SKRIPSI · 2021. 7. 14. · SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi...
Transcript of SKRIPSI · 2021. 7. 14. · SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi...
i
PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN KESULITAN
KEUANGAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BEI PADA TAHUN 2011-2013
Oleh :
OMEGA CARANA MAHARSHI
NIM : 232011157
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian
dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN MOTTO
“ Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk
dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat
Tuhan, dan yang merenungkannya siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;
Apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
(Mazmur 1:1-6)
vii
ABSTRACT
Various conditions in the current economic uncertainty which will come from
both inside and outside the company has became the reason of the principle of
conservatism. Presentation of financial information in recognizing and measuring
assets and profits performed with prudent because of economic and business
activity bounded uncertainty. Acoounting conservatism has a several factors there
are leverage and financial distress. This study aims to determine the effect of
leverage and effect of financial distress on accounting conservatism Samples were
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample was
selected using purposive sampling method. The sample used a total of 64
manufacturing companies in 2011-2013. Hypothesis testing using multiple
regression analysis. This research showed that leverage has not significant effect
to the accounting conservatism but financial distress has a significant effect.
Researchers suggested for further research should add another variable, using
different types of industrial of the beginning of bankruptcy, then anticipate that
possibility.
Keywords: Leverage, Financial Distress, Accounting Conservatism.
viii
SARIPATI
Berbagai kondisi ketidakpastian ekonomi di saat yang akan datang baik dari
dalam maupun luar perusahaan telah menjadi alasan dari prinsip konservatisme.
Penyajian informasi keuangan dalam mengakui dan mengukur aktiva serta laba
dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Konservatisme akuntansi mempunyai
beberapa faktor yaitu tingkat hutang dan kesulitan keuangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan
terhadap konservatisme akuntansi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih dengan
menggunakan metoda purposive sampling. Jumlah perusahaan yang diambil
sebagai sampel adalah 64 perusahaan pada tahun 2011-2013. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi dan kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi. Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel lain, menggunakan jenis industri perusahaan yang
berbeda, dan hendaknya memperpanjang rentang waktu penelitian dan bagi
manajemen dapat mengenali sejak dini tanda-tanda awal kebangkrutan, kemudian
mengantisipasi kemungkinan tersebut.
Kata Kunci : Tingkat Hutang, Kesulitan Keuangan, Konservatisme Akuntansi.
ix
KATA PENGANTAR
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Hutang dan Kesulitan Keuangan
terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI pada Tahun 2011-2013” dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
akademik yang harus dipenuhi oleh penulis untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi strata satu dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan
penulis mengenai pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
tahun 2011-2013 yang didukung dengan data sekunder berupa laporan keuangan
yang sesuai data yang dibutuhkan untuk penelitian bagi penulis. Penulis memilih
judul penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang dan kesulitan
keuangan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik dan
koreksi yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Salatiga, 3 Febuari 2015
Penulis
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala hormat dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, yang selalu
melimpahkan berkat dan kasih serta penyertaan-Nya sehingga skripsi yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Hutang dan Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI pada Tahun
2011-2013” dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih untuk, kesehatan,
kekuatan, kesabaran dan sikap tidak mudah menyerah yang telah Tuhan
karuniakan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Kiranya terus mengalir
segala berkat yang melimpah dan semuanya itu dikembalikan melalui puji dan
sembah untuk kemuliaan Bapa di surga.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir yang
merupakan salah satu syarat kelulusan pada Fakultas Ekonomi, jurusan
Akuntansi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Skripsi ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini ;
1. Keluarga penulis, Papa Hasta Amanjaya, Mama Henny Murtini yang selalu
sabar dan selalu mendoakan kelancaran dalam penulisan skripsi ini, saudara
kembar penulis Alfa Carana Dharani yang selalu memberi dukungan dan
membantu dalam pembuatan skripsi ini, saudara dekat penulis Bramantyo,
Aurea Arinda, Galih Saputra, Mbak Yuni, Mbak Aya, Mas Nug, dan Mba
Mike yang selalu mendoakan kelancaran skripsi ini, dan juga keluarga besar
Soepomo dan Ngaridjo yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil.
2. Bapak Hari Sunarto SE., MBA., PhD sebagai Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis serta dosen pembimbing yang dengan tulus dan sabar dalam
mendampingi, memberikan arahan, petunjuk serta nasehat kepada penulis.
xi
3. Ibu Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak sebagai dosen wali yang telah
membimbing dan mendukung hingga skripsi ini terselesaikan. Dan Ko Hans
Hananto Andreas, SE., Msi yang telah membantu mengarahkan saat
mengolah data, dan membantu mengecek penulisan dalam skripsi ini.
4. Seluruh staf pengajar, dan staf tata usaha yang telah membantu selama masa
perkuliahan penulis serta penyusunan skripsi, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
5. Teman-teman sebaya yang turut berperan dalam pengambilan data penelitian
skripsi, Robby Setiawan, Astrid Natali, Giovania Kartika, Christina Raida
serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
6. Seluruh sahabat selama perkuliahan hingga selesainya skripsi ini, Melisa
Septiana, Albie Nugrahanta, Wahyu Tri Wibowo, Yosefine Christin Wijaya,
Yoanita Avilioni, Riska IE, Hervina, Mega Sekar, Aliawati, Arda, dan Haris
Yodha serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang
telah mendoakan dan selalu memberi semangat serta dukungan.
7. Teman-teman seangkatan 2011 yang selalu memberi semangat untuk cepat
selesai dalam penulisan skripsi ini.
8. Adik angkatan 2014 yang menjadi anak fasilitator penulis yang selalu
mendoakan hingga terselesaikannya skripsi ini. .
9. Keluarga besar panitia “Go Ahead”, makrab “FUSION”, “JAC NAS”,
Fasilitator OMB 2014, dan “Dies Natalis FEB ke 55” yang selalu
memberikan dukungan.
10. Keluarga besar kost Seruni 423, ci San, ci Er, Kak Mayang, Ines, Kak Nila,
Kak Ola, dan tetangga sebelah kost yang selalu menemani.
11. Teman-teman Susana Weningtyas yang senantiasa menjadi sahabat setia
sedari kecil hingga saat ini dan tidak putus-putusnya memberikan doa dan
dukungan dan memberikan semangat serta membantu dalam penulisan skripsi
ini hingga selesai.
Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna karena masih terdapat
banyak kekurangan serta keterbatasan dalam penyusunannya. Namun demikian
xii
penulis berharap kiranya skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Salatiga, 3 Febuari 2015
Omega Carana Maharshi
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi .................................................. ii
Halaman Persetujuan / Pengesahan ..................................................................... iii
Halaman Motto ................................................................................................... iv
Abstract ............................................................................................................... v
Saripati ................................................................................................................ vi
Kata Pengantar .................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Rumusan Masalah dan Persoalan Masalah ............................................. 3
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 4
Konservatisme Akuntansi ....................................................................... 4
Tingkat Hutang ........................................................................................ 5
Kesulitan Keuangan ................................................................................ 7
Penelitian Terdahulu ............................................................................... 9
Perumusan Hipotesis ............................................................................... 10
Kerangka Pemikiran ................................................................................ 11
METODA PENELITIAN ................................................................................... 11
Populasi dan Sampling ............................................................................ 11
Jenis dan Data Sumber ............................................................................ 12
Teknik Pemilihan Sampel ....................................................................... 12
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ........................................ 13
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 18
Diskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 18
Statistik Deskriptif .................................................................................. 18
xiv
Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 19
Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................... 22
Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................... 23
Uji Simultan (Uji F) ................................................................................ 23
Uji Parsial (Uji T) .................................................................................... 24
Pembahasan ............................................................................................. 25
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ............................................. 26
Simpulan ................................................................................................. 26
Keterbatasan ............................................................................................ 27
Saran ........................................................................................................ 28
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 32
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel ................................................................... 13
Tabel 2 Statistik Diskriptif .................................................................................. 18
Tabel 3 Uji Normalitas Data ............................................................................... 19
Tabel 4 Uji Multikolinearitas .............................................................................. 20
Tabel 5 Uji Heterokedastisitas ............................................................................ 21
Tabel 6 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 21
Tabel 7 Regresi antara Konservatisme Akuntansi dengan Tingkat Hutang
dan Kesulitan Keuangan ....................................................................... 22
Tabel 8 Koefisien Determinasi ............................................................................ 23
Tabel 9 Nilai F Regresi ....................................................................................... 23
Tabel 10 Nilai T Regresi ..................................................................................... 24
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 11
1
PENDAHULUAN
Informasi keuangan perusahaan digunakan oleh pihak internal dan pihak
eksternal dalam proses pengambilan keputusan berupa laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi
yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan
keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap
penggunanya.
Informasi dalam laporan keuangan yang disusun memberikan fleksibilitas
bagi pelaporan keuangan yang sesuai dengan koridor SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) bagi manajemen dalam memilih metoda maupun estimasi akuntansi
yang digunakan. Fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer
dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan
perusahaan. Kebebasan dalam memilih metoda maupun estimasi akuntansi yang
digunakan akan menghasilkan laporan keuangan yang berbeda pada tiap
perusahaan (Alhayati, 2013). Salah satu prinsip yang digunakan dalam akuntansi
adalah prinsip konservatisme akuntansi. Prinsip konservatisme akuntansi
merupakan prinsip kehati-hatian, dimana mengakui beban dan rugi lebih cepat
sedangkan pendapatan dan untung lebih lambat. Praktek konservatisme terjadi
karena Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan
untuk memilih salah satu metoda, misalnya PSAK No. 14 mengenai persediaan
yang terkait dengan pemilihan perhitungan biaya persediaan, PSAK No. 16
mengenai aktiva tetap, PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud yang
berkaitan dengan amortisasi, dan PSAK No. 23 mengenai pengakuan,
pengukuran, pengungkapan pendapatan dividen, royalti, dan bunga. Penerapan
metoda yang berbeda akan mempengaruhi perbedaan Laporan Keuangan baik
neraca maupun Laba Rugi.
Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka
penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan
dalam akuntansi dan laporan keuangannya. Prinsip konservatisme akuntansi jika
diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung
2
rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan
akan menghasilkan laba yang terlalu rendah (Fatmariani, 2013).
Faktor pertama yang mempengaruhi konservatisme adalah tingkat hutang
(leverage). Tingkat hutang adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of
funds) dengan beban tetap dengan salah satu maksud meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham (Sartono, 2001). Leverage yang tinggi menunjukkan
besarnya sumber dana pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva
perusahaan. Leverage dikatakan menguntungkan apabila perusahaan dapat
menghasilkan laba yang melebihi biaya pembelanjaan tetapnya (bunga obligasi
dan dividen saham preferen yang konstan). Semakin besar leverage perusahaan
maka semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Lo (2005) menyatakan jika
perusahaan mempunyai hutang yang tinggi, maka kreditur juga mempunyai hak
untuk mengetahui dan mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan, yang
mengakibatkan perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pelaporan
laba.. Hal ini terjadi karena semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar
kemungkinan konflik yang akan muncul antara manajer, pemegang saham dan
kreditur yang pada akhirnya akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap
akuntansi yang konservatis. Dengan demikian perusahaan yang memiliki hutang
tinggi akan memilih penerapan akuntansi konservatif.
Faktor kedua yang mempengaruhi konservatisme adalah kesulitan
keuangan. Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat memicu
terjadinya kesulitan keuangan (financial distress) dan akhirnya jika perusahaan
tidak mampu keluar dari kondisi tersebut, maka perusahaan akan mengalami
kebangkrutan. Kesulitan keuangan bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau
gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang
dialami oleh suatu perusahaan. Dalam teori akuntansi positif memprediksi bahwa
tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk
mengurangi tingkat konservatisme akuntansi (Suprihastini dan Pusparini, 2007).
Kondisi keuangan perusahaan yang buruk dapat mendorong pemegang saham
untuk melakukan pergantian manajer, dan dapat menurunkan nilai pasar manajer
yang bersangkutan di pasar tenaga kerja. Ancaman tersebut dapat mendorong
3
manajer untuk mengatur pelaporan laba akuntansi yang merupakan salah satu
tolak ukur kinerja bagi manajer. Pemakai laporan keuangan perlu memahami
kemungkinan bahwa perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja
manajer juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan konservatisme yang ditempuh
manajer. Sebaliknya, teori signaling memprediksi bahwa kondisi keuangan
perusahaan yang bermasalah dapat mendorong manajer untuk menaikkan tingkat
konservatisme akuntansi (Lo, 2005). Dalam teori signaling menjelaskan bahwa
jika kondisi keuangan dan prospek perusahaan baik, manajer memberi sinyal
dengan menyelenggarakan akuntansi liberal yang tercermin akrual diskresioner
positif untuk menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan laba periode
kini serta yang akan datang lebih baik daripada yang diimplikasikan oleh laba
non-diskresioner periode kini. Jika perusahaan dalam kesulitan keuangan dan
mempunyai prospek buruk, manajer memberi sinyal dengan menyelenggarakan
akuntansi konservatif yang tercermin dalam akrual diskresioner negatif untuk
menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dan laba periode kini serta
yang akan datang lebih buruk dari pada laba non‐diskresioner periode kini.
Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi akan
mendorong manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi (Lo,
2005).
Penelitian ini mengambil dari penelitian sebelumnya yang meneliti analisis
pengaruh kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi yang dilakukan
Lo (2005). Ningsih (2013) meneliti tentang pengaruh tingkat kesulitan keuangan
perusahaan dan risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi. Alhayati (2013)
meneliti tentang pengaruh tingkat hutang (leverage) dan tingkat kesulitan
keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi. Dan Fatmariani (2013)
meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan, debt covenant, dan growth
opportunities terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.
4
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat hutang dan kesulitan
keuangan perusahaan. Peneliti hanya mengambil variabel ini karena melihat dari
penelitian sebelumnya banyak yang tidak konsisten mengenai variabel kesulitan
keuangan yaitu pada penelitian Lo (2005) yang mengatakan bahwa kesulitan
keuangan berpengaruh positif sedangkan Ningsih (2013) mengatakan bahwa
kesulitan keuangan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi dan
Alhayati (2013) mengatakan bahwa kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dan pada variabel tingkat hutang karena peneliti ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat hutang mempengaruhi konservatisme
akuntansi.
Seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada perusahaan
publik sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini
dilakukan dengan alasan bahwa perusahaan publik sektor manufaktur merupakan
kelompok yang dominan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI, selain itu
juga perusahaan manufaktur cukup sensitif terhadap setiap kejadian (Gantyowati,
1998).
RUMUSAN MASALAH DAN PERSOALAN MASALAH
Di dalam dunia bisnis terdapat metoda yang berbeda terhadap pengelolaan
akuntansi. Diantaranya banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang
menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Maka dari itu rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan
terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di BEI pada tahun
2011-2013”
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang dan kesulitan
keuangan terhadap konservatisme akuntansi.
5
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan
terhadap konservatisme akuntansi.
2. Bagi investor, memberikan gambaran mengenai pengaruh faktor-faktor
konservatisme sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan
referensi bagi mahasiswa lain dalam kajian berikutnya.
KAJIAN PUSTAKA
Konservatisme merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam
akuntansi. Wolk (2001) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai usaha
untuk memilih metoda akuntansi berterima umum yang (a) memperlambat
pengakuan pendapatan, (b) mempercepat pengakuan beban, (c) merendahkan
penilaian aktiva, dan (d) meninggikan penilaian utang. Dalam situasi-situasi
tertentu, sebagian dari kriteria ini bisa saling bertentangan. Sehingga income yang
lebih rendah akan lebih dulu dipertimbangkan daripada penilaian aset yang lebih
tinggi dalam menentukan apakah suatu metode atau pendekatan bersifat
konservatif atau tidak.
Basu (1997) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi
laba (mengecilkan aktiva bersih) dalam merespon berita buruk (bad news), tetapi
tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespon berita baik
(good news).
Wibowo (2002) dalam Ningsih (2013) mendefinisikan konservatisme
merupakan prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan
pengukuran aktiva serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena
aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip konservatisme akuntansi merupakan
prinsip yang sangat hati-hati saat memperlambat pengakuan pendapatan, yaitu
6
ketika adanya pendapatan atau penerimaan kas maka perusahaan tidak akan
langsung mencatat berapa nilai pendapatan tersebut. Sedangkan mempercepat
pengakuan beban adalah ketika ada beban maka nilai beban itu akan langsung
dicatat nilainya sebagai beban. Sehingga laba akan cenderung lebih rendah. Pada
umumnya akuntansi akan segera mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan
besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih dahulu) untung atau
pendapatan yang akan datang walaupun kemungkinannya besar terjadi, bisa
dikatakan juga sebagai tidak suka risiko.
Berbagai kondisi ketidakpastian ekonomi di saat yang akan datang baik
dari dalam maupun luar perusahaan telah menjadi alasan dari prinsip
konservatisme. Penyajian informasi keuangan dalam mengakui dan mengukur
aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian dikarenakan aktivitas
ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian.
Pengukuran pada penelitian ini menggunakan pengukuran Model Zhang
(2007) menggunakan convaccrual sebagai salah satu pengukuran konservatisme.
Convaccrual didapatkan dengan membagi akrual non operasi dengan total aset.
Akrual non operasi memperlihatkan pencatatan kejadian buruk yang terjadi dalam
perusahaan, contohnya biaya restrukturiasi dan penghapusan aset. Dalam
penelitiannya Zhang (2007) mengalikan convaccrual dengan -1 agar mempermudah
analisa. Dimana, semakin tinggi nilai convaccrual menunjukkan penerapan
konservatisme yang semakin tinggi pula.
Rumus :
Non operating accruals
Convaccrual = x (-1)
Total aset
Faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme adalah tingkat hutang
dan tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Faktor yang pertama adalah tingkat
hutang. Pada perusahaan yang mempunyai hutang yang tinggi, kreditur
mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi penyelenggaraan
7
operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar yang dimiliki kreditur akan
mengurangi asimetri informasi di antara kreditur dengan manajer perusahaan.
Manajer mengalami kesulitan untuk menyembunyikan informasi dari kreditur.
Kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba yang lebih
rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur cenderung
meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif (Lo, 2005).
Leverage merupakan salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban ketika
perusahaan itu dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang lain adalah dalam bentuk Debt
to Equity Ratio (DER), yaitu suatu perbandingan antara nilai seluruh hutang (total
debt) dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana
oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun aset. Semakin besar leverage perusahaan, maka semakin
besar pula risiko kegagalan perusahaan. Dalam penelitian ini leverage akan diukur
berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) yang melihat sampai sejauh mana
kemampuan perusahaan bisa menutupi semua hutangnya terhadap pihak luar jika
diukur dari modal pemilik. Semakin rendah DER maka semakin baik, karena
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk bisa membayar seluruh
kewajibannya. Sebaliknya, semakin tinggi hasil dari rasio ini maka cenderung
semakin besar risiko keuangan bagi kreditur maupun pemegang saham.
