SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH...

114
PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Agustin Kemala sari NIM: 11113215 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH...

Page 1: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA

(STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Agustin Kemala sari NIM: 11113215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 3: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA

(STUDI KASUS PADA KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG) TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Agustin Kemala sari NIM: 11113215

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

I

Page 4: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

II

Page 5: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

III

Page 6: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

IV

Page 7: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

V

Page 8: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

MOTTO

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِیُسْرًا اِ نَّ مَعَ الْعُسْرِیُسْ رًا

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kesulitan ada kemudahan.”(QS.Asy-Syarh:5-6)

VI

Page 9: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayahku dan ibundaku tersayang, Suyadi (Alm) dan Ninik Susiyati, Papah

saya Budi Utomo yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat,

kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Adiku tersayang Bayu Wicaksono Ady, atas motivasi yang tak ada

hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa

tercapai.

3. Sahabat-sahabatku rumpi yang selalu memberiku semangat (Yayah, Dina,

Mbak Ika, Reza, Sukitri, Mbak Dwik, Badiah, Sanah). Dan yang selalu

mendukungku dan membantu saya Arif Hamdan, beserta teman-teman

mahasiswa KKN 36 dan keluarga besar PAI angkatan 2013.

4. Sahabat-sahabatku guru-guru di SMA N 1 Karang Bahagia Bekasi yang

selalu mendukung dan memberi semangat.

VII

Page 10: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

Swt yang selalu memberikan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis

sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENDIDIKAN

IBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi

Kasus di Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang) tahun 2017.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung

Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu

setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat

manusia yang dapat menerangi umat manusia dari zaman kegelapan menuju

zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Rovi’in, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik saya selama

menjadi mahasiswa.

VIII

Page 11: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

IX

Page 12: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

ABSTRAK Sari, Agustin Kemala. 2017. Pendidikan Ibadah Mahdhah pada Anak Keluarga

Beda Agama (Studi Kasus pada keluarga beda Agama DI Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang) Tahun 2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, S.Pd.,M.Pd.

Kata Kunci: pendidikan ibadah mahdhah anak dan keluarga beda agama

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) bagaimana pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama, (2) problematika serta solusi apa dalam mendidik ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yakni hasil pengamatan dan wawancara pada keluarga beda agama yaitu terdiri atas orang tua dan anaknya, dan sumber sekunder yang dapat berupa foto-foto, dokumen-dokumen pribadi serta buku-buku yang dapat menunjang penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama meliputi: (a) Orang tua mengajarkan sholat pada anaknya pada saat melaksanaakan sholat, (b) Membelikan peralatan sholat sehingga anak akan lebih bersemangat dalam melaksanakan shalat, (c) Memasukkan anak ke sekolah-sekolah Islam dan mengikutkan di TPQ. (2) Problematika yang terjadi pada proses pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama meliputi (a) kurangnya pengetahuan agama orang tua, (b) orang tua yang mempertahankan kepercayaannya masing-masing, berbagai solusi yang dilakukan orang tua antara lain: (a) Menuntun anak untuk yakin terhadap agamanya, (b) Menanamkan toleransi dalam hal beragama, (c) Memberikan perhatian kepada anak yang rajin beribadah.

X

Page 13: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... I

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. II

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... III

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... IV

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI V

MOTTO ........................................................................................................... VI

PERSEMBAHAN ........................................................................................... VII

KATA PENGANTAR ..................................................................................... VIII

ABSTRAKS ..................................................................................................... X

DAFTAR ISI .................................................................................................... XI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 7

F. Metode Penelitian................................................................................. 9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 9

2. Kehadiran Penulis .............................................................................. 10

3. Lokasi Penelitian ................................................................................ 10

4. Sumber Data....................................................................................... 11

a. Data Primer ................................................................................... 11

b. Data Sekunder ............................................................................... 11

5. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 12

a. Metode Wawancara ....................................................................... 12

b. Metode Observasi .......................................................................... 13

c. Metode Dokumentasi .................................................................... 13

XI

Page 14: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

6. Analisis data ...................................................................................... 14

7. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................. 15

8. Tahapan Penelitian ............................................................................. 15

G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan ........................................................................................... 19

1. Pengertian Pendidikan ....................................................................... 19

2. Bentuk-Bentuk Pendidikan ................................................................ 20

a. Pendidikan Informal ...................................................................... 20

b. Pendidikan Formal ........................................................................ 23

c. Pendidikan Nonformal .................................................................. 26

3. Unsur-unsur Pendidikan..................................................................... 26

B. Ibadah Mahdhah .................................................................................. 28

1. Pengertian Ibadah Mahdhah .............................................................. 28

2. Hakikat Ibadah ................................................................................... 30

3. Macam-macam Ibadah ....................................................................... 31

4. Syarat Diterimanya Ibadah ................................................................ 32

C. Anak .................................................................................................... 34

1. Pengertian Anak ................................................................................. 34

D. Keluarga Beda Agama ........................................................................ 35

1. Pengertian Keluarga Beda agama ...................................................... 35

2. Pandangan Islam Terhadap Keluarga Beda Agama ........................... 35

E. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 37

BAB III PROFIL DATA

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 40

1. Letak Geografis .................................................................................. 40

2. Keadaan Penduduk............................................................................. 41

3. Penyelenggara Organisasi Pemerintah Desa Banyubiru dan

Lembaga Desa ................................................................................... 45

XII

Page 15: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

4. Keadaan Agama dan Sosial Ekonomi ................................................ 46

B. Temuan Penelitian ............................................................................... 48

1. Pelaksanaan Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak keluarga

Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang ......................................................................... 48

2. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah mahdhah

pada Anak keluarga Beda Agama di desa Banyubiru

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ................................... 55

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Pelaksanaan Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak

keluarga Beda Agama di desa Banyubiru

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ....................................... 61

B. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak

Keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang ............................................................................ 65

1. Problematika Pendidikan Ibadah mahdhah pada Anak keluarga

Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang ......................................................................... 65

a. Kurangnya Pengetahuan Agama Orang Tua ................................. 65

b. Orang tua yang Mempertahankan Kepercayaannya

Masing-Masing ............................................................................. 67

2. Solusi Pendidikan Ibadah pada Anak keluarga Beda Agama

di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ...... 68

a. Menuntun Anak untuk Yakin Terhadap Kepercayaannya ............ 68

b. Menanamkan Toleransi dalam Hal Beragama .............................. 70

c. Memberi Perhatian Kepada Anak yang Rajin Beribadah ............. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 72

B. Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

XIII

Page 16: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Jumlah Dusun dan RT/RW se Desa Banyubiru ................... 41

2. Tabel 3.2 Penduduk Desa Banyubiru Berdasarkan Jenis Kelamin

tahun 2017 ........................................................................................... 42

3. Tabel 3.3 Penduduk Desa Banyubiru berdasarkan kelompok Usia

tahun 2017 ............................................................................................ 42

4. Tabel 3.4 Penduduk desa Banyubiru Berdasarkan Agama .................. 43

5. Tabel 3.5 Mata Pencaharian Penduduk Desa Banyubiru tahun 2017 .. 44

6. Tabel 3.6 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Banyubiru……….45

XIV

Page 17: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga pada hakikatnya suatu tempat untuk memulai pendidikan

awal bagi anak. Anak-anak yang saleh merupakan hasil didikan yang

bersumber dari kedua orang tuanya. Pendidikan agama terutama ibadah

merupakan tanggung jawab orang tua kepada anaknya untuk bekal ketika

ia dewasa. Sebagaimana dalam sebuah hadis nabi yang di riwayatkan

Imam Muslim:

قَال : قَالَ رسُولُ االلهِ صَلَّى االلهُ عَلَیھِ وَ سَلَّمَ : عَن اَ بِي ھُرَیرَةَ رَضِيَ االلهُ عَنھُ

)كُلُّ مَولُودٍ یُولدُ عَلَى الفِطرَةِ فَاَبَوَاهُ یُھَوِّدَانِھِ اَو یُنَصِّرَنَھِ اَو یُمَجِّسَنَھِ (رواه البُخَارى وَمُسلِم

“Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunyalah yang menjadikan yahudi, nasrani, atau majusi”.

Oleh sebab itu anak menjadi tanggung jawab orang tua yang telah

di amanatkan Allah SWT.Untuk di didik dan di arahkan menjadi seorang

yang berakhlaq karimah.Islam memandang anak merupakan amanat yang

dibebankan oleh Allah Swt kepada orang tuanya. Mereka harus

mengantarkan anak-anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri

kepada Allah SWT.

Keluarga sesungguhnya tidak hanya sebatas pada ikatan

perkawinan saja untuk mendapatkan keturunan, akan tetapi keluarga

1

Page 18: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

merupakan sumber pendidikan yang utama. Sebab keluarga merupakan

salah satu elemen terkecil di dalam masyarakat.(Chabib,1996:103).

Menurut Djamarah (2004:2), antara keluarga dan pendidikan

adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan, karena dimana ada keluarga

di situ pula terdapat pendidikan. Di mana ada orang tua disitu pula anak

merupakan suatu kemestian dalam keluarga. Ketika terdapat orang tua

yang mendidik anaknya, maka pada waktu yang sama ada anak yang

menhajatkan pendidikan dari orang tuanya. Dari hal tersebut muncullah

istilah “pendidikan keluarga”, artinya pendidikan yang berlangsung dalam

keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tangggung

jawabnya dalam mendidik anak pada keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, dalam

lingkungan ini anak mendapatkan pengaruh. Oleh sebab itu, keluarga

merupakan pendidik tertua yang bersifat informal dan kodrati. Tugas

keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak,

sehingga anak dapat berkembang secara baik. Tugas mendidik anak pada

hakikatnya tidak bias dilimpahkan kepada orang lain. Kecuali jika anaknya

dimasukkan ke lembaga sekolah misalnya, tugas dan tanggung jawab

mendidik berada di tangan orang tuanya tetap melekat padanya.

Pendidikan agama dan spiritual bagi anak-anak adalah termasuk

bidang-bidang yang harus mendapatkan perhatian penuh oleh

keluarga.Yaitu dengan membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual

yang bersifat naluri yang ada pada anak-anak melalui bimbingan agama

2

Page 19: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

yang sehat dan mengamalkann ajaran-ajaran agama. Pendidikan agama

yang paling mendasar dan paling utama yaitu dengan mendidik anak untuk

mengetahui bagaimna cara ia beribdah dan berkomunikasi kepada Allah

SWT. Dengan menanamkan pendidikan ibadah kepada anak maka akan

menimbulkan rasa tanggung jawab baik tanggung jawab kepada dirinya

sendiri, sesama manusia, dan kepada Allah SWT.

Djamarah (2004:25), pendidikan dalam keluarga memiliki nilai

strategisdalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak

sudahmendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya melalui

keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga.

Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru merupakan salah satu

wilayah yang ada di Kabupaten Semarang. Ada banyak keberagaman yang

ada pada desa ini, terlebih banyaknya pendatang dari daerah-daerah lain

yang sekarang menetap di desa Banyubiru. Hal ini yang menimbulkan

adanya keberagaman dan perbedaan, baik tentang adat maupun agama.

Dalam bermasyarakat ada banya agama yang ada di Indonesia, di Desa

Banyubiru pula terdapat perbedaan agama antara lain Islam, Katholik, dan

Kristen. Ketiga agama ini yang mendominasi kepercayaan masyarakat

yang ada di Desa banyubiru.

Tidak berbeda pula terdapat berbedaan yang cukup kompleks

dimana dalam satu keluarga di Desa Banyubiru ini memiliki kepercayaan

yang berbada. Yaitu seperti seorang anak yang memiliki ayah seorang

muslim dan ibu seorang Katholik. Hal ini akan menimbulkan

3

Page 20: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

permasalahan dalam batin si anak. Dalam hal pendidikan ibadah pula anak

tersebut di bingungkan oleh cara beribadah kedua orang tuanya yang

sangat berbeda, akibatnya anak menjadi bingung. Di sinilah peran orang

tua sangan diperlukan untuk mendidik dan menanamkan masalah

pendidikan ibadah kepada anaknya. Apabila anak tersebut memiliki

kepercayaan dan berkeyakinan islam maka orang tua wajib mendidiknya

dengan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam terutama tentang pendidikan

ibadahnya. Selain itu pula, anak juga harus ditanamkan rasa toleransi yang

sangat besar untuk dapat menghormati dan menghargai perbedaan agama

yang ada dalam keluarganya. Sebab dalam lingkup keluarga beda agama

agama ada berbagai kepentingan yang berbeda sehingga tidak mustahil

jika ada perbedaan perlakuan dalam keluarga dan kesempatan

mengembangkan potensi diri dalam beragama, dalam hai ini adalah

pendidikan ibadah agama Islam. Hal inilah yang melatar belakangi penulis

melakukan penelitian dengan judul “PENDIDIKAN IBADAH

MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (STUDI

KASUS DI KELUARGA BEDA AGAMA DI DESA BANYUBIRU

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG) TAHUN

2017”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan fokus penelitian mengenai pendidikan ibadah mahdhah pada

4

Page 21: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada

tahun 2017 secara singkat sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak

keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2017?

2. Problematika serta solusi apa dalam pendidikan ibadah mahdhah pada

anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan ibadah mahdhah pada anak

keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2017.

2. Untuk mengetahui problematika serta solusi terbaik dalam

memecahkan masalah tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak

keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2017.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang

jelas tentang pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama di Desa

Banyubiru Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017. Dari informasi tersebut

diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis,

yaitu:

5

Page 22: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

1. Secara Teoritis

a. Hasil penlitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan

khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang

pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama.

b. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah

yang dihadapi dunia Islam.

c. Menjadi refrensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik

meneliti terutama tentang pendidikan ibadah anak keluarga beda

agama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua

1) Sebagai bahan masukan bagi orang tua tentang pentingnya

pendidikan ibadah bagi anak.

2) Sebagai bahan masukan bagi orang tua tentang keutamaan

pendidikan ibadah bagi anak.

3) Orang tua hendaknya dapat menanamkan sikap aling

menghargai, menghormati, toleransi, dan mengasihi terhadap

anggota keluarganya.

b. Bagi Anak

1) Agar dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan

beragama.

2) Cobaan yang dialami dalam hidup jangan mematahkan

semangat dalam menggapai cita-cita.

