BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

45
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1 UNIVERSITAS BUNG HATTA Pembangunan Kembali Gedung Bank BTPN Padang BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN PROYEK 4.1. Kondisi Proyek Saat Pratikan Kerja Praktik Pada Saat melaksanakan Pratek kerja profesi I pada Tanggal 10 Februari pada Proyek Pembangunan Kembali Gedung Bank Tabungan Nasional Sumatra Barat kami dapat mengamati secara umum pekerjaan yang sedang berlangsung ialah : Pekerjaan Struktur Lantai Dasar dan sebagian Pekerjaan Arsitektur dengan bobot pekerjaan telah mencapai progress 40%. 4.2. Kemajuan Pekerjaan Dalam Tahap Pelaksanaan Dan Yang Telah Selesai Dikerjakan Pada Proyek Pembangunan Kembali Gedung Bank Tabungan Pensiunan Nasional, kemajuan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan yang dapat dilaporkan selama praktikan melakukan praktek kerja pofesi I adalah : Aulia Imran Hutama S 0710015111043 Hal 39

Transcript of BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

Page 1: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB IV

LAPORAN PELAKSANAAN PROYEK

4.1. Kondisi Proyek Saat Pratikan Kerja Praktik

Pada Saat melaksanakan Pratek kerja profesi I pada Tanggal 10 Februari pada

Proyek Pembangunan Kembali Gedung Bank Tabungan Nasional Sumatra Barat kami

dapat mengamati secara umum pekerjaan yang sedang berlangsung ialah :

Pekerjaan Struktur Lantai Dasar dan sebagian Pekerjaan Arsitektur dengan bobot

pekerjaan telah mencapai progress 40%.

4.2. Kemajuan Pekerjaan Dalam Tahap Pelaksanaan Dan Yang

Telah Selesai Dikerjakan

Pada Proyek Pembangunan Kembali Gedung Bank Tabungan Pensiunan

Nasional, kemajuan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan yang dapat dilaporkan

selama praktikan melakukan praktek kerja pofesi I adalah :

1. Pekerjaan Arsitektur seperti :

- Pekerjaan rangka plafond dalam tahap pengerjaan

- Pekerjaan dinding Batu bata dalam tahap pengerjaan

- Pekerjaan lantai Keramik WC dalam tahap pengerjaan

- Pekerjaan pemasangan granit kolom dan dinding luar dalam

tahap pengerjaan.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 39

Page 2: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2. Pekerjaan Struktur seperti :

- Pekerjaan pondasi Bored Pile

- Pekerjaan tangga sedang dalam pekerjaan

- Seluruh pekerjaan struktur yang telah selesai dikerjakan Lantai

Dasar.

3. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing seperti :

- Pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor dalam tahap

pengerjaan.

- Pekerjaan ducting (AC) dan ducting exhaust (saluran

pembuangan udara dari WC/KM) dalam tahap pengerjaan.

- Pekerjaan instalasi listrik dalam tahap pengerjaan

4.3. Peranan Yang Dilakukan Praktikan Dalam Proyek

Peranan pratikan pada proyek tersebut yaitu membantu tugas pelaksana di

lapangan yang memeriksa hasil pekerjaan dari pekerja dan membantu jalannya

memonitoring oleh pihak pelaksana dari semua pekerjaan . Kegiatan yang

pratikan lakukan selama dilapangan antara lain melakukan survey dilapangan

yang diikuti dengan pengarahan dari pembimbing dilapangan. Kegiatan yang

dilakukan pratikan antara lain:

1. mempelajari dokumen-dokumen proyek seperti gambar perencanaan,

gambar pelaksanaan (shop drawing), laporan bulanan, RKS, dan kurva S

2. mengamati dan mempelajari kondisi-kondisi proyek seperti spesifikasi dan

kualitas bahan bangunan, hubungan pihak-pihak yang terkait dan system

kerja dilapangan.

