SKEN D FIX
-
Upload
princess-ezzlynn -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
Transcript of SKEN D FIX
-
7/24/2019 SKEN D FIX
1/70
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun bisa menyelesaikan tugas laporan
tutorial ini dengan baik tanpa hal yang memberatkan.Laporan ini disusun sebagai bentuk dari pemenuhan tugas laporan tutorial
skenario D blok ! yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran "#" $"urikulum
#erbasis "ompetensi% di &akultas "edokteran 'ni(ersitas )ri*ijaya, khususnya pada
#lok +eproduksi dan Perinatologi.
Terima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada Pro. dr. . "urdi
)yamsuri,)p/ $"% yang telah membimbing dalam proses tutorial ini, beserta pihak-
pihak lain yang terlibat, baik dalam memberikan saran, arahan, dan dukungan materil
maupun inmateril dalam penyusunan tugas laporan ini.
Penyusun menyadari bah*a laporan ini jauh dari kata sempurna. leh karena itu,
kritik yang membangun sangat kami harapkan sebagai bahan pembelajaran yang baru
bagi penyusun dan perbaikan di masa yang akan datang. 0khir kata, semoga laporan ini
dapat bermanaat bagi pemba1a sekalian.
Palembang, 23 &ebruari 425
Penyusun "elompok 5
1
-
7/24/2019 SKEN D FIX
2/70
DAFTAR ISI
"ata Pengantar66666666666666666666......................... 2Datar 7si.................................................................................................................. #0# 7 8 Pendahuluan
2.2 Latar #elakang6666666666666......................2. Maksud dan tujuan...................................................................
9
9#0# 77 8 Pembahasan
. )kenario "asus66666666666666..................... !.9 Paparan
7. "lariikasi 7stilah666666666666666....................... :77. 7dentiikasi Masalah66666666666666...................... 5777. 0nalisis Masalah6666666666666666.................... ;7
Datar Pustaka666666666666666666666..................... 53
BAB I
PENDAHULUAN
2
-
7/24/2019 SKEN D FIX
3/70
1.1 Latar Belakang
Pada laporan tutorial kali ini, laporan membahas blok mengenai +eproduksi dan
Perinatologi yang berada dalam blok ! pada semester 5 dari "urikulum #erbasis
"ompetensi $"#"% Pendidikan Dokter 'mum &akultas "edokteran 'ni(ersitas
)ri*ijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran
untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada *aktu yang akan datang.
.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. apat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. !er"apainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan mema#ami konsep
dari skenario ini.
BAB II
3
-
7/24/2019 SKEN D FIX
4/70
PEMBAHASAN
2.2 Skenario D Blok 2
0 ne*born baby *as deli(ered at pri(ate 1lini1, assisted by mid*ie. e
*as deli(ered rom a > years old *oman, primigra(ida. Mrs. )iti, the baby?s mother had
premature ruptured o membrane ! days ago. The li@uor *as thi1k, smelly and greenish.
)he also had e(er sin1e one day beore deli(ery. The pregnan1y *as ull term. The baby
*as not 1ried spontaneously ater birth. The mid*ie 1leared the baby?s air*ay using
smanual su1tion and stimulate the baby by patting his eet, and then he started to 1ry. The
mid*ie said 0pgar s1ore : or 2st minute and 3 or :th minute. 0ter hours the baby
began to breath uneasily and had grunting. The baby *as reered to Moh oesin
ospital.
Physi1al eAamination re(ealed body *eight *as 9444 grams. #ody length :4 1ms, head
1ir1umerense 9! 1ms. e looked hypoa1ti(e and ta1hypnoe, repiratory rate > breaths
perminute, there *as 1hest indra*ing, grunting 1ould be heard using stethos1ope,
breathing sound *as normal, saturation ;: B using nasal oAygen. )u1king releA *as
*eak. eart rate *as 25! beats perminute. 0bdomen *as tender *ith normal bo*el
sound. There *ere me1oneum staining at umbili1al 1ord and skin.
4
-
7/24/2019 SKEN D FIX
5/70
7. "lasiikasi 7stilah
No
.7stilah Pengertian
2. Primigra(ida Canita yang hamil untuk pertama kalinya
."etuban pe1ah dini "eadaan pe1ahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu.
9.
0pgar s1ore )ebuah metode sederhana untuk se1ara 1epat menilai kondisi
kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. )1ore
0pgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir
menggunakan : kriteria sederhana dengan s1ala nilai 4, 2, dan
. "elima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk
menghasilkan angka 4 hingga 24. "ata 0pgar memiliki
jembatan keledai sebagai singkatan dari 0ppearan1e, Pulse,
/rima1e, 01ti(ity, +espiration $ *arna kulit, denyut jantung,
respon relek, tonus ototF keaktian, dan pernapasan %
!. &ull term$aterm% 'mur kehamilan minggu antara 9; G ! minggu.
:.Me1onium #ahan berlendir ber*arna hijau tua, didalam usus bayi 1ukup
bulan.
5 Ta1hypnoe Pernaasan yang sangat 1epat
;+etraksi dinding
dada
Tarikan pada otot-otot inter1ostal sebagai alat bantu
pernapasan.
> #o*el sound #unyi peristaltik pada usus untuk mendorong makanan
77. 7dentiikasi masalah
No Masalah =on1ern
2.
)eorang bayi laki-laki 1ukup bulan setelah jam bayi
dilahirkan mengalami kesulitan bernaas dan merintih.7777
. #ayi tidak menangis spontan ketika dilahirkan dan bidan
membersihkan jalan naas bayi tersebut denganmenggunakan penyedotan manual dan menstimulasi bayi
777
5
-
7/24/2019 SKEN D FIX
6/70
tersebut dengan menepuk kakinya. Lalu, bayi tersebut mulai
menangis. 0pgar s1ore pada menit pertama :, dan pada
menit kelima 3.
9.
Nyonya )iti, > tahun primigra(ida mengalami ketuban
pe1ah dini ! hari yang lalu sebelum melahirkan bayi
tersebut, 1airan ketubannya kental, berbau, dan kehijauan.
Dia juga mengalami demam sehari sebelum persalinan.
Persalinannya dibantu oleh #idan di klinik pribadi.
77
!.
Pemeriksaan &isik 8
Physi1al eAamination re(ealed body *eight *as 9444 grams.
#ody length :4 1ms, head 1ir1umerense 9! 1ms. e looked
hypoa1ti(e and ta1hypnoe, repiratory rate > breaths
perminute, there *as 1hest indra*ing, grunting 1ould be
heard using stethos1ope, breathing sound *as normal,
saturation ;: B using nasal oAygen. )u1king releA *as
*eak. eart rate *as 25! beats perminute. 0bdomen *as
tender *ith normal bo*el sound. There *ere me1oneum
staining at umbili1al 1ord and skin.
777. 0nalisis Masalah
$. Seorang bayi laki%laki "ukup bulan setela# & jam bayi dila#irkan mengalami
kesulitan berna'as dan merinti#.
a. A!a !en"e#a# $an %ekani&%e #a"i laki'laki ()k)! #)lan ke&)litan
#erna*a& $an %erinti+ !a$a ka&)& ,
#ayi grunting pada kasus ini menunjukkan bah*a bayi dalam kondisi
komplikasi akibat "PD yang tidak ditatalaksana dengan baik yaitu early
onset neonatal sepsis karena maniestasi klinis mun1ul H; jam pas1a natal
yang menunjukkan terjadi ineksi di jalan lahir atau in utero. 7neksi
6
-
7/24/2019 SKEN D FIX
7/70
intranatal pada umumnya merupakan ineksi asendens yaitu ineksi yang
berasal dari (agina dan ser(iks. "arena ketuban pe1ah dini maka kuman
dari ser(iks dan (agina menjalar ke atas menyebabkan korionitis dan
amnionitis. 0kibat korionitis, maka ineksi menjalar terus melalui
umbilikus dan akhirnya ke bayi. )elain itu korionitis menyebabkan
amnionitis dan li@uor amnion yang terineksi ini masuk ke traktus
respiratorius dan traktus digesti(us janin sehingga menyebabkan ineksi
disana. #ila 1airan amnion yang terineksi ini masuk ke paru bayi maka
besar kemungkinan bayi mengalami +espiratory distress $ Pneumonia%.
grunting merupakan maniestasi klinis +D $pneumonia%.#akteri yang masuk ke dalam al(eoli akan menyebabkan kerusakan epitel
$epithelial injury% kebo1oran 1airan protein ke dalam al(eoli dan
interstitium, menyebabkan kekurangan suraktan atau disungsi. Data dari
penelitian di Ierman $3% menunjukkan bah*a insuisiensi pernapasan pada
pneumonia kemungkinan besar disebabkan oleh penghambatan tegangan
permukaan-menurunkan siat suraktan bukan oleh deisiensi suraktan.
al ini akan menimbulkan kompensasi bayi untuk melebarkan al(eoli
dengan 1ara meutup glottis sembari ekspirasi sehingga akan timbul sebagai
grunting.
#. -enga!a ke&)litan #erna*a& $an %erinti+ #ar) $iala%i #a"i &etela+ 2
a% !a$a+al +a&il A!gar &(ore &)$a+ %e%#aik ,
al ini menunjukan bah*a penyebab bayi tidak menangis setelah
dilahirkan tidak hanya dikarenakan adanya sumbatan jalan napas. #ayi
kemudian mengalami kesulitan bernaas dan merintih karena ia
mengalami sepsis neonatorum a*itan dini. "arena ibu mengalami ketuban
pe1ah dini sehingga mikroorganisme dalam lora (agina atau bakteri
patogen lainnya se1ara asenden dapat men1apai 1airan amnion dan janin.
al ini memungkinkan terjadinya khorioamnionitis atau 1airan amnion
yang telah terineksi teraspirasi oleh janin atau neonatus, yang kemudian
berperan sebagai penyebab kelainan pernapasan. 0danya (erniA atau
mekoneum merusak peran alami bakteriostatik 1airan amnion. 0khirnya
bayi dapat terpapar lora (agina *aktu melalui jalan lahir. "olonisasi
terutama terjadi pada kulit, nasoaring, oroaring, konjungti(a, dan tali
pusat. Trauma pada permukaan ini memper1epat proses ineksi.
7
-
7/24/2019 SKEN D FIX
8/70
)epsis a*itan dini merupakan penyakit multiorgan berat yang sering
bermaniestasi sebagai gagal pernapasan, syok, meningitis $94B kasus%,
koagulasi intra(as1ular disseminate $"7D%, nekrosis tubular akut, dan
gangrene perier simetris. /ejala gagal pernapasan berupa merintih, napas
1uping hidung, retraksi, takipnu, apnu dalam ! jam pertama atau tiba-
tiba, takikardi, atau hipotensi $biasanya timbul lambat%.
(. Bagai%ana !enatalak&anaan a/al !a$a #a"i "ang ke&)litan #erna*a&
$an %erinti+ ,
#ila menemui bayi dengan keadaan seperti ini, segera lakukan8
Persiapkan Peralatan resusitasi dan penyokongnya
Tenaga medis yang terlatih
Lakukan 0#= $air*ay, breathing, 1ir1ulation%. Membersihkan
saluran napas, memastikan pernapasan yang memadai dan sirkulasi
adalah baris pertama manajemen. )eorang bayi dalam stres
pernapasan jelas perlu pada pemantauan pulse oksimeter
berkesinambungan untuk memutuskan kapan intubasi dan (entilasi
diperlukan.
indari penggunan oksigen yang tidak diperlukan. Diberikan
dengan #eadboA, sebaiknya dengan pemantauan meter &i dan
oksimeter pulse untuk menentukan jumlah oksigen diperlukan. )ot
1annulae hidung juga dapat digunakan untuk berikan
oksigen. ksigen harus diberikan dalam dosis yang tepat, dan hindari
pemakaian yang tidak diperlukan karena merupakan ra1un bagi
prematur neonatus.
