Body Mekanik 2
-
Upload
serdadu-kumbang -
Category
Documents
-
view
156 -
download
26
description
Transcript of Body Mekanik 2
BODY MEKANIK BODY ALIGNMENT
Ns. Elfi Kuswati, S.Kep
Pengertian •Body MekanikMerupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas
•Body Alignment (postur tubuh)Adalah susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari body alignment adalah persendian, tendon, ligament dan otot
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
•Kesejajaran tubuh/postur tubuh (Body Alignment)
•Keseimbangan tubuh/Gravity•Koordinasi gerak/Koordinated Body Movement
Prinsip dasar
1. Kedua kaki berjauhan u/ mendapatkan dasar penopang yang lebar lebih stabil
2. Tekuk lutut & turunkan tubuh
3. Tempatkan badan sedekat mungkin pada benda yg akan diangkat
4. Gunakan berat badan sebagai kekuatan
5. Hindari mengangkat bila memindahkan benda
Pergerakan dasar dalam Body Mekanik•Walking/berjalan•Squating/jongkok•Pulling/menarik•Pivoting/berputar
Konsekwensi mekanik tbh yg salah
Jatuh & tekanan fisik pada tulang belakang
Pekerjaan beresiko tinggi u/ terjadi Cedera tulang belakang
1. Mengangkat klien di tt (48 %)2. Membantu klien turun dari tt (30 %)3. Memindahkan tt sendiri (22%)4. Membawa alat/beban > 15 kg (10 %)
Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik•Status kesehatan•Nutrisi•Emosi•Situasi dan kebiasaan•Gaya hidup•Pengetahuan
•Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.- Status kesehatan- Fisikal fitness- Daya tarik seseorang.
•Postur tubuh dapat menunjukkan:- perasaan hati- Harga diri- Kepribadian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi body alignment1. Status kesehatan2. Nutrisi3. Emosi4. Faktor social5. Gaya hidup (life style)6. Perilaku dan nilai-nilai7. Hidrasi pasien
Body Alignment•Body Alignment yang baik dapat:1. Meningkatkan fungsi tangan yang baik2. Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.3. Mengurangi kelelahan4. Memperluas ekspansi paru5. Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
•Body alignment yg buruk dpt: mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yg dpt mengarah pd gangguan (Nyeri, kelelahan otot dan kontraktur)
Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di antaranya:1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika garis gravitasi (line of gravity -garis imaginer vertikal) melewati pusat gravitasi (center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).2. Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mcncegah ketidaknyamanan otot.6. Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan. 9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang.10. Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.
Mobilisasi
adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.
Jenis mobilisasi yaitu :1.Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat menjalankan intraksi social dan menjalankan aktivitas sehari -hari
Mobilisasi2. Mobilisasi sebagian merupakan
kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh syaraf motorik dan sensorik area tubuh. Mobilisasi sebagian dibagi menjadi 2 yaitu ;
• Mobilisasi sebagian temporal adalah kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifat sementara , contoh dislokasi sendi dan tulang.
Mobilisasi•Mobilisasi sebagian permanent merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifat menetap. Contoh terjadi hemiplegia karena stroke.
