan yang

    dilakukan, baik secara individu maupun kelompok, kelompok yang dimaksud untuk

    mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi pada prinsipnya adalah cara

    yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun unsur-unsur

    penerapan yaitu adanya program yang dilaksanakan, adanya kelompok target, dan

    adanya pelaksanaan. Berdasarkan unsur-unsur penerapan maka penerapan dapat

    terlaksana apabila adanya program-program yang memiliki sasaran serta dapat

    memberi manfaat pada target yang ingin dicapai.

    Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah

    suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai

    tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu induvidu

    atau kelompok yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

    2.5 Mobile Learning

    Mobile Learning didefenisikan oleh Clark Quinn sebagai the intersection

    of Mobile Learning and e-leaning, Mobile Learning adalah model pembelajaran

    yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, Mobile Learning sering

    didefenisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile. Mobile

    Learning juga merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat

    komputasi mobile agar dapat diakses darimana saja dan kapan saja (Ally, 2009).

    Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital dan PDA. Namun,

    secara lebih umum dapat didefinisikan sebagai perangkat apapun yang berukuran

    cukup kecil, dapat bekerja sendiri, dapat dibawa setiap waktu dalam kehidupan

  • 4

    sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk pembelajaran.

    Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses konten, baik

    disimpan secara localpada device maupun dapat dijangkau melalui interkoneksi.

    Perangkat ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan orang lain, baik

    melalui suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar diam dan gambar

    bergerak.

    Mobile Learning menurut Abdul Majid (2012) bagian dari pembelajaran

    elektronik atau lebih di kenal dengan e-learning. Terkait dengan jumlah pengguna

    perangkat bergerak yang banyak di Indonesia, Mobile Learning dapat dijadikan

    sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan. Adapun tujuan

    program Mobile Learning yaitu, untuk mempermudah belajar siswa di mana dan

    kapan pun. Karena memiliki karakteristik yang praktis di bawa kemanapun, maka

    Mobile Learning memiliki ketertarikan tersendiri. Dengan mobile yang terkoneksi

    dengan internet, maka sudah pasti bisa menjelajah dunia manapun termasuk dalam

    mencari bahan ajar yang mendukung bagi pembejaran. Pada konsep pembelajaran

    tersebut Mobile Learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat

    diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu

    diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan Mobile

    Learning.

    Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing dan e-

    learning yang menyediakan sumber daya yang dapat diakses dari manapun,

    kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang

    penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja.

  • 5

    2.6 Teori-teori Keberhasilan Teknologi

    Penerapan suatu teknologi dihadapkan kepada dua hal yaitu keberhasilan

    atau kegagalan sistem, pengukuran suatu sistem sangat penting guna mendapatkan

    hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan baik individu atau kelompok.

    Konsep keberhasilan sistem merupakan suatu konsep yang digunakan dalam

    berbagai riset dasar untuk mengevaluasi sistem (Rai, Lang, & Welker, 2002). Untuk

    mengukur keberhasilan sistem banyak model yang digunakan sebagai metode

    pengukuran diantaranya Theory of Reasoned Action (TRA), Technology of

    Acceptance Model (TAM), Task Technology Fit (TTF), User Computing

    Satisfaction (EUCS), selanjutnya IS Success Model yang dikembangkan oleh

    DeLone dan McLean (1992, 2003), dan Human Organization and Technology

    (HOT FIT) model yang dikembangkan oleh Yusuf et al.

    2.7 Konsep dasar Delone Mclean

    Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap pendekatan terhadap sistem baru

    model dari H. Delone dan Ephraim R. Mclean adalah salah satu dari model

    pengukuran keberhasilan dalam penelitian mereka yang berjudul Information

    System Success: The Quest For The Dependent Variable pada tahun 1992. Berikut

    ini Gambar 2.1 model keberhasilan Delone dan Mclean (Delone & Mclean,1992) :

  • 6

    Gambar 2. 1 Model keberhasilan (Delone & Mclean,1992)

    Dengan perkembangan sistem informasi dan kritik masukan, Delone dan

    Mclean pada tahun 2003 memperbaharui modelnya dengan memperluas dengan

    menyebutkan D&M diperbaharui (The Reformulaated D&M IS Success Model),

    berikut Gambar 2.2 Model kesuksesan Delon dan Mclean yang diperbaharui

    (Delone&Mclean, 2003):

    Gambar 2. 2 Model Keberhasilan (Delone&Mclean, 2003)

    Model ini kemudian banyak mengalami perubahan dan penambahan, yaitu:

  • 7

    1. Penambahan variabel Service Quality yang diberikan oleh pengembangan

    sistem

    2. Intention to use sebagai alternatif dari Use

    3. Penggabungan antara Individual impact dan impact Organization menjadi

    satu yaitu Net Benefit.

    Untuk setiap masing-masing variabelnya akan dijelaskan sebagai berikut:

    2.7.1 System Quality (kualitas Sistem)

    Tentang kualitas sistem sering dikaitkan dengan kinerja sistem. Kualitas

    sistem termasuk pada kinerja sistem dan user interface, seperti kemudahan

    pengguna, kemudahan belajar, kegunaan, waktu respon, dll. Dengan demikian

    penting untuk menentukan dalam sistem apakah kualitas sistem memenuhi

    kebutuhan yang diproyeksikan, mudah digunakan, dan sesuai dengan pola kerja

    profesional yang dimaksudkan untuk sistem kesehatan.

