Skenario C Blok 20 Ramzie
-
Upload
oranguntung -
Category
Documents
-
view
243 -
download
1
description
Transcript of Skenario C Blok 20 Ramzie
1. Dicolo2. Ramzie3. Rima4. Abdillah5. Rafenia6. Mitha7. Dita8. Iqbal9. Rina10. Aji11. Riva12. Shula
Pengumpulan terakhir besok (selasa 4 November 2014) pukul 20.00 – (pukul 8.00) times new roma 12, space 1,5, rata kiri kanan. Minimal tidak kumpul 1 anmal. nama terakhir pengumpulan anmal serta melanggar
peraturan di atas akan “NGEPRINT LAPORAN” terima kasihh !!!!
Skenario C
Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena mencoba bunuh diri. Ny. ATW selalu sedih dan menangis tanpa sebab. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak kesalahan dan dosa. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi. Kemudian kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicra terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua patah kata tetapi masih dapat dimengerti. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah dengan keluarga suami.
Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua paath kata saja, kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
Informasi tambahan.
Teradapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga dan premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil, ada stressor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga yaitu bentrok dengan keluarga suami. GAF scale sekitar 40-31 saat pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri GAF scale menurun sampai 10-0). Terapat waham mengarah ke rasa bersalah dan berdosa. Pemeriksaan fisik tak ada kelainan.
Kesimpulan Pemeriksaan Psikiatrik
Ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative insight yag sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung, dan ada autism serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat terganggu.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Bunuh diri (suicide) : tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan
2. Keluyuran, sedih dan menangis tanpa sebab, banyak bicara dan beraktifitas : gangguan afektif (tingkah laku)
3. Selalu mendengar suara (halusinasi auditori): sikap pasien yang dapat mendengar suara, berbicara, mengejek, menertawakan, atau mengancam
4. Keyakinan dirinya banyak kesalahan dan dosa5. Menarik diri (anhedonia) : hilangnya minat dan menarik diri dari aktifitas rutin dan
menyenangkan6. Tidak bisa mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan tidak bisa mengurus diri : afraksia7. Stressor : Stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon stress pada organisme8. Autisme : keadaan yang dimodulasi oleh pikiran dan perilaku yang bersifat subjektif
yang tidak dapat dikoreksi oleh informasi dari luar.9. Gangguan afektif : gangguan pada ekspresi eksteerna emosi yang terikat pada ide
atau gambaran mental pada objek. Gangguan gejala utama adanya perubahan suasana atau emosi.
10. Premorbid : terjadi sebelum berkembangnya penyakit11. GAF scale : Global Assesment Function, skala global function untuk mengukur
seberapa parah gangguan kejiwaan seseorang yang mengatur gangguan kejiwaan 12. Waham : keyakinan atau pikiran yang salahkarena bertentangan dengan dunia nyata
serta dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika13. Hemmung : bicara terbatas
14. Sperrung : blocking, keadaan dimana pikiran mendadak berhenti seolah-olah menubruk pada sebuah tembok. (ucapan sepatah dua patah kata tapi masih dapat dimengerti)
15. Discrimantive insight: kemampuan seorang menilai keadaan dirinya sakit atau tidak16. RTA (Reality Testing Abilitiy): tes untuk menilai kemampuan seseorang untuk
mengenali realitas dengan baik dan pemahan diri. Kdemampuan ini menetukan persepsi, respon emosi dalam berperilaku, dan perilaku dalam relasi dengan realitas kehidupan.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena mencoba bunuh diri.
2. Ny. ATW selalu sedih dan menangis tanpa sebab.3. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur.4. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang
mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak kesalahan dan dosa.
5. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi.6. Kemudian kemunduran makin hebat, kurnag bisa mengurus diri, tak dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicra terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua patah kata tetapi masih dapat dimengerti. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
7. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah dengan keluarga suami.
8. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua paath kata saja, kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
9. Informasi tambahan10. Pemeriksaan Psikiatrik
ANALISIS MASALAH
1. Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk UGD RSJ Ernaldi Bahar Palembang karena mencoba bunuh diri, selalu sedih dan menangis tanpa sebab.
a) Bagaimana hubungan dari selalu sedih dan menangis dengan percobaan bunuh diri Ny. ATW?( 1 2 3)
gangguan bipolar, penyakit gangguan jiwa yang membuat penderitanya mengalami perubaah perasaan (mood) dalam periode waktu tertentu.