Faktor yg mempengaruhi Mobilitas1.Gaya Hidup2.Ketidakmampuan3.Tingkat energi4.Usia5.Kebudayaan
Mobilisasi
Manfaat Mobilisasi•Gerakan tubuh yang teratur dapat meningkatkan kesegaran tubuh
•Memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh,mengontrol berat badan,mengurangi ketegangan,dan meningkatkan relaksasi
•Menjaga kebugaran dari tubuh•Merangsang peredaran darah dan kelenturan otot
Manfaat Mobilisasi•Menurunkan stress seperti : hipertensi, kelebihan BB, kepala pusing, kelelahan dan depresi
•Merangsang pertumbuhan pada anak-anak
Imobilitas
Tidak mampu / penuruan kemampuan melakukan
gerakan dg bebas
Penyebab:
•Nyeri hebat
•Gangguan syaraf
•Kelemahan
•Gangguan psiko-sos
•Proses infeksi
Respon fisiologis thd imobilitas sistem muskuloskeletal
•Penurunan massa otot
•Demineralisasi tulang
•Fibrosis
•Skin breakdown
Sistem kardiovaskuler• Peningk. Beban kerja jantung•Hipotensi orthostatik : pusing, gelap
Sistem pernafasan•Penurunan kemamp pengembangan paru: pertukaran gas terhambat•Mekanisme batuk memburuk: sekret menumpuk•AtelactasisSistem Urinary
Tiduran pelvis ginjal tdk mampu mengosongkan dg sempurna Stagnasi urin + mineral Pembentukan batu ginjal
Psiko – sosial• Perubahan konsep diri body image• Depresi• Cemas
PengkajianRom, Kekuatan otot, Sikap tubuh, Pengkajian thd dampak imobilitasPengkajian fisik:1. Pengukuran anthropometri
BB/TB, Lila, Tebal otot2. Sist pernafasan:
RR, Bunyi napas, Kemampuan batuk
3. Pengkajian sistem kardiovaskuler:HR, Toleransi thd aktifitas
4. Pengkajian sistem Muskuloskeletal:Tonus otot, Kontraktur, Osteoporosis
5. Pengkajian sistem integument : dekubitus6. Pengkajain sistem Urinari & bowel:
Konstipasi, Inkontinent
Diagnosa (Kemungkinan diagnosa)•Perubahan metabolisme jaringanImobilitas kebutuhan o2 sel metabolisme Sel • Atrofi jaringan & katabolisme protein: proses anabolik menurun , proses katabolisme
Katabolik > anabolik tubuh mengeluarkan nitrogen lebih banyak dari pemasukan keseimbangan nitrogen negatifKehilangan n2 tampak pada:
Penurunan massa otot, Kekuatan ototDapat diperburuk bila: Nutrisi buruk, Demam, Penyakit kronis
Diagnosa keperawatan1.Kerusakan integritas kulit
dpt dihubungkan dengan perubahan sensasi, sirkulasi, akumulasi sekret, cedera tusuk, fraktur, bedah perbaikan, pemasangan traksi, imobilitas fisik
Ditandai dengan : gangguan permukaan kulit, invasi stuktur tubuh, destruksi lapisan kulit/jaringan
Tujuan : Kerusakan integritas jaringan dapat diatasi.Kriteria Hasil :- Penyembuhan luka sesuai waktu.- Tidak ada laserasi, integritas kulit baik.
Intervensi :1. Kaji kulit untuk luka terbuka, kemerahan,
perdarahan, perubahan warna. (R/Memberikan informasi gangguan sirkulasi kulit dan masalah-masalah yang mungkin disebabkan oleh penggunaan traksi, terbentuknya edema)
2. Massage kulit dan tempat yang menonjol, pertahankan tempat tidur yang kering dan bebas kerutan.(R/Menurunkan tekanan pada area yang peka dan resiko abrasi/kerusakan kulit)
3. Rubah posisi selang seling sesuai indikasi.(R/Mengurangi penekanan yang terus-menerus pada posisi tertentu)
4. Gunakan bed matres / air matres.(R/Mencegah perlukaan setiap anggota tubuh dan untuk anggota tubuh yang kurang gerak efektif untuk mencegah penurunan sirkulasi)
Diagnosa keperawatan2.Nyeri (akut)
dpt dihubungkan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera pada jaringan lunak, pemasangan alat / traksi.Tujuan : Nyeri berkurang Kriteria Hasil :- Klien menyatakan nyeri berkurang.- Klien menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas terapetik sesuai indikasi untuk situasi individual.- Edema berkurang / hilang.- Tekanan darah normal.- Tidak ada peningkatan nadi dan pernapasan.
