7. Koliform Dan Salmonella

34
23 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup didunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam kedaan mencair dapat digunakan. Keperluan sehari-hari terhadap air, berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap tingkatan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah keperluan akan air. Menurut Departemen Kesehatan (1994), di Indonesia rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi : 30 liter untuk keperluan mandi, 15 liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya. Untuk negara-negara yang sudah maju, ternyata jumlah tersebut sangat tinggi, seperti : untuk kota Chicago dan Los Angeles. Tujuan

description

Makalah Praktikum Steril Koliform dan Salmonella

Transcript of 7. Koliform Dan Salmonella

Page 1: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup didunia

ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari

75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air

yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-

kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari

sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dalam kedaan

mencair dapat digunakan. Keperluan sehari-hari terhadap air, berbeda untuk tiap tempat dan

untuk tiap tingkatan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi taraf kehidupan, semakin

meningkat jumlah keperluan akan air. Menurut Departemen Kesehatan (1994), di Indonesia

rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi : 30 liter untuk keperluan mandi, 15

liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya. Untuk negara-negara yang

sudah maju, ternyata jumlah tersebut sangat tinggi, seperti : untuk kota Chicago dan Los

Angeles.

Tujuan

Untuk mementukan kehadiran bakteri koliform dalam sampel air

Untuk memperkirakan jumlah bakteri koliform dalam sampel air dengan metode jumlah

perkiraan terdekat (JPT).

Metoda Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan ini, kami menggunakan metode observasi, yaitu kami

secara langsung mempelajari dan menggunakan terhadap objek yang teliti Studi Pustaka.

Kami membaca buku-buku artikel dari media cetak seperti buku panduan dan media

elektronik seperti internet. Sebagai bahan referensi yang mendukung tema laporan ini.

Page 2: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting dan dapat dilakukan terhadap semua

jenis air yang ada, terutama dilakukan untuk menentukan standar kualitas air. Mengingat bahwa

air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.

Pencemar biologis yang mungkin terdapat dalam air, minuman atau makanan, terutama adalah

mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), penghasil racun atau yang dikenal sebagai

pencemar.

Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif

dapat dipakai sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain adanya mikroorganisme dalam air,

juga adanya bahan organik perlu mendapat perhatian sebab jumlah bahan organik yang

mencemari air sangat mempengaruhi kesuburan pertumbuhan mikroorganisme.

Bakteri golongan coliform dinyatakan sebagai bakteri indikator pencemaran air.

Kehadirannya dalam air terutama air sumber MCK sangat tidak diharapkan. Dalam pemeriksaan

bakteri golongan coliform ada dua macam, yaitu bakteri golongan coliform non fekal dan bakteri

coliform fekal. Coliform non fekal berasal dari hewan atau tanaman yang sudah mati, misalnya

Enterobacter aerogenes. Sedangkan coliform fekal berasal dari kotoran manusia dan hewan,

misalnya Escherichia coli.

Untuk mengetahui jumlah coliform dalam suatu sampel dapat digunakan metode jumlah

perkiraan terdekat (JPT) bakteri coliform. Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa

selama 24 jam oleh bakteri coliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh

tabung Durham dalam tabung uji. Bakteri coliform memilki kemampuan menguraikan laktosa

sebagai sumber karbon sedangkan kelompok mikroba usus yang lain tidak. Sebagai indikator

adanya proses penguraian laktosa menjadi asam, maka ke dalam medium ditambahkan indikator

bromcressol purple (Bcp) yang berwarna ungu dalam keadaan netral dan berwarna kuning dalam

suasana asam.

Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap, yaitu uji penduga, uji

penetapan, dan uji lengkap. Hasil pengujian uji lengkap, selain membuktikan uji pertama juga

dapat menentukan jenis bakteri coliform yang terdapat dalam sampel.

Escherichia Coli telah dikenal sebagai mikroba yang berkaitan dengan keterbuangan atau

keracunan makanan. Tapi menurut Prof Thimas Wood, Departemen Teknik Kimia Universits

Texas memiliki opini yang mengejutkan untuk bakteri ini. Menurutnya E.Coli dapat

Page 3: 7. Koliform Dan Salmonella

23

dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan hidrogen dengan jumlah yang berarti,

bahkan dapat memproduksi sekitar 140 kali hidrogen yang diproduksi oleh proses alam.