Pemeliharaan suhu yang tepat sangat penting. MD dan PPN yang
diperburuk oleh hipotermia.
Manajemen =airan dan elektrolit8 Elektrolit keseimbangan, 1airan,
kalsium dan glukosa homeostasis yang semua sama
8
-
7/24/2019 SKEN D FIX
9/70
pentingnya. =airan biasanya dimulai pada 54mlFkgFday DeAtrose 24B
atau tiga empat pemeliharaan harian mana yang lebih baik.
Pemeliharaan hemoglobin yang memadai8 )etiap neonatus dengan
gangguan pernapasan harus memiliki sel dikemas (olume $Pa1ked
=ell
-
7/24/2019 SKEN D FIX
10/70
K )kor Do*n?s J>
K Episode apnu berat, gasping saat usaha napas
K p H;.: dan Pa= J::-54 mmg atau meningkat J:-24 mmgFjam
K #erat lahir H2:44 gram, umur gestasi H92 minggu $ saat di kamar
bersalin %
K =P0P gagal 8 Pa H54 mmg, &74.5, =P0P5 1m
K p H;.4 setelah terapi $asidosis metabolikFrespiratorik%
K )yok $PEEP o -9 1m %>
0PAP gagal %aka +ar)& &egera $i#erikan #ant)an na!a& $engan
entilator %ekanik
K 2. +etraksi sedang sampai berat
K . Laju pernapasan J ;4 Fmenit
K 9. )ianosis dengan &i J 4.!
K !. )erangan apnu berulang
K :. )yok atau an1aman syok
K 5. Pa H :4 mm g dengan &i J 2.4
K ;. Pa= J 54
K >. P H ;.: 2!
Setela+ &ta#ili&a&i, obati penyebab distres pernaasan. 'ntuk in(estigasi
lebih lanjut dapat melalui -+ay, 0nalisis gas darah, itung darah
lengkap $1uriga anemia, poly1itemia, sepsis%, glu1osa 1he1k
$hypogly1emia%, kultur darah $sepsis, pneumonia%, dll.
0pabila sudah dilakukan, kita harus menentukan penyebab distres
pernaasan sangat penting karena akan mempengaruhi tatalaksana dari
penyebab distres pernaasan. penyebab umum gangguan pernapasan
pada neonatus antara lain8
yaline Membrane Disease $MD%
Me1onium 0spiration )yndrome $M0)%
Transient Ta1hypnoea o the Ne*born $TTN#%
=ongenital or a1@uired pneumonia Persistent Pulmonary ypertension o the Ne*born $PPN%
10
-
7/24/2019 SKEN D FIX
11/70
0ir leaks
=ongenital anomalies o upper air*ay $1hoanal atresia%, gut
$tra1heoesophageal istula, 1ongenital diaphragmati1 hernia% or lungs
$lobar emphysema, 1ongenital 1ysti1 adenomatoid malormation,
1ysts%
=ardia1 sho1k or =ongenital eart Disease $=D%.
aematologi1al 1auses $se(ere anaemia, poly1ythaemia%
Neurologi1al 1auses leading to hyper(entilation like seiures
Metaboli1 1auses- 7nborn Errors o Metabolism $7EM%
&. Bayi tidak menangis spontan ketika dila#irkan dan bidan membersi#kan jalan
na'as bayi tersebut dengan menggunakan penyedotan manual dan menstimulasi
bayi tersebut dengan menepuk kakinya. (alu, bayi tersebut mulai menangis.
Apgar s"ore pada menit pertama ), dan pada menit kelima *.
a. A!a !en"e#a# $an %ekani&%e #a"i ti$ak %enangi& &!ontan ketika
$ila+irkan ,
#ayi tidak menangis spontan setelah dilahirkan karena adanya aspirasi
air ketuban yang telah terineksi dan adanya gagal napas akibat sepsis
neonatorum a*itan dini.
#. Bagai%ana (ara %elak)kan !en"e$otan %an)al !a$a ka&)& ini ,
)alah satu 1ara penghisapan manual adalah dengan menggunakan bola
karet penghisapFDelee su1tion. Delee su1tion atau bola karet
penghisap lendir adalah alat yang digunakan untuk membersihkan
hidung dan mulut bayi baru lahir dari lendir. +esusitasi merupakan
usaha membantu bayi agar bisa bernaas atau menangis spontan dan
denyut jantung menjadi teratur. Calaupun hanya beberapa menit tidak
bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat
atau meninggal. Dalam pembebasan jalan naas bayi perlu
penghisapan lendir di dalam hidung dan mulut.
Delee su1tion atau bola karet penghisap lendir ini termasuk ke dalam
alat yang penting dan *ajib dimiliki oleh penolong persalinan seperti
bidan karena ungsinya yang amat penting yaitu untuk mengeluarkan
lendir dari mulut dan hidung bayi baru lahir sehingga bayi dapat
menangis dengan normal.
11
-
7/24/2019 SKEN D FIX
12/70
Delee )u1tion terbuat dari karet dengan bentuk seperti balon. =ara
menggunakannya dengan menekan atau memijat bagian yang
menggelembung seperti balon, setelah itu tahan tekanan tersebut
jangan dilepaskan, masukanlah Delee )u1tion tersebut ke dalam mulut
bayi terlebih dahulu. )etelah delee masuk ke dalam mulut bayi
lepaskan tekanan atau pijatan anda pada Delee )u1tion tersebut agar
terjadi tekanan udara sehingga lendir dalam mulut dapat tersedot ke
dalam Delee )u1tion. )etelah lendir pada mulut bayi bersih maka,
giliran bagian hidung yang dibersihkan dengan 1ara yang sama.
Memasukkan delee tidak boleh terlalu dalam karena itu dapat
menyebabkan naas bayi menjadi sesak. Tahapan lengkapnya sebagai
berikut8
7sap lendir di dalam mulut, kemudian isap lendir di dalam hidung
isap lendir sambil menarik keluar delee $bukan pada saat
memasukkan%
#ila menggunakan penghisap delee, jangan memasukkan ujung
penghisap terlalu dalam $lebih dari : 1m ke dalam mulut atau lebih
dari 9 1m ke dalam hidung% karena dapat menyebabkan denyut
jantung bayi melambat atau karena dapat menyebabkan denyutjantung bayi melambat atau henti napas bayi.
Delee dapat dipakai ulang dengan proses sterilisasi atau Desineksi
Tingkat Tinggi $DTT% terlebih dahulu yaitu setelah menggunakan
delee petugas medis diharapkan segera merendam alat tersebut di
dalam larutan klorin 4,:B selama 24 menit. Pada penatalaksanaannya
apabila bayi masih tidak bisa menangis setelah menggunakan delee,
maka dilanjutkan dengan tindakan resusitasi lanjutan menggunakan
sungkup, tabung oksigen dan pijat resusitasi. #ayi harus menangis
kurang dari 9 menit untuk men1egah kerusakan otak yang
mengakibatkan ke1a1atan permanen bahkan kematian. Pada saat
resusitasi dibutuhkan tindakan 1epat dan tepat dari petugas kesehatan.
Periksa selalu kelengkapan alat serta kondisinya, apakah masih layak
pakai atau tidak. =ek oksigen di dalam tabung jangan sampai kosong.
#erikan selalu inorm 1onsent dan inorm 1hoise pada orangtua atau
keluarga bayi saat melakukan tindakan resusitasi untuk men1egah
kesalahpahaman komunikasi antara petugas kesehatan dan keluarga.
12
-
7/24/2019 SKEN D FIX
13/70
(. A!a in$ika&i $ilak)kan !en"e$otan %an)al $an a!aka+ tin$akan
"ang $ilak)kan !a$a ka&)& ini #enar ,
7ndikasi penyedotan manual adalah bayi yang baru lahir tidak langsung
menangis dengan mekoniumnya kental dan terjadi ga*at janin. Padakasus ini tindakan yang dilakukan sudah benar.
$. Bagai%ana !enilaian $an inter!reta&i $ari A!gar S(ore !a$a
ka&)& ,
Pada menit pertama 0P/0+ )1ore dari bayi yang dilahirkan Ny. )iti
adalah : makanbayi tersebut mengalami respiratory distress. Nilai
diba*ah ; menunjukkan keadaan respiratory distress, sedangkan nilai
;-24 menunjukkan keadaan normal.
+. yonya Siti, &- ta#un primigravida mengalami ketuban pe"a# dini #ari yang
lalu sebelum mela#irkan bayi tersebut, "airan ketubannya kental, berbau, dan
ke#ijauan. ia juga mengalami demam se#ari sebelum persalinan.
Persalinannya dibantu ole# Bidan di klinik pribadi.
a. Bagai%ana +)#)ngan )&ia $an ri/a"at !arita& ter+a$a! ka&)& ,
Tidak ada hubungan usia ibu dan ri*ayat paritas terhadap kasus ini.
#. Bagai%ana !en"e#a# $an %ekani&%e KPD !a$a ka&)& Penyebab
ketuban pe1ah dini masih belum diketahui dengan pasti kemungkinan
yang menjadi aktor predisposisi adalah8
13
-
7/24/2019 SKEN D FIX
14/70
a. )er(iks inkompeten $ leher rahim yang lemah %b. Melemahnya selaput ketuban1. Melemahnya kekuatan regang selaput ketuband. 0ir ketuban yang banyak $polihidraamnion%e. 7neksi 8 saluran ken1ing dan (agina
&aktor lain yang mempengaruhi terjadinya ketuban pe1ah dini 8
a. &aktor golongan darahb. Deisiensi gii dari tembaga atau asam askorbat $(itamin 1%
-ekani&%e
)ebenarnya etiologi "etuban Pe1ah dini masih belum dapat diketahui
dengan pasti apalagi pada kasus ini belum bisa ditegakkan etiologinya
karena belum ada ri*ayat Ny.)iti se1ara lengkap. Tetapi ada
kemungkinan ke1il "PD pada kasus ini disebabkan oleh ineksi
sebelumnya. "olagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
ibroblas, jaringan retikuler korion dan trooblas. )intesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem akti(itas dan inhibisi
interleukin-2 $7L-2% dan prostaglandin. Iika ada ineksi dan inlamasi,
terjadi peningkatan akti(itas 7L-2 dan prostaglandin, menghasilkan
kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada
selaput korionFamnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan
mudah pe1ah spontan.Mekanisme terjadinya ketuban pe1ah dini dapat berlangsung sebagai
berikut 8 selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat dari kurangnya
jaringan ikat dan (askularisasi sehingga bila terjadi pembukaan
ser(iks maka selaput ketuban akan sangat lemah dan mudah untuk
pe1ah.
