Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi...
Transcript of Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi...
Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian
Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita
Tangerang
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
••• 111 _____ _,,,--~mri•ri~n. . . __ ---~~·-""1
d .ri , r1t .............. 1 ............... ,,,,,-,-,,
Oleh:
NOVITASARI
105070002343
~~'.'induk : :Q:i)J·~l[t:/l'fJ'""""""' ............. ::l~.:11 ........ kJasitika">i . ..............................................
F AKUL T AS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
200911430 H
Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian
Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita
Tangerang
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
II 1111
111 ---~~-----~l!l~'ri~n. . ___ ----~-·n""1
d:n·l ·
Oleh:
NOVITA SARI
105070002343
r '1. : r?,f T ........ "Ul .................. ,,,., "~· 1n " : ·arn:·~ ti.:·:/llr ............. "
d .. k ' .... k".'J... ......... :::\; ..... ::\ ........ . klasifika>-;i ...............................................
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA
200911430 H
PERPus~ •, '\AAN UT,1\1\,ii'\ UIN SYAH1D JAKARTA
Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kemandirian Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita
Tangerang
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
NOVITA SARI
105070002343
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi NIP. 150 300 679
~ S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009/1430 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN
KEMANDIRIAN NARAPIDANA PENGEDAR NARKOBA WANITA DI LP
WANITA TANGERANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7
Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 10 Desember 2009
Sidang Munaqasyah,
Dekan/ Ketua Merangkap Anggota,
/'~ Jahia Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dia utiah, M. Si. Dra
Anggota
NIP. 19671029 199603 2 001
Pembimbing I
Neneng Taf.k.i.l.51. Psi NIP. 150 300 679
Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota,
o~t~u.s; NIP. 19561223 198303 2 001
Penguji II
Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi NIP. 150 300 679
S. Evangeline I Suaidv, M.Si, Psi
;Jfjp;Predatin,y your8elj'i$ one you neecC tfi'e mo$t to $et
ancC acliieve ,yoa/$ in your life
;Jf, key to reach tfi'e ,yreat $UCCe8$ i8 liy dancll:113 on
your tivo foet
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Desember 2009 (C) Novita Sari (D) Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian pada
Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita Tangerang
(E) 96 halaman + xi lampiran (F) Dalam peredaran narkoba, keterlibatan para wanita di dalamnya sangat
besar. Sindikat narkoba memanfaatkan wanita untuk memperluas pemasaran dalam bisnis ini.Kebanyakan wanita tidak bisa menolak untuk tidak terlibat dalam pengedaran narkoba yang ditawarkan oleh para sindikat. Hal ini terlihat bahwa tingkat kemandirian para wanita kurir narkoba ini sangat rendah. Segala sesuatu yang akan dijalaninya sangat didominasi oleh campur tangan dan keputusan para sindikat.
Ketidakmandirian pada para kurir wanita narkoba ini sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dari wanita itu sendiri. Bagaimana ia menilai dirinya dan menghargai segala potensi yang dimiliki tanpa harus bergantung dengan sindikat. Faktor psikologis yang berkaitan dengan ini yaitu self esteem. Menu rut Branden ( 1994 dalam Damayanti 2006), menjelaskan bahwa self esteem yang positif atau sehat berkorelasi dengan kemandirian.
Selanjutnya, penelitian melakukan penelitan ini dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan tingkat kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional deskriptif. Sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan karakteristik yaitu telah divonis dengan kasus pengedaran narkoba dan telah memasuki usia dewasa awal yang menurut Hurlock adalah berada pada usia 20-40 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 62 orang dan menggunakan dua buah instrument penelitian, yaitu self esteem scale dari Morris Rosenberg yang telah peneliti modifikasi dan skala kemandirian. Uji validitas digunakan dengan rumus product moment dari Pearson dan untuk perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for Windows. Sedangkan uji reliabilitas digunakan dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan program SPSS versi 13.0.
Dari hasil penelitian diperoleh skor reliabilitas pada skala self esteem self esteem yaitu 0.802 sedangkan pada skala kemandirian diperoleh skor 0.786. Semenetara itu, pada pengujian validitas, aitem-aitem yang mencapai skor <0.3 maka dianggap sebagai aitem yang valid.
Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan tehnik statistik korelasi Spearman's rho. Dan hasil penelitian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0.190 sementara r tabel yaitu 0.254, jadi r hitung < r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.
(G) Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang. Saran yang diajukan yaitu diharapkan agar dilakukan kembali penelitian yang lebih spesifik dan mendalam mengenai kemandirian ini namun dikorelasikan dengan variabel-variabel lain, seperti social support, pola asuh orang tua, kebudayaan, intelegensi, yang mungkin akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita. Dan keterbatasan dari penelitian ini yaitu skala ukur kemandirian yang digunakan kurang mengukur aspek-aspek dasar kemandirian, seperti kemandirian fisiologis, dan lain-lain.
(H) Daftar Pustaka 62 (1969-2009)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan
skripsi ini guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
dukungan dan sumbangsih dari berbagai pihak, yaitu:
1. Pak Jahja Umar, sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah sangat berjasa dan membantu penulis
dalam proses penulisan skripsi ini.
2. Bu Neneng Tati Sumiati dan Bu S. Evangeline I Suaidy sebagai
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan memberikan
masukan yang sangat berharga kepada penulis. Dan Bu Suryati sebagai
Kepala Pembinaan Napi di Lapas Klas llA Wanita Tangerang yang telah
membantu penulis dalam proses pengumpulan data.
3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis selama masa
perkuliahan.
4. Ayahanda dan lbunda tercinta, yaitu bapak Abdullah Hasan dan lbu ldi
Julinda yang selalu memanjatkan do'an untuk kesuksesan penulis dan
telah mengorbankan banyak hal demi tercapainya cita-cita penulis.
5. Adik-adik tersayang, yaitu dek lki, dek Uswa dan dek lin, yang telah
memberikan spirit dengan canda dan tawanya.
6. Seluruh anak kelas C angkatan 2005, yang telah bersedia berbagi suka
dan duka bersama-sama, baik selama perkuliahan maupun dalam
penulisan skripsi.
7. Teman-teman senasib dan seperjuangan, yaitu alfi, ela, sri, hida, pira,
dkk, yang telah menjadi pelipur Iara selama di perantauan bagi penulis
dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
8. Anak-anak Si6NaL, yaitu alim, icap, nora, tadha, moel, eek hus , badri S,
yasin, dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan motivasi, ide-ide cemerlang dan masukan untuk
perubahan yang lebih baik kepada penulis.
9. Segenap anggota dan pengurus IMAPA (ikatan Mahasiswa dan Pemuda
Aceh) Jakarta, khususnya IMAPA Cab, Ciputat yang telah mengajari
penulis tentang banyak hal selama perkuliahan di UIN Syarif Hldayatullah
Jakarta.
Semoga Allah SWT membalas jasa-jasa mereka dengan pahala dan
kebaikan yang berlipat. Amin.
Harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang ingin
mengembangkan keilmuannya. Dan penulis juga menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi, Karena
itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 1 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISi
ABSTRAK..................................................................................... I
KATA PENGANTAR ..................................................................... ··· iii
DAFT AR ISi. ....................................................................... ··· ··· ··· ·· v
DAFT AR T ABEL.................................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... x
DAFT AR LAMPIRAN... ...... ......... ......... ... ... ... ...... ......... ...... ... ...... ..... xi
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 ldentifikasi Masalah......................... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 7
1.3 Pembatasan Masalah................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah....................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1.6 Manfaat Penelitian... ... .. . . .. .. . . . . . .. .. . ... ... . .. ... ... . .. ... ... .. . ... .. 8
1. 7 Sistematika Penulisan.... .. . . . . . . .. . . . . . . . . .. . .. .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . .. IO
Bab II Kajian Teori
2.1 Kemandirian...... ... ...... ...... ... ... ... ... ... ... ... ......... ... ... ... .... 12
2.1.1 Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 11
2.1.2 Bentuk-bentuk Kemandirian... ... ... ...... ......... ... ... ..... 14
2.1.3 Ciri-ciri Kemandirian... .. . ... . .. ... . .. . . . ... ... .. . . .. ... .. . ... ... 18
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian....... .. 20
2.2 Self Esteem ...................................................... ·········· 22
2.2.1 Definisi.............................................................. 22
2.2.2 Karakter Self Esteem . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 25
2.3 Self Esteem dan Kemandirian dalam Perspektif Islam.......... 28
2.3.1 Self Esteem..................................................................... 28
2.3.2 Kemandirian..... ......... ..................................................... 32
2.4 Dewasa Awai.......................................................................... 34
2.4.1 Definisi Dewasa Awai...................................................... 34
2.4.2 Karakteristik Tahap Perkembangan Dewasa Awai........ 35
2.4.3 Tugas-tugas Perkembangan....... .................... ............... 37
2.5 Masuknya Perempuan dalam Bisnis Narkoba ................. 41
2.6 Kerangka Berpikir dan Hipotesis...... .. . . .. . . . ... .. .. . . . . . . . . . .. .. . . 42
2.6.1 Kerangka Berpikir. .. . . . . . . . . . . . . .. . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 42
2.6.2 Hipotesis...................... .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 48
Bab Ill Metodologi Penelitian
3.1 Jenis Metode Penelitian............ .. . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . ... . . . 49
3.2 Definisi Konsep & Opresional Konsep.............................. 49
3.2.1 Definisi Konsep.............................................. .. . . . 49
3.2.2 Operasional Konsep... .. . . . . ... . .. . . . . .. . . . . .. . .. . .. .. . . .. .. . . .. 50
3.3 Populasi & Sampel Penelitian........................................ 51
3.3.1 Populasi. ..................................................... ·· · ··· 51
3.3.2 Sampel....................................................... .. . . . .. 52
3.4 Tehnik Sampling.......................................................... 52
3.5 Tehnik Pengumpulan Data............................................ 53
3.6 lnstrumen Penelitian... ... .. . . .. ... . .. ... .. . ... . .. ... ... ... . . . ... .. . ... . 54
3.7 Tehnik Uji lnstrumen Penelitian...... ........................... ... .. 58
3.8 Prosedur Penelitian... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... 61
3.9 Tehnik Analisis Data.................................................... 62
Bab IV Presentasi & Analisa Data
4.1 Gambaran Umum Subjek.................................... .. . . . .. . . . 65
4.4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia....................... 65
4.4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 66
4.4.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan
Narkoba .............................................................. 67
4.2Analisis Data................................................................ 68
4.2.1 Try Out.............................................................. 68
4.2.1.1 Uji Validitas................ .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . ... 68
4.2.1.2 Uji Reliabilitas......... .. . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . 70
4.3 Uji Prasyarat............................................................ ... 71
4.3.1 Uji Normalitas................................................... .. 71
4.3.1.1 Skala Self Esteem....................................... 72
4.3.1.2 Skala Kemandirian... .. . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . .. .. . . . . . .. .. 74
4.4 Distribusi Penyebaran Skor.......................................... .... 77
4.4. 1 Skala Self Esteem .................................................... ··· 77
4.4.2 Skala Kemandirian ......................................... · · ·· 80
4.5 Uji Hipotesis ............................................................. · · · ·· 84
Bab V Kesimpulan, Saran Dan Diskusi
5.1 Kesimpulan ................................................................ · · ·. 87
5.2 Diskusi.. .......................................................... · ....... · · · · 87
5.3 Saran ....................................................................... ··. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Blue Print Skala Kemandirian
Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Tabel 4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan Narkoba
Tabel 4.2.1.1 Hasil Try Out Skala Kemandirian pada Narapidana
Pengedar Narkoba Wanita
Tabel 4.3.1.1 Uji Normalitas Skala Self Esteen
Tabel 4.3.1.2 Uji Normalitas Skala Kemandirian
Tabel 4.4.1 Distribusi Penyebaran Skor Self Esteem
Tabel 4.4.1 lnterpretasi Skor Self Esteem
Tabel 4.4.2 Distribusi Penyebaran Skor Kemandirian
Tabel 4.4.2 lnterpretasi Skor Kemandirian
Tabel 4.4.2 Skor Self Esteem dan Kemandirian
Tabel 4.5 Uji Korelasi Antara Self Esteem dan Kemandirian
Gambar 4.3.1.1
Gambar 4.3.1.2
Gambar 4.4.1
Gambar 4.4.2
DAFTAR GAMBAR
Normal Q.Q Plot of Self Esteem
Normal Q.Q Plot Skala Kemandirian
Histogram Penyebaran Skor Self Esteem
Histogram Penyebaran Skor Kemandirian
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
DAFTAR LAMPIRAN
Permohonan lzin Penelitian
Permohonan lzin Penelitian
Angket Try Out
Data Try Out Skala Self Esteem
Data Try Out Skala Kemandirian
Output SPSS Skala Self Esteem
Output SPSS Skala Kemandirian
Blue Print Skala Kemandirian
Blue Print Skala Se;f Esteem
Angket Field Study
Data Field Study Skala Self Esteem
Data Field Study Skala Kemandirian
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peredaran narkoba secara tidak bertanggung jawab sudah semakin meluas
di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan.
Sebagaimana yang kita ketahui, yang banyak menggunakan narkotika dan
psikotropika adalah kalangan generasi muda yang merupakan harapan dan
tumpuan bangsa di masa yang akan datang.
I
Saat ini perdagangan narkoba impor dan buatan lokal di masyarakat semakin
merajalela. Transaksi sabu, putau, ekstasi, dan ganja berlangsung bebas di
lokasi hunian, perkantoran, dan tempat hiburan malam. Sirkulasi kian luas
dengan memanfaatkan kurir perempuan (Seputar Media, 2009).
Dalam melakukan peredaran narkoba, keterlibatan para wanita di dalamnya
sangat besar. Para sindikat narkoba memanfaatkan wanita untuk
memperluas pemasaran dalam bisnis ini. Karena secara natural, perempuan
relatif tidak mudah dicurigai polisi, cenderung patuh, dan mudah dikendalikan.
Karena itu, sindikat pengedar narkoba internasional merekrut wanita
sebanyak mungkin dan menjanjikan upah yang besar untuk dijadikan kurir
2
narkoba sekaligus untuk menghilangkan jejak para sindikat narkoba tersebut
agar tidak bisa dilacak oleh polisi. Karena itu, Mill (dalam Sulistiani, dkk,
1999) menyimpulkan apa yang disebut sebagai kodrat wanita adalah hasil
buatan dari kombinasi tekanan dan paksaan dari satu pihak, dan rangsangan
yang tidak wajar dan menyesatkan di pihak lain.
Dalam mata rantai bisnis narkotika wanita telah menjadi korban maupun
pelaku. Perempuan disebut sebagai korban karena perempuan telah direkrut
di bawah tipu daya seperti dijadikan pacar, diajak hidup bersama sampai
dengan dinikahi oleh laki-laki pengedar narkotika atau pemilik bisnis
narkotika. Perempuan kemudian juga menjadi pelaku pengedar narkotika
(tanpa kesadaran akan resikonya) saat ia dijadikan kurir oleh suaminya, atau
dipaksa oleh suaminya untuk menjual narkotika. Ketika ia ditangkap maka
dalalTJ hukum yang berlaku, perempuan tersebut dikategorikan sebagai
pembawa dan penjual narkotika, suatu contoh bagaimana hubungan personal
dan ikatan kasih-cinta telah menggambarkan eksploitasi perempuan oleh laki
laki (lrianto, S., dkk., 2007).
Kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) lrjen
Gories Mere dalam sambutannya pada acara workshop Pemberdayaan
Perempuan Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Aula
pertemuan Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/12) menyatakan, jumlah
perernpuan yang terlibat dalarn penyalahgunaan narkoba selarna ernpat
tahun terakhir di 33 Provinsi di Indonesia rneningkat 100%. Pada tahun 2004
jurnlah pengedar dan pernakai narkoba sebanyak 1.060 orang, narnun
sarnpai Juni 2007 rneningkat tajarn rnencapai 10.270 perernpuan. Selarna
tahun 2008, sudah 811 perernpuan yang tersangkut kasus narkoba
(Hariansib, 2008).
3
Dalarn Kornpas (3/12/2008) rnenyatakan bahwa Sadan Narkotika Nasional
(BNN) dan Direktorat IV Narkotika Bareskrirn Mabes Polri selarna tahun 2008
telah berhasil rnengungkap jaringan narkoba internasional, dan menangkap
32 kurir wanita pembawa narkoba.
Segala kegiatan kurir narkoba wanita dikontrol dan dikendalikan oleh para
sindikat guna menunjang profesinya. Menurut Direktur Pernasaran BPD
Daerah lstirnewa Yogyakarta (DIY) Sulcha Prihasti, SE, MM, (dalam Gemari,
Edisi 92frahun IX/September 2008) perempuan Indonesia sejak dulu hingga
kini masih dianggap sebagai konco wingking. Hanya saja pengertian konco
wingking saat ini telah berubah bukan hanya sebagai pendamping suami, tapi
dianggap sebagai mitra dan rnampu mem-back up para suami.
Kebanyakan wanita tidak bisa menolak untuk tidak terlibat dalam pengedaran
narkoba yang ditawarkan oleh para sindikat. Hal ini terlihat bahwa tingkat
kemandirian para wanita kurir narkoba ini sangat rendah. Segala sesuatu
yang akan dijalaninya sangat didominasi oleh campur tangan dan keputusan
para sindikat.
4
Pada perkembangan psikologis dewasa awal, terdapat perubahan
perubahan ketertarikannya terhadap personal, sosial, dan rekreasi (Hurlock,
1980). Para sindikat narkoba memanfaatkan keadaan ini dengan menjadikan
mereka sebagai pacar atau istrinya. Selain itu, para wanita juga dijanjikan
akan diajak jalan-jalan ke luar negeri dan dipenuhi segala kebutuhem
hidupnya.
Craig (1992) menyebutkan bahwa kemandirian itu juga mencakup kapasitas
seseorang dalam mengambil keputusannya sendiri dan mengatur tingkah
lakunya sendiri. Demikian pula, Judith Bardwick (dalam Dawling, 1992)
mengungkapkan bahwa kemandirian muncul dari proses pembelajaran, yaitu
mampu mencapai atau melakukan sesuatu sendiri, dapat mengandalkan
kemampuan sendiri dan dapat mempercayai diri sendiri.
Kebanyakan wanita menjadi ketergantungan terhadap orang lain karena ia
mendapatkan keuntungan yang besar dari para sindikat, yaitu dibawa jalan
jalan ke luar negeri, selutuh kebutuhan hidupnya dipenuhi dan dibelikan
barang-barang mewah. Menurut Wiggins (1994) ketidakmandirian kita akan
lebih besar terjadi ketika keuntungan kita tinggi (yaitu, nilai reward yang
disedikan oleh orang lain tinggi dan biayanya yang harus kita keluarkan
rendah) dan sumber-sumber alternatif untuk mendapatkan reward jarang
(yaitu, kita tidak bisa mendapatkan keuntungan dari orang lain maupun dari
dari kita sendiri).
5
Faktanya adalah ketidakmandirian pada para kurir narkoba wanita ini sangat
dipengaruhi oleh faktor psikologis dari wanita itu sendiri. Bagaimana ia
menilai dirinya dan menghargai segala potensi yang dimiliki tanpa harus
bergantung dengan para sindikat, baik secara emosional, tingkah laku, nilai
dan financial, dimana ia yakin akan mampu mengatur kehidupannya sendiri
dengan lebih baik. Aspek psikologis yang sangat berkaitan dengan perilaku
ini yaitu self esteem. Self Esteem (dalam Branden, N., 1969) adalah kunci
yang sangat signifikan untuk mengetahui perilaku seseorang. Untuk
memahami individu secara psikologis, harus memahami sifat dan derajat self
esteem.
ldentifikasi peran feminin memiliki kelemahan dalam tingkat self esteem.
Wanita yang memiliki feminitas yang tinggi cenderung memiliki self esteem
yang lebih rendah dibanding individu yang maskulin atau androgini (Lau,
1989 dalam Baron, R.A & Byrne, D, 2004).
Hal ini mengindikasikan bahwa para kurir wanita narkoba memiliki self
esteem yang rendah sementara sindikat yang selalu mengontrol dan
mengendalikannya memiliki self esteem yang lebih tinggi sehingga para kurir
dapat dengan mudah mengikuti petunjuk dan perintah dari para sindikat
mengenai kegiatan peredaran narkoba karena mereka tidak mampu
mempertahankan diri dan merasa tak berdaya di hadapan para sindikat.
Salah satu alasan tingginya self esteem pada pria dibandingkan wanita
adalah karena dalam kebudayaan, harga diri erat kaitannya dengan ragam
sifat yang secara tradisional diberi label maskulin seperti kemandirian,
ketegasan, dan kecakapan (Sears, D.O, dkk., 1994).
Beberapa studi tentang kepribadian dengan sampel pada mahasiswa dan
siswa SMA dan orang dewasa menunjukkan sebuah pola kecil namun
perbedaaan gender sangat signifikan mengenai self esteem, anxiety, dan
assertiveness. Pada pria skor tertinggi yaitu self esteem dan asertif ,
sementara pada wanita skor yang paling tinggi yaitu anxiety (Lips, H.M.,
2003). Dalam suivey AAUW (American Association of University Women)
menunjukkan perbedaaan gender dalam berbagai grup etnik dan ras. Pada
wanita di semua grup tersebut meunjukkan self esteem yang lebih rendah
daripada pria. (Lips, H.M., 2003).
Dari data di atas, jumlah wanita yang menjadi pengedar dan pengguna
narkoba sangat tinggi. Hal ini tidak lepas dari factor self esteem dan
kemandirian wanita itu sendiri. Karena itu, peneliti berasumsi bahwa ada
6
hubungan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana kurir
narkoba di LP Wanita Tangerang.
1.2 ldentifikasi Masalah
Agar penelitian ini terfokus pada apa yang akan diteliti selanjutnya, maka
peneliti memiliki beberapa pertanyaan terkait dengan masalah-masalah
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan yang positif antara self esteem dengan
kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita ?.
b. Aspek kemandirian yang mana yang paling dipengaruhi oleh self
esteem?.
c. Seberapa besar sumbangan self esteem dalam mempengaruhi
kemandirian narapidana kurir narkoba wanita melakukan pengedaran
narkoba?.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti
membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Self Esteem adalah sikap individual, baik yang positif maupun yang
negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.
7
c. Untuk mengetahui aspek kemandirian yang paling dipengaruhi oleh
self esteem pada kurir narkoba wanita.
d. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan
dengan korelasional antara self esteem dengan kemandirian pada
kurir narkoba wanita.
Manfaat Praktis
a. Melakukan pembinaan yang sesuai di lembaga pemasyarakatan,
khususnya pembinaan kemandirian, seperti memberikan pelatihan
pelatihan kewirausahaan agar setelah keluar dari lapas para
narapidana bisa membuka usaha sehingga mereka tidak lagi terjebak
dalam bisnis narkoba.
b. Melakukan serangkaian pembinaan kepribadian narapidana dalam
rangka untuk meningkatkan self esteem para narapidana wanita,
seperti pemberian penyuluhan kepribadian, dan lain-lain.
c. Agar para ilmuan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam
mengenai self esteem dan kemandirian para narapidana wanita di
kemudian hari untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna dan
maksimal.
9
1. 7 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya terdirl dari lima bab, bab
pertama yaitu pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Sementara pada
bab kedua membahas mengenai kajian teorl, yang terdiri dari definisi
kemandirian, bentuk-bentuk kemandirian, ciri-ciri kemandirian, faktor-faktor
yang mempengaruhi kemandirian kemandirian, definisi self esteem,
karakteristik self esteem, self esteem dan kemandirian dalam perspektif
Islam, definisi dewasa awal, karakteristika tahap perkembangan dewasa
awal, tugas-tugas perkmebangan, masuknya perempuan dalam bisnis
narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis.
Dalam bab ketiga, membahas mengenai metodologi penelitian, yang terdiri
dari jenis penelitian, definisi konsep dan operasional konsep, populasi dan
sampel penelitian, tehnik sampling, tehnik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan tehnik uji instrumen penelitian, prosedur penelitian dan tehnik
analisis data. Selanjutnya, pada bab keempat yaitu presentasi dan analisis
data yang diperoleh, yang terdiri dari gambaran umum subjek berdasarkan
usia, pendidikan terkahir, dan asal perolehan narkoba, analisis data try out
10
dan uji prasyarat, distribusi penyebaran skor dan uji hipotesis. Dan bab
kelima terdiri dari kesimpulan, saran dan diskusi.
11
12
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 KEMANDIRIAN
2.1.1 Definisi
Menurut Martin dan Stendler (dalam Satya, Y., 2009), Kemandirian
ditunjukkan dengan kemampuan seseorang untuk berdiri di atas kaki sendiri,
mengurus diri sendiri dalam semua aspek kehidupannya, ditandai dengan
adanya inisiatif, kepercayaan diri dan kemampuan mempertahankan diri dan
hak miliknya.
Kemandirian merupakan suatu kemampuan psikologis yang harus sudah
dimiliki secara sempurna oleh individu pada masa remaja akhir dan sudah
relatif menetap pada masa masa dewasa awal sehingga individu pada masa
dewasa awal sudah dapat dikatakan mandiri. Hal ini seperti yang dikatakan
oleh A.E Sinolungan (dalam PerfSpot, 2009), bahwa masa dewasa sudah
ditandai dengan kemandirian dan kemampuan produktif.
Menurut Tussy (2008), kemandirian merupakan salah satu ciri-ciri manusia
yang berkualitas, faktor penting dalam keikutsertaan perempuan dalam
pembangunan dan berbagai bidang kehidupan. Dalam hal ini dengan
kernandirian, seseorang rnarnpu rnernanfaatkan seoptirnal rnungkin potensi
dalarn dirinya dan rnarnpu berdiri di atas kaki sendiri, rnernbuat pilihan dan
rnengarnbil keputusan sendiri.
13
Dalarn bahasa lnggris, kernandirian dapat diartikan dengan autonomy,
indepedency, dan self reliance. Autonomy adalah suatu kernarnpuan individu
untuk rnenentukan dan rnengatur dirinya sendiri. Independence rnerupakan
suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri (Chaplin, 2004).
Erikson rnenyatakan kernandirian adalah usaha untuk rnelepaskan diri dari
orang tua dengan rnaksud untuk rnenernukan dirinya dengan proses rnencari
identitas ego yaitu rnerupakan perkernbangan kearah individualitas yang
rnantap dan berdiri sendiri .Kernandirian biasanya ditandai dengan
kernarnpuan rnenentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, bertanggung
jawab, rnarnpu rnenahan diri, rnernbuat keputusan-keputusan sendiri dan
rnarnpu rnengatasi masalah tanpa ada pengaruh orang lain (Monks,
dkk.1989).
Menurut Steinberg (1996), kemandirian adalah kernarnpuan yang penting
dalam sosial rnasyarakat zaman kini dengan rnerasa diri sebagai individu
yang bebas, rnarnpu mernbuat keputusan dan rnernilih tindakan yang akan
dilakukan dengan bijaksana.
14
2.1.2 Bentuk-bentuk Kemandirian
Menurut Steinberg (1993) menyebutkan tiga bentuk kemandirian, yaitu:
a. Kemandirian emosional, yang mana perkembangannya lebih
tergantung pada keadaan orang tua daripada individu itu sendiri.
lndividu dewasa muda yang mandiri akan memiliki perasaan
individuasi yang baik dan tidak bergantung lagi kepada orang tuanya
serta mampu melepaskan ketergantungan dan membentuk hubungan
yang lebih dewasa, lebih bertanggung jawab, dan tidak bergantung
(less dependent) (Steinberg, 1993). Kemandirian emosional ini dapat
diukur dengan empat aspek, yaitu:
melakukan de-idealisasi terhadap orang tua, yaitu individu tidak lagi
melihat orang tua sebagai seseorang yang mengetahui segalanya
dan memiliki kekuasaan atasa segalanya. Orang tua terkadang
bisa saja membuat kesalahan.
Melihat orang tua sebagai individu, yaitu individu dewasa muda
mampu melihat bahwa hubungannya dengan orang tua merupakan
hubungan yang lebih kooperatif dan sejajar, serta saling memberi
dan menerima. lndividu dewasa muda mampu membedakan orang
tuanya sebagai individu, dengan perasaan dan kebutuhannya yang
unik, dan perannya sebagai orang tua (Conger, 1991).
- Nondependency, yaitu individu mampu bertindak berdasarkan
dirinya sendiri. Saat individu tersebut berbuat kesalahan, ia pun
mampu mengatasinya sendiri dan tidak harus meminta bantuan
kepada orang tuanya.
15
Perasaan individuated dalam hubungannya dengan orang tua,
yaitu dengan perasaan individuated, seseorang mengijinkan dirinya
melepaskan diri dari ikatan dengan orang tua dan tidak
menceritakan segala pikiran dan perasaanya kepada orang tua. la
mulai membiarkan terdapat hal-hal tertentu yang tidak diketahui
oleh orang tua. la menjadi mampu membedakan dirinya dari orang
tua, mengubah ikatan orang tua - anak yang sebelumnya, dan
mampu mengembangkan rasa tanggung jawab (Blos dalam
Steinberg, 1993).
b. Kemandirian dalam tingkah laku, yang ditandai dengan kemampuan
untuk menerima saran yang dianggap cocok dari orang sekitarnya,
melakukan suatu tindakan berdasarkan keputusannya sendiri, dan
mencapai kesimpulan yang tangguh mengenai bagaimana cara
individu tersebut bertingkah laku (Hill dan Holmbeck dalam Steinberg,
1993). Menurut Steinberg (1993), terdapat tiga aspek yang dapat
mengukur kemandirian tingkahlaku seseorang, yaitu:
17
membiarkan dirinya dikontrol dan dipengaruhi di bawah kendali
individu lainnya. Segala bentuk ide, saran dan pendapat dari orang
sekelilingnya akan dijadikan bahan pertimbangan bagi dirinya untuk
bertindak. Namun, ia dapat mencapai kesimpulan berdasarkan
keputusannya sendiri.
- Perasaan self-reliance.
