sistem regulasi kebebasan ekonomi pancasila
-
Upload
gedesuwantara -
Category
Documents
-
view
675 -
download
4
Transcript of sistem regulasi kebebasan ekonomi pancasila
REGULASI SISTEM KEBEBASAN YANG BERLANDASKAN
SISTEM DEMOKRASI PANCASILA
OLEH :
Nama : I Gede Suwantara
NPM : 09430001
FAKULTAS KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI INDONESIA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa penulis
panjatkan, karena berkat kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini
penulis buat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Pada tugas ini, penulis mendapatkan judul “Regulasi
Sistem Kebebasan Yang Berlandaskan Sistem Demokrasi Pancasila”.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis untuk
menyelesaikan tugas ini, all friend on real or on internet, serta seluruh
yang ikut serta membantu dalam pembuatan proyek akhir ini, baik
secara langsung ataupun tidak dan tidak sempat tersebutkan namanya,
terima kasih atas kerjasamanya.
Penyusun sangat menyadari sebagai manusia biasa yang mempunyai
keterbatasan, sehingga diakui tugas ini masih jauh dari sempurna.
Tentunya dalam laporan ini terdapat kekurangan maupun kekeliruan
yang lepas dari pengamatan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dari
laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi
penyusun sendiri maupun bagi pembaca.
Bali, Februari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul.................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................. 5
B. Permasalahan dan Batasan Masalah................................ 5
1. Permasalahan............................................................. 6
2. Batasan Masalah........................................................ 6
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 6
D. Methodologi..................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan...................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI............................................................ 7
A. Ekonomi Pancasila........................................................... 9
..........................................................................................
..........................................................................................
1. Pengertian sistem ekonomi........................................ 10
..............................................................................
2. Klasifikasi sistem ekonomi ....................................... 10
3. Sistem Ekonomi Indonesia........................................ 12
BAB III ANALISIS SISTEM KEBEBASAN YANG
BERLANDASKAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA 14
A. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila.............................................. 14
1. Ciri-ciri positif......................................................................... 14
2. Ciri-ciri negatif......................................................................... 15
B. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberal.................................................. 16
1. Ciri-ciri positif......................................................................... 16
2. Ciri-ciri negatif......................................................................... 16
BAB IV PEMBANDINGAN............................................................. 17
A. Proses Pembandingan............................................................ 17
B. Hasil Pembandingan.............................................................. 21
C. Analisa................................................................................... 23
BAB V PENUTUP............................................................................ 25
A. Simpulan................................................................................ 25
B. Saran ..................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya sistem perekonomian Indonesia berlandaskan
terhadap sistem ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila adalah
“aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi
antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral
Pancasila dengan tujuan akhir mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Etika Pancasila adalah landasan moral dan
kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan
kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
Intisari Pancasila (Eka Sila) menurut Bung Karno adalah
gotongroyong atau kekeluargaan, sedangkan dari segi politik Trisila
yang diperas dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa
(monotheisme), sosio-nasionalisme, dan sosio-demokrasi.
Praktek-praktek liberalisasi perdagangan dan investasi di Indonesia
sejak tahun delapan puluhan bersamaan dengan serangan globalisasi
dari negara-negara industri terhadap negara-negara berkembang,
sebenarnya dapat ditangkal dengan penerapan sistem ekonomi
Pancasila. Namun sejauh ini gagal karena politik ekonomi diarahkan
pada akselerasi pembangunan yang lebih mementingkan pertumbuhan
ekonomi tinggi ketimbang pemerataan hasil-hasilnya.
Sistem perekonomian Pancasila ini merupakan dasar dari semua
sistem yang berkembang pada perekonomian di Indonesia, maka
kecocokan sistem perekonomian Pancasila tidak harus dipublikasikan
kepada setiap warga, namun karena keterbiasaan bersinggungan dengan
kegiatan yang mengandung sila-sila yang akan dengan sendirinya
memudahkan warga menganut sistem perekonomian seperti ini.
B. Permasalahan dan Batasan Masalah
Permasalahan dan batasan masalah yang akan dibahas dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah yang akan
dikaji dalam penyusunan makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Merencanakan regulasi sistem kebebasan yang berlandaskan sistem
demokrasi Pancasila
2. Batasan Masalah
Karena terbatas waktu dalam pengujian pengimplementasian, untuk
sekarang ini difokuskan pada :
a. Sistem Perekonomian
b. Hubungan Ekonomi dan Pancasila
c. Pendapat dari penulis
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui secara spesifik sistem perekonomian
2. Memahami sejarah sistem perekonomian Indonesia
3. Mengaplikasikan sistem perekonomian Pancasila dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia
D. Methodologi
Jenis dan Sumber Data
Jenis data terdiri dari data sekunder yang didapat dari berbagai
referensi.
