SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan...

131
SKRIPSI PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN-PEG 8000 FEBRIANTI SETIAWARDANI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMASETIKA SURABAYA 2015 ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Transcript of SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan...

Page 1: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

SKRIPSI

PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU

DISOLUSI QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN

SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN-PEG 8000

FEBRIANTI SETIAWARDANI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASETIKA

SURABAYA

2015

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 2: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

SKRIPSI

PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU

DISOLUSI QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN

SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN-PEG 8000

FEBRIANTI SETIAWARDANI

051111066

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASETIKA

SURABAYA

2015

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 3: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

Lembar Pengesahan

PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN

DISPERSI PADAT QUERCETIN – PEG 8000

SKRIPSI Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2015

Oleh :

FEBRIANTI SETIAWARDANI NIM : 051111066

Disetujui Oleh :

Pembimbing Serta

Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt. NIP. 196308101989032001

Pembimbing Utama

Dr. Dwi Setyawan, S.Si., M.Si., Apt. NIP. 197111301997031003

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 4: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga yang bertanda tangan

dibawah ini, saya:

Nama : Febrianti Setiawardani

NIM : 051111066

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui

skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul: “PENINGKATAN

KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI QUERCETIN DENGAN

PEMBENTUKAN SISTEM DISPERSI PADAT QUERCETIN –

PEG 8000” untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet, digital

library Perpustakaan Universitas Airlangga atau media lain untuk

kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak

Cipta. Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi/karya ilmiah

saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, September 2015

Febrianti Setiawardani

051111066

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 5: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa sesungguhnya hasil

skripsi/tugas akhir ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini menggunakan

data fiktif atau merupakan hasil dari plagiarisme, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar

yang saya peroleh.

Surabaya, September 2015

Febrianti Setiawardani

051111066

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 6: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur selalu kita panjatkan

kepada Allah S.W.T yang selalu memberikan rahmat dan ridho-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI

QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN SISTEM DISPERSI

PADAT QUERCETIN – PEG 8000”. Tak lupa sholawat serta

salam juga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

S.A.W sebagai suri teladan kita.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat

dalam penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Dr. Dwi Setyawan, S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen

pembimbing utama yang telah dengan sabar membimbing

dan memotivasi penulis dalam pengerjakan serta

memberikan pelajaran kehidupan yang bermanfaat.

2. Ibu Dr. Retno Sari, M.Sc.,Apt. selaku dosen pembimbing

serta yang telah sabar memberikan bimbingan dalam

pengerjaan naskah skripsi.

3. Bapak Drs. Bambang Widjaja, M.Si., Apt. dan Bapak

Helmi Yusuf, M.Sc., Ph.D. selaku dosen penguji atas

segala kritik dan saran yang membangun untuk

menyempurnakan naskah skripsi.

4. Bapak Prof. Dr. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak. selaku

rektor Universitas Airlangga yang telah memberikan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 7: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

vii

kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

5. Ibu Dr. Umi Athijah, MS., Apt. atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan program sarjana.

6. Ibu Dra. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D. selaku ketua

departemen farmasetika atas segala kesempatan dan

fasilitas yang telah diberikan di Laboratorium Teknologi

Farmasi.

7. Bapak Mahardian Rahmadi, S.Si., M.Sc., Ph.D. Apt.

selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi

selama program pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga.

8. Bapak Sugianto dan Ibu Endah Sulistiyowati selaku

orang tua penulis serta Agung Setiawan selaku saudara

penulis yang senantiasa memberikan dukungan, nasihat

dan motivasi.

9. Tim skripsi dispersi padat ceria (Dayanara, Zainul, dan

Fadhil) yang senantiasa membantu penulis dalam

pengerjaan skripsi. Serta kawan – kawan yang

mengerjakan skripsi di Departemen Farmasetika yang

selalu memberikan bantuan kepada penulis.

10. Sahabat – sahabat (Meira, Nadiyah, Nindya Tresiana,

Fatih, Ayu, Destia, Astrid, Kak Selvi dan Achmad

Fanani) dan teman seperjuangan angkatan 2011 terutama

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 8: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

viii

kelas C atas bantuan, motivasi dan semangat kepada

penulis dalam pengerjaan skripsi.

11. Seluruh tenaga non kependidikan Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga terutama tenaga non kependidikan

Laboratorium Teknologi Farmasi (Bapak Harmono,

Bapak Suprijono, Ibu Nawang, dan Ibu Ari) yang telah

membantu dengan penuh kesabaran.

12. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran

naskah skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Skripsi ini disusun oleh manusia yang tidak luput dari

kesalahan dan ketidaksempurnaan, untuk itu segala kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

mencapai hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya

dalam bidang kefarmasian.

Surabaya, September 2015

Penyusun

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 9: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

ix

RINGKASAN

PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI

QUERCETIN DENGAN PEMBENTUKAN DISPERSI PADAT

QUERCETIN – PEG 8000

Febrianti Setiawardani

Quercetin digolongkan dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) II yang artinya memiliki permeabilitas tinggi namun kelarutannya rendah sehingga bioavailabilitas dalam tubuh rendah. Salah satu metode yang dapat memperbaiki kelarutan dan laju disolusi quercetin adalah pembuatan dispersi padat. Polimer yang digunakan dalam pembuatan dispersi padat adalah PEG 8000 karena tidak toksik dan tidak mengiritasi. Selain itu PEG merupakan polimer yang mampu melarutkan beberapa senyawa serta dapat meningkatkan pembasahan pada permukaan partikel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 terhadap kelarutan dan laju disolusi quercetin.

Dispersi padat quercetin – PEG 8000 dibuat dengan metode peleburan pada suhu 65° - 70°C dan di uji kelarutan dan uji disolusi. Uji kelarutan dilakukan dalam media larutan dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05 dengan suhu 30±0,5 pada waktu jenuh quercetin yang sebelumnya telah ditentukan (menit ke 240). Sedangkan pada uji disolusi dilakukan dalam media 1% surfaktan SLS pada suhu 37±0,5°C. Uji kelarutan dan laju disolusi dilakukan pada quercetin, campuran fisik dan dispersi padat dengan dengan replikasi 3 kali.

Hasil uji kelarutan menunjukan kelarutan quercetin meningkat dengan dispersi padat quercetin – PEG 8000. Peningkatan terbesar tejadi pada dispersi padat dengan perbandingan quercetin – PEG 1:3 yaitu 3,25 kali dari quercetin murni. Dari hasil uji disolusi, diketahui bahwa ED30 dan laju disolusi quercetin dalam sistem dispersi padat meningkat dibanding quercetin tunggal. Peningkatan terbesar terjadi pada jumlah polimer terbesar (1:3) yaitu sebesar 1,35 kali dari quercetin murni. Peningkatan kelarutan dan laju disolusi terjadi disebabkan oleh pengecilan ukuran partikel, sehingga luas permukaan kontak obat dengan media disolusi lebih besar. Selain itu peningkatan disolusi juga dapat terjadi karena terdapat peningkatan kelarutan quercetin sesuai dengan persamaan Noyes-Whitney yaitu kelarutan zat berbanding lurus dengan laju disolusi.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 10: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

x

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan jumlah PEG 8000 yang ditambahkan dalam sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi quercetin. Selanjutnya perlu dilakukan pengembangan formulasi bentuk sediaan padat quercetin menggunakan sistem dispersi padat dengan berbagai polimer.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 11: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xi

ABSTRACT

SOLUBILITY AND DISSOLUTION RATE ENHANCEMENT OF

QUERCETIN BY SOLID DISPERSION QUERCETIN – PEG 8000

Febrianti Setiawardani

Quercetin is a bioflavonoid group that poorly soluble in water and classified in Biopharmaceutics Classification System (BCS) II. Solid dispersion can be used to increase the solubility of quercetin. PEG 8000 as hydrophyl polimer used in the formation of the solid dispersion of quercetin because non toxic and non irritant. Solid dispersion prepared by melt method with various ratio of PEG 8000 (1:1; 1:2; 1:3 % b/b). Solubility and dissolution characteristic of the prepared solid dispersion were evaluated and compared with physical mixture and quercetin. The result of solubility and dissolution test showed that solubility and dissolution rate in solid dispersion system enhanced.

Key word : Quercetin, PEG 8000, Solid Dispersion, Solubility, Dissolution Rate.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 12: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................ vi

RINGKASAN............................................................................. ix

ABSTRACT............................................................................... xi

DAFTAR ISI.............................................................................. xii

DAFTAR TABEL...................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR.................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN...........................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian............................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................ 5

2.1 Quercetin............................................................................ 5

2.2 PEG 8000........................................................................... 6

2.3 Dispersi Padat.................................................................... 7

2.4 Kelarutan............................................................................ 11

2.5 Disolusi.............................................................................. 13

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.................................... 15

3.1 Uraian Kerangka Konseptual............................................. 15

3.2 Alur Kerangka Konsep....................................................... 17

3.3 Hipotesis............................................................................. 18

BAB IV METODE PENELITIAN............................................ 19

4.1 Bahan Penelitian................................................................ 19

4.2 Alat-Alat Penelitian........................................................... 19

4.3 Rancangan Penelitian......................................................... 19

Halaman

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 13: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xiii

4.4 Kerangka Operasional........................................................ 21

4.5 Metode Penelitian...............................................................22

4.5.1 Pemeriksaan Bahan Baku Penelitian.................... 22

4.5.1.1 Quercetin................................................ 22

4.5.1.2 PEG 8000............................................... 22

4.5.2 Pembentukan Dispersi Padat Quercetin-

PEG 8000 Menggunakan Metode Peleburan...... 23

4.5.3 Pembuatan Campuran Fisik Quercetin- PEG

8000...................................................................... 24

4.5.4 Pembuatan Larutan Dapar pH 5........................... 24

4.5.5 Pembuatan Kurva Baku Quercetin dalam

Media Dapar Asam Sitrat NaOH pH 5............... 24

4.5.5.1 Pembuatan Larutan Baku Induk

Quercetin................................................ 24

4.5.5.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja

Quercetin................................................ 24

4.5.5.3 Penentuan Panjang Gelombang

Maksimum Quercetin............................ 26

4.5.5.4 Pemeriksaan Pengaruh PEG 8000

Terhadap Panjang Gelombang

Maksimum Quercetin............................ 26

4.5.5.5 Penentuan Kurva Baku Quercetin.......... 26

4.5.5.6 Pemeriksaan Homogenitas

Quercetin................................................ 27

4.5.6 Pemeriksaan Kurva Baku Quercetin

dalam Media Air.................................................. 27

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 14: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xiv

4.5.6.1 Pembuatan Larutan Baku Induk

Quercetin................................................ 27

4.5.6.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Quercetin

dalam Media Air.................................... 27

4.5.6.3 Penentuan Panjang Gelombang

Maksimum Quercetin dalam Air........... 28

4.5.6.4 Penentuan Kurva Baku Quercetin

dalam Air............................................... 28

4.5.7 Uji Kelarutan........................................................ 29

4.5.7.1 Penentuan Waktu Kelarutan

Jenuh Quercetin..................................... 29

4.5.7.2 Uji Kelarutan Dispersi Padat dan

Campuran Fisik Quercetin-PEG 8000.. 29

4.5.8 Uji Disolusi.......................................................... 30

4.5.9 Analisis Data........................................................ 31

4.5.9.1 Uji Kelarutan.......................................... 31

4.5.9.2 Uji Disolusi............................................ 31

4.5.9.3 Analisis Statistika.................................. 32

BAB V HASIL PENELITIAN................................................... 34

5.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian........................... 34

5.1.1 Quercetin.............................................................. 34

5.1.2 PEG 8000............................................................. 35

5.2 Pembuatan Kurva Baku Quercetin dalam Media Dapar

Asam Sitrat - NaOH........................................................... 36

5.2.1 Penentuan Panjang Gelombang

Maksimum Quercetin........................................... 36

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 15: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xv

5.2.2 Pengamatan Kurva Baku Quercetin dalam Media

Dapar Asam Sitrat - NaOH.................................. 36

5.2.3 Pengamatan Pengaruh PEG 8000 Terhadap

Panjang Gelombang Maksimum Quercetin........ 38

5.2.4 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin................. 40

5.3 Pemeriksaan Kurva Baku Quercetin dalam Media Air.... 40

5.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Quercetin.............................................................. 40

5.3.2 Pengamatan Kurva Baku Quercetin..................... 41

5.4 Uji Kelarutan...................................................................... 42

5.4.1 Penentuan Waktu Jenuh Quercetin...................... 42

5.4.2 Pengujian Kelarutan Quercetin, Campuran Fisik

Quercetin – PEG 8000 dan Dispersi Padat

Quercetin – PEG 8000......................................... 44

5.5 Penentuan Laju Disolusi.................................................... 47

BAB VI PEMBAHASAN.......................................................... 54

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN................................... 61

7.1. Kesimpulan ....................................................................... 61

7.2. Saran................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA................................................................. 62

LAMPIRAN............................................................................... 65

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 16: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Komposisi dispersi padat dan camputan fisik................................................................. 20

Tabel V. 1 Pemeriksaan Kualitatif Quercetin................. 34

Tabel V. 2 Pemeriksaan Kualitatif PEG 8000................. 35

Tabel V. 3 Hasil pengamatan serapan larutan baku kerja quercetin dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05 pada panjang gelombang 366,95 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis............................... 37

Tabel V.4 Serapan quercetin kadar 8 µg/mL dan quercetin – PEG 8000 8 µg/mL untuk penentuan match factor.................................. 39

Tabel V.5 Hasil % homogenitas quercetin dalam campuran fisik quercetin –PEG 8000 dan dispersi padat quercetin – PEG 8000............. 40

Tabel V.6 Hasil pengamatan serapan larutan baku kerja quercetin dalam media air pada panjang gelombang 373 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis............................... 42

Tabel V.7 Hasil penentuan kelarutan jenuh quercetin pada suhu 30±0,5°C dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05................. 43

Tabel V.8 Hasil penentuan kelarutan pada suhu 30±0,5°C dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05.......................................45

Tabel V.9 Hasil uji HSD % terlarut quercetin murni, campuran fisik quercetin – PEG 8000 dan dispersi padat quercetin – PEG 8000................................................................ 47

Halaman

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 17: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xvii

Tabel V.10 Hasil uji disolusi quercetin, campuran fisik quercetin – PEG 8000, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dalam media SLS 1% dalam air pada suhu 37±0,5°C....................... 48

Tabel V.11 Efisiensi disolusi pada menit ke-30 quercetin,

campuran fisik dan disersi padat pada media SLS 1% dalam air ............................... 50

Tabel V.12 Hasil HSD ED30 quercetin pada semua

kelompok perlakuan pada media SLS 1% dalam air........................................................ 51

Tabel V.13 Hasil perhitungan slope quercetin, campuran

fisik dan dispersi padat.................................. 52 Tabel V.14 Hasil HSD ED30 quercetin pada semua

kelompok perlakuan pada media SLS 1% dalam air.........................................................53

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 18: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur molekul quercetin........................................... 5

Gambar 2.2 Struktur PEG 8000....................................................... 6

Gambar 3.1 Bagan kerangka konseptual.......................................... 15

Gambar 4.1 Bagan kerangka operasional......................................... 19

Gambar 5.1 Spektra UV-Vis quercetin kadar 8,08 µg/mL dan 16,16 µg/mL dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05................................................................ 36

Gambar 5.2 Kurva baku quercetin dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05 pada panjang gelombang 366,95 nm..................................................................... 37

Gambar 5.3 Spektra pengaruh PEG 8000 terhadap spektra quercetin...................................................................... 38

Gambar 5.4 Kurva regresi antara serapan quercetin dan quercetin – PEG 8000 8 µg/mL dalam media dapar sitrat pH 5..... 39

Gambar 5.5 Spektra UV-Vis quercetin kadar 8 µg/mL dan 12 µg/mL dalam air...................................................... 41

Gambar 5.6 Kurva regresi antara serapan quercetin dan quercetin – PEG 8000 8 µg/mL dalam media air......... 42

Gambar 5.7 Profil penentuan kelarutan jenuh quercetin dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05 pada suhu 30±0,5°C..................................................... 44

Gambar 5.8 Kelarutan quercetin, campuran fisik dan dispersi padat dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05 pada suhu 30±0,5°C..................................................... 46

Gambar 5.9 Profil disolusi quercetin, campuran fisik quercetin – PEG 8000, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dalam media SLS 1% dalam air pada suhu 37±0,5.......................................................................... 49

Halaman

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 19: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Spektra FT – IR Quercetin............................. 65

Lampiran 2 Spektra FT – IR PEG 8000............................ 67

Lampiran 3 Termogram DTA Quercetin........................... 69

Lampiran 4 Termogram DTA PEG 8000.......................... 70

Lampiran 5 Pengamatan Serapan dan Panjang Gelombang

Maksimum Quercetin..................................... 71

Lampiran 6 Kurva Baku Quercetin.................................... 76

Lampiran 7 Pengamatan Pengaruh PEG 8000 terhadap

Spektra Quercetin........................................... 78

Lampiran 8 Uji Homogenitas............................................ 80

Lampiran 9 Pengujian Kelarutan Jenuh Quercetin............ 83

Lampiran 10 Analisa Statistika Kelarutan Jenuh................. 85

Lampiran 11 Pengujian Kelarutan....................................... 88

Lampiran 12 Hasil Statistika Uji Kelarutan........................ 93

Lampiran 13 Hasil Uji Disolusi........................................... 96

Lampiran 14 Hasil Statistika Uji Disolusi........................... 107

Lampiran 15 Hasil Statistika Slope................................... 110

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 20: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Quercetin merupakan senyawa golongan flavonol, satu dari enam

subklas flavonoid. Quercetin terdapat pada tanaman seperti bawang,

apel dan teh. Quercetin memiliki banyak kegunaan bagi kesehatan tubuh

manusia. Secara klinik quercetin dapat menurunkan tekanan darah

(Kelly, 2011). Quercetin juga merupakan salah satu sumber makanan

yang mengandung antioksidan tinggi sehingga dapat digunakan sebagai

kemopreventif yang poten dan dapat menjadi penghambat kuat pada

pertumbuhan sel kanker payudara, usus, paru-paru, dan ovarium

(Kakran, 2011).

