Skenario c Analisis Permasalahan

25
Analisis Permasalahan 1. a. Bagaimana tumbuh kembang anak usia 0-12 bulan ? a. Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani Umur Berat badan (kg) Panjang badan (cm) Lingkar kepala (cm) 1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39 2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41 3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43 4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44 5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45 6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46 7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5 8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5 9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48 10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5 11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49 12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5 1. Panjang Badan Panjang badan normal bayi baru lahir rata-rata 50 cm (45-55 cm). Tabel 1: Pertambahan Panjang Badan sesuai Usia: Age Body height / length Newborn 1 yr 4 yr 5 yr 13 yr + 50 cm 1,5 x birth length 2 x birth length 2 x birth length + 5 cm

Transcript of Skenario c Analisis Permasalahan

Page 1: Skenario c Analisis Permasalahan

 Analisis Permasalahan

1.      a. Bagaimana tumbuh kembang anak usia 0-12 bulan ?

a. Pertumbuhan dan Perkembangan Jasmani

Umur Berat badan (kg) Panjang badan (cm) Lingkar kepala (cm)

1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 54.6 33 – 39

2 Bulan 3.6 – 5.2 52.8 – 58.1 35 – 41

3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43

4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44

5 Bulan 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45

6 Bulan 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46

7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5

8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5

9 Bulan 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48

10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5

11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49

12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5

1. Panjang Badan

Panjang badan normal bayi baru lahir rata-rata 50 cm (45-55 cm). Tabel 1:

Pertambahan Panjang Badan sesuai Usia:

Age Body height / length

Newborn

1 yr

4 yr

5 yr

13 yr

+ 50 cm

1,5 x birth length

2 x birth length

2 x birth length + 5 cm

3 x birth length

2. Berat Badan

Berat badan normal bayi baru lahir rata-rata 3000 gram (2500-4500gram).

Tabel 2z; Pertambahan Berat Badan sesuai Usia

Age Body weight (kg)

Page 2: Skenario c Analisis Permasalahan

Newborn

5-6 mo

1 yr

2 yr

3 yr

> 3 yr

2,5 – 4,1 kg

2 x birth weight

3 x birth weight

4 x birth weight

5 x birth weight

2 n + 8

Berat badan normal bayi

Usia Berat Badan

Neonatus 2,5 – 4,1 kg

5-6 bulan 2 x berat lahir

1 tahun 3 x berat lahir

2 tahun 4 x berat lahir

3 tahun 5 x berat lahir

> 3 tahun 2n + 8

Sumber ; Slide Kuliah Blok 18, Normal Child, dr. Rismarini.

3. Pertumbuhan Panjang Badan/Tinggi Badan Normal

Tabel 2. Pertumbuhan Panjang Badan/Tinggi Badan Normal

Usia Panjang Badan/Tinggi Badan

Neonatus 45 – 55 cm

1 tahun 1,5 x panjang lahir

4 tahun 2 x panjang lahir

5 tahun 2 x panjang lahir + 5 cm

13 ahun 3 x panjang lahir

4. Lingkar kepala

Lingkar kepala normal bayi baru lahir 33-35 cm.

- 1 yr : 45 – 47 cm

- 2 yr : 48 – 50 cm

- 5 yr : 51 – 53 cm

- Pada tahun pertama peningkatan lingkar kepala + 1cm/bln

- Pada tahun ke 2-7 peningkatan lingkar kepala + ½ cm /thn

Page 3: Skenario c Analisis Permasalahan

- Pada tahun ke 7-10 peningkatan lingkar kepala + 1/3 cm /thn

5. Gigi

Gigi pertama muncul pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagian

besar anak mempunyai 6-8 gigi susu.

- Jaringan lemak terlihat dari lipatan kulit.

- Organ-organ tubuh.

6. Perkembangan Mental

Pada usia 0-1 tahun, dimana bayi masih menyusu merupakan saat yang

sangat penting bagi bayi untuk membentuk hubungan baik dengan ibunya dan

juga untuk membentuk rasa percaya kepada bayi.

7. Perkembangan Sosial

- Pada minggu-minggu pertama faktor orang dewasa tidak penting bagi bayi

yang masih dalam keadaan prasosial dalam kehidupannya.

