SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak...

103
SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI WILAYAH BOGOR DAN EVALUASI PENGARUH PERLAKUAN PENCUCIAN DENGAN SANITAISER KOMERSIAL Oleh : RAJA OLOAN IHOTMA SIAHAAN F24052255 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Transcript of SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak...

Page 1: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

SKRIPSI

ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI WILAYAH

BOGOR DAN EVALUASI PENGARUH PERLAKUAN PENCUCIAN

DENGAN SANITAISER KOMERSIAL

Oleh :

RAJA OLOAN IHOTMA SIAHAAN

F24052255

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI WILAYAH

BOGOR DAN EVALUASI PENGARUH PERLAKUAN PENCUCIAN

DENGAN SANITAISER KOMERSIAL

Oleh :

RAJA OLOAN IHOTMA SIAHAAN

F24052255

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

Judul Skripsi : Isolasi Salmonella spp. Pada Sayuran Segar di Wilayah Bogor

dan Evaluasi Pengaruh Perlakuan Pencucian dengan Sanitaiser

Komersial

Nama : Raja Oloan Ihotma Siahaan

NIM : F24052255

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dr. Suliantari, MS) (Dr. Ir. Harsi D. Kusumaningrum)

NIP: 19500928 198003 2 001 NIP: 19640502 199303 2 004

Mengetahui:

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Dahrul Syah)

NIP: 19650814 199002 1 001

Tanggal Lulus:

Page 4: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

RAJA OLOAN IHOTMA SIAHAAN. F24052255. Isolasi Salmonella spp. Pada

Sayuran Segar di Wilayah Bogor dan Evaluasi Pengaruh Perlakuan Pencucian

dengan Sanitaiser Komersial. Di bawah bimbingan Dr. Suliantari, MS dan Dr. Ir.

Harsi D. Kusumaningrum.

RINGKASAN

Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang

sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin dan mineral tersebut

dapat menurun jika sayuran dan buah-buahan tersebut mengalami pengolahan.

Oleh sebab itu, sebagian masyarakat di Indonesia lebih suka untuk mengonsumsi

sayuran dalam keadaan segar tanpa proses pengolahan yang kita kenal sebagai

lalapan. Sayuran segar tanpa pengolahan dapat juga terkontaminasi oleh bakteri

patogen berbahaya. Hal ini dapat terjadi karena perlakuan sayuran segar yang

kurang baik saat di tingkat petani sampai tingkat pedagang sehingga sering terjadi

kontaminasi saat pemanenan, pengangkutan, atau pemasaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran Salmonella spp.

pada beberapa jenis sayuran segar di kota Bogor serta mengevaluasi efektivitas

pencucian dalam menurunkan kadar cemaran Salmonella pada sayuran segar

terutama pada selada. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, pada tahap pertama

dilakukan isolasi Salmonella spp. dari sayuran segar yang terdiri dari proses

pengambilan sampel, persiapan sampel, analisis total mikroba, isolasi dan

identifikasi. Sampel sayuran segar terdiri dari selada, pohpohan, dan tauge yang

berasal dari supermarket dan pasar tradisional. Pada tahap kedua dilakukan

evaluasi efektivitas perlakuan pencucian dengan air matang dan larutan sanitaiser

komersial terhadap salah satu jenis sayuran yaitu selada yang telah dikontaminasi

Salmonella spp. sebesar 3 log CFU/g dengan menganalisis kandungan Salmonella

dan total mikroba setelah perlakuan pencucian.

Hasil analisis total mikroba menunjukkan bahwa rata-rata total mikroba

pada sampel selada adalah 7,3 log CFU/g, pada sampel pohpohan adalah 7,2 log

CFU/g, dan pada tauge adalah 8,0 log CFU/g. Hasil isolasi Salmonella

menunjukkan bahwa dari 30 sampel sayuran yang dianalisis dengan uji API 20E

terdapat 2 sampel (6,7%) yang mengandung Salmonella. Penurunan kandungan

Salmonella spp. pada selada setelah dicuci dengan air matang adalah 0,4 log

CFU/g atau setara dengan 36%, sedangkan larutan sanitaiser komersial dapat

menurunkan hingga 0,9 log CFU/g yang setara dengan 81%. Penurunan

kandungan total mikroba pada selada setelah dicuci dengan air matang adalah 0,1

log CFU/g atau setara dengan 9%, sedangkan larutan sanitaiser komersial dapat

menurukan 0,9 log CFU/g yang setara dengan 81%. Hasil Uji T menunjukkan

bahwa penurunan total Salmonella dan total mikroba yang dicuci dengan air

matang dan larutan sanitaiser komersial tidak memberikan perbedaan yang nyata

(P>0,05). Pencucian selada dengan air matang maupun larutan sanitaiser

komersial hanya menurunkan kandungan Salmonella dan total mikroba tidak lebih

dari 1,0 log CFU/g.

Page 5: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Agustus

1987. Penulis adalah anak pertama dari empat

bersaudara, dari pasangan Hotang Siahaan, SH, MM dan

Iriani Pakpahan. Penulis menyelesaikan pendidikan

dasar pada tahun 1999 di SD Santo Bellarminus

Menteng, Jakarta Pusat kemudian melanjutkan

pendidikan menengah pertama di SMP Santo

Bellarminus Menteng, Jakarta Pusat hingga tahun 2002. Penulis menamatkan

pendidikan menengah atas di SMAN 68 Jakarta pada tahun 2005. Pada tahun

2005, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian melalui

jalur USMI.

Selama menjalani studi di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah menjadi

asisten praktikum Mikrobiologi Pangan pada semester ganjil tahun 2009/2010 dan

asisten mata kuliah Agama Kristen pada semester ganjil tahun 2008/2009. Penulis

juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan kemahasiswaan, seperti staff Divisi

Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FATETA periode 2006/2007,

koordinator acara pada kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen ITP “BAUR”

tahun 2007, koordinator bidang Fermentasi Food Processing Club HIMITEPA

tahun 2008, dan Ketua Panitia Retreat Angkatan PMK IPB tahun 2009. Penulis

juga turut aktif dalam Komisi Kesenian PMK IPB.

Sebagai tugas akhir, penulis melakukan penelitian dengan judul “Isolasi

Salmonella spp. pada Sayuran Segar di Wilayah Bogor dan Evaluasi

Pengaruh Perlakuan Pencucian dengan Sanitaiser Komersial” di bawah

bimbingan Dr. Suliantari, MS dan Dr. Ir. Harsi D. Kusumaningrum.

Page 6: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

i

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan pertolongan-Nya dalam penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi yang berjudul “Isolasi Salmonella

spp. Pada Sayuran Segar di Wilayah Bogor dan Evaluasi Pengaruh Perlakuan

Pencucian dengan Sanitaiser Komersial” ini didasarkan pada penelitian yang telah

dilaksanakan sejak Nopember 2008 hingga Nopember 2009 di Laboratorium

Mikrobiologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, saran, kritik,

dan motivasi dari berbagai pihak selama penelitian dan saat menyelesaikan skripsi

ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Suliantari, MS atas segala bimbingan, perhatian dan motivasi yang

diberikan selama masa studi di IPB.

2. Dr. Ir. Harsi D. Kusumaningrum atas bimbingan, bantuan dana penelitian

dan segala saran yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan

karya ilmiah ini.

3. Antung Sima Firlieyanti, STP, MSc selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan penulisan karya

ilmiah ini.

4. Orang tua Bapak Hotang Siahaan, SH, MM dan Ibu Iriani B.U. Pakpahan

serta adik-adik Mario Reinaldo Siahaan, Devi Natalia Siahaan dan

Ronaldo Junior Siahaan atas segala doa dan dukungan baik secara moril

maupun materil.

5. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian antara lain: Tjan, Nina S.R.,

Ikhwan, Khrisia, Abigail atas segala bantuan dan semangat yang

diberikan.

Page 7: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

ii

6. Teman-teman pejuang STP ITP 42 atas warna-warni persahabatan yang

kalian berikan.

7. Seluruh laboran dan teknisi ITP spesial untuk Mas Edi, Mbak Ari, Pak

Sidik, Pak Rojak dan Mas Aldi atas segala bantuan yang diberikan kepada

penulis selama penelitian.

8. Sahabat-sahabat di kamar asrama 235 (termasuk penghuni gelapnya)

antara lain Frizt M. L. Aritonang, SIK, Alessandro E. Ginting, SE dan

Dolly Robertho Sinaga, STP atas segala doa dan semangat yang kalian

berikan.

9. Penghuni Pondok Joglo spesial untuk Adit, Deni, Tegar, Niko, Bakur &

Andros, Hafiz, Bang Felix, Sahrul dan Dmitry atas segala kebersamaan

yang kalian berikan.

10. Teman-teman Komisi Kesenian angkatan 42 atas segala doa dan sukacita

yang diberikan selama studi di IPB.

11. Teman-teman Komisi Pelayanan Anak angkatan 42 spesial untuk Natalia

Puspasari, S.Pi dan Astrid Rahayu Kristi, S.KPm atas segala cinta kasih,

doa dan motivasi yang kalian berikan.

12. Iqbal Suhaemi Gultom, SIK dan Ikfina Chairani Nasution sebagai

konsultan dalam pengujian statistika pada penelitian ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Maret 2010

Penulis

Page 8: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 3

C. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

A. SALMONELLA .............................................................................................. 4

B. SALMONELLOSIS ....................................................................................... 10

C. SAYURAN SEGAR .................................................................................... 11

D. SELADA (Lactuca sativa L.) ...................................................................... 12

E. POHPOHAN (Pilea melastomoides (Poir.) Wedd.) .................................... 14

F. TAUGE (Vigna radiate (L.) Wilczek)......................................................... 15

G. PENCUCIAN SAYURAN .......................................................................... 17

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 20

A. BAHAN DAN ALAT .................................................................................. 20

1. Bahan Baku ............................................................................................. 20

2. Media ...................................................................................................... 20

3. Kultur ...................................................................................................... 20

4. Bahan kimia ............................................................................................ 20

5. Alat .......................................................................................................... 20

B. METODE PENELITIAN ............................................................................ 21

1. Isolasi dan Identifikasi Salmonella spp. pada Sayuran Segar ................. 22

2. Evaluasi Pengaruh Perlakuan Pencucian ................................................ 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 33

A. Total Mikroba dan Cemaran Salmonella spp. pada Sayuran Segar ............. 33

1. Karakteristik Sampel ............................................................................... 33

Page 9: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

iv

2. Total Mikroba ......................................................................................... 34

3. Cemaran Salmonella spp. pada Sampel Selada, Pohpohan dan Tauge... 40

B. Efektivitas Pencucian Terhadap Kandungan Bakteri Salmonella spp. dan

Total Mikroba pada Selada .......................................................................... 49

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 55

A. KESIMPULAN ........................................................................................... 55

B. SARAN ........................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

LAMPIRAN .......................................................................................................... 62

Page 10: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam 100 g selada ................................................... 13

Tabel 2. Kandungan gizi berbagai jenis tauge ...................................................... 16

Tabel 3. Data jumlah sampel sayuran segar .......................................................... 22

Tabel 4. Kondisi penyimpanan sampel sayuran segar di pasar supermarket dan

pasar tradisional ...................................................................................... 33

Tabel 5. Jumlah koloni yang diduga Salmonella setelah uji konfirmasi biokimia

pada media TSIA dan LIA ...................................................................... 44

Tabel 6. Hubungan hasil API 20E dan kombinasi hasil tes biokimia pada media

TSIA, LIA, dan Urea broth .................................................................... 48

Tabel 7. Persentase Salmonella yang dapat diisolasi dari sampel ........................ 49

Tabel 8. Total mikroba pada daun selada selama perlakuan pencucian dengan air

matang dan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial ................... 50

Tabel 9. Total Salmonella pada daun selada selama perlakuan pencucian dengan

air matang dan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial .............. 51

Page 11: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pertumbuhan Salmonella pada media HEA (A), XLDA (B), dan BSA

(C) (Difco and BBL Manual, 2003) ...................................................... 8

Gambar 2. Pertumbuhan Salmonella pada media TSIA dan LIA (Difco and BBL

Manual, 2003) ...................................................................................... 10

Gambar 3. Selada (Lactuca sativa L.) ................................................................... 13

Gambar 4. Pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.) Wedd.) ................................. 14

Gambar 5. Tauge (Vigna radiate (L.) Wilczek) .................................................... 16

Gambar 6. Diagram alir penelitian Tahap II (evaluasi pengaruh pencucian) ....... 21

Gambar 7. Total mikroba pada selada................................................................... 35

Gambar 8. Total mikroba pada pohpohan ............................................................. 35

Gambar 9. Total mikroba pada tauge .................................................................... 36

Gambar 10. Hasil positif Salmonella pada media LB ........................................... 41

Gambar 11. Hasil positif Salmonella pada media RV (A) dan TTB (B) .............. 41

Gambar 12. Pertumbuhan koloni tipikal Salmonella pada media HEA (A), XLDA

(B), dan BSA (C) ............................................................................... 42

Gambar 13. Pertumbuhan koloni atipikal Salmonella pada media HEA .............. 42

Gambar 14. Hasil konfirmasi biokomia pada media TSIA dan LIA .................... 42

Gambar 15. Hasil positif pada Urea broth ............................................................ 43

Gambar 16. Persentase koloni yang diduga Salmonella setelah uji konfirmasi

biokimia pada media TSIA dan LIA terhadap jumlah koloni yang

diisolasi dari media HEA, XLDA, dan BSA ..................................... 44

Gambar 17. Hasil indentifikasi Salmonella dengan API 20E ............................... 46

Gambar 18. Hasil indentifikasi non-Salmonella dengan API 20E ........................ 47

Gambar 19. Penurunan kandungan Salmonella spp. dan total mikroba pada selada

setelah perlakuan pencucian .............................................................. 52

Page 12: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Komposisi dan reaksi tiap tube pada API 20E ................................. 62

Lampiran 2. Blanko hasil API 20E ....................................................................... 63

Lampiran 3. Penentuan fase II serologi Salmonella (Balai Penelitian Veteriner,

1985) ................................................................................................. 64

Lampiran 4. Hasil serotipe Salmonella berdasarkan skema Kauffmann-White ... 65

Lampiran 5. Data analisis total mikroba pada 10 sampel selada .......................... 66

Lampiran 6. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba selada dari supermarket

dengan pasar tradisional .................................................................... 67

Lampiran 7. Data analisis total mikroba pada 10 sampel pohpohan .................... 68

Lampiran 8. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba pohpohan dari

supermarket dengan pasar tradisional ............................................... 69

Lampiran 9. Data analisis total mikroba pada 10 sampel tauge ............................ 70

Lampiran 10. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba tauge dari

supermarket dengan pasar tradisional ............................................. 71

Lampiran 11. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel selada ........................... 72

Lampiran 12. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel pohpohan ..................... 76

Lampiran 13. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel tauge ............................ 80

Lampiran 14. Hasil identifikasi API 20E .............................................................. 83

Lampiran 15. Data analisis total mikroba selama perlakuan pencucian dengan

akuades streril ................................................................................. 85

Lampiran 16. Data analisis total mikroba selama perlakuan pencucian dengan

larutan sanitaiser komersial ............................................................. 86

Lampiran 17. Data analisis total Salmonella selama perlakuan pencucian dengan

akuades streril ................................................................................. 87

Lampiran 18. Data analisis total Salmonella selama perlakuan pencucian dengan

larutan sanitaiser komersial ............................................................ 88

Lampiran 19. Hasil Uji T perbedaan hasil pencucian menggunakan air matang

dengan pencucian menggunakan sanitaiser komersial terhadap rata-

rata total mikroba ............................................................................ 89

Page 13: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

viii

Lampiran 20. Hasil Uji T perbedaan hasil pencucian menggunakan air matang

dengan pencucian menggunakan sanitaiser komersial terhadap rata-

rata total Salmonella ........................................................................ 90

Page 14: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat saat ini cukup mengenal bahwa keseimbangan pola

konsumsi sangat diperlukan. Keseimbangan pola konsumsi dapat terjadi jika

masyarakat tidak hanya mengonsumsi makanan pokok dan lauk-pauk,

melainkan juga mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Menurut data dari

Badan Pusat Statistik (2009), rata-rata konsumsi kalori per kapita per hari

untuk sayur-sayuran mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2002 sebesar

37,44 kal dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 46,39 kal. Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran masayarakat untuk mengonsumsi buah-

buahan dan sayur-sayuran segar semakin tinggi.

Keadaan alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudi-

dayaan berbagai jenis sayuran, baik yang lokal maupun yang berasal dari luar

negeri. Ditinjau dari aspek agroklimatologis, Indonesia sangat potensial untuk

pembudidayaan sayur-sayuran. Selain itu, aspek teknis, ekonomis, dan sosial

juga mendukung pengusahaan sayuran di Indonesia (Haryanto et al., 2003).

Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral

yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan vitamin dan mineral tersebut

akan mengalami penurunan jika sayuran dan buah-buahan tersebut

mengalami pengolahan. Oleh sebab itu, saat ini banyak masyarakat yang

lebih suka untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam keadaan

segar.

Di negara-negara Eropa dan Amerika, sayuran segar sering

dikonsumsi dalam bentuk salad. Di Indonesia, masyarakat juga sering

mengonsumsi sayuran segar tanpa proses pengolahan yang dikenal sebagai

lalapan dan jenis sayuran yang sering dijadikan lalapan adalah selada, kol,

pohpohan, kemangi dan mentimun. Buah-buahan dan sayuran mentah

memiliki potensi terkontaminasi mikroba termasuk juga mikroba patogen

pada manusia (James, 2006). Hal ini dapat terjadi karena perlakuan sayuran

Page 15: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

2

segar yang kurang baik saat di tingkat petani sampai tingkat pedagang

sehingga sering terjadi kontaminasi saat pemanenan, pengangkutan, atau

pemasaran.

Menurut Ayres et al. (1980), mikroorganisme yang mencemari

sayuran di Amerika Serikat umumnya adalah Salmonella, Shigella, dan

Entamoeba histolytica. Selain itu, pada tahun 2002 dilaporkan bahwa terdapat

dua kasus keracunan yang besar di London, yaitu 174 orang sakit dan 1 orang

meninggal akibat terinfeksi Salmonella Typhimurium DT 104 dan 140 orang

terinfeksi Salmonella Typhimurium DT 204b setelah mengonsumsi selada

(Sagoo et al., 2003). Beberapa hasil penelitian di Indonesia juga melaporkan

adanya cemaran bakteri patogen pada sayuran segar. Menurut Isyanti (2001),

pada daun kemangi dan daun pohpohan yang dijual di pasar tradisional

daerah Bogor ditemukan adanya bakteri Salmonella Paratyphi A. Susilawati

(2002) menemukan adanya Salmonella pada sayuran segar (kol, wortel, dan

kacang panjang) yang diperoleh di tingkat petani dan tauge di tingkat

pedagang. Menurut Agustin (2004), dari lima puluh sampel daun selada yang

diteliti, dua diantaranya atau sekitar 4% mengandung Salmonella

Weltevreden.

Penanganan sayuran segar dengan pengolahan yang minimal atau

bahkan tanpa pengolahan perlu mendapat perhatian yang lebih. Perlakuan

paling minimal pada sayuran segar yang diketahui masyarakat awam adalah

pencucian. Pencucian diduga dapat menghilangkan kotoran dan kontaminan

lainnya serta menurunkan potensi bahaya mikroorganisme. Oleh sebab itu,

masyarakat perlu mengetahui efektivitas pengaruh proses pencucian tersebut

terhadap cemaran bakteri patogen, khususnya Salmonella. Salmonella di

dalam makanan perlu mendapatkan perhatian karena umumnya terdapat

dalam jumlah kecil, tetapi jumlah tersebut cukup untuk menimbulkan gejala

sakit (Jenie dan Fardiaz, 1989). Diharapkan dari penelitian ini kasus-kasus

keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri patogen terhadap sayuran

segar dapat dikurangi. Selain itu dapat menumbuhkan kembali rasa aman bagi

masyarakat untuk tetap mengonsumsi sayuran segar.

Page 16: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

3

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran

Salmonella pada sayuran segar juga bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas

pencucian dengan air dan sanitaiser komersial dalam menurunkan kadar

cemaran Salmonella pada sayuran segar khususnya pada selada.

C. MANFAAT PENELITIAN

Data yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi perbaikan pengendalian

cemaran Salmonella pada sayuran segar. Selain itu diharapkan dapat

membantu dalam penanganan produk pangan sayuran segar.

Page 17: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SALMONELLA

Studi mengenai Salmonella diawali pertama kali oleh penemuan Karl

Joseph Ebert pada tahun 1880 tentang basil yang menyebabkan demam tipus

pada manusia (sekarang dikenal sebagai Salmonella Typhi) dan kemudian

isolasi berikutnya dilanjutkan oleh Georg Theodor August Gaffky. Daniel

Elmer Salmon juga mengisolasi Salmonella Typhi dan pada awalnya

menduga bahwa bakteri tersebut yang menjadi agen penyakit kolera pada

babi. Genus ini kemudian dinamai Salmonella oleh Ligniéres pada tahun

1900 untuk menghormati Daniel Elmer Salmon (Le Minor, 1991 di dalam

Anderson dan Ziprin, 2001).