Penemuan ini dapat dipandang sebagai batu loncatan untuk ekonomi berbasis hidrogen di

masa depan. Terbarukan, bersih dan efisien adalah kata kunci dari teknologi fuel cell. Kini

hidrogen umumnya diproduksi melalui proses "pemecahan air". Proses ini membutuhkan

penggunaan energi yang besar dan mahal. E. coli sendiri telah digunakan sebelumnya dalam

produksi hormon insulin dan pembuatan vaksin. Prof Wood dan timnya telah

mentransformasi bakteri-bakteri ini menjadi pabrik hidrogen mini, dengan menghapus enam

gen spesifik dari DNA E. coli. Pabrik ini membutuhkan pasokan energi dari gula. Kecepatan

mengkonversi gula yang alamiah dari E. coli ditingkatkan berkali-kali lipat. E. coli memiliki

5000 gen yang dapat bertahan bahkan dalam lingkungan yang kurang mendukung. Hidrogen

dapat diproduksi melalui proses fermentasi, tapi menurut Prof Wood ini tidak membutuhkan

mesin yang kompleks untuk pemanasan yang ekstensif atau listrik yang banyak. Reaktor

yang beliau desain beratnya kurang dari 250 galon bahan bakar yang dapat mensuplai

hidrogen untuk rumah untuk penggunaan 24 jam.

Dengan adanya sains, bakteri yang asalnya berbahaya dapat dimanfaatkan untuk

sesuatu yang berguna. Maka hal yang demikian sangat diperlukan dan patut dicontoh karena

dalam krisis global harus ada alternatif lain sebagai antisipasi krisis yang serba terbatas.

E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang

merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat

patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli

Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik . Jadi adanya E. coli

dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran

manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karenanya standar air minum

mensyaratkan E. coli harus absen dalam 100 ml.

Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional

yang masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7

hari. Empat tahap analisis tersebut adalah Uji Pendugaan dengan metode MPN ( most

probable number ), Uji penetapan pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose

broth, serta Uji Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-

Praskauer, dan citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli berada pada air atau makanan

diperlukan seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe

dari E. coli yang diperoleh untuk memastikan apakah E.coli tersebut patogen atau bukan

maka dapat dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen tertentu

Page 4: 7. Koliform Dan Salmonella

23

seperti O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan

memerlukan pendekatan analisis khusus sejak awal.

Uji Kualitatif Koliform

Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu (1) Uji penduga (presumptive

test), (2) Uji penguat (confirmed test) dan Uji pelengkap (completed test). Uji penduga

jugamerupakan uji kuantitatif koliform menggunakan metode MPN.

1.Uji penduga (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan

terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.

Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat

dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika

terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume didalam tabung Durham. Banyaknya

kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang

menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.

Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk

cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam

pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham,

dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri.

MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.

2. Uji penetapan (confirmed test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam

dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin

Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara

aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh ber-

warna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir

untuk kelompok koliform lainnya.

3. Uji pelengkap (completed test)

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri

Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam

medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi

Page 5: 7. Koliform Dan Salmonella

23

secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk

asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.

Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakter Escherichia coli

menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan

koli dari bakteri golongan coli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan

dibuat Duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu 370C (untuk golongan koli ) dan satu

seri diinkubasi pada suhu 420C (untuk golongan koli fekal). Bakteri golongan koli tidak

dapat tumbuh dengan baik pada suhu 420C, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh

dengan baik pada suhu 420C. Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya

coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection

Agency (USEPA)

lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan

adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. Usepa mensyaratkan

presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang

diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform.

Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif

mengandung coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator

sanitasi lain seperti protozoa

Giardia lamblia dan bakteri Legionella. Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat

perbedaan persyaratan coliform dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang (primary

contact water) misalnya

mensyaratkan kandungan coliform <2,4 x 103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih

ketat, yaitu < 1 x 103 dalam 100 ml.

4. Uji identifikasi

Dengan melakukan reaksi IMVIC (Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes, penggunaan

Citrat).

Uji Indol

Bakteri yang tergolong grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan menghasilkan

suatu senyawa berbau busuk disebut indol. Adanya indol dapat dibuktikan dengan cara

menambahkan pereaksi atau zat yaitu pereaksi Konvacks (Metode Konvacks) yang

mengandung amil alcohol, atau Kristal asam oksalat (Metode Gnezda) ke dalam piaraan

koliform dalam asam amino triptofan. Hasil positif terbentuknya indol dapat ditandai dengan

Page 6: 7. Koliform Dan Salmonella

23

berubahnya warna media yang mengandung triptofan menjadi merah tua (Metode Konvacks)

atau menjadi merah muda (Metode Gnezda).