Bukan hanya mood yang berfluktuasi—penderita bipolar juga akan mengalami episode mania atau sangat berenergi, fokus, dan merasa sangat produktif. Di
lain waktu ia akan mengalami depresi berat. Pada periode depresi ini diduga Robin William memilih bunuh diri.
Penelitian menunjukkan, 25 persen penderita bipolar pernah mencoba bunuh diri dan 10-15 persen di antaranya berhasil melakukannya.
"Depresi adalah saat paling membahayakan," kata dr. Andri Sp.KJ FAPM dari RS Omni Alam Sutera Tangerang, Selasa (12/8).
Ide bunuh diri biasanya muncul ketika penderita bipolar merasa sangat depresi, ia diliputi perasaan nelangsa dan tak tertolong lagi.
Gejolak mood yang bisa membahayakan itu sebenarnya dapat dikontrol dengan obat penstabil mood. "Jika rutin minum obat episode seperti depresi itu bisa dikendalikan," ujarnya.
Meski begitu, terkadang walau mengonsumsi obat-obatan, untuk beberapa pasien, mereka tetap memilih untuk mengakhiri hidupnya.
b) Apa etiologi Ny.ATW mencoba bunuh diri?(4 5 6)c) Bagaimana kaitan umur dan pekerjaan dengan keluhan yang dialami
Ny.ATW?( 7 8 9)
2. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur.
a) Apa yang mengakibatkan (etiologi) Ny.ATW mengalami perubahan perilaku?( 10 11 12)
b) Termasuk perubahan perilaku apa yang terjadi pada Ny.ATW?(1 2 3 )Ada empat jenis episode suasana hati pada penderita gangguan bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis episode susasana hati gangguan bipolar memiliki gejala yang unik.Pada kasus ini Ny.ATW sedang mengalami suasana hati tahap depresi yang memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.
Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
Tidak mampu merasakan kegembiraan.
Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
Sulit konsentrasi.
Merasa tak berguna dan putus asa.
Merasa bersalah dan berdosa.
Rendah diri dan kurang percaya diri.
Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
Berpikir untuk bunuh diri.
Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering,
susah buang air besar, dan terkadang diare.
Kehilangan gairah seksual.
Menghindari komunikasi dengan orang lain.
c) Apa yang menyebabkan Ny.ATW kurang tidur? (4 5 6 )
3. Satu tahun yang lalu ia mengeluh selalu mendengar suara seperti ada orang yang mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan yang kuat bahwa dirinya banyak kesalahan dan dosa.
a) Etiologi halusinasi auditori?( 7 8 9)b) Bagaimana mekanisme perjalanan penyakit yang terjadi pada Ny.ATW
(halusinasi auditori)?( 10 11 12)c) Mengapa Ny.ATW mengalami waham seperti yang disebutkan?( 1 2 3)
Karena dia depresi, biasanya gejala tambahan sesudah gejala depresi adalah waham bersalah (Kaplan-Saddock synopsis psikiatri)
d) Faktor penyebab terjadinya waham?(4 5 6)
4. Ia mulai mengisolasi diri dan kurang berinteraksi.a) Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengisolasi diri?(7 8 9)
5. Kemudian kemunduran makin hebat, kurang bisa mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas, ucapan kalimat sepatah-dua patah kata tetapi masih dapat dimengerti. Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
a) Mengapa terjadi kemunduran yang semakin berat?(10 11 12)b) Apakah ada kelainan anatomis dan neurotransmitter sehubungan dengan
kasus?(1 2 3)Kelainan anatomis belum dapat diketahui
Sedangkan untuk kelainan neurotransmitter, terjadi gangguan pada keseimbangan Norepinephrin, dopamin, dan serotonin. Norepinephrin,dopamin, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang.