Intervensi :1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan
intensitas (skala 0 – 10). Perhatikan petunjuk verbal dan non-verbal(R/Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk / keefektifan analgesic)
2. Pertahankan immobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat, dan traksi.(R/Meminimalkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera)
3. Tinggikan dan sokong ekstremitas yang terkena.(R/Menurunkan aliran balik vena, menurunkan edema, dan rasa nyeri)
4. Bantu pasien dalam melakukan gerakan pasif/aktif.(R/Mempertahankan kekuatan / mobilisasi otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang terkena)
5. Berikan alternatif tindakan kenyamanan (massage, perubahan posisi).(R/Meningkatkan sirkulasi umum menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot)
6. Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contohnya relaksasi progresif, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi dan sentuhan terapeutik.(R/Meningkatkan sirkulasi umum, mengurangi area tekanan dan kelelahan otot)
7. Lakukan kompres dingin/es selama 24-48 jam pertama dan sesuai indikasi.(R/Menurunkan udema/ pembentukan hematoma, menurunkan sensasi nyeri)
8. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.(R/Diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot)
Diagnosa keperawatan3.Kerusakan mobilitas fisik
dpt dihubungkan dengan cedera jaringan sekitar fraktur dan kerusakan rangka neuromuskuler.
Ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak, menolak untuk bergerak, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan/kontrol otot
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang.
Kriteria Hasil :- Klien akan meningkat/ mempertahankan mobilitas pada tingkat kenyamanan yang lebih tinggi.- Klien mempertahankan posisi /fungsional. - Klien meningkatkan kekuatan /fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh.- Klien menunjukkan teknik yang mampu melakukan aktifitas.
Intervensi :1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh
cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.(R/Mengetahui persepsi diri pasien mengenai keterbatasan fisik aktual, mendapatkan informasi dan menentukan informasi dalam meningkatkan kemajuan kesehatan pasien)
2. Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/rekreasi dan pertahankan rangsang lingkungan.(R/Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri dan membantu menurunkan isolasi sosial)
3. Instruksikan dan bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif pada ekstremitas yang sakit dan yang tak sakit.(R/Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan respon kalsium karena tidak digunakan)
4. Tempatkan dalam posisi telentang secara periodik bila mungkin, bila traksi digunakan untuk menstabilkan fraktur tungkai bawah.(R/Menurunkan resiko kontraktur fleksi panggul)
5. Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan (contoh mandi dan mencukur).(R/Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien dalam situasi dan meningkatkan kesehatan diri langsung)
6. Berikan/bantu dalm mobilisasi dengan kursi roda, kruk dan tongkat sesegera mungkin. Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilisasi.(R/Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (contoh flebitis) dan meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ)
7. Awasi TD dengan melakukan aktivitas dan perhatikan keluhan pusing.(R/Hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat memerlukan intervensi khusus)
8. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk/napas dalam.(R/Mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit/pernapasan (contoh dekubitus, atelektasis dan pneumonia).
9. Auskultasi bising usus.(R/Tirah baring, pengguanaan analgetik dan perubahan dalam kebiasaan diet dapat memperlambat peristaltik dan menghasilkan konstipasi)
10.Dorong penigkatan masukan cairan sanpai 2000-3000 ml/hari.(R/Mempertahankan hidrasi tubuh, menurunkan resiko infeksi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi)
11.Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan atau rehabilitasi spesialis.(R/Berguna dalan membuat aktivitas individual/program latihan)
Implementasi (tindakan) keperawatanPencegahan masalah muskulo-skeletalIsometric exercise (static)• Tekanan otot berubah • Tidak ada perpindahan•Tidak ada pergerakan sendi• Menguatkan otot abdomen gluteal•Tidak bisa untuk mencegah * Kontraktur
* Perubahan kardiovaskuler
Exercise Instruksi TujuanUmum: Tahan setiap kontraksi selama 6 detik, dan ulangi 3 kali. Tingkatkan jumlah pengulangan dengan meningkatkan kekuatannya
Otot quadricep Baring telentang atau duduk dengan lengan diperluas. Tekankan lutut kebawah menekan permukaan tempat tidur.
Persiapan ambulasi,Mencegah kontratur flexi lutut
Abdominal setting
Telentang: Usahakan tarik perut kedalam atau mengempeskan perut.Tengkurap: Tarik perut keatas dari permukaan tempat tidur tanpa mengangkat bahu atau pinggul.
Persiapan untuk ambulasi, Memperkuat tonus otot
Gluteal setting Squeeze (tekankan) pantat secara bersama. Bisa dilakukan dengan posisi baring tengkurap, telentang, atau dengan duduk.
