Skripsi Fix

download Skripsi Fix

of 52

Transcript of Skripsi Fix

TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA UNTUK TERLIBAT DALAM KAMPANYE ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU

SKRIPSI

Oleh : DANI BUTSI PRASASTI 99613323

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2010 TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA UNTUK TERLIBAT DALAM KAMPANYE ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm.) Program Studi Farmasi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Oleh : DANI BUTSI PRASASTI 99613323

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA ii

2010 SKRIPSI TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA UNTUK TERLIBAT DALAM KAMPANYE ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU Yang diajukan oleh : Dani Butsi Prasasti 99613323

Telah disetujui oleh : Pembimbing Utama

( Saepudin, M.Si., Apt )

iii

SKRIPSI TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA UNTUK TERLIBAT DALAM KAMPANYE ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU

Oleh : DANI BUTSI PRASASTI 99613323 Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia

Tanggal 26 Januari 2011 Ketua Penguji : Saepudin, M.Si., Apt. Penguji I Penguji II : Suci Hanifah, M.Si., Apt. : Bondan Ardiningtyas, M.Sc., Apt. Mengetahui Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (....... ) (... ) ()

Yandi Syukri, M.si.,Apt. iv

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 26 Januari 2011 Penulis,

Dani Butsi Prasasti

v

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap Q.S Al-Insyirah: 6-8

Hai orang yang beriman, mintalah pertolongan dari Allah dengan kesabaran dan shalat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar Q.S Al-Baqarah : 153

Bila suatu pohon yang ada di bumi dijadikan pena dan air samudra dijadikan tinta ditambah tujuh samudra yang lain, ilmu Allah tidak akan habis, Allah Mahaperkasa dan Mahabijaksana

Q.S Luqman : 27

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat untuk orang lain

Mudahkanlah urusan orang lain yang membutuhkan, maka Allah pun akan memudahkan urusan mu.

vi

PERSEMBAHAN

Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan segala rahmat, hidayah, inayah, yang tak terhingga; shalawat dan salam juga tercurah senantiasa kepada rasul pemberi syafaat Muhammad SAW yang menginspirasi jalan berpikir ku untuk menjadi manusia yang bernilai; teruntuk sahabat dan pengikut setia beliau, yang menjadikan Islam sampai ke mata hatiku. Dengan kerendahan hati, skripsi ini aku persambahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu yang telah dengan setia mendukung perjalanan

hidup saya dengan doa dan harapan tulus mereka, meskipun berkorban banyak hal demi kemajuan ananda nya tercinta. 2. Adikku, Beni Guna Wulandanu, yang banyak berkorban diawal-

awal perantauan kakaknya. 3. Segenap keluarga besar baik dari Bapak dan Ibu, teristimewa untuk

paman Salman Hadi beserta istri, Asril Wahyi beserta istri, Nurul Fathi beserta istri, Muhammad Rusdi beserta istri, dan semua paman dan bibi yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu. 4. Sahabat dan teman setia; Syaifudin, Fauzi, Ustadz Nurul Hakki,

Syukri Hadi Kamil Pasaribu, Hendry Setyanto, Irwan, Miftah, Verdi, Bimbim, dan semua teman senasib sepenanggungan di farmasi UII. Mudah-mudahan kesuksesan menyertai kita semua.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan kasih sayang-Nya yang telah memberi karunia, petunjuk dan kemudahan bagi penulis sehingga penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH UNTUK ATAS DI KABUPATEN DALAM BANTUL YOGYAKARTA TERLIBAT KAMPANYE

ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU dapat diselesaikan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan Strata-1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Saepudin, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan waktu, saran, dan sumbangan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Farida Hayati, M.Si, Apt, selaku dosen pembimbing akademik.. Suci Hanifah, M.Si., Apt, selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Bondan Ardiningtyas, M.Sc., Apt, selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, saran, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Yandi Syukri, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Kantor BAPPEDA Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

viii

8. 9.

Sekolah Menengah Atas di kabupaten Bantul Yogyakarta atas bantuan dan kerja samanya. Instansi terkait di wilayah kabupaten Bantul Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Segenap civitas akademika Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia yang secara tidak langsung sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan dan tidak lepas dari kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 26 Januari 2011 Penulis

Dani Butsi Prasasti

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... . HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING........ HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.... . HALAMAN PERNYATAAN. . HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN.. . DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ii iii iv v vi vii x xii

KATA PENGANTAR...................................................................................... viii

INTISARI......................................................................................................... xiii ABSTRACT...................................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................... B. Rumusan Masalah......................................................... C. Tujuan Penelitian.......................................................... D. Manfaat Penelitian........................................................ BAB II . STUDI PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka........................................................... 1.............Rokok dan zat yang terkandung di dalamnya .....................................................................................5 a. Kandungan Rokok................................................... b. Komposisi Asap Rokok........................................... c. Jenis Rokok............................................................. d. Tipe Perokok........................................................... e. Tahapan Perilaku Merokok..................................... f. Tipe Kondisi Perokok.............................................. g. Cara Menghindari Kebiasaan Merokok.................. 5 8 9 9 10 11 11 5

1 4 4 4

x

h. Cara Menghindari Terpapar Asap Rokok i. Metode-metode untuk Berhenti Merokok... Merokok.. 2....................................................................Tembakau ...................................................................................15 3.Sifat Kecanduan yang Ditimbulkan Rokok/Tembakau ...................................................................................17 4.Pelajar Sekolah dan Aktifitas Merokok....................... ...................................................................................18 5.Kampanye Antirokok dan Program Bebas Tembakau ...................................................................................19

11 13 14

j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Berhenti

A. B. C. D. E. F. G. H.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian ...................................................................................21 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................... Populasi dan Sampel ...................................................................................21 Batasan Operasional Variabel........................................................................... Bahan dan Alat.............................. Pengumpulan Data ...................................................................................22 23 Alur Penelitian..........................23 Pengolahan dan Analisis Data.......................................................................... BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prevalensi Merokok di Kalangan Pelajar SMA.................. B. Alasan Pelajar Merokok dan Berhenti Merokok. dan Program Bebas Tembakau BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan......................................................................... B. Saran.................................................................................... 35 35 24 26 30 22 22 21

C. Kemauan Pelajar untuk Terlibat dalam Kampanye Antirokok

xi

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

37

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat izin melaksanakan penelitian dari Kantor BAPPEDA Provinsi D.I Yogyakarta........................................................................ Lampiran 2. Surat izin melaksanakan penelitian dari Kantor BAPPEDA Bantul Yogyakarta....................................................................... untuk penelitian yang dilakukan......................................... 40 41 Lampiran 3. Kuesioner Pertanyaan Survey untuk pelajar Sekolah Menengah Atas 39

xii

TINGKAT KEMAUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA UNTUK TERLIBAT DALAM KAMPANYE ANTIROKOK DAN PROGRAM BEBAS TEMBAKAU INTISARI Peran pelajar sekolah menengah atas untuk terlibat dalam upaya menurunkan jumlah perokok di kalangan pemuda, termasuk pelajar sekolah, berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan berbagai negara di dunia ternyata cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemauan pelajar di kabupaten Bantul untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan survey kepada Pelajar Sekolah Menengah Atas yang terdaftar di Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan kuisioner. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan Prevalensi perokok di kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul adalah 16,66% dengan rincian 40 pelajar dari total 240 responden. Untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau 76,6% pelajar sekolah menengah atas di kabupaten Bantul bersedia untuk dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Kata kunci: Rokok dan Tembakau, Pelajar Sekolah, Kampanye Antirokok dan Program bebas Tembakau.

