Sindroma Metabolik

download Sindroma Metabolik

of 18

description

SINDROMA METABOLIK

Transcript of Sindroma Metabolik

BAB IPENDAHULUAN

Diskusi modul EMG kasus pertama ini dengan judul seorang laki-laki dengan keluhan impotensi. Diskusi sesi 1 dilaksanakan pada hari kamis 6 september 2012 pukul 08.00-09.50, dilanjutkan dengan sesi 2 yang dilaksanakan pada hari senin 10 september 2012 pukul 13.00-14.50.Diskusi sesi 1 dipimpin oleh Devi Yuliana dengan Dira Megiani Rosti sebagai sekretaris dan jalannya sesi 2 dipimpin oleh Dion Rukmindar dengan Widya Ilmiaty Kamrul sebagai sekretaris. Kedua diskusi ini dibimbing oleh dr.Wirja Muliadi, Sp.PK sebagai tutor. Kedua diskusi berjalan lancar dengan partisipasi seluruh anggota kelompok 8 yang berjumlah 11 orang.Pada kasus pertama ini, dibahas mengenai seorang laki-laki bernama pak Ahmad, berusia 58 tahun mengeluh impoten sejak beberapa bulan terakhir. Baik hari pertama maupun hari kedua, diskusi kelompok 8 dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Semua anggota yang berjumlah 11 orang ikut berpartisipasi dengan memberikan pendapatnya masing-masing sehingga kami dapat menyelesaikan kasus tersebut.Demikianlah makalah ini kami susun sebaik-baiknya dengan segala kekurangan dan kelebihan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

BAB IILAPORAN KASUSSesi 1Pak Ahmad 58 tahun mengeluh impoten sejak beberapa bulan terakhir. Pak Ahmad tampak agak gemuk dengan perut agak membuncit; ikterik tidak ada. BB: 92 kg. TB: 170 cm. TD: 140/90 mmHg, suhu afebris. Pembesaran KGB leher (-). Kelenjar tiroid tidak membesar.Paru: sonor, ronki-/-, wheezing -/-.Jantung: BJ I dan II normal. Murmur (-).Abdomen: lemas, NTE (-) Nyeri tekan Mc Burney (-) Murphy sign (-) Shifting dullness (-) Hepar teraba 2 jari, kenyal tepi tajam Lien tidak teraba Bising usus normalExtremitas: edema -/-

Pada kulit tampak bekas-bekas garukan dan bercak-bercak kehitaman bekas luka/bisul kecil-kecilGD sewaktu 170 mg/dl

Sesi 2Ibu pak Ahmad adalah penderita DM, meninggal dunia 15 tahun yang lalu karena stroke.Lingkar perut pak Ahmad 102 cm.Gula darah puasa 115 mg/dl.Trigliserida: 225 mg/dlKolesterol HDL: 30 mg/dlHbA1C: 7,5%CXR: elongation aorta CTR 62% Infiltrat (-) efusi pleura (-)Pak Ahmad mengaku sudah sejak 8 tahun ini menderita hipertensi dan minum obat amlodipin 5 mg sehari sekali tetapi tidak teratur. Ia juga mengeluh sering b.a.k terutama pada malam hari.

BAB IIIPEMBAHASAN KASUSA. REKAM MEDIS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama: Pak Ahmad Jenis kelamin: laki-laki Umur: 58 tahun Pekerjaan: - Alamat: - Status nikah: -KELUHAN UTAMA: Impoten sejak beberapa bulan terakhir.KELUHAN TAMBAHAN: Agak gemuk dengan perut agak membuncit, pada kulit tampak bekas-bekas garukan dan bercak-bercak kehitaman bekas luka/bisul keci-kecil.