    2.7.2 Information Quality (Kualitas Informasi)

    Kualitas informasi dilakukan melalui pengujian akurasi, reliabilitas, dan

    kepercayaan. Kriteria yang dapat digunakan dalam sistem adalah kelengkapan

    informasi, kesesuaian data yang masuk, akurasi, ketersediaan, dan relevansi.

    2.7.3 Service Quality (kualitas layanan)

    Kualitas layanan berkaitan dengan dukungan yang diberikan oleh penyedia

    layanan disistem atau teknologi. Kualitas layanan dapat diukur dengan

    dukungan teknis, respon cepat, jaminan, dan layanan tindak lanjut.

  • 8

    2.7.4 System Use (Penggunaan Sistem)

    Penggunaan sistem berkaitan dengan frekuensi fungsi sistem, penggunaan

    sistem yang sebenarnya sebagai ukuran keberhasilan mengacu pada

    penggunaan sukarela dan bukan wajib. Dalam kaitannya dalam hal ini penting

    untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang tidak bisa

    dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan seberapa sering pengguna

    menggunakan sistem tersebut frequency of use.

    2.7.5 User satisfaction (Kepuasan Pengguna)

    Kepuasan pengguna merupakan respon umpan balik yang dimunculkan

    pengguna setelah menggunakan sistem informasi. Sikap pengguna terhadap

    sistem merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap

    sistem yang digunakan. Kepuasan pengguna juga sering digunakan untuk

    mengukur keberhasilan sistem. Kepuasan pengguna dapat dikaitkan dengan

    kepuasan secara keseluruhan, kenyamanan dan sikap pengguna terhadap sistem

    oleh karakteristik pribadinya.

    2.7.6 Net Benefit (Manfaat Bersih)

    Sistem dapat menguntungkan satu pengguna, kelompok, atau keseluruhan

    industry. Manfaat bersih menangkap keseimbangan dampak positif atau negatif

    bagi pengguna. Dampak bersih dapat dinilai dengan menggunakan efektivitas ,

    efesiensi, kualitas keputusan, dan pengurangan kesalahan.

  • 9

    2.8 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian

    2.8 1 Pengembangan Model

    Penelitian ini menggunakan variabel yang ada pada model yang

    dikembangkan oleh Delone & Mclean (2003) dimana pada model ini terdapat 6

    variabel yaitu System quality, information quality, service quality memiliki System

    use dan Use system dengan melihat Net Benefit dalam penerapan Aplikasi, Selain

    itu, peneliti menambahkan variabel eksternal yang digunakan untuk mendapatkan

    pemahaman yang lebih baik tentang tindakan yang dapat diambil untuk

    meningkatkan penerimaan dari sebuah sistem, pada penelitian ini peneliti

    menambahkan variabel yaitu variabel content (CO) yang diadopsi dari Jung, Perez-

    Mira, & Wiley-Patton (2009) dan variabel user motivation (UM) yang diadopsi dari

    Oyeyemi et al., (2013). Berikut merupakan penjelasan dari setiap variabel yang

    peneliti gunakan :

    1. System quality

    System quality (kualitas sistem) sering dihubungkan dengan kinerja

    sistem. Mengukur karakterisitik yang diinginkan dari suatu sistem

    contohnya adalah kualitas sistem dari kemudahan pengguna, ketersediaan,

    keandalan, kelengkapan, fleksibilitas sistem, keamanan, dan kemampuan

    beradaptasi.

    2. Information Quality

  • 10

    Information Quality (kualitas informasi) ukurannya bisa subjektif

    dikarenakan pengukuran kualitas informasi berasal dari prespektif

    penggunanya. Kriteria yang dapat digunakan adalah harus akurat, lengkap,

    relevan, mudah dimengerti, dan tepat waktu.

    3. Service Quality

    Service quality (kualitas layanan)berkaitan dengan keseluruhan

    dukungan menyeluruh yang diberikan oleh penyediaan layanan sistem dan

    teknologi.

    4. System Use

    System use (pengguna sistem) berkaitan dengan frekuensi dan keluasan

    pertanyaan dan fungsi sistem.

    5. User Satisfaction

    System Satisfaction (kepuasan pengguna) berkaitan dengan pengukuran

    terhadap pendapat pelanggan/pengguna secara menyeluruh terhadap

    kualitas sistem, informasi dan layanan terkait dengan pengalaman setelah

    menggunakan sistem.

    6. User Motivation

    Indikator didalamnya terdapat factor yang menilai motivasi pengguna

    dalam menggunakan sistem apakah sesuai dengan hasil yang diinginkannya

    apa tidak.

    7. Content

  • 11

    Content sebagai penilaian pengguna terhadap konten yang tersedia

    oleh pihak sistem apakah konten masih relevan, up-todate, dan tersedia

    lengkap.

    8. Net Benefit

    Net Benefit (manfaat) dimana berkaitan dengan manfaat sistem bisa

    menguntungkan satu pengguna, sekelompok pengguna, organisasi atau

    keseluruhan organisasi. Dengan demikian, manfaat bersih individu dapat

    dinilai dengan menggunakan efek kerja, efesiensi, efektivitas, kualitas

    keputusan, dan pengurangan kesalahan.

    Gambar 2. 3 Model Delone Mclean yang dikembangkan

    Keterangan:

    SQ = System Quality

    IQ = Information Quality

  • 12

    SVQ = Service Quality

    CO = Content

    SU = System Use

    US = User Satisfaction

    UM = User Motivation

    NB = Net Benefit

    2.8.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian

    Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja, hipotesis dapat dikembangkan dengan

    menggunakan teori yang logic, relevan, teori yang benar atau teori yang jelas

    dengan penjelasan-penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis

    dikembangkan untuk mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk menerima

    hipotesis dan riset dan mencapai tujuan yang ditentukan .

