Skripsi Imran Lengkap 2013

54
SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomea batatas. L) DI DESA UPT. ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE OLEH : IMRAN 208301027 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAKIDENDE UNAAHA 2013

description

Universitas Lakidende Kelurahan Asinua Kecamatan Unhaa Kab. Konawe Sultra. UPT. Asinua Jaya merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah Konawe yang merupakan lokasi penelitian saya. By Imran Yunus 2013

Transcript of Skripsi Imran Lengkap 2013

Page 1: Skripsi Imran Lengkap 2013

SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

UBI JALAR (Ipomea batatas. L) DI DESA UPT. ASINUA JAYA

KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE

OLEH :

I M R A N208301027

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAKIDENDE

UNAAHA

2013

Page 2: Skripsi Imran Lengkap 2013

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)

di Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten

Konawe.

Nama Mahasiswa : I M R A N

Nomor Stambuk : 208 301 027

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. SIRAJUDDIN MILAWATI SARANANI, SP

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. SIRAJUDDIN

Page 3: Skripsi Imran Lengkap 2013

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Ubi jalar (Ipomea batatas L.) Di

Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe”

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dan tahapan

dalam proses penyelesaian program Starata Satu (S-1) pada Fakultas Pertanian

Universitas Lakidende. Penelitian ini merupakan sebuah karya yang tidak

mungkin terselesaikan sesui pada waktunya tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Rektor Universitas Lakidende selaku pimpinan dalam universitas

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lakidende, selaku pimpinan dalam

lingkup fakultas.

3. Bapak Ir. Sirajuddin selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

4. Ibu Milawati Saranani, SP selaku dosen Pembimbing II yang telah turut serta

dalam meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan proposal ini.

5. Pegawai Administrasi dalam lingkup Fakultas pertanian yang telah

mendukung penulis dalam mengukuti pendidikan

6. Rekan-Rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan olehnya itu

penulis ucapaknya terima kasih yang sebesar-besarnya.

Page 4: Skripsi Imran Lengkap 2013

iv

7. Terkhusus Asdar, SP, MP dan Hasrima, S. Kep, Ns yang tiada henti-hentinya

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda (Alm) Yunus, A.Ma dan Ibunda Harlian yang telah banyak

berkorban sejak awal masuk kuliah sampai pada saat ini olehnya itu untuk

sementara hanya karya tulis ini yang dapat ananda persembahkan.

9. Keluargaku tercinta Reni Yunus, S.Si, M.Sc dan Ikhwal, S.Tp, M.Si,

Ridawati, S.Pd, M.Eng dan Udin Saputra, SH, Ilman, SP, Ilham, Afivah,

Iksan, Fahmi, Akil, Naila yang selalu memberikan dukungan baik moral

maupun moril olehnya itu penulis persembahkan karya tulis ini.

Unaaha, Oktober 2013

Penulis

Page 5: Skripsi Imran Lengkap 2013

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

I. PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan .................................................................................... 4

2.2. Usahatani ...................................................................................... 12

2.3. Ubi Jalar ........................................................................................ 15

2.4. Usahatani Ubi Jalar ....................................................................... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 30

3.2. Populasi Penelitian ........................................................................ 30

3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 30

3.4. Variabel Yang Diamati .................................................................. 31

3.5. Analisis Data ................................................................................. 31

3.6. Konsep Operasional ...................................................................... 32

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan ................................................................................... 33

4.2. Saran ............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Skripsi Imran Lengkap 2013

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang

mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian maupun sebagai

penopang pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian di

Indonesia karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar dan

memberikan sumbangan untuk kas pemerintah. Hal ini kemudian menjadikan

sektor pertanian sebagai pasar yang potensial bagi produk-produk dalam negeri

baik untuk barang produksi maupun untuk barang konsumsi, terutama produk

yang dihasilkan oleh sub sektor tanaman pangan.

Pangan dapat didefinisikan sebagai kebutuhan pokok manusia,

sehingga semua orang pasti menginginkan kecukupan pangannya. Kebutuhan

akan pangan ini berkembang seiring dengan semakin meningkatnya jumlah

penduduk suatu wilayah terkhusus Sulawesi Tenggara. Pangan berasal dari

sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi manusia termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Salah satu komoditi tanaman pangan yang penting dan mengambil

peran dalam pembangunan sektor pertanian adalah komoditi ubi jalar. Ubi jalar

merupakan bahan substitusi bagi beras dan jagung. Bagi orang Indonesia ubi jalar

merupakan makanan pokok setelah beras dan jagung.

Page 7: Skripsi Imran Lengkap 2013

2

Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang mengandung sumber

karbohidrat yang cukup potensial sebagai bahan penganekaragaman pangan dan

agroindustri. Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga kaya akan vitamin A

dan C serta mineral Ca. Pengolahan ubi jalar menjadi bentuk setengah jadi misalnya

tepung dan pati sangat memungkinkan komoditas ini dapat disimpan lebih lama dan

lebih praktis sehingga kesinambungan penyediaan bahan baku bagi industri menjadi

lebih terjamin.

Disamping sebagai bahan konsumsi juga banyak digunakan sebagai

pakan ternak. Kebutuhan ubi jalar akan terus meningkat dari tahun ke tahun

sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat dan kemajuan

industri pakan ternak sehingga perlu upaya peningkatan produksi.

Peningkatan produksi ubi jalar juga ditujukan untuk peningkatan

pendapatan petani dan memperluas kesempatan kerja. Dalam peningkatan

pembangunan di sektor pertanian, merupakan suatu tantangan dalam peningkatan

secara kontiniu produksi usahatani yang senatiasa menguntungkan sehingga

kesejahteraan baik petani maupun masyarakat luas terus meningkat.

Pengembangan tanaman ubi jalar di Sulawesi Tenggara khususnya di

Desa UPT. Asinua Jaya adalah merupakan salah satu wilayah yang berpotensi

seiring dengan luas lahan budidaya yang memadai serta sarana dan prasaran yang

menunjang.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Pendapatan Usahatani Ubi jalar di Desa UPT.

Asinua Jaya Kec. Asinua Kabupaten Konawe.

Page 8: Skripsi Imran Lengkap 2013

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

bahwa seberapa besar pendapatan pada usahatani ubi jalar di Desa UPT Asinua

Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani ubi

jalar pada petani di Desa UPT Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten

Konawe.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti

pada khususnya dan petani pada umumnya dalam hal ini sebagai sumber

informasi dalam upaya pengembangan usahatani ubi jalar.

Page 9: Skripsi Imran Lengkap 2013

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan

Menurut Renville (2003), Pendapatan merupakan selisih total jumlah

penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha,

sedangkan laba bersih adalah jumlah pendapatan setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan.

Pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani

dengan mengurangkan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dengan

penerimaan usahatani (Firman dkk., 2010), dimana pendapatan tunai merupakan

hasil perhitungan dari pengurangan jumlah penerimaan tunai dengan pengeluaran

tunai usahatani.

Tujuan utama dari analisis pendapatan usahatani adalah

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan

keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan (Firman dkk., 2010).

Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan

pengeluaran selama usahatani dikerjakan atau dijalankan dalam waktu yang telah

ditentukan dan penerimaan (hasil produksi x harga jual). Sehingga dari dua faktor

tersebut dapat dianalisis pendapatan yang diperoleh petani baik itu pendapatan

bersih maupun pendapatan kotor karena melibatkan perhitungan biaya yang tidak

tunai dan biaya yang diperhitungkan sesuai dengan perhitungan pendapatan

usahatani.