6

Page 23: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pemahaman dalam menginterpretasikan judul

tersebut, maka penulis akan memberikan penegasan atau penjelasan demi

adanya ketegasan istilah judul dan permasalahan yang akan di bahas, dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Pendidikan

Menurut Ahmad D Marimba (1989:19), pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.

Sehingga yang dimaksud pendidikan oleh penulis adalah

pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya dengan

memberikan latihan dan tuntunan sehingga dapat memiliki pengetahuan

yang luas. Pemberian pelatiahan ibadah kepada anak seperti tata cara

beribadah dan manfaaat yang didapat setelah melaksanakan ibadah.

2. Ibadah Mahdhah

Hakikat ibadah adalah penghambaan dan perbudakan, sedangkan

secara terminologi adalah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-

aturan Allah dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan

perintahnya, mulai akil baligh sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah

adalah kesetiaan, kepatuhan, dan penghormatan serta penghargaan

kepada Allah SWT serta dilakukan tanpa adanya batasan serta bentuk

khas tertentu (Muhaimin, 2005:279).

7

Page 24: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Ibadah mahdhah adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbatan

telah didesain oleh Allah SWT kemdian diperintahkan kepada Raslullah

SAW untuk mengerjakannya. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah

ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah tingkat, tata cara dan

perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah:

wudhu, tayammum, mandi hadats, shalat, membaca Al-qur’an, puasa,

i’tikaf, haji, tajhiz al-janazah, umrah, adzan, dan iqamat. (Ibadah

Mahdahah dan Ghairu Mahdhah, diakses 18 September 2017, pukul

17.15 WIB).

Penulis hanya membatasi ibadah shalat dan mengaji, sebab sudah

jelas bahwa shalat merupakan perintah Allah SWT yang terdapat dalam

rukun islam ke-2 dan merupakan tiang agama bagi umat muslim.

Sedangkan mengaji merupakan kewajiban yang harus dikerjakan bagi

semua umat muslim sehingga dapat mengerti dan memahami kitab suci

Al-Qur’an.

3. Keluarga Beda Agama

Menurut Saiful Bahri Djamaroh (2004:28), keluarga adalah suatu

institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang

suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, seiring, dan setujuan,

dalam membina mahligai rumah tangga untuk mencapai keluarga

sakinah dalam lindungan dari ridha Allah.

Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan

mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan

8

Page 25: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau

berdasarkan ajaran agama itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga beda agama

adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara

sepasang suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, seiring, dan

setujuan, dalam membina mahligai rumah tangga, dimana didalamnya

ada perbedaan keyakinan agama antar anggota keluarga. Sedangkan

pendidikan ibadah anak pada keluarga beda agama adalah pendidikan

ibadah dengan memberikan ajaran-ajaran tata cara beribadah sesuai

syariat Islam yang di lakukan pada keluarga yan memiliki keyakinan

berbeda.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif.

Penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak

menggunakan perhitungan. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan

Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskripsif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang dapat diamati.” (Lexy

J. Moloeng,2002:3).

Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis

testing. Sehingga teori yang dihasilkan bukan sebuah teori subtantif

dan teori yang diangkat dari dasar. Strauss dan Corbin dalam

9

Page 26: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Sugiyono (2012:191) mendefinisikan grounded theory (teori dasar)

adalah suatu teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian

fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian

ini mempunyai tujuan untuk membangun teori yang dapat dipercaya

dan menjelaskan wilayah dibawah studi. Pada penelitian ini hanya

mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif tentang

Pendidikan Ibadah Mahdhah Pada Anak Keluarga Beda Agama di

Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Pada Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yaitu

berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat

diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status

fenomena dari data-datayang diperoleh dari obyek penelitian, yang

kemudian dilakuakan analisis data.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data

dan sebagai instrument aktif dalam upaya untuk mengumpulkan data-

data dari lapangan. Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain

selain dari manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan

beberapa dokumen pendukung lainnya yang dapat menunjang

keabsahan hasil penelitian namun berfungsi sebagai instrumen

pendukung, oleh sebab itu kehadiran peneliti di lapangan secara

langsung sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami masalah

10

Page 27: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif

dengan informan dan atau narasumber lainnya sangat mutlak

diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang tahun 2017. Adapun alasan tempat penelitian

dilaksanakan di lokasi tersebut sebab fenomena tempat ini belum ada

yang pernah meneliti sebelumnya sehingga peneliti tertarik dan ingin

meneliti lebih jauh lagi.

4. Sumber Data

Ada sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan atau tempat penelitian. Perkataan dan tindakan

merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan

mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini

untuk mendapatkan informasi langsung tentang pendidikan ibadah

mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru

Kecamatan Banyubiru. Adapun sumber data langsung penulis

dapatkan dari warga yang melakukan nikah beda agama di Desa

Banyubiru Kecamatan Banyubiru.

11

Page 28: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber bacaan

dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri atas surat-surat

pribadi, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi

pemerintahan. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

memperkuat hasil penelitian dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan keluarga beda

agama.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam bagian ini untuk mendapatkan berbagai data dan infomasi,

peneliti menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Wawancara

Menurut Umar (2011:51) wawancara merupakan salah satu

teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaanya dapat dilakukan

secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat

juga secara tidak langsung seperti memberi daftar pertanyaan untuk

dijawab pada kesmpatan lain. Instrumen berupa pedoman wawancara

maupun checklist. Sedangkan menurut Bungin (2011:100) wawancara

bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia

dalam suatu masyarakat.

Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman

wawancara terbuka atau open interview.Sebelum melakukan

wawancara peniliti telah mempersiapkan instrument pertanyaan

12

Page 29: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

tentang pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama di Desa

Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Untuk memperoleh data maupun

informasi mengenai pendidikan ibadah anak keluarga beda agama,

maka pewawancara melakukan wawancara dengan orang tua anak

pada keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

sebagai responden.

b. Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi partisipatif

pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung,

pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam

observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia

hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.

(Sukmadinata, 2011:220).

Metode ini dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencari

berbagai data dan informasi tentang praktik pendidikan ibadah pada

anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

pada tahun 2017.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

13

Page 30: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. (Sukmadinata,

2011:221).

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan

mencari sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan

yang berbentuk dokumentasi yang berkaitan dengan pendidikan

ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa Banyubiru

Kecamatan Banyubiru pada tahun 2017. Data-data tersebut dapat

berupa surat-surat pribadi.

6. Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang

dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis.Sedangkan

pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan

pola induktif.

Menurut Matthew dan Huberman (1992:16-19) analisis data terdiri

atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data

yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan

kegiatan analisis yang terakhir adalah penarikan kesimpulan yaitu dari

permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai

14

Page 31: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

mencari arti benda-benda mencatat keberaturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan

proposisi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik garis bawah bahwa

analisis data bermaksud untuk mengorganisir berbagai data yang telah

terkumpul. Yaitu data yang telah terkumpul dari catatan lapangan

peneliti.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam hal pengecekan keabsahan data yang telah terkumpul, dalam

penelitian memiliki tingkatan kebenaran atau tidak, maka dilakukan

pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin

kevaliditasan data maka dilakukan triangulasi, yaitu teknik

pemeriksaan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding trhadap data

ini. (Moleong, 2006:330).

Penelitian ini menggunakan cara membandingkan hasil wawancara

dengan isi beberapa dokumen yang berkaitan, dengan demikian akan

menghasilkan sebuah data yang valid.

8. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdapat empat tahapan yaitu: tahap

sebelum ke lapangan, tahap pelerjaan lapangan, tahap analisis data,

dan tahap penulisan laporan. Berbagai tahap yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

15

Page 32: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahapan ini meliputi keiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat penelitian, mencangkup

observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subjek yang diteliti,

konsultasi fokus penelitian, serta penyusunan usulan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan berbagai data-data dan informasi

terkait tentang pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluara beda

agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Data tersebut dapat

diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

c. Tahap analisis Data

Tahapan analisis data yaitu melimuti analisis data yang diperoleh

dari wawancara, observasi, dan dokumentasi mendalam tentang

pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda agama di Desa

Banyubiru Kecamatan Banyubiru. Setelah itu dilakukan penafsiran

data sesuia dengan konteks permasalahan yang diteliti. Selanjutnya

dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek berbagai

sumber data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk

memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi: kegiatan penyusuanan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna

16

Page 33: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

data. Setelah melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian di tindak lanjuti hasil bimbingan

tersebut. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan

persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab

yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis

memberikan gambaran sebagai berikut:

BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang, fokus penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode

penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pendidikan,

pengertian ibadah mahdhah, pengertian anak, pengertian keluarga,

pengertian agama, pengertian beda agama.

BAB III berisi paparan data dan temuan penelitian menjelaskan tentang

keadaan penduduk berdasarkan umur, tingkat pendidikan, agama, data

hasil wawancara, meliputi: data tentang keadaan keluarga beda agama,

data tentang masalah pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda

agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru, tahun 2017.

17

Page 34: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB IV berisi gambaran pembahasan memuat tentang: bentuk pendidikan

ibadah mahdhah, Masalah pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga

beda agama, Cara mengatasi problematika pendidikan ibadah mahdhah

pada keluarga beda agama.

BAB V penutup memuat tentang: kesimpulan, kritik, dan saran.

18

Page 35: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat sehingga mereaka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo.

2003:16)

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Ahmad D

Marimba, 1989:19)

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan

yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak

itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya. (Suwarno,1988:2)

Dari beberapa paparan tentang pengertian pendidikan, maka

dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah upaya bimbingan

yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik yang dilakukan

secara sadar dan disengaja baik secara langsung maupun tidak

19

Page 36: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

langsung untuk membentuk kepribadian, sehingga dapat berguna

bagi kehidupannya di dunia dan diakhirat.

2. Bentuk-bentuk pendidikan

UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bab I, pasal 1 ayat 10 adalah sebagai berikut: “Satuan

pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan jalur formal, nonformal, dan

informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.” (UU RI no 23

tahun 2003, diakses Selasa pukul 09.14).

Berdasarkan pernyataan di atas maka, bentuk-bentuk pendidikan

dibagi menjadi tiga yaitu: pendidikan informal, pendidikan formal,

dan pendidikan nonformal.

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak

mempunyai bentuk program yang jelas dan resmi.

(Suwarno,1988:66)

Pendidikan informal yang pertama bagi setiap individu

berlangsung di tengah keluarga. Anak mendapatkan didikan

serta bimbingan yang pertama barasal dari kedua orang tuanya.

Pendidikan kepribadian, nilai-nilai keagamaan dan moral,

bahkan ketrampilan didapat dari kedua orang tua. Sehingga

kewajiban orang tua dalam mendidik anak-anaknya merupakan

kodrat, bahkan pendidikan dilakukan sejak anak berada di

20

Page 37: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

dalam kandungan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-

Nahl ayat 78:

وَا اللهُ اَ خرَجَكُم مِن بُطُونِ اُمَّھتِكُم لَا تَعلَمُونَ شَیْئًا وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ

كُرُوْنَوَالاَفْئِدَةَ لَعَلَكُمْ تَشْ

Artinya :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengerti suatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, pemglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”(Departemen Agama RI,2007:275)

Oleh sebab itu, sebagai orang dewasa hendaknya

memberikan teladan yang baik bagi anak dalam tiap ucapan,

tingkah laku, sehingga dapat tercermin pula dalam diri anak

kepribadian yang baik.

Hasbullah (1999:39-43) menjelasakan bahwa pendidikan

informal memiliki beberapa fungsi yaitu:

1) Pengalaman pertama masa kanak-kanak

Lembaga pendidikan yang ada dalam keluarga member

pengalaman pertama yang merupakan factor penting dalam

perkembangan pribadi anak. Suasana dari sinilah

keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu

selanjutnya ditentukan.

2) Menjamin kehidupan emosional anak

Melalui pendidikan keluarga ini kehidupan emosional atau

kebutuhan akan rasa sayang dapat terpenuhi atau dapat

21

Page 38: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

berkembang secara baik, hal ini disebabkan karenan adanya

hubungan darah antara pendidik dan anak didik, karena orang

tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena

hubungan itu tadi didasarkan rasa cinta kasih sayang murni.

3) Menanamkan dasar pendidikan moral

Di dalam keluarga, merupakan penanaman pendidikan

pertama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya

tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan

yang dapat dijadikan contoh bagi anak-anaknya guna

membentuk manusia susila.

4) Memberikan dasar pendidikan sosial

Keluarga merupakan lembaga sosial resmi, yang terdiri

dari ayah, ibu, dan anak. Perkembangan benih-benih social

pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama lewat

kehidupan keluarga yang perlu menciptakan rasa tolong

menolong dan gotong royong kekeluargaan.

5) Peletakan dasar-dasar keagamaan

Keluarga disamping berfungsi dalam menanamkan dasar-

dasar pendidikan moral, social, juga berfungsi dalam

peletakan dasar-dasar keagamaan. Karena masa anak-anak

adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar

hidup beragama.

22

Page 39: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Dari fungsi pendidikan diatas menunjukan bahwa

pendidikan informal tidak dapat diabaikan begitu saja. Justru

dalam pendidikan informal inilah yang dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Oleh sebab itu setiap orang tua harus

mampu mendidik anaknya dengan baik karena pendidikan

keluarga merupakan sarana dalam membentuk karakteristik

serta kepribadian anak.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang

diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan

sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut

sekolah. (Ihsan,2001:77)

Dari pengertian tersebut maka, sekolah adalah tempat

berlangsungnya pendidikan formal yang mempunyai program

jelas dan resmi yang bertujuan untuk mengembangkan

ketrampilan, sikap, pengetahuan serta nilai-nilai berdasarkan

jenjang pendidikan dan umur anak.

Lembaga pendidikan formal (sekolah) adalah lembaga

pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga yang tidak

bersifat kodrati, yakni tidak atas dasar hubungan darah antara

guru dan murid seperti halnya dalam keluarga tetapi

berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan.

(Hasbullah,1999:71)

23

Page 40: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Hasbullah (1999:52-53), lembaga pendidikan formal

memiliki banya ragamnya serta tergantung dari sebagaimana

melihatnya.