3. Mengamati dan mempelajari pelaksanaan pekerjaan yang sedang

dilakukan baik melalui wawancara, dan konsultasi pada pihak yang terlibat

dilapangan maupun pengamatan langsung

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 40

Page 3: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

4. Pada saat melakukan kerja praktik, pratikan juga diikutsertakan dalam

proses defect list, proses defect list merupakan kegiatan untuk

pemeriksaan hasil pemasangan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan

oleh pihak kontraktor.

Dalam proses defect list dilakukan juga proses pemeriksaan hasil

pekerjaan untuk memastikan setiap pekerjaan dilakukan sesuai dengan

prosedur serta rapi dan benar, yang dilakukan oleh pihak kontraktor

5. Melakukan pengambilan foto untuk dokumentasi

4.4. Pekerjaan Yang Diamati Pratikan

4.4.1. Pekerjaan Plat Lantai

Plat lantai adalah plat yang terbuat dari beton bertulang, dapat difungsikan sebagai

penguat lantai bangunan. Plat lantai merupakan struktur yang menahan beban serta

alas bangunan.

Dalam pekerjaan plat lantai, ada beberapa item pekerjaan yang dilakukan, yaitu;

4.4.1.1. Pekerjaan Bekisting Plat

Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan bekisting adalah :

Multipleks

Kayu kaso 5/7

Kayu balok

Schaffolding set

Jack base dan U head

Joint pin

Cross brace

Ladder frame

Mould oil

Alat Bantu lain

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 41

Page 4: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Ket:

a. Cetakan

b. Gelagar Balok

c. Pengaku cetakan

balok

d. Penjepit Cetakan

Gambar 1.1. Contoh Begisting

Bekisting adalah Suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang

merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya ) pada bagian samping dan bawah

dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki.

Pemasangan bekisting balok dan plat lantai-1 didahului dengan pengukuran

posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada

kolom lantai bawah yang tadinya ada pada  lantai bawah. Pengukuran yang didasarkan

pada tanda as bangunan dari kolom ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada

posisi balok.

Berdasarkan pengukuran tersebut, maka bekisting balok dan pelat dapat

difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan

level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah ( U-head

scaffolding ). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk

mengontrol level balok dan plat.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 42

Page 5: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :

- Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk,   ukuran dan posisi

seperti yang disyaratkan pada gambar kerja.

- Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang

diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya.

- Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk

yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan.

- Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,

kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

- Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat

pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton.

- Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan

juga tidak merusak beton.

- Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik

secara vertical maupun horizontal.

-

Gambar. Proses pembuatan begisting plat lantai

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 43

Page 6: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Sedangkan bahan bekisting yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan

bahan yang sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS, yakni multipleks

dengan tebal minimum 12 mm atau papan kayu kelas II dengan tebal 2 cm. Bekisting

dari multipleks/papan tersebut diperkuat dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, atau

dari bahan lain yang disetujui  oleh konsultan pengawas untuk mendapatkan  kekuatan

dan kekakuan yang sempurna. Sedangkan steiger yang digunakan adalah dari pipa –

pipa besi standar  pabrik atau kayu /dolken.

Gambar . Bekisting lantai atap

Pengecoran balok dan plat lantai dilakukan bersamaan sekaligus, menjadi satu

kesatuan struktur, sehingga form work dan plat/slab, dibuat sebagai satu kesatuan yang

bersifat tetap. Sesudah selesai form work ini baru dibongkar dan sebagian yang

kondisinya masih baik dapat digunakan kembali.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 44

Page 7: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

4.4.1.2. Pekerjaan Penulangan

Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :

a) Konstruksi plat satu arah.

Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih

dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah

saja.Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan pelat yang ditumpu

oleh 2 tumpuan.

Gambar. Plat satu arah

a) Konstruksi plat 2 arah.

Pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai jika pelat beton menahan

beban yang berupa momen lentur pada bentang 2 arah. Contoh pelat 2 arah adalah

pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling sejajar.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 45

Page 8: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan

momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton

tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan

sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah

direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

•        Ukuran diameter baja tulangan

•        Kualitas baja tulangan

•        Kuantitas baja tulangan

•        Penempatan/pemasangan baja tulangan

Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun

daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan

( shop drawing ).

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 46

Page 9: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pembengkokan dan

pemotongan adalah sebagai berikut :

a.   Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari  serpih-serpih, karat,

minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat  merusak atau mengurangi daya

lekat antara baja tulangan dengan beton.

b.  Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang

momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dari

batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang sambungan

lewatan diambil 40D ( D = diameter penampang baja tulangan ).

c.   Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga

bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam

pelaksanaan lapangan.

d.  Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar

waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan

kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.

Adapun besi/tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah menggunakan

tulangan dengan mutu baja sebagai berikut :

< ø 13 mm                             :           BJTP U – 24

≥ ø 13 mm                             :           BJTP U – 32 (besi ulir)

2.1            . Pekerjaan Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke

lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan

yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 47

Page 10: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

•           Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum   baja tulangan

tersebut terpasang.

•           Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun

tulangan geser

•           Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan

kawat beton.

•           Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan

lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan.

•           Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan

sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.

Gambar. Tahu beton sebagai acuan selimut beton

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 48

Page 11: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :

- Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.

Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.

- Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1

kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.

- Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang

tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa

sehingga dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah plat.

Gambar. Tulangan kaki ayam sebagai penjaga jarak

- Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan

dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus

dengan tulangan atas lapis 1. Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat

beton.

Adapun tulangan yang digunakan pada pekerjaan pembesian/penulangan plat

pada proyek ini adalah menggunakan besi ø 10 jarak 15.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 49

Page 12: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

4.4.1.3. Pengecoran/Pemadatan

Pengecoran plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan penulangan selesai.

Dalam pengerjaan cor, sangat dibutuhkan tenaga ahli. Karena pada proses

pengecoran, jika salah pengerjaan akan berakibat fatal bagi konstruksi khususnya

bagian lantai bangunan.

Bahan :

* Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui

* Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama dengan

baru disebut juga lem beton

* Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang menghambat

proses penguapan air pada beton basah

* Kawat ayam sebagai penahan dan penghambat beton saat di cor.

Tenaga kerja:

* Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.

* Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for constrution

dengan baik.

Alat berupa:

* Concrete pump truck

* Concrete mixer truck

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 50

Page 13: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

* Concrete vibrator

* Waterpass/autolevel

* Alat bantu

* Batching Plant

* Kerucut abrams

* Alat cetak silinder benda uji beton

Metode kerja pengecoran balok dan pelat lantai

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti

berikut.

1) Pemeriksaan bekisting meliputi:

a) Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).

b) Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

c) Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

Pengecekan elevasi bekisting

Setelah pemasangan bekisting pelat lantai selesai dilaksanakan, kemudian

dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as balok

dengan alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dan pelat lantai adalah

sebagai berikut;

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 51

Page 14: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Pengecekan elevasi balok dilakukan dengan menempatkan alat waterpass

dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom (1,00 m dari

permukaan pelat lantai di bawahnya).

Gambar. Pengecekan elevasi dengan waterpass

Bak ukur ditempatkan pada bagian bawah bekisting balok (bottom).

Oleh pelaksana pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek dengan alat

waterpass.

Apabila pembacaan alat waterpass belum menunjukkan elevasi yang sesuai

dengan gambar rencana, maka screwjack diputar untuk menaikkan atau

menurunkan posisi bottom balok.

Pemeriksaan penulangan meliputi:

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 52

Page 15: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

a) Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama.

b) Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang.

c) Pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran pada tulangan.

d) Pemeriksaan kekuatan bendrat/kawat beton.

e) Pemeriksaan decking (tebal selimut beton)

Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan

posisi yang diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton

sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga

didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu, selimut

beton juga menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).