- Dalam bulan kedua terjadilah perubahan karena adanya reaksi social

khusus, yaitu bayi akan memberikan reaksi yang berbeda bila mendengar

suara orang dibandingkan dengan mendengar suara lainnya.

- Bayi berusia 2-4 bulan akan tertawa bila melihat wajah seseorang, tetapi ia

tidak akan tersenyum bila melihat benda berwarna-warni atau benda

berkilau atau seekor kucing. Pada bayi berusia 4 bulan dapat terjadi kontak

pasif, misalnya bayi tersebut dipertemukan dengan bayi yang lebih tua

maka dia akan tersenyum.

- Pada bayi berusia 5-6 bulan terdapat kontak sosial aktif

- Pada usia 8 bulan bayi akan memalingkan muka bila melihat orang

bermuka marah, dan juga dapat membedakan suara.

- Pada usia 9 bulan bayi akan bertindak ramah terhadap orang yang sudah

lama dikenalnya dan malu terhadap orang yang baru dikenal.

b. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ?

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 4: Skenario c Analisis Permasalahan

1. Faktor Genetis

Tidak semua orang mempunyai panjang/tinggi badan yang sama.

Kemampuan untuk menjadi panjang atau pendek diturunkan menurut ketentuan

tertentu, sehingga anak yang tinggi biasanya berasal dari orang tua yang tinggi

pula.

2. Beberapa hormone yang mempengaruhi pertumbuhan

- Hormone pertumbuhan hipofisis mempengaruhi pertumbuhan jumlah sel

tulang

- Hormon tiroid yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan tulang

- Hormon kelamin pria di testis dan kelenjar suprarenalis dan pada wanita di

kelenjar suprarenalis, merangsang pertumbuhan selama jangka waktu yang

tidak lama. Disamping itu hormone tersebut juga merangsang pematangan

tulang sehingga pada suatu waktu pertumbuhan berhenti.Hormon ini

bekerja terutama pada pertumbuhan cepat selama masa akil balik.

3. Asupan nutrisi

Pemberian makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang

sedang tumbuh.

4. Penyakit infeksi akut maupun kronis

Penyakit infeksi akut maupun kronis dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan anak.

5. Lingkungan

Lingkungan yang baik akan memungkinkan dicapainya potensi genetic/

bawaan/ bakat anak. Lingkungan yang kurang baik akan menghambat

pertumbuhan, sehingga potensi genetic tidak dapat dicapai. Lingkungan meliputi

aspek fisis, biologis, dan social yang disebut fisikobiopsikososial.

c. Apa penyebab anak tidak tumbuh seperti anak lain seusianya ?

Penyebab anak ini tidak tumbuh normal:

Page 5: Skenario c Analisis Permasalahan

- Pasien berlatar belakang sosioekonomi rendah (ayahnya bekerja sebagai penarik

becak) hal ini biasanya berkaitan dengan tempat tinggal dengan sanitasi yang

buruk sehingga bayi rentan terhadap infeksi,

- Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kurang baik karena kondisi ekonomi yang

rendah ataupun karena malabsorbsi (tiga kali MRS karena diare)

- Infeksi kronik (demam) yang berulang

Berdasarkan riwayat diet berupa susu formula dan nasi bubur sejak berusia 6

bulan sudah sesuai, bukan menjadi masalah, namun tidak diberikan ASI sebagai

makanan utama bukan cara yg tepat. Namun selama masa peralihan (weaning

period)/ masa transisi merupakan masa yang berbahaya bagi bayi, karena bayi

mudah terkena infeksi terutama infeksi saluran pencernaan. Hal ini disebabkan diet

bayi berubah dari ASI yang steril dan mengandung mengandung bermacam-macam

zat anti, ke makanan yang sering disiapkan, disimpan, dan diberikan dalam keadaan

kurang bersih.

Mekanisme:

Pemberian nutrisi (asupan makanan) yang kurang tepat à penyerapan

makanan tidak optimal, malah menimbulkan malabsorpsi, selain itu susu formula

tidak mengandung komponen imun à diare kronik à melemahkan sistem imun bayi

à memudahkan timbulnya penyakit lain, misalnya infeksi à penyakit campak à

memperburuk keadaan status gizi à bayi menjadi gizi buruk à bayi tidak tumbuh

dengan baik

KEP à stimulasi adrenal cortex à kortisol ↑ (menyediakan energy utk tubuh

dlm menghadapi stress) à menghambat kerja GH à retardasi pertumbuhan.

