SKRINING HIPOKRATIK

16
1 SKRINING HIPOKRATIK I. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Memahami dan terampil melakukan skrining farmakodinamik obat menggunakan teknik skrining hipokratik. 2. Memahami dan mampu menganalisa hasil-hasil skrining farmakologi obat. II. Landasan Teori Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat atau bahan obat yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam maupun semisintetis. Dasar dari metode ini yaitu, bahwa bila obat  berinteraksi dengan materi biologis dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu, tergantung pada dosis yang diberikan. Berikut adalah beberapa aktivitas/ profil farmakodinamik yang akan diuji dalam skrining hipokratik : 1. Simpatolitik Simpatolitika atau adrenolitika adalah zat-zat yang melawan sebagian atau seluruh aktivitas susunan saraf simpatis. Efeknya melawan efek yang ditimbulkan oleh simpatomimetika. 2. Analgetik Anlagetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. 3. Vasodilator Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan  pembuluh darah secara langsung.

Transcript of SKRINING HIPOKRATIK

SKRINING HIPOKRATIKI. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini adalah :1. Memahami dan terampil melakukan skrining farmakodinamik obat menggunakan teknik skrining hipokratik.2. Memahami dan mampu menganalisa hasil-hasil skrining farmakologi obat. II. Landasan TeoriSkrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat atau bahan obat yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam maupun semisintetis. Dasar dari metode ini yaitu, bahwa bila obat berinteraksi dengan materi biologis dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu, tergantung pada dosis yang diberikan. Berikut adalah beberapa aktivitas/ profil farmakodinamik yang akan diuji dalam skrining hipokratik :1. SimpatolitikSimpatolitika atau adrenolitika adalah zat-zat yang melawan sebagian atau seluruh aktivitas susunan saraf simpatis. Efeknya melawan efek yang ditimbulkan oleh simpatomimetika.2. AnalgetikAnlagetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.3. VasodilatorVasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan pembuluh darah secara langsung.

4. VasokonstriktorEfek yang ditimbulkan berlawanan dengan vasodilator.5. ParasimpatomimetikParasimpatomimetika atau kolinergika adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan neurohormon asetilkolin di ujung-ujung neuronnya. Efek-efek yang muncul setelah pemberian kolinergika adalah: Stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung(HCl), juga sekresi air mata, dll. Memperlambat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi, dan penurunan tekanan darah. Memperlambat pernapasan, antara lain dengan menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar. Kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata. Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek memperlancar pengeluaran urin. Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka. Menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya. 6. SimpatomimetikSimpatomimetika atau adrenergika adalah zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek yang sama dengan stimulasi susunan sipaticus dan melepaskan noradrenalin di ujung-ujung sarafnya. Efek-efek yang ditimbulkan adalah: Vasokonstriksi otot polos dan menstimulsi sel-sel kelenjar dengan bertambahnya antar lain sekresi liur dan keringat. Menurunkan peristaltik usus. Memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung. Bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.

7. CNS DepressantZat-zat yang dapat menekan SSP. Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan CNS activation. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara lain: Aktivitas motorik menurun Laju pernapasan menurun Hilang refleks pinal Paralisa kaki Hilang daya cengkeram

8. Muscle RelaxantEfek yang ditimbulkan mirip dengan CNS depressant.

9. CNS ActivationZat-zat yang dapat merangsang SSP. Efek-efek yang ditimbulkan adalah: Konvulsi. Meningkatkan laju pernapasan.Misal pada tikus, efek yang diitmbulkan antara lain: Aktivitas motorik meningkat Temperatur rektum naik Rasa ingin tahu meningkat

Skrining ini dapat membedakan suatu bahan/obat yang berguna dan tidak berguna dengan cepat dan biaya yang relative murah. Dari sini akan dihasilkan profil farmakodinamik obat/bahan. Prinsip dasar penapisan atau skrining farmakologi ini ialah mencari persen aktivitas yang terjadi pada setiap kelompok efekefek tersebut, kemudian dapat ditarik kesimpulan berdasarkan persen aktivitas yang paling besar. Semakin besar persen aktivitas pada suatu efek maka zat atau obat uji semakin mempunyai kecenderungan berasal dari kelompok efek tersebut. Uji ini merupakan tahap awal penelitian farmakologi atau zat-zat yang belum diketahui efeknya serta untuk mengetahui apakah obat tersebut memiliki efek fisiologis atau tidak sehingga disebut sebagai penapisan hipokratik (penapisan awal). Penapisan ini masih merupakan prediksi.Penelitian ini menggunakan metode penapisan hipokratik yang dipertajam dengan uji-uji spesifik diantaranya seperti uji viskositas, uji aktivitas motorik, uji perpanjangan waktu tidur, uji anti konvulsi dan uji efek hipotensi.Penapisan atau skrining farmakologi dilakukan untuk mengetahui aktivitas farmakologi suatu zat yang belum diketahui efeknya. Hal ini dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji. Zat atau obat yang disediakan dalam praktikum ini antara lain yang memberikan efek depresan SSP, perangsang SSP, simpatomimetik, parasimpatomimetik, simpatolitik, muscle relaxant, analgesik, vasokonstriktor, dan vasodilator. Pada percobaan ini akan dilakukan evaluasi dan pengelompokan efek-efek yang timbul pada hewan uji (tikus) berdasarkan efek yang dapat ditimbulkan oleh zat atau obat tersebut