ANAMNESIS TAMBAHANRiwayat Penyakit Sekarang: Sudah berapa lama keluhan dialami ? Apakah pasien sering miksi dengan volume urin yang banyak? Apakah merasa sering haus dan lapar? Apakah pasien merasa sering kesemutan/tidak ? Apakah pasien merasa gatal-gatal? Apakah pasien merasa depresi akhir akhir ini?Riwayat Penyakit Dahulu: Apakah ada penyakit yang diderita sebelum keluhan keluhan ini muncul selain hipertensi ? kalau iya, apa penyakitnya ? Apakah pernah minum obat-obatan yang merangsang timbulnya impotensi? Seperti anti-hipertensi, anti-psikosa, obat penenang.Riwayat kebiasaan: Bagaimana pola makan pasien? Apakah pasien merokok?Riwayat pengobatan: Apakah sebelumnya pernah meminum obat dalam jangka waktu lama? kalau iya apa obatnya?

PEMERIKSAAN FISIKHASILINTERPRETASI

Keadaan umum Tampak agak gemuk dengan perut membuncit Tidak ikterik Obesitas Normal

SuhuAfebrisNormal

Tekanan darah140/90 mmHgHipertensi

Berat badan

92 kgBMI = BB(kg)/TB2 (m2) = 92/(1,7)2 = 31,83 (obesitas)Normal : 18.5 - 24.9Obesitas : 30,0 34,9

Tinggi badan170 cm

Kelenjar Tidak ada pembesaranNormal

Paru Sonor Ronki -/- Wheezing -/-

Normal

Jantung BJ1-BJ2 normal murmur (-) Normal

Abdomen Lemas, NTE (-) Nyeri tekan Mc Burney (-) Murphy sign (-) Shifting dullness (-) Hepar teraba 2 jari, kenyal tepi tajam Lien tidak teraba Bising usus normalHepatomegali. Karena normalnya hepar tidak teraba.

ExtremitasEdema -/- Normal

KulitTampak bekas-bekas garukan dan bercak-bercak kehitaman bekas luka/bisulKemungkinan komplikasi DM

PEMERIKSAAN LABORATORIUMGDS170 mg/dl Normal. (40 mg/dlMenurun

HbA1C7,5%4-6,7%Meningkat

CXR Elongatio aorta keadaan pembuluh darah aorta yang berdilatasi CTR 62% kardiomegali (Normal 6,5% Poliuria Nokturia Kolesterol HDL 35 mg/dl Peningkatan HbA1C menunjukkan adanya peningkatan glukosa darah dalam jangka waktu 120 hari Poliuria Glukosa yang meningkat menyebabkan tekanan osmotik meningkat yang kemudian mengakibatkan penyerapan air dari extravaskuler ke intravaskuler. Sebagai kompensasi ginjal akan memproduksi urin lebih banyak Nokturia saat malam cairan ekstravaskuler akan masuk ke dalam intravaskuler, ketika darah mengandung glukosa lebih banyak maka cairan yang berpindah pun lebih banyak dan menyebabkan nokturia

Hipertensi Tensi 140/90 Kardiomegali Elongatio aorta Riwayat keluarga penyakit vascular (ibu meninggal karena stroke) Berdasarkan JNC VII, TD pasien ini menunjukan hipertensi derajat 1 Hipertensi menyebabkan kerja miokard lebih berat dan dapat mengakibatkan kardiomegali Elongatio aorta terjadi karena hipertensi dan proses degenerasi

Obesitas BMI 31,8 Lingkar perut 102 cm

Aterosklerosis Kadar trigliserid >190 mg/dl Kadar HDL 40 mg/dlKadar trigliserid yang tinggi dalam darah menyebabkan produksi LDL meningkat dan mengakibatkan terjadinya aterosklerosis

Hepatomegali Hepar teraba 2 jari di bawah arcus costaeTrigliserid yang tinggi di dalam hati akan disimpan sehingga menyebabkan fatty liver dan menunjukkan terjadinya hepatomegali

Sindrom metabolik Lingkar perut 102 cm TG >150 mg/dl HDL 130/85 Gula darah puasa >100