1) Ditinjau dari segi mengusahakan

a) Sekolah Negeri

Yaitu sekolah yang diusahakan pemerintah, baik dari

segi pendanaan fasilitas, keuangan maupun pendanaan

tenaga pengajar. Instansi penyelengara pada umumnya

adalah departemen pendidikan dan kebudayaan

(Depdikbud) untuk sekolah-sekolah umum, dan

departemen agama untuk sekolah-sekolah yang berciri

khas agama Islam.

b) Sekolah Swasta

Yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah,

yaitu badan-badan swasta. Dilihat dari statusnya, sekolah

swasta terdiri dari disamakan, diakui, terdaftar, damn

tercatat.

2) Ditinjau dari sudut tingkatan

a) Pendidikan Pra Sekolah

Yaitu suatu penyelenggaraan pendidikan yang

diperuntukan bagi anak-anak sebelum memasuki jenjang

pendidikan.

24

Page 41: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

b) Pendidikan Dasar

(1) Sekolah Dasar (SD) atau Madarasah Ibtidaiyah

(MI).

(2) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

Madarasah Tsanawiyah (MTs).

c) Pendidikan Menengah

(1) Sekolah Menengah Umum (SMU) dan kejuruan.

(2) Madrasah Aliyah (MA).

d) Pendidikan Tinggi

(1) Akademi

(2) Institut

(3) Sekolah Tinggi

(4) Universitas

3) Ditinjau dari sifatnya

a) Sekolah umum, yaitu sekolah yang belum

mempersiapkan anak dalam kondisi spesialisasi pada

bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya

adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang

lebih tinggi tingkatannya.

b) Sekolah kejuruan, yaitu lembaga pendidikan yang

mempersiapkan anak menguasai keahlian-keahlian

tertentu.

25

Page 42: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

c. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang

diselenggarakan secara sengaja dan berencana tapi tidak

sistematis di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

(Ihsan,2001:77)

Pada pendidikan nonformal tenaga pengajar, fasilitas,

waktu, cara pengajaran, dan komponen-komponen lainnya

disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Sehingga

pendidikan ini dapat diperoleh oleh setiap lapisan masyarakat.

Materi yang disampaikan dalam pendidikan ini tidak hanya

mencangkup materi pelajaran saja, sehingga pelajarannya lebih

luas dan out put yang dihasilkan akan lebih baik sesuai dengan

bidangnya masing-masing.

3. Unsur-unsur Pendidikan

Unsur-unsur pendidikan terdiri atas:

a. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik atau pribadi yang

otonom, yang ingin diakui keberadaannya yang ingin

mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan

masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

Peserta didik memiliki ciri-ciri:

26

Page 43: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

1) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang

khas.

2) Individu yang sedang berkembang.

3) Individu yang membutuhkan bimbingan individu dan

perlakuan manusiawi.

4) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

b. Pendidik

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik

harus memiliki kewibawaan dan menghindari penggunaan

kekuasaan lahir.

c. Interaksi edukatif antar peserta didik dan pendidik

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal

balik antar peserta didik dengan pendidikmyang terarah kepada

tujuan pendidikan, dimana ketika proses pembelajaran yang

sedang berlangsung mendapatkan suasanan belajar yang efektif.

d. Materi atau isi pendidikan (kurikulum)

Dalam system pendidikan persekolah,materi telah diramu

dalam kurikulum yang disajikan sebagai sarana pencapaian

tujuan.

e. Konteks yang mempengaruhi pendidikan

Konteks yang dapat mempengaruhi dalam proses pendidikan

adalah alat dan metode yang diartikan sebagai segala sesuatu

27

Page 44: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk

mencapai tujuan pendidikan.

f. Perbuatan pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidikketika menghadapi

peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam

penyampaian pelajaran juga menunjang perkembangan peserta

didik, pendidik harus menghindari sikap menekan mental

peserta didik.

g. Evaluasi dan tujuan pendidikan

Sikap mengulas kembali pelajaran-pelajaran yang sudah

dipelajari dalam bentuk latihan dan tugas-tugas. Tujuannya

adalah membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali

materi-materi yang telah dibahas sebelumnya, agar peserta didik

semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, pendidikan dapat

berlangsung jika terpenuhi seluruh unsur-unsurnya. Setiap unsur

dalam pendidikan memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika

terdapat satu unsur dalam pendidikan tidak terpenuhi maka terjadi

ketidak seimbangan dalam proses pendidikan.

B. Ibadah Mahdhah

1. Pengertian Ibadah Mahdhah

Hakikat ibadah adalah penghambaan dan perbudakan,

sedangkan secara terminologi adalah usaha mengikuti hukum-

28

Page 45: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

hukum dan aturan-aturan Allah dalam menjalankan kehidupan

yang sesuai dengan perintahnya, mulai akil baligh sampai

meninggal dunia.Indikasi ibadah adalah kesetiaan, kepatuhan, dan

penghormatan serta penghargaan kepada Allah SWT serta

dilakukan tanpa adanya batasan serta bentuk khas tertentu

(Muhaimin, 2005:279).

Hasbi-Al Shiddieqy (Saleh,2008:3-5) mengungkapkan dalam

kuliah ibadahnya:

Menurut ulama’ Tauhid ibadah adalah: “Pengesaan Allah dan pengagungan-Nya dengan segala kepatuhan dan kerendahan diri kepada-Nya”. Menurut ulama’ Akhlak, Ibadah adalah: “Pengalaman segala kepatuhan kepada Allah secara badaniah, dengan menegakkan syariah-Nya”.

Menurut ulama’ Tasawuf, Ibadah adalah: “Perbuatan mukallaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya untuk mengagungkan Tuhan-Nya”. Sedangkan menurut ulama’ Fiqh, ibadah adalah: “Segala kepatuhan yang dilakukan untuk mencapai ridha Allah, dengan mengharapkan pahala-Nya di akhirat”.

Menurut jumhur ulama’: “Ibadah adalah nama yang mencangkup perbuatan , baik terang-terangan maupun diam-diam.”

Ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti) yakni,

ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh

nash dan merupakan sari ibadah kepada Allah SWT. Seperti

shalat, puasa, zakat, dan haji (Ahmad Thib Raya dan Siti

Musdiah, 2003:142).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ibadah

mahdhah adalah usaha yang dilakukan setiap umat untuk

29

Page 46: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-

Nya yang dilakukan pada mulanya berasal dari hati namun

diwujudkan dengan perbuatan serta ucapan, sekaligus cerminan

ketaatan kepada Allah SWT yamg berupa ibadah khusus seperti

sholat, mengaji, dan puasa.

2. Hakikat Ibadah

Ketika seseorang diciptakan Allah maka tidak hanya semata-

mata ada di dunia tanpa adanya tujuan di balik diciptakannya

manusia. Allah menciptakan setiap insan untuk beribadah kepada-

Nya. Seperti firman Allah SWT dalam QS.Adzariyat ayat 56:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِیَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku.” (Departemen Agama,2007:523)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diciptakan

bukan sekedar hidup dan mendiami dunia ini dan mengalami

kematian tanpa adanya pertanggung jawaban kepada pencipta-Nya.

Melainkan manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah

kepada-Nya.

Ibadah tidak hanya terbatas pada sholat, puasa ataupun

membaca Al-Qur’an tetapi ibadah berarti segala sesuatu yang

disukai Allah serta mendapatkan ridha-Nya baik berupa perkataan,

perbuatan, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-

sembunyi.

30

Page 47: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Pada dasarnya, tujuan akal dan pikiran adalah baik dan

benar. Akan tetapi sebelum jalan akal dan fikiran itu diarahkan

dengan baik, kebenaran dan kehendaknya itu belum tentu baik dan

benar menurut Allah. Oleh sebab itulah manusia diberi beban atau

taklif, yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan menurut

agama Allah SWT, yaitu agama islam. Gunanya adalah

memperbaiki jalan akal pikiranya.(Mas’ud,2007:19)

3. Macam-Macam Ibadah

Menurut Ahmad Thib Raya dan Siti Musdiah (2003:142), secara

garis besar ibadah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

a) Ibadah Khassah (khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yang

ketentuannya pasti) yakni, ibadah yang ketentuan dan

pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nash dan merupakan

sari ibadah kepada Allah SWT. Seperti shalat, puasa, zakat,

dan haji.

b) Ibadah ‘ammah (umum), yakni semua perbuatan yang

mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang

ikhlas karena Allah SWT. Seperti minum, makan, dan

bekerja mencari nafkah.

Pengaturan hubungan ibadah antara manusia dan Allah SWT

merupakan hubungan ibadah yang dilakukan secara langsung.

Manusia beribadah kepada Allah merupakan kewajiban dan

kebutuhan guna mendekatkan diri kepada penciptanya. Walaupun

31

Page 48: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

ibadah dibagi menjadi beberapa tetap saja bahwa ibadah yang

dilakukan adalah semata-mata karena Allah SWT.

4. Syarat Diterimanya Ibadah

Ibadah dalam kehidupan sehari-hari adalah perkara yang tidak

bisa dilepaskan. Setiap manusia beragama akan terus beribadah

kepada Tuhan-Nya. Dalam islam, segala bentuk ibadah telah

disyariatkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab

jika ibadah tidak memiliki dasar dalam melaksanakannya berarti

dinamakan bid’ah.

Syaikh Dr.Shalih bin Fauzan bin Abdullah (2013:81)

menyatakan, “amalannya ditolak dan tidak diterima, bahkan ia

berdosa karenanya, sebab amal tersebut adalah maksiat, bukan

taat.”

Berdasarkan pernyataan diatas telah jelas bahwa setiap ibadah

yang dilakukan tidak ada dasarnya maka ibdahnya atau amalannya

ditolak bahkan mendapatkan dosa. Dalam beribadah terdapat

beberapa syarat yang harus terpenuhi agar ibadah tersebut tidak

mengakibatkan dosa yaitu:

a) Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan

kecil.

b) Sesuai dengan tuntunan Rosul.

32

Page 49: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Selain syarat-syarat tersebut dijelaskan pula agar ibadah

kita diterima oleh Allah SWT maka harus memiliki sifat berikut:

a) Ikhlas, artinya hendaklah ibadah yang kita kerjakan itu

bukan mengharap pemberian dari Allah, tetapi semata-mata

karena perintah-Nya dan ridha-Nya. Juga bukan karena

mengharap serga bukan pula tajut kepada neraka. Karena surge

dan neraka itu tidak dapat menyenangkan atau menyiksa tanpa

seizin Allah SWT.

b) Meninggalkan riya’, artinya beribadah bukan karena malu

kepada manusia atausupaya dilihat orang lain.

c) Bermurabaqah, artinya yakin bahwa Tuhan itu selalu

melihat dan ada disamping kita sehingga kita bersikap sopan

kepada-Nya.

d) Jangan keluar dari waktu-Nya, artinya mengejar ibadah

dalam waktu tertentu, sedapat mungkin dikerjakan dari awal

waktu. (Ibnu Mas’ud, 2007:20).

Pada intinya manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk

senantiasa beribadah kepada-Nya. Dalam beribadah tidak hanya

untuk mendapatkan pahala melainkan ibadah yang dilakukan

berdasarkan pada perintah-Nya. Seseorang yang memiliki akhlaq

yang baik niscaya setiap langkahnya selalu ingat kepada Allah.

Sehingga perilakunya dapat terkontrol dan selalu merasa diawasi

oleh Allah SWT.

33

Page 50: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

C. Anak

1. Pengertian Anak

Secara umum dalam sebuah rumah tangga mendambakan

datangnya buah hati. Anak merupakan sebuah kebanggan bagi

kedua orang tuanya. Anak merupakan keturunan atau generasi

sebagai suatu hasil hubungan kelamin atau persetubuhan antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam ikatan

perkawinan.

Menurut Soerojo Wignjodipoero anak adalah kecuali dilihat

oleh orang tuanya sebagai penerus generasi juga anak itu

dipandang pula sebagai wadah dimana semua harapan orang tuanya

kelak kemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang sebagi

pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu

lagi secara fisik untuk mencari nafkah.(Tholib Setiady, 2010:173).

Dikemukakan oleh Ter Haar bahwa saat seseorang menjadi

dewasa ialah saat ia (laki-laki atau perempuan) sebagai orang yang

sudah berkawin, sebagai laki bini muda merupakan keluarga yang

berdiri sendiri. (Sastrawijaya, 1977:18)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anak adalah

seseorang yang dilahirkan dari hubungan antara laki-laki dan

perempuan yang menikah sebagai orang tuanya, ia menjadi wadah

harapan bagi kedua orang tuanya kelak, sebagi pelindung orang

tuanya yang sudah tidak mampu fisik dan mencari nafkah.

34

Page 51: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

D. Keluarga Beda Agama

1. Pengertian Keluarga Beda Agama

Sebelum menjelaskan tentang pengertian keluarga beda agama,

terlebih dahulu akan dijelaskan tentang keluarga dan agama.

Menurut Saiful Bahri Djamaroh (2004:28), keluarga adalah

suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara sepasang

suami istri untuk hidup bersama, seia sekata, siring, dan setujuan, dalam

membina mahligai rumah tangga untuk mencapai keluarga sakinah

dalam lindungan dari ridha Allah.

Dari pengertian diatas maka, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga ayah dan anggota keluarga

ibu dan anak sehingga dapat membina rumah tangga yang sakinah dan

dalam lindungan dari ridha Allah SWT.

Setelah mengetahui pengertian keluarga selanjutnya dijelaskan

pengertian Agama dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.

Agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan

dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara,

penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia

menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.

Murtadha Mutahhari (1984:45), menjelaskan agama memiliki

peranan antara lain:

a. Agama adalah produk rasa takut.

b. Agama adalah produk kebodohan.

35

Page 52: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

c. Pendambaan akan keadilan dan keberaturan.

d. Dari kalangan Marxis: agar kelas penindas dan

mempertahankan privilese, kedudukan dan kekuasaanya di

antara bangsa-bangsa.

Dari devinisi antara keluarga dan agama maka dapat disimpukan

bahwa keluarga beda agama adalah suatu institusi yang terbentuk

karena ikatan perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup

bersama, seia sekata, siring, dan setujuan, dalam membina mahligai

rumah tangga, dimana didalamnya ada perbedaan keyakinan agama

antar anggota keluarga.