Jadi, penyebab bayi tidak tumbuh dengan baik pada skenario ini adalah

asupan yang kurang tepat dan adanya penyakit kronik yang menyertai

2.   a. Apa itu KMS ?

. Definisi

Page 6: Skenario c Analisis Permasalahan

a. KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

b. KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.

c. KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

d. KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

e. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000). KMS terbaru diterbitkan oleh WHO tahun 2005 yang dibedakan untuk balita perempuan dan laki-laki

Manfaat KMS a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,

meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.(Depkes RI, 2000)

Page 7: Skenario c Analisis Permasalahan
Page 8: Skenario c Analisis Permasalahan

3. Interpretasi Growth Chart

Page 9: Skenario c Analisis Permasalahan

Ket:

N1: catch up growth

N2: normal growth

T1: unappropriate growth (grafik naik teteapi hanya sedikit dan tidak sesuai)

T2: no growth (grafik tetap/tidak tumbuh)

T3: negative growth(grafik mengalami penurunan)

      b. Apa yang dinilai pada KMS ?

      c. Cara menilai KMS ?

      d. Apa interpretasi KMS Ferdi ?

      e. Bagaimana intervensi pada Ferdi jika hasil KMS tidak normal ?

f. Bagaimana cara yang digunakan untuk mengukur status gizi ?

Page 10: Skenario c Analisis Permasalahan

2. a. Bagaimana pemberian nutrisi yang baik untuk bayi usia 0-12 bulan ?

. Nutrisi yang dibutuhkan anak usia 0-12 bulan

a. Air: meningkat seiring bertambah usia (dari hari pertama kehidupan sampai 3 bulan pertama kehidupan) dari awalnya berkisar 80 – 100 ml air/kgbb/hari pada bayi umur 3 hari (hari-hari pertama kehidupan) hingga 140 – 160 ml air/kgbb/hari pada saat bayi berumur 3 bulan. Lalu kian menurun sampai 120 – 135 ml air/kgbb/hari pada bayi yang berumur 1 tahun.

b. Energi: Menurut Nelson, rata-rata selama masa bayi kebutuhan energi berkisar antara 100 – 120 Kal/kgbb/hari. Sumber energi yang didapat dari kalori diperoleh dari nutrien protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori, karbohidrat 4 kalori. Secara umum, apabila terjadi kekurangan dari kisaran minimal kalori per hari dan terus berlanjut untuk hari-hari selanjutnya, maka lama-kelamaan mengakibatkan berbagai katabolisme untuk memperoleh energi.

c. Protein: Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian. Protein hewani biasanya memiliki nilai gizi lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Protein yang dibutuhkan pada bulan pertama dan kedua kehidupan bayi sekitar 2,2 g/kgbb/hari lalu makin turun hingga mencapai 1,2 g/kgbb/hari pada umur 12 bulan.

d. Lemak: Lemak tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak keculai asam lemak esensial seperti asam linoleat dan arakidonat. Dianjurkan 1 % kalori berasal dari asam lemak esensial seperti linoleat. Lemak dapat menambah nafsu makan bahkan pada bayi karena menimbulkan sifat sedap. Lemak non esensial maupun esensial merupakan sumber makanan berkalori banyak, maka dari itu tidak perlu terlalu banyak pemberiannya pada bayi. Dengan adanya lemak juga mempermudah absorbsi vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Asam lemak yang sangat penting untuk bayi seperti AA dan DHA diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi.

e. AA dan DHA: Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit AA dan DHA

g. Karbohidrat: Karbohidrat memberikan energi kepada bayi. Sereal dan roti merupakan sumber karbohidrat yang baik. Sebaiknya orang tua memilih sereal yang diperkaya zat besi, terutama untuk bayi yang disusui, untuk mencegah timbulnya anemia karena kekurangan zat besi. Kebutuhan akan karbohidrat pada bayi antara 0 – 12 bulan belum diketahui secara pasti. Bayi yang minum ASI mendapatkan 40 % kalori dari karbohidrat yaitu dari laktosa.

h. Nukleotida: Nukleotida meningkatkan respons imun dan memperkecil kemungkinan terjadinya diare pada bayi. Sekalipun tubuh dapat memproduksi nukleotida, bayi-bayi tetap membutuhkan penambahan nukleotida untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya yang cepat. Makanan pada awal masa sapih bukan sumber nukleotida yang baik. ASI dan beberapa susu formula telah diperkaya dengan nukleotida.