Uji Methyl Red

Escherichia coli sebagai coli fekal memfermentasikan media menghasilkan asam lebih

banyak dari pada asam yang dihasilkan oleh coli non fekal seperti Enterobacter aerogenes.

Asam yang dihasilkan oleh E. coli itu menyebabkan turunnya pH media yang mengandung

0,5 % glukosa menjadi sekitar pH 5,0 sehingga akan menyebabkan indicator “methyl red”

yang ditetesan kedalam piaraan akan berwarna merah. Sementara asan yang dihasilkan E.

aerogenes hanya sedikit dan hanya menurunkan pH media sampai sekitar pH 6 (> pH 5)

sehingga indikator “methyl red’ akan berwarna kuning. Timbulnya warna merah

menunjukkan hasil positif, sementara warna kuning menyatakan hasil uji negatif.

Uji Voges Proskauer

Uji voges proskauer menggunakan dasar bahwa coli fekal tidak membentuk asetil karbinol

(asetoin) sebagai hasil samping metabolisme karbohidrat, sementara bakteri coli non fekal

dapat menghasilkan asetoin. Asetoin dengan penambahan KOH dan udara akan teroksidasi

menjadi asetil. Dengan penambahan alfa naftol dan asam amino dalam media, maka diasetil

akan berwarna merah.

Uji Sodium Citrat

Dasar uji sitrat adalah penggunaan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon bagi coli non

fekal E. aerogenes, sementara bakteri coli fekal tidak dapat menggunakan sitrat sebagai satu-

satunya sumber karbon. Penggunaan sitrat oleh coli non fekal dapat diketahui dengan adanya

pertumbuhan sel bakteri didalam media cair yang tampak adanya kekeruhan.

Page 7: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Bahan:

1. Sampel air (sirup orson)

2. Media laktosa cair dengan tabung Durham didalamnya

3. Media EMBA dan BGBB

4. Zat warna gram

Alat:

1. Cawan petri steril

2. Pipet

3. Pembakar bunsen

4. Jarum ose

5. Inkubator

Cara kerja:

1. Uji Duga

a. Inokulum 3 tabung reaksi berisi 10 ml laktosa cair konsentrasi lipat 2 (Double

Strenght) dengan masing-masing 10 ml sampel air.

b. Inokulum 3 tabung reaksi berisi masing-masing 10 ml laktosa cair (Single Strenght)

dengan masing-masing 1 ml sampel air.

c. Inokulum 3 tabung reaksi berisi masing-masing 10 ml laktosa cair (Single Strenght)

dengan masing-masing 0,1 ml sampel air.

d. Inkubasi piaraan itu dalam incubator suhu 37oC selama 2x24 jam.

e. Amati setiap 24 jam.

Adanya gas setelah 24 jam uji dinyatakan positif. Timbulnya gas setelah 24 jam pertama

dikatakan uji dengan hasil meragukan. Sedangkan tanpa gas setelah 48 jam dikatakan uji

negative, berarti air tidak tercemar banda tinja. Dengan hasil negatif pada uji duga, maka

uji penetapan dan uji lengkap tidak perlu dilakukan.

2. Uji Penetapan

Pada uji ini semua hasil uji duga positif maupun negative harus dilakukan.

Page 8: 7. Koliform Dan Salmonella

23

a. Buat piaraan goresan pada EMBA atau EA dari piaraan dalam uji duga, dengan

inokulum yang paling sedikit dan hasilnya positif

b. Inkubasikan piaraan itu dalam inkubator suhu 37oC selama 2x24 jam

c. Amati pertumbuhan koloni tipikal yang menunjukkan hasil uji positif

3. Uji Lengkap

a. Ambil 2 koloni tipikal dari EMBA dan EA masing-masing diinokulasikan kedalam

laktosa cair dan yang lain digoreskan pada agar miring.

b. Inkubasikan pada inkubator suhu 37oC selama 2x24 jam.

c. Amati terbentuknya gas setiap 24 jam. Terbentuknya gas dalam tabung Durham

menunjukkan bahwa koloni tipikal itu adalah bakteri koliform yang tahap suhu tinggi

dan tidak lain adalah E. coli sebagai coli fekal. Artinya bakteri tersebut berasal dari

feses baru. Hal itu berkaitan dengan teori yang menyatakan bahwa E. coli tidak dapat

hidup lama diluar usus manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Sedangkan coli

non fekal adalah koliform selain E. coli yang dapat hidup di lingkungan parairan

setelah keluar dari usus. Parairan mengandung coli non fekal berarti pernah tercemar

tinja.

