SKRIPSI -...

106
UTANG SEBAGAI ALASAN PUTUSNYA IKATAN PERKAWINAN (Analisis Putusan Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : MUHAMAD ADNAN NIM. 1110044200012 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of SKRIPSI -...

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

UTANG SEBAGAI ALASAN PUTUSNYA IKATAN PERKAWINAN (Analisis Putusan Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

MUHAMAD ADNAN

NIM. 1110044200012

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan
Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan
Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

iv

KATA PENGANTAR

بسم هلل الر حمن الر حيم

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

telah senantiasa memberikan rahmat yang berlimpah kepada penulis, sehingga

penulis diberikan kemampuan, kekuatan serta ketabahan hati dalam menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat beriring salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan

besar kita Baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari zaman

kejahiliyahan ke zaman ketauhidan dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat kurikulum sarjana strata satu

(S-1) program studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain

kepada :

1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Kamarusdiana, S.Ag, M.H dan Sri Hidayati, MA, Ketua dan Sekretaris Prodi

Hukum Keluarga.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

v

3. Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H, M.A, Pembimbing yang telah banyak membantu

memberikan bimbingan, petunjuk, masukan serta kemudahan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Dr. Moh. Ali Wafa, S.Ag, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak membimbing saya dari awal masuk perkuliahan sampai hari ini.

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membekali saya dengan ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang sangat berguna.

6. Kedua orang tua, Sudiro (Ayahanda tercinta) dan Runati (Ibunda tercinta) atas

segala doa, nasehat, dukungan dan kasih sayang yang tak ada hentinya

dicurahkan kepada penulis.

7. Kakak, Kakak Ipar dan Adikku : Dwi Marianti Sudiro, Desta Sutrisna Hamid,

Abdullah Sa’bani dan Dede Juanda yang selalu memberikan kasih sayang

serta motivasi yang tak henti-hentinya kepada penulis.

8. Rukiyati (Ukie) sebagai sahabat sekaligus kekasih yang telah mendukung dan

memberikan semangat saya sepenuhnya, Abim, Azhar, Menyeng, Oge, Oji,

Sukron dan semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini namun tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.

9. Sahabat-sahabat Jurusan Administrasi Keperdataan Islan angkatan 2010 serta

kawan-kawan TEAM KKN 87 yang selalu ada di saat suka dan duka penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

vi

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik dan koreksi yang konstruktif

untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 8 Januari 2015

Muhamad Adnan

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

vii

ABSTRAK

MUHAMAD ADNAN : 1110044200012 Utang Sebagai Alasan Putusnya

Ikatan Perkawinan (Analisisi Putusan Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, Program

Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta, 2015, x + 80 + lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penetapan Hakim dalam

memutuskan perkara perceraian yang disebabkan karena utang-piutang sesuai dengan

Undang-undang, Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan ajaran Agama Islam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data

melalui riset pustakaan dan riset lapangan, metode interview dan observasi, serta

teknik penulisan yang disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik sebuah

kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

alasan putusnya ikatan perkawinan berdasarkan putusan Hakim Pengadilan Agama

Tangerang. Dengan alasan, bahwa utang piutang sampai saat ini masih belum dapat

dijadikan alasan perceraian dikarenakan belum ada peraturan pelaksanaannya

sehingga terdapat kekosongan, maka Hakim melandaskan putusan berdasarkan nilai-

nilai yang berkaitan pada putusan tersebut.

Kata Kunci : Perceraian, Utang Piutang

Pembimbing : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA.

Daftar Pustaka : Tahun 1974 s.d Tahun 2013

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ............................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 9

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 10

E. Review Studi Terdahulu ............................................................. 13

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 15

BAB II PERCERAIAN DAN UTANG PIUTANG

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ................................... 17

B. Sebab-sebab Terjadinya Perceraian ............................................ 21

C. Perbedaan dan Prosedur Cerai Talaq dan Cerai Gugat ............... 23

D. Pengertian dan Dasar Hukum Utang Piutang ............................. 28

E. Rukun, Syarat dan Hikmah Utang Piutang ................................. 31

BAB III PROFIL PENGADILAN AGAMA TANGERANG

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

ix

A. Sejarah Singkat Pengadilan ........................................................ 34

B. Visi dan Misi Pengadilan ............................................................ 36

C. Tugas, Pokok dan Fungsi Pengadilan ......................................... 37

D. Struktur Organisasi Pengadilan .................................................. 38

E. Wilayah Yuridiksi Pengadilan .................................................... 43

BAB IV PUTUSAN PENGADILAN

A. Duduknya Perkara Putusan (No. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng) ..... 47

B. Gugatan dan Pembuktian ............................................................ 48

C. Pertimbangan Hukum ................................................................. 50

D. Duduknya Perkara Putusan (No. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng) ......... 51

E. Permohonan dan Pembuktian ..................................................... 53

F. Pertimbangan Hukum ................................................................. 55

G. Analisis Penulis ........................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 64

B. Saran ........................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Salinan Putusan No. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng.......................... 71

2. Salinan Putusan No. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng.............................. 83

3. Surat Permohonan Data/Wawancara di Pengadilan ................... 95

4. Permohonan Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi .............. 97

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

untuk menyelamatkan manusia menggapai jalan yang lurus. Norma-norma abadi

yang dimiliki Islam tersebut keluar sebagai rangkaian peraturan yang disebut

hukum. Hukum tersebut bersifat baku dan diakui sebagai “undang-undang

Tuhan” [qanun ilahi] : permanen dan tidak dapat diubah. Qanun ilahi ini,

diundangkan oleh negara atau tidak, ia harus ditegakkan sebagai suatu yang

berwatak “buatan tuhan”. Namun, ada kalanya peraturan-peraturan itu

diinterpretasi dan diformulasikan oleh manusia menjadi hukum manusia melalui

proses legislasi.1

Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perrjanjian hukum antar

pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu

pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang

biasanya intim dan seksual. Di dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari

kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan

jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga

“pernikahan”, berasal dari kata nikah yang menurut bahasa artinya

mengumpulkan, saling memasukan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi).

1 Yayan Sopyan, Islam-Negara, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hal. 1

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

2

Kata “nikah” sendiri sering digunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga

untuk arti akad nikah.2

Sedangkan menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan, tertuang dalam pasal 1 yakni Perkawinan ialah ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.3

Al-Quran menyatakan perkawinan sangat dianjurkan kepada hamba-Nya

yang beriman dan telah memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan, dalam

rangka untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya. Karena pada dasarnya manusia

adalah mahluk ciptaan Allah yang membutuhkan pendamping dalam menjalani

kehidupan sebagai mahluk yang terhormat dibandingkan dengan mahluk ciptaan

Allah yang lainnya. Allah telah menjanjikan kepada hamba-Nya yang

melaksanakan perkawinan akan diberikan anugerah yang berlipat ganda.

Perkawinan merupakan hal yang cukup menarik untuk di bicarakan lebih-

lebih pada waktu sekarang, karena pada waktu ini banyak masalah yang timbul

berkaitan dengan perkawinan, karena perkawinan merupakan hal yang rumit dan

kompleks. Rumit karena perkawinan bukanlah merupakan hal yang mudah

seperti yang dibayangkan oleh banyak orang dan kompleks karena perkawinan

menyangkut banyak segi. Seperti dalam segi untuk mendapatkan keluarga

2 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat. (Jakarta. Kencana, 2003) hal. 7

3 Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam (Jakarta. Raja

Grafindo Persada, 2004) hal. 203

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

3

bahagia yang penuh ketenangan hidup dan rasa kasih sayang yang terlihat dari

Firman Allah dalam surat ar Rum ayat 21 sebagai berikut :

Artinya : “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir”. (Q.S. Ar-Ruum ayat 21)

Oleh karena itu, untuk membentuk keluarga yang baik yang dibentuk melalui

perkawinan diperlukan pemikiran yang mendalam, lebih-lebih dalam menghadapi

waktu-waktu yang akan datang.4

Al-Qur’an memberikan petunjuk bagi umatnya untuk menikah,

membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warrohmah guna menghasilkan

keturunan yang baik. Maka tidak salah bila dikatakan bahwa perkawinan

memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, tidak

hanya sebagai legalitas hubungan badan semata namun merupakan suatu bentuk

perbuatan hukum yang berawal dari perikatan lahir dan bathin antara laki-laki

dan perempuan yang dilakukan tanpa ada paksaan maupun suruhan oleh orang

lain, ini merupakan suatu bentuk perjanjian yang sakral karena dilegalkan oleh

4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta. Putra Grafika,

2006) hal. 47

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

4

agama sebagai keyakinan yang abstrak (transendental) kedua mempelai. Hal ini

dipertegas dalam Surat An-Nisaa ayat 19 yang menyatakan :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai

wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena

hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan

kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan

bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai

mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,

Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (Q.S. An-Nisaa ayat

19)

Pada hakikatnya, seseorang melakukan akad pernikahan adalah saling

berjanji serta saling berkomitmen untuk saling mambantu, manghargai dan

menghormati satu dengan yang lainnya, sehingga tercapailah kebahagiaan dan

cita-cita yang diinginkan. Tujuan perkawinan itu tertulis dalam Kompilasi

Hukum Islam atau yang biasa disebut dengan KHI dan terdapat dalam Pasal 3.5

Selain untuk membangun suatu kehidupan yang sakinah, mawaddah dan

rohmah, penuh kasih sayang, toleransi, tenggang rasa dan sempurnanya akhlak

maka yang semua itu akan membawa rumah tangga kepada keimanan dan

5 Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia.

(Jakarta, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1992).

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

5

ketakwaan yang sempurna.6 Tetapi tidak dapat dipungkiri dengan berjalan

dinamisnya roda kehidupan, diantara anggota keluarga, diantara suami istri tidak

lepas dari perselisihan. Kenyataan seperti ini membuktikan bahwa tidak mudah

untuk memelihara keseimbangan dan kelestarian hidup bersama suami istri

bahkan kehidupan yang harmonis dan kasih sayang dalam rumah tangga tidak

dapat diwujudkan.

Tidaklah dapat dielakkan akan adanya pengaruh roda kehidupan atau

globalisasi ke dalam setiap sendi kehidupan di dunia ini, tidak terkecuali dalam

hal perkawinan akan timbul berbagai macam masalah. Kenyataan menunjukkan

bahwa cukup banyak keluarga yang mengalami keretakan akibat kurang adanya

pengertian antara suami-istri yang mengakibatkan terlantarnya anak-anak,

putusnya hubungan suami-istri dan bentuk-bentuk yang lain.

Tidak ada pernikahan yang dibangun untuk bercerai, tetapi tidak bisa

dipungkiri juga bahwa setiap rumah tangga mempunyai permasalahan dan

tantangan yang berbeda-beda. Sehingga diharapkan pemikiran yang jernih dan

kepala dingin untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang

dihadapinya, dengan demikian ikatan cinta yang berlandaskan ajaran agama

menjadi dasar bagi mereka dalam menghadapi permasalahan yang ada.

Faktor ekonomi, merupakan salah satu faktor yang menimbulkan

permasalahan di dalam kehidupan berumah tangga, seringkali pasangan suami

istri mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita dari perkawinannya karena

6 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fikih. (Jakarta.

Departemen Agama, 1985), hal. 62.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

6

faktor tersebut, serta sangat kompleksnya masalah ini dimana akan menyebabkan

rasa ketidakcocokan antara suami dan istri.