xiii

WILLINGNESS OF STUDENTS IN HIGH SCHOOL OF BANTUL DISTRICT TO INVOLVE IN ANTI SMOKING CAMPAIGN AND FREE TOBACCO PROGRAM ABSTRACT High school student role in anti smoking campaign and free tobacco is vital and considered important based on many countries experiences. The goal of this research is to know the willingness of students in high school in Bantul district to involve in anti smoking and free tobacco program and for the future could raise awareness among student to actively support those program. In this research, study done by survey to 12 high school in Bantul district to 240 respondent which give questionnaires to each respondent. Those school are represent of high school in Bantul district that divided into private and public school, which is located into two zone; rural and urban. The results of this research shows that prevalence of smokers among student in Bantul district is 16,66% (40 smokers from 240 respondents). Next results shows that among respondent, 76,6% have willingness to involve in anti smoking campaign and free tobacco program. Keywords: Smoking and Tobacco, High School Student, Anti Smoking Campaign and Free Tobacco Program.

xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan satu-satunya penyebab kematian utama yang bersifat preventable. Tingkat prevalensi merokok di kalangan pelajar sekolah menengah atas berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 23,9% pelajar sekolah menengah atas di Amerika Serikat menggunakan produkproduk tembakau, dimana 17,2% diantara siswa sekolah menengah atas tersebut merokok jenis sigaret1. Program antirokok dan bebas tembakau berbasis sekolah di beberapa tempat di Amerika menunjukkan efektifitasnya dalam menurunkan angka inisiasi penggunaan tembakau di kalangan pelajar, khususnya jika hal ini dikombinasikan dengan berbagai program komunitas yang didalamnya melibatkan mass-media dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau. Untuk wilayah regional Asia, beberapa negara seperti Bangladesh, India, Myanmar, Thailand, merupakan contoh kasus bagaimana program antirokok dan bebas tembakau berbasis sekolah berjalan cukup baik di kalangan pemuda, termasuk pelajar sekolah2. Peran pelajar sekolah menengah atas untuk terlibat dalam upaya menurunkan jumlah perokok di kalangan pemuda, termasuk pelajar sekolah, berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan berbagai negara di dunia ternyata cukup besar. Berdasarkan hal ini, edukasi dan pengetahuan mengenai tingkat kemauan pelajar untuk terlibat perlu diketahui agar kedepannya para pelajar tersebut bisa menjadi advocates untuk berbicara mengenai kesadaran untuk anti merokok dan bebas tembakau. Untuk scoop wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tingkat kemauan pelajar sekolah menengah atas di kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta untuk terlibat dalam program anti rokok dan bebas tembakau belum diketahui secara pasti, maka hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan kami untuk melakukan penelitian tersebut. Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak pada status kesehatan. Diketahui bahwa konsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, acute myeloid leukaemia, abdominal

1

2

aortic aneurysm, kanker lambung, kanker pankreas, kanker serviks, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjang nya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh konsumsi tembakau seperti: kanker paru-paru, vesicle, oesophagus, larynx, mulut dan tenggorokan; chronic pulmonary diseases, emphysema, bronchitis; stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh konsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, premature delivery, low birth weight, sudden infant death, dan penyakit-penyakit pada anak-anak, seperti attention hyperactivity deficit dissorders 3. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang beresiko mendapatkan penyakit-penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokerspun beresiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asthma, dan penyakit paru lainnya. Temuan yang didapatkan oleh Global Youth Tobacco Survey4 (GYTS) menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki prevalensi tinggi dalam hal penggunaan tembakau di kalangan remaja, sebagian diantara mereka terpapar menjadi second-hand smoke di tempat-tempat publik. Situasi semacam ini menyebabkan negara-negara di kawasan ini melakukan sejumlah tindakan untuk melakukan kontrol tembakau di kalangan remaja termasuk di dalamnya mengeluarkan kebijakan yang melindungi remaja dari paparan advertising, promosi, dan sponsorship produk-produk tembakau; melakukan tindakan untuk mengedukasi remaja tentang efek merugikan penggunaan tembakau dan melindungi mereka agar tidak terpapar sebagai second-hand smokers; mengambil tindakan untuk mengurangi akses remaja terhadap tembakau melalui peningkatan cukai rokok dan pelarangan penjualan rokok terhadap anak di bawah umur 4. Promosi produk tembakau melalui berbagai media menciptakan citra positif produk tembakau di kalangan remaja. Paparan baik langsung maupun tidak langsung oleh advertising tersebut dibarengi strategi marketing yang dilakukan oleh industri tembakau meningkatkan kemungkinan remaja untuk mencoba dan pada gilirannya menjadikan mereka sebagai pengguna reguler suatu produk

3

tembakau. Berbagai studi yang dilakukan di kawasan Asia Tenggara menunjukkan bahwa advertisement dan pemasaran tembakau secara signifikan berhubungan dengan peningkatan penggunaan produk tembakau di kalangan remaja tersebut. Meski semua orang mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat konsumsi tembakau, namun demikian konsumsi tembakau tidak pernah surut dan tampaknya perilaku ini masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di jalan jalan. Perusahaan tetap memproduksi batang rokok yang meningkat setiap tahunnya dan mengincar konsumen baru yaitu perempuan. Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian akan meningkat dua kali mendekati 10 juta orang pertahun pada tahun 20205. Perokok aktif di Indonesia termasuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta cukup tinggi. Perokok aktif biasa merokok di mana saja ada kesempatan, tanpa memperhitungkan dampak kerugian yang dialami oleh perokok pasif yakni yang tidak merokok namun turut menghirup asap rokok. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan peraturan nomor 42 tahun 2009 tentang kawasan dilarang merokok. Peraturan ini menetapkan kawasan dilarang merokok meliputi tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak-anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum, dan tempat kerja. Hal ini diwujudkan untuk dapat tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Studi tingkat kemauan pelajar Sekolah Menengah Umum (SMU) di Kabupaten Bantul Yogyakarta untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau perlu dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pencanangan pemerintah untuk bebas dari rokok dengan harapan dicapainya kualitas kesehatan yang baik pada masyarakat serta menekan jumlah angka kematian yang disebabkan oleh rokok. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner terdiri dari 33 item pertanyaan untuk mengukur tingkat kemauan responden untuk terlibat dalam kampanye anti rokok dan program lingkungan bebas tembakau. Penelitian dengan topik tersebut

4

di SMU Kabupaten Bantul Yogyakarta belum pernah dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran prevalensi perokok di kalangan pelajar di SMU Kabupaten Bantul Yogyakarta? 2. Bagaimana gambaran tingkat kemauan pelajar di SMU Kabupaten Bantul untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program lingkungan bebas tembakau? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Gambaran prevalensi perokok di kalangan pelajar di SMA Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2. Gambaran tingkat kemauan pelajar di SMA Kabupaten bantul Yogyakarta untuk terlibat dalam kampanye anti rokok dan program lingkungan bebas tembakau. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan lebih peduli terhadap bahaya paparan asap rokok pada perokok sendiri maupun orang disekitar yang juga terpapar. 2. Bagi pelajar, meningkatkan kesadaran pelajar untuk tidak merokok atau mengurangi jumlah konsumsi rokok setiap harinya. 3. Bagi pemerintah, pemerintah setempat ataupun instansi-instansi dapat membentuk kawasan bebas rokok dan membangun kawasan area merokok untuk perokok. 4. Bagi institusi pendidikan, dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai dasar pertimbangan atau stimulus untuk memperluas ataupun meneliti dari sudut pandang yang berbeda.

BAB II STUDI PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Rokok dan Zat yang Terkandung di Dalamnya Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tobacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar, dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan (PP no.19 2003). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi 5. a. Kandungan rokok Bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000 eleman-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO2. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan-bahan kinia lain yang juga sangat beracun. Zat-zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain: 1) Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3 % - 6 %, dan gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar. 2) Nikotin

5

6

Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasa kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 mL nya. 3) Tar Adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru 4) Kadmium, adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal 5) Amoniak Merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen, zat ini mempunyai bau yang sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 6) HCN/ Asam Sianida HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan. 7) Nitrous Oxide Nitros Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius saat melakukan operasi oleh dokter. 8) Formaldehid Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. das ini juga sangat beracun terhadap semua organism hidup.