Perasaan self reliance berfokus pada penilaian subjektif seseorang
mengenai tingkat kemandirian yang dimilikinya (Steinberg, 1993).
c. Kemandirian dalam tata nilai, yaitu memiliki serangkaian prinsip
mengenai apa yang baik dan buruk, serta apa yang penting dan tidak
penting. Kemandirian ini pada masa dewasa muda didukung oleh
kemampuan menalar dan pemikiran hipotesis yang sudah lebih baik
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Menurut Steinberg
(1993), kemandirian nilai ini memiliki tiga aspek, yaitu:
Kemampuan berpikir abstrak.
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa
dewasalah individu menata pemikiran operasional formal-tahap
kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis mereka. Mereka
mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-
18
masalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi lebih sistematika
ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa (Desmita, 2005).
Lebih mendasarkan keyakinannya pada prinsip-prinsip umum yang
memiliki dasar ideologis (prinsip moral).
- Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya,
bukan system nilai yang diturunkan oleh orang tua atau figure
otoritas lainnya.
2.1.3 Ciri-ciri Kemandirian
Dalam Steinberg & Lerner (2009), dijelaskan bahwa kemandirian
mengandung dua makna konstruk yang memiliki karakteristik yang saling
berkaitan, yaitu:
1. Konstruk yang bersifat intraindividual dimana menekankan pada
perkembangan intrapsikis individu. lndividu melihat dirinya sebagai sosok
yang terpisah dengan orang tuanya dan melakukan de-idealisasi, yaitu
individu mulai melihat sosok orang tua yang tidak all-knowing dan al/
powerful. Namun, bagaimana pun juga, proses intrapsikis ini
mempengaruhi konteks hubungan interpersonal individu.
2. Konstruk yang bersifat interpersonal yang menekankan pada kualitas
hubungan individu dengan orang tua dan lingkungannya sehingga
perkembangan kemandirian difasilitasi oleh pola asuh orang tua dan
keadaan lingkungannya.
19
Namun, kemandirian yang sehat akan dicapai oleh individu jika individu telah
terjamin dapat menciptakan perspektif yang seimbang antara dirinya dan
hubungannya dengan lingkungan.
Menurut Masrun (dalam Faturochman, 1989), terdapat beberapa komponen
utama kemandirian, yaitu:
1. Bebas, yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas
kehendak yang sendiri, bukan karena orang lain dan tidak tergantung
kepada orang lain.
2. Progresif dan ulet, yang ditunjukkan dengan adanya usaha untuk
mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta
mewujudkan harapan-harapannya.
3. lnisiatif, mencakup kemampuan untuk berfikir dan bertindak seara
orisinal, kreatif dan penuh inovatif.
4. Pengendalian dari dalam (internal locus of control), ditandai dengan
adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
kemampuan mengendalikan tindakannya serta kemampuan
mempengaruhi lingkungan dan atas usaha sendiri.
20
5. Kemantapan diri, yang mencakup aspek rasa percaya terhadap
kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan
dari usahanya.
2.1.4 Faktor -faktor yang mempengaruhi Kemandirian
Menurut Steinberg dan Lerner (2009), kesenangan yang tidak diperoleh oleh
individu dan hubungan yang tidak produktif dengan orang tua dapat
menghambat perkembangan kemandirian pada individu tersebut. Sementara
menurut Gembeck (2001), hal-hal yang dapat merusak perkembangan
kemandirian yaitu perilaku orang tua yang intrusif atau orang tua yang terlalu
mencampuri urusan anaknya, kurangnya dukungan menjadi individu yang
mandiri, paksaaan, dan kontrol psikologis.
Kontrol perilaku dan psikologi dapat menjadi dua aspek pola asuh orang tua
yang sangat penting bagi perkembangan kemandirian. Kontrol perilaku (atau
biasa disebut dengan monitoring atau regulation) termasuk perilaku orang
tua yang menjaga aktivitas dan ketertarikan anaknya dan bisa diajak
negosiasi. Sedangkan control psikologis (atau biasa disebut dengan
kurangnya dukungan kemandirian) termasuk perilaku orang tua yang tidak
mengizinkan anaknya untuk mandiri dengan memerintahkan segala sesuatu
apa yang harus dikerjakan atau bagaimana untuk merasakannya, sangat
protektif, terlalu banyak peraturan, dan tidak membiarkan anaknya
mengungkapkan pendapat dan memutuskan suatu perkara (Gembeck, Z.,
2001).
Menurut Tussy (2008) menyebutkan bahwa kemandirian terbentuk melalui
proses yang panjang disebut juga sebagai proses sosialisasi baik dalam
lingkungan keluarga maupun di luar keluarga, mulai sejak kanak-kanak
sampai dewasa. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih
mandiri dari pada perempuan.
Menurut Faturochman (1989), tingkat kemandirian seseorang dipengaruhi
oleh beberapa hal. Secara garis besar bisa dikemukakan bahwa faktor yang
berpengaruh bersumber pada faktor individu yang bersangkutan, lingkungan,
dan factor situasional. Ada beberapa fac
ktor objektif yang jelas terlihat antara pria dan wanita, misalnya, dalam segi
fisik. Namun hal ini tidak berarti bahwa perbedaan ini akan berlangsung
membawa perbedaan dalam tingkat kemandirian. Sementara menurut faktor
subjektif, baik dari pengamat maupun dari individu yang bersangkutan,
nampaknya lebih banyak mempengaruhi persepsi sosial. Anggapan
anggapan bahwa wanita harus berbeda dengan pria menyebabkan
perlakukan yang diberikan juga berbeda. Akibat lanjut dari keadaan seperti ini
wanita terbiasa mengalah.
2.2 Self Esteem
2.2.1 Definisi
Menu rut Morris Rosenberg (dalam Flynn, 2001) definisi self esteem adalah
sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu
totalitas.
22
Mruk (2006) menjelaskan bahwa Rosenberg telah memperkenalkan cara lain
dalam mendefinisikan self esteem yaitu sebagai suatu rangkaian sikap
individu tentang apa yang dipikirkan mengenai dirinya berdasarkan persepsi
perasaan, yaitu suatu perasaan tentang "keberhargaan" dirinya atau sebuah
nilai sebagai seseorang.
Maslow (dalam Feist, J. & Feist, G.J., 2008) menyebutkan self esteem adalah
perasaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya. Harga
diri ini lebih didasarkan pada kompetensi nyata dan bukan sekedar opini dari
orang lain.
Menurut Blascovich & Tomaka (1991, dalam Adler, N. & Stewart, J., 2004),
secara umum, self esteem yaitu mengevaluasi komponen konsep self yang
ada pada diri seseorang, representasi yang lebih luas mengenai self yang
mencakup aspek kognitif dan tingkah laku baik secara evaluatif maupun
afektif.
24
memiliki self esteem yang tinggi berpikir bahwa mereka memiliki banyak
kualitas positif di dalam dirinya daripada individu yang memiliki self
esteem yang rendah.
3. Merasa Diri Berharga
Self esteem pada dasarnya yaitu merasa diri berharga dengan memiliki
kemampuan-kemampuan dan yakin akan potensi dirinya sehingga yang
dirasakan adalah rasa kebahagiaan dan percaya diri.
Selain itu, istilah self esteem juga mengarah pada kondisi emosional yang
bersifat sementara, khususnya muncul dari ssesuatu yang dapat
mengakibatkan keadaan yang positif maupun yang negatif. Seperti dari
pembicaraanya mengenai suatu pengalaman, yang dapat menunjang
ataupun bahkan dapat mengancam tingkat self esteem dari individu
tersebut.
Menurut Coopersmith (dalam Branden, N., 1992) self esteem adalah
penilaian pribadi terhadap keberhargaan dirinya yang diekspresikan dalam
sikap yang berpegang teguh pada prinsip pribadi. Self esteem
mengekpresikan sikap penerimaan atau penolakan, yang mengindikasikan
tingkat kepercayaan individu terhadap dirinya akan kapasitas, signifikansi,
kesuksesan dan keberhargaan.
25
2.2.2 Karakteristik Self Esteem
Menurut Jerry Minchinton (1995), self esteem memiliki tiga aspek, yaitu:
1. Aspek pertama: perasaan individu terhadap dirinya.
Dengan self esteem yang tinggi, individu dapat menerima dirinya dengan
tanpa syarat sebagai dirinya sendiri; menghargai nilainya sebagai
manusia. Sementara individu yang memiliki self esteem yang rendah
mempercayai bahwa dirinya tidak begitu berharga. lndividu meyakin nilai
pribadinya terletak pada prestasi yang dimilikinya.
2. Aspek kedua: perasaan individu tentang kehidupan.
Ketika individu yang memiliki self esteem , ia dapat memikul tanggung
jawab dan memiliki kontrol diri dalam kehidupan. Namun ketika individu
dengan self esteem yang rendah, kehidupan dan segala perilaku yang
dilakukan tidak terkontrol dengan baik.
3. Aspek ketiga: perasaan individu tentang hubungannya dengan orang lain.
Dengan self esteem yang tinggi, individu memiliki toleransi dan
penghargaan yang tinggi terhadap orang lain, sedangkan individu dengan
self esteem yang rendah kurang mampu menghargai orang yang ada di
sekitarnya.
26
Menurut Coopersmith (1967) self esteem memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan tinggi, yang memiliki ciri-ciri mandiri, kreatif, yakin atas
gagasan-gagasan dan pendapatnya, mempunyai kepribadian stabil,
tingkat kecemasan yang rendah, dan lebih berorientasi pada
keberhasilan.
2. Tingkatan sedang, mempunyai penilaian tentang kemampuan, harapan
harapan dan kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih
moderat. Mereka memandang dirinya lebih baik daripada kebanyakan
orang, tetapi tidak sebaik penilaian individu dengan harga diri tinggi.
3. Tingkatan rendah, pada umunya kurang percaya pada dirinya sendiri dan
enggan untuk menyatakan diri dalam suatu kelompok, terutama bila
mereka mempunyai gagasan-gagasan baru dan kreatif. Mereka kurang
berhasil dalam hubungan antar pribadi dan kurang aktif dalam masalah
masalah sosial.
Teori self esteem oleh Rosenberg bersandarkan pada dua faktor (dalam
Flynn, 2001), yaitu:
1. Gambaran Penilaian
Manusia berkomunikasi tergantung pada keadaan yang terlihat dari
perspektif orang lain. Pada proses sewaktu berperan menjadi orang lain,
27
maka kita menjadi sadar bahwa kita adalah objek perhatian, persepsi dan
evaluasi orang lain.
2. Perbandingan Sosial
Perbandingan sosial ini menekankan bahwa self esteem adalah "salah
satu bagian suatu konsekuensi hasil perbandingan mereka sendiri dengan
orang lain dan perolehan evaluasi diri, baik yang positif maupun yang
negatif'.
Berikut adalah pandangan Morris Rosenberg terhadap dimensi self esteem
(dalam Mruk, 2006):
1. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman self
esteem sebagai fenomena suatu sikap diciptakan dengan kekuatan sosial
dan kebudayaan.
2. Study mengenai self esteem ini dihadapkan pada masalah-masalah
tersendiri. Salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti
bahwa evaluasi diri lebih kompleks daripada evaluasi objek-objek
eksternal lain karena self terlibat dalam mengevaluasi self itu sendiri.
3. Self Esteem ini merupakan sikap yang menyangkut keberhargaan
individu sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang
sangat penting dalam tingkah laku karena self esteem itu sendiri bekerja
untuk atau melawan kita dalam situasi tertentu.
28
r;;;~ST f '<AA~~;-i I . UIN SYAH10 .JAKARTA _J 2.3 Self Esteem dan Kemandirian dalam Perspektif Islam
2.3.1 Self Esteem
Menurut al-Ghazali (2004), harga diri sebenarnnya sebuah hak dan
sekaligus juga sebagai sebuah kewajiban. Termasuk harga diri adalah
seorang mukmin tidak selalu meluluskan keinginan orang yang tamak. Orang
yang merendahkan dirinya sendiri, menyebabkan agama serta harga dirinya
menjadi merosot hanya disebabkan oleh salah satu dari dua perkara:
rezekinya sedang dicoba oleh Allah SWT atau kesehatannya sedang diuji
olehNya.
Rasulullah SAW bersabda:
"cari/ah kebutuhan ka/ian dengan tetap meme/ihara harga dirimu! Karena
sesungguhnya sega/a sesuatu akan betjalan sesuai dengan takdir Allah".
Islam mengajarkan bahwa harga diri (self esteem) itu merupakan suatu hal
yang paling utama, dan yang paling baik. Harga diri merupakan hal terpenting
dalam memperoleh kebajikan, dalam menyingkirkan kejahatan, dalam
berpegang pada sifat-sifat mulia dan dalam menelaah masalah-masalah yang
bernilai tinggi, dalam menjauhi hawa nafsu, dalam membersihkan diri dari
29
kainginan buruk dan perbuatan-perbuatan keji dalam menghindarkan diri dari
hal-hal yang tidak benar (bohong), serta akhlak yang rendah. Sebagai
manifestasi harga diri seseorang, dapat dilihat pada kerelaan
memperjuangkan kebenaran, dan memberantas kezaliman, marah apabila
dihina dan melawannya dengan jalan yang wajar dan rasionil (Yusuf, H.S.,
1991).
Sesungguhnya harga diri seorang mukmin, kehormatan agama, dan
kehormatan Tuhannya merupakan harga diri keimananya. Harga diri
keimanan tidak sama dengan kesombongan atau sifat kesewenang
wenangan. Yang dikategorikan sebagai sesuatu yang merusak harga diri
seorang mukmin kalau ia bersikap rendah diri di hadapan penguasa dunia
atau merendahkan dirinya sendiri ketika berada di sebuah tempat atau dia
selalu menjadi ekor untuk orang lain. Dan tidak termasuk dalam kategori
menjaga harga diri apabila seorang mukmin merasa gengsi untuk patuh pada
aturan yang berlaku, merasa sebagai orang terhorma di hadapan manusia,
merasa rendah kalau melayani kaum muslimin, atau merasa hina kalau
bertandang ke rumah orang yang lebih rendah status sosialnya (al-Ghazali,
2004). Allah SWT telah berfirman:
30
J-jl J Y:Jbll ~I .h · "'J .ylj 1 .. ,L4.:? o y..ll A.lli o y..ll ~..>:! t)ls: l.JA
JA cili.l) faJ ~.l& yl~ ~ wl.4uJI t)J_fi..y 0,!~IJ A..or-9.J:! ~I
.JY.-:
"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah /ah kemuliaan
itu semuanya. KepadaNya /ah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal
yang sa/eh dinaikkanNya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan
bagi mereka adzab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur". (Q.
S. Faathir: 10)
Menurut Yusuf (1991), keberanian merupakan tameng "harga diri" yang mulia
yang menjaga setiap penghinaan yang dilontarkan kepada seseorang.
Rasulullah SAW melihat seseorang yang menerima dan rela direndahkan
begitu saja oleh orang lain, yang dalam Islam dilarang, kemudian Rasulullah
bersabda:
"Seseorang yang cita-citanya hanya untuk kepentingan kehidupan dunia
be/aka, cita-citanya itu tidak ada ni/ainya di sisi Allah SWT, barang siapa tidak
mementingkan kepentingan kaum mus/imin, ia tidak tergolong da/am orang
orang Islam. Barang siapa dirinya re/a direndahkan orang Jain tanpa merasa
kesal sedikitpun, ia bukan umatku".
menangisi hilangnya kesenangan dunia yang tidak memiliki nilai seberapa.