Persiapan untuk ambulasi
Footboard exercise
Tekankan telapak kaki ke papan kaki selagi duduk dan lutut sedikit difleksi
Persiapan untuk ambulasiMencegah foot drop
ISOMETRIC EXERCISES
Exercise Instruksi TujuanHand squeeze
Kepalkan tangan dengan kuat, bisa juga dengan meremas bola karet kecil
Me kekuatan tangan untuk kegiatan sehari-hari /untuk berjalan dgn kruk/untuk memegang bantuan alat untuk ambulasi
Hand pulls
Pegang kedua tangan didepan dada, kemudian tarik masing2 keluar
Me kekuatan lengan atas, bahu, dan genggaman
Biceps setting
Posisi tidur telentang kemudian tekan telapak tangan kebawah kearah permukaan matras.
Memperkuat tonus dan kekuatan otot biceps
Triceps setting
Posisi tidur telentang kemudian tekan telapak tangan kebawah kearah permukaan matras. Atau naikkan tangan diatas dada kemudian tekankan kedua telapak tangan satu sama lain dengan kuat
Memperkuat tonus dan kekuatan otot triceps
Kegel exercises
Kontraksikan otot-otot pelvis kelantai seperti jika ingin menahan keluarnya urine
Memperkuat tonus otot pelvis untuk membatasi tekanan keluarnya urine.Atau untuk me kesenangan seksual
Upper Body Isometric Exercises
Lower Body Isometric Exercises
Rom active exercise = Isotonic
• Mempertahankan & meningkatkan kekuatan otot Daya tahan• Mempertahankan fungsi kardiovaskuler respirasi• Imobilitas : tidak bisa rom spontan• Latihan ekstremitas atas & bawah
Rom passive exercise• Pasien yang tidak bisa melakukan sendiri Rom dibantu • Perhatian khusus untuk Rom pada usilaResistive exerciseIsotonic - isometric
Exercise Instruksi TujuanPelvic tilt Baring telentang, lutut fleksi, tekan bokong
kepermukaan tempat tidur kemudian lepaskan lakukan secara berganti-ganti
Mengurangi kekakuan punggung bagian bawah, menguatkan otot-otot perut dan otot bokong
Knee lift Baring telentang, punggung datar, kaki dileturkan. Tarik lutut pada posisi fleksi dengan tangan kearah dada. Kembali ke posisi semula. Ulangi dengan kaki yang lain. Bisa dipercepat dengan kedua kaki secara bersamaan. Satu kaki fleksi dapat dilakukan sambil berdiri.
Memperkuat otot perut, otot quadricep, otot-otot bokong. Meningkat fleksibilitas sendi tulang belakang, pinggul, dan lutut. Bila dilakukan sambil berdiri dapat meningkatkan keseimbangan.
Leg raiser Baring telentang, lutut dilemaskan: julurkan kaki kearah bahu, kembali ke posisi semula dan ulangi dengan kaki yang lain. Kaki bagian bawah sebagian kearah lantai dan tahan 3 s/d 6 detik. Ulangi dengan kaki yang lain.
Memperkuat otot perut, otot quadricep, otot-otot bokong. Meningkat fleksibilitas sendi tulang belakang, pinggul, dan lutut
ISOTONIC EXERCISES
Exercise Instruksi TujuanKnee extender Sambil duduk di kursi, dorongkan satu
telapak kaki kebawah kursi sejauh yang dapat kamu capai, kemudian rentangkan kaki keluar dari kursi.
Menguatkan quadriceps, persiapan terbaik untuk menahan berat, dan persiapan berjalan.
Kepala dan bahu curl (melengkung)
Baring telentang, masukkan tangan dibawah belakang, talapak tangan kearah matras. Kontaksikan otot-otot perut, angkat kepala dari matras. Bisa lebih cepat dengan menaikkan kepala dan bahu, selanjutnya kepala, bahu, dan siku, kemudian duduk.
Menguatkan perut, otot leher. Meningkatkan kelenturan leher dan tulang belakang.