Salah satu permasalahan dari quercetin adalah praktis tidak larut

dalam air. Quercetin juga digolongkan dalam Biopharmaceutics

Classification System (BCS) II yang artinya memiliki permeabilitas

tinggi namun kelarutannya rendah sehingga mempengaruhi

bioavailabilitas dalam tubuh (Madaan, 2014). Bioavailabilitas obat yang

termasuk golongan BCS II terbatas pada laju kelarutannya (Seema et

al., 2011). Quercetin memiliki bioavailabilitas rendah sehingga kadar

dalam plasma saat quercetin dikonsumsi juga rendah (Harwood et al.,

2007).

Beberapa metode telah digunakan untuk meningkatkan kelarutan

dan disolusi dari obat yang sukar larut. Metode tersebut antara lain

dengan memodifikasi bahan obat secara kimiawi (pembentukan prodrug

dan pembentukan garam), penambahan komposisi pelarut (kosolvensi

dan peningkatan pembasahan), menggunakan sistem pembawa dan

modifikasi fisik (nanokristal, kokristal, dan dispersi padat).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 21: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

2

Pembentukan garam dan pengecilan ukuran partikel biasanya digunakan

untuk meningkatkan laju disolusi sehingga absorbsi dan bioavailabilitas

obat meningkat. Namun ada beberapa kekurangan dari metode tersebut

yakni, pada pembentukan garam dari obat bersifat asam atau basa,

garam potasium atau natrium dapat bereaksi dengan karbondioksida dan

air. Reaksi tersebut dapat menyebabkan precipitate out parent drug.

Hal ini biasanya terjadi pada lapisan luar sediaan yang dapat

mengakibatkan terhambatnya laju disolusi dan absorbsi obat. Pengecilan

ukuran partikel biasanya digunakan untuk meningkatkan laju disolusi,

namun terdapat keterbatasan dalam metode ini yaitu seberapa besar

pengecilan ukuran yang dapat dicapai dari metode pengecilan ukuran

seperti kristalisasi, penggilingan dan lain-lain (Tiwari et al., 2009).

Diantara berbagai cara untuk meningkatkan kelarutan, metode dispersi

padat seringkali menjadi metode untuk meningkatkan laju disolusi dan

bioavailabilitas obat kelarutan rendah karena sederhana, terjangkau

biaya, dan menguntungkan (Shah et al., 2007).

Dispersi padat merupakan produk padat yang terdiri dari dua atau

lebih komponen yang berbeda. Biasanya terdiri dari matriks hidrofil dan

obat yang hidrofobik. Matriks dapat berbentuk kristal maupun bentuk

amorf. Obat dapat didispersikan secara molekular, dalam partikel amorf

atau dalam partikel kristal. Beberapa keuntungan dispersi padat adalah

pengecilan ukuran partikel, peningkatan pembasahan partikel,

peningkatan porositas dan obat dalam bentuk amorf (Dhirendra et al.,

2009).

Peningkatan laju disolusi sistem dispersi padat sangat dipengaruhi

oleh matriks. Pemilihan matriks dispersi padat mempengaruhi

karakteristik disolusi bahan obat. Matriks yang larut air menghasilkan

pelepasan bahan obat secara cepat, sedangkan matriks dengan kelarutan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 22: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

3

air yang rendah akan menghasilkan pelepasan bahan obat secara lebih

lambat. Beberapa contoh matriks yang digunakan dalam pembuatan

dispersi padat adalah polietilenglikol (PEG), polivinilpirolidin (PVP),

Gelucire 44/14, Labrasol, sugar, dan urea (Das et al., 2012). Selain itu

jumlah perbandingan obat dengan matriks yang digunakan juga dapat

berpengaruh terhadap peningkatan disolusi obat (Serajuddin, 1999).

PEG merupakan polimer yang mampu melarutkan beberapa

senyawa serta dapat meningkatkan pembasahan pada permukaan

partikel. Titik leleh PEG yang relatif rendah dapat menjadi keuntungan

untuk pembuatan sistem dispersi padat dengan cara peleburan (Launer et

al., 2000). Selain itu PEG merupakan material yang tidak toksik dan

tidak mengiritasi (Rowe, 2009). Penggunaan PEG 8000 sebagai matriks

dispersi padat untuk meningkatkan kelarutan obat yang memiliki

kelarutan rendah telah banyak dikembangkan antara lain Gliclazide-PEG

8000 (Biswal, 2009), Ritonavir-PEG 8000 (Poddar, 2011) dan

albendazol-PEG 8000 (Anutama, 2011).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitian ini akan

diteliti pengaruh pembentukan dispersi padat quercetin – PEG 8000

terhadap kelarutan dan laju disolusi quercetin. Selain itu juga diteliti

pengaruh jumlah PEG 8000 terhadap kelarutan dan laju disolusi

quercetin. Komposisi dispersi padat yang dibuat adalah quercetin-PEG

8000 dengan perbandingan 1:1; 1:2; 1:3 (b/b).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 23: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

4

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh peningkatan jumlah PEG 8000 dalam

sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 terhadap kelarutan

quercetin.

2. Bagaimana pengaruh peningkatan jumlah PEG 8000 dalam

sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 terhadap laju

disolusi quercetin.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui :

1. Pengaruh peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi

padat quercetin – PEG 8000 terhadap kelarutan quercetin.

2. Pengaruh peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi

padat quercetin – PEG 8000 terhadap laju disolusi quercetin.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan

pembentukan dispersi padat quercetin-PEG 8000 yang mungkin dapat

digunakan sebagai metode alternatif peningkatan kelarutan dan laju

disolusi bahan obat lain yang memiliki sifat yang mirip.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 24: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Quercetin

Quercetin merupakan senyawa golongan flavonol, satu dari

enam subklas flavonoid. Quercetin memiliki banyak kegunaan bagi

kesehatan tubuh manusia. Secara klinik quercetin telah diteliti dapat

menurunkan tekanan darah (Kelly, 2011). Quercetin juga merupakan

salah satu sumber makanan yang mengandung antioksidan tinggi

sehingga dapat digunakan sebagai kemopreventif yang poten dan

menjadi penghambat kuat pada pertumbuhan sel kanker payudara, usus,

paru-paru, dan ovarium (Kakran, 2011). Dengan dosis kurang dari 150

mg per hari dapat menunjukan efek biologis terhadap tubuh (Kelly,

2011).

Quercetin memiliki nama kimia 2-(3,4-Dihydroxyphenyl)-

3,5,7-trihydroxy-4H-1-benzopyran-4-one dengan rumus molekul

C15H10O7 dan berat molekul 302.2 (Sweetman, 2009). Quercetin larut

dalam asam asetat glasial (The Merck Index, 1983). Kelarutan quercetin

dalam air sebesar 0,17 – 7 µg/mL (Karadag et al, 2014). Berikut adalah

gambar molekul dari Quercetin ditunjukan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur molekul quercetin (Sweetman, 2009).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 25: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

6

Quercetin dalam Biopharmaceutical Classification System

(BCS) digolongkan menjadi BCS II (Madaan, 2014). Termasuk dalam

BCS II artinya quercetin memiliki permeabilitas yang tinggi namun

kelarutannya rendah dalam air. Bioavailabilitas dari senyawa golongan

BCS II terbatas oleh laju disolusinya (Seema et al., 2011).

Pada penelitian hewan dan manusia telah menunjukan bahwa

setelah konsumsi quercetin oral sebanyak 60% dari dosis yang diserap

(sebagai qurcetin total), metabolisme luas sebagai akibat dari efek first

– pass memastikan bahwa aglikon quercetin tidak terkonjugasi beredar

dalam plasma pada konsentrasi sangat rendah (Harwood et al., 2007).

2.2 PEG 8000

Polietilenglikol 8000 (PEG 8000) merupakan sebuah polimer adisi

dari etilen oksida dan air. PEG 200-600 berbentuk cair, PEG 1000

hingga diatasnya berbentuk padat bergantung pada temperatur. PEG

diatas 1000 berwarna putih dan rentang konsistensinya pasta sampai

serpihan lilin. Pada PEG diatas 600 terdapat dalam bentuk serbuk. Rata-

rata berat molekul dari PEG 8000 adalah 7000-9000 dengan titik beku

antara 4.5°-7.5°C. Densitas dari PEG 8000 adalah 1.15-1.21 g/cm3

dengan viskositas 470-900 cSt (Rowe, 2009).

Gambar 2.2 Struktur PEG 8000 (Rowe et al., 2009).

Nilai m pada PEG 8000 adalah 181.4. PEG merupakan polimer

yang mampu melarutkan beberapa senyawa serta dapat meningkatkan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 26: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

7

pembasahan pada permukaan partikel (Launer et al., 2000). Menurut

Craig dan Newton (1992) terdapat hubungan log-linear antara berat

molekul PEG dengan laju disolusi, hal ini karena sifat dari polimer yang

mendominasi pada proses disolusi (Craig, 2002).

PEG digunakan secara luas dalam formulasi farmasetika. PEG juga

dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam air dengan membentuk

dispersi padat. PEG merupakan material yang tidak toksik dan tidak

mengiritasi. Acceptable daily intake (ADI) PEG adalah 10mg/kg berat

badan (Rowe, 2009).

Kebanyakan titik leleh dari PEG dibawah 65°C , contohnya : titik

leleh PEG 1000 30-40°C , titik leleh PEG 4000 50-58°C dan titik leleh

PEG 8000 adalah 60-63°C. Titik leleh yang relatif rendah ini merupakan

keuntungan untuk pembuatan dispersi padat menggunakan metode

pelelehan (Launer et al., 2000).

Penggunaan PEG 8000 sebagai matriks dispersi padat telah banyak

dikembangkan antara lain gliclazide-PEG 8000 (Biswal, 2009),

ritonavir-PEG 8000 (Sushikumar, 2011) dan albendazol-PEG 8000

(Anutama, 2011).

2.3 Dispersi Padat

Dispersi padat merupakan produk padat yang terdiri dari dua atau

lebih komponen yang berbeda. Biasanya terdiri dari matriks hidrofil dan

obat yang hidrofobik. Matriks dapat berbentuk kristal maupun bentuk

amorf. Obat dapat didispersikan secara molekular, dalam partikel amorf

atau dalam partikel kristal (Dhirendra et al., 2009). Beberapa contoh

matriks yang digunakan dalam pembuatan dispersi padat adalah

polietilenglikol (PEG), polivinilpirolidin (PVP), Gelucire 44/14,

Labrasol, sugar, dan urea (Kumar et al., 2012).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 27: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

8

Berdasarkan susunan molekularnya, dispersi padat dapat dibedakan

menjadi beberapa tipe yaitu (Chiou et al., 1971)

1. Campuran eutektik

Pada campuran eutektik biasanya dibuat dengan cara

pemadatan campuran cair dua komponen secara cepat.

Campuran yang dibuat menunjukan campuran cair yang

terlarutkan sempurna. Secara termodinamika, suatu sistem

diasumsikan sebuah campuran dari komponen kristal-

kristalnya. Ketika eutektik terbentuk dari obat (kelarutan air

rendah) kontak dengan cairan saluran cerna, kemungkinan

matriks dilepaskan pada cairan saluran cerna dalam bentuk fine

kristal. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa kedua komponen

secara simultan membentuk kristal dengan ukuran partikulat

yang sangat kecil.

2. Larutan padat

Larutan padat terbuat dari solut padat yang terlarut dalam

pelarut padat. Biasanya bisa disebut sebagai campuran kristal

karena dua komponen membentuk kristal bersamaan pada

sebuah sistem satu fase yang homogen.

Larutan padat secara general diklasifikasi sesuai seberapa besar

melarutnya dua komponen atau struktur kristal larutan padat.

Berdasarkan pembentuknya dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu larutan padat kontinyu dan larutan padat

diskontinyu.

3. Larutan gelas dan suspensi gelas

Larutan gelas bersifat homogen. Pada tipe ini solut dilarutkan

pada pembawa gelas. Ukuran partikel dari fase terdispersi

tergantung dari laju pendinginan atau evaporasi. Pada larutan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 28: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

9

maupun suspensi gelas, energi kisi yang dihasilkan lebih

rendah.

4. Endapan amorf obat pada matriks kristalin

Tipe ini mirip dengan campuran eutektik sederhana.

Perbedaannya dengan campuran eutektik sederhana adalah

pada tipe ini obat mengalami pengendapan pada bentuk amorf.

Keuntungan dari dispersi padat (Dhirendra et al., 2009) :

1. Pengecilan ukuran partikel

Dispersi molekular seperti dispersi padat merupakan tingkat

akhir dari pengecilan ukuran partikel. Setelah matriks

terdisolusi, obat terdispersi molekular pada media disolusi.

Prinsip dispersi padat adalah membantu peningkatan pelepasan

bahan obat dengan membentuk sebuah campuran antara obat

yang memiliki kelarutan rendah dalam air dengan matriks yang

memiliki kelarutan terhadap air yang tinggi. Dengan adanya

pengecilan ukuran maka akan terjadi peningkatan luas

permukaan sehingga laju disolusi meningkat dan akhirnya

meningkatkan bioavailabilitas dari obat yang mempunyai

kelarutan rendah dalam air.

2. Peningkatan pembasahan partikel

Pada sistem dispersi padat, bahan obat dikelilingi oleh matriks

larut air yang telah siap terlarut. Hal tersebut menyebabkan air

kontak dengan bahan obat dan membasahi bahan obat. Sebagai

konsekuensinya, suspensi homogen obat yang terbentuk mudah

didapatkan dengan pengadukan minimum.

3. Peningkatan porositas

Partikel pada dispersi padat memiliki porositas yang lebih

tinggi. Peningkatan porositas juga tergantung dari pembawa,

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 29: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

10

misalnya dispersi pada yang mengandung polimer linier

menghasilkan partikel yang porositasnya lebih tinggi dibanding

dengan dispersi padat yang mengandung pembawa polimer

retikular. Peningkatan porositas partikel dalam dispersi padat

juga mempercepat profil pelepasan obat.

4. Obat dalam bentuk amorf

Obat dalam bentuk kristal memiliki kelarutan yang rendah

dalam air, sedangkan dalam bentuk amorf cenderung memiliki

kelarutan yang lebih tinggi. Peningkatan pelepasan obat

biasanya dapat dicapai dengan menggunakan obat dalam

bentuk amorf, karena tidak dibutuhkan energi untuk

memisahkan kisi kristal selama proses disolusi. Dalam dispersi

padat, obat berada dalam larutan jenuhnya setelah terdisolusi,

jika obat mengendap, bahan obat berada dalam bentuk polimorf

metastabil dengan kelarutan lebih tinggi dibanding bentuk

stabil.