Genus Salmonella terdapat dalam famili Enterobacteriaceae,

merupakan bakteri anaerob fakultatif, gram negatif, tidak membentuk spora,

berbentuk batang, dan biasanya dapat dikultur dari bagian usus vertebrata

(Troller, 1976; Pawsey, 2002; Bell dan Kyriakides, 2003). Bakteri ini

memproduksi H2S, memproduksi asam dari glukosa, maltosa, manitol, dan

sorbitol, menggunakan sitrat, tetapi tidak memfermentasi salisin, sukrosa, dan

laktosa (Troller, 1976; Frazier dan Westhoff, 1988), namun ada beberapa

serovar dapat memfermentasi laktosa (Jay et al., 2005). Troller (1976) juga

menyatakan bahwa Salmonella termasuk indol negatif dan dapat mengubah

nitrat menjadi nitrit. Seperti kebanyakan grup enterobacter, Salmonella

menghasilkan koloni berlendir, terutama jika diinkubasi pada temperatur

rendah. Salmonella berukuran kecil (0,7−1,5 × 2,0−5,0 µm) dan biasanya

motil dengan flagela peritrikus (Troller, 1976; Bell dan Kyriakides, 2003).

Namun, menurut D’Aoust (2000) ada pula jenis yang tidak motil yaitu S.

Gallinarum dan S. Pullorum, karena tidak mempunyai flagella.

Salmonella dapat tumbuh pada kisaran suhu 5−47°C dengan suhu

optimum pertumbuhannya adalah 37°C (Troller, 1976) dan maksimum pada

suhu 45,6°C (Frazier dan Westhoff, 1988; Jay et al., 2005). Kisaran pH untuk

Page 18: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

5

tumbuh Salmonella adalah pada pH 4,1 sampai 9,0. Nilai aw terendah untuk

tumbuh beragam tergantung makanan dan bervariasi antara 0,93–0,95

(Frazier dan Westhoff, 1978).

Adanya Salmonella pada makanan dalam jumlah yang cukup besar

tidak akan menyebabkan perubahan baik dalam penampakan, bau atau rasa

(Frazier dan Westhoff, 1978). Salmonella resisten terhadap pengeringan dan

dapat hidup di dalam debu dalam jangka waktu yang lama, bahkan bertahun-

tahun, tetapi hal ini bukanlah merupakan sumber utama kontaminasi bakteri

tersebut ke makanan (Jay, 1978; Hu dan Kopecko, 2003).

Salmonella dapat bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama,

bahkan dalam kondisi penyimpanan dengan suhu dan keasaman yang tidak

cocok atau merugikan serta aw<0,2 (misalnya dalam makanan yang

dikeringkan). Organisme ini umumnya tumbuh baik walaupun terdapat NaCl

0,4–4%. Salmonella sensitif terhadap panas dan mati pada suhu 70°C

sehingga pemasakan dengan suhu 70°C atau lebih sudah cukup untuk

mematikan Salmonella pada seluruh bagian makanan yang sedang dimasak

(Hu dan Kopecko, 2003).

Habitat utama Salmonella adalah saluran usus binatang dan manusia.

Selain itu, bakteri ini dapat diisolasi dari sampel feses, makanan, dan sampel

dari lingkungan. Beberapa contoh makanan yang pernah ditemukan

terkontaminasi Salmonella diantaranya adalah makanan terbuat dari kelapa,

salad dressing, mayonaise, susu, selada, adas, dan tauge (Jay, 2000; Lund et

al., 2000). Jay et al. (2005) juga menyatakan bahwa Salmonella merupakan

bakteri yang sering mengontaminasi makanan seperti telur dan hasil

olahannya, ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi, serta susu

dan hasil olahannya seperti es krim dan keju.

Sebelum tahun 1987, genus Salmonella dibedakan menjadi tiga

spesies yaitu S. typhi, S. choleraesuis, dan S. enteritica. Berdasarkan

antigennya (seperti yang digambarkan skema Kauffmann-White), spesies-

spesies ini dibedakan ke dalam serotipe yang diidentifikasi melalui antigen O

(somatic) dan antigen H (flagellar) yang sangat spesifik. Tiap serotipe dari

Salmonella dapat dibagi lagi ke dalam beberapa phagetype berdasarkan atas

Page 19: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

6

reaktivitasnya terhadap bakteriofag. Pada tahun 1987, genus Salmonella

dibagi ke dalam dua spesies, yaitu S. enterica dan S. bongori. S. enterica

dapat dibagi lagi menjadi enam subspesies, yang ditandai dengan angka

Romawi, yaitu: enterica (I), salamae (II), arizonae (IIIa), diarizonae (IIIb),

houtenae (IV), dan indica (VI). Secara historis, subspesies V adalah bongori,

yang kini digolongkan sebagai spesies yang terpisah (D’Aoust, 2001;

Anderson dan Ziprin, 2001; Hanes, 2003; Hu dan Kopecko, 2003).

Saat ini nama-nama serotipe dari bakteri Salmonella dituliskan dengan

huruf tegak dan bukan penulisan miring. Sebagai contoh, serotipe yang

sebelumnya ditulis sebagai Salmonella choleraesuis lebih tepat jika ditulis

sebagai S. enterica subspesies enterica serotipe (ser.) Choleraesuis dan

dengan singkat dapat ditulis sebagai Salmonella (ser.) Choleraesuis atau

Salmonella Choleraesuis (Anderson dan Ziprin, 2001; Hu dan Kopecko,

2003).

Analisis Salmonella terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: pra-

pengkayaan, pengkayaan selektif, isolasi dengan agar selektif, tes biokimia,

dan identifikasi serta uji serologi. Bakteri Salmonella tidak dapat

berkompetisi secara baik dengan bakteri-bakteri yang umum terdapat di

dalam bahan makanan (Ray, 2001). Oleh sebab itu, tahap pra-pengkayaan

dengan media Lactose broth (LB) dibutuhkan untuk membantu memperbaiki

sel yang rusak, melarutkan zat toksik atau zat penghambat, dan juga

menyediakan keuntungan nutrisi khususnya bagi Salmonella (Vanderzant dan

Splittstoesser, 1992). Lactose broth digunakan untuk mendeteksi koliform,

sebagai media pra-pengkayaan untuk Salmonella, dan untuk keperluan studi

fermentasi laktosa bakteri secara umum (Difco and BBL Manual, 2003).

Laktosa tersebut akan difermentasi oleh sebagian besar bakteri non-

Salmonella sehingga menyebabkan penurunan pH media. Penurunan pH

media akan menghambat pertumbuhan bakteri non-Salmonella, sementara

bakteri Salmonella dapat tetap tumbuh. Pada tahap ini inkubasi dilakukan

pada suhu 37°C karena menurut Troller (1976) Salmonella tumbuh dengan

baik jika diinkubasi pada suhu 37°C, dan hasil dianggap positif bila terjadi

kekeruhan pada media LB tersebut.

Page 20: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

7

Media pengkayaan selektif Rappaport-Vassiliadis medium (RV)

mengandung senyawa selektif seperti malachite green dan magnesium

klorida yang dikombinasikan dengan pH rendah (5,2 ± 2) akan menghambat

pertumbuhan mikroba alami yang berasal dari saluran pencernaan selain

Salmonella (D’Aoust, 1989). Selain itu, pertumbuhan Salmonella juga

didukung dengan adanya soy peptone pada media RV yang berfungsi sebagai

sumber nitrogen, karbon, dan asam amino bagi Salmonella (Oxoid Manual,

1995). Namun, kombinasi faktor-faktor penghambat dari media RV

(malachite green, magnesium klorida, dan pH rendah) dapat menghambat

Salmonella tertentu, seperti S. typhi dan S. choleraesuis. Oleh sebab itu,

teknik isolasi harus menggunakan media pengkayaan dan media isolasi yang

bervariasi (Difco and BBL Manual, 2003).

Sedangkan pada media TTB, terdapat senyawa selektif berupa garam

empedu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Selain itu

terdapat pula senyawa selektif seperti natrium tiosulfat dan tetrationat yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri koliform. Tetrationat terbentuk di

dalam media dengan adanya penambahan iodin dan kalium iodida (I2-KI).

Salmonella dapat tumbuh pada media TTB karena memiliki enzim tetrationat

reduktase. Dengan adanya enzim tersebut, Salmonella dapat bertahan

terhadap efek toksik dari tetrationat (S4O62-

) selama pengkayaan (Oxoid

Manual, 1995).

Media yang digunakan saat tahap isolasi terdiri dari tiga jenis agar

selektif antara lain: Hektoen enteric agar (HEA), Xylose lysine desoxycholate

agar (XLDA), dan Bismuth sulfite agar (BSA). Media HEA bersifat selektif

karena mengandung garam empedu. Media tersebut juga menggunakan tiga

jenis karbohidrat, yaitu laktosa, sukrosa, dan salisin untuk diferensiasi

patogen enterik yang optimal yang ditunjukkan melalui warna koloni dan

warna area media di sekitar koloni. Ferric ammonium citrate dan sodium

thiosulfate yang terkandung di dalam media HEA juga memungkinkan

deteksi produksi hidrogen sulfida (H2S) sehingga membantu dalam proses

diferensiasi karena menghasilkan koloni dengan titik hitam di bagian

tengahnya. Selain itu, indikator bromthymol blue dan acid fuchsin

Page 21: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

8

mempunyai toksisitas yang lebih rendah sehingga meningkatkan kemampuan

untuk memperoleh patogen enterik (Difco and BBL Manual, 2003).

Media XLDA selain mengandung xylose juga mengandung lysine

yang memungkinkan koloni Salmonella terdiferensiasi karena bakteri tersebut

juga akan mendekarboksilasi lysine sehingga pH akan basa. Media XLDA

juga mengandung indikator H2S yang terdiri dari sodium thiosulfate dan

ferric ammonium citrate sehingga ketika hidrogen sulfida terbentuk akan

dihasilkan koloni dengan warna hitam di bagian tengahnya. Non-patogen

yang juga menghasilkan H2S tidak mendekarboksilasi lysine sehingga reaksi

asam yang diproduksi bakteri-bakteri tersebut mencegah munculnya warna

hitam pada koloni. Media XLDA juga mengandung sodium desoxycholate

sebagai agen selektifnya yang dapat menghambat mikroorganisme gram

positif. Dengan demikian media XLDA merupakan media yang selektif dan

juga diferensial (Difco and BBL Manual, 2003).

Media BSA selain mengandung ekstrak daging sapi dan pepton

sebagai sumber nitrogen, vitamin, dan mineral, juga mengandung dekstrosa

sebagai sumber energi. Media ini menggunakan dinatrium fosfat sebagai

buffering agent serta menggunakan bismuth sulfite indicator dan brilliant

green sebagai penghambat bakteri gram positif dan koliform. Ferrous sulfate

yang terdapat pada media BSA berguna untuk mendeteksi H2S dimana ketika

H2S dihasilkan senyawa besi akan mengendap dan koloni positif akan

menghasilkan karakteristik warna coklat hingga kehitaman dengan kilau

metalik (Difco and BBL Manual, 2003).

Gambar 1. Pertumbuhan Salmonella pada media HEA (A), XLDA (B), dan

BSA (C) (Difco and BBL Manual, 2003)

A B C

Page 22: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

9

Media Triple sugar iron agar (TSIA) mengandung tiga jenis gula

(dekstrosa, laktosa, dan sukrosa) dan fenol merah untuk mendeteksi

fermentasi karbohidrat serta ferrous ammonium sulfate untuk mendeteksi

produksi hidrogen sulfida (ditunjukkan oleh warna hitam pada dasar tabung).

Ketika fermentasi karbohidrat terjadi, produksi asam akan dideteksi oleh

indikator pH fenol merah. Kondisi basa (merah) pada bagian agar miring dan

asam (kuning) pada bagian dasar tabung menunjukkan hanya terjadi

fermentasi dekstrosa. Kondisi asam (kuning) pada bagian agar miring

maupun dasar tabung menunjukkan terjadinya fermentasi pada dekstrosa,

laktosa dan sukrosa. Kondisi basa (merah) pada bagian agar miring maupun

dasar tabung menunjukkan tidak terjadi fermentasi apapun. Adanya retakan,

belahan, atau gelembung pada media mengindikasikan terjadinya produksi

gas, sedangkan endapan hitam di dasar tabung menunjukkan produksi H2S

(Difco and BBL Manual, 2003).

Media Lysine iron agar (LIA) mengandung dekstrosa sebagai sumber

karbohidrat untuk fermentasi; indikator pH bromcresol purple yang berubah

menjadi warna kuning pada pH 5,2 atau lebih rendah dan warna ungu pada

pH 6.8 atau lebih tinggi; ammonium citrate dan sodium thiosulfate sebagai

indikator pembentukan hidrogen sulfida; serta lisin sebagai substrat yang

digunakan untuk mendeteksi enzim pendekarboksilasi dan pendeaminasi

lisin. Deaminasi lisin merupakan proses aerobik yang terjadi pada bagian agar

miring LIA, sedangkan dekarboksilasi lisin merupakan proses anaerobik yang

terjadi pada bagian dasar tabung. Proses dekarboksilasi lisin akan

menghasilkan produk akhir amina yang kemudian bereaksi dengan indikator

pH membentuk warna ungu pada bagian dasar tabung sedangkan reaksi netral

(tidak ada reaksi dekarboksilasi) akan membentuk warna kuning. Jika yang

terjadi proses deaminasi lisin, maka ammonia yang dihasilkan akan bereaksi

dengan ferric ammonium citrate membentuk warna merah gelap pada bagian

agar miring dalam tabung dan endapan hitam di dasar tabung menunjukkan

adanya produksi H2S (Difco and BBL Manual, 2003).

Page 23: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

10

Keterangan:

A: TSIA tanpa inokulasi D: LIA tanpa inokulasi

B: TSIA hasil positif Salmonella E: LIA hasil positif Salmonella

C: TSIA hasil negatif Salmonella F: LIA hasil negatif Salmonella

Gambar 2. Pertumbuhan Salmonella pada media TSIA dan LIA (Difco and

BBL Manual, 2003)

B. SALMONELLOSIS

Salmonellosis disebabkan karena menelan sel-sel hidup bakteri yang

merupakan anggota genus Salmonella (Frazier dan Westhoff, 1978). Menurut

Del-Portillo (2000) penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella dibagi

menjadi dua grup besar yaitu nontyphoid salmonellosis atau gastroenteritis

dan typhoid salmonellosis atau demam enterik. Pada gastroenteritis infeksi

bakteri terbatas pada epitelium usus sedangkan pada demam enterik infeksi

bakteri terjadi pada keseluruhan sistem. Menurut Frazier dan Westhoff

(1978), beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi

gastrointestinal Salmonella: (1) makanan harus mengandung atau

terkontaminasi bakteri Salmonella; (2) bakteri ini harus ada dalam jumlah

cukup.

Gejala awal dari salmonellosis yang nontyphoid terjadi dengan cepat

yaitu berkisar sekitar 12 jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi

makanan atau minuman yang terkontaminasi Salmonella spp. dengan gejala-

gejala seperti diare (dapat berlendir atau berdarah), nyeri perut, mual, muntah,

sakit kepala, menggigil, myalgia (nyeri otot), dan demam ringan (Ziprin dan

Hume, 2001). Pada kasus yang ringan penyakit ini biasanya dapat sembuh

dalam waktu 48 jam, namun pada beberapa kasus salmonellosis dapat

A B C D E F

Page 24: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

11

berlangsung selama 10 sampai 14 hari dengan diare dan demam ringan. Pada

kasus yang parah, dehidrasi akibat diare tersebut dapat mengakibatkan

hipotensi, kram, oliguria (penurunan produksi urin), dan uremia (kadar urea

tinggi dalam darah) (Hanes, 2003).

Typhoid salmonellosis (demam tipus) memiliki gejala awal yang agak

berbeda dan jauh lebih lambat daripada nontyphoid salmonellosis, yaitu

gangguan pencernaan singkat selama satu sampai dua hari setelah menelan S.

Typhi, kemudian diikuti dengan masa inkubasi sebelum munculnya gejala

yang lebih serius yaitu demam. Demam tipus akan mengalami peningkatan

secara bertahap setiap harinya dan seringkali muncul bintik merah pada kulit.

Penderita mungkin mengalami perforasi dan perdarahan usus, koma,

delirium, dan kejang. Jika tidak diobati, demam dapat berlangsung dua

minggu atau bahkan lebih dan hal ini dapat menyebabkan kematian. Penderita

yang telah sembuh sering kali menjadi asymptomatic carriers S. Typhi dan

organisme ini tetap ada dalam kantong empedu dan usus (Ziprin dan Hume,

2001).

Selain dipengaruhi oleh umur, timbulnya gejala infeksi oleh

Salmonella juga bergantung pada spesies dan strain mikroba tersebut, serta

jumlah mikroba yang tertelan. Salmonella dapat melakukan penetrasi pada

saluran usus terutama pada ileum dan sedikit usus besar, sehingga

menimbulkan reaksi inflamasi. Sel-sel Salmonella kadang-kadang dapat

menembus sistem pertahanan mukosal dan limpatik, dan dapat mencapai

saluran darah sehingga dapat menyebabkan bakterimia atau abses (Supardi

dan Sukamto, 1999).

C. SAYURAN SEGAR

Sayuran termasuk ke dalam kelompok tanaman hortikultura bersama

dengan buah-buahan dan bunga (Apandi, 1984). Menurut Muchtadi (2000),

sayuran segar merupakan tanaman atau bagian tanaman yang dapat

dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai pelengkap atau sekadar pembangkit

selera. Sayuran merupakan bahan pangan yang penting untuk memperoleh

Page 25: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

12

keseimbangan dalam mengonsumsi makanan karena mengandung zat gizi

seperti pro-vitamin A dan vitamin C, kalsium dan zat besi, sedikit kalori, serta

sumber serta pangan dan antioksidan alami.

Di Indonesia, pengangkutan sayuran segar pada umumnya masih

dilakukan dengan cara sederhana (tidak menggunakan wadah khusus) dan

tidak menggunakan alas sehingga dapat menyebabkan kerusakan mekanis

pada sayuran dan akan meningkatkan peluang terjadinya kontaminasi

mikrobiologi (Siregar, 2000). Menurut Frazier dan Westhoff (1978), selain

kapang dan khamir, mikroflora alami yang terdapat pada permukaan sayuran

hijau dan buah pada umumnya adalah dari genus Bacillus, Pesudomonas,

Alcaligenes, Flavobacterium, Micrococcus, koliform dan bakteri asam laktat

termasuk Lactobacillus brevis, L. plantarum, Leuconostoc mesenteroides , L.

dextranicum, Streptococcus faecium dan S. faecalis.

Menurut Keputusan Ditjen POM No. 03726/B/SK/VII/1989, standar

kandungan mikrobiologi sayuran segar untuk dikonsumsi mentah ialah

Escherichia coli maksimum 102 CFU/g dan tidak boleh mengandung

Salmonella. Sedangkan menurut ICMSF di dalam Harrigan dan McCance

(1976), kandungan E. coli harus kurang dari 103 CFU/g, dan Salmonella

harus nol dalam 25 gram sampel. Berdasarkan ICMSF (1996) standar TPC

(Total Plate Count) sayuran yang akan dimakan mentah adalah n = 5, c = 3,

m = 105, dan M = 10

6, artinya maksimal 3 sampel dari 5 sampel yang

dianalisis boleh mengandung total mikroba 105−10

6 CFU/g.

D. SELADA (Lactuca sativa L.)

Selada merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat dikenal di

kalangan konsumen karena rasanya yang mudah diterima masyarakat. Pada

awalnya, banyak orang mengimpor selada dari luar negeri karena selada

bukanlah tanaman asli Indonesia. Namun, saat ini sudah banyak petani yang

membudidayakan selada terutama di daerah dataran tinggi.

Di Indonesia, selada sering digunakan dalam berbagai jenis makanan

baik sebagai bahan pokok maupun sebagai pelengkap. Menurut Haryanto et

Page 26: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

13

al. (2003), selada yang umum dibudidayakan saat ini dapat dikelompokkan

menjadi 4 macam tipe, yaitu: selada krop atau selada telur, selada rapuh,

selada daun dan selada batang. Sedangkan di Amerika Serikat terdapat 4 tipe

selada, yaitu: crisphead, romaine (cos), leave dan butterhead. Keempatnya

bervariasi dalam ukuran, bentuk, tekstur, warna, nilai nutrisi dan rasa (Ryder,

1997).

Gambar 3. Selada (Lactuca sativa L.)

Selain itu, tanaman selada juga dapat tumbuh baik pada tanah yang

mengandung pasir dan lumpur. Tanaman selada tidak tahan terhadap sinar

matahari yang terlalu panas. Pada musim kemarau, tanaman ini memerlukan

penyiraman yang cukup teratur. Hanya jenis selada daun dan selada batang

saja yang mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada udara yang panas

dan terbuka (Haryanto et al., 2003). Kandungan nutrisi yang terdapat dalam

100 g selada dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam 100 g selada

Zat gizi Nilai

Ca (mg) 68

P (mg) 25

Fe (mg) 1,4

Na (mg) 9

K (mg) 264

Vitamin A (IU) 1.900

Vitamin C (mg) 18

Air (%) 94

Serat (gram) 0,7

Sumber: Ryder (1997)

Page 27: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

14

Mitchell (1993) menyebutkan bahwa selada memiliki resiko yang

tinggi bila dimakan mentah karena sayuran ini tumbuh dekat dengan tanah.

