Sindrom Guillane Barre Fix
-
Upload
charlene-mewengkang -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Sindrom Guillane Barre Fix
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
1/15
Sindrom Guillane Barre
I. PENDAHULUAN
Sindroma Guillain-Barre (SGB) merupakan penyebab kelumpuhan
yang cukup sering dijumpai pada usia dewasa muda. SGB ini seringkali
mencemaskan penderita dan keluarganya karena terjadi pada usia
produktif, apalagi pada beberapa keadaan dapat menimbulkan kematian,
meskipun pada umumnya mempunyai prognosa yang baik.
Beberapa nama disebut oleh beberapa ahli untuk penyakit ini, yaitu
Idiopathic polyneuritis, Acute Febrile Polyneuritis, Infective Polyneuritis,
Post Infectious Polyneuritis, Acute Inflammatory Demyelinating
Polyradiculoneuropathy, Guillain Barre Strohl Syndrome, Landry
Ascending paralysis, dan Landry Guillain Barre Syndrome.
II. SINDROM GUILLANE BARRE
a. Definisi
a. Sindroma Guillain Barre (SGB) adalah suatu kelainan sistem
saraf akut dan difus yang mengenai radiks spinalis dan saraf perifer,
dan kadang-kadang juga saraf kranial is, yang biasanya
timbul setelahsuatu infeksi (Medicom, 2009).
b. SGB adalah suatu polineuropati penyakit yang
mempengaruhi beberapa saraf, bersifat ascending dan akut
yang sering ter jadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah
infeksi akut. SGB merupakan suatu sindroma klinis yang
ditandai adanya paralisis flasid paralisis secara per lahan yang
terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun
dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis
1
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
2/15
(Parry, Bosch, dalam Japardi, 2002).
c. Beberapa nama disebut oleh beberapa ahli untuk penyakit
ini, yaitu Idiopathic polyneuritis, Acute Febrile Polyneuritis,
Infective Polyneuritis, Post Infectious Polyneuritis, Acute
Inf lammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy,
Guil lain Barre Stroh l Syndrome, Landry Ascend ing
paralysis, dan landry Guillan Barre Syndrome.
b. Sejarah
Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis, Jean-Baptiste Landry
pertama kali menulis tentang penyakit ini, sedangkan istilah landry
ascending paralysis diperkenalkan oleh Westphal. Osler menyatakan
terdapatnya hubungan SGB dengan kejadian infeksi akut. Pada tahun
1916, Guillain, Barre dan Strohl menjelaskan tentang adanya perubahan
khas berupa peninggian protein cairan serebrospinal (CSS) tanpa disertai
peninggian jumlah sel. Keadaan ini disebut sebagai disosiasi sitoalbuminik.
Nama SGB dipopulerkan oleh Draganescu dan Claudian. Menurut Lambert
dan Murder mengatakan bahwa untuk menegakkan diagnose SGB selain
berdasarkan gejala klinis,pemeriksaan CSS, juga adanya kelainan pada
pemeriksaan EMG dapat membantu menegakkan diagnosa. Terdapat
perlambatan kecepatanhantar saraf pada EMG.
c. Etiologi
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti
penyebabnya dan masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa
keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya
dengan terjadinya SGB, antara lain:
Infeksi
Vaksinasi
2
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
3/15
Pembedahan
Penyakit sistematik:
systemic lupus erythematosus
tiroiditis
penyakit Addison
Kehamilan atau dalam masa nifas
SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik.
Insidensi kasus SGB yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% -
80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti
infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal.
d. Epidemiologi
Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, kejadiannya pada semua musim.
Dowling dkk mendapatkan frekwensi tersering pada akhir musism panas
dan musim gugur dimana terjadi peningkatan kasus influenza. Pada
penelitian Zhao Baoxun didapatkan bahwa penyakit ini hampir terjadi pada
setiap saat dari setiap bulan dalam setahun, sekalipun demikian tampak
bahwa 60% kasus terjadi antara bulan Juli s/d Oktober yaitu pada akhir
musim panas dan musim gugur. Insidensi sindroma Guillain-Barre
bervariasi antara 0.6 sampai 1.9 kasus per 100.000 orang pertahun.