Sebagai contoh, ketika seorang pengidap gangguan bipolar dengan kadar dopamin yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase depresi yang terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar.
c) Apa makna klinis dari kalimat “Selama setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan”?(4 5 6)
6. Menurut keluarga ada stressor yang memicu perubahan perilaku ini yaitu masalah dengan keluarga suami.
a) Bagaimana pengaruh stressor terhadap keluhan?( 7 8 9)b) Apa saja jenis-jenis stressor yang memicu perubahan perilaku?( 10 11 12)
7. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak gerak, kadang menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua patah kata saja, kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autisme jelas ada.
a) Apa saja tanda-tanda autis sesuai kasus?(1 2 3)- menarik diri- menolak bicarab) Apa hubungan tanda-tanda autis tersebut dengan hasil anamnesis pasien?(4 5
6)
8. Informasi tambahana) Apa makna “gangguan premorbid” yang terjadi pada Ny.ATW dengan
emosional tidak stabil?( 7 8 9)b) Bagaimana kaitan riwayat gangguan premorbid dengan stressor yang dialami
1 tahun terakhir terkait masalah keluarga?( 10 11 12)c) Bagaimana interpretasi pemeriksaan GAF scale?( 1 2 3)
Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
- 100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
- 90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
- 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social- 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum baik- 60-51 gejala dan disabilitas sedang- 50-41 gejala dan disabilitas berat- 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
- 30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
- 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
- 10-01 persisten dan lebih serius- 0 informasi tidak adekuat
d) Bagaimana cara pemeriksaan GAF scale?(4 5 6)
9. Pemeriksaan PsikiatrikDitemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative insight yag sangat terganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung, sperrung, dan ada autism serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya adalah RTA sangat terganggu.
a) Temasuk jensi psikopatologi apa yang terdapat dari hasil pemeriksaan psikiatrik Ny.ATW (interpretasi dan mekanisme) :
Gangguan asosiasi (hemmung)(7 8 9) Gangguan asosiasi (sperrung) ( 10 11 12) Autisme (1 2 3) Depresi berat(4 5 6)
Hipotesis
Ny.ATW, 30 tahun diduga mengalami Bipolar Disorder.
Template
1. How to Diagnose (episode, gangguan dengan gejala psikotik, subtipe gangguan bipolar, senayawa neuromuskuler yang terkait) ( 7 8 9)
2. DD( 10 11 12)3. WD (tentukan diagnosis multi-aksial) (12 3)4. Epidemiologi(4 5 6)5. Etiologi( 7 8 9)6. Patogenesis (10 11 12)7. Tatalaksana (Medikamentosa dan non-Medikamentosa “psikoterapi”)(1 2 3)
Terapi psikososial
- Terapi kognitif (Aaron Beck)
Tujuannya :
a. Menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya dengan
membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif.
b. Mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel dan positif, serta melatih
kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
- Terapi interpersonal (Gerrad Kleman)
Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh pasien
dengan anggapan bahwa masalah interpersonal sekarang mungkin terlibat dalam
mencetuskan atau memperberat gejala depresi sekarang.Terapi ini difokuskan
pada problem interpersonal yang ada.Diasumsikan bahwa, pertama, problem in-
terpersonal yang ada saat ini merupakan akar terjadinya disfungsi hubungan in-
terpersonal.Problem interpersonal saat ini berperan dalam terjadinya gejala
depresi.Biasanya sesi berlangsung antara 12 sampai 16 minggu dan ditandai
dengan pendekatan terapeutik yang aktif.Tidak ditujukan pada fenomena
intrapsikik seperti mekanisme defensi dan konflik internal.Keterbatasan asertif,
gangguan kemampuan sosial, serta penyimpangan pola berpikir hanya ditujukan
bila memang mempunyai efek pada hubungan interpersonal tersebut.
- Terapi perilaku
Terapi didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif menyebabkan
seseorang mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan
kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan demikian pasien belajar untuk
berfungsi di dunia dengan cara tertentu dimana mereka mendapatkan dorongan
positif.
- Terapi berorientasi-psikoanalitik
Mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal, keintiman, mekanisme
penyesuaian, kapasitas dalam merasakan kesedihan serta kemampuan dalam
merasakan perubahan emosional secara luas.
- Terapi keluarga
Diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan perkawinan pasien atau
fungsi keluarga atau jika gangguan mood dapat ditangani oleh situasi
keluarga.Terapi keluarga meneliti peran suasana hati teratur dalam keseluruhan
kesejahteraan psikologis dari seluruh keluarga, tetapi juga mengkaji peran seluruh
keluarga dalam pemeliharaan gejala pasien. Pasien dengan gangguan mood
memiliki tingkat tinggi perceraian, dan sekitar 50 persen dari semua pasangan
melaporkan bahwa mereka tidak akan menikah atau memiliki anak jika mereka
tahu bahwa pasien akan mengembangkan gangguan mood.