Pembuatan sistem dispersi dapat dilakukan dengan berbagai

metode. Pemilihan metode bergantung pada sifat kimia fisika bahan obat

dan matriks yang digunakan. Macam-macam metode pembuatan

dispersi padat yaitu (Chiou et al., 1971)

1. Metode Peleburan

Pada metode ini campuran fisik obat dan pembawa yang larut

air dipanaskan hingga meleleh. Campuran lelehan tersebut

kemudian didinginkan dan dipadatkan secara cepat dengan

diikuti pengadukan. Hasil padatan yang didapatkan selanjutnya

digerus dan diayak. Keuntungan utama dari metode ini adalah

simpel dan ekonomis. Selain itu, supersaturated obat dalam

sistem dapat tercapai dengan cara peleburan secara cepat

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 30: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

11

dengan suhu tinggi. Dengan keadaan tersebut, molekul solut

terjebak dalam matriks pelarut dengan pendinginan yang cepat.

Kerugiannya yaitu terdapat obat atau pembawa yang mungkin

bisa terdekomposisi selama proses pelelehan dengan suhu yang

tinggi.

2. Metode Pelarutan

Pada metode ini, cara pembuatanya dengan mencampurkan dua

komponen padatan yang sebelumnya telah dilarutkan dengan

pelarut yang sesuai. Selanjutnya campuran tersebut diuapkan

untuk menghilangkan pelarutnya. Keuntungan penggunaan

metode ini adalah dekomposisi obat maupun pembawa karena

suhu tinggi dapat dicegah. Sedangkan kerugiannya yaitu harga

preparasi yang lebih mahal dan menghilangkan sisa cairan

pelarut yang cukup sulit.

3. Metode peleburan-pelarutan

Pertama-tama obat dilarutkan dengan pelarut yang sesuai.

Selanjutnya, larutan obat digabungkan dengan matriks yang

sebelumnya telah dilebur. Terdapat beberapa obat yang telah

menggunakan metode ini antara lain spironolakton-PEG 6000

dann griseolfulvin-PEG 6000.

2.4 Kelarutan

Kelarutan merupakan sifat fisika kimia senyawa obat yang penting,

terutama sistem kelarutan dalam air. Kelarutan tersebut berhubungan

dengan efikasi terapetik obat. Untuk obat yang bertujuan untuk masuk

ke sirkulasi sitemik, obat harus dalam bentuk larutan. Senyawa obat

yang tidak larut kadang menunjukan absorbsi yang tak sempurna atau

absorbsi yang tak menentu.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 31: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

12

Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menurut

U.S. Pharmacopeia dan National Formulatory, definisi kelarutan adalah

jumlah mL pelarut di mana akan larut 1 gram zat terlarut. Sebagai

contoh, kelarutan asam borat dalam U.S.Pharmacopeia dikatakan

sebagai 1 gram asam borat larut dalam 18 mL air, dalam 18 mL alkohol,

dan dalam 4 mL gliserin. Kelarutan secara kuantitatif juga dinyatakan

dalam molalita, molaritas dan persentase (Martin et al., 1983).

Kelarutan dapat dipangaruhi oleh ukuran partikel dan luas area yang

dapat ditunjukan dalam rumus dibawah ini :

Dimana S adalah kelarutan dari partikel kecil; S0 adalah kelarutan dari

partikel besar; γ adalah tegangan permukaan; V adalah volum dalam

molar; R adalah konstanta gas; T adalah suhu absolut; dan r adalah

diameter ukuran parikel kecil (Ansel, 2005)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa kelarutan

berbanding terbalik dengan ukuran partikel. Sehingga ukuran partikel

semakin kecil akan memperbesar kelarutan (Ansel, 2005).

Sistem dispersi padat dapat meningkatkan kelarutan bahan obat.

Seperti penelitian yang dilakukan dengan pembuatan sistem dispersi

padat gliclazide-PEG 8000. Pada penelitian ini kelarutannya meningkat,

hal ini dikarenakan efek kelarutan PEG 8000 menghasilkan pengecilan

agregasi partikel obat, peningkatan pembasahan dan dispersi, dan

perubahan permukaan partikel obat (Biswal, 2009).

Kelarutan obat biasanya ditentukan melalui metode kesetimbangan

kelarutan, yaitu dengan cara sejumlah obat dimasukan kedalam pelarut

dan di kocok pada suhu yang konstan sampai memperoleh

......................................(1)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 32: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

13

kesetimbangan. Analisis dilakukan pada larutan untuk menentukan

kelarutannya (Ansel, 2005).

2.5 Disolusi

Laju disolusi adalah kecepatan obat untuk larut dalam media. Laju

disolusi dapat mempengaruhi onset, intensitas, dan durasi respon obat

serta bioavailabilitas obat. Laju disolusi obat dapat meningkat dengan

penurunan ukuran partikel. Laju disolusi dapat ditentukan dengan dua

metode. Metode yang pertama adalah constant surface. Metode ini

menggunakan disk yang telah dimampatkan. Hasil dari metode ini

adalah laju disolusi intrinsik. Nilai dari laju disolusi intrinsik adalah

miligram yang terlarut per satuan waktu (menit) per satuan luas (cm2).

Metode yang kedua adalah disolusi partikulat. Pada metode ini ,

sejumlah serbuk sampel ditambahkan pada medium disolusi dengan

sistem agitasi yang konstan. Metode ini digunakan untuk mempelajari

pengaruh ukuran partikel, luas area, dan bahan tambahan (Ansel, 2005).

Dalam persamaan Noyes-Whitney dapat menjelaskan bagaimana

meningkatkan laju disolusi.

( )..............................................(2)

Dimana dC/dt adalah laju disolusi; A adalah luas area disolusi; D adalah

koefisien difusi; Cs adalah kelarutan senyawa dalam media; dan C

adalah konsentrasi dari media pada t (waktu) (Singh et al., 2011). Dari

persamaan diatas, untuk meningkatkan disolusi bisa dengan

meningkatkan luas area dengan cara pengecilan ukuran partikel.

Peningkatan laju disolusi pada bahan obat dalam sistem dispersi

obat disebabkan oleh pengecilan ukuran partikel, sehingga luas

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 33: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

14

permukaan kontak obat dengan media disolusi lebih besar (Alatas dkk.,

2006).

Pada sistem dispersi padat pada ibuprofen-PVP K90 menunjukan

bahwa laju disolusi ibuprofen meningkat dalam sistem dispersi padat

karena ibuprofen dapat terdispersi dengan baik dan menunjukan

perubahan bentuk kristal menjadi amorf dalam matriks PVP K90

(Retnowati dkk., 2010).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 34: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

15

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Uraian Kerangka Konseptual

Quercetin digolongkan dalam BCS II yang artinya memiliki

permeabilitas tinggi namun kelarutannya rendah sehingga

bioavailabilitasnya rendah dalam tubuh (Madaan, 2014). Bioavailabilitas

quercetin tergantung dari laju disolusinya (Seema et al., 2011).

Beberapa metode untuk meningkatkan kelarutan bahan obat

sukar larut adalah penambahan komposisi pelarut (konsolvensi dan

peningkatan pembasahan), modifikasi fisik (nanokristal, kokristal, dan

dispersi padat), Penggunaan sistem pembawa dan modifikasi bahan obat

secara kimia (pembentukan prodrug dan garamnya) (Tiwari et al.,

2009). Dalam penelitian ini metode untuk peningkatan kelarutan yang

terpilih adalah dispersi padat. Dispersi padat merupakan produk padat

yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang berbeda. Biasanya

sistem dispersi padat terdiri dari matriks hidrofil dan obat yang

hidrofobik. Kelebihan dari metode ini adalah terjadinya pengecilan

ukuran partikel sehingga luas area kontak dengan media semakin tinggi

dan dapat meningkatkan laju disolusi. Selain itu adanya efek

pembasahan yang dapat mencegah agregasi partikel obat serta bahan

obat dalam bentuk amorf yang memiliki kelarutan lebih tinggi.

Pemilihan matriks dispersi padat dapat mempengaruhi

karakteristik disolusi bahan obat. Beberapa matriks yang biasanya

digunakan untuk pembuatan dispersi padat yaitu polietilenglikol (PEG),

polivinilpirolidin (PVP), Gelucire 44/14, Labrasol, sugar, dan urea

(Kumar et al., 2012). Dalam penelitian ini dipilih PEG 8000 sebagai

matriks dalam sistem dispersi padat quercetin karena PEG 8000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 35: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

16

merupakan material yang tidak toksik serta tidak mengiritasi. Selain itu

PEG merupakan polimer yang mampu melarutkan beberapa senyawa

serta dapat meningkatkan pembasahan pada permukaan partikel.

Beberapa metode yang digunakan dalam pembuatan dispersi

padat adalah metode peleburan, pelarutan dan peleburan – pelarutan.

Pada penelitian ini metode pembuatan dispersi padat menggunakan

metode peleburan karena titik lebur PEG 8000 yang relatif rendah.

Dispersi padat quercetin – PEG 8000 dibuat dengan berbagai

perbandingan yaitu 1:1, 1:2 dan 1:3. Peningkatan jumlah PEG 8000

dalam sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 diharapkan dapat

meningkatkan kelarutan dan laju disolusi quercetin.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 36: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

17

3.2 Alur Kerangka Konsep

Dispersi padat quercetin

Gambar 3.1 Bagan kerangka konseptual.

Pembentukan dispersi padat quercetin-PEG 8000 dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan

pengaruh jumlah polimer

Quercetin

1. Praktis tidak larut air (The Merck Index, 1983)

2. BCS II (Madaan, 2014)

3. Bioavailabilitas tergantung laju disolusi (Seema et al., 2011)

Matriks

Polietilenglikol (PEG); Polivinilpiroidin (PVP); Gelucire 44/14; Labrasol; Sugar; Urea.

(Kumar et al., 2012)

3. Metode peleburan-pelarutan (Chiou et al., 1971)

Dispersi padat quercetin – PEG 8000 dengan metode peleburan

mengakibatkan

dipengaruhi

Metode Peningkatan Kelarutan

1. Penambahan komposisi pelarut (Kosolvensi dan peningkatan pembasahan)

2. Modifikasi fisik (Nanokristal, kokristal, dan dispersi padat)

3. Penggunaan sistem pembawa

4. Modifikasi bahan obat secara kimia (Pembentukan prodrug dan garamnya) (Tiwari et al., 2009)

Metode Pembuatan 1. Metode

pelarutan 1. Metode

Peleburan 2. Metode

peleburan-pelarutan (Chiou et al., 1971)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 37: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

18

3.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 dapat meningkatkan kelarutan quercetin.

2. Peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 dapat meningkatkan laju disolusi quercetin.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 38: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

19

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah quercetin

hidrat (Tokyo Chemical Industri Co., LTD, Japan Lot 83N20), PEG

8000 (Fluka, Switzerland Lot 452855), Asam sitrat (Emsure, Germani),

NaOH (Emsure, Germani), Sodium Lauryl Sulphate, etanol absolut

(Emsure, Germani) dan air demineralisata.

4.2 Alat-Alat Penelitian

Spektrofotometer UV-Vis (Cary 50 Conc), alat uji disolusi

(Erweka DT 700), timbangan analitik (OHAUS), Digital termostat water

bath (HH-4), hot plate (Thermolyne Cimarec), spuit injeksi, filter

holder, mortir, stamper, dan alat-alat gelas.

4.3 Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan penelitian eksperimental menguji

kelarutan dan laju disolusi quercetin tunggal, campuran fisik quercetin-

PEG 8000 dan dispersi padat quercetin-PEG 8000. Terdapat dua

variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel kontrol.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembuatan sistem dispersi

padat quercetin-PEG 8000 (1:1; 1:2; 1:3) dan campuran fisik quercetin-

PEG 8000 (1:1; 1:2; 1:3). Variabel tergantung dalam penelitian ini

adalah kelarutan dan laju disolusi quercetin. Sedangkan variabel

kontrolnya yaitu ukuran partikel, kecepatan pengadukan, suhu, volume

media, pH media dan interval waktu uji disolusi.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 39: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

20

Keterangan : QM : Quercetin murni DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3) CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3)

Perbandingan antara quercetin merupakan perbandingan berat

per berat. Pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan uji

kelarutan dan uji laju disolusi. Untuk uji kelarutan sampel yang

digunakan setara sengan quercetin 20 mg. Sedangkan untuk uji laju

disolusi sampel yang digunakan setara 5 mg quercetin. Setiap uji

kelarutan dan laju disolusi dilakukan replikasi tiga kali.

Bahan QM Dispersi Padat b/b Campuran Fisik b/b

DP I DP II DP III CF I CF II CF III Quercetin 1 1 1 1 1 1 1 PEG 8000 1 2 3 1 2 3

Tabel IV.1. Komposisi Dispersi Padat dan Campuran Fisik

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 40: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

21

4.4 Kerangka Operasional

Gambar 4.1 Bagan kerangka operasional.

PEG 8000 Quercetin

Pemeriksaan bahan

Pembuatan : Quercetin tunggal Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) Campuran fisik quercetin-PEG 8000(1:2) Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

Uji kelarutan

Analisis data

Uji disolusi

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 41: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

22

4.5 Metode Penelitian

4.5.1 Pemeriksaan Bahan Baku Penelitian

4.5.1.1 Quercetin

a. Analisis Termal dengan DTA (Differential Thermal

Analysis)

Pemeriksaan titik lebur quercetin dengan menggunakan

DTA dilakukan dengan cara menimbang quercetin 3-5 mg

dalam krus aluminium. Kemudian krus auminium dimasukkan

kedalam alat DTA yang diatur dengan kecepatan pemanasan

10oC/menit dan pengamatan dilakukan pada rentang suhu 30-

370 oC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk membandingkan

titik lebur quercetin dengan pustaka yaitu sebesar 310oC.

b. Penentuan Spektrum Inframerah

Spektrum inframerah quercetin dibuat dengan metode

cakram KBr. Sebanyak ± 1% quercetin dalam KBr digerus

sampai homogen dalam mortir, kemudian dimasukkan kedalam

pengering hampa udara. Selanjutnya dicetak dengan

menggunakan penekan hidrolik sampai diperoleh cakram yang

transparan. Kemudian cakram dimasukkan kedalam kuvet dan

dialiri sinar inframerah yang selanjutnya diamati spektrumnya.

Hasil pemeriksaan nantinya akan dibandingkan dengan

spektrum inframerah quercetin standar.

4.5.1.2 PEG 8000

a. Analisis Termal dengan DTA

Pemeriksaan titik lebur PEG 8000 dengan menggunakan

DTA dilakukan dengan cara menimbang PEG 8000 3-5 mg

dalam krus aluminium. Kemudian krus auminium dimasukkan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 42: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

23

kedalam alat DTA yang diatur dengan kecepatan pemanasan

10oC/menit dan pengamatan dilakukan pada rentang suhu 30-

100 oC. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk membandingkan

titik lebur PEG 8000 dengan pustaka yaitu sekitar dibawah

65oC.

b. Penentuan Spektrum Inframerah

Spektrum inframerah PEG 8000 dibuat dengan metode

cakram KBr. Sebanyak ± 1% PEG 8000 dalam KBr digerus

sampai homogen dalam mortir, kemudian dimasukkan kedalam

pengering hampa udara. Selanjutnya dicetak dengan

menggunakan penekan hidrolik sampai diperoleh cakram yang

transparan. Kemudian cakram dimasukkan kedalam kuvet dan

dialiri sinar inframerah yang selanjutnya diamati spektrumnya.

Hasil pemeriksaan dibandingkan dengan spektrum inframerah

PEG 8000 standar (Watson, 2005).

4.5.2 Pembuatan Dispersi Padat Quercetin-PEG 8000

Menimbang teliti 1 g quercetin. Selanjutnya menimbang PEG

8000 sesuai dengan perbandingan yang telah direncanakan. Leburkan

PEG 8000 diatas hot plate yang bersuhu 65°-70°C. Setelah PEG 8000

melebur, masukan quercetin, aduk hingga quercetin terdispersi merata

dalam leburan PEG 8000 selama 5 menit. Setelah itu dinginkan

campuran tersebut hingga padat dan mengering. Gerus sampai didapat

bentuk serbuk kemudian diayak dengan menggunakan ayakan mesh

no.50, kemudian disimpan dalam wadah kedap udara.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 43: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

24

4.5.3 Pembuatan Campuran Fisik Quercetin-PEG 8000

Menimbang teliti 1 g quercetin yang sebelumnya telah diayak

dengan ayakan mesh no.50. Selanjutnya, timbang teliti PEG 8000 sesuai

dengan perbandingan yang telah dibuat. PEG 8000 sebelumnya sudah

diayak dengan ayakan mesh no.50. Campurkan quercetin dan PEG 8000

yang telah ditimbang sampai homogen selama 4 menit.