Agama mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, karena

dengan adanya ikatan yang sah itu seorang istri menjadi terikat semata-mata

kepada suaminya dan tertahan menjadi miliknya. Allah Swt berfirman dalam

surat al-Baqarah ayat 233 sebagai berikut :

Artinya : “dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu

dengan cara ma'ruf.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 233)

Nafkah yang harus dipenuhi seorang suami kepada istrinya.7 Kegiatan

istri terfokus untuk suami. Dia terhalangi melakukan banyak hal demi suaminya,

sehingga wajib bagi isteri mendapatkan pemeliharaan dan nafkah, sebagaimana

halnya pemerintah harus memberikan nafkah kepada bawahannya karena diri

mereka tertahan untuk berjihad tidak bisa beraktivitas lain. Dengan demikian

jelaslah kewajiban suami memberi nafkah kepada istri harus dengan baik. Selama

ikatan suami istri masih berjalan, dan istri tidak durhaka atau karena hal-hal lain

yang menghalangi penerimaan belanja.8

Dalam kenyataannya, banyak suami yang tidak dapat memberi nafkah

kepada istri dan anak-anaknya karena masalah ekonomi yang terus meningkat

yang pada akhirnya salah satu anggota keluarga memutuskan untuk meminjam

7 Zubair Ahmad, Relasi Suami Istri Dalam Islam, PSW UIN Syahid Jakarta. Hal. 61

8 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah : Muhammad Thalib, (Al Ma’arif), Hlm. 80

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

7

uang kepada kerabat dekat, rekan sampai kepada rentenir tergantung pinjaman

yang mereka kehendaki, karena hal ini mereka sebut sebagai alternatif untuk

mendapatkan uang dengan atau tanpa meminta izin kepada istri ataupun suami.

Tetapi hal semacam inilah yang menjadikan hubungan keluarga retak dan

membawa kepada perselisihan yang mengakibatkan perceraian di muka

pengadilan baik gugatan ataupun permohonan.

Proses perceraian sendiri diatur dalam Islam dengan sempurna, dengan

memberikan hak-hak bagi mereka supaya masing-masing dapat menjalankan

peran dan fungsinya secara optimal.9

Di lihat dari latar belakang yang ada, ditakutkan akan ada kasus-kasus

semacam ini di ranah masyarakat dikarenakan kelalaian hakim dalam

menetapkan putusan suatu perkara. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk

meneliti lebih lanjut dan mencoba menganalisis putusan majelis hakim

Pengadilan Agama Tangerang dalam karya ilmiah yang berbentuk skripsi yang

berjudul :

“UTANG SEBAGAI ALASAN PUTUSNYA IKATAN

PERKAWINAN” (Analisis Putusan Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan

Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

9 Dikutip sepenuhnya dari id.m.wikipedia.org/wiki/Perceraian#islam, artikel diunduh

pada 18-03-2014/ pukul 11:07 WIB.

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

8

Agar pembahasan skripsi ini terarah dan lebih spesifik, maka perlu

ditentukan batasan masalah yang akan dibahas. Adapun pembatasan masalah

yang akan dibahas sesuai dengan permasalahan bahwa secara teori Undang-

undang maupun KHI, utang-piutang tidak dapat dijadikan alasan putusnya

ikatan perkawinan tetapi pada kenyataannya alasan tersebut dapat dipakai

oleh Majelis Hakim di Pengadilan Agama, Penulis melakukan penelitian

dengan objek penelitian di Pengadilan Agama Tangerang.

2. Rumusan Masalah

Dalam peraturan yang berlaku tidak disebutkan utang piutang sebagai

penyebab putusnya ikatan perkawinan baik oleh al-Quran, Hadits, Undang-

undang maupun Kompilasi Hukum Islam (KHI), tetapi kenyataannya di

lapangan banyak suami maupun istri yang tidak melaksanakan kewajibannya

sehingga terdapat putusan perceraian yang disebabkan karena utang piutang.

Rumusan masalah tersebut penulis rinci dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :

a. Apakah suami maupun istri yang tidak sanggup membayar utang dapat

menjadi suatu alasan perceraian?

b. Bagaimana prosedur perceraian karena suami mempunyai banyak utang

serta suami tidak sanggup membayar utang istri?

c. Apa pertimbangan hakim dalam mengabulkan perkara putusan Gugatan

Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan putusan Permohonan Nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng?

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

9

Dengan pembatasan dan rumusan masalah di atas diharapkan skripsi

ini dapat menjelaskan sesuai dengan tema yang penulis ambil dalam judul

skripsi utang sebagai alasan putusnya ikatan perkawinan di Pengadilan

Agama Tangerang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan sebagaimana diuraikan diatas, maka

tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah :

1. Untuk memahami keputusan Hakim Pengadilan Agama dalam menetapkan

putusan perceraian yang disebabkan karena hutang.

2. Untuk mengetahui apa yang dijadikan dasar atau pertimbangan hakim

pengadilan agama dalam menentukan putusan tersebut serta akibat putusan

tersebut.

Adapun manfaat yang akan didapatkaan dalam penelitian diantaranya

adalah :

1. Bagi Penulis

a. Mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh dan dapat memperluas

pengetahuan khususnya dalam bidang perceraian.

b. Menegtahui kondisi yang terjadi dilapangan khususnya di dalam lingkup

Pengadilan Agama.

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

10

c. Membandingkan teori yang telah ada dengan permasalahan yang

sebenarnya terjadi di masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi bagi semua kalangan masyarakat tentang percerian

karena hutang piutang dan akibat hukumnya.

b. Memberikan informasi tentang keputusan Hakim Pengadilan Agama

mengenai perceraian karena hutang piutang kepada masyarakat.

3. Bagi Institusi

Memberikan informasi bagi institusi mengenai apa saja dasar Hakim

Pengadilan Agama dalam memutuskan penetapan perkara perceraian karena

hutang piutang.

4. Bagi Universitas

a. Menambah referensi bagi teman-teman dalam mempelajari hukum

perceraian serta akibat hukumnya.

b. Mengatahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu

pengetahuannya.

c. Memberikan gambaran tentang kesiapan dan kelayakan mahasiswa dalam

menangani masalah di lapangan.

D. Metode Penelitian

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

11

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini apabila dilihat dari datanya merupakan penelitian

kualitatif bersifat pendekatan analisis yuridis yaitu data yang diperoleh

meliputi salinan putusan Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng, dokumen pribadi dan lain-lain, kemudian

menganalisa isi putusan, untuk melihat sejauh mana proses penyelesaian para

hakim dalam menyelasaikan perkara perceraian karena utang piutang.

Penelitian ini juga termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library

Research) apabila dilihat dari segi penelitian hukum, yakni penelitian

kepustakaan dilakukan dengan menggunakan buku-buku, kitab-kitab fiqih,

perundang-undangan dan yurisprudensi yang berhubungan dengan penulisan

skripsi ini.

2. Pendekatan

Dalam penulisannya memakai metode pendekatan kasus, karena

pendekatan kasus sering digunakan untuk mengetahui alasan-alasan hukum

yang digunakan hakim untuk memutus perkara khususnya perkara putusan

Nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng

karena dalam pendekatan ini yang perlu diketahui oleh peneliti adalah ratio

recidendi yaitu alasan-alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk

sampai kepada putusannya.10

3. Sumber data dan proses pengumpulan data

10

Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008), Hlm. 119.

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

12

a. Data primer

Data primer berbentuk putusan dan berita acara yang didapatkan

dari Pengadilan Agama Tangerang yaitu salinan putusan Nomor.

0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, internet

dan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan perkara

perceraian dan utang piutang.

c. Studi kepustakaan (library reseach)11

Yaitu untuk memperoleh landasan teoritis yang ada kaitannya

dengan judul penulis bahas, dimana dilakukan dengan cara mengkaji

buku-buku, makalah, artikel maupun website agar mendapatkan data

tentang teori-teori dalam penelitian ini.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menggunakan konten analisis yaitu menganalisa dengan cara menguraikan

dengan mendeksripsikan putusan dan menghubungkannya dengan hasil

wawancara, serta analisa yurispudensi hakim Pengadilan Agama. Data-data

yang terkumpul selanjutnya diidentifikasi serta diolah dengan menggunakan

pola deskriftif analitis.12

5. Teknik penulisan

11

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek. (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),

Hlm. 50.-51

12 Lesy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosda Karya,

2000), Hlm. 178

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

13

Teknik penulisan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada

buku "Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2012".13

E. Review Studi Terdahulu

Dari sekian banyak literatur skripsi yang ada di Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, penulis menemukan data yang

berhubungan dengan pembahasan penelitian ini antara lain :

1. Nama Penulis : Ratih Purnamasari

Judul skripsi : "Perceraian Karena Korupsi" (Analisa Putusan Perkara

No. 21/Pdt.G/2009/PTA.JK di Pengadilan Tinggi Agama

Jakarta)

Tahun : 2011

Penulis skripsi ini menguraikan tentang perceraian yang disebabkan

karena salah satu pihak melakukan korupsi sehingga mengakibatkan kepada

perceraian. Hal tersebut terjadi karena pengakuan dan pembuktian juga

keterangan saksi-saksi yang diperoleh dan fakta-fakta menyangkut keadaan

rumah tangga penggugat dan tergugat. Selain itu adanya keterlibatan tergugat

terhadap kasus korupsi dan ditangkap oleh KPK kemudian diproses menurut

hukum sehingga hal tersebut menimbulkan pertengkaran terus-menerus yang

berakibat pada perceraian. Perbedaannya dengan skripsi saya adalah, karena

saya melihat dari dua buah putusan pengadilan, maka saya lebih menganalisis

13

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM)

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), Hlm. 32

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

14

terhadap akibat utang yang dilakukan oleh termohon dan penggugat yang

mengakibatkan adanya perbedaan antara putusan pengadilan yakni pertama

termohon mendapatkan putusan berupa talak satu raj’i, kedua, tergugat

mendapatkan putusan berupa talak ba’in syughra.

2. Nama Penulis : Etty F

Judul Skripsi : “Ketidak Harmonisan yang terjadi di Kehidupan Rumah

Tangga sebagai pemicu perceraian di Wilayah Pengadilan

Agama Jakarta Selatan”

Tahun : 2005

Dalam tulisannya menjelaskan bahwa, faktor terjadinya perceraian

salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi, faktor perselingkuhan,

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain. Adapun ketidak

harmonisan yang terjadi dalam rumah tangga merupakan salah satu faktor

yang menyebabkan terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang berakhir

dengan pelaporan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan serta

ketidak harmonisan dapat disebabkan karena adanya sikap-sikap dan perilaku

yang tidak baik di antara mereka berdua salah satunya adalah :

1. Penganiayaan, suami telah melakukan penganiayaan dan pemukulan

kepada pasangannya dalam arti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

atau istrinya dan istrinya tersebut merasa tidak diperlakukan dengan baik

sebagaimana perintah agama.

2. Ketidaktaatan, salah satu kewajiban istri terhadap suaminya ialah taat

terhadap perintah suaminya selama perintah tersebut tidak bertentangan

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

15

dengan ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, karena dalam Kompilasi

Hukum Islam (KHI) Pasal 83 ayat 1 disebutkan :

“kewajiban utama bagi suami istri ialah berbakti lahir dan batin kepada

suami di dalam garis-garis yang dibenarkan oleh hukum islam”.

Dari point ini dapat di analisa bahwa tindakan kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT) yang berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi maupun

kekerasan dalam seks yang pada akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk

mengakhiri hubungan suami istri di hadapam persidangan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

Disini terlihat jelas perbedaan dalam pembahasan judul yang dibahas dan

ditulis oleh kakak kelas penulis yakni Ratih Purnamasari dan Etty F karena di

dalam karyanya membahas judul yang tidak spesifik, maka untuk

menspesifikasikan kembali maka penulis mengajukan judul yang sudah tertera

dan mohon izinkan penulis diberikan kesempatan untuk membahas dan meneliti

kembali dari judul yang sudah penulis tetapkan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi skripsi ini, penulis

memberikan bagian pembahasan sebanyak lima bab dan secara garis besar

gambaran tersebut dapat dilihat melalui sistematika skripsi berikut ini:

BAB PERTAMA berisi pendahuluan yang akan memberikan gambaran

umum Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

16

Penelitian, Metode Penelitiani, Review Studi Terdahulu dan Sistematika

Penulisan.