Lateral leg raiser
Baring miring, tangan diatas kepala, telapak tangan menempel dikepala, istirahatkan kepala pada tangan
Meningkatkan kekuatan otot-otot lateral paha, meningkatkan kelenturan pinggul.
Exercise Instruksi TujuanProne arch (tengkurap dgn melengkung)
Baring tengkurang, tangan disamping, telapak tangan kearah atas. Angkat kepala dari matras. Kembali ke posisi istirahat. Bisa dengan menaikkan kepala dan bahu, selanjutnya kepala, bahu, dan lengan, melengkungkan belakang. Atau naikkan tangan kiri dan kaki kanan secara serempak, kemudian sebaliknya.
Menguatkan otot leher dan otot perut, Meningkatkan kelenturan tulang belakang, dan sendi pinggul. Ketika kaki dinaikkan juga, otot-otot sekitar lutut dan betis juga diperkuat.
Trapeze pull-ups
Genggam kuat dengan kedua tangan trapeze diatas tempat tidur. Lenturkan siku untuk menarik keposisi duduk, Bisa lebih cepat dengan menaikkan pantat.
Memperkuat lengan atas dan mengencangkan bahu. Sangat bermanfaat untuk persiapan ambulasi dengan walker, tongkat, atau kruk, dan meningkatkan kelenturan sendi atas ektremitas.
Exercise Instruksi TujuanKnee push-ups Tidur tengkurap, lutut dilenturkan,
tangan pada matras dibawah bahu, telapak tangan kearah bawah. Tekan bagian atas tubuh kematras sampai tangan full lurus dan tubuh lurus dari kepala ke lutut. Kembali ke posisi istirahat.
Memperkuat otot triceps, pectoral, dan mengencangkan otot bahu. Meningkatkan kelenturan sendi-sendi pergelangan tangan, siku, bahu, dan lutut
Sitting stretch Duduk dengan kaki lurus dan tangan diatas lutut. Tekuk kedepan setinggi pinggang, luruskan tangan sejauh mungkin. Variasi: pertama rentangkan kedepan kaki kanan dorsifleksi, kembali keposisi duduk, selanjutnya rentangkan kaki kiri, tarik kaki kearah kepala.
Memperkuat otot-otot sekitar lutut dan betis. Meningkatkan kelenturan tulang belakang, sendi pinggul dan bahu.
Exercise Instruksi TujuanStand-ups Pertama naikkan tempat tidur atau kursi
sampai setinggi 1,5 x panjang kaki – lutut pasien. Ambil meja (tanpa roda) yang tingginya setinggi pinggang pasien. Letakkan kaki dilantai (pakai sepatu) dan duduk diatas kursi atau tepi tempat tidur menghadap meja,letakkan dengan ringan tangan diatas meja. Rentangkan kedua kaki sambil berdiri. Gunakan meja untuk menahan keseimbangan tubuh, bukan untuk membantu berdiri. Berdiri 10 detik, duduk 15 detik, ulangi 10 – 20 kali. Lakukan ini 4 x sehari. Untuk menambah kekuatan rendahkan kursi atau tempat tidur dari ketinggian sebelumnya untuk yang mengalami kesulitan berdiri tingkat sedang. Terus ulangi 10 – 30 x , 4 x sehari. Rendahkan lagi ketinggian kursi dan tempat tidur sampai pasien dapat berdiri sendiri pada ketinggian kursi yang standar.
Meningkatkan kekuatan quadriceps, kondisi autonomic reflexs untuk mengontrol aliran darah kekepala. Mempersiapkan untuk independen ambulasi.
Exercise Instruksi TujuanShoulder stretch (regangan bahu)
Berdiri tegak, kepalkan tangan didepan dada dengan siku setinggi bahu. Jaga kepala tegak, dorong siku kembali tanpa melengkungkan punggung, kembali ke posisi semula
Menurunkan ketegangan pada leher dan punggung bagian atas
Body bender Berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu, silangkan jari-jari tangan dibelakang leher, dorong badan kekanan sejauh mungkin. Kembali tegak, dan dorong badan kekiri. Variasi: letakkan tangan diatas kepala, sorongkan tangan kiri kekanan, dan tangan kanan kekiri. Dorong tangan kiri kekaki kiri dan tangan kanan kekaki kanan.
