Sindrom Metabolik Dan Reproduksi Fungsi Testis

3
Sindro Mrtabolik dan Reproduksi : Fungsi Testis Pendahuluan : Sindrom metabilik adalah suatu kondisi yang masih belum jelas penyebabnya dan memiliki banyak gejala klinis yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan sebab patologinya. Pada keadaan sindrom metabolic sering ditemukan adanya fungsi testis yang terganggu atau disfungsi testis yang menyebabkan kadar testosterone yang rendah pada tubuh. Bukan hanya itu, telah dilaporkan juga, dalam keadaan hipogonadisme dengan berkurangnya testosterone dalam tubuh, sering ditemukan perjalanan penyakit yang mengarah pada terjadinya gejala-gejala pada sindrom metabolic. Karena hubungan timbal balik yang masih belum dapat penjelasan yang jelas ini, ada kesimpulan yang menyebutkan hubungan yang erat antara obesitas (khususnya obesitas sentra) dengan keduanya. Isi Obesitas merupakan penyebab utama resistensi insulin pada sindrom metabolic yang juga sebagai keadaan yang mengganggu sistem endokrin secara keseluruhan dan mengganggu jalur fungsi hipotalamus hiofisis dan testis. Dalam beberapa penelitian yang melibatkan beberapa pria normal dengan fingsi gonad yang normal menunjukkan penurunan produksi sperma pada pria dengan IMT yang berlebihan atau obesitas dan bertambah parah seiring dengan bertambahnya umur. Akan tetapi pada orang yang memiliki berat badan di bawah normalpun juga menunjukkan keadaan yang serupa. Walaupun demikian obesitas, terutama obesitas sentral masih

description

METABOLIK

Transcript of Sindrom Metabolik Dan Reproduksi Fungsi Testis

Sindro Mrtabolik dan Reproduksi : Fungsi TestisPendahuluan :Sindrom metabilik adalah suatu kondisi yang masih belum jelas penyebabnya dan memiliki banyak gejala klinis yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan sebab patologinya. Pada keadaan sindrom metabolic sering ditemukan adanya fungsi testis yang terganggu atau disfungsi testis yang menyebabkan kadar testosterone yang rendah pada tubuh. Bukan hanya itu, telah dilaporkan juga, dalam keadaan hipogonadisme dengan berkurangnya testosterone dalam tubuh, sering ditemukan perjalanan penyakit yang mengarah pada terjadinya gejala-gejala pada sindrom metabolic. Karena hubungan timbal balik yang masih belum dapat penjelasan yang jelas ini, ada kesimpulan yang menyebutkan hubungan yang erat antara obesitas (khususnya obesitas sentra) dengan keduanya.Isi Obesitas merupakan penyebab utama resistensi insulin pada sindrom metabolic yang juga sebagai keadaan yang mengganggu sistem endokrin secara keseluruhan dan mengganggu jalur fungsi hipotalamus hiofisis dan testis. Dalam beberapa penelitian yang melibatkan beberapa pria normal dengan fingsi gonad yang normal menunjukkan penurunan produksi sperma pada pria dengan IMT yang berlebihan atau obesitas dan bertambah parah seiring dengan bertambahnya umur. Akan tetapi pada orang yang memiliki berat badan di bawah normalpun juga menunjukkan keadaan yang serupa. Walaupun demikian obesitas, terutama obesitas sentral masih merupakan keadaan yang paling diwaspadai pada insdens disfungsi testis dan sindrom metabolic secara keseluruhan. Hipogonadisme pada pria akan menyebabkan kadar androgen yang rendah dan mengakibatkan keadaan yang menunjukkan gejala-gejala pada sindrom metabolic, seperti meningkatnya kadar kolesterol total, kolesterol LDL, menurunnya kadar kolesterol HDL, tekanan darah yang meningkat, dan gejala lainnya pada sindrom metabolic. Androgen juga memiliki pengaruh pada pathogenesis sindrom metabolic yaitu :1. Menghambat enzim lipoprotein lipase yang bekerja dalam sel lemak dan jaringan adipose abdomen dengan cara mengurangi deposisi lemak2. Merangsang lipolisis dengan stimulasi adrenergic3. Menurunkan produksi kortisol dengan mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-korteks adrenal yang akhirnya juga akan menghambat produksi lipoprotein lipase4. Merangsang sekresi hormone pertumbuhan dan IGF-1 yang akhirnya juga akan menghambat produksi lipoprotein lipase.Terapi yang digunakan pada banyak kasus dosfungsi testis baik dalam keadaan sindrom metabolic atau hipogonadisme adalah penggantian testosterone yang memiliki keunggulan dalam mencegah komplikasi yaitu diabetes mellitus dan gangguan kardiovaskuler. Terapi ini juga mempunyai efek samping yaitu menyebabkan peningkatan obesitas sentral.Kesimpulan Beberapa bulan terakhir telah muncul bukti keterkaitan antara fungsi testis dan sindrom metabolic. SM dan obesitas mempengaruhi fungsi testis dengan mengurangi kadar testosterone dan SHBG seperti pengaruhnya pada produksi sperma. Pada pendapat lainnya, hipogonadisme jangka lama mengakibatkan resistensi insulin yang menjadi patofisiologi utama sindrom metabolic. Walaupun patogenesisnya belum jelas, leptin, resistin dan ghrelin mempunyai tanggungjawab yang penting sehingga terjadinya kedua keadaan penting ini. Karena sindrom metabolic merupakan gangguan yang terjadi pada seluruh system endokrin, maka keadaan ini disebut sebagai sindrom neuroendokrin metabolic.