K.9 Skrining

29
SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK DAN TUJUAN KIE Oleh: 1. Indarwati 2. Septika Zahra KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO TAHUN 2014

description

Skrining kegawat daruratan dan sistemik

Transcript of K.9 Skrining

Page 1: K.9 Skrining

SKRINING UNTUK KEGANASAN DAN PENYAKIT SISTEMIK DAN TUJUAN KIE

Oleh:

1. Indarwati2. Septika Zahra

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES

KEMENKES

TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

TAHUN 2014

Page 2: K.9 Skrining

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa kami selesaikan. Makalah ini

membahas tentang “Standar Asuhan Kebidanan, Standar Alat

Anternatal,Menejemen Anternatal“

Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka dalam

penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi

maupun sistematikanya. kami sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.

Dalam penyusunan makalah ini kami tidak mungkin dapat menyelesaikannya

tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing

mata kuliah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat

Page 3: K.9 Skrining

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian skrining

Skrining adalah pemeriksaan terhadap sejumlah besar orang untuk mengungkap karakteristik

tertentu atau penyakit yang tidak diketahui seperti fenilketonuria atau hipotiroidisme

padaneonatus.

Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup

pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit

untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik (dr. H.

K.Suheimi )

Skrining dalam pengobatan adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk

mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu. Tidak

seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining yang dilakukan pada orang

tanpa tanda-tanda klinis penyakit.

Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, mencakup

pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit

untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik.

B. Tujuan skrining

Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas awal, sehingga

memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan harapan untuk mengurangi

angka kematian dan penderitaan dari penyakit. Meskipun skrining dapat mengarah ke

diagnosis sebelumnya, tidak semua tes skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang yang

sedang diputar; overdiagnosis, misdiagnosis, dan menciptakan rasa aman palsu beberapa

efek negatif dari penyaringan. Untuk alasan ini, tes yang digunakan dalam program skrining,

terutama untuk penyakit dengan insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang baik selain

kekhususan diterima. Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining

semua individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada usia tertentu).

Page 4: K.9 Skrining

Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang berdasarkan adanya faktor risiko

(misalnya, karena anggota keluarga telah didiagnosis dengan penyakit keturunan).

Contoh skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD banyak digunakan untuk layar untuk

paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan mungkin layar untuk depresi menggunakan

kuesioner seperti Beck Depression Inventory. Alpha-fetoprotein skrining digunakan pada

wanita hamil untuk membantu mendeteksi kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah

pengujian untuk mendiagnosa tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan /

atau ketika pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasif.

Contoh sukses skrining untuk kanker meliputi :

1. Pap smear untuk mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah kanker servik.

2. Mamografi untuk mendeteksi kanker payudarKolonoskopi untuk mendeteksi kankera

kolorekta.

3. Dermatologis centang untuk mendeteksi melanoma

4. Radiografi bitewing secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan digunakan untuk

layar untuk karies interproksimal gigi.

C. Keuntungan dan kekurangan dari screening

Skrining memiliki kelebihan dan kekurangan; keputusan apakah ke layar harus diputuskan

dengan menyeimbangkan semua factor.

1. Keuntungan

Skrining dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan

sedangkan pengobatan lebih efektif daripada untuk nanti deteksi. Dalam kasus terbaik

dari kehidupan diselamatkan.  

2. Kekurangan 

a. Seperti tes medis, tes yang digunakan dalam penyaringan tidak sempurna. Hasil

pengujian tidak tepat dapat menunjukkan positif untuk mereka yang tanpa penyakit

(false positif), atau negatif bagi orang yang memiliki kondisi (negatif palsu).