CARA KERJA PENENTUAN COLI FEKAL DAN NON FEKAL

1. Inokulum tabung berisi laktosa cair dan tabung durham dengan koloni tipikal pada

EMBA.

2. Inkubasikan dalam inkubator suhu 44,5oC selama 2x24 jam.

3. Amati terbentuknya gas setiap 24 jam. Terbentuknya gas dalam tabung durham

menunjukkan bahwa koloni tipikal itu adlah bakteri koliform yang tahap suhu tinggi dan

tidak lain adalah E. coli sebagai coli fekal. Artinya bakteri tersebut berasal dari feses

baru. Hal itu berkaitan dengan teori yang menyatakan bahwa E. coli tidak dapat hidup

lama diusus manusia atau hean berdarah panas lainnya. Sedangkan coli non fekal adalah

koliform selain E. coli yang dapat hidup di lingkungan perairan setelah keluar dari usus.

Perairan mengandung coli non fekal berarti pernah tercemar tinja.

Uji Indol

1. Buat piaraan cair bakteri dalam media triptofan broth dengan mentransfer piaraan cair

hasil uji lengkap.

2. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC-37OC

Page 9: 7. Koliform Dan Salmonella

23

3. Berikan 3-5 tetes pereaksi konvacks atau masukkan kertas oksalat dengan pinset

kedalam piaraan cair itu.

4. Diamkan selama 10 menit dan amati ada tidaknya perubahan perubahan warna media

cair menjadi merah tua atau merah kertas berubah menjadi merah muda.

Uji Methyl Red

1. Persiapkan media MR-VP (Methyl Red-Voges Proskauer) atau Proteosa Broth steril

dalam tabung.

2. Persiapkan media cair glokosa 1% pepton broth.

3. Buat piaraan cair pada masing-masing media yang telah dipersiapkan dengan cara

mengambil 1 ose piaraan cair dari uji lengkap.

4. Inkubasikan selama 5-7 hari pada suhu 35-37oC.

5. Teteskan 3-5 tetes indikator methyl red dan amati warna yang timbul. Warna merah

menunjukkan reaksi merah metal positif. Warna kuning menunjukkan reaksi merah

metal negatif.

Uji Voges Proskauer

1. Buat piaraan cair dalam media cair MR-VP dengan cara memindahkan piaraan uji

lengkap dengan jarum ose.

2. Inkubasikan selama 2x24 jam pada suhu 35-37oC.

3. Pindahkan 1 ml piaraan cair media MR-VP kedalam tabung reaksi steril.

4. Teteskan berturut-turut 0,6 ml larutan 0,5% larutan alfa naftol didalam alcohol

absolute dan 0,2 ml larutan KOH 40%.

5. Kocok tabung tersebut diamkan 2-4 jam, warna merah muda sampai merah

menunjukkan reaksi positif.

Uji Indol

1. Buat piaraan cair dalam media koser-citrat dengan memindahkan 1 ose piaraan cair

uji lengkap.

2. Inkubasikan selama 2-4 hari pada suhu 35-37oC.

3. Amati adanya kekeruhan dalam media cair Koser-Citrat. Apalagi ditambahkan

indicator bromotimol biru, maka media akan berubah warna dari hijau muda menjadi

biru, (light green to blue).

Page 10: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Sampel Uji Duga Uji Penetapan Uji Lengkap

1 Sirup orson

10 ml LBDS ada 2

gelembumg gas

1 ml LBSS ada 3

gelembung gas

0,1 ml LBSS ada 2

gelumbung gas

Hasil yang didapat (-) Hasil yang didapat (-)

Pembahasan:

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dari sampel air sirup orson dalam uji duga

didapat tabung durham 10 ml LBDS ada 2 gelumbung gas, tabung durham 1 ml LBSS ada 3

gelumbung gas, dan tabung durham 0,1 ml LBSS ada 2 gelembung gas. Dan dalam uji

penetapan hasil yang diperoleh negatif dan dapat di pastikan dalam uji ini terbentuknya

koloni atipikal, dalam uji lengkap hasil yang didapatpun negatif dan dipastikan tidak

menimbulkan gas.