Jenis data dan analisisnya dalam penulisan adalah data kualitatif, yang
berupa kata, kalimat, skema dan gambar.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran singkat mengenai isi tulisan secara
keseluruhan, maka akan diuraikan beberapa tahapan dari penulisan
secara sistematis, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara umum mengenai hal yang menyangkut latar
belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi kajian ilmiah untuk memperkuat penulisan seperti
misalnya pengertian sistem perekonomian, sistem ekonomi Pancasila
secara umum.
BAB III ANALISIS PERBANDINGAN
Berisi pemodelan dan perbandingan antara dua sistem ekonomi
di Indonesia.
BAB IV PEMBANDINGAN
Berisi pengujian dan analisis terhadap sistem perekonomian
yang berlaku di Indonesia
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran-saran dari penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ekonomi Pancasila
Ekonomi pancasila adalah pandangan filsafati di bidang kehidupan
ekonomi sebagai implikasi langsung dari diterimanya pancasila di
Indonesia. Jadi pancasila adalah khas Indonesia, maka ekonomi
pancasila pun merupakan ciri khas Indonesia. Menurut Prof. Dr.
Mubyarto sistem ekonomi pancasila adalah ekonomi kerakyatan yang
berarti bahwa seluruh rakyat, atau setiap warga Negara diperbolehkan
ikut serta dalam proses produksi dan distribusi. Artinya mereka
diperbolehkan memiliki modal yang menjadi hak milik pribadinya.
Modal ini boleh dipadukan dengan faktor-faktor produksi lainnya untuk
membuat barang dan jasa, yang dijual kepada para konsumen dengan
memperoleh laba. Bentuk hokum dari organisasinya boleh apa saja.
Yang lazim adalah perusaan perseorangan ( eenmanszaak ),
persekutuan perorangan ( maatschap ), firma, firma komanditer,
perseroan terbatas, koperasi, usaha bersama ( onderlinge ).
Setiap produsen bebas menentukan, berapa jumlahnya, dan berapa
harga yang dimintanya. Semua ini tidak ditentukan oleh pemerintah
sentral. Yang menjadi petunjuk bagi mereka tentang brang apa, berapa
jumlahnya dan harga berapa yang akan dipasang adalah harga yang
terbentuk dipasar. Karena sistem ini akan menimbulkan banyak
produsen, maka akan banyak pula barang yang serupa tapi tidak sama
yang akan beredar di pasaran. Maka itu akan membuat persaingan
diantara para produsen, diantaranya banyak sekali yang melakukan
kecurangan, melanggar etika, dan tidak jujur. Hal tersebut dicoba
ditiadakan dengan adanya peraturan dan pengaturan, yang lazimnya
adalah undang-undang anti monopoli, undang-undang anti trust, dan
undang-undang tentang persaingan.
1. Pengertian sistem ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat (konsumen, produsen,
pemerintah, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi
untuk mencapai suatu tujuan. Setiap negara mempunyai sistem
perekonomian yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi selain oleh
ideologi suatu bangsa juga dikarenakan perbedaan budaya dan
pandangan politik di setiap negara. Sistem perekonomian yang
dianut bangsa Indonesia berbeda dengan sistem perekonomian yang
dianut negara Malaysia, Thailand, Australia, Inggris, Italia dan
negara-negara di Afrika. Perbedaan-perbedaan sistem ekonomi
tersebut, pada dasarnya mengarah pada tujuan-tujuan yang sama
berikut ini.
a. Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. Mencapai kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang
luas.
d. Mengurangi jumlah pengangguran.
e. Pemerataan pendapatan di antara berbagai golongan dan lapisan
masyarakat.
2. Klasifikasi Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi yang dianut berbagai negara merupakan hasil perkembangan sejarah serta tanggapan suatu bangsa atas pergolakan zaman. Secara umum sistem ekonomi dalam perekonomian suatu negara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran.
a. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal disebut juga sistem ekonomi pasar bebas atau sistem ekonomi laissez faire. Sistem ekonomi liberal adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi liberal adalah bahwa setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya, maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. Dengan demikian setiap orang akan bebas bersaing dengan orang lain dalam bidang ekonomi. Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776) juga menunjukkan bahwa kebebasan berusaha didorong oleh kepentingan ekonomi pribadi merupakan pendorong kuat menuju kemakmuran bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pasar bebas ini dapat menciptakan efisiensi yang cukup tinggi dalam mengatur kegiatan perekonomian. Mungkin kalian akan bertanya, bagaimanakah peran pemerintah dalam sistem ekonomi liberal? Pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak pula berusaha memengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Seluruh sumber daya yang tersedia dimiliki dan dikuasai oleh anggota-anggota masyarakat dan mereka mempunyai kebebasan penuh untuk menentukan bagaimana sumber-sumber daya tersebut akan digunakan.