Perusahaan yang menggunakan dana dengan biaya tetap dikatakan
menghasilkan leverage yang menguntungkan jika pendapatan yang diterima dari
penggunaan dana tersebut lebih besar dari biaya tetap penggunaan dana itu, dan
finansial leverage akan merugikan jika perusahaan tidak dapat memperoleh
pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak biaya yang harus dibayar
(Suprihastini dan Pusparini, 2007).
Dalam penerapan konservatisme, semakin tinggi tingkat hutang maka
pengakuan terhadap laba akan dilakukan oleh pihak manjemen secara lebih hati-
hati dengan memperlambat pengakuannya (konservatif). Karena pihak kreditur
cenderung akan mengawasi penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan.
8
Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, maka
permintaan akan penerapan akuntasi yang konservatif semakin tinggi pula karena
disini kreditur berkepentingan terhadap keamanan dananya yang diharapkan dapat
menguntungkan bagi dirinya dimasa mendatang
Faktor yang kedua yang mempengaruhi konservatisme adalah kesulitan
keuangan. Sedangkan kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat
memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya atau
tidak bisa membayar hutangnya. Ada beberapa definisi kesulitan keuangan, sesuai
tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency
in bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan Gapenski, 1997). Berikut ini
adalah penjelasannya:
a) Economic failure atau kegagalan ekonomi
adalah keadaan dimana pendapatan suatu perusahaan tidak bisa menutupi
total biaya, termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan
operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya
mau menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.
Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti,
perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
b) Business failure atau kegagalan bisnis
Didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan akibat
kerugian kepada kreditur.
c) Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika
ketika jatuh tempo tidak dapat memenuhi kewajiban lancarnya.
Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan
kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, dan jika diberi waktu
perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan bisa survive. Di sisi
lain, jika technical insolvency adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini
mungkin menjadi perhentian pertama menuju bencana keuangan (financial
disaster).
9
d) insolvent in bankruptcy
Perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai
buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada
technical insolvency karena, umumnya ini adalah tanda economic failure,
dan bahkan mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam
keadaan insolvent in bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan
kebangkrutan secara hukum.
e) Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan
secara resmi dengan undang-undang (Brigham dan Gapenski, 1997).
Risiko kebangkrutan bagi perusahaan bisa dilihat dan diukur dengan
laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis rasio terhadap laporan
keuangan pada suatu perusahaan. Sejumlah studi telah dilakukan untuk
mengetahui kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau
kebangkrutan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan Altman Z-
Score. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah multiple discriminan
analysis (MDA) yang biasa disebut metode Z-Score model Altman (Setiadi,
2011). Metoda Z-Score (Altman) adalah skor yang ditentukan dari hitungan
standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi, 2003:73).
Dalam Darsono, dkk (2004) Altman menemukan lima jenis rasio keuangan
yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang
bangkrut dan yang tidak bangkrut. Metoda Z-Score Altman untuk perusahaan
manufaktur yang telah go public ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Z= 1,2 (WCTA )+ 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1
(STA)
Keterangan :
X1 = WCTA (Working capital to total asset atau modal
kerja dibagi total aset)
10
X2 =RETA (Retained earning to total asset atau laba
ditahan dibagi total aktiva)
X3 = EBITTA (Earning before interest and taxes to total
asset atau laba sebelum pajak dan bunga dibagi total
aktiva)
X4 = MVEBVL (Market value of equity to book value of
liability atau nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai
buku utang)
X5 = STA (Sales to total asset atau penjualan dibagi total
aktiva).
Indikator dari fungsi diskriminan Z (Zeta) ini adalah (Muslich, 2000:60):
Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat
Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut
1,81-2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah
kelabu
PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan oleh para peneliti untuk
menguji pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan konservatisme
akuntansi, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Lo (2005), Ningsih (2013),
Alhayati (2013), dan Fatmariani (2013).
Lo (2005) menyatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan
berpengaruh positif terhadap kebijakan tingkat konservatisme akuntansi yang
dibuat oleh manajer perusahaan. Simpulan ini mendukung prediksi teori signaling
mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi.
Ningsih (2013) menyatakan tingkat kesulitan keuangan perusahaan
berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, dan risiko
litigasi berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi,
11
Alhayati (2013) menyatakan tingkat hutang berpengaruh signifikan positif
terhadap tingkat konservatisme akuntansi dan tingkat kesulitan keuangan tidak
berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Dalam Fatmariani (2013) menyatakan struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, debt covenant
tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, growth
opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi.
PERUMUSAN HIPOTESIS
a. Tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi
Ketika tingkat hutang tinggi perusahaan akan lebih berhati-hati karena
tingkat hutang yang tinggi akan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Menurut Lo (2005), tingkat hutang berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Pada perusahaan yang mempunyai hutang tinggi,
kreditur mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
penyelenggaraan operasi dan akuntansi perusahaan. Hak lebih besar yang
dimilki oleh kreditur akan mengurangi asimetri informasi di antara kreditur
dengan manajer perusahaan. Manajer pun akan mengalami kesulitan untuk
menyembunyikan informasi dari kreditur. Karena kreditur berkepentingan
terhadap distribusi aset bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer
dan pemegang saham sehingga kreditur cenderung meminta manajer untuk
menyelenggarakan akuntansi konservatif. Seperti pada teori signaling ketika
manajer memberikan sinyal maka kreditur dan pemegang saham akan
cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi
konservatif. Teori Signaling merupakan langkah manajemen dari
perusahaan yang sebenarnya memberikan petunjuk secara implisit kepada
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan
(Steven dan Lina, 2011).
H1 = Tingkat hutang berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
b. Kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi
12
Teori signaling diasumsikan bahwa pemberian informasi yang
mengakui adanya laba yang rendah akan membantu mengurangi konflik
antara menajer dan pemegang saham, karena manajer dengan teori ini
berusaha menyampaikan informasi secara jujur dengan penuh kehati-hatian.
Konservatisme akuntansi adalah prinsip kehati-hatian, dengan adanya
kesulitan keuangan maka perusahaan akan lebih berhati-hati lagi dalam
menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini. Dengan demikian, tingkat
kesulitan keuangan perusahaan yang semakin tinggi akan mendorong
manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi, dan jika tingkat
kesulitan keuangan rendah manajer akan menurunkan tingkat konservatisme
akuntansi. Penelitian yang dilakukan Lo (2005) menyatakan bahwa tingkat
hutang berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Maka
diperoleh hipotesis:
H2 = Kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODA PENELITIAN
Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013. Data yang dikumpulkan adalah
TINGKAT
HUTANG
KONSERVATISME
AKUNTANSI
KESULITAN
KEUANGAN
13
data laporan keuangan yang dipubikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-
2013. Di Indonesia ada 140 perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan
manufaktur banyak terdaftar di BEI dan memiliki cakupan yang luas di bidang
usaha.
Jenis dan Data Sumber
Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian kausatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat sejauhmana
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini berusaha
menjelaskan pengaruh tingkat hutang dan tingkat kesulitan keuangan perusahaan
sebagai variabel independen terhadap konservatisme akuntansi yang merupakan
variabel dependen.
Teknik Pemilihan Sampel
Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah sampel yang dipilih mempunyai tujuan atau target
tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak. Ada beberapa kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan secara berturut-turut
selama periode 2011-2013.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan nilai rupiah dalam pelaporan
keuangan.
Dari keseluruhan jumlah perusahaan manufaktur yang ada di BEI periode
2011-2013 terdapat 64 perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
dalam pemilihan sampel.
14
TABEL 1
Hasil Pemilihan Sampel
NO KETERANGAN JUMLAH
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 140
2. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangan
2011-2013 tidak tersedia lengkap (tidak ada
laporan keuangannya dari tahun 2011, 2012, atau
2013)
(54)
3. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangan
tidak menggunakan rupiah
(22)
Total perusahaan yang dipakai tahun 2011-2013 64
Variabel Penelitian Dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen (Y)
Konservatisme akuntansi
Variabel dependen adalah suatu bentuk variabel terikat yang
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini berupa
konservatisme akuntansi. Variabel ini diukur dengan menggunakan
model Convaccrual Zhang (2007), dengan rumus:
Non operating accruals
Convaccrual = x (-1)
Total aset
Dimana:
Non operating accruals = Total accruals (before depreciation) –
Operating accruals
Total accruals (before depreciation) = (net income +
depreciation) – cash flow from operational.
Operating accruals = ∆ account recivable + ∆ inventories +
∆prepaid expense - ∆ account payable - ∆ accrued expense - ∆
tax payable.
15
2. Variabel Independen (X):
Variabel independen adalah variabel bebas yang merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen atau variabel bebas.
Tingkat Hutang (X1)
Tingkat Hutang dalam penelitian ini menggunakan rasio
dari Debt to Equity Ratio dengan rumus:
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Modal
Kesulitan Keuangan (X2)
Kesulitan keuangan dalam penelitian ini menggunakan
model Altman Z-Score dengan rumus sebagai berikut yang
dikemukakan oleh Darsono dan Ashari (2004).
Z = 1,2 (WCTA ) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6
(MVEBVL) + 1 (STA)
Keterangan :
X1 = WCTA (Working capital to total asset atau modal
kerja dibagi total aset)
X2 =RETA (Retained earning to total asset atau laba
ditahan dibagi total aktiva)
X3 = EBITTA (Earning before interest and taxes to total
asset atau laba sebelum pajak dan bunga dibagi total
aktiva)
X4 = MVEBVL (Market value of equity to book value of
liability atau nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai
buku utang)
X5 = STA (Sales to total asset atau penjualan dibagi total
aktiva).
16
Indikator dari fungsi diskriminan Z (Zeta) ini adalah
(Muslich, 2000:60):
Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat
Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut
1,81-2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area
atau daerah kelabu
Analisis Data:
1. Uji Normalitas Residual
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Sebelum dilakukan uji normalitas data untuk melihat
apakah data ini menggunakan uji analisis parametrik atau non parametrik.
Pengujian ini menggunakan metoda Kolmogrov Smirnov dengan kriteria
pengujian α=0,05. Jika sig > α berarti data sampel berdistribusi normal.
2. Uji Multikolonearitas
Pengujian uji multikolonearitas dimaksudkan untuk mengetahui
apakah terdapat korelasi yang tinggi antara variabel–variabel bebas dalam
model yang digunakan.
Korelasi antara variabel independen dapat dideteksi dengan menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria (Singgih, 2010) yaitu :
a. Jika angka tolerance > 0,1 dan VIF < 10 dikatakan tidak terjadi
multikolonearitas.
b. Jika angka tolerance < 0,1 dan VIF > 10 dikatakan terjadi
multikolonearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual
dari suatu pengamatan lain. Untuk menguji terjadi tidaknya
heterokedastisitas digunakan Uji Spearman rho. Dimana dilakukan
perhitungan dari korelasi spearman antara variabel absolut ut dengan
variabel-variabel bebas. Kemudian nilai dari semua rank spearman
tersebut dibandingkan dengan nilai signifikansi 0,05. Tidak terjadi
17
masalah heterokedastisitas bila rank spearman antara variabel absolut
residual regresi dengan variabel-variabel bebas lebih besar dari 0,05.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi.
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan menggunakan uji
Durbin-Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. Jika d lebih besar dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka
hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,
yang berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelinieritas variabel
terikat dengan variabel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau
tidaknya data yang outlier atau data yang ektrim. Untuk mengetahui variabel
bebas terhadap variabel terikat digunakan model regresi linier berganda dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan:
Y = Konservatisme Akuntansi
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi variabel independen
x1 = Tingkat Hutang
18
x2 = Kesulitan keuangan
e = standar eror
Pengujian Model Penelitian
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dilakukan untuk mengukur proporsi variasi dari variabel dependen yang
dijelaskan oleh variabel independen atau ukuran yang menyatakan kontribusi
dari variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
dependen. Artinya semakin besar R2, maka akan semakin baik model regresi
dengan data yang ada, sehingga semakin tepat model tersebut digunakan
dalam menjelaskan variabel dependen oleh variabel independen.
2. Pengujian secara bersama-sama (Uji F)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Toleransi kesalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5% (α =
0.05), dengan batasan:
Ho akan ditolak bila nilai sig > 0.05 atau tidak terdapat pengaruh antara
tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme
akuntansi secara bersama-sama.
Ho akan diterima bila nilai sig < 0.05 atau terdapat pengaruh antara
tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme
akuntansi secara bersama-sama.
3. Pengujian secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara individu. Hipotesis yang akan diuji menggunakan uji t
adalah H1, dan H2. Toleransi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 5%
(α = 0.05), dengan batasan:
Ho akan ditolak bila nilai sig > 0.05 atau tidak terdapat pengaruh antara
tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi
secara parsial.