III. Alat dan Bahan Alat yang digunakan selama praktikum ini berlangsung, yaitu : Alat suntik Stopwatch Hotplate Rotating Road Thermometer Platform Pinset

Bahan-bahan yang digunakan selama praktikum adalah : Mencit Obat

IV. Cara Kerja1. Timbang mencit, hitung dosis yang akan diberikan.2. Amati parameter-parameter yang telah ditentukan.3. Evaluasi hasil pengamatan!4. Kumpulkan nilai parameter-parameter yang relevan untuk aktivitas tertentu.5. Rangking % respon aktivitas yang didapat menurut dosis dan katagori aktivitas.6. Bahaslah hasilnya dan buatlah beberapa kemungkinan kategori aktivitas senyawa yang diuji sebagai kesimpulan.

V. Hasil dan Pembahasan Hasil :Perhitungan DosisBB Mencit : 19 gr = 0,019 kgDosis : 3 mg/kgBBVAO : 0,19 mlKonsentrasi obat : 0,3 mg/ml

VAO = Berat (kg) x Dosis (mg/KgBB) Konsentrasi (mg/ml)

= 0,19 kg x 3 mg/KgBB 0,3 mg/ml= 0,19 ml

ParameterNilai (1-3) atau terukur pada waktu

K510153060120

Kelopak mata turun0000000

Bulu berdiri0,50,50,50,50,500

Ekor berdiri0000000

Bola mata menonjol1,51,51,51,51,51,51,5

Ekor memerah1000000

Telinga memerah1000000

Ekor pucat 0222222

Fasikulasi0000000

Tremor0100000

Aktiv.meotorik meningkat0100000

Aktiv.motorik menurun0011111

Respirasi meningkat0000000

Respirasi menurun0222222

Gerak berputar1000000

Ekor bergelombang0000000

Agresif1100000

Rasa ingin tahu meningkat0111000

Rasa ingin tahu menurun0111000

Refleks kornea hilang0000000

Refleks telinga hilang0000000

Refleks balik hilang0000000

Salivasi0000000

Lakrimasi meningkat0000000

Lakrimasi menurun0000000

Air mata berdarah0000000

Paralisa kaki0000000

Tremor0100000

Konvulsi0000000

Urinasi2200000

Diare1011000

Temperatur rektum 0000020

Temperatur rektum0111101

Jatuh dari rotaroad1111111

Katalepsi0000000

Tonus tubuh menurun0000000

Reaksi plat panas0000000

Reaksi jepit ekor0000000

Menggeliat0000000

Pandangan tak lurus0000000

Pupil mengecil0000000

Pupil melebar0000000

Ekor naik0000000

Berikut adalah beberapa kemungkinan kategori aktivitas senyawa yang diuji 1. PENSTIMULASI SISTEM SARAF PUSATParameter510153060120Skor TotalSkor Maksimum

Kelopak mata 00000000

Respirasi 2222221224

Rasa ingin tahu 00011136

Reflex kornea hilang00000000

Reflex telinga hilang00000000

Paralisa kaki00000000

Temperature rectum 11110156

Jatuh dari rotaroad11111166

Katalepsi00000000

Tonus tubuh 00000000

Reaksi plat panas 00000000

Reaksi jepit ekor 000000 00

Pandangan tak lurus00000000

Pupil mengecil00000000

Aktiv. Motorik menurun01111156

Refleks balik hilang00000000

SBT = 31

SMT = 48

% EFEK PENEKANAN SISTEM SARAF PUSAT = SBT/SMT X 100% = 31/48 X 100 % = 65 %

II. RELAKSASI OTOTParameter510153060120Skor TotalSkor Maksimum

Kelopak mata 00000000

Aktiv. Motorik menurun01111156

Respirasi 2222221224

Rasa ingin tahu 00011136

Reflex telinga hilang00000000

Paralisa kaki00000000

Jatuh dari rotaroad11111166

Tonus tubuh 00000000

Reaksi plat panas 00000000

Reaksi jepit ekor 00000000

Menggeliat00000000

SBT = 26SMT = 42

% EFEK RELAKSASI OTOT = SBT/SMT X 100% = 26/42X 100% = 62%III. SIMPATOMIMETIKParameter510153060120Skor totalSkor maksimal

Bola mata menonjol1,51,51,51,51,51,5913,5

Bulu berdiri0,50,50,50,50021,5

Lakrimasi 00000000

Konvulsi00000000

Temperature rectum 000020212

Pupil melebar00000000

SBT = 13SMT=27

% EFEK SIMPATOMIMETIK = SBT/SMT X 100% = 13/27X 100% = 48,14%IV. PARASIMPATOMIMETIKParemeter510153060120Skor totalSkormaksimal

Bulu berdiri0,50,50,50,50021,5

Fasikulasi00000000

Salivasi00000000

Lakrimasi 00000000

Air mata berdarah00000000

Konvulsi00000000

Urinasi200000224

Diare01100026

Temperature rectum 11110156

Pupil mengecil00000000

Pupil melebar0000 0000

SBT = 11SMT = 37,5

% EFEK PARASIMPATOMIMETIK = SBT/SMT X 100% = 11/37,5 X 100% = 35%

V. STIMULASI SISTEM SARAF PUSATParameter510153060120Skor totalSkor maksimal

Fasikulasi00000000

Tremor10000016

Respirasi 00000000

Gerak berputar00000000

Ekor bergelombang00000000

Agresif10000016

Rasa ingin tahu 11100036

Konvulsi00000000

Temperature rekctum 000020212

Tonus tubuh turun00000000

Aktiv. Motorik meningkat10000016

SBT = 8SMT = 36

% EFEK STIMULASI SSP = SBT/SMT X 100% = 8/36 X 100% = 22,22%

VI. VASOKONTRIKSIParameter510153060120Skor totalSkor maksimal

Ekor pucat2222221224

SBT= 12SMT= 24

% EFEK ANALGETIK = SBT/SMT X 100% = 12/24 X 100% = 50%

VII. SIMLParameter510153060120Skor totalSkor maksimal

Konvulsi00000000

temperature rectum 11110156

pupil mengecil00000000

SBT = 5SMT = 6

% EFEK SIML = SBT/SMT X 100% = 3/5 X 100% = 83,33%

Pembahasan :Praktikum kali ini adalah tentang skrining hipokratik, yang berfungsi untuk menapis suatu obat/bahan yang belum diketahui sebelumnya. Dalam praktikum ini digunakan hewan percobaan yaitu, Mencit. Langkah pertama mencit ditimbang dan dihitung dosisnya. Kemudian diberikan obat melalui Intraperitoneal.Aktivitas obat dilihat dalam interval waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit 60 menit dan 120 menit. Aktivitas diamati berdasarkan beberapa parameter yang telah ditentukan. Obat yang diberikan berdasarkan VAO dengan berat badan mencit 19gram yaitu sebanyak 0.19 ml dan disuntikkan melalui intraperitonial. Dan dari pengamatan didapatkan efek yang ditimbulkan dari obat yaitu sebagai Penstimulasi sistem syaraf pusat, relaksasi otot, simpatomimetik, parasimpatomimetik, stimulasi sistem syaraf pusat, vasokonstriksi, dan simpatolitik.Dan setelah diketahui aktifitas yang diamati berdasarkan parameter didapat %aktifitas dari obat ini yaitu Penstimulasi sistem syaraf pusat(65%), relaksasi otot(62%), simpatomimetik(48,14%), parasimpatomimetik(35%), stimulasi sistem syaraf pusat(22,22%), vasokonstriksi(50%), dan simpatolitik(83,33%)Dan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa obat ini banyak memiliki efek dan salah satunya efek yang paling besar besar ditimbulkan yaitu efek simpatolitik yaitu sebesar 83.33% lalu setelah itu penstimulasi sistem syaraf pusat yaitu dengan persentase 65%.Ketidakakuratan hasil yang diperoleh mungkin saja terjadi dalam percobaan ini dikarenakan kesalahan-kesalahan yang terjadi, mungkin disebabkan karena pengamatan dari efek terapi mencit yang subjektif, agak susah untuk dapat menentukan apakah terjadi perubahan signifikan pada mencit. Selain juga dikarenakan keterbatasan alat yang tersedia. Mencit tersebut juga mungkin saja kurang memberikan efek terapi yang seharusnya ada oleh karena sifat mencit yang agak resisten.