Hasil penelitian Lund et al. (2000), menyatakan bahwa Salmonella, Listeria

monocytogenes, dan E.coli ditemukan pada tanaman selada. Selain itu,

Beuchat (1996) juga telah mengisolasi E. Coli O157:H7 dari tanaman ini.

Kontaminasi pada sayuran kebanyakan berasal dari tanah, air, dan debu.

Tingkat kontaminasi ini memegang peranan penting terhadap jumlah dan

jenis mikroba yang ada (Weiser et al., 1971).

E. POHPOHAN (Pilea melastomoides (Poir.) Wedd.)

Pohpohan merupakan salah satu sayuran hijau yang cukup dikenal

sebagai sayuran untuk lalapan. Di Jawa Barat, pohpohan umum ditemukan di

pasar bahkan supermarket. Daun pohpohan sangat lunak, berbau harum, dan

memiliki aroma yang kuat dan segar. Oleh sebab itu, daun pohpohan digemari

untuk dikonsumsi sebagai lalapan (Anonim, 1980). Pohpohan atau

Melastomoides (Poir.) Wedd. atau Pilea trinervia (Roxb.) Wight dapat

ditemukan mulai dari India dan Srilanka sampai ke Taiwan, Jepang, Filipina

dan Indonesia (Mahyar, 1994; Rignanese, 2006; USDA, ARS, National

Genetic Resources Program, 2009).

Gambar 4. Pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.) Wedd.)

Page 28: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

15

Tanaman pohpohan memiliki daun yang berbentuk bulat telur atau

lebar memanjang, dengan permukaan atas bebulu halus, mempunyai urat

sejajar yang sangat jelas (Anonim, 1980). Pohpohan tumbuh liar di Indonesia

pada ketinggian 500−2500 m, di daerah yang lembab dan agak gelap seperti

hutan, perbatasan hutan, jurang, dan pinggiran perairan. Pohpohan dapat

diperbanyak dengan setek atau cabang-cabang lateral yang berakar, atau

dengan benih (Mahyar, 1994).

Kasus salmonellosis akibat mengonsumsi daun pohpohan belum

pernah dilaporkan di Indonesia. Isyanti (2001) menyebutkan bahwa bakteri

Salmonella Paratyphi A ditemukan pada daun pohpohan yang dijual di pasar

tradisional daerah Bogor.

F. TAUGE (Vigna radiate (L.) Wilczek)

Tauge merupakan jenis sayuran hasil olahan dari kacang kedelai,

kacang hijau, atau kacang tunggak yang sengaja dibuat bertunas atau

berkecambah. Tauge yang dikenal di pasaran terdapat beberapa jenis, antara

lain tauge kedelai yang berasal dari kacang kedelai, tauge kulup (tauge lalap)

yang berasal dari kacang hijau, dan tauge pendek yang juga berasal dari

kacang hijau tetapi tunasnya lebih pendek (Novary, 1999). Kacang hijau atau

Vigna radiata (L.) Wilczek mempunyai beberapa nama sinonim lain yaitu

Phaseolus aureus Roxb. dan Phaseolus radiatus L. (Kay, 1979).

Menurut Kay (1979), kacang hijau banyak diproduksi menjadi tauge

terutama di Asia Tenggara dan Afrika Timur. Tauge dibuat pertama-tama

dengan merendam biji tanaman kacang hijau selama satu malam atau selama

4 jam dalam air. Kemudian biji kacang hijau tersebut diletakkan dalam wadah

penampung yang terbuat dari kayu atau porselin, ditutupi untuk mencegah

cahaya dan dibiarkan berkecambah (selama 4−5 hari). Kemudian tauge

tersebut siap untuk dimakan, setelah dicuci dan dibersihkan.

Page 29: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

16

Gambar 5. Tauge (Vigna radiate (L.) Wilczek)

Tauge dapat dihidangkan dalam bentuk segar misalnya lalapan, dan

dapat pula dalam bentuk yang sudah dimasak lebih dahulu misalnya

campuran sayur tahu, campuran mie baso, gado-gado, ataupun tauge goreng.

Tauge secara luas dikonsumsi terutama di Asia Tenggara dan Afrika Timur

sebagai sayuran yang bernilai gizi tinggi (Novary, 1999). Kandungan gizi

berbagai jenis tauge dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi berbagai jenis tauge

Jenis Tauge Kalori

(kkal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

Karbohidrat

(g)

Air

(g)

Tauge kacang hijau 23 2.9 0.2 4.1 92.4

Tauge kacang tunggak 35 5 0.2 5.8 88.0

Tauge kedelai 67 9 2.6 6.4 81.0

Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI, 1981

Kasus salmonellosis akibat konsumsi tauge pernah terjadi di Swedia

dan Finlandia pada tahun 1994 (Lund et al., 2000). D’Aoust (2000)

menyatakan bahwa Salmonella ditemukan pada kecambah kacang-kacangan

di Malaysia (1993) dan di Thailand (1990). Pada tahun 1998, di Arizona dan

California terjadi kasus keracunan yang disebabkan mengonsumsi tauge

alfalfa yang terkontaminasi S. havana dan S. cubana (Lang et al., 2000).

Page 30: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

17

G. PENCUCIAN SAYURAN

Menurut Novary (1999) tujuan pencucian adalah untuk membuang

kotoran dan mengurangi residu pestisida yang mungkin tertinggal pada

sayuran. Winarno (1997) menyatakan bahwa air merupakan media untuk

pencucian bahan makanan dan peralatan. Air yang dipakai harus bebas dari

mikroba patogen atau mikroba penyebab kebusukan makanan. Terdapat

beberapa penyakit yang dapat disebarkan melalui air, antara lain: kolera,

tipus, paratipus, disentri basiler, serta disentri amuba.

Pencucian sayuran segar dapat menurunkan potensi bahaya akibat

mikroorganisme. Pencucian atau pembilasan sayuran dapat menghilangkan

kotoran dan kontaminan lainnya. Pencucian dapat dilakukan dengan air,

deterjen, larutan bakterisidal seperti klorin, dan lainnya (Codex Alimentarius

Comission, 2000).

Menurut Hayes (1995), sanitaiser adalah senyawa yang dapat

menurunkan jumlah mikroorganisme ke level yang dapat diterima. Tujuan

penggunaan sanitaiser adalah untuk mereduksi jumlah mikroorganisme

patogen dan perusak di dalam proses pengolahan pangan serta pada fasilitas

dan perlengkapan pangan.

Beberapa jenis sanitaiser utama yang sudah dikenal adalah senyawa

fenol dan fenolik, alkohol, halogen, logam berat, zat warna, detergen,

senyawa amonium kuarterner, asam, alkali serta kemosterilaiser gas. Faktor-

faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan sanitaiser adalah waktu

kontak, suhu, konsentrasi sanitaiser, pH, kesadahan air, jumlah dan tipe

mikroba (Beuchat et al., 2001). Berbagai jenis bahan kimia telah ditemukan

bersifat sanitaiser tetapi tidak ada satu jenis sanitaiser pun yang ideal untuk

semua tujuan penggunaan. Hal ini disebabkan beragamnya kondisi bahan

yang akan disanitasi, perbedan cara kerja, serta kuantitas sel mikroba yang

akan dihancurkan (Jenie, 1988).

Menurut Jenie (1988), sanitaiser yang ideal harus mempunyai sifat-

sifat sebagai berikut: (1) sifat-sifat destruksi mikroba; (2) ketahanan terhadap

lingkungan; (3) sifat-sifat membersihkan yang baik; (4) tidak beracun dan

Page 31: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

18

tidak menyebabkan iritasi; (5) larut dalam air dengan berbagai perbandingan;

(6) bau dapat diterima atau tidak berbau; (7) stabil dalam larutan pekat dan

encer; (8) mudah digunakan; (9) banyak tersedia; (10) murah; dan (11) mudah

diukur dalam larutan yang telah digunakan. Menurut Naidu dan Khanna

(2000), diantara berbagai jenis sanitaiser yang dipakai di industri, seperti

garam amonium kuarterner, ozon, iodofor, gluteraldehid, dan etilen oksida,

senyawa klorin memiliki pangsa pasar yang terbesar. Klorin telah banyak

digunakan sebagai desinfektan untuk air sejak tahun 1896. Selain sebagai

desinfektan, klorin juga berfungsi untuk kontrol terhadap ganggang dan

bakteri pembentuk lendir (Jenie, 1988).

Davidson dan Branen (1993) menyatakan bahwa klorin dalam

berbagai bentuknya merupakan sanitaiser kimia yang paling luas digunakan

dalam industri makanan. Senyawa klorin yang berfungsi sebagai sanitaiser

dapat dikelompokkan menjadi klorin cair, hipoklorit, kloramin anorganik,

kloramin organik, dan klorin dioksida. Dari beberapa senyawa klorin yang

tersedia, hipoklorit merupakan senyawa klorin yang paling sering digunakan

dalam industri makanan.

Naidu dan Khanna (2000) menyatakan bahwa mencuci buah atau

sayur segar secara keseluruhan dengan cara merendam buah atau sayuran

tersebut di dalam larutan yang mengandung klorin memiliki efek sanitasi

walaupun penurunan populasi mikroba sifatnya minimal dan kurang dari 100

kali. Untuk tujuan sanitasi sayur atau buah segar, klorin biasa digunakan pada

konsentrasi 50−200 ppm dengan waktu kontak 1−2 menit.

Beberapa produk sanitaiser komersial (sabun pencuci piring cair)

mengklaim bahwa bahan tersebut aman digunakan dan dapat menurunkan

jumlah mikroba pada sayuran dan buah-buahan. Produk sanitaiser komersial

(sabun cair pencuci piring) pada umumnya menggunakan bahan-bahan dasar

tertentu yaitu (1) surfaktan atau agen aktif permukaan yaitu bahan utama

dalam cairan pencuci piring. Seringkali kombinasi dari beberapa surfaktan

digunakan untuk menghasilkan kemampuan mengangkat lemak dan kotoran

yang lebih baik, kelembutan di dalam air dengan berbagai derajat kekerasan,

serta tingkat busa yang tinggi dan stabil. Semua surfaktan yang ada dalam

Page 32: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

19

deterjen ini biodegradable; (2) stability and dispensing aids yang berfungsi

untuk menjaga produk tetap homogen di berbagai kondisi penyimpanan dan

untuk menyediakan karakteristik dispensing yang diinginkan. Alkohol,

hydrotropes, dan garam sering digunakan; (3) pengharum dan pewarna yang

ada dalam jumlah yang sangat kecil tetapi cukup penting; (4) mildness

additives yaitu termasuk agen pelembab, minyak dan emollients tertentu,

senyawa protein tertentu, atau penetralisir lainnya; (5) Pengawet yang

ditambahkan untuk membantu mencegah pertumbuhan mikroba dalam

produk yang dapat menyebabkan perubahan warna atau bau, kinerja yang

buruk dan pemisahan bahan; dan (6) agen antibakteri yang kadang-kadang

ditambahkan untuk memberikan perlindungan antibakteri bagi tangan (SDA,

2000).

Page 33: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah sayuran segar yang terdiri dari

tiga jenis, yaitu selada, pohpohan, dan tauge. Ketiga jenis bahan baku

tersebut diperoleh dari supermarket dan pasar tradisional yang tersebar di

wilayah Bogor.

2. Media

Media-media yang digunakan untuk analisis adalah Nutrien agar

(NA), Plate count agar (PCA), Lactose broth (LB), Rappaport-Vassiliadis

medium (RV), Tetrathionate broth (TTB), Hektoen enteric agar (HEA),

Xylose lysine desoxycholate agar (XLDA), Bismuth sulfite agar (BSA),

Triple sugar iron agar (TSIA), Lysine iron agar (LIA), Urea broth, Bacto

heart infusion (BHI), dan API 20E test kit.

3. Kultur

Kultur yang digunakan sebagai bakteri kontaminan dalam

penelitian ini adalah Salmonella Typhimurium ATCC 14028.

4. Bahan kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan yaitu KH2PO4 (buffer fosfat)

sebagai larutan pengencer, NaOH, akuades, larutan I2–KI sebagai bahan

tambahan untuk media TTB, alkohol 70 %, spiritus, parafin cair (mineral

oil) steril, serta reagen atau pereaksi API 20E.

5. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, oven, inkubator 35°C

dan 42°C, neraca analitik, stomacher, vorteks, mikropipet dan tipnya,

Page 34: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

21

timbangan, tabung reaksi, tabung reaksi bertutup, rak tabung reaksi, cawan

petri, erlenmeyer, gelas ukur, gelas piala, pipet Mohr, bulb, botol semprot,

sudip, batang pengaduk, bunsen, ose lurus, ose bermata bulat, pisau,

pinset, plastik HDPE steril, kapas, dan alumunium foil.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap.

Pada penelitian Tahap I dilakukan isolasi dan identifikasi Salmonella dari

sayuran segar yang terdiri dari tahapan pengambilan sampel, persiapan

sampel, analisis total mikroba (BAM, 2001), dan isolasi Salmonella (BAM,

2007) yang dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan API 20E.

Penelitian Tahap II adalah evaluasi pengaruh perlakuan pencucian yang

hanya diterapkan terhadap salah satu jenis sayuran, yaitu selada. Pada tahap

ini akan dilihat efektivitas pencucian dengan air matang dan larutan sanitaiser

komersial terhadap kandungan bakteri Salmonella (Gambar 6).

Gambar 6. Diagram alir penelitian Tahap II (evaluasi pengaruh pencucian)

Sayuran (Selada)

Kontaminasi dengan kultur murni Salmonella spp.

sebanyak 3 log CFU/g dengan masa kontak 30 menit

Analisis Total Mikroba

dan Total Salmonella

Pemotongan bonggol dan pencucian

dengan air mengalir untuk menghilangkan

kotoran fisik

Pencucian dengan perendaman

dalam larutan sanitaiser komersial

pada suhu ruang selama 30 detik

Pencucian dengan perendaman

dalam air matang pada suhu

ruang selama 30 detik

Page 35: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

22

1. Isolasi dan Identifikasi Salmonella spp. pada Sayuran Segar

1.1. Pengambilan Sampel

Sampel yang diteliti adalah sayuran segar yang terdiri dari tiga

jenis, yaitu selada, pohpohan, dan tauge (Tabel 3). Ketiga jenis sayur

tersebut diambil dari supermarket dan pasar tradisional yang tersebar di

wilayah Bogor berdasarkan metode purposive sampling. Purposive

sampling merupakan salah satu non-probability sampling (non-random

sample) yang tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan

sampel tidak dilakukan secara random tetapi dilakukan hanya atas dasar

beberapa pertimbangan yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki

telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Sehingga, hasil yang

diharapkan dapat menjadi gambaran kasar tentang suatu keadaan

(Nasution, 2003).

Alasan penggunaan purposive sampling karena teknik tersebut

tidak memerlukan daftar seluruh anggota populasi dan setiap anggota

populasi tidak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi

anggota sampel. Hal lain yang menjadi pertimbangan pemilihan tempat

pengambilan sampel antara lain: tempat yang dipilih merupakan 5 pasar

atau 5 supermarket yang banyak dikunjungi masyarakat Bogor secara luas,

jarak yang dekat dengan lokasi penelitian dan kemudahan untuk diakses,

serta waktu dan biaya penelitian yang terbatas.

Tabel 3. Data jumlah sampel sayuran segar

Jenis Sayuran Sumber Kode Sampel Jumlah Sampel

Selada Supermarket SS 5

Pasar tradisional SP 5

Pohpohan Supermarket PS 5

Pasar tradisional PP 5

Tauge Supermarket TS 5

Pasar tradisional TP 5

Total sampel 30

Page 36: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

23

Ketiga jenis sayuran diteliti diperoleh dari 5 supermarket dan 5

pasar tradisional. Dari setiap supermarket diambil tiga jenis sayuran

tersebut sehingga diperoleh 15 sampel. Sedangkan pada pasar tradisional,

setiap jenis sayuran diambil hanya dari satu orang pedagang sehingga

diperoleh sebanyak 15 sampel sayuran. Jadi, total sampel sayuran segar

yang diteliti sebanyak 30 sampel.

Setiap sampel yang dibeli dari supermarket ataupun pasar

tradisional dibawa dengan kemasan yang telah disiapkan oleh penjual dan

tidak diberi perlakuan khusus. Sampel-sampel tersebut kemudian segera

dibawa menuju laboratorium untuk dianalisis. Sampel yang belum juga

dapat dianalisis (lebih dari 4 jam setelah diperoleh) terlebih dahulu

disimpan di dalam lemari pendingin untuk menjaga kesegarannya.

1.2. Persiapan contoh

Masing-masing sampel sayuran yang akan dianalisa ditimbang

sebanyak 25 gram dan secara aseptis dimasukkan ke dalam kantong plastik

steril, ditambahkan dengan 225 ml larutan pengencer buffer fosfat

kemudian dihancurkan menggunakan stomacher selama 2 menit.

1.3. Analisis Total Mikroba (BAM, 2001)

Contoh yang telah disiapkan sebelumnya diencerkan lagi dengan

cara diambil contoh sebanyak 1 ml dan dibuat seri pengenceran desimal

sesuai dengan pengenceran yang dikehendaki. Dari masing-masing

pengenceran tersebut, diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri

lalu ditambahkan dengan media Plate count agar sebanyak 12−15 ml.

Kemudian cawan tersebut digoyangkan di atas permukaan yang datar

untuk mencampurkan cairan sampel dan agar. Setelah agar dibiarkan

memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi selama 48 ± 2 jam pada suhu

35°C. Jumlah koloni yang tumbuh pada cawan dilaporkan dan dihitung

berdasarkan metode Bacteriological Analytical Manual (BAM) yaitu

cawan dengan berbagai ketentuan sebagai berikut:

Page 37: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

24

a. Cawan yang normal berisi 25-250 koloni. Semua koloni dihitung

termasuk titik yang berukuran kecil. Pengenceran dan jumlah koloni

semua dicatat untuk setiap cawan.

b. Cawan yang berisi lebih dari 250 koloni dicatat sebagai TBUD (Terlalu

Banyak Untuk Dihitung). Jika tidak ada koloni yang tumbuh maka

ditulis kurang dari 1 kali pengenceran terendah.

c. Rumus perhitungan yang digunakan adalah:

𝑁 = 𝐶

1 × 𝑛1 + 0,1 × 𝑛2 + … × 𝐷

Keterangan: N = jumlah koloni per ml/ per gram produk

𝐶 = jumlah seluruh koloni yang dihitung

n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama

n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua

D = pengenceran pertama yang dihitung

1.4. Analisa Salmonella (BAM, 2007)

1.4.1. Pra-Pengkayaan

Masing-masing sampel sayuran yang akan dianalisa

ditimbang sebanyak 25 gram dan secara aseptis dimasukkan ke

dalam kantong plastik steril, ditambahkan dengan 225 ml Lactose

broth (LB) steril, lalu dihancurkan dengan menggunakan

stomacher selama 2 menit. Sampel yang telah dihancurkan

kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer steril dan dibiarkan

selama 60 ± 5 menit pada suhu ruang, selanjutnya diinkubasi

selama 24 ± 2 jam pada suhu 35°C.

1.4.2. Pengkayaan Selektif

Sampel yang telah diinkubasi dihomogenkan dengan cara

menggoyangkan labu erlenmeyer tersebut secara perlahan,

kemudian dari Lactose broth yang telah diinkubasi sebelumnya

diambil 0,1 ml dan dimasukkan ke dalam 10 ml Rappaport-

Page 38: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

25

Vassiliadis medium (RV) dan 1 ml dimasukkan ke dalam 10 ml

Tetrathionate broth (TTB) yang sudah ditambah dengan larutan I2-

KI. Kedua media pengkayaan selektif tersebut kemudian

diinkubasikan pada suhu yang berbeda, yaitu Rappaport-

Vassiliadis medium (RV) diinkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu

42 ± 0,2°C dan Tetrathionate broth (TTB) diinkubasi selama 24 ±

2 jam pada suhu 35 ± 2,0°C.