- Rawat Inap
Yang pertama dan paling penting keputusan dokter harus dibuat adalah apakah
untuk memutuskan pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Jelas indikasi untuk
rawat inap adalah risiko bunuh diri atau pembunuhan, pasien yang sangat
berkurang kemampuannya untuk makan dan kebutuhan untuk prosedur
diagnostik. Suatu onset yang berkembang cepat gejala juga dapat menjadi
indikasi untuk rawat inap. Seorang dokter dapat dengan aman mengobati depresi
ringan atau hypomania dengan rawat jalan jika evaluasi pasien terus rutin
dilakukan.Tanda-tanda klinis dari gangguan penilaian, penurunan berat badan,
atau insomnia harus minimal.Sistem pendukung pasien harus kuat, tidak ada
menarik diri dari pasien.Setiap perubahan negatif dalam gejala-gejala pasien atau
perilaku mungkin cukup untuk menjadi indikasi rawat inap rawat inap.Pasien
dengan gangguan mood sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela, dan
mungkin harus sengaja dimasukan.Pasien-pasien ini sering tidak dapat membuat
keputusan karena pemikiran mereka melambat, Weltanschauung negatif
(pandangan dunia), dan keputusasaan. Pasien yang manik sering memiliki seperti
kurangnya wawasan gangguan mereka yang rawat inap tampaknya benar-benar
tidak masuk akal bagi mereka
Terapi Fisik : Electro Convulsive Therapy (ECT)
Terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak melalui 2 elektrode yang
ditempatkan pada bagian temporal kepala.
Sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko bunuh diri
yang besar dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik (dengan dosis
yang sudah adekuat).
8. Komplikasi(4 5 6)9. Edukasi dan Preventif( 7 8 9)10. Prognosis( 10 11 12)11. KDU( 1 2 3)
3A
Learning Issue
1. Waham(4 56 7 8)2. Gangguan afektif(9 10 11 12)
Gangguan Afektif BipolarPFNDAHULUAN
1. Pengertian
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi
otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses
berfikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik
dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi.
2. Gambaran Klinis
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan
menjadi 2 yaitu:
a. gangguan bipolar I
b. gangguan bipolar II
Perbedaannya adalah pada gangguan bipolar I memiliki episode manik sedangkan pada
gangguan bipolar II mempunyai episode hipomanik.
Gangguan bipolar I dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut perjalanan longitudinal
gangguannya. Namun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat 1 episode manik di sana.
Walaupun hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode depresi lengkap maka tetap
dikatakan gangguan bipolar I. Adapun episode-episode yang lain dapat berupa episode
depresi lengkap maupun episode campuran, dan episode tersebut bisa mendahului ataupun
didahului oleh episode manik.
Gangguan bipolar II mempunyai ciri adanya episode hipomanik.Gangguan bipolar II dibagi
menjadi 2 yaitu tipe hipomanik, bila sebelumnya didahului oleh episode depresi mayor dan
disebut tipe depresi bila sebelum episode depresi tersebut didahului oleh episode hipomanik.
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan
ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien 5 dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian
suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas
(depresi). Yang khas adalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode.Episode manik
biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,
sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama.
Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan
kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita
bipolar maka risiko penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter.
Episode manik dibagi menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik tanpa
gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik.Hipomanik dapat diidentikkan dengan
seorang perempuan yang sedang dalam masa ovulasi (’estrus’) atau seorang laki-laki yang
dimabuk cinta.Perasaan senang, sangat bersemangat untuk beraktivitas, dan dorongan seksual
yang meningkat adalah beberapa contoh gejala hipomanik.Derajat hipomanik lebih ringan
daripada manik karena gejalagejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial.
Pada manik, gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga mengacaukan hampir seluruh
pekerjaan dan aktivitas sosial.Harga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis.Perasaan
mudah tersinggung dan curiga lebih banyak daripada elasi.
Tanda manik lainnya dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah
melebihi batas wajar dan cenderung non-produktif, euphoria hingga logorrhea (banyak
berbicara, dari yang isi bicara wajar hingga menceracau dengan 'word salad'), dan biasanya
disertai dengan waham kebesaran, waham kebesaran ini bisa sistematik dalam artian
berperilaku sesuai wahamnya, atau tidak sistematik, berperilaku tidak sesuai dengan
wahamnya. Bila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham maka diagnosis mania
dengan gejala psikotik perlu ditegakkan.