Impoten Efek samping Amplodipin DM Aterosklerosis Amplodipin (Ca channel blocker) menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Pada DM, dapat terjadi neuropati diabetes yang disebabkan tingginya kadar gula darah dan dapat menyebabkan impotensi akibatnya gangguan pada saraf.Nitrit okside yang berfungsi untuk vasodilatasi pembuluh darah terganggu sehingga pembuluh darah penis tidak dapat melakukan vasodilatasi maksimal. Aterosklerosis pada arteri penis dapat mengurangi jumlah darah yang dapat menyebabkan ereksi.

DIAGNOSIS KERJADengan adanya seluruh mekanisme yang terjadi pada pasien ini, dapat ditegakkan diagnosis pada Tn. Ahmad yaitu sindrom metabolik dengan impotensi, dengan criteria sebagai berikut:2Menurut National Cholesterol Education Program, Adult Treatment Panel III (NCEP:ATPIII) tahun 2001.Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan dengan adanya tiga atau lebih dari kondisi berikut: Obesitas sentral, lingkar pinggang > 102 cm untuk pria dan > 88 cm untuk wanita. Hipertrigliseridemia, kadar trigliserida 150mg/dL Rendahnya kadar HDL kolesterol < 40mg/dL Hipertensi; tekanan darah 130 mm sistolik atau 85 mm diastolik. Glukosa puasa 100 mg/dL atau sebelumnya sudah didiagnosis DM tipe II.

Sedangkan penegakkan diagnosis DM tipe II dengan HbA1C pada pasien ini dapat ditegakkan dengan criteria sebagai berikut:7

PENATALAKSANAANMedikamentosa1. Farmakoterapi Obat-obat Hipoglikemik Oral, seperti Metformin, Tiazolidindion. Asam Fibrat, untuk menurunkan kadar Trigliserida darah. Sildenafil, untuk impotensi.Non medikamentosa:2. GiziPengaturan diet, dengan cara mengatur jumlah kalori dan komposisi diet. Penentuan kebutuhan kalori per hari:Pengaturan gizi pada pasien ini dimulai dengan menentukan kebutuhan kalori per hari yang dibutuhkan pasien dengan menggunakan rumus brocca. Pada pasien diketahui Berat badan 92 kg, dan tinggi badan 170 cm.5BB Idaman= 90% (TB dalam cm 100) 1 kg= 90% (170 100) 1 kg= 63 kgKalori basal (laki-laki) = BB idaman (Kg) x 30 kalori/kg= 63 kg 30 kalori/kg= 1890 kalori Koreksi atau penyesuaian: Umur diatas 40 tahun: - 5% Aktivitas ringan: + 10% Aktivitas sedang: + 20% Aktivitas berat: + 30% Berat Badan Gemuk: - 20 % Stress Metabolik: + 10-30 %Berdasarkan data yang ada, pasien obese dan usia di atas 40 tahun, maka kebutuhan kalori dikurangi 25% dari kalori basal.Total kebutuhan kalori = 1890 + (25% 1890) = 1417,5 Kalori. Komposisi dietKarbohidrat 60%, Protein 20%, Lemak 20%Makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang (30%), makan malam (25%) serta 2-3 porsi ringan (10-15%) diantara makan besar.3. Latihan Jasmani, yang memenuhi program CRIPE (Continous Rythmical Interval Progressive Endurance). Pasien dianjurkan berolahraga untuk membantu menurunkan kaddar gula darah dalam tubuh. Olahraga sebaiknya dilakukan 3-5 kali setiap minggu, dengan intensitas ringan/sedang, durasi 30-60 menit, dengan jenis olahraga aerobik, untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda. Pasien disarankan untuk berolahraga setelah makan ketika kadar glukosa darah pada puncaknya. 64. Edukasi pada pasien disini merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Informasi yang diberikan dapat berupa pengetahuan dasar tentang diabetes, sebab-sebab tingginya gula darah, perencanaan makan, kegiatan jasmani, cara memantau gula darah, dan tidak lupa diingatkan untuk disiplin dalam pengobatan.

