Skenario 2 Lumppuh Separuh Body kjsadbas diasbsa usdbsajid ajk

49
SKENARIO 2 LUMPUH SEPARUH BADAN Tn. Budi, 60 tahun saat berolah raga pagi, tiba-tiba tidak sadarkan diri. Menurut Tn. Chandra (anak Tn. Budi) sebelumnya nyeri kepala dan muntah-muntah. Pasien adalah penderita hipertensi dan diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Saat pemeriksaan di IGD RS, dokter mendapatkan ada penurunan kesadaran dengan SKG (Skala Koma Glasgow) : E2M5V1, di jumpai juga peningkatan tekanan intrakranial, Tekanan Darah = 210/120 mmHg, pada pemeriksaan saraf kranial dan kekuatan motorik di dapatkan kesan paresis N VII dekstra perifer dan hemiparesis dekstra. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar gula darah = 450mg/dl. Pada pemeriksaan neuroimaging ditemukan lesi perdarahan di capsula interna, sehingga di diagnosis sebagai stroke. Setelah kesadaran membaik diketahui adanya afasia. Sebagai anak, Tn. Chandra wajib merawat orang tuanya sebagai salah satu bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua). 1

description

kjhjkbdkj kjds skjd s

Transcript of Skenario 2 Lumppuh Separuh Body kjsadbas diasbsa usdbsajid ajk

SKENARIO 2

LUMPUH SEPARUH BADAN

Tn. Budi, 60 tahun saat berolah raga pagi, tiba-tiba tidak sadarkan diri. Menurut Tn. Chandra (anak Tn. Budi) sebelumnya nyeri kepala dan muntah-muntah. Pasien adalah penderita hipertensi dan diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Saat pemeriksaan di IGD RS, dokter mendapatkan ada penurunan kesadaran dengan SKG (Skala Koma Glasgow) : E2M5V1, di jumpai juga peningkatan tekanan intrakranial, Tekanan Darah = 210/120 mmHg, pada pemeriksaan saraf kranial dan kekuatan motorik di dapatkan kesan paresis N VII dekstra perifer dan hemiparesis dekstra. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar gula darah = 450mg/dl. Pada pemeriksaan neuroimaging ditemukan lesi perdarahan di capsula interna, sehingga di diagnosis sebagai stroke. Setelah kesadaran membaik diketahui adanya afasia. Sebagai anak, Tn. Chandra wajib merawat orang tuanya sebagai salah satu bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua). STEP 11.Skala Koma Glasgow:Suatu Sistem terstandarisasi untuk menilai respon terhadap rangsangan pada penderita dengan gangguan neurologis. Didasrkan pada 3 kategori, yaitu mata, verbal, dan motorik dengan skoring 3-15 (semakin rendah nila semakin menurun kesadaran).

2.Tek. Intra Kranial:Tekanan dalam ruangan antara tulang tengkorak dan otak.

3.Paresis:Paralisis ringan atau tidak lengkap. Paralisis adalah kehilangan atau gangguan fungsi motorik disebabkan lesi mekanisme saraf atau otot.

4.Hemiparesis:Paresis yang mengenai satu sisi tubuh.5.Neuroimaging:Penggunaan ilmu radiografi dan pencitraan resonansi magnetik untuk mendeteksi abnormalitas struktural SSP.6.Stroke:Kehilangan kesadaran mendadak diikuti kelumpuhan karena gangguan peredaran darah otak (cerebrovaskular accident).7.Afasia:Hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan dan menyatakan konsep bicara.STEP 21.Apa yang menyebabkan afasia pada penderita stroke ?

2.Apa pengertian dari hasil Skala Koma Glasgow E2M5V1 ?

3.Apa saja Faktor Resiko dari Stroke ?

4.Berapa normal dari tekanan Intrakranial ?

5.Apa hubungan antara DM, Hipertensi dan Stroke ?

6.Mengapa bisa terjadi penurunan kesadaran secara tiba-tiba ?

7.Apa yang dapat menyebabkan terjadinya stroke ?

8.Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial ?

9.Bagaimana cara pemeriksaan saraf kranial ?

10.Kenapa Paresis terjadi hanya pada bagian dekstra saja ?

11.Hal-hal apa saja yang termasuk dalam birrul walidain, contoh dalam keseharianya bagaimana?

12.Apa yang menyebabkan nyeri kepala hebat dan muntah ?

13.Apakah lesi perdarahan dapat ditemukan ditempat lain ?

14.Kenapa cma N. VII yang mempunyai kesan tidak normal? Dan apa saja manifestasi dari terganggunya N.VII ?

15.Bagaimana pemeriksan kekuatan motorik dan bagaimana menyimpulkan hasilnya?

STEP 3

1.Apa yang menyebabkan afasia pada penderita stroke ?

Jawab: Auto regulasi vaskuler menyebabkan terjadinya vasokontriksi, mengakibatkan terjadinya lonjakan tekanan darah, yang normalnya cepat tetapi pada orang hipertensi agak lama, oleh karena itu terjadi vasospasme regional, vasosppasme regional menyebabkan pecahnya salah satu arteri, defisit pada daerah otak yang terkenan, contohnya daerah brocha dan wernicke atau di hubungan keduanya, terjadilah afasia.2.Apa pengertian dari hasil Skala Koma Glasgow E2M5V1 ?

Jawab: - E2 : Membuka mata dengan rangsang nyeri.

- M5 : Ketika di raba baru merespon.

- V1 : tidak menimbulkan respon verbal.

3.Apa saja Faktor Resiko dari Stroke ?

Jawab: Hipertensi (>140/90), penyakit jantung, DM, merokok, stress, alkohol, nilai tekanan intrakranial >5-15

4.Berapa normal dari tekanan Intrakranial ?

Jawab: Bayi berkisar 1,5-6 mmHg, anak-anak 3-7 mmHg, dan dewasa tekanan berkisar 1 : perdarahan supratentorial

Skor < 1 : infark serebri

Derajat kesadaran : 0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 = sopo/koma

Vomitus : 0 = tidak ada; 1 = ada

Nyeri kepala : 0 = tidak ada; 1 = ada

Ateroma : 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih: diabetes, angina, penyakit pembuluh darah.

2.6.Penatalaksanaan Stroke

Perawatan Umum Pada StrokeHarus dilakukan cepat dan tepat. Gangguan yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan yang ireversibel bahkan kematian. Terapi bertujuan mempertahankan homeostasis otak agar fungsi dan kehidupan neuron dapat terjamin.

Terapi umum :1. resusitasi kardio-pulmonal-serebral meliputi :

a. memperbaiki jalan napas berupa pembersihan jalan napas, sniffing position, artificial airway, endotracheal inlubation, tracheotomy.b. pernapasan buatan dikerjakan setelah jalan napas sudah bebas berupa :

pernapasan mulut ke mulut/hidung.

pernapasan dengan balon ke masker.

pernapasan dengan mesin pernapasan otomatis.

c. peredaran darahBila peredaran darah terhenti, diberikan bantuan sirkulasi berupa :

kompresi jantung dari luar dengan tangan.

kompresi jantung dari luar dengan alat.

d. obat-obatanDalam keadaan darurat dianjurkan pemberian obat secara intravena, seperti epinefrin, bikarbonas, deksametason,glukonas kalsikus dan lain-lain.

e. elektrokardiogram dilakukan untuk membuat diagnosis

apakah terhentinya peredaran darah karena asistol, fibrilasi ventrikel atau kolaps kardiovaskuler.

f. resusitasi otak tidak banyak berbeda dengan orang dewasa,bertujuan untuk melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut.

g.intensive care2. anti konvulsan bila kejang.

Terapi kausal : Segera dilakukan setelah diagnosis ditegakkan.

Untuk mempertahankan fungsi kesadaran yang baik, perlu interaksi yang konstan dan efektif antara hemisfer serebri dan formasio retikularis di batang otak. Penyebab gangguan kesadaran ialah multi faktorial dengan proses patologis yang berlokasi supratentorial, infratentorial ataupun difus dalam susunan saraf pusat.

Pada lesi supratentorial dan infratentorial, gangguan kesadaran terjadi karena kerusakan pada "ARAS" sedangkan gangguan difus oleh kekurangan 02, kekurangan glukosa, gangguan peredaran darah serta pengaruh toksin. Kesadaran meliputi dua aspek yakni derajat kesadaran dan kualitas kesadaran. Tingkat kesadaran dapat berupa komposmentis, apati, delir, sopor dan koma.Untuk menentukan derajat gangguan kesadaran sehari-haridalam klinik dapat digunakan

Glasgow Coma Scale yangmenilai kesadaran menurut 3 aspek yaitu kemampuan membuka mata, aktifitas motorik dan kemampuan bicara.Pemeriksaan klinik dan neurologik secara sistematis perlu untuk dapat mengetahui etiologi dan letaknya proses patologik penyebab gangguan kesadaran.

Penanggulangan gangguan kesadaran harus dilakukan cepat dan tepat untuk menghindari terjadinya kematian dan kerusakan otak yang lebih berat.

2.7.Pencegahan Stroke.Memasyarakatkan gaya hidup bebas stroke :

Menhindari :

Rokok

Stress mental

Alkohol

Kegemukan

Konsumsi garam berlebihan

Obat-obatan golongan amfetamin

Megurangi :

Kolesterol, lemak dalam makanan

-Mengendalikan :

-Hipertensi

-diabetes mellitus

-penyakit jantung (mis. Fibilasi atrium, infark miokard)

-Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olahraga teratur.

2.8.Prognosis

Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan menatal dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal.Sekitar 50% penderita yang mengalami kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa kembali memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Mereka bisa berfikir dengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau tungkai yang terkena agak terbatas.Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap, meskipun beberapa mengalami perbaikan.3.Memahami dan menjelaskan Pemeriksaan kranialis, pemeriksaan motorik dan CT scan.

3.1.Pemeriksaan Kranialis

Saraf KranialisTehnik PemeriksaanKemungkinan Temuan

OlfaktoriusUji indra penciuman pada masing-masing sisiHilang pada lesi lobus frontal

OptikusKaji ketajaman penglihatanPeriksa lapang pandang

Inspeksi diskus optikusKebutaanHemianopia

Papiledema, atrofi optik

Optikus dan okulomotoriusUji reaksi pupil terhadap cahayaKebutaan, paralisis SO III, pupil tonik; sindom Horne dapat memengaruhi.

Okulomotorius, troklearis, dan abdusensKaji gerakan ekstraokularStrabismus karena paralisis Saraf kranial III, IV, atau VI.

TrigeminalisUji nyeri dan sensasi sentuhan ringan pada wajah di zona oftalmik, maksilaris, dan mandibular.

Raba kontraksi otot temporalis dan maseter.

Peiksa reflek kornea. Gangguan motorik atau sensori karena lesi pada saraf kranial V atau jaras motorik yang lebih tinggi

FasialisMinta pasien mengangkat kedua alis matanya, cemberut,menutup mata dengan rapat, memperlihatkan gigi, tersenyum, menggembungkan pipi.Kelemahan karena lesi saraf perifer, seperti pada paralysis Bell, atau ssp pada stroke.

Glossofaring dan VagusAmati setiap kesulitan menelan.

Dengarkan suara pasien

Perhatikan naiknya palatum durum dengan ucapan ah

Uji reflek muntah masing-masing sisi.Kelemahan palatum atau faring mengganggu kemampuan menelanSerak atau suara hidung

Paralisis palatum pada cedera serebovaskular

Tidak ada refleks

AksesoriusMuskulus trapezius. Kaji otot terhadap massa, geakan involunter dan kekuatan mengangkat bahu.

Muskulus stenokleidomastoideus. Kaji kekuatan ketika memalingkan kepala melawan tangan anda.Atrofi, fasikulasi, kelemahan.

Kelemahan otot sternokleidomastoideus ketika kepala berpaling kesisi yang berlawanan.

HipoglossusDengarkan artikulasi pasien.Inspeksi seluruh lidah.

Inspeksi lidah yang dijulurkanDisartria karena kerusakan saraf X atau XII.

Atrofi, fasikulasi.

Deviasi ke sisi yang lemah.

3.2.Pemeriksaan Motorik

1. Massa otot

Pemeriksaan pada kontur otot. Kemungkinan temuan, yaitu atrofi.

2. Gerakan InvolunterJika ada gerakan involunter, amati, letak, kualitas, frekuensi, irama, amplitude, dan kondisis

secara keseluruhan. Sebagai contoh pada fasikulasi (gerakan kedutan yang singkat dan irreguler dan terlihat melalui kulit dan terjadi pada bagian tengan otot). Gerakan ini menandai lesi LMN.

3. Tonus OtotKaji tahanan terhadap kekuatan pasif dari lengan dan tungkai. Tergantung dari refleks regang. Perangsangannya dengan melakukan pronasi dan supinasi lengan bawah. Kemungkinan temuan spastisitas, rigiditas, flaksiditas.

4. Postur

Dapat dilihat dengan meluruskan kedua lengan pasien, telapak tangan menghadap atas dan mata ditutup. Sisi yang terkena akan lebih dulu mengalami pronasi kemudian bergerak ke bawah (tanda piramiidal / tanda pronatur).

Penyakit dari bagian lain sistim saraf pusat dapat dinilai dengan meminta pasien melakukan manuver sederhana. Contohnya, pasien dengan gangguan sensasi posisi sendi di tangan dapat menunjukkan gerakan involunter irreguler dari jari-jari jika lengan diluruskan dan mata ditutup (pseudoatetosis) akibat hilangnya semua input sensorik untuk mempertahankan postur (deaferentasi).5. Kekuatan otot

Dengan menggunakan Medical Research Council Scale:

0 = tidak ada kontraksi

1 = kedutan otot sedikit kontraksi

2 = gerakan aktif yang terbatas oleh gravitasi

3 = gerakan aktif dapat melawan gravitasi

4 = gerakan aktif dapat melawan gravitasi dan tahanan pemeriksa

5 = kekuatan normal

6. Koordinasi

Dengan cara tes tunjuk hidung-jari. Pasien menggerakkan jari telunjuknya kebelakang dan kedepan dari hidung pasien menuju jari pemeriksa. Kemungkinan temuan, janggal, gerakan lambat pada penyakit serebral.

7. Refleks

Derajat refleks tendo biasanya direpresentasikan secara simbolis dengan:

+++ = sangat meningkat/sangat cepat

++ = meningkat/cepat

+ = positif

+/- = dengan manuver penguatan

0 = tidak ada

CL = klonus

8. Refleks kutaneus

Yang sering bernilai secara klinis adalah respon plantar dan abdomen superfisial. Hal ini tergantung dari saraf afferen yang membawa sensasi nyeri. Pada orang dewasa respon normal terhadap goresan disepanjang kulit bagian lateral telapak kaki dengan uujung akan menyebabkan plantar-flexi jari-jari kaki (respon plantar kebawah) sedangkan pada bayi terjadi refleks penarikan flexor, yaitu terjadi dorso-flexi ibu jari kaki dan abduksi jari-jari lain.

3.3Pemeriksaan CT Scan

Definisi

CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.c.Brain contusion.d.Brain atrofi.e.Hydrocephalus.f.Inflamasi.Tujuan

Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa radioisotop

Prinsip Kerja

Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02.

Prosedur

a.Posisi terlentang dengan tangan terkendali.b.Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.c.Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.d.Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.e.Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.f.Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.g.Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.

4.Memahami dan Menjelaskan Gangguan kesadaran

4.1.Definisi Gangguan Kesadaran

Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebi dan ARAS (Ascending Reticular Activating Syndrom). Jika terjadi kelainan pada kedua sistem ini, baik yang melibatkan sistem anatomi maupun fungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan berbagai tingkatan.

4.2.Etiologi dan klasifikasi

a. Menurut Kausa :

1. Kelainan Otak

Trauma

Komosio, kontusio, laserasio,hematoma epidural, hematoma subdural.

Gangguan sirkulasi

Perdarahan intraserebral, infark otak oleh trombosis dan emboli.

Radang

Ensefalitis, meningitis.

Neoplasma

Primer, metastatik.

Epilepsy

Status epilepsi.

2. Kelainan sistemik

Gangguan metabolisme dan elektrolit

Hipoglikemia, diabetik ketoasidosis, uremia, gangguan hepar, hipokalsemia, hiponatremia

Hipoksia

Penyakit paru berat, kegagalan jantung berat,anemia berat.

Toksik Keracunan CO, logam berat, obat, alkohol.

b. Menurut mekanisme gangguan serta letak lesi :

1. Gangguan kesadaran pada lesi supratentorial.

2. Gangguan kesadaran pada lesi infratentorial.

3. Gangguan difus (gangguan metabolik).

4.3.Patofisiologi Gangguan Kesadaran

Lesi massa supra atau infra tentorium ditandai dengan peningkatan tekanan intrakranial dan umumnya disertai kelainan fokal. Kelaianan ini dapat berupa neoplasma, hematoma, infark serebri dengan oedema, abses, fokal ensefalitis, venus sinus trombosis.

Lesi destruktif pada subtentorial atau lokal efek toksik biasanya merupakan kerusakan langsung dari ascending reticular system. Kerusakan tersebut dapat berupa infark pada batang otak, adanya rhomboensefalitis, demyelinisasi batang otak, keracunan obat-obat sedatif. Sedangkan lesi difus pada korteks serebri yang merupakan lesi bilateral umumnya disebabkan oleh hipoksia atau iskemia, dapat juga disebabkan oleh hipoglikemia, ketoasidosis, kelaianan elektrolit, meningitis, ensefalitis, ensefalomielitis, sub-arachnoid hemorrhage.

4.4.Diagnosis

Anamnesis

Dari anamnesis ini sering kali menjadi kunci utama dalam mendiagnosa penderita dengan kesadaran menurun.

Pemeriksaan Fisik Umum

Dalam melakukan pemeriksaan fisik umum harus di amati :

1.Tanda Vital: perhatikan jalan napas, tipe pernapasanya dan perhatikan tentang sirkulasi yang meliputi : tekanan darah, denyut nadi dan ada tidaknya aritmia.

2.Bau nafas : kita harus dapat mengidentifikasi foetor breath hepatoc yang disebabkan penyakit hati, urino smell yang disebabkan karena penyakit ginjal atau fruity smell yang disebabkan ketoasidosis.

3.Kulit : pada pemeriksaan kulit perlu di amati tanda-tanda trauma, stigmata kelaianan hati dan stigmata lainya termasuk krepitasi dan jejas suntikan.Pemeriksaan Neurologis

Menentukan derajat kesadaran dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif umumnya kita menilai kesadaran menurun seperti: apatis, somnolen, sospor, soporocomateus

Secara kuantitatif kesadaran dapat kita nilai dengan menggunakan glasgow coma scale yang meliputi pemeriksaan untuk : penglihatan/mata (E), pemeriksaan motorik (M), Verbal (V). Pemeriksaan ini punya nilai terendah 3 dan nilai tertinggi 15.

Glasgow Coma ScaleGlasgow Coma score

Eye Opening (E)

Membuka mata spontan4

Membua mata dengan rangsang suara3

Membuka mata dengan rangsang nyeri2

Tidak membuka mata dengan rangsang nyeri1

Respon Motorik (M)

Reasi motorik sesuai perintah6

Reaksi menghampiri rangsang nyeri tetapi mencapai sasaran5

Reaksi menghampiri rangsang nyeri tetapi tidak mencapai sasaran4

Reaksi dekortikasi dengan rangsang nyeri3

Reaksi deserebrasi dengan rangsang nyeri2

Tidak melakukan raksi motorik dengan rangsang nyeri1

Verbal (V)

Bicara dengan kalimat berorientasi baik5

Bicara dengan kalimat tetapi disorientasi waktu dan tempat4

Respon kata dengan rangsang nyeri3

Respon mengerang dengan rangsang nyeri2

Tidak menimbulkan respon verbal dengan rangsang nyeri.1

4.5.Penatalaksanaan Gangguan Kesadaran

Prinsip penatalaksanaan kesadaran menurun dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat, pengobatan dilakukan bersamaan dalam saat pemeriksaan.1.Umum

Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher sedikit ekstensi bila tidak ada kontraindikasi seperti fraktur servikal dan tekanan intrakranial yang meningkat.

Posisi trendelenburg baik sekali untuk mengeluarkan cairan trakeobronkial, pastikan jalan napas lapang, keluarkan gigi palsu jika ada, lakukan suction di daerah nasofaring jika di duga ada cairan. Lakukan imobilisasi jika di duga ada trauma servikal, pasang infus sesuai kebutuhan bersamaan dengan sampel darah

Pasang monitor jantung jika tersedia bersamaan dengan melakukan EKG.

Pasang Nasogastric tube, keluarkan isi cairan lambung untuk mencegah aspirasi, lakukan bilas lambung jika di duga ada intoksikasi.

2.Khusus

Ulang pemeriksaan neurologi yang lebih teliti.

Jika pada CT Scan tak ditemukan kelainan, lanjutkan dengan pemeriksaan pungsi lumbal. Lalu berikan terapi sesuai temuan.

5.Memahami dan Menjelaskan paresis N.VII perifer (Bells Palsy).

Merupakan paralysis facialis LMN (lower motor neuron) unilateral idiopatik. Paralisis ini dihubungkan dengan fenomena infeksi virus terutama herpes simpleks. Onsetnya cepat dalam jam atau hari dan mungkin terdapat nyeri pada bagian belakang telinga. Beberapa ahli merekomendasikan penggunaan kortikosteroid dan obat-obatan antivirus pada 48 jam pertama setelah onset. 85-90% pasien mengalami perbaikan dan hanya sebagian kecil yang mengalami kelainan wajah. Selama fase akut prioritas utama adalah melindungi kornea dengan menggunakan air mata buatan atau menutup kelopak mata ke bawah. Kelainan UMN (upper motor neuron) biasanya disebabkan oleh proses patologis di hemispher serebri kontralateral (contohnya: infark, tumor) dan mungkin disertai kelemahan anggota gerak pada sisi yang sama. Kelemahan facialis bilateral disebabkan oleh penyakit otot promer atau penyakit sinaps neuromuskular. Kombinasi gangguan gerakan mata kompleks dengan kelemahan bilateral otot orbikularis okuli merupakan tanda patognomonik miastenia gravis. Lesi pada kedua nervus facialis dapat terjadi akut. Dan lesi yang lebih kronis dapat menunjukkan kerusakan saraf di basal meninges. Perawatan

Bells Palsy di obati sebagai kasus neuritis. Dalam tahap akut corticosteroid dapat digunakan. Vitamin B1, B6 dan B12 dalam dosis tinggi dan vasodilatansia per os dengan ACTH i.m. 40 sampai 60 satuan/hari selama 2 minggu dapat mempercepat penyembuhan. Dalam 5 hari sampai 2 bulan 95% kasus-kasus bells palsy dapat disembuhkan.

6.Memahami dan Menjelaskan Birrul Walidiain.

Makna "Al birr"Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW: "Al Birr adalah baiknya akhlaq". (HR.Muslim)Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah.

Hukum Birrul Walidain

Para Ulama Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalan)nya.

Berkata Ibnu Hazm, "Birul Walidain adalah fardhu (wajib bagi masing-masing individu). Berkata Al Qodli Iyyad: "Birrul walidain adalah wajib pada selain perkara yang haram." (Ghdzaul Al Baab 1/382)

Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) yang mereka gunakan banyak sekali diantaranya:

1. Firman Allah SWT: "Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak". (An Nisa : 36).

2. Firman Allah SWT: "Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (QS. Al Isra: 23).3. Firman Allah SWT: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu." (QS. Luqman : 14).4. Hadits Al Mughirah bin Syubah dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam: "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta". (HR.Imam Muslim).Keutamaan Birrul WalidainPertama: Termasuk Amalan Yang Paling Mulia Dari Abdullah bin Masud berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya: Kemudian apa lagi?, Bersabda Rasulullah "Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah bersabda : "Berjihad di jalan Allah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua: Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa Allah SWT berfirman: "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya.", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)

Ketiga: Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga Dari Abu Hurairah berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah dia, celakalah dia", Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah SAW: "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga". (HR. Muslim)Keempat: Merupakan Sebab keridhoan Allah

Sebagaiman hadits yang terdahulu "Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua".

Kelima: Merupakan Sebab Bertambahnya Umur

Diantaranya hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".