1.4.3. Isolasi Salmonella dengan agar selektif

Media pengkayaan selektif yang telah diinkubasi tersebut

dihomogenisasi dengan vorteks. Masing-masing sebanyak l ose

penuh dari Rappaport-Vassiliadis medium (RV) maupun

Tetrathionate broth (TTB) yang telah diinkubasi kemudian

digoreskan secara kuadran pada Hektoen enteric agar (HEA),

Xylose lysine desoxycholate agar (XLDA), Bismuth sulfite agar

(BSA). Ketiga agar selektif tersebut kemudian diinkubasi selama

24 ± 2 jam pada suhu 35 ± 2°C. Setelah diinkubasi, koloni tipikal

Salmonella dari setiap cawan agar selektif tersebut dipilih dan

diambil menggunakan ose lurus untuk diuji lebih lanjut. Ciri-ciri

koloni tipikal Salmonella pada masing-masing agar adalah sebagai

berikut:

a. Pada media HEA, koloni tipikal Salmonella berwarna biru

kehijauan, dengan atau tanpa warna hitam pada bagian

tengahnya. Sebagian besar kultur Salmonella mungkin

menghasilkan penampakan koloni yang besar, berwarna hitam

mengkilap pada bagian tengahnya atau tampak sebagai koloni

yang hampir semuanya berwarna hitam.

b. Pada media XLDA, koloni tipikal Salmonella berwarna merah

muda, dengan atau tanpa warna hitam pada bagian tengahnya.

Sebagian besar kultur Salmonella mungkin menghasilkan

penampakan koloni yang besar, berwarna hitam mengkilap pada

Page 39: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

26

bagian tengahnya atau tampak sebagai koloni yang hampir

semuanya berwarna hitam.

c. Pada media BSA, koloni tipikal Salmonella berwarna coklat,

abu-abu atau hitam, dan kadang disertai kilau metalik. Medium

di sekeliling koloni biasanya menjadi berwarna coklat dan akan

berubah menjadi hitam seiring bertambahnya waktu inkubasi

(halo effect).

Apabila pada ketiga jenis agar selektif tersebut tidak

ditemukan koloni tipikal atau koloni yang dicurigai sebagai

Salmonella, maka dipilih koloni atipikal Salmonella dengan ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Pada media HEA dan XLDA, beberapa kultur Salmonella secara

atipikal menghasilkan koloni kuning dengan atau tanpa warna

hitam pada bagian tengahnya. Jika tidak terdapat koloni tipikal

Salmonella setelah inkubasi 24 ± 2 jam, maka diambil dua atau

lebih koloni atipikal Salmonella tersebut.

b. Pada media BSA, beberapa galur secara atipikal menghasilkan

koloni hijau dengan sedikit atau tanpa dikelilingi warna gelap

pada media. Jika koloni tipikal atau koloni yang mencurigakan

tidak ada pada media BSA setelah inkubasi 24 ± 2 jam, maka

tidak dilakukan pengambilan koloni apapun, melainkan

direinkubasi selama 24 ± 2 jam. Jika koloni tipikal atau koloni

yang mencurigakan tidak juga ada setelah inkubasi 48 ± 2 jam,

maka diambil dua atau lebih koloni atipikal tersebut.

1.4.4. Uji Biokimia

Koloni tipikal atau nontipikal yang tumbuh pada masing-

masing agar selektif diinokulasikan ke agar miring Triple sugar

iron agar (TSIA) dan Lysine iron agar (LIA) menggunakan ose

steril. Ose steril disentuhkan secara perlahan pada bagian paling

tengah dari koloni yang dipilih dan diinokulasikan pada TSIA

dengan cara menggoreskannya pada permukaan agar miring

Page 40: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

27

kemudian ditusukkan sampai bagian dasar. Kemudian tanpa

pemijaran lagi inokulasi dilanjutkan pada LIA dengan cara

menusukkan ose tersebut dua kali sampai bagian dasar kemudian

menggoreskannya pada permukaan agar miring LIA. Karena reaksi

lysine decarboxylation harus benar-benar anaerob, maka tusukan

pada media LIA harus mempunyai kedalaman sedikitnya 4 cm.

Kedua agar miring TSIA dan LIA diinkubasi selama 24 ± 2 jam

pada suhu 35°C.

Kultur Salmonella pada agar miring TSIA secara tipikal

menghasilkan basa (warna merah) pada bagian permukaan agar

miring dan asam (warna kuning) pada bagian dasar tabung atau

bagian tusukan, dengan atau tanpa produksi H2S (warna kehitaman

pada agar). Reaksi Salmonella secara tipikal pada media LIA

adalah dihasilkannya basa (warna ungu) pada bagian permukaan

agar miring dan dasar tabung atau bagian tusukan. Sebagian besar

kultur Salmonella memproduksi H2S pada media LIA sedangkan

beberapa kultur yang bukan Salmonella menghasilkan reaksi warna

merah bata pada media tersebut. Kultur yang menghasilkan asam

(warna kuning) pada bagian permukaan agar miring dan dasar

tabung atau bagian tusukan media TSIA serta mengasilkan asam

(warna kuning) pada bagian dasar tabung atau bagian tusukan

media LIA, bisa dibuang karena bukan reaksi tipikal kultur

Salmonella.

Kultur yang menghasilkan reaksi tipikal Salmonella pada

setiap agar miring TSIA kemudian diinokulasikan ke dalam Urea

broth 10 ml dengan menggunakan ose steril. Setiap kultur tersebut

juga digoreskan pada Nutrien agar (NA) miring untuk

ditumbuhkan sebagai kultur stok yang nantinya digunakan pada uji

konfirmasi menggunakan API 20E test kit. Kedua media tersebut

kemudian diinkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 35°C. Urea

broth yang tidak diinokulasikan digunakan sebagai kontrol

perubahan warna.

Page 41: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

28

Kultur Salmonella tidak merubah warna Urea broth (reaksi

negatif), maka semua kultur yang merubah warna Urea broth

menjadi ungu kemerahan (reaksi positif) bukan Salmonella. Semua

kultur yang memberikan reaksi negatif tersebut dikonfirmasi lebih

lanjut menggunakan API 20E test kit.

1.4.5. Uji Konfirmasi dengan API 20E Test Kit

Untuk pengujian dengan API 20E test kit digunakan kultur

yang berasal dari koloni tunggal. Untuk mendapatkan koloni

terpisah, kultur stok pada NA miring yang diduga positif

Salmonella digoreskan secara kuadran pada NA cawan dan

diinkubasikan selama 24 ± 2 jam pada suhu 37°C. Selanjutnya dari

koloni terpisah diambil dan dilarutkan ke dalam 5 ml larutan garam

fisiologis 0,85% steril. Suspensi kultur tersebut yang digunakan

untuk diuji dengan API 20E.

Suspensi kultur yang telah dibuat secara aseptis dipipet dan

diisikan menggunakan mikropipet ke dalam seluruh mikrotube

pada strip API 20E sesuai dengan ketentuan dari kode yang ada

pada tiap mikrotube. Mikrotube dengan kode |CIT|, |VP|, dan |GEL|

yang ditandai dengan kotak di sekelilingnya menyerupai huruf U

diisi penuh hingga bagian atas tube. Mikrotube dengan kode ADH,

LDC, ODC, H2S dan URE yang ditandai dengan garis bawah diisi

dengan suspensi sampai bagian leher mikrotube lalu ditambah

dengan mineral oil sampai bagian atas tube untuk memberikan

kondisi anaerob. Sedangkan untuk mikrotube lainnya (tanpa kode

khusus), suspensi diisikan sampai bagian leher mikrotube saja.

Strip API 20E yang telah diisi dengan suspensi kultur

diinkubasi selama 18−24 jam pada suhu 36 ± 2°C. Jika setelah

inkubasi 18−24 jam terdapat kurang dari 3 mikrotube yang

menunjukkan hasil positif, maka diinkubasi lagi sampai 48 jam

pada suhu yang sama tanpa penambahan reagen atau pereaksi

apapun.

Page 42: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

29

Perubahan warna setelah proses inkubasi kemudian dibaca

sesuai dengan tabel hasil reaksi (Lampiran 1). Beberapa mikrotube

(TDA, IND, dan |VP|) memerlukan penambahan reagen sesuai

dengan standar API 20E. Hasil tes (baik positif maupun negatif)

dari pembacaan strip API 20E kemudian diisikan pada blanko hasil

dan dituliskan menjadi 7 digit kode (Lampiran 2). Kode angka ini

kemudian diterjemahkan menggunakan apiweb™ identification

software untuk mendapatkan hasil identifikasi mikroba.

1.4.6. Uji Serologi (Balai Penelitian Veteriner, 1985)

Isolat Salmonella yang akan diuji harus disegarkan terlebih

dahulu dengan menumbuhkan bakteri tersebut pada NA miring dan

diinkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 37°C. Setelah diinkubasi,

sebanyak ± 0,5 ml air destilata steril ditambahkan ke dalam tabung

NA miring tersebut agar bakteri yang telah tumbuh lepas dari agar

dan membentuk suspensi bakteri.

Satu ose penuh suspensi bakteri tersebut diletakkan secara

aseptis di atas gelas preparat yang sudah disterilkan. Satu ose

penuh antiserum yang sesuai yang telah disediakan dicampur

dengan satu ose suspensi bakteri yang telah diteteskan pada gelas

preparat dengan menggunakan dua ose berbeda yang digunakan

secara berganti-ganti. Gelas preparat kemudian digoyang-

goyangkan dengan hati-hati dan aglutinasi yang terjadi kemudian

dicatat. Aglutinasi ditandai dengan adanya butiran-butiran seperti

pasir. Yang diperiksa pertama kali adalah antigen O (somatik)

dengan antiserum grup B, C, D, dan E yang menjadi dasar

serotyping-nya.

Apabila salah satu grup antiserum ini menghasilkan

aglutinasi, selanjutnya dilakukan uji dengan antiserum faktor

tunggal yang sesuai sebagai berikut:

Untuk Grup B: diuji dengan antiserum 4, 5, 12, 27

Grup C: diuji dengan antiserum 7, 8, 14, 20

Page 43: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

30

Grup D: diuji dengan antiserum 12, 46

Grup E: diuji dengan antiserum 10, 15, 19, 34

Uji kemudian dilanjutkan dengan penentuan antigen H

sebagai fase I. Apabila terjadi reaksi aglutinasi, maka diuraikan lagi

dengan antiserum faktor tunggal yang sesuai. Untuk polivalen H:

Grup A: diuji dengan antiserum a, b, c, d, i

Grup B: diuji dengan antiserum k, lv, r, y, z

Grup C: diuji dengan antiserum 2, 5, 6, 7

Grup E: diuji dengan antiserum h, x, Z15

Grup G: diuji dengan antiserum gp, f, m, s, t → u, q, p

Grup Z: diuji dengan antiserum Z6, Z10, Z4, Z23, Z29, Z38

Bila Z24, Z23 (+) → Z23, Z24, Z32

Untuk menentukan fase II, dilakukan Jameson plate dengan

cara memotong media Nutrien agar cawan secara melintang

selebar 6 mm sehingga terjadi selokan. Kertas saring diletakkan

melintang di atas selokan dan diberi satu ose antiserum yang

homolog cengan antigen yang telah ditentukan di atas kertas saring

tepat di atas selokan. Suspensi bakteri yang diuji diteteskan pada

kertas saring berdekatan dengan selokan dan diinkubasi selama 24

± 2 jam pada suhu 37°C. Selanjutnya Jameson plate diperiksa

apakah terjadi pertumbuhan pada kertas saring, jika tidak terjadi

pertumbuhan maka diinkubasi lagi selama 24 ± 2 jam pada suhu

37°C. Penentuan fase II dapat dilihat secara jelas pada Lampiran 3.

Selanjutnya setelah didapatkan antigen O (somatik), fase I, dan fase

II maka dibaca hasil serotipenya berdasarkan skema Kauffmann-

White (Lampiran 4).

2. Evaluasi Pengaruh Perlakuan Pencucian

2.1. Persiapan Kultur Uji Salmonella spp.

Sebanyak 1−2 ose kultur murni Salmonella spp. dari media NA

miring diinokulasikan ke dalam media Bacto heart infusion (BHI),

selanjutnya divorteks dan diinkubasi secara statis selama 24 jam pada suhu

Page 44: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

31

37°C. Setelah diinkubasi selama 24 jam, akan diperoleh Salmonella sekitar

8 log CFU/g. Kultur Salmonella dari media BHI tersebut diambil sebanyak

1 ml lalu dimasukkan ke dalam 9 ml larutan pengencer buffer fosfat

sehingga diperoleh pengenceran 10-1

. Pengenceran dilanjutkan secara

desimal sampai diperoleh konsentrasi kultur yang dikehendaki.

2.2. Evaluasi Pengaruh Pencucian dengan Air Matang dan Sanitaiser

Komersial

Penelitian Tahap II ini hanya diterapkan terhadap salah satu jenis

sayuran (selada) untuk melihat efektivitas pencucian terhadap kandungan

bakteri Salmonella pada sayuran segar tersebut. Sebelum digunakan,

selada terlebih dahulu dipotong bonggolnya, dicuci dengan air mengalir

untuk menghilangkan kotoran fisik yang menempel, kemudian ditiriskan

menggunakan wadah keranjang berlubang yang sebelumnya telah dicuci

bersih. Setelah ditiriskan, selada tersebut ditimbang dan dimasukkan

secara aseptis ke dalam 2 buah kantong plastik HDPE steril. Masing-

masing kantong plastik tersebut dimasukkan sebanyak 100 gram selada.

Setelah itu, masing-masing selada dalam kedua kantong plastik tersebut

dikontaminasi dengan Salmonella spp. sebanyak 3 log CFU/g dengan masa

kontak 30 menit.

Setelah proses kontaminasi, sebanyak 25 gram selada dari salah

satu kantong plastik langsung dianalisis dan dihitung total Salmonella dan

total mikroba yang dapat menempel pada selada tersebut. Sebanyak 25

gram selada tersebut dimasukkan ke dalam 225 ml pengencer buffer fosfat,

kemudian dihancurkan menggunakan stomacher selama 2 menit, sehingga

diperoleh pengenceran 10-1

. Kemudian pengenceran dilanjutkan secara

desimal dan dari pengenceran yang diinginkan contoh dipupukkan ke

media yang sesuai dengan analisis yang dilakukan.

Sedangkan selada pada kantong plastik yang lainnya diberi

perlakuan pencucian dengan cara perendaman pada cairan pencuci. Selada

tersebut dimasukkan ke dalam wadah plastik HDPE steril yang telah berisi

2 liter cairan pencuci, kemudian wadah plastik tersebut diikat agar tidak

Page 45: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

32

bocor. Wadah plastik yang berisi selada dan cairan pencuci tersebut

kemudian dikocok-kocok selama kurang lebih 30 detik dan dilakukan pada

suhu ruang. Cairan pencuci yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu

larutan sanitaiser komersial dan air matang sebagai pembandingnya.

Setelah itu, sebanyak 25 gram selada yang telah diberi perlakuan

pencucian tersebut langsung dianalisis dan dihitung total Salmonella dan

total mikroba yang masih terdapat pada selada tersebut. Sebanyak 25 gram

selada tersebut dimasukkan ke dalam 225 ml pengencer buffer fosfat

kemudian dihancurkan menggunakan stomacher selama 2 menit, sehingga

diperoleh pengenceran 10-1

. Kemudian pengenceran dilanjutkan secara

desimal dan dari pengenceran yang diinginkan contoh dipupukkan ke

media yang sesuai dengan analisis yang dilakukan.

Larutan sanitaiser komersial yang dipakai dibuat berdasarkan

perbandingan yang sesuai dengan petunjuk penggunaan pada kemasan

sanitaiser komersial tersebut. Sebanyak ±7 ml (1 sendok makan) sanitaiser

komersial dilarutkan dalam 2 liter air steril. Larutan inilah yang kemudian

digunakan sebagai cairan pencuci. Perhitungan jumlah Salmonella dan

total mikroba dilakukan berdasarkan Standar Aerobic Plate Count (BAM,

2001). Analisis total Salmonella menggunakan media Hektoen enteric

agar (HEA) sedangkan analisis total mikroba menggunakan Plate count

agar (PCA).

2.3 Analisa Data

Data hasil pengamatan meliputi penurunan kandungan total

mikroba dan penurunan total Salmonella pada selada yang disebabkan oleh

perlakuan pencucian. Untuk melihat perbedaan nyata antara pengaruh

perlakuan pencucian menggunakan air matang dengan pencucian

menggunakan larutan sanitaiser komersial terhadap penurunan kandungan

total mikroba dan penurunan total Salmonella pada selada digunakan Uji

T: Two-Sample Assuming Equal Variances menggunakan program

Microsoft Excel 2007.

Page 46: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Total Mikroba dan Cemaran Salmonella spp. pada Sayuran Segar

1. Karakteristik Sampel

Sampel sayuran segar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari tiga jenis, yaitu selada, pohpohan, dan tauge yang berasal dari

supermarket dan pasar tradisional yang tersebar di wilayah Bogor. Total

sampel sayuran segar yang diperoleh secara keseluruhan adalah 30 sampel.

Sampel sayuran segar yang dijual di setiap tempat mendapatkan perlakuan

yang berbeda-beda dan kondisi penyimpanan sayuran segar di berbagai

pasar pada saat dilakukan pengambilan sampel secara garis besar dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kondisi penyimpanan sampel sayuran segar di pasar supermarket

dan pasar tradisional

Jenis

Sayuran Sumber

Jumlah

Sampel

(n)

Kondisi

Sampel

Wadah

Penyimpanan

Kondisi

Tempat

Penjualan

Selada Supermarket 5 Segar Rak Ruangan

ber-AC

Selada Pasar

tradisional 5 Segar

Tampah / kertas

koran / karung

goni

Ruang terbuka

Pohpohan Supermarket 5 Segar Rak Ruangan

ber-AC

Pohpohan Pasar

tradisional 5 Segar

Tampah / kertas

koran / karung

goni

Ruang terbuka

Tauge Supermarket 5

Segar /

kurang

segar

Styrofoam dan

wrapping

plastic

Cool show

case

Tauge Pasar

tradisional 5 Segar Kantong plastik Ruang terbuka

Sayuran selada dan pohpohan yang dijual di supermarket ditata

dengan rapi di atas rak-rak yang bersih. Sayuran tersebut rutin disemprot

dengan air untuk mempertahankan kelembaban dan menjaga

kesegarannya. Kesegaran tersebut juga didukung oleh kondisi lingkungan

Page 47: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

34

supermarket yang sejuk karena memiliki pendingin ruangan. Begitu pula

dengan tauge yang dijual di supermarket, sayur tersebut telah dikemas

menjadi paket-paket di dalam styrofoam dan ditutup dengan wrapping

plastic sehingga tidak cepat rusak atau busuk.

Kondisi penyimpanan dan penanganan sayuran di pasar tradisional

tidak seragam tiap pasar, bahkan penyimpanan dan penanganan sayuran

antar tiap pedagang di dalam satu pasar berbeda-beda. Pedagang umumnya

meletakkan sayur-sayuran di atas meja atau rak-rak atau hanya di lantai

yang beralaskan tampah yang terbuat dari bambu, kertas koran atau karung

goni. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab mengapa sayur-

sayuran segar yang dijual di pasar tradisional mempunyai kandungan

mikroba yang tinggi dan bahkan mengandung mikroba patogen.

2. Total Mikroba

Analisis total mikroba dilakukan untuk mengetahui kandungan

total mikroba yang ada pada sampel. Nilai total mikroba ini dapat

digunakan sebagai standar mutu bahan pangan. Nilai total mikroba pada

sampel dapat dilihat pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9.

Total mikroba pada sampel selada yang berasal dari supermarket

berkisar antara 6,9−7,9 log CFU/g dengan nilai rata-rata 7,3 log CFU/g,

sedangkan selada dari pasar tradisional memiliki kandungan total mikroba

yang bervariasi antara 6,8−8,0 log CFU/g dengan nilai rata-rata 7,3 log

CFU/g (Lampiran 5). Dengan uji statistik (Uji T: Two-Sample Assuming

Equal Variances), rata-rata total mikroba selada dari supermarket dan

pasar tradisional tidak berbeda nyata (P>0,05) (Lampiran 6).

Total mikroba pada sampel pohpohan yang berasal dari

supermarket berkisar antara 6,9−7,4 log CFU/g dengan nilai rata-rata 7,2

log CFU/g, sedangkan pohpohan yang berasal dari pasar tradisional

memiliki kandungan total mikroba yang berkisar antara 6,9−7,7 log CFU/g

dengan nilai rata-rata 7,2 log CFU/g (Lampiran 7). Rata-rata total mikroba

pohpohan dari supermarket dan pasar tradisional tidak berbeda nyata

(P>0,05) (Lampiran 8).

Page 48: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

35

Keterangan:

SS1 sampai SS5 = Selada yang diperoleh dari supermarket

SP1 sampai SP5 = Selada yang diperoleh dari pasar tradisional

Gambar 7. Total mikroba pada selada

Keterangan:

PS1 sampai PS5 = Pohpohan yang diperoleh dari supermarket

PP1 sampai PP5 = Pohpohan yang diperoleh dari pasar tradisional

Gambar 8. Total mikroba pada pohpohan

Total mikroba pada sampel tauge yang berasal dari supermarket

berkisar antara 7,1−9,2 log CFU/g dengan nilai rata-rata 8,4 log CFU/g,

sedangkan tauge yang berasal dari pasar tradisional memiliki kandungan

total mikroba yang berkisar antara 6,7−9,2 log CFU/g dengan nilai rata-

rata 7,7 log CFU/g (Lampiran 9). Tauge yang diperoleh dari supermarket

Page 49: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

36

memiliki rata-rata kandungan total mikroba yang lebih tinggi daripada

tauge yang berasal dari pasar tradisional. Dengan pengujian statistik (Uji

T: Two-Sample Assuming Equal Variances), rata-rata total mikroba tauge

dari supermarket dan pasar tradisional tidak berbeda nyata (P>0,05)

(Lampiran 10).

