Sistem Perkemihan

29
SISTEM PERKEMIHAN D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 2 1-A Poltekes kemenkes medan

Transcript of Sistem Perkemihan

SISTEM PERKEMIHAND

I

S

U

S

U

N

OLEH : KELOMPOK 2 1-A

Poltekes kemenkes medan

2015

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti

keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman

darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus

mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk

mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih

memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.

Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi

garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel juga

bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh

sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.

Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang

menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis

dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan

mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.

Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk

menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan

darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.

Sistem kemih terdiri dari berbagai organ terutama ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter,

yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran

kencing, urin keluar melalui tubuh.

Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah ekskresi melalui air seni,

manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. Aspek penting lain

dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang

bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan

harus dihilangkan.

1.2      RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah sebagai berikut :

1.Jelaskan mengenai sistem perkemihan !

2.Apa saja susunan system perkemihan !

3.Bagaimana kah cara kerja sistem perkemihan ?

4.Jelaskan tentang urine !

1.3      TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada pada rumusan

masalah di atas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Urinaria

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh

larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system

kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau

Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh

tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.

Organ perkemihan terdiri dari :

2 Buah Ginjal

2 Buah Ureter

1 Buah vasikula urinaria( kandung kemih)

1 Buah Uretra

2.2 Susunan Sistem Perkemihan

Sumber : www.sistemperkemihan/struktur.com

Keterangan gambar :

1.Kemih sistem Manusia

2. Ginjal

3. pelvis ginjal

4. Ureter

5. kandung kemih

6. Uretra

7. Kelenjar adrenal

8. Renal artery and vein

9. Inferior vena cava

10. Abdominal aorta

11. Renal arteri dan vena

12. Hati

13. usus besar

14. Pelvis

1. Ginjal

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di depan dua kosta terakhir

dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi

oleh kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan usus yang

tebal.

Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm,

lebarnya 6 cm dan

beratnya antara 120-150 gram.

Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. 95 % orang dewasa memiliki jarak antara

katup ginjal antara 11-15 cm.

Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk merupakan tanda yang

penting karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan

anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan

pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya hilus.

Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain arteri dan vena

renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula tribosa tipis mengkilat,

yang beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari

permukaan ginjal.

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian,

yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada ku lit ginjal terdapat bagian

yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah

ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut

glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus

dengan simpai bownman disebut badan malphigi

Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat –

zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut

akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam

sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya

menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal.

Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18

buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes).

Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini

berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam

pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi,

setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renan)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum

berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang

masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis

dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine

masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula

urinaria).

b. Fungsi Ginjal:

Ginjal berfungsi sebagai berikut :

1.Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuh akan dieksresikan oleh

ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat )

menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan

volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.

2.Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam

plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi pemasukan / pengeluaran yang abnormal ion –ion

akibat pemasukan garam yang berlebihan / penyakit perdarahan ( diare , muntah ) ginjal akan

meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K , Cl , Ca dan fosfat )

3.Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran

makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam , pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir

metabolisme protein . Apabila banyak makan sayur – sayuran , urine akan bersifat basa. pH urine

bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine sesuai dengan perubahan pH darah.

4.Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat toksik , obat – obatan ,

hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida ).

5. Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin yang mempunyai peranan

penting mengatur tekanan darah (system renin angiotensin aldesteron ) membentuk eritropoiesis

mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis ).

Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis,

yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri

akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk

gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai

bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai

bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior

Persyarafan Ginjal

Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk

mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh

darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan

senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn

kortison.

Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).

SUPLAI DARAH

- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke

Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.

- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri Interiobaris yang mengalir

diantara Piramida Ginjal.

- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara Korteks dan Medula.

- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan melewati Korteks.

- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.

- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk memberi Nutrien pada

Tubulus.

- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk Vena Interlobaris.

NEFRON

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang

pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.

#Dapat dibedakan dua jenis nefron:

Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan

lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai

ke zona luar dari medula.

Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat

dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari

medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a. Glomerolus

Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu

menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah

yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh

kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1.Tubulus proksimal

Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan

mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2.Lengkung Henle

Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens yaitu bagian

yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali

ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut

segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.

Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke

dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

3.Tubulus distal

Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)

Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap duktus

pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis

ginjal.

Sumber anatomi fisiologi keperawatan ,tahun 1997,

Ada 3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :

1.      Renin – yaitu hormon yang terkait dengan tekanan darah.

2.      Erythropoetin – yaitu horm8iu77iu87on yang membantu pembuatan sel darah merah. Penderita

gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat

merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi erythropoetin.

3.      Calcitriol – yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium pada makanan. Tanpa

bantuan hormon tersebut, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk jangka panjang

hal tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.

2. Ureter

Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter

merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30

cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron² simpatis.

Terdiri dari dua bagian :

– pars abdominalis

– pars pelvina

Tiga tempat penyempitan pada ureter :

– uretero- pelvic junction

– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis

– muara ureter ke dalam vesica urinaria

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika

urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam

rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan

mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan

dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh

pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan

pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

Ureter pada laki – laki dan perempuan

Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan

dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding

vesika urinarai pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urineria, dinding

atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk

katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dan vesika urinaria.

Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial ddan ke dapan

bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam

perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini

menyilang ureter dan mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempuunyai 2 cm dari

sisi.

Pembuluh darah ureter:

a. Arteri renalis

b. Arteri spermatika interna

c. Arteri hipogastrika

d. Arteri vesikalis inferior

Persarafan Ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, fleksus spermatikus, dan

pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferens dan nervus vagus rantai eferens dari nervus

torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk

ureter .

3. Vesica Urinaria

Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang

dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di

dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ

ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot

yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong

seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis.

Bagian Vesica Urinaria :

• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus

membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan

dengan ileum & colon sigmoideum

• Corpus

• Fundus

Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:

• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.

• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus

inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post

ganglioner.

• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP

• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla

spinalis L1-2.

Fungsi vesica urinaria:

(1) Sebagai tempat penyimpanan urine,

(2) mendorong urine keluar dari tubuh.

•PERSARAFAN KANDUNG KEMIH.

Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan medulla spinalis

melalui pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan S3. Berjalan

melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf motoik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada

dinding kandung kemih. Tanda – tanda regangan dari uretra posterior bersifat sangat kuat dan

terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks yang menyebabkan kandung kemih.

Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat ini berakhir pada

sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih, saraf postganglion pendek kemudian

mempersarafi otot detrusor.

Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandumg kemih.

Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter

eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot lurik pada sfingter. Selain itu

kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus,

terutama hubungan dengan segmen L2 medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama

merangsang pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat

saraf sensorik juga berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensai

rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.

4. Urethra

Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter,

vesica urinaria.Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi

menyalurkan air kemih keluar.

Pada laki- laki uretra berjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian

menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.

Uretra pada laki – laki terdiri dari :

1. Uretra Prostaria

2. Uretra membranosa

3. Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan

submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,

panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),

lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah

dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra

di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

2.3 Transpor urin dariginjal melalui ureter dan masuk ke dalam kandungan kemih

Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama dengan cairan yang

keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin tersebut sejak

mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.

Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan

meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik yang

menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter dangan demikian mendorong urin

dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersafari oleh

saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus intramular dan serat-saraf

yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti hanya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi

perislaltik pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh

perangsangan simpatis.

Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum kandung kemih.

Normalnya ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa sentimeter menembus kandung kemih.

Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan

demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu tekanan di kandung kemih. Setiap

gelombang peristaltic yang terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga

bagian yang menembus kandung kemih membuka dan memberi kesempatan kandung urin mengalir ke

dalam kandung kemih.

Panjang ureter yang menembus kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung

kemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam

kandung kemih terdorong kembali ke dalam ureter ini disebut refluks vesikoureteral. Refluks

semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan jika parah dapat meningkatkan tekanan kaliks

renalis dan struktur – struktur dan di medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.

2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih : Sistometrogram

Perubahan tekanan intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan urin.pada saat tidak ada urin

di dalam kandung kemih ,tekanan intravesikuler,sekitar 0,tetapi setela terisi urin sebanyak 30 sampai

50 mililiter,tekanan meningkat menjadi 5sampai 10 sentimeter air.tambahan urin sebanyak 200 sampai

300 mililiter hanya sedikit menambah peningkatan tekanan,nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan

oleh tonus intrinsic pada dinding kandung kemih sendii.bila urin yang terkumpul di dalam kandung

kemih lebih banyak dari 300 sampai 400 mililiter,akan menyebabkan peningkatan tekanan secara

cepat.

Punak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air,atau mungkin meningkat hingga lebih

dari 100 sentimeter air.puncak tekanan ini disebut gelombang mikturisi

2.5 Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada

dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses

miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama

terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi

pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan

melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk

mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang

menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin

(kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari

sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter

interna.

Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung

kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih

terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena

membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis

sepanjang arteri umbilikalis.

Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:

Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif

Periode tekanan menetap

Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.

2.6Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak.

Pusat – pusat ini antara lain:

Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di ponds, dan

beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja penghambat tetapi dapat menjadi

perangsang.

Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih tinggi

normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari berkenmih sebangai berikut:

Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika peristiwa

berkemih dikehendaki.

apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan

membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan

waktu yang baik untuk berkemih.

Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu

untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus

kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.

Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut: Pertama, seseorang secara sadar

mengkontraksikan otot – otot abdomennya,  yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan

mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan,

sehingga meregangkan dindingnya.

2.7 Urine (Air Kemih)

Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh

pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang

menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu

mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan

yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam

terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

1. Sifat – sifat air kemih

- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor

lainnya.

- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.

- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 – 1.020.

- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi

alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk

membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana

komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,

akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam

terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan

interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi

tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa

mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun

yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui

urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan

dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang

dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan

ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Komposisi air kemih :

- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air

- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin

- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

- Pigmen (bilirubin, urobilin)

- Toksin

- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat

(cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun

dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap

kembali.

4. Tahap – tahap Pembentukan Urine

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent

maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali

protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium,

klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi

Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion

karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus

atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion

karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi

secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)

Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus

pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine

sesungguhnya.

Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine

dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine

sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

2.8 Ciri-Ciri Urin Normal

1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.

2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.

3. Baunya tajam.

4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

2.9 Macam –Macam Urin

Urin sewaktu

Urin pagi

Urin 24 jam

Urin prostprandial

Urin 2 gelas dan 3 gelas pada laki-laki

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara

bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air

kemih).

Sistem urinaria terdiri atas:

a.      Ginjal,yangterdiri dari 2macam kiri dan kanan yang berfungsi mengeluarkan sekret urine.

b.      Ureter, yang terdiri dari 2 macam kiri dan kanan yang berfungsi menyalurkan urine dari ginjal

ke kandung kencing.

c.       Kandung kencing(vasikula urinaria) yang bekerja sebagai penampung.

d.      Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

DAFTAR PUSTAKA

http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/ .

http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html

perbandingan filtrat reabsobdi da ekskredi Sumber anatomi fisiologi keperawatan ,tahun 1997,