Dalam uji cemaran koliform dalam sediaan cair. Bakteri koliform berada didalam air berasal

dari bahan-bahan tinja dari usus manusia atau hewan berdarah panas. Kehadiran bakteri

koliform didalam air itu juga mengandung jasad pathogen yang berasal dari usus dan

penyebab penyebab penyakit perut. Dengan ditemukannya bakteri koliform terutama

Escherichia coli, maka diduga keras bahwa air itu mengandung patogen penyebab sakit perut.

Page 11: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang

merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat

patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli

Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik . Jadi adanya E. coli

dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran

manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karenanya standar air minum

mensyaratkan E. coli harus absen dalam 100 ml.

Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional yang masih

banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7 hari. Empat

tahap analisis tersebut adalah Uji Pendugaan dengan metode MPN ( most probable number ),

Uji penguat pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose broth, serta Uji

Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan

citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli berada pada air atau makanan diperlukan

seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E.

coli yang diperoleh untuk memastikan apakah E.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat

dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen tertentu seperti

O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan

memerlukan pendekatan analisis khusus sejak awal.

Page 12: 7. Koliform Dan Salmonella

23

HASIL GAMBAR YANG DIDAPAT

Page 13: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Penanganan makanan oleh manusia mulai dari pemanenan, hasil tanaman dan

pemotongan hewan untuk konsumsi manusia, memberikan peluang bagi mikroorganisme

untuk mengkontaminasi makanan. Praktek yang tidak bersih dari pengolahan makanan,

kondisi pekerjaan yang tidak higienis, penyimpanan, pendinginan, dan prosedur penyiapan

yang tidak sempurna dapat meningkatkan kontaminasi bakteri patogen.

Makanan yang terkontaminasi dapat menjadi sumber bagi penyakit infeksi seperti

demam tifoid, kolera dan disentri. Bakteri dapat menyebar melaui feses dan melalui rute oral

dengan air minum yang terkontaminasi feses manusia maupun hewan. Salmonella merupakan

bakteri patogen utama yang mengkontaminasi makanan. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif

yang dilakukan oleh centers for disease control and Prevention United States pada tahun

2000.

Tujuan Percobaan

Mendeteksi bakteri salmonella yang mungin ada pada beberapa sampel makanan dan

minuman dengan melalui proses pengambilan sampel, lalu pra pengkayaan, pengkayaan

selektif, isolasi, dan identifikasi.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan ini, kami menggunakan metode observasi, yaitu kami

secara langsung mempelajari dan menggunakan terhadap objek yang teliti Studi Pustaka.

Kami membaca buku-buku artikel dari media cetak seperti buku panduan dan media

elektronik seperti internet. Sebagai bahan referensi yang mendukung tema laporan ini.

Page 14: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Salmonella

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan

(foodborne diseases). Pada umumnya serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ

pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang

yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam

setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah

demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica

adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis S. typhi menyebabkan penyakit demam

tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,

yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam,

mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan

tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil

dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka

yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga

kebersihan.

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya

adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar,

bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA

merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt

yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram

negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan

menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri

lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa,

dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat

memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal

dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-

kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media

HEA, yaitu fuscin asam dan bromtimol blue.

Page 15: 7. Koliform Dan Salmonella

23

Salmonella adalah bakteri penyebab penyakit karena makanan. Dalam rangka

mengurangi salmonellosis, pendekatan penyuluhan dan keamanan pangan diperlukan. Petani,

industri, makanan inspektur, pengecer, pekerja makanan layanan, dan konsumen masing-

masing kritis dalam keamanan makanan. Pernyataan ini menjawab pertanyaan-pertanyaan

umum tentang bakteri "Salmonella," menggambarkan bagaimana Keselamatan Makanan dan

Inspeksi Service (FSIS) Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) adalah menangani

masalah Salmonella "kontaminasi" pada produk daging dan unggas, dan menawarkan

panduan untuk makanan yang aman penanganan untuk mencegah bakteri, seperti

"Salmonella," yang menyebabkan sakit.

Salmonella adalah bakteri gram negatif, basil gram berbentuk batang yang dapat

menyebabkan penyakit diare pada manusia. Bakteri tersebut adalah makhluk hidup

mikroskopis yang didapatkan dari kotoran manusia atau hewan untuk menularkan orang lain

atau hewan lainnya.