7

9) Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim. 10) Asetol, adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11) H2S (Asam Sulfida) Asam sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim. 12) Piridin Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 13) Metil klorida Metil klorida adalah campuran dari zat zat bervalensi satu dengan hidrokarbon sebagai unsur utama. zat ini adalah senyawa organik yang beracun. 14) Metanol Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian. 15) Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) Senyawa hidrokarbon aromatik yang memiliki cincin dideskripsikan sebagai Fused Ring System atau PAH. Beberapa PAH yang terdapat dalam asap tembakau antara lain Benzo (a) Pyrene, Dibeno (a,h) anthracene, dan Benz (a) anthracene. Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor. 16) N- nitrosamine N - nitrosamina dibentuk oleh nirtrasasi amina. Asap tembakau mengandung 2 jenis utama N- nitrosamina, yaitu Volatile N- Nitrosamina

8

(VNA) dan Tobacco NNitrosamina. Hampir semua Volatile NNitrosamina ditahan oleh sistem pernafasan pada inhalasi asap tembakau. Jenis adap tembakau VNA diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial. b. Komposisi asap rokok Asap rokok merupakan kompleks campuran beberapa ribu komponen kimia beberapa dalam konsentrasi yang sedikit yang merupakan hasil dari pembakaran dari bahan dari produk tembakau. Hasilnya termasuk getah tembakau (tar) dan gas-gas lainnya. Hal yang paling penting adalah nikotin (zat adiktif). Campuran gas inilah yang secara konstan bereaksi dengan gas di atmosfer dengan bantuan sinar ultraviolet. Hal ini menyebabkan komposisi kimianya selalu berubah setiap saat. Sampai sekarang ini, asap rokok diketahui mengandung lebih dari empat ribu zat kimia. Namun, komposisi dan konsentrasi zat kimia tersebut dalam asap rokok tergantung pada jenis tembakau, kertas ventilasi dan filter yang digunakan serta cara menghisap rokok. Jumlah zat kimia dalam asap rokok sendiri bukan merupakan hal yang paling penting karena yang menjadi masalah adalah toksisitas dan konsentrasi dari zat kimia tersebut. Asap rokok terdiri dari 2 jenis yaitu: 1) Asap mainstream Asap ini dibentuk ketika perokok menginhalasi udara melalui rokok. 2) Asap Sidestream Asap ini dibentuk ketika tembakau dalam keadaan terbakar namun asap tidak diinhalasi oleh perokok. Zat toksin pada asap sidestream memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan asap mainstream dan 85% dari asap rokok merupakan hasil dari asap sidestream. Adapun hasil uraian dari komposisi asap rokok baik jenis mainstream maupun sidestream dalam Labstat International ULC Offerings (2008) yaitu nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida, amonia, nitrogen, logam- logam, merkuri, serta golongan-golongan kimia seperti karbonil, phenolics, benzo[a]pyrene, aromatik, gas volatil dan gas

9

semi-volatil. Pada jurnal tersebut, semua zat toksik dalam asap rokok terdeteksi dalam jaringan dan urin, sedangkan beberapa lainnya terdeteksi dalam plasma, serum ataupun saliva. Setiap zat yang diuraikan diatas telah diteliti dan kebanyakan dari zat tersebut merupakan karsinogen. c. Jenis rokok 1) Kawung adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. 2) Sigaret adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. 3) Cerutu adalah rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. d. Tipe perokok Menurut Dariyo (2003) 6, tipe perokok ada dua jenis, yaitu 1) Perokok aktif (active smoker) Perokok aktif adalah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tak enak kalau sehari tak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya. Jumlah rokok yang dihisap perhari berkisar 1 sampai 40 batang7. 2) Perokok pasif Perokok pasif adalah Individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang diembuskan orang lain yang kebetulan didekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berniat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok, mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya. Perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif. Menurut Sitepoe 8 membedakan tipe perokok yaitu : 1) Tidak merokok, yaitu selama hidupnya tidak pernah merokok 2) Perokok ringan, yaitu apabila merokok berselang-seling 3) Perokok sedang, yaitu apabila merokok setiap hari dalam kuantum kecil 4) Perokok berat, yaitu apabila merokok lebih dari satu bungkus setiap hari

10

5) Berhenti merokok, yaitu yang mulanya merokok kemudian berhenti dan tidak pernah merokok lagi. Mutadin 9 membagi tipe perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari: 1) Perokok sangat berat adalah perokok yang menghabiskan lebih dari 31 batang rokok tiap harinya dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur pagi hari. 2) Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21-30 batang rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah bangun tidur pagi hari 3) Perokok sedang menghabiskan sekitar sepuluh batang rokok setiap harinya dengan selang waktu merokok 60 menit setelah bangun tidur pagi hari . Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tipe-tipe perokok adalah perokok sangat berat, perokok berat, perokok sedang, perokok ringan, perokok ringan dan bukan perokok, berhenti merokok, perokok aktif dan perokok pasif. e. Tahapan Perilaku Merokok Tahapan seseorang menjadi perokok antara lain: 1) Persiapan Sebelum seseorang mencoba rokok, melibatkan perkembangan perilaku dan intensi tentang merokok dan bayangan tentang apa rokok itu. 2) Inisiasi (initiation) Reaksi tubuh saat seseorang mencoba rokok pertama kali berupa batuk, berkeringat. Hal ini sebagian besar diabaikan dan semakin mendorong perilaku adaptasi terhadap rokok.

11

3) Menjadi perokok Melibatkan suatu proses concept formation, seseorang belajar kapan dan bagaimana merokok dan memasukkan aturan-aturan perokok ke dalam konsep dirinya. 4) Perokok tetap Terjadi saat faktor psikologi dan mekanisme biologis bergabung yang semakin mendorong perilaku merokok. f. Tipe kondisi perokok Menurut Silvan Tomkins (1991) dalam Sarafino10, ada 4 kondisi perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory, ke empat kondisi tersebut adalah : 1) Dipengaruhi oleh perasaan positif Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. 2) Dipengaruhi oleh perasaan negatif Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. 3) Kondisi merokok yang adiktif Disebut sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. 4) Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. g. Cara menghindari kebiasaan merokok Ada beberapa cara menghindari kebiasaan merokok yaitu:

12

1) Tumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok, dalam hal ini kita harus mengingat panyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok dan merupakan penderitaan 2) Mintalah bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak lag menghisap rokok. yang pertama dilakukan adalah dengan memberitahukan niat untuk tidak merokok pada orang terdekat sehingga mereka akan membantu dan mengingatkan agar tidak merokok, sehingga perlahan-lahan anda akan merasa risih dan sungkan kerena terus diingatkan. 3) Tanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama sekali dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan denga memulai menurunkan jumlah batang rokok yang dihisap per hari, sehingga semakin lama semakin sedikit sampai tidak sama sekali. 4) Jauhi semua kemungkinan yang dapat membuat kembali menjadi perokok. Cara ini dilakukan dengan menghindari berkumpul dengan teman-teman atau orang lain yang merokok sehingga anda tidak ingin kembali merokok. 5) Mencari pengganti yang lebih positif dari pada rokok. Untuk mengganti waktu yang digunakan untuk merokok maka dapat melakukan olahraga, makan permen, atau melakukan aktivitas lain. h. Cara menghindari terpapar asap rokok Dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia yang berinteraksi dengan orang lain maka ada kemungkinan terpapar dengan asap rokok sehingga kita perlu beberapa cara yang dilakukan agar terhindar dari efek yang disebabkan oleh rokok yaitu: 1) Jauhi perokok yang sedang merokok 2) Jika tidak dapat menghindari jangan segan menegur perokok 3) Berikanlah ventilasi seluas mungkin jika sedang berda dalam ruangan tertutup bersama dengan perokok 4) Tidak hanya untuk kita sendiri namun khususnya untuk anak kecil dan bayi hindarkan sejauh mungkin dari asap rokok karena ketahanan tubuh anak kecil masih lemah.

