Sinopsis Kereta API Terakhir
-
Upload
novi-hervianti-putri -
Category
Documents
-
view
668 -
download
54
description
Transcript of Sinopsis Kereta API Terakhir
TUGAS SEJARAHSINOPSIS “ KERETA API TERAKHIR”
Disusun Oleh :Nama : Riri AndriyantiKelas : XI IPA 6No Absen : 27
SMA NEGERI I KEBUMEN2014
SINOPSIS FILM
“ Kereta Api Terakhir “
Film yang berjudul “Kereta Api terakhir” diproduksi pada tahun 1981 adalah film yang
bertemakan romansa perjuangan berdasarkan novel karya Pandir Kelana dengan judul yang
sama. Mengisahkan tentang seorang tentara bernama Firman yang mendapat tugas untuk
mengamankan kereta-kereta dari Purwokerto menuju Yogyakarta. Ketika itu negara sedang
dalam kondisi pasca kemerdekaan (1945-1950) yang masih labil. Alur kisah yang
berlatarbelakang pelanggaran Perjanjian Linggarjati oleh Belanda itu sebenarnya teramat
sederhana. Cuma cerita tentang perjalanan kereta api terakhir dari 5 kereta yang akan
diselamatkan ke Jogja dari stasiun Purwokerto. Nasib kereta api terakhir itu tak sebaik 4
kereta yang diberangkatkan terlebih dulu. Karena kesiangan, kereta tersebut selalu dihalang-
halangi Belanda dengan serangan pesawat mustang atau lebih dikenal dengan nama cocor
merah.
Belanda yang belum rela Indonesia merdeka, terus menggempur dan ingin menguasai
beberapa kota penting di Indonesia. Salah satu yang menjadi incaran Belanda adalah jalur
perkereta-apian yang melintas di pulau Jawa. Masa itu Kereta Api adalah transportasi yang
sangat penting dan menjadi pilihan utama untuk pergerakan masyarakat dari satu daerah ke
daerah yang lain. Maka, jika jalur-jalur kereta diberangus, akan terjadi kelumpuhan secara
sigfinikan di Indonesia kala itu.
Di masa itu kereta api merupakan tulang punggung transportasi darat. Sehingga wajar bila
Belanda ingin merebutnya. Berkali-kali rel dibom agar kereta tak bisa mencapai Jogja.
Dengan gigih pejuang kereta api memperbaikinya walau terus dihujani peluru. Terasa
mengharu biru saat Mandor Sastro tertembak dan minta dikuburkan di bawah rel supaya
melihat setiap kereta yang lewat.
Tugas Letnan Firman (Pupung Harris), Letnan Sudadi (Rizawan Gayo) dan Sersan Tobing
(Gito Rollies) adalah tidak hanya mengawal kereta-kereta dari Purwokerto hingga Yogya.
Mereka juga harus mengawal para penumpang yang mengungsi menuju Yogya. Ada isu
bahwa Belanda akan menyerang kota mereka sehingga pengungsian pun dirasa sangat perlu
dilakukan, terutama bagi masyarakat yang mudah termakan isu. Letnan Sudadi berangkat
bersama kereta pertama, sementara Letnan Firman dan Sersan Tobing mengawal kereta
terakhir. Di kereta terakhir ini tidak hanya ditumpangi oleh para pengungsi namun juga ada
berkas-berkas penting negara yang harus diamankan di ibu kota. Banyak halangan selama
perjalanan. Ternyata mengawal kereta tidak semudah yang dibayangkan apalagi dengan
musuh yang selalu mengintai. Berkali-kali kereta dihujani peledak dan peluru dan bahkan ada
gerbong yang sempat terbakar. Dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi itu, maka banyak
pejuang, pegawai kereta api dan masyarakat yang gugur.
Kisah heroik tidak hanya mewarnai film yang disutradarai oleh Moechtar Soemodimedjo ini,
namun juga kisah cinta. Karena pada dasarnya film ini memang termasuk jenis film romansa.
Sepanjang perjalanan menuju Yogya, Letnan Firman bertemu dengan Retno, perempuan yang
disangka sebagai adik dari Kapten Pujo (Doddy Sukma) yang ditemuinya beberapa jam
sebelum keberangkatan. Namun ternyata ia salah, Retno yang ditemuinya adalah Retno yang
berbeda meski berparas sama. Di akhir cerita ia pun mengetahui jika Retno adalah kembar.