Keterangan:

TS1 sampai TS5 = Tauge yang diperoleh dari supermarket

TP1 sampai TP5 = Tauge yang diperoleh dari pasar tradisional

Gambar 9. Total mikroba pada tauge

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata total

mikroba dari selada 7,3 log CFU/g, pohpohan 7,2 log CFU/g, dan tauge

8,0 log CFU/g. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Isyanti (2001) yaitu rata-rata total mikroba pada

selada 8,11 log CFU/g, pohpohan 7,34 log CFU/g, dan pada tauge 7,36 log

CFU/g. Sedangkan hasil penelitian Susilawati (2002) menunjukkan bahwa

total mikroba pada tauge di tingkat pedagang adalah 8,32 log CFU/g.

Selada yang diperoleh dari supermarket memiliki rata-rata

kandungan total mikroba yang sama banyaknya dengan selada yang

berasal dari pasar tradisional. Hal serupa juga terjadi pada sampel

pohpohan.

Banyak faktor yang berpengaruh pada tingginya kandungan

mikroba sayuran segar, diantaranya cara pengangkutan merupakan salah

Page 50: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

37

satu faktor penentu tingkat kontaminasi pada sayuran segar tersebut.

Survei yang dilakukan Isyanti (2001) menyatakan bahwa transportasi yang

digunakan oleh para pedagang tidak dilengkapi dengan fasilitas pendingin.

Untuk mengurangi penguapan sayuran maka pengangkutan dilakukan pada

waktu malam hari. Selada yang akan dijual diangkut dalam bentuk untaian

dan ditumpuk bersama dengan jenis sayuran berdaun lainnya (seperti

kemangi, pohpohan, dan lain-lain). Hal ini dapat menyebabkan kerusakan

mekanis dan kemungkinan berkembangnya mikroba di bagian sayuran

yang rusak atau busuk, serta kontaminasi silang antar sayuran yang satu

dengan yang lain.

Menurut Williams et al. (1993), beberapa faktor yang menurunkan

kualitas sayuran selama pengangkutan mencakup kerusakan fisik,

penanganan yang kasar, suhu tunggi selama perpindahan, pembungkusan

yang buruk atau tanpa pembungkusan, dan kondisi jalan yang jelek.

Getaran selama pengangkutan dapat menyebabkan memarnya sayuran dan

penanganan yang kasar selama pemuatan dan pembongkaran dari alat

angkut juga meningkatkan kemunduran kualitas. Jika tidak memiliki

cukup ventilasi atau pengaturan udara, maka suhu di dalam alat angkut

seperti mobil atau truk juga dapat meningkat akibat proses respirasi

sayuran itu sendiri serta kuatnya penyinaran matahari yang lazim di daerah

tropis. Akibatnya respirasi dan transpirasi sayuran akan meningkat terus,

sehingga sayuran (terutama sayuran berdaun) akan layu dan kehilangan

kesegarannya. Pembungkusan yang buruk (atau tanpa pembungkus) adalah

salah satu turunnya kualitas selama pengangkutan. Pembungkus berfungsi

sebagai pelindung terhadap resiko selama transportasi.

Marriot (1989) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara

kandungan mikroba, suhu, dan waktu. Ketika suhu menurun, waktu yang

dibutuhkan satu sel bakteri membelah menjadi dua sel akan meningkat.

Hal inilah yang kurang diperhatikan oleh pedagang di pasar tradisional.

Di supermaket untuk menjaga kesegaran sayuran agar tidak cepat

layu maka dilakukan penyemprotan dengan air. Penyemprotan dengan air

memberikan penampilan yang segar pada sayuran dan menunda

Page 51: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

38

dekomposisi, tetapi membuat permukaan sayuran lebih lembab sehingga

dapat mendukung pertumbuhan mikroba saat penyimpanan. Air tersebut

juga bisa menjadi sumber kontaminasi (Frazier dan Westhoff, 1978;

Marriot, 1989).

Menurut Williams et al. (1993) dan Sumoprastowo (2004) setiap

sobekan, memar, atau kerusakan lain yang ada pada jaringan sayuran akan

memberi jalan bagi mikroba untuk masuk dan menjadi lubang-lubang

kehilangan air yang lebih besar selanjutnya diikuti penurunan ketegaran

(turgidity). Umumnya kandungan air pada sayuran segar 88%, karbohidrat

8,6%, protein 1,9%, lemak 0,3%, dan kandungan vitamin dan gizi lainnya

tidak lebih dari 1%. Tingginya kandungan air pada sayuran dapat

merangsang pertumbuhan bakteri. Kisaran pH dari sebagian besar sayuran

masih dalam kisaran pertumbuhan bakteri, sehingga tidaklah

mengherankan bahwa bakteri merupakan agen penyebab kebusukan pada

sayuran (Jay, 2000). Sebagai contoh, pH pada tomat adalah 4,2−4,3, pada

kubis adalah 5,4-6,0 dan pada selada adalah 6,0 (Jay et al., 2005).

Sampel tauge dari supermarket dikemas dan disimpan pada kondisi

yang lebih baik dibanding dengan yang diperoleh dari pasar tradisional.

Tauge dari supermarket dikemas dengan styrofoam dan ditutup dengan

wrapping plastic serta diletakkan di rak yang memiliki pendingin. Namun,

tingginya kandungan mikroba pada sayuran di supermarket juga

dipengaruhi oleh rentang waktu penjualan yang lama. Jika dibandingkan

dengan sayuran yang dijual di pasar tradisional, sayuran dari supermarket

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk habis terjual. Rentang waktu

penjualan yang lama akan mendukung pertumbuhan mikroba pada sayuran

tersebut jika tidak diikuti dengan penanganan yang baik.

Jika dibandingkan rata-rata nilai total mikroba dari ketiga jenis

sayur yang diteliti, maka tauge yang menempati posisi pertama yang

memiliki total mikroba tertinggi. Rata-rata nilai total mikroba pada tauge

adalah 8,0 log CFU/g, pada selada adalah 7,3 log CFU/g, dan pada

pohpohan adalah 7,2 log CFU/g.

Page 52: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

39

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Susilawati (2002),

penyiraman dan pencucian tauge dilakukan dengan menggunakan air kali.

Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya

kandungan total mikroba pada tauge. Air kali atau sungai yang digunakan

diduga telah tercemar dan mengandung total mikroba yang tinggi serta

jenis yang beragam karena di kota Bogor kali atau sungai seringkali

dijadikan sebagai saluran pembuangan. Menurut Wigena (2004) Bogor

memiliki 2 sungai besar yaitu Ciliwung dan Cisadane. Lahan daerah aliran

sungai (DAS) Ciliwung yang dimanfaatkan untuk pemukiman, industri

dan pasar menyebabkan badan air sungai Ciliwung menerima beban

pencemaran berupa limbah rumah tangga, pasar, dan pabrik sehingga

menurunkan kualitas air Ciliwung. Begitu pula dengan Cisadane, adanya

penggunaan bahan kimia yang meningkat terutama deterjen menyebabkan

kualitas air sungai Cisadane menurun dari waktu ke waktu.

Kelima sampel tauge yang diperoleh dari lima pasar tradisional

tersebut memiliki kandungan total mikroba yang tinggi terutama pada

sampel TP3 dengan 9,2 log CFU/g. Hal ini diduga karena pada umumnya

pedagang kurang memperhatikan faktor kebersihan tangan. Untuk jalan

keluarnya, sebaiknya pedagang terlebih dahulu mengemas tauge yang akan

dijual menjadi kemasan-kemasan dengan berat tertentu (misalnya 250 atau

500 gram) sesuai catatan historis penjualan yang dipantau sehingga

kontaminasi dari tangan penjual ke tauge dapat dihindari. Faktor penyebab

lainnya dapat diakibatkan karena peralatan-peralatan yang tidak

dibersihkan sebelum dipakai. Peralatan yang kotor tersebut dapat juga

menjadi sumber kontaminasi mikroba ke tauge.

Menurut Scouten dan Beuchat (2002) sumber kontaminasi mikroba

pada tauge (kecambah) lebih disebabkan melalui biji yang tidak

didisinfeksi dengan baik sebelum proses perkecambahan daripada

kontaminasi tauge yang terjadi saat atau setelah proses produksi. Proses

perkecambahan menyediakan kondisi yang cocok (aktivitas air, suhu, dan

pH) untuk proliferasi bakteri, termasuk patogen jika terdapat pada biji

(Feng, 1997 dalam Peñas et al., 2009).

Page 53: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

40

Berdasarkan ICMSF (1996) standar Total Plate Count (TPC)

sayuran yang akan dimakan mentah adalah n = 5, c = 3, m = 105, dan M =

106, artinya maksimal 3 sampel dari 5 sampel yang dianalisis boleh

mengandung total mikroba 105−10

6 CFU/g. Sedangkan seluruh sampel

yang dianalisis, baik selada, pohpohan, maupun tauge memiliki kandungan

total mikroba yang lebih tinggi dari 106 CFU/g.

Tingginya rata-rata total mikroba pada 30 sampel sayuran segar

yang diteliti dapat diantisipasi jika terjadi penanganan pascapanen yang

baik terhadap sayuran segar mulai dari petani hingga penjual. Menurut

Haryanto et al. (2003), secara umum tujuan pascapanen diantaranya adalah

agar sayuran yang dipanen tetap baik mutunya hingga sampai ke

konsumen. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: (1)

Pencucian dan pembuangan kotoran yang bertujuan untuk membersihkan

kotoran yang melekat pada sayuran. Pencucian juga bermanfaat sebagai

tindakan precooling yakni penurunan suhu sayuran setelah dipanen; (2)

Sortasi yang betujuan untuk memisahkan antara sayuran yang baik dengan

yang kurang baik. Bagian yang terkena penyakit, rusak, atau abnormal

sebaiknya dibuang; (3) Pengemasan yang bertujuan untuk memudahkan

pengiriman, menjaga dari kerusakan, serta membuat penampilan lebih

menarik. Pengemasan dapat menggunakan plastik atau kotak karton; (4)

Penyimpanan pada suhu rendah yang bertujuan untuk menekan proses

pernapasan, penguapan, maupun kegiatan mikroba perusak.

3. Cemaran Salmonella spp. pada Sampel Selada, Pohpohan dan Tauge

Salmonella merupakan bakteri yang sering mengontaminasi

makanan seperti telur dan hasil olahannya, ikan dan hasil olahannya,

daging ayam, daging sapi, serta susu dan hasil olahannya seperti es krim

dan keju (Jay et al., 2005). Namun, berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa Salmonella juga dapat ditemukan pada sayuran dan buah-buahan.

Keputusan Ditjen POM No. 03726/B/SK/VII/1989 tentang Batas

Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan menyebutkan bahwa pada

sayuran dan hasil olahannya tidak boleh mengandung Salmonella dalam

Page 54: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

41

25 gram sampel. Pada penelitian ini dilakukan analisis Salmonella yang

mengacu pada BAM (2007) untuk mengetahui ada tidaknya Salmonella

pada sayuran segar yang dijual di supermarket dan pasar tradisional.

Tahapan pra-pengkayaan seluruh sampel sayuran yang diteliti di media

Lactose broth menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan timbulnya

kekeruhan (Gambar 10).

Gambar 10. Hasil positif Salmonella pada media LB

Hasil positif pada media RV ditandai dengan perubahan warna

media yang awalnya berwarna biru berubah menjadi biru muda, keruh,

atau bahkan terbentuk endapan putih. Sedangkan hasil positif pada media

TTB ditandai dengan terbentuknya endapan putih (Gambar 11).

Gambar 11. Hasil positif Salmonella pada media RV (A) dan TTB (B)

Pertumbuhan koloni tipikal Salmonella pada media selektif HEA,

XLDA, dan BSA dapat dilihat pada Gambar 12 sedangkan contoh koloni

atipikal yang tumbuh pada media HEA dapat dilihat pada Gambar 13.

A B

Page 55: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

42

Gambar 12. Pertumbuhan koloni tipikal Salmonella pada media HEA (A),

XLDA (B), dan BSA (C)

Gambar 13. Pertumbuhan koloni atipikal Salmonella pada media HEA

Hasil positif Salmonella pada TSIA ditunjukkan dengan

dihasilkannya basa (warna merah) pada permukaan agar miring dan asam

(warna kuning) pada bagian dasar tabung, sedangkan pada media LIA hasil

positif ditunjukkan dengan dihasilkannya basa (warna ungu) baik pada

bagian permukaan agar miring dan bagian dasar tabung. Sebagian besar

kultur Salmonella memproduksi H2S yang ditandai dengan warna hitam

pada TSIA maupun LIA (Gambar 14).

Keterangan:

A: TSIA hasil positif C: TSIA hasil negatif

B: LIA hasil positif D: LIA hasil negatif

Gambar 14. Hasil konfirmasi biokomia pada media TSIA dan LIA

A C

A B C D

B

Page 56: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

43

Walaupun demikian, menurut BAM (2007) kultur yang mengasilkan

asam (warna kuning) pada bagian dasar tabung media LIA, tetapi

menghasilkan basa (warna merah) pada bagian permukaan agar miring dan

asam (warna kuning) pada bagian dasar tabung media TSIA, harus diduga

sebagai isolat Salmonella yang potensial dan diuji lebih lanjut.

Isolat yang positif pada media TSIA dan LIA selanjutnya dikonfirmasi

dengan Urea broth (UB) dan API 20E test kit. Pengujian dengan UB

bertujuan untuk mengidentifikasi isolat berdasarkan penggunaan urea. Ketika

mikroba menggunakan urea, amonia akan terbentuk dan menyebabkan

kondisi basa pada media (pH meningkat ≥ 8,0). Produksi amonia akan

ditandai dengan warna media yang berubah menjadi merah muda karena

adanya indikator phenol red (Gambar 15). Hasil uji Salmonella pada media

UB ditandai dengan warna kuning atau keruh atau terbentuk endapan putih

karena spesies Salmonella merupakan urease negatif.

Gambar 15. Hasil positif pada Urea broth

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dengan mengunakan

media BSA, kultur yang sebelumnya diambil dari media TTB maupun RV

akan menghasilkan persentase koloni tipikal sebesar 100% (Tabel 5). Dari

Gambar 16 diketahui bahwa persentase koloni yang diduga Salmonella

setelah uji konfirmasi biokimia pada media TSIA dan LIA yang diisolasi

dari media BSA cukup kecil. Persentase dihitung dengan membandingkan

jumlah koloni tipikal atau atipikal yang dihasilkan media selektif dengan

koloni yang berhasil menghasilkan uji positif pada TSIA dan LIA. Hasil

analisa dari media BSA menunjukkan bahwa hanya 5 dari 39 koloni tipikal

(12,8%) yang berasal dari RV dan 7 dari 38 koloni tipikal (18,4%) yang

berasal dari TTB diduga sebagai Salmonella.

Page 57: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

44

Tabel 5. Jumlah koloni yang diduga Salmonella setelah uji konfirmasi

biokimia pada media TSIA dan LIA

Media Tipikal Atipikal %

Tipikal %

Atipikal

Koloni

Tipikal

Positif

TSIA

LIA

Koloni

Atipikal

Positif

TSIA

LIA

RV HEA 4 26 13,3 86,7 4 1

XLDA 8 23 25,8 74,2 4 3

BSA 39 0 100,0 0 5 0

TTB HEA 34 6 85,0 15,0 22 1

XLDA 34 5 87,2 12,8 28 2

BSA 38 0 100,0 0 7 0

Keterangan:

RV = Rappaport-Vassiliadis medium; TTB = Tetrathionate broth; HEA = Hektoen

enteric agar; XLDA = Xylose lysine desoxycholate agar; BSA = Bismuth sulfite agar

Gambar 16. Persentase koloni yang diduga Salmonella setelah uji

konfirmasi biokimia pada media TSIA dan LIA terhadap

jumlah koloni yang diisolasi dari media HEA, XLDA, dan

BSA

Hasil analisa dari media HEA menunjukkan bahwa 4 dari 4 koloni

tipikal (100,0%) yang berasal dari RV diduga sebagai Salmonella. Pada

penelitian ini, media HEA dengan pengkayaan selektif RV sangat sensitif

Page 58: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

45

dalam mengisolasi Salmonella. Sehingga, nilai persentase keberhasilan

yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi jumlah koloni tipikal yang berhasil

diisolasi sedikit. Sedangkan hasil isolasi pada media HEA dengan media

pengkayaan selektif TTB menunjukkan bahwa 22 dari 34 koloni tipikal

(64,7%) diduga sebagai Salmonella.

Urutan kedua tertinggi ada pada media XLDA dengan media

pengkayaan selektif TTB. Hasil analisa dari media XLDA menunjukkan

bahwa 28 dari 34 koloni tipikal (82,4%) yang berasal dari TTB diduga

sebagai Salmonella. Sedangkan hasil isolasi pada media XLDA dengan

media pengkayaan selektif RV menunjukkan bahwa hanya 4 dari 8 koloni

tipikal (50,0%) diduga sebagai Salmonella.

Pada BAM edisi sebelum tahun 2007, penggunaan media RV

hanya direkomendasikan untuk analisis pada udang. Setelah tahun 2007

media RV diperluas penggunaannya menggantikan Selenite cystine broth

SCB dalam analisis makanan (BAM 2007). Kebijakan tersebut memang

sejalan dengan hasil penelitian ini, media RV sensitif dalam mengisolasi

Salmonella. Hal yang sama terjadi pada penelitian Sylviana (2008), media

RV lebih efektif sebagai media pengkaya selektif yang digunakan untuk

mendeteksi Salmonella pada 40 sampel karkas ayam, dibandingkan

dengan media TTB. Media RV juga lebih efektif dibandingkan dengan

TTB dalam mendeteksi Salmonella pada sampel daging sapi (Saptarini,

2009) maupun ikan segar (Aziz, 2009).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa HEA merupakan

media agar selektif yang lebih baik untuk isolasi setelah sampel diperkaya

dengan media pengkayaan selektif RV, sedangkan XLDA merupakan

media agar selektif yang lebih baik isolasi setelah sampel diperkaya

dengan media pengkayaan selektif TTB.

Dari 30 sampel yang diteliti terdapat 8 sampel (26,7%) yang tidak

mengandung Salmonella, 15 sampel (50%) yang dicurigai mengandung

Salmonella, dan 7 sampel (23,3%) yang dicurigai tidak mengandung

Salmonella. Delapan sampel yang tidak mengandung Salmonella terdiri

dari 3 sampel selada dengan kode sampel SS3, SS4, dan SP1; 3 sampel

Page 59: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

46

pohpohan dengan kode sampel PP1, PP4, dan PP5; dan 2 sampel tauge

dengan kode sampel TS3 dan TP4. Salah satu dari dari ketiga sampel

selada tersebut berasal dari pasar tradisional dan dua lainnya berasal dari

supermarket. Dua sampel tauge tersebut masing-masing berasal dari

supermarket dan pasar tradisional. Sedangkan untuk sampel pohpohan,

ketiganya berasal dari pasar tradisional. Kedelapan sampel tersebut tidak

mengandung Salmonella karena memberikan hasil negatif pada media

TSIA, LIA dan Urea broth.

Lima belas sampel yang sangat dicurigai mengandung Salmonella

terdiri dari 4 sampel selada dengan kode sampel SS1, SS2, SS5, dan SP3;

6 sampel pohpohan dengan kode sampel PS1, PS2, PS3, PS4, PS5, dan

PP2; dan 5 sampel tauge dengan kode sampel TS1, TS2, TP1, TP3, dan

TP5. Ternyata hasil tes API 20E menunjukkan bahwa dari kelimabelas

sampel tersebut terdapat 2 sampel (PS1 dan TP1) yang positif mengandung

Salmonella spp. dengan konfirmasi 99,9% very good identification

(Gambar 17). Sementara ketigabelas sampel yang lain tidak mengandung

Salmonella. Gambar 18 menunjukkan hasil identifikasi non-Salmonella.

Keterangan:

A: Salmonella spp. 99,9% very good identification (PS1)

B: Salmonella spp. 99,9% very good identification (TP1)

Gambar 17. Hasil indentifikasi Salmonella dengan API 20E

A

B

Page 60: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

47

Keterangan:

C: Citrobacter younge 99,8% very good identification (SP3)

D: Providencia alcalifaciens/rustigianii 89,0% exellent identification (PS2)

E: Enterobacter cloacae 97,0% good identification (TP3)

Gambar 18. Hasil indentifikasi non-Salmonella dengan API 20E

Sebagian isolat non-Salmonella yang diperoleh dari ketigabelas

sampel lain diduga mirip dengan isolat Salmonella tetapi terdapat satu

perbedaan. Isolat-isolat tersebut menghasilkan basa (warna ungu) pada

bagian dasar tabung atau bagian tusukan media LIA; dan pada media TSIA

menghasilkan basa (warna merah) pada bagian permukaan agar miring dan

asam (warna kuning) pada bagian dasar tabung atau bagian tusukan. Pada

beberapa tabung terlihat adanya gas yang terbentuk dan ada pula yang

tidak menghasilkan gas. Isolat-isolat tersebut juga memberikan hasil

negatif pada Urea broth. Namun, tidak satupun dari isolat tersebut yang

menghasilkan H2S baik pada media TSIA maupun LIA.