Gambar. Decking beton/ tahu beton

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting

dibersihkan dengan menggunakan air compressor.

Sebelum pengecoran dilaksanakan, harus dilakukan dulu pekerjaan

pembersihan kotoran/debu pada permukaan bekisting balok dan pelat agar kualitas

hasil cor serta rekatan tulangan dan beton bisa terjaga. Pembersihan bisa dengan

cara manual yaitu dengan magnet, terutama untuk kotoran sisa potongan

tulangan/bendrat. Cara kedua dengan blower menggunakan tekanan angin dari

kompresor , tinggal disemburkan pada permukaan bekisting.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 53

Page 16: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Pembersihan dengan magnet

Gambar. Pembersihan dengan blower

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 54

Page 17: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Pelaksanaan pengecoran pada plat lantai, dapat dilakukan dengan urutan sebagai

berikut.

1) Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Kawat ayam pada

proyek ini berfungsi untuk menghambat atau memperlambat pergerakan beton

pada saat pengecoran. Kawat ayam digunakan untuk mencegah masuknya

beton pada daerah block out dan menghentikan pengecoran pada stop cor.

Pengecoran dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi

tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

Gambar. Kawat ayam sebagai penghambat beton saat pengecoran

2) Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer

truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang

digunakan adalah12±2. Slump Test bertujuan untuk menunjukkan Workability

atau istilah bakunya kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan

beton.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 55

Page 18: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Pengujian slump

3) Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari

concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan

disalurkan dengan pipa baja.

Gambar. Penuangan Beton Ready mix dari Concrete mixer truck

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 56

Page 19: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

4) Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan

calbond (super bonding agent). Calbond (super bonding agent) merupakan

cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah mengeras) dengan

adukan beton yang akan dicor kemudian. Bila suatu kolom atau pelat lantai

akan di cor, maka batas cor kolom atau pelat lantai yang telah dicor

sebelumnya akan di siram dengan calbond. Agar adukan mortar beton yang

baru bisa merekat dengan beton yang telah mengeras sebelumnya.

Gambar. Lem beton ”Calbond”, perekat sambungan beton

5) Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah

meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan

menggunakan concrete vibrator.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 57

Page 20: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Meratakan beton ready mix dengan penggaruk

Gambar. Penuangan beton ready mix

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 58

Page 21: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

6) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan

dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-

benar padat.

Gambar. Pemadatan lapisan cor dengan menggunakan alat Concrete Vibrator

7) Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

8) Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang

sudah ditentukan.

9) Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan

menggunakan ruskam.

Standar hasil :

1) Menghasilkan produk beton pada balok dan pelat lantai sesuai dengan rencana,

mutu dan bentuk yang presisi, tidak bocor, tidak lendut, dan tidak retak.

2) Jika ada yang menyimpang maka diperlukan pekerjaan perbaikan.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 59

Page 22: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Setelah proses pengecoran selesai, maka pekerjaan yang dilakukan selanjutnya

adalah Pekerjaan curing. Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran

selasai dilakukan dengan meletakkan karung goni yang dibasahi dengan air dan

dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah. Fungsi dari pekerjaan curing

adalah untuk menjaga kelembaban agar air dalam beton tidak terlalu cepat

mengering/menguap yang bisa menimbulkan retak akibat susut.

Gambar. Pekerjaan curing, lantai harus tetap basah

Gambar. Proses akhir pekerjaan plat lantai

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 60

Page 23: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Proses akhir dari pekerjaan plat lantai adalah dengan mengeringkan lantai.

Sebelum dikeringkan harus dipastikan dulu beton sudah benar-benar kuat dan tidak

mudah retak. Jika keretakan terjadi maka bisa diratakan ketika proses pekerjaan

pelapis lantai .

4.4.2. Pekerjaan Pelapis Lantai

Pada item pekerjaan ini, yang dikerjakan adalah pasangan keramik lantai.