BAB KEDUA menjelaskan tentang tinjauan umum tentang perceraian

yang terdiri dari, pengertian perceraian atau thalaq, pengertian utang piutang,

dasar hukum, serta thalaq yang diperolehnya.

BAB KETIGA akan Menjelaskan uraian deskripsi data berkenaan dengan

gambaran umum Pengadilan Agama Tangerang yang berkaitan dengan sejarah

dan struktur organisasinya.

BAB KEEMPAT merupakan analisis yuridis terhadap Putusan Nomor.

647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng.

BAB KELIMA adalah bagian akhir dari penulisan skripsi ini, yang

didalamnya akan berisikan kesimpulan dan saran yang bersifat kontribusi

membangun dunia akademis.

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

17

BAB II

PERCERAIAN DAN UTANG PIUTANG

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Ta’rif atau pengertian talak menurut bahasa Arab ialah berasal dari

tholaqo yathluqu-tollaqo yang bermakna “melepaskan ikatan” atau

“menguraikan tali pengikat” baik tali pengikat itu bersifat konkret seperti tali

pengikat kuda atau unta maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat

perkawinan.1 Sedangkan menurut istilah perceraian merupakan sebutan untuk

melepaskan ikatan pernikahan, apabila dibagi antara umum dan khusus yang

berarti umum adalah segala macam bentuk perceraian yang dijatuhkan oleh

suami yang ditetapkan oleh Hakim serta yang berarti khusus yakni perceraian

yang dijatuhkan oleh pihak suami. Yang di maksud disini adalah melepaskan

ikatan pernikahan atau bubarnya hubungan perkawinan. Menurut Sayyid

Sabiq, apabila telah terjadi perkawinan, yang harus dihindari adalah

perceraian, meskipun perceraian bagian dari hukum adanya persatuan atau

perkawinan itu sendiri. Dalam al-Munawir Kamus Bahasa Arab Indonesia,

cerai adalah terjemahan dari bahasa Arab “Thalaqa” yang secara bahasa

artinya melepaskan ikatan.2

Perceraian dalam bahasa Indonesia dipakai dalam pengertian yang

sama dengan talak dalam istilah fiqh yang berarti bubarnya pernikahan.

1 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,

Ilmu Fikih, (Jakarta: Departemen Agama, 1985), Cet. Ke-2, h. 226

2 Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir : Kamus Bahasa Arab Indonesia, ( Surabaya :

Pustaka Progresif, 1997) Cet. Ke 14, h. 53

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

18

Sebagaimana hukum perkawinan, hukum perceraian dalam islam juga kerap

menimbulkan salah paham, seakan-akan ajaran islam memberikan hak yang

lebih besar kepada laki-laki daripada perempuan, padahal betapa hati-hatinya

hukum islam dalam mengatur soal perceraian dan tidak salah kalau dikatakan

bahwa tiada satu agama atau peraturan manusia pun yang dapat menyamainya.

Hak laki-laki dan perempuan begitu seimbang sehingga mencerminkan rasa

keadilan yang luhur.3

Secara esensial bercerai itu berarti kufur terhadap nikmat Allah,

sedang kawin adalah suatu nikmat dan kufur terhadap suatu nikmat adalah

haram. Jadi tidak halal bercerai kecuali karena keadaan darurat. Tetapi jika

tidak ada alasan, perceraian yang demikian berarti kufur terhadap nikmat

Allah, berlaku jahat kepada istri. Karena itu, perbuatan tersebut dibenci dan

dilarang Islam.4

Apabila pergaulan suami-istri tidak dapat mencapai tujuan pernikahan

tersebut, maka hal itu akan mengakibatkan berpisahnya dua keluarga. Karena

tidak ada kesepakatan antara suami-istri, maka dengan keadilan Allah Swt.

dibukakannya suatu jalan keluar dari segala kesukaran itu, yaitu pintu

perceraian. Mudah-mudahan dengan adanya jalan itu terjadilah ketertiban dan

ketentraman antara kedua belah fihak, dan supaya masing-masing dapat

mencari pasangan yang cocok yang dapat mencapai apa yang dicita-citakan.5

3 Beni Ahmad Syaebani, FIQH MUNAKAHAT. (Bandung : Pustaka Setia, 2001). h. 55

4 Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995), h. 317.

5 Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM. (Bandung : Sinar Baru Algesindo, cetakan ke 30,

1997). h. 401

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

19

2. Dasar Hukum Perceraian

Orang yang mencermati hukum-hukum yang terkandung dalam

masalah talak akan kian kuat, menurutnya perhatian Islam terhadap institusi

rumah tangga dan keinginan Islam demi kekalnya hubungan baik antara suami

isteri. Karena itu, tatkala Islam membolehkan talak, ia tidak menjadikan

kesempatan menjatuhkan talak hanya sekali yang kemudian hubugan kedua

suami isteri terputus begitu saja selama-lamanya, tidak demikian, namun

memberlakukannya sampai beberapa kali.

Allah SWT berfirman,

Artinya: “bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian

kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan

mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat”.

(Q. S. An-Nisaa ayat 21)

Suami istri wajib menjaga terhubungnya tali pengikat perkawinan dan

tidak sepantasnya pasangan suami istri berusaha merusak dan memutuskan tali

tersebut dan perkawinan harus dipelihara dengan baik sehingga bias abadi dan

apa yang menjadi tujuan perkawinan dalam islam yakni terwujudnya keluarga

sejahtera dapat terwujud.6

Apabila seorang laki-laki mentalak isterinya, talak pertama atau

talak kedua, maka ia tidak berhak baginya untuk mengusir isterinya dari

6 H. Amiur Nuruddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Studi Kritis Perkembangan

Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang Nomor 1 Than 1974 sampai KHI, (Jakarta : Kencana,

2006) h. 206

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

20

rumahnya sebelum berakhir masa idahnya, bahkan sang isteri tidak boleh

keluar dari rumah tanpa izin dari suaminya. Hal itu disebabkan Islam sangat

menginginkan segera hilangnya amarah yang menyulut api perceraian.

Kemudian Islam menganjurkan agar kehidupan harmonis rumah tangga, bisa

segera pulih kembali seperti semula, dan inilah yang disebutkan Rabb kita

dalam firman-Nya,

Artinya : ”Hai Nabi jika kamu menceraikan isteri-isterimu, maka hendaklah

kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya

(yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah

Rabbmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan

janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau melakukan perbuatan keji

yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barang siapa yang melanggar

hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zhalim terhadap

dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barang kali Allah mengadakan

sesudah itu suatu hal yang baru.” (Ath-Thalaq ayat 1)

Ada pula hadits yang berkenaan dengan dasar hukum perceraian. Yaitu hadits

yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah, sebagai berikut:

ر قال عن لم ب ن عم و ه وسلم الل الله صل : قال رسم : اع ض م اح للال ا ى الله ي

اعو داود(اح طلاقم )رواه 7

7 Muhammad ibn Ismail Al Amir As-Shan’ni, Subul As-Salam Al Musholah ila Bulugh

Al Maram, Juz 3 (Kairo: Dar Ibn Al Jauzi, 1428 H), h. 156

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

21

Artinya : “Dari Ibnu Umar, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesuatu

(perbuatan) halal yang paling di benci oleh Allah adalah perceraian

(perceraian)”. (HR. Abu Daud).

Perceraian adalah perbuatan halal yang paling di benci oleh Allah, dan

perceraian merupakan alternatif terakhir atau sebagai “pintu darurat” yang

boleh ditempuh manakala bahtera kehidupan rumah tangga tidak lagi dapat

dipertahankan keutuhannya.8

B. Sebab - Sebab Terjadinya Perceraian

Angka perceraian semakin meningkat dari waktu ke waktu. Perceraian

terjadi apabila kedua belah pihak baik suami maupun istri sudah sama-sama

merasakan ketidakcocokan dalam menjalani rumah tangga. Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tidak memberikan definisi mengenai

perceraian secara khusus. Pasal 39 ayat (2) UU Perkawinan serta penjelasannya

secara keras menyatakan bahwa perceraian dapat dilakukan apabila sesuai dengan

alasan-alasan yang telah ditentukan. Definisi perceraian di Pengadilan Agama itu,

dilihat dari putusnya perkawinan. Putusnya perkawinan di Undang-Undang

Perkawinan akan dijelaskan, yaitu :9

1. Karena Kematian

Putusnya perkawinan yang disebabkan oleh kematian tidak

menimbulkan banyak persoalan, apalagi kematian tersebut terjadi di hadapan

dan di tempat kediaman bersama, sehingga tidak ada masalah yang perlu

diperbincangkan lagi. Dengan meninggalnya salah seorang dari pasangan

8 Abu Daud Sulaiman bin al-„Asy‟ Asy, Sunan Abu Daud”, Mausu‟ah al-Hadis al-

Syarif, (Mesir: Global Islamic Sofware Company, 2000), Juz. I. h. 5.

9 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 38 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 113

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

22

suami istri, dengan sendirinya putuslah ikatan perkawinan. Pihak yang masih

hidup boleh menikah lagi bilamana persyaratan yang telah ditentukan oleh

ketentuan yang berlaku dipenuhi sebagaimana mestinya.10

2. Karena Perceraian

Undang-Undang membedakan antara perceraian atas kehendak suami

dan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena karakteristik hukum Islam

dalam perceraian memang menghendaki demikian, sehingga proses perceraian

atas kehendak suami berbeda dengan perceraian atas kehendak istri.

Perceraian atas kehendak suami disebut cerai talak, sedangkan cerai atas

tuntutan istri disebut cerai gugat.11

3. Karena Atas Putusan Pengadilan

Putusnya perkawinan karena putusan Pengadilan adalah berakhirnya

perkawinan yang didasarkan atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap. Alasan-alasan yang dipergunakan dalam putusnya

perkawinan berdasarkan putusan pengadilan tidak terinci dan tertentu seperti

alasan-alasan perceraian yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan PP

Nomor 9 tahun 1975. Beberapa alasan yang dipergunakan antara lain: (a)

alasan karena tidak sanggup memberi nafkah, dan (b) alasan karena istri atau

suami hilang tidak tahu kemana perginya. Alasan yang benar-benar murni

10 Lili Rasyidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Indonesia dan Malaysia,

(Bandung: Rosda Karya, 1991), h. 194.

11 H. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta:

Pustaka Pelajar, 2000), cet. Ke-3, h. 206

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

23

merupakan perceraian yang berasal dari putusan Pengadilan adalah alasan

pada poin kedua (b).12

Dengan demikian, perceraian merupakan salah satu sebab putusnya

perceraian. UUP perkawinan menyebutkan adanya 16 hal penyebab

perceraian. Penyebab perceraian tersebut lebih dipertegas dalam rujukan

Pengadilan Agama, yaitu Kompilasi Hukum Islam (KHI), dimana yang

pertama adalah melanggar hak dan kewajiban.