4.5.4 Pembuatan Larutan Dapar pH 5

Menimbang asam sitrat 20,1 g dan NaOH 8,0 g. Larutkan asam

sitrat dan NaOH ke dalam air hingga 1 L. Adjust pH dapar dengan

menggunakan HCl. Ukur pH dapar hingga didapat pH 5,00±0,05

menggunakan pH meter.

4.5.5 Pembuatan Kurva Baku Quercetin dalam Media Dapar

Asam Sitrat – NaOh pH 5

4.5.5.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Quercetin

Larutan baku induk dibuat dengan kadar 400 µg/mL.

Ditimbang teliti quercetin sejumlah 20,0 mg dan dilarutkan dalam etanol

absolut. Selanjutnya, masukan secara kuantitatif kedalam labu ukur 50,0

mL. Tambahkan etanol absolut hingga tepat tanda. Kocok sampai

homogen.

4.5.5.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Quercetin

Larutan baku kerja quercetin dibuat dengan konsentrasi 0,4;

4,0; 8,0; 16,0; 20,0; 24,0 µg/mL dengan cara sebagai berikut :

a. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 500,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 44: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

25

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 0,4

µg/mL.

b. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 50,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 4,0

µg/mL.

c. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 8,0

µg/mL.

d. Dipipet sebanyak 1,0 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 16,0

µg/mL.

e. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 10,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 20,0

µg/mL.

f. Dipipet sebanyak 3,0 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 50,0 mL. Kemudian

tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 24,0

µg/mL.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 45: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

26

4.5.5.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Penentuan panjang gelombang maksimum pada quercetin

dilakukan dengan cara pengamatan absorban menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Larutan yang diamati absorbannya adalah

larutan kurva baku dengan kadar 8 µg/mL dan 16 µg/mL. Pengamatan

absorban ini dilakukan pada panjang gelombang 200-500 nm. Panjang

gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang

memberikan absorban terbesar.

4.5.5.4 Pemeriksaan Pengaruh PEG 8000 terhadap Panjang

Gelombang Maksimum Quercetin

Dibuat larutan PEG 8000 dengan kadar 400 µg/mL dengan cara

menimbang teliti PEG 8000 sejumlah 20,0 mg dan dilarutkan dalam

labu ukur 50,0 mL menggunakan larutan dapar. Ambil 0,5 mL larutan

baku induk quercetin 400 µg/mL yang telah dibuat, masukkan kedalam

labu ukur 25,0 mL. Kemudian tambahkan 0,5 mL larutan PEG 8000 400

µg/mL. Kemudian tambahkan larutan dapar sampai batas tanda. Kocok

larutan hingga homogen. Amati absorbannya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada 200-500 nm. Spektrum yang dihasilkan

dibandingkan dengan spektrum larutan baku kerja quercetin dengan

kadar 8,0 µg/mL.

4.5.5.5 Penentuan Kurva Baku Quercetin

Larutan baku kerja yang telah dibuat diamati absorbannya pada

panjang gelombang maksimum quercetin. Selanjutnya dibuat kurva

absorban terhadap kadar larutan baku kerja. Dari data tersebut dapat

diperoleh persamaan kurva baku dan regresi linear kurva tersebut.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 46: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

27

4.5.5.6 Pemeriksaan Homogenitas Quercetin

Timbang campuran fisik dan dispersi padat setara dengan berat

20 mg quercetin. Larutkan dengan etanol absolut. Masukkan larutan

secara kuantitatif kedalam labu ukur 25,0 mL. Tambahkan etanol

absolut sampai tanda batas. Kocok sampai homogen. Selanjutnya, ambil

1,0 mL larutan dan encerkan dengan menggunakan larutan dapar sampai

50 mL. Amati absorbannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-

Vis pada panjang gelombang maksimum quercetin. Penentuan dilakukan

dengan replikasi tiga kali.

4.5.6 Pembuatan Kurva Baku Quercetin dalam Media Air

4.5.6.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Quercetin

Larutan baku induk dibuat dengan kadar 200 µg/mL.

Ditimbang teliti quercetin sejumlah 50,0 mg dan dilarutkan dalam etanol

absolut. Selanjutnya, masukan secara kuantitatif kedalam labu ukur

250,0 mL. Tambahkan etanol absolut hingga tepat tanda. Kocok sampai

homogen.

4.5.6.2 Pembuatan Larutan Baku Kerja Quercetin dalam Media

Air

Larutan baku kerja quercetin dibuat dengan konsentrasi 4,0;

8,0; 10,0; 12,0; 16,0 µg/mL dengan cara sebagai berikut :

a. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL. Kemudian

tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok larutan

tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 4,0 µg/mL.

b. Dipipet sebanyak 1,0 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL. Kemudian

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 47: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

28

tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok larutan

tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 8,0 µg/mL.

c. Dipipet sebanyak 0,5 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 10,0 mL. Kemudian

tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok larutan

tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 10,0 µg/mL.

d. Dipipet sebanyak 3,0 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 50,0 mL. Kemudian

tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok larutan

tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 12,0 µg/mL.

e. Dipipet sebanyak 2,0 mL larutan baku induk quercetin,

dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 mL. Kemudian

tambahkan air suling sampai batas tanda. Kocok larutan

tersebut hingga homogen dan diperoleh kadar 16,0 µg/mL.

4.5.6.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

dalam Air

Penentuan panjang gelombang maksimum pada quercetin

dilakukan dengan cara pengamatan absorban menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Larutan yang diamati absorbannya adalah

larutan kurva baku dengan kadar 8 µg/mL dan 12 µg/mL. Pengamatan

absorban ini dilakukan pada panjang gelombang 200-500 nm. Panjang

gelombang maksimum merupakan panjang gelombang yang

memberikan absorban terbesar.

4.5.6.4 Penentuan Kurva Baku Quercetin dalam Air

Larutan baku kerja yang telah dibuat diamati absorbannya pada

panjang gelombang maksimum quercetin. Selanjutnya dibuat kurva

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 48: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

29

absorban terhadap kadar larutan baku kerja. Dari data tersebut dapat

diperoleh persamaan kurva baku dan regresi linear kurva tersebut.

4.5.7 Uji Kelarutan

4.5.7.1 Penentuan Waktu Kelarutan Jenuh Quercetin

Ditimbang quercetin sejumlah 20,0 mg. Kemudian tambahkan

larutan dapar sebagai media sejumlah 40 mL. Lakukan pengadukan

dengan menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan tertentu dalam

suhu konstan 30±0,5°C. Dilakukan pengambilan cuplikan quercetin 3

mL pada menit ke 30; 60; 90; 120; 180 dan seterusnya hingga diperoleh

kadar konstan. Sebelum diambil, diamkan terlebih dahulu selama 10

menit. Kemudian saring dengan membran filter 0,45 µm. Amati

absorbannya dan tentukan kadar quercetin melalui spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang maksimum. Lakukan penentuan waktu

kelarutan jenuh quercetin dengan replikasi tiga kali.

4.5.7.2 Uji Kelarutan Dispersi Padat dan Campuran Fisik

Quercetin – PEG 8000

Ditimbang dengan teliti dispersi padat dan campuran fisik

(setara dengan quercetin 20 mg). Masukan kedalam bejana yang berisi

40 mL larutan dapar pH 5. Lakukan pengadukan dengan menggunakan

magnetic stirrer dengan kecepatan tertentu dalam suhu konstan

(30±0,5°C). Diambil cuplikan larutan pada waktu jenuh sejumlah 5 mL.

Sebelum pengambilan cuplikan, diamkan bejana tersebut selama 10

menit. Selanjutnya, saring larutan dengan filter holder yang dilengkapi

dengan membran filter 0.45 µm. Tentukan kadar larutan tersebut

menggunakan spektofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

maksimum quercetin. Hitung kadar quercetin melalui kurva baku yang

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 49: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

30

telah dibuat. Penentuan kelarutan dispersi padat dilakukan replikasi tiga

kali pada semua perbandingan yang telah dibuat.

4.5.8 Uji Disolusi

Pengujian disolusi dilakukan pada zat tunggal quercetin,

campuran fisik quercetin-PEG 8000 dan dispersi padat quercetin-PEG

8000. Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi

(Erweka DT 700) dengan pengaduk keranjang (basket). Kecepatan

pengadukannya adalah 100 rpm dengan media air dengan penambahan

surfaktan SLS 1%. Suhu konstan yang digunakan adalah 37±0,5°C.

Prosedur pengujian disolusi adalah sebagai berikut: pertama-tama

timbang sampel (setara dengan quercetin 5 mg). Sampel dimasukan

kedalam keranjang dan dimasukan kedalam bejana yang telah berisi

media yang telah diatur suhu konstannya. Selanjutnya, pengaduk diputar

sesuai kecepatan yang diinginkan. Ambil cuplikan larutan sebanyak 5

mL setiap interval menit ke 5; 10; 15; 20; 25; dan 30 menggunakan spuit

injeksi. Larutan tersebut disaring dengan menggunakan filter holder

yang dilengkapi dengan membran filter 0.45 µm. Pada setiap

pengambilan cairan sampel, dilakukan penggantian media disolusi

sejumlah 5 mL larutan dapar yang dimasukan. Selanjutnya, tentukan

kadar larutan tersebut menggunakan spektofotometer UV-Vis pada

panjang gelombang maksimum quercetin. Hitung kadar quercetin

melalui kurva baku yang telah dibuat. Penentuan laju disolusi dilakukan

replikasi tiga kali. Dari uji disolusi akan didapatkan prosentase terlarut

quercetin yang nantinya dapat dihitung ED30 dan slope dari quercetin,

dispersi padat dan campuran fisik.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 50: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

31

4.5.9 Analisis Data

4.5.9.1 Uji Kelarutan

Pada uji kelarutan, dihitung kadar quercetin yang terlarut pada

waktu jenuh melalui kurva baku yang telah dibuat sebelumnya. Uji

kelarutan dilakukan selama waktu kelarutan jenuh quercetin tunggal.

Nantinya, akan dibandingkan dengan campuran fisik quercetin-PEG

8000 dan dispersi padat quercetin-PEG 8000.

4.5.9.2 Uji Disolusi

Pada uji disolusi akan didapatkan profil disolusi dari quercetin

tunggal, campuran fisik quercetin-PEG 8000 dan dispersi padat

quercetin-PEG 8000. Nantinya akan dibandingkan profil disolusi dari

zat-zat tersebut. Pada uji disolusi dilakukan pengenceran 5 mL pada

setiap pengambilan cuplikan, maka untuk menghitung kadar quercetin

pada sampel digunakan faktor koreksi dalam persamaan Wuster.

..................................................(3)

Profil laju disolusi merupakan kurva yang menggambarkan jumlah

senyawa yang terlarut terhadap waktu. Menghitung harga slope untuk

mengetahui laju disolusi quercetin antar perlakuan dengan persamaan

regresi antara waktu (t) dengan % terlarut.

Menghitung harga Efisiensi Diolusi 30 (ED30), parameter yang

digunakan untuk membandingkan prosentase terlarut dalam 30 menit

disolusi antar perlakuan

.............................(4)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 51: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

32

4.5.9.3 Analisis Statistika

a. Perhitungan Kelarutan

Untuk mengetahui waktu jenuh quercetin dilakukan uji

statistika T-Test berpasangan pada kadar setiap waktu

pengukuran. Bila harga p>0,05 maka kadar tidak berbeda

makna atau konstan. Selanjutnya untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaaan yang bermakna pada kelarutan quercetin,

campuran fisik dan dispersi padat dilakukan uji statistika

ANOVA one way.

Bila terdapat perbedaan kelarutan yang bermakna,

dilanjutkan dengan uji HSD (Honestly Significant Differnce)

menurut Tukey dengan α=0.05 untuk mengetahui letak

perbedaanya. Jika hasil rata-rata kelarutan antara perlakuan

memiliki selisih yang lebih besar dibanding hasil perhitungan

HSD, maka terdapat perbedaan kelarutan yang bermakna antar

perlakuan tersebut.

b. Perhitungan Laju disolusi

Perhitungan untuk membandingkan laju disolusinya dapat

dilakukan dengan menghitung nilai ED30 dan slope. Data

kemudian dianalisis secara statistik dengan ANOVA (Analysis

of Variance). Untuk menunjukan adanya kebermaknaan

perbedaan antar kelompok perlakuan dengan derajat

kepercayaan 0.95 (α=0.05), dengan membandingkan harga F

hitung dengan F tabel. Bila harga F hitung lebih besar daripada

F tabel, maka terdapat perbedaan ED dan slope yang bermakna,

minimal satu pasang data.

Bila terdapat perbedaan ED dan slope yang bermakna,

dilanjutkan dengan uji HSD (Honestly Significant Differnce)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 52: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

33

menurut Tukey dengan α=0.05 untuk mengetahui letak

perbedaanya.

√ ..........................................(5)

Keterangan : q : Diperoleh dari tabel F a : Derajat kepercayaan k : Jumlah perlakuan N : Jumlah pengamatan total n : Jumlah pengulangan MSE : Kuadrat rata-rata kesalahan

Jika hasil rata-rata ED dan slope antara perlakuan

memiliki selisih yang lebih besar dibanding hasil perhitungan

HSD, maka terdapat perbedaan ED dan slope yang bermakna

antar perlakuan tersebut.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 53: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

34

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian

5.1.1. Quercetin

Hasil pemeriksaan kualitatif quercetin dapat dilihat pada tabel

V.1. Spektra inframerah dapat dilihat pada lampiran 1, sedangkan

termogram DTA dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel V.I Pemeriksaan kualitatif quercetin

Identifikasi Hasil Identifikasi Pustaka Organoleptis Serbuk kuning, Jarum kuning (1)

Titik Lebur DTA 325.4 oC 326 oC(2)

Spektra Inframerah Gugus Fungsi :

O-H

C=O

Gugus aromatik

C-O-C

C-H Aromatik

Bilangan Gelombang (cm-1)

3411.14

1667.33 1612.19

1522.20

1319.24 1168.24

1000.55

3340 (2)

1660 (2)

1610 (2)

1510 (2)

1310 (2)

1160 (2)

999 (2)

(1) (The Merck Index, 1983)

(2) (Kakran et al., 2011)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 54: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

35

5.1.2. PEG 8000

Hasil pemeriksaan kualitatif dapat dilihat pada tabel V.2. Hasil

spektra inframerah dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan termogram

DTA dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel V.2. Pemeriksaan kualitatif PEG 8000

Identifikasi Hasil Identifikasi Pustaka

Organoleptis Serpihan putih,

mudah mengalir

Serpihan putih,

mudah mengalir(4)

Titik Lebur DTA 64.3 oC Dibawah 65 oC

Spektra Inframerah

Gugus Fungsi :

C-H alifatis

O-H

C-O eter

Bilangan Gelombang

(cm-1)

2890.26

3469.27

1281.38

1242.41

1150.35

2899 (3)

3500-3300 (3)

1284 (3)

1242 (3)

1155 (3)

(3) (Bugay& Findlay, 1999) (4) (The Merck Index, 1983)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 55: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

36

5.2. Pembuatan Kurva Baku Quercetin dalam Media Dapar

Asam Sitrat – NaOH

5.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Hasil pengamatan serapan larutan quercetin 8,08 dan 16,16 µg/mL

dalam larutan dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05 menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada rentang 200 – 500 nm menunjukan

panjang gelombang maksimum quercetin berada pada 366,95 nm.

Gambar hasil penentuan panjang gelombang maksimum quercetin dalam

media dapar asam sitrat – NaOH dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5.1 Spektra UV-Vis quercetin kadar 8,08 µg/mL dan 16,16

µg/mL dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05.

5.2.2. Pengamatan Kurva Baku Quercetin dalam Media Dapar

Asam Sitrat – NaOH pH 5±0,05

Berdasarkan hasil penentuan panjang gelombang maksimum

quercetin, maka dilakukan pengamatan serapan baku kerja yang telah

dibuat pada panjang gelombang maksimum quercetin (366,95 nm).

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

238 288 338 388 438

Sera

pan

Panjang Gelombang (nm)

16,16 PPM

8,08PPM

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 56: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

37

Hasil pengamatan kurva baku dapat dilihat pada tabel V. 3. Dari hasil

pengamatan diperoleh persamaan regresi y = 0,05329x – 0,00212,

dengan harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,99938.

Tabel V. 3 Hasil pengamatan serapan larutan baku kerja quercetin dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05 pada panjang gelombang 366,95 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Kadar

(µg/mL) Serapan

0,42 0,0282

4,04 0,2042

8,08 0,4270

16,16 0,8607

20,20 1,0754

24,24 1,2630

Gambar 5.2 Kurva baku quercetin dalam media dapar asam sitrat –

NaOH pH 5±0,05 pada panjang gelombang 366,95 nm.

0.00000.20000.40000.60000.80001.00001.20001.4000

- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

Sera

pan

Kadar (µg/mL)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 57: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

38

5.2.3. Pengamatan Pengaruh PEG 8000 Terhadap Panjang

Gelombang Maksimum Quercetin

Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa spektra quercetin

dengan PEG 8000 berhimpitan dengan spektra quercetin tunggal. Selain

itu dari perhitungan match factor yang diperoleh dari hasil regresi

serapan spektra quercetin dan serapan spektra quercetin dengan PEG

8000 bernilai 999 (r=0,999) yang menandakan 2 spektra tersebut identik

(Stahl, 2003). Oleh karena itu, berdasar data yang diperoleh, PEG 8000

tidak mempengaruhi spektra quercetin.

Gambar 5.3 Spektra pengaruh PEG 8000 terhadap spektra

quercetin.

0.0000

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

250 300 350 400 450

Sera

pan

Panjang Gelombang (nm)

QC

QC + PEG 8000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 58: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

39

Tabel V.4 Serapan quercetin kadar 8 µg/mL dan quercetin – PEG 8000 8 µg/mL untuk penentuan match factor

Serapan quercetin kadar 8,0 µg/mL (x)

Serapan quercetin - PEG 8000 (1:1) 8,0 µg/mL (y)

0,3322 0,3391 0,3573 0,3669 0,3839 0,3958 0,4042 0,4165 0,4192 0,4309 0,4224 0,4337 0,4151 0,4260 0,3939 0,4032 0,3623 0,3701 0,3219 0,3276 0,2804 0,2833 0,2378 0,2399 0,1996 0,1997

Gambar 5.4 Kurva regresi antara serapan quercetin dan quercetin –

PEG 8000 8 µg/mL dalam media dapar sitrat pH 5.

0.0000

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000

Sera

panQ

C -

PEG

800

0

Serapan QC (nm)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 59: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

40

5.2.4. Pemeriksaan Homogenitas Quercetin

Hasil pemeriksaan homogenitas quercetin dalam campuran

fisik quercetin – PEG 8000 dan dispersi padat quercetin – PEG 8000

dapat dilihat dari tabel V.5. Dari data tersebut dapat dihitung jumlah

sampel setara yang diinginkan sehingga dapat digunakan untuk uji

kelarutan dan laju disolusi.

Tabel V.5 Hasil % homogenitas quercetin dalam campuran fisik quercetin –PEG 8000 dan dispersi padat quercetin – PEG 8000

FORMULA % Homogenitas

SD Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III Rerata

CF 1:1 110,33 110,85 111,74 110,97 0,58

CF 1:2 114,33 115,13 114,82 114,76 0,33

CF 1:3 115,74 114,01 112,77 114.17 1,22

DP 1:1 120,66 118,84 121,56 120,35 1,13

DP 1:2 120,85 120,15 120,15 120,38 0,33

DP 1:3 117 119,34 117,04 117,79 1,09 Keterangan : CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

5.3. Pemeriksaan Kurva Baku Quercetin dalam Media Air

5.3.1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Quercetin

Hasil pengamatan serapan larutan quercetin 8 dan 12 µg/mL

dalam air menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang 200 –

500 nm menunjukan panjang gelombang maksimum quercetin berada

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 60: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

41

pada 373 nm. Gambar hasil penentuan panjang gelombang maksimum

quercetin dapat dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5 Spektra UV-Vis quercetin kadar 8 µg/mL dan 12

µg/mL dalam air. 5.3.2. Pengamatan Kurva Baku Quercetin

Berdasarkan hasil penentuan panjang gelombang maksimum

quercetin dalam media air, maka dilakukan pengamatan serapan baku

kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang maksimum quercetin

(373 nm). Hasil pengamatan kurva baku dapat dilihat pada tabel V. 6.

Dari hasil pengamatan diperoleh persamaan regresi y = 0,05281x-

0,00660, dengan harga koefisien korelasi (r) sebesar 0,99815.

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

210 310 410

Pan

jan

g G

elo

mb

ang

(nm

)

Serapan

8 ppm

12 ppm

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 61: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

42

Tabel V. 6 Hasil pengamatan serapan larutan baku kerja quercetin dalam media air pada panjang gelombang 373 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Kadar (µg/mL) Serapan

4,06 0,1069

8,11 0,4347

10,14 0,5132

12,17 0,6358

16,22 0,8539

Gambar 5.6 Kurva regresi antara serapan quercetin dan quercetin –

PEG 8000 8 µg/mL dalam media air.

5.4. Uji Kelarutan

5.4.1. Penentuan Waktu Jenuh Quercetin

Penentuan kelarutan quercetin, campuran fisik quercetin – PEG

800, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dilakukan dalam media

dapar asam sitrat – NaOH pH 5 pada suhu 30±0,5°C selama waktu jenuh

quercetin. Profil kelarutan quercetin dapat dilihat pada gambar 5.7.

0.00000.10000.20000.30000.40000.50000.60000.70000.80000.90001.0000

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

Sera

pan

Kadar (µg/mL)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 62: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

43

Dari data tersebut maka dapat dianalisis statistika menggunakan

paired T-test dan diperoleh data mulai dari menit ke 240 - 420 tidak ada

perbedaan bermakna dibuktikan dengan P > 0,05. Menit ke 240 dipilih

menjadi waktu jenuh quercetin karena awal waktu jenuh quercetin pada

menit ke 240.

Tabel V.7 Hasil penentuan kelarutan jenuh quercetin pada suhu 30±0,5°C dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05*

Waktu (menit) Konsentrasi (µg/mL)

0 0,00±0,00 30 1,90±0,60 60 1,36±0,03

120 1,54±0,04 180 1,42±0,09 240 1,62±0,12 300 1,55±0,13 360 1,56±0,29 420 1,63±0,45

*Data merupakan rerata dari tiga replikasi ± SD (Standard Deviation)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 63: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

44

Gambar 5.7 Profil penentuan kelarutan jenuh quercetin dalam

media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05 pada suhu 30±0,5°C.

5.4.2. Pengujian Kelarutan Quercetin, Campuran Fisik Quercetin

– PEG 8000 dan Dispersi Padat Quercetin – PEG 8000

Penentuan kelarutan dilakukan pada waktu jenuh quercetin

yang telah ditentukan yaitu pada menit ke 240. Kelarutan quercetin,

campuran fisik dan dispersi padat dapat dilihat pada tabel V.8. Dari data

yang diperoleh maka dilakukan uji statistika one way ANOVA yang

hasilnya dapat dilihat pada tabel V.8.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

0 100 200 300 400

(%b/

v, 1

0-4)

Waktu (menit)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 64: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

45

Tabel V.8 Hasil penentuan kelarutan pada suhu 30±0,5°C dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05*

Sampel % Terlarut (%b/v, 10-4) QC 1,62±0,12

CF 1:1 1,15±0,25 CF 1:2 1,34±0,20 CF 1:3 0,95±0,02 DP 1:1 2,01±0,19 DP 1:2 2,43±0,11 DP 1:3 5,26±0,43

*data merupakan rerata dari tiga replikasi ± SD (Standard Deviation) Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 65: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

46

Gambar 5.8 Kelarutan quercetin, campuran fisik dan dispersi padat

dalam media dapar asam sitrat – NaOH pH 5,00±0,05 pada suhu 30±0,5°C.

Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

(%b/

v, 1

0-4)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 66: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

47

Tabel V.9 Hasil uji HSD % terlarut quercetin murni, campuran fisik quercetin – PEG 8000 dan dispersi padat quercetin – PEG 8000

QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

QC - - - - - - * CF 1:1 - - - - * * * CF 1:2 - - - - - * * CF 1:3 - - - - * * * DP 1:1 - * - * - - * DP 1:2 - * * * - - * DP 1:3 * * * * * * -

*terdapat perbedaan bermakna pada α=0,05

QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3) 5.5. Penentuan Laju Disolusi

Hasil penentuan laju disolusi quercetin, campuran fisik quercetin –

PEG 8000, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dapat dilihat pada

tabel V.10.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 67: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

48

Tabel V. 10 Hasil uji disolusi quercetin, campuran fisik quercetin – PEG 8000, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dalam media SLS 1% dalam air pada suhu 37±0,5°C*

Waktu (Menit) QC CF 1:1 CF 1:2 CF 1:3 DP 1:1 DP 1:2 DP 1:3

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

5 57,36±8,26 61,34±2,87 58,32±2,57 63,50±3,71 31,31±916 48,85±3,23 73,08±6,83

10 62,12±7,24 68,81±2,50 66,66±1,71 71,76±2,52 32,16±8,85 61,45±1,81 82,77±3,97

15 64,04±7,51 69,74±2,26 65,73±3,84 74,81±2,45 43,94±2,66 66,28±0,96 85,55±0,50

20 64,80±7,63 74,92±4,00 67,78±4,25 75,40±3,16 45,52±2,54 68,83±1,54 90,61±0,48

25 69,73±10,57 76,70±4,84 68,92±6,13 77,33±3,93 51,19±2,82 73,55±0,73 95,97±2,29

30 66,17±5,75 75,6±4,35 69,53±4,24 74,02±6,18 54,08±3,20 75,87±0,50 92,41±0,89

*data merupakan rerata dari tiga replikasi ± SD (Standard Deviation) Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 68: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

49

Gambar 5.9 Profil disolusi quercetin, campuran fisik quercetin – PEG 8000, dan dispersi padat quercetin – PEG 8000 dalam media SLS 1% dalam air pada suhu 37±0,5.

Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

Berdasar data % terlarut quercetin, campuran fisik dan dispersi

padat quercetin – PEG 8000 maka dapat dihitung ED30 dan slope dari

masing – masing kelompok perlakuan yang dapat dilihat pada tabel

V.11. dan V. 13.

Selain itu dari data ED30 dan slope juga dapat dihitung statistika

untuk mengetahui perbedaan ED30 quercetin, campuran fisik dan

dispersi padat quercetin – PEG 8000. Hasil one way ANOVA dapat

dilihat pada tabel V.12. dan V. 14.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

0 10 20 30 40

% T

erl

aru

t

Waktu (menit)

QC

CF 1:1

CF 1:2

CF 1:3

DP 1:1

DP 1:2

DP 1:3

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 69: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

50

Tabel V.11 Efisiensi disolusi pada menit ke-30 quercetin, campuran fisik dan disersi padat pada media SLS 1% dalam air

Sampel ED30

SD Replikasi I

Replikasi II

Replikasi III Rerata

QM 62,37 48,32 64,89 58,52 7,29 CF 1:1 61,73 66,72 66,11 64,86 2,22 CF 1:2 58,23 57,68 65,18 60,36 3,41 CF 1:3 65,62 69,24 65,04 66,63 1,86 DP 1:1 34,78 37,63 43,18 38,53 3,49 DP 1:2 60,22 58,26 59,97 59,48 0,87 DP 1:3 76,10 80,61 80,38 79,03 2,07

Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 70: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

51

Tabel V.12 Hasil HSD ED30 quercetin pada semua kelompok perlakuan pada media SLS 1% dalam air

QC CF 1:1

CF 1:2

CF 1:3

DP 1:1

DP 1:2

DP 1:3

QC - - - - * - *

CF 1:1 - - - - * - *

CF 1:2 - - - - * - *

CF 1:3 - - - - * - *

DP 1:1 * * * * - * *

DP 1:2 - - - - * - *

DP 1:3 * * * * * * - *terdapat perbedaan bermakna pada α=0,05

Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

Selanjutnya dilakukan perhitungan slope dari menit ke 0 hingga

10 dan didapatkan hasil pada tabel V.13

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 71: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

52

Tabel V.13 Hasil perhitungan slope quercetin, campuran fisik dan dispersi padat *

Sampel Slope (% Terlarut/menit)

QC 0,395±0,016 CF 1:1 0,410±0,005 CF 1:2 0,406±0,003 CF 1:3 0,416±0,004 DP 1:1 0,316±0,032 DP 1:2 0,394±0,004 DP 1:3 0,436±0,007

*data merupakan rerata dari tiga replikasi ± SD (Standard Deviation) Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 72: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

53

Tabel V.14 Hasil HSD ED30 quercetin pada semua kelompok perlakuan pada media SLS 1% dalam air

QC CF 1:1

CF 1:2

CF 1:3

DP 1:1

DP 1:2

DP 1:3

QC - - - - * - -

CF 1:1 - - - - * - -

CF 1:2 - - - - * - -

CF 1:3 - - - - * - -

DP 1:1 * * * * - * *

DP 1:2 - - - - * -

DP 1:3 - - - - * - - Keterangan : QC : Quercetin murni CF I : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:1) CF II : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:2) CF III : Campuran fisik quercetin-PEG 8000 (1:3) DP I : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:1) DP II : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:2) DP III : Dispersi padat quercetin-PEG 8000 (1:3)

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 73: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan dispersi padat

quercetin – PEG 8000 untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi

dari quercetin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi padat quercetin –

PEG 8000 dalam kelarutan dan laju disolusi quercetin.

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan

kualitatif bahan penelitian yang digunakan. Pemeriksaan kualitatif yang

digunakan adalah organoleptis bahan, DTA dan spektra infra merah.

Pada pemeriksaan organoleptis quercetin menunjukan bahwa quercetin

merupakan serbuk bewarna kuning. Hasil ini sesuai dengan pustaka

(The Merck Index, 1983). Sedangkan untuk PEG 8000 mempunyai

bentuk kepingan putih yang mudah mengalir. Hasil ini juga sesuai

dengan pustaka (The Merck Index, 1983). Pemeriksaan DTA pada

quercetin menunjukan quercetin memiliki titik lebur 325,4°C. Hasil ini

mendekati dengan titik lebur pada pustaka yaitu sekitar 326°C (Kakran

et al., 2011). Sedangkan pemeriksaan DTA pada PEG 8000 menunjukan

bahwa PEG 8000 memiliki titik lebur 64,3°C. Hasil ini mendekati

dengan titik lebur pada pustaka yaitu sekitar dibawah 65°C (Launer et

al., 2000). Pada pemeriksaan spektra infra merah quercetin dan PEG

8000, spektra yang dihasilkan menunjukan nilai serapan yang hampir

sama dengan pustaka (Bugay& Findlay, 1999; Kakran et al., 2011).

Nilai serapan dapat dilihat pada tabel V.1 dan V.2. Berdasar hasil

pemeriksaan kualitatif yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa bahan baku dalam penelitian ini adalah quercetin dan PEG 8000.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 74: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

55

Langkah selanjutnya adalah pembuatan dispersi padat quercetin

– PEG 8000 dengan metode peleburan. Dispersi padat dibuat sesuai

dengan perbandingan quercetin – PEG 8000 1:1; 1:2; dan 1:3 (b/b).

Quercetin dan PEG 8000 ditimbang sesuai dengan perbandingan lalu

dileburkan pada suhu 65° - 70°C selama 5 menit sambil diaduk hingga

homogen. Setelah itu lelehan didinginkan cepat dan disimpan dalam

desikator selama 1 hari. Hasil dispersi padat lalu digerus dan diayak

dengan ayakan mesh no. 50.

Penetapan kadar quercetin pada penelitian ini menggunakan

spektrofotometer UV – Vis. Media yang digunakan untuk pengujian

kelarutan quercetin adalah larutan dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05.

Sedangkan media yang digunakan untuk uji laju disolusi adalah air

(dengan SLS 1%). Oleh karena itu dilakukanlah pemeriksaan kurva

baku quercetin dalam 2 media tersebut. Sebelum pemeriksaan kurva

baku, dilakukan pencarian panjang gelombang maksimum quercetin

pada media larutan dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05 dan air. Dari

penelitian yang dilakukan panjang gelombang quercetin dalam media

dapar asam sitrat – NaOH ph 5±0,05 ditemukan pada 366,95 nm dan

dalam media air adalah 373 nm. Setelah itu dilakukan pemeriksaan

serapan kurva baku quercetin dalam semua media yang digunakan

dalam uji kelarutan dan laju disolusi untuk mengetahui persamaan

regresi yang dibutuhkan untuk penetapan kadar. Persamaan regresi yang

didapat dalam media larutan dapar asam sitrat – NaOH pH 5±0,05

adalah y = 0,05329x – 0,00212, dengan harga koefisien korelasi (r)

sebesar 0,99938. Sedangkan persamaan regresi quercetin dalam media

air sebesar adalah y = 0,05281x-0,00660, dengan harga koefisien

korelasi (r) sebesar 0,99815. Harga koefisien korelasi (r) 2 persamaan

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 75: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

56

diatas melebihi r tabel (n-2 = 4; α =0,05; r = 0,811) yang berarti terdapat

hubungan linier antara kadar quercetin dan serapan.