Sedangkan untuk sebagian isolat non-Salmonella lainnya memang

terlihat berbeda mulai dari tes biokimia. Beberapa isolat non-Salmonella

tersebut memang menghasilkan basa (warna merah) pada bagian

permukaan agar miring dan asam (warna kuning) pada bagian dasar tabung

atau bagian tusukan. Tetapi pada media LIA dihasilkan basa (warna ungu)

pada bagian permukaan agar miring dan asam (warna kuning) pada bagian

E

C

D

Page 61: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

48

dasar tabung atau bagian tusukan. Hubungan hasil tes API 20E dan

kombinasi hasil tes biokimia media TSIA, LIA, dan Urea broth dapat

dilihat pada Tabel 6.

Hasil yang diperoleh terhadap 7 sampel sayuran lainnya pada

media TSIA, LIA, dan Urea broth memberikan reaksi negatif untuk

Salmonella. Kombinasi hasil tes biokimia dari seluruh sampel sayuran

segar tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11, Lampiran 12, dan Lampiran

13, sedangkan hasil identifikasi API 20E dapat dilihat pada Lampiran 14.

Tabel 6. Hubungan hasil API 20E dan kombinasi hasil tes biokimia pada

media TSIA, LIA, dan Urea broth

Sampel Kombinasi Hasil Tes Biokimia Jumlah

Isolat

(n) Hasil API 20E TSIA

UB LIA

Slant Butt Slant Butt H2S

Selada B A + B B − 1 Salmonella Negatif

(Escherichia coli)

B A + B A + 7 Salmonella Negatif (Citrobacter youngae)

B A + B A − 3 Salmonella Negatif (Enterobacter cloacae)

Pohpohan B A + B B + 2 Salmonella Positif

(Salmonella spp. 99,9%)

B A + B B − 8 Salmonella Negatif

(Acinetobacter baumannii;

Providencia alcalifaciens)

B A + B A + 4 Salmonella Negatif (Citrobacter youngae)

B A + B A − 5 Salmonella Negatif (Enterobacter cloacae)

Tauge B A + B B + 2 Salmonella Positif

(Salmonella spp. 99,9%)

B A + B B − 1 Salmonella Negatif (Enterobacter cloacae)

B A + B A + 7 Salmonella Negatif (Citrobacter youngae)

B A + B A − 6 Salmonella Negatif (Enterobacter cloacae)

Keterangan:

Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning);

LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Dua isolat Salmonella yang didapat dari sampel PS1 dan TP1

tesebut kemudian dilakukan uji serologi lebih lanjut. Hasil uji serologi

Page 62: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

49

menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut mempunyai O-grup: 3, 10,

[15]. Fase I: r, dan fase II: z6, sehingga setelah dibaca dengan skema

Kauffmann-White kedua sampel tersebut teridentifikasi sebagai

Salmonella Weltevreden.

Tabel 7. Persentase Salmonella yang dapat diisolasi dari sampel

Jenis

Sayuran Sumber

Kode

Sampel Jumlah

Sampel

Jumlah

Sampel

Positif

Persentase

Isolasi

Salmonella (%)

Selada Supermarket SS 5 0 0

Pasar tradisional SP 5 0

Pohpohan Supermarket PS 5 1 10

Pasar tradisional PP 5 0

Tauge Supermarket TS 5 0 10

Pasar tradisional TP 5 1

Total 30 2 6,7

Tingkat isolasi bakteri Salmonella yang telah dilakukan pada 30

sampel sayuran segar adalah 6,7%, yaitu terdapat 2 dari 30 sampel sayuran

segar yang mengandung Salmonella Weltevreden (Tabel 7). Sepuluh

sampel selada yang diuji, baik yang berasal dari supermarket ataupun pasar

tradisional, bebas dari bakteri Salmonella. Sedangkan 1 dari 10 sampel

pohpohan (10%) mengandung Salmonella. Begitu pula dengan sampel

tauge, terdapat 1 dari 10 sampel tauge (10%) mengandung Salmonella.

Hasil penelitian Agustin (2004) menunjukkan dari 50 sampel selada yang

dianalisis terdapat 2 sampel mengandung Salmonella Weltevreden.

B. Efektivitas Pencucian Terhadap Kandungan Bakteri Salmonella spp. dan

Total Mikroba pada Selada

Pada penelitian selanjutnya (Tahap II) digunakan salah satu jenis

sayuran yaitu selada. Pada tahap ini diamati efektivitas pencucian terhadap

kandungan bakteri Salmonella pada sayuran selada.

Sebelumnya, sayuran selada tersebut dikontaminasi dengan

Salmonella spp. sebanyak 3 log CFU/g dengan masa kontak 30 menit. Jenie

Page 63: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

50

dan Fardiaz (1989) mengatakan bahwa Salmonella di dalam makanan

umumnya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi jumlah tersebut cukup untuk

menimbulkan gejala sakit. Pemberian waktu kontak selama 30 menit

bertujuan untuk memberi kesempatan agar Salmonella tersebut dapat

menempel pada permukaan selada yang akan diuji.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pencucian menggunakan

air matang dapat menurunkan rata-rata total mikroba pada daun selada dari

6,6 log CFU/g menjadi 6,5 log CFU/g, sedangkan pencucian dengan larutan

sanitaiser komersial menurunkan rata-rata total mikroba pada daun selada dari

6,7 log CFU/g menjadi 5,8 log CFU/g (Tabel 8). Sementara untuk rata-rata

total Salmonella, pencucian dengan air matang memberikan penurunan dari

4,3 log CFU/g menjadi 3,9 log CFU/g, sedangkan pencucian dengan larutan

sanitaiser komersial dapat menurunkan rata-rata total Salmonella dari 5,0 log

CFU/g menjadi 4,1 log CFU/g (Tabel 9).

Tabel 8. Total mikroba pada daun selada selama perlakuan pencucian dengan

air matang dan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial

Tahapan

Perlakuan Ulangan

Air Matang Sanitaiser Komersial

SPC

(cfu/g)

Nilai

Log

Rata-

rata

Nilai

Log

SPC

(cfu/g)

Nilai

Log

Rata-

rata

Nilai

Log

Selada segar

1 7,0 × 107 7,8

7,6

6,4 × 107 7,8

7,6

2 1,4 × 10

7 7,2 2,3 × 10

7 7,4

3 7,0 × 107 7,8 5,0 × 10

7 7,7

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 3,2 × 106 6,5

6,6

2,8 × 107 7,5

6,5 2 8,2 × 105 5,9 2,1 × 10

6 6,3

3 2,2 × 107 7,3 7,0 × 10

5 5,8

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 8,5 × 106 6,9

6,6

2,0 × 107 7,3

6,7 2 1,6 × 106 6,2 6,1 × 10

6 6,8

3 5,6 × 106 6,8 1,3 × 10

6 6,1

Selada setelah

pencucian

1 7,7 × 106 6,9

6,5

1,1 × 106 6,0

5,8 2 1,8 × 106 6,3 4,1 × 10

5 5,6

3 2,2 × 106 6,3 7,8 × 10

5 5,9

Page 64: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

51

Tabel 9. Total Salmonella pada daun selada selama perlakuan pencucian

dengan air matang dan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial

Tahapan

Perlakuan Ulangan

Air Matang Sanitaiser Komersial

SPC

(cfu/g)

Nilai

Log

Rata-

rata

Nilai

Log

SPC

(cfu/g)

Nilai

Log

Rata-

rata

Nilai

Log

Selada segar

1 - -

5,4

2,1 × 106 6,3

6,0 2 3,2 × 105 5,5 1,6 × 10

6 6,2

3 1,9 × 105 5,3 4,4 × 10

5 5,6

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 7,4 × 103 3,9

4,4

5,8 × 105 5,8

5,1 2 1,7 × 104 4,2 9,2 × 10

4 5,0

3 1,6 × 105 5,2 2,6 × 10

4 4,4

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 1,7 × 104 4,2

4,3

2,6 × 105 5,4

5,0 2 4,0 × 104 4,6 7,2 × 10

4 4,9

3 1,7 × 104 4,2 4,4 × 10

4 4,6

Selada setelah

pencucian

1 3,6 × 103 3,6

3,9

1,2 × 104 4,1

4,1 2 - - 3,9 × 103 3,6

3 2,0 × 104 4,3 3,3 × 10

4 4,5

Pada perlakuan air matang, nilai total mikroba selada setelah

dikontaminasi dengan 3 log CFU/g bakteri Salmonella tidak mengalami

perubahan dengan sebelum dikontaminasi (Tabel 8). Hal ini disebabkan total

mikroba pada selada yang telah dibersihkan dan dipotong bonggolnya sudah

cukup tinggi (6,6 log CFU/g) sehingga kontaminasi bakteri 3 log CFU/g tidak

akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap rata-rata total mikroba

pada selada tersebut. Pada perlakuan air matang dan sanitaiser komersial,

nilai total Salmonella selada setelah dikontaminasi dengan 3 log CFU/g

bakteri Salmonella sedikit mengalami penurunan (Tabel 9). Hal ini

disebabkan oleh kompetisi untuk tumbuh antara koloni tipikal dan atipikal

Salmonella pada media HEA. Bakteri Salmonella tidak dapat berkompetisi

secara baik dengan bakteri-bakteri yang umum terdapat di dalam bahan

makanan (Ray, 2001). Pada selada yang dianalisis terdapat juga bakteri non-

Salmonella yang mampu tumbuh pada media HEA. Sehingga pada beberapa

cawan, koloni atipikal tumbuh lebih dominan dan menutupi sebagian besar

Page 65: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

52

agar cawan tersebut serta menekan pertumbuhan koloni tipikal Salmonella.

Hal ini mempengaruhi perhitungan SPC dan menurunkan nilai log dari rata-

rata total Salmonella.

Gambar 19 menunjukkan penurunan kandungan Salmonella spp. pada

selada setelah dicuci dengan air matang yaitu 0,4 log CFU/g atau setara

dengan 36%, sedangkan larutan sanitaiser komersial dapat menurunkan

hingga 0,9 log CFU/g yang setara dengan 81%. Penurunan kandungan total

mikroba pada selada setelah dicuci dengan air matang adalah 0,1 log CFU/g

atau setara dengan 9%, sedangkan larutan sanitaiser komersial dapat

menurunkan 0,9 log CFU/g yang setara dengan 81%. Data total mikroba

kedua perlakuan pencucian terhadap selada dapat dilihat pada Lampiran 15

dan Lampiran 16, sedangkan data total Salmonella terdapat pada Lampiran 17

dan Lampiran 18.

Gambar 19. Penurunan kandungan Salmonella spp. dan total mikroba pada

selada setelah perlakuan pencucian

Dengan uji statistik (Uji T: Two-Sample Assuming Equal Variances),

total mikroba setelah perlakuan pencucian menggunakan larutan sanitaiser

komersial dengan menggunakan air matang memberikan hasil yang tidak

berbeda nyata. Selada yang telah dikontaminasi dengan bakteri Salmonella

pada kedua jenis perlakuan pencucian memiliki rata-rata total mikroba yang

Page 66: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

53

tidak berbeda nyata (P>0,05). Setelah diberi perlakuan pencucian, selada dari

kedua jenis perlakuan tersebut juga memiliki rata-rata total mikroba yang

tidak berbeda nyata dengan (P>0,05) (Lampiran 19).

Hal yang sama juga terjadi pada pengujian statistik kandungan total

Salmonella. Selada yang telah dikontaminasi dengan bakteri Salmonella pada

kedua jenis perlakuan pencucian memiliki rata-rata total Salmonella yang

tidak berbeda nyata (P>0,05). Setelah diberi perlakuan pencucian, selada dari

kedua jenis perlakuan tersebut juga memiliki rata-rata total Salmonella yang

tidak berbeda nyata (P>0,05) (Lampiran 20). Perlakuan pencucian dengan

menggunakan larutan sanitaiser komersial dan air matang memberikan hasil

yang tidak berbeda nyata terhadap penurunan total Salmonella pada selada.

Pencucian dengan air matang memang tidak cukup untuk menurunkan

jumlah Salmonella. Pembilasan selada dengan air matang yang dilakukan

Novitasari (2004) bahkan menunjukkan nilai penurunan jumlah Salmonella

yang lebih sedikit daripada penelitian ini, yaitu dari 6,74 log CFU/g menjadi

6,54 log CFU/g dengan nilai penurunan 0,2 log CFU/g. Hasil penelitian

Lestari (2005), perendaman selada menggunakan air minum sebanyak dua

kali hanya dapat menurunkan Salmonella sebanyak 0,31 log CFU/g. Hasil

penelitian Marlis (2004), yaitu pencucian atau pembilasan selada dengan air

matang dapat menurunkan kandungan Salmonella spp. sebesar 1,26 log

CFU/g. Sari (2004), pembilasan dengan air matang juga dapat menurunkan

kandungan Salmonella spp. pada daun selada sebesar 1,26 log CFU/g.

Jika dibandingkan dengan perlakuan pencucian yang menggunakan

sanitaiser lain (seperti klorin, asam, atau hidrogen peroksida), sanitaiser

komersial juga menunjukkan kemampuan menurunkan total Salmonella yang

lebih kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2004) menunjukkan bahwa

pencucian dengan klorin 1000 ppm dengan waktu kontak 2 menit dapat

menurunkan jumlah Salmonella sebesar 2,85 log CFU/g dan klorin 2000 ppm

dengan waktu kontak yang sama dapat menurunkan jumlah Salmonella

sebesar 3 log CFU/g. Pada penelitian Marlis (2004) dilaporkan bahwa sekitar

3,85 log CFU Salmonella mengalami penurunan per gram sayur dengan

sanitaiser kombinasi hidrogen peroksida 5% dan asam asetat 3%. Sedangkan

Page 67: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

54

sanitaiser asam asetat 3% saja hanya dapat menurunkan 2,54 log CFU/g

Salmonella.

Pemotongan bonggol dan pembersihan selada dengan air mengalir

bertujuan untuk menghilang kotoran fisik. Namun tahapan ini dapat

menurunkan kandungan total mikroba dan total Salmonella pada selada

dengan lebih baik dibandingkan kedua perlakuan pencucian (air matang dan

sanitaiser komersial) yang diterapkan dengan cara perendaman. Pemotongan

bonggol dan pembersihan selada pada perlakuan air matang menurunkan rata-

rata total mikroba dari 7,6 log CFU/g menjadi 6,6 log CFU/g dan pada

perlakuan sanitaiser komersial total miroba turun dari 7,6 log CFU/g menjadi

6,5 log CFU/g (Tabel 8). Sementara rata-rata total Salmonella pada perlakuan

air matang turun dari 5,4 log CFU/g menjadi 4,4 log CFU/g dan pada

perlakuan sanitaiser komersial turun dari log 6,0 CFU/g menjadi 5,1 log

CFU/g (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa pencucian dengan air mengalir

lebih efektif dalam menurunkan kandungan mikroba pada daun selada

dibandingkan dengan pencucian cara perendaman.

Page 68: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kandungan total mikroba dari 30 sampel sayuran segar yang diteliti

tidak memenuhi standar Total Plate Count (TPC) sayuran menurut ICMSF

(1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sayuran selada memiliki

rata-rata nilai total mikroba 7,3 log CFU/g; sayuran pohpohan memiliki rata-

rata nilai total mikroba 7,2 log CFU/g; dan sayuran tauge memiliki rata-rata

nilai total mikroba 8,0 log CFU/g. Dari 30 sampel sayuran segar yang

dianalisa (selada, pohpohan, dan tauge), 2 diantaranya (6,7%) positif

mengandung Salmonella Weltevreden.

Penurunan kandungan Salmonella spp. pada selada setelah dicuci

dengan air matang adalah 0,4 log CFU/g atau setara dengan 36%, sedangkan

larutan sanitaiser komersial dapat menurunkan hingga 0,9 log CFU/g yang

setara dengan 81%. Penurunan kandungan total mikroba pada selada setelah

dicuci dengan air matang adalah 0,1 log CFU/g atau setara dengan 9%,

sedangkan larutan sanitaiser komersial dapat menurunkan 0,9 log CFU/g

yang setara dengan 81%. Pencucian sayuran dengan air matang maupun

larutan sanitaiser dapat menurunkan kandungan Salmonella dan total mikroba

tidak lebih dari 1,0 log CFU/g.

B. SARAN

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas dari larutan sanitaiser

komersial lainnya yang dapat menurunkan jumlah mikroba pada sayuran

segar.

Page 69: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

56

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. S. 2004. Prevalensi Salmonella pada Selada Segar di Pasar

Tradisional Daerah Bogor dan Evaluasi Prosedur Pengujiannya. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anderson, R. C. dan R. L. Ziprin. 2001. Bacteriology of Salmonella. Di dalam Y.

H. Hui, M. D. Pierson, J. R. Gorham (editor). Foodborne Disease

Handbook Second Edition, Revised and Expanded Volume 1: Bacterial

Pathogens. Marcel Dekker, Inc., New York.

Anonim. 1980. Sayur-sayuran. Balai Pustaka, Jakarta.

Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Penerbit Alumni, Bandung.

Ayres, J. C., Mundt, J. O., dan Sandine, W. E. 1980. Microbiology of Food. W. H.

Freeman and Co., San Fransisco, CA.

Aziz, I. 2009. Isolasi Salmonella spp. pada Tiga Jenis Ikan di Wilayah Bogor

Serta Uji Ketahanannya Terhadap Pengaruh Proses Pengukusan. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2009. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan. http://www.bps.go.id/tab_sub/

view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&notab=5 [30 September

2009]

Balai Penelitian Veteriner. 1985. Uji Serologi Salmonella. Balai Penelitian

Veteriner, Bogor.

BAM (Bacteriological Analytical Manual). 2001. Aerobic Plate Count.

http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-3.html [20 September 2008]

BAM (Bacteriological Analytical Manual). 2003. Food Sampling and Preparation

of Sample Homogenate. http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-1.html

[20 September 2008]

BAM (Bacteriological Analytical Manual). 2007. Salmonella.

http://www.cfsan.fda.gov/~ebam/bam-5.html [20 September 2008]

Bell, C. dan A. Kyriakides. 2003. Salmonella. Di dalam C. Blackburn dan P. J.

McClure (editor). Foodborne Pathogens: Hazard, Risk Analysis, and

Control. Woodhead Publishing Limited. Cambridge, England.

Beuchat, L. R. 1996. Pathogenic Microorganism Associated with Fresh Produce.

J. Food Prot. 64:788-795.

Page 70: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

57

Beuchat, L. R., J. M. Farber, E. H. Garret, L. J. Harris, M. E. Parish, T. V.

Suslow, and F. Busta. 2001. Standarization of a method to determine the

efficiency of sanitizers in inactivating human pathogenic microorganism

on raw fruits and vegetables. J Food Prot. 64(7):1079−1084.

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.

Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Codex Alimentarius Comission. 2000. Discusion Paper on The Use of Chlorinated

Water. Codex Committee on Fish and Fishery Products 24th

Session,

Alesund, Norway 5−9 June 2000.

D’Aoust, J. Y. 2000. Salmonella. Di dalam B. M. Lund, T. C. Baird-Parker, dan

G. W. Gould (editor). The Microbiological Safety and Quality of Food

Volume 1. Aspen Publisher, Inc., Gaithersburg, Maryland.

D’Aoust, J. Y. 2001. Salmonella. Di dalam R. G. Labbé dan S. Garcia (editor).

Guide to Foodborne Pathogens. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Davidson, P. M. dan A. L. Branen. 1993 Antimicrobials in Foods 2nd

Edition

Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc., New York.

Del-Portillo, F. G. 2000. Moleculer and Celluler Biology of Salmonella

Pathogenesis. Di dalam J. W. Cary, J. E. Linz, dan D. Bhatnagar.

Microbial Foodborne Disease: Mechanisms of Pathogenesis and Toxin

Synthesis. Techonomic Publishing Company, Inc., Cancaster,

Pennsylvania.

Difco and BBL Manual. 2003. Manual of Microbiological Culture Media. BD

Diagnostic Systems.

Direktorat Gizi, Depkes R.I. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bharata

Karya Aksara, Jakarta.

Frazier, W. C. dan D. C. Westhoff. 1978. Food Microbiology Third Edition.

McGraw-Hill Book, Inc., New York.

Hanes, D. 2003. Nontyphoid Salmonella. Di dalam M. D. Miliotis dan J. W. Bier

(editor). International Handbook of Foodborne Pathogens. Marcel

Dekker, Inc., New York.

Harrigan, W. F. dan McCane, M. E. 1976. Laboratory Methods in Food and Dairy

Microbiology. Academic Press, London.

Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu, dan H. Sunarjono. 2003. Sawi dan Selada.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Page 71: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

58

Hayes, P. R. 1995. Food Microbiology and Hygiene 2nd

Edition. Chapman and

Hall, London.