C. Perbedaan dan Prosedur Cerai Thalaq dan Cerai Gugat

1. Perbedaan Cerai Thalaq dan Cerai Gugat

Jatuhnya talak atau cerai cukup dengan sebuah pernyataan yang

dikeluarkan oleh suami. Sebagaimana terdapat dalm Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 tentang Perceraian pada Pasal 66 ayat (1) yaitu : “Seorang

suami yang beragama islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan

permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan siding guna menyaksikan

ikrar talak”.13

Sedangkan dalam KHI pada Pasal 117 yaitu : “perceraian hanya dapat

dilakukan di depan siding Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama

tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”.14

Dalam perkara cerai gugat, seorang istri diberikan suatu hak gugat

untuk bercerai dengan suaminya, karena dalam cerai talak hanya di miliki oleh

12

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta. Putra Grafika,

2006) h. 197

13 Lihat Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989, Pasal 66

14 Lihat Kompilasi Hukum Islam Pasal 117

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

24

suami. Akan tetapi bukan berarti cerai gugat haknya mutlak milik istri dan

tidak ada pembayaran iwadl serta yang memutuskan perceraian adalah

Hakim.15

Dengan demikian masing-masing pihak telah mempunyai jalur

tertentu dalam upaya menuntut perceraian.

Secara umum, talak artinya adalah kembali. Terdapat dua jenis talak

dari segi boleh tidaknya suami rujuk denga istrinya, yaitu talak Ba’in dan talak

Raj’i.16

Talak Raj’i adalah talak yang diucapkan oleh suami, dan apabila ingin

rujuk dalam masa iddhah, maka tidak perlu ada akad nikah baru. Cukup

adanya pernyataan dari pihak suami bahwa mereka sudah rujuk. Sedangkan

untuk talak Ba’in, yaitu perceraian karena diajukan oleh sang istri. Talak

Ba’in terdiri atas dua jenis, yaitu Ba’in Kubro dan Ba’in sugro. Talak Ba’in

Kubro dapat diupayakan rujuk, namun harus melalui penghalalan (muhalil).

Sedangkan untuk Ba’in Sugro terlepas dari adanya masa masa iddhah atau

tidak, tetap harus melalui akad nikah untuk rujuk dan harus melewati prosesi

pernikahan sebagaimana awal menikah dulu.

2. Prosedur Perceraian

Tata cara pengajuan permohonan dan gugatan perceraian merujuk pada

Pasal 118 HIR, yaitu bisa secara tertulis maupun secara lisan. Apabila suami

mengajukan permohonan talak, maka permohonan tersebut diajukan di tempat

tinggal si istri. Sedangkan apabila istri mengajukan gugatan cerai, gugatan

tersebut juga diajukan ke pengadilan dimana si istri tinggal. Dalam hal ini,

15

Nailatul Hidayah, “Ketidaksanggupan Suami dalam Melunasi Hutang Istri Sebagai

sebab Pengajuan Perceraian”.(Skripsi FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 33

16 Artikel diunduh dari website http://id.wikipedia.org/wiki/Talak pada tanggal 14 Januari

2015 pada Pukul. 21.16 wib

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

25

kaum istri memang mendapatkan kemudahan sebagaimana diatur dalam

hukum Islam dan karakteristik Hukum Islam dalam perceraian memang

menghendaki demikian.17

Pemeriksaan sengketa perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang pengadilan setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak. Awal surat permohonan yang telah dibuat

dan ditandatangani diajukan ke kepaniteraan pengadilan agama (surat

permohonan diajukan pada sub kepaniteraan permohonan).

Kemudian pemohon kemeja I untuk menaksir besarnya biaya perkara

dan menulisnya pada Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya biaya

perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara

tersebut. Hal ini sejalan dengan Pasal 193 Rbg / Pasal 128 Ayat (1) HIR /

Pasal 90 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, yang meliputi:18

a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai

b. Biaya pemeriksaan, saksi ahli, juru bahasa dan biaya sumpah

c. Biaya pemeriksaan setempat dan perbuatan hakim lain

d. Biaya pemanggilan, pemberitahuan dan lain-lain atas perintah pengadilan

yang berkenaan dengan perkara tersebut.

Setelah terdaftar, permohonan diberi nomor perkara kemudian

diajukan kepada Ketua Pengadilan, setelah Ketua Pengadilan menerima

17

Latif, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia. h. 72

18 Pasal 90 Ayat (1), Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Perubahan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama, h.74

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

26

permohonan maka ia menunjuk hakim yang ditugaskan untuk menangani

perkara tersebut. Pada prinsipnya pemeriksaan dalam persidangan dilakukan

oleh hakim maka ketua menunjuk seorang hakim sebagai ketua majelis dan

dibantu dua orang hakim anggota.19

Setelah itu hakim yang bersangkutan dengan surat ketetapannya dapat

menetapkan hari, tanggal serta jam, kapan perkara itu akan disidangkan. Ketua

majelis memerintahkan memanggil kedua belah pihak supaya hadir dalam

persidangan. Tata cara pemanggilan di mana harus secara resmi dan patut,

yaitu:

a. Dilakukan oleh jurusita atau jurusita pengganti diserahkan kepada pribadi

yang dipanggil di tempat tinggalnya;

b. Apabila tidak ditemukan maka surat panggilan tersebut diserahkan kepada

Kepala Desa dimana ia tinggal;

c. Apabila salah seorang telah meninggal dunia maka disampaikan kepada

ahli warisnya;

d. Setelah melakukan pemanggilan maka jurusita harus menyerahkan risalah

(tanda bukti bahwa para pihak telah dipanggil) kepada hakim yang akan

memeriksa perkara yang bersangkutan;

e. Kemudian pada hari yang telah ditentukan sidang perkara dimulai.20

19

R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata: Tata Cara dan Proses Persidangan,

(Jakarta: Sinar Grafika,2004), Cet.ke-6, h.39

20 R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata,…, Cet.ke-6, h. 40.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

27

Pasal 121 HIR, untuk membantu Majelis Hakim dalam menyelesaikan

perkara, maka ditunjuk seorang atau lebih panitera sidang dalam hal ini

panitera, wakil panitera, panitera muda dan panitera pengganti.21

Sebagaimana yang telah tertera dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 54: “Hukum acara yang berlaku

pada Pengadilan Agama dalam lingkungan Peradilan Agama adalah hukum

acara perdata yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan peradilan

umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam undang-undang ini” hal

ini menjelaskan bahwa proses pemeriksaan perkara di depan sidang

pengadilan dilakukan melalui tahap-tahap dalam hukum acara perdata.22

Setelah hakim membuka sidang dan dinyatakan terbuka untuk umum,

dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan tentang keadaan para pihak, ini

hanya bersifat checking identitas para pihak apakah para pihak sudah mengerti

mengapa mereka dipanggil untuk menghadiri sidang. Pada upaya perdamaian,

inisiatif perdamaian dapat timbul dari hakim. Pemohon ataupun termohon,

hakim harus sengguh-sungguh mendamaikan para pihak. Apabila ternyata

upaya perdamaian yang dilakukan tidak berhasil, maka sidang dinyatakan

tertutup untuk umum dilanjutkan ketahap pemeriksaan.23

21

M. Fauzan, Pokok Pokok Acara Peradilan Agama, h. 13

22 A. Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), cet.ke-1, h.

202-203.

23 R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata: Tata Cara dan Proses Persidangan,

(Jakarta: Sinar Grafika,2004), Cet.ke-6, h. 41-42

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

28

Selanjutnya pada tahap dari termohon, pihak termohon diberikan

kesempatan untuk membela diri dan mengajukan segala kepentingannya

terhadap pemohon melalui hakim. Pada tahap replik pemohon kembali

menegaskan isi permohonannya yang dilakukan oleh termohon dan juga

mempertahankan diri atas sanggahan-sangghan yang disangkal termohon.

Kemudian pada tahap duplik, termohon dapat menjelaskan kembali

jawabannya yang disangkal oleh pemohon.

Kemudian tahap kesimpulan, masing-masing pihak mengajukan

pendapat akhir tentang hasil pemeriksaan. Kemudian pada tahap putusan,

hakim menyampaikan segala pendapatnya tentang perkara tersebut dan

menyimpulkan dalam putusan dan putusan hakim adalah untuk mengakhiri

sengketa.24

D. Pengertian dan Dasar Hukum Utang Piutang

1. Pengertian Utang Piutang

Di dalam fiqih Islam, utang piutang atau pinjam meminjam telah

dikenal dengan istilah Al-Qardh. Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa)

ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada orang

yang ber-utang disebut Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta

orang yang memberikan utang. Secara etimologis lainnya qardh merupakan

bentuk mashdar dari qaradha-yaqridhu, yang artinya dia memutuskannya.

Qardh adalah bentuk mashdar yang berarti memutuskan. Dikatakan qaradhu

asy-syai‟a bil miqradh, atau memutus sesuatu dengan gunting. Al-Qaradh

24

R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, …. , Cet.ke-6, h. 43-45.

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

29

adalah sesuatu yang diberikan oleh pemilik untuk dibayar. Terdapat definisi

yang dikemukakan dalam kompilasi hukum ekonomi syariah bersifat aplikatif

dalam akad pinjam-meminjam antara nasabah dan lembaga keuangan

syariah.25

Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al-Qardh ialah

menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang

akan memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya (pada suatu saat)

sesuai dengan padanannya.26

Beberapa pendapat tentang defenisi Al-Qardh. Menurut Imam Hanafi,

Al-Qardh adalah pemberian harta oleh seseorang kepada orang lain supaya ia

membayarnya. Kontrak yang khusus mengenai penyerahan harta kepada

seseorang agar orang itu mengembalikan harta yang sama sepertinya.

Sementara itu, Imam Malik menyatakan bahwa Al-Qardh merupakan jaminan

atas benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena belas kasihan dan

bukan merupakan bantuan atau pemberian, tetapi harus dikembalikan seperti

bentuk yang dipinjamkan.27

2. Dasar Hukum Utang Piutang

Hukum Utang Piutang pada asalnya diperbolehkan dalam syariat Islam

bahkan orang yang memberikan utang atau pinjaman kepada orang lain yang

sangat membutuhkan adalah hal yang sangat disukai dan dianjurkan serta

25

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta, Kencana. 2012), h. 333

26 Al-Abbadi, Abdullah Abdurrahim. Mauqif Asy-Syari’ah Min Al-Masharif Al-

Islamiyyah Al-Mu’ashirah, h.29.

27 M. Muslichuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 8

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

30

disenangi oleh Allah, karena di dalamnya terdapat pahala yang besar.

Beberapa dasar hukum utang piutang sebagai berikut :

a. Al Quran

Dalil dari Al Quran firman Allah Swt surat Al Baqarah ayat 245 :

Artinya : “siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman

yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan

meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang

banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-

Nya-lah kamu dikembalikan.”

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al Baqarah ayat 280 :

Artinya : “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka

berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu”

Serta dalam Q.S. Al Baqarah ayat 282 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya.”

Firman Allah Swt dalam Q.S. Al Maidah ayat 1 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”

b. Al Hadits

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

31

ال كن كصدقة مرت ضا مرتي ما قر س ل يمق رضم مم س 28رواه ابن ماجه() ما من مم Artinya : “Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim

(lainnya) kecuali yang satunya adalah (senilai) shodaqah” (H.R. Ibnu

Majah)

Serta dikatakan dalam hadist lain yakni,

ضقة عدي نه حت يمق عن هم )رواها سم نف من مم مؤ (احرتميذ مل “jiwa orang mukmin bergantung pada hutangnya hingga dilunasi”(H.R.

At-Tirmidzi).

c. Pendapat Ulama

Sementara dari pendapat para ulama bahwa mereka menjelaskan

para kaum muslimin telah mengisyaratkannya utang piutang (pinjam-

meminjam).29

Kesepakatan ini di dasari oleh tabiat manusia yang tidak

bias hidup tanpa pertolongan orang lain. Tidak ada seorang pun yang

memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam

meminjam sudah menjadi suatu bagian dari kehidupan manusia.