Akhirnya dia mengemis-ngemis kepada manusia untuk memohon
pertolongan. Dia rela menunggu belas kasihan orang-orang kaya agar
memberikan sedikit harta miliknya (al-Ghazali, 2004).
2.3.2 Kemandirian
32
Salah satu ciri kemandirian adalah ketidakbergantungan kepada orang lain
dan mampu bertindak dengan keputusannya sendiri. Menurut Qarni (2003),
individu yang berotak cemerlang akan menjadikan orang lain bergantung
kepadanya, bukan dirinya bergantung pada mereka. la tidak pernah bersikap
atau mengambil keputusan dengan menggantungkannya kepada orang lain.
Terkadang individu memiliki tujuan yang ingin mereka capai, namun memiliki
batas-batas tertentu untuk bekerja sama dengan orang lain.
Oalam Najati (2004) menjelaskan bahwa Rasulullah mengajarkan kepada
para sahabatnya tentang bagaimana bersandar pada diri sendiri dan
mengatasi persoalan tanpa membebankan orang lain. Rasulullah SAW
mendorong para sahabatnya supaya bersandar pada diri sendiri dalam tial
mencari rezeki dan melarang mereka untuk meminta kepada orang lain.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
33
oi i.:;.. <1..1 ~ • ~ ~ ••• h";, J' <1.4:.. ~.i....I ~1.:i ou ·~ ~ liii13
~ } o\.k 1 .JL,i )4.. _) ~"i.,i
"Demi jiwa yang berada dalam kekuasaanNya, seseorang di antara kalian
yang mencari kayu bakar, lalu ia bawa di atas pundaknya lebih baik daripada
seseorang yang meminta kepada orang tersebut, baik yang membawa kayu
bakar tersebut memberi atau menolaknya"
Al-Imam lbn al-Atsir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melarang
ketergantungan agar seseorang tidak lagi tergantung kepada orang lain, serta
tidak mau berusaha dan bekerja. Orang Arab menggunakan kata al-Wakil
sebagai sebutan bagi orang yang bodoh, penakut, dan lemah yang
menggantungkan urusannya kepada orang lain. Ketika sifat ketergantungan
ini tersebar di antara manusia, maka manusia akan tertimpa bencana yang
amat besar, menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain, kemudian
menyerahkan kepada yang lainnya lagi (Asy-Syarbashi, A, 2004)
Najati (2008) juga menjelaskan bahwa Allah SWT juga mengajarkan agar
Nabi Adam AS dan Hawa mengetahui sebagian adat-perilaku yang
bermanfaat dalam hidupnya, yang sesuai dengna kerangka alami
manusianya, yaitu jiwa dan raga serta konflik antara tuntutan jiwa dan raga
yang mungkin muncul. Sudah menjadi kehendak Allah SWT mengajarkan
34
keduanya keinginan untuk berusaha dan membuat keputusan serta memikul
tanggung jawab berbagai usaha yang dilakukannya dan keputusan yang
diambilnya.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT dan
RasulNya telah mengajari manusia untuk bersikap mandiri, yang ditandai
dengan kemampuan untuk mengambil keputusan, melarang untuk
ketergantungan dengan orang lain, berusaha untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan tanpa bantuan orang lain, dan menghadapi masalah yang dilalui
tanpa mengandalkan orang-orang di sekitarnya (Najati, U.M., 2008).
2.4 Dewasa Awai
2.4.1 Definisi Dewasa Awai
Untuk merumuskan tentang kedewasaan tidaklah mudah, karena setiap
kebudayaan berbeda-beda dalam menentukan kapan seseorang emncapai
status dewasa secara formal. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status
ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah selesai atau setidak-tidaknya
sudah mendekati se;esai dan apabila organ kelamin anak telah mencapai
kematangan serta mampu berproduksi (Rochmah, 2005).
Hurlock (1980) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
35
masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Menurtnya, masa dewasa awal
dimulai dari usia 20 sampai 40 tahun. Namun pada umumnya, psikolog
menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan
beroangsung sampai sekitar usia 40-45 tahun.
2.4.2 Karakteristik Tahap Perkembangan Dewasa Awai
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya
kemampuan dan kesehatan fisik, yaitu memiliki gerak-gerak reflek yang
sangat cepat dan kemampuan reproduktif berada di tingkat yang paling tinggi
(Desmita, 2005).
Menurut Gisela Labouvie-Vief (dalam Desmita, 2005) menyatakan bahwa
pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan.
Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit dan pragmatis, sesuatu
yang dikatakan oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaaan.
Santrock (2002) menyatakan bahwa ada dua kriteria yang diajukan untuk
menunjukkan akhir masa muda dan permulaan masa dewasa awal, yaitu
kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan.
Kemampuan untuk menyimpulkan suatu keputusan adalah suatu ciri yang
tidak sepenuhnya terbangun pada kaum muda. Namun yang dimaksud di sini
adalah pembuatan keputusan secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga,
36
serta tentang gaya hidup. lndividu yang beranjak dewasa biasanya rnernbuat
keputusan tentang hal-hal ini, terutarna dalarn bidang gaya hidup dan karir.
Dalarn perkernbangan sosial, rnenurut Desrnita (2005), selarna dewasa,
dunia sosial dan personal dari individu rnenjadi lebih luas dan kornpleks
dibandingkan dengan rnasa-rnasa sebelurnnya. Menurut Miller (1993), pada
rnasa dewasa awal ini ditandai dengan perkernbangan intimacy dan
solidaritas versus isolasi. Keintirnan (intimacy) rnenurut Oesrnita (2005)
adalah suatu kernarnpuan rnernperhatikan orang lain dan rnernbagi
pengalarnan dengan rnereka. Orang yang tidak dapat rnenjalin hubungan
intirn dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pernbentukan intirn
ini rnerupakan tantangan utarna yang dihadapi oleh orang yang rnernasuki
rnasa dewasa. Pada rnasa dewasa awal ini, individu telah siap dan ingin
rnenyatukan identitasnya dengan orang lain. lndividu-individu dalarn rnasa
tahap perkernbangan ini rnendarnbakan hubungan-hubungan yang intirn
akrab, dilandasi rasa persaudaraan, serta siap rnengernbangkan daya-daya
yang dibutuhkan untuk rnernenuhi kornitrnen-kornitrnen ini sekalipun rnungkin
harus berkorban untuk itu.
Selarna tahap keintirnan ini, nilai-nilai cinta rnuncul. Menurut Santrock (dalarn
Desrnita), cinta dapat diklasifikasikan rnenjadi ernpat ebntuk cinta, yaitu:
altruisrne, persahabatan, cinta yang rornantis atau bergairah, dan cinta yang
37
penuh perasaan atau persahabatan. Cinta pada orang dewasa ini
dimunculkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain. lndividu dewasa
awal mampu melibatkan diri dalam hubungan bersama, di mana mereka
saling berbagi hidup dengan seorang mitra intim.
Dalam pandangan Erikson (dalam Desmita, 2005), keintiman biasanya
menuntut perkembangan seksual yang mengarah pada hubungan seksual
denga lawan jenis yang ia cintai, yang dipandang sebagai teman berbagi
suka dan duka. lni berarti bahwa hubungan intim yang terbentuk akan
mendorong individu dewasa awal untuk mengembangkan genitalitas seksual
yang sesungguhnya dalam hubungan timbal balik dengan mitra yang
dicintainya. Di hampir setiap masyarakat, hubungan seksual dan keintiman
pada masa dewasa awal ini diperoleh melalui lembaga pernikahan atau
perkawinan
2.4.3 Tugas-tugas Perkembangan
Menurut Rochmah (2005), pada masa dewasa muda tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikan individu adalah:
1. Memilih pasangan hidup
Masa dewasa muda merupakan masa awal membina rumah tangga dan
keluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih pasangan
38
hidup sebagai suami istri, yang mana didasari oleh pertimbangan yang
matang, tentang kesesuaian sifat, kesamaan tujuan hidup, serta berbagai
kemampuan dan kesiapan melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
2. Belajar hidup dengan pasangan
Hidup berkeluarga dengan pasangan yang memiliki latar belakang
kehidupan, sifat dan mungkin minat dan kebiasaan yang berbeda.
Meskipun demikian, mereka memiliki kebutuhan yang sama, yaitu
kebutuhan untuk hidup bersama.
3. Memulai hidup berkeluarga
Dalam keluarga ada aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, agaman,
pendidikan, kesehatan, keamanan, etika, estetika, dan lain-lain. Suami
istri dengan anak-anaknya harus mengembangkan dan menata serta
mengelola aspek-aspek tersebut.
4. Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai pemersatu suami
istri., sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus dirawat, dipelihara
dan dididik dengan baik.
5. Mengelola rumah tangga
39
Rurnah tangga ibarat suatu perusahaan atau lernbaga yang rnerniliki
banyak bagian, baik antar bagian-bagiannya maupun bagian tersebut
dengan bagian di luar rumah. Semua hasil tersebut perlu direncanakan
dan dikelola dengan baik, sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang
harmonis.
6. Memulai kegiatan pekerjaan
Seorang dewasa muda harus mempersiapkan, memilih, serta memasuki
pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan latar belakang
pendidikannya, untuk kemudia mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin dalam pekerjaan tersebut.
7. Bertanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
Seorang dewasa muda harus mampu membina hubungna sosial dengan
sesama warga masyarakat. la juga dituntut untuk turut berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
8. Menentukan persahabatan dalam kelompok sosial.
Di masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial. Seorang dewasa awal
dituntut untuk dapat hidup dalam berbagai macam kelompok sosial
dengan harmonis.
Sedangkan menu rut Wulandari, pada masa ini banyak sekali tugas-tugas
yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika telah berusia
setengah baya. tugas perkembangannya antara lain:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan telah mendapatkan pekerjaan yang layak
pada masa dewasa awal sehingga ia dianggap mampu dan mempunyai
peran dan posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah suatu masa dimana seseorang ingin mendapatkan
legalitas dan pengakuan dari masyarakat/kelompok di sekitarnya. la
menerima tanggung jawab sebagai warga negara dan akan bergabung
dengan komunitas sosial yang cocok dengan dirinya.
3. Keluarga
Pada masa ini, individu telah mencari dan memilih seseorang untuk
dijadikan pasangan yang cocok, lalu menikah, mempunyai anak dan
membina rumah tangga. lndividu ini memiliki peran baru yaitu sebagai
orang tua.
40
41
2.5 Masuknya Perempuan Dalam Bisnis Narkoba
lrianto dkk (2007) menyimpulkan bahwa beberapa perempuan Indonesia
menunjukkan pola yang sama. Terjebak dalam perangkap hubungan
personal, berupa pacaran, perkawinan, atau terjerat hutang. Mereka yang
terperangkap lewat pacaran atau perkawinan, biasanya tidak tahu bahwa
mereka akan dijadikan pengedar narkoba oleh pasangannya. Pada umunya
mereka terjebak dalam hubungan dengan laki-laki berkewarganegaraan
asing dalam bentuk pacaran atau perkawinan. Perempuan berada dalam
posisi yang tidak bisa menolak untuk memenuhi keinginan si faki-laki. Mereka
mengalami kekerasan, ketakutan, dan ketidakberdayaan. Para perempuan itu
sebagian besar berada di bawah tekanan.
Sebagian besar perempuan yang terjebak dalam bisnis narkoba ini didekati
langsung oleh drug dealer. Salah satu strategi jebakannya adalah mendekati
perempuan muda dari golongan ekonomi rendah. Mereka diberi fasilitas
untuk bergaya hidup modern, dan dibawa "jalan-jafan" ke luar negeri.
Semuanya itu "dikemas" dalam bentuk pacaran, perkawinan, bahkan 'kumpul
kebo'. Sebagai kompensasinya, mereka digiring ikut dalam transaksi sebagai
perantara atau pembawa narkoba. Strategi melalui perkawinan adalah
strategi yang sangat ampuh karena perempuan bisa diperalat dengan
dikawini. Yang menarik, ternyata perkawinannya tidak hanya dengan satu
orang perernpuan, tetapi beberapa perernpuan sekaligus. Maka bila yang
seorang rnasuk penjara, rnasih ada yang lain untuk rnenggantikan sebagai
pengedar (lrianto, 2007).
42
lrning-irning irnbalan yang besar dari hasil perdagangan narkoba diduga
sebagai daya tarik sebagian besar pengedar narkoba. Tak sedikit ibu rurnah
tangga rnenjadi penyalur barang-barang tersebut. Kasus suarni istri rnenjadi
pengedar putaw juga pernah terungkap di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Pasangan pedagang rokok itu rnenjual putaw di dalarn bungkus rokok. Belurn
lagi Setelah rnenjalani rnasa tahanan, rnungkin saja para pernakai dan
pengedar narkoba kernbali ke kehidupan normal. Narnun, sernua pihak
hendaknya tak rnenafikan fakta banyak wanita yang rnengalarni
ketergantungan narkobaMungkin fakta-fakta ini rnernang selalu dipandang
kasuistik, hanya rnasalah kecil dari sekian rnasalah. (Kornunitas Wanita
Indonesia, 2008).
2.6 Kerangka Berpikir Dan Hipotesis
2.6.1 Kerangka Berpikir
Setiap rnanusia pasti rnerniliki rnasalah yang dihadapi dalarn kehidupan ini,
baik rnasalah ekonorni, hubungan sosial, pendidikan, dan lain-lain. Narnun
diharapkan dari sernua perrnsalahan yang dihadapi dapat diselesaikan
44
Dari penjelasakan di atas, dapat disimpulkan bahwa segala pengambilan
keputusan terhadap tindakan dan tingkah laku para kurir narkoba wanita ini
sangat dikendalikan oleh para sindikat, sementara mereka tidak memiliki hak
untuk melawan, menolak, memberikan ide atau saran, dan sebagainya. Hal
ini mengindikasikan bahwa para kurir narkoba wanita memiliki tingkat
kemandirian tingkah laku yang rendah. Demikian juga dengan kemandirian
nilai, yaitu keyakinan para kurir narkoba wanita ini tidak mendasarkan pada
prinsip-prinsip moral, dan tidak mampu menggunakan nilai-nilai individu
sendiri dalam keyakinannya.
Kemiskinan, pendapatan, identitas pekerjaan (Wiggins, J.A., 1994) dan
tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi self esteem seseorang. Pada
kondisi ekonomi yang sulit ini, banyak ditemukan para wanita dengan self
esteem yang rendah dan bersedia bekerja apapun asalkan menghasilkan
uang yang banyak dan dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Hal
yang paling nyata yang dapat kita lihat saat ini yaitu para wanita yang
bersedia dijadikan kurir narkoba, padahal pekerjaan itu dapat merugikan
orang lain dan dikenakan pidana hukum. Namun, konsekuensi tersebut telah
diabaikan demi melepaskan diri dari kesulitan ekonomi.
Dalam kasus kurir narkoba wanita, terdapat ciri-ciri yang mengindikasikan
bahwa mereka memiliki self esteem yang rend ah sehinggga mereka
bersedia melakukan pekerjaan tersebut yang dilarang oleh hukum dan
beresiko besar terhadap keamanaan dirinya sendiri.