Meregangkan otot-otot dada lateral, punggung bawah, meningkatkan kelenturan sendi bahu dan sendi sacroiliac, dan tulang belakangVariasi : meregangkan trapesius
Torso twist Berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu, tangan direntangkan setinggi bahu, tanpa menggerakkan kaki, bawa tangan kanan dan bahu menyilang dada kearah kiri sejauh mungkin, kembali keposisi semula dan lakukan juga dengan tangan kiri kearah kanan.
Menguatkan otot-otot sekitar bahu, otot punggung dan tubuh. Meningkatkan kelenturan otot iliosacral, dan tulang belakang
Exercise Instruksi TujuanHalf knee bend
Berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu, tangan di pinggul. Tekuk lutut separuh dengan tangan lurus kedepan dan telapak tangan menghadap kebawah. Kembali ke posisi semula. Bisa lebih cepat dengan tekuk lututdengan penuh.
Penguatan biceps, otot-otot sekitar bahu, quadriceps, dan otot betis. Meningkatkan kelenturan sendi pergelangan kaki, lutut, dan pinggul.
Ankle stretch
Berdiri tegak, kaki agak rapat. Tangan lurus kedepan sejajar bahu, berdiri pada jari kaki, kembali ke semula. Variasi : berdiri pada buku besar, berat badan ditumpu pada jantung kaki. Rendahkan tumit, selanjutnya berdiri pada jari kaki. Kembali ke semula.
Isotonic Upper Body Exercises
Isotonic Lower Body Exercises
Neck and Shoulder Stretches
Stretches for Arthritis
Leg Stretches
Elbow, Finger and Wrists Stretches
Memindahkan PasienDefinisi : Memindahkan pasien yg tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari tempat yang satu ke tempat yang lain.Tujuan :
1. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya.
2. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
3. Memenuhi kebutuhan konsultasi/pindah ruangan.
Memindahkan PasienPersiapan1. Alat :
TT, brankar atau korsi beroda (roolstul) dalam keadaan siap pakai
Selimut Bantal, b/p
2. Persiapan Pasien Dirapikan dan diberi penjelasan
Pelaksanaan1) Memindahkan pasien dari brankar ke TT/sebaliknya
a. Jelaskan prosedurb. Atur brankar/TT dalam kondisi terkunci
Memindahkan Pasienc. Berdiri menghadap pasiend. Silangkan tangan pasien di atas dadae. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan
tangan ke bawah tubuh pasienf. Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya
2 - 3 orang perawat (sesuai kebutuhan)g. Ketiga perawat berdiri disisi sebelah
kanan pasien: Perawat I (paling tinggi) berdiri di
bagian kepala Perawat II berdiri di bagian pinggang Perawat III berdiri di bagian kaki
Memindahkan Pasienh. Lengan kiri perawat I berada di bawah
kepala/leher dan pangkal lengan pasien, dan lengan kanan dibawah punggung pasien
i. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan kanan dibawah bokong pasien.
j. Kedua lengan perawat III mengangkat seluruh tungkai pasien.
k. Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk bersama-sama mengangkat pasien.
l. Dengan langkah bersamaan, berjalan menuju ke tempat tidur/brankar yang telah disiapkan.
m. Setelah pasien berada di atas TT/brankar, posisi pasien diatur, selimut dipasang atau dirapikan.
Cara memindahkan pasien ke brankar dengan tiga orang
Cara memindahkan pasien ke brankar dengan dua orang
Cara memindahkan pasien ke brankar dengan dua orang
Memindahkan pasien dari TT ke kursi roda
Dilakukan pd pasien yang memutuhkan bantuan untuk berpindah dari TT ke kursi roda.