E. Rukun, Syarat dan Hikmah Utang Piutang

1. Rukun dan Syarat Utang Piutang

Berkaitan dengan diperbolehkannya melakukan utang piutang maka

hal ini menjadikannya beberapa rukun yang harus dipenuhi agar utang piutang

tersebut dapat dilakukan dan dinyatakan sah, berikut ini rukun utang piutang :

a. Adanya orang yang berutang, disyaratkan bahwa orang yang berutang

cakap dalam melakukan tindakan hukum.

28

HR. Ibnu Majah Jilid II/812 Nomor. 2430, dari Ibnu Mas’ud.

29 Isnawati Rais, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.150.

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

32

b. Adanya orang yang berpiutang, syaratnya sama dengan syarat di point (a).

c. Harta yang di utang piutang-kan, syaratnya barang tersebut murni dan

jelas kehalalannya, bukan harta yang haram atau bercampur antara barang

halal dan haram.

d. Adanya lapadz, yakni penyataan dari pihak penerima utang dan pihak

pemberi piutang.30

Beberapa jenis utang meliputi : utang kepada Allah dan utang kepada

manusia. Hutang kepada Allah misalnya pembayaran zakat, puasa,

menjanjikan sesuatu atau nadzar, penebusan dosa atau kafarat. Menurut Imam

Hanafi, utang kepada Allah seharusnya tidak diambil dari harta yang

ditinggalkan. Hal ini dikarenakan tanggung jawab tersebut sudah hilang

bersamaan dengan meninggalnya orang yang mempunyai komitmen tersebut.

Tetapi jika pewaris mewasiatkan hal tersebut maka hal ini menjadi kewajiban

yang harus dilakukan dari hartanya. Namun menurut Imam Syafi‟i, Imam

Maliki dan Imam Hambali utang kepada Allah harus tetap dilaksanakan

meskipun orang tersebut telah meninggal.31

2. Hikmah Dibolehkannya Utang Piutang

Hikmah serta manfaat dibolehkannya utang-piutang sebagaimana

firman Allah Swt, hadits-hadits dan pendapat para ulama antara lain :

30

Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika), 2004,

h. 137.

31 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah,(Jakarta: Kencana, 2012), h.336.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

33

- Pertama, menguatkan ikatan ukhuwah (persaudaraan) dengan cara

mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan mengalami

kesulitan dan meringankan beban orang yang tengah dilanda kesulitan.32

- Kedua, Berharap pahala dari Allah Swt termasuk mendapatkan

pertolongan-Nya.

- Ketiga, Melaksanakan kehendak Allah agar kaum muslimin saling

menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

32

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah,…, h. 336.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

34

BAB III

PROFIL PENGADILAN AGAMA TANGERANG

A. Sejarah Singkat Pengadilan1

Pengadilan Agama Tangerang bertempat di Jalan Perintis Kemerdekaan II,

Komplek Perkantoran Cikokol Kota Tangerang adalah merupakan Pengadilan

Agama kelas I B yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama

Banten. Pengadilan Agama Tangerang dibangun di atas tanah seluas + 2.020 M2

dengan status tanah hak pakai berdasarkan sertifikat yang diterbitkan Badan

Pertanahan Nasional Tangerang Nomor 28 dan 29 tanggal 21 September 1984 dan

telah dibalik nama atas nama Pemerintah Republik Indonesia Cq Mahkamah

Agung RI. Adapun bangunan gedung Pengadilan Agama Tangerang

seluas + 1858 M2 dua lantai yang telah dibangun pada tahun 2009.

2

1. Peta Wilayah Hukum

a. Secara astronomis, Kota Tangerang terletak diantara :

6o 6’ - 6

o13’ LS, 106

o 36’ - 106

o 42’ BT

b. Kota Tangerang meliputi areal seluas 164,539 KM2

secara geografis,

dengan batas sebagai berikut :

1. Sebelah Barat : wilayah Kab. Serang

2. Sebelah Utara: Laut Jawa

3. Sebelah Timur: wilayah Kab. Tangerang

1 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/sejarah, pada tanggal 5 Januari 2015

2 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/sejarah, pada tanggal 13 Januari 2015

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

35

4. Sebelah Selatan : wilayah Kab.Lebak.3

2. Letak Geografis

Letak geografis Kota Tangerang terletak antara 6 6’ Lintang Selatan

sampai dengan 6 13’ Lintang Selatan dan 106 36’Bujur Timur sampai dengan 106

42’ Bujur Timur. Batas wilayahnya;

- Sebelah utara, berbatasan dengan kecamatan Teluknaga dan Kecamatan

Sepatan Kabupaten Tangerang.

- Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Curug (Kabupaten Tangerang)

dan Kecamatan Serpong,Kecamatan Pondok Aren (Tangerang Selatan).

- Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta.

- Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang.

3. Gambaran Umum Pengadilan

Penelusuran pembentukan Pengadilan Agama Tangerang secara historis

pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pembentukan Pengadilan Agama-

Pengadilan Agama lainnya yang ada di wilayah negara RI. Fase sebelum

kemerdekaan dimana Indonesia mengalami beberapa kali masa penjajahan oleh

bangsa lain seperti Belanda, Jepang, dan lain-lain mewarnai tumbuh kembang dan

terbentuknya institusi Peradilan Agama di Indonesia.

Kota Tangerang dinyatakan sebagai wilayah Kotamadya (Kota) pada

tanggal 31 Juli 1993. Status Kota yang saat itu berada dibawah Propinsi Jawa

Barat merupakan upaya pengembangan wilayah daaerah tingkat 2 (dua) yang

sebelumnya dipusatkan pada satu wilayah kabupaten Tangerang. Berdasarkan

3 Artikel sepenuhnya dikutip dari http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/

sejarah, pada tanggal. 14 Januari 2015, Pukul 22.21 wib.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

36

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 Kota Tangerang diberikan otoritas daerah

tersendiri di samping kabupaten Tangerang yang berpusat di Tigaraksa.

Selanjutnya, setelah provinsi Banten dibentuk Kota Tangerang pun beralih

menjadi wilayah Kota yang berada di bawah provinsi Banten.4

B. Visi dan Misi Pengadilan5

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-

undang No.7 Tahun 1989 pada pasal 2 menyebutkan bahwa : ‘Peradilan Agama

adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang

beragama Islam mengenai perkara tertentu”, serta untuk menujang dan memenuhi

harapan lembaga Peradilan yang sederhana, cepat dan dengan biaya murah

sebagai mana tersebut dalam Pasal 57 ayat (3) UU Nomor 3 Tahun 2006 Tentang

Perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1989, maka Pengadilan Agama Tangerang

mengimplementasikan-nya dengan Visi dan Misi yang diharapkan dapat

memenuhi harapan bagi para pencari keadilan tersebut.

Adapun Visi dan Misi Pengadilan Agama Tangerang adalah :

Visi : TERWUJUDNYA PENGADILAN AGAMA TANGERANG YANG

TERHORMAT DAN BERMARTABAT”

Misi : 1. Tewujudkan pelayanan prima dengan cara memperbaiki akses

pelayanan dibidang peradilan kepada masyarakat.

2. Mewujudkan Peradilan yang mandiri dan Independen dengan cara

4 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/sejarah, pada tanggal 5 Januari 2015.

5 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/visidanmisi, pada tanggal 12 Januari 2015

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

37

meningkatkan kwalitas SDM yang professional.6

C. Tugas, Pokok dan Fungsi Pengadilan

Pengadilan Agama merupakan lembaga Peradilan pada tingkat pertama

yang tugas pokoknya adalah menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan

perkara- perkara tertentu diantara orang Islam atau yang menundukan diri dengan

hukum Islam berupa:

a. Perkawinan;

b. Waris;

c. Wasiat;

d. Hibah;

e. Wakaf;

f. Zakat;

g. Infaq;

h. Shadaqoh dan Ekonomi Syari’ah.7

(Dasar Hukum : Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 Tentang

Perubahan atas Undang-Undang-ndang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama jo undang-undang No 50 Tahun 2009).

Selain dari tugas pokok diatas, Peradilan Agama mempunyai tugas

tambahan baik yang diatur dalam Undang-undang maupun dalam peraturan-

peraturan lainnya yaitu :

6 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/visi, pada tanggal 05 Januari 2015

7 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/tupoksi, pada tanggal 15 Januari 2015

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

38

1. Memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi

pemerintah apabila diminta. (Pasal 52 ayat (1) Undang-undang No. 7/1989)

2. Menyelesaikan permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan di luar

sengketa antara orang-orang Islam. (Pasal 107 ayat (2) Undang-undang No.

7/1989). Hal ini sudah jarang dilakukan karena Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2006 telah mengatur dibolehkannya penetapan ahli waris dalam

perkara volunteer.

3. Memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan tahun

hijriyah (Pasal 52 A UU No.3 Tahun 2006)

4. Melaksanakan tugas lainnya seperti pelayanan riset/penelitian dan tugas-tugas

lainnya.8

D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama9

Pengadilan Agama Tangerang merupakan Pengadilan Agama Kelas I B,

yang saat ini dipimpin oleh (Drs. Nasirudin, M.H) dan seorang wakil (Drs.

Sahlan, S.H., M.H) mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Pimpinan : Ketua dan Wakil Ketua

2. Tenaga Fungsional : Para Hakim

3. Kepaniteraan/Kesekretariatan

a. Panitera dibantu oleh :

8 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/tupoksi, pada tanggal 05 Januari 2015.

9 Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/organisasipengadilan, pada tanggal 13 Januari 2015

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

39

Wakil Panitera, Wakil Panitera Permohonan, Panitera Gugatan dan Panitera

Hukum serta beberapa orang dari Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti

sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Pasal Ayat 26 ayat (2).

b. Sekretaris dibantu oleh :

Wakil Sekretaris sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dalam

Pasal 43 yakni : Kepala Urusan Kepegawaian, Kepala Urusan Keuangan dan

Kepala Urusan Umum.

Berikut ini adalah nama-nama pejabat yang ada di dalam organisasi

Pengadilan Agama Tangerang pada tahun 2014 diantaranya :10

JABATAN NAMA

KETUA Drs. Nasirudin, M.H

WAKIL KETUA Drs. Sahlan, S.H., M.H

HAKIM Drs. Nasirudin, M.H

Drs. Sahlan, S.H., M.H

Drs. Ubin Mubin Surdiman

Drs. Haryadi Hasan., MH.

Drs. Mansyur

Dra. Hj. Ulyati R.

Drs. Arwendi

Drs. Dudih Mulyadi

Drs. H. A. Bakhri Syams

10 10

Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/daftar-ketua-panitera, pada tanggal 13 Januari 2015

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

40

Drs. Masgiri, MH

Drs. Buang Yusuf, S.H., M.H.

Mahrus, Lc., M.H.

PANITERA/SEKRETARIS Drs. Mukhtar, M.H.

WAKIL PANITERA H. Karso, Bc.Kn, S.Ag.

PANMUD PERMOHONAN Mardiati, SH.

PANMUD HUKUM Nadlroh Hasun, S.Ag.

STAF Nurwinda Findiandi, SE.

Eka Novianti

WAKIL SEKRETASIS Ratna Sari Fitriani, S.H., M.H.

KAUR KEPEGAWAIAN Susmakadaranipa, S.Ag.

STAF KEPEGAWAIAN Amelia Fitry, A.Md.

Siti Jamilah Naufaliani

KAUR KEUANGAN Hana Nuraeni, S.Sos.

KAUR UMUM Arif Rahmanto, ST.

BENDAHARA Riska Mizalfi, S.Kom.

STAF UMUM Pradnya Paramita, A.Md.

JURUSITA Rudi Andiwijaya

Amin Hidayat Sanie

Abdul Rochim

JURUSITA PENGGANTI Dra. Hj. Lathifah, HM.