13

i. Metode-metode untuk Berhenti Merokok Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Jacken, 2002). Yakni metode yang mengandalkan perubahan perilaku dan metode yang mengandalkan terapi obat-obatan, berikut penjelasannya: 1) Metode yang Mengandalkan Perubahan Perilaku Yang dimaksud metode perilaku dalam menghentikan kebiasaan merokok adalah bahwa perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan. a) Metode Cold Turkey Merode ini adalah metode yang paling sederhana dan paling mudah dimengerti tetapi juga paling banyak terjadi kegagalan. Caranya adalah tinggal berhenti saja. Metode ini tidak menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup menentukan kapan dia akan melakukannya. b) Cognitive Behavioral Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif Inti dari pendekatan ini ialah pengetahuan atau kesadaran akan perilaku menjadi dasar untuk merubah perilaku ke arah yang diinginkan. Perokok hanya akan merubah perilaku buruk merokok kalau dia tahu bahwa merokok itu buruk. Dengan pengetahuan itu, dia berusaha merubah perilaku.dari suka merokok menjadi berhenti merokok dengan mengetahui sifat atau keadaan yang menyebabkan dia merokok. c) Aversive Conditioning atau Pengkondisian Berbalik Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan (pairing) sebuah stimulus atau masukan yang negatif (bisa perilaku atau pikiran) dengan perilaku yang ingin dirubah. Sulit dipahami, tetapi contoh ini bisa membantu: (1) Merokok terus menerus tanpa berhenti sampai muntah. (2) Saat sedang merokok membayangkan hal buruk akibat merokok. (3) Membuat kontrak pengeluaran uang.

14

2) Metode yang Mengandalkan Terapi dan Obat-Obatan a) Nicotine Replacement Therapy atau Terapi Penggantian Nikotin Dalam metode ini, nikotin yang biasanya didapat dari rokok diganti sumbernya dengan nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin atau transedental nicotine), mukosa hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut (permen karet nikotin). b) Pemberian obat-obatan bukan nikotin c) Metode Akupuntur d) Metode Hipnotis Untuk menghentikan kebiasaan merokok, hipnotis digunakan karena mampu merubah perilaku orang secara setengah sadar tetapi sukarela. Artinya, jika pada saat trance dia diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti. j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensitas Berhenti Merokok. Suwarti11 menyatakan bahwa hal-hal yang mempengaruhi intensitas berhenti merokok adalah: 1) Kampanye anti rokok 2) Motivasi dari dalam (instrinsik) untuk berhenti merokok 3) Dukungan sosial 4) Program iklan layanan masyarakat di media massa dan elektronik tentang anjuran tidak merokok. 5) Menampilkan tokoh idola atau model yang tidak merokok Sarafino10

menyatakan bahwa seseorang memutuskan untuk meneruskan

perilaku merokok jika individu: 1) Memiliki setidaknya salah satu orang tua yang merokok 2) Merasa bahwa orang tuanya tidak peduli dan mendorong mereka untuk merokok

15

3) Memiliki saudara kandung atau teman yang merokok 4) Merasa ada tekanan dari teman sebaya untuk merokok seperti Kamu akan ditertawakan orang-orang bila tidak merokok atau kamu harus merokok bila sedang dengan teman-teman yang merokok 5) Memiliki sikap yang positif terhadap rokok, misalnya merokok sangat menyenangkan atau merokok dapat membantu orang-orang menghilangkan rasa bosan, stres dan kecemasan 6) Tidak percaya kalau merokok dapat membahayakan kesehatan mereka, misalnya merasa bahwa merokok hanya akan berbahaya bagi orangorang yang telah tua, atau merokok hanya akan berbahaya jika telah mengkonsumsi dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas berhenti merokok adalah kampanye anti rokok, motivasi dari dalam (instrinsik) untuk berhenti merokok, dukungan sosial, program iklan layanan masyarakat di media massa dan elektronik tentang anjuran tidak merokok dan menampilkan tokoh idola atau model yang tidak merokok. Salah satu faktor yaitu dukungan sosial akan menjadi variabel bebas dalam penelitian ini, karena dukungan sosial mencakup dukungan informal seperti dari keluarga, teman, atau rekan kerja, dan dukungan formal seperti dari kelompok pendukung, atau dukungan dari penyedia layanan kesehatan yang dapat berupa nasehat, himbauan, perhatian serta dorongan dan semangat untuk berhenti merokok, dapat membantu perokok untuk menjalankan niatnya untuk berhenti merokok. 2. Tembakau Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok. Selain itu tembakau juga dimanfaatkan orang sebagai kunyahan (Jawa : susur), terutama di kalangan ibuibu di pedesaan. Tanaman tembakau diklasifikasikan sebagai berikut :

16

Famili Genus Spesies

: Solanaceae : Nicotianae : Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica.

Sub Famili : Nicotianae

Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica mempunyai perbedaan yang jelas. Pada Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak, merupakan induk tembakau sigaret dan tingginya sekitar 120 cm. Adapun Nicotiana rustica, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit gelombang, bentuk daun bulat yang pada ujungnya tumpul, dan kedudukan daun pada batang mendatar agak terkulai. Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu yang tingginya sekitar 90 cm. Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak jumlahnya, dan untuk tiap daerah terdapat perbedaan jumlah kadar nikotin, bentuk daun, dan jumlah daun yang dihasilkan. Proporsi kadar nikotin banyak bergantung kepada varietas, tanah tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan daunnya. Tembakau banyak ditanam di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Kabupaten yang banyak terdapat tanaman tembakau yaitu Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Grobogan, Temanggung, dan Kendal. produksi tembakau di Jawa Tengah sangat besar dan sebagian besar dimanfaatkan untuk produksi rokok. Tembakau hanya bermanfaat sebagai penikmat belaka yang tidak bermanfaat bagi kesehatan. Dalam daun tembakau ada beberapa macam alkaloid yang dapat memberikan rasa nikmat pemakainya yaitu nikotin, nikotirin, dan myosmin. Rokok adalah perantara utama bagi nikotin masuk ke tubuh manusia melalui asapnya., sehingga perlu diteliti nikotinnya. Untuk dapat mengetahui apakah dalam tembakau terdapat nikotin dan juga toksisitasnya. Produk-produk berasal dari tembakau termasuk sigaret, cerutu, chewing tobacco, dan lain-lain merupakan produk olahan tanaman Nicotiana rustica atau Nicotiana tabacum dari daun yang sudah diproses atau dikeringkan. Semua

17

bentuk tembakau mengandung nikotin, yang merupakan zat adiktif yang dapat menjadi stimulant atau depressant sistem saraf pusat. Selain nikotin, tembakau pun mengandung ribuan zat kimia lain yang akan menimbulkan efek dan meningkatkan cita rasa tembakau tersebut. Banyak diantara zat kimia tersebut diketahui menyebabkan kanker dan berbagai penyakit lain. Hingga kini tembakau masih menjadi penyebab utama kematian yang bisa dicegah di Amerika yang menelan korban kematian lebih dari 430.000 orang per tahun12. Tembakau merupakan tanaman yang berasal asli dari Amerika, dan bagi pribumi Amerika banyak yang berfikir bahwa tanaman tersebut merupakan anugerah dari Roh Agung dan sering digunakan untuk berbagai seremonial keagamaan. Rodrigo de Jerez, seorang penjelajah Spanyol, membawa tembakau ke Spanyol di awal era 1500-an dan menjadikan kebiasaan merokok populer dengan begitu cepat. Sejalan dengan kepopulerannya, nilai tembakau pun meroket dan sempat digunakan sebagai uang di awal koloni Amerika12. Tembakau sering dikonsumsi dalam bentuk sigaret, cerutu, atau dengan menggunakan pipa cangklung. Cara lain merokok tembakau bisa juga dilakukan sebagaimana yang ditemukan di India atau Timur Tengah dalam bentuk pipa yang dikenal sebagai hookah, nargile, atau shisha. Bentuk lain penggunaan tembakau adalah dalam bentuk bidis atau kretek. Meskipun dampak negatifnya banyak diketahui merugikan bagi kesehatan dalam bentuk sediaan rokok, namun tembakau ternyata memiliki manfaat ketika tanaman tembakau dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan obat-obatan untuk penyakit bersifat autoimun dan inflamasi termasuk diabetes. 3. Sifat Kecanduan yang Ditimbulkan Rokok (Tembakau) Tembakau berisi nikotin, suatu zat yang telah diakui oleh organisasi kedokteran internasional sebagai pembawa sifat kecanduan. Kecanduan pada tembakau telah tercatat dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (International Classification of Diseases). Nikotin memenuhi kriteria kunci penyebab kecanduan atau ketergantungan, seperti: dorongan penggunaan yang kuat, meskipun ada hasrat dan upaya berulang-ulang untuk berhenti; pengaruh-pengaruh psikoaktif