1. Potofisiologi penyebab munculnya gangguan bipolar
Etiologi dan patofisiologi gangguan bipolar belum dapat ditemukan hingga saat ini dan belum
ditemukan marker patrologis yang berhubungan secara mutlak dengan gangguan bipolar.
Obat-obat psikiatri golongan mood stabilizer diketahui memiliki efektifitas yang cukup tinggi
dalam mengendalikan mood yang tidak stabil tersebut.
Secara genetik, diketahui bahwa pasien gangguan bipolar tipe I, 80-90 % diantaranya
memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan bipolar. Untuk gangguan bipolar
tipe I, Keluarga terdekat dari individu yang menderita gangguan ini memiliki resiko 7 hingga
10% untuk menderita penyakit yang sama.
2. Diagnosis dan Klasifikasi
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan
menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai
dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai
dengan hipomanik dan depresi.PPDGJ III membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu
menurut episode kini yang dialami penderita.
Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan PPDGJ III (F31)
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan
F31 Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua) yang
menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan
gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta
peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan enersi dan aktivitas depresi). Yang
khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode, dan insidensi pada
kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan (mood)
lainnya. Dalam perbandingan, jarang ditemukan pasien yang menderita hanya episode mania
yang berulang-ulang, dan karena pasien-pasien tersebut menyerupai (dalam riwayat keluarga,
kepribadian pramorbid, usia onset, dan prognosis jangka panjang) pasien yang mempunyai
juga episode depresi sekali-sekali, maka pasien itu digolongkan sebagai bipolar.
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini hipomanik, Pedoman diagnostik :
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (F30.0) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik, Pedoman
diagnostik :
Ø Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1)
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik, Pedoman
diagnostik :
Ø Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2)
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif Ringan atau Sedang, Pedoman
diagnostik. Untuk mendiagnosis pasti :
Ø Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
(F32.0) ataupun sedang (F32.1)
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya gejala somatic dalam
episode depresif yang sedang berlangsung.
Ø F31.30 Tanpa gejala somatik
Ø F31.31 Dengan gejala somatik
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik Pedoman
diagnostik. Untuk mendiagnosis pasti :
Ø Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala
psikotik (F32.2), dan
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di
masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala. Psikotik
Pedoman diagnostik
Untuk mendiagnosis pasti :
Ø Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala
psikotik (F32.3)
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di
masa lampau.
Jika dikehendaki, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afeknya.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran. Pedoman diagnostic
Ø Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama
mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu)
Ø Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di
masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Kini dalam Remisi
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini,
tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau dan ditambah sekurangkurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif atau campuran).
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT
3.Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Fluoxetin (prozac) telah digunakan dengan suatu keberhasilan pada remajadengan gangguan
depresif barat. Karena beberapa anak dan remaja yang menderita depresif akan mengalami
gangguan bipolar, klinisi harus mencatat gejala hipomanik yang mungkin terjadi selama
pemakaian fluoxetin dan anti depresan lain. Pada kasus tersebut medikasi harus dihentikan
untuk menentukan apakah episode hipomanik selanjutnya menghilang.Tetapi, respon
hipomanik terhadap antidepresan tidak selalu meramalkan bahwa gangguan bipolar telah
terjadi.
Gangguan bipolar pada masa anak-anak dan remaja adalah diobati dengan lithium (Eskalith)
dengan hasil yang baik.Tetapi, anak-anak yang memiliki gangguan defisitatensi/
hiperaktivitas) dan selanjutnya mengalami gangguan bipolar pada awal masa remaja adalah
lebih kecil kemungkinannya untuk berespon baik terhadap lithium dibandingkan mereka yang
tanpa gangguan perilaku.
Pasien dengan gangguan bipolar membutuhkan dorongan untuk mencari dan
mempertahankan pengobatan dan tindak lanjutnya dengan segala keterbatasannya lithium
merupakan pengobatan untuk gangguan bipolar yang telah lama digunakan meskipun banyak
obat-obat generasi baru yang ditemukan, namun efektifitas
pencegahan bunuh diri masih belum jelas.
Garam Lithium (carbonate) merupakan antidepresan yang dianjurkan untuk gangguan depresi
bipolar (terdapatnya episode depresi dan mania) dan penderita gangguan depresi. Lithium
tidak bersifat sedative, depresan ataupun eforian, inilah yang membedakannya dari
antidepresan lain.