Gambaran secara menyeluruh mengenai sistem ekonomi liberal, dapat kalian perhatikan ciri-ciri sistem ekonomi liberal berikut ini.
1) Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi.
2) Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing.
3) Campur tangan pemerintah dibatasi.
4) Para produsen bebas menentukan apa dan berapa yang akan diproduksikan.
5) Harga-harga dibentuk di pasar bebas.
6) Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba serta semua kegiatan ekonomi didorong oleh prinsip laba.
b . Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat. Mengapa disebut terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur oleh negara, dan dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi. Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan ekonomi. Untuk mewujudkan kemakmuran yang merata pemerintah harus ikut campur dalam perekonomian. Oleh karena itu hal tersebut mengakibatkan potensi dan daya kreasi masyarakat akan mati dan tidak adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi.Dasar yang digunakan dalam sistem ekonomi sosialis adalah ajaran Karl Marx, di mana ia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Sistem ekonomi sosialis mempunyai ciri-ciri berikut ini:
1) Semua sumber daya ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara
2) Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
3) Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang ditentukan oleh pemerintah.
4) Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
5) Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
b. Sistem Ekonomi Indonesia
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatanmasyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
BAB III
ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PANCASILA
DENGAN PEREKONOMIAN LIBERAL
A. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila
Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
a. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
b. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
c. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
d. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.
1. Ciri-ciri positif
Berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonomi.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat.
4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan untuk
permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta
pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga-lembaga
perwakilan rakyat pula.
5) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang
dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan
yang layak.
6) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
7) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara
dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan
kepentingan umum.
8) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Ciri-ciri negatif
Selain memiliki ciri-ciri positif, sistem ekonomi ini juga mempunyai
hal-hal yang harus dihindarkan.
1) Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang
saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi
terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan
kelemahan struktural ekonomi nasional.
2) Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi
negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi
dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3) Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada
satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan
masyarakat.
B. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberal
Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats.
Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan
"kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh
ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith
tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan
konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem
ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi
berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan
menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme
1. Ciri-ciri positif
Kelebihan sistem ekonomi liberal :
1) Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
2) Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
3) Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat berkembang.
4) Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
2. Ciri-ciri negatif
Kekurangan sistem ekonomi liberal :
1) Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
2) Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3) Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4) Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
5) Pemerataan pendapatan sulit dilakukan karena persaingan bebas tersebut.
Sebagai sebuah sistem perekonomian yang dianut, mestinya sistem
perekonomian pancasila menjadi landasan dalam menjalankan roda
perekonomian negara. Sistem perekonomian pancasila yang
mengedepankan pada nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan,
kesejahteraan dan saling menguntungkan tanpa ada unsur untuk saling
menjatuhkan merupakan sebuah sistem yang ideal untuk diadopsi
bangsa Indonesia yang kaya akan keanekaragaman. Tidak bisa
dibayangkan apa jadinya apabila negara ini menganut sebuah sistem
perekonomian semisal liberal, kapitalis dan sistem-sistem asing lainnya.
Sistem-sitem tersebut sangat tidak sesuai dengan bangsa ini, sangat
bertolak belakang dengan kepribadian dan jati diri bangsa dan rakyat
Indonesia. Lihat saja seandainya sistem liberal dan kapitalis dianut
maka yang terjadi akan berlaku sistem animal dan kanibalisme. Yang
mampu dan memiliki kekuatan serta kapital akan semakin eksis
sedangkan yang lemah yaitu rakyat jelata akan menjadi korban dan
penonton yang selalu berteriak kesakitan.
Sistem perekonomian Pancasila sendiri sudah dianut bangsa Indonesia
sejak awal kemerdekaan hingga saat ini. Akan tetapi yang menjadi
sebuah kemirisan dan menghawatirkan adalah bahwa sistem tersebut
ditempatkan hanya sebagai sebuah wacana atau konsep belaka. Seiring
perkembangan zaman secara evolusi maupun revolusi bangsa ini
perlahan telah menerapkan sistem ekonomi yang lain dalam
menjalankan roda perekonomiannya, yaitu terutama sistem kapitalis.