18

akibat bekerjanya zat-zat itu pada otak; dan perilaku-perilaku yang dimotivasi oleh efek-efek penguatan psikoaktif itu 4. Kecanduan nikotin terjadi secara cepat. Pada anak remaja yang baru mulai merokok, konsentrasi kotinin dalam saliva (ludah), sebuah produk nikotin yang bersifat merusak, terus meningkat secara tajam sampai mencapai tingkat yang terdapat pada perokok tetap. Tingkat rata-rata nikotin yang dihirup cukup untuk memberikan efek farmakologis dan memainkan peranannya untuk merangsang perilaku merokok. Namun banyak pemuda meremehkan risiko kecanduan merokok ini. Antara separuh dan tiga perempat jumlah perokok muda di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah mencoba untuk berhenti sekurangkurangnya sekali tetapi gagal. Hasil beberapa survey di negara berpendapatan tinggi menyatakan bahwa suatu proporsi substansial perokok yang semuda 16 tahun mengatakan menyesal telah menghisap rokok namun merasa tidak mampu untuk berhenti. 4. Pelajar (Remaja) Sekolah dan Aktifitas Merokok Survey yang dilakukan baru-baru ini terhadap remaja umur 15 dan 16 tahun di Moskow menemukan bahwa lebih dari separuh remaja tidak mengetahui penyakit yang berhubungan dengan merokok atau hanya mampu menyebutkan satu penyakit saja yaitu kanker paru-paru. Bahkan di Amerika, dimana remaja diharapkan memiliki lebih banyak informasi, hampir separuh dari remaja umur 13 tahun mengira bahwa menghabiskan satu bungkus rokok sehari tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan. Minimnya pengetahuan remaja mengenai akibat merokok bagi kesehatan, menghadapkan mereka pada hambatan lebih besar lagi daripada orang dewasa dalam membuat pilihan berdasarkan informasi (Informed Choices)4. Sama pentingnya adalah remaja menganggap enteng risiko menjadi kecanduan nikotin dan karena itu nyata sekali meremehkan biaya yang akan timbul di masa depan akibat merokok. Diantara siswa sekolah menengah atas kelas terakhir di Amerika yang merokok dan percaya bahwa mereka akan mampu berhenti merokok dalam lima tahun, ternyata kurang dari 2 diantara 5 siswa

19

tersebut yang benar-benar berhenti merokok. Sisanya masih tetap merokok dalam lima tahun berikutnya13. Program pendidikan antimerokok di sekolah sudah tersebar luas, terutama di negara-negara berpendapatan tinggi. Namun, tampaknya upaya ini kurang efektif dibandingkan dengan jenis-jenis penyebarluasan informasi yang lain. Bahkan, program yang pada awalnya mengurangi kebiasaan merokok kelihatannya hanya berdampak sementara; program itu hanya mampu menunda sedikit untuk memulai merokok dan bukan mencegah siswa untuk merokok. Kelemahan yang nyata dari program antimerokok di sekolah ini bukan pada sifatnya, tetapi lebih pada pendengar yang menjadi sasarannya. Seperti diketahui, remaja menanggapi informasi mengenai dampak jangka panjang tidak sama dengan tanggapan orang dewasa mengenai informasi yang sama. Hal ini sebagian disebabkan perilaku remaja yang umumnya lebih berorientasi pada masa sekarang dan sebagian karena remaja cenderung untuk menentang nasihat orang dewasa14. 5. Kampanye Anti Rokok dan Program Bebas Tembakau Kampanye sebagai suatu kegiatan komunikasi yang didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai suatu kegiatan penyampaian informasi yang terencana, bertahap dan terkadang memuncak pada suatu saat yang bertujuan mempengaruhi sikap, pendapat dan opini seseorang atau massa. Kampanye sering sekali menyangkut soal pengarahan, pemerkuatan, dan penggerakan kecendrungan kearah tujuan yang diperkenankan secara sosial. Kampanye merupakan salah satu metode komunikasi (persuasi), karena disini juga membahas tentang upaya mempengaruhi massa, baik dalam tingkah laku maupun dalam bentuk opini15. Berdasarkan informasi tersebut maka kampanye anti rokok dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk komunikasi (persuasi) yang menyangkut soal pengarahan, pemerkuatan, dan penggerakan kecendrungan mempengaruhi massa, baik dalam tingkah laku maupun bentuk opini individu atau massa untuk anti terhadap rokok atau produk yang berasal dari tembakau dengan tujuan untuk memberitahu, membujuk dan memotivasi individu atau massa agar menghindari rokok dan produk-produk lain berasal dari tembakau.

20

Salah satu bentuk kampanye anti rokok dan program bebas tembakau telah dijalankan Pemerintah melalui kementerian kesehatan setiap tahunnya bersamasama seluruh negara secara rutin menyelenggaraan peringatan hari tanpa tembakau sedunia (HTTS). Kegiatan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang peduli terhadap masalah tembakau. Tujuan kegiatan dalam peringatan HTTS adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berbagai bentuk upaya guna melindungi masyarakat dari bahaya rokok. Kegiatan dilaksanakan tidak hanya oleh Kementerian Kesehatan, tetapi juga oleh pemerintah daerah, lembaga negara, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi, dunia usaha, swasta dan kelompok perempuan, pemuda dan mahasiswa. Dengan kesadaran dan dukungan masyarakat, program pengendalian tembakau di Indonesia akan mencapai tujuan yangdiharapkan, yaitu terlindungnya masyarakat dari bahaya rokok. Dan hal ini tentu akan menjadi bagian upaya bangsa Indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini melakukan survey kepada Pelajar Sekolah Menengah Umum yang terdaftar di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner berisi 33 item pertanyaan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2011, dan tempat diadakannya penelitian yaitu di Sekolah Menengah Umum Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta dengan perincian: 1. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bantul 2. Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bantul 3. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Sewon 4. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Imogiri 5. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Piyungan 6. Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Pundong 7. Sekolah Menengah Umum UII Banguntapan 8. Sekolah Menengah Umum 17 1 Bantul 9. Sekolah Menengah Umum Muhammadiah Bantul 10. Sekolah Menengah Umum Muhammadiah Pleret 11. Sekolah Menengah Umum Dharma Amiluhur 12. Sekolah Menengah Umum Pangudi Luhur Sedayu C. Populasi dan Sampel Populasi target adalah pelajar SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel adalah siswa kelas II Sekolah Menengah Atas pada sekolah yang digunakan terdiri atas 10 orang murid pria dan 10 orang murid wanita. Teknik sampling dilakukan memilih sekolah secara acak berdasarkan klasifikasi sekolah swasta dan negeri, yang dibedakan atas area rural dan urban. Jumlah

21

22

sekolah yang dipilih adalah 12 sekolah yang merupakan representasi sekolah swasta dan negeri yang terletak di area rural dan urban kabupaten Bantul Yogyakarta.