Mekanis aksi lithium mengendalikan alam perasaan belum diketahui, diduga akibat efeknya
sebagai membrana biologi.Sifat khas ion lithium dengan ukuran yang amat kecil tersebar
melalui membrana biologik, berbeda dari ion Na dan K. Ion lithium menggantikan ion Na
mendukung aksi potensial tunggal di sel saraf dan melestarikan membrana potensial itu.Masih
belum jelas betul makna interaksi antara lithium (dengan konsentrasi 1 mEq per liter) dan
transportasi monovalent atau divalent kation oleh sel saraf.
Aksi lithium disusunan saraf pusat dispekulasikan merobah distribusi ion didalam sel susunan
saraf pusat, perhatian terpusat pada efek konsentrasi ionnya yang rendah dalam metabolisme
biogenik amin yang berperanan utama dalam patofisiologi gangguan alam perasaan.
Sudah lebih dari 50 tahun lithium digunakan sebagai terapi gangguan
bipolar.Keefektivitasannya telah terbukti dalam mengobati 60-80% pasien.‘Pamornya”
semakin berkibar karena dapat menekan ongkos perawatan dan angka kematian akibat bunuh
diri.Tapi bukan berarti lithium tanpa cela.Terdapat orang-orang yang kurang memberi respon
terhadap lithium di antaranya penderita dengan riwayat cedera kepala, mania derajat berat
(dengan gejala psikotik), dan yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaanya dihentikan
tiba-tiba, penderita cepat mengalami relaps. Selain itu, indeks terapinya sempit dan perlu
monitor ketat kadar lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi
penggunaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi sehingga menghasilkan kadar
toksik. Di samping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat merusak ginjal bila digunakan
dalam jangka lama.Karena keterbatasan itulah, penggunaan lithium mulai
ditinggalkan.Antipsikotik mulai digunakan sebagai antimanik sejak tahun 1950-an.
Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada penderita bipolar dengan agitasi
psikomotor.Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak merencanakan pemberian
antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama (golongan tipikal) sebab dapat
menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal, neuroleptic malignant
syndrome, dan tardive dyskinesia.Valproat menjadi pilihan ketika penderita bipolar tidak
memberi respon terhadap lithium.Bahkan valproat mulai menggeser dominasi lithium sebagai
regimen lini pertama.Salah satu kelebihan valproat adalah memberikan respon yang baik pada
kelompok rapid cycler.Penderita bipolar digolongkan rapid cycler bila dalam 1 tahun
mengalami 4 atau lebih episode manik atau depresi. Efek terapeutik tercapai pada kadar
optimal dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek samping dapat timbul ketika kadar melebihi 125
mg/L, di antaranya mual, berat badan meningkat, gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan
rambut rontok. Dosis akselerasi valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg pada
2 hari pertama dilanjutkan dengan 20 mg/kg pada 7 hari selanjutnya.
Pencarian obat alternatif terus diupayakan.Salah satunya adalah lamotrigine.Lamotrigine
merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsi.Beberapa studi acak,
buta ganda telah menyimpulkan, lamotrigine efektif sebagai terapi akut pada gangguan
bipolar episode kini depresi dan kelompok rapid cycler.Sayangnya, lamotrigine kurang baik
pada episode manik.
Selain itu pengobatan dengan antidepresan, terutama yang mengandung agen serotonergik
seperti sertraline (zoloft 50 mg/hari).Beberapa pasien memberikan respon yang cukup bagus
dengan pemberian obat psikostimulan dalam dosis kecil seperti amfetamin 5-15 mg/
hari.Dalam semua kasus harus ada kombinasi kedua hal tadi
Gangguan bipolar harus diobati secara kontinu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal
akan memendek sehingga kekambuhan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan
bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah
sembuh.Oleh karena itu, edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini.
Xanax (alprazolam) merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepine
(minor tranquilezer) yang bekerja dengan cepat setelah dikonsumsi.Indikasi Xanax adalah
untuk mengatasi anxiety (kecemasan), panick attack, serta depresi ringan.Xanax bekerja pada
Gamma-Amino Butyric Acid (GABA) receptor, neurotransmitter yang penting di otak
manusia.
Cara kerja Xanax yang cepat diserap sistem pencernaan, merupakan keunggulan obat ini
dalam mengatasi panic attack. Puncak konsentrasi alprazolam dalam plasma manusia
diperoleh hanya dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikonsumsi. Obat ini hanya boleh
diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater). Xanax tersedia dalam dosis :
1. 0.25 mg (berwarna putih)
2. 0.5 mg (berwarna merah muda)
3. 1 mg (berwarna biru muda).