Pemerintah lewat kebijakannya sangat mendewakan sistem ini. Lihat
saja sudah banyak aset negara ( BUMN) yang harus rela menjadi
korban jual beli kepada kapitalis hanya sekedar untuk mendapatkan
dana segar sesaat. Padahal jika dilihat lagi dalm UUD 1945 sangat jelas
tertulis pada pasal 33 bahwa “bumi,air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak
dikuasai sepenuhnya oleh negara untuk dikelola demi kesejahteraan
rakyat”. Bahkan dalam pasal 33 ada penjelasan yang cukup rinci
mengenai apa yang dikehendaki oleh Undang-undang Dasar, mengenai
bagaimana ekonomi kita harus dikelola dan dikembangkan. Lantas
mengapa kekayaan alam tersebut rela dijual? Hal inilah yang telah
menunjukkan bahwa bagaiman sistem ekonomi yang kita jalankan
sudah keblinger, melenceng dan melanggar dari amanat UUD 1945.
Secara paradigma atau tertulis kita memang menganut sistem ekonomi
pancasila tapi kenyataannya di dalam implementasinya kita tidak dan
yang ada mengadopsi sistem lain yang sangat bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
Tentu saat ini yang menjadi tanya besar, mengapa atau ada apa
sebenarnya Indonesia meninggalkan sistem perekonomian yang
dianutnya ? Sepertinya masih banyak penghuni negara ini belum
mengerti dan meyakini bahwa sistem ekonomi pancasila adalah yang
terbaik untuk bangsa Indonesia. Hal inilah yang harus segera
diluruskan.
Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi
manusia dalam kehidupan ekonomi. Dalam ekonomi Pancasila dengan
demikian tidak dikenal “economic animal”, yang satu memangsa yang
lain. Ekonomi Pancasila berakar di bumi Indonesia. Meskipun ekonomi
dunia sudah menyatu, pasar sudah menjadi global, namun selama masih
ada bangsa dan negara Indonesia, maka ekonomi Indonesia tetap
diabdikan bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Sila
Persatuan Indonesia, mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai
penjabaran wawasan nusantara di bidang ekonomi. Globalisasi kegiatan
ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi kepentingan ekonomi.
Kepentingan ekonomi kita tetap diabdikan untuk kepentingan bangsa
Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan demikian berwawasan
kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap patriotik dari para pelakunya
meskipun kegiatannya sudah mengglobal. Sila keempat dalam
Pancasila menunjukkan pandangan bangsa Indonesia mengenai
kedaulatan rakyat dan bagaimana demokrasi dijalankan di Indonesia. Di
bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem
demokratis yang dalam Undang-undang Dasar secara eksplisit disebut
demokrasi ekonomi. Nilai-nilai dasar sila kelima, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, menunjukkan betapa seluruh upaya
pembangunan kita, seluruh upaya untuk mengembangkan pertumbuhan
ekonomi dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (Ginandjar
Kartasasmita/www.ginandjar.com)
Prof. Mubyarto mengatakan bahwa Ekonomi Pancasila bukan
merupakan suatu impian maupun wacana belaka, tetapi benar-benar
merupakan kebutuhan yang mendesak untuk “menyelamatkan”
perekonomian Bangsa Indonesia. Krisis ekonomi yang telah melanda
bangsa ini selama lebih dari 5 tahun belum menunjukkan tanda-tanda
akan berakhir, karena para ekonom kita tidak mampu memberikan
pemecahan-pemecahan konkrit. Mereka menggunakan teori-teori
ekonomi liberal secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kondisi dan
karakteristik perekonomian bangsa sendiri. Padahal di negara-negara
barat sendiri, ekonomi liberal semakin banyak digugat oleh tokoh-tokoh
ekonomi dunia. Para ekonom “arus utama” dan pemerintah secara
“membabibuta” terus melakukan privatisasi berbagai BUMN,
memanjakan para konglomerat dan eks konglomerat, dan investor asing
Para ekonom seringkali melihat perekonomian Indonesia hanya dari
sudut pandang makro dengan menggunakan perhitungan model
matematika agar terlihat lebih canggih (sophisticated). Kekeliruan-
kekeliruan tersebut terjadi karena mereka sebenarnya “tidak tahu” dan
“tidak mau tahu” karakteristik khas kehidupan ekonomi Indonesia.