VI. KesimpulanDari praktek diatas dapat di simpulkan bahwa: Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat/bahan yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam ataupun senyawa sintetis/semisintetis. %aktifitas dari obat ini yaitu Penstimulasi sistem syaraf pusat(65%), relaksasi otot(62%), simpatomimetik(48,14%), parasimpatomimetik(35%), stimulasi sistem syaraf pusat(22,22%), vasokonstriksi(50%), dan simpatolitik(83,33%) Dan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa obat ini banyak memiliki efek dan salah satunya efek yang paling besar ditimbulkan yaitu efek simpatolitik yaitu sebesar 83.33% dan yang paling rendah yaitu stimulasi sistem syaraf pusat yaitu 22.22%.

VII. Jawaban Pertanyaan1. Apa beda skrining buta dan skrining spesifik?Jawab :Skrining buta adalah program skrining terhadap senyawa baru yang tidak diketahui aktivitas farmakologinya. Sedangkan skrining spesifik adalah program skrining yang dilakukan pada senyawa yang telah dapat diperkirakan khasiatnya.

2. Apa kelebihan metode skrining hipokratik dibandingkan dengan skrining spesifik? Apa pula kelemahannya?Jawab :a. Kelebihan Caranya sederhana dan peralatan yang digunakan relative murah. Aktivitas bahan/obat yang diuji dapat diketahui dengan cepat.b. Kekurangan Dalam pengamatannya sedikit rumit karena waktu pengamatan membutuhkan waktu yang singkat (5 menit) sedangkan parameter yang diamati banyak.

3. Apakah toksisitas bahan obat dapat diramalkan menggunakan cara skrining ini? Jelaskan.Jawab :Bisa. Karena dari skrining hipokratik ini diperoleh seberapa besar aktivitas dari berbagai kriteria yang diamati. Bila pada skrining hipokratik ini pada dosis yang besar dapat memberikan efek yang sangat berlebihan, maka bisa dinyatakan berefek toksik.

4. Jelaskan tahap-tahap penelitian yang harus dilalui untuk suatu obat baru agar dapat digunakan secara klinis?Jawab :Pengembangan dan penilaian obat ini meliputi 2 tahap uji :1. Uji PraklinikSerangkaian uji praklinik yang dilakukan antara lain :a. Uji Farmakodinamikab. Uji Farmakokinetik Untuk mengetahui ADME Merancang dosis dan aturan pakai.c. Uji Toksikologi Mengetahui keamanannyad. Uji Farmasetika

2. Uji KlinikUji dilakukan pada manusia. Dibagi menjadi 4 Fase :a. Uji Klinik Fase IFase ini merupakan pengujian suatu obat baru untuk pertama kalinya pada manusia. b. Uji Klinik Fase IIPada fase ini dicobakan pada pasien sakit. c. Uji Klinik Fase III- Pada manusia sakit, ada kelompok kontrol dan kelompok pembanding- Cakupan lebih luas baik dari segi jumlah pasien maupun keragaman (misal : intra ras)- Setelah terbukti efektif dan aman obat siap untuk dipasarkand. Uji Klinik Fase IV- Uji terhadap obat yang telah dipasarkan (post marketing surveilance)- Mamantau efek samping yang belum terlihat pada uji-uji sebelumnya

5. Jelaskan hubungan parameter-parameter yang diamati dengan jenis aktivitas-aktivitas yang ditentukan.Jawab : Piloerection atau bulu mencit berdiri menunjukkan adanya kompensasi temperatur yang rendah atau aktivitas simpatomimetik. Skin colour atau warna kulit khususnya daun telinga, bila berubah dari merah muda menjadi merah maka menunjukkan adanya vasodilatasi akibat pengaruh simpatolitik. Warna putih menunjukkan vasikontriksi karena pengaruh simpatomimetik. Heart rate yaitu detak jantung dapat dipercepat oleh aktivitas parasimpatomimetik dan dapat diperlambat oleh depresan pernafasan dan SSP, khususnya pada dosis tinggi. Ukuran pupil dibandingkan antara sebelum dan sesudah diberi obat. Pelebaran pupil menandakan bahwa hewan terpengaruh obat para simpatolitik atau simpatomimetik.

Daftar PustakaNurmeilis, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Farmakologi. Program Studi Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Katzung, Bertram G, (2004), Basic & clinical pharmacology, 9th Edition, Lange Medical Books/Mcgraw-Hill: New York, Hal : 6, 152 (e-book version of the text). Anonim. 1995. Farmakologi dan Terapi ed.4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

15