Skenario C Blok 21

8
Skenario C Blok 21 Ny. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa mengurus diri, dan berbica terbatas. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung. Pasien mengatakan ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang penting di negeri ini. Kemudian kemunduran makin hebat, pasien tidak bisa mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran. Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien bertengkar dengan adik kandung. Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak berhubungan dengan pertanyaan. Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil. Pemeriksaan fisik normal GAF Scale 40-31 saat pemeriksaan Pemeriksaan Psikiatrik Psikopatologi discriminative insight terganggu, terdapat gangguan asosiasi flight of ideas, halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore, RTA terganggu.

description

21

Transcript of Skenario C Blok 21

Page 1: Skenario C Blok 21

Skenario C Blok 21

Ny. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa mengurus diri, dan berbica terbatas. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung. Pasien mengatakan ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang penting di negeri ini. Kemudian kemunduran makin hebat, pasien tidak bisa mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.

Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien bertengkar dengan adik kandung.

Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak berhubungan dengan pertanyaan.

Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.

Pemeriksaan fisik normal

GAF Scale 40-31 saat pemeriksaan

Pemeriksaan Psikiatrik Psikopatologi discriminative insight terganggu, terdapat gangguan asosiasi flight of ideas, halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore, RTA terganggu.

Page 2: Skenario C Blok 21

I. Klarifikasi Istilaha. Mengisolasi diri : Membatasi diri terhadap rasa sensoris

sekitarb. Perubahan perilaku : Terjadi perubahan tingkah laku sehari-hari c. Pemicu : Penyebab dari sesuatu yang sudah ada di

dalam tubuh tetapi dalam keadaan normal kemudian diberi perangsang maka akan timbul keadaan patologis

d. Gangguan Afektif : Gangguan ekspresi tubuh terhadap eksternal emosi yang terikat pada ide atau gambaran objek.

e. Kepribadian Premorbid : Gangguan yang terjadi sebelum timbulnya suatu penyakit. Contoh : pemalu & senang menyendiri

f. GAF Scale : Global Assestment of Functional Scaleg. Discriminative insight : Perbedaan dalam pendapat tentang dirinya.h. Gangguan asosiasi (Flight of ideas) : Gangguan pada pemikiran yang

melompat-lompat tanpa ada hubungan satu sama lain ataupun inti dari suatu pembicaraan

i. Halusinasi auditorik : Gangguan persepsi pendengaran. j. Waham grandiose : Keyakinan pada diri sendiri yang berlebihan

yang menganggap diri nya adalah orang penting (paling hebat)

k. Logore : Suka bicara berlebihan dan cepat l. RTA : Reality Testing of Ability

Page 3: Skenario C Blok 21

II. Identifikasi Masalah

1. Ny. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur.

2. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa mengurus diri, dan berbica terbatas.

3. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal, Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung.

4. Pasien mengatakan ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang penting di negeri ini.

5. kemunduran pada Ny. SST makin hebat, pasien tidak bisa mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.

6. Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien bertengkar dengan adik kandung.

7. Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak berhubungan dengan pertanyaan.

8. Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.

9. GAF Scale 40-31 saat pemeriksaan.

10. Pemeriksaan Psikiatrik Psikopatologi discriminative insight terganggu, terdapat gangguan asosiasi flight of ideas, halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore, RTA terganggu.

Page 4: Skenario C Blok 21

III. Analisis Masalah1. Ny. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ

Ernaldi Bahar Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur. a. Apa penyebab keluhan Ny. SST ? (aisyah, fani)b. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? ( safit, sharah)

2. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa mengurus diri, dan berbica terbatas.

a. Apa penyebab dari keluhan Ny. SST ? (lisa, aulia)b. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? (hasna, cyca)

3. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normala. Apa makna klinis dari pasien yang cenderung normal? (dwi,

Moulya)

4. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung.

a. Apa penyebab dari keluhan Ny. SST ? (ella, aisyah) b. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? (fani,safit)

5. Pasien mengatakan ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang penting di negeri ini.

a. Apa penyebab dari keluhan Ny. SST ? (sharah, aulia)b. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? (lisa,hasna)

6. Kemunduran pada Ny. SST makin hebat, pasien tidak bisa mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.

a. Apa penyebab dari keluhan Ny. SST yang semakin mengalami kemunduran ? (cyca,dwi)

b. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? ( fani,sharah)

7. Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien bertengkar dengan adik kandung.

a. Apa makna stressor pada kasus ? (Moulya, aisyah)

8. Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak berhubungan dengan pertanyaan.

a. Bagaimana interpretasi terhadap gejala Ny. SST ? (safit, lisa)

9. Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian premorbid, terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.

a. Bagaimana makna terhadap riwayat pernikahan dengan penyakit Ny. SST ? (sharah, aulia)

10. GAF Scale 40-31 saat pemeriksaan.

Page 5: Skenario C Blok 21

a. Bagaimana makna klinis dari pemeriksaan GAF Scale pada Ny. SST? (Hasna,dwi)

b. Bagaimana cara pemeriksaan GAF Scale? (cyca, Moulya)

11. Pemeriksaan Psikiatrik Psikopatologi discriminative insight terganggu, terdapat gangguan asosiasi flight of ideas, halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore, RTA terganggu.

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme yang terjadi dari pemeriksaan psikiatrik? (ela, lisa)

12. Apa diagnosis banding pada kasus ? (aisyah, aulia)

13. Apa diagnosis kerja pada kasus ? (fani, cyca)a. Epidemiologib. Etiologic. Patofisiologi

14. Bagaimana penatalaksanaan penyakit pada kasus ? (psikoterapi dan psikofarmaka) (hasna, dwi)

15. Bagaimana prognosis penyakit pada kasus ? ( safit, sharah)

16. Bagaimana komplikasi penyakit pada kasus ? safit, lisa

17. Apa SKDI penyakit pada kasus ? Moulya, dwi

IV. HIPOTESIS

Ny. SST berusia 32 tahun kemungkinan menderita gangguan jiwa berat ec gangguan afektif bipolar episodic manic dengan gejala psikotik gangguan kepribadian, adanya stressor dan GAF scale yang menurun .

V. LEARNING ISSUE

1. Gangguan Bipolar ( Dwi, Hasna, Aulia)2. Diagnosis multiaksial ( GAF Scale) (Moulya , cyca)3. Gangguan Neurotransmitter (ella, safit)4. Penatalaksanaan (Preventif, Kuratif, Edukatif, Rehabilitatif,) (Fani,

Aisyah)5. Prognosa dan Komplikasi penyakit pada kasus. (sharah, lisa)