Skenario B Blok 20 Dwina

3
Skenario B blok 20 Ny Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP Moh Hoesin dengan keluhan bercak putih disertai mati rasa di wajah, lengan dan tungkai sejak 6 bulan lalu . Kisaran 2 bulan lalu bercak putih disertai mati rasa meluas dan menyebar ke badan, dan punggung . Bercak putih hampir simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua I. Klarifikasi Istilah - Mati rasa : hilangnya kepekaan syaraf dari stimulus - Bercak putih : suatu lesi berbatas tegas dengan warna putih dan permukaannya datar - Lagoftalmus : kelainan di mata dimana kedua kelopak mata tidak dapat menutup bola mata - Penebalan syaraf : hipertrofi sel syaraf - Tes otonom : salah satu rangkaian dari pemeriksaan neurologi untuk menilai kerja syaraf otonom - Patch hipopigemntasi : daerah kecil yang berbeda dengan daerah permukaan lainnya, berkurangnya pigmentasi yaitu melanin pada kulit - Numular : lesi berbentuk bulat seperti koin - Plakat : lesi yang ukurannya lebih besar dari numular dan seperti daun - Diskret : terpisah satu dengan yang lainnya - Konfluen : lesi yang berkelompok dan merata - Skuama halus selapis : lepasnya lapisan tanduk dari permukaan kulit II. Analisis Masalah - Kalimat I o Bagaimana struktur dan fungsi organ yang terganggu pada kasus? (auzan, eko) organ yang terganggu

description

,,..

Transcript of Skenario B Blok 20 Dwina

Page 1: Skenario B Blok 20 Dwina

Skenario B blok 20

Ny Y, 38 tahun datang berobat ke poliklinik Dermatologi dan Venereologi (DV) RSUP Moh Hoesin dengan keluhan bercak putih disertai mati rasa di wajah, lengan dan tungkai sejak 6 bulan lalu. Kisaran 2 bulan lalu bercak putih disertai mati rasa meluas dan menyebar ke badan, dan punggung. Bercak putih hampir simetris terdapat di badan, lengan, dan tungkai. Pasien mengaku kedua

I. Klarifikasi Istilah- Mati rasa : hilangnya kepekaan syaraf dari stimulus - Bercak putih : suatu lesi berbatas tegas dengan warna putih dan

permukaannya datar- Lagoftalmus : kelainan di mata dimana kedua kelopak mata tidak dapat

menutup bola mata- Penebalan syaraf : hipertrofi sel syaraf- Tes otonom : salah satu rangkaian dari pemeriksaan neurologi untuk menilai

kerja syaraf otonom- Patch hipopigemntasi : daerah kecil yang berbeda dengan daerah permukaan

lainnya, berkurangnya pigmentasi yaitu melanin pada kulit- Numular : lesi berbentuk bulat seperti koin- Plakat : lesi yang ukurannya lebih besar dari numular dan seperti daun- Diskret : terpisah satu dengan yang lainnya- Konfluen : lesi yang berkelompok dan merata- Skuama halus selapis : lepasnya lapisan tanduk dari permukaan kulit

II. Analisis Masalah - Kalimat I

o Bagaimana struktur dan fungsi organ yang terganggu pada kasus? (auzan,

eko) organ yang terganggu antara lain saraf wajah, lengan, dan tungkai (belom selesai)

- Kalimat II, III- Kalimat IV

o Bagaimana struktur dan fungsi yang terganggu? (revana, auzan)

Pada hal ini, struktur yang terganggu ialah otot dari kelopak mata yang berfungsi untuk menutup kelopak mata. Kelopak mata ini dipersarafi oleh saraf okulomotor (tambah lagi)

- Kalimat Vo Mengapa keluhan baru muncul pada Ny Y setelah suaminya telah

menyelesaikan pengobatan? (dwina, auzan)M. Leprae pada kusta memerlukan waktu berkembang biak setidaknya 2-3 minggu dan masa inkubasi yang cukup lama yaitu rata-rata 3-5 tahun. Kemungkinan nyonya Y telah terinfeksi M. Leprae pada saat suami dalam

Page 2: Skenario B Blok 20 Dwina

masa pengobatan tetapi karena waktu perkembangbiakan dan inkubasi yang cukup lama, penyakit kusta tersebut baru muncul setelah sang suami selesai menjalami masa pengobatan.

- Pemeriksaan Fisiko Mengapa tidak dilakukan tes otonom pada pemeriksaan syaraf tepi?

(revana, auzan)Tes otonom dilakukan apabila ada saraf otonom yang terganggu dengan ciri-ciri kulit kering dan retak, edema, dan pertumbuhan rambut yang terganggu. Pada kasus tidak ditemukan gejala-gejala tersebut sehingga tidak dilakukan pemeriksaan tes otonom

III. HipotesisNy Y, 38 tahun kemungkinan menderita Leprae tipe multibasiler (BL)

IV. Template- Faktor resiko (auzan)

Factor resiko dari penyakit kusta ada beberapa macam. Yang paling utama adalah orang orang yang mempunyai system imunitas tubuh yang rendah atau tidak sempurna. Hal ini memungkinkan M. Leprae berkembangbiak tanpa gangguan dari system imun tubuh. Dan juga pada orang yang memiliki status gizi buruk yang mengacu pada lebih banyak masyarakat menengah kebawah yang terkena penyakit ini. Dan juga kontak yang lama dan erat dengan penderita kusta dapat menambah resiko terpapar M. Leprae karena menurut penelitian yang telah dilakukan, M. Leprae dapat menyebar melalui udara (pernafasan) walaupun penyebarannya belum diketahui secara pasti

V. LI- Leprae (april, denara, auzan)