Keenam: Merupakan Sebab Barokahnya Rizki

Hak-Hak Yang Wajib Dilaksanakan Semasa Orang Tua Masih Hidup

Di antara hak orang tua ketika masih hidup adalah:

1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah

Mentaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap Muslim. Haram hukumnya mendurhakai keduanya. Tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya. Allah SWT berfirman: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya..." (QS. Luqman: 15)2. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua Orang Tua

Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga kondisi mereka melemah dan sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari anaknya. Allah SWT berfirman: "Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: 'Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.'" (QS. Al-Israa': 23-24)

3. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya

Tidak boleh mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua atau di hadapan mereka berdua. Tidak boleh juga berjalan di depan mereka, masuk dan keluar mendahului mereka, atau mendahului urusan mereka berdua. Rendahkanlah diri di hadapan mereka berdua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka, membentangkan dipan untuk mereka, mempersilakan mereka duduk di tempat yang empuk, menyodorkan bantal, janganlah mendului makan dan minum, dan lain sebagainya.

4. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan Mereka

Berbicara dengan lembut merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan merendahkan diri di hadapan mereka, sebagaimana firman Allah SWT: "...Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. Al-Israa': 23)

5. Menyediakan Makanan Untuk Mereka

Menyediakan makanan juga termasuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika ia memberi mereka makan dari hasil jerih payah sendiri. Jadi, sepantasnya disediakan untuk mereka makanan dan minuman terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua daripada dirinya, anaknya, dan istrinya.

6. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk

Urusan Lainnya Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: "Ya, Raslullah, apakah aku boleh ikut berjihad?" Beliau balik bertanya: "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?" Laki-laki itu menjawab: "Masih." Beliau bersabda: "Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Memberikan Harta Kepada Orang Tua Menurut Jumlah Yang mereka Inginkan.

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata: "Ayahku ingin mengambil hartaku." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kamu dan hartamu milik ayahmu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

8. Membuat Keduanya Ridha Dengan Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang Dicintai Mereka

Hendaknya seseorang membuat kedua orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat, teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka.

9. Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua

Apabila kedua orang tua bersumpah kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena itu termasuk hak mereka.

10. Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka Dicela

Orang Lain Mencela orang tua dan menyebabkan mereka dicela orang lain termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah SAW bersabda: "Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya." Para Sahabat bertanya: "Ya, Rasulullah, apa ada orang yang mencela orang tuanya?" Beliau menjawab: "Ada. Ia mencela ayah orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya. Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

11. Mendahulukan Berbakti Kepada Ibu Daripada Ayah

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: "Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?" Beliau menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu." Laki-laki itu kembali bertanya: "Lalu siapa lagi?" Beliau kembali menjawab: "Ibumu." Lalu siapa lagi?" tanyanya. "Ayahmu," jawab beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hak-hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia.Di antara hak orang tua setelah mereka meninggal adalah:

1. Menshalati Keduanya

Maksud menshalati di sini adalah mendo'akan keduanya. Yakni, setelah keduanya meninggal dunia, karena ini termasuk bakti kepada mereka. Oleh karena itu, seorang anak hendaknya lebih sering mendo'akan kedua orang tuanya setelah mereka meninggal daripada ketika masih hidup. Apabila anak itu mendo'akan keduanya, niscaya kebaikan mereka berdua akan semakin bertambah, berdasarkan sabda Rasulullah SAW "Apabila manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo'akan dirinya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).2.Beristighfar Untuk Mereka Berdua

Orang tua adalah orang yang paling utama bagi seorang Muslim untuk dido'akan agar Allah mengampuni mereka karena kebaikan mereka karena kebaikan mereka yang besar. Allah SWT menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur'an: "Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku..." (QS. Ibrahim: 41)

3.Menunaikan Janji Kedua Orang TUa

Hendaknya seseorang menunaikan wasiat kedua orang tua dan melanjutkan secara berkesinambungan amalan-amalan kebaikan yang dahulu pernah dilakukan keduanya. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amalan kebaikan yang dulu pernah dilakukan dilanjutkan oleh anak mereka.

4. Memuliakan Teman Kedua Orang Tua

Ibnu Umar berkata: "Sungguh dulu ayahnya teman Umar bin al-Khaththab dan aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut meninggal." (HR. Muslin dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu)

5. Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah

"Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal." (HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu)

36