Hu, L. dan D. J. Kopecko. 2003. Typhoid Salmonella. Di dalam M. D. Miliotis

dan J. W. Bier (editor). International Handbook of Foodborne

Pathogens. Marcel Dekker, Inc., New York.

ICMSF. 1996. Microorganisms in Food 5: Microbiological Specifications of Food

Pathogens. Blackie Academic and Professional, London.

Isyanti, M. 2001. Mutu Mikrobiologi Sayuran Lalap dari Pasar Tradisional di

Daerah Bogor dan Pengaruh Perlakuan Pasca Panen minimal untuk

Menjamin Keamanannya. Skripsi. Fateta IPB, Bogor.

Jay, J. M. 1978. Modern Food Microbiology. D. Van Nostrand Company, New

York.

Jay, J. M. 2000. Modern Food Microbiology 6th

Edition. Aspen Publisher, Inc.,

Gaithersburg, Maryland.

Jay, J. M., M. J. Loessner, dan D. A. Golden. 2005. Modern Food Microbiology

Seventh Edition. Springer Science and Bussiness Media Inc., USA.

James, J. 2006. Overview of Microbial Hazard in Fresh Fruit and Vegetables

Operations. Di dalam J. James (editor). Microbial Hazard Identification

in Fresh Fruit and Vegetables. Jon Wiley & Sons, Inc., Publication, New

Jersey.

Jenie, B. S. L. 1988. Sanitasi untuk Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi.

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jenie, B. S. L. dan S. Fardiaz. 1989. Uji Sanitasi dalam Industri Pangan. PAU

Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kay, D. E. 1979. Food Legumes. Tropical Products Institute, London.

Kurniawan D. 2008. Uji T 2-sampel independen.

http://ineddeni.files.wordpress.com/2008/03/uji-t-2-sampel-indep1.pdf

[30 September 2009]

Lang, M. M., B. H. Ingham, dan S. C. Ingham. 2000. Efficacy of Novel Organic

Acid and Hyppochlorite Treatments for Eliminating Eschericia coli

O157:H7 from Alfalfa Seeds Prior To Sprouting. Int. J. Food Microbiol.

58: 73-82.

Lestari, V. 2005. Penggunaan Sanitaiser Berbasis Hidrogen Peroksida dan Asam

Asetat Untuk Inaktivasi Salmonella dalam Selada pada Skala Industri

Page 72: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

59

Kecil. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Lund, B. M., T. C. Baird-Parker, dan G. W. Gould. 2000. The Microbiological

Safety and Quality of Food. Vol II. Aspen Publisher, Inc. Gaithersburg,

Maryland.

Mahyar, U. W. 1994. Pilea Lindley. Di dalam J. S. Siemonsma dan K. Piluek

(editor). Plant Resources od South-East Asia No. 8 Vegetables.

PROSEA, Bogor.

Marlis, A. 2004. Efektivitas Hidrogen Peroksida dan Asam Asetat Untuk

Inaktivasi Salmonella pada Selada Segar. Skripsi. Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mitchell, R. 1993. Environmental Microbiology. Jon Wiley & Sons, Inc.,

Publication, New York.

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksida. Fakultas

Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Naidu, A. S. dan N. Khanna. 2000. Chloro-cides. Di dalam A. S. Naidu (editor).

Natural Food Antinicrobial Systems. CRC Press, New York.

Nasution, R. 2003. Teknik Sampling. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-

rozaini.pdf [30 September 2009]

Novary, E. W. 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Novitasari, G. 2004. Efektivitas Klorin, Asam dan Perlakuan Suhu Untuk

Inaktivasi Salmonella pada Selada Segar. Skripsi. Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Oxoid Manual. 1995. 7th

Edition. Foodborne Pathogens. Monograph No. 1

Salmonella.

Pawsey, R. K. 2002. Case Studies in Food Microbiology for Food Safety and

Quality. Royal Society of Chemistry, London.

Peñas E. , R. Gómez, J. Frías, dan C. Vidal-Valverde. 2009. Effects of combined

treatments of high pressure, temperature and antimicrobial products on

germination of mung bean seeds and microbial quality of sprouts. J. Food

Control Vol 21:82-88.

Ray, B. 2001. Fundamental Food Microbiology 2nd

Edition. CRC Press, Boca

Raton.

Page 73: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

60

Rignanese, L. 2006. Botanica Sistematica. http://www.homolaicus.com/scienza/

erbario/utility/botanica_sistematica/hypertext/1549.htm [9 Desember

2009]

Ryder, E. J. 1997. Introduction. Di dalam R. M. Davis, K. V. Subbarao, R. N.

Raid, dan E. A. Kurtz (editor). Compendium of Lettuce Disease. APS

Press, USA.

Sagoo, S. K., C. L. Little, L. Ward, I. A. Gillespie, dan R. T. Mitchell. 2003.

Microbiological Study of Ready-to-eat Salad Vegetables from Retail

Establishments Uncovers a National Outbreaks of Salmonellosis. J. Food

Prot. Vol 66 (3) : 403-409

Saptarini, K. 2009. Isolasi Salmonella spp. pada Sampel Daging Sapi di Wilayah

Bogor Serta Uji Ketahanannya Terhadap Proses Pendinginan dan

Pembekuan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Sari, D. M. I. 2004. Penggunaan Klorin dan Asam Asetat sebagai Sanitiser Untuk

Menurunkan Jumlah Salmonella pada Selada (Lactuca sativa, L.) Segar

Siap Santap. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Scouten, A. J., dan Beuchat, L. R.. 2002. Combined effects of chemical, heat and

ultrasound treatments to kill Salmonella and Escherichia coli O157:H7

on alfalfa seeds. Journal of Applied Microbiology, 92, 668–674.

SDA (Soap and Detergent Association). 2000. Dishwashing Facts.

http://www.sdahq.org/dishwash/dishwash.pdf [18 Februari 2010]

Siregar, K. H. 2000. Sistem Penanganan Pasca Panen Kubis (Brassica oleracea L.

var. capitata L.) di Sub Terminal Agribisnis Sukabumi. Skripsi. Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sumoprastowo, R. M. 2004. Memilih dan Menyimpan Sayur-Mayur, Buah-

Buahan, dan Bahan Makanan. Bumi Aksara, Jakarta.

Supardi, I. dan Sukamto, M. 1999. Mirobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan

Pangan. Penerbit Alumni, Bandung.

Susilawati, A. 2002. Keamanan Mikrobiologi dan Survey Lapangan Sayuran di

Tingkat Petani dan Pasar Tradisional di Daerah Bogor. Skripsi. Fateta IPB,

Bogor.

Sylviana. 2008. Prevalensi Cemaran Salmonella Typhimurium pada Potongan

Karkas Ayam dan Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle, Linn.)

sebagai Larutan Sanitaiser Alami. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Page 74: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

61

Troller, J. A. 1976. Salmonella and Shigella. Di dalam M. P. Defigueiredo dan D.

F. Splittstoesser. Food Microbiology: Public Health and Spoilage

Aspects. The AVI Publishing Company, Inc., Westport, Connecticut.

USDA, ARS, National Genetic Resources Program.

Germplasm Resources Information Network - (GRIN) [Online Database].

National Germplasm Resources Laboratory, Beltsville, Maryland.

http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?405780 [8 Desember

2009]

Vanderzant, C. dan Splittstoesser, D. F. (editor). 1992. Compendium of methods

for the microbiological examination of foods 3rd

Edition. American

Public Health Association, Washington, D.C.

Weiser, H. H., Mountney, G. G. dan Gould, W. A. 1971. Practical Food

Microbiology and Technology 2nd

Edition. The AVI Publ., Co., Wesport,

CO.

Williams, C. N., J. O. Uzo, dan W. T. H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran Di

Daerah Tropika. Penerjemah: S. Ronoprawiro. Vegetable Production in

the Tropics. Gadjah Mada University Press.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wigena, I. G. P. 2004. Pengelolaan dan Kualitas Sumber Daya Ait di Kota Bogor.

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/igp_wigena.pdf [12 Maret

2010]

Ziprin, R. L. dan M. H. Hume. 2001. Human Salmonellosis: General Medical

Aspects. Di dalam Y. H. Hui, M. D. Pierson, J. R. Gorham (editor).

Foodborne Disease Handbook Second Edition, Revised and Expanded

Volume 1: Bacterial Pathogens. Marcel Dekker, Inc., New York.

Page 75: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

62

LAMPIRAN

Lampiran 1. Komposisi dan reaksi tiap tube pada API 20E

TESTS ACTIVE INGREDIENTS QTY (mg/cup) REACTION/ENZYMES RESULTS

NEGATIVE POSITIVE

ONPG 2-nitrophenyl-βD-galactopyranosidase 0.223 β-galactosidase (OrthoNitroPhenyl-βD-

Galactopyranosidase) colorless yellow

ADH L-arginine 1.9 Arginine DiHydrolase yellow red / orange

LDC L-lysine 1.9 Lysine DeCarboxylase yellow red / orange

ODC L-ornithine 1.9 Ornithine DeCarboxylase yellow red / orange

|CIT| trisodium citrate 0.756 CITrate utilization pale green / yellow blue-green / blue

H2S sodium thiosulfate 0.075 H2S production colorless / greyish black deposit / thin

line

URE urea 0.76 UREase yellow red / orange

TDA L-tryptophane 0.38 Tryptophane DeAminase yellow reddish brown

IND L-tryptophane 0.19 INDole production colorless pale green /

yellow pink

|VP| sodium pyruvate 1.9 acetoin production (Voges Proskauer) colorless pink / red

|GEL| gelatin (bovine origin) 0.6 GELatinase no diffusion diffusion of black

pigment

GLU D-glucose 1.9 fermentation / oxidation (GLUose) (4) blue / blue-green yellow / greyish

yellow

MAN D-mannitol 1.9 Fermentation / oxidation (MANnitol) (4) blue / blue-green yellow

INO inositol 1.9 Fermentation / oxidation (INOsitol) (4) blue / blue-green yellow

SOR D-sorbitol 1.9 Fermentation / oxidation (SORbitol) (4) blue / blue-green yellow

RHA L-rhamnose 1.9 Fermentation / oxidation (RHAmnose) (4) blue / blue-green yellow

SAC D-sucrose 1.9 Fermentation / oxidation (SACcharose) (4) blue / blue-green yellow

MEL D-melibiose 1.9 Fermentation / oxidation (MELibiose) (4) blue / blue-green yellow

AMY amygdalin 0.57 Fermentation / oxidation (AMYgdalin) (4) blue / blue-green yellow

ARA L-arabinose 1.9 Fermentation / oxidation (ARAbinose) (4) blue / blue-green yellow

Page 76: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

63

Lampiran 2. Blanko hasil API 20E

Page 77: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

64

Lampiran 3. Penentuan fase II serologi Salmonella (Balai Penelitian Veteriner,

1985)

Hasil positif pada Jameson plate setelah diinkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu

37°C yaitu terjadi pertumbuhan pada kertas saring yang tidak diberi suspensi

bakteri (bakteri menyebrangi selokan).

NA cawan

kertas saring

selokan

antiserum

suspensi bakteri

yang diuji

suspensi bakteri

setelah inkubasi

selokan NA cawan

kertas saring

antiserum

suspensi bakteri

yang diuji

Page 78: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

65

Lampiran 4. Hasil serotipe Salmonella berdasarkan skema Kauffmann-White

Serotipe Somatik (O) Fase I Fase II

Fallowfield 3, 10 l, z13, z28 e, n, z15

Hoghton 3, 10 l, z13, z28 z6

Joal 3, 10 l, z28 l, 7

Lamin 3, 10 l, z28 e, n, x

Ughelli 3, 10 r l, 5

Elisabethville 3, 10 [15] r l, 7

Simi 3, 10 r e, n, z15

Weltevreden 3, 10 [15] r z6

Seegefeld 3, 10 r, i 1, 2

Dumfries 3, 10 r, i 1, 6

Amager 3, 10 [15] y 1, 2

Orion 3, 10 [15] [15, 34] y 1, 5

Mokola 3, 10 y 1, 7

Ohlstedt 3, 10 [15] y e, n, x

Bolton 3, 10 y e, n, z15

Langensalza 3, 10 y l, w

Stockholm 3, 10 [15] y z6

Fufu 3, 10 z 1, 5

Harleystreet 3, 10 z 1, 6

Huddinge 3, 10 z 1, 7

Clerkenwell 3, 10 z l, w

Landwasser 3, 10 z z6

Adabraka 3, 10 z4, z23 [1, 7]

Wagadugu 3, 10 z4, z23 z6

Florian 3, 10 [15] z4, z24 -

Okerara 3, 10 z10 1, 2

Page 79: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

66

Lampiran 5. Data analisis total mikroba pada 10 sampel selada

No. Kode

Sampel

Tingkat pengenceran SPC

(CFU/g) Nilai Log Rata-rata

Rataan

Seluruh

Sampel 10-5

10-6

10-7

10-8

1 SS1 TBUD / 245 26 / 29 3 / 4 1 / 0 2,5 × 107 7,4

7,3

7,3

2 SS2 57 / 187 12 / 8 2 / 0 1 / 0 1,2 × 107 7,1

3 SS3 TBUD / TBUD 82 / 85 15 / 8 2 / 0 8,4 × 107 7,9

4 SS4 71 / 90 19 / 14 3 / 2 1 / 0 8,1 × 106 6,9

5 SS5 221 / 175 80 / 74 14 / 6 1 / 2 2,5 × 107 7,4

6 SP1 150 / 224 10 / 6 2 / 1 2 / 0 1,9 × 107 7,3

7,3

7 SP2 54 / 64 19 / 15 7 / 5 0 / 0 5,9 × 106 6,8

8 SP3 TBUD / TBUD 96 / 90 8 / 9 1 / 0 9,3 × 107 8,0

9 SP4 228 / TBUD 65 / 58 2 / 2 0 / 0 2,9 × 107 7,5

10 SP5 164 / 117 57 / 28 4 / 2 0 / 0 1,7 × 107 7,2

Keterangan:

SS1 sampai SS5 = Selada yang diperoleh dari supermarket

SP1 sampai SP5 = Selada yang diperoleh dari pasar tradisional

Page 80: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

67

Lampiran 6. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba selada dari supermarket

dengan pasar tradisional

Sampel SPC (cfu/g) Total Mikroba

Supermarket Pasar Tradisional

1 25000000 19000000

2 12000000 5900000

3 84000000 93000000

4 8100000 29000000

5 25000000 17000000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 30820000 32780000

Variance 9,41562E+14 1,20054E+15

Observations 5 5

Pooled Variance 1,07105E+15 Hypothesized Mean Difference 1 df 8 t Stat -0,094693685 P(T<=t) one-tail 0,463443496 t Critical one-tail 1,859548033 P(T<=t) two-tail 0,926886993 t Critical two-tail 2,306004133

Page 81: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

68

Lampiran 7. Data analisis total mikroba pada 10 sampel pohpohan

No. Kode

Sampel

Tingkat pengenceran SPC

(CFU/g) Nilai Log Rata-rata

Rataan

Seluruh

Sampel 10-5

10-6

10-7

10-8

1 PS1 149 / 187 6 / 8 7 / 5 0 / 1 1,7 × 107 7,2

7,2

7,2

2 PS2 97 / 74 20 / 7 0 / 5 0 / 0 8,6 × 106 6,9

3 PS3 174 / 164 27 / 20 2 / 1 0 / 1 1,7 × 107 7,2

4 PS4 232 / TBUD 33 / 41 1 / 3 0 / 0 2,6 × 107 7,4

5 PS5 117 / 100 14 / 10 1 / 1 0 / 0 1,1 × 107 7,0

6 PP1 71 / 93 4 / 1 0 / 0 0 / 0 8,2 × 106 6,9

7,2

7 PP2 142 / 73 21 / 24 1 / 2 0 / 0 1,1 × 107 7,0

8 PP3 TBUD / TBUD 41 / 58 1 / 2 0 / 0 5,0 × 107 7,7

9 PP4 79 / 76 12 / 10 1 / 0 0 / 0 7,8 × 106 6,9

10 PP5 161 / 205 30 / 32 5 / 4 1 / 1 1,9 × 107 7,3

Keterangan:

PS1 sampai PS5 = Pohpohan yang diperoleh dari supermarket

PP1 sampai PP5 = Pohpohan yang diperoleh dari pasar tradisional

Page 82: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

69

Lampiran 8. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba pohpohan dari

supermarket dengan pasar tradisional

Sampel SPC (cfu/g) Total Mikroba

Supermarket Pasar Tradisional

1 17000000 8200000

2 8600000 11000000

3 17000000 50000000

4 26000000 7800000

5 11000000 19000000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 15920000 19200000

Variance 4,5432E+13 3,1672E+14

Observations 5 5

Pooled Variance 1,81076E+14 Hypothesized Mean Difference 1 df 8 t Stat -0,385401619 P(T<=t) one-tail 0,354992612 t Critical one-tail 1,859548033 P(T<=t) two-tail 0,709985224 t Critical two-tail 2,306004133

Page 83: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

70

Lampiran 9. Data analisis total mikroba pada 10 sampel tauge

No. Kode

Sampel

Tingkat pengenceran SPC

(CFU/g) Nilai Log Rata-rata

Rataan

Seluruh

Sampel 10-5

10-6

10-7

10-8

1 TS1 101 / 165 18 / 9 3 / 1 0 / 0 1,3 × 107 7,1

8,4

8,0

2 TS2 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 147 / 136 16 / 18 1,4 × 109 9,2

3 TS3 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 94 / 88 10 / 7 9,1 × 108 9,0

4 TS4 TBUD / TBUD 127 / 166 2 / 0 0 / 0 1,5 × 108 8,2

5 TS5 TBUD / TBUD TBUD / 240 32 / 33 4 / 1 2,5 × 108 8,4

6 TP1 61 / 33 10 / 7 0 / 0 0 / 1 4,7 × 106 6,7

7,7

7 TP2 232 / 248 46 / 31 8 / 15 2 / 3 2,5 × 107 7,4

8 TP3 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 177 / 154 19 / 17 1,6 × 109 9,2

9 TP4 89 / 102 21 / 26 3 / 2 0 / 0 1,0 × 107 7,0

10 TP5 TBUD / TBUD 130 / 105 14 / 10 1 / 0 1,2 × 108 8,1

Keterangan:

TS1 sampai TS5 = Tauge yang diperoleh dari supermarket

TP1 sampai TP5 = Tauge yang diperoleh dari pasar tradisional

Page 84: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

71

Lampiran 10. Hasil Uji T perbedaan rata-rata total mikroba tauge dari

supermarket dengan pasar tradisional

Sampel SPC (cfu/g) Total Mikroba

Supermarket Pasar Tradisional

1 13000000 4700000

2 1400000000 25000000

3 910000000 1600000000

4 150000000 10000000

5 250000000 120000000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 544600000 351940000

Variance 3,47581E+17 4,8896E+17

Observations 5 5

Pooled Variance 4,1827E+17 Hypothesized Mean Difference 1 df 8 t Stat 0,471013228 P(T<=t) one-tail 0,325103849 t Critical one-tail 1,859548033 P(T<=t) two-tail 0,650207698 t Critical two-tail 2,306004133

Page 85: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

72

Lampiran 11. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel selada

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

1 SS1

S1BTM

RV

HEA AT A A + - B A + -

-

S2BTM XLD AT B A + - B A + - +

S3BTM BSA T B A + - B A + - +

S4BTM

TTB

HEA T B A + + B A + + - -

S5BTM XLD T B A + + B A + + -

S6BTM XLD T B A + - B A - - +

S7BTM BSA T A A + - B A + -

2 SS2

S1GTY

RV

HEA AT A A - - B A + -

-

S2GTY XLD AT B A + - B B - - - -

S3GTY BSA T A A + - B A - -

S4GTY

TTB

HEA T B A + + B A + + +

S5GTY HEA T B A + - B B - - +

S6GTY XLD T B A + + B A + + +

S7GTY XLD T B A + - B A - - +

S8GTY BSA T A A + - B A - -

3 SS3

S1YJB

RV

HEA AT A A + + B B + +

-

S2YJB XLD AT A A + - B B + -

S3YJB BSA T A A - + B A - +

S4YJB BSA T A A + - B B + -

S5YJB

TTB

HEA AT A A + + B A + +

S6YJB XLD AT A A + - B B + -

S7YJB BSA T A A + - B A + +

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 86: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

73

Lampiran 11 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel selada

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

4 SS4

S1FE

RV

HEA AT A A + + B A + +

-

S2FE XLD T A A + - B B - +

S3FE XLD T A A + - B B + -

S4FE BSA T A A + + B A + +

S5FE

TTB

HEA AT A A + - B A + -

S6FE XLD AT A A + - B A - -

S7FE BSA T A A + + B A + +

5 SS5

S1SJM

RV

HEA AT A A + - B B - -

-

S2SJM XLD AT A A + - B B + -

S3SJM BSA T A A + - B B - -

S4SJM

TTB

HEA T A A + + B A + +

S5SJM XLD T B A + + B A + + +

S6SJM BSA T B A + - B A + - - -

6 SP1

S1PBa

RV

HEA AT A A + - B A - -

-

S2PBa XLD AT A A + - B B - -

S3PBa BSA T A A + - B B - -

S4PBa

TTB

HEA T B A + - B A - - +

S5PBa XLD T B A - - B A - - +

S6PBa BSA T A A + - B A - -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 87: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