19
Ho akan diterima bila nilai sig < 0.05 atau terdapat pengaruh antara
tingkat hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi
secara parsial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Obyek Penelitian
Setelah dilakukan analisis data terkumpul 192 sampel namun dengan
adanya outlier maka jumlah sampel tinggal 162 untuk periode 2011-2013. Hasil
olahan data statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut:
TABEL 2
Statistik Deskriptif
Nilai rata-rata, dan deviasi tingkat hutang, kesulitan keuangan, dan konservatisme akuntansi
(dalam persen)
Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi
Tingkat Hutang 2.1328 0.04 30.59 4.20602
Kesulitan
Keuangan
2.6286 0.04 6.47 1.29601
Konservatisme
Akuntansi
.5573 -1.36 6.25 1.32803
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa tingkat hutang diukur dengan DER
memiliki rata-rata 213,28 persen jadi bisa dilihat bahwa total hutang lebih besar
daripada total modal sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tingkat hutang
memiliki rata-rata yang buruk karena bisa dilihat dengan nilai minimum 4 persen,
nilai maksimum 3059 persen dan standar deviasi 420,60 persen dari hutang dan
ekuitas. Kemudian kesulitan keuangan diukur dengan model Z-Score memiliki
rata-rata 262,86 persen, jadi bisa dilihat bahwa nilai rata-rata Z-Score cukup baik
karena nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area
atau daerah kelabu dengan nilai minimum 4 persen, nilai maksimum 647 persen
dan standar deviasi 129,60 persen dari modal kerja, total aktiva, laba ditahan, laba
sebelum bunga pajak, nilai pasar modal sendiri, total hutang, dan penjualan. Dan
konservatisme akuntansi diukur dengan Convaccrual memiliki rata-rata 55,73
20
persen dapat dilihat bahwa nilai non operating accruals lebih besar dari total aset
sehingga konservatisme memiliki rata-rata yang baik dengan nilai minimum -136
persen, nilai maksimum 625 persen, dan standar deviasi 132,80 persen dari laba
bersih, depresiasi, arus kas operasi dan total aset.
UJI ASUMSI KLASIK
Sebelum dilakukannya perhitungan regresi berganda, ada beberapa syarat
pengujian asumsi klasik agar dapat memenuhi persyaratan analisis regresi. Ada
beberapa uji yang digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian, yaitu:
1. Uji Normalitas Residual
Uji normalitas data bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan
dalam penelitian telah terdistribusi normal. Ghozali (2005) menyatakan
bahwa pendekatan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan
untuk menguji normalitas data. Hasil uji normalitas data tersaji dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3
Uji Normalitas Data
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa hasil uji normalitas residual
menunjukan level signifikan lebih besar dari ( = 0.05) yaitu 0,4945 > 0,05
untuk variabel konservatisme akuntansi, tingkat hutang, dan tingkat kesulitan
keuangan perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan data dari ketiga
variabel penelitian terdistribusi normal sehingga layak dipakai untuk analisis
regresi berganda.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Normal Parametersa Mean -2.5841993
Std. Deviation 2.01896769
Most Extreme
Differences
Absolute .035
Positive .035
Negative -.034
Kolmogorov-Smirnov Z .445
Asymp. Sig. (2-tailed) .989
21
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan pengujian yang digunakan untuk
mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
mengharapkan korelasi yang rendah antar variabel independen. Keberadaan
multikolinearitas dideteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan
Tolerance (Singgih, 2010). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel 4
berikut ini.
Tabel 4
Uji Multikolinearitas Data
Variabel
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Tingkat_hutang .982 1.019
Kesulitan_keuangan .982 1.019
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Catatan : Dependent Variable adalah Konservatisme
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa nilai tolerance masing-
masing variabel lebih besar dari 0,10 (nilai tolerance adalah 0,982), begitu
juga dengan VIF, masing-masing variabel lebih kecil dari 10 (nilai VIF
adalah 1,019). Hal ini berarti bahwa hasil nilai menunjukkan tidak adanya
masalah multikolinearitas yang serius sehingga layak digunakan model
regresi berganda.
3. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Uji heterokedastisitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini dengan menggunakan uji Spearman rho.
22
TABEL 5
UJI HETEROKEDASTISITAS
Tingkat_Hutang Kesulitan_Keu
angan
Abs_res
Spearman’
s rho
Tingkat_hutan
g
Corellastion
coefficient
1.000
.391
.404
(2_tailed) . .000 .000
N 162 162 162
Kesulitan_keua
ngan
Corellastion
coefficient
.391
1.000
.791
(2_tailed) .000 . .000
N 162 162 162
Abs_res Corellastion
coefficient
.404
.791
1.000
(2_tailed) .000 .000 .
N 162 162 162
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat diperoleh hasil bahwa korelasi rank
spearman antara tingkat hutang dengan ut adalah 0,404, korelasi rank
spearman antara kesulitan keuangan antara ut adalah 0,791, korelasi rank
spearman antara abs_res dengan ut adalah 1,000. Tidak ada masalah
heterokedastisitas karena semua nilai korelasi rank spearman lebih besar dari
0,05.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah di dalam model regresi
liniear ada korelasi suatu variabel independen antara periode t dengan periode
sebelum t-1. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah tidak ada korelasi
antara observasi dengan data observasi sebelumnya menggunakan Uji
Durbin-Watson.
Tabel 6
Uji Autokorelasi Data
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .442a .195 .185 1.19894 2.109
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Catatan : Median
23
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa nilau uji Durbin-Watson
adalah 2,109 yang berada pada interval 1,760 sampai 2,24. Hal ini
menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi autokorelasi.
ANALISIS DATA
Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah dilakukannya uji asumsi klasik maka dilakukan pengolahan regresi
berganda dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Regresi antara Konservatisme Akuntansi dengan Tingkat Hutang dan Kesulitan Keuangan
Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.540 .226 -2.387 .018
Tingkat_hutang -.023 .023 -.074 -1.025 .307
Kesulitan_keuangan .436 .074 .426 5.928 .000
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Dari Analisis tabel 7 diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi
berganda dengan hasil sebagai berikut:
Y = -0.540 – 0.023 (X1) + 0.436 (X2) + e
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta (α)
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -0,540. Hal ini menunjukkan tanpa
adanya kenaikan tingkat hutang dan kesulitan keuangan maka konservatisme
akuntansi akan turun 0,540.
b. Koefisien Regresi (β)(X1)
Nilai koefisien regresi variabel tingkat hutang (leverage) sebesar -0,023. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu item tingkat hutang akan
mengakibatkan penurunan koefisien konservatisme akuntansi sebesar 0,023.
c. Koefisien Regresi (β)(X2)
Nilai koefisien regresi variabel tingkat kesulitan keuangan perusahaan sebesar
0,436. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu item tingkat
24
kesulitan keuangan akan mengakibatkan peningkatan konservatisme sebesar
0,436.