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Krisbiantoro, Suyanto, & Luthfi, 2015)

    telah membuktikan bahwa variabel System Quality memberikan pengaruh

    signifikan terhadap variabel system use dan system satisfaction. Poluan, Lumenta,

    and Sinsuw (2014) membuktikan juga bahwa variabel System Quality memberikan

    pengaruh signifikan terhadap variabel system use,system satisfaction, dan, user

    motivation. Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel system quality dari

    penelitian Yusof et al. (2008) dengan indikatornya yaitu user friendly(SQ1),

    accessibility (SQ2), Ease of learning (SQ3), Ease of use (SQ4), dan Realibility

    (SQ5). Sehingga, peneliti menghipotesis bahwa:

    H1 :System Quality berpengaruh signifikan terhadap system use

  • 13

    H2 :System Quality berpengaruh signifikan terhadapUser Motivation

    H3 :System Quality berpengaruh signifikan terhadapUser Satisfaction

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 2. 1 Definisi Indikator System Quality

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    SQ1 User

    friendly

    Tingkat tampilan sistem

    untuk kemudahan

    penggunanya

    (Abda'u, Winarno,

    & Henderi, 2018;

    Krisbiantoro et al.,

    2015; Luky, 2019) SQ2 Accessbility Tingkat kemudahan

    pengguna dalam mengakses

    Mobile learning

    SQ3 Ease of

    learning

    Tingkat kemampuan sistem

    mudah dipelajari

    SQ4 Ease of use Tingkat sistem mudah

    digunakan

    SQ5 Realibility Tingkat sistem bebas dari

    error atau kesalahan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Murnita, Sediyono, & Purnami,

    2016) bahwa variabel Information Quality memberikan pengaruh signifikan

    terhadap variabel system use dan system satisfaction, ini juga didukung oleh

    (Abda'u et al., 2018) bahwa variabel Information Quality memberikan pengaruh

    signifikan terhadap variabel system use, system satisfaction, dan user motivation.

    Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel Information quality dari penelitian

  • 14

    Yusof et al. (2008) dengan indikatornya yaitu timely(IQ1), usefulness (IQ2),

    completeness (IQ3), dan Relevan (IQ4) sehingga menghipotesis bahwa:

    H4 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap System Use

    H5 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap User Motivation

    H6 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap User Satisfaction

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 2. 2 Definisi Indikator Information Quality

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    IQ1 Timely Tingkat informasi yang diberikan

    update sehingga pengguna

    mendapat informasi terkini

    (Abda'u et al.,

    2018;

    Krisbiantoro

    et al., 2015;

    Luky, 2019) IQ2 Usefulness Tingkat informasi yang dihasilkan

    aplikasi mudah diterima ringkas,

    padat, informatif, dan penting

    IQ3 Completeness Tingkat informasi yang diberikan

    aplikasi lengkap dan detail

    IQ4 Relevan Tingkat informasi yang dihasilkan

    memberikan arti berguna bagi

    pengguna

    IQ5 Accuracy Tingkat ketepatan informasi yang

    diberikan aplikasi bagi pengguna

    Berdasarkan penelitian (Deharja & Santi, 2018) membuktikan bahwa

    Service Quality berpengaruh signifikan terhadap variabel system use dan system

    satisfaction, (Yusof et al., 2016) membuktikan juga bahwa variabel Service Quality

    memberi berpengaruh signifikan terhadap variabel system user, system satisfaction,

    dan user motivation. Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel service quality

  • 15

    dengan indikatornya yaitu usage guide (SVQ1), responsiveness (SVQ2),

    Aksesibilitas (SVQ3), sehingga menghipotesis bahwa:

    H7 :Service Quality berpengaruh signifikan terhadap System Use

    H8 :Service Quality berpengaruh signifikan terhadap SystemMotivationH9

    : Service Quality berpengaruh signifikan terhadap User Satisfaction

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 2. 3 Definisi Indikator Service Quality

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    SVQ1 Usage guide Adanya panduan

    penggunaan aplikasi mobile

    learning

    (Abda'u et al.,

    2018;

    Krisbiantoro

    et al., 2015;

    Luky, 2019) SVQ2 Responsiveness Tingkat layanan aplikasi

    memiliki respon yang cepat

    jika dibutuhkan bantuan

    SVQ3 Aksesibilitas Tingkat aplikasi dapat di

    akses dimanapun dan

    kapanpun

    Berdasarkan penelitian (Prasetyo, 2017) variabel content berpengaruh

    signifikan terhadap penggunaan sistem (system use), dan juga berdasarkan

    penelitian (Ardianto, Fauziati, & Nugroho, 2014) variabel content berpengaruh

    signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction)dan user motivation.

    Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel content dengan indikator yaitu

    relevan (CO1), Timeliness (CO2, dan suffesiency (CO3), sehingga menghipotesis

    bahwa:

    H10 :Content berpengaruh secara signifikan terhadap System Use

  • 16

    H11 :Content berpengaruh secara signifikan terhadap UserMotivation

    H12 : Content berpengaruh secara signifikan terhadap User Satisfaction

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 2. 4 Definisi Indikator content

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    CO1 Relevan Aplikasi menyediakan

    konten yang diminati dan

    dibutuhkan

    (Jeong, Kim,

    Yum, &

    Hwang, 2016)

    CO2 Timeliness Aplikasi menyediakan

    konten yang up-to-date

    CO3 Sufficiency Penyediaan konten yang

    cukup beragam

    Berdasarkan penelitian (Rozanda & Masriana, 2017)membuktikan bahwa

    variabel user system berpengaruh terhadapuser satisfaction,net benefit,dan, user

    motivation.Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel system usedengan

    indikator yaitu kemudahan pengguna (SU1), interaksi yang fleksibel (SU2), sering

    menggunakan dalam keseharian (SU3), dan merasa nyaman dalam

    menggunakan(SU4), sehingga menghipotesis bahwa:

    H13 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefit

    H14 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap User Motivation

    H15 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap User Satisfaction

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

  • 17

    Tabel 2. 5 Definisi Indikator System Use

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    SU1 Purpose of use Tingkat tujuan penggunaan

    sistem

    (Krisbiantoro

    et al., 2015;

    Mujianto,

    Soedijono, &

    Henderi,

    2017)

    SU2 Level of use Tingkat penggunaan sistem

    dilakukan sesuai dengan

    tingkat kemampuan yang

    dimiliki pengguna

    SU3 Recurring use Penggunaan secara

    berulang

    SU4 Expectation/Belief Tingkat

    Ekspektasi/harapan

    Berdasarkan penelitian (Wiyati & Sarja, 2019)user satisfaction berpengaruh

    signifikan terhadap net benefit dan user motivation, Oleh karena itu, peneliti

    mengadopsi variabel user satisfaction dengan indikator yaitu membantu tugas

    pekerjaan (US1), display interface (US2), sistem yang berkualitas(US3), dan

    fasilitas-fasilitas yang ditampilkan(US4), sehingga menghipotesis bahwa:

    H16 :User Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap User

    Motivation

    H17 :User Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap Net Benefit

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

  • 18

    Tabel 2. 6 Definisi Indikator User Satisfaction

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    US1 Perceived

    Usefulness

    Persepsi kebermanfaatan (Krisbiantoro

    et al., 2015;

    Mujianto et

    al., 2017) US2 Overall

    satisfaction

    Tingkat kepuasan secara

    keseluruhan

    US3 Enjoyment Tingkat kenyamanan

    Pengguna

    US4 Display interface Tingkat Tampilan interface

    Berdasarkan penelitian (Putri & Adhiani, 2016)membuktikan bahwa user

    motivation berpengaruh signifikan terhadap net benefit. Sehingga mengadopsi

    variabel user motivation dengan indikator ekspectations (UM1), instumentalits

    (UM2), dan valence (UM3) sehingga menghipotesis bahwa:

    H18 :User Motivation berpengaruh signifikan terhadap Net Benefit

    Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta referensinya dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    Tabel 2. 7 Defisini Indikator User Motivation

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    UM1 Ekspectations Tingkat sejauh mana

    aplikasi sesuai dengan

    harapan pengguna

    Oyeyemi et

    al., 2013)

    UM2 Instumentalist Penggunaan aplikasi sesuai

    dengan hasil yang

    diinginkan

    UM3 Valence Pengguna aplikasi

    menghasilkan sesuatu

    melebihi harapan

  • 19

    Untuk Variabel Net Benefit peneliti mengadopsi penelitian yusof et al. (2008)

    dengan indikator yaitu Efficient (NB1), Effective (NB2), Problem solution (NB3),

    dan Decision making quality(NB4). Kemudian penjelasan mengenai definisi

    indikator beserta referensinya dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2. 8 Definisi Indikator Net Benefit

    Kode Indikator Pengertian Referensi

    NB1 Efficient Meningkatkan efesiensi

    dalam mengerjakan tugas

    (Krisbiantoro

    et al., 2015;

    Wiyati &

    Sarja, 2019) NB2 Effective Membantu pencapaian

    tujuan dengan efektif

    NB3 Problem solution Aplikasi membantu

    permasalahan sehari-hari

    NB4 Decision making

    quality

    Membantu dalam

    pengambilan keputusan

  • 20

    2.9 Populasi dan sampel

    2.9.1 Pengertian Populasi

    Menurut Firdaus (2018) populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan

    karakteristik tertentu. Populasi merupakan Keseluruhan elemen yang akan dijadikan

    wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

    karakteritas yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

    Populasi termasuk didalamnya adalah orang, makhluk hidup, dan benda-benda.

    Populasi juga bukan hanya sekedar yang ada pada obyek atau subyek akan tetapi semua

    karakteristik dan sifat-sifat yang dimiliki subyek dan obyek tersebut hingga akhirnya

    dapat diamati dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian tersebut. Populasi

    ditentukan oleh topik atau tujuan survei dan juga populasi harus relevan dengan topik

    dan tujuan survei yang diteliti.

    2.9.2 Pengertian Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    (Sugiyono, 2014). Sampel pada prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian

    populasi saja yang digunakan untuk menemukan karakteristik dari populasi tersebut.

    Sampel yang baik adalah sampel yang akurat dan tepat. Sampel akurat dan tepat adalah

    sampel yang tidak bias dan sampel yang mempunyai presisi yang tinggi yang

    mempunyai kesalahan pengambilan sampel yang rendah. Sehingga dibutuhkan sampel

    yang akurat dan tepat untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan harapan dan

    tidak menyesatkan.