D. Batasan Operasional Variabel Batasan variabel operasional di buat untuk menyamakan persepsi dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Pelajar adalah murid di Sekolah Menengah Atas yang terkait dengan penelitian. 2. Sekolah Menengah Atas yang digunakan dalam penelitian adalah 12 sekolah yang terpilih. 2. Kampanye Antirokok dan Tembakau adalah kegiatan untuk mengajak diri sendiri dan pihak lain untuk tidak mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya. E. Bahan dan Alat Bahan dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuisioner. Alat penelitian yang digunakan adalah kuisioner yang berisi 33 item pertanyaan. F. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan serta tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka jenis data yang diperlukan adalah: 1. Demografi studi populasi 2. Hasil kuesioner

23

G. Alur Penelitian Pembuatan proposal Permohonan izin untuk melakukan penelitian ke Kantor BAPPEDA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Permohonan izin untuk melakukan penelitian ke Kantor BAPPEDA Bantul, Kantor Kesbangpollinmas Bantul, Dinas Dikmenof Bantul, Sekolah Menengah Umum, dan pihak-pihak terkait Penyebaran Kuesioner di Sekolah Menengah Umum yang terdaftar di Kabupaten Bantul Yogyakarta Tabulasi data dan analisis data Pembahasan Kesimpulan dan saran Gambar 3. Alur penelitian H. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan cara Analisis deskriptif Non Analitik dimana analisis ini dilakukan terhadap hasil kuesioner.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mengajukan permohonan izin ke Kantor Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian Biro Administrasi Pembangunan, lalu diteruskan ke kantor Pemerintah Daerah Bantul tepatnya di kantor BAPPEDA Bantul. Izin dari Pemda Bantul selanjutnya diteruskan ke Kantor Kesbangpollinmas Kab. Bantul, Kantor Dinas Dikmenof Kab. Bantul, dan ke sekolah menengah atas (SMA) tempat penelitian. Tempat penelitian meliputi 12 SMA di Kabupaten Bantul yang meliputi area rural dan urban, dan terbagi dalam domain SMA negeri dan swasta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey terhadap 240 pelajar sekolah menengah atas yang menjadi responden penelitian. Masing-masih sekolah diambil sampel murid kelas 2 yang terdiri dari 10 orang murid pria dan 10 orang murid wanita. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisikan 33 item pertanyaan faktual yang isinya terkait riwayat kebiasaan merokok dan alasan merokok, serta tingkat kemauan responden atas untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau. A. Prevalensi Merokok di Kalangan Pelajar SMA Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pelajar SMA di kabupaten Bantul yang memiliki riwayat merokok adalah sebanyak 22,9%. Responden yang menyatakan memiliki riwayat merokok semuanya adalah pelajar pria, sementara untuk responden murid wanita tidak ditemukan. Dari total 55 siswa yang memiliki riwayat merokok, 34 orang mulai merokok dibangku SD, 5 orang merokok pertama kali di bangku SMP, dan 16 merokok pertama kali di bangku SMA. Persentase pelajar SMA di Kabupaten Bantul yang memiliki riwayat merokok dan usia pertama kali merokok dapat dilihat pada tabel I dan II.

24

25

Tabel I. Distribusi pelajar SMA di kabupaten Bantul yang memiliki riwayat merokok Riwayat MerokokPernah Tidak Pernah TOTAL

Jumlah55 185 240

Persentase (%)22,9 77,1 100

Tabel II. Distribusi pelajar SMA di kabupaten Bantul berdasarkan usia pertama kali merokokKategori usia mulai merokok SD SMP SMA TOTAL

Jumlah34 5 16 55

Persentase (%)62,8 9,1 29,1 100

Berdasarkan tabel distribusi diatas terlihat bahwa usia SD merupakan usia paling banyak pelajar memulai merokok pertama kali, oleh karena itu perhatian orang tua harus diberikan dengan cukup sehingga bisa mencegah inisiasi awal merokok pada usia yang terlalu dini. Prevalensi pelajar yang masih merokok diantara pelajar SMA yang memiliki riwayat merokok adalah sebanyak 40 orang pelajar, atau 16,66 % dari total responden. Rincian lengkap prevalensi merokok di kalangan pelajar SMA di kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel III. Tabel III. Distribusi prevalensi merokok dan tidak merokok di kalangan pelajar SMA di kabupaten BantulPrevalensi Masih Merokok Tidak Merokok TOTAL

Jumlah40 200 240

Persentase (%)16,66 83,33 100

Dari tabel distribusi terlihat bahwa jumlah pelajar SMA di kabupaten yang tidak merokok adalah 200 pelajar atau 83,33 % dari total responden. Angka di atas

26

menunjukkan bahwa prevalensi tidak merokok di kalangan pelajar SMA di kabupaten Bantul masih tinggi. Dari 55 siswa yang memiliki riwayat merokok , 15 diantaranya telah berhenti menjadi perokok aktif, sementara masih aktif merokok adalah 40 orang siswa. Detail lebih lanjut pelajar yang masih aktif merokok dan sudah berhenti merokok dapat dilihat pada tabel IV. Tabel IV. Distribusi pelajar SMA memiliki riwayat merokok yang masih merokok dan sudah berhenti merokokPelajar dengan Riwayat Merokok Masih Merokok Berhenti Merokok TOTAL

Jumlah40 15 55

Persentase (%)72,72 27,27 100

Perokok aktif yang terdiri atas 40 orang pelajar tersebut rata-rata mengkonsumsi 1-5 batang rokok per hari. Angka berhenti merokok yang masih jauh lebih rendah dibandingkan angka masih merokok pada tabel di atas menunjukkan bahwa kecendrungan berhenti merokok di kalangan pelajar SMA lebih rendah, hal ini bisa disebabkan oleh faktor kecanduan yang disebabkan rokok, dan faktor lain seperti lingkungan dan sebagainya. B. Alasan Pelajar Merokok dan Berhenti Merokok Diantara pelajar yang masih merokok ini penyebab utama mereka merokok adalah karena pengaruh teman (60%). Distribusi alasan merokok pada pelajar SMA di Kabupaten Bantul yang masih aktif merokok dapat dilihat pada Tabel V.

27

Tabel V. Distribusi alasan merokok pada pelajar SMA di Kabupaten Bantul yang masih aktif merokokAlasan Merokok Untuk menekan kecemasan emosi Saya kecanduan Pengaruh rekan/teman Untuk meningkatkan konsentrasi saya, dan kesenangan Karena guru merokok Untuk mengontrol berat badan Karena orang tua merokok Untuk menjaga image dalam pergaulan Untuk memiliki lebih banyak teman Agar nampak lebih dewasa Alasan lain TOTAL

Jumlah5 24 8 3 40

Persentase (%)12,5 60 20 7,5 100

Pengaruh teman/rekan pelajar di sekolah memiliki dampak paling besar terhadap pelajar untuk masih merokok. Berdasarkan hal tersebut maka peran guru di sekolah dan orang tua bisa di optimalkan dalam aspek ini sehingga pelajar dapat menjaga diri dari pergaulan, diantaranya melalui berbagai tindakan preventif berupa pengawasan yang sesuai yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menjaga pergaulan pelajar sehingga terbebas dari kebiasaan merokok. Diantara total pelajar yang memiliki riwayat merokok, 15 pelajar telah berhenti merokok. Diantara pelajar yang berhenti merokok tersebut selama mereka merokok mereka pernah mengkonsumsi rokok sejumlah 1-5 batang per hari. Alasan utama penyebab pelajar sekolah menengah atas berhenti merokok adalah karena rokok bisa memperburuk pernafasan (46,6%), faktor keuangan (33,33%), dan karena pengetahuan dan sadar terhadap kesehatan 3 siswa (20%). Distribusi alasan pelajar sekolah menengah atas yang memiliki riwayat merokok untuk berhenti merokok dapat dilihat pada Tabel VI.

28

Tabel VI. Distribusi alasan berhenti merokok pada pelajar SMA di kabupaten Bantul yang memiliki riwayat merokokAlasan Berhenti Merokok Pengetahuan dan sadar terhadap kesehatan Pengaruh relasi dan pertemanan Memperburuk pernafasan Kebijakan pemerintah tentang bahaya merokok Faktor keuangan Tubuh merasa tidak nyaman Untuk menjadi contoh yang baik Tekanan dari peraturan yang ada Setelah konseling Alasan lain TOTAL Jumlah 3 Persentase (%) 20

7 5

46,7 33,3

15

100

Tabel distribusi diatas menunjukkan bahwa faktor kesehatan dan keuangan bisa menjadi faktor utama dibalik alasan pelajar SMA berhenti merokok. Sekolah dan keluarga memiliki peranan besar untuk lebih giat lagi mengarahkan pelajar agar tidak mengkonsumsi rokok sehingga dapat menguatkan informasi di benak pelajar tentang bahaya rokok yang semestinya dihindari. Adanya faktor keuangan yang memiliki pengaruh terhadap terhentinya aktifitas merokok di kalangan pelajar bisa memberi gambaran bahwa daya beli rokok pelajar SMA terbatas, sehingga pemerintah dari sisi ini bisa menerapkan regulasi untuk meningkatkan cukai rokok yang pada gilirannya meningkatkan harga rokok di pasaran dan menurunkan daya beli pelajar SMA terhadap rokok. Dari semua pelajar SMA yang menjadi responden penelitian, 99,5% diantara mereka tahu tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Mereka tahu bahwa diantara bahaya rokok diantaranya kanker paru-paru, batuk, hipertensi, kecanduan, kematian janin, dan stroke. Distribusi pengetahuan pelajar SMA tentang bahaya merokok berbeda antara pelajar pria dan wanita seperti terlihat pada Tabel VII.

Tabel VII. Pengetahuan pelajar SMA di Kabupaten Bantul

29

tentang bahaya merokokBahaya Merokok Bagi Kesehatan Kanker paru-paru Batuk Nyeri Dada Hipertensi Diabetes Jumlah (persentase) pada pelajar pria 80 (66,7%) 6 (5%) 4 (3,3%) Jumlah (persentase) pada pelajar wanita 93 (77,5%)

Penyakit psikiatrik Kecanduan Kematian janin Kanker mulut Katarak dan kebutaanStroke Kejang Lain-lain TOTAL

15 (12,5%) 5 (4,2%)

6 (5%) 15 (12,5%)

10 (8,3%)

6 (5%)

120 (100%)

120 (100%)

Peran media ternyata memiliki pengaruh besar dalam menyampaikan informasi dan opini kepada pelajar sekolah menengah atas di kabupaten Bantul tentang bahaya merokok. Sumber informasi yang paling berpengaruh tentang bahaya merokok adalah melalui televisi (66,7%). Distribusi peran sumber informasi tentang bahaya merokok dapat dilihat pada Tabel VIII. Tabel VIII. Sumber informasi yang berpengaruh terhadap opini pelajar SMA di Kabupaten Bantul tentang bahaya merokokSumber Informasi Radio Kemasan Rokok Iklan Lain-lain Televisi Jumlah (persentase) pada pelajar pria 7 (5,8%) 20 (16,5%) 10 (8,3%) 75 (62,5%) 8 (6,7%) 120 (100%) Jumlah (persentase) pada pelajar wanita 9 (7,5%) 15 (12,5%) 80 (66,7%) 5 (4,2%) 11 (9,2%) 120 (100%)

Koran Papan IklanTOTAL

Media televisi memiliki pengaruh terbesar terhadap opini pelajar tentang bahaya merokok. Hal ini dapat dipahami sebagai akibat mudahnya akses pelajar SMA

30

dalam mendapatkan informasi melalui media televisi yang diisi berbagai informasi atau penyuluhan pemerintah tentang merokok, ulasan mengenai bahaya rokok dan sebagainya. Namun, bila dibandingkan dengan gencarnya promosi yang dilakukan pebisnis rokok, tindakan penyuluhan atau pemberian informasi tentang bahaya rokok yang dilakukan pemerintah terbilang masih kurang. Hal ini masih bisa memberikan ruang perusahaan rokok dan produk yang mereka representasikan memiliki citra positif di kalangan pelajar. C. Kemauan Pelajar untuk Terlibat dalam Kampanye Antirokok dan Program Bebas Tembakau Mengenai pelarangan merokok, hasil penelitian menunjukkan bahwa 86,6% pelajar setuju jika produk rokok tidak boleh dijual, pelajar pun setuju jika sekolah mengeluarkan larangan merokok bagi pelajar di sekolah 91,6%. Hasil survey menggambarkan lebih lanjut bahwa 92,08% pelajar setuju sebagai pelajar sekolah mereka dilarang merokok, sementara 96,6% pernah dianjurkan untuk tidak merokok. Tabel IX. Distribusi dukungan pelajar SMA di Kabupaten Bantul terhadap larangan terkait rokok dan keterlibatan dalam kampanye anti rokok dan bebas tembakau PernyataanProduk Rokok Tidak Boleh Dijual Larangan Merokok di Sekolah Pelajar Dilarang Merokok Pelajar Dianjurkan untuk Tidak Merokok Konseling Berhenti Merokok Dijadikan Kurikulum Sekolah Merokok Dilarang di Setiap Aktivitas Sekolah Tugas Pelajar adalah Terlibat dalam Kampanye Antirokok & Bebas Tembakau

Opini S TS S TSS TS S TS S TS S TS S TS

Jenis Kelamin Pria Wanita 95 113 25 7 101 119 19 1102 18 114 6 89 31 98 22 90 30 119 1 118 2 111 9 116 4 102 18

TOTAL 208 32 220 20 221 19 232 8 200 40 214 26 192 48

31

Dilibatkan dalam Kampanye Antirokok dan Bebas Tembakau Membantu perokok berhenti merokok

S TS S TS

85 35 97 23

99 21 115 5

184 56 212 28

*Keterangan: S= setuju, TS= tidak setuju

Hasil survey tentang kesediaan pelajar sekolah menengah atas di kabupaten Bantul untuk menerima konseling berhenti merokok menjadi kurikulum sekolah menunjukkan bahwa 220 pelajar (83,33%) setuju akan hal ini, sementara 214 pelajar (89,16%) menunjukkan sikap setuju jika merokok dilarang di setiap aktivitas sekolah. Survey kemudian dilakukan dengan melihat tingkat kemauan pelajar untuk terlibat dalam program anti merokok dan bebas tembakau. Hasil survey menunjukkan bahwa 192 pelajar (80%) pelajar setuju tugas sebagai pelajar adalah terlibat dalam program berhenti merokok atau membantu perokok berhenti merokok, 184 pelajar (76,6%) setuju jika mereka dilibatkan dalam program anti rokok dan bebas tembakau dan 212 pelajar (88,33%) setuju untuk membantu perokok berhenti merokok. Setiap tanggal 31 Mei dunia memperingati hari anti tembakau sedunia, dan sebagai bagian dari survey didapatkan hasil bahwa 87,5% pelajar sekolah peduli dengan event tersebut, meskipun hanya 24,58% saja yang tahu kapan event tersebut diperingati di seluruh dunia (tabel X). Tabel X. Distribusi pelajar SMA di Kabupaten Bantul yang peduli dengan hari anti tembakau seduniaPelajar yang Peduli dengan Hari Anti Tembakau Sedunia 97 113 210 Pelajar yang Tahu Pelaksanaan Hari Anti Tembakau Sedunia 23 36 59

Pria Wanita TOTAL

Sebagai pelajar sekolah menengah atas, kalangan pelajar tersebut menyadari bahwa ada upaya yang dilakukan di Indonesia untuk mengendalikan penggunaan produk tembakau. Sementara untuk tingkat global pelajar sekolah