Keluarga Salmonella mencakup lebih dari 2.300 serotipe bakteri yang bersel satu

organisme terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop. Dua jenis, Salmonella enteritidis dan

Salmonella typhimurium adalah yang paling umum di Amerika Serikat dan account untuk

setengah dari semua infeksi manusia. Strain yang tidak menyebabkan gejala pada hewan bisa

membuat orang sakit, dan sebaliknya. Jika hadir dalam makanan, biasanya tidak

mempengaruhi rasa, bau, atau penampilan dari makanan. Bakteri hidup dalam saluran usus

hewan yang terinfeksi dan manusia. Bakteri Salmonella telah diketahui menyebabkan

penyakit selama lebih dari 100 tahun. Bakteri tersebut ditemukan oleh seorang ilmuwan

Amerika, Dr Daniel E. Salmon.

Salmonellosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella. Menurut Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), salmonellosis menyebabkan 1,4 juta kasus

penyakit bawaan makanan diperkirakan dan lebih dari 500 kematian setiap tahunnya di

Amerika Serikat. Laporan Surveillance dari Food Penyakit Aktif Surveilans ( FoodNet )

untuk tahun 2004, Salmonella diidentifikasi sebagai infeksi bakteri yang paling umum

dilaporkan. (42% Salmonella, Campylobacter 37%, 15% Shigella, 2,6% E. coli O157: H7,

dan 3,4% lainnya seperti Yersinia, Listeria, dan Vibrio).

Page 16: 7. Koliform Dan Salmonella

23

Pencegahan Salmonellosis:

1. Biasakan mencuci tangan dengan bersih dan menjalankan pola hidup sehat.

2. Menjauhkan makanan dan minuman dari tempat tempat yang kotor.

Penyimpanan dan Penyusunan Sampel

Sampel feses diuji klinis adalah bahan yang paling sering untuk Salmonella. Hewan kotoran

dan sumber air juga dapat diuji. Sejumlah besar bahan makanan dan produk makanan secara

rutin diuji oleh industri makanan, karena adanya Salmonella pada setiap makanan siap saji

tidak dapat diterima. Berbagai macam makanan dapat diuji, tapi produk daging, telur dan

produk susu merupakan perhatian khusus. Makanan lain dan bahan-bahan mana tes reguler

diperlukan termasuk, penganan coklat, bumbu dan rempah-rempah, salad segar, buah-buahan,

biji-bijian dan kacang-kacangan, tepung dan kerang. Sampling dari carcases hewan di potong

juga dapat dilakukan.

Salmonella tidak dapat tumbuh pada suhu rendah dan sampel harus didinginkan jika mereka

tidak dapat dikirim untuk analisis segera. Sel-sel bertahan hidup baik dalam makanan beku

dan bahan lainnya, tetapi sampel harus disimpan beku sebelum pengujian. Biasanya, sampel

makanan 25g yang dibudidayakan dalam pengujian deteksi, tetapi makanan kering

memerlukan tahap resusitasi untuk sub-mematikan sel-sel yang rusak dalam media pra-

pengayaan non-selektif, seperti air pepton buffered, sebelum budaya lebih lanjut. Selain itu,

beberapa makanan kering, terutama bumbu dan rempah-rempah dan bawang kering,

mengandung senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan Salmonella pada kultur.

Senyawa ini harus dinetralisir, baik dengan penambahan agen menetralkan yang cocok, atau

dengan pengenceran tambahan.

Metode Tradisional - sampel klinis biasanya berbudaya langsung ke media agar selektif,

seperti xylose-Lysine-Desoxycholate (XLD) agar, dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama

18-24 jam. Selain itu, sampel tinja biasanya diinokulasi ke dalam kaldu pengayaan selektif,

seperti kaldu sistin Selenite dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam, sebelum

plating keluar ke agars selektif.