Selama periode 42 tahun Central Medical Mayo Clinic melakukan
penelitian mendapatkan insidensi rate 1.7 per 100.000 orang. Terjadipuncak insidensi antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun. Jarang
3
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
4/15
mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda yang pernah dilaporkan
adalah 3 bulan dan paling tua usia 95 tahun. Laki-laki dan wanita sama
jumlahnya. Dari pengelompokan ras didapatkan bahwa 83% penderita
adalah kulit putih, 7% kulit hitam, 5% Hispanic, 1% Asia dan 4% pada
kelompok ras yang tidak spesifik.
Data di Indonesia mengenai gambaran epidemiologi belum banyak.
Penelitian Chandra menyebutkan bahwa insidensi terbanyak di Indonesia
adalah dekade I, II, III (dibawah usia 35 tahun) dengan jumlah penderita
laki-laki dan wanita hampir sama. Sedangkan penelitian di Bandung
menyebutkan bahwa perbandingan laki-laki dan wanita 3 : 1 dengan usia
rata-rata 23,5 tahun. Insiden tertinggi pada bulan April s/d Mei dimana
terjadi pergantian musim hujan dan kemarau.
e. Patofisiologi
Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi, trauma, atau faktor lain yang
mempresipitasi terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih belum diketahui dengan
pasti. Banyak ahli membuat kesimpulan bahwa kerusakan saraf yang terjadi pada
sindroma ini adalah melalui mekanisme imunlogi.
Bukti-bukti bahwa imunopatogenesa merupakan mekanisme yang menimbulkan
jejas saraf tepi pada sindroma ini adalah:
1) Didapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan seluler
(celimediated immunity) terhadap agen infeksious pada saraf tepi.
2) Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tep i.
3) Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pada
embuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses demyelinisasi saraf tepi.
4
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
5/15
Proses demyelinisasi saraf tepi pada SGB dipengaruhi oleh respon imunitasseluler dan
imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai peristiwa sebelumnya,yang paling sering adalah
infeksi virus.
Dalam sistem kekebalan seluler, sel limposit T memegang peranan penting disamping
peran makrofag. Prekursor sel limposit berasal dari sumsum tulang (bone marrow) steam cell yang
mengalami pendewasaan sebelum dilepaskan kedalam jaringan limfoid dan peredaran.
Sebelum respon imunitas seluler ini terjadi pada saraf tepi antigen harus dikenalkan pada
limposit T (CD4) melalui makrofag. Makrofag yang telah menelan (fagositosis) antigen/terangsang
oleh virus, allergen atau bahan imunogen lain akan memproses antigen tersebut oleh penyaji
antigen (antigen presenting cell = APC). Kemudian antigen tersebut akan dikenalkan padalimposit
T (CD4). Setelah itu limposit T tersebut menjadi aktif karena aktivasi marker dan pelepasan
substansi interlekuin (IL2), gamma interferon serta alfaTNF.
Kelarutan E selectin dan adesi molekul (ICAM) yang dihasilkan oleh aktifasi sel endothelial
akan berperan dalam membuka sawar darah saraf, untuk mengaktifkan sel limfosit T dan
pengambilan makrofag. Makrofag akan mensekresikan protease yang dapat merusak protein
myelin disamping menghasilkan TNF dan komplemen.
5
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
6/15
Terdapat enam subtipe sindroma Guillain-Barre, yaitu:
1. Radang polineuropati demyelinasi akut (AIDP), yang merupakan
jen is GBS yang paling banyak ditemukan, dan sering disinonimkan dengan
GBS. Disebabkan oleh respon autoimun yang menyerang membrane selSchwann.
2. Sindroma Miller Fisher (MFS), merupakan varian GBS yang jarang
terjadi dan bermanifestasi sebagai paralisis desendens, berlawanan dengan
jenis GBS yang biasa terjadi. Umumnya mengenai otot-otot okuler pertama
kali dan terdapat triasgejala, yakni oftalmoplegia, ataksia, dan arefleksia.
Terdapat antibodi Anti-GQ1b dalam 90% kasus.
3. Neuropati aksonal motorik akut (AMAN) atau sindroma paralitik Cina;
menyerang nodus motorik Ranvier dan sering terjadi di Cina dan Meksiko. Hal
ini disebabkan oleh respon autoimun yang menyerang aksoplasma saraf
perifer. Penyakit ini musiman dan penyembuhan dapat berlangsung dengan
cepat. Didapati antibody Anti-GD1a, sementara antibodi Anti-GD3 lebih sering
ditemukan pada AMAN.
4. Neuropati aksonal sensorimotor akut (AMSAN), mirip dengan AMAN,
juga menyerang aksoplasma saraf perifer, namun juga menyerang
saraf sensorik dengan kerusakan akson yang berat. Penyembuhan lambat
6
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
7/15
dan sering tidak sempurna.
5. Neuropati panautonomik akut, merupakan varian GBS yang paling
jarang; dihubungkan dengan angka kematian yang tinggi, akibat keterlibatan
kardiovaskular dan disritmia.
6. Ensefalit is batang otak Bickerstaffs (BBE), ditandai oleh onset
akutoftalmoplegia, ataksia, gangguan kesadaran, hiperefleksia atau refleks
Babinski (menurut Bickerstaff, 1957; Al-Din et al.,1982). Perjalanan penyakit
dapat monofasik ataupun diikuti fase remisi dan relaps. Lesi luas dan ireguler
terutama pada batang otak, seperti pons, midbrain, dan medulla. Meskipun
gejalanya berat, namun prognosis BBE cukup baik.
f. Manifestasi Klinis
Perjalanan Klinis:
1. Fase Prodromal
Fase sebelum gejala klinis muncul
2. Fase Laten Waktu antara timbul infeksi/ prodromal yang mendahuluinya
7
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
8/15
sampai timbulnya gejala klinis.
Lama: 1 28 hari, rata-rata 9 hari
3. Fase Progresif
Fase defisit neurologis (+)
Beberapa hari - 4 minggu, jarang > 8 mgg.
Dimulai dari onset (mulai terjadi kelumpuhan yang bertambah
berat sampai maksimal)
Perburukan > 8 minggu disebut chronic inflammatory-
demyelinating polyradiculoneuropathy (CIDP)
4. Fase Plateau
Kelumpuhan telah maksimal dan menetap.
Fase pendek: 2 hari, >> 3 minggu, jarang > 7 minggu
5. Fase Penyembuhan
Fase perbaikan kelumpuhan motorik beberapa bulan
Diagnosa SGB terutama ditegakkan secara klinis. SBG ditandai dengan
timbulnya suatu kelumpuhan akut yang disertai hilangnya refleks-refleks
tendon dan didahului parestesi dua atau tiga minggu setelah mengalami
demam disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan gangguan sensorik
dan motorik perifer.
Kriteria diagnosa yang umum dipakai adalah criteria dari National
Institute of Neurological and Communicative Disorder and Stroke
(NINCDS), yaitu:
I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis:
Terjadinya kelemahan yang progresif
Hiporefleksi
II. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis SGB:
8
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
9/15
a. Ciri-ciri klinis:
Progresifitas: gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimaldalam 4 minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3
minggu, dan 90% dalam 4 minggu.
Relatif simetris
Gejala gangguan sensibilitas ringan
Gejala saraf kranial 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral.
Saraf otak lain dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan
otot-otot menelan, kadang < 5% kasus neuropati dimulai dari ototekstraokuler atau saraf otak lain.
Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas berhenti, dapat
memanjang sampai beberapa bulan.
Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi postural, hipertensi
dangejala vasomotor.
Tidak ada demam saat onset gejala neurologis
b. Ciri-ciri kelainan cairan serebrospinal yang kuat menyokong
diagnosa:
Protein CSS. Meningkat setekah gejala 1 minggu atau terjadi
peningkatan pada LP serial
Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3
Varian:o Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala
o Jumlah sel CSS: 11-50 MN/mm3
c. Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosa:
Perlambatan konduksi saraf bahkan blok pada 80% kasus.