45
Para wanita yang berhasil direkrut sebagai kurir narkoba oleh para sindikat
adalah wanita-wanita yang sering bersikap naif, merasa bahagia dengan
janji-janji yang diberikan oleh para sindikat, seperti akan dibawa jalan-jalan ke
luar negeri, dipenuhi segala kebutuhan hidupnya dan keluarganya, dan
merasa membutuhkan perhatian dari kaum laki-laki.
Perekrutan para kurir narkoba ini biasanya diawali dengan menjalani
hubungan khusus dengan para sindikat, lalu dinikahi atau dipacari. Sehingga
para wanita yang telah dipacari atau dinikahi oleh mereka harus melakukan
segala yang diperintahkan dan diatur oleh para sindikat tersebut.
Dikarenakan self esteem yang rendah, maka mereka tidak mampu menolak
dan berusaha membantah para sindikat serta merasa lemah dan tidak
adekuat terhadap lelaki sehingga mereka terjebak dalam bisnis narkoba yang
penuh dengan resiko dan konsekuensi jika tertangkap oleh penegak hukum
negara.
Ketidakmandirian para kurir ini sangat dipengaruhi oleh perilaku-perilakunya
yang telah dijelaskan seperti di atas, yaitu secara umum mereka memiliki self
esteem yang rendah dan tidak memperdulikan martabat dirinya sebagai
wanita yang laksananya juga mampu berdikari tanpa harus melakukan
46
perbuatan yang dilarang oleh hukum, agama, dan masyarakat, serta campur
tangan kaum lelaki. Maka dapat simpulkan bahwa individu yang memiliki self
esteem yang tinggi akan menunjukkan tingkat kemandirian yang lebih tinggi
pula. Berikut adala alur piker penelitian ini, yaitu:
Self Esteem Tinggi
Kreatif, Mempunyai kepribadian stabil, Tingkat kecemasan yang rendah, Lebih berorientasi pada keberhasilan.
••
Kemandirian yang Tinggi
Adanya inisiatif, Gigih dalam usaha, Percaya diri, Mengaktualisasikan diri secara optimal, Internal locus of control
Wanita
Se;f Esteem I
••
Self Esteem Sedang
Menilai dirinya secara positif, Memandang dirinya lebih baik daripada kebanyakan orang, tetapi tidak sebaik penilaian individu dengan harga diri rendah.
Kemandirian yang Sedang
Membutuhkan saran dari orang terdekat dalam mengambil keputusan, Terpengaruh dengan orang di sekitarnya, Bersedia dikontrol orang lain, Kurang gigih dalam mencapai prestasi.
••
Self Esteem Rendah
Kurang percaya diri, Enggan untuk menyatakan diri dalamsuatu kelompok,
47
Kurang berhasil dalam hubungan antar pribadi dan kurang aktif dalam masalah-masalah sosial
Kemandirian yang Rendah
Ketergantungan dengan pihak lain, Selalu mencari bantuan orang lain, Mencari perhatian, Mencari pengarahan, Mencari dukungan dari orang lain.
2.5.2 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan
kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
48
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian
narapidana pengedar narkoba wanita.
50
.. Konsep "self esteem" , yaitu sikap individual, baik positif atau negative
terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.
• Konsep "kemandirian", yaitu merasa diri sebagai individu yang bebas,
mampu membuat keputusan dan memilih tindakan yang akan
dilakukan dengan bijaksana.
3.2.2 Operasionalisasi Konsep
Adapun operasional konsep untuk kedua variabel penelitian ini adalah:
• Self Esteem adalah skor yang diperoleh dari jawaban subjek atas hasil
pengukuran dengan alat tes Self Esteem Scale oleh Morris Rosenberg
yang telah peneliti modifikasikan, yaitu dari 10 aitem self esteem oleh
Morris Rosenberg dijabarkan lagi menjadi 20 aitem.
• Tingkat kemandirian adalah skor yang diperolah dari jawaban subjek
melalui angkeUkuesionair yang terdiri dari beberapa buah item yang
dibuat berdasarkan indikator-indikator dari setiap aspek-aspek
kemandirian menurut teori Steinberg (1993), yaitu:
a. Kemandirian Emosional
Melakukan de-idealisasi terhadap orang tua
Melihat orang tua sebagai individu
Nondependenc.
- Perasaaan individuated
b. Kemandirian Tingkah Laku
- Decion making
Konformitas dan tahan terhadap pengaruh orang lain
- Perasaan self-reliance
c. Kemandirian Nilai
- Kemampuan berpikir abstrak
- Lebih mendasarkan keyakinannya pada prinsip-prinsip umum
yang memiliki dasar ideologis (prinsip moral).
- Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya.
3.3Populasi & Sampel
3.3.1 Populasi
51
Hasan (2002) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek
atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
akan diteliti.
Dalam penelitian ini populasi yang akan diambil adalah narapidana kurir
narkoba wanita yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita
Tangerang, dimana jumlah keseluruhan narapidana yang terpidana kasus
pengedaran narkoba berjumlah sekitar 150 orang.
52
3.3.2 Sampel
Hasan (2002) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang
diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,
jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Dalam penelitian ini maka sampel yang diambil adalah 62 orang dari jumlah
keseluruhan narapidana yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan
Wanita Tangerang.
3.4 Tehnik Sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini hanya
dikhususkan kepada narapidana yang memiliki karakteristik tertentu.
Adapun karakteristik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Telah divonis dengan kasus pengedaran narkoba/psikotropika.
2. Telah memasuki usia dewasa awal yaitu menurut Hurlock (dalam
Mappiare, 1983) adalah berusia 20-40 tahun karena pada masa ini
individu telah memasuki kematangan psikologis.
53
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau
keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan,
2002)
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode angket, yaitu dengan menyerahkan daftar pernyataan yang
harus diisi oleh semua subjek penelitian, yaitu berupa angket skala
kemandirian dan skala self esteem dari Morris Rosenberg yang telah
dimodifikasi.
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan jenis data yang
diambil, yaitu sebagai berikut:
• Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
lapangan, yang biasanya disebut juga dengan data asli atau data baru.
• Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber
sumber yang sudah ada, yang berkaitan dengan dengan terna penelitian
ini, baik dari buku, internet, surat kabar, penelitian sebelumnya, dan lain
lain.
54
3.6 lnstrumen Penelitian
lnstrumen penelitian adalah alat yang dilakukan dalam pengukuran, tepatnya
adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam
penelitian ini, ada dua instrumen yang digunakan, yaitu:
1. Self Esteem Scale oleh Moris Rosenberg dirnana subjek diharuskan
untuk rnenjawab 10 buah aitern-aitern yang telah dirnodifikasi rnenjadi
20 aitern dengan ernpat pilihan jawaban, yaitu:
- Sangat Setuju (SS)
- Setuju (S)
- Tidak Setuju (TS)
- Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk aitern yang ke 1, 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 17 dan 18 adalah aitern
yang favorabel, karena itu skoringnya adalah Sangat Setuju (SS)= 4,
Setuju (S)= 3, Tidak Setuju (TS)= 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 1.
Sernentara untuk aitern yang ke 5, 6, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 19 dan 20
adalah aitern yang unfavorabel. Skoringnya adalah Sangat Setuju
(SS)= 1, Setuju (S)= 2, Tldak Setuju (TS)= 3 dan Sangat Tidak Setuju
(STS)= 4.
55
Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari dua puluh aitem ini, maka
semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula self
esteem subjek. Dan hasil skor ini, subjek akan diklasifikasikan ke
dalam beberapa tingkatan sesuai dengan skor yang diperoleh, yaitu
tingkat tinggi, sedang dan rendah.
Validitas Self Esteem Scafe (SES) dari Rosenberg ini yaitu 0, 72 yang
dikorelasikan konstruk yang bersangkutan , yaitu dengan Lerner Self
Esteem Scafe. Sementara Fleming dan Courtesy melaporkan angka
reliabilitas skala ini yaitu 0,82 yang dilakukan dengan metode test
retest pada sampelnya berjumlah 259 laki-laki dan perempuan
(Robinson, dkk., 1991).
Namun, skala ini akan peneliti modifikasi dan akan dilakukan ti)' out
kembali untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas yang baik agar
dapat dijadikan skala yang baku.
2. Skala kemandirian berupa angket untuk mengukur tingkat kemandirian
subjek. Adapun aitem-aitem yang terdapat dalam skala ini mengacu
pada teori Steinberg, yaitu:
- Kemandirian emosional
1. De-idealisasi terhadap orang tua
- Ragu-ragu (R)
Tata cara skoringnya yaitu jika aitemnya favorabel, maka akan diberikan
nilai: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Tidak Setuju (TS)= 2,
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 dan Ragu-ragu (R) = 3.
Sementara itu, untuk aitem yang unfavorabel, maka nilai yang akan
diberikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2, Tidak
Setuju (TS) = 4, Sangat Tidak Setuju (STS) = 5, dan Ragu-ragu (R) = 3
Berikut adalah blue print skala kemandirian:
Tabel 3.6
Blue Print Skala Kemandirian
INDIKATOR ITEM
57
FAVORABLE UNFAVORABLE
KEMANDIRIAN EMOSIONAL
De-idealisasi terhadap orang tua 1, 4 2, 3
Mampu melihat dan berinteraksi dengan 5,8 6, 7
orang tua sebagai individu
Nondependency 9, 12 10, 11
Perasaan individuated dalam 14, 16 13, 15
hubungannya dengan orang tua
KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU
Decision making 16, 18 17,19
Tahan terhadap pengaruh orang lain 20,22 21,23
Perasaaan self reliance 24,26 25,27
KEMANDIRIAN NILAI
Kemampuan berfikir abstrak 28,30 29, 31
Lebih mendasarkan kayakinannya pada 32, 34 33,35
prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar
ideologis (prinsip moral)
Menggunakan nilai-nilai individu sendiri 38,40 37,39
dalam keyakinannya.
TOTAL 20 20
3. 7 Tehnik Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mencoba melakukan uji coba (tty
out) untuk skala self esteem dan skala kemandirian guna mendapatkan
validitas dan reliabilitas sesuai dengan persyaratan alat ukur yang baik.
58
60
X = skor item
Y = skor total
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya, artinya hasil ukur dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama.
Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach
dan perhitungan menggunakan program SPSS versi 13.0:
a= 1 - [1- Si2 + S22]
k-1 Sx2
a : koefisien reliabilitas Alpha
k : Banyaknya belahan
S2x : Varians skor belahan
S1 S2: varians skor total
3.8 Prosedur Penelitian
Menurut Hasan (2002) prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau
urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian.
Secara garis besar, prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu:
61
1. Tahap perencanaan penelitian, yaitu di mana sebuah penelitian
dipersiapkan. Pada tahap ini, semua hal-hal yang berhubungan
dengan penelitian dipersiapkan atau diadakan, seperti pemilihan judul,
perumusan masalah dan hipotesis.
2. Tahap pelaksanaan penelitian, yaitu tahap dimana sebuah penelitian
sudah dilakukan. Pada tahap ini, pengumpulan data atau informasi,
analisis data dan penarikan kesimpulan telah dilakukan. Proses
pengumpulan data try out untuk penelitian ini dilakukan pada tanggal
18-22 Agustus 2009. Sedangkan pengumpulan data untuk field study
penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2009.
3. tahap penulisan laporan penelitian, yaitu dimana peneliti telah
membuat hasil penelitian dalam bentuk skripsi pada tanggal 27
November 2009 dalam bentuk skripsi.
3.9 Tehnik Analisis Data
Menurut Hasan (2002) analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai
berikut:
" Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian
bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:
62
Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrem),
Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang
lainnya (dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio).
Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan
keseluruhan (secara presentase).
• Memperikirakan atau besarnya pengaruh secara kuantitatif dari
perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa)
kejadian lainnya, serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya.
Tujuan dari analisis data ini adalah:
• Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan
masalah-masalah penelitian.
• Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat
dalam penelitian.
64
n = jumlah subjek
D = Beda antar rangking atau ordinal
1 & 6 = Bilangan Konstan
Selanjutnya koefisien korelasi ini akan duji untuk menentukan apakah nilai
koefisien tersebut signifikan atau tidak koefisien korelasi (disebut r empiric
disingkat dengan re) akan dibandingkan dengan koefisien korelasi teoritik (r
teoritik disingkat rt) yang terdapat dalam tabel r teroritik (Putri, L.,S &
Sulistyono, S., 2005).
Cara lain untuk menguji koefisien korelasi Spearman yaitu dengan
menggunakan uji t yaitu:
r '1(n-2) thitung =
'1(1-r)
Adapun dalam penghitungan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for
Windows. Hasil penelitian akan diinterpretasikan dengan merujuk tabel
koefisien korelasi nilai r Product Moment pada taraf signifikan 5 %. Dengan
ketentuan jika:
r empirik > r teoritik maka korelasinya signifikan
r empiric < r teoritik berarti korelasinya tidak signifikan.
Tabel 4.1.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentase
1 20-30 tahun 30 orang 48,39 %
2 31-40 tahun 32 orang 51,61 %
Jumlah 62 orang 100%
4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa subjek memiliki pendidikan terakhir
yang berbeda, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Strata 1 (S1 ).
Jumlah subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir di jenjang SD
yaitu 8 orang, SMP 12 orang, SMA 27 orang, Diploma 3 orang dan 81 12
orang. Berikut adalah gambaran umum subjek berdasarkan jenjang
pendidikan terakhir:
66
67
label 4.1.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase
Terakhir
1 SD 8 orang 12,9%
2 SMP 12 orang 19,35 %
3 SMA 27 orang 43,55 %
4 Diploma 3 orang 4,84%
5 S1 12 orang 19,36 %
Jumlah 62 orang 100 %
4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan Narkoba
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa subjek memperoleh narkoba untuk
diedarkan dari orang-orang sekitarnya, baik dari perantara khusus, teman,
dosen, pacar, bahkan suaminya sendiri. Yang memperoleh narkoba dari
perantara berjumlah 3 orang, dari teman berjumlah 42 orang, dari dosen
berjumlah 1 orang, dari pacar berjumlah 7 orang dan dari suami berjumlah 9
orang. Berikut adalah tabel gambaran subjek berdasarkan asal perolehan
narkoba:
Tabel 4.1.3
Gambaran Subjek Berdasakan Asal Perolehan Narkoba
No Asal
1 Perantara
2
3
4
5
Jumlah
4.2Analisis Data
4.2.1 Try Out
4.2.1.1. Uji Validitas
Teman
Dasen
Pacar
Suami
1. Skala Self Esteem
Jumlah Persentase
3 orang 4,84%
42 orang 67,74 %
1 orang 1,61 %
7 orang 11,29 %
9 orang 14,52 %
100 %
68
Hasil try out terhadap 30 orang narapidana pengedar narkoba pada skala self
esteem diperoleh 13 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur (lihat
lampiran).