Windy Indrawati, SE.

Irvan Yunan

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

41

Faj Amiky, SH.

Eka Kurniati Khadam, SH.

M. Affan Gofar

Uus Usnadi

Endang Dwi Purwanti, A.Md.

Mardianah

SKEMA STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA.11

11 Skema struktur Organisasi dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama

Tangerang dari : http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/struktur-pa, pada tanggal 13

Januari 2015

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

42

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

43

E. Wilayah Yuridiksi Pengadilan

Wilayah Hukum/Yurisdiksi Pengadilan Agama Tangerang meliputi

seluruh wilayah Daerah Tingkat II Kota Tangerang yang terdiri dari 13 (tiga

belas) Kecamatan dan 104 (seratus empat) Kelurahan sebagai berikut :12

KECAMATAN KELURAHAN KECAMATAN KELURAHAN

BATUCEPER

Poris Gaga

CIBODAS

Cibodasari

Batu Jaya Cibodas

Batu Sari Cibodas Baru

Batuceper Panunggangan

Barat

Poris Gaga Baru Uwung Jaya

Kebon Besar Jatiuwung

Poris Jaya

CILEDUG

Peninggilan

LARANGAN

Gaga

Sudimara Timur Larangan Utara

Sudimara Barat Larangan Selatan

Parung Serab Larangan Indah

Sudimara Jaya Cipadu

Peninggilan Utara Kreo

Tajur Kreo Selatan

Sudimara Selatan Cipadu Jaya

12

Dikutip sepenuhnya dari website Pengadilan Agama Tangerang dari : http://pa-

tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil/wilayah, pada tanggal 13 Januari 2015

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

44

CIPONDOH

Gondrong

TANGERANG

Tanah Tinggi

Cipondoh Indah Suka Asih

Petir Buaran Indah

Poris Pelawad

Indah

Sukarasa

Cipondoh Babakan

Poris Pelawad Cikokol

Cipondoh

Makmur

Sukasari

Kenanga Kelapa Indah

Ketapang

Poris Pelawad

Utara

JATIUWUNG

Keroncong

PERIUK

Gembor

Jatake Gebang Raya

Pasir Jaya Sangiang Jaya

Gandasari Periuk

Alam Jaya Periuk Jaya

Manis Jaya

KARANG

TENGAH

Pondok Pucung

NEGLASARI

Kedaung Wetan

Parung Jaya Karang Anyar

Karang Tengah Negalasari

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

45

Karang Timur Karangsari

Pondok Bahar Selapajang Jaya

Padurenan Kedaung Baru

Karang Mulia Mekarsari

KARAWACI

Karawaci Baru

PINANG

Panunggangan

Utara

Bojong Jaya Sudimara Pinang

Nusa Jaya Pinang

Cimone Nerogtog

Cimone Jaya Panunggangan

Timur

Pabuaran Kunciran

Sumur Pacing Kunciran Indah

Bugel Kunciran Jaya

Marga Sari Cipete

Sukajadi Pakojan

Gerendeng Panunggangan

Pasar Baru

Koang Jaya

Pabuaran

Tumpeng

Karawaci

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

46

Nambo Jaya

BENDA

Benda

Jurumudi

Jurumudi Baru

Belendung

Pajang

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

47

BAB IV

PUTUSAN PENGADILAN

A. Duduk Perkara Putusan (Nomor: 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng)

Berdasarkan para pihak dan saksi, dalam putusan nomor.

0647/Pdt.G/2011/PA.Tng disebutkan bahwa penggugat adalah Lis Munawaroh

binti H. Muhamad, umur 39 tahun, Agama Islam, pekerjaan Pegawai Honorer

Kelurahan tempat kediaman di : Jl KH. Musthofa RT. 02 RW. 04 Kelurahan Poris

Jaya, Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Atas dasar surat gugatannya

tertanggal 18 Mei 2011 yang didaftarkan pada hari di Kepanitraan Pengadilan

Agama Kota Tangerang pada tanggal itu juga dengan register perkara Nomor.

0647/Pdt.G/2011/PA.Tng.1

Menurut pengakuan Penggugat, Penggugat adalah istri sah tergugat, yang

pernikahannya dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Desember 1992, di

hadapan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Kecamatan

Batuceper Kota Tangerang.

Selama pernikahan Penggugat dan Tergugat menjalani hidup berumah

tangga dan tinggal dalam satu rumah/tempat kediaman bersama di Jl. KH.

Musthofa RT. 02 RW. 04 Kelurahan Poris Jaya, Kecamatan Batuceper Kota

Tangerang dan selama pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak

laki-laki yang bernama Muhammad Andre Saputra bin Najmudin, umur 16 tahun

lahir di Tangerang tanggal 9 Januari 1995.

1 Salinan Putusan Perkara Nomor: 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng, h. 1

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

48

Semula rumah tangga antara penggugat dengan tergugat rukun dan

harmonis selama 6 tahun, namun sejak bulan Mei 1998 mulai timbul permaslahan

dimana sering terjadi percekcokan dan pertengkaran yang disebabkan karena

Penggugat dan Tergugat sudah tidak sejalan dalam membina rumah tangga,

tergugat sering bermain judi dan mabuk-mabukan, sering ke diskotik dan bar

dangdut serta Tergugat sering ber-utang kepada rentenirt tanpa sepengetahuan dan

seizin Penggugat.

Pada 28 April 2011 merupakan puncak dari pertengkaran dan perselisihan

dalam rumah tangga Tergugat dan Penggugat, mereka telah pisah rumah dan tidak

ada komunikasi yang baik. Musyawarah keluarga telah dilaksanakan untuk

merukunkan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil.2

Dengan beberapa kejadian di atas, rumah tangga antara Penggugat dengan

Tergugat sudah sulit untuk dibina menjadi rumah tangga yang baik dan harmonis

kembali, sehingga perkawinan untuk membentuk rumjah tangga yang sakinah

mawaddah warohmah tidak mungkin lagi tercapai, sehingga Penggugat

berkesimpulan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat harus diakhiri

dengan perceraian.

B. Gugatan dan Pembuktian

1. Gugatan Penggugat

Mengenai isi dari tuntutan Penggugat, Penggugat memohon kepada

Pengadilan Agama Kota Tangerang kiranya dapat menjatuhkan putusan

sebagai berikut:

2 Salinan Putusan Perkara Nomor: 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng, h. 3

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

49

a. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya

b. Menetapkan menyatakan menjatuhkan talak dari tergugat (Najmudin bin

Muksin) kepada Penggugat (Lis Munawaroh binti H. Muhamad)

c. Membebaskan biaya perkara kepada Penggugat dan membebankan biaya

perkara kepada Negara

d. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex Aquo et bono)

Pada hari sidang yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat telah

hadir ke persidangan.

Bahwa karena Penggugat mengajukan permohonan untuk berperkara

secara prodeo, maka sebelum memeriksa pokok perkara terlebih dahulu

diperiksa permohonan berperkara secara prodeo terlebih dahulu, tetapi

berdasarkan putusan sela nomor. 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng tanggal 13 Juni

2011 yang amar pokoknya Majelis menolak permohonan Penggugat untuk

beracara secara prodeo dan memerintahkan untuk membayar panjar biaya

perkara.3

Kemudian, dibacakanlah surat Gugatan Penggugat tersebut dalam

persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum yang isinya tetap

dipertahankan oleh Penggugat.

2. Pembuktian

Untuk memperkuat dalil-dalil gugatannya telah mengajukan bukti

tertulis berupa foto copy KTP atas nama (Penggugat) yang dikeluarkan oleh

3 Salinan Putusan Perkara Nomor: 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng, h. 11

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

50

Camat Kecamatan Batuceper Kota Tangerang Nomor 2671003540370001

tanggal 3 Maret 2008 (bukti P1) dan foto copy Kutipan Akta Nikah dari

Kantor Urusan Agama Kecamatan Batuceper Kota Tangerang Nomor.

756/13/XII/1992 tanggal 2 Desember 1992 (bukti P2).

Penggugat telah menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada

pokoknya Penggugat tetap ingin bercerai dengan Tergugat demikian pula

Tergugat menyampaikan kesimpulan yang pada pokoknya tidak keberatan

bercerai dengan Penggugat dan selanjutnya Penggugat maupun Tergugat tidak

mengajukan sesuatu apapun lagi dan memohon putusan perkara ini.4

C. Pertimbangan Hukum

Maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat adalah sebagaimana

tersebut di atas. Bahwa Majelis Hakim telah menasehati Penggugat agar

berdamai dengan Tergugat, namun tidak berhasil.

Majelis Hakim berpendapat bahwa hubungan antara Penggugat dan

Tegugat dalam membina rumah tangga sudah tidak harmonis sehingga sulit

untuk mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana ketentuan hukum Islam

yang tersirat dalam ar-Rum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 Undang

Undang nomor 1 Tahun 1974. Dalam kondisi tidak harmonis tersebut Majelis

Hakim berpendapat ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah

pecah yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut di atas, sehingga

antara Penggugat dan Tergugat tidak mungkin untuk dapat dirukunkan

kembali untuk membina rumah tangga bersama dan gugatan Penggugat telah

4 Salinan Putusan Perkara Nomor: 0647/Pdt.G/2011/PA.Tng, h. 9

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

51

memenuhi maksud Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam yang mengisyaratkan

adanya perselisiihan dan pertengkaran yang terus menerus dapat dibuktikan

oleh Penggugat di persidangan, maka dari itu gugatan Penggugat patut

dikabulkan dalam Persidangan di Pengadilan Agama Kota Tangerang.

Oleh karena perkara ini termasuk ke dalam bidang perkawinan,

berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Perkawinan, sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor

50 Tahun 2009, maka semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan

kepada Penggugat untuk membayarnya. Perkara ini dipertimbangkan yang

amarnya yaitu “Pasal 125 HIR dan segala peraturan per undang-undangan

yang berlaku. Memperhatikan kaidah hukum syara yang berkaitan dengan

perkara ini”.

D. Duduk Perkara Putusan (Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng)

Berdasarkan para pihak dan saksi, dalam putusan nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng disebutkan bahwa Pemohon adalah Uus bin Sarwa,

umur 33 tahun, Agama Islam, pendidikan SMK, pekerjaan Karyawan Swata

tempat kediaman di : Alam Pesona Wanajaya P 30 RT. 006 RW. 018 No. 7,

Kelurahan Wanajaya, Kecamatan Cibitung Bekasi, Jawa Barat. Atas dasar surat

pengajuan permohonan cerai talak tertanggal 29 Agustus 2013 yang didaftarkan

pada hari di Kepanitraan Pengadilan Agama Kota Tangerang pada tanggal itu juga

dengan register perkara Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng.5

5 Salinan Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 1

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

52

Menurut pengakuan Pemohon, Pemohon adalah suami sah Termohon,

yang pernikahannya dilaksanakan pada hari 17 Maret 2001, di hadapan Pegawai

Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangmojo, Gunung

Kidul, Djogjakarta sebagaimana ternyata dari kutipan Akta Nikah Nomor.

130/62/III/2001, tanggal 17 Maret 2001.

Selama pernikahan Pemohon dan Termohon menjalani hidup berumah

tangga dan mengambil tempat kediaman di Alam Pesona Wanajaya P30/No. 7,

Wanajaya Cibitung, Bekasi sebagai tempat kediaman bersama terakhir dan selama

pernikahan Pemohon dan Termohon telah dikaruniai anak perempuan yang

bernama Najwa Agni Usnisa, umur 6 tahun lahir di Tangerang tanggal 12 Januari

2007.