Pekerjaan pemasangan keramik dilaksanakan untuk memberikan keindahan pada

lantai, dinding maupun struktur gedung lainya. Pekerjaan keramik membutuhkan

metode kerja yang tepat serta pelaksanaan yang teliti sehingga dapat di hasilkan

pekerjaan dengan kualitas yang baik. Pekerjaan Pelapis lantai ini merupakan tahap

finishing dari pengerjaan lantai. Biasanya pekerjaan ini dilaksanakan paling akhir.

4.4.2.1. Pekerjaan Keramik Lantai

1. Bahan :

2. Keramik Tile Homogenius 60 x 60cm

3. Semen / Adukan (screed)

4. Perekat / Adhesive

5. Nat Grouting

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 61

Page 24: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2. Tenaga Kerja

Syarat :

1. Tukang keramik terampil

2. Tukang mengerti urutan kerja pemasangan keramik homogeneous tile.

3. Supervisor yang dapat membaca gambar shop drawing/for construction

dengan baik.

3. Alat

1. Trowel

2. Palu keramik

3. Benang

4. Paku

5. Rubber float

4. Metode Pelaksanaan

4.1. Pekerjaan Persiapan

1. Persiapkan Shop Drawing

2. Persiapkan lahan dan pembersihan lahan, pastikan beton telah berumur

lebih dari 28 hari sebelum dilapisi screed. Waktu tersebut untuk

memberikan kesempatan pada beton untuk menyusut, karena pada saat itu

penyusutan beton cukup besar.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 62

Page 25: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Lantai yang siap dipasang keramik

3. Persiapkan bahan, tenaga, dan alat kerja.

4. Pada awalnya dasar lantai di siangi hingga jenuh/kering

5. Bersihkan permukaan beton dari kotoran debu, oli, cat, minyak, sabun atau

partikel lain yang dapat mengurangi daya ikat permukaan beton dengan

screed. Disarankan permbersihan permukaan dengan air (waterjet) karena

pembersihan dengan sapu kurang maksimal.

Gambar. pembersihan lantai kerja dengan air (waterjet)

4.2. Lapisan Screed.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 63

Page 26: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

1. Untuk menentukan level pemasangan keramik lantai yang tepat, diperlukan

referensi ketinggian, biasanya berupa garis di dinding pada ketinggian 1m.

Hal ini diperlukan agar ruangan – ruangan dengan finishing lantai yang

berbeda (karpet, parket, keramik) mempunyai level yang sama.

2. Metode thick bed, untuk campuran screed digunakan campuran semen dan

pasir dengan perbandingan 1 : 4 atau 1 : 5 dengan tebal sekitar 4 sampai 5

cm, tergantung dari batas yang telah ditentukan.

3. Metode thin bed, sekarang telah dikembangkan zat additive, yang apabila

ditambahkan dengan air (bentuk larutan) dan dicampur dengan semen dan

pasir, kemampuan daya ikatnya akan lebih baik dan penyusutannya lebih

kecil.

4. Sebelum pemasangan keramik, screed perlu dibasahi terlebih dahulu

dengan air untuk meminimalkan penyusutan permukaan.

5. Setelah screed kering dilakukan pengecekan apakah ada rongga dibawah

lapisan screed melalui pengetukan dengan tongkat besi.

6. Untuk pekerjaan mekanikal elektrikal disarankan agar memberikan tanda

dibelakang lapisan screed untuk menghindari kerusakan, misalnya pada

saat pemasangan watafel atau cermin.

7. Untuk pemasangan keramik dinding screed merupakan plesteran pada

dinding tanpa diaci.

4.3. Pekerjaan Lay Out Pemasangan Keramik

1. Perencanaan lay out harus memperhatikan ukuran keramik, ukuran nat,

yang akan dipakai, dan bentuk area yang akan dipasang keramik. Biasanya

pasangan keramik dimulai dari tengah (center area) menuju kesemua tepi

untuk mendapatkan lebar keramik yang sama pada perimeter area.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 64

Page 27: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Layout pemasangan keramik

2. Untuk mendapatkan evek visual yang baik, perlu memperhatikan jumlah

keramik yang dipotong, biasanya keramik yang terpotong ditempatkan

pada bagian sudut yang tidak terlalu kelihatan.

