Inginku sempurnakan separuh agamaku

14
Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampun untuk menikah maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”

description

 

Transcript of Inginku sempurnakan separuh agamaku

Page 1: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan

Separuh Agamaku

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampun untuk menikah

maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih

menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah

karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”

Page 2: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

1

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku

www.muslim.or.id

penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

editor bahasa: Tim muslim.or.id

perwajahan muka & isi: B.S. Gia

Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak

artikel yang ada di muslim.or.id dengan menyertakan muslim.or.id sebagai sumber

artikel

Page 3: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

2

Daftar Isi Pendahuluan ..................................................................................................................... 3

Menyempurnakan Separuh Agama .................................................................................. 4

Kenapa Masih Ragu untuk Menikah? .............................................................................. 6

Menempuh Jalan yang Benar ......................................................................................... 11

Page 4: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

3

Pendahuluan Di zaman ini tidak ragu lagi penuh godaan di sana-sini. Di saat wanita-

wanita sudah tidak lagi memiliki rasa malu. Di saat kaum hawa banyak yang

tidak lagi berpakaian sopan dan syar‟i. Di saat perempuan lebih senang

menampakkan betisnya daripada mengenakan jilbab yang menutupi aurat.

Tentu saja pria semakin tergoda dan punya niatan jahat, apalagi yang masih

membujang. Mau membentengi diri dari syahwat dengan puasa amat sulit

karena ombak fitnah pun masih menjulang tinggi. Solusi yang tepat di kala

mampu secara fisik dan finansial adalah dengan menikah.

Page 5: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

4

Menyempurnakan Separuh Agama Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh

agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”

(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani

dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)

Lihat bahwa di antara keutamaan menikah adalah untuk

menyempurnakan separuh agama dan kita tinggal menjaga diri dari

separuhnya lagi. Kenapa bisa dikatakan demikian? Para ulama jelaskan bahwa

yang umumnya merusak agama seseorang adalah kemaluan dan perutnya.

Kemaluan yang mengantarkan pada zina, sedangkan perut bersifat serakah.

Nikah berarti membentengi diri dari salah satunya, yaitu zina dengan

kemaluan. Itu berarti dengan menikah separuh agama seorang pemuda telah

terjaga, dan sisanya, ia tinggal menjaga lisannya.

Al Mula „Ali Al Qori rahimahullah dalam Mirqotul Mafatih Syarh

Misykatul Mashobih berkata bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“bertakwalah pada separuh yang lainnya”, maksudnya adalah bertakwalah

pada sisa dari perkara agamanya. Di sini dijadikan menikah sebagai

separuhnya, ini menunjukkan dorongan yang sangat untuk menikah.

Al Ghozali rahimahullah (sebagaimana dinukil dalam kitab Mirqotul

Mafatih) berkata, “Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal

Page 6: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

5

yaitu kemaluan dan perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah

satunya. Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan

syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih

menundukkan pandangan.”

Page 7: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

6

Kenapa Masih Ragu untuk Menikah? Sebagian pemuda sudah diberikan oleh Allah keluasan rizki. Ada yang

kami temui sudah memiliki usaha yang besar dengan penghasilan yang

berkecukupan. Ia bisa mengais rizki dengan mengolah beberapa toko online.

Ada pula yang sudah bekerja di perusahaan minyak yang penghasilannya

tentu saja lebih dari cukup. Tetapi sampai saat ini mereka belum juga menuju

pelaminan. Ada yang beralasan belum siap. Ada lagi yang beralasan masih

terlalu muda. Ada yang katakan pula ingin pacaran dulu. Atau yang lainnya

ingin sukses dulu dalam bisnis atau dalam berkarir dan dikatakan itu lebih

urgent. Dan berbagai alasan lainnya yang diutarakan. Padahal dari segi

finansial, mereka sudah siap dan tidak perlu ragu lagi akan kemampuan

mereka. Supaya memotivasi orang-orang semacam itu, di bawah ini kami

utarakan manfaat nikah yang lainnya.

Menikah akan membuat seseorang lebih merasakan ketenangan.

Coba renungkan ayat berikut, Allah Ta‟ala berfirman,

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum: 21)

Lihatlah ayat ini menyebutkan bahwa menikah akan lebih tentram

karena adanya pendamping. Al Mawardi dalam An Nukat wal „Uyun berkata

mengenai ayat tersebut, “Mereka akan begitu tenang ketika berada di samping

pendamping mereka karena Allah memberikan pada nikah tersebut

Page 8: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

7

ketentraman yang tidak didapati pada yang lainnya.” Sungguh faedah yang

menenangkan jiwa setiap pemuda.

Jangan khawatir, Allah yang akan mencukupkan rizki

Dari segi finansial sebenarnya sudah cukup, namun selalu timbul was-

was jika ingin menikah. Was-was yang muncul, “Apa bisa rizki saya mencukupi

kebutuhan anak istri?” Jika seperti itu, maka renungkanlah ayat berikut ini,

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan

orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki

dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan

memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-

Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32)

Nikah adalah suatu ketaatan. Dan tidak mungkin Allah membiarkan

hamba-Nya sengsara ketika mereka ingin berbuat kebaikan semisal menikah.

Di antara tafsiran Surat An Nur ayat 32 di atas adalah: jika kalian itu

miskin maka Allah yang akan mencukupi rizki kalian. Boleh jadi Allah

mencukupinya dengan memberi sifat qona‟ah (selalu merasa cukup) dan boleh

jadi pula Allah mengumpulkan dua rizki sekaligus (Lihat An Nukat wal „Uyun).

Jika miskin saja, Allah akan cukupi rizkinya. Bagaimana lagi jika yang bujang

sudah berkecukupan dan kaya?

Dari ayat di atas, Ibnu Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

Page 9: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

8

“Carilah kaya (hidup berkecukupan) dengan menikah.” (Lihat Tafsir Al

Qur‟an Al „Azhim mengenai tafsir ayat di atas).

Disebutkan pula dalam hadits bahwa Allah akan senantiasa menolong

orang yang ingin menjaga kesucian dirinya lewat menikah. Dari Abu Hurairah

radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda tentang tiga golongan yang pasti mendapat pertolongan Allah. Di

antaranya,

“… seorang yang menikah karena ingin menjaga kesuciannya.” (HR.

An Nasai no. 3218, At Tirmidzi no. 1655. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa

hadits ini hasan).

Ahmad bin Syu‟aib Al Khurasani An Nasai membawakan hadits tersebut

dalam Bab “Pertolongan Allah bagi orang yang nikah yang ingin menjaga

kesucian dirinya”. Jika Allah telah menjanjikan demikian, itu berarti pasti. Maka

mengapa mesti ragu?

(Orang yang menikah berarti menjalankan sunnah para Rasul

Allah Ta‟ala berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum

kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan.” (QS. Ar

Ra’du: 38).

Ini menunjukkan bahwa para rasul itu menikah dan memiliki keturunan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Page 10: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

9

“Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu,

memakai wewangian, bersiwak dan menikah.” (HR. Tirmidzi no. 1080 dan

Ahmad 5/421. Hadits ini dho’if sebagaimana kata Syaikh Al Albani dan Syaikh

Syu’aib Al Arnauth. Namun makna hadits ini sudah didukung oleh ayat Al

Qur’an yang disebutkan sebelumnya)

Menikah lebih akan menjaga kemaluan dan menundukkan

pandangan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah.1 maka

menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih

menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah

karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan

Muslim no. 1400).

Imam Nawawi berkata makna baa-ah dalam hadits di atas terdapat dua

pendapat di antara para ulama, namun intinya kembali pada satu makna, yaitu

sudah memiliki kemampuan finansial untuk menikah. Jadi bukan hanya

mampu berjima‟ (bersetubuh), tapi hendaklah punya kemampuan finansial, lalu

menikah. Para ulama berkata, “Barangsiapa yang tidak mampu berjima‟ karena

ketidakmampuannya untuk memberi nafkah finansial, maka hendaklah ia

berpuasa untuk mengekang syahwatnya.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim)

1 Baa-ah ada tiga penyebutan lainnya: [1] al baah ( 2(, ]اْلَباَءة ] al baa’ (اْلَباء), dan [3] al baahah

.Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 5/70, Mawqi’ Al Islam .(اْلَباَهت)

Page 11: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

10

Itulah keutamaan menikah. Semoga membuat mereka-mereka tadi

semakin terdorong untuk menikah. Berbeda halnya jika memang mereka ingin

seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang belum menikah sampai beliau

meninggal dunia. Beliau adalah orang yang ingin memberi banyak manfaat

untuk umat dan itu terbukti. Itulah yang membuatnya mengurungkan niat

untuk menikah demi maksud tersebut. Sedangkan mereka-mereka tadi di atas,

bukan malah menambah manfaat, bahkan diri mereka sendiri binasa karena

godaan wanita yang semakin mencekam di masa ini.

Page 12: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

11

Menempuh Jalan yang Benar Kami menganjurkan untuk segera menikah di sini bagi yang sudah

berkemampuan, bukan berarti ditempuh dengan jalan yang keliru. Sebagian

orang menyangka bahwa menikah harus lewat pacaran dahulu supaya lebih

mengenal pasangannya. Itu pendapat keliru karena tidak pernah diajarkan oleh

Islam. Pacaran tentu saja akan menempuh jalan yang haram seperti mesti

bersentuhan, berjumpa dan saling pandang, ujung-ujungnya pun bisa zina

terjadilah MBA (married be accident). Semua perbuatan tadi yang merupakan

perantara pada zina diharamkan sebagaimana firman Allah Ta‟ala,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32)

Kemudian nasehat kami pula bagi mahasiswa yang masih kuliah (masih

sekolah) bahwa bersabarlah untuk menikah. Sebagian mahasiswa yang belum

rampung kuliahnya biasanya sering “ngambek” pada ortunya untuk segera

nikah, katanya sudah tidak kuat menahan syahwat. Padahal kerja saja ia belum

punya dan masih mengemis pada ortunya. Bagaimana bisa ia hidupi istrinya

nanti? Kami nasehatkan, bahagiakan ortumu dahulu sebelum berniat menikah.

Artinya lulus kuliah dahulu agar ortumu senang dan bahagia karena itulah

yang mereka inginkan darimu dan tugasmu adalah berbakti pada mereka.

Setelah itu carilah kerja, kemudian utarakan niat untuk menikah. Semoga Allah

mudahkan untuk mencapai maksud tersebut. Oleh karenanya, jika memang

belum mampu menikah, maka perbanyaklah puasa sunnah dan rajin-rajinlah

Page 13: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

12

menyibukkan diri dengan kuliah, belajar ilmu agama, dan kesibukan yang

manfaat lainnya. Semoga itu semakin membuatmu melupakan nikah untuk

sementara waktu.

Adapun yang sudah mampu untuk menikah secara fisik dan finansial,

janganlah menunda-nunda! Jangan Saudara akan menyesal nantinya karena

yang sudah menikah biasa katakan bahwa menikah itu enaknya cuma 1%,

yang sisanya (99%) “enak banget”. Percaya deh!

Semoga sajian ini bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Panggang-Gunung Kidul, 26 Jumadal Ula 1432 H (29/04/2011)

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

Saran dan masukan silahkan layangkan ke alamat email:

[email protected]

Page 14: Inginku sempurnakan separuh agamaku

Inginku Sempurnakan Separuh Agamaku I

13