Ada metode yang sekarang horizontal ISO, ISO 6579: 2002, untuk deteksi Salmonella spp.

dalam pakan makanan dan hewan. Metode tersebut telah diperbaharui pada 2007 menjadi

Page 17: 7. Koliform Dan Salmonella

23

termasuk pengujian sampel kotoran hewan dan lingkungan dari produksi primer. Metode

standar serupa telah diterbitkan di tempat lain oleh badan-badan lainnya, khususnya di

USFDA Bakteriologis Analytical Manual (BAM). Tahap pertama dalam metode

pendeteksian tradisional untuk sampel makanan sebagian besar biasanya merupakan budaya

pra-pengayaan dalam media cair selektif non-seperti air pepton buffered, diinkubasi pada

suhu 37 o C selama 18 jam. Modifikasi metode pra-pengayaan mungkin diperlukan untuk

sampel yang mengandung senyawa penghambatan. Pra pengayaan budidaya kemudian

biasanya disubkultur ke dua pengayaan media selektif yang berbeda, seperti Rappaport kaldu

Soy Vasiliadis (RVS) dan Muller-Kauffmann Tetrathionate-Novobiocin (MKTTn) kaldu, dan

diinkubasi selama 24 jam lagi di 41,5 o C (RVS ) atau 37 o C (MKTTn).

Budidaya pengayaan selektif biasanya diinokulasikan pada setidaknya dua media agar

selektif dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Metode ISO menetapkan agar-agar

XLD dan satu media selektif opsional. Berbagai alternatif yang tersedia, termasuk agar-agar

sulfit Bismuth, Brilliant Green dan Hektoen agar-agar agar-agar enterik. Sejumlah media agar

selektif berkromogen khusus dirancang untuk diferensiasi koloni Salmonella tersedia secara

komersial. Salmonella khas koloni pada agar selektif subkultur ke media non-selektif

sebelum pengujian konfirmasi.

Metode Rapid - Ini dapat mengambil setidaknya tiga sampai lima hari untuk mendapatkan

hasil yang menggunakan metode tradisional untuk deteksi Salmonella spp. Untuk alasan ini

sejumlah besar metode alternatif skrining cepat telah dikembangkan untuk memproduksi

hasil yang lebih cepat untuk contoh makanan dan lingkungan. Banyak dari ini tersedia secara

komersial dan telah berhasil divalidasi oleh AOAC dan / atau AFNOR. Database AOAC dari

metode diuji kinerja berisi lebih dari 20 produk untuk deteksi cepat Salmonella.

Salmonella rapid test kit dan penyaringan memanfaatkan teknologi yang berbeda, termasuk

teknik budidaya pemisahan immunomagnetic, EIA-dan-berdasarkan tes ELISA dilengkapi

atau colorimetric deteksi fluorescent, sederhana pengujian aliran lateral menggabungkan

teknologi immunochromatographic, dan teknik molekuler seperti hibridisasi DNA dan PCR-

berdasarkan tes. Beberapa metode dapat otomatis untuk layar sejumlah besar sampel.

Hampir semua protokol tes cepat mencakup tahap pengayaan selektif, dan kemudian

menerapkan konsentrasi dan / atau teknik deteksi cepat untuk menggantikan budaya pada

agars selektif dan tes konfirmasi lebih lanjut.

Page 18: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Uji salmonella

Ruang Lingkup : Uji salmonella dalam makanan dan obat tradisional.

Alat : Cawan petri, tabung reaksi, pipet volume, jarum ose, lampu Bunsen.

Bahan : Alkohol 70%, aquadest, bahan makanan/ minuman/ obat tradisional.

Cara Kerja :

1. Pengambilan sampel

a. Jika dilakukan pengambilan sampel daging mentah, jeroan dan ikan mentah

dilakukan penyimpanan sampel di media pengkaya setiap 25 gr disimpan di 225

ml Brilliant Green.

b. Setiap 25 gr daging, jeroan, ikan, yang telah dipanaskan diolah atau dikeringkan

dilakukan pengkayaan dengan memasukkan ke medium 225 ml Lactose Broth.

c. Jamu bentuk serbuk: ditimbang 10 gr cuplikan ke dalam 90 ml larutan pengencer

(Pepton Dilution Fluid) hingga diperoleh pengenceran 1:10 dihomogenkan dan di

lanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan.

d. Jamu bentuk rajangan: jamu tersebut dipotong – potong dengan pisau steril

menjadi bagian kecil, tumbuk dengan mortar hingga jadi partikel – partikel kecil,

semua dikerjakan dalam suasana aseptis. Timbang 25 gr cuplikan campur dengan

225 ml larutan Pepton Dilurtion Fluid hingga diperoleh pengenceran 1:10.

Page 19: 7. Koliform Dan Salmonella

23

e. Jamu bentuk kapsul: timbang 10 gr cuplikan kedalam Erlenmeyer steril

tambahkan 90 ml larutan Pepton Dilurtion Fluid hingga diperoleh pengenceran

1:10 dikocok hingga seluruh kapsul hancur.