Besarnya pendapatan petani yang diperoleh merupakan ukuran

keberhasilan dari sesuatu yang dikelola dengan jumlah dan bentuk pendapatan

Page 10: Skripsi Imran Lengkap 2013

5

yang mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi keperluan sehari-hari dan

memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan kegiatannya. Lebih

lanjut dikatakan oleh Fadholi dalam Harmawati (2011), bahwa besarnya

pendapatan tunai dari usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi

usahatani spesialisasi dan pembagian kerja. Selanjutnya besarnya tingkat

pendapatan ini juga dapat digunakan untuk membandingkan keberhasilan petani

yang satu terhadap petani yang lain.

Pendapatan petani timbul bila perbandingan jumlah penerimaan dari

hasil produksi lebih besar dibadingkan dengan jumlah biaya atau pengeluaran

selama proses produksi. Selanjutnya dari pendapat Soeharjo dan Dahlan dalam

Harmawati (2011), menyatakan bahwa pendapatan sebagai selisih dari

penerimaan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Jadi

dapat diketahui nilai pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari suatu

kegiatan usahatani, yaitu dengan mengetahui besarnya penerimaan yang dikali

dengan harga yang berlangsung, kemudian dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan sejak dari pengolahan tanah sampai pasca panen.

Secara ekonomi, masalah pendapatan adalah merupakan salah satu

tolak ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara atau daerah. Oleh

karena itu yang dimaksud dengan pendapatan dapat dijelaskan dari dua sisi yaitu :

rumah tangga negara atau individu yang dikenal dengan pendapatan nasional atau

regional, dan rumah tangga masyarakat atau individu yang dikenal dengan

pendapaan masyarakat atau individu yang dikenal dengan sebutan pendapatan

masyarakat. Ada beberapa yang mempengaruhi pendapatan antara lain :

Page 11: Skripsi Imran Lengkap 2013

6

a. Modal

Dalam perkembangan usaha modal mempunyai arti yang sangat

penting karena masalah modal merupakan persoalan yang tak akan berakhir,

mengingat modal itu mengandung berbagai aspek penting dalam kelangsungan

usaha. Modal kerja sebagai keseluruhan aktiva lancar perusahaan yang terdiri atas

kas piutang dan persediaan. Dalam memperoleh dan menggunakan harta lancar

kadang timbul kewajiban yang harus segera dibayar, maka sebagian harta

lancarnya yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk memenuhi kewajiban

tersebut.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan seluruh produk dalam suatu negara yang

memproduksi barang dan jasa. Menurut Benggolo dalam Agus (2011), tenaga

kerja adalah penduduk dalam usia kerja yakni berumur 15-54 tahun, namun di

Indonesia yang dipakai adalah seluruh penduduk yang berumur l0 tahun keatas.

Selanjutnya dikatakan bahwa tenaga kerja adalah jumlah penduduk suatu Negara

yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap mereka

dau mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

c. Peralatan Kerja

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan proses produksi barang dan

jasa senantiasa disesuaikan dengan pertimbangan pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Sebagaimana faktor produksi lainnya, peralatan juga ikut

memegang peranan penting yang akan menentukan berhasil tidaknya produksi.

Page 12: Skripsi Imran Lengkap 2013

7

d. Keahlian

Dalam suatu negara atau daerah cukup tersedia faktor produksi tanah,

modal dan tenaga kerja yang belum dapat menjadi jaminan dalam suatu proses

produksi yang terlaksana penuh karena faktor produksi tersebut belum mampu

menghasilkan seperti yang diinginkan.

Menurut Soekartawi (1995), bahwa besar kecilnya pendapatan sangat

dipengaruhi tiga faktor yaitu : faktor produksi, harga dan biaya produksi. Dengan

menaikkan produksi maka pendapatan usahatani bertambah seiring dengan jumlah

produksi, tetapi mutu produksi naik bukan berarti harga satuan naik pula.

Semakin tinggi jumlah produksi yang dihasilkan dan diikuti oleh pendapatan yang

besar, dapat merangsang badan usaha yang bersangkutan untuk menaikkan

produksi secara terus-menerus.

Menurut Tohir dalam Harmawati (2011), bahwa pendapatan dalam

spesialisasi pembagian kerja bagi seorang petani umunnya kurang mengetahui

pasti berapa besar biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan sejumlah produksi

yang optimal. Analisis pendapatan dapat menyumbangkan bantuan untuk

mengukur apakah kegiatan petani berhasil atau tidak.

Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usaha

disebut pendapatan bersih usahatani menyangkut imbalan yang diperoleh keluarga

petani dari penggunaan fakfor-faktor produksi kerja, pengelolaan, dan modal

milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani.

Karena itu merupakan ukuran keuntungan usaha tani yang dapat dipakai untuk

membandingkan penampilan beberapa usahatani. Karena modal tidak dihitung

Page 13: Skripsi Imran Lengkap 2013

8

sebagai pengeluaran, maka perbandingan tidak dikacaukan oleh perbedaan tingkat

uang. Bagaimanpun juga, pendapatan bersih usaha tani merupakan langkah untuk

menghitung ukuran-ukuran keuntungan lainnya yang mampu memberikan

penjelasan lebih banyak (Soekartawi, l995). Dengan cara mengurangi nilai

berbagai komponen sumber daya dari pendapatan bersih usahatani, maka

pengembalian hasil yang diperoleh lainnya dapat dihitung. Mengukur dan menilai

faktor produksi pengelolaan tidak mudah, karena itu umumnya faktor produksi ini

tidak dinilai, tetapi dicerminkan dengan makin tingginya atau makin rendahnya

pengembalian hasil yang diperoleh faktor produksi lainnya.

Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi

dilapangan pertanian pada akhirnya akan dinilai dari tingkat pendapatan yang

diperoleh. Pendapatan adalah keseluruhan nilai produksi dari suatu usahatani

dalam jangka waktu tertentu yang dinilai dengan uang setelah dikurangi dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa produksi. Bentuk dan jumlah pada

kualitas mempunyai fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

memberi kesempatan pada petani agar dapat melanjutkan usahanya karena dalam

kegiatan itu seorang petani bertindak sebagai pengelola penanaman modal pada

usahataninya, maka pendapatan dapat digambarkan sebagai balas jasa dari kerja

sama antara faktor-faktor produksi dalam kegiatan pengelolaan usahatani.

Tingkat kemakmuran keluarga petani dapat diukur dengan pendapatan

keluarga petani itu sendiri. Hal ini seiring dengan pendapat Poerwadarminta

dalam Agus (2011), menyatakan bahwa kesejahteraan berarti kemakmuran atau

kesenangan hidup sedangkan kemakmuran berarti sudah cukup. Maka jelas lah

Page 14: Skripsi Imran Lengkap 2013

9

bahwa setiap peningkatan akan membawa harapan bagi peningkatan atau

perbaikan taraf hidup penduduk, oleh sebab itu tidak berlebihan dikatakan bahwa

pendapatan merupakan jantung kehidupan seseorang.

1.1.1. Produksi

Produksi adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari bekerjanya

faktor-faktor produksi secara sekaligus yakni tanah, tenaga kerja, dan modal.

Tingginya produksi yang diikuti oleh semakin besarnya pendapatan akan lebih

merangsang petani dalam meningkatkan produksinya.

Produksi merupakan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu

tertentu. Selanjutnya Soekartawi (1995), menyatakan bahwa hasil akhir dari suatu

produksi adalah produk atau output, produksi dalam pertanian atau lainnya dapat

bervariasi yang antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas dimana kualitas

yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik dan begitu pula sebaliknya,

kualitas produksi menjadi kurang baik bila usaha dilaksanakan dengan kurang

baik.

1.1.2. Penerimaan

Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima

dalam menjalankan usaha (Renvilte Siagian, 2003). Pada hakekatnya perkataan

penerimaan (revenue) merupakan sinonim dari pendapatm(income). Oleh karena

itu dalam kehidupan sehari-hari pengertian kedua perkataan tersebut tidak ada

perbedaan yang prinsip. Dimana penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima

Page 15: Skripsi Imran Lengkap 2013

10

dari sumber tertentu. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa penerimaan

adalah sebagian dari keseluruhan pendapatan (Wasis, 1992).