  • 21

    2.9.3 Teknik Sampling

    Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel ,

    didalam pengambilannya terdapat maka diperlukan metode yang sesuai. Ada dua

    metode dalam pengambilan sampel, yaitu:

    1. Probability Sampling

    Probability sampling adalah metode teknik pengambilan sampel yang

    memberikan peluang sama bagi anggota populasi yang diambil sebagai sampel.

    a) Simple Random Sampling

    Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

    paling sederhana dengan mengambil secara acak dari anggota setiap

    populasi. Teknik ini akan efektif jika dipakai apabila populasi tidak besar

    dan relatif homogen.

    b) Systematic Random Sampling

    Systematic random sampling adalah metode pengambilan sampel yang

    secara sistematik yaitu dilakukan secara acak untuk unsur pertama dari

    populasi dan untuk unsur berikutnya mengikuti deret

    c) Stratified Random sampling

    Stratified random sampling adalah penarikan sampel dengan

    melakukan statifikasi populasi terlebih dahulu berdasarkan pada suatu

    karakteristik sebelum menentukan sampel pada populasi.

    d) Cluster Random Sampling

  • 22

    Cluster random sampling adalah pengambilan sampel dari gugus atau

    klaster tertentu dalam populasi, yang membuat sampel menjadi

    berkelompok.

    e) Multistage Random sampling

    Mulistage random samplingadalah pengembangan dari cluster random

    sampling teknik ini digunakan apabila populasi yang luas dan heterogen.

    f) Area Random Sampling

    Area random sampling adalah bentuk lain dari mulistage random

    sampling. Teknik ini dapat digunakan apabila populasi dapat

    diidentifikasikan secara geografis.

    2. Nonprobability Sampling

    Nonprobability sampling adalah kebalikan dari teknik probability

    sampling, dimana teknik ini tidak memberikan peluang yang sama bagi anggota

    populasi untuk diambil sebagai sampel.

    a) Convenience Sampling

    Convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel tanpa

    dilakukan mekanisme tertentu. Menurut pengambilan sampel ini tidak

    mewakili populasi.

    b) Quota Sampling

    Quota sampling adalah pengambilan sampel dengan adanya

    pembatasan jumlah kuota dan terdapat kriteria tertentu yang dapat dijadikan

    responden.

  • 23

    c) Purposive Sampling

    Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang diambil sesuai

    dengan kriteria, pemikiran, atau pengetahuan pengambilan. Sehingga

    sampel benar-benar mewakili seluruh populasi.

    d) Snowball Sampling

    Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dimulai

    dari kecil, kemudian mengambil sampel berikutnya sesuai dengan

    rekomendasi dari sampel sebelumnya. Karena peneliti merasa kurang

    dengan sampel yang ada maka peneliti mencari lagi sampel yang sesuai.

    e) Incendental Sampling

    Incedental sampling adalah pengambilan sampek yang digunakan

    secara kebetulan bertemu dengan peneliti apabila orang tersebut memenuhi

    kriteria penelitian.

    f) Saturated Sampling

    Saturated sampling adalah teknik pengambilan sampel yang diartikan

    sebagai sampel yang sudah maksimum apabila ditambah dengan sampel

    baru maka tidak akan merubah keterwakilan populasi.

    g) Total Sampling

    Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua

    anggota populasi dijadikan sampel.

  • 24

    2.9.4 Ukuran Sampel

    Sugiyono (2019), jumlah sampel biasa dinyatakan dalam ukuran sampel,

    jumlah sampel diharapkan dapat 100% mendekati populasi sehingga tidak

    terjadi kesalahan. Jumlah sampel yang semakin besar atau mendekati populasi

    dapat dikatakan memperkecil peluang kesalahan dan sebaliknya apabila jumlah

    sampel semakin mengecil arau menjauhi populasi dapat dikatakan

    memperbesar peluang kesalahan.

    Hair Jr, Hult, Ringle, and Sarstedt (2016) menjelaskan bahwa ukuran

    sampel minimum dalam analisis PLS-SEM adalah 10 kali dari jumlah

    maksimum anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten dalam model.

    Cooper and Schindler (2014) memberikan saran dalam penelitian untuk

    menentukan sampel sebagai berikut:

    1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500

    2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap

    kategori minimal 30.

    3. Bila penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (kolerasi atau

    regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah

    variabel yang diteliti.

    4. Penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok

    eksperimen dan kelompok control maka jumlah anggota sampel masing-

    masing antara 10 sampai dengan 20.

  • 25

    2.10 Skala Likert

    Skala likert merupakan skala pengukuran yang dikembangkan oleh Rensis

    Likert pada tahun 1930. Pada skala likert ini terdapat empat atau lebih butir pertanyaan

    yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor atau nilai yang

    mempresentasikan sifat individu seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang

    mengenai variabel penelitian. Sakal likert digunakan dalam penelitian survey kepada

    orang dengan menyatakan sikap atau tanggapan lain yang sehubungan dengan kategori

    tingkat ordinal seperti setuju atau tidak setuju (Budiaji, 2013). Berikut ini keterangan

    dan skor dari skala likert yang memiliki gradasi positif sampai negatif, yang dapat

    dilihat sebagai berikut:

    Tabel 2. 9 Ketentuan Skala Likert

    KETERANGAN SKOR

    POSITIF NEGATIF

    Sangat setuju 5 1

    Setuju 4 2

    Kurang setuju 3 3

    Tidak setuju 2 4

    Sangat Tidak Setuju 1 5

    2.11 Kuesioner

    Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei

    untuk memperoleh opini responden. Peneliti juga harus merancang bentuk

    kuesionernya, yaitu pertanyaan yang sifatnya terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka

    memungkinkan responden menjawab bebas dan seluas-luasnya terhadap pertanyaan

  • 26

    namun dalam pertanyaan tertutup, responden hanya diberi kesempatan memilih

    jawaban yang tersedia(Pujihastuti, 2010).

    Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan

    yang disusun sistematis oleh peneliti secara tertulis yang akan dijawab oleh responden,

    guna peneliti memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah

    penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut kuesioner cocok

    digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

    2.12 SEM (Structural Equation Modelling)

    SEM adalah teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji

    model statistik yang biasanya dalam bentuk sebab akibat (Sarwono, 2010). Jika model

    menggunakan sebuah dependen variabel, maka teknik regresi dapat digunakan. Akan

    tetapi jika suatu model menggunakan lebih dari satu variabel dependen, maka

    penyelesainnya tidak efektif menggunakan regresi. Untuk itu SEM adalah teknik

    analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu model yang menggunakan

    lebih dari satu variabel dependen.

    Menurut Bahri and Zamzam (2014) SEM merupakan suatu teknik modeling

    statistik yang bersifat cross sectional, linear dan umum, termasuk didalamnya terdapat

    faktor analis, path analysis dan regression yang digunakan untuk menguji statistik

    model dalam bentuk sebab akibat.

  • 27

    Metode SEM mempunyai kemampuan analisis dan prediksi yang lebih baik

    dibandingkan analisis jalur dan regresi berganda karena SEM dapat menganalisis

    sampai pada level terdalam terhadap variabel yang diteliti. Analisis jalur dan berganda

    hanya mampu menjangkau level variabel laten sehingga mengalami kesulitan dalam

    mengurai atau menganalisis fenomena empiris yang terjadi pada level-level butir atai

    indikator-indikator variabel. Sementara dengan menggunakan metode SEM lebih

    kopherensif dalam menjelaskan fenomena penelitian setiap indikator-indikatornya.

    SEM dapat berbasis varian atau kovarian. SEM berbasis varian yang mulai

    banyak digunakan adalah PLS, SEM berbasis varian dapat digunakan untuk model

    prediksi, membangun teori baru dengan dasar teori yang lemah, dan dapat digunakan

    untuk mengolah data yang sampel yang kecil. Sementara, teknik SEM berbasis

    kovarian banyak digunakan adalah LISREAL, EQS, dan AMOS. SEM berbasis

    kovarian ini dapat digunakan untuk mengukur model estimasi dimana dibutuhkan dasar

    teori yang kuat dan membutuhkan data sampel yang besar.

    Proses pemodelan SEM terdiri dari dua tahapan dasar, yaitu validasi model

    pengukuran dan pengujian model structural. SEM mengutamakan pemodelan

    konfimator dibandingkan pemodelan eksploratoti sehingga lebih dapat digunkan untuk

    pengujian teori (studi kuantitatif) dibandingkan pengembangan teori (studi kualitatif).

    2.13 PLS (Partial Least Square)

    Analisis Partial Least Square (PLS) adalah teknik multivariate yang melakukan

    pebandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda.

  • 28

    PLS merupakan salah satu metode statistik SEM berbasis varian yang didesain untuk

    menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti

    ukuran sampel penelitian yang kecil, adanya data ang hilang dan

    multikolineritas(Hartono & Abdillah, 2009). Multikonelineralitas yang tinggi

    meningkat resiko secara teoritikal penolakan hipotesis dalam pengujian dalam regresi.

    Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan

    menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS adalah meode regresi

    yang dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang merupakan kombinasi X sebagai

    penjelas dan variabel Y sebagai variabel respon.

    2.13.1 Evaluasi model PLS

    Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan inner

    model.

    1. Outer Model

    Merupakan suatu model pengukuran yang digunakan untuk mengetahui

    kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur(Cooper

    & Schindler, 2014).

    Model ini terdiri dari uji validitas terhadap model penelitian meliputi individual

    item reliability, internal consistency, average variance extracted, dan discriminant

    validity.

    individual item reliability dapat dilihat dari nilaiouter loading. Nilai outer

    loading di atas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya indikator tersebut dikatakan valid

    sebagai indikator yang mengukur konstruk, dan nilai outer loading yang lemah

  • 29

    biasanya dieliminasi atau dihapus. Namun nilai diatas 0,5 masih bisa digunkana

    dan dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum dihapus apabila nilai composite

    reliability dari nilai variabel tersebut masih di atas 0,7(Yasmin & Kurniawan,

    2011).

    Selanjutnya, melihat internal consistency reliability dari nilai composite

    reability, nilai batas 0,8 dan 0,9 dikatakan sangat memuaskan (Yasmin &

    Kurniawan, 2011).

    Rumus dari CR adalah sebagai berikut :

    CR = (∑ 𝜆𝜄)2

    (∑ 𝜆𝜄)2+ ∑ 𝜀𝜄

    Selanjutnya menguji nilai average viriance extracted (AVE). Nilai AVE

    minimal 0,5 yang menunjukkan ukuran convergent validity yang baik, artinya

    variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari

    indikator-indikatornya. Nilai ini diperoleh dari penjumlahan kuadrat outer loading

    dibagi dengan error.

    Rumus dari AVE adalah sebagai berikut :

    AVE = (∑ 𝜆𝜄)2

    (∑ 𝜆𝜄)2+ ∑ 𝜄𝜎2 (𝜀𝜄)

    Selanjutnya Discriminant Validity dievaluasi melalui cross loading dan

    Fornell-Larcker criterion. Pada cross loading, membandingkan nilai outer loading

    indikator dengan variabelnya dan dengan variabel lainnya. Bila nilai antara

    indikator dengan variabelnya lebih tinggi dari kolerasi dengan variabel blok

    lainnya, mak hal ini menggambarkan bahwa variabel tersebut memprediksi ukuran

  • 30

    pada blok mereka lebih baik dari bloknya. Pada Fornell-Larcker criterion,

    membandingkan nilaiAVE dengan kuadrat nilai kolerasi antar konstruk. Nilai akar

    AVE harus lebih tinggi dibandingkan dengan kolerasi antara konstruk lainnya atau

    nilai AVE lrbih tinggi dari pada kuadrat kolerasi antar konstruk.