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh polimer terhadap

spektra quercetin, maka dilakukan pengamatan pengaruh PEG 8000

terhadap panjang gelombang maksimum quercetin menggunakan

spektrofotometer UV – Vis. Pemeriksaan pengaruh polimer dilakukan

dengan cara membandingkan spektra quercetin tunggal dengan spektra

quercetin yang ditambah PEG 8000 dengan kadar yang sama. Dari

penelitian yang dilakukan dihasilkan bahwa spektra quercetin dengan

PEG 8000 berhimpit dengan spektra quercetin tunggal. Hal ini

membuktikan PEG 8000 tidak berpengaruh terhadap spektra quercetin.

Sebagai data pendukung dilakukan perhitungan match factor dua spektra

tersebut. Match factor dari perhitungan bernilai 999 yang menandakan

dua spektra yang dibandingkan identik (Stahl, 2003).

Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan homogenitas untuk

memastikan homogen atau tidaknya sistem yang dibuat. Uji

homogenitas dilakukan pada campuran fisik dan dispersi padat

quercetin. Uji homogenitas quercetin dilakukan sebanyak tiga kali pada

semua sampel untuk menentukan kesetaraan yang nantinnya digunakan

untuk uji kelarutan dan uji laju disolusi. Dari pemeriksaan homogenitas

diperoleh bahwa prosentase homogenitas untuk campuran fisik 1:1

sebesar 112,33±0,53%, campuran fisik 1:2 sebesar 117,02±0,33% dan

untuk campuran fisik 1:3 sebesar 116,42±1,24%. Sedangkan prosentase

homogenitas untuk dispersi padat 1:1 sebesar 122,72±1,15%, dispersi

padat 1:2 sebesar 123,26±0,72% dan dispersi padat 1:3 sebesar

120,12±1,12%. Dari hasil tersebut menunjukan sampel yang dibuat

homogen, hal ini ditunjukan dengan hasil SD yang tidak melebihi 2%.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 76: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

57

Pengujian kelarutan quercetin dilakukan dalam media dapar

asam sitrat – NaOH pH 5 pada suhu 30±0,5°C. Sebelum melakukan

penentuan kelarutan, maka diperlukan penentuan waktu kelarutan jenuh

quercetin. Profil kelarutan quercetin menunjukan bahwa pada menit ke

240 hingga 420 kadar terlarut quercetin konstan. Hal ini didukung

dengan data statisika paired T-test yang menunjukan pada menit ke 240

hingga 420 tidak ada perbedaan bermakna pada kadar quercetin terlarut

yang ditujukan dengan nilai p > 0,05. Menit 240 dipilih sebagai waktu

jenuh quercetin karena pada menit 240 merupakan menit awal mulai

konstannya kadar terlarut (jenuh).

Pada profil penentuan kelarutan jenuh quercetin terdapat

peningkatan kelarutan pada menit awal (menit 30) yang disusul

penurunan pada menit berikutnya. Hal ini disebabkan oleh karena

adanya kristal hidrat pada quercetin yang terlarut terlebih dahulu

sehingga kadar terlarut meningkat. Setelah melepasnya kristal hidrat

maka kelarutan quercetin mengikuti bentuk murninya.

Selanjutnya dilakukan pengujian kelarutan pada quercetin,

campuran fisik dan dispersi padat pada waktu jenuhnya (menit ke 240).

Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan kelarutan quercetin jenuh

sebesar 1,62±0,12 (%b/v, 10-4) dalam media pH 5±0,05. Sedangkan

kelarutan quercetin pada literatur sebesar 7 (%b/v, 10-4) dalam air

(Karadag et al, 2014). Media dapar pH 5 digunakan sebagai media

karena quercetin stabil pada pH tersebut (Momic et al, 2007).

Hasil kelarutan quercetin pada campuran fisik 1:1 sebesar

1,15±0,25 (%b/v, 10-4), campuran fisik 1:2 sebesar 1,34±0,20 (%b/v, 10-

4) dan campuran fisik 1:3 sebesar 0,95±0,02 (%b/v, 10-4). Sedangkan

untuk dispersi padat 1:1 sebesar 2,01±0,19 (%b/v, 10-4), dispersi padat

1:2 sebesar 2,43±0,11(%b/v, 10-4) dan dispersi padat 1:3 sebesar

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 77: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

58

5,26±0,43 (%b/v, 10-4). Dari data tersebut membuktikan bahwa terdapat

peningkatan kelarutan quercetin bila dibuat dalam sistem dispersi padat

dengan polimer PEG 8000. Peningkatan kelarutan quercetin bila

dibandingkan dengan sistem dispersi padat quercetin – PEG 8000 1:3

terjadi 3,25 kalinya. Data kelarutan diatas selanjutnya dianalisis

statistika menggunakan ANOVA one way. Hasil uji statistik

menunjukan bahwa pada quercetin dibanding dengan dispersi padat 1:3

memiliki harga p < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa terdapat

perbedaan bermakna antara quercetin dan dispersi padat 1:3. Sedangkan

pada dispersi padat dengan perbandingan 1:1 dan 1:2 maupun campuran

fisik semua perbandingan tidak terdapat perbedaan yang sigfnifikan.

Kelarutan quercetin mengalami peningkatan dikarenakan dalam

pembentukan sistem dispersi padat dapat terjadi perubahan fisik yaitu

penurunan ukuran partikel (Serajuddin, 1999). Penurunan partikel dapat

meningkatkan luas kontak dengan media sehingga dapat meningkatkan

kelarutan (Ansel, 2005). Selain itu kelarutan sistem dispersi padat

dengan jumlah rasio PEG 8000 paling besar (1:3) pada penelitian

memiliki peningkatan kelarutan paling besar dibanding perbandingan

lainnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah polimer yang

digunakan dalam pembuatan sistem dispersi padat dapat meminimalkan

kristalinitas sehingga dapat meningkatkan kelarutannya (Launer et al,

2000).

Uji disolusi quercetin, campuran fisik dan dispersi padat

dilakukan dengan menggunakan media dapar air yang ditambahkan

surfaktan SLS 1%. Media yang digunakan berbeda dengan yang

digunakan pada uji kelarutan karena bila menggunakan media yang

sama dengan uji kelarutan maka sulit tercapai kondsi sink karena

kelarutan jenuh dari quercetin sangat kecil yaitu sekitar 1,62±0,12

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 78: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

59

(%b/v, 10-4). Oleh karena itu untuk mencapai kondisi sink, maka

ditambahkan surfaktan untuk memperbesar kelarutan dari quercetin. Uji

disolusi dilakukan dengan menggunakan pengaduk keranjang dengan

kecepatan 100 rpm dan dilakukan pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, dan

30. Dari hasil disolusi akan didapat efisiensi disolusi menit 30 (ED30)

dan slope untuk mengetahui laju disolusi pada quercetin, campuran fisik

dan dispersi padat.

ED30 yang dihasilkan untuk quercetin sebesar 58,52%,

campuran fisik 1:1 sebesar 64,86%, campuran fisik 1:2 sebesar 60,36%

dan campuran fisik 1:3 sebesar 66,63%. Sedangkan untuk dispersi padat

1:1 sebesar 38,53%, dispersi padat 1:2 sebesar 59,48%, dan dispersi

padat 1:3 sebesar 79,03%. Dari hasil tersebut kemudian diuji statistik

menggunakan ANOVA one-way. Dari hasil statistika menunjukan ED30

quercetin berbeda bermakna dengan dispersi padat 1:3 (Tabel V.11).

Selanjutnya dilakukan perhitungan slope dari menit ke 0 – 10 dan

dihasilkan laju disolusi quercetin meningkat dengan urutan dispersi

padat 1:3 > campuran fisik 1:3 > campuran fisik 1:1 > campuran fisik

1:2 > dispersi padat 1:2 > quercetin > campuran fisik 1:1 (Tabel V. 13).

Peningkatan disolusi quercetin terbesar terjadi pada pembuatan

dispersi padat 1:3 yaitu 1,35 kalinya. Peningkatan disolusi terjadi pada

pembuatan sistem dispersi obat disebabkan oleh pengecilan ukuran

partikel, sehingga luas permukaan kontak obat dengan media disolusi

lebih besar. (Alatas dkk., 2006). Selain itu peningkatan disolusi juga

dapat terjadi karena terdapat peningkatan kelarutan quercetin sesuai

dengan persamaan Noyes-Whitney yaitu kelarutan zat berbanding lurus

dengan laju disolusi (Singh et al., 2011). Selain itu juga terdapat

peningkatan laju disolusi pada campuran fisik karena polimer PEG 8000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 79: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

60

pada campuran fisik dapat meningkatkan pembasahan pada permukaan

partikel (Launer et al., 2000).

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 80: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

61

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan jumlah PEG 8000 dalam sistem dispersi padat

quercetin – PEG 8000 dapat meningkatkan kelarutan dan laju

disolusi dari quercetin.

2. Kelarutan quercetin pada sistem dispersi padat (1:3)

meningkat 3,25 kali dan laju disolusi meningkat 1,35 kali

dibanding quercetin tunggal.

7.2. Saran

Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan

untuk pengembangan formulasi bentuk sediaan padat quercetin

menggunakan sistem dispersi padat dengan berbagai polimer.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 81: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

62

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, F., Nurono, S,. Asyarie, S. 2006. Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen-PEG 4000. Majalah Farmasi Indonesia 17. p.57-62.

Ansel, H. C., Allen, L. V., Popovich, N. G. 2005. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System. 9th Ed. Wolters Kluwer. p.100-108.

Anupama, S., Surinder, G., Birendra, S., Goyal. 2011. Design, optimization, preparation and evaluation of solid dispersions of albendazole using factorial design. Der Pharmacia Sinica. p.30-42.

Bhut, V. Z., Prajapati, A. B., Patel, K. N., Patel, B. A., Patel, P. A. 2012. Solid dispersion as a strategy to enhance solubility: A review article. IJPRS, vol.1, p.490-498.

Biswal, S., Sahoo, J., Murthy, P. N. 2009. Characterization of gliclazide-PEG 8000 solid dispersions. Trop J Pharm Res. p. 417-424.

Bugay, D. E., Findlay, W., P. 1999. Pharmaceutical Excipients : Characterization by IR, Raman, and NMR Specthroscopy. New York : M. Dekker.

Craig, D. Q. M. 2002. The mechanism of drug release from solid dispersions in water-soluble polymer. International Journal of Pharmaceutics, p.131-144.

Das, S. K., Roy, S., Kalimuthu, Y., Khanam, J., Nanda, A. 2012. Solid dispersions: An approach to enhance the bioavailability of poorly water-soluble drugs. IJPPT, vol.1, p.37-46.

Dhirendra, K., Lewis, S., Udupa, N., Atin, K. 2009. Solid dispersions: A review. Pak. J. Pharm. Sci., vol.22, p. 234-246.

Harwood, M., Danielewska-Nikiel, B., Borzelleca, J., Flamm, G. W., Williams, G. M., Lines, T. C. 2007. A critical review of the data related to the safety of quercetin and lack of evidence of in vivo toxicity, including lack of genotoxic/carcinogenic properties. Food and Chemical Toxicology, vol.45, p.2179-2205.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 82: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

63

Karadag, A., Ozcelik, B., Huang, Q. 2014. Quercetin nanosuspension produced by high – pressure homogenization. J. Agric. Food. Chem. Vol. 62. P. 1852 – 1859.

Kakran, M., Sahoo, N. G., Li, L. 2011. Dissolution enhancement of quercetin through nanofabrication, complexation and solid dispersion. Colloids and Surfaces, p.121-130.

Kelly, G. S. 2011. Quercetin. Alternative Medicine Review, vol.16, p.172-194.

Launer, C., Dressman, J. 2000. Improving drug solubility for oral delivery using solid dispersions. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, p.47-60.

Madaan, K., Lather, V., Pandita, D. 2014. Evaluation of polyamidoamine dendrimers as potential carriers for quercetin, a versatile flavonoid. Drug Delivery, Early Online, p.1-9.

Momic, T., Savic, J., Cernijog, U., Trene, P., Vasic, V. 2007. Protolytic equilibria and photodegradation of quercetin in aqueous solution. Collect. Czech. Commun., Vol. 72, No. 11, pp. 1447 – 1460.

Poddar, S. S., Nigade, S. U., Singh, D. K. 2011. Designing of ritonavir solid dispersion through spray drying. Der Pharmacia Lettre, p.213-223.

Retnowati, D., Setyawan, D. 2010. Peningkatan disolusi ibuprofen dengan sistem dispersi padat ibuproven-PVP K90. Majalah Farmasi Airlangga, vol.8, p.24-28.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J. and Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi ke-6, London: Pharmaceutical Press, hal. 517-522.

Seema, R., Ankur, R., Marwaha, Arum, N. 2011. Biopharmaceutics classification system: A strategic tool for classifying drug substances. IRJP, vol.7, p. 53-59.

Serajuddin, A. T. M. 1999. Solid dispersion of poorly water – soluble drugs : Early promises, subsequent problems, and recent breakthroughs. Journal of Pharmaceutical Sciences. , Vol. 88. No. 10, p. 1058 – 1066.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 83: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

64

Shah, T. J., Amin, A. F., Parikh, J. R., Parikh, R. H. 2007. Process optimization and characterization solid dispersions of poorly water-soluble drugs. AAPS Pharm. Sci. Tech., vol.8, p.18-24.

Singh, S., Baghel, R. S., Yadav, L. 2011. A review on solid dispersion. Int. J. Of Pharm. & Life Sci., vol.2, p. 1078-1095.

Stahl, M. 2003. Peak Purity Analysis In HPLC And CE Using Diode-Array technology. Germani. Agilent Technology.

Sweetman, S. C. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference. 6-th Ed. London: Pharmaceutical Press. p.2305.

Tiwari, R., Tiwari, G., Srivastava, B., Rai, A. K. 2009. Solid dispersions: An overview to modify bioavailability of poorly water soluble drugs. Int. J. PharmTech Res., vol 1, p.1338-1349.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 84: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

65

Lampiran 1

Spektra FT – IR Quercetin

a. Hasil spektra yang telah dilakukan

QUERCETIN HYD.pk QUERCE~2.SP 3551 4000 450 14 69 4 %T 1 0 REF 4000 34 2000 61 600 3731 39 3411 14 2348 52 2326 54 1840 64 1825 65 1767 65 1729 63 1667 33 1612 19 1560 38 1522 20 1451 39 1429 46 1409 42 1383 29 1367 32 1319 24 1264 27 1243 33 1213 33 1199 29 1168 24 1141 50 1132 46 1093 46 1014 41 1000 55 933 59 884 62 864 56 842 55 824 41 806 50 795 48 785 51 721 50 703 51 691 51 679 51 657 53 638 47 603 48 576 55 552 57 497 57 472 60 457 61 END 48 PEAK(S) FOUND

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 85: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

66

b. Hasil spektra dari pustaka

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 86: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

67

LAMPIRAN 2

Spektra FT – IR PEG 8000

a. Spektra FT-IR yang telah dilakukan

PEG 8000..pk PEG800~2.SP 3551 4000 450 26 64 4 %T 3 1 REF 4000 31 2000 45 600 3885 33 3857 33 3806 33 3789 33 3743 34 3695 33 3660 32 3572 29 3469 27 2890 26 1969 44 1751 48 1718 47 1699 47 1651 45 1467 38 1412 47 1360 39 1342 35 1281 38 1242 41 1150 35 1108 28 1060 37 962 40 842 41 528 56 END 27 PEAK(S) FOUND

4000.0 3000 2000 1500 1000 450.020.0

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70.0

cm-1

%T

3885,333857,333806,333789,33

3743,34

3695,33

3660,323572,29

3469,272890,26

1969,44

1751,481718,471699,47

1651,45

1467,38

1412,47

1360,39

1342,35

1281,38

1242,41

1150,35

1108,28

1060,37

962,40842,41

528,56

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 87: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

68

b. Spektra FT-IR pustaka

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 88: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

69

LAMPIRAN 3

Termogram DTA Quercetin

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 89: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

70

LAMPIRAN 4

Termogram DTA PEG 8000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 90: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

71

LAMPIRAN 5

Pengamatan Serapan dan Panjang Gelombang Maksimum

Quercetin

Keterangan :

A : Quercetin 8,08 µg/mL

B : Quercetin 16,16 µg/mL

Sample Name: 16

Collection Time 10/03/15 17:10:22

Peak Table

Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 499.95nm to 199.94nm

B

A

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 91: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