Farmakodinamik Alprazolam merupakan derivat triazolo benzodiazepin dengan efek cepat
dan sifat umum yang mirip dengan diazepam.Alprazolam merupakan anti ansietas dan anti
panik yang efektif.Mekanisme kerjanya yang pasti belum diketahui.Efek tersebut diduga
disebabkan oleh ikatan alprazolam dengan reseptor-reseptor spesifik yang terdapat pada
susunan saraf pusat.Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi
susunan saraf pusat yang bervariasi tergantung pada dosis yang diberikan.Farmakokinetik
Pada pemberian secara oral, alprazolam diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak
dipengaruhi oleh makanan sehingga dapat diminum dengan atau tanpa makanan.Konsentrasi
puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1 – 2 jam setelah pemberian oral dengan waktu
paruh eliminasinya adalah 12 – 15 jam. Waktu paruh ini berbeda-beda untuk pasien usia
lanjut (16,3 jam), orang dewasa sehat (11 jam), pasien dengan gangguan fungsi hati (antara
5,8 – 65,3 jam) serta pada pasien dengan masalah obesitas (9,9 – 40,4 jam). Sekitar 70 – 80%
alprazolam terikat oleh protein plasma.Alprazolam mengalami metabolisme di hati menjadi
metabolit aktifnya dan metabolit lainnya yang tidak aktif. Metabolit aktif ini memiliki
kekuatan 1½ kali dibandingkan dengan alprazolam, tetapi waktu paruh metabolit ini hampir
sama dengan alprazolam. Ekskresi alprazolam sebagian besar melalui urin, sebagian melalui
ASI dan dapat melalui sawar plasenta.
Indikasi
1.Ansietas, termasuk neurosis ansietas dan ansietas yang menyertai depresi
2.Gangguan panik, termasuk serangan panik pada agorafobia.
Kontra indikasi
1.Pasien yang hipersensitif terhadap golongan benzodiazepin.
2. Glaukoma akut sudut sempit.
3. Miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi psikosis kronik.
4. Pasien dengan pengobatan antijamur golongan azole.
5. Anak dan bayi prematur.
Peringatan
1.Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor atau
mengoperasikan mesin.
2. Hati-hati bila diberikan pada wanita hamil dan menyusui, gangguan fungsi ginjal dan hati,
riwayat penyalahgunaan obat dan atau alkohol, penderita kelainan kepribadian yang nyata.
3. Keamanan penggunaan pada anak-anak dibawah 18 tahun belum diketahui dengan pasti.
Gejala kelebihan dosis alprazolam adalah mengantuk, konfusi, gangguan koordinasi,
penurunan refleks dan koma.
Penanganan saat terjadi kelebihan dosis :
1. Penderita dirangsang untuk muntah dan lakukan pengosongan lambung.
2. Penderita dirawat intensif dengan terapi simtomatis dan suportif untuk memelihara fungsi
kardiovaskular, pernapasan dan keseimbangan elektrolit.
Dosis :
1. Ansietas : 0,25 – 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam dosis terbagi.
2. Gangguan panik : 0,5 – 1,0 mg diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3 kali sehari.
3. Untuk pasien usia lanjut dan gangguan fungsi hati berat : 0,25 mg 2-3 kali sehari.
Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.
B. Psikoterapi
Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu pendekatan psikoterapi dibandingkan
yang lain dalam terapi gangguan mood masa anak-anak dan remaja. Tetapi, terapi keluarga
adalah diperlukan untuk mengajarkan keluarga tentang gangguan mood serius yang dapat
terjadi pada anak-anak saat terjadinya stres keluarga yang berat.Pendekatan psikoterapetik
bagi anak terdepresi adalah pendekatan kognitif dan pendekatan yang lebih terarah dan lebih
terstruktur dibandingkan yang biasanya digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi
psikososial anak yang terdepresi mungkin tetap terganggu untuk periode yang lama,walaupun
setelah episode depresif telah menghilang, intervensi keterampilan sosial jangka panjang
adalah diperlukan. Pada beberapa program terapi, modeling danpermainan peran dapat
membantu menegakkan keterampilan memecahkan masalah yang baik.Psikoterapi adalah
pilihan utama dalam pengobatan depresi.