69
2. Skala Kemandirian
Berdasarkan uji coba validitas skala kemandirian dengan tehnik korelasi
product moment dari Pearson pada 30 orang narapidana pengedar narkoba
diperoleh 22 aitem yang valid dan 18 aitem yang gugur. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.2.1.1
Hasil Try Out Skala Kemandirian pada Narapidana Pengedar Narkoba
Wanita
INDIKATOR ITEM
FAVORABLE UNFAVORABLE
KEMANDIRIAN EMOSIONAL
De-idealisasi terhadap orang tua 1
Mampu melihat dan berinteraksi dengan 2 3
orang tua sebagai individu
Nondependency 4 5
Perasaan individuated salam 6 7
hubungannya dengan orang tua
KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU
Decision Making 8
70
Tahan terhadap pengaruh orang lain 9, 11 10, 12
Perasaaan self reliance 13, 15 14, 16
KEMANDIRIAN NILA!
Kemampuan berfikir abstrak 17, 19 18
Lebih mendasarkan kayakinannya pada 20,22
prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar
ideologis (prinsip moral)
Menggunakan nilai-nilai individu sendiri 21
dalam keyakinannya.
TOTAL 10 12
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji validitas, maka dilanjutkan dengan
pengujian reliabilitas pada skala self esteem dan kemandirian pada
narapidana dengan kasus pengedaran narkoba. Uji reliabilitas ini
menggunakan uji statistika Alfa Cronbach dengan menggunakan program
SPSS 13.0 for Windows.
71
Dari hasil perhitungan, maka diperoleh angka reliabilitas untuk skala self
esteem sebesar 0,802 sedangkan untuk skala kemandirian diperolah angka
reliabilitas sebesar 0, 786.
Menurut Guilford (Kuncono, 2008) mengenai kaidah reliabilitas adalah
sebagai berikut:
Sangat reliabel = > 0.9
Reliabel = 0.7-0.9
Cukup Reliabel = 0.4-0.7
Kurang Reliabel = 0.2-0.4
Tidak Reliabel = < 0.2
Maka berdasarkan kaidah di atas, untuk kedua skala yaitu skala self esteem
dan kemandirian dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.3 Uji Prasyarat
4.3.1 Uji Normalitas
Uji kenormalan bertujuan untuk menguji bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi secara normal (Kuncono, 2004). Dalam hal ini,
dapat dilakukan dengan beberapa cara pengujian, yaitu dengan uji
kenormalan dengan Kolmogrov-Smirnov dan Shaphiro Wilk dan dengan uji
Chi square.
72
Dalam menguji kenorrnalan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
uji Saphiro Wilk, karena subjek penelitian yang digunakan kurang dari 100
orang.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah:
Ho = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.3.1.1. Skala Self Esteem
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 13.0 for Windows, diperoleh hasil uji normalitas pada data skala Self
Esteem yaitu sebagai berikut:
73
Tabet 4.3.1.1
Uji Normalitas Skala Self Esteem
Tests of Normality
Kolmogorov-Smimov{a) Shapiro-Wilk
Statistic elf Sig. Statistic elf Sig.
Self esteem .125 62 .018 .964 62 .067
a Lilliefors Significance Correction
Dari tabel di atas, diketahui hasil uji normalitas pada data skala self esteem
yaitu 0,67 dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai probabilitas 0,067 >
0,05.
Berikut adalah gambar diagram scatterplot berdasarkan SPSS 13.0 for
Windows.
74
Gambar 4.3.1.1
Normal Q-Q Plot of Self Esteem
2 0
0 0
0 ·1 0
0
0
·2 0
25 30 35 40 45 5 5 0 5
Dari hasil pengujian di atas, diketahui bahwa sebaran data ska la self esteem
berada di sekitar garis uji yang mengarah ke atas. Jika suatu distribusi data
normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis (Santoso dalam Wibowo,
H., 2009).
4.3.1.2. Skala Kemandirian
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 13. 0 for Windows, diperoleh
hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk, sebagai berikut:
75
Tabel 4.3.1.2
Uji Normalitas Skala Kemandirian
Tes ts of Normality
Kolmogorov-Smimov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kemandirian .175 62 .000 .943 62 .006
a Lilliefors Significance Correction
dari tabel di atas, diketahui bahwa uji normalitas pada skala kemandirian
diperoleh angka probabilitas sebesar 0.006 dengan menggunakan taraf
signifikansi 5%, maka dapat kita katahui bahwa 0.006 < 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data pada skala kemandirian ini tidak berdistribusi
normal.
Berikut adalah diagram scatterplot kemandirian berdasarkan SPSS 13.0 for
Windows.
76
Gambar 4.3.1.2
Normal Q..Q Plot Skala Kemandirian
4
2 0
0
-2
40 50 BO 70 80 90 100 110
77
4.4 Distribusi Penyebaran Skor
4.4.1 Skala Self Estem
Tabel 4.4.1
Distrubusi Penyebaran Skor Self Esteem
Statistics
N Valid 62
Missing 0
Mean 39.1452
Std. Error of Mean .63055
Median 39.0000
Mode 37.00
Std. Deviation 4.96495
Variance 24.651
Skewness .451
Std. Error of Skewness .304
Kuriosis .376
Std. Error of Kuriosis .599
Range 22.00
Minimum 30.00
Maximum 52.00
Sum 2427.00
78
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows
terhadap penyebaran skor self esteem, maka diperoleh data sebagai berikut:
Skor Maksimum = 52
Skor Minimum = 30
Range = 22
SD = 4.96
Mean = 39.15
Tabel 4.4.1
lnterpretasi Skor Self Esteem
Kategori Rentang Skor Frekuensi
Tinggi x > 44.11 7
Sedang 34,19<X< 46
44.11
Rendah X<34.19 9
Jumlah 62
Persentase
11 %
74%
15%
100 %
Dari tabel interpretasi skor self esteem di atas, dapat kita ketahui bahwa dari
keseluruhan subjek yang berjumlah 62 orang, diantaranya memiliki self
esteem yang tinggi sebanyak 7 orang dengan memperoleh skor di atas
44.11 dengan dengan persentase sebesar 11 %. Sedangkan mayoritas
subjek memiliki tingkat self esteem yang sedang, yaitu sebanyak 46 orang
yang berada pada interval skor antara 34.11 sampai 44.11 dengan
persentase 74%. Sementara itu, subjek yang memiliki tingkat self esteem
yang rendah berjumlah 9 orang yang memperoleh skor di bawah 34.19
dengan persentase 12 %.
Berikut adalah diagram persebaran skor self esteem.
Gambar 4.4.1
Histogram Penyebaran Skor Self Esteem
Mean= 39.1452
~------------~ Std. Dev.=4.96495
79
4.4.2 Skala Kemandirian
Tabel 4.4.2
Distribusi Penyebaran Skor Kemandirian
Statistics
N Valid 62
Missing 0
Mean 68.5645
Median 67.0000
Mode 60.00
Std. Deviation 12.34560
Variance 152.414
Skewness .583
Std. Error of Skewness .304
Kurtosis -.117
Std. Error of Kurtosis .599
Range 56.00
Minimum 50.00
Maximum 106.00
Sum 4251.00
Dari hasil perhitungan penyebaran skor kemandirian dengan menggunakan
SPSS 13.0 for Windows, maka dihasilkan data seperti tabel di atas. Maka,
dapat kita simpulkan bahwa:
80
82
sebanyak 12 orang dengan memperoleh skordi bawah 56.21 dengan
persentasi sebesar 19 %. Dan tingkat kemandirian yang tinggi hanya dimiliki
oleh 10 orang subjek yang memperoleh hasil skor di atas 80.91 dengan
persentasi sebesar 16 %.
Berikut adalah diagram persebaran skor kemandirian.
Gambar 4.4.2
Histogram Penyebaran Skor Kemandirian
50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00
Mean = 68.5645 Std. Dev.= 12.3456 N=62
Berikut adalah tabulasi silang yang merupakan bentuk deskriptif penelitian
antara variabel self esteem dan kemandirian yang dipresentasikan dalam
bentuk frekuensi dan persentase.
Tabel 4.4.2
Skor Self Esteem dan Kemandirian
Self-Esteem Total
linggi Sedang Rendah
Kemandirian linggi Count 1 7 2 10
% of Total 1.6% 11.3% 3.2% 16.1%
Sedang Count 4 29 7 40
% of Total 6.5% 46.8% 11.3% 64.5%
Rendah Count 2 10 0 12
% of Total 3.2% 16.1% .0% 19.4%
Total Count 7 46 9 62
% of Total 11.3% 74.2% 14.5% 100.0%
83
Dari data di atas dapat diketahui bahwa subjek yang memiliki tingkat self
esteem yang tinggi dan juga kemandirian yang tinggi sebanyak 1.6 %, dan
subjek dengan tingkat self esteem yang tinggi dan kemandirian yang sedang
sebanyak 6.5 %. Sedangkan subjek yang memiliki tingkat self esteem yang
tinggi namun tingkat kemandiriannya rendah sebesar 3.2 %.
Hasil skor subjek yang memperoleh tingkat self esteem yang sedang dan
tingkat kemandirian yang tinggi sebanyak 11.3%, dan subjek yang memiliki
tingkat self esteem yang sedang dan tingkat kemandirian yang sedang pula
sebesar 46.8%. Sedangkan individu yang memperoleh skor self esteem
sedang, namun tingkat kemandiriannya rendah sebanyak 16.1 %.
84
Selanjutnya, subjek yang memiliki tingkat self esteem yang rendah dan
tingkat kemandirian yang tinggi sebanyak 3.2%, dan subjek yang
memperoleh skor self esteem dengan tingkat rendah dan skor kemandirian
dengan tingkat sedang pula sebanyak 11.3%, sedangkan subjek yang
memiliki tingkat self esteem yang rendah dan juga tingkat kemandirian yang
rendah pula adalah sebanyak 0 %. Dapat kita simpulkan bahwa dari 62
subjek penelitian ini, mayoritas dari mereka memiliki tingkat self esteem yang
sedang dan kemandirian yang sedang pula.
4.5 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian yaitu mengunakan korelasi Spearman's rho dengan menggunakan
program SPSS 13.0 for Windows.
85
Tabel 4.5
Uji Korelasi Antara Self Esteem dengan Kemandirian
Correlations
Self Esteem Kemandiriar Spearman's rho VAR00001 Correlation Coefficient 1.000 .190
Sig. {2-tailed) .140
N 62 62
VAR00002 Correlation Coefficient .190 1.000 Sig. {2-tailed) .140 N 62 62
Dari data diatas diketahui bahwa r hitung yaitu 0.190 dengan taraf signifikansi
sebesar 5%. Maka r tabel yang diperoleh adalah 0.254.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan
kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian
narapidana pengedar narkoba wanita.
Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh adalah r hitung < r tabel,
yaitu:
0.190 < 0.254.
Maka, keputusan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho diterima,
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self
esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita di LP
Wanita Tangerang.
86
87
BABV
KESIMPULAN, SARAN DAN DISKUSI
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara self esteem dengan
kemandirian pada narapidana pengedar nakoba di LP Wanita Tangerang,
dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara self
esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di
LP Wanita Tangerang. yang dihasilkan berdasarkan perhitungan korelasi
Product Moment dari Spearman's rho.
5.2 Diskusi
Hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara self
esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di
LP Wanita Tangerang dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 62 orang. r
hitung yang dihasilkan yaitu 0.190 dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan
r tabel sebesar 0.254. Hal ini mengindikasikan bahwa r hitung < r tabel
sehingga Ho diterima. Namun, arah korelasi yang dihasilkan yaitu positif atau
kebermaknaan hidup yang cukup baik serta dapat memberikan manfaat
kepada orang-orang di sekitarnya.
89
Munculnya self esteem dengan tingkat yang sedang dalam individu
narapidana pengedar narkoba bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
individu itu sendiri. Seperti dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa 12,9%
dengan tingkat pendidikan terakhir di jenjang SD, 19, 35 di jenjang SMP,
43,55% di jenjang SMA, 4,84% di jenjang diploma bahkan 19,36% dengan
pendidikan terkahir S1. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jenjang
pendidikan para narapidana pengedar narkoba dalam penelitian ini tidak
terlalu rendah. Mayoritas dari mereka dengan tingkat pendidikan terkahir di
jenjang SMA, dimana di jenjang pendidikan ini, setidaknya individu telah
memiliki pengetahuan yang cukup. Sehingga tidak heran jika self esteem
yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah self esteem dengan tingkat yang
sedang.
Flynn (2001) menjelaskan bahwa self esteem dipengaruhi oleh variabel
lingkungan, yaitu kebudayaan dan diskriminasi. Saat ini, kebudayaan
Indonesia telah mulai menghormati harkat dan martabat wanita. Kedudukan
wanita dan pria telah disamakan, baik dalam lingkungan keluarga, kampus,
dan masyarakat. Diskriminasi hak-hak wanita pun telah dapat diminimalisir di
era globalisasi saat ini. Karena itu, keadaan lingkungan yang seperti inilah,
90
mengakibatkan para narapidana pengedar narkoba di LP Wanita Tangerang
tidak memiliki self esteem yang rendah karena faktor lingkungan pun telah
mendukung menjunjung harga diri wanita.
Menurut Dusek J.B (1996), garis dasar self esteem tetap stabil selamanya
dan tidak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang baru terjadi.
Sedangkan menurut Pam Wilson, variabel lain yang mempengaruhi formasi
global self esteem adalah misalnya, keterampilan individual, ketertarikan,
status ekonomi, komunitas dan kebudayaan.
Cooley dan Mead (dalam Lamme, B.H., 1995) menjelaskan bahwa persepsi
yang bernilai dari orang lain dapat memberikan sumbangan dalam
meningkatkan self esteem. Jadi, semakin tinggi penghargaan yang diperoleh
dari orang lain, maka semakin tinggi pula penghargaan bagi diri.
Selama ini, masyarakat sering mengabaikan aksi para pengedar narkoba
yang menjalankan aksinya di lingkungan mereka. Sehingga tidak ada yang
mengecam keburukan tindakan yang dilakukan. Bahkan, ketika pengedar
menerima imbalan berupa materi atau uang dalam jumlah yang besar dari
hasil pekerjaannya, mereka mendapatkan pujian dari orang-orang yang dekat
dengannya. Sehingga para pengedar ini menjadi lebih nyaman dan merasa
beruntung memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang lebih dari
cukup dan bahkan mampu mencukupi kebutuhan orang-orang terdekatnya.
91
Dari data ini, maka kemungkinan terbesar yang akan diperoleh yaitu, jika self
esteem seseorang sedang, maka kemandirian yang dihasilkan pun akan
berada pada tingkat sedang pula. Dan penelitian ini telah membuktikan
hipotesis tersebut, bahwasanya para narapidana pengedar narkoba memiliki
self esteem dan kemandirian dalam tingkat yang sedang.
Perilaku individu yang memiliki tingkat kemandirian yang sedang di antaranya
yaitu: memiliki rasa sedikit tanggung jawab atas hidup dirinya, namun masih
dipengaruhi oleh kendali orang-orang terdekatnya, dan cenderung mencari
bantuan dari orang tua atau orang di sekitarnya untuk membantu
menyelesaikan masalahnya, serta belum optimalnya penggunaan nilai-nilai
individu dalam keyakinannya.
Biasanya, individu lebih cenderung memperlihatkan self esteemnya di
hadapan orang lain, karena secara khas mereka berusaha bertingkah laku
yang baik guna meningkatkan kualitas hubungannya dengan orang lain
(Vohs, K.D., & Baumeister, R.F., 2004). Karena itu, dari hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa self esteem memberikan sumbangsih terbesar keada
aspek kemandirian tingkah laku, yaitu sebesar 1.5%.