74

Lampiran 11 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel selada

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

7 SP2

S1PAa

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

S2PAa XLD AT A A + - B B + -

S3PAa BSA T A A + - B A + -

S4PAa

TTB

HEA T A A - - B A - -

S5PAa HEA T B A + + B A - - +

S6PAa XLD T A A - - B A - -

S7PAa BSA T B A + + B A + + -

S8PAa BSA T A A + - B A + -

8 SP3

S1PWJa

RV

HEA AT A A + + B A - +

-

S2PWJa XLD AT A A + + B A - +

S3PWJa BSA T A A + - B B + -

S4PWJa

TTB

HEA AT A A + + B A + +

S5PWJa XLD T B A + + B A + + - -

S6PWJa XLD T B B - - B B - -

S7PWJa BSA T A A + - B A + -

S8PWJa BSA T A A + + B A + +

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 88: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

75

Lampiran 11 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel selada

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

9 SP4

S1PSa

RV

HEA AT A A + + B A + +

-

S2PSa XLD AT A A + - B B + -

S3PSa BSA T A A + - B B + +

S4PSa

TTB

HEA T B A + + B A + + -

S5PSa HEA T B A + + B A + - +

S6PSa XLD T B A + + B A - + -

S7PSa XLD T B A + - B A + - +

S8PSa BSA T A A + - B B - -

10 SP5

S1KD

RV

HEA AT A A + - B A + -

-

S2KD XLD AT A A + - B A + -

S3KD BSA T A A + - B A + -

S4KD BSA T B A + - B A - - -

S5KD

TTB

HEA T A A + + B A + +

S6KD XLD T B A + + B A + + -

S7KD XLD T B A + - B A - - -

S8KD BSA T A A + - B A + -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 89: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

76

Lampiran 12. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel pohpohan

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

1 PS1

P1BTM

RV

HEA T B A + + B B - + - +

+

P2BTM XLD T B A + + B B - + -

P3BTM XLD T A A + - B A + -

P4BTM BSA T A A + - B B - -

P5BTM BSA T A A + - B B - -

P6BTM

TTB

HEA T B A + - A A + -

P7BTM HEA T B A + + B A - - -

P8BTM XLD T B A + - B A - - +

P9BTM XLD T B B - - B B - -

P10BTM BSA T A A + - B B - -

2 PS2

P1GTY

RV

HEA T B A - - B B - - - -

-

P2 GTY XLD T B A - - B B - - -

P3 GTY BSA T A A + - B B - -

P4 GTY BSA T B B - - B B - -

P5 GTY

TTB

HEA T B B - - B B - -

P6 GTY XLD T B A + + B A - + -

P7 GTY XLD T B A + + B A - - +

P8 GTY BSA T A A + - B A + +

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 90: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

77

Lampiran 12 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel pohpohan

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

3 PS3

P1YJB

RV

HEA AT A A + - B B - -

-

P2YJB XLD AT A A + - B B + -

P3YJB BSA T A A + - B B - -

P4YJB

TTB

HEA T B A + - B B - - - -

P5YJB XLD T B A - - B A - - -

P6YJB BSA T A A + - B B + -

P7YJB BSA T A A + - B A + -

4 PS4

P1FE

RV

HEA AT B A + - B A + - +

-

P2FE XLD T B A + + B A + + - -

P3FE BSA T A A + - B B + -

P4FE BSA T A A + - B B + -

P5FE

TTB

HEA T B A + + B A + + -

P6FE HEA T B A - - B B - - +

P7FE XLD T B A + - B A + - +

P8FE XLD T B A - - B B - - -

P9FE BSA T A A + - B B - -

5 PS5

P1SJM

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

P2SJM XLD AT A A + - B B + -

P3SJM BSA T B A + - B A + - - -

P4SJM

TTB

HEA T A A + + B A + +

P5SJM XLD T B A + + B A + - +

P6SJM BSA T B A + - B A - - -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 91: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

78

Lampiran 12 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel pohpohan

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

6 PP1

P1PBa

RV

HEA AT A A + - B B - -

-

P2PBa XLD AT A A + - B B - -

P3PBa BSA T A A + - B B - -

P4PBa

TTB

HEA T B B - - B B - -

P5PBa XLD T B B - - B B - -

P6PBa BSA T A A + - B B - -

P7PBa BSA T A A + + B A + +

7 PP2

P1PAa

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

P2PAa XLD AT A A + - B B + -

P3PAa BSA T A A + - B B + -

P4PAa BSA T A A + - B B + -

P5PAa

TTB

HEA T B A + + B A - - +

P6PAa XLD T B A + - B B + - - -

P7PAa BSA T A A + - B B + +

P8PAa BSA T A A + - B A + +

8 PP3

P1PWJa

RV

HEA T B A + + B A + + -

-

P2PWJa XLD AT A A + + B A + +

P3PWJa BSA T A A + - B A - -

P4PWJa

TTB

HEA T B A + + B B - - -

P5PWJa HEA T B A - - B B - - -

P6PWJa XLD T B A + - B A + - +

P7PWJa XLD T B B - - B B - -

P8PWJa BSA T A A + - B A + -

P9PWJa BSA T A A + + B B - -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 92: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

79

Lampiran 12 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel pohpohan

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

9 PP4

P1PSa

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

P2PSa XLD AT A A + + B A + +

P3PSa BSA T A A + - B B - -

P4PSa

TTB

HEA T A A + + B A + -

P5PSa HEA T B A + - B A + - +

P6PSa XLD T B A - - B A - - +

P7PSa BSA T A A + - B A + -

10 PP5

P1KD

RV

HEA AT A A + - B A + -

-

P2KD XLD AT A A + - B B + -

P3KD BSA T A A + + B A + -

P4KD BSA T A A + - B A + -

P5KD

TTB

HEA T A A + + B A + +

P6KD HEA T B A + - B A + - +

P7KD XLD T A A - - B A - - +

P8KD BSA T A A + + B A + +

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 93: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

80

Lampiran 13. Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel tauge

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

1 TS1

T1BTM

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

T2BTM XLD AT A A + - B A - -

T3BTM BSA T A A + - B A + -

T4BTM

TTB

HEA T B A + + B A - + - -

T5BTM XLD AT B A + - B A - - -

T6BTM BSA T A A + - B A + -

2 TS2

T1GTY

RV

HEA AT A A + - B A + -

-

T2GTY XLD AT A A + - B A + -

T3GTY BSA T A A + - B B - -

T4GTY

TTB

HEA T B A + + B A - + -

T5GTY XLD T B A + - B A - - - -

T6GTY BSA T A A - - B A + -

3 TS3

T1YJB RV

HEA AT A A + - B B + -

- T2YJB BSA T A A + - B B + -

T3YJB

TTB XLD T B A + - B A + - +

T4YJB BSA T A A + - B B + -

4 TS4

T1FE

RV

HEA AT A A + + B A + +

-

T2FE XLD AT B A + + B A + + -

T3FE BSA T A A + - B A + -

T4FE BSA T A A + - B B + -

T5FE

TTB

HEA T B A + + B A + + -

T6FE XLD AT B A + + B A + + -

T7FE BSA T A A + + B A + +

T8FE BSA T A A + + B B - +

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 94: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

81

Lampiran 13 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel tauge

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

5 TS5

T1SJM

RV

HEA AT A A + - B B + -

-

T2SJM XLD T A A + - B A + -

T3SJM BSA T A A + - B B + -

T4SJM

TTB

HEA AT B A + - B A + - -

T5SJM XLD T B A + - B A + - -

T6SJM BSA T A A + - B A + -

6 TP1

T1PBa

RV

HEA T B A + + B B + + - +

+

T2PBa XLD T B A - + B B - + -

T3PBa BSA T A A + + B B + +

T4PBa

TTB

HEA T A A + - B A + -

T5PBa XLD T B A + - B A + - +

T6PBa BSA T B A + - B A - - +

7 TP2

T1PAa

RV

HEA AT A A + - B A - -

-

T2PAa XLD AT A A + - B B + -

T3PAa BSA T A A + - B B - -

T4PAa

TTB

HEA AT A A - - B A - -

T5PAa HEA T B A + + B A + + -

T6PAa XLD AT A A + + B A + +

T7PAa BSA T A A + + B A - +

T8PAa BSA T A A + - B A - -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 95: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

82

Lampiran 13 (Lanjutan). Hasil analisis Salmonella pada 10 sampel tauge

No. Kode

Sampel

Kode

Isolat

Media Selektif TSIA LIA UB

API

Test Kesimpulan

Broth Agar Ciri Slant Butt Gas H2S Slant Butt Gas H2S

8 TP3

T1PWJa

RV

HEA AT A A + + B A + +

-

T2PWJa XLD AT A A + - B B - -

T3PWJa BSA T A A + - B B - +

T4PWJa BSA T A A + + B B - -

T5PWJa

TTB

HEA T B B - - B B - -

T6PWJa HEA T B A + - B A + - +

T7PWJa XLD T A A + - B A + -

T8PWJa BSA T B A + - B A + - - -

9 TP4

T1PSa

RV

HEA AT A A + + B A + +

-

T2PSa XLD AT A A + - B B + -

T3PSa BSA T B A + - B A + - +

T4PSa

TTB

HEA T A A + - B A - +

T5PSa HEA T B A + - B A - - +

T6PSa XLD T B A + - B A - - +

T7PSa BSA T B A + - B B + - +

10 TP5

T1KS

RV

HEA AT A A + - B A + -

-

T2KS XLD AT A A + - B B + -

T3KS BSA T B A + - B B + - - -

T4KS

TTB

HEA AT A A + + B B + +

T5KS XLD T B A + + B A + + -

T6KS BSA T B A + - B A + - -

Keterangan:

T = Tipikal, AT = Atipikal; Slant = permukaan agar, Butt = dasar agar; TSIA: B = Basa (merah), A = Asam (kuning); LIA: B = Basa (ungu), A = Asam (kuning)

Page 96: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

83

Lampiran 14. Hasil identifikasi API 20E

Tube Kode Isolat

Kontrol P1BTM T1PBa S2GTY S6SJM S5PWJa P1GTY

ONPG - - - + + + -

ADH + + + - + + -

LDC + + + + - - -

ODC + + + - + - -

|CIT| + + + + + + -

H2S + + + - - + -

URE - - - - - - -

TDA - - - - - - -

IND - - - + - - -

|VP| - - - - - - -

|GEL| - - - - - - -

GLU + + + + + + +

MAN + + + + + + -

INO + + + - - - -

SOR + + + + + + -

RHA + + + - + + -

SAC - + + - + - -

MEL + + + + + - +

AMY - - - - + - -

ARA + + + + + + +

Indeks Profil 6704752 6704772 6704772 5244542 3304573 3604512 0004042

Identifikasi

Salmonella spp.

99,9% excellent

identification

Salmonella spp.

99,9% very good

identification

Salmonella spp.

99,9% very good

identification

Escherichia coli 1

95,9% doubtful

profile

Enterobacter

cloacae 94,3%

good identification

Citrobacter

younge 99,8%

very good

identification

Acinetobacter

baumannii/calcoa

ceticus 94.8% low

discrimination

Page 97: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

84

Lampiran 14 (Lanjutan). Hasil identifikasi API 20E

Tube Kode Isolat

Kontrol P4YJB P2FE P3SJM T4BTM T8PWJa T3KS

ONPG - - + + + + +

ADH + - + + + + +

LDC + - - - - - -

ODC + - - + - + +

|CIT| + + + + - + +

H2S + - + - + - -

URE - - - - - - -

TDA - + - - - - -

IND - + - - - - -

|VP| - - - - - - -

|GEL| - - - - - - -

GLU + + + - + - +

MAN + - + + + + +

INO + - - - - - -

SOR + - + + + + +

RHA + - + + + + +

SAC - - - + - + +

MEL + - - + - + +

AMY - - - + - + +

ARA + - + + + + +

Indeks Profil 6704752 0264000 3604512 3300573 3404512 3300573 3304573

Identifikasi

Salmonella spp.

99,9% excellent

identification

Providencia

alcalifaciens/rusti

gianii 89,0%

exellent

identification

Citrobacter

younge 99,8%

very good

identification

Enterobacter

cloacae 97,0%

good identification

Citrobacter

younge 99,7%

very good

identification

Enterobacter

cloacae 97,0%

good identification

Enterobacter

cloacae 94,3%

good identification

Page 98: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

85

Lampiran 15. Data analisis total mikroba selama perlakuan pencucian dengan akuades streril

Tahapan

Perlakuan Media Ulangan

Tingkat pengenceran

SPC (cfu/g) Nilai Log Rata-rata

Nilai Log 10-4

10-5

10-6

10-7

Selada segar

PCA

1 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 51 / 90 5 / 8 7,0 × 107 7,8

7,6 2 TBUD / TBUD 121 / 161 7 / 18 3 / 2 1,4 × 107 7,2

3 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 77 / 64 10 / 11 7,0 × 107 7,8

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 TBUD / 249 53 / 80 10 / 22 2 / 1 3,2 × 106 6,5

6,6 2 79 / 86 14 / 18 1 / 2 3 / 0 8,2 × 105 5,9

3 TBUD / TBUD 222 / 147 56 / 49 9 / 3 2,2 × 107 7,3

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 TBUD / TBUD 110 / 60 1 / 4 0 / 0 8,5 × 106 6,9

6,6 2 93 / 129 111 / 18 2 / 1 0 / 4 1,6 × 106 6,2

3 TBUD / TBUD 61 / 50 10 / 6 1 / 0 5,6 × 106 6,8

Selada setelah

pencucian

1 TBUD / TBUD 82 / 72 4 / 4 0 / 0 7,7 × 106 6,9

6,5 2 165 / 186 20 / 18 3 / 2 2 / 7 1,8 × 106 6,3

3 TBUD / 118 93 / 59 8 / 9 1 / 1 2,2 × 106 6,3

Page 99: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

86

Lampiran 16. Data analisis total mikroba selama perlakuan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial

Tahapan

Perlakuan Media Ulangan

Tingkat pengenceran

SPC (cfu/g) Nilai Log Rata-rata

Nilai Log 10-4

10-5

10-6

10-7

Selada segar

PCA

1 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 85 / 43 19 / 20 6,4 × 107 7,8

7,6

2 TBUD / TBUD TBUD / 203 34 / 37 4 / 5 2,3 × 10

7 7,4

3 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 51 / 49 12 / 5 5,0 × 107 7,7

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 TBUD / TBUD TBUD / 229 54 / 50 15 / 7 2,8 × 107 7,5

6,5 2 209 / 166 45 / 47 2 / 6 0 / 0 2,1 × 106 6,3

3 43 / 96 15 / 15 3 / 4 1 / 2 7,0 × 105 5,8

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 TBUD / TBUD 173 / 180 49 / 38 2 / 4 2,0 × 107 7,3

6,7 2 TBUD / TBUD 51 / 71 8 / 5 2 / 2 6,1 × 106 6,8

3 146 / 107 18 / 27 4 / 9 0 / 2 1,3 × 106 6,1

Selada setelah

pencucian

1 113 / 92 27 / 24 9 / 4 7 / 2 1,1 × 106 6,0

5,8 2 37 / 44 6 / 4 2 / 0 0 / 0 4,1 × 105 5,6

3 104 / 51 7 / 11 4 / 1 0 / 1 7,8 × 105 5,9

Page 100: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

87

Lampiran 17. Data analisis total Salmonella selama perlakuan pencucian dengan akuades streril

Tahapan

Perlakuan Media Ulangan

Tingkat pengenceran

SPC (cfu/g) Nilai Log Rata-rata

Nilai Log 10-1

10-2

10-3

10-4

Selada segar

HEA

1 TBUD / TBUD TBUD / TBUD - - - -

5,4 2 TBUD / TBUD TBUD / TBUD TBUD / TBUD 38 / 26 3,2 × 105 5,5

3 - TBUD / TBUD 178 / 125 57 / 50 1,9 × 105 5,3

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 TBUD / TBUD 110 / 37 - - 7,4 × 103 3,9

4,4 2 TBUD / TBUD 164 / 156 32 / 14 7 / 9 1,7 × 104 4,2

3 - TBUD / TBUD 164 / 98 56 / 35 1,6 × 105 5,2

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 TBUD / TBUD 63 / 117 110 / 88 0 / 0 1,7 × 104 4,2

4,3 2 TBUD / TBUD TBUD / 192 117 / 167 4 / 5 4,0 × 104 4,6

3 - 117 / 204 24 / 42 4 / 2 1,7 × 104 4,2

Selada setelah

pencucian

1 TBUD / TBUD 43 / 30 15 / 14 1 / 1 3,6 × 103 3,6

3,9 2 TBUD / TBUD TBUD / TBUD TBUD / TBUD 6 / 0 - -

3 - TBUD / 176 48 / 16 5 / 2 2,0 × 104 4,3

Page 101: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

88

Lampiran 18. Data analisis total Salmonella selama perlakuan pencucian dengan larutan sanitaiser komersial

Tahapan

Perlakuan Media Ulangan

Tingkat pengenceran

SPC (cfu/g) Nilai Log Rata-rata

Nilai Log 10-2

10-3

10-4

Selada segar

HEA

1 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 224 / 205 2,1 × 106 6,3

6,0 2 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 208 / 111 1,6 × 106 6,2

3 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 38 / 50 4,4 × 105 5,6

Selada setelah

dibesihkan

dan bonggol

dipotong

1 TBUD / TBUD TBUD / TBUD 34 / 82 5,8 × 105 5,8

5,1 2 TBUD / TBUD 98 / 85 11 / 7 9,2 × 104 5,0

3 TBUD / TBUD 25 / 26 5 / 13 2,6 × 104 4,4

Selada setelah

dikontaminasi

(3 Log

CFU/g)

1 TBUD / TBUD 197 / 211 72 / 86 2,6 × 105 5,4

5,0 2 TBUD / TBUD 88 / 56 10 / 14 7,2 × 104 4,9

3 TBUD / TBUD 17 / 44 1 / 4 4,4 × 104 4,6

Selada setelah

pencucian

1 TBUD / 106 29 / 22 0 / 4 1,2 × 104 4,1

4,1 2 43 / 35 3 / 0 1 / 0 3,9 × 103 3,6

3 TBUD / TBUD 33 / 10 16 / 0 3,3 × 104 4,5

Page 102: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

89

Lampiran 19. Hasil Uji T perbedaan hasil pencucian menggunakan air matang

dengan pencucian menggunakan sanitaiser komersial terhadap

rata-rata total mikroba

Selada setelah dikontaminasi (3 Log CFU/g)

Ulangan SPC (cfu/g) Total Mikroba

Air Matang Sanitaiser Komersial

1 8500000 20000000

2 1600000 6100000

3 5600000 1300000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 5233333,333 9133333,333

Variance 1,20033E+13 9,43233E+13

Observations 3 3

Pooled Variance 5,31633E+13

Hypothesized Mean Difference 1

df 4

t Stat -0,655094942

P(T<=t) one-tail 0,274083852

t Critical one-tail 2,131846782

P(T<=t) two-tail 0,548167703

t Critical two-tail 2,776445105

Selada setelah pencucian

Ulangan SPC (cfu/g) Total Mikroba

Air Matang Sanitaiser Komersial

1 7700000 1100000

2 1800000 410000

3 2200000 780000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 3900000 763333,3333

Variance 1,087E+13 1,19233E+11

Observations 3 3

Pooled Variance 5,49462E+12

Hypothesized Mean Difference 1

df 4

t Stat 1,638872471

P(T<=t) one-tail 0,088291309

t Critical one-tail 2,131846782

P(T<=t) two-tail 0,176582619

t Critical two-tail 2,776445105

Page 103: SKRIPSI ISOLASI Salmonella spp. PADA SAYURAN SEGAR DI … · Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, kandungan vitamin

90

Lampiran 20. Hasil Uji T perbedaan hasil pencucian menggunakan air matang

dengan pencucian menggunakan sanitaiser komersial terhadap

rata-rata total Salmonella

Selada setelah dikontaminasi (3 Log CFU/g)

Ulangan SPC (cfu/g) Total Salmonella

Air Matang Sanitaiser Komersial

1 17000 260000

2 40000 72000

3 17000 44000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 24666,66667 125333,3333

Variance 176333333,3 13797333333

Observations 3 3

Pooled Variance 6986833333 Hypothesized Mean Difference 1 df 4 t Stat -1,475011615 P(T<=t) one-tail 0,107116999 t Critical one-tail 2,131846782 P(T<=t) two-tail 0,214233998 t Critical two-tail 2,776445105

Selada setelah pencucian

Ulangan SPC (cfu/g) Total Salmonella

Air Matang Sanitaiser Komersial

1 3600 12000

2

3900

3 20000 33000

t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances

Variable 1 Variable 2

Mean 11800 16300

Variance 134480000 225570000

Observations 2 3

Pooled Variance 195206666,7 Hypothesized Mean Difference 1 df 3 t Stat -0,352900532 P(T<=t) one-tail 0,373751219 t Critical one-tail 2,353363435 P(T<=t) two-tail 0,747502437 t Critical two-tail 3,182446305