Pengujian Model Penelitian
a. Koefisien Determinan
Hasil uji koefisien determinasi untuk regresi liniear berganda yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
TABEL 8
Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R square Standard Error of the
estimate
.442a .195 .185 1.19894
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Catatan : Predictors: (Constant), Tingkat_Hutang, Kesulitan_Keuangan, Konservatisme
Akuntansi
Dari tabel 8 diatas diketahui bahwa koefisien determinasi
menunjukkan nilai R Square sebesar 0,195. Hal ini menunjukakan bahwa
tingkat hutang dan kesulitan keuangan berpengaruh 19,5 persen terhadap
konservatsime akuntansi dan sisanya 80,5 persen dipengaruhi oleh variabel
lain.
b. Uji F (Simultan)
Nilai F regresi bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).
Hasil uji nilai F adalah sebagai berikut:
TABEL 9
Nilai F Regresi
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 55.3975 2 27.698 19.269 .000a
Residual 228.555 159 1.437
Total 283.952 161
Sumber: Hasil Perhitungan SPSS
Catatan :a. Predictors: (Constant), Kesulitan_Keuangan, Tingkat_Hutang
25
Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 19,269 dengan
tingkat sig 0,000 atau terdapat nilai signifikansi 0,000 < 0.05. Hal
tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara tingkat
hutang dan kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi.
c. Uji T (Parsial)
Pengujian hipotesis menggunakan liniear berganda. Analisis ini
digunakan untuk menguji pengaruh tingkat hutang dan kesulitan keuangan
terhadap konservatisme akuntansi.
TABEL 10
Nilai T Regresi
Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) -.540 .226 -2.387 .018
Tingkat_hutang -.023 .023 -.074 -1.025 .307
Kesulitan_keuangan .436 .074 .426 5.928 .000
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat dilihat pengaruh antar variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Tingkat Hutang (X1) terhadap Konservatisme Akuntansi (Y)
Tingkat hutang memiliki nilai sig 0,307 pada tabel coefficients dengan
nilai =0,05 artinya 0,307 > 0,05 dan nilai Beta -0,023. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang (X1) tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian H1 dalam
penelitian ini ditolak.
2. Pengaruh Kesulitan Keuangan (X2) terhadap Konservatisme
Akuntansi (Y)
Kesulitan keuangan memiliki nilai sig 0,000 pada tabel coefficients
dengan =0,05 artinya 0,000 < 0.05 dan nilai Beta 0,436. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan (X2) berpengaruh
26
positif terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian H2
dalam penelitian ini diterima.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa
tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan
kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
positif tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi. Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang memiliki nilai sig 0,307 > 0,05 dan
nilai Beta -0,023. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat hutang tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan demikian Hipotesis
pertama dalam penelitian ini ditolak. Berbeda dengan penelitian Alhayati (2013)
bahwa tingkat hutang berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Sartono (2001) menjelaskan bahwa tingkat hutang adalah penggunaan aset
sumber dana (sources of funds) dengan beban tetap dengan salah satu maksud
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Semakin besar leverage
maka akan besar pula risiko kegagalan perusahaan begitu juga sebaliknya ketika
leverage perusahaan rendah maka risiko kegagalan dalam perusahaan pun akan
rendah. Pada penelitian ini tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dengan demikian manajer cenderung tidak menerapkan
prinsip konservatisme akuntansi. Karena tingkat hutang dapat dikategorikan
sebagai hutang berisiko (risky debt) dan hutang yang bebas risiko (risk free debt)
mungkin tingkat hutang pada penelitian ini masih dalam kategori risk free debt
sehingga hutang perusahaan tidak tinggi dan tidak berisiko untuk mengalami
kebangkrutan. Apabila tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi maka manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menyembunyikan
informasi dari kreditur. Sebab kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva
bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga
kreditur cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi
konservatif ketika tingkat hutang perusahaan tinggi. Oleh karena itu, ketika
perusahaan mempunyai hutang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan
27
perusahaan semakin konservatif. Kreditur pun percaya bahwa dananya aman dan
akan mendatangkan manfaat baginya dimasa mendatang.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
positif kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan memiliki nilai sig 0,00 < 0,05
dan nilai Beta 1,342. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat kesulitan
keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi (Y). Dengan
demikian Hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Berbeda dengan
penelitian Alhayati (2013) dan Ningsih (2013) bahwa kesulitan keuangan
berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi
memberikan nilai positif, yang berarti semakin tinggi kesulitan keuangan maka
perusahaan akan cenderung meningkatkan konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Lo (2005) yang menyatakan bahwa
kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hasil
tersebut mendukung hipotesis teori signaling bahwa tingkat kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Hal ini
bisa jadi karena konservatisme merupakan sikap hati-hati yang harus dimiliki oleh
akuntan untuk menghadapi ketidakpastian dalam pengakuan suatu kejadian
ekonomi maka dengan adanya kesulitan keuangan perusahaan harus lebih berhati-
hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini. Dengan demikian
semakin tinggi tingkat kesulitan keuangan maka perusahaan akan semakin
konservatif.
SIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat hutang dan
kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian
membuktikan bahwa tidak semua variable independen yang digunakan dalam
penelitian ini berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hanya variabel
kesulitan keuangan yang memberikan pengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi. Hal ini mendukung teori signaling bahwa tingkat kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini terjadi
28
karena konservatisme merupakan sikap hati-hati yang harus dimiliki akuntan
untuk menghadapi ketidakpastian dalam pengakuan suatu kejadian ekonomi maka
dengan adanya kesulitan keuangan perusahaan harus lebih hati-hati lagi dalam
menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini.