Semula rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon rukun dan

harmonis selama 5 tahun, namun sejak bulan Agustus 2012 mulai tidak harmonis

dengan adanya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon

yang terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi yang

disebabkan antara lain :

1) Bahwa Termohon berhutang dengan orang lain tanpa sepengetahuan Pemohon

2) Bahwa Termohon menjual perabotan rumah tangga disaat Pemohon sedang

bekerja.

3) Bahwa Termohon tidak menghormati dan menghargai Pemohon sebagai

kepala rumah tangga.6

6 Salinan Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 2

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

53

Puncak keretakan rumah tangga antara Pemohon dengan Temohon

tersebut terjadi kurang lebih pada Maret 2013, yang akibatnya antara Pemohon

dengan Termohon telah pisah rumah dan Termohon yang meninggalkan tempat

kediaman bersama. Musyawarah keluarga telah dilaksanakan untuk merukunkan

rumah tangga Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil.

Dengan beberapa kejadian di atas, rumah tangga antara Pemohon dengan

Termohon sudah sulit untuk dibina menjadi rumah tangga yang baik dan harmonis

kembali, sehingga perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah

mawaddah warohmah tidak mungkin lagi tercapai dan sulit dipertahankan lagi,

dan karenanya agar masing-masing pihak tidak lebih jauh melanggar norma

hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi

Pemohon untuk menyelesaikan permasalahan antara Pemohon dengan Termohon.

E. Permohonan dan Pembuktian

1. Permohonan Pemohon

Mengenai isi dari tuntutan Pemohon, Pemohon memohon kepada

Pengadilan Agama Kota Tangerang kiranya dapat menjatuhkan putusan

sebagai berikut:7

a. Mengabulkan permohonan Pemohon.

b. Menetapkan mengizin Pemohon (Uus bin Sarwa) untuk menjatuhkan talak

satu raj’ie terhadap Termohon (Sulistyawati binti Bejo Hartoyo) didepan

sidang Pengadilan Agama Tangerang.

7 Salinan Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 3

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

54

c. Memerintahkan Penitera Pengadilan Agama Tangerang untuk

menyampaikan salinan putusan perkara ini setelah mempunyai kekuatan

hukum tetap kepada KUA Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul,

Djokjakarta.

d. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon.

e. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya (ex Aquo et bono).

Pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah

hadir ke persidangan. Majelis Hakim menjelaskan kepada para pihak bahwa

terhadap perkara yang bersangkutan terlebih dahulu harus melalui proses

mediasi, baik Mediator dari Hakim Pengadilan maupun dari luar Pengadilan.

Kemudian, dibacakanlah surat Permohonan Pemohon tersebut dalam

persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum yang isinya tetap

dipertahankan oleh Pemohon.

2. Pembuktian

Untuk memperkuat dalil-dalil Permohonannya Pemohon telah

mengajukan bukti tertulis berupa foto copy buku Kutipan Akta Nikah nomor

130/62/III/2001 tanggal 19 Maret 2001 atas nama Pemohon dan Termohon

dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangmojo, Kabupaten

Gunung Kidul, Propinsi DI Yogyakarta, bermaterai cukup dan dicocokkan

dengan aslinya selanjutnya disebut (bukti P).8

8 Salinan Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 4

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

55

Majelis Hakim telah memerintahkan Pemohon untuk menghadirkan

saksi-saksi untuk di dengarkan keterangannya dan untuk itu pemohon telah

menghadirkan saksi-saksi untuk bersaksi di hadapan Hakim.

Kemudian Pemohon telah menyampaikan kesimpulan secara lisan

yang pada pokoknya Pemohon tetap ingin bercerai dengan Termohon dan

akan memberi Termohon mut’ah berupa uang Rp. 500.000,- (lima ratus ribu

rupiah) dan nafkah selama masa iddah sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima

ratus ribu rupiah) demikian pula Termohon menyampaikan kesimpulan yang

pada pokoknya tidak keberatan bercerai dan menerima mut’ah, nafkah selama

masa iddah tersebut dan selanjutnya Pemohon maupun Termohon tidak

mengajukan sesuatu apapun lagi dan memohon putusan perkara ini.

F. Pertimbangan Hukum

Maksud dan tujuan dari Permohonan Pemohon adalah sebagaimana

tersebut di atas. Bahwa berdasarkan PERMA No. 1 tahun 2008 setiap perkara

yang masuk ke Pengadilan terlebih dahulu harus melalui proses mediasi, tanpa

mediasi perkara tersebut batal demi hukum, baik mediatornya dari luar pengadilan

maupun dari hakim yang telah ditentukan. Majelis Hakim telah menasehati

Pemohon agar berdamai dengan Termohon, namun tidak berhasil.

Yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah karena dalam

rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan yang

terus menerus yang sulit untuk di rukunkan lagi, yang puncaknya di antara

Pemohon dengan Termohon telah berpisah rumah yang disebabkan sebagaimana

alasan-alasan yang dikemukakan Pemohon dalam surat Permohonannya.

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

56

Majelis Hakim berpendapat bahwa hubungan antara Pemohon dan

Termohon dalam membina rumah tangga sudah tidak harmonis sehingga sulit

untuk mewujudkan tujuan perkawinan sebagaimana ketentuan hukum Islam yang

tersirat dalam ar-Rum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 Undang Undang nomor

1 Tahun 1974. Dalam kondisi tidak harmonis tersebut Majelis Hakim berpendapat

ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon telah pecah yang disebabkan

oleh hal-hal sebagaimana tersebut di atas, sehingga antara Pemohon dan

Termohon tidak mungkin untuk dapat dirukunkan kembali. untuk membina rumah

tangga bersama dan gugatan Pemohon telah memenuhi maksud Pasal 19 huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi

Hukum Islam yang mengisyaratkan adanya perselisiihan dan pertengkaran yang

terus menerus dapat dibuktikan oleh Pemohon di persidangan, maka dari itu

gugatan Pemohon patut dikabulkan dalam Persidangan di Pengadilan Agama Kota

Tangerang.9

Oleh karena perkara ini termasuk ke dalam bidang perkawinan,

berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Perkawinan, sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 50

Tahun 2009, maka semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada

Pemohon untuk membayarnya. Perkara ini dipertimbangkan yang amarnya yaitu

“Pasal 125 HIR dan segala peraturan per undang-undangan yang berlaku.

Memperhatikan kaidah hukum syara yang berkaitan dengan perkara ini”.10

9 Salinan Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 10

10 Lihat dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

57

G. Analisis Penulis

Putusan Pengadilan Agama Tangerang terhadap Lis Munawaroh binti H.

Muhamad dan Najmudin bin Mukhsin dengan perkara Nomor.

647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Putusan Pengadilan Agama Tangerang terhadap Uus

bin Sarwa dan Sulistyawati binti Bejo Hartoyo dengan perkara Nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng bahwa para Hakim pada umumnya dalam memberikan

putusan dengan mengambil dasar hukum, di antaranya faktor-faktor penyebab

perceraian diatas ini sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

tentang Perkawinan, merupakan puncak perselisihan dan pertengkaran dalam

rumah tangga antara pemohon dan termohon, penggugat dan tergugat.11

Akhirnya dikarenakan suami tidak sanggup lagi menanggung perasaannya,

maka suami pun memilih untuk mengajukan permohonan perceraian ke

Pengadilan Agama dikarenakan kondisi yang terjadi pada dirinya.

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 80 ayat 2 dan 4 dinyatakan

bahwa kewajiban suami terhadap istrinya sebagai berikut:

1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu kehidupan

rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Sesuai dengan penghasilannya, suami menanggung:

a. Nafkah, kiswah dan tempat tinggal bagi istrinya.

b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan

anak.

11 Lihat Salinan Perkara Putusan Nomor. 647/Pdt.G/2011/PA.Tng, Hlm 1 dan Salinan

Perkara Putusan Nomor: 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. h. 1

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

58

c. Biaya pendidikan bagi anak.12

Berdasarkan pasal tersebut diatas, maka suami wajib memberikan

nafkah kepada istri dan anak-anaknya (biaya kehidupannya) akan tetapi ada

suami yang tidak melakukan kewajiban tersebut. Tidak semata-mata

perceraian karena faktor ekonomi yang menyebabkan perceraian, hal tersebut

di antaranya: istri tidak merasa cukup akan penghasilan suaminya, sementara

istri hanya ingin berfoya-foya atau boros, atau istri tidak berlaku jujur atau

bohong terhadap suami dalam masalah ekonomi dan dalam putusan Nomor.

1326/Pdt.G/2013/PA.Tng yakni suami melakukan permohonan dan putusan

Nomor. 647/Pdt.G/2011/PA.Tng yakni istri yang melakukan gugatan, yang

isinya sebagai berikut:

Pertama, pemohon memohon kepada Majelis Hakim agar dapat

mengabulkan seluruh tuntutannya untuk dikabulkan.

Kedua, penggugat memohon kepada Majelis Hakim agar gugatannya

dikabulkan seluruhnya.

Ketiga, pemohon memohon kepada Majelis Hakim agar menetapkan

biaya mut’ah yang disebutkan oleh pemohon sesuai dengan peraturan Per-

Undang-Undangan yang berlaku dan menjatuhkan putusan seadil-adilnya.

Keempat, pemohon dan penggugat memohon kepada Majelis Hakim

agar gugatannya dalam meminta putusan thalaq dikabulkan seluruhnya.

Majelis Hakim di Pengadilan Agama pun akan mengabulkan gugatan cerai

yang diajukan suami maupun permohonan talak dari pihak istri. Sebagaimana

12

Kompilasi Hukum Islam (KHI), Pasal 80 ayat 2 dan 4. h. 44

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

59

dimaksud dalam Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 “Untuk

melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami dan istri itu

tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami-istri”.

Dengan telah diperolehnya suatu fakta yang berkaitan dengan duduk

perkara antara pemohon dengan termohon serta penggugat dengan tergugat telah

terjadi perselisihan yang tidak mungkin lagi dapat dirukunkan.13

Dinilai telah

memenuhi alasan hukum baik berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku sebagaimana yang tersebut pada Pasal 19 Huruf (f)

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maupun berdasarkan ketentuan

Hukum Islam sebagaimana tersebut pada Pasal 116 Huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam (KHI).

Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim sudah dapat mendalilkan Pasal 9

Huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maupun berdasarkan

ketentuan Hukum Islam sebagaimana tersebut pada Pasal 9 Huruf (f) Kompilasi

Hukum Islam karena apabila dipaksakan rumah tangganya utnuk bersatu maka

sudah tidak layak lagi karena sudah melanggar Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam

memberikan keterangan mengenai dasar dan tujuan perkawinan bahwa :

“perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

sakinah, mawaddah dan warahmnah”.

Berdasarkan ketentuan Hukum Islam diatas maka telah jatuhlah talaq,

yakni talaq satu Raj’i yaitu dimana suami memiliki hak untuk merujuk istrinya,

sebab akad perkawinannya tidak mempengaruhi hubungannya hak (kepemilikan)

13

Arso Sastroatmodjo, Hukum Perkawinan di Indonesia. (Jakarta: Bulan Bintang, 1981),

h. 60.

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

60

dan tidak mempengaruhi hubunannya yang halal (kecuali persetubuhan). Majelis

Hakim perlu mengetengahkan petunjuk Allah sebagaimana tersebut dalam surat al

Baqarah ayat 226 yang berbunyi :

Artinya : “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal

bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada

mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-

hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat

menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang

bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum

Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar

hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah

ayat : 226)

Dapat ditafsirkan dalam ayat diatas bahwasanya ketika kedua pasangan

suami istri tersebut sudah tidak ada lagi kecocokan kembali dan dalam

percekcokan tersebut telah melanggar dari tujuan perkawinan itu sendiri dengan

telah diperolehnya suatu fakta yang berkaitan dengan duduk perkara antara

pemohon dengan termohon dan penggugat dengan tergugat terjadi perselisihan

yang tidak mungkin lagi dapat dirukunkan.