Gambar. Bagian keramik yang terpotong

4.4. Pekerjaan Lapisan Tile Bed

1. Sebelum membuat lapisan, dibuat tanda garis pada permukaan screed atau

permukaan plesteran dinding.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 65

Page 28: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Tanda garis pada permukaan screed

2. Untuk pemasangan keramik digunakan produk tile adhesive.

3. Tile adhesive merupakan perekat keramik yang siap pakai tinggal

dicampur dengan air lalu diaduk sehingga tercampur dengan rata.

Komposisi campuran sesuai dengan ketentuan produk perekat keramik

yang digunakan. Untuk mengurangi penyerapan (suction) permukaan scred

dibasahi dengan air secukupnya. Diusahakan rembesannya tidak sampai

pada cor beton.

4.5. Pekerjaan Pemasangan Keramik

1. Ruangan diberi penerangan (lampu) yang cukup agar menghasilkan

pemasangan keramik sesuai yang diharapkan.

2. Untuk pemasangan dengan semen mortar, keramik dengan porositas tinggi

perlu direndam dahulu dengan air bersih minimal 30 menit, kemudian

ditiriskan, hal ini untuk menghindari air pada semen mortar tidak meresap

pada keramik, sehingga menyebabkan kekuatan ikatan keramik berkurang.

Demikian juga keramik dinding, direndam untuk menguji apakah kearmik

tersebut crazing.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 66

Page 29: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar, Perendam keramik

3. Untuk pemasangan keramik dengan adhesive, bagian belakang keramik

sebelum dipasang dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran, karena kotoran

tersebut akan menghambat rekatan antara keramik dengan adhesive dan

tidak perlu direndam air.

4. Pemasangan keramik kelapisan tile bed dengan cara diketuk rata agar

lapisan tile bed menempel baik pada permukaan belakang keramik. Ini

berlaku untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding.

Gambar. Pemasangan keramik dinding

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 67

Page 30: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Pemasangan keramik lantai

5. Pemasangan keramik sebaiknya memakai lem perekat keramik dengan

daya rekat yang tinggi agar tidak mudah lepas dan bisa awet.

Gambar. Perekatan keramik dengan lem

6. Perlu diperhatikan agar permukaan keramik rata pada level yang sama.

7. Untuk mendapatkan nat yang rata, sebaiknya memakai spacer yang tepat.

Spacer segera dilepas setelah mendapatkan posisi keramik yang tepat.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 68

Page 31: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Spacer pada keramik

8. Keramik yang baru dipasang sebaiknya dijaga jangan dijadikan lalu lintas

orang / barang sebagai injakan.

9. Bila pemasangan keramik sudah dipastikan kuat, setelah 3 jam

permukaannya dibersihkan dengan spon basah untuk menghilangkan sisa

kotoran semen atau adhesive yang tertinggal pada permukaan keramik.

10. Setelah tile bed menetap setting (minimum setelah 24 jam) barulah

pekerjaan grouting nat dapat dilakukan.

4.6. Pengerjaan Nat

1. Pemasangan nat harus dipastikan terisi penuh, pemasangan nat dapat

menggunakan rubber float.

2. Membersihkan segera sisa grouting sebelum menempel kuat pada

permukaan keramik dengan spon basah atau handuk, kemudian dilap

kembali dengan yang kering.

3. Selama 3 hari pertama keamik terpasang harus tehindar dari benturan,

getaran dari pekerjaan sekitarnya.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 69

Page 32: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Pemasangan nat keramik

Gambar. Pembersihan keramik

4.7. Perlindungan

1. Setelah pekerjaan pemasangan keramik selesai, perlu dilakukan

perlindungan keramik yang telah terpasang terhadap kotoran atau

kerusakan sehingga kondisi pasangan tetap baik.