PROGNOSIS Ad vitam: Dubia ad bonamHarapan hidup pada pasien ini masih ada karena berdasarkan epidemiologi, penderita sindroma metabolik masih dapat hidup selama tidak ada komplikasi berat terutama yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Ad functionam: Dubia ad malamDilihat dari faktor usia, pasien tersebut dapat dikategorikan ke dalam umur dimana fungsi organ mulai menurun (degenerasi). Dalam pemeriksaan fisik dan penunjang dapat ditemukannya gangguan pada organ jantung (kardiomegali) dan hepar (hepatomegali) sehingga fungsi fisiologis tubuh terganggu. Ad sanationam: Ad malamBerdasarkan etiologi penyakitnya yaitu obesitas dan hipertensi maka kekambuhan penyakit yang diderita pasien sangat besar karena tergantung dari pola hidup pasien.

BAB IVKESIMPULANSindrom metabolikn merupakan kumpulan keadaan akibat resistensi insulin yang terjadi sebelum seseorang menderita penyakit metabolik khususnya diabetes dan penyakit vaskuler seperti hipertensi yang kemudian bisa berlanjut menjadi penyakit yang serius (penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler [stroke] dan nefropati diabetes [gagal ginjal]). Lamanya waktu dari sindrom metabolik hingga terjadinya penyakit di atas bisa 15 tahunatau lebih tergantung faktor genetik dan pola hidup yang bersangkutan. Sindrom metabolik yang diderita pasien ini berdasarkan kriteria National Cholesterol Education Program, Adult Treatment Panel III (NCEP:ATPIII) tahun 2001. Dan impotensi yang terjadi akibat komplikasi dari diabetes yang diderita pasien. Penatalaksanaan dapat diberikan obat hipoglikemik oral, asam fibrat, dan sildenafil.

BAB VDAFTAR PUSTAKA1. Powers AC. Diabetes Mellitus. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, Editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York: McGrawHill; 2012. p. 2974-80.2. Eckel RH. The Metabolic Syndrome. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, Editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York: McGrawHill; 2012. p. 1992-3. 3. Rader DJ, Hobbs HH. Disorders of Lipoprotein Metabolism. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, Editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York: McGrawHill; 2012. p. 3155.4. McVary KT. Sexual Dysfunction. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, Editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York: McGrawHill; 2012. p. 375-6.5. Sukardji K. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Melitus. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I, Editors. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. p. 54-56. Ilyas I. Olahraga bagi Diabetisi. In: Soegondo S, Soewondo P, Subekti I, Editors. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011. p. 76.7. Use of Glycated Haemoglobin in the Diagnosis of Diabetes Mellitus. Available at: www.who.int/diabetes/publications/report-hba1c_2011.pdf. Accessed on September 9, 2012.

BAB VIPENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIHPuji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi kami ini dengan judul LAKI LAKI DENGAN KELUHAN IMPOTENPada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas penunjuk, pendapat, bimbingan, saran dan kesempatan yang diberikan selama penulisan makalah ini. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada :1. Dr. Hendarto Natadidjaja, MARS, Sp.PD, selaku koordinator dan penanggung jawab modul organ EMG.2. Dr. Ika Krisnawati, Sp.Jp, selaku sekretaris modul organ EMG.3. Dr. Wirja Muliadi, Sp.PK, selaku tutor.4. Seluruh dosen yang telah memberi bimbingan kepada penulis dalam penulisan makalah ini.5. Temanteman yang telah membantu serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung.Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat menghargai dan berterima kasih untuk saran dan kritik yang bersifat membangun dan mendorong ke arah pengembangan penulisan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

6