Khususnya ketika skrining untuk kondisi probabilitas rendah jumlah mutlak positif

palsu mungkin tinggi walaupun memiliki persentase positif palsu sangat rendah, jika

Page 5: K.9 Skrining

kejadian kondisi adalah satu di 10.000 dan kemungkinan positif palsu adalah 0,1%, 9

dari 10 hasil positif akan palsu.

b. Penyaringan melibatkan biaya dan penggunaan sumber daya medis pada sebagian

besar orang yang tidak membutuhkan pengobatan.

c. Dampak buruk dari prosedur penyaringan (misalnya stres dan kecemasan,

ketidaknyamanan, paparan radiasi, paparan kimia).

d. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh hasil skrining positif palsu. 

e. Tidak Perlu investigasi dan pengobatan hasil positif palsu.

f. Stres dan kecemasan yang disebabkan oleh memperpanjang pengetahuan tentang

penyakit tanpa peningkatan hasil.

g. Rasa aman palsu yang disebabkan oleh negatif palsu, yang dapat menunda diagnosis

akhir.

D. Jenis Penyakit yang Tepat Untuk Skrining

1.      Merupakan penyakit yang serius

2.      Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan

setelah gejala muncul

4.      Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrening

E. Peran bidan skrining untuk keganasan dan penyakit sistematik

1. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan langkah

skrining.

2. Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisikoterkena penyakit atau

masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti ditindak lanjuti di fasilitas

kesehatan

3. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini,sehingga terapi dapat dimulai

secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.

4. Membantu melindungi kesehatan individual.

5. Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi carrier

penyakit di komunitas.

Page 6: K.9 Skrining

6. Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode barrier

(pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi perlindungan  terhadap

kanker serviks.

7. Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metodepap smear kemudian

membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.

1. Tes Skrining Kanker Mulut Rahim

Screening untuk memeriksa perubahan-perubahan leher rahim sebelum adanya gejala-

gejala adalah sangat penting. Screening dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal

sebelum kanker berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah

kebanyakan kanker leher rahim. Juga, screening dapat membantu mencari kanker dini,

ketika perawatan kemungkinan menjadi efektif.

a. Tes PAP smear

Dokter-dokter merekomendasikan bahwa wanita-wanita membantu mengurangi risiko

kanker leher rahim mereka dengan mempunyai tes-tes Pap secara teratur. Tes Pap

(kadangkala disebut Pap smear atau cervical smear) adalah tes yang mudah untuk

melihat sel-sel leher rahim. Untuk kebanyakan wanita-wanita, tesnya tidak

menyakitkan. Tes Pap dilakukan di ruang praktek dokter atau klinik sewaktu

pemeriksaan pelvik (pelvic). Dokter atau suster memarut/menggores satu contoh sel-

sel leher rahim, dan kemudian mencoreng sel-sel itu pada sebuah kaca mikroskop.

Pada tipe baru dari tes Pap (tes Pap yang berdasarkan pada cairan), sel-sel itu dibilas

kedalam wadah cairan yang kecil. Sebuah mesin khusus menaruh sel-sel pada kaca-

kaca mikroskop. Untuk kedua tipe dari tes Pap, laboratorium memeriksa sel-sel pada

kaca mikroskop untuk kelainan-kelainan dibawah sebuah mikroskop.

Tes-tes Pap dapat menemukan kanker leher rahim atau sel-sel abnormal yang dapat

menjurus pada kanker leher rahim. Dokter-dokter secara umum merekomendasikan

bahwa:

1. Wanita-wanita harus mulai mempunyai tes-tes Pap 3 tahun setelah mereka mulai

Page 7: K.9 Skrining

mempunyai hubungan seksual, atau ketika mereka mencapai umur 21 tahun (yang

mana saja yang datang lebih dahulu).

2. Kebanyakan wanita-wanita harus mempunyai tes Pap paling sedikit satu kali

setiap 3 tahun.

3. Wanita-wanita berumur 65 sampai 70 tahun yang telah mempunyai paling sedikit

tiga tes-tes Pap normal dan tidak ada tes-tes Pap abnormal dalam 10 tahun

terakhir dapat memutuskan, setelah bicara dengan dokternya, untuk

memberhentikan screening kanker leher rahim.