Majelis berpendapat agar masing-masing pihak tidak lagi lebih jauh

melanggar norma-norma hukum, maka perceraian dapat dijadikan satu alternative

untuk menyelesaikan rumah tangga antara pemohon dengan termohon serta

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

61

penggugat dengan tegugat karena baik berdasarkan ketentuan Hukum Islam

sebagaimana yang tesebut dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat (21) yang diperjelas

oleh Pasal (3) Kompilasi Hukum Islam maupun berdasarkan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku sebagaimana tersebut pada Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974, bahwa perkawinan bertujuan untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.14

Dengan pertimbangan tersebut maka Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan Pasal 1 menegaskan bahwa :

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”.15

Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) memberikan keterangan mengenai

dasar dan tujuan perkawinan bahwa : “perkawinan bertujuan untuk kehidupan

rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah”.16

Untuk dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan Agama sebagaimana

dimaksud Pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, harus dipatuhi alasan-alasan sebagai berikut :

1. Salah satu pihak berbuat zina atau pemabuk, penjudi dan lain sebagainya yang

sukar disembuhkan.

14

Zainudin Ali, Hukum Islam di Indonesia.

15 Lihat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 1

16 Lihat Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 3

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

62

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 1 (dua) tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya.

3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman 5 (lima) tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri.

6. Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Sementara dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam (KHI) menyebutkan

2 (dua) alasan-alasan tambahan di atas yakni, pertama suami melanggar taklik

talak, kedua, peralihan agama atau murtad yang menyebabkan ketidak-rukunan

rumah tangga.17

Sedangkan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk mengajukan

gugatan perceraian di Pengadilan Agama

1. Suami berbuat zina, pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya.

2. Suami meninggalkan istri selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa ada izin

atau alasan yang jelas dan benar, artinya suami dengan sadar dan sengaja

meninggalkan istri.

17 Himpunan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Departemen Agama Republik

Indonesia, 2004

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

63

3. Suami dihukum penjara selama 5 (lima) tahun atau lebih setelah perkawinan

dilangsungkan.

4. Suami bertindak kejam dan suka menganiaya istri.

5. Suami tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami karena cacat

badan atau penyakit yang di deritanya.

6. Terjadi perselisihan dan pertengkaran terus-menerus tanpa kemungkina untuk

rukun kembali.

7. Suami melanggar taklik talak yang di ucapkan pada saat ijab kabul.

Sementara di dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam (KHI) jo Pasal 19

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 dengan tambahan alasan melakukan gugatan

yakni suami beralih agama atau murtad yang mengakibatkan ketidak-harmonisan

dalam keluarga (rumah tangga).18

Disamping dapat dipandang sebagai upaya meminimalkan percerian,

ketentuan yang menyangkut keterlibatan Pengadilan Agama, alasan-alasan yang

dapat dijadikan dasar perceraian tersebut diatas juga merupakan langkah ke arah

menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat agar setiap perceraian yang terjadi

benar-benar sah bukan perceraian haram. Serta kewajiban-kewajiban yang

menjadi konsekuensi logis dari perceraian dapat ditunaikan dengan baik, sehingga

tidak ada pihak yang dirugikan.19

18

Lihat di Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal. 116

19 Suher Sidik Ismail, Ketentraman Suami Istri. (Surabaya : Dunia Ilmu. 1999) Cet. Ke-1.

h. 129

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang terdahulu, penulis menarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Mengenai persoalan suami tidak dapat melunasi utang dirinya, serta istri tidak

jujur dalam berutang hingga suami merasa tidak dihargai, dalam Perundang-

undangan di Indonesia utamg piutang tidak dapat dijadikan sebagai alasan

perceraian, karena ternyata alasan tersebut tidak ditemukan dalam perundang-

undangan di Indonesia. Diduga kuat karena adanya materi undang-undang

yang mengatur tentang harta bersama. Akan tetapi karena dengan adanya

utang yang dilakukan oleh istri serta utang yang dilakukan oleh suami memicu

pertengkaran antara suami istri secara terus menerus. Pertengkaran terus

menerus inilah alasan yang dijadikan hakim untuk mengabulkan gugatan serta

permohonan cerai mereka, bukan karena alasan utang-piutang.

2. Gugatan dan Permohonan perkara ini sama-sama menganut asas bahwa

perkara gugatan dan permohonan diajukan ke pengadilan yang daerah

hukumnya meliput tentang kedudukan atau tempat tinggal tergugat maupun

termohon. Prosedur pemeriksaan sengketa gugatan perceraian dan

permohonan perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan

setelah pengadilan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah

pihak. Awal surat permohonan yang telah dibuat dan ditandatangani diajukan

ke kepaniteraan pengadilan agama (surat permohonan diajukan pada sub

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

65

kepaniteraan permohonan). Kewenangan relative dan kewenangan absolut

harus diperhatikan sebelum membuat perkara gugatan atau perkara

permohonan yang diajukan ke pengadilan.

3. Pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara Putusan Nomor.

0647/Pdt.G/2011/PA.Tng dan Nomor. 1326/Pdt.G/2013/PA.Tng. awalnya

adalah untuk mendamaikan kedua belah pasangan suami istri yang bercerai

sesuai PERMA (Peraturan Mahkamah Agung) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2008 tentang Mediasi, keterlibatan Pengadilan Agama sebagai alasan

yang dijadikan alasan perceraian merupakan langkah ke arah menumbuhkan

kesadaran hukum masyarakat agar setiap perceraian yang terjadi benar-benar

sah, sehingga tidak ada lagi yang dirugikan. Dan Majelis Hakim dapat

memberikan pertimbangan sesuai dengan Peraturan Undang-Undang yakni

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 3

Kompilasi Hukum Islam (KHI) memberikan keterangan mengenai dasar dan

tujuan perkawinan bahwa “perkawinan bertujuan untuk mewujudkan rumah

tangga yang sakinah mawaddah warrahmah”.

Dan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 35:

Artinya : dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam

dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud

Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. An Nisa

ayat 35)

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

66

Oleh karena itu, demi kemaslahatan bersama maka perceraian pun dapat

dikabulkan oleh Hakim.

B. Saran

Sebagaimana yang telah uraikan di atas, maka penulis menyarankan :

1. Kepada lembaga pengurus Perkawinan yakni Kantor Urusan Agama (KUA)

terutama kepada Badan Penasihat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4)

supaya lebih mengintensifkan kembali tentang pemahaman berumah tangga

kepada calon pengantin yang ingin mendaftarkan pernikahannya di Kantor

Urusan Agama, agar dapat menghayati perlunya membina rumah tangga yang

sakinah mawaddah warrahmah yang merupakan tujuan dari kehidupan

berumah tangga itu sendiri.

2. Hak suami istri perlu di sosialisasikan melalui khotib jumat, kuliah shubuh,

jurnal dan lain-lain.

3. Hak suami istri tersebut di masukkan ke dalam kurikulum Madrasah

Tsanawiyah dan Aliyah dengan kurikulum menggunakan Ilmu Fiqih.

4. Sebagai langkah akademis perlu diadakan latihan bagi para mahasiswa akan

kemampuan menjadi mediator dalam mendamaikan para pihak yang sedang

cekcok mengingat kurikulum yang ada di Fakultas lebih dominan masih

bersifat teoritis, sehingga perlu diimbangi dengan kurikulum yang berbasis

praktik.

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

68

DAFTAR PUSTAKA

a. Sumber - sumber Media Cetak

Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974

Pasal 90 Ayat (1), Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Perubahan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama

Ahmad, Zubair. Relasi Suami Istri Dalam Islam : PSW UIN Syahid Jakarta. 1992

Ahmad Syaebani, Beni. FIQH MUNAKAHAT. Bandung : Pustaka Setia, 2001

Al-Abbadi, Abdullah Abdurrahim. Mauqif Asy-Syari’ah Min Al-Masharif Al-

Islamiyyah Al-Mu’ashirah

Basiq Djalil, Ahmad. Peradilan Agama di Indonesia, cet.ke-1. Jakarta : Kencana,

2006,

Djaelani, Abdul Qadir. Keluarga Sakinah, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1995

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam Di

Indonesia. Jakarta, Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1992

Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fikih. Jakarta.

Departemen Agama, 1985

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Pusat Peningkatang dan

Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012

Ghazaly, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta. Kencana, 2003

Ibn Ismail Al Amir As-Shan’ni, Muhammad. Subul As-Salam Al Musholah ila

Bulugh Al Maram, Juz 3. Kairo: Dar Ibn Al Jauzi, 1428 H

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta : Kencana, 2012

Mukti Arto, H. A. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, cet. Ke-3.

Jakarta : Pustaka Pelajar, 2000

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

69

Muslichuddin, M. Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Nuruddin, Amiur. Hukum Perdata Islam di Indonesia, Studi Kritis Perkembangan

Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 sampai

KHI, Jakarta. Kencana, 2006

Rais, Isnawati. Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, Jakarta : Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Rasjid, Sulaiman. FIQH ISLAM, cetakan ke 30. Bandung : Sinar Baru Algesindo,

1997

Rasyidi, Lili. Hukum Perkawinan dan Perceraian di Indonesia dan Malaysia,

Bandung: Rosda Karya, 1991

Sastroatmodjo, Arso. Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang,

1981

Suma, Muhammad Amin. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2004

Sidik Ismail, Suher. Ketentraman Suami Istri. Cetakan ke-1. Surabaya : Dunia

Ilmu. 1999

Soeroso, R. Praktik Hukum Acara Perdata: Tata Cara dan Proses Persidangan,

Cet.ke-6 Jakarta : Sinar Grafika, 2004

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta : Putra

Grafika, 2006

Sopyan, Yayan. Islam-Negara. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah, 2011

Undang-undang perkawinan di Indonesia: PP No. 9 Tahun 1975 tentang

Pelaksanaan Peraturan UU. No.1 Tahun 1974, Jakarta: Pradnya Paramita,

1991.

Pasaribu, Chairuman. Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta : Sinar Grafika,

2004

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di

Jakarta, Ilmu Fikih, Cet. Ke-2. Jakarta : Departemen Agama, 1985

Warsan Munawir, Ahmad, Al-Munawir : Kamus Bahasa Arab Indonesia, Cet. Ke

14. Surabaya : Pustaka Progresif, 1997

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

70

Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika,

2008

Zurinal Z, Aminuddin. Fiqh Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

b. Sumber - sumber Media Digital

Sulaiman bin al-Asy Abu Daud. ‟Asy Sunan Abu Daud”, Mausu’ah al-Hadis al-

Syarif, Mesir : Global Islamic Sofware Company, 2000

http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/profil/profil, pada tanggal 5 Januari 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Talak pada tanggal. 14 Januari 2015

id.m.wikipedia.org/wiki/Perceraian#islam, artikel diunduh pada 18-03-2014/

pukul 11:07 WIB.

Pengadilan Agama Tangerang, Website. http://pa-tangerangkota.go.id.

Tangerang, 2015

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

71

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

72

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

73

Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

74

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

75

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

76

Page 86: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

77

Page 87: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

78

Page 88: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

79

Page 89: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

80

Page 90: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

81

Page 91: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

82

Page 92: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

83

Page 93: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

84

Page 94: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

85

Page 95: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

86

Page 96: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

87

Page 97: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

88

Page 98: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

89

Page 99: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

90

Page 100: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

91

Page 101: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

92

Page 102: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

93

Page 103: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

94

Page 104: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

95

Page 105: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

96

Page 106: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30334/1/MUHAMAD... · Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa utang piutang tidak dapat dijadikan

97