(. A!a &aa $a%!ak $ari ket)#an !e(a+ $ini 4i#) $an anin5 ,
Dampak "PD terhadap bayi dan ibu 8a. 7neksi
+isiko ibu dan anak meningkat pada "PD.Pada ibu terjadi
korioamnionitis.Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia,
om'alitis.'mumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terineksi.b. ipoksia dan 0siksia
Dengan pe1ahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali
pusat hingga terjadi asiksia atau hipoksia.Terdapat hubungan antara
terjadinya ga*at janin dan derajat oligohidramnion.)emakin sedikit
air ketuban, janin semakin ga*at.
14
-
7/24/2019 SKEN D FIX
15/70
1. )indrom Deormitas Ianin"PD yang terjadi terlalu dini dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan
janin, serta hypoplasia pulmonar.
d. Persalinan premature)etelah ketuban pe1ah biasanya disusul dengan persalinan.
$. Bagai%ana (airan ket)#an nor%al ,
Pada usia kehamilan 1ukup bulan, (olume 2444-2:44 11.
"eadaan jernih agak keruh
)teril
#au khas, agak manis dan amis
Terdiri dari 3>-33B air, 2-B garam-garam anorganik dan
bahan organik $protein terutama albumin%, runtuhan rambut
lanugo, (erniA 1aseosa, dan sel-sel epitel.
)irkulasi sekitar :44 11Fjam
e. A!a inter!reta&i $ari (airan ket)#an kental6 #er#a) $an
ke+ia)an ,
Menandakan terjadinya proses ineksi, yaitu 1horioamnionitis.
Tanda-tanda korioamnionitis adalah8
Maternal e(er $intrapartum temperature J244.!O& or J9;.>O=%8/ejala klinis tersering
)ignii1ant maternal ta1hy1ardia $J24 beatsFmin%
&etal ta1hy1ardia $J254-2>4 beatsFmin%
Purulent or oul-smelling amnioti1 luid or (aginal dis1harge
'terine tenderness
Maternal leuko1ytosis $total blood leuko1yte 1ount J2:,444-
2>,444 1ellsFL%
)alah satu tanda dari korioamnionitis adalah 1airan ketuban yang
berbau busuk, dan ber*arna purulent.
*. A!a %akna klini& %engala%i $e%a% &e#el)% !er&alinan ,
Demam yang terjadi menunjukkan bah*a telah tejadi ineksi. Dimana
pada ibu yang terjadi korioamnionitis tanda-tanda klinis yang khas dan
gejala korioamnionitis 7bu demam $suhu intrapartum J 9;,> O =%.
+esiko ineksi ibu dan anak meningkat pada "etuban Pe1ah Dini.
Demam intrapartum ini merupakan aktor risiko sepsis neonatorum.
15
-
7/24/2019 SKEN D FIX
16/70
g. A!a in$ika&i !er&alinan "ang #ole+ $ilak)kan ole+ Bi$an $i klinik
!ri#a$i $an in$ika&i r))k ,
#idan harus merujuk ke rumah sakit dengan sktor risiko8- persalinan lama
- prolaps tali pusat- kala 77 lama- perdarahan yang tidak berhenti- bayi perlu resusitasi dan butuh pera*atan lebih lanjut- lilitan tali pusat- distosia bahu
+. A!a &aa *aktor re&iko "ang $a!at %en"e#a#kan KPD &e(ara
)%)% ,
a. 'sia
"arakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap
kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi persalinan
$Iulianti, 442%. 'sia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu
adalah antara umur 4-9: tahun. Di ba*ah atau di atas usia
tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan
$Depkes, 449%. 'sia seseorang sedemikian besarnya akan
mempengaruhi sistem reproduksi, karena organ-organ reproduksinya
sudah mulai berkurang kemampuannya dan keelastisannya dalam
menerima kehamilan.b. )osial ekonomi $Pendapatan%
Pendapatan merupakan aktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya
berupa uang yang mempengaruhi seseorang dalam memenuhi
kehidupan hidupnya. Pendapatan yang meningkat tidak merupakan
kondisi yang menunjang bagi terlaksananya status kesehatan
seseorang. +endahnya pendapatan merupakan rintangan yang
menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi asilitas kesehatan
sesuai kebutuhan $#P), 44:%.1. Paritas
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak
pertama sampai dengan anak terakhir. 0dapun pembagian paritas
yaitu primipara, multipara, dan grande multipara. Primipara adalah
seorang *anita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin
man1apai usia kehamilan > minggu atau lebih. Multipara
16
-
7/24/2019 SKEN D FIX
17/70
adalah seorang *anita yang telah mengalami kehamilan
dengan usia kehamilan minimal > minggu dan telah
melahirkanbuah kehamilanya kali atau lebih. )edangkan grande
multipara adalah seorang *anita yang telah mengalami hamil
dengan usia kehamilan minimal > minggu dan telah melahirkan
buah kehamilannya lebih dari : kali $Cikjosastro, 44;%. Canita
yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami "PD
pada kehamilan sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau
dekat diyakini lebih beresiko akan mengalami "PD pada
kehamilan berikutnya $elen, 44>%.d. 0nemia0nemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan at besi.
Iika persediaan at besi minimal, maka setiap kehamilan akan
mengurangi persediaan at besi tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia. Pada kehamilan relati terjadi anemia karena
darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau pengen1eran dengan
peningkatan (olume 94B sampai !4B yang pun1aknya pada
kehamilan 9 sampai 9! minggu. Pada ibu hamil yang mengalami
anemia biasanya ditemukan 1iri-1iri lemas, pu1at, 1epat lelah,
mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan minimal
dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama dan
trimester ke tiga.Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, 1a1at ba*aan dan
mudah ineksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan
abortus, persalinan prematuritas, an1aman dekompensasikordis
dan ketuban pe1ah dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri $Manuaba, 443%. Menurut Depkes +7 $44:%, bah*a
anemia berdasarkan hasil pemeriksaan dapat digolongkan menjadi
$2% # J22 gr B, tidak anemia, $% 3-24 gr B anemia sedang, $9%
H > gr Banemia berat.
e. Perilaku Merokok
"ebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitastinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. +okok
17
-
7/24/2019 SKEN D FIX
18/70
mengandung lebih dari .:44 at kimia yang teridentiikasi termasuk
karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain.
Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan-
gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pe1ah dini, dan resiko
lahir mati yang lebih tinggi $)in1lair, 449%.
. +i*ayat "PD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
"PD dapat berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi
kehamilan. +i*ayat "PD sebelumnya beresiko -! kali mengalami
ketuban pe1ah dini kembali. Patogenesis terjadinya "PD se1ara
singkat ialah akibat penurunan kandungan kolagen dalam membran
sehingga memi1u terjadinya ketuban pe1ah dini dan ketuban pe1ah
preterm. Canita yang pernah mengalami "PD pada kehamilan atau
menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih
beresiko dari pada *anita yang tidak pernah mengalami "PD
sebelumnya karena komposisi membran yang menjadi rapuh dan
kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan
berikutnya $elen, 44>%.
g. )er(iks yang inkompetensik/nkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada
otot-otot leher atau leher rahim $ser(iks% yang terlalu lunak dan
lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena
tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
/nkompetensia serviks adalahserviks dengan suatu kelainan anatomi
yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri
atau merupakan suatu kelainan kongenital pada ser(iks yang
memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri
dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau a*al
trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput
janin serta keluarnya hasil konsepsi $Manuaba, 443%.h. Tekanan intra uterm yang meninggi atau meningkat se1ara
berlebihanTekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat se1ara
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pe1ah dini,
misalnya 8
18
-
7/24/2019 SKEN D FIX
19/70
2% TraumaQ berupa hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, amniosintesis% 0emelli 1 "ehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin
atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang
berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim
se1ara berlebihan. al ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim
yang lebih besar dan kantung $selaput ketuban % relat i(e ke1il
sedangkan dibagian ba*ah tidak ada yang menahan sehingga
mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pe1ah
$)aiudin.44%
i. Bagai%ana +)#)ngan KPD +ari "ang lal) $engan $e%a% "ang
$iala%i &e+ari &e#el)% !er&alinan ,
Pe1ahnya ketuban ! hari sebelum persalinan bertindak sebagai tempat
masuknya $port de entry% mikroba-mikroba yang naik dari alat genital
luar seperti (agina dan (ul(a $as1ending ine1tion%. Mikroba yang naik
dapat langsung kontak dengan janin, 1airan amnion, dan plasenta dan
mengineksi janin dan ibu. Pada ibu, ineksi ini bermaniestasi sebagai
demam yang terjadi sehari sebelum persalinan atau 9 hari setelah
ketuban pe1ah. Pada janin, hal ini harus menjadi perhatian besarbah*a kemungkinan besar janin sudah terineksi dan terjadi sepsis.
. Bagai%ana %en$iagno&i& in*ek&i !a$a neonat)& ,
0namnesis R Pem.&isik R Pem.Penunjang&aktor resiko 8-Persalinan $partus% lama atau terlantar-Persalinan dengan tindakan operasi (aginal-7neksiFebris pd ibu-0ir ketuban bau, *arna hijau-"PD, lebih dr ! jam-Prematuritas S ##L+-/a*at janin atau depresi neonatusTanda S gejala 8-#ayi tidak mauFtidak bisa menetek-#ayi tampak sakit, tdk akti, S sangat lemah-hipotermiaFhipertermia, tetapi dpt normal-#ayi gelisahS menangis-#ayi kesulitan napas-Dapat disertai kejang, pu1at, atau ikterus
k. A!a &aa *aktor re&iko in*ek&i !a$a neonat)& ,&aktor resiko ibu8
19
-
7/24/2019 SKEN D FIX
20/70
"etuban pe1ah dini dan ketuban pe1ah lebih dari 2> jam. #ila ketuban
pe1ah lebih dari ! jam, kejadian sepsis pada bayi meningkat sekitar
2B dan bila disertai korioamnionitis, kejadian sepsis akan meningkat
menjadi ! kalinya.
7neksi dan demam $lebih dari 9>O=% pada masa peripartum akibat
korioamnionitis, ineksi saluran kemih, kolonisasi (agina oleh
)treptokokus grup # $)/#%, kolonisasi perineal oleh E. 1oli, dan
komplikasi obstetrik lainnya.
=airan ketuban hijau keruh dan berbau.
"ehamilan multipel.
Persalinan dan kehamilan kurang bulan.
&aktor sosial ekonomi dan gii ibu.
+uptur selaput ketuban yang lama Persalinan prematur
0mnionitis klinis
Demam maternal
Manipulasi berlebihan selama proses persalinan
Persalinan yang lama
&aktor risiko pada bayi82. Prematuritas dan berat lahir rendah. 0siksia neonatorum
9. +esusitasi pada saat kelahiran, misalnya pada bayi yang mengalamietal distress dan trauma pada proses persalinan.
!. Prosedur in(asi seperti intubasi endotrakeal, pemakaian (entilator,
kateter, inus, pembedahan, akses (ena sentral, kateter intratorakal.:. #ayi dengan galaktosemia $predisposisi untuk sepsis oleh E. 1oli%,
deek imun, atau asplenia.
&aktor risiko lain8#eberapa kepustakaan menyebutkan bah*a sepsis neonatorum lebih
sering terjadi pada bayi laki-laki daripada perempuan, pada bayi kulit
hitam daripada kulit putih, pada bayi dengan status ekonomi rendah,
dan sering terjadi akibat prosedur 1u1i tangan yang tidak benar pada
tenaga kesehatan maupun anggota keluarga pasien, serta buruknya
kebersihan di ruang pera*atan bayi. &aktor-aktor di atas sering
dijumpai dalam praktek sehari-hari dan masih menjadi masalah
sampai saat ini. al ini merupakan salah satu penyebab tidak adanya
perubahan pada angka kejadian sepsis neonatal dalam dekade terakhirini. &aktor-aktor risiko ini *alaupun tidak selalu berakhir dengan
20
-
7/24/2019 SKEN D FIX
21/70
ineksi, harus tetap mendapatkan perhatian khusus terutama bila
disertai gambaran klinis.
l. Bagai%ana !en(ega+an in*ek&i !a$a neonat)& ,
'ntuk men1egah sepsis neonatorum seperti pada kasus, harus di1egah
ketuban pe1ah dininya terlebih dahulu dengan mengonsumsi asam
askorbik yang 1ukup karena asam askorbik sebagai komponen kolagen
pada selaput ketuban. )elain itu jangan merokok karena merokok
dapat mengakibatkan kekurangan tembaga dan asam askorbik.Pen1egahan sepsis neonatorum nosokomial antara lain dilakukan
dengan memperhatikan pemakaian jarum atau alat tajam lainnya sekali
pakai. Pemakaian proteksi di setiap tindakan, termasuk sarung tangan,
masker, baju, ka1amata debu. Tangan dan kulit yang terkena darah atau
1airan tubuh lainnya segera di1u1i.
. P#ysi"al e2amination revealed body weig#t was +333 grams. Body lengt# )3 "ms,
#ead "ir"um'erense + "ms. 4e looked #ypoa"tive and ta"#ypnoe, repiratory rate
-& breat#s perminute, t#ere was "#est indrawing, grunting "ould be #eard using
stet#os"ope, breat#ing sound was normal, saturation 5) 6 using nasal o2ygen.
Su"king re'le2 was weak. 4eart rate was $7 beats perminute. Abdomen wastender wit# normal bowel sound. !#ere were me"oneum staining at umbili"al
"ord and skin.
a. Bagai%ana inter!reta&i $an %ekani&%e a#nor%al !a$a ka&)& ,
' BB6 PB6 LK
## 8 9444kg $Normal%P# 8 :41m $Normal%L" 8 9!1m $normal%' Hi!oakti*6 RR6 (+e&t in$ra/ing6 gr)nting6 &at)ra&i ok&igen6
HR
Data Pa$a
Ka&)&
Inter!reta&i Nilai
Nor%al
-ekani&%e A#nor%al
+espiratoryrate >AFminute
0bnormal,Ta1hypneu
!4-54AFminute
Diluted me1oneum yang tersisa di bron1hiand al(eoli $parenkim distal% paru stimulasi respon inlamasi dan inhibisisuraktan bayi pelepasan berbagaisitokin proinlamasi dan mediator (asoakti,inhibisi suraktan menyebabkan komplians
paru buruk bron1hokontriksi, kondisi
atelektasis pada al(eoli, hipo(entilasi
respiratory distress proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida terganggu dan
0da 1hestindra*ing
0bnormal )eharusnyatidak ada
21
-
7/24/2019 SKEN D FIX
22/70
-
7/24/2019 SKEN D FIX
23/70
mekoneum pada paru-paru bayi.
' Re*lek& %engi&a! le%a+6 a#$o%en le%a& $engan &)ara )&)&
No sucking reflex Terjadi /angguan pernaasan hipoksiajaringan terjadi metabolisme anaerob asidosis terjadi
penurunan stimulasi dari otak untuk merangsang stimulasi yangdiberikanno su"king re'le2.
' Ber(ak7no$a %ekoni)% !a$a tali !)&at $an k)lit
7nterpretasi 8 abnormalMekanisme 8 "etuban pe1ah dini 1airan ketuban berkurang danas1ending ine1tionhipoksia dan stress janinekskresi mekonium
oleh etus intrauterinmekonium pada 1airan ketuban
#. Bagai%ana %en$iagno&i& re&!irator" $i&tre&& %engg)nakan
Do/ne S(ore ,
)1ore H! 8 tidak ada distres pernaasan
)1ore !-; 8 distres pernaasan
)1ore J; 8 akan mengalami gagal naas $analisis gas darah
dilakukan%
7
-
7/24/2019 SKEN D FIX
24/70
Seorang ibu, &- ta#un, primigravida dengan riwayat KP mela#irkan bayi laki%laki
"ukup bulan yang mengalami bronkopneumonia dan suspe" sepsis neonatorum.
1. Bagai%ana (ara %enegakan $iagno&i& !a$a ka&)& ,
2. 0pakah neonatus perlu diresusitasi dengan menilai 9 hal yaitu usia gestasi
$preterm,aterm,posterm%, bernapas dan menangis, dan tonus otot.
Pada kasus naonatus aterm, tidak langsung menangis, dan hipoakti
. 0dakah asiksia neonatorum dengan memeriksa apakah neonatus memiliki
skor 0P/0+ H 9 pada : menit atau p tali pusat H ; atau kelainan neurologis dan
multiorgan.Pada kasus 0P/0+ skor pada menit : bernilai 3, ph tali pusat tidak diukur,
releks mengisap lemahtidak asiksia
9. 0dakah respiratory distress menggunkan skor Do*ne
!. "e1urigaan adanya sepsis neonatorum dengan memeriksa 0danya aktor resiko ri*ayat "PD lebih dari 2> jam, demam pada ibu, ketuban
hijau, kental, dan berbau busuk, dan persalinan yang ditolong bidan yang
belum tentu terlatih baik.
Menentukan apakah early onset H; jam atau late onset J; jam. Pada kasus
early onset yaitu jam menunjukkan kesulitan bernapas. al ini menunjukkan
kemungkinan ineksi intrauterin atau intrapartum.
Menentukan adanya aspirasi mekonium atau tidak dengan menilai 1airan
ketuban adakah ber1ak mekonium, diameter snteroposterior untuk menilai
respiratory dstress, hipertensi pulmoner persisten, analisis gas darah, dan darah
perier lengkap . bila perlu oto thoraks
Tanda dan gejala sepsis, pada early mungkin tidak spesiik dan ringan seperti 8
+espirator distress0pnea)uhu tubuh tidak stabilPenurunan akti(itas7ritabilitas)ulit menyusuDistensi abdomenipotensi, syok, purpura, kejang $late sign%
24
-
7/24/2019 SKEN D FIX
25/70
Pada kasus terdapat respiratory distress dan penurunan akti(itas
Pemeriksaan penunjang seperti kultur darah, =)&, atau urin, pemeriksaan =+P,
mi1ro-E)+, dan hitung leukosit, hitung trombosit, oto thoraks,:. Pada kasus kemungkinan besar terjadi sepsis neonatorum berdasarkan
tanda dan gejala. Terapi antibiotik a*al harus segera dimulai untuk men1egah
morbiditas dan mortalitas.
2. A!a &aa !e%erik&aan !en)nang "ang $i!erl)kan !a$a ka&)& ,
Pe%erik&aan la#oratori)%
ematologi
Darah rutin, termasuk kadar hemoglobin b, hematokrit t, leukosit dan
hitung jenis, trombosit. Pada umumnya terdapat neutropeni PMN 2:44FUl,
rasio neutroil imatur 8 total J4,. 0danya reaktan ase akut yaitu =+P
$konsentrasi tertinggi dilaporkan pada ineksi bakteri, kenaikan sedang
didapatkan pada kondisi ineksi kronik%, LED, /=)& $granulo1yte
1olonystimulating a1tor%, sitokin 7L-2V, 7L-5 dan TN& $tumour ne1rosis
a1tor%.
#iakan darah atau 1airan tubuh lainnya $1airan serebrospinalis% serta uji
resistensi, pelaksanaan pungsi lumbal masih kontro(ersi, dianjurkan
dilakukan pada bayi yang menderita kejang, kesadaran menurun, klinis sakit
tampak makin berat dan kultur darah positip.
#ila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin.
Pemeriksaan apusan /ram dari bahan darah maupun 1airan li@uor, serta urin.
Lain-lain misalnya bilirubin, gula darah, dan elektrolit $natrium, kalium%.
25
-
7/24/2019 SKEN D FIX
26/70
Pe%erik&aan Ra$iologi
Pemeriksaan radiologi yang diperlukan ialah oto dada, abdomen atas
indikasi, dan ginjal. Pemeriksaan ')/ ginjal, skaning ginjal, sistouretrograi
dilakukan atas indikasi.
Pe%erik&aan Pen)nang Lain
Pemeriksaan plasenta dan selaput janin dapat menunjukkan adanya
korioamnionitis, yang merupakan potensi terjadinya ineksi pada neonatus.
3. A!a &aa $iagno&i& #an$ing !a$a ka&)& ,
. A!a $iagno&i& !a$a ka&)& ,
26
Gejala/tanda
Bronkopneumonia
SepsisNeonatorum
N !spirasimekonium
"#$
%siake&amilan
!term/preterm !term/preterm
!term/preterm
"reterm
'nsettim(uln)a*ejala
Be(erapa saatsetela& la&ir
Be(erapasaat setela&la&ir
Be(erapasaat setela&la&ir
Se*era+primar)distress,
Gruntin* - - - -
Sianosis -/. -/. +jaran*, -- --"er(aikanden*an
'2
#em(aik #em(aikden*an
oksi*enminimal
Sementara Sementara
Sukin*ree
. - . -
etraksidd* dada
- -/. +jaran*, - -
Gejalak&as lain
!dan)a ronkidan leukositosis
"en)em(u&an )an*mendadak
!dan)aairanamnion )an*(erarna
ke&ijauanpada saatkela&iran
etraksidindin* dada
Gam(aranont*en
erdapatinltrat dankonsolidasi paru
star (urstBan)akorakanaskuler di(a*ianten*a&
erdapat(erakinltrat )an*kasar atau(erka(ut
Gam(aranretikuloendotelial dan(erka(ut*round *lass
-
7/24/2019 SKEN D FIX
27/70
#ayi laki-laki baru lahir, aterm, mengalami respiratory disstress et 1ausa
bronkopneumonia dan suspe1 sepsis neonatorum.
8. A!a $e*ini&i $iagno&i& !a$a ka&)& ,
)epsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik, disertai bakteremia yang
terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama kehidupan.#ronkopneumonia adalah ineksi pada parenkim paru yang terlokalisir yang
biasanya ,mengenai al(eolus disekitarnya.
. Bagai%ana e!i$e%iologi $ari $iagno&i& !a$a ka&)& ,
Penelitian Nugrahani, dkk tahun 44: di +) Dr. )ardjito Yogyakarta menyebutkan
bah*a berdasarkan umur, proporsi bayi dengan sepsis yang berumur 4-; hari
adalah ;;,B sedangkan yang berumur J ; hari adalah ,>B. #erdasarkan jenis
kelamin, proporsi bayi laki-laki dengan sepsis adalah 52,!B sedangkan bayi
perempuan adalah 9>,5B. 2: Menurut Iumah, dkk tahun 44; di 7ra@ terdapat
bayi yang berumur H ; hari $5,3B% meninggal akibat sepsis, dan terdapat 92 bayi
yang berumur ;-> hari $95,:B% meninggal akibat sepsis. )epsis lebih sering
terjadi pada bayi berkulit hitam daripada bayi berkulit putih, namun hal ini dapat
dijelaskan berdasarkan tingginya insiden prematur, pe1ah ketuban, ibu demam,
dan berat lahir rendah.2> Perbedaan kejadian sepsis neonatorum pada suku bangsa
lebih dikaitkan dengan kebiasaan dan pola makan yang telah dianut oleh ibu daribayi tersebut. al ini sangat berpengaruh pada kondisi gii ibu yang kemudian
berdampak pada keadaan bayi. Menurut Thirumoorthi dalam simposium
penanggulangan ineksi pada kehamilan menyebutkan bah*a dari semua
penderita sepsis a*itan dini, sebanyak :!B terjadi pada bayi berkulit hitam dan
dari semua penderita sepsis a*itan lambat, sebanyak 5:B juga terjadi pada bayi
berkulit hitam.7nsiden sepsis neonatorum di negara berkembang sangat ber(ariasi menurut *aktu
dan lokasi. 7nsiden yang ber(ariasi di berbagai rumah sakit tersebut dihubungkan
dengan angka prematuritas, pera*atan perinatal, persalinan, dan
kondisilingkungan *aktu pera*atan.5 Penelitian +asul tahun 44; di
#anglasdesh menyebutkan bah*a insiden ineksi perinatal yang tinggi yaitu :4-
54B selama dua puluh tahun yang lalu mengalami penurunan menjadi 4-94B di
negara-negara berkembang.
9. A!a etiologi $ari $iagno&i& !a$a ka&)&,
Etiologi respiratory distress8
27
-
7/24/2019 SKEN D FIX
28/70
Transient ta1hpnea o the ne*born
yaline membrane disease.
Me1onium aspiration syndrome $M0)%
0ir leak syndrome
Pne)%onia.
=ongenital heart disease.
:. A!a &aa *aktor re&iko $ari $iagno&i& !a$a ka&)& ,
Se!&i& Neonator)%
&aktor risiko ibu8"etuban pe1ah dini dan ketuban pe1ah lebih dari 2> jam. #ila ketuban pe1ah lebih
dari ! jam, kejadian sepsis pada bayi meningkat sekitar 2B dan bila disertai
korioamnionitis, kejadian sepsis akan meningkat menjadi ! kalinya.
7neksi dan demam $lebih dari 9>O=% pada masa peripartum akibat
korioamnionitis, ineksi saluran kemih, kolonisasi (agina oleh )treptokokus grup
# $)/#%, kolonisasi perineal oleh E. 1oli, dan komplikasi obstetrik lainnya.
=airan ketuban hijau keruh dan berbau.
"ehamilan multipel.
Persalinan dan kehamilan kurang bulan.
&aktor sosial ekonomi dan gii ibu.
+uptur selaput ketuban yang lama
Persalinan prematur
0mnionitis klinis
Demam maternal Manipulasi berlebihan selama proses persalinan
Persalinan yang lama
&aktor risiko pada bayi85. Prematuritas dan berat lahir rendah;. 0siksia neonatorum>. +esusitasi pada saat kelahiran, misalnya pada bayi yang mengalami etal
distress dan trauma pada proses persalinan.3. Prosedur in(asi seperti intubasi endotrakeal, pemakaian (entilator, kateter,
inus, pembedahan, akses (ena sentral, kateter intratorakal.24. #ayi dengan galaktosemia $predisposisi untuk sepsis oleh E. 1oli%, deek imun,
atau asplenia.
&aktor risiko lain8#eberapa kepustakaan menyebutkan bah*a sepsis neonatorum lebih sering terjadi
pada bayi laki-laki daripada perempuan, pada bayi kulit hitam daripada kulit
putih, pada bayi dengan status ekonomi rendah, dan sering terjadi akibat prosedur
1u1i tangan yang tidak benar pada tenaga kesehatan maupun anggota keluarga
pasien, serta buruknya kebersihan di ruang pera*atan bayi. &aktor-aktor di atas
sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan masih menjadi masalah sampai saat
28
-
7/24/2019 SKEN D FIX
29/70
ini. al ini merupakan salah satu penyebab tidak adanya perubahan pada angka
kejadian sepsis neonatal dalam dekade terakhir ini. &aktor-aktor risiko ini
*alaupun tidak selalu berakhir dengan ineksi, harus tetap mendapatkan perhatian
khusus terutama bila disertai gambaran klinis.
Faktor ri&iko $i&tre&& !erna!a&an ;
&aktor risiko respiratory distress8
7bu yang menggunakan obat yang jika berhenti dapat menyebabkan etal
distress.
DM pada ibu.
In*ek&i !a$a i#) ata) $)ra&i !e(a+ ket)#an "ang %e%anang "ang $a!at
%en"e#a#kan &e!&i& ata)!)n !ne)%onia.
Perdarahan pada saat persalinan. Persalinan premature.
Penggunaan anestesi.
ydrops etalis.
=airan amnion yang ber1ampur mekonium.
-
7/24/2019 SKEN D FIX
30/70
inlamasi lainnya. )alah satu sitokin yang dilepaskan adalah TN& alpha yang
dapat meningkatkan set point pada termostat hipothalamus, dan menyebabkan
maternal pyreAia. )elain itu MMP-3 matriA metalloproteinase yang meme1ah
matriks kolagenase di tempat ineksi dapat menyebabkan degradasi matriks
protein dan berkontribuksi terhdap 1airan amnion yang kental, berbau, dan
purulent ditambah dengan hasil eksresi metabolisme bakteri.=airan amnion yang terineksi dan ditambah ri*ayat P+M yang sudah
terjadi beberapa hari sebelumnya menyebakan etal distress terhadap janin yang
dikandung Ny. )iti, karena terlalu sedikit dan kentalnya 1airan yang tersisa di
dalam selaput ketuban, bayi menjadi terhimpit dan bukan tidak mungkin talipusat
dapat terjepit---sedikit--- selama periode latent. Menyebabkan hipoksia kronis.
"ondisi etal distress dan hipoksia kronis yang terjadi pada janin dapat
menstimulasi passage mekoneum keluar, kondisi etal distress dan hipoksia kronis
ini juga menstimulasi janin untuk melakukan gasping $disebut 'etal gasping%.
"esemua mekanisme tersebut eekti untuk terjadinya aspirasi 1airan ketuban
yang ter1ampur mekoneum pada janin intrauterine. 'saha bernaas bayi yang
isiologis se*aktu dilakirkan menyebabkan 1airan yang teraspirasi makin masuk
kedalam dan dapat menyebabkan partial atau 1omplete obstru1tion $ball-(al(e
obstru1tion%. "ondisi ini menyebabkan udara tak dapat masuk ke paru-paru bayi,bayipun tak menangis se*aktu dilahirkan.
#idan dalam hal ini sudah melakukan tindakan yang sesuai, membersikan
jalan naas bayi, untuk membuka sumbatan yang terjadi, tetapi meknium yang
siatnya lebih larut $kurang padat% dapat masuk lebih jauh ke parenkim paru
$bron1hi and al(eoli%, terdeposit, dan dalam beberapa *aktu akan mentrigger
reaksi inlamasi. al ini yang mendasari terjadinya respiratory distress jam
setelah janin dibersihkan jalan naasnya oleh bidan. +espon inlamasi yang terjadi
akibat deposit mekoneum ini disebabkan karena dilepaskannya sitokin kemotaksis
yaitu 7L-> terhadap mekoneum, juga dilepaskannya berbagai mediator (asoakti
$Tromboksan, leukotriene, dan prostaglandin%. Protein dan asam lemak yang
dikandung mekoneum dapat menganggu ungsi suraktan dan dapat berujung pada
keadaan atelektasis, hipo(entilasi, dan penurunan komplians paru. "esemua
mekanisme yang telah dijelaskan menyebabkan keadaan respiratory distress yang
diinduksi oleh aspirasi mekoneum atau M0) pada bayi yang dilahirkan Ny. )iti
setelah jam dilahirkan.
1=. A!a &aa geala klini& $ari $iagno&i& !a$a ka&)&,
30
-
7/24/2019 SKEN D FIX
31/70
=airan ketuban ber*arna hijau tua dapat jernih maupun kental, mekonium pada
1airan ketuban, noda kehijauan pada kulit bayi, kulit bayi tampak kebiruan
$sianosis%, pernaasan 1epat $takipnea%, sesak naas $apnea%, rekuensi denyut
jantung janin rendah sebelum kelahiran, skor 0P/0+ yang rendah, bayi tampak
lemas, auskultasi8 suara naas abnormal "adang-kadang terdengar ronki pada
kedua paru. Mungkin terlihat emisema atau atele1tasis.
11. Penatalak&anaan *ar%akologi $an non *ar%akologi ,
a. Terra!i S)!orti*
Pertahankan suhu tubuh bayi tetap stabil bayi di in1ubator
#eri
-
7/24/2019 SKEN D FIX
32/70
merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus lama, maka suhu
badan naik, nadi 1epat , dan menampakkan gejal-gejala ineksi lainnya.!% "ompresi talipusat atau prolapsus talipusat.:% /agal induksi W )=5% 0siksia Neonatorum
"omplikasi sepsis neonatorum antara lain82% Meningitis
Neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya hidrosealus
danFatau leukomalasia peri(entrikular% Pada sekitar 54 B keadaan syok septik akan menimbulkan komplikasi
a"ut respiratory distress syndrome $0+D)%.9% "omplikasi yang berhubungan dengan penggunaan aminoglikosida,
seperti ketulian danFatau toksisitas pada ginjal.
!% "omplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa deisit neurologis mulai
dari gangguan perkembangan sampai dengan retardasi mental:% "ematian
13. Bagai%an KIE !a$a ka&)& ,
Pen1egahan pada ketuban pe1ah dini8
#eberapa pen1egahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti 1ukup
eekti. Mengurangi akti(itas atau istirahat pada akhir tri*ulan kedua atau a*al
tri*ulan ketiga dianjurkan. indari rokok, moti(asi untuk menambah berat badan
selama kehamilan, anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trimester
akhir bila ada predisposisi.
Pen1egahan sepsis neonatorum
'paya men1egah ineksi selama persalinan sampai setelah lahir
=u1i tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
0jarkan ibu dan keluarga untuk men1egah ineksi dengan men1u1i tangan
bati ibu yang mengalami ineksi selama kehamilan
#erikan 0)7 ekslusi
indari kontak bayi dengan orang sakit dan isolasi bayi yang sakit
0pabila ada tanda-tanda ineksi intrapartum pada ibu seperti panas J 9> derajat R
"PD J 2> jam, air ketuban keruh dan bau, rujuk ibu
1. Bagai%ana !rogno&i& $ari $iagno&i& !a$a ka&)& ,
Dubia et malam
18. A!a SKDI $ari $iagno&i& !a$a ka&)&,9# Q ga*at darurat
32
-
7/24/2019 SKEN D FIX
33/70
Mampu membuat diagnosis klinis dan memberi kan terapi pendahuluan pada
keadaan ga*at darurat demi menyelamatkan nya*a atau men1egah keparahan dan
ke1a1atan pada pasien
-
7/24/2019 SKEN D FIX
34/70
dia*ali dengan terjadinya "PD dalam ! jam. )ebelumnya sekitar >2 B pasien dengan
bobot bayi lebih dari :44 g. )ituasi ini dinilai berbeda dengan "PD yang terjadi lebih
a*al $lebih dari ! jam% pada kehamilan. Pada kasus terakhir ini hanya !> B pasien yang
kemudian diteruskan dengan proses kelahiran dalam hari setelah "PD $igh-+isk
Pregnan1y and Deli(ery, &ernando 0ries, 2339%.
"etuban pe1ah dini merupakan komplikasi kebidanan pada kehamilan yang
menempati urutan 5 tersering dijumpai. "etuban pe1ah dini merupakan penyebab penting
morbiditas dan mortalitas perinatal. Neonatal yang dilahirkan dari *anita dengan rupture
membrane preterm dan persalinan yang terlambat, paling tidak 94 persen meninggal atau
mengalami 1a1at neurologis.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui gambaran "etuban Pe1ah Dini dan untuk
mengetahui "etuban Pe1ah Dini sebagai aktor resiko terjadinya "ematian neonatal.
Pen"e#a# KPD
Penyebab "PD menurut Manuaba, 443 dan Morgan, 443 meliputi antara lain $2%
)er(iks inkompeten, $% &aktor keturunan, $9% pengaruh dari luar yang melemahkan
ketuban $ineksi genetalia%, $!% o(erdistensi uterus , $:% malposisi atau malpresentase
janin, $5% aktor yang menyebabkan kerusakan ser(iks, $;% ri*ayat "PD sebelumnya dua
kali atau lebih, $>% aktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama
hamil, $3% merokok selama kehamilan, $24% usia ibu yang lebih tua mungkin
menyebabkan ketuban kurang kuat dari pada usia muda, $22% ri*ayat hubungan seksual
baru-baru ini, $2% paritas, $29% anemia, $29% keadaan sosial ekonomi. )ebuah penelitian
oleh /etahun D, 0nanth dkk tahun 44; menyebutkan bah*a asma bisa memi1u
terjadinya ketuban pe1ah dini.
Faktor > *aktor "ang %e%!engar)+i Ket)#an Pe(a+ Dini 4KPD5
Menurut Morgan $443%, "ejadian Pe1ah Dini $"PD% dapat disebabkan oleh beberapa
aktor meliputi 8
a. 'sia
"arakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap kesiapan
ibu selama kehamilan maupun menghadapi persalinan $Iulianti, 442%. 'sia untuk
reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 4-9: tahun. Di ba*ah atau
di atas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan $Depkes,449%. 'sia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi,
34
-
7/24/2019 SKEN D FIX
35/70
karena organ-organ reproduksinya sudah mulai berkurang kemampuannya dan
keelastisannya dalam menerima kehamilan.
b. )osial ekonomi $Pendapatan%
Pendapatan merupakan aktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi
seseorang dalam memenuhi kehidupan hidupnya. Pendapatan yang meningkat tidak
merupakan kondisi yang menunjang bagi terlaksananya status kesehatan seseorang.
+endahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak
mampu memenuhi asilitas kesehatan sesuai kebutuhan $#P), 44:%.
1. Paritas
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir. 0dapun pembagian paritas yaitu primipara, multipara,
dan grande multipara. Primipara adalah seorang *anita yang baru pertama kali
melahirkan dimana janin man1apai usia kehamilan > minggu atau lebih. Multipara
adalah seorang *anita yang telah mengalami kehamilan dengan usia kehamilan
minimal > minggu dan telah melahirkanbuah kehamilanya kali atau lebih.
)edangkan grande multipara adalah seorang *anita yang telah mengalami
hamil dengan usia kehamilan minimal > minggu dan telah melahirkan buah
kehamilannya lebih dari : kali $Cikjosastro, 44;%. Canita yang telah melahirkan
beberapa kali dan pernah mengalami "PD pada kehamilan sebelumnya serta jarak
kelahiran yang terlampau dekat diyakini lebih beresiko akan mengalami "PD pada
kehamilan berikutnya $elen, 44>%.
d. 0nemia
0nemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan at besi. Iika
persediaan at besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi persediaan
at besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan relati terjadi
anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau pengen1eran dengan
peningkatan (olume 94B sampai !4B yang pun1aknya pada kehamilan 9 sampai
9! minggu. Pada ibu hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan 1iri-1iri
lemas, pu1at, 1epat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan
minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama dan trimester ke
tiga.
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin,prematuritas, berat badan lahir rendah, 1a1at ba*aan dan mudah ineksi. Pada ibu,
35
-
7/24/2019 SKEN D FIX
36/70
saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas, an1aman
dekompensasikordis dan ketuban pe1ah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri $Manuaba, 443%. Menurut Depkes +7 $44:%, bah*a anemia
berdasarkan hasil pemeriksaan dapat digolongkan menjadi $2% # J 22 gr B, tidak
anemia, $% 3-24 gr B anemia sedang, $9% H > gr B anemia berat.
e. Perilaku Merokok
"ebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi dapat
berpengaruh pada kondisi ibu hamil. +okok mengandung lebih dari .:44 at kimia
yang teridentiikasi termasuk karbonmonoksida, amonia, aseton, sianida hidrogen,
dan lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan
gangguangangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pe1ah dini, dan resiko lahir
mati yang lebih tinggi $)in1lair, 449%.
. +i*ayat "PD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian "PD dapat
berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi kehamilan. +i*ayat "PD
sebelumnya beresiko -! kali mengalami ketuban pe1ah dini kembali. Patogenesis
terjadinya "PD se1ara singkat ialah akibat penurunan kandungan kolagen dalam
membran sehingga memi1u terjadinya ketuban pe1ah dini dan ketuban pe1ah
preterm. Canita yang pernah mengalami "PD pada kehamilan atau menjelang
persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada *anita
yang tidak pernah mengalami "PD sebelumnya karena komposisi membran yang
menjadi rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan
berikutnya $elen, 44>%.
g. )er(iks yang inkompetensik
7nkompetensia ser(iks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot
leher atau leher rahim $ser(iks% yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin
yang semakin besar.
7nkompetensia ser(iks adalah ser(iks dengan suatu kelainan anatomi yang
nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu
kelainan kongenital pada ser(iks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan
tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau a*al
36
-
7/24/2019 SKEN D FIX
37/70
trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta
keluarnya hasil konsepsi $Manuaba, 443%.
h. Tekanan intra uterm yang meninggi atau meningkat se1ara berlebihan
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat se1ara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya ketuban pe1ah dini, misalnya 8
2% TraumaQ berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
% /emelli
"ehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan
gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya
ketegangan rahim se1ara berlebihan. al ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi
rahim yang lebih besar dan kantung $selaput ketuban % relati(e ke1il sedangkan
dibagian ba*ah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
tipis dan mudah pe1ah $)aiudin. 44%
-ekani&%e Pe(a+ Ket)#an Se#el)% $an Sela%a Per&alinan
Pe1ahnya selaput ketuban intrapartum terjadi disebabkan perlemahan keseluruhan
karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang. Daya regang selaput berkurang
pada spesimen yang diambil setelah persalinan dibandingkan dengan spesimen yang
diperoleh setelah persalinan dengan operasi sesar tanpa proses persalinan. Perlemahan
keseluruhan selaput ketuban sulit ditentukan bila "PD dibandingkan dengan selaput yang
dipe1ahkan dalam proses persalinan. Namun selaput yang pe1ah prematur, tampaknya
disebabkan terdapatnya deek okal daripada perlemahan keseluruhan. 0rea sekitar lokasi
ruptur digambarkan sebagai ona terlarang perubahan morologi ekstrim yang ditandai
oleh pembengkakan nyata dan gangguan jaringan ibril kolagen didalam lapisan padat
$kompakta%, ibroblas dan spongiosa. "arena ona ini tidak termasuk seluruh lokasi
ruptur, ona ini dapat timbul sebelum pe1ahnya ketuban dan menunjukkan titik pe1ah
a*al.
Meskipun karakteristik "PDP berbeda dengan pe1ah ketuban intrapartum, ada
sedikit bukti yang menunjukkan bah*a mekanisme yang mempredisposisi para *anita
dengan "PD tidak identik dengan mekanisme yang biasanya mendahului persalinan. al
ini telah memberikan pandangan bah*a "PD memper1epat atau mempresipitasi
berlebihan proses pe1ah spontan selaput ketuban selama persalinan.
2% Tekanan barometer
37
-
7/24/2019 SKEN D FIX
38/70
Telah diketahui bah*a perubahan tekanan barometer dapat memper1epat pe1ahnya
selaput ketuban. Literatur yang mendukung hal ini masih terbagi. Milingos dkk.
menemukan korelasi signiikan antara tekanan barometrik dan "PD $r4.!!, pH4.4:%
pada hampir 2544 kasus yang diulas. Polansky dkk. selanjutnya menunjukkan hubungan
signiikan antara insidensi "PD dan penurunan tekanan barometer 9 jam sebelumnya
$p4.445% pada serial 243 pasien mereka. Di sisi lain, Marks dkk. tidak dapat
menunjukkan hubungan statistik antara tekanan barometer atau ase bulan dengan "PD
pada serial 22; pasien mereka. Eek tekanan barometer pada pe1ahnya ketuban tetap
menjadi subyek kontro(ersial, dan apakah eek ini berkontribusi pada "PDP masih
diselidiki.
% Metabolisme kolagen
Pada tahun 233:, Draper dkk., melaporkan penemuan mengenai peningkatan
akti(itas protease pada selaput ketuban *anita yang mengalami "PDP dibandingkan
dengan merekan yang melahirkan bayi prematur tanpa "PD. Pada studi penting ini,
ter1atat bah*a satu-satunya inhibitor protease yang eekti adalah asam
etilendiamintetrasetik, mengesankan ini adalah metalloproteinase $MMP%. MMP adalah
enim in1-dependent yang mendegradasi komponen matriks ekstraselular, seperti
kolagen, glikoprotein, dan proteoglikan. Enim-enim ini disekresikan sebagai proenim
inakti dan akti(itasnya tetap dikendalikan oleh inhibitor yang disebut tissue inhibitors o
metalloproteinase $T7MP%. MMP diklasiikasikan menurut spesiisitas substrat.
Yang termasuk kolagenase adalah MMP-2 dan MMP->, yang mendegradasikan
kolagen tipe 7, 77, dan 777. Yang termasuk gelatinase adalah MMP- dan MMP-3,yang
mendegradasi kolagen denaturasi, kolagen tipe 7< dan
-
7/24/2019 SKEN D FIX
39/70
bah*a penelitian mengenai MMP-2 sama menariknya seperti peme1ah kolagen ibril tipe
2. Mereka men1atat bah*a akti(itas ini tidak terdeteksi dalam 1airan amnion karena
MMP-2 terikat kuat pada matriks ekstraselular amniokorion. Temuan mengenai
peningkatan MMP-3 dan bukannya MMP-2 dalam 1airan amnion pada *anita "PDP
selanjutnya dikonirmasi dengan penelitian oleh 0thayde dkk. Iuga terdapat regionalisasi
perubahan tipe dan kandungan kolagen. "onsentrasi MMP-3 yang lebih tinggi
ditunjukkan pada selaput yang dekat dengan ser(iks daripada selaput di daerah tengah
pada pasien aterm baik sebelum dan sesudah dimulainya persalinan. MMP-3
mendegradasi kolagen tipe
-
7/24/2019 SKEN D FIX
40/70
progesterone dengan meningkatkan akti(itas MMP-9 dan MMP-3 pada selaput ketuban.
Calaupun penting untuk mempertimbangkan peran estrogen, progesteron, dan relaksin
pada proses reproduksi, keterlibatannya pada proses pe1ah ketuban perlu dijelaskan.
0mnion dan korion manusia yang diperoleh setelah "PD aterm mengandung banyak
sel apoptosis pada daerah yang dekat dengan lokasi ruptur dan sedikit sel apoptosis di
daerah lainnya. Pada kasus-kasus korioamnionitis, sel epitel amnion apoptotik terlihat
pada persambungan dengan granulosit pelekat, menunjukkan bah*a respon imun induk
memper1epat kematian sel pada selaput ketuban.
Peregangan berlebihan pada uterus karena polihidramnion dan kehamilan multijanin
menginduksi tegangan membran dan meningkatkan risiko "PD. Peregangan mekanik
selaput ketuban meningkatkan regulasi produksi beberapa aktor amniotik, termasuk
prostaglandin E dan interleukin->. Peregangan juga meningkatkan akti(itas MMP-2
dalam membran. 7nterleukin->, yang diproduksi oleh sel amnion dan korion, merupakan
kemotaksis neutroil dan merangsang akti(itas kolagenase. Produksi interleukin->, yang
berkonsentrasi rendah dalam 1airan amnion selama trimester ke-dua tetapi berkonsentrasi
tinggi pada kehamilan lanjut, diinhibisi oleh progesteron. Maka, produksi interleukin->
dan prostaglandin E amniotik menggambarkan perubahan biokimia pada selaput
ketuban yang mungkin dimulai oleh tekanan isik $peregangan membran%, menyatukan
hipotesa pe1ah ketuban akibat induksi-tekanan dan induksi biokimia.
Pada suatu penelitian oleh Park I= dkk. tahun 449 yang membandingkan ketebalan
dan perubahan histopatologis pada selaput ketuban antara "PD dan selaput ketuban utuh
setelah pelahiran, mendapatkan hasil bah*a pada "PDP ditemukan rerata ketebalan
selaput ketuban yang lebih ke1il daripada persalinan preterm tanpa "PD, namun hasilnya
tidak signiikan. )edangkan pada perbandingannya, selaput ketuban pada kehamilan usia
X9; minggu dijumpai lebih tipis daripada kehamilan usia H9; minggu.
Tan$a $an geala
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami "PD adalah keluarnya 1airan
ketuban merembes melalui (agina. 0roma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau
amoniak, mungkin 1airan tersebut masih merembes atau menetes, dengan 1iri pu1at dan
bergaris *arna darah.
=airan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di ba*ah biasanyamengganjal atau menyumbat kebo1oran untuk sementara. Demam, ber1ak (agina yang
40
-
7/24/2019 SKEN D FIX
41/70
banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah 1epat merupakan tanda-tanda ineksi
yang terjadi $Manuaba, 443%.
Diagno&i&
Diagnosis ketuban pe1ah dini meragukan kita, apakah ketuban benar sudah pe1ah
atau belum. 0palagi bila pembukaan kanalis ser(ikal belum ada atau ke1il. Penegakkan
diagnosis "PD dapat dilakukan dengan berbagai 1ara yang meliputi 8
a. Menentukan pe1ahnya selaput ketuban dengan adanya 1airan ketuban di (agina.
b. Memeriksa adanya 1airan yang berisi mekonium, (ernik kaseosa, rambut lanugo dan
kadang-kadang bau kalau ada ineksi.
1. Dari pemeriksaan inspekulo terlihat keluar 1airan ketuban dari 1airan ser(ikalis.
d. Test nitrainFlakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru $basa% bila ketuban
sudah pe1ah.
e. Pemeriksan penunjang dengan menggunakan ')/ untuk membantu dalam
menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak plasenta serta jumlah air
ketuban. Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit esterase, bila leukosit darah
lebih dari 2:.444Fmm9, kemungkinan adanya ineksi $)ar*ono, 424%.
Pe%erik&aan !en)nang
a. Pemeriksaan laboratorium
=airan yang keluar dari (agina perlu diperiksa *arna, konsentrasi, bau dan
Pnya.
2% Tes lakmus $tes nitrain%, jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
,menunjukkan adanya air ketuban $alkalis%.
% Mikroskopik $tes pakis%, dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun
pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonograi $')/%
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah 1airan ketuban dalam
ka(um uteri. Pada kasus "PD terlihat jumlah 1airan ketuban yang sedikit $Manuaba,
443%.
Ko%!lika&i ket)#an !e(a+ Dini
41
-
7/24/2019 SKEN D FIX
42/70
"omplikasi yang biasa terjadi pada "PD meliputi Q $a% mudah terjadinya ineksi intra
uterin, $b% partus prematur, $1% % prolaps bagian janin terutama tali pusat $Manuaba,
443%. Terdapat tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pe1ah dini yaitu $a%
peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas, $b% komplikasi selama
persalinan dan kelahiran, $1% resiko ineksi baik pada ibu maupun janin, dimana resiko
ineksi karena ketuban yang utuh merupakan barrier atau penghalang terhadap masuknya
penyebab ineksi $)ar*ono, 424%.
Terhadap janin8
7neksi intrauterine, *alaupun ibu belum menunjukkan tanda-tanda ineksi
)indrom Distress Pernapasan yang terjadi pada 24-!4 B bayi baru lahir atau pada
janin yang dikarenakan hipoksia pada prolaps tali pusat.
iploplasia pulmonary, karena oligohidramnion sebagai akibat dari "PD yang
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 5 minggu $244B% dan lagi periode yang
lebih dari : minggu
Malpresentasi janin berhubungan dengan prematuritas
"erusakan membrane hyaline berhubungan dengan usia kehamilan
Terhadap ibu8
7neksi intrapartal, apalagi bila sering dilakukan pemeriksaan dalam. )emua ibu
hamil dengann "PD prematur sebaiknya die(aluasi untuk kemungkinan terjadi
korioamnionitis. 7neksi perpuralis, peritonitis, dan septikomia.
Masalah psikologi karena terlalu lama dira*at
Merasa lelah karena berbaring terus ditempat tidur.
Terhadap kehamilan dan persalinan
Dapat terjadi persalinan kapan saja, terjadi kelahiran preterm.
0bruption pla1enta, karena adanya penurunan yang progresi pada permukaan
intra uterin.
Prolaps tali pusat dapat terjadi $sering terjadi pada presentasi letak bokong atau
letak lintang%.
ligohydramnion, dry labor.
Partus lama.
Perdarahan padaZsaat persalinan.
Penatalak&anaan
42
-
7/24/2019 SKEN D FIX
43/70
Penatalaksanaan "PD memerlukan pertimbangan usia kehamilan, adanya ineksi
pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Penanganan ketuban
pe1ah dini menurut )ar*ono $424%, meliputi 8
a. "onserpati
2% Pengelolaan konserpati dilakukan bila tidak ada penyulit $baik pada ibu
maupun pada janin% dan harus di ra*at dirumah sakit.
% #erikan antibiotika $ampi1ilin ! A :44 mg atau eritromi1in bila tidak tahan
ampi1ilin% dan metronidaol A :44 mg selama ; hari.
9% Iika umur kehamilan H9-9! minggu, dira*at selama air ketuban masih keluar,
atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
!% Iika usia kehamilan 9-; minggu, belum in partu, tidak ada ineksi, tes buss
negati( beri deksametason, obser(asi tanda-tanda ineksi, dan kesejahteraan
janin, terminasi pada kehamilan 9; minggu.
:% Iika usia kehamilan 9-9; minggu, sudah inpartu, tidak ada ineksi, berikan
tokolitik $salbutamol%, deksametason, dan induksi sesudah ! jam.
5% Iika usia kehamilan 9-9; minggu, ada ineksi, beri antibiotik dan lakukan
induksi.
;% Nilai tanda-tanda ineksi $suhu, leukosit, tanda-tanda ineksi intra uterin%.
>% Pada usia kehamilan 9-9! minggu berikan steroid, untuk memi1u kematangan
paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
minggu. Dosis betametason 2 mg sehari dosis tunggal selama hari,
deksametason 7M : mg setiap 5 jam sebanyak ! kali.
b. 0kti
2% "ehamilan J9; minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol :4 mg intra(aginal tiap 5 jam maksimal !
kali.
% #ila ada tanda-tanda ineksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan persalinan
diakhiri.
9% #ila skor pel(ik H :, lakukan pematangan ser(ik, kemudian induksi. Iika tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
!% #ila skor pel(ik J :, induksi persalinan, partus per(aginam
Penatalaksanaan "PD menurut Manuaba $443% tentang penatalaksanaan "PD adalah 8
43
-
7/24/2019 SKEN D FIX
44/70
a. Mempertahankan kehamilan sampai 1ukup bulan khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
b. Terjadi ineksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemi1u sepsis,
maningitis janin, dan persalinan prematuritas
1. Dengan perkiraan janin sudah 1ukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung
dalam *aktu ; jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin
dapat terjamin.
d. Pada umur kehamilan !-9 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin
1ukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan
kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan
e. Menghadapi "PD, diperlukan penjelasan terhadap ibu dan keluarga sehingga
terdapat pengertian bah*a tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan
pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah ')/ untuk mengukur distansia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan
kematangan paru.
g. Caktu terminasi pada kehamilan aterm dapat dianjurkan selang *aktu 5-! jam bila
tidak terjadi his spontan
Pato*i&iologi
#anyak teori, mulai dari dee1t kromosom, kelainan kolagen, sampai ineksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan ineksi $sampai 5:B%. igh (irulensi
berupa #a1teroides Lo* (irulensi, La1toba1illus "olagen terdapat pada lapisan kompakta
amnion, ibroblast, jaringa retikuler korion dan trooblas. )intesis maupun degradasi
jaringan kolagen dikontrol oleh system aktiitas dan inhibisi interleukin -2 $iL-2% dan
prostaglandin. Iika ada ineksi dan inlamasi, terjadi peningkatan aktiitas iL-2 dan
prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen
pada selaput korionF amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pe1ah
spontan.
B. SEPSIS NE?NAT?RU-
Dalam sepuluh tahun terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai deinisi
sepsis. )alah satunya menurut The 7nternational )epsis Deinition =oneren1es $7)D=%sepsis adalah sindroma klinis dengan adanya )ystemi1 7nlammatory +esponse
44
-
7/24/2019 SKEN D FIX
45/70
)yndrome $)7+)% dan ineksi. )epsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari
ineksi, )7+), sepsis berat, renjatan F syok septik, disungsi multiorgan, dan akhirnya
kematian. )epsis ditandai dengan respon inlamasi sistemik dan bukti ineksi pada bulan
pertama kehidupan, berupa perubahan temperatur tubuh, perubahan jumlah leukosit,
takikardi, dan takipnea. )edangkan sepsis berat adalah sepsis yang ditandai dengan
hipotensi atau disungsi organ atau hipoperusi organ.
)epsis neonatorum adalah ineksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik
dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat berlangsung 1epat
sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang memadai sehingga neonatus
dapat meninggal dalam *aktu ! sampai !> hari.
)epsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat ineksi
selama satu bulan pertama kehidupan. #akteri, (irus, jamur, dan protooa dapat
menyebabkan sepsis bayi baru lahir. )epsis neonatorum adalah ineksi yang terjadi pada
bayi dalam > hari pertama setelah kelahiran.