    2. Inner Model

    Model struktural pada PLS ada beberapa tahap. Pertama yaitu, melihat

    signifikansi hubungan antara konstruk. Hal ini dilihat dari koefisien jalur (path

    coefficient) yang menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis atau

    menggambarkan kekuatan hubungan antara konstruk. Path coefficient (β) diuji

    dengan nilai ambang batas di atas 0,1 untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang

    dimaksud mempunya pengaruh dalam model.

    Dilanjutkan tahap kedua yaitu mengukur tingkat variasi perubahan variabel

    independen dan variabel dependen dengan melihat nilaicoefficient of

    determinationR2 . Pengklasifikasian nilai R2 dibagi menjadi tiga yaitu 0,67 sebagai

    substansial, 0,33 sebagai moderat, dan 0,19 sebagai tingkat varian yang lemah

    (Yamin & Kurniawan, 2011).

    Tahap ketiga dilakukan dengan melihat nilai t-test dengan metode

    bootstrapping menggunakan uji one-tailed dengan nilai tingkat signifikansi. Besar

    tingkat signifikansi yang akhir-akhir ini dipakai untuk uji two-tailedadalah 1,65

    (tingkat signifikan 10%), 1,96 (tingkat signifikan 5%), dan 2,57 (signifikan 1%).

  • 31

    Nilai t-test ini untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Bila nilai t-test lebih

    besar dari tingkat signifikansi yang digunakan, maka hipotesis penelitian yang

    diajukan dapat diterima.

    Langkah keempat yaitu melakukan pengujian 𝑓2 (effect size). Dalam struktur

    model dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk

    pengaruh menengah, dan 0,35 untuk pengaruh yang besar, sementara nilai effect

    size di bawah 0,02mengindikasikan tidak memiliki pengaruh struktur

    model.Pengujian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh variabel tertentu

    terhadap variabel lainnya.

    Rumus dari Rumus 𝑓2 (effect size) :

    𝑓2 = R2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − R2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    1 − R2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    Keterangan :

    -R2 include : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

    model.

    -R2 exclude : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan ke

    model.

    Tahap kelima yaitu pengujian Q2 (predictive relevance) dengan menggunakan

    metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang

  • 32

    digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai keterkaitan prediktif

    (predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model tersebut dengan nilai

    ambang batas pengukuran di atas nol.

    Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 𝑞2 (relatif impact) dengan

    menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur relatif pengaruh

    sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu sengan variabel lainnya

    yang memiliki nilai ambang batas sebesar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk

    pengaruh sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar.

    Rumus 𝑞2 (relatif impact) :

    𝑞2 = 𝑞2included − 𝑞2exclude

    1−𝑞2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    Keterangan :

    -𝑞2include : Nilai 𝑄2yang diperoleh ketika konstruk eksogen dimasukkan ke

    model.

    -𝑞2exclude : Nilai 𝑄 2yang diperoleh ketika konstruk eksogen dikeluarkan ke

    model.

    2.14 SmartPLS

    Smartpls adalah salah satu software yang digunakan untuk tool analisis data

    yang menggunakan metode PLS, Aplikasi (software) ini dikembangkan oleh university

    of humburg, Jerman (Ghozali & Latan, 2015). Penggunaan SmartPls sangat dianjurkan

  • 33

    ketika peneliti memiliki keterbatasan jumlah sampel sementara model yang dibangun

    komplek, kelebihan lainnya SmartPls kemampuannya dalam mengolah data yang

    baik untuk model SEM formatif atau reklektif, model SEM formatif adalah panah

    mengarah dari variabel konstruk ke variabel indikator. Sedangkan model SEM

    reklektif adalah dimana variabel indikator ke variabel laten, konsekuensinya adalah

    tidak akan ada nilai error pada variabel indikator. Berikut penjelasan variabel pada

    Smartpls, yaitu:

    1. Variabel Eksogen

    Variabel eksogen adalah variabel independen yang memengaruhi

    variabel dependen. Variabel eksogen dianggap sebagai variabel laten yang

    mempengaruhi terhadap variabel yang lain.

    2. Variabel Endogen

    Variabel endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh

    variabel independen .variabel endogen dianggap sebagai variabel laten yang

    dipengaruhi oleh satu atau beberapa variabel yang lain.

  • 34

  • 35

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis

    tingkat keberhasilan penerapan Mobile Learning dan menguji hipotesis terkait

    faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan mobile learning. Dengan

    menggunakan pendekatan kuantitatif maka diperlukan metode pengumpulan data

    dan analisis data untuk penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini

    dilakukan menggunakan instumen kuesioner yang disebarkan kepada responden

    yang sesuai yaitu pengguna aplikasi mobile learningseperti Ruang guru, Zenius,

    Quipper, Pahamify, dan Nuadu.

    Analisis data yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan

    Microsoft Excel 2016 untuk membantu pengolahan data demografis dan untuk

    pengolahan kuesioner menggunakan aplikasi pengolahan data yaitu SmartPLS

    3.3.2. Serta Microsoft Visio 2016 untuk pembuatan gambar yang mendukung

    penulisan laporan penelitian.