Soekartawi (2005) menyatakan bahwa total penerimaan usahatani

diperoleh dari produksi fisik dikalikan dengan harga produksi. Bila keadaan

memungkinkan,maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertanianya untuk

mendapatkan kualitas hasil yang baik yang harganya relatif tinggi dan akhimya

juga akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar.

Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu : (1) hasil penjualan

tanaman,temak, ikan atau produksi yang dijual, (2) produksi yang konsumsi

pengusaha dan keluarga selama melakukan kegiatan, (3) kenaikan nilai inventaris.

Besar kecilnya pendapatan dalam usahatani ditentukan efisiensi biaya produksi,

pengadaan bahan, faktor produksi dan efisiensi-efisiensi biaya tata niaga.

Penerimaan adalah jumlah nilai atau hasil penjualan yang diterima dalam

menjalankan usaha Kasmir dan Jakfar (2005).

1.1.3. Biaya

Biaya adalah hasil dari semua input ekonomi yang diperlukan dan

dapat diperkirakan untuk menghasilkan suatu produk atau nilai yang dinyatakan

dengan uang. Sedangkan pengorbanan ekonomi merupakan sarana produksi yang

habis terpakai selama satu siklus produksi. Biaya yang diperlukan merupakan

suatu pengorbanan yang perlu biaya dan dapat diperkirakan, dimana biaya yang

digunakan dapat dipastikan pada saat pelaksanaannya, dan dapat diukur serta

harus dapat dihitung jumlahnya dan dinyatakan dalam bentuk uang pada waktu

penghitungan.

Page 16: Skripsi Imran Lengkap 2013

11

Lebih lanjut Makhruf dalam Agus (2011), menyatakan beberapa

komponen biaya suatu usahatani yaitu : Biaya sarana produksi, biaya bunga,

modal, biaya tanah,biaya alat-alat produksi yang tahan lama,biaya tenaga kerja.

Biaya tetap adalah biaya yang ada hubungannya dengan usahatani sebagai aparat

produksi, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah-ubah sejalan

dengan proses produksi.

Suatu usahatani dikatakan sukses apabila pendapatan yang diperoleh

sebanding dengan seluruh pengorbanan yang digunakan selama proses produksi.

Dalam hal ini nilai dari pendapatan mempunyai hasil untuk membayar semua

pembelian sarana produksi,bunga, modal, dan upah tenaga kerja maupun bentuk-

bentuk upah lainnya. Olehnya itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya

perbaikan dalam proses produksi maupun menghitung pengelolaan serta bebas

pula menjual hasil usahataninya pada tingkat harga yang tinggi, dengan demikian

penerimaan yang diperoleh akan lebih tinggi dari biaya-biaya yang telah

dikeluarkan selama melakukan kegiatan usahataninya.

Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan

uang baik yang telah terjadi maupun yang kemungkinan akan tejadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah semua jenis pengeluaran yang dikeluarkan

untuk membiayai kegiatan usaha penjualan. Biaya-biaya tersebut terbagi menjadi

biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya sewa lahan, upah

tenaga kerja, biaya listrik,dan pemeliharaan gedung. Sedangkan biaya tidak tetap

terdiri atas biaya pengadaan benih dan bibit, biaya transportasi, biaya administrasi,

biaya retribusi dan pajak hasil penjualan (Renville Siagian, 2003).

Page 17: Skripsi Imran Lengkap 2013

12

Pada dasarnya setiap produksi tidak terlepas dari penggunan atau

pengeluaran biaya. Biaya mempunyai peranan penting dalam setiap pengambilan

keputusan produksi ataupun usahatani. Dalam suatu perencanaan produksi

ataupun usahatani. Dalam suatu perencanaan produksi pertanian ataupun

produksi lainnya, persoalan biaya menempati kedudukan yarg amat penting,

karena pengambilan keputusan menggunakan pertimbangan-pertimbangan. Biaya

sering menjadi masalah bagi petani terutama dalam pengadaan sarana produksi.

Karena kurangnya biaya yang tersedia tidak jarang petani mengalami kerugian

dalam usahataninya (Mosher, 2004).

2.2. Usahatani

Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir

faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga

memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani

menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faklor

produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan

pendapatan semaksimal mungkin (Hadija. dkk, 2009).

Tujuan usahatani adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan

mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Apabila motif berusahatani ditujukan

dengan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik melalui atau tanpa melalui

peredaran uang, maka usahatani yang demikian disebut usahatani pencukup

kebutuhan keluarga. Bila motif berusahatani didorong oleh keinginan untuk

mencari keuntungan yang sebesar-besamya, maka usahatani yang demikian

disebut komersial. Selanjutnya Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa

Page 18: Skripsi Imran Lengkap 2013

13

usahatani sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan

sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Sedangkan usahatani menurut

Soeharjo dalam Harmawati (2011), adalah setiap organisasi dari alam, tenaga

kerja dan modal yang ditujukan kepada lapangan pertanian.

Mosher (2004) menyatakan bahwa usahatani adalah bagian dari

permukaan bumi dimana seorang petani, sebuah keluarga tari atau bagian usaha

lainnya bercocok tanam/memelihara ternak dalam kegiatan usahataninya.

Seorang petani mempunyai peran sebagai penggerak/pelaksana dari seluruh

kegiatan yang diperlukan untuk pertanian. Ini berarti pertanian yang

menggerakkan setiap elemen yang akan menghasilkan suatu produk. Anwas

(1992), menyatakan bahwa setiap usaha dalam berusahatani memerlukan

pengusahaan sumberdaya yang meliputi tenaga kerja, modal, tanah, sarana

produksi serta alat-alat lainnya. Usahatani yang dimaksud disini adalah suatu

kegiatan produksi dalam bidang pertanian dalam arti luas (pertanian tanaman

pangan, perkebunan, petemakan dan perikanan).

Usahatani mempunyai suatu ciri yang utama adalah adanya

ketergantungan kepada alam atau lingkungan. Petani secara individu tidak dapat

mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya keadaan iklim, harga barang sebab

pada umumnya hasil pertanian berada dalam persaingan pasar sempurna.

Selanjutnya Tohir dalam Harmawati (2011), menyatakan bahwa pada hakikatnya

tindakan pengelolaan usahatani diarahkan pada keseimbangan faktor produksi

sedemikian rupa sehingga diperoleh peningkatan produksi sebesar mungkin.

Page 19: Skripsi Imran Lengkap 2013

14

Dengan berdasarkan pendapat tersbut diatas, maka dapat dikatakan bahwa suatu

usahatani pada dasarnya adalah merupakan usaha yang dijadikan oleh seorang

petani diatas sebidang tanah dengan menggunakan faktor-faktor produksi, tenaga

kerja dan modal untuk mendapatkan hasil produksi.

Dalam membangun usaha ada 4 faktor produksi yang memegang

peranan penting yaitu alam, modal, tanaga kerja dan pengelolaan. Faktor

produksi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan tingkat produksi tertentu,

olehnya itu harus diatur penggunaannya sebaik mungkin (Harmawati, 2011).

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani

didalam mengelola usahanya dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu

berhubungan dengan tanah dan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya seperti dinyatakan oleh Hernanto dalam

Harmawati (2011), bahwa petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk

memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan dan kehidupannya dibidang pertanian.

Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh kuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu. Sedangkan usahatani menurut Soeharjo dalam Harmawati (2011),

adalah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan

kedalam lapangan pertanian.

Upaya memperoleh pendapatan maksimal diperlukan pemilihan cabang

usahatani yang tingkat produksinya dari satuan luas tertentu dan mempunyai

prospek pemasaran yang paling menguntungkan. Mengelola usahataninya petani

dihadapkan pada pengambilan keputusan yang diperoleh dari beberapa alternatif

Page 20: Skripsi Imran Lengkap 2013

15

yang tersedia. Petani sebagai pelaksana dan sebagai pengelola yang menentukan

pola tanamnya dalam kurun waktu semusim atau yang sesuai dengan

kebutuhannya.