Jelaslah mengapa “keterpurukan” Bangsa Indonesia terus berlanjut dan
hanya berputar-putar dalam lingkaran yang sama. Drs. Dumairy, MA
mengemukakan bahwa dampak terburuk dari masalah ekonomi yang
berkepanjangan ini adalah rakyat kebanyakan yang harus menanggung
akibat dari “dosa-dosa” ini dan mengakibatkan timbulnya rasa saling
tidak percaya (distrust) antar elemen-elemen bangsa yang semakin
meluas sehingga menghambat perbaikan kehidupan bangsa dalam
berbagai segi serta menghambat kemajuan bangsa secara keseluruhan
Prof. Mubyarto dan Prof. Sri-Edi Swasono menegaskan bahwa yang
diperlukan saat ini adalah kehidupan ekonomi yang digerakkan oleh
seluruh lapisan masyarakat, yang mencerminkan karakter Bangsa
Indonesia, yaitu Ekonomi Pancasila yaitu ekonomi pasar yang mengacu
pada ideologi Pancasila. Didalam sistem ekonomi Pancasila, manusia
Indonesia merupakan homo socius, homo ethicus, sekaligus homo
economicus. Jika dilihat dari sudut pandang mikro, perekonomian
Indonesia memiliki nilai moral dan etika luhur yang dapat membentengi
manusia dari nafsu serakah (greedy). Namun yang banyak terjadi
adalah bahwa moral dan etika tersebut telah pudar dalam kehidupan
perekonomian Indonesia dimana pasar lebih mengagungkan kompetisi
(winner vs loser) dan semangat keserakahan individualisme dan bukan
ekonomi kekeluargaan yang kooperatif (win-win). Yang lebih
menyedihkan lagi adalah yang kalah dalam pasar lebih banyak dan
hanya sebagai penonton setia dari perilaku pemenang. Keprihatinan
juga mencuat karena sistem kompetisi inilah yang selalu ditekankan dan
diajarkan disekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Mengapa Ekonomi
Pancasila? Karena sistem ekonomi ini menjamin tatanan ekonomi yang
dapat memperkecil kesenjangan (gap) yang sangat lebar di dalam
masyarakat Indonesia. Contoh nyata dari penerapan Ekonomi Pancasila
sebenarnya sudah lama ada dan masih bias ditemukan, yaitu kehidupan
di pedesaan yang kooperatif berdasarkan asas kekeluargaan. Mengingat
pentingnya kembali kepada karakteristik bangsa untuk memulihkan
kembali perekonomian Indonesia dan menjawab pertanyaan dari
seorang mahasiswa Fakultas Hukum UGM, Prof. Mubyarto
menjelaskan bahwa Ekonomi Pancasila perlu dikaji secara induktif-
empirik dan deduktif-logis sebagai satu kesatuan yang menyeluruh
(holistik). Tujuannya adalah agar sistem Ekonomi Pancasila tidak hanya
sebagai teori dan konsep dalam buku teks saja tetapi juga berapa
penerapan yang relevan dengan realita kehidupan ekonomi Bangsa
Indonesia.
Bangsa ini memang terlalu lemah dan inkonsisten. Terlalu mudah untuk
berpaling, terlalu mudah untuk di intervensi, terlalu mudah untuk di
“drive” dan tidak punya pendirian. Jika dilihat secara kekayaan alam
sungguh luar biasa, semua ada di sini. Seandainya jika mau menutup
diri dan tidak mau berinterkasi dengan negara lain (ekstrim) dengan
keyakinan tinggi negara ini pasti mampu bertahan. Sekaranglah saatnya
bangsa ini untuk kembali ke fitrahnya. Sistem ekonomi pancasila harus
segera ditegakkan dan dilaksanakan. Sebab, dengan sistem tersebutlah
segala kepentingan perbedaan yang begitu beragam dinegara ini dapat
diakomodir.
BAB IV
PEMBANDINGAN
A. Proses Pembandingan
Sistem ekonomi yang dianut oleh setiap bangsa berbeda-beda. Hal ini
sesuai dengan falsafah dan ideologi dari masing-masing negara. Seperti
halnya Indonesia, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia
akan berbeda dengan sistem ekonomi yang dianut oleh Amerika Serikat
ataupun negara-negara lainnya. Pada awalnya Indonesia menganut
sistem ekonomi liberal, di mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan
kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme yang
disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di
Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi
sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa
Indonesia diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Sistem
ini bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi,
pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi
kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut ini
bentuk sistem ekonomi di Indonesia dari masa Orde Baru hingga
sekarang.
1. Sistem Ekonomi Demokrasi
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan
konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan
masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga harus berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk mewujudkan
demokrasi ekonomi dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan
ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian
sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan
kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik
golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha
mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam
merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan
perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling
membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya
Reformasi di Indonesia pada tahun 1998. Pemerintah bertekad
melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan
ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang
menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem
ekonomi kerakyatan. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat
memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah
menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan
dunia usaha.