2. Pandangan Islam Terhadap keluarga Beda Agama

Dalam islam mengajarkan bahwa dibentuknya keluarga

merupakan anjuran dan merupakan sunah Rasulullah Saw. dalam

agama islam sudah dianjurkan bahwa setiap laki-laki muslim itu

menikahi perempuan muslim begiru pula sebaliknya. Tetapi seiring

dengan perkembangan zaman banyak laki-laki muslim maupun

perempuan muslim yang menikah dengan laki-laki atau perempuan non

muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah Ayat

221:

تُنْكِحُوْاوَلَاتَنْكِحُوْا الْمُشْرِكَتِ حَتَى یُؤْمِنَّ وَلَا مَةٌ مُّؤْ مِنِةٌ خَیْرٌمِّنْ مُّشْرِ كَةٍ وَّ لَوْ اَعْجَبَتْكُمْ وَلَا

بْدٌ مُّؤْ مِنٌ جًیْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّ لَوْ اَعْجَبَتْكُمْ اُو لَئِكَ یَدْ عُوْنَ اِلَى الْمُشْرِ كِیْنَ حَتَّى یُؤْ مِنُوْا وَ لَعَ

وْنَالنَّارِ و االلهُ یَدْ عُوْااِلَى الْجَنَّتِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِ ذْنِھِ وَ یُبَیِّنُ اَیَتِھِ لِنَّاسِ لَعَلَّھُمْ یَتَذَكَرُ

36

Page 53: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Artinya: “Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik dari pada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surge dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkam ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran”. (Departemen Agama, 2007:35). Dari ayat tersebut telah jelas bahwa setiap keluarga yang di bina

harus memiliki satu agama yang sama. Islam memandang bahwa

keluarga yang dibina memiliki beberapa agama yang berbeda maka

akan menimbulkan dosa. Walupun dalam kehidupan bermasyarakat

terdiri atas beberapa agama yang berbeda maka wajiblah bersikap

toleransi. Sehingga akan menimbulkan kerukunan dalam umat

beragama. Seperti fiman allah dalam Al-Qur’an surat Al-Kafirun ayat 6:

لَكُمْ دِیْنُكُمْ وَلِيَ دِیْنِ

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”.(Departemen Agama RI, 2007:603)

E. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian oleh Adi Pitoyo, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga tahun 2011yang berjudul “Pengaruh

Bimbingan Keagamaan Dalam Keluarga Terhadap Pengalaman

Ibadah Anak di Rw 06 Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang”. Skripsi ini menjelaskan tentang

bimbingan yang keagamaan dalam keluarga dan pengalaman

ibadah anak sesudah dan sebelum mendapatkan bimbingan

37

Page 54: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

ibadah. Yaitu apakah memiliki pengaruh yang cukup signifikan

atau tidak terhadap pengalaman ibadah anak setelah

mendapatkan bimbingan ibadah dalam keluarga. Penelitian

dalam skripsi ini menitik beratkan pada pengaruh bimbingan

ibadah dalam keluarga sebelum dan sesudah anak mendapatkan

bimbingan pengalaman ibadah.

2. Penelitian oleh Yaquta Mustofiah, Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Salatiga tahun 2012 yang berjudul “Pendidikan

Agama Islam Pada Anak Dalam Keluarga Beda Agama di

Kelurahan Sidorejo Lor Kota Salatiga”. Skripsi ini menjelaskan

tentang pendidikan agama Islam yang berlangsung pada suatu

keluarga yang berbeda agama. Yang mencangkup berbagai

macam metode yang diberikan orang tua dalam membimbing

anaknya untuk mempelajari agama islam. Berbagai macam

problematika orang tua beda agama dalam mendidik anaknya

dalam memberikan pembelajaran agama islam. Penelitian dalam

skripsi ini menitikberatkan bagaimana cara orang tua yang

memiliki perbedaan agama dalam mendidik anaknya dalam hal

pendidikan agama islam.

Dari dua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan

dengan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti

adalah pada penelitian yang terdahulu menjelaskan tentang pendidikan

ibadah yang dilakukan orang tua kepada anaknya sebelum dan sesudah

38

Page 55: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

mendapatkan pendidikan agama Islam. Serta pada penelitian

selanjutnya hanya meneliti pada anak yang beragama islam saja dalam

mendapatkan pendidikan ibadah pada keluarga yang beda agama. Jika

dibandingkan, penelitian yang penulis teliti adalah meneliti tentang

pendidikan ibadah pada anak keluarga beda agama, baik anak tersebut

beragama Islam maupun non Islam. Terdapat metode yang diberikan

untuk mendidik anak yang memiki keyakinan yang berbeda dengan

orang tuanya, problematika serta pencarian solusi yang tepat dalam

mendidik ibadah anak walaupun memiliki orang tua yang berbeda

agama.

39

Page 56: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB III

PROFIL DATA

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Desa Banyubiru terletak di Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang. Terletak diantara Kota Salatiga dan Ambarawa. Desa

Banyubiru merupakan daerah yang memiliki potensi Sumber Daya

Manusia (SDM) yang cukup besar mencapai 8.459 jiwa dan memiliki

potensi wilayah yang luas mencapai 677,087 ha. Memiliki iklim tropis

dan memiliki hawa yang cukup sejuk. Suhu udara rata-rata berkisar

antara 23-25 derajat celcius pada pagi hari dan 29 deraajat celcius

pada siang hari.

Adapun batas Wilayah Desa Banyubiru adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pojok Sari.

b. Sebelah Barat : Desa Rapah / Desa Brongkol.

c. Sebelah Selatan : Desa Wirogomo

d. Sebelah Timur : Desa Kebondowo

Mengenai pertanahan adalah sebagai berikut:

a. Tanah Sawah : 192.087 Ha

b. Irigasi teknis : 41.00 Ha

c. Irigasi ½ teknis : 133.087 Ha

40

Page 57: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

d. Sederhana : -

e. Tanah AD (Angk. Darat) : 18.000 Ha

f. Tanah kering : 264.963 Ha

g. Pekarangan/bangunan : 72.123 Ha

h. Tegalan/kebunan : 178.860 Ha

i. Padang gembala : -

j. Tambak/kolam : -

k. Rawa : 220.000 Ha

2. Keadaan Penduduk

Desa Banyubiru terletak diantara Kota Salatiga dan

Ambarawa. memiliki 9 dusun dan memiliki jumlah penduduk

mencapai 8.459 jiwa. Untuk lebih rinci diklasifikasikan menurut

dusun dan jumlah RT dan RW pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Dusun dan RT/RW se Desa Banyubiru

NO DUSUN JUMLAH RW JUMLAH RT KETERANGAN

1 Krajan 2 11

2 Kampung Rapet

1 4

3 Randusari 2 4

4 Tegalwuni 2 6

5 Cerbonan 3 9

6 Demakan 2 8

41

Page 58: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Penduduk Desa Banyubiru terdiri atas jiwa. Adapaun klasifikasi

penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Penduduk Desa Banyubiru berdasarkan jenis kelamin tahun 2017

NO Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 4.482

2. Perempuan 4.377

Jumlah 8.859

Desa Banyubiru mempunyai jumlah penduduk 8.859 Jiwa, yang tersebar 9 dusun yang terdiri atas berbagi jenjang usia. Berikut klasifikasi penduduk Desa Banyubiru berdasarkan usia:

Tabel 3.3

Penduduk Desa Banyubiru berdasarkan kelompok usia tahun 2017

NO Kelompok Umur

(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 < 1 446 496 942

7 Pancuran 1 4

8 Dangkel 1 Rw ikut Rw II Dusun Krajan

9 Tawang Rejo 1 2

10 Jumlah Dusun total 9

Jumlah Rw total :

14

Jumlah Rt total : 49

42

Page 59: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

2 1 < 5 412 416 828

3 6 < 10 378 435 813

4 11 < 15 405 432 837

5 16 < 20 399 488 887

6 21 < 25 456 438 894

7 26 < 30 438 395 833

8 31 < 40 382 449 831

9 41 < 50 397 338 735

10 51 < 60 343 371 714

11 60 keatas 251 294 545

Jumlah 4307 4552 8859

Penduduk Desa Banyubiru berjumlah 8.859 jiwa, yang memiliki

kepercayaan beragam. Untuk lebuh jelasnya sesuai dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Penduduk Desa Banyubiru berdasarkan Agama tahun 2017

No Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah

Agama

1. Islam 4.177 4.083 8.260

2. Kristen 93 102 195

3. Katholik 203 186 389

4. Hindu 5 9 14

5. Budha 1 0 1

43

Page 60: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

6. Kepercayaan 0 0 0

Jumlah 8.859

Desa Banyubiru adalah desa dengan latarbelakang penduduk yang

memiliki pekerjaan yang beragam. Adapun lebih jelasnya pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Mata pencaharian penduduk Desa Banyubiru tahun 2017

NO Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 PNS 46 14 60

2 TNI 22 0 22

3 Polri 23 3 26

4 Pegawai Swasta 166 51 217

5 Pensiunan 148 116 264

6 Pengusaha 22 0 22

7 Buruh Bangunan 42 0 42

8 Buruh Industri 92 194 286

9 Buruh Tani 36 11 47

10 Petani 56 0 56

11 Peternak 5 0 5

12 Nelayan 15 0 15

13 Lain-lain 66 10 76

Jumlah 739 399 1138

44

Page 61: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

3. Penyelenggara Organisasi Pemerintah Desa Banyubiru dan

Lembaga Desa

Tabel 3.6

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Banyubiru

No. Jabatan Nama

1. Kepala Desa Sri Anggoro Siswaji

2. Sekertaris Desa Tri Joko Siswantoro

3. Kaur Keuangan Sudarmanto Setiadi, SP

4. Kasi Umum Suwadi

5. Kaur Pemerintahan Anik Sri Rahayu, SH

6. Kaur Pembangunan H. Joko Sungkono

7. Kaur Kesra Suhodo

8. Pembantu Perangkat Didik Kiswantoro

9. Kadus Krajan Djoko Feriyanto

10. Kadus Dangkel Sugiyanto

11. Kadus Kampung Rapet PD. Supri Daryono

12. Kadus Randusari Ismail

13. Kadus Tegalwuni Sukaryanto

14. Kadus Cerbonan Achmad Mujadil

15. Kadus Demakan Mudiono

16. Kadus Pancuran Purwadi

17. Kadus Tawang Rejo Slamet

45

Page 62: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

4. Keadaan Agama dan Sosial Ekonomi

a. Keadaan Sosial Ekonomi

Dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam bidang

ekonomi juga nampak adanya peningkatan taraf hidup dan inkam

perkapita waluapun tidak signifikan. Harga barang kebutuhan

sehari-hari khususnya 9 bahan pokok tetap terkendali dan dapat

dijangkau oleh masyarakat.

Adanya bantuan-bantuan dari pemerintah baik dalam

program Raskin, Jamkesmas yang sudah tertata sistem

penyalurannya pada keluarga tidak mampu (miskin). Namun

demikian hal ini mempunyai dua dampak di satu sisi berdampak

positif sehingga masyarakat bisa mengembangkan dana bantuan

menjadi modal usaha tetapi di sisi lain juga berdampak negatif

karena masyarakat menjadi lebih malas untuk berusaha (dalam

istilah jawa njagakke) dan juga menimbulkan sedikit keirian warga

yang tidak dapat bantuan namun dari semua itu kami selaku

pemerintah Desa sudah mencoba mengatasinya sehingga

masyarakat bisa memahami.

Dalam kehidupan berkoperasi di Desa Banyubiru cukup

menggembirakan dimana di tiap-tiap Dusun sampai ke tingkat RT

maupun lingkungan tumbuh pra koperasi yang dikelola oleh warga

setempat.

46

Page 63: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Dengan adanya pra koperasi ini juga sangat berpengaruh

dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Banyubiru. Apalagi

ditunjang dengan program PNPN-Mandiri khususnya di bidang

Simpan Pinjam dan UEP yang bisa dinikmati masyarakat pencari

modal usaha kecil menengah tanpa jaminan dan bunga sangat lunak

sehingga mempercepat putaran bisnis / ekonomi di desa.

b. Keadaan Agama Melihat pada tabel 3.4 kehidupan beragama di wilayah

Desa Banyubiru terasa penuh dengan rasa kekeluargaan, toleransi

antar umat beragama juga nampak hidup dengan harmonis. Dengan

adanya pengajian-pengajian, jemaah Yasin/Berjanji, Jemaah

Misa/Kebaktian yang berkembang kondusif sehingga bisa

meningkatkan kualitas ketaqwaan masing-masing pemeluk agama.

Bahkan toleransi dalam beragama juga terdapat dalam satu

lingkungan keluarga. Yaitu keluarga yang memiliki perbedaan

agama antar anggota keluarga. Yang biasanya dalam keluarga

hanya ada 1 agama yang dianut tetapi ini terdapat 2 agama yang di

anut. Sehingga dalam kasus ini toleransi dalam beragama sangat

dibutuhkan.

Pendidikan keagamaan bagi anak juga diperhatikan, sebab

dalam satu lingkungan keluarga memiliki perbedaan agama. Harus

adanya dukungan dari orang tua yang memiliki agama yang sama

dan juga orang tua yang berbeda agamanya dengan anak. Sebab

47

Page 64: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

agama yang diajarkan dalam keluarga akan mempengaruhi anak

dalam beribadah dan dalam kehidupannya.

B. Temuan Penelitian

1. Pelaksanaan Pendidikan Mahdhah Ibadah Pada Anak

Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pendidikan ibadah anak pada keluarga beda

agama yang terdiri atas 6 keluarga yang berjumlah 20 Informan

sebagai berikut:

Pendidikan ibadah anak pada responden ke-1, yaitu bapak

YLT dan ibu T orang tua dari SWS. Penulis mendapakan data pada

tanggal 11 Mei 2017 di Dusun Tegalwuni dan hasilnya sebagai

berikut:

Pada keluarga SWS (15th) awalnya memiliki keluarga yang

beragama Islam. Ibunya T dan ayahnya YLT adalah seorang

menikah sesuai dengan syariat islam. Tetapi keadaan berubah

ketika adik bapak YLT menikah dengan seorang pendeta sehingga

secara tiba-tiba bapak YLT memutuskan untuk berpindah agama

menjadi seorang Khatolik.