2.3.Ubi Jalar (Ipomea batatas. L)

Ubi jalar (Ipamoea batatas. L) merupakan komoditas sumber

karbohidrat utama, setelah padi, jagung, dan ubi kayu, serta mempunyai peranan

penting dalam penyediaan bahan pangan, maupun bahan baku industri. Dari segi

nutrisi, ubi jalar merupakan sumber energi yang baik, mengandung protein,

vitamin, dan mineral berkualitas tinggi (Horton dalam Zuraida et al., 2001). Di

samping itu, ubi jalar rebus merupakan sumber gizi yang cukup baik, yaitu

thiamin (0,09 mg), riboflavin (0,06 mg), niacin (0,6 mg), K (243 mg, P (47mg),

Fe (0,7 mg), dan Ca (32 mg) dibandingkan dengan gizi yang terkandung di dalam

nasi(Zuraida et al., 2001). Ubi jalar mudah diproduksi pada berbagai lahan

dengan produktivitas antara 15-30 t/ha umbi segar. Ubi jalar dapat tumbuh tanpa

memilih jenis tanah karena hampir setiap jenis tanah cocok. Namun idealnya

dalam budidaya sebaiknya mengacu syarat tumbuh tanaman ubi jalar.

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber karbohidrat yang

dapat dipanen pada umur 3-8 bulan. Selain karbohidrat, ubi jalar juga

mengandung vitamin A, C dan mineral serta antosianin yang sangat bermanfaat

bagi kesehatan. Disamping itu, ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan

pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak (BPTP, 2011).

Di Indonesia, ubi jalar umumnya sebagai bahan pangan sampingan.

Sedangkan di Irian Jaya, ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok. Komoditas

Page 21: Skripsi Imran Lengkap 2013

16

ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan. Luas panen ubu jalar di

Indonesia sekitar 230.000 ha dengan produktivitas sekitar 10 ton/ha. Padahal

dengan teknologi maju beberapa varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan

lebih dari 30 ton umbi basah/ha (BPTP, 2011).

Ubi jalar merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi

besar di Indonesia. Areal panen ubi jalar di Indonesia tiap tahun seluas 229

hektar, tersebar di seluruh propinsi baik di lahan sawah maupun tegalan dengan

produksi rata-ratanasional 10 ton/hektar. Penghasil utama ubi jalar di Indonesia

adalah Jawa dan Irian Jaya yang menempati porsi sekitar 59 persen. Peluang

perluasan areal panen masih sangat terbuka. Dengan perbaikan teknik budidaya

dan penggunaan varietas unggul nasional, produktivitas bisa dinaikkan menjadi 30

ton/hektar. Ubi jalar bisa ditanam sepanjang tahun baik secara terus menerus,

bergantian maupun secara tumpang sari (Dwi, 2008).

Menurut Zuraida dalam Dwi (2008), ubi jalar merupakan sumber

karbohidrat dan sumber kalori (energi) yang cukup tinggi. Kandungan karbohidrat

ubi jalar menduduki peringkat keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar

juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi

gizi dan kesehatan masyarakat.

Keistimewaan ubi jalar dalam hal kandungan gizi terletak pada

kandungan beta karoten yang cukup tinggi dibanding dengan jenis tanaman pangan

lainnya. Namun, tidak semua varietas atau jenis ubi jalar mengandung beta karoten

yang tinggi. Ubi jalar yang mengandung beta karoten yang tinggi hanya varietas ubi

jalar yang daging umbinya jingga kemerah-merahan. Sedangkan varietas ubi jalar

Page 22: Skripsi Imran Lengkap 2013

17

yang daging umbinya berwarna kuning atau putih memiliki beta karoten lebih rendah

Zuraida dalam Dwi (2008).

2.4.Usahatani Ubi Jalar

2.4.1.Pembibitan

Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan

secaravegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara

generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.

a. Persyaratan Bibit

Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah

dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk

atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Bibit berasal dari

varietas atau klon unggul. b) Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. c)

Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal,

tidak terlalu subur. d) Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25

cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e) Mengalami masa

penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari (BPP, 2010).

Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari

tunas-tunas umbi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.

Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus

mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya.

Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara

menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.

Page 23: Skripsi Imran Lengkap 2013

18

b. Penyiapan Bibit

Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman

produksi adalah sebagai berikut: a) Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2

bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat dan normal. b) Potong batang

tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang 20-25 cm dengan

menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari. c) Kumpulkan stek

pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi

penguapan yang berlebihan. d) Ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100

stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak

bertumpuk (BPP, 2010).

2.4.2. Pengolahan Media Tanam

a. Persiapan

Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah

tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket,

atau keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a)

Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama

±1minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan. b) Tanah

langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan.

b. Pembentukan Bedengan

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka

pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau

tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan

Page 24: Skripsi Imran Lengkap 2013

19

jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka

pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya

tanah.

Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang

ringan(pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi

30-40 cm, dan jarak antar gulu 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan

adalah lebar bawah ± 40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.

Arah guludan sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan

disesuaikan dengan keadaan lahan.

Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas

tanaman padi. Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar untuk

lahan tegalan adalah sebagai berikut : 1). Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar

(gulma) 2). Olahan tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil

membenamkan rumput-rumput liar. 3). Biarkan tanah kering selama minimal 1

minggu. 4). Buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-

40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan

keadaan lahan. 5). Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara

guludan.

Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah

ukuran tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung

menyebabkan terbentuknya ubi berukuran panjang dan dalam sehinggga

menyulitkan pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu dangkal dapat

Page 25: Skripsi Imran Lengkap 2013

20

menyebabkan terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan

memudahkan serangan hama boleng atau lanas oleh Cylas sp (BPP, 2010).

2.4.3. Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanam

Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur)

dan tumpangsari dengan kacang tanah. Sistem monokultur meliputi : 1). Buat

larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludan dengan

cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25-30

cm.2). Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang

tanam untuk tempat pupuk.3). Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau

larikan hingga dangkal batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian

padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit). 4). Masukkan pupuk dasar berupa urea

1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis

anjuran ke dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis.

Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha)

ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg

KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg

ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap

pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl). Sedangkan sistem tumpangsari

dilakukan dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan ubi

jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpangsari prinsipnya

sama dengan sistem monokultur, hanya diantara barisan tanaman ubi jalar atau di

Page 26: Skripsi Imran Lengkap 2013

21

sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm,

dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.

b. Cara Penanaman

Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas

bedengan. Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan

tanah kemudian disirami air.

Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke

satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian batang yang ada

daunnya tersembul di atas bedengan.

Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm.

Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang.

Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal musim hujan

atau awal musim kemarau bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah, waktu

tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau padi gadu,

yakni pada awal musim kemarau.

2.4.4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penjarangan dan Penyulaman

Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus

harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.

Bibit yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut

bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam

sepertiga bagian pangkal setek ditimbun tanah.

Page 27: Skripsi Imran Lengkap 2013

22

Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat

sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek)

untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

b. Penyiangan

Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar

biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing

tanaman ubijalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan

sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi. Bersama-sama

kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah

guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.

c. Pembubunan

Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1

bulan setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara

penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a) Bersihkan

rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati agar tidak merusak

akar tanaman ubi jalar. b) Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara

memotong lereng guludan, kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar

guludan. c) Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan

pengairan hingga tanah cukup basah.

d. Pemupukan

Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup

tinggi, yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan

Page 28: Skripsi Imran Lengkap 2013

23

110 kg K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah.

Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen,

menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.

Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau

tanaman didaerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah

45-90 kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (± 50 kg TSP/ha)

ditambah50 kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha).

Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem

tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di

sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,

kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan

tanah.

e. Pengairan dan Penyiraman

Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal

pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam,

tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit

hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan.

Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar

berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu

umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.

Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di

daerah yang sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu

Page 29: Skripsi Imran Lengkap 2013

24

seminggu sekali. Hal Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah

menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).

2.4.5. Pengendalian Hama dan Penyakit

a. Hama

Penggerek Batang Ubi Jalar yakni Stadium hama yang merusak

tanaman ubi jalar adalah larva (ulat). Cirinya adalah membuat lubang kecil

memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian ubi. Didalam lubang tersebut

dapat ditemukan larva (ulat). Gejala: terjadi pembengkakan batang, beberapa

bagian batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang

tanaman akan mati. Pengendalian: (1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau

siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada stadium umur muda terhadap gejala

serangan hama: bila serangan hama > 5 %, perlu dilakukan pengendalian secara

kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat;

(4) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Curacron 500 EC

atau Matador 25 dengan konsentrasi yang dianjurkan.

Hama Boleng atau Lanas yakni Serangga dewasa hama ini (Cylas

formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya

berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup

pada permukaan daun sambil meletakkan telur ditempat yang terlindung

(ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat

gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah

terbuka. Gejala: terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh

kotoran berwarna hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang

Page 30: Skripsi Imran Lengkap 2013

25

tanaman ubi jalar yang sudah berumbi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang

penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas

produksi secara nyata. Pengendalian: (1) pergiliran atau rotasi tanaman dengan

jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi;

(2) pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka; (3)

pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4)

pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila

ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama

secara kimiawi; (5) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti

Decis 2,5 EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang dianjurkan; (6)

penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak;(7) pemanenan

tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.

Tikus (Rattus sp) yakni Hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi

jalar yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium membentuk umbi. Hama

Ini menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi hingga

menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi

pada ubi dan kadang-kadang diikuti dengan gejala pembusukan ubi.

Pengendalian: (1) sistem gropyokan untuk menangkap tikus dan langsung

dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik mungkin agar tidak banyak sarang tikus

disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti Ramortal atau Klerat.

Page 31: Skripsi Imran Lengkap 2013

26

b. Penyakit

Kudis atau Scab yakni penyakit yang disebabkan oleh cendawan

Elsinoe batatas. Gejala: adanya benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan daun-

daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat menyebabkan daun

tidak produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga hasil ubi menurun bahkan

tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian: (1) pergiliran/rotasi tanaman

untuk memutus siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan

penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) teknik budidaya secara intensif; (4)

penggunaan bahan tanaman (bibit) yang sehat.

Layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur

Fusarium oxysporum F. batatas. Gejala: tanaman tampak lemas, urat daun

menguning, layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium dapat bertahan selama

beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah,

udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat

(bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi tanaman yang serasi disuatu daerah dengan

tanaman yang bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan

terhadap penyakit Fusarium (BPP, 2010).

2.4.6. Panen

a. Ciri dan Umur Panen

Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila umbinya sudah tua (matang

fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya

sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus

(dikukus) rasanya enak serta tidak berair.

Page 32: Skripsi Imran Lengkap 2013

27

Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis

atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan,

sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.

Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan

penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4

bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan

memberikan kenaikan hasil ubi.

b. Cara Panen

Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut: a) Tentukan

pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen. b) Potong (pangkas) batang ubi jalar

dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan

ke luar petakan sambil dikumpulkan. c) Galilah guludan dengan cangkul hingga

terkuak umbinya. d) Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan

hasil. e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel. f)

Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara

terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka

ataupun terserang oleh hama atau penyakit. g) Masukkan ke dalam wadah atau

karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil.

c. Prakiraan Produksi

Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak mendapat serangan

hama penyakit yang berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah

Page 33: Skripsi Imran Lengkap 2013

28

perhektar. Varietas unggul seperti borobudur dapat menghasilkan 25 ton,

prambanan 28 ton, dan kalasan antara 31,2-47,5 ton per hektar.

2.4.7. Pasca Panen

a. Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan

mudah dijangkau oleh angkutan.

b. Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan pada

saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi jalar dapat dilakukan

setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran

dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang

segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak

hitam/garis-garis pada daging umbi.

c. Penyimpanan

Penanganan pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk

mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan

dalam pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah

sebagai berikut: a) Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang

berlantai kering selama 2-3 hari. b) Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan

khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik. c)

Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu

setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup.

Page 34: Skripsi Imran Lengkap 2013

29

Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai

5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya

akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi

yang baru dipanen.

Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah

melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat

(ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30 derajat C (suhu kamar) dengan

kelembapan udara antara 85-90 % (BPP, 2010,13:16)

d. Gambaran Peluang Agribisnis

Selama ini masyarakat mengenal ubi jalar sebagai makanan pangan

pengganti/tambahan dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat

bawah. Akan tetapi saat ini potensi ubi jalar cukup baik yang dapat digunakan

sebagai bahan baku industri pakan dan industri lainnya. Hal ini terlihat dari

meningkatnya permintaan di Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Jepang dan

Malaysia akan ubi jalar sebagai bahan baku berbagai industri. Begitu pula

kebutuhan dalam negeri cukup tinggi dimana pada tahun 2000 ini Pemerintah

merencanakan kebutuhan akan umbi-umbian sekitar 17 juta ton. Sedangkan rata-

rata produksi ubi jalar dari tahun 1983-1991 hanya 1,8 juta ton (BPP, 2010,

14;16).

Page 35: Skripsi Imran Lengkap 2013

30

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

November 2012, yang bertempat Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua

Kabupaten Konawe. Terpilihnya Desa UPT. Asinua Jaya sebagai lokasi penelitian

atas dasar pertimbangan bahwa mata pencaharian sebagian besar penduduk

merupakan petani tegalan dengan usahatani ubi jalar.

3.2. Populasi Penelitian

Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

petani di Desa UPT. Asinua Jaya yang berusahatani ubi jalar. Penentuan sampel

akan dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan mengambil seluruh anggota

populasi.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan dari petani responden

melalui wawancara dengan menggunakan daftar kuisioner.

b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi terkait dengan

cara pencatatan data dari kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

Kabupaten Konawe, kantor Desa UPT Asinua Jaya dan kantor BP3K

Kecamatan Asinua serta dari beberapa teori dan kutipan dari buku-buku dan

artikel internet yang berhubungan dengan kajian penelitian.

Page 36: Skripsi Imran Lengkap 2013

31

3.4. Variabel Yang Diamati

Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini yakni meliputi

sebagai berikut:

a. Variabel identitas responden meliputi: umur, pendidikan, pengalaman

berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan garapan.

b. Variabel karakteristik usahatani meliputi: pendapatan dan efisiensi

penggunaan biaya petani, produksi, harga produk dan biaya usahatani.

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dikumpulkan kemudian ditabulasi sesuai

model analisis yang akan digunakan.

a. Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani responden digunakan analisis

pendapatan yang diformulasikan sebagai berikut :

I = TR – TC

Keterangan :

I = Pendapatan

TR = Penerimaan

TC = Total Biaya (Soekratiwi, 1995)

b. R/C Ratio merupakan merupakan Model analisis R/C ratio secara matematis

diformulasikan sebagai berikut :

= ( )( )Dengan kriteria :

Jika R/C ratio > 1 maka usahatani yang dikelola menguntungkan

Page 37: Skripsi Imran Lengkap 2013

32

Jika R/C ratio =1 maka usatratani yang dikelola tidak menguntungkan dan

tidak merugikan

Jika R/C <1 maka usahatani yang dikelola merugikan.