Persiapan :1. Kaji kekuatan otot pasien.2. Mobilitas sendi 3. Toleransi aktivitas4. Kesadaran5. Tingkat kenyamanan6. Kemampuan untuk mengikuti instruksi
Memindahkan pasien dari TT ke kursi rodaAlat : Sabuk pemindah (b/p), Kursi rodaPasien : Jelaskan prosedurLingkungan :1. Tutup pintu/pasang tirai2. Cuci tangan
Tujuan :1. Mencegah kontraktur2. Mempertahankan kenyamanan3. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
Memindahkan pasien dari TT ke kursi rodaProssedur :1. Cuci tangan2. Lakukan persiapan yg telah dilakukan3. Bantu pasien untuk duduk di tepi TT4. Siapkan kursi roda dalam posisi 45° Terhadap
TT5. Pasang sabuk pemindah (b/p)6. Pastikan pasien menggunakan sepatu/sandal yg
stabil dan tidak licin7. Regangkan kedua kaki anda8. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan
lutut dengan pasien
Memindahkan pasien dari TT ke kursi roda9. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul
aksila pasien dan tempatkan tangan anda di skapula pasien.
10.Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3, sambil meluruskan panggul dan tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
11.Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah• Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang
memegang kursi untuk menyokong• Fleksikan panggul dan lutut anda sambil
menurunkan pasien ke kursi• Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi
duduk
Memindahkan pasien dari TT ke kursi roda• Posisikan pasien pada posisi yang dipilih• Observasi pasien untuk menentukan respon
pemindahan• Cuci tangan• Dokumentasikan
Membantu pasien ke kursi roda
Memindahkan pasien dari kursi roda ke TT
a. Kursi roda di dorong kesisi TT, dan roda belakangnya harus ditahan/di rem agar kursi roda tidak terbalik
b. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah/sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
c. Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan bersama menuju TT
d. Pasien bersandar pada sisi TT, kemudian dibantu oleh perawat untuk naik
e. Setelah pasien berada di atas TT, posisinya diatur sesuai kebutuhan dan dirapikan.
Membantu pasien berjalan
Menolong Pasien Berjalan Menuju Kursi
Pengertian : Membantu pasien turun dari TT untuk duduk di kursi bagi yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi sudah boleh duduk.
Tujuan :1. Membantu mobilitas pasien u/ melatih dan
melemaskan otot2. Memberikan rasa nyaman pada pasien3. Mempermudah merapikan TT
Persiapan :1. Alat
Kursi, Selimut, Bantal, Bel, b/p. 2. Pasien :
Pasien dirapikan dan diberi penjelasan.
Pelaksanaan :1. Kursi diletakkan didekat TT, sepatu/sandal
pasien disiapkan2. Pasien didudukan dan dibantu bergeser ke
pinggir TT, kemudian kedua kakinya diletakkan di atas kursi
3. Kaki pasien diturunkan satu persatu dari kursi, kemudian perawat membantu pasien berdiri dan melangkah perlahan-lahan menuju kursi yang telah disediakan
4. Pasien didudukan di kursi, jika perlu diberi bantal atau selimut untuk bersandar.
Posisi duduk di atas TT
Membantu pasien berjalan
Posisi Berbaring PasienPengertian : Cara berbaring pasien dengan
berbagai posisi tertentu di TT, meja pemeriksaan atau meja operasi untuk maksud tertentu.
Tujuan :1. Memberi rasa nyaman2. Membantu pasien untuk memudahkan
tindakan perawatan, pemeriksaan, dan pengobatan.
1. Posisi FowlerPengertian : Cara berbaring pasien dengan posisi
setengah duduk/duduk,dimana bagian kepala TT lebih tinggi atau dinaikkan.
Tujuan :1. Mengurangi sesak nafas2. Memberikan rasa nyaman3. Membantu memperlancar keluarnya cairan,
misalnya WSD4. Membantu mempermudah tindakan
pemeriksaanPersiapan :Alat : Sandaran punggung/kursi, Bantal/balok
penahan kaki TT, TT Khusus (fuctional bed)Pasien :Pasien Diberi penjelasan tentang hal-hal yg
akan dilakukan
Pelaksanaan :1. Pasien didudukkan, sandaran punggung/kursi
diletakkan di bawah/diatas kasur di bagian kepala, diatur sampai setengah duduk dan dirapihkan. Bantal disusun menurut kebutuhan. Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung kakinya dipasang penahan.