Dan disini ia sempat mengalami dilema, Retno mana yang harus ia pilih.
Film yang diproduksi PPFN (Pusat Produksi Film Negara) bekerjasama dengan PJKA (kini
PT KAI) ini dikemas dengan cukup bagus dan mengena. Para analis film mengatakan, bisa
jadi bahwa Kereta Api Terakhir adalah film road movie pertama yang dibuat oleh Indonesia.
Meski romansa yang dijadikan kisah utama, namun tidak menghilangkan esensi
perjuangannya. Campur aduk rasanya menonton film lama ini; perasaan nasionalis, haru biru
akan perjuangan para tentara serta pegawai kereta api, juga tersipu-sipu akan dialog rayuan
dan tak lupa sisi humor yang disajikan pun membuat saya terpingkal-pingkal. Film ini
termasuk film Indonesia yang digarap dengan serius dan hasilnya pun sangat cool, dan
walaupun sudah berumur 30 tahun, film ini tetap cool!
Beberapa kali aku tersenyum melihat Film ini, seperti waktu Sersan Tobing dikasih hadiah
gitar oleh Kolonel Gatot Subroto. Sersan Batak yang lihai nyanyi keroncong terbengong-
bengong disuruh nyanyiin Gudril, musik tradisional Banyumasan yang biasanya diiringi
gamelan atau calung. Atau waktu adegan pasar Kroya dibom. Pedagang nasi yang diperankan
Mak Wok mencari-cari suaminya yang ngumpet. Ternyata bukan bersembunyi, melainkan
lagi cukur rambut. Baru dapat separo tukang cukurnya kabur takut kena bom.
Tertawa terpingkal - pingkal di scene Stasiun Sumpiuh. Dapat berita dari Stasiun Kroya kalo
gerbong terakhir bakal kebakar, pasukan pemadam disiapkan. Padahal gerbong yang terbakar
sudah dilepas sebelum meledak. Lucunya dimana, simak saja potongan clip dibawah. Tapi
maaf, buat yang kurang paham bahasa Jawa mungkin kurang paham.
Kejadian – kejadian yang terjadi kebanyakan mengambil latar tempat dari daerah kita sendiri,
sedikit membuat bangga bagi anak Jawa Tengah walaupun Film ini alurnya sederhana tetapi
mempunyai makna yang dalam. Nuansa Jawa sangat kental saat melihat Film ini, bahkan ada
yang menggunakan bahasa ngapak dalam percakapan di dialog Kereta Api Terakhir.
Film Kereta Api terakhir tak boleh kita tak tahu sebagai anak Jawa asli kita dapat mengambil
pelajaran dari kisah ini. Pertanyaan – pertanyaan yang belum bisa terjawab seperti siapa
sebenarnya pembuat rel kereta api ? selama ini mungkin ada yang berfikir Indonesia sebagai
negara yang maju tak mungkin bisa membuat rel kereta api yang begitu panjang dan sewaktu
itu Indonesia masih dalam posisi di jajah jadi tak mungkin jika masyarakat Indonesia yang
membangun rel Kereta Api. Tetapi , setelah melihat Film ini, kita akan tahu bahwa walaupun
Indonesia dijajah pembangunan Indonesia tetap dilaksanakan dan dikerjakan oleh rakyat
Indonesia sampai pengorbanan nyawa pun terjadi. Banyak pihak Indonesia yang tewas dalam
membuat bangunan tersebut.
Sebagus – bagusnya Film ini tetapi film ini masih mempunyai kelemahan yaitu ending dari
cerita ini menggantung, seharusnya film Kereta Api Terakhir mempunyai kelanjutan cerita
sehingga penonton akan tahu siapa yang dipilih Firman sebagai istrinya ? hal ini membuat
penonton penasaran akan akhir dari kisah romansa ini. Kelemahan tersebut jelas tertutup
dengan kelebihan – kelebihanya, kalau kalian penasaran tonton aja Film ini, bisa download di
youtube kalo tidak di google juga ada.