    3.2 Prosedur Penelitian

    Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang telah dijabarkan pada

    bab sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka penelitian sebagai penuntun, alur

    pikir, dan dasar penelitian. Prosedur pada penelitian ini terdiri dari delapan tahap.

    Kerangka penelitian tersebut ditunjukan pada Gambar 3.1

  • 36

    1.

    Kajian Pustaka

    2.

    Pengembangan Model

    3.

    Perancangan Penelitian

    7.

    Interpretasi Data

    6.

    Analisis Data

    (Tools: SmartPLS 3.0)

    5.

    Pengumpulan Data

    (Penyebaran Quesioner)

    4.

    Pembuatan Instumen

    Program Penelitian

    Model Penelitian

    Rancangan Penelitian

    Instrumen Penelitian

    Data

    Hasil Data

    Hasil Interpretasi

    8.

    Pembuatan Laporan

    Mulai

    Hasil Penelitian

    Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

  • 37

    3.3 Populasi dan Sampel penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi Mobile Learning

    seperti Ruang guru, Zenius, Quipper, Pahamify, dan Nuadu yaitu pelajar SD, SMP,

    dan SMA yang memanfaatkan aplikasi Mobile Learning sebagai media

    pembelajaran. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    menggunakan dua tahap Purposive sampling dan Snowball sampling. Tahap

    pertama yaitu Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan

    memilih sampel yang memiliki pengalaman dalam menggunakan aplikasi mobile

    learning. Tahap kedua snowball sampling yaitu meminta bantuan responden yang

    terpilih ikut menyebarkan dan menunjuk responden lainnya secara berantai.

    Metode pengambilan sampel adalah non probalitas dengan menggunakan

    teori dari hair et al (2011), teori ini diambil karena pada menelitian ini

    menggunakan metode analisis PLS-SEM. Menurut Hair et al. (2011), sampel yang

    diperlukan dalam analisis PLS-SEM berkisar antara 100-200 sampel, sampel

    minimum yaitu 10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur) yang mengenai

    variabel laten dalam model PLS-SEM. Pada penelitian ini terdapat 18 anak panah,

    jika dikalikan 10 maka minimum sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah 180 orang.

    Dengan mempertimbangkan banyaknya populasi, waktu dan biaya,

    sejumlah 316 orang sampel pengguna aplikasi Mobile Learning di jabodetabek

    sudah cukup mewakili populasi yang ada.

  • 38

    3.4 Instrumen Penelitian

    Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari 2 bagian.

    Bagian pertama berupa surat permohonan peneliti untuk mengisi kuesioner.

    Selanjutnya bagian kedua merupakan pertanyaan yang terdiri pertanyaan yang

    berhubungan degan profil responden pertanyaan mengenai pengguna mobile

    learning, serta pertanyaan pengujian terdiri dari 5 pertanyaan system quality, 5

    pertanyaan information quality, 3 pertanyaan service quality, 4 pertanyaan system

    use, 4 pertanyaan user satisfaction, 3 pertanyaan content, 3 pertanyaan user

    motivation, dan 4 pertanyaan net benefit.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 5 poin skala likert, dalam skala

    likert ini menggunakan 5 alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan yaitu :

    Poin 1 : Sangat Tidak Setuju

    Poin 2 : Tidak Setuju

    Poin 3 : Tidak Tahu

    Poin 4 : Setuju

    Poin 5 : Sangat Setuju

    Untuk menjamin validitas reabilitas instrumen penelitian ini, peneliti

    mengadopsi beberapa item indikator dari penelitian sebelumnya. Berikut daftar

    indikator dan pertanyaan pengujian.

  • 39

    Tabel 3. 1 butir pernyataan indikator

    Variabel KODE Indikator Pernyataan

    SQ SQ1 User friendly Tampilan sistem memudahkan saya

    dalam menggunakan aplikasi

    SQ2 Accessbillity Saya merasa sistem tidak memerlukan

    waktu yang lama untuk mengakses

    aplikasi

    SQ3 Ease of learning Saya merasa sistem mudah dipelajari

    SQ4 Ease of use Saya merasa sistem mudah digunakan

    SQ5 Realibility Saya merasa sistem jarang mengalami

    error dan kesalahan

    IQ IQ1 Timely Saya merasa informasi yang diberikan

    aplikasi update informasi sehingga

    pengguna mendapat informasi terkini

    IQ2 Usefulness Saya merasa informasi yang

    dihasilkan aplikasi mudah diterima

    ringkas, padat, informatif, dan

    penting

    IQ3 Completeness Saya merasa informasi yang diberikan

    aplikasi lengkap dan detail

    IQ4 Relevan Saya merasa informasi yang

    dihasilkan memberikan arti berguna

    kepada pengguna

    IQ5 Accuracy Saya merasa informasi sudah tepat

    SVQ SVQ1 Usage guide Saya merasa dimudahkan dengan

    adanya panduan penggunaan aplikasi

    mobile learning

    SVQ2 Responsiveness Saya merasa layanan aplikasi

    memiliki respon yang cepat jika

    dibutuhkan bantuan

    SVQ3 Aksesibilitas Saya merasa aplikasi dapat di akses

    dimanapun dan kapanpun

    CO CO1 Relevan Saya merasa sistem menyediakan

    konten yang diminati pengguna

    CO2 Timeliness Saya merasa konten yang diberikan

    sudah update

  • 40

    CO3 Sufficiency Saya merasa konten yang diberikan

    cukup beragam

    SU SU1 Purpose of use Aplikasi sesuai dengan tujuan yang

    saya inginkan

    SU2 Level of use Penggunaan aplikasi sesuai dengan