32

menengah atas di kabupaten Bantul tahu bahwa WHO FCTC merupakan upaya pengendalian penggunaan produk tembakau secara internasional dan merupakan perjanjian yang disetujui dunia internasional sebagai regulasi dan kebijakan terhadap produk-produk tembakau. Pengetahuan pelajar tentang nama perusahaan rokok juga ditanyakan dalam survey yang dilakukan, 67,08% pelajar tahu perusahaan-perusahaan rokok yang ada di Indonesia dan rata-rata mereka bisa menyebutkan lebih dari 3 perusahaan yang mereka kenal selama ini. Pelajar pun sangat hafal menyebutkan merk rokok yang beredar dan tersedia di Indonesia, diantara merk yang paling banyak disebutkan adalah A Mild, Djarum, Gudang Garam, Marlboro, dan Dji Sam Soe (tabel XI). Tabel XI. Distribusi pelajar SMA di Kabupaten Bantul yang tahu perusahaan rokok yang ada di IndonesiaPria Pelajar yang tahu perusahaan rokok di Indonesia Pelajar yang tahu perusahaan rokok di Indonesia TOTAL 88 32 120 Wanita 73 47 120

Tabel XII. Distribusi nama-nama perusahaan rokok yang dikenal luas oleh pelajar SMA di kabupaten Bantul

Nama Perusahaan Rokok PT. Djarum PT. HM. Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Phillip Morris Tbk TOTAL

Pelajar Sekolah Menengah Atas (Pria) 46 20 12 10

Pelajar Sekolah Menengah Atas (Wanita) 41 12 10 10

88

73

33

Merk Rokok A Mild Djarum Super Gudang Garam Marlboro Dji Sam Soe TOTAL

Pelajar Sekolah Menengah Atas (Pria) 63 12 11 20 14

Pelajar Sekolah Menengah Atas (Wanita) 22 13 27 16 10

120

88

Berbagai alasan mendorong banyak orang termasuk pelajar sekolah untuk merokok, ketika survey dilakukan menurut pelajar sekolah di kabupaten BANTUL beberapa alasan orang merokok adalah menekan kecemasan dan emosi, kecanduan, pengaruh rekan/teman, meningkatkan konsentrasi/kesenangan, menjaga image dalam pergaulan dan memiliki lebih banyak teman. Tabel XIV. Distribusi penyebab orang merokok menurut pelajar SMA di kabupaten BANTUL

Alasan Orang Merokok Menekan kecemasan dan emosi Kecanduan Pengaruh rekan/teman Meningkatkan konsentrasi dan kesenangan Pengaruh Guru Mengontrol Berat Badan Pengaruh Orang Tua Menjaga Image dalam Pergaulan Memiliki lebih banyak teman Agar nampak lebih dewasa Alasan Lain TOTAL

Pelajar Sekolah Menengah Pelajar Sekolah Menengah Atas (Pria) Atas (Wanita) 14 24 43 18 56 31 9

23 22

120

120

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa menurut pelajar di kabupaten Bantul beberapa alasan yang mendorong orang merokok adalah karena kecanduan, menjaga image dalam pergaulan, memiliki lebih banyak teman, menekan

34

kecemasan dan emosi, meningkatkan konsentrasi dan kesenangan dan diakibatkan pula oleh pengaruh teman. Faktor kecanduan menjadi alasan utama orang merokok, sehingga sebelum menjadi perokok pelajar SMA hendaknya diberikan edukasi, penyuluhan tentang bahaya merokok dan akibat kecanduan yang ditimbulkan nya. Pengaruh rekan/teman dan pergaulan juga menjadi sebab lain orang merokok menurut responden, oleh karena nya menurut pelajar lingkungan pergaulan yang sehat dan baik bisa membantu kemungkinan pencegahan terhadap aktifitas merokok yang dilakukan pelajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Prevalensi perokok di kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul adalah 16,66% dengan rincian 40 pelajar dari total 240 responden. 2. Untuk ikut terlibat dalam program anti rokok dan bebas tembakau, pelajar sekolah menengah di kabupaten Bantul tahu bahwa mereka sebagai pelajar memiliki peran besar dalam tercapai nya keadaan pribadi dan sekitar yang anti rokok dan bebas tembakau. Para pelajar tersebut pun memiliki tingkat kemauan untuk terlibat dalam kampanye anti rokok dan bebas tembakau yang cukup tinggi, yaitu sekitar 76,6% atau berjumlah 184 dari 240 total responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemauan pelajar Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul untuk terlibat dalam kampanye antirokok dan program bebas tembakau adalah media, lingkungan/pergaulan, kesadaran akan kesehatan, dan bahaya rokok atau produk tembakau lainnya. B. Saran Saran-saran dalam menyikapi hal tersebut: 1. Perlu didorongnya peran media untuk terus mengkampanyekan anti rokok dan program bebas tembakau di kalangan pelajar sehingga tercipta opini tentang bahaya merokok. 2. Perlu didorongnya peran sekolah untuk terus berupaya melarang aktivitas merokok di lingkungan sekolah sehingga pelajar sekolah menengah atas tidak terekspose asap rokok. 3. Guru perlu menjadi role model siswa sebagai teladan untuk menjadi pribadi yang bebas dari penggunaan rokok. 4. Peran orang tua di rumah perlu diupayakan agar pelajar sekolah tidak terekspose atau pun tergoda untuk menggunakan dan menikmati rokok.

35

36

5. Untuk mendorong tingkat kemauan pelajar terlibat dalam program anti rokok dan bebas tembakau, perlu diadakan program edukasi atau penyuluhan yang menarik/interaktif di kalangan pelajar sekolah menengah atas di kabupaten Bantul. 6. Perlunya lingkungan sekolah untuk tidak melibatkan diri dalam eventevent yang disponsori oleh perusahaan rokok olahraga, musik, seminar, dan lain-lain. 7. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan advertisement rokok dan media terhadap prevalensi merokok di kalangan pelajar serta image merokok di benak pelajar khususnya diantara pelajar Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bantul. dalam bentuk acara

DAFTAR PUSTAKA (1) Anonim, 2000, Investing in Youth Tobacco Control: A Review of Smoking Prevention and Control Strategies, Michigan: Tobacco Control (http://www.tobaccocontrol.com) (2) Anonim, 2008, Brief Profile on Tobacco and Youth in the South-East Asia Region, Tobacco Free Initiative-WHO (3) Anonim, 2006, Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia, Jakarta (4) Anonim, 2000, Meredam Wabah; Pemerintah dan Aspek Ekonomi Pengawasan terhadap Tembakau, Washington: World Bank (http://www1.worldbank.org/tobacco/pdf/indonesian.pdf) (5) Gondodiputro, Sharon, 2007, Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau, Bandung: Fakultas Kedokteran UNPAD (6) Dariyo, A, 2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (7) Suyasa, P. T. Y. & Karman, R, 2004, Stress, Perilaku Merokok dan Tipe Kepribadian. Jurnal PHRONESIS, 11, 6, 19-39 (8) Sitepoe, M. 2000, Kekhususan Rokok Indonesia, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (9) Mutadin, Z, 2002, Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja, (http://www.e-psikologi.com.09/12/09) (10) Sarafino, 1994, Health Psychology : Biopsyschosocial Interaction, Singapore : John Willey and Sons. (11) Suwarti, 2007, Bahaya Merokok dan Upaya Penanganannya, Jurnal Psycho Idea, 1, 11-24 (12) Anonim, (http://www.cesar.umd.edu/cesar/drugs/tobacco.pdf) 2006,Tobacco.

(13) Anonim, 2009, WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2009: Implementing Smoke-Free Environment, WHO (http://www.who.int/tobacco/mpower/2009/gtcr_download/en/index.html) (14) Anonim, 2004, Prospective Study of the Effect of Exposure to Other Smokers in High School Tutor Groups on the Risk of Incident Smoking in Adolescence. U.S.A: John Hopkins Bloomberg School of Public Health

37

38

(15) Setianti, Yanti. 2007. Makalah Ilmiah; Kampanye dalam Merubah Sikap Khalayak, Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD (http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/01/kampanye_dalam_merubah_sikap.pdf