2. Pada TT Khusus, diatur setengah duduk, dibawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan, kedua lengan ditopang dengan bantal.
3. Pasien dirapihkan
Perhatian : KU pasien, bila posisi pasien berubah segera dibetulkan, khusus untuk pasien pasca
bedah dilarang meletakkan bantal di bawah lutut.
Posisi Fowler
2. Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan
maupun ke kiri/sikap miring setengah telungkup.Tujuan :
1. Memberikan kenyamanan2. Melakukan huknah3. Memberikan obat per rectal4. Melakukan pemeriksaan daerah rectal
Alat dan bahan : TT, bantalProsedur Kerja1. Cuci tangan 2. Lakukan persiapan3. Tempatkan kepala datar di TT4. Tempatkan pasien Dalam posisi terlentang
5. Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen/perut
6. Tempatkan bantal kecil dibawah kepala7. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yg
dipleksikan, yang menyokong lengan setinggi bahu, sokong lengan lain di atas TT
8. Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang dipleksikan, yang menyokong tungkai setinggi panggul
9. Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki
10.Turunkan TT11.Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat
kenyamanan dan titik potensi tekanan.12.Cuci tangan13.Dokumentasi
Posisi Sim
3. Posisi TrendelenburgPosisi yang menempatkan pasien di TT dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kakiTujuan :1. Melancarkan peredaran darah ke otak2. Memudahkan jalannya pembedahan pada
bagian perutAlat dan bahan :
1. Bantal2. TT Khusus3. Balok penopang kaki TT (opsional )
Prosedur Kerja :1. Jelaskan prosedur2. Cuci tangan3. Pasien berbaring terlentang4. Tempatkan bantal di antara kepala dan
ujung TT pasien5. Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut6. Tempatkan balok penopang dibagian
kaki TT / atur TT khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien
7. Cuci tangan 8. Dokumentasi
Posisi trendelenburg
4. Posisi Dorsal Recumbent
Pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan
kedua lutut pleksi (ditarik/direnggangkan) di atas TT
Tujuan :1. Perawatan daerah genitalia2. Pemeriksaan genitalia3. Posisi persalinan
Alat dan Bahan:1. Bantal2. TT Khusus3. Selimut
Prosedur Kerja1. Jelaskan2. Cuci tangan3. Pasien terentang4. Pakian bawah dibuka5. Tekuk lutut dan diregangkan6. Pasang selimut u/ menutupi area
genitalia7. Cuci tangan 8. Dokumentasikan
Posisi Dorsal Recumbent
5. Posisi Litotomi
Posisi terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
ditarik ke atas abdomenTujuan :
1. Pemeriksaan Alat genitalia2. Proses persalinan3. Pemasangan alat kontrasepsi
Alat dan bahan :1. Bantal2. TT Khusus3. Selimut
Prosedur Kerja1. Jelaskan2. Cuci tangan3. Ps berbaring terlentang4. Angkat kedua paha dan tarik ke atas
abdomen5. Tungkai bawah membentuk sudut 90°
terhadap paha6. Letakkan bagian lutu/kaki pada
penyangga kaki di TT Khusus7. Pasang selimut 8. Cuci tangan 9. Dokumentasikan
Posisi Litotomi
6. Posisi Genu Pektoral ( Knee Chest )
Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menyentuh/menempel pada alas TT.Tujuan : Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoidAlat dan bahan : TT dan selimutProsedur Kerja1. Jelaskan2. Cuci tangan3. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging
dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada matras TT
4. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien
5. Cuci tangan 6. Dokumentasikan
Posisi Genu Pektoral ( Knee Chest )
ROM (Range Of Motion)
Range-of-motion exercises for the neck.
Range-of-motion exercises or the shoulder.
Range-of-motion exercises motion exercises for the elbow.
Range-of-motion exercises motion exercises for the forearm.
Range-of-motion exercises for the wrist.
Range-of-motion exercises for the thumb.
Range-of-motion exercises for the fingers.
Range-of-motion exercises for the hip.
Range-of-motion exercises for the knee.
Range-of-motion exercises for motion exercises for the ankle.
Range-of-motion exercises for the foot
Range-of-motion exercises for the toes.