Sebagaimana yang dituturkan oleh bapak YLT adalah sebagai

berikut:

“Dulunya saya menikah dengan syariat Islam. Tetapi setelah beberapa tahun menikah trus adik saya menikah dengan seorang

48

Page 65: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

pendeta ada sing beda dengan saya. Yaa akhirnya saya pindah agama mbak. Tapi saya tidak memaksa anak dan istri saya ikut dengan agama saya sekarang. Walaupun saya, istri dan anakku punya agama yang berbeda tapi dalam mendidik agama anak saya tetap memberikan pelajaran yang terbaik untuk anakku mbak.” ( 11 mei 2017). Pada saat itu SWS sudah berusia 5 tahun ia memeluk agama

Islam. Seperti pada umumnya SWS dididik oleh ibunya T untuk

mengaji dan sholat seperti membelikan Iqro’ untuk belajar mengaji

bersama ibunya. Dalam hal sholat SWS kecil juga diajarkan ibunya

serta mendapatkan ilmu agama di sekolah hingga saat ini. Dalam

hal ini bapak YLT tidak mempermasalahkan memiliki perbedaan

keyakinan dengan anaknya. Bahkan bapak YLT sering menyuruh

anaknya untuk sholat dan mengaji.

Sebagaimana yang di tuturkan ibu T adalah sebagi berikut:

“Nak SWS sudah tak ajari sholat sama ngaji dari dia kecil mbak. Tak tumbaske iqra’ sama sarung. Nak ngaji tak masukke TPQ tempat e Mbah Bakrim trus sholat tak ajari alon-alon mbk. Bapak ne nak ngerti SWS durung sholat kui mesti di elingke mbak kon sholat walau pun bedo agamane. Tapi biyen pas iseh cilik SWS kui mesti melu neng gereja karo bapakne nganti kira-kira SD kelas 5nan lagi mudeng ora melu meneh neng greja. Aku ya tetep ngajari anakku sing apik nak kabeh agama kui ngajarke ibadah sing apik”.(11 Mei 2017) Hal yang hampir serupa juga terjadi pada informan ke-2 yaitu

keluarga bapak H dan ibu D orang tua dari V (13 tahun) dan S (9

tahun) penulis mendapatkan datanya pada tanggal 13 Mei 2017 di

Dusun Tegalwuni, dan hasilnya sebagai berikut:

Pada awalnya bapak H menikah dengan ibu D yang memiliki

latar belakang keluarga beragama Khatolik. Setelah menikah ibu D

49

Page 66: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

menjadi seorang mualaf sebab mengikuti keyakinan bapak H.

Setelah lahir anak ke-2 yaitu S, ibu D memutuskan untuk berpindah

keyakinan kembali menjadi seorang Khatolik. Sebagaimana yang

dituturkan oleh ibu D kepada penulis adalah sebagai berikut:

“Dulunya saya pindah agama itu ikut suami mbak, setelah itu saya merasa tidak nyaman yaa saya putuskan balik lagi ke agama saya yang dulu. Anak saya yang besar V mengikuti agama bapaknya trus yang S ikut agama saya. Tapi saya memberikan ajaran ibadah sesuai dengan agama mereka mbak dan tidak pernah saya paksa-paksa”. (13 Mei 2017).

Bapak H mengajari putrinya V untuk sholat dan mengaji

seperti mengibaratkan orang yang hidup itu membutuhkan

makanan. Sedangkan Ibu D mengajari anaknya S dengan selalu

membawanya ke gereja setiap kali peribadatan. Dalam keluarga ini

tidak terjadi pemaksaan dalam hal beribadah dan memeluk agama.

Sebagaimana yang di tuturkan bapak H:

“Agama kui koyo wong sing urip trus butuh panganan mbak, dadi V kui tak ajari ibadah sholat, ngaji ora tau tak peksa. Malahan ibune kui sing jengkel nak V lali ora sholat. Tak kon mangkat TPQ nang Mbah Bakrim ben iso ngaji gawe erip e dewe. Beda karo S mbak, S kui mesti angel yen di kandani kon melu ibune neng greja malah seneng dolan wae, aku ya jengkel mbak nak S kui ora melu sembahyangan. Makane kui saben minggu melu neng greja karo sekolah minggu neng greja”. (13 Mei 2017). Pelaksanaan pendidikan ibadah anak pada informan yang

ke-3 penulis mewawancarai pada keluarga bapak C dan ibu D

orang tua M (7 tahun) pada tanggal 17 Mei 2017 di Dusun

Cerbonan, dan hasilnya sebagai berikut:

50

Page 67: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Bapak C dan ibu D menikah secara agama Katholik. Bapak

C memiliki latar belakang keluaraga Khatolik dan ibu D memiliki

latar belakang agama Islam. Tetapi ibu D tetap teguh dengan

keyakinannya yaitu Islam walaupun menikah secara

Khatolik.seperti yang di tuturkan ibu D kepada penulis yaitu:

“Saya dulu menikah di gereja mbak, tapi saya tidak mau pindah keyakinan. Saya percaya Allah maha tau mbak. Suami saya juga tidak memaksa untuk saya pindah agama, dia (suami)juga mempertahankan agamanya. Kalau menikah di gereja gak harus jadi katholik mbak, sehingga diputuskan menikah di gereja. Untuk anak saya sekarang ikut dengan saya menjadi seorang muslimah”(17 Mei 2017). Ibu D mengajarkan agama Islam pada anaknya M sejak

usia dini dan suaminya tidak mempermasalahkan. Bahkan sejak

masuk sekulah M di masukkan di sekolah Islam di tambah lagi

dengan pembelajaran yang dilakukan di rumah pada saat ibu D

sholat maka mengajak anaknya M untuk ikut sholat. Seperti yang

dituturkan ibu D sebagai berikut:

“Anak saya M harus pintar agamanya mbak. Dari kecil saya sekolahkan di RA sekarang saya sekolahkan di MI. Setiap sore saya suruh dia (M) ikut TPQ dan selalu saya ingatkan ketika masuk waktu sholat. Suami (C) tidak pernah mempermasalahkan apa yang saya ajarkan pada M, malahan dia (suami) sangat mendukung yang saya lakukan”.(17 Mei 2017). Pelaksanaan pendidikan ibadah anak pada informan ke-4

yaitu keluarga bapak Y dan ibu N orang tua dari DD (14 tahun) dan

P (10 tahun). Penulis mendapatkan data pada tanggal 20 Mei 2017

di dusun Tegalwuni dan hasilnya sebagai berikut:

51

Page 68: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Pada awalnya latar belakang keluarga bapak Y dan Ibu N

adalah keluarga beragama Islam. keluarga ini termasuk dalam

keluarga yang sederhana. Pada saat P kelas 2 SD terdapat tetangga

yang mengajak untuk ikut PPA gereja. Alasannya yaitu untuk

pelatihan sekolah seperti les mata pelajaran. Karena sering dibantu

ekonomi dari gereja seperti bantuan uang dan sarana prasarana

sekolah, ibu N memutuskan berpindah agama Khatolik serta P

diajak untuk berpindah agama. Seperti yang dituturkan ibu N

sebagai berikut:

“Dulunya saya beragama Islam mbak tapi setelah anaka

saya P ikut PPA dan saya mengetahui bagaimana ajaran yang

diberikan di sana, saya merasa ingin berpindah keyakinan, dan

akhirnya saya berpindah keyakinan. Suami (bapak Y) pada

awalnya tidak mensetujui, tapi ini jalan hidup saya mbak. Agama

kan pilihan mbak kemantapan seseorang, akhinya dia (suami)

mengikhlaskan saya dan P pindah keyakinan”.(20 mei 2017).

P dididik oleh Ibu N dengan pendidikan ibadah khatolik

sedangkan DD dididik bapak Y dengan pendidikan ibadah Islam.

ibu N juga sering mengingatkan DD untuk sholat dan mengaji,

begitu pula sebaliknya Bapak Y yang mengingatkan P untuk

sembahyangan. Bapak Y memberikan pendidikan ibadah pada DD

dengan cara memasukkan DD ke sekolah Islam dan mendidiknya

di rumah dengan menyuruh untuk selalu sholat dan mengaji.

Seperti yang dituturkan bapak Y sebagai berikut:

52

Page 69: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

“DD tak didik mbak tak masukke sekolah Islam ben ora kepengaruh karo godaan-godaan podo ibune. Biyen cilik e tak kon ngaji sholat saben aku sholat tak kon melu, setiap Jum’atan tak ajak ben iso ngerti kewajiban e ibadah marang gusti Allah. Aku mung iso doa mugo anakku P iso mlebu neng Islam meneh mbak”. (20 Mei 2017). Penulis mewawancarai pada informan yang ke-5 dan

ternyata memiliki kesamaan pada informan ke-3. Pendidikan

ibadah anak pada keluarga bapak M dan ibu T orang tua dari D (15

tahun). Penulis mendapatkan datanya pada tanggal 21 Mei 2017 di

Dusun Randusari dan hasilnya sebagai berikut:

Bapak M dan ibu T menikah secara agama Katholik. Bapak

M memiliki latar belakang keluarga Khatolik dan ibu T memiliki

latar belakang agama Islam. Tetapi ibu T tetap teguh dengan

keyakinannya yaitu Islam walaupun menikah secara

Khatolik.seperti yang di tuturkan ibu T kepada penulis yaitu:

“Awalnya saya tidak direstui orang tua mbk, setelah orang tua tau saya tidak berpindah keyakinan maka saya diperbolehkan menikah walaupun menikah di gereja”.(21 Mei 2017). Pendidikan ibadah anak pada keluarga ini berlangsung

secara Islami. Sejak kecil D dididik menjadi seorang muslimah. Ibu

T sendiri yang mengajarkan D mengaji dan sholat. Pendidikan itu

berlangsung pada saat ibu T akan melaksanakan sholat atau

mengaji dan mengajak D untuk diajari. Sedangkan bapak M tidak

mempermasalahkan perbedaan agama tersebut. Seperti yang

dituturkan ibu T sebagai berikut:

53

Page 70: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

“Saya mengajari D untuk mengaji dan sholat mbak ketika saya juga akan melaksanakannya. Membelikan mukena kecil dan Iqra’ supaya dapat diajari sedikit-sedikit cara beribadahkepada Allah. Dia (Suami) tidak pernah melarang bahkan ia selalu mengingatkan jika lupa”. (21 Mei 2017). Pendidikan ibadah anak pada informan ke-6, yaitu bapak N

dan ibu S orang tua dari T (11 tahun), yang penulis peroleh data

pada tanggal 27 Mei 2017 di Dusun Tegalwuni dan hasilnya sebagi

berikut:

Bapak N dan Ibu S menikah secara syariat Islam. Setelah 1

tahun pernikahan bapak N kembali ke agamanya semula yaitu

Khatolik. Ibu S memiliki latar belakang keluarga Islam dan bapak

N memiliki latar belakang keluarga katholik. Seperti yang

dituturkan bapak N sebagai berikut:

“Dulunya saya menikah secara Islam mbak, tapi kira-kira sudah satu tahun menikah saya berpindah agama lagi karena saya merasa nyaman dengan agama saya yang dulu”. (27 Mei 2017). Dalam pendidikan ibadah ibu S mendidik anaknya T

secara Islam. Seperti dari kecil diajarkan mengaji dan sholat serta

memasukkannya TPQ. Tetapi tidak jarang juga bapak N mengajak

anaknya T untuk ikut ke gereja walaupun di dalam gereja tidak ikut

bersembahyang. Seperti yang dituturkan ibu S sebagai berikut:

“Saya didik T mbak dari kecil tak ajari sholat, ngaji tak masukke TPQ. Sampai sekarang juga sering tak ingatke kalau belum sholat, bapaknya malah kadang ikut peringatke T kalau belum sholat bahkan sampai dimarahi. Pas T masih kecil bapaknya sering ajak T ikut ke gereja pas acara natal sama paskah, tapi T sudah tak kasih tau supaya tidak ikut sembahyang di sana”. (27 Mei 2017).

54

Page 71: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Dari Ke enam informan penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa ke enam keluarga yang berbeda agama tersebut memiliki

penyebab perbedaan agama yang hampir sama. Ada yang pada

awalnya sama sama menikah dalam keadaan seagama lalu salah

satu berpindah keyakinan pada saat sudah menikah, dan ada pula

yang menikah tanpa ada yang berpindah agama.

Dalam pendidikan ibadah mahdhah pada anak, sudah

diajarkan dari anak tersebut berusia dini. Pada anak yang mengkuti

bapak atau ibunya yang beragama Islam orang tua memberikan

pendidikan dengan cara mengajarinya secara langsung pada saat

melaksanakan ibadah baik sholat maupun mengaji. Dan pada anak

yang beragama non Islam juga hampir sama dengan yang

dilakukan pada anak yang beragam Islam.

Bahkan toleransi beragama pada setiap keluarga sangat

besar. Yaitu saling mengingatkan dalam hal beribadah baik antara

bapak, ibu, dan anak.

2. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah Mahdhah pada

Anak Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang.

Dari observasi yang dilakukan penulis pada keluarga beda

agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaen

Semarang menunjukkan bahwa problematika serta solusi yang

55

Page 72: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

yang diperoleh dalam mendidik ibadah anak di keluarga beda

agama adalah sebagai berikut:

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-1 yaitu keluarga bapak YLT dan ibu T orang tua dari

SWS, yang penulis peroleh data pada 11 Mei 2017 sebagi berikut:

Problematika yang sering terjadi yaitu SWS terkadang

merasa malas dalam mengerjakan sholat dan lebih senang bermain

handphone. Ayahnya bapak YLT sesekali menegur, solusinya yaitu

memberikan suatu hadiah apabila SWS rajin dalam melaksanakan

ibadah yaitu sholat dan mengaji. Tentunya dengan bimbingan dari

ibunya juga. Seperti yang di tuturkan bapak YLT,ibu T, dan SWS:

“Sering mbak saya suruh SWS untuk sholat trus berangkat TPA, eh malah anaknya itu seneng main HP. Yaa akhirnya saya bujuk-bujuk kalau rajin tak kasih hadiah”.(Bapak YLT) “Saya senang mbak, bapaknya juga memperhatikan SWS dalam hal ibadah. Saya juga sering awasi SWS kalua belum sholat tak bilangkan ke bapanya, dan iya dia langsung nurut mbak”. (Ibu T) “Males mbak, kadang lupa kalau sudah main game tapi bapak sering marah-marah. Trus kalau rajin nanti saya di kasih hadiah mainan mbak makanya sekarang saya rajin”.(SWS) Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-2 yaitu keluarga bapak H dan ibu D orang tua dari V

dan S, yang penulis peroleh data pada 13 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini memiliki 2 anak yang berbeda keyakinan.