72

Wavelength (nm) Abs

____________________________

497.99 0.0116

496.02 0.0114

494.06 0.0115

491.94 0.0123

489.07 0.0121

484.07 0.0128

481.94 0.0131

479.06 0.0126

476.03 0.0132

472.99 0.0133

467.98 0.0141

464.02 0.0139

460.06 0.0145

455.95 0.0147

453.05 0.0154

450.00 0.0157

444.97 0.0168

442.98 0.0174

440.99 0.0183

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 92: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

73

367.02 0.9219

254.04 0.9890

235.98 0.7016

230.01 9.9999

227.97 9.9999

225.92 0.5390

222.93 0.5306

219.95 0.5923

218.06 0.4837

216.01 0.4932

213.02 0.5158

210.03 0.4964

207.04 0.5594

204.99 0.5630

202.94 0.4196

201.05 0.5760

Sample Name: 8

Collection Time 10/03/15 17:14:26

Peak Table

Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 93: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

74

Range 499.95nm to 199.94nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

497.99 0.0219

494.06 0.0215

491.03 0.0221

488.01 0.0224

483.01 0.0228

479.06 0.0224

474.05 0.0230

471.93 0.0230

467.98 0.0235

466.00 0.0234

464.02 0.0233

459.00 0.0235

455.95 0.0238

451.99 0.0242

450.00 0.0243

446.95 0.0249

444.97 0.0249

442.98 0.0252

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 94: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

75

440.99 0.0259

437.94 0.0262

365.94 0.4952

324.04 0.2729

308.00 0.2350

254.04 0.5396

238.03 0.3562

233.00 0.3435

230.96 1.2047

227.97 0.1831

224.98 0.3070

222.93 0.3273

219.00 0.4434

215.07 0.4000

213.02 0.2671

210.03 0.4268

207.04 0.3148

204.04 0.3675

201.99 0.5436

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 95: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

76

LAMPIRAN 6

Kurva Baku Quercetin

Concentration Analysis Report

Calibration Collection time 10/03/15 17:26:07 Standard Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ Std 1 0.0282 0.0281 0.42 0.0282 0.0002 0.15 0.0283 Std 2 0.2038 0.2048 4.04 0.2042 0.0006 0.27 0.2039 Std 3 0.4280 0.4264 8.08 0.4270 0.0009 0.21 0.4266

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 96: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

77

Std 4 0.8596 0.8620 16.16 0.8607 0.0012 0.14 0.8605 Std 5 1.0748 1.0728 20.20 1.0754 0.0030 0.27 1.0786 Std 6 24.24 1.2630 0.0099 0.79 1.2687 1.2515 1.2687 Calibration eqn Abs = 0.05329*Conc -0.00212 Correlation Coefficient 0.99938 Calibration time 10/03/15 17:29:33

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 97: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

78

LAMPIRAN 7

Pengamatan Pengaruh PEG 8000 terhadap Spektra Quercetin

Sample Name: QCT-8ppm Sample Name:

QCT&PEG8000-8ppm

Peak Table

Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.06 -0.0001

Peak Table

Peak Type Peaks

Peak Threshold 0.0000

Range 500.02nm to 200.07nm

Wavelength (nm) Abs

____________________________

498.06 -0.0001

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 98: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

79

493.98 -0.0002

492.01 -0.0001

487.93 0.0005

483.99 0.0012

478.99 0.0016

477.01 0.0015

473.98 0.0023

374.08 0.4228

333.94 0.2860

330.99 0.2838

328.04 0.2827

321.97 0.2813

319.01 0.2768

289.06 0.2254

266.07 0.4410

264.03 0.4407

254.94 0.4501

240.03 0.3748

226.99 0.4999

201.96 1.0006

495.04 -0.0004

492.01 -0.0000

487.93 0.0008

482.02 0.0008

478.99 0.0014

477.01 0.0013

466.99 0.0049

375.93 0.4343

372.99 0.4346

328.97 0.2848

323.06 0.2833

319.01 0.2784

289.06 0.2249

267.00 0.4478

264.97 0.4488

254.94 0.4624

226.99 0.5024

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 99: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

80

LAMPIRAN 8

Uji Homogenitas

1. Campuran Fisik 1:1

Replikasi Berat Penimbangan

(mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 40 0,5911 11,23 22,46 112,30 2 40,2 0,5983 11,36 22,72 113,03 3 40,2 0,5911 11,23 22,46 111,74

Rata-rata 112,36 SD 0,53

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

2. Campuran Fisik 1:2

Replikasi Berat Penimbangan

(mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 59,7 0,4881 9,28 23,2 116,58 2 59,8 0,4933 9,37 23,4 117,39 3 59,7 0,4903 9,32 23,3 117,09

Rata-rata 117,02 SD 0,33

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 100: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

81

3. Campuran Fisik 1:3

Replikasi Berat Penimbangan

(mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 81 0,5026 9,55 23,9 118,02 2 81,2 0,4969 9,44 23,6 116,26 3 80,7 0,4889 9,29 23,2 114,99

Rata-rata 116,42 SD 1,24

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

4. Dispersi Padat 1:1

Replikasi Berat

Penimbangan (mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 40,8 0,5278 10,03 25,1 123,04 2 40,6 0,5183 9,85 24,6 121,18

3 40,5 0,5282 10,04 25,1 123,95

Rata-rata 122,72 SD 1,15

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 101: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

82

5. Dispersi Padat 1:2

Replikasi Berat

Penimbangan (mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 59,4 0,5184 9,85 24,6 124,24 2 59,5 0,514 9,77 24,4 123,03 3 59,5 0,5116 9,72 24,3 122,52

Rata-rata 123,26 SD 0,72

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

6. Dispersi Padat 1:3

Replikasi Berat

Penimbangan (mg)

Absorban Kadar

Terbaca (ppm)

Berat diperoleh

(mg)

Perolehan Kembali

(%)

1 80,8 0,5072 9,64 24,1 119,31 2 80,2 0,5129 9,75 24,4 121,70 3 80,1 0,5023 9,55 23,9 119,35

Rata-rata 120,12 SD 1,12

Perhitungan jumlah quercetin setara dengan 20 mg :

mg

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 102: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

83

LAMPIRAN 9

Pengujian Kelarutan Jenuh Quercetin

WAKTU (menit)

REPLIKASI I

Serapan Kadar (ppm) (%b/v,10˄ -4)

0 0,0000 0,00 0,00

30 0,1421 2,72 2,72 60 0,0722 1,40 1,40

120 0,0813 1,57 1,57 180 0,0759 1,47 1,47 240 0,0856 1,65 1,65 300 0,0873 1,68 1,68 360 0,0928 1,79 1,79 420 0,1083 2,08 2,08

WAKTU (menit)

REPLIKASI II Serapan Kadar (ppm) (%b/v,10˄ -4)

0 0,0000 0,00 0,00 30 0,0885 1,70 1,70 60 0,0702 1,36 1,36

120 0,0812 1,56 1,56 180 0,0779 1,50 1,50 240 0,0909 1,75 1,75 300 0,0834 1,60 1,60 360 0,0899 1,73 1,73 420 0,0931 1,79 1,79

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 103: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

84

WAKTU (menit) REPLIKASI III

Serapan Kadar (ppm) (%b/v,10˄ -4) 0 0,0000 0,00 0,00

30 0,0668 1,29 1,29 60 0,0685 1,33 1,33

120 0,0773 1,49 1,49 180 0,0666 1,29 1,29 240 0,0759 1,47 1,47 300 0,0712 1,38 1,38 360 0,0593 1,15 1,15 420 0,0516 1,01 1,01

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 104: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

85

LAMPIRAN 10

Analisa Statistika Kelarutan Jenuh

Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Wkt30 1.9033 3 .73636 .42514

Wkt60 1.3633 3 .03512 .02028

Pair 2 Wkt60 1.3633 3 .03512 .02028

Wkt120 1.5400 3 .04359 .02517

Pair 3 Wkt120 1.5400 3 .04359 .02517

Wkt180 1.4200 3 .11358 .06557

Pair 4 Wkt180 1.4200 3 .11358 .06557

Wkt240 1.6233 3 .14189 .08192

Pair 5 Wkt240 1.6233 3 .14189 .08192

Wkt300 1.5533 3 .15535 .08969

Pair 6 Wkt300 1.5533 3 .15535 .08969

Wkt360 1.5567 3 .35346 .20407

Pair 7 Wkt360 1.5567 3 .35346 .20407

Wkt420 1.6267 3 .55338 .31950

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 105: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

86

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the

Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Wkt30 - Wkt60

.54000 .70171

.40513

-1.2031

5

2.28315 1.333 2 .314

Pair 2 Wkt60 - Wkt120

-.17667 .02082

.01202

-.22838 -.12496 -14.700 2 .005

Pair 3 Wkt120 - Wkt180

.12000 .07211

.04163

-.05913 .29913 2.882 2 .102

Pair 4 Wkt180 - Wkt240

-.20333 .04041

.02333

-.30373 -.10294 -8.714 2 .013

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 106: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

87

Pair 5 Wkt240 - Wkt300

.07000 .09165

.05292

-.15767 .29767 1.323 2 .317

Pair 6 Wkt300 - Wkt360

-.00333 .20232

.11681

-.50592 .49926 -.029 2 .980

Pair 7 Wkt360 - Wkt420

-.07000 .21517

.12423

-.60452 .46452 -.563 2 .630

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 107: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

88

LAMPIRAN 11

Pengujian Kelarutan

SAMPEL %Terlarut (%b/v,10˄ -4)

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Rata-rata SD QC 1,65 1,75 1,47 1,62 0,12

CF 1:1 0,79 1,28 1,37 1,15 0,25 CF 1:2 1,20 1,62 1,19 1,34 0,20 CF 1:3 0,93 0,97 0,94 0,95 0,02 DP 1:1 1,75 2,08 2,21 2,01 0,19 DP 1:2 2,58 2,34 2,37 2,43 0,11 DP 1:3 5,67 5,44 4,66 5,26 0,43

1. Quercetin

240 0.0859 0.0856 1.65 0.0856 0.0003 0.32 0.0854 qc 240 rep 2 0.1902

0.1905 3.44 0.1811 0.0006 0.34 0.1893

240 0.0763 0.0755 1.47 0.0759 0.0004 0.53 0.0759

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 108: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

89

2. Campuran Fisik 1:1

Analysis Collection time 29/03/15 20:47:23

Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ Sample 1 0.0401 0.0400 0.79 0.0402 0.0002 0.51 0.0404 Sample 2 0.0666 0.0658 1.28 0.0661 0.0004 0.67 0.0658 Sample 3 0.0714 0.0704 1.37 0.0708 0.0005 0.71 0.0706

3. Campuran Fisik 1:2 Analysis Collection time 24/03/15 19:17:03 Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ CF 12-4 rep 1 0.0617 0.0623 1.20 0.0620 0.0003 0.54 0.0620 CF 12-4 rep 2 0.0838 0.0839

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 109: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

90

1.62 0.0837 0.0005 0.34 0.0842 CF 12-4 rep 3 0.0620 0.0610 1.19 0.0613 0.0007 1.09 0.0608

4. Campuran Fisik 1:3 Analysis Collection time 31/03/15 19:48:20 Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ CF 13-4 rep1 0.0480 0.0474 0.93 0.0476 0.0004 0.76 0.0473 CF 13-4 rep2 0.0494 0.0497 0.97 0.0497 0.0004 0.71 0.0501 CF 13-4 rep3 0.0481 0.0476 0.94 0.0479 0.0002 0.52 0.0480

5. Dispersi Padat 1:1 Analysis Collection time 05/04/15 1:18:56 Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ DP 11-4 rep 1 0.0915 0.0906 1.75 0.0911 0.0005 0.52 0.0913 DP 11-4 rep 2 0.1089

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 110: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

91

0.1085 2.09 0.1086 0.0003 0.30 0.1083 DP 11-4 rep 3 0.1151 0.1155 2.21 0.1151 0.0005 0.41 0.1146

6. Dispersi Padat 1:2 Analysis Collection time 07/04/15 2:26:40 Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ DP 12-4-1 0.1357 0.1357 2.59 0.1352 0.0007 0.55 0.1344 DP 12-4-2 0.1224 0.1215 2.34 0.1219 0.0004 0.36 0.1219 DP 12-4-3 0.1248 0.1229 2.37 0.1238 0.0009 0.77 0.1239

7. Dispersi Padat 1:3 Analysis Collection time 15/04/15 0:04:30 Sample Concentration F Mean SD %RSD Readings mg/L ______________________________________________________________________ DP 13-4 REP 1 0.2979

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 111: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

92

0.2986 5.67 0.2978 0.0009 0.29 0.2969 DP 13-4 REP 2 0.2856 0.2864 5.44 0.2858 0.0005 0.17 0.2855 DP 13-4 REP 3 0.2448 0.2448 4.66 0.2444 0.0006 0.26 0.2436

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 112: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

93

LAMPIRAN 12

Hasil Statistika Uji Kelarutan

Multiple Comparisons

terlarut Tukey HSD

(I) Sampel

(J) Sampel

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

QC CF 1:1 .47667 .22505 .393 -.2918 1.2451

CF 1:2 .28667 .22505 .853 -.4818 1.0551

CF 1:3 .67667 .22505 .102 -.0918 1.4451

DP 1:1 -.39000 .22505 .607 -1.1585 .3785

DP 1:2 -.80667* .22505 .037 -1.5751 -.0382

DP 1:3 -3.63333* .22505 .000 -4.4018 -2.8649

CF 1:1 QC -.47667 .22505 .393 -1.2451 .2918

CF 1:2 -.19000 .22505 .975 -.9585 .5785

CF 1:3 .20000 .22505 .969 -.5685 .9685

DP 1:1 -.86667* .22505 .023 -1.6351 -.0982

DP 1:2 -1.28333* .22505 .001 -2.0518 -.5149

DP 1:3 -4.11000* .22505 .000 -4.8785 -3.3415

CF 1:2 QC -.28667 .22505 .853 -1.0551 .4818

CF 1:1 .19000 .22505 .975 -.5785 .9585

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 113: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

94

CF 1:3 .39000 .22505 .607 -.3785 1.1585

DP 1:1 -.67667 .22505 .102 -1.4451 .0918

DP 1:2 -1.09333* .22505 .004 -1.8618 -.3249

DP 1:3 -3.92000* .22505 .000 -4.6885 -3.1515

CF 1:3 QC -.67667 .22505 .102 -1.4451 .0918

CF 1:1 -.20000 .22505 .969 -.9685 .5685

CF 1:2 -.39000 .22505 .607 -1.1585 .3785

DP 1:1 -1.06667* .22505 .005 -1.8351 -.2982

DP 1:2 -1.48333* .22505 .000 -2.2518 -.7149

DP 1:3 -4.31000* .22505 .000 -5.0785 -3.5415

DP 1:1 QC .39000 .22505 .607 -.3785 1.1585

CF 1:1 .86667* .22505 .023 .0982 1.6351

CF 1:2 .67667 .22505 .102 -.0918 1.4451

CF 1:3 1.06667* .22505 .005 .2982 1.8351

DP 1:2 -.41667 .22505 .539 -1.1851 .3518

DP 1:3 -3.24333* .22505 .000 -4.0118 -2.4749

DP 1:2 QC .80667* .22505 .037 .0382 1.5751

CF 1:1 1.28333* .22505 .001 .5149 2.0518

CF 1:2 1.09333* .22505 .004 .3249 1.8618

CF 1:3 1.48333* .22505 .000 .7149 2.2518

DP 1:1 .41667 .22505 .539 -.3518 1.1851

DP 1:3 -2.82667* .22505 .000 -3.5951 -2.0582

DP 1:3 QC 3.63333* .22505 .000 2.8649 4.4018

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 114: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

95

CF 1:1 4.11000* .22505 .000 3.3415 4.8785

CF 1:2 3.92000* .22505 .000 3.1515 4.6885

CF 1:3 4.31000* .22505 .000 3.5415 5.0785

DP 1:1 3.24333* .22505 .000 2.4749 4.0118

DP 1:2 2.82667* .22505 .000 2.0582 3.5951

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 115: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

96

LAMPIRAN 13

Hasil Uji Disolusi

QCT REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,000 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 3,404 0,1740 3,404 3,064 62,40 155,988

10 3,572 0,1826 3,589 3,230 65,79 320,454 15 3,754 0,1919 3,789 3,410 69,45 338,091 20 3,721 0,1903 3,775 3,397 69,19 346,598 25 3,877 0,1982 3,949 3,554 72,39 353,947 30 3,726 0,1905 3,818 3,436 69,98 355,917

TOTAL AREA 1870,994 %ED 62,366

QCT REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,000 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 2,591 0,1325 2,591 2,332 45,72 114,309