3.6.Konsep Operasional

Untuk memudahkan dan memberikan batasan-batasan dari istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka digunakan konsep operasional yaitu :

a. Petani responden adalah petani yang melaksanakan usahatani ubi jalar hingga

penelitian ini berlangsung

b. Umur petani adalah usia pada saat dilakukan dalam penelitian ini (tahun).

c. Luas lahan adalah luas lahan yang dikelola petani (Ha).

d. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani mengusahakan ubi jalar

(tahun).

e. Tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal didalam satu

rumah, hidupnya ditanggung oleh petani yang bersangkutan (jiwa).

f. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani (Rp/Ha).

g. Penerimaan adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga produksi(Rp/Ha).

h. Produksi adalah jumlah keluaran yang dihasilkan oleh suatu usahatani

(Kg/Ha).

i. Biaya produksi adalah nilai seluruh masukan yang digunakan dalam suatu

usahatani (Rp/Ha).

Page 38: Skripsi Imran Lengkap 2013

30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah

4.1.1.Letak dan Luas Wilayah

Desa UPT. Asinua Jaya merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Asinua yang secara administrasi termasuk dalam wilayah Kabupaten

Konawe. Jarak Desa UPT. Asinua Jaya dengan ibu kota kabupaten ± 32 km dan

dari ibu kota provinsi ± 92 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Asinua Jaya

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Anggohi

Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Dengan luas wilayah ± 500.85 Ha

4.1.2.Keadaan Iklim dan Tanah

Jumlah bulan basah di Desa UPT. Asinua Jaya tidak menentu dari tahun ke

tahun, tetapi pada umumnya berkisar antara November-Mei bulan basah

sedangkan bulan kering antara Juni-Oktober dengan kelembaban tanah 28-31 0C

dan banyaknya curah hujan 2000-2500 mm/tahun.

Dari beberapa jenis tanah di Kabupaten Konawe, jenis tanah di Desa UPT.

Asinua Jaya adalah Kambisol Mediteran dengan jenis tanah antara lain :

Tekstur Tanah : Lempung berpasir

Struktur Tanah : Gumpal ingkat perkembangan lemah

Dengan pH tanah antara 5.2-5.5 dan tofografi :

Page 39: Skripsi Imran Lengkap 2013

31

Datar : 191.25 Ha

Gelombang : 160.10 Ha

Bukit : 149.50 Ha

Berdasarkan jenis tanah dan tingkat kesuburan maka desa UPT. Asinua Jaya

secara umum dapat dikembangkan secara umum tanaman pangan dan tanaman

hortikultura yang salah satunya komoditi Ubi Jalar.

4.2. Keadaan Penduduk

4.2.1.Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Penduduk Desa UPT. Asinua Jaya sebanyak 785 jiwa, yang terdiri dari 440

jiwa laki-laki dan 345 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)

sebanyak 203.

Untuk jelasnya mengenai kelompok umur dapat dilihat pada tablel berikut :

Tabel 4.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur di Desa UPT. Asinua Jaya tahun 2012

NoKelompok Umur

(Tahun)Laki-Laki Perempuan Jumlah

Persentase(%)

1 ≤ 14 127 102 229 29.17

2 15-24 49 38 87 11.08

3 25-44 185 145 330 42.04

4 45-54 59 49 108 13.76

5 55 ≥ 20 11 31 3.95

Jumlah 440 345 785 100

Sumber : Kantor Desa UPT Asinua Jaya, Tahun 2012

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa usia 15-54 tahun meliputi 87 jiwa

(11.08%), 330 jiwa (42.04%) dan 108 jiwa (13.76%) atau 525 Jiwa (66.88%)

Page 40: Skripsi Imran Lengkap 2013

32

merupakan usia dalam kisaran produktif. Sedangkan pada usia ≤ 14 tahun dan 55≥

tahun yang meliputi 229 jiwa (29.17%) dan 31 jiwa (3.95) atau 260 jiwa (33.12%)

merupakan usia dalam kisaran yang kurang produktif. Dapat dikatakan bahwa

sebagian besar penduduk di UPT. Asinua Jaya berada pada usia produktif

(66.88%) sehingga diharapkan memiliki produktifitas kerja yang tinggi dan

kemampuan untuk menyerap hal-hal baru akan lebih mudah guna meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan peningkatan ekonomi di Desa UPT. Asinua Jaya.

4.2.2.Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Dalam rangka peningkatan kualitas sumber dayamanusia, pendidikan

merupakan salah satu faktor penunjang peningkatan kesejahteraan keluarga

karena pendidikan berfungsi merubah alam berpikir dan bertindak. Untuk

mencapai sumberdaya manusia dan merubah alam berpikir tersebut maka harus

ditunjang fasilitas pendidikan yang memadai. Pendidikan akan merubah pola pikir

masyarakat menjadi progresif, sehingga diharapkan masyarakat yang

berpendidikan lebih tinggi akan memiliki kemampuan berpikir lebih baik. Untuk

lebih jelasnya mengenai keadaan penduduk di Desa UPT. Asinua Jaya dapat di

lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 86 10.96

2 Tidak Pernah Sekolah 132 16.82

3 Tidak Tamat SD 259 32.99

4 Tamat SD 130 16.56

Page 41: Skripsi Imran Lengkap 2013

33

5 Tamat SLTP 93 11.85

6 Tamat SLTA 81 10.32

7 Tamat Perguruan Tinggi 4 0.51

Jumlah 785 100

Sumber : Kantor Desa UPT Asinua Jaya, Tahun 2012

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa UPT.

Asinua Jaya berpendidikan formal baik Sekolah Dasar (SD), SLTP, SLTA serta

sarjana. Hal ini sangat menunjang keberhasilan masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan disegala bidang dan khususnya pembangunan dibidang pertanian.

4.2.3.Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di UPT. Asinua Jaya cukup bervariasi terdiri

dari petani, pedagang, pertukangan, pegawai negeri dan pensiunan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di UPT. Asinua Jaya Tahun 2012.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang (Jiwa)

1 Petani 492

2 Pedagang 8

3 Pertukangan 3

4 PNS 5

5 Pensiunan 2

Jumah 510

Sumber : Kantor Desa UPT Asinua Jaya, Tahun 2012

Dari tabel 4.3 diatas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Desa UPT.

Asinua Jaya bermata pencaharian sebagai petani yang berjumlah 495 jiwa. Hal

Page 42: Skripsi Imran Lengkap 2013

34

tersebut menunjukkan bahwa sumber utama penghasilan masyarakat di Desa

UPT. Asinua Jaya adalah berasal dari sektor pertanian.

4.2.4.Pola Penggunaan Tanah

Berdasarkan jenis tanah dan tingkat kesuburan maka di Desa UPT. Asinua

Jaya secara umum dapat dikembangkan secara umum tanaman pangan dan

tanaman hortikultura. Untuk lebih jelasnya tentang pola pemanfaatan tanah di

Desa UPT. Asinua Jaya disajian pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Pola Pemanfaatan Tanah Di Desa UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pekarangan 50 12.5

2 Tegalan 150 37.5

3 Perkebunan 200 50

Jumlah 400 100

Sumber : Kantor Desa UPT Asinua Jaya, Tahun 2012

Pada tabel 4.4 di atas terlihat bahwa pemanfaatan tanah untuk lahan

pekarangan seluas 50 Ha (12.5%), tegalan seluas 150 Ha (37.5%) dan perkebunan

seluas 200 Ha (50%). Penggunaan lahan di Desa UPT. Asinua Jaya dimanfaatkan

sebagai lokasi pertanaman ubi jalar baik di pekarangan maupun di tegalan.