Page 11: Skenario c Analisis Permasalahan

i. Vitamin dan mineral: diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dan tumbuh secara normal. Buah-buahan serta sayuran adalah sumber yang sangat baik dari vitamin dan mineral. Pada buku IKA 1 Halaman 319, kebutuhan nutrien vitamin dan mineral bayi 6 – 12 bulan secara rinci yaitu: Kalsium (Ca) 0,6 g, Zat besi (Fe) 8 g, makanan padat masa sapih serta susu sapi hanya mengandung sedikit

zat besi. Selain jumlahnya sedikit, zat besi dalam susu sapi pun sulit diserap oleh tubuh bayi.

Yodium (I) 50 μg Fosfor (P) 360 mg Seng (Zn) 50 mg Vitamin A 1200 mcg, Vitamin C 25 mg, Vitamin D 400 I.U. B1 (Tiamin) 0,4 mg, B2 (Riboflavin) 0,5 mg, B3 (Niasin) 6 mg,

Vitamin B-kompleks: Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.

Bila ibu mampu dan sehat menyusui, dan bila bayi juga mampu menerima pemberian nutrisi dari ASI, ASI-lah nutrisi yang sangat sesuai, tidak perlu banyak perhitungan dan pemberiannya pun mudah dan praktis. Dalam ASI telah tersedia segala nutrien yang ideal bagi bayi. Bila mungkin pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun. Namun Apabila ASI sama sekali tidak ada, dapat diberikan makanan buatan sebagai penggantinya. Sayangnya, kecuali memberi dengan breast feeding, cara lain seperti susu formula via dot tidak jarang mengakibatkan berbagai kontaminasi bakteri yang bisa menginfeksi bayi.

   

Page 12: Skenario c Analisis Permasalahan

   b. Apa kandungan susu formula dan bubur nasi kecap ?

Susu formula : susu sapi yang mengandung tambahan nutrisi dan beberapa asam lemak.

Komposisi Kolostrum

(hari 1-5)

ASI Matur

(>30 hari)

Susu Sapi

Energi (kcal/dL) 58,0 70,0 65,0

Lemak (g/dL) 2,9 4,2 3,8

Asam lemak tak jenuh rantai

panjang (% total lemak)

--- 14 3

Protein (g/dL) 2,3 0,9 3,3

Kasein (g/dL) 0,5 0,4 2,5

Α-Lactalbumin (g/dL), Whey

Laktoferin (g/dL)

--- 0,3 0,1

IgA (g/dL) 0,5

0,5

0,2

0,2

Trace

0,003

Laktosa (g/dL) 5,3 7,3 4,7

Vitamin A (RE) (μg/dL) 151 75 40

Kalsium (mg/dL) 28 30 125

Natrium (mg/dL) 48 15 47

Zat besi (mg/dL) --- 0,008 0,005

c. Apa dampak jika diberi susu formulayang tidak sesuai takaran dan nasi bubur kecap sejak usia 6

bulan ?

- Pemberian susu formula atau makanan tambahan lainnya, jika penyiapan tidak memenuhi syarat kebersihan (mis. Peralatan yang digunakan tidak bersih dan air pencampur tidak dimasak dengan sempurna), hampir identik dengan menanam bibit penyakit ke dalam tubuh bayi, sumber infeksi.

- Bayi yang diberi minum ASI harus bekerja keras mengisap puting susu, sedangkan bayi peminum susu botol pasif saja. Dampaknya karena harus bekerja, bayi yang minum ASI akan segera berhenti menghisap jika dia telah merasa kenyang. Sebaliknya, bayi peminum susu botol cenderung tidak akan berhenti meneguk susu kecuali botolnya telah kosong , hal yang cepat mengarah ke obesitas.

- Faktor psikologis, hubungan ibu dengan anak.

- Insidensi penyakit infeksi, terutama diare, lebih tinggi pada saat ini (saat menyapih) ketimbang periode lain kehidupan. Hal itu karena makanan berubah, dari ASI yang

Page 13: Skenario c Analisis Permasalahan

bersih dan mengandung zat zat anti infeksi ke makanan yang disiapkan, disimpan, dan dimakan tanpa mengindahkan syarat kebersihan (kesehatan).