Dewasa ini, terdapat isu yang mejelaskan bahwa walaupun individu
menggambarkan dirinya sebagai individu yang mandiri, namun di umur
mereka pada tahap dewasa awal (20an tahun) masih sangat kuat terikat
92
dengan orang tua rnereka (Wrightsman, 1994). Sedangkan rnanusia yang
rnandiri adalah pribadi yang utuh , bahagia, dan sadar bahwa dirinya
rnernpunyai arti bagi sesarna. lndividu ini juga rnengetahui keunggulan serta
kelernahannya, tidak dihinggapi oleh kerendahan hati plasu, karena ia sadar
dan bangga atas kepribadinnya yang berharga dan penting juga bagi
sesarna. Dan individu ini rnenerirna dirinya sendiri rnaupun orang lain seperti
apa adanya. Maka, arnatlah jelas bahwa garnbaran seperti ini adalah
garnbaran seseorang yang belurn pernah ada, yang tidak ada, dan tak akan
pernah ada (Drost, J., 1993). Narnun, setiap individu selalu berusaha untuk
rneraihnya.
Kernandirian adalah salah satu bagian dari faktor individu yang bersangkutan,
Narnun, surnbangan dari faktor-faktor lain yang rnernpengaruhi kernandirian
juga rnernberikan kontribusi yang berharga. Faktor lingkungan yang
rnernpengaruhi kernandirian yaitu rnisalnya persepsi rnasyarakat yang
rnernandang lebih rendah terhadap kaurn wanita sehingga tidak sedikit di
dalarn keluarga dirnana karena sesuatu hal dari dua anaknya hanya satu
yang rnarnpu disekolahkan, rnaka pilihan akan cenderung jatuh pada anak
laki-laki. Akibat dari satu perlakuan awal yang berbeda ini akan rnenjadi
panjang. Dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah nantinya akan
rnernbawa akibat pada kesernpatan kerja. Padahal kedua hal tersebut, tingkat
pendidikan dan pekerjaan, jelas sangat erat berkaitan dengan kemandirian
(Faturochman, 1989).
93
Persepsi sosial terhadap kemandirian wanita cenderung ke arah atribusi
bahwa wanita kurang mandiri dibandingkan pria. Dalam penelitian Yandi
Satya (2009) yang berjudul Perbedaan Kemandirian, Kecenderungan
Berwirausaha dan Perilaku Prososial Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Etnis,
menyimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam hal
kemandirian ditinjau dari jenis kelamin. Dan ketua Umum BKOW Prof Kalbar,
Hj.Masrikah Djawari (dalam Pontianak Post, 12 September 2003) juga
mengakui masih terjadi kesenjangan antara pria dan wanita, terutama
berkaitan dengan kedudukan, kemampuan, peranan, kemandirian dan
ketahanan mental spiritual baik di dalam kehidupan keluarga maupun
didalam masyarakat diberbagai bidang pembangunan.
Di lain pihak, faktor situasional yang mempengaruhi kemandirian wanita saat
ini yaitu lembaga pemerintah, LSM-LSM yang bergerak di bidang kewanitaan,
dan masyarakat pun telah mulai banyak memberikan input-input penting
kepada wanita untuk dapat meningkatkan kemandirian wanita. Pada saat ini,
memang tidak bisa dipungkiri bahwa wanita mendapatkan penghargaan yang
tinggi dari orang-orang sekitar sehingga para wanita mampu memperbaiki diri
95
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu terletak pada skala kemandirian yang
digunakan. Aitem-aitem kemandirian dalam skala yang digunakan
berdasarkan teori Laurence Steinberg, tidak mencakup mengenai
kemandirian ekonomi dan kemandirian secara fisiologis. Sehingga data yang
diperoleh kurang lengkap dan kurang mengukur kemandirian secara
keseluruhan.
5.3 Saran
Dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran , yaitu:
1. Saran Metodologis
a. Diharapkan dilakukannya penelitian selanjutnya mengenai kemandirian,
namun dikorelasikan dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh
secara signifikan. Dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan
dengan lebih mendetail untuk mendapatkan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai kemandirian para narapidana pengedar narkoba
wanita.
b. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada satu rang subjek penelitian
yang memiliki tingkat self esteem dan kemandirian yang tinggi. Peneliti
mengharapkan agar dilakukannya penelitian yang lebih mendalam
memalui wawancara dan observasi mengenai fenomena narapidana
pengedar narkoba wanita yang memiliki self esteem dan kemandirian
yang tinggi.
2. Saran Praktis
96
a. Diharapkan para narapidana mampu meningkatkan tingkat self esteem
maupun kemandirian dalam dirinya, karena hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat self esteem dan kemandirian pada
narapidana pengedara narkoba di LP Wanita Tangerang adalah sedang.
Sehingga alangkah baiknya jika individu bisa mencapai tingkat self
esteem maupun kemandirian yang tinggi, seperti melakukan pengayaan
dan pembinaan kepribadian kepada para narapidana pengedar narkoba
dan mengadakan training untuk melejitkan potensi narapidana, baik
dalam bidang wirausaha, keterampilan, dan lain-lain.
b. Mengenali potensi dalam diri dan mampu memberikan penghargaan
terhadap potensi yang dimiliki tersebut sehingga yakin bahwa dirinya akan
mampu menjadi individu yang berbahagia dan sukses dan selalu merasa
puas dengan apa yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A., dkk. 2009. Laporan Kelompok; Ku/iah Kerja Lapangandi Lapas Wanita Ke/as II-A Tangerang.
Ahmadi, A. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Al-Ghazali, M. 2004. Khuluqu/ Muslim. Terj. Wawan Djunaedi Soffandi. Jakarta: Mustaqiim.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Baron, R.A & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Terj. Ratna Djuwita. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Baruch, G. 1983. Lifeprint: New Pattern ao Love and Work for Today's Women. New York: McGraw-Hill Book Company.
Baumeister, R. F & Vohs, K. D. 2004. Handbook of Self Regulation; research, Theory and Applications. New York: The Guilford Press.
Brown, J.D. 1998. The Self. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc.
Branden, N. 1969. The Psychology of Self Esteem. New York: Bantam Books, Inc.
Branden, N.1992. ThePowerofSe/fEsteem. Florida: Health Communications, Inc.
Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Conger, J. J. _. Adolescence and Youth; Psyho/ogica/ Development in A Changing World. 4th Ed.
Departemen Komunikasi lnformatika republic Indonesia. 4 Desember 2008. BNN Akui Banyak Wanita yang Jadi Kurir Narkoba. http://depkominfo.go.id.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dawling, C. 1992. Tantangan Wanita Modem. Terj. Santi W. E. Soekanto. Jakarta: Erlangga.
Dusek, J.B. 1996. Adolescent Development & Behavior. New Jersey: Prentice hall Upper Saddle River.
Feist, J & Feist, G.J., 2008. Theories of Personality. Terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Flynn, H. K. _. Self Esteem Theory and Measurement: A Critical Review.
Gembeck, Z. 2001. Autonomy in Adolescence.
Hasan, M.I., 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan Ap/ikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia (Anggota IKAPI).
Hurlock, E. B. 1980. Developmental Psychology: a Life-Span Approach. United States of America: McGraw-Hill, Inc.
lrianto, S. dkk. 2007. Perdagangan Perempuan dalam Jaringan Pengedaran Narkotika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kuncono. 2004. Ap/ikasi Komputer Psikologi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia.
Lips, H. M. 2003. A New Psychology of Women; Gender, Culture and Ethnicity. New York: McGraw-Hill, Inc.
Lemme, B,H. 1995. Develompment in Adulthood. London: Allyn and Bacon.
Miller, P.H. 1993. Theories of Development Psychology. New York: W.H Freeman and Company.
Minchinton, J. 1995. Maximum Self Esteem; The Handbook for reiclaming Your Sense of Self Worth. Kuala Lumpur: Bilden Books Centre SON. BHD.
Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Setyawan, J. 1993. Seri Wanita Karir 1: Kiat Wanita Mandiri. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Steinberg, L. 1993. Adolescence. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill, Inc.
Steinberg, L & Lerner, R. M. 2009. Handbook of Adolescent Psychology. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.
Sulistiani, L. S, dkk,. 1999. Laporan Hasil Penelitian: Analisis Perilaku Kemandirian Wanita Buruh Tani dalam menciptakan Peluang Kerja di Sektor Bukan Pertanian (Studi Kasus di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Dati II, Purbalingga). Purwokerto: Fakultas llmu Sosial & llmu Politik Universitas Jendral Soedirman.
Wiggins, J.A. dkk. 1994. Social Psychology. New York: McGraw-Hill, Inc.
Winkel, W.S. 2007. Piskologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Wulandari, S. Buku Ajar Mata Kuliah Psikologi Umum II. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.
Skripsi
Damayanti, G. 2006. Gambaran Self Esteem pada Wanita Usia Dewasa Awai yang mengalami Perceraian. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Hastusti, P. M. 2006. Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran. Skripsi: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sri, N. 2002. Kecerdasan Emosional, Kemandirian Remaja. Tesis: Fakultas Psikologi ITB Banding.
Tyas, M. P. 2008. Gambaran Kemandirian Anak Tunggal Dewasa Muda. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Internet:
Adler, N & Stewart, J. 2004. Self Esteem. http://www.macses.ucsf.edu.
Komunitas Wanita Indonesia. 18 Agustus 2008. Narkoba & Wanita. http://forsikatelsbt.blogspot.com.
Pontianak Post. 12 September 2003. Perempuan relative tertinggal. http://arsip.pontianak.com
Prihasti, S. Wanita Indonesia Harus Mandiri. Gemari. Edisi 92/Tahun IX/ September 2008.
Sinar Harapan Baru. 7 Desember 2008. Gila! 10.000 Wanita Indonesia Jadi Budak Narkoba. http://hariansib.com.
Seputar Media. 23 Maret 2009. Bisnis Narkoba Makin Leluasa, Produsen Sengaja Me/ibatkan Perempuan yang Terlilit Kemiskinan. http://hukumham.info.
Tempo lnteraktif. 13 April 2004. UU RI No. 22 Thn. 1997 tentang Narkotika. http://tempointeraktif.com.
Tussy. 2008. Pandangan Pofitik Orang Melayu.http://tussyagustin.blogspot.com.
Wilson, P. Self Esteem. http://www.wtr.org.
r
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAY A TULLAH JAKARTA
F AKUL T AS PSIKOLOGI JI. Kerta Mukti No.5 Cirendeu Jakarta Sclatan 15419 Telp. (021) 7433000 Fax. 74714714
Un.Ol/F7/KM.Ol.3/ l7S 7 /2009
: Permohonan Jzin Penelitian
Kepada Yth. ':epala Kanwil Departemen Hukum Dan HAM Serang Banten
Assa!amu 'a/aikum H:r. /Yb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa :
Nam a Nomor Pokok Tahun Akademik Progran1
Novita Sari 105070002343 2008/2009 Strata l (S-1)
Jakarta, 31 Juli 2009
Mahasiswa tersehut sedang menulis skripsi yai1g herjudul : "Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kemamlirian P.ada Narapidana Pengedar Narkoba Wanita", yang bersangkutan perlu melakukan penelitian di LP Wanita Kelas II A Tangerang ..
Sehubungan dengan itu kami mengharapkan kesediaannya untuk memberikan izin penelitian kepada mahasiswa tersebut.
Demikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Wassalam11 'a/aik11m Wr. Wb.
Tembusan: Dekan Fakultas Psikologi TTT"t.T ("< __ 'i'TT~_t __ , 11 1 T 1
PENGANTAR
Salam Kenai ! Saya mahasiswa semester IX Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini sedang melakukan penelitian guna melengkapi data skripsi.
Saya membutuhkan bantuan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pemyataan terlampir. Bagi saudara-saudara yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan kesediaan.
Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang saudara berikan sesuai dengan apa yang diminta.
Jawaban Saudara tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan Saudara akan terjamin.
Terima kasih atas kesediaan saudara-saudara meluangkan waktunya demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Ciputat, 2 September 2009 Peneliti,
NovitaSari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI
Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Novita Sari, mahasiswa semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Saya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristikkarakteristik yang diinginkan, yaitu dewasa muda yang berusia 20-40 tahun. Pada saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas satu bagian, dan sebuah data identitas pribadi. Saya mungkin dapat merasa tidak nyaman saat berhadapan dengan pemyataan-pemyataan yang muncul dalam kuesioner, dan karenanya berhak untuk mengundurkan diri.
Semua jawaban yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan konstruksi tes ini. Oleh karena itu, saya tidak perlu mencantumkan nama pada kuesioner maupun pada data identitas pribadi.
Dengan mengikuti penelitian ini, saya sudah berjasa bagi perkembangan ilmu psikologi. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
(Tanda tangan dan inisial nama) Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
Tanggal:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama (Inisial)
Usia : a. 20-30 tahun b. 31-40 tahun
Pendidikan Terakhir: a. SD
e.Sl
b.SMP c.SMA
f.S2
d. Diploma
g.S3
Suku Bangsa : a.Jawa
e. Batak
b.Sunda c.Minang d. Betawi
f. Lainnya, sebutkan ..
Agama : a. Islam
e. Buciha
b. Kristen
Status Pernikahan : a. Belum Menikah
Janda/Duda
Memperoleh Narkoba dari: a. Pria
c. Katolik
b. Menikah
b. Wanita
Hubungan Saudara dengan Pria /Wanita itu:
d.Hindu
c.
a. Teman b. Rekankerja c. Pacar/suami d. Lainnya, sebutkan ..
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan paharni baik-baik setiap
pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pemyataan
pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list
('1) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pemyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 6 kolom, yaitu kolom no, pemyataan,
sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS).
Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list lah pada kolom ke 3.
Jika jawaban Saudara setuju, check-list !ah pada kolom ke 4.
Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5.
Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list !ah pada kolom ke 6.
Contoh:
);> Jika jawaban saudara Setu.ju:
Sangat Tidak Sangat
Setu.ju Tidak No Pernyataan Setu.ju Setu.ju
(SS) (S)
(TS) Setu.ju
(STS)
1 Saya adalah pekerja
" keras.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh
jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
Sangat Tidak Sangat
Setuju Tidak No Pernyataan Setuju (S)
Setuju Setuju
(SS) (TS) (STS) 1 Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang memiliki harga diri,
paling tidak saya sama dengan orang lain.
2 Sa ya bisa menghargai diri saya sendiri maupun orang lain.
3 Sa ya merasa saya memiliki beberapa kualitas diri yang baik.
4 Sa ya menyadari kelebihan dan kekurangan saya.
5 Setelah dipertimbangkan semuanya, saya cenderung merasa bahwa saya adalah orang yang gaga!.
6 Sa ya tidak berhasil dalam hidup.
7 Saya dapat melakukan segala sesuatu sama baiknya dengan yang orang lain lakukan.
8 Kalau orang lain bisa melakukannya, saya yakin, saya juga bisa.
9 Sa ya merasa tidak memiliki apapun yang dapat saya banggakan.
10 Sa ya belum memperoleh prestasi apapun seumur hid up.
11 Sa ya mengambil sikap yang baik yang ada pada diri saya.
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pemyataan, baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan
pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list
('1) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pemyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 7 kolom, yaitu kolom no, pemyataan,
sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS) dan Ragu-ragu (R).
Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list !ah pada kolom ke 3.
Jika jawaban Saudara setuju, check-list !ah pada kolom ke 4.
Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5.
Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6.
Jika jawaban Saudara ragu-ragu, check-list !ah pada kolom ke 7.
Contoh:
)> Jika jawaban saudara Setuju:
Sangat Tidak Sangat
Ragu-Setuju Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju ragu
(SS) (S)
(TS) Setuju
(R) (STS)
1 Saya adalah wanita .y yang mandiri
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh
jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
Sangat Tidak Sangat
Ragu-Setuju Tldak
No Pernyataan Setuju (S)
Setuju Setuju
ragu (SS) (TS) (STS) (R)
1 Orang tua bisa saja salah mendidik anak-anaknya.
2 Orang tua memiliki kekuasaan yang besar terhadap anak-anaknya.
3 Orang tua mengetahui segalanya tentang anak-anaknya.
4 Orang tua tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap kehidupan anak-anaknya.
5 Saya dan orang tua saya mampu bekerja sama.
6 Saya tidak berhak memberikan saran kepada orang tua saya.
7 Saya tidak berhak memberikan dukungan emosional kepada orang tua saya.
8 Saya sebagai anak, berhak menyampaikan ide dan saran saya kepada orang tua saya.
9 Saya berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri.
10 Saya membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan permasalahan sava.
11 Sava menceritakan masalah sava kepada orang tua.
12 Saya bisa mengandalkan diri sendiri.
13 Saya menceritakan segala perasaan saya kepada orang tua.
14 Ada ha! pribadi yang saya rahasiakan dari orang tua saya.
15 Tidak ada seorang pun yang mampu mengatasi masalah yang saya hadapi kecuali orang tua saya.
16 Saya bertanggung jawab.
17 Sa ya tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin akan terjadi.
18 Saya dapat mempertimbangkan saran dari orang-orang di sekitar saya ketika akan memutuskan suatu perkara.
19 Sulit bagi saya untuk memahami secara logis masalah-masalah yang saya hadapi.
20 Saya tidak membiarkan orang lain mengendalikan kehidupan say a.
21 Sa ya bertindak sesuai dengan kemauan orang-orang di sekitar saya.
22 Saya dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara saya dan teman-teman saya.
23 Tindakan yang saya lakukan berdasarkan pengaruh dan saran dari orang-orang sekitar saya.
24 Saya yakin, saya yang mengontrol atas hidup saya sendiri.
25 Saya merasa tidak bebas bertindak sesuai dengan yang saya inginkan.
26 Saya mampu mengatur hidup saya sendiri.
27 Saya bergantung terhadap saran yang diberikan orang-orang di sekeliling saya.
28 Sa ya dapat memprediksikan akibat tindakan yang akan saya lakukan.
29 Saya bertindak gegabah.
30 Saya dapat menganalisa penyebab masalah yang saya hadapi.
31 Saya tidak pintar dalam menganalisa symbol-simbol matematika.
32 Saya menuruti peraturan-peraturan yang saya anggap baik.
33 Saya mentaati peraturan karena takut.
34 Saya berprinsip mentaati aturan-aturan dalam masyarakat.
35 Sava mentaati peraturan karena terpaksa.
36 Sa ya dapat memutuskan tindakan apa yang akan saya lakukan.
37 Menjadi kurir narkoba adalah peketjaan yang baik.
38 Penggunaan dan pengedaran narkoba adalah melanggar hokum.
39 Lelaki memiliki kekuasaan penuh terhadap istrijkekasihnya.
40 Penggunaan narkoba dapat merusak moral.
3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 1 4 1 1 1 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 4 4 2 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 2 4 4 5 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 1 2 5 4 5 5 5 2 2 5 4 5 5 5 2 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 1 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 2 5
iability
Warnings
1e space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or 1ed in the anal sis.
Case Processing Summary
N % as es Valid 30 100.0
Excluded• 0 .0 Total 30 100.0
1. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
;ronbach's Alpha N of Items
.802 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N ~R00001 2.9667 .61495 30 ~R00002 3.4000 .49827 30 ~R00003 3.1000 .40258 30 ~R00004 3.2333 .43018 30 ~R00005 2.6667 .71116 30 ~R00006 2.8000 .76112 30 ~R00007 3.1667 .46113 30 ~R00008 3.2000 .48423 30 ~R00009 2.8000 .71438 30 ~R00010 3.0000 .64327 30 ~R00011 3.2000 .40684 30 ~R00012 3.2333 .43018 30 \R00013 2.2333 .62606 30 \R00014 2.9000 .60743 30 \R00015 2.6333 .71840 30 \R00016 2.6333 .76489 30 \R00017 2.7333 .63968 30 \R00018 2.5667 .77385 30 \R00019 2.6000 .67466 30 \R00020 3.0000 .45486 30
liability
Warnings
he space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or sed in the anal sis.
Caso Processing Summary
N % ases Valid 30 100.0
Excluded• 0 .o Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Aloha
.786 N of Items
40
Item Statistics
Mean Std. Deviation N \R00001 3.8333 .94989 30 \R00002 3.6000 1.16264 30 \R00003 3.5000 1.22474 30 \R00004 3.6667 1.18419 30 \R00005 3.9000 .75886 30 \R00006 3.9333 .63968 30 \R00007 3.6667 1.02833 30 \R00008 4.1667 .79148 30 \R00009 3.9667 .66868 30 \R00010 2.6000 1.16264 30 \R00011 2.3667 1.06620 30 \R00012 3.3667 1.06620 30 \R00013 2.6667 1.09334 30 \R00014 3.9000 .88474 30 \R00015 3.5667 1.10433 30 \R00016 4.1000 .75886 30 \R00017 2.8667 1.19578 30 \R00018 3.9667 .76489 30 \R00019 2.7667 1.25075 30 \R00020 4.0667 .73968 30 \R00021 3.6667 1.09334 30 \R00022 4.0667 .44978 30 \R00023 3.8000 .92476 30 \R00024 3.8667 .89955 30 \R00025 3.2000 1.12648 30 \R00026 3.9333 .86834 30 \R00027 3.8333 .94989 30 \R00028 3.8667 .81931 30 \R00029 3.4000 1.10172 30 \R00030 4.0000 .74278 30 IR00031 2.8333 1.11675 30 1R00032 4.0667 .86834 30 1R00033 3.5667 1.00630 30 1R00034 4.1333 .57135 30 1R00035 3.9667 .80872 30 •R00036 4.1667 .87428 30 •R00037 4.4000 .no13 30 •R00038 4.3333 .80230 30 .R00039 4.1333 1.07425 30 .R00040 4.7000 .53498 30
Item· Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
\R00001 144.5667 146.530 .215 .783
\R00002 144.8000 145.476 .198 .784
\R00003 144.9000 147.955 .098 .789
\R00004 144.7333 139.926 .395 .775
\R00005 144.5000 145.224 .360 .778
\R00006 144.4667 147.913 .261 .782 \R00007 144.7333 140.064 .463 .773
\R00008 144.2333 147.495 .222 .783 \R00009 144.4333 145.151 .421 .777 \R00010 145.8000 140.372 .387 .775 \R00011 146.0333 152.309 -.040 .794 \R00012 145.0333 146.930 .167 .785 \R00013 145.7333 157.995 -.248 .802 \R00014 144.5000 157.707 -.275 .799 \R00015 144.8333 142.489 .329 .778 \R00016 144.3000 146.493 .289 .781 \R00017 145.5333 154.602 -.123 .799 \R00018 144.4333 148.323 .187 .784 \R00019 145.6333 140.171 .360 .777 \R00020 144.3333 143.885 .448 .776 \R00021 144.7333 137.720 .525 .769 \R00022 144.3333 148.023 .380 .780 \R00023 144.6000 143.628 .357 .778 \R00024 144.5333 139.706 .558 .770 \R00025 145.2000 138.579 .473 .772 \R00026 144.4667 139.568 .588 .770 \R00027 144.5667 140.668 .480 .773 \R00028 144.5333 145.637 .307 .780 \R00029 145.0000 145.034 .231 .783 IR00030 144.4000 143.559 .465 .775 \R00031 145.5667 143.082 .302 .779 IR00032 144.3333 148.506 .148 .785 IR00033 144.8333 139.454 .502 .771 lR00034 144.2667 152.478 -.030 .789 lR00035 144.4333 145.564 .316 .780 1R00036 144.2333 143.220 .402 .776 1R00037 144.0000 146.345 .292 .780 •R00038 144.0667 150.064 .085 .787 •R00039 144.2667 148.202 .116 .787 •R00040 143.7000 150.286 .138 .785
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 48.4000 152.386 12.34448 40
Blue Print Skala Kemandirian
INDIKATOR
KEMANDIRIAN EMOSIONAL
Perasaan individuated salam hubungannya den an orang tua KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU
KEMANDIRIAN NILAI Kemam uan berfikir abstrak Lebih mendasarkan kayakinannya pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis rinsi moral) Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam ke akinann a. TOTAL
ITEM FAVORABLE UNFAVORABLE
19 20,22 21,23 24,26 25,27
28, 30 31 33,35
3
20 20
PENGANTAR
Salam Kenai ! Saya mahasiswa semester IX Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini sedang melakukan penelitian guna melengkapi data skripsi.
Saya membutuhkan bantuan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pernyataan terlampir. Bagi saudara-saudara yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan kesediaan.
Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang saudara berikan sesuai dengan apa yang diminta.
Jawaban Saudara tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan Saudara akan terjamin.
Terima kasih atas kesediaan saudara-saudara meluangkan waktunya demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Ciputat, 29 Oktober 2009 Peneliti,
NovitaSari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI
Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Novita Sari, mahasiswa semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Saya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristikkarakteristik yang diinginkan, yaitu dewasa muda yang berusia 20-40 tahun. Pada saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas satu bagian, dan sebuah data identitas pribadi. Saya mungkin dapat merasa tidak nyarnan saat berhadapan dengan pemyataan-pernyataan yang muncul dalam kuesioner, dan karenanya berhak untuk mengundurkan diri.
Semua jawaban yang saya berikan akan dijarnin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan konstruksi tes ini. Oleh karena itu, saya tidak perlu mencanturnkan nama pada kuesioner maupun pada data identitas pribadi.
Dengan mengikuti penelitian ini, saya sudah berjasa bagi perkembangan ilmu psikologi. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
(Tanda tangan dan inisial nama) Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
Tanggal:
IDENTITAS RESPONDEN
Nama (Inisial)
Usia : a. 20-30 tahun b. 31-40 tahun
Pendidikan Terakhir: a. SD
e.Sl
b.SMP c.SMA
f.52
d. Diploma
g.53
Suku Bangsa : a.Jawa
e. Batak
b.Sunda c. Minang d. Betawi
£. Lainnya, sebutkan ..
Ag am a : a. Islam
e. Budha
b. Kristen
Status Pernikahan : a. Belum Menikah
Janda/Duda
Memperoleh Narkoba dari: a. Pria
c. Katolik
b. Menikah
b. Wanita
Hubungan Saudara dengan Pria/Wanita itu:
d.Hindu
c.
a. Teman b. Rekanketja c. Pacar/suami d. Lainnya, sebutkan ..
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan
pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list
(.Y) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pernyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 6 kolom, yaitu kolom no, pernyataan,
sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS).
Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list !ah pada kolom ke 3.
Jika jawaban Saudara setuju, check-list lah pada kolom ke 4.
Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5.
Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6.
Contoh:
>- Jika jawaban saudara Setuju:
Sangat Tidak Sangat
Setuju Tidak No Pernyataan Setuju Setuju
(SS) (S)
(TS) Setuju
(STS)
1 Saya adalah pekerja
" keras.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh
jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
12 Secara keseluruhan, saya merasa puas dengan diri saya sendiri.
13 Kehadiran saya tidak berarti bagi orang di sekitar saya.
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan paharni baik-baik setiap
pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pemyataan
pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list
(--/) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pernyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 7 kolom, yaitu kolom no, pernyataan,
sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS) dan Ragu-ragu (R).
Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list lah pada kolom ke 3.
Jika jawaban Saudara setuju, check-list lah pada kolom ke 4.
Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5.
Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6.
Jika jawaban Saudara ragu-ragu, check-list lah pada kolom ke 7.
Contoh:
> Jika jawaban saudara Setuju:
Sangat Tidak Sangat
Ragu-Setuju Tidak
No Pernyataan Setuju Setuju ragu
(SS) (S)
(TS) Setuju
(R) (STS)
1 Saya adalah wanita
--/ yang mandiri
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh
jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
11 Saya dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara saya clan teman-teman saya.
12 Tindakan yang saya lakukan berdasarkan pengaruh clan saran dari orang-orang sekitar saya.
13 Saya yakin, saya yang mengontrol atas hid up saya sendiri.
14 Saya merasa tidak bebas bertindak sesuai dengan yang saya inginkan.
15 Saya mampu mengatur hidup saya sendiri.
16 Saya bergantung terhadap saran yang diberikan orang-orang di sekeliling saya.
17 Sa ya dapat memprediksikan akibat tindakan yang akan saya lakukan.
18 Saya tidak pintar dalam menganalisa simbol-simbol matematika.
19 Saya dapat menganalisa penyebab masalah yang saya hadapi.
20 Saya mentaati peraturan karena takut.
21 Menjadi kurir narkoba adalah pekerjaan yang baik.
22 Saya mentaati peraturan karena terpaksa.
3 3 3 2 4 3 4 3 4 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2
4 4 1 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3
4 3 3 1 4 1 2 3 1 1 1 4 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 2 1 1 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 2 3 1 1 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 1 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 1 1 4 1 1 4 1 1 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 1 5 2 2 2 5 1 4 5 1 4 5 5 4 4 5 5 3 3 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 1 4 4 5 4 2 4 4 3 4 5 1 5 4 3 2 2 4 5 1 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 3 4 4 4 2 4 1 4 2 2 4 4 4 1 5 5 4 2 5 1 4 4 4 5 1 5 4 4 5 4 2 4 4 1 5 5 5 1 5 4 5 1 4 5 4 5 1 5 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 2 5 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 4 2 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 5 4 5 5 1 4 5 5 1 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 2 4 4 2 1 5 1 1 4 5 4 2 4 2 2 4 5 4 5 4 2 1 5 1 2 4 5 5 5 1 4 2 5 2 4 4 1 5 5 4 5 2 2 2 4 4 2 4 5 5 4 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 5 4 3 1 4 1 1 1 2 1 3 5 3 5 3 2 1 3 5 2 2 5 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 5 1 5 5 4 5 4 4 5 5 2 4 5 5 4 4 2 5 4 3 1 5 2 2 5 5 2 1 5 4 2 4 2 2 5 5 2 1 2 5 4 2 4 4 5 4 5 2 2 5 4 4 4 4 2 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 1 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 5 2 1 5 5 4 5 4 4 2 2 4 4 --4 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 ,...3 4\ 3 4 3 5 3
- ~ \ I z -u \ (/l c: -< (fl '
)> -i \ :: ~ I
\ - " V )> I
'- > \ )> z
~ s \ -i )>
J>~