2. Perlindungan biasanya dilakukan dengan cara menutup dengan triplek atau

plastik atau menutup ruangan tersebut apbila pekerjaan telah dianggap

selesai.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 70

Page 33: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

4.8. Lingkungan

1. Hindari dari benturan dan beban sebelum pasangan keramik mencapai daya

lekat maksimal.

4.9. Standar Hasil

1. Kerataan permukaan, toleransi ketidakrataan permukaan keramik yang

terpasang tidak boleh lebih dari 3 mm dalam setiap 1.2 m

2. Ketinggian / leveling permukaan, toleransi ketinggian antar keramik setelah

dipasang tidak lebih dari 1 mm.

3. Nat keramik harus mempunyai lebar yang sama, ketidaksamaan tersebut tidak

boleh lebih dari 1 mm

4. Skriting, cek konsistensi ketebalan dari skriting, perbedaan dari scriting tidak

boleh lebih dari 2 mm.

5. Kerusakan pada keramik, permukaan keramik harus bebas gumpil, retak dan

bersih dari sisa semen yang menempel pada permukaan keramik atau cacat

yang lainnya.

Gambar. Kontrol kerataan keramik

6. Daya ikat, kontrol terhadap daya ikat antara keramik dan tile bed. Tidak boleh

ada rongga dibawah keramik. Pengontrolan rongga tersebut tidak boleh

dilakukan dengan benda yang keras.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 71

Page 34: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

Gambar. Kontrol nat keramik

3.7 Permasalahan Yang Ada Di Proyek Serta Solusinya

3.7.1. Permasalahan

Setelah mengikuti rapat koordinasi lapangan yang di jadwalkan 1

minggu sekali di ruang rapat proyek dapat di simpulkan permasalahan yang

sebagian besar yang terdapat di lokasi proyek adalah permasalahan kebersihan

dan masalah lingkungan proyek dengan perihal nama pemasalahan dalam rapat

K3,serta permasalahan lainnya seperti berikut ini :

o Kurangnya rambu-rambu keselamatan

o Masih adanya pekerja yang tidak mematuhi peraturan seperti: tidak

memakai helm keselamatan

o Para pekerja masih terlihat kurang profesional dalam bekerja

o Masih terdapatnya sisa-sisa beton dan stek besi pada lantai dan dinding

tangga

o Kualitas plesteran dinding yang bergelombang dan retak.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 72

Page 35: BAB IV KP 1 Aulia Imran Hutama (0710015111043)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI 1

UNIVERSITAS BUNG HATTA

3.7.3. Solusinya

Setelah mengikuti rapat koordinasi lapangan permasalahan yang ada

telah dapat di pecahkan solusinya pada waktu melakukan rapat bersama

Managemen Konstruksi PT. Arsi Enarcon permasalahan menjadi tanggung

jawab kontraktor PT.Binakarsa Swadaya berikut adalah perihal solusinya :

o Akan dibuatnya rambu-rambu keselamatan seperti jaring-jaring pengaman

serta papan peringatan bahaya berseta gambar oleh K3 & Timnya.

o PT.Binakarsa Swadaya beserta tim K3 akan melakukan tindakan tegas

terhadap para pekerja yang lalai memakai helm pada saat melakukan

pekerjaan di area-area yang telah diwajibkan dengan teguran-teguran.

o Untuk keamanan dan kerapihan kerja,stek-stek besi yang masih tertanam

pada plat lantai (ex support bekesting kolom dan dinding ) agar dipotong

dan sisa-sisa beton yang menempel pada plat akan di bersikan /diketrik,dan

akan dilakukan oleh tim sapujagat sebanyak 4 orang pekerja.

o Akan dilakukan pengecekan tiap minggunya untuk solusi memperbaiki

dinding yang rusak.

Aulia Imran Hutama S0710015111043 Hal 73