0ngka kejadian sepsis di 7ndonesia masih tinggi yaitu >.; sampai 94.3B dengan angka
kematian 22.:5 sampai !3.3B. )epsis merupakan penyebab kematian utama pada bayi,
insiden sepsis di negara berkembang 1ukup tinggi yaitu 2.> sampai 2> per 2444 kelahiran
hidup dengan angka kematian sebesar 2 sampai 5>B, sedangkan di negara maju angka
kejadian sepsis berkisar antara 9 per 2444 kelahiran hidup dengan angka kematian 24,9B.
)epsis neonatorum dibagi menjadi dua berdasarkan a*itan mun1ulnya sepsis yaitu8:,5
berdasarkan *aktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasiikasikan menjadi dua
bentuk yaitu sepsis neonatorum a*itan dini $)0D% dan sepsis neonatorum a*itan lambat
$)0L%.
)epsis a*itan dini $)0D% merupakan ineksi perinatal yang terjadi segera dalam periode
postnatal $kurang dari ; jam% dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in
utero. )epsis a*itan lambat $)0L% terjadi lebih dari ; jam biasa berasal dari lingkungan
sekitar dan yang paling sering disebabkan oleh ineksi nosokomial yang didapat pada
saat bayi dira*at inap di rumah sakit.4 Di negara berkembang pembagian )0D dan
)0L tidak jelas karena sebagian besar bayi tidak dilahirkan di rumah sakit. leh karena
itu, penyebab ineksi tidak dapat diketahui apakah berasal dari jalan lahir atau [diperoleh
dari lingkungan sekitar.
ETI?L?GI
45
-
7/24/2019 SKEN D FIX
46/70
Perbedaan pola kuman penyebab sepsis antar negara berkembang telah diteliti oleh Corld
ealth rganiation Young 7nants )tudy /roup pada tahun 2333 di empat negara
berkembang yaitu Ethiopia, Philipina, Papua Ne* /uinea dan /ambia. Penelitian
tersebut mengemukakan bah*a kuman isolat yang tersering ditemukan pada kultur darah
adalah
)taphylo1o11us aureus $9B%, )trepto1o11us pyogenes $4B% dan E. 1oli $2>B%.
Tabel Perubahan pola kuman penyebab sepsis neonatorum
#erdasarkan databased perinatologi +)0M $+umah )akit .0dam Malik% tahun 44>
sampai tahun 424 didapatkan pola kuman berdasarkan hasil kultur darah )taphylo1o1us
sp 99B, "lebsiela 9B, Pseudomonas >B untuk tahun 44>, tahun 443 staphylo1o1us
;B, enteroba1ter 2>B, pseudomonas 25B dan tahun 424 staphylo1o1us 9!B,
pseudomonas 4B, enteroba1ter 2!B.
Pada 1airan serebrospinal yang terjadi pada meningitis neonatus a*itan dini banyak
ditemukan bakteri gram negati terutama "lebsiella sp dan E. =oli, sedangkan pada
a*itan lambat selain bakteri gram negati juga ditemukan )trepto1o11us pneumoniae
serotipe . E.1oli biasa ditemukan pada neonatus yang tidak dilahirkan di rumah sakit
serta pada usap (agina *anita di daerah pedesaan. )ementara "lebsiella sp biasanya
diisolasi dari neonatus yang dilahirkan di rumah sakit. )elain mikroorganisme di atas,
patogen yang sering ditemukan adalah Pseudomonas, Enteroba1ter, dan )taphylo1o11us
aureus.
FAKT?R PREDISP?SISI
Terdapat berbagai aktor predisposisi terjadinya sepsis, baik dari ibu maupun bayi
sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya sepsis.
&aktor predisposisi itu adalah8 Penyakit yang di derita ibu selama kehamilan, pera*atan
46
-
7/24/2019 SKEN D FIX
47/70
antenatal yang tidak memadaiQ 7bu menderita eklamsia, diabetes mellitusQ Pertolongan
persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakanQ "elahiran kurang
bulan, ##L+, 1a1at ba*aan. 0danya trauma lahir, asiksia neonatus, tindakan in(asi(e
pada neonatusQ Tidak menerapkan ra*at gabung. )arana pera*atan yang tidak baik,
bangsal yang penuh sesak. "etuban pe1ah dini, amnion kental dan berbauQ Pemberian
minum melalui botol, dan pemberian minum buatan.
PAT?FISI?L?GI
Mikroorganisme atau kuman penyebab ineksi dapat men1apai neonatus melalui
beberapa 1ara yaitu8
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah mele*ati plasenta dan umbili1us masukke dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Penyebab ineksi adalah (irus
yang dapat menembus plasenta antara lain8(irus rubella, herpes, sitomegalo,
koksaki, inluena, parotitis. #akteri yang melalui jalur ini antara lain8 malaria,
sipilis, dan toksoplasma.b. Pada masa intranatal atau saat persalinan
7neksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada (agina dan ser(iks naik
men1apai korion dan amnion. 0kibatnya terjadi amnionitis dan korionitis,
selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. =ara lain yaitu pada
saat persalinan, kemudian menyebabkan ineksi pada janin dapat terjadi melalui
kulit bayi atau port de entre, saat bayi mele*ati jalan lahir yang terkontaminasi
oleh kuman $ misalnya8 herpes genetalia, 1andida albi1ans, gonorrhea%.
-ANIFESTASI KLINIS
/ambaran klinis sepsis neonatorum tidak spesiik. /ejala sepsis klasik yang ditemukan
pada anak jarang ditemukan pada neonatus, namun keterlambatan dalam menegakkan
diagnosis dapat berakibat atal bagi kehidupan bayi. /ejala klinis yang terlihat sangat
berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan respon tubuh terhadap masuknya
kuman./ambaran klinik yang ber(ariasi tersebut dapat dilihat dalam table. Pada anak
dan de*asa ineksi biasanya disertai dengan demam namun pada bayi baru lahir demam
bukan merupakan tanda yang khas untuk ineksi. #erdasarkan penelitian hanya sekitar
24B bayi yang pada darahnya ditemukan bakteri akan mengalami demam, lebih banyak
yang suhu tubuhnya normal atau malah rendah.
47
-
7/24/2019 SKEN D FIX
48/70
Ianin yang terkena ineksi akan menderita takikardia, lahir dengan asiksia dan
memerlukan resusitasi karena nilai apgar rendah. )etelah lahir, bayi tampak lemah dan
tampak gambaran klinis sepsis seperti hipoFhipertermia, hipoglikemia dan kadang-kadang
hiperglikemia. )elanjutnya akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan ungsi organ
tubuh. )elain itu, terdapat kelainan susunan sara pusat $letargi, releks hisap buruk,
menangis lemah kadang-kadang terdengar high pit1h 1ry, bayi menjadi iritabel dan dapat
disertai kejang%, kelainan kardio(askular $hipotensi, pu1at, sianosis, dingin dan 1lummy
skin%. #ayi dapat pula memperlihatkan kelainan hematologik, gastrointestinal ataupun
gangguan respirasi $perdarahan, ikterus, muntah, diare, distensi abdomen, intoleransi
minum, *aktu pengosongan lambung yang memanjang, takipnea, apnea, merintih dan
retraksi%.
Tabel /ambaran klinis sepsis neonatorum.
K?-PLIKASI
"omplikasi sepsis neonatorum antara lain8
2. Meningitis. Neonatus dengan meningitis dapat menyebabkan terjadinya danFatau leukomalasia
peri(entrikular9. Pada sekitar 54 B keadaan syok septik akan menimbulkan komplikasi a1ut
respiratory distress syndrome $0+D)%.!. "omplikasi yang berhubungan dengan penggunaan aminoglikosida, seperti ketulian
danFatau toksisitas pada ginjal.
48
-
7/24/2019 SKEN D FIX
49/70
:. "omplikasi akibat gejala sisa atau sekuele berupa deisit neurologis mulai dari
gangguan perkembangan sampai dengan retardasi mental5. "ematian
PEN0EGAHAN
a. Pada masa antenatalPera*atan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu se1ara berkala,
imunisasi, pengobatan terhadap penyakit ineksi yang di derita ibu, asupan gii
yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan
kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai bila
diperlukan.b. Pada saat persalinan
Pera*atan ibu selama persalinan dilakukan se1ara aseptik, yang artinya dalam
melakukan pertolongan persalinan harus dilakukan tindakan aseptik. Tindakan
inter(ensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan $bila benar-benar
diperlukan%. Menga*asi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan,
melakukan rujukan se1epatnya bila diperlukan dan menghindari perlukaan kulit dan
selaput lendir.1. )esudah persalinan
Pera*atan sesudah lahir meliputi menerapkan ra*at gabung bila bayi normal,
pemberian 0)7 se1epatnya, mengupayakan lingkungan dan peralatan tetap bersih,setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, pera*atan luka umbilikus se1ara
steril. Tindakan in(asi harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, men1u1i tangan dengan
menggunakan larutan desinektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi.Pemantauan bayi se1ara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar
dan baik. )emua personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat.
#ayi yang berpenyakit menular di isolasi, pemberian antibiotik se1ara rasional,
sedapat mungkin melalui pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi.
$)ar*ono,44!%
PENG?BATAN
Prinsip pengobatan sepsis neonatorum adalah mempertahankan metabolisme tubuh dan
memperbaiki keadaan umum dengan pemberian 1airan intra(ena termasuk kebutuhan
nutrisi. Menurut Yu
-
7/24/2019 SKEN D FIX
50/70
diperoleh, tidak toksik, dapat menembus sa*ar darah otak atau dinding kapiler dalam
otak yang memisahkan darah dari jaringan otak dan dapat diberi se1ara parenteral.
Eliminasi kuman penyebab merupakan pilihan utama dalam tata laksana sepsis
neonatorum, sedangkan di pihak lain penentuan kuman penyebab membutuhkan *aktudan mempunyai kendala tersendiri. al ini merupakan masalah dalam melaksanakan
pengobatan optimal karena keterlambatan pengobatan akan berakibat peningkatan
komplikasi yang tidak diinginkan.
Pe%#erian Anti#iotik
Pada kasus tersangka sepsis, tera!i anti#iotik e%!irik +ar)& segera $i%)lai tan!a
%en)ngg) +a&il k)lt)r $ara+. )etelah diberikan terapi empirik, pilihan antibiotik harus
die(aluasi ulang dan disesuaikan dengan hasil kultur dan uji resistensi. #ila hasil kultur
tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri dalam -9 hari dan bayi se1ara klinis baik,
pemberian antibiotik harus dihentikan.
Pemilihan antibiotik untuk sepsis a*itan dini
Pada bayi dengan sepsis a*itan dini, terapi empirik harus meliputi Strepto"o""us 0roup
B, . "oli, dan (ysteria mono"ytogenes. "ombinasi penisilin dan ampisilin ditambah
aminoglikosida mempunyai akti(itas antimokroba lebih luas dan umumnya eektiterhadap semua organisme penyebab sepsis a*itan dini. "ombinasi ini sangat dianjurkan
karena akan meningkatkan akti(itas antibakteri.
Pemilihan antibiotik untuk sepsis a*itan lambat
"ombinasi pensilin dan ampisilin ditambah aminoglikosida juga dapat diguna