- Malnutrisi lebih sering terjadi pada masi ini ketimbang periode 4-6 bulan pertama kehidupan karena tidak sedikit keluarga yang tidak mengerti kebutuhan khusus bayi, tidak tahu bagaimana cara membuat makanan sapihan dari bahan bahan di sekitarnya atau tidak mampu menyediakan makanan yang bernilai gizi baik.

d. Bagaimana hubungan nutrisi yang dikonsumsi Ferdi dengan kondisinya sekarang ?

e. Berapa takaran yang tepat dan cara pemberian yang tepat  susu formula ?

a. Makanan sapihan yang dianjurkan untuk bayi usia 6 bulan atau lebih : Bubur tepung beras/beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air/kaldu

daging/sayuran, susu formula, ASI atau air. Bubur tepung baik tepung maizena, dimasak dengan kaldu atau susu formula/ASI

Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, papaya, melon, apel, avokad.

Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lembut.

Pure Kacang, kacang merah/kacang hijau/kacang polong yang direbus dengan kaldu hingga empuk kemudian di haluskan dengan blender. Pastikan blender dan alat saji berlabel food grade agar aman bagi bayi.

Daging, pilih yang tidak berlemak

Ayam, pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, kulit dan lemak.

Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan gindara.

b. Contoh pola jadwal pemberian makanan menjelang anak usia 1 tahun

Jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh)

Pukul 06.00 : Susu Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

Page 14: Skenario c Analisis Permasalahan

Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 14.00 : Susu Pukul 16.00 : Makanan selingan Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim Pukul 20.00 : Susu.

2.      a. Apa penyebab diare pada kasus ?

a. Etiologi Infeksi

Dimana pada faktor infeksi ini, kuman masuk ke saluran GI dan berkembang. Hal ini akan merusak sel mukosa usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam mengabsorbsi cairan dan elektrolit kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit yang menyebabkan terjadinya diare Malabsorbsi

Kegagalan absorbsi yang terjadi akan meningkatkan tekanan osmotik hal ini kemuadian akan menyebabkan terjadinya pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang menyebabkan diare Imunodefisiensi

Defisiensi imun, terutama SIgA (Secretory Immunoglobulin A) akan mengakibatkan berlipat gandanya bakteri, flora usus, jamur, terutama Candida yang menyebabkan timbulnya diare pada anak Psikologis

Yakni berupa rasa takut dan cemas. Walaupun jarang, namun dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare

Sanitasi lingkungan Faktor gizi/ malnutrisi Faktor pendidikan Perilaku orangtua dan masyarakat Sosial ekonomi keluarga

b. Apa dampak 3 kali terkena diare pada Ferdi ?

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik) Renjatan hipovolemik Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia,

perubahan pada elektrokardiogram) Hipoglikemia Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena

kerusakan vili mukosa usus halus Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik Malnutrisi energy protein, lebih banyak output daripada input nutrisi. Hal ini

menyebabkan terhambatnya metabolisme sel normal yang mana sel membutuhkan

Page 15: Skenario c Analisis Permasalahan

energi untuk menjalankan fungsi semestinya mempertahankan homeostasis. Akibatnya terjadi berbagai pemecahan jaringan-jaringan lemak dan otot untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut sehingga berdampak pada penurunan masa otot (berat badan) atau dengan kata lain terjadi gangguan pertumbuhan pada bayi. Belum lagi ditambah faktor ekonomi keluarga yang kurang mendukung yang mungkin berakibat pada tingkat higienitas yang juga dapat menjadi faktor terjadinya diare hingga terjadi penurunan berat badan pada bayi.

c. Apa hubungan diare dengan keluha yang dialami sekarang ?

Pada Kasus

Dari kasus pada skenario, faktor-faktor diatas mungkin terjadi. Dimana pekerjaan ayah dari anak tersebut yang sebagai seorang becak diasumsikan bahwa memiliki sosial ekonomi yang kurang, selain itu memiliki tingkat pendidikan yang tidak cukup tinggi, sehingga dapat mempengaruhi pola nutrisi dan lingkungan yang kurang kondusif bagi anak.