4. Wanita-wanita yang telah mempunyai hysterectomy (operasi) untuk mengangkat

kandungan (uterus) dan leher rahim (cervix), juga disebut total hysterectomy,

tidak perlu mempunyai screening kanker leher rahim. Bagaimanapun, jika operasi

adalah perawatan untuk sel-sel sebelum bersifat kanker atau kanker, wanita -

wanita itu harus terus menerus menjalankan screening.

b. IVA TEST

Pengobatan kanker serviks pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik, mortalitas

akan menurun, dengan masalah yang begitu kompleks, timbul gagasan untuk

melakukan skrining kanker serviks dengan metode yang lebih sederhana, antara lain

yaitu dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada

serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang lebih

mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan

cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.

Test IVA bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit

dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui

kelainan yang terjadi pada leher rahim.

1) Metode skrining IVA mempunyai kelebihan, diantaranya:

a) Mudah, praktis dan sangat mampu laksana.

b) Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah

c) Sensivitas dan spesifikasitas cukup tinggi

Page 8: K.9 Skrining

d) Dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat

dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau

dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.

e) Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana.

f) Metode skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

2) Syarat mengikuti IVA TEST :

a) Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b) Tidak sedang datang bulan/haid

c) Tidak sedang hamil

d) 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

3) Teknik IVA

Dengan spekulum melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada

lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white

epithelum Dengan tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa

tes IVA positif, sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata

penemuan tes IVA positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut

dapat langsung melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung

kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif.

4) Kategori pemeriksaan IVA

Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat

dipergunakan adalah:

a) IVA negatif = Serviks normal.

b) IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya

(polip serviks).

c) IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok

ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode

IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker

(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).

Page 9: K.9 Skrining

d)  IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan

stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian

akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.

2. Mengenal Sadari

Pemeriksaan  payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI merupakan suatu

cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan pada payudara.

SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan 

sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang

wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Deteksi dini dapat menekan

angka kematian sebasar 25-30%. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal

kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga

banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita untuk melakukan SADARI

SADARI sangat penting karena dapat menemukan secara dini adanya benjolan yang

memungkinkan adanya kanker payudara.  Bagi wanita yang sudah berpengalaman dalam

melakukan SADARI, mereka dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah

yang kurang dari 1 cm. Dengan demikian bila ternyata benjolan tersebut ganas dapat di

obati dalam stadium dini dan kemungkinan sembuh juga lebih besar.

Pemeiksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan,

yang dapamelindungi anda dari resiko kanker payudara.

a. Manfaat Sadari

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk membantu melakukan deteksi dini adanya

kelainan pada payudara (Suddart & Brunner 2003)

b. Waktu Dilakukan Sadari

Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang

sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari

pertama haid, ketika payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak.

Page 10: K.9 Skrining

Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia

diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Selain SADARI

untuk deteksi dini kanker payudara pada usia 35-40 tahun dengan melakukan

mammografi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammografi.

Sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan melakukan

pemeriksaan payudara dengan dokter ahli. 

c. Wanita yang dianjurkan sadari:

1) Wanita yang telah berusia 20 tahun

2) Wanita berusia diatas 40 tahun yang tidak mempunyai anak

3) Wanita yang memiliki anak pertama pada usia 35 tahun

4) Wanita yang tidak menikah

5) Wanita yang haid pertama dini (dibawah 10 tahun)

6) Wanita yang menopause lambat

7) Pernah mengalami trauma  pada payudara

8) Wanita di atas 25 tahun yang keluarganya pernah menderita kanker payudara

9) Wanita yang tidak menyusui

10) Pernah operasi payudara atau kandungan

11) Pernah mendapat obat hormonal  yang lama

12) Cenderung kelebihan berat badan

d. Cara Pemeriksaan  Sadari

Menurut Sukardja (2000) SADARI dilakukan dalam 3 tahap yaitu :

1. Melihat payudara

2. Memijat payudara

3. Meraba payudara

Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin

dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan

payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat

perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring

Page 11: K.9 Skrining

Tahap SADARI

1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara

melakukan :

Tahap 1

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit

payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke

bawah disamping badan.