4.2.5. Keadaan Pertanian

Penduduk Desa UPT. Asinua Jaya sebagian besar bermata pencaharian

sebagai petani dimana mengusahakan berbagai macam komoditi, meliputi :

Page 43: Skripsi Imran Lengkap 2013

35

a. Tanaman Pangan

Pemanfaatan lahan pertanian oleh petani di Desa UPT Asinua Jaya cukup

beragam akan komoditi yang dikembangkan. Untuk mengetahui keadaan tanaman

pangan menurut jenis dan luas lahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Tanaman Pangan dan Hortikuktura di Desa UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Jagung 31 15.5

2 Ubi kayu 28 14

3 Kedelai 30 15

4 Ubi jalar 37 18.5

5 Kacang tanah 26 13

6 Terong 5 2.5

7 Kubis 10 5

8 Sawi 10 5

9 Bayam 8 4

10 Cabe 15 7.5

Jumlah 200 100

Sumber : BP3K Kecamatan Asinua, Tahun 2012

Pada tabel 4.5 di atas terlihat bahwa luas lahan tanaman pangan di UPT

Asinua Jaya seluas 200 Ha dengan jenis komoditi terluas adalah ubi jalar sebesar

37 Ha (18.5%). Hal ini disebabkan karena petani lebih cenderung untuk

membudidayakan tanaman ubi jalar selain itu pula keadaan iklim dan keadaan

tanah di UPT Asinua Jaya sangat berpotensi untuk dikembangkan ubi jalar juga

dari segi pemeliharaan dan biaya yang tidak banyak di keluarkan.

Page 44: Skripsi Imran Lengkap 2013

36

b. Tanaman Perkebunan

Dalam pemanfaatan lahan kering, di daerah penelitian diusahakan juga

tanaman perkebunan, dimana sebagian besar penduduk telah memperoleh manfaat

dari tanaman perkebunan yang diusahakan. Untuk mengetahui keadaan tanaman

perkebunan menurut jenis dan luas lahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Tanaman Perkebunan Menurut Jenis dan Luas Lahan di UPT Asinua Jaya Tahun 2012

No Jenis Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Kakao 60 30

2 Lada 50 25

3 Jati 43 21.5

4 Kelapa 20 10

5 Nilam 15 7.5

6 Cengkeh 10 5

7 Tembakau 2 1

Jumlah 200 100

Sumber : BP3K Kecamatan Asinua, Tahun 2012

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa luasan lahan tanaman perkebunan seluas 200

Ha dengan berbagai komoditi yang dikembangkan. Kako merupakan tanaman

perkebunan yang terluas dikembangkan oleh petani di UPT. Asinua Jaya seluas 60

Ha (30%) kemudian menyusul komoditi lainnya.

4.2.6.Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Sarana dan prasaran sosial ekonomi dapat menunjang kegiatan masyarakat

dalam pembangunan. Dalam hal ini daya dukung berbagai ketersediaan berbagai

fasilitas social ekonomi dapat memperlancar/mempercepat proses pembangunan.

Page 45: Skripsi Imran Lengkap 2013

37

Disamping itu dapat membuka peluang dan kesempatan yang lebih luas dari

berbagai alternatif pilihan dalam berusaha, baik di dalam maupun di luar wilayah

responden. Untuk lebih jelasnya rincian mengenai sarana dan prasarana social

ekonomi di Desa UPT. Asinua Jaya dapat di lihat pada tebel berikut :

Tabel 4.7. Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Desa Asinua Jaya Tahun 2012

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah1 Keagamaan

Mesjid/Mushollah 3 Unit2 Kesehatan

Balai Pengobatan Kesehatan 1 Unit3 Pendidikan

Taman Kanak-Kanak (TK) 1 UnitSekolah Dasar (SD) 1 Unit

4 PerdaganganKios 8 Unit

5 TransportasiMobil 3 UnitMotor 187 UnitSepeda 58 Unit

6 KomunikasiTV 5 UnitRadio 200 Unit

Sumber : Kantor Desa UPT Asinua Jaya, Tahun 2012

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa prasarana ekonomi atau kelembagaan

ekonomi pedesaan di daerah penelitian, belum cukup memadai, ketersediaan

kelembagaan ekonomi di daerah penelitian belum lengkap.

4.3. Identitas Respoden

4.3.1.Umur

Umur dapat mendasari kemampuan fisik dalam bekerja serta mendasari pla

pikir dalam menerima dan menerapkan teknologi baru. Pada umumnya yang

Page 46: Skripsi Imran Lengkap 2013

38

sehat jasmani dan berumur mudah memiliki kemampuan fisik yang lebih besarn

dengan pola pikir yang kreatif dan responsif terhadap teknologi sehingga mereka

akan lebih dinamis dalam mengelola usahataninya. Sebaliknya yang berumur tua,

cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan apalagi

yang menyangkut perubahan teknologi dalam suatu usahataninya. Dengan

demikian petani yang berumur mudah lebih produktif dan cepat berkembang

disbanding dengan petani yang berumur tua. Untuk lebih jelasnya mengenai

keadaan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Keadaan Umur Responden Di Desa UPT Asinua Jaya Tahun 2012

No Umur Responden Tahun Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 15-24 5 25

2 25-44 8 40

3 45-54 7 35

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2012

Dari tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

berusahatani ubi jalar pada usia produktif 15-54 tahun dengan jumlah 20 orang.

Responden yang berumur 25-44 tahun berjumlah 8 orang (40%) dan 7 orang

(35%) yang berumur 45-54 tahun. Sedangkan responden yang berumur 15-24

Tahun berjumlah 5 orang (25%). Dengan kondisi demikian, maka dapat

dikatakan bahwa petani responden di Desa UPT. Asinua Jaya adalah petani yang

produktif.

4.3.2.Pendidikan

Page 47: Skripsi Imran Lengkap 2013

39

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal

yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan yang layak bagi petani

cenderung dapat dengan lebih mudah menerima inovasi baru dan selalu berpikir

secara rasional dalam bertindak dengan mempertimbangkan berbagai aspek

keuntungan dan kerugian. Pada umumnya tingkat pendidikan yang rendah bukan

saja menyebabkan pettani kurang mengerti informasi yang menyangkut

pembaharuan dalam usahataninya, tetapi lebih jauh dari pada itu dapat

menyebabkan petani sulit menerima apa yang dianjurkan. Sebaliknya petani

dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih

banyak dan cakrawala berpikir yang lebih luas sehingga lebih cepat menerima

teknologi baru yang dianjurkan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang

makin efisien dia bekerja. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan

petani responden di Desa UPT. Asinua Jaya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)1 SD 1 52 SMP 7 353 SMA 10 504 D3/S1 2 10

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa responden yang telah

mengenyam pendidikan formal dengan komposisi responden 1 orang (5%) tamat

sekolah dasar (SD), 7 orang responden (35%) menamatkan pendidikannya di SMP

dan 10 orang responden (50%) yang menamatkan pendidikannya di SMA serta 2

Page 48: Skripsi Imran Lengkap 2013

40

orang responden (10%) yang telah menyelesaikan pendidikannya diperguruan

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan petani responden di wilayah

penelitian pernah mengikuti pendidikan formal. Hal ini merupakan potensi

sumberdaya yang diharapkan dapat dengan cepat memahami setiap informasi.

4.3.3.Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani memiliki peranan yang sangat penting bagi

seorang petani dalam mengembangkan usahataninya dalam menerima dan

menerapkan teknologi baru. Dengan kapasitas yang ada dalam diri dan dengan

kondisi lingkungan yang memungkinkan. Menurut A. Soeharjo dan Dahlan

Patong (1985), bahwa pengalaman berusahatani dikatakan cukup apabila telah

menggeluti pekerjaan berusahatani selama 5-10 tahun, sedangkan 10 tahun keatas

dikategorikan berpengalaman dan kurang dari 5 tahun dikategorikan kurang

berpengalaman. Untuk lebih jelasnya, pengalaman berusahatani petani responden

di Desa UPT. Asinua Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10. Pengalaman Responden dalam Berusahatani di UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Pengalaman Berusahatani (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 6-8 3 15

2 9-10 7 35

3 >11 10 50

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2012

Pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa petani responden yang

berusahatani ubi jalar sebesar 3 orang (15%) dan 7 orang (35%) merupakan petani

dengan kategori cukup berpengalaman sedangkan pengalaman petani di atas 11

Page 49: Skripsi Imran Lengkap 2013

41

tahun sebanyak 10 orang (50%) dikategorikan sebagai petani berpengalaman.

Dengan demikian sebagian besar petani yang berada di UPT. Asinua Jaya dan

berusaha tani ubi jalar dengan pengalaman yang dimiliki dengan kategori cukup

berpengalaman maka mereka mampu mengikuti proses alih teknologi dalam

kegiatan penyuluhan yang dilaksananakan oleh petugas penyuluh lapangan dalam

proses penyerapan dan aplikasinya dilapangan.

4.3.4.Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga yang ada pada usia produktif, dapat membantu

dalam mengelola usahataninya, dimana mereka merupakan sumberdaya manusia

yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja yang potensial dalam lingkungan

keluarganya. Tanggungan keluarga atau anggota keluarga memiliki pengaruh

yang sangat besar dalam kegiatan usahatani yang dilakukan oleh seseorang.

Sebab, selain merupakan sumber tenaga kerja juga sering pula melibatkan anggota

keluarga dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga keputusannya

merupakan keputusan keluarga. Penggolongan anggota keluarga menurut A.

Soeharjo dan Patong (1985), bahwa apabila terdapat 1-4 jiwa juumlah anggota

keluarga dikategorikan sebagai anggota keluarga kecil, jumlah anggota keluarga >

4 jiwa, dikategorikan sebagai keluarga besar. Untuk lebih jelasnya mengenai

jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa UPT. Asinua Jaya dapat di

lihat pada tabel berikut :

Page 50: Skripsi Imran Lengkap 2013

42

Tabel 4.11. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa UPT. Asinua Jaya Tahun 2012

No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1 – 2 3 15

2 3 – 4 8 40

3 > 5 9 45

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2012

Pada tabel 4.1 terlihat bahwa petani responden yang berusahatani ubi jalar

memiliki jumlah tanggungan keluarga > 5. Hal ini berarti sebagian besar petani

responden mempunyai jumkah anggota keluarga pada kategori besar.

4.3.5.Luas Lahan Garapan

Luas lahan yang dimiliki oleh petani merupakan salah satu factor produksi

yang penting dalam melakukan usahatani, karena luas lahan garapan turut

menentukan besar kecilnya jumlah produk yang dihasilkan (output). Luas lahan

pertanian dikategorikan dalam tiga, yaitu ; luas lahan garapan sempit (< 0.5 Ha),

luas lahan garapan sedang (0.5 – 2.00 Ha). Luas lahan garapan petani ubi jalar di

Desa UPT. Asinua Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12. Luas Lahan Garapan Petani Responden di Desa UPT. Asinua Jaya tahun 2012

No Luas Lahan Garapan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 0.25-1 18 902 >1-2 2 10

Jumlah 20 100Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2012

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa luas lahan garapan petani usahatani ubi

jalar dengan luasan 0.50-1 Ha sebanyak 18 orang (90%) dan sisanya 2 orang

Page 51: Skripsi Imran Lengkap 2013

43

responden (10%) dengan luasan >1-2 Ha. Keadaan tersebut mengambarkan

bahwa petani memiliki potensi lahan yang cukup dalam pengembangan usahatani

ubi jalar. Luas lahan yang dimiliki oleh petani responden di Desa UPT. Asinua

Jaya tergolong dalam kategori sedang.

4.4. Biaya Produksi

Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua

pengeluaran per usahatani untuk factor-faktor produksi dan bahan-bahan

penunjang lainnya yang digunakan dalam kegiatan usahatani Desa UPT. Asinua

Jaya. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya produksi oleh petani yang

berusahatani ubi jalar dapat dilihat pada tabel berikut :

NoJumlah Produksi

(Kg/Ha)

Harga Produksi (Rp/Kg)

Penerimaan (Rp/Ha)

Biaya Produksi (Rp/Ha)

Pendapatan (Rp/Ha)

1 1155 6500 7507500 4405000 3.102.500

2 613 6500 3981250 2724500 1.256.750

3 1780 6500 11570000 9460000 2.110.000

4 2600 6500 16900000 9350000 7.550.000

5 1350 6500 8775000 4227500 4.547.500

6 1545 6500 10042500 5032000 5.010.500

7 1430 6500 9295000 5557500 3.737.500

8 651 6500 4228250 3129000 1.099.250

9 1300 6500 8450000 4190500 4.259.500

10 1224 6500 7956000 4518500 3.437.500

11 1670 6500 10855000 4713500 6.141.500

12 1551 6500 10081500 5214000 4.867.500

13 1490 6500 9685000 5753500 3.931.500

14 655 6500 4257500 3057500 1.200.000

15 1623 6500 10549500 4550500 5.999.000

16 1018 6500 6619600 5615900 1.003.700

17 1625 6500 10562500 6315500 4.247.000

18 2801 6500 18203250 9626500 8.576.750

19 1270 6500 8253375 5938250 2.315.125

Page 52: Skripsi Imran Lengkap 2013

44

20 1443 6500 9379825 6904050 2.475.775

Jumlah 28792.7 130000 187152550 110283700 76.868.850

Rata-Rata 1440 6500 9357627.5 5514185 3.843.442.5

Max 2800.5 6500 18203250 9626500 8.576.750

Min 612.5 6500 3981250 2724500 1.003.700

4.5.

Page 53: Skripsi Imran Lengkap 2013

33

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Ubi jalar merupakan tanaman palawija yang banyak di kembangkan di

Desa UPT. Asinua Jaya Kecamatan Asinua Kabupaten Konawe. Ubi jalar

mengandung karbohidrat, vitamin A dan C serta mineral Ca. Selain sebagai

bahan konsumsi, ubi jalar juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan

produk bahan induustri lainnya.

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari keikut sertaan petani

didalam mengelola usahanya dibidang pertanian. Petani adalah orang yang selalu

berhubungan dengan tanah dan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Usahatani adalah suatu kegitan mengusahakan dan mengkoordinir

faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal sehingga

memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani

menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan faktor-faklor

produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan

pendapatan semaksimal mungkin

4.2. Saran

Keikut sertaan pemerintah dalam upaya mempertahankan dan

meningktan ketahan pangan di Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wujud

dalam menanggulangi kemisikinan para petani khusunya petani ubi jalar yang

berada di Desa UPT Asinua Jaya.

Page 54: Skripsi Imran Lengkap 2013

34

DAFTAR PUSTAKA

Renville Siagian., 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Cetakan Ketiga. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.

Firman Wahyudi, Lif Rahmat Fauzi, Rina Kusrina, Heni Habibah., 2010. Pola Usahatani Padi, Ubi Jalar, dan Katuk Untuk Mengakumulasi Modal dan Meningkatkan Pendapatan Petani. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Harmawati., 2011. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Oriza zativa L.) Sistem Tanam Pindah dan Tanam Benih Langsung di Desa Wukuaso Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Lakidende. Unaaha.

Agus., 2011. Analisis Pemasaran Kopi Serbuk Di Pasar Sentral Wawotobi dan Pasar Sentral Unaaha Kabupaten Konawe. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lakidende. Unaaha.

Soekartawi., 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Wasis., 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Alumni. Bandung

Kasmir dan Jakfar., 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Prenanda Media Group. Jakarta.

Mosher Daniel., 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Hadija dan Najamuddin., 2009. Analisa Usaha Jagung. Balisereal Maros. Sulawesi Selatan.

BPP., 2010. Budidaya Pertanian Ubi Jalar (Ipomea batatas L.).Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Dwi Bhekti Wulandari., 2008. Analisa Tanggapan dan Minat Petani Terhadap Usaha Pengolahan Ubi Jalar. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.