Skenario 4

5
Skenario 4 Sudden Limb Weakness 1. Dysphasia: merupakan suatu ketidakmampuan berbicara atau mengerti bahasa lisan. Berkurangnya kemampuan berbicara, gangguan koordinasi dlm menyusun kata- kata. 2. Parastesi: sensasi kulit abnormal spt terbakar atau tertusuk tanpa stimulasi dari luar atau biasa disebut kesemutan. 3. Hemiparesis: kelemahan atau berkurang nya kekuatan otot pada salah satu sisi tubuh. 4. Compos mentis: kondisi keadaan sadar penuh, GCS 15. 5. Reflek patologi: reflek muncul dalam keadaasn patologis, ex: maleolus lateralis dirangsang timbul gerakan dorsofleksi ibu jari kaki disertai dengan mekarnya jari lain. 6. Reflek fisiologis: 7. GCS: Glasgow Coma Scale, menentukan tingkat kesadaran. 8. Tonus: kontraksi otot yang ringan dan terus- menerus. 9. Clonus: kontraksi ritmik dari otot yang timbul ketika otot diregangkan secara pasif. 10. Hypodens: lesi dan densitas rendah pada CT- Scan, tampak lebih hitam. Step 2

Transcript of Skenario 4

Skenario 4

Sudden Limb Weakness

1. Dysphasia: merupakan suatu ketidakmampuan berbicara atau mengerti bahasa lisan. Berkurangnya kemampuan berbicara, gangguan koordinasi dlm menyusun kata-kata.

2. Parastesi: sensasi kulit abnormal spt terbakar atau tertusuk tanpa stimulasi dari luar atau biasa disebut kesemutan.

3. Hemiparesis: kelemahan atau berkurang nya kekuatan otot pada salah satu sisi tubuh.

4. Compos mentis: kondisi keadaan sadar penuh, GCS 15.

5. Reflek patologi: reflek muncul dalam keadaasn patologis, ex: maleolus lateralis dirangsang timbul gerakan dorsofleksi ibu jari kaki disertai dengan mekarnya jari lain.

6. Reflek fisiologis:

7. GCS: Glasgow Coma Scale, menentukan tingkat kesadaran.

8. Tonus: kontraksi otot yang ringan dan terus-menerus.

9. Clonus: kontraksi ritmik dari otot yang timbul ketika otot diregangkan secara pasif.

10. Hypodens: lesi dan densitas rendah pada CT-Scan, tampak lebih hitam.

Step 2

1. Kenapa terjadi disfasia, pipi cekung, parastesi dan choking saat makan dan minum?

Disfasia, A. cerebri media hemisfer kanan rusak lobus frontralis tidak tervaskularisasi gangguan fungsi 3 lobus.

2. Hubungan antara umur dan jenis kelamin thd penyakit pada scenario?

Usia akan meningkatkan resiko ketika berumur 65 tahun keatas

Jenis Kelamin akan mengenai lebih banyak laki-laki dari perempuan

Ras, akan lebih banyak diderita oleh kulit hitam karena gaya hidup yg kurang baik

Hereditas, berhubungan dengan penyakit herediter menjadi factor resiko terjadi kelumpuhan.

3. Kenapa tungkai kirinya tiba-tiba melemah?

Terkena pada sereberum yang bersifat kontralateral. Karena tungkai kiri yang melemah maka hemisper kanan yang terkena pada A. cerebri media.

4. Apakah ada hubungan antara hipertensi tidak terkontrol dan DM yg diderita dengan gejala yang dialami sekarang?

Ada. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah perdarahan pada otak (70%). DM atherosclerosis memperberat penyakit.

5. Intrepretasi pemeriksaan laboraturium?

Kolesterol: tinggi

Glukosa darah: tinggi

Asam Urat: Tinggi

HBa1c: tinggi

6. Intrepretasi pemeriksaan fisik?

GCS: compos mentis, score 13

TD: hipertensi derajat 2 (JNC7) ; control buruk

Nadi: Normal

RR: normal

Suhu: Normal

Leher torax dan abdomen: normal

Hemiparesis di anggota gerak kiri

7. Intrepretasi pemeriksaan penunjang?

CT-Scan, Gambaran hipodens, biasanya terjadi infark. Terjadi sumbatan pada cabang arteri sebelum A. cerebri media sehingga terjadi infark pada bagian tersebut.

8. Bagaimana cara beribadah pasien dalam keadaan tersebut?

Pasien tdk bias berdiri, sholat bias dilakukan dengan duduk. Jika tidak bias duduk, maka berbaring. Jika tidak bias dilakukan semua, maka menggunakan isyarat. Thaharah bias dilakukan dengan tayamum.

9. Cara pemeriksaan reflex nervi cranialis, reflex patologis dan reflex fisiologis serta kekuatan otot tonus clonus?

Px Nervi Cranialis: NI, tajamnya pencuiman. NII pc penglihatan dan ophtalmoscopy, NIII reflek pupil dan akomodasi. NIV pergerakan bola mata keatas media dan lateral. NV rflek kornea, px sensoris pd pip[i. NVI poergerakan mata ke samping kiri-kanan. NVII px pengecapan 2/3 anterior lidah. NVIII keseimbangan, tes swabach. NIX px 1/3 posterior lidah. NX px gangguan menelan dan menjulurkan lidah. NXI pergerakan leher. NXII px menjulurkan lidah.

Reflek biceps, hammer diketukkan dibagian biceps, apkan fleksi atau tidak. Triceps, lengan diekstensikan diketuk hammer lengan lebih ekstensi. Patella diketuk hammer ekstensi.

Camcadok: maleolus lateralis dirangsang ibu jari dorsofleksi dan jari lain meregang.

10. Diagnosis Banding?

Stroke non hemoragik, Bells Palsy, Stroke hemoragik

11. Diagnosis Kerja?

12. Definisi?

13. Epidemiologi?

14. Etiologi?

15. Klasifikasi

16. Patogenesis?

17. Patofisiologi?

18. Faktor resiko?

19. Manifestasi Klinis?

20. Pemeriksaan penunjang?

21. Komplikasi?

22. Tatalaksana dan diet?

23. Pencegahan?

24. Prognosis?

25. Edukasi?

LO:

1. Kenapa terjadi kelemahan?

2. Mengapa terjadi mendadak?

3. Kenapa terjadi di bagian kiri dan apa sebabnya?

4. Mengapa terjadi saat bangun tidur?

5. Mekanisme terjadinya Pelo dan perot?

6. Bagaimana mekanisme makan dan minum, dan kenapa bias tersedak?

7. Kenapa gejala tidak didahului dengan pusing mual dan muntah?