Sebaliknya, pada variabel independen tingkat hutang tidak memiliki
pengaruh terhadap konservatisme akuntansi, bahkan memiliki arah yang negatif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat hutang memang tidak berdampak pada
konservatisme akuntansi. Dengan demikian manajer cenderung tidak menerapkan
prinsip konservatisme akuntansi. Karena tingkat hutang dapat dikategorikan
sebagai hutang berisiko (risky debt) dan hutang yang bebas berisiko (risk free
debt) mungkin tingkat hutang pada penelitian ini masih dalam kategori risk free
debt sehingga hutang perusahaan tidak tinggi dan tidak berisiko untuk mengalami
kebangkrutan. Apabila tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi maka manajer tidak perlu mengalami kesulitan untuk menyembunyikan
informasi dari kreditur. Sebab kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva
bersih dan laba yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga
kreditur cenderung meminta manajer untuk menyelenggarakan akuntansi
konservatif ketika tingkat hutang perusahaan tinggi. Hal ini menunjukkan jika
perusahaan mempunyai hutang tinggi atau rendah tidak akan menjadikan
perusahaan semakin konservatif. Dan kreditur percaya bahwa dananya aman dan
akan mendatangkan manfaat baginya dimasa mendatang. Sehingga tidak akan
terjadi konflik antara pihak manajer, kreditur dan pemegang saham.
KETERBATASAN
Seperti kebanyakan penelitian lainnya, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:
1. Mengabaikan besaran perusahaan.
2. Tingkat hutang tidak hanya berpengaruh terhadap konservatisme tapi
kemungkinan berpengaruh terhadap kesulitan keuangan perusahaan.
29
SARAN
Sesuai simpulan yang telah diuraikan tersebut, maka dapat disampaikan
beberapa saran:
a. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperpanjang rentang waktu
penelitian agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan menggunakan
jenis industri perusahaan yang berbeda (tidak hanya perusahaan
manufaktur saja) untuk dapat membandingkan penerapan prinsip
konservatisme akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan, dan
menambahkan variabel independen yang lainnya, seperti struktur
kepemilikan managerial, taxes, dan variabel lain yang dapat
mempengaruhi konservatisme akuntansi.
b. Bagi manajemen dapat mengenali sejak dini tanda-tanda awal
kebangkrutan, kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.
c. Bagi investor dapat melakukan analisa laporan keuangan sehubungan
dengan keputusan dalam menanamkan modal kepada perusahaan dengan
melihat dari leverage dan financial distress.
DAFTAR REFERENSI
Basu, Sudipta. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric Timeliness
of Earnings. Journal of Accounting and Economics 24: 3-37.
Brigham, E.F., and L. C. Gapenski. 1997. Financial Management Theory and
Practice. The Dryden Press. Eight Edition. p. 1034-1067.
Darsono dan Ahari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Semarang: Penerbit Andi.
Fatmariani. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant dan Growth
Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek. Skripsi: Universitas Negeri
Padang.
30
Gantyowati, Evi. 1998. Hubungan Operating Cash Flow dan Accrual dengan
Return Saham pada Bursa Efek Jakarta. Thesis: Program Pascasarjana
UGM Yogyakarta.
Givoly, D., dan Hayn. 2002. The Changing Time-Series Properties of Earnings,
Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative? Journal of Accounting and Economics 29 Juni : 287-320.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali
Pers.
Alhayati, Fajri. 2013. Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat
Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
(Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di PT BEI). Skripsi:
Universitas Negeri Padang.
Idris. 2006. Aplikasi SPSS dalam analisa data kuantitatif. FE: UNP.
Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia). Laporan keuangan dan
tahunan. Available at http://www.idx.co.id.
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap
Hubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisme Akuntansi.
Simposium Nasional Akuntansi X: Makasar.
Lo, Eko Widodo. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi
VIII: Solo.
Muslich, Mohamad. 2000. Manajemen Keuangan Modern (Analisis,
Perencanaan, dan Kebijaksanaan). Jakarta: Bumi Aksara.
31
Ningsih, Euis. 2013. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan dan
Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Skripsi: Universitas
Negeri Padang.
Prasetya, Chalendra. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan
Terjadinya Financial Distress. Skripsi: Universitas Diponegoro
Semarang.
Resti. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konseravtisme
Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufacture yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi: Universitas Hasanuddin
Makasar.
Sari, C., dan Desi. 2009. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor
Faktor yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII: Solo.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Edisi 3. BPFE. Yogyakarta.
Setiadi, Beni. 2011. Analisis Tingkat Kebangkrutan Suatu Perusahaan dengan
Menggunakan Metode Altman Z-Score (Studi Kasus Pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk). Skripsi: Universitas Hasanuddin
Singgih, Santoso. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Steven dan Lina. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13, No. 3.
Desember 2011, Hlm. 163-181.
Supardi dan Sri Mastuti. 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman Untuk
Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa
Efek Jakarta.
Suprihastini, E., dan H. Pusparini. 2007. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan
dan Tingkat Hutang Terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan
32
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2001-2005. Jurnal Riset
Akuntansi. Vol.6.
Watts, Ross.L. 2003. Conservatism in Accounting. Part II: Evidence and
Research Opportunities. Accounting Horizons 4: 287-301.
Wolk, Harry I, Michael G. Tearney dan James L. Dodd. 2001. Accounting Theory
A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. USA: South
Western College Publishing.
Zhang, Jieying. 2007. The Contracting Benefit of Accounting Conservatism to
Lenders and Borrowers. Journal of Accounting and Economics 45: 27-54.
http://pojokceleban.wordpress.com/2012/07/13/perusahaan-perusahaan
manufaktur-yang-terdaftar-di-bei diakses pada 20 Juli 2014.
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Omega Carana Maharshi
Tempat, Tanggal, Lahir : Ambarawa, 3 Agustus 1993
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Laamtoro RT. 04RW. XI No. C90,
Perumahan Mustika Jati, Bawen, Jawa Tengah
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. 2011-2015 : Universitas Kristen Satya Wacana
2. 2008-2011 : SMA Negeri 1 Ambarawa
3. 2005-2008 : SMP Pangudi Luhur Ambarawa
4. 1999-2005 : SD Mardi Rahayu I & II Ungaran
PENGALAMAN PANITIA:
1. 2014 : Panitia Dies Natalies FEB ke 55
2. 2014 : Fasilitator OMB UKSW 2014
3. 2013 : Panitia Makrab FEB “FUSION”
4. 2013 : Panitia Seminar FEB “JAC NASSA”
5. 2012 : Panitia Makrab Akuntansi “Go Ahead”
PENGALAMAN KERJA:
1. Guru les privat tahun 2013
2. Surveyor di lembaga riset dan survey