Hubungan Asupan Nutrisi Anak dengan Kejadian Diare

Susu formula : - tidak higienis → infeksi → merusak epitel usus →enzim lactase

dan protease menurun → KEP → atrofi mukosa lambung dan vili usus → gastrin,

HCL, pepsin, sekretin menurun → malabsorpsi, maldingesti nutrient, sekresi dan

motilitas menurun → diare kronik

Bubur nasi → tidak memenuhi kebutuhan gizi salah satunya protein → KEP →

atrofi mukosa lambung dan vili usus → gastrin, HCL, pepsin, sekretin menurun

→ malabsorpsi, maldingesti nutrient, sekresi dan motilitas menurun → diare

kronik

Kondisi sosial ekonomi yang rendah dan kurangnya pengetahuan si ibu dalam

pembuatan susu formula à susu formula terlalu encer à bubur nasi juga kurang

lengkap makro-mikro nutriennya à KEP pada anak.

Anak yang sudah KEP lama-lama akan mengalami atropi mukosa usus,

penurunan motilitas usus, penurunan HCl lambung akibatnya terjadi peningkatan

pertumbuhan flora normal usus à diare berulang kembali.

Riwayat Makanan à Diare à KEP à Diare Kronik

d. Bagaimana hubungan asupan nutrisi dengan diare yang terjadi ?

Page 16: Skenario c Analisis Permasalahan

3. a. Apa hubungan campak , demam dan pertumbuhan yang terjadi ?

Infeksi/ intoleransi makanan à diarhheae berulang à kehilangan banyak cairan dan nutrisi à dehidrasi, ganggu status gizi anak à rentan infeksi (campak, infeksi lainnya) à anoreksia (intake makanan <<) à >> katabolisme ogan tubuhà atrofi sel epitel usus halus (defisiensi laktase)à memperberat malnutrisi à pengaruh batuk kronik dari bapak (TB/ bronkitis kronik) à gangguan pernapasan dan proses tumbuh kembang anak lebih lanjut à severe malnutrition (BB/TB <70%) à pertumbuhan negatif (T3)

      b. Apa penyebab campak pada kasus ?

      c. Apa akibat campak pada kasus ?

6.   a. Apa kemungkinan penyakit yang diderita ayah Ferdi ?

      b. Apa hubungan riwayat batuk kronik pada ayah Ferdi terhadap pertumbuhan Ferdi ?

Bapak: infeksi saluran pernafasan à Kontak dengan anak à Penularan infeksi.

Anak → asupan nutrisi ↓ & diare → sistem imun ↓ → kontak dengan batuk kronis ayah → penularan infeksi

      c. Apa hubungan pekerjaan orang tua dengan pertumbuhan fisik ?

1. Hubungan pekerjaan bapak terhadap anak

Status ekonomi rendah (pekerjaan sebagai tukang becak) à Kurangnya pengetahuan akan gizi anak, lingkungan sebagai penyokong kesehatan à Asupan makanan yang tidak baik (kandungan gizi dan higienitas), lingkungan tempat tinggal yang tidak higien à KKP à Mudah terserang infeksi (misalnya : diare dan morbili) à KKP.

7.   a. Bagaimana interpretasi Pemeriksaan Fisik ? (pertumbuhan, status gizi, BB ideal )

Hasil pemeriksaan fisik Nilai normal Interpretasi

BB 6 kg Untuk usia 12 bulan

PB/TB : berat badan seharusnya 8,8 kg

CDC : berat badan seharusnya 10,3 kg

Berat badan kurang mengarah ke malnutrisi (gizi buruk)

PB 70 cm Untuk usia 12 bulan

CDC : PB seharusnya 75,5 kg (persentil 50)

Panjang badan kurang (pendek) karena dibawah persentil 3. Hal ini

Page 17: Skenario c Analisis Permasalahan

Atau 70,5-81 cm disebabkan asupan gizi yang tidak cukup

Anaknya sangat kurus - Atrofi otot dan hilangnya lemak subkutan akibat malnutrisi

Wajah seperti orang tua - Malnutris → Atrofi otot dan hilangnya lemak di daerah wajah → keriput dan menyusut

Elastisitas kulit menurun karena kehilangan lemak subkutan

- Tanda-tanda malnutrisi

Otot atropi - Tanda-tanda malnutrisi

Iga gambang Atrofi otot

Baggy pants di pantatnya - Penampakan pantatnya seperti menggunakan celana panjang yang kendur atau longgar. Hal ini akibat hilangnya lemak subkutan sehingga hanya tersisa kulit saja.

      b. Bagaimana mekanisme Pemeriksaan Fisik ?

c. Bagaimana cara menghitung BB ideal ?