Bapak H sering sekali menyuruh V untuk selalu beribadah dengan

tekun tetapi ada saja hal yang membuat V lalai. Yaitu sering

bermain handphone. Begitu pula dengan S yang juga sering

56

Page 73: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

bermain game apabila hendak diajak ke gereja. Solusi yang

dilalukan bapak H terhadap anaknya V adalah menceritakan bahwa

anak yang rajin beribadah akan mendapatkan kesuksesan dan

terkadang memberikan suatu hadiah. Begitu pula yang dilakukan

ibu D terhadap anaknya S jika tidak mau diajak ke gereja maka

akan menceritakan tentang Santaclause yang tidak mau

memberkian hadiah kepada anak yang malas. Seperti yang

dituturkan bapak H dan ibu D:

“V kalau sudah ketemu handphone lupa sholat mbak, kadang sing suruh sampai kesel. Ya nak mau sholat apa ngaji kalau sudah tak ceritani anak sing sukses karena rajin ibadah kadang ya tak belike hadiah ben semangat”. (Bapak H) “Kalau adiknya tak critani Santaclause langsung berakat mbak, takut nak gak dapat hadiah. Langsung mau ikut ibadah ke gereja”. (Ibu D) Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-3 yaitu keluarga bapak C dan ibu D orang tua dari M,

yang penulis peroleh data pada 17 Mei 2017 sebagai berikut:

Tidak jauh berbeda dengan keluarga yang sebelumnya, pada

keluarga ini anak M lebih suka bermain dengan bonekanya hingga

lupa melaksanakan sholat dan berangkat mengaji. Solusinya

biasanya ibu D memberikan bintang setiapkali M melaksanakan

sholat atau mengaji. Hal itu juga di dukung bapak C, jika

bintangnya berjumlah 10 maka akan di tukar dengan boneka Barbie

baru. Seperti yang dituturkan bapak C, ibu D, dan M:

“M itu kalau sudah mainan boneka lupa waktu mbak. Yaa kalau dia (M) mau melaksanakan ibadah sholat tanpa ngaji tak

57

Page 74: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

kasih bintang. Kalau sudah 10 ditukar ke bapaknya dapat Barbie baru”. (Ibu D) “Iya mbak saya dukung itu supaya anak saya rajin ibadah walaupun berbeda keyakinan dengan saya”. (Bapak C) “Setiap sholat apa ngaji dapat bintang.. makanya saya semangat biar punya Barbie banyak mbak”. (M) Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-4 yaitu keluarga bapak Y dan ibu N orang tua dari DD

dan P, yang penulis peroleh data pada 20 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini memiliki kesamaan pada keluarga

informan ke-2. Memiliki 2 anak yang berkeyakinan berbeda. DD

adalah anak yang nurut untuk melaksanakan ibadah namun ia suka

sekali untuk mendengarkan lagu-lagu gereja. Hal ini yang membuat

bapak Y menjadi khawatir. Solusinya yaitu bapak Y selalu

menasihati DD bahwa agama Islamlah agama yang benar dan

jangan sampai terpengaruh dengan yang lainnya. Seperti yang

didituturkan bapak Y sebagai berikut:

“DD nak sholat ngaji sregep mbak, tapi mesti seneng rungokke lagu-lagu gereja. Kadang tak seneni mbak. Yaa tak nasehati aja sampai kepengaruh kaya adik lan ibune, soale agama Islam kuwi agama seng bener”. Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-5 yaitu keluarga bapak M dan ibu T orang tua dari D,

yang penulis peroleh data pada 21 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini tidak banyak permasalahan yang dalam

mendidik D untuk beribadah. Sebab D sudah terbiasa dari kecil

untuk dididik menjadi seorang muslimah yang bertanggung jawab.

58

Page 75: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Sedikit problematika yaitu ketika D lupa melaksanakan ibadah

Karena bermain itu pun jarang dan langsung dinasehati. Seperti

yang dituturkan ibu T sebagai berikut:

“D itu sregep mbak kalau ibadah soalnya dari kecil sudah biasa. Paling ya lupa biasa karena main, tetapi kalau sudah dinasehati lagi ya sudah biasa mau ibadah, sholat ngaji lagi”. Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-6 yaitu keluarga bapak N dan ibu S orang tua dari T,

yang penulis peroleh data pada 27 Mei 2017 sebagi berikut:

Problematika yang timbul yaitu hamper sama dengan keluarga

informan ke-1. Yaitu T suka malas beribadah dan senang bermain

game. Solusinya yang diambil oleh Ibu S biasanya menasihati dan

membelikan permainan baru jika T rajin dalam melaksanakan

ibadah. Seperti yang dituturkan ibu S sebagai berikut:

“saya sering mbak membelikan mainan baru jika T rajin ibadah yaa saya anggap itu sebagai pancingan. Tetapi juga tidak saya biasakan karena juga berakibat tidak baik jika dibelikan mainan terus”. Dari Ke enam informan penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa ke enam keluarga yang berbeda agama tersebut memiliki

Problematika dalam mendidik ibadah anak yang hampir sama yaitu

anak yang malas dan lebih suka bermain handphone atau game,

bermain boneka, dan ada pula yang suka mendengarkan lagu-lagu

gereja.

Adapun solusi yang dilakukan sehingga anak mau

melaksanakan ibadah bermacam-macam. Yaitu dengan cara

59

Page 76: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

menasehati memberikan semngat jika berbadah dengan rajin akan

menjadi orang yang sukses. Dengan memberikan apresiasi setiap

kali melaksanakan ibadah. Ada pula yang memberikan hadiah

berupa mainan sehingga anak lebih semangat.

Hal-hal semacam itu dilakukan orang tua supaya anak

memiliki rasa tanggung jawab dalam beribadah. Sebab ibadah

merupakan fondasi awal untuk memperkuat keyakinan. Agama

sebagai pedoman manusia dalam hidup. Selain itu berfungsi untuk

berhubungan dengan sesama manusia dan dan dengan Tuhan-Nya.

60

Page 77: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB IV

TEMUAN DATA DAN ANALISIS

A. Pelaksanaan Pendidikan Ibadah Mahdhah pada Anak Keluarga Beda

Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang.

Pada bagian ini penulis akan memberikan analisis tentang data-data

yang sudah di sampaikan pada bab-bab sebelumnya. Untuk memudahkan

analisis maka disusun sesuai dengan pokok permasalahan. Berdasarkan

hasil observasi serta wawe ancara di Desa Banyubiru Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang studi kasus pada keluarga beda agama

ditemukan berbagai cara Pendidikan ibadah mahdhah yang diberikan

orang tua beda agama kepada anaknya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengajari sholat pada saat orang tua juga melaksanakan sholat

dan membelikan perlengkapan sholat.

Sholat merupakan kewajiban setiap muslim yang tidak boleh lalali

untuk dikerjakan. Kewajiban melaksanakan sholat tidak hanya

dikerjakan oleh orag tua saja tetapi semua orang muslim harus

melaksanakannya. Dalam keluarga berbeda agama tentunya diantara

ayah atau ibunya ada yang memiliki keyakinan berbeda. Begitu pula

dengan anaknya, ada yang mengikuti keyakinan ayahnya dan ada yang

mengikuti keyakinan ibunya.

61

Page 78: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Orang tua yang beragama Islam mengajarkan anak-anaknya sejak

dini untuk melaksanakan sholat. Hal ini dilakukan dengan cara

mengikutsertakan anak apabila sedang melaksanakan sholat. Untuk

membuat anak semangat melaksanakan sholat, orang tua membelikan

perlengkapan sholat khusus untuknya. Hal ini penulis temukan pada

wawancara dengan ibu T pada 11 Mei 2017 dan pada ibu T pada 21

Mei 2017, kedua ibu ini membelikan sarung serta mukena kepada

anaknya untuk melaksanakan sholat. Pada wawancara dengan ibu T

pada 11 Mei 2017, bapak H pada 13 Mei 2017, Bapak Y pada 20 Mei

2017, ibu T pada 21 Mei 2017, dan ibu S pada 27 Mei 2017 kelima

keluarga ini mengajarkan putra putrinya untuk sholat secara bersama.

Pendidikan yang dilakukan tidak hanya sebatas teori melainkan

langsung dipraktekkan. Sehingga anak dapat mengerti tentang

kewajibannya untuk melaksanakan sholat.

Berkaitan dengan kewajiban untuk melaksanakan sholat, Allah

SWT berfirman pada QS. Adzariyat ayat 56:

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِیَعْبُدُوْنِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku.” (Departemen Agama RI, 2007:523)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua makhluk yang diciptakan

Allah wajib untuk beribadah kepada-Nya.

Pendidikan dalam keluarga Hasbullah (1999:43), Keluarga

disamping berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar pendidikan

62

Page 79: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

moral, social, juga berfungsi dalam peletakan dasar-dasar keagamaan.

Karena masa anak-anak adalah masa yang paling baik untuk

meresapkan dasar-dasar hidup beragama.

Dalam hal ini, orang tua yang memiliki perbedaan agama dengan

anaknya sudah tepat dalam memberikan contoh bagi anaknya untuk

melaksanakan ibadah. Bahkan ada yang memberikan peringatan

kepada anaknya jika tidak melaksanakan ibadah. Hal tersebut

berkaitan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud no

301:

الصَّیْرَى ثَنَا اِسْمَا عِیْلُ عَنْ سَوَارِاَ بِي حَمْزَةَ -یَعْنِي اَلْیَشْكُرِي -حَدَثَنَا مُؤْمَلُ ابْنُ ھِشَامٍ

عَنْ عَمْرِوابْنِ شُعَیْبٍ عَنْ اَبِیْھِ، عَنْ جَدِّهِ، قاَلَ: قاَلَ رَ سُوْ لُ االلهِ صَلَى االلهُ عَلَیْھِ وَسَلَّمْ

قُوْبَیْنَھثمْ "مُرُّو اَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَھُمْ اَبْنَاءِسَبْعَ سِنِیْنَ وَاضْرِبُوْھُمْ عَلَیْھَا وَھٌمْ اَبْنَاءِعَشَرَ، وَفَرِّ

فِي الْمَضَاجِع.

Artinya: “Mu’mal bin Hisyam yakni al-Yaskuri menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepaa kami, dari Sawwar Abi Hamzah as-Sairo, dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, sedang mereka berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena meninggalkannya, sedang mereka berumur sepuluh tahun dan pisahlah diantara mereka dari tempat tidurnya”. (Riyadussalihin, diakses Jum’at 25 Agustus 2017:39).

2. Memasukkan pada sekolah Islam dan ikut TPQ

Memasukkan anak di sekolah Islam adalah pilihan yang sangat

tepat. Sebab pada kasus keluarga keluarga berbeda agama, anak akan

merasa bingung untuk menetapkan keyakinan dikarenakan memiliki

orang tua yang berbeda keyakinan. Orang tua yang sadar akan

63

Page 80: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Pendidikan akan agama juga akan mengikut sertakan anak-anaknya

untuk belajar mengaji atau TPQ. Hal tersebut penulis temukan dalam

wawancara dengan bapak H pada 13 Mei 2017, ibu D pada 17 Mei

2017, dan ibu S pada 27 Mei 2017 yang memasukkan anaknya pada

kegiatan mengaji yaitu TPQ.

Anak yang berada pada lingkungan keluarga beda agama, biasanya

akan cenderung taat dalam beribadah dan memiliki rasa toleransi yang

besar terhadap perbedaan yang terdapat pada keluarganya. Orang tua

yang mensekolahkan anaknya di sekolah Islam memiliki tujuan agar

anaknya merasa mantap untuk memeluk agama Islam. Hal ini penulis

temukan dalam wawancara dengan bapak Y pada 20 Mei 2017 bahwa

ia tidak mau jika anaknya DD ikut berpindah keyakinan seperti ibunya

dan adiknya.

Berkaitan dengan Pendidikan sekolah Hasbullah (1999;71) adalah

lembaga pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga yang tidak

bersifat kodrati, yakni tidak atas dasar hubungan darah antara guru

dan murid seperti halnya dalam keluarga tetapi berdasarkan hubungan

yang bersifat kedinasan. Sekolah terdiri atas sekolah negeri dan

sekolah yang berada pada pengawasan departemen agama yaitu MI,

MTs, dan MAN. Dalam hadis Nabi SAW yang di riwayatkan oleh

Imam Muslim no 1388:

كَلَسَ نْمَ: (لُوْقُیَ وسلمَ علیھِ االلهُ صلى اللَّھِ رَسُول تُعْمِسَ قال عَنھُ اللَّھُ رَضِيَ اءَدَرْلدّا أبي نْعَ،ةِنّجَالْ ىلَإِ یقاًرِطَ ھُلَ اللَّھُ لَھّسَ لماًعِ فیھِ یَلْتَمِسُیقاًرِطَ

64

Page 81: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Artinya: “Dari abu darda ra berkata, saya mendengar rasulullah Saw bersabda : barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan ke syurga”.(Riyadussalihin, diakses Jum’at 25 Agustus 2017).

Dari hadis tersebut dapat tercermin bahwa orang tua juga wajib

memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Terutama dengan

pemberian pendidikan keagamaan. Pada kasus keluarga beda agama,

para orang tua sudah melaksanakan hal tersebut yaitu memberikan

pendidikan kepada anaknya dengan mensekolahkan pada sekolah-

sekolah Islam.

B. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah Mahdhah pada Anak

Keluarga Beda Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang.

Problematika sering terjadi pada keluarga untuk mendidik anak

dalam hal ibadah. Terlebih permasalahan yang terjadi pada Pendidikan

ibadah mahdhah pada keluarga beda agama. Adanya perbedaan inilah

yang menjadikan anak bingung dalam hal keagamaan. Berikut ini

problematika yang muncul pada Pendidikan ibadah pada anak keluarga

beda agama:

1. Problematika Pendidikan Ibadah Anak Keluarga Beda Agama di

Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

a. Kurangnya Pengetahuan Agama Orang Tua

Ibadah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh

orang dewasa maupun oleh anak-anak. Kesadaran dalam

melaksanakan ibadah antara orang dewasa dan anak-anak cenderung

65

Page 82: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

berbeda. Seperti diketahui bahwa anak akan lebih senang dengan

dunianya sendiri apabila orangtua tidak mengajarkan dan mengarakan

anaknya dalam beribadah. Pendidikan ibadah pada anak wajib

ditanamkan sejak dini, walaupun anak berada pada lingkungan beda

agama.

Anak yang malas untuk beribadah harus terus menerus diingatkan

oleh kedua orang tuanya. Sehingga anak merasa bahwa ibadah adalah

kewajiban yang harus ia kerjakan. Seperti yang terjadi pada keluarga

bapak YLT yang terus menerus menyuruh anaknya untuk tidak malas

melaksanakan ibadah.

Dalam Islam pendidikan ibadah bagi anak merupakan kewajiban

yang harus dilakukan. Bahkan ada sebuah hadis yang membolehkan

memukul anak ketika ia lalai atau malas sholat ketika anak sudah

berusia sepuluh tahun. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud

no 301:

ثَنَا اِسْمَا عِیْلُ عَنْ سَوَارِاَ بِي حَمْزَةَ الصَّیْرَى -یَعْنِي اَلْیَشْكُرِي -حَدَثَنَا مُؤْمَلُ ابْنُ ھِشَامٍ

عَلَیْھِ وَسَلَّمْ عَنْ جَدِّهِ، قاَلَ: قاَلَ رَ سُوْ لُ االلهِ صَلَى االلهُ عَنْ عَمْرِوابْنِ شُعَیْبٍ عَنْ اَبِیْھِ،

وْبَیْنَھثمْ فِي "مُرُّو اَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَھُمْ اَبْنَاءِسَبْعَ سِنِیْنَ وَاضْرِبُوْھُمْ عَلَیْھَا وَھٌمْ اَبْنَاءِعَشَرَ، وَفَرِّقُ

الْمَضَاجِع.

Artinya: “Mu’mal bin Hisyam yakni al-Yaskuri menceritakan kepada kami, Ismail menceritakan kepada kami, dari Sawwar Abi Hamzah as-Sairo, dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat, sedang mereka berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena meninggalkannya, sedang mereka berumur sepuluh tahun dan pisahlah diantara mereka dari tempat tidurnya”. (Riyadussalihin, diakses Jum’at 25 Agustus 2017:39).

66

Page 83: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Hal yang membuat anak untuk malas beribadah tentu disebabkan

adanya faktor lain. Faktor yang sangat mempengaruhi anak untuk giat

dalam beribadah adalah dukungan dari kedua orang tuanya. Tetapi

pada kasus keluarga beda agama, orang tua pasti sama-sama

memegang teguh terhadap keyakinannya masing-masing. Orang tua

yang memiliki pengetahuan agama yang kurang cenderung

memasukkan anak-anaknya kedalam sekolah-sekolah yang dapat

memberikan pendidikan ibadah yang bagus.

b. Orang Tua yang Mempertahankan Kepercayaan Masing-

masing

Keluarga beda agama merupakan hal yang tidak tabu lagi untuk

didengar di masyarakat. Banyak pasangan yang menikah dengan

perbedaan agama dan dengan cara apapun. Tentunya dalam menikah

pasangan-pasangan tersebut harus mengorbankannkan agamanya

sendiri untuk salah satu berpindah keyakinan, dan setelah pernikahan

selesai akan kembali ke agamanya semula.

Dalam pernikahan tentu hadirnya seorang anak adalah hal yang di

tunggu. Sebab dalam keluarga anak merupakan hal yang sangat di

idam-idamkan, anak sebagai penerus garis keturunan. Dalam keluarga

beda agama orang tua yang menentukan anaknya untuk memeluk

keyakinan sesuai dengan kedua orang tuanya.

Dalam kasus yang penulis teliti, dari masing-masing informan.

Setiap orang tua teguh untuk mempertahankan agamanya masing-

67

Page 84: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

masing. Tetapi dalam urusan menetapkan keyakinan anaknya

cenderung mengikuti agama yang dianut oleh ibunya jika memiliki 1

anak. Tetapi jika memiliki anak lebih dari satu maka untuk pembagian

kepercayaan anak akan di bagi rata anatara agama yang dianut ibu dan

bapaknya. Seperti pada keluarga bapak Y dan Ibu N serta Bapak H

dan ibu D yang memiliki anak dengan kepaercayaan yang berbeda.

2. Solusi Pendidikan Ibadah Mahdhah pada Anak Keluarga Beda

Agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang.

Problematika dalam Pendidikan anak keluaga beda agama

membutuhkan pemecahan masalah. Berikut ini cara pemecahan

masalah yang dilakukan keluarga beda agama dalam mendidik

anaknya untuk beribadah:

a. Menuntun Anak untuk Yakin Terhadap Agamanya

Nasehat orang tua kepada anaknya wajib dilakukan, terlebih

nasehat yang diberikan jika anak tersebut melakukan suatu kasalahan.

Nasehat yang diberikan dalam hal keluarga beda agama adalah orang

tua menasehati anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah mahdhah

seperti sholat dan mengaji dalam agama Islam. Dan memberi nasehat

kepada anaknya yang lain untuk melaksanakan sembahyang bagi

anaknya yang beragama Khatolik.

Bimbingan atau pendidikan senantiasa diberikan orang tua kepada

anak-anaknya dalam hal agama. Walaupun anak berada pada

68

Page 85: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

lingkungan keluarga beda agama. Kedua orang tuanya harus

mendukung kegiatan ibadah yang dilakukan anak yaitu jika anaknya

beragama Islam ataupun non Islam orantua mendukung walaupun

terjadi perbedaan agama.

Hal yang demikian tersebut penulis temukan pada setiap keluarga

yang penulis wawancarai. Rata-rata setiap keluarga selalu

memberikan nasehat dan bimbingan kepada anaknya unuk

melaksanakan kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang dipercayai.

Allah SWT berfirman pada QS.At Tahrim ayat 6:

لاَظٌیَآَیُّھَاالَّذِیْنَ اَمَنُوْا قُوْاانْفُسَكُمْ وَاَھْلِكُمْ نَارًاوَّقُوْدُھَااانَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَیْھَا مَلَعِكَةٌ غِ

شِدَادُلاَّیَعْصُوْنَ االلهَ مَآاَمَرَھُمْ وَیَفْعَلُوْنَ مَایُؤْمَرُوْنَ

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar-kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang Dia perinyahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Departemen Agama RI, 2007:560)

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa kewajiban seorang orang tua

walaupun memiliki perbedaan agama, berkewajiban untuk mendidik

serta menjaga anak-anaknya untuk senantiasa taat kepada Tuhannya.

Jika dilihat dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka setiap

keluarga beda agama sudah mendidik denganbenar anak-anaknya

untuk melaksanakan ibadah. ibadah yang dilakukan tidak hanya

sekedar shalat tetapi ada juga dengan mengaji dan selalu berakhlaq

mulia.

69

Page 86: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

b. Menanamkan Toleransi dalam Hal Beragama

Perbedaan yang terjadi pada keluarga beda agama menimbulkan

berbagai problematika. Hal yang sangat penting di berlakukan dalam

keluarga beda agama adalah toleransi. Toleransi dalam hal ini

khususnya dalam mendidik ibadah mahdhah pada anaknya yang

beragama Islam.

Pendidikan ibadah yang berkaitan langsung dengan Allah SWT,

wajib di tanamkan orang tua sejak anak berusia dini. Sehingga

kepercayaan anak telah tertanam kokoh dan tidak tergoyahkan. Peran

orang tua sangat penting, walaupun orang tua memiliki perbedaan

agama dengan anaknya. Hal tersebut penulis temukan dalam setiap

wawancara yang penulis lakukan pada setiap informan. Salah satunya

pada informan yang pertama yaitu keluarga bapak YLT. Bapak YLT

adalah seorang Nasrani yang sangat kuat terhadap kepercayaannya.

Tetapi dalam mendidik SWS, bapak YLT juga berperan aktif seperti

selalu menyuruh dan mengingatkan SWS untuk shalat dan berangkat

TPQ. Dan tidak segan-segan untuk memarahi SWS ketika tidak mau

atau malas untuk melaksanakan ibadah.

c. Memberikan perhatian kepada anak yang rajin beribadah

Anak membutuhkan perhatian dari kedua orang tuanya dalam hal

Pendidikan agama. Apabila orang tua kurang dalam pemberian

perhatian kepada anaknya, maka anak tersebut akan cenderung malas

untuk melaksanakan ibadah. Kerja sama antara kedua orang tua,

70

Page 87: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

terlebih yang memiliki perbedaan keyakinan sangat penting dilakukan.

Kedua orang tua harus selalu berperan aktif dalam memberikan

Pendidikan ibadah kepada anak-anaknya. Sehingga anak akan merasa

nyaman dan senang untuk melaksanakan ibadah.

Pemberian perhatian kepada anak yang rajin beribadah berdasarkan

hasil wawancara penulis dari berbagai narasumber keluarga beda

agama, bahwa perhatian orang tua kepada anak yang rajin dalam

beribadah dapat memberikan dampak yang besar. Hal tersebut sesuai

dengan hadis diatas yang menjelaskan bahwa saling memberi hadiah

baik berupa perhatian orang tua kepada anak yang rajin beribadah

dapat meningkatkan rasa kasih sayang dalam keluarga. Terlebih akan

menjadikan seorang anak yang soleh solehah.

71

Page 88: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang mengacu padarumusan masalah,

peneliti jabarkan dalam bab III dan peneliti analisis dalam bab IV maka

bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pendidikan ibadah mahdhah pada anak keluarga beda

agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

tahun 2017. Berikut ini pelaksanaan Pendidikan ibadah pada anak

keluarga beda agama:

a. Mengajari sholat pada saat orang tua juga melaksanakan sholat dan

membelikan perlengkapan sholat. Dengan mengajarkan ibadah

pada anak secara internal maka diharapkan akan lebih memacu

anak dan menjadikan anak semangat serta tertib dalam beribadah/

b. Memasukkan anak pada sekolah Islam dan ikut TPQ (Taman

Pembelajaran Al-Qur’an) diharapkan anak akan menjadi seseorang

yang teguh dalam beribadah walaupun tinggal pada keluarga yang

berbeda agama.

2. Problematika yang mucul dalam Pendidikan ibadah pada anak

keluarga beda agama adalah:

a. Kurangnya pengetahuan agama orang tua.

b. Orang tua yang mempertahankan kepercayaannya masing-masing.

72

Page 89: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Adapun solusi yang diambil untuk menyelesaikan problematika

tersebut adalah:

a. Menuntun anak untuk yakin terhadap agamanya.

b. Menanamkan toleransi dalam hal beragama.

c. Memberikan perhatian kepada anak yang rajin beribadah.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang

didapatkan dari hasil observasi dan wawancara, penulis bermaksud

memberikan saran kepada obyek penelitian. Adapun beberapa saran dari

penulis adalah:

1. Untuk Keluarga Beda Agama

a. Janganlah membeda-bedakan anak walaupun memiliki keyakinan

yang berbeda.

b. Memeberikan pendidkan ibadah semaksimalnya.

c. Memberikan perhatian yang lebih dalam memberikan pendidikan

ibadah.

d. Memberikan kebebasan anak untuk memilih kepercayaan yang

dianutnya.

2. Untuk Masyarakat

a. Sikap saling menghormati antar umat beragama harus di tegakkan.

b. Bersikap toleran terhadap orang-orang yang berbeda agama di

lingkungan sekitar.

73

Page 90: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

3. Untuk Penulis

a. Penulis banyak membutuhkan saran dalam penulisan skripsi ini.

b. Dalam kasus keluarga beda agama, sebaiknya setiap keluarga

saling mendukung dan banyak bersikap toleran.

74

Page 91: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Rajagrafindo

Persada. Chabib, Toha. 1996. Pembina Rumah tangga Bahagia. Jakarta: Yamunu.

Departemen Agama RI. 2007. YASMINA Al-Qur’an & Terjemah. Bandung: Syaamil Qur’an.

Djamaroh, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam

Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ihsan , Fuad. 2001. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: al-

Ma’arif. Mas’ud, Ibnu dan Zaenal Abidin S. 2007. Fiqh Madzhab Syafi’i. Bandung: CV

Pustaka Setia. Miles, Mettew. B dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Kualitatif. Bandung: PT.Remaja RosdaKarya. Muhaimin. 2005. Kawasan Dan wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana. Mustofiah, Yaquta. 2012. Skripsi: Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

Beda Agama di Kelurahan Sidorejo Lor Kota Salatiga. STAIN SALATIGA

Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta. Pitoyo, Adi. 2011. Skripsi: Pengaruh Bimbingan Keagamaan Dalam Keluarga

Terhadap Pengalaman Ibadah Anak di Rw 06 Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. STAIN SALATIGA

Raya, Ahmad Thib & Siti Musdiah. 2003. Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam

Islam. Jakarta: Kencana.

Page 92: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Riyadussalihin, Bab: Kewajiban Memerintahkan Keluarga untuk Beribadah. Diakses Jumat,25 Agustus 2017 jam 10.10 WIB.

Saleh, H.E Hassan (ed). 2008. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sastrawijaya, Syafiyudin (ed) Ter Haar. 1977. Beberapa Masalah Tentang

Kenakalan Remaja. Bandung: PT. Karya Nusantara. Setiady, Tholib. 2010. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia. Bandung:

Alfabeta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana. S. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT.Remaja Rosdakarya. Suwarno. 1988. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru. Umar, Husain. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:

PT.Rajagrafindo Persada. Umayonline, Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah, diakses Rabu, 20

September 2017 jam 07.00 WIB. Undang-Undang RI No 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional, diakses Selasa 19

Sepetember 2017 jam 09.14 WIB.

Page 93: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Pendidikan Ibadah Mahdhah Pada Anak Keluarga Beda Agama (Studi

Kasus Keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru

Kabupaten Semarang Tahun 2017)

1. Bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama dalam keluarga

anda?

2. Bagaimana cara anda untuk mengenalkan agama Islam pada anak?

3. Bagaimana metode yang anda lakukan untuk mengajarkan ibadah pada

anak?

4. Apasajakah hambatan yang anda rasakan dalam memberikan pendidikan

ibadah pada anak?

5. Bagaimana cara anda untuk menjelaskan perbedaan beribadah dalam

keluarga?

6. Bagaimana cara anda untuk melatih anak bersikap toleran terhadap

perbedaan agama yang dianut orang tuanya?