2. Pra pengkayaan (Pre – enrichment)

Ambil bahan makanan atau obat tradisional yang akan diujikan masukan ke dalam

medium Lactose Broth (LB) inkubasi 37oC selama 18 – 24 jam.

3. Pengkayaan selektif

Dipipet masing – masing 5 ml biakan LB kedalam 50 ml media TBGB (Tetrahionate

Brilliant Green Broth) inkubasi pada suhu 37oC selama 18 – 24 jam.

4. Isolasi

Dari medium TBGB ambil satu masa ose diinokulasikan pada medium BGA pada

suhu 37oC selama 24 jam. Pada BGA koloni dari tidak berwarna menjadi merah muda

hingga merah, dari transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga

merah muda hingga merah.

5. Identifikasi

Diambil 2 atau lebih koloni tumbuhkan pada medium TSIA (Triple Sugar Iron Air)

dengan cara goresan. Inkubasi pada suhu 37oC selama 18 – 24 jam. Biakan diduga

salmonella positif jika ada pada TSIA terlihat warna merah pada permukaan agar,

warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan H2S.

Page 20: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Sampel Pre-Enrichment Pengkayaan Isolasi Identifikasi

1 Makaroni - - - -

Pembahasan:

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dari sampel makan makaroni dalam uji

pra-pengkayaan hasil yang didapat negatif, dan dalam uji pengkayaan selektif hasil

yang didapat negatif, hasil uji isolasi hasil yang didapt negatif, sehingga di uji

identifikasi hasilnya pun negatif.

Sehingga dalam pengujian Salmonella dapat dikatakan sampel makanan macaroni

yang kami uji tidak ditemukan Salmonella typi.

Page 21: 7. Koliform Dan Salmonella

23

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Salmonella adalah bakteri patogen pada telur atau daging unggas yang dapat

menyebabkan penyakit perut (gastroenteritis) pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui angka lempeng total bakteri (ALT) dan jenis-jenis bakteri Salmonella yang terdapat

pada telur ayam ras. Bahan penelitian yang digunakan adalah delapan sampel telur yang

diperoleh dari peternakan ayam ras di kabupaten Mojokerto. Metodologi yang digunakan adalah

uji angka lempeng total dengan metode agar tuang, pewarnaan Gram dan uji biokimia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata angka lempeng total bakteri adalah 104 dan

jenis bakteri yang ditemukan adalah S. typhi.

Salmonella adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang bukan pembentuk spora

yang terdiri dari sekitar 2500 serotipe yang kesemuanya diketahui bersifat patogen baik pada

manusia atau hewan. Bakteri ini bukan indikator sanitasi , melainkan bakteri indikator

keamanan pangan . Artinya, karena semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini

bersifat patogen maka adanya bakteri ini dalam air atau makanan dianggap membahayakan

kesehatan. Oleh karena itu berbagai standar air minum maupun makanan siap santap

mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 100 ml air minum atau 25 gram sampel makanan.

Pengujian Salmonella juga memerlukan tahapan yang cukup panjang dan hanya

dengan pengujian lengkap maka seseorang bisa menyimpulkan keberadaan Salmonella . Uji

Salmonella umumnya didahului dengan tahap pre-enrichment pada medium kaya untuk

meyembuhkan sel Salmonella yang luka (injured), selective-enrichment (pengkayaan

selektif) pada media selektif untuk menghalau bakteri-bakteri non Salmonella , tahap isolasi

pada beberapa media selektif dan tahap identifikasi berdasarkan reaksi-reaksi biokimia pada

media identifikasi dan konfirmasi serologi atau biokimiawi yang menetapkan apakah bakteri

tersebut benar-benar Salmonella atau bukan.

Page 22: 7. Koliform Dan Salmonella

23

HASIL GAMBAR YANG DIDAPAT

Page 23: 7. Koliform Dan Salmonella

23

DAFTAR PUSTAKA

Hans, G. Schlegel, 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi keenam: Yogyakarta, Penerbit Gajah

Mada University Press.

Michael, J. Pleczar. Jr., dan E. C. S Chan, 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi: Jakarta, Penerbit

University UI Press.

Centers for Disease Control and Prevention

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1809847-bakteri-coli-sumber-energi-masa-depan/Diakses pada 09/03/2010.

http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_bctrindktr.php