8.   Bagaimana Diagnosis Banding ?

Marasmus Kwashiorkor Marasmic-

Page 18: Skenario c Analisis Permasalahan

kwashiorkor

Tubuh Sangat kurus Edema seluruh

tubuh

Edema

Lemak

subkutan

Hilang Berlipat-lipat Berlipat-lipat

Satatus mental Lethargy, apatis,

iritabilitas

Lethargy, apatis,

iritabilitas

Lethargy, apatis,

iritabilitas

BB Penurunan

drastis BB

Normal/Sedikit

turun

Sedikit turun

Status gizi Buruk Buruk Buruk

Wajah Seperti orang tua Edema Seperti orang tua

9.   Bagaimana Penegakan Diagnosis ?

10. Bagaimana Diagnosis Kerja ?

11. Bagaimana Etiologi ?

Diet yang tidak cukup

kebiasaan makan yang tidak tepat

Kelainan metabolik

Malformasi kongenital.

Infeksi dan penyakit kronis

Bayi yang tidak mendapat cukup asi dan tidak diberi makanan penggantinya

Malabsorpsi

12. Bagaimana Epidemiologi ?

13. Bagaimana Faktor Resiko ?

14. Bagaimana Patofisiologi ?

15. Bagaimana Tatalaksana ?

16. Bagaimana Komplikasi ?

17. Bagaimana Prognsosis ?

Dubia

Tergantung dari penatalaksanaan yang cepat dan adekuat, serta tergantung dari

stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan dan apakah terdapat penyakit penyerta

atau tidak. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat, bila

penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan

yang irreversibel dari set-sel tubuh akibat under nutrition.

Page 19: Skenario c Analisis Permasalahan

Kematian 20-30%, akan meningkat bila kadar albumin < 1,5 g%, glukosa

darah < 3 mmol/L atau <50 mg/dl, suhu rektal <35,5oC dan adanya infesi berat

18. Bagaimana Preventif dan Promotif ?

Pencegahan

Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi

yang paling baik untuk bayi.

Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

bulan ke atas.

Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan

dan kebersihan perorangan.

Pemberian imunisasi.

Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

kerap.

Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat

merupakan usaha pencegahan jangka panjang.

Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang

endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

19. Bagaimana KDU?

20. Bagaimana Pandangan Islam ?

 Status gizi adalah salah satu faktor penentu SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Status gizi seseorang dapat ditentukan sejak bayi dan balita bahkan seharusnya ditentukan saat masih dalam kandungan. Status gizi buruk erat kaitannya dengan pola konsumsi dan pemenuhan kecukupan zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Mengingat pentingnya status gizi, maka pemenuhan gizi bayi sejak lahir harus diperhatikan. Agar jumlah kematian bayi dapat ditekan serendah-rendahnya. Di dalam Islam, telah diajarkanpada Q.S. Ath-Thalaq:6.

Artinya : 6. tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika

Page 20: Skenario c Analisis Permasalahan

kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

Ditelaah dari segi gizi, ASI memiliki peranan yang sangat penting, karena ASI merupakan makanan utama dan terlengkap untuk bayi. ASI merupakan makanan ilmiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna, praktis, ekonomis, dan memiliki komposisi zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan pencernaan bayi (Siregar 2004 diacu dalam Puspowati 2008).

Hipotesis

Ferdi, anak laki-laki 12 bulan mengalami gizi buruk tipe marasmus akibat asupan nutrisi yang kurang sehingga

mengalami diare berulang, campak, dan tidak tumbuh seperti anak lainnya.

 

Agus : 1b 3b 5c 11 1b 3c 6a 12

Egha : 1b 3c 6a 12 1c 3d 6b 13

Roy   : 1c 3d 6b 13 2a 3e 6c 14

Brini   : 2a 3e 6c 14 2b 4a 7a 15

Maya : 2b 4a 7a 15 2c 4b 7b 16

Neva : 2c 4b 7b 16 2d 4c 7c 17

Farah : 2d 4c 7c 17 2e 4d 8 18

Laddy : 2e 4d 8 18 2f 5a 9 19

Thipo : 2f 5a 9 19 3a 5b 10 20