7. Bagaimana cara anda untuk mendidik anak untuk menentukan pilihan

agama yang dianutnya?

8. Bagaimana sikap anda jika anak memilih agama selain islam?

9. Bagaimana cara anda untuk mendidik anak tetap beragama walaupun

memiliki keyakinan yang berbeda?

10. Apa dampak yang dirasakan anak jika memiliki orang tua berbeda

keyakinan?

11. Bagaimana cara anda melatih sholat dan mengaji pada anak?

Page 94: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK YLT dan Ibu T (11 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa nok, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber:“ceritanya begini mbak, dulunya saya menikah dengan syariat Islam.

Tetapi setelah beberapa tahun menikah trus adik saya menikah

dengan seorang pendeta ada sing beda dengan saya. Yaa akhirnya

saya pindah agama mbak. Tapi saya tidak memaksa anak dan istri

saya ikut dengan agama saya sekarang. Walaupun saya, istri dan

anakku punya agama yang berbeda tapi dalam mendidik agama

anak saya tetap memberikan pelajaran yang terbaik untuk anakku

mbak.”

Peneliti: “iyaa pak, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengejarkan ibadah pada SWS pak, bu?”

Narasumber: “Nak SWS sudah tak ajari sholat sama ngaji dari dia kecil mbak.

Tak tumbaske iqra’ sama sarung. Nak ngaji tak masukke TPQ

tempat e Mbah Bakrim trus sholat tak ajari alon-alon mbk. Bapak

ne nak ngerti SWS durung sholat kui mesti di elingke mbak kon

sholat walau pun bedo agamane. Tapi biyen pas iseh cilik SWS kui

mesti melu neng gereja karo bapakne nganti kira-kira SD kelas

5nan lagi mudeng ora melu meneh neng greja. Aku ya tetep ngajari

anakku sing apik nak kabeh agama kui ngajarke ibadah sing apik.”

Page 95: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Peneliti: “oh,.. iya-iya bu T. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada SWS?”

Narasumber: “Sering mbak saya suruh SWS untuk sholat trus berangkat TPA, eh

malah anaknya itu seneng main HP. Yaa akhirnya saya bujuk-bujuk

kalau rajin tak kasih hadiah”.(Bapak YLT)

“Saya senang mbak, bapaknya juga memperhatikan SWS dalam hal

ibadah. Saya juga sering awasi SWS kalua belum sholat tak

bilangkan ke bapanya, dan iya dia langsung nurut mbak”. (Ibu T)

“Males mbak, kadang lupa kalau sudah main game tapi bapak

sering marah-marah. Trus kalau rajin nanti saya di kasih hadiah

mainan mbak makanya sekarang saya rajin”.(SWS)

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya nok sama-sama.”

Page 96: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK H dan Ibu D (13 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa nok, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber:“Dulunya saya pindah agama itu ikut suami mbak, setelah itu saya

merasa tidak nyaman yaa saya putuskan balik lagi ke agama saya

yang dulu. Anak saya yang besar V mengikuti agama bapaknya

trus yang S ikut agama saya. Tapi saya memberikan ajaran ibadah

sesuai dengan agama mereka mbak dan tidak pernah saya paksa-

paksa.”

Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengejarkan ibadah pada V dan S pak, bu?”

Narasumber: “Agama kui koyo wong sing urip trus butuh panganan mbak, dadi V

kui tak ajari ibadah sholat, ngaji ora tau tak peksa. Malahan ibune

kui sing jengkel nak V lali ora sholat. Tak kon mangkat TPQ nang

Mbah Bakrim ben iso ngaji gawe erip e dewe. Beda karo S mbak, S

kui mesti angel yen di kandani kon melu ibune neng greja malah

seneng dolan wae, aku ya jengkel mbak nak S kui ora melu

sembahyangan. Makane kui saben minggu melu neng greja karo

sekolah minggu neng greja.”

Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada V dan S?”

Page 97: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Narasumber: “V kalau sudah ketemu handphone lupa sholat mbak, kadang sing

suruh sampai kesel. Ya nak mau sholat apa ngaji kalau sudah tak

ceritani anak sing sukses karena rajin ibadah kadang ya tak belike

hadiah ben semangat”. (Bapak H)

“Kalau adiknya tak critani Santaclause langsung berakat mbak,

takut nak gak dapat hadiah. Langsung mau ikut ibadah ke gereja”.

(Ibu D)

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya nok sama-sama.”

Page 98: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK C dan Ibu D (17 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber:“ Saya dulu menikah di gereja mbak, tapi saya tidak mau pindah

keyakinan. Saya percaya Allah maha tau mbak. Suami saya juga

tidak memaksa untuk saya pindah agama, dia (suami)juga

mempertahankan agamanya. Kalau menikah di gereja gak harus

jadi katholik mbak, sehingga diputuskan menikah di gereja. Untuk

anak saya sekarang ikut dengan saya menjadi seorang muslimah.”

Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengajarkan ibadah pada M pak, bu?”

Narasumber:“Anak saya M harus pintar agamanya mbak. Dari kecil saya

sekolahkan di RA sekarang saya sekolahkan di MI. Setiap sore

saya suruh dia (M) ikut TPQ dan selalu saya ingatkan ketika masuk

waktu sholat. Suami (C) tidak pernah mempermasalahkan apa yang

saya ajarkan pada M, malahan dia (suami) sangat mendukung yang

saya lakukan.”

Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada M?”

Page 99: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Narasumber: “M itu kalau sudah mainan boneka lupa waktu mbak. Yaa kalau dia

(M) mau melaksanakan ibadah sholat tanpa ngaji tak kasih bintang.

Kalau sudah 10 ditukar ke bapaknya dapat Barbie baru”. (Ibu D)

“Iya mbak saya dukung itu supaya anak saya rajin ibadah

walaupun berbeda keyakinan dengan saya”. (Bapak C)

“Setiap sholat apa ngaji dapat bintang.. makanya saya semangat

biar punya Barbie banyak mbak”. (M)

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya mbak sama-sama.”

Page 100: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK Y dan Ibu N (20 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber: “Dulunya saya beragama Islam mbak tapi setelah anaka saya P ikut

PPA dan saya mengetahui bagaimana ajaran yang diberikan di

sana, saya merasa ingin berpindah keyakinan, dan akhirnya saya

berpindah keyakinan. Suami (bapak Y) pada awalnya tidak

mensetujui, tapi ini jalan hidup saya mbak. Agama kan pilihan

mbak kemantapan seseorang, akhinya dia (suami) mengikhlaskan

saya dan P pindah keyakinan.”

Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengejarkan ibadah pada DD dan P pak, bu?”

Narasumber:“DD tak didik mbak tak masukke sekolah Islam ben ora kepengaruh

karo godaan-godaan podo ibune. Biyen cilik e tak kon ngaji sholat

saben aku sholat tak kon melu, setiap Jum’atan tak ajak ben iso

ngerti kewajiban e ibadah marang gusti Allah. Aku mung iso doa

mugo anakku P iso mlebu neng Islam meneh mbak.”

Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada DD dan P?”

Page 101: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Narasumber: “DD nak sholat ngaji sregep mbak, tapi mesti seneng rungokke lagu-

lagu gereja. Kadang tak seneni mbak. Yaa tak nasehati aja sampai

kepengaruh kaya adik lan ibune, soale agama Islam kuwi agama

seng bener.”

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya mbak sama-sama.”

Page 102: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK M dan Ibu T (21 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber: “Awalnya saya tidak direstui orang tua mbk, setelah orang tua tau

saya tidak berpindah keyakinan maka saya diperbolehkan menikah

walaupun menikah di gereja”

Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengejarkan ibadah pada D pak, bu?”

Narasumber:“Saya mengajari D untuk mengaji dan sholat mbak ketika saya juga

akan melaksanakannya. Membelikan mukena kecil dan Iqra’

supaya dapat diajari sedikit-sedikit cara beribadahkepada Allah.

Dia (Suami) tidak pernah melarang bahkan ia selalu mengingatkan

jika lupa.”

Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada D?”

Narasumber: “D itu sregep mbak kalau ibadah soalnya dari kecil sudah biasa.

Paling ya lupa biasa karena main, tetapi kalau sudah dinasehati lagi

ya sudah biasa mau ibadah, sholat ngaji lagi.”

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya mbak sama-sama.”

Page 103: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

HASIL WAWANCARA

KELUARGA BAPAK N dan Ibu S (27 Mei 2017)

Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya

sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir.

Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang

berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon

bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”

Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”

Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama

dalam keluarga?”

Narasumber: “Dulunya saya menikah secara Islam mbak, tapi kira-kira sudah satu

tahun menikah saya berpindah agama lagi karena saya merasa

nyaman dengan agama saya yang dulu”.

Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk

mengejarkan ibadah pada T pak, bu?”

Narasumber: “Saya didik T mbak dari kecil tak ajari sholat, ngaji tak masukke

TPQ. Sampai sekarang juga sering tak ingatke kalau belum sholat,

bapaknya malah kadang ikut peringatke T kalau belum sholat

bahkan sampai dimarahi. Pas T masih kecil bapaknya sering ajak T

ikut ke gereja pas acara natal sama paskah, tapi T sudah tak kasih

tau supaya tidak ikut sembahyang di sana.”

Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam

memberikan pendidikan ibadah pada T?”

Narasumber: “saya sering mbak membelikan mainan baru jika T rajin ibadah yaa

saya anggap itu sebagai pancingan. Tetapi juga tidak saya biasakan

karena juga berakibat tidak baik jika dibelikan mainan terus.”

Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”

Narasumber: “iya mbak sama-sama.”

Page 104: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 105: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 106: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 107: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 108: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 109: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

DAFTAR NILAI

SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Agustin Kemala Sari

NIM : 111-13-215

Jurusan : PAI

Dosen P. A. : Rovi’in, M.Ag.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai

1. OPAK STAIN SALATIGA 2013

“Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa

yang Cerdas, Peka, dan Peduli”.

26-27

Agustus 2013

Peserta 3

2. OPAK TARBIYAH 2013

“Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai

Kearifan Lokal Sebagai Identitas

Pendidikan Indonesia” oleh HMJ

Tarbiyah STAIN Salatiga.

29 Agustus

2013

Peserta 3

3. “Library User Education (Pendidikan

Pemakai Perpustakaan)” oleh UPT

PERPUSTAKAAN STAIN

SALATIGA.

16 September

2013

Peserta 2

4. SOSIALISASI & SILATURAHMI

NASIONAL “Peran Pemerintah

Dalam pengawasan LKM (Lembaga

Keuangan Mikro)” oleh HMJ

Tarbiyah dan Syari’ah STAIN

Salatiga.

30 September

2013

Peserta 8

5. SARASEHAN AKBAR BERSAMA

TOKOH NASIONAL “ Komitmen

Politik Islam dalam Menata Arah

Masa depan Bangsa Indonesia

15 Maret

2014

Peserta 8

Page 110: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

6. WORKSHOP

ENTREPRENEURSHIP

“Menanamkan Nilai-nilai Jiwa

Kewirausahaan Mahasiswa yang

Kreatif dan Inovatif” Kelompok Studi

Ekonomi (KSE) dan Stain Sport Clup

(SSC) STAIN Salatiga.

22 Agustus

2014

Peserta 2

7. SEMINAR NASIONAL

“Berkontribusi untuk Negeri Melalui

Televisi/TV” oleh Program Studi KPI

STAIN Salatiga.

5 November

2014

Peserta 8

8. SEMINAR NASIONAL “Cegah

Knker Serviks sebagai Pembunuh No.

1 Wanita Indonesia” oleh dr.Santoso

Adi, Sp.OG-K dan Ir. Victor Asih,

MBA.,MT.

15 November

2014

Peserta 8

9. PIAGAM PENGHARGAAN

“Mempertegas Peran Pendidikan

dalam Mencerahkan Masa Depan

Anak Bangsa” oleh Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) cabang

Salatiga Komisariat Walisongo.

19 November

2014

Peserta 2

10. SEMINAR “Fenomena Islam di

Salatiga” oleh LDK Darul Amal

STAIN Salatiga.

28 November

2014

Peserta 2

11. SEMINAR NASIONAL “Peranan

Technopreneur dalam Mendukung

Program Pemerintah Melalui Ekonomi

Kreatif” oleh KOPMA Fatawa IAIN

Salatiga.

15 April

2015

Peserta 8

Page 111: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

12. SEMINAR NASIONAL “ Pemuda,

Peradaban Islam, dan Kemandirian”

oleh KARIMA Learning & Training

Center.

2 September

2015

Peserta 8

13. SEMINAR NASIONAL “ Hak

Gender Kaum Difabel Perspektif

Sosiologi dan Hukum Islam” oleh

HMJ Ahwal Al-Syakhsihiyyah IAIN

Salatiga.

24 Desember

2015

Peserta

8

14. SEMINAR NASIONAL “Geliat

Masyarakat Urban” oleh LPM

Dinamika IAIN Salatiga.

25 Maret

2016

Peserta 8

15. SEMINAR NASIONAL “Budaya

sebagai Attitude Pendidikan” oleh

DEMA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Pendidikan.

31 Mei 2016

Peserta 8

16. SEMINAR INTERNASIONAL

“Petani Untuk Negeri” oleh Krida

Taruna Salatiga.

18 September

2016

Peserta 8

17. SEMINAR “Pelantikan dan Dialog

Interaktif” oleh LDMI cabang

Salatiga.

21 September

2016

Peserta 2

18. SEMINAR NASIONAL “Sejarah dan

Revalitalisasi Indentitas Bangsa” oleh

HMJ SKI IAIN Salatiga.

8 November

2016

Peserta 8

19. SEMINAR NASIONAL

EDUPRENEURSHIP “Strategi

Marketing Kunci Sukses Wirausaha”.

13 Desember

2016

Peserta 8

20. EXPO KEWIRAUSAHAAN “Keren

itu Mahasiswa Kreatif, Inovatif,

14 Desember

2016

Peserta 2

Page 112: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di
Page 113: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di

Gambar 1. Wawancara Bersama Bapak YLT

Gambar 2. Wawancara Bersama Ibu D

Page 114: SKRIPSI - IAIN Salatigae-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2346/1/PENDIDIKAN IBADAH MAHDHAH.pdfIBADAH MAHDHAH PADA ANAK KELUARGA BEDA AGAMA (Studi Kasus di Keluarga Beda Agama di