Tahap 2

Page 12: K.9 Skrining

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat

retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

Tahap 3

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan

ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Yang harus diperhatikan adalah :

1. Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri  simetris  ?

2. Apakah payudara membesar atau mengeras ?

3. Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah ?

4. Apakah puting tertarik ke dalam ?

5. Apakah puting atau kulit ada yang lecet ?

6. Apakah ada perubahan warna kulit (kemerahan) ?

7. Apakah kulit payudara menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)

8. Apakah permukaan kulit tidak mulus seperti ada kerutan atau cekungan ?

Page 13: K.9 Skrining

Tahap 4

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan

pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.

Tahap 1. Persiapan

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua

lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah

kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan

Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara

kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau

penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.

Page 14: K.9 Skrining

Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

 

                        

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian

atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah

bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak.

Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda

perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat.

Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas

menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke

bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.

Page 15: K.9 Skrining

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling

payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya

tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan

tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola

mammae.

Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya

cairan abnormal dari puting payudara.

Page 16: K.9 Skrining

Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah

teraba benjolan abnormal atau tidak.

3. KANKER PAYUDARA

a. Pengertian

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma

yang ganas yang berasal dari parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization

(WHO) dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan

kodenomor 17.

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling

umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria  juga dapat terserang kanker payudara,

walaupun kemungkinannyalebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling

lazimadalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun

radiasi.

b. Skrining untuk kanker payudara

1.   Skrining di rumah

Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang melakukan

sendiri skrining di rumah. Anda sebaiknya melakukan skrining ini satu minggu

Page 17: K.9 Skrining

setelah masa menstruasi berakhir. Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh

bantal pada sisi payudara yang akan Anda periksa. Posisi lengan diletakkan di

belakang kepala, kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika Anda

merasakan sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker. Kelainan bisa

berbentuk benjolan yang agak keras dan tidak juga menghilang setelah dua kali

siklus menstruasi. Jika benjolan tumbuh semakin besar dan puting mengalami

pendarahan, segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.

2. Skrining dokter

Hampir sama seperti skrining yang Anda lakukan di rumah, skrining dokter

dilakukan oleh dokter sama seperti yang Anda praktikkan di rumah. Bedanya

adalah dokter lebih mengetahui apa yang mereka cari dan segera mendiagnosis

jika menemukan kelainan yang terdapat pada payudara.

3. Skrining mammogram

Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk memeriksa payudara.

Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin oleh para wanita berusia di

atas 40 tahun atau mereka yang memiliki sejarah keluarga kanker payudara.

c. Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak

dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang

berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah

faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :

1) Usia. 

Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya

seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali

didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.

Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia

lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita

yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah usia

30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.

Page 18: K.9 Skrining

2) Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil,

suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada

wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.

3) Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk

menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak

dan tidak minum alkohol. 

4) Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan

kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali

dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker

payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki

anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara.

d. Perubahan pada Payudara akibat Kanker

1) Benjolan Pada Payudara

2) Perubahan pada Kulit Payudara

3) Perubahan pada Puting Payudara

4) Perubahan ukuran dan bentuk payudara

5) Keluar cairan dari puting payudara

6) Nyeri

e. Deteksi Dini Kanker Payudara

Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang

berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini

dikombinasi.

Cara deteksi dini kanker payudara adalah :

Page 19: K.9 Skrining

1) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)

2) Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter

3) Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)

4) Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).

5) Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus

kanker payudara.

6) Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.

7) Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.

8) Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara

dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.

9) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)

10) Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan

sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila

wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap

bulan, misalnya tanggal 10.

Page 20: K.9 Skrining

KIE DALAM PELAYANAN KB

KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI DALAM PELAYANAN KB

1.      Definisi KIE

Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran

komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek.

Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif

dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan

komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.

Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan

yang disampaikan).

Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan

merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu

peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan

2.      Tujuan KIE

Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru.

Page 21: K.9 Skrining

2. Membina kelestarian peserta KB

3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan.

4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab