Sintaksis

16
SINTAKSIS Kasman, S.Pd., M.Hum.

Transcript of Sintaksis

Page 1: Sintaksis

SINTAKSIS

Kasman, S.Pd., M.Hum.

Page 2: Sintaksis

Hakikat Sintaksis

Sintaksis merupakan tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata.

Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat

Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat. Kalimat merupakan satuan atau deretan kata-kata yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhannya dan secara ortografi biasanya diakhiri tanda titik atau tanda akhir lain yang sesuai.

Page 3: Sintaksis

1. FraseFrasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Di sisi lain, frasa juga diartikan sebagai kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang. Perhatikakan kalimat di bawah ini!{Secara {lebih mendalam}} kita {akan membahas} {kemampuan {menilai {{restasi belajar} siswa}}} {untuk {kepentingan { pengajaran {yang lebih baik}}}.

Seperti telah dijelaskan bahwa frasa adalah bagian fungsional. Kualifikasi fungsional menyatakan bahwa bagian itu berfungsi sebagi konstituen di dalam konstituen yang lebih panjang, misalnya kemampuan menilai prestasi belajar siswa berfungsi sebagai objek pada verba membahas. Sebaliknya urutan mendalam kita dan pengajaran yang bukanlah frasa karena bukan merupakan bagian fungsional dari konstituen yang lebih panjang.

Page 4: Sintaksis

Selain itu frasa juga biasanya tidak melampaui batas fungsi yang didudukinya, misalnya Ahmad pulang nanti bukan sebagai frasa karena keseluruhannya adalah kalimat.

Sebuah frase dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari perilaku sintaksis dan dari kelas kata yang membangun frase itu.

Dilihat dari perilaku sintaksisinya, frase digolongkan ke dalam 2 macam, yakni frase endosentrik dan frase eksosentrik. 1.1 Frase Endosentrik

Frase endosentrik adalah frasa yang keseluruhannya memilki perlaku sintaksis yang sama dengan salah satu konstituennya, misalnya sepeda baru pada kalimat saya membeli sepeda baru.

Page 5: Sintaksis

Frase endosentrik dibagi ke dalam tiga macam, yakni: frase endosentrik atributif, koordinatif, dan apositif.

1.1.1 Frase Endosentrik Atributif Frase endosentrik atributif merupakan

konstruksi sintaktis yang salah satu unsurnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur lainnya. Unsur yang lebih tinggi dalam hal ini disebut unsur pusat atau inti, sedangkan unsur yang kedudukannya lebih rendah disebut atribut.a. rumah besar b. pintu kamar

UP At UP At

Page 6: Sintaksis

d. sebuah buku c. seorang pemimpin UP At At UP

e. tadi pagi f. sudah pergi At UP At UP

Frasa endosentris atributif dibedakan atas frasa endosentris atributif nominatif, frasa endosentris verbal, frasa endosentris atributif adjektival, frasa endosentris atributif numeralial, dan frasa endosentris atributif adverbial.

1.1.2 Frase Endosentrik Koordinatif

Frase endosentrik koordinatif merupakan konstruksi sintaktis yang memiliki dua unsur pusat atau lebih yang masing-masing berdistribusi paralel dengan keseluruhan frasa yang dibentuk.

Page 7: Sintaksis

Menurut Arifin, (2008:25) frase endosentrik koordinatif dalam hal ini dapat dihubungkan dengan konjungsi dan, tetapi, atau, ataupun dan konjungsi korelatif baik…….maupun, makin……makin, misalnya kaya atau miskin, kaya ataupun miskin, pintar dan sombong, bodoh tetapi sombong, baik merah maupun biru, makin tua makin bermutu, dan sebagainya.

1.1.3 Frase Apositif

Frase apositif merupakan konstruksi sintaktis yang unsur-unsur langsungnya memiliki makna yang sama. Frasa endosentris aposistif dalam hal ini hanya memiliki satu unsur pusat ditambah aposisi yang berfungsi sebagai penjelas S, P, O maupun keterangan. Perhatikan contoh berikut!

Page 8: Sintaksis

a. Adikku cucu kesayangan nenek, manja sekali. UP Apb. Dia mengajar, memenuhi tuganya sebagai

guru UP Apc. Hari ini, Sabtu 20 Oktober 1991, saya pergi ke

Solo UP Ap1.2 Frase Eksosentrik

Frasa jenis ini sering disebut sebagai frasa preposisional karena frasa ini terdiri dari preposisi sebagai penanda dan sumbu sebagai konstituen pesertanya, seperti frasa di bandung, dari rumah, pada dinding, terhadap dia, daripada menderita, dan lain-lain.

Page 9: Sintaksis

Menurut Arifin, (2008:19), frase eksosentrik adalah frase yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan semua komponennya.

Frase ini memiliki dua komponen. Komponen yang pertama berupa perangkai yang berwujud preposisi, partikel dan komponen yang kedua berupa sumbu. Frase yang berperangkai preposisi disebut sebagai frase preposisional (direktif) dan frase yang berperangkai partikel disebuat frase eksosentrik nondirektif.

Frase eksosentrik direktif dapat menyatakan beberapa makna, sebagai berikut:

Page 10: Sintaksis

tempat, seperti di pasar, ke rumah, dan pada dinding,

asal arah, seperti dari kampung, dari sekolah,asal bahan, seperti dari emas, dari tepung,tujuan, seperti ke kampus, ke pasar,peralihan, seperti kepada saya, terhadap Tuhan, perihal, seperti tentang saya, akan kebaikan,cara, seperti dengan baik, dengan senang, alat, seperti dengan cangkul, dengan sepeda,keberlangsungan, seperti sejak kemarin, sampai

besok, dari tadi, sampai nanti,penyamaan, seperti selaras dengan, sejalan

dengan, danperbandingan, seperti seperti dia, sebagai

bandingan.

Page 11: Sintaksis

Frase eksosentrik nondirektif dibedakan ke dalam 2 bentuk, yakni: 1) frase eksosentrik nondirektif yang sebagaian atau seluruhnya memiliki perilaku yang sama dengan salah satu unsurnya, seperti si kancil, si terdakwa, kaum marginal, kaum pengusaha, dan sebagainya; 2) frase eksosentrik nondirektif yang tidak memiliki perilaku yang sama dengan bagian-bagianya, seperti yang mulya, yang besar, yang itu, dan sebagainya.

Page 12: Sintaksis

2. KlausaKalusa adalah gabungan dua kata atau lebih

yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat, serta berpotensi menjadi kalimat.

Klausa dapat digolongkan berdasarkan hal-hal berikut:

Bedasarkan unsur interennya.Ada atau tidaknya kata negatif yang secara

gramatikal mengapit predikat.Berdasarkan katagori kata atau frase yang

menduduki fungsi predikat.

Page 13: Sintaksis

2.1 Klausa Berdasarkan Unsur Internalya

Klausa dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap dan tidak lengkap. Klausa lengkap berdasarkan struktur internalnya dibagi ke dalam dua jenis, yakni: klausa lengkap yang subjekya terletak di depan dan klausa lengkap yang subjeknya terletak di belakang, misalnya:

a.badan orang itu sangat besar

b.sangat besar badan orang itu

c.andi pergi ke kali

d.ke kali andi pergi

Page 14: Sintaksis

Sementara itu, klausa tidak lengkap hanya terdiri atas predikat disertai objek, pelengkap, keterangan atau tidak, misalnya:

a. sedang bermain-mainb. menulis suratc. telah berangkat ke Jakarta2.2 Kalusa Berdasarakan Ada Tidaknya yang

Menegatifkan Predikat Klausa dalam kaitannya dengan kriteria ini dibagi ke

dalam dua macam, yakni: klausa positif dan klausa negatif.

Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.

Page 15: Sintaksis

Kata-kata negatif yang dimaksud dalam hal ini antara lain: tidak, bukan, belum, dan jangan. Klausa positif adalah klausa yang tidak

memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.

Page 16: Sintaksis

Sekian

Terima Kasih