10 2,934 0,1500 2,947 2,652 52,01 244,322 15 2,999 0,1533 3,027 2,724 53,41 263,540 20 3,021 0,1545 3,064 2,757 54,06 268,687 25 3,097 0,1583 3,155 2,839 55,67 274,339 30 3,216 0,1644 3,289 2,960 58,04 284,291

TOTAL AREA 1449,488 %ED 48,316

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 116: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

97

QCT REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 3,696 0,1890 3,696 3,326 63,97 159,923

10 3,943 0,2016 3,961 3,565 68,56 331,333 15 3,963 0,2026 4,001 3,601 69,25 344,539 20 4,053 0,2072 4,111 3,700 71,15 351,009 25 4,610 0,2357 4,688 4,219 81,14 380,738 30 3,972 0,2031 4,073 3,666 70,50 379,108

TOTAL AREA 1946,650 %ED 64,888

CF 1:1 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 3,23 0,165 3,230 2,907 58,14 145,350

10 3,737 0,191 3,753 3,378 67,56 314,242 15 3,697 0,189 3,732 3,359 67,17 336,824 20 3,824 0,196 3,877 3,490 69,79 342,412 25 3,932 0,201 4,004 3,604 72,08 354,679 30 3,871 0,198 3,963 3,567 71,34 358,539

TOTAL AREA 1852,047 %ED 61,735

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 117: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

98

CF 1:1 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 3,512 0,1796 3,512 3,161 60,78 151,962

10 3,829 0,1958 3,847 3,462 66,58 318,399 15 3,971 0,2030 4,008 3,607 69,36 339,848 20 4,54 0,2321 4,597 4,137 79,56 372,300 25 4,739 0,2423 4,818 4,336 83,39 407,372 30 4,596 0,2350 4,699 4,229 81,33 411,803

TOTAL AREA 2.001,683 %ED 66,723

CF 1:1 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000 5 3,747 0,1916 3,747 3,372 65,10 162,756

10 4,142 0,2118 4,161 3,745 72,29 343,483 15 4,143 0,2118 4,182 3,764 72,67 362,397 20 4,28 0,2188 4,340 3,906 75,41 370,190 25 4,214 0,2155 4,296 3,866 74,63 375,104 30 4,105 0,2099 4,208 3,787 73,11 369,347

TOTAL AREA 1983,276 %ED 66,109

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 118: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

99

CF 1:2 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,068 0,1569 3,068 2,761 56,47 141,166

10 3,589 0,1835 3,604 3,244 66,34 307,010

15 3,438 0,1758 3,471 3,124 63,89 325,566

20 3,47 0,1774 3,520 3,168 64,79 321,707

25 3,444 0,1761 3,512 3,161 64,63 323,572

30 3,527 0,1803 3,612 3,251 66,48 327,785

TOTAL AREA 1746,805

%ED 58,227

CF 1:2 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,072 0,1571 3,072 2,765 56,54 141,350 10 3,502 0,1791 3,517 3,166 64,74 303,191 15 3,348 0,1712 3,381 3,043 62,22 317,403 20 3,468 0,1773 3,518 3,166 64,74 317,415 25 3,439 0,1758 3,506 3,155 64,53 323,170 30 3,534 0,1807 3,618 3,256 66,59 327,796

TOTAL AREA 1730,325

%ED 57,677

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 119: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

100

CF 1:2 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,614 0,1848 3,614 3,253 61,95 154,886

10 4,001 0,2046 4,019 3,617 68,90 327,132

15 4,108 0,2100 4,146 3,731 71,08 349,935

20 4,246 0,2171 4,305 3,874 73,79 362,172

25 4,446 0,2273 4,526 4,073 77,59 378,448

30 4,304 0,2201 4,406 3,965 75,53 382,797

TOTAL AREA 1955,369

%ED 65,179

CF 1:3 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,841 0,1964 3,841 3,457 65,22 163,061

10 4,119 0,2106 4,138 3,724 70,27 338,740

15 4,383 0,2241 4,423 3,981 75,10 363,439

20 4,26 0,2178 4,322 3,890 73,39 371,229

25 4,31 0,2204 4,393 3,954 74,60 369,965

30 4,036 0,2064 4,141 3,727 70,31 362,275

TOTAL AREA 1968,709

%ED 65,624

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 120: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

101

CF 1:3 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,501 0,1790 3,501 3,151 58,35 145,875 10 4,501 0,2301 4,519 4,067 75,31 334,146 15 4,619 0,2362 4,659 4,193 77,65 382,396 20 4,728 0,2417 4,791 4,312 79,85 393,755 25 4,887 0,2499 4,974 4,476 82,90 406,869 30 4,852 0,2481 4,963 4,467 82,72 414,039

TOTAL AREA 2077,080

%ED 69,236

CF 1:3 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,942 0,2016 3,942 3,548 66,94 167,349 10 4,084 0,2088 4,104 3,693 69,69 341,563 15 4,180 0,2137 4,220 3,798 71,66 353,371 20 4,235 0,2165 4,296 3,866 72,95 361,535 25 4,305 0,2201 4,387 3,948 74,50 368,628 30 3,961 0,2025 4,065 3,658 69,02 358,809

TOTAL AREA 1951,254

%ED 65,042

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 121: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

102

DP 1:1 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0 0,000 0,000 0,00 0,000

5 1,029 0,0526 1,029 0,926 18,90 47,250

10 1,099 0,0562 1,104 0,994 20,28 97,951

15 2,295 0,1173 2,306 2,075 42,35 156,572

20 2,42 0,1237 2,442 2,198 44,86 218,009

25 2,887 0,1476 2,921 2,629 53,65 246,275

30 3,07 0,1570 3,119 2,807 57,28 277,341

TOTAL AREA 1043,398

%ED 34,780

DP 1:1 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 1,875 0,0959 1,875 1,688 34,44 86,097 10 1,878 0,0960 1,887 1,699 34,67 172,762 15 2,256 0,1153 2,275 2,047 41,78 191,119 20 2,3 0,1176 2,330 2,097 42,80 211,445 25 2,53 0,1294 2,572 2,314 47,23 225,073 30 2,652 0,1356 2,706 2,436 49,71 242,345

TOTAL AREA 1128,841

%ED 37,628

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 122: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

103

DP 1:1 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 2,26 0,1156 2,260 2,034 41,51 103,776 10 2,296 0,1174 2,307 2,077 42,38 209,723 15 2,626 0,1343 2,649 2,384 48,65 227,575 20 2,681 0,1371 2,717 2,445 49,90 246,384 25 2,877 0,1471 2,926 2,634 53,75 259,128 30 3,019 0,1544 3,070 2,763 56,38 275,321

TOTAL AREA 1321,906

%ED 44,064

DP 1:2 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 2,967 0,1517 2,967 2,670 53,41 133,515

10 3,466 0,1772 3,481 3,133 62,66 290,153

15 3,681 0,1882 3,713 3,342 66,84 323,730

20 3,803 0,1944 3,732 3,358 67,17 335,013

25 4,019 0,2055 4,089 3,680 73,59 351,907

30 4,092 0,2092 4,182 3,764 75,27 372,162

TOTAL AREA 1806,480

%ED 60,216

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 123: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

104

DP 1:2 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 2,597 0,1328 2,597 2,337 46,75 116,865 10 3,259 0,1666 3,272 2,945 58,90 264,104 15 3,578 0,1829 3,607 3,247 64,93 309,567 20 3,755 0,1920 3,802 3,422 68,44 333,425 25 3,97 0,2030 4,036 3,632 72,65 352,715 30 4,128 0,2111 4,214 3,792 75,85 371,238

TOTAL AREA 1747,915

%ED 58,264

DP 1:2 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 2,747 0,1405 2,526 2,273 46,40 115,990 10 3,405 0,1741 3,419 3,077 62,79 272,973 15 3,621 0,1851 3,652 3,287 67,07 324,666 20 3,81 0,1948 3,859 3,473 70,88 344,876 25 3,984 0,2037 4,052 3,647 74,42 363,250 30 4,077 0,2085 4,165 3,748 76,50 377,300

TOTAL AREA 1799,053

%ED 59,968

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 124: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

105

DP 1:3 REPLIKASI 1

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 3,394 0,1735 3,394 3,055 63,64 159,094

10 4,098 0,2095 4,115 3,703 77,16 351,983

15 4,502 0,2302 4,539 4,086 85,11 405,676

20 4,803 0,2456 4,863 4,377 91,18 440,739

25 4,871 0,2491 4,955 4,459 92,91 460,217

30 4,865 0,2487 4,973 4,476 93,25 465,390

TOTAL AREA 2283,099

%ED 76,103

DP 1:3 REPLIKASI 2

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 4,686 0,2396 4,686 4,217 79,57 198,934 10 5,018 0,2566 5,041 4,537 85,61 412,957 15 5,031 0,2572 5,080 4,572 86,26 429,663 20 5,227 0,2673 5,301 4,771 90,01 440,669 25 5,589 0,2858 5,689 5,120 96,60 466,535 30 5,242 0,2680 5,370 4,833 91,18 469,467

TOTAL AREA 2418,225

%ED 80,607

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 125: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

106

DP 1:3 REPLIKASI 3

waktu (menit)

kadar (ppm) absorban

Kadar koreksi Wuster

berat dalam

900 mL (mg)

% terlarut luas area

0 0,00 0,0000 0,000 0,000 0,00 0,000

5 4,392 0,2246 4,392 3,953 76,02 190,038 10 4,943 0,2527 4,943 4,449 85,55 403,920 15 4,881 0,2496 4,928 4,435 85,29 427,098 20 5,165 0,2641 5,236 4,712 90,62 439,778 25 5,589 0,2858 5,686 5,117 98,41 472,586 30 5,237 0,2678 5,362 4,826 92,80 478,028

TOTAL AREA 2411,449

%ED 80,382

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 126: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

107

LAMPIRAN 14

Hasil Statistika Uji Disolusi

Multiple Comparisons

ED30

Tukey HSD

(I) Sampel (J) Sampel

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

QC CF 1:1 -6.32667 3.59394 .591 -18.5985 5.9452

CF 1:2 -1.83667 3.59394 .998 -14.1085 10.4352

CF 1:3 -8.10667 3.59394 .328 -20.3785 4.1652

DP 1:1 19.99667* 3.59394 .001 7.7248 32.2685

DP 1:2 -.95667 3.59394 1.000 -13.2285 11.3152

DP 1:3 -20.50333* 3.59394 .001 -32.7752 -8.2315

CF 1:1 QC 6.32667 3.59394 .591 -5.9452 18.5985

CF 1:2 4.49000 3.59394 .863 -7.7818 16.7618

CF 1:3 -1.78000 3.59394 .999 -14.0518 10.4918

DP 1:1 26.32333* 3.59394 .000 14.0515 38.5952

DP 1:2 5.37000 3.59394 .744 -6.9018 17.6418

DP 1:3 -14.17667* 3.59394 .019 -26.4485 -1.9048

CF 1:2 QC 1.83667 3.59394 .998 -10.4352 14.1085

CF 1:1 -4.49000 3.59394 .863 -16.7618 7.7818

CF 1:3 -6.27000 3.59394 .601 -18.5418 6.0018

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 127: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

108

DP 1:1 21.83333* 3.59394 .000 9.5615 34.1052

DP 1:2 .88000 3.59394 1.000 -11.3918 13.1518

DP 1:3 -18.66667* 3.59394 .002 -30.9385 -6.3948

CF 1:3 QC 8.10667 3.59394 .328 -4.1652 20.3785

CF 1:1 1.78000 3.59394 .999 -10.4918 14.0518

CF 1:2 6.27000 3.59394 .601 -6.0018 18.5418

DP 1:1 28.10333* 3.59394 .000 15.8315 40.3752

DP 1:2 7.15000 3.59394 .461 -5.1218 19.4218

DP 1:3 -12.39667* 3.59394 .047 -24.6685 -.1248

DP 1:1 QC -19.99667* 3.59394 .001 -32.2685 -7.7248

CF 1:1 -26.32333* 3.59394 .000 -38.5952 -14.0515

CF 1:2 -21.83333* 3.59394 .000 -34.1052 -9.5615

CF 1:3 -28.10333* 3.59394 .000 -40.3752 -15.8315

DP 1:2 -20.95333* 3.59394 .001 -33.2252 -8.6815

DP 1:3 -40.50000* 3.59394 .000 -52.7718 -28.2282

DP 1:2 QC .95667 3.59394 1.000 -11.3152 13.2285

CF 1:1 -5.37000 3.59394 .744 -17.6418 6.9018

CF 1:2 -.88000 3.59394 1.000 -13.1518 11.3918

CF 1:3 -7.15000 3.59394 .461 -19.4218 5.1218

DP 1:1 20.95333* 3.59394 .001 8.6815 33.2252

DP 1:3 -19.54667* 3.59394 .001 -31.8185 -7.2748

DP 1:3 QC 20.50333* 3.59394 .001 8.2315 32.7752

CF 1:1 14.17667* 3.59394 .019 1.9048 26.4485

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 128: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

109

CF 1:2 18.66667* 3.59394 .002 6.3948 30.9385

CF 1:3 12.39667* 3.59394 .047 .1248 24.6685

DP 1:1 40.50000* 3.59394 .000 28.2282 52.7718

DP 1:2 19.54667* 3.59394 .001 7.2748 31.8185

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 129: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

110

LAMPIRAN 15

Hasil Statistika Slope

Multiple Comparisons

slope

Tukey HSD

(I) Sampel (J) Sampel

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

QC CF 1:1 -.014333 .014087 .941 -.06243 .03377

CF 1:2 -.010333 .014087 .988 -.05843 .03777

CF 1:3 -.020333 .014087 .771 -.06843 .02777

DP 1:1 .079333* .014087 .001 .03123 .12743

DP 1:2 .001000 .014087 1.000 -.04710 .04910

DP 1:3 -.040667 .014087 .125 -.08877 .00743

CF 1:1 QC .014333 .014087 .941 -.03377 .06243

CF 1:2 .004000 .014087 1.000 -.04410 .05210

CF 1:3 -.006000 .014087 .999 -.05410 .04210

DP 1:1 .093667* .014087 .000 .04557 .14177

DP 1:2 .015333 .014087 .922 -.03277 .06343

DP 1:3 -.026333 .014087 .528 -.07443 .02177

CF 1:2 QC .010333 .014087 .988 -.03777 .05843

CF 1:1 -.004000 .014087 1.000 -.05210 .04410

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 130: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

111

CF 1:3 -.010000 .014087 .990 -.05810 .03810

DP 1:1 .089667* .014087 .000 .04157 .13777

DP 1:2 .011333 .014087 .981 -.03677 .05943

DP 1:3 -.030333 .014087 .376 -.07843 .01777

CF 1:3 QC .020333 .014087 .771 -.02777 .06843

CF 1:1 .006000 .014087 .999 -.04210 .05410

CF 1:2 .010000 .014087 .990 -.03810 .05810

DP 1:1 .099667* .014087 .000 .05157 .14777

DP 1:2 .021333 .014087 .733 -.02677 .06943

DP 1:3 -.020333 .014087 .771 -.06843 .02777

DP 1:1 QC -.079333* .014087 .001 -.12743 -.03123

CF 1:1 -.093667* .014087 .000 -.14177 -.04557

CF 1:2 -.089667* .014087 .000 -.13777 -.04157

CF 1:3 -.099667* .014087 .000 -.14777 -.05157

DP 1:2 -.078333* .014087 .001 -.12643 -.03023

DP 1:3 -.120000* .014087 .000 -.16810 -.07190

DP 1:2 QC -.001000 .014087 1.000 -.04910 .04710

CF 1:1 -.015333 .014087 .922 -.06343 .03277

CF 1:2 -.011333 .014087 .981 -.05943 .03677

CF 1:3 -.021333 .014087 .733 -.06943 .02677

DP 1:1 .078333* .014087 .001 .03023 .12643

DP 1:3 -.041667 .014087 .111 -.08977 .00643

DP 1:3 QC .040667 .014087 .125 -.00743 .08877

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani

Page 131: SKRIPSI - Repositoryrepository.unair.ac.id/10925/2/FF F 36 15 Set p.pdfskripsi . peningkatan kelarutan dan laju disolusi quercetin dengan pembentukan sistem dispersi padat quercetin-peg

112

CF 1:1 .026333 .014087 .528 -.02177 .07443

CF 1:2 .030333 .014087 .376 -.01777 .07843

CF 1:3 .020333 .014087 .771 -.02777 .06843

DP 1:1 .120000* .014087 .000 .07190 .16810

DP 1:2 .041667 .014087 .111 -.00643 .08977

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Peningkatan kelarutan.... Febrianti Setiawardani