Sejarah Ekonomi Pancasila
Sebelum periode penjajahan dimulai Indonesia masih banyak terdapat
kerajaan-kerajaan yang tersebar diseluruh nusantara. Pada saat itu
dalam kegiatan perekonomian belum mengenal sistem perekonomian
maka mulai dari raja sampai para pejabat kerajaan terjun langsung ke
dalam kegiatan perekonomian tersebut. Seluruh sektor perekonomian
dikuasai oleh penguasa. Kemudian setelah kedatangan para penjajah
maka seluruh kegiatan perekonomian diambil alih oleh penjajah.
Mereka menguasai seluruh sektor perekonomian dan hanya untuk
dikuasai sendiri.
Akan tetapi setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia dan selanjutnya melahirkan Pancasila sebagai ideologi
Negara maka dibuatlah peraturan untuk mengatur jalannya roda
perekonomian untuk memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat.
Kemudian diterapkan lah sistem-sistem ekonomi yang berkembang di
dunia kepada Indonesia. Seiring waktu ternyata sistem-sistem ekonomi
itu kurang cocok dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
Dari indikasi ketidakcocokkan itulah maka lahirlah pemikiran tentang
suatu sistem perekonomian yang baru. Suatu sistem perekonomian yang
mampu membuat hajat hidup seluruh warga Negara menjadi lebih
layak. Maka dengan berpedoman pada pancasila yang juga merupakan
ideologi Negara serta Undang-Undang Dasar 1945 tercetuslah konsep
pemikiran sistem ekonomi pancasila.
Dasar-Dasar Ideologi, Filsafat Dan Nilai-Nilai Sistem Ekonomi
Pancasila.
1. Ekonomi Berketuhanan
Kalau dalam teori ekonomi barat (Smithian) dan teori ekonomi timur
(Marxian) hakekat manusia adalah egoistis atau kolektif, maka dalam
Pancasila manusia mencari keseimbangan antara hidup materi dan
rohani. Manusia Pancasila yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
selain homo-economicus, juga homo metafisikus dan homo mysticus.
Berlandas pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan
kita pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaan
menjadi landasan spiritual, moral dan etik bagi penyelenggaraan
ekonomi dan pembangunan. Dengan demikian Ekonomi Pancasila
dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan etika, sehingga
pembangunan nasional kita adalah pembangunan yang berakhlak
Memang, setiap masyarakat mempunyai atau menganut sistem nilai
tertentu, yaitu sistem preferensi yang dianggap disepakati oleh seluruh
anggota masyarakat. Tanpa sistem nilai tertentu tidak akan ada
kebudayaan dan sistem peradaban tertentu. Bansa Indonesia dapat
mencapai kemerdekaan dan dapat bertahan sebagai satu bangsa karena
memiliki sistem nilai. Sistem nilai atau falsafah dasar bangsa Indonesia
yang kini sudah menjadi menjadi ideologi bangsa kita adalah Pancasila.
Karena Pancasila sudah kita sepakati sebagai falsafah dasar yang
menjadi pandangan dan pegangan hidup Bangsa, maka ia menjadi
moral kehidupan Bangsa, ia menjadi ideologi yang ideologi yang
menjiwai peri kehidupan Bangsa kita di bidang sosial budaya, sosial
ekonomi, sosial politik dan Hankam.
2. Ekonomi Berlandaskan Kemanusiaan
Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi
manusia dalam kehidupan ekonomi. Dalam ekonomi Pancasila dengan
demikian tidak dikenal “economic animal”, yang satu memangsa yang
lain
3. Nasionalisme dalam ekonomi pancasila
Sebenarnya ilmu ekonomi ala Smith bersifat kosmopolitan dan
nasionalistis merupakan senjata ampuh bagi negara yang sudah maju
untuk lebih maju lagi (dengan mengorbankan negara yang belum maju).
Tetapi sebaliknya, negara miskin yang belum maju harus menolaknya,
kalau ia tidak ingin terus menerus dijajah secara ekonomi oleh negara
lain yang lebih maju. Kalau pun teori barat ini diterapkan apa adanya,
maka akibatnya bagi negara Indonesia adalah :
a. ketergantungan kita atas negara-negara yang sudah maju semakin
lama semakin besar.
b. di dalam negeri kelompok ekonomi kuat dan sektor modern akan
berkembang jauh lebih cepat dari kelompok ekonomi lemah.
Ini berarti kesenjangan ekonomi kaya-miskin bertambah besar.
Berhubungan dengan itu, sistem ekonomi pancasila dan teori yang
mendasarinya memang sangat di perlukan. Teori ini bersifat nasionalitis
dari segi Indonesia sendiri dan apabila diterapkan secara sungguh-
sungguh akan mampu menciutkan kesenjangan sosial atau dengan
perkataan lain mampu menuju tujuan-tujuan pemerataan.
Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai
penjabaran wawasan nusantara dibidang ekonomi. Globalisasi kegiatan
ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi kepentingan ekonomi.
Kepentingan ekonomi kita tetap diabdikan untuk kepentingan bangsa
Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan demikian berwawasan
kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap patriotik dari para pelakunya
meskipun kegiatannya sudah mengglobal.
4. Demokrasi Ekonomi
Sila keempat dalam Pancasila menunjukkan pandangan bangsa
Indonesia mengenai kedaulatan rakyat dan bagaimana demokrasi
dijalankan di Indonesia. Di bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila
dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang dalam Undang-undang
Dasar secara eksplisit disebut demokrasi ekonomi. Sistem
perekonomian dijalankan atas dasar keikutsertaan masyarakat banyak
untuk mengelola perekonomiannya.
5. Keadilan sosial
Ciri-ciri lain Ekonomi Pancasila adalah semangat solidaritas sosial;
untuk mencapai masyarakat yang berkeadilan sosial yaitu sila kelima
dari Pancasila. Masyarakat Pancasila yang berkeadilan sosial adalah
masyarakat yang bersifat sosialistik, dimana nasib mereka yang
“tertinggal“ mendapat perhatian besar. Inilah yang disebutkan pada
pasal 34 UUD 1945, yang berbunyi bahwa “Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara“. Bahkan apa yang tercantum pada
pasal 33, yang selalu dianggap sebagai pedoman dasar pengelolaan
perekonomian Indonesia, termasuk dalam bab kesejahteraan umum.
Masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur adalah tujuan perjuangan kemerdekaan Indonesia, tujuan untuk
mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Hasil Pembandingan
Pada tataran filosofis ekonomi Pancasila tentulah harus dijiwai oleh
nilai-nilai-Pancasila.
Atas dasar itu maka Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat
materialistis, karena:
1. Berlandas pada keimanan dan ketakwaan yang timbul dari
pengakuan kita pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Keimanan dan
ketakwaan menjadi landasan spiritual, moral dan etik bagi
penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan. Dengan demikian
Ekonomi Pancasila dikendalikan oleh kaidah-kaidah moral dan
etika, sehingga pembangunan nasional kita adalah pembangunan
yang berakhlak.
2. Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan
kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi. Dalam
ekonomi Pancasila dengan demikian tidak dikenal “economic
animal”, yang satu memangsa yang lain.
3. Ekonomi Pancasila berakar di bumi Indonesia. Meskipun ekonomi
dunia sudah menyatu, pasar sudah menjadi global, namun selama
masih ada bangsa dan negara Indonesia, maka ekonomi Indonesia
tetap diabdikan bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai
penjabaran wawasan nusantara dibidang ekonomi. Globalisasi
kegiatan ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi
kepentingan ekonomi. Kepentingan ekonomi kita tetap diabdikan
untuk kepentingan bangsa Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan
demikian berwawasan kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap
patriotik dari para pelakunya meskipun kegiatannya sudah
mengglobal.
4. Sila keempat dalam Pancasila menunjukkan pandangan bangsa
Indonesia mengenai kedaulatan rakyat dan bagaimana demokrasi
dijalankan di Indonesia. Di bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila
dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang dalam Undang-
undang Dasar secara eksplisit disebut demokrasi ekonomi.
5. Nilai-nilai dasar sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, menunjukkan betapa seluruh upaya pembangunan kita,
seluruh upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi
dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Sistem ekonomi kerakyatan sendi utamanya adalah UUD 1945 pasal 33
ayat (1), (2), dan (3). Bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1) adalah
koperasi, dan bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah
perusahaan negara. Adapun dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang
berbunyi “hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak boleh di tangan seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta juga
mempunyai andil di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan
demikian terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem
perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah),
perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut akan
menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi
kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika
pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam
mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling mendukung di
antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan
ekonomi kerakyatan.
C. Analisa
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Dari perkembangan ilmu ekonomi pada akhir abab ke-18
menumbuhkan ekonomi kapitalis. Dan atas dasar kenyataan obektif
inilah maka di eropa pada awal abad ke-19 munculah pemikiran sebagai
reaksi atas perkembangan ekonomi tersebut yaitu sosialisme
komunisme yang menyebabkan nasibkaum proletar yang ditindas oleh
kaum kapitalis. Oleh karenanya menjadi sangat penting dan mendesak
untuk dikembangkan suatu system ekonomi yang berdasarkan pada
moralitas kemanusiaan, ekonomi yang berkemanusiaan. Atas dasar
tersebut maka lahirlah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
berdasarkan pada moralitas kemanusiaan yang berdasarkan pada tujuan
demi kesejahteraan rakyat secara luas. Sesuai dengan paradigma
pancasila sebagai pembangunan eknomi maka system dan
pembangunan ekonominya berdasarkan kepada nilai moral daripada
pancasila. Sila yang secara khusus digunakan dalam penerapan
paradigma pancasila sebagai pembangunan ekonomi adalah sila I dan
sila II, karena sistem ekonominya harus berdasarkan pada dasar
moralitas ketuhanan dan kemanusiaan. Berdasarkan sistem ekonomi
yang berlandaskan atas ketuhanan dan kemanusiaan akan menghasilkan
sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi tidak hanya
mengejar pertumbuhan saja tetapi demi kemanusiaan, kesejahteraan
seluruh bangsa. Maka sistem ekonomi yang berdasarkan pancasila
adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berdasarkan kekeluargaan. Dan
sistem ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai
moral kemanusiaan. Oleh karena itu ekonomi harus berdasarkan pada
kemanusiaan yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan, ekonomi untuk
kesejahteraan manusia sehingga kita harus menghindarkan diri dari
pengembangan ekonomi yang hanya berdasarkan pada persaingan
bebas, monopoli, dan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada
manusia, menimbulkan penindasan, ketidakadilan, dan kesengsaraan
warga negara.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang disampaikan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
Dengan segala kekayaan dan keanekaragaman yang dimiliki sejatinya
diperlukan sebuah sistem dan regulasi disegala sektor dan bidang yang
tepat. Sistem tersebut harus sesuai dengan kepribadian serta
karakteristik bangsa. Sistem perekonomian yang berlandaskan pancasila
yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan,
kesejahteraan, kesamarataan dan kemakmuran merupakan sebuah
sistem yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Dengan sistem ini
segala keanekaragaman dan perbedaan yang ada diyakini dapat
disatukan untuk dijadikan sebagai basis keunggulan bangsa. Tapi
nyatanya dengan usia kemerdekaan yang telah mencapai hampir 63
tahun kita seakan lupa dengan ciri khas sistem ekonomi kita sendiri,
justru yang ada kita mengadopsi sistem asing yang jelas-jelas
bertentangan dengan karakteristik dan kepribadian bangsa. Inilah yang
harus segera disadari oleh seluruh elemen bangsa. Sudah saatnya
Indonesia kembali jaya.
B. Saran
Dari apa yang telah dibahas dalam pembuatan makalah ini, maka
penulis menyarankan agar :
1. Pengetahuan mengenai perekonomian Pancasila lebih
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui
koperasi.
2. Agar pengetahuan tentang perekonomian Pancasila diberikan
secara lebih mendalam di lingkungan sekolah atau pendidikan
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Raka, I.G.Gde. 1983. Pengantar Pengetahuan Koperasi. Departemen
Koperasi, Jakarta
Administrator.2011. Sistem Ekonomi Berlandaskan Pancasila.
(h ttp://rumahmateri.blogspot.com/2010/04/salam-
hangat.html, diakses pada tanggal 24 Januari 2011.)
Administrator.2011. Ekonomi Kerakyatan Sebagai Implementasi Sistem
Ekonomi Pancasila.
(http://rahmadmedan.multiply.com, diakses pada
tanggal 24 Januari 2011.)
Administrator.2011. Sistem Perekonomian Indonesia. (http://achmad-
entriatom.blogspot.com/, diakses pada tanggal 24
Januari 2011)
Administrator.2011. Ekonomi Pancasila: Sistem Perekonomian
Indonesia(http://id-id.facebook.com/pages/_-ANAK-
MEULABOH-_/119042604798861, diakses pada
tanggal 24 Januari 2011)
Administrator. 2011. Bab15. Pelaku-Pelaku Ekonomi Dalam Sistem Perekonomian Indonesia (http://www.crayonpedia.org/wiki/index.php?title=BSE:Pelaku-Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_Indonesia_8.2_%28BAB_15%29&redirect=no, diakses pada tanggal 24 Januari 2011)
Administrator. 2011. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila Di
Indonesia(http://organisasi.org/, diakses pada tanggal
24 Januari 2011)