Biasanya kecepatan hantar kurang 60% dari normal
9
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
10/15
g. Pemeriksaan Penunjang
1. LCS
P e m e r i k s a a n L a b o r a t o r i u m
Gambaran laborator ium yang menon jo l adalah
p e nin g gia n k a da r p rote i n d a la m c a ir a n o tak (0 ,5 m g %)
ta np a d i i ku t i o l eh p e nin gg ian j u m la h s e l d a la m c a ir a n
ot ak , hal ini disebut disosiasi sito-albuminik. Peninggian
kadar protein dalam cairan otak ini dimulai pada minggu 1-2
dar i onset penyakit dan mencapai puncaknya setelah 3-6 minggu.
Jumlah sel mononuklear < 10sel/mm3. Walaupun demikian pada
sebagian kecil penderita tidak ditemukan peninggian kadar protein
dalam cairan otak. Imunog lobul in serum bisa menin gkat .
B isa t imbu l h ipona t remi pada bebe rapa pende r i ta yang
di seb abk an ol eh SIADH (Sindroma Inapproriate Antidiuretik Hormone).
2. Pemeriksaan elektrofisiologi (EMG):
G am b a ra n e l e k t r o d i a gn os t i k y an g m en d u ku n g
d i ag no s i s a d al ah h a nt a r an s a r a f m ot or i k d a n
s e n s o r i k m e l a m b a t . Distal motor retensi memanjang kecepatan
hantaran gelombang-f melambat, me nu nj uk ka n pe rl am ba ta n
pada segmen proks ima l dan rad iks sara f . Selain untuk
mendukung diagnosis pemeriksaan ele ktr of i s i o log is jug a
b er g un a u nt u k m en en tu ka n p ro gn os i s p en ya ki t : b i l a
d i te mu ka n p ot en si al d en er v as i m e nu nj u kk an b ah wa
p en ye mb uh an p en ya ki t l e bi h l am a d an t i da k s em b uh
sempurna.
h. Kriteria Diagnostik
Kelemahan ascenden dan simetris
10
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
11/15
Anggota gerak bawah terjadi lebih dulu dari anggota gerak atas.
Kelemahan otot proksimal lebih dulu terjadi dari otot distal
kelemahan otot trunkal, bulbar dan otot pernafasan juga terjadi.
Kelemahan terjadi akut dan progresif bisa ringan sampai tetraplegidan gangguan nafas
Puncak defisit dicapai 4 minggu
Recovery biasanya dimulai 2-4minggu
Gangguan sensorik biasanya ringan bisa parasthesi, baal atau
sensasi sejenis
Gangguan Nn cranialis: facial drop, diplopia disartria, disfagia (N.
VII, VI, III, V, IX, dan X) Banyak pasien mengeluh nyeri punggung dan tungkai
i. Diagnosis Diferensial
Kelainan batang otak
Trombosis arteri basilaris dengan infark batang otak
Ensefalomielitis batang otak
Kelainan medulla spinalis
Mielitis transversa
Mielopati nekrotik akut
Kompresi neoplasma pada medulla spinalis servikal / foramen
magnum
Mielopati akut lain
Kelainan sel kornu anterior
Poliomielitis
Rabies
Tetanus
Poliradikulopati
11
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
12/15
Difteri
Paralisis Tick
Logam berat : arsen, timbal, thallium, emas
Keracunan organofosfat
Heksakarbon (neuropati penghirup lem)
Perhexiline
Obat-obatan : vincristine, disulfiram, nitrofurantoin
Critical illness polyneuropathy
Kelainan transmisi neuromuskuler
Myastenia gravis
Botulismus
Hipermagnesemi
Paralisis yang diinduksi antibiotika
Bisa gigitan ular
Miopati
Polimiositis
Miopati akut lain, misalnya akibat induksi obat
Abnormalitas metabolic
Hipokalemi
Hipermagnesemia
Hipofosfatemia
j. Penatalaksanaan
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendir. Pengobatan
secara umum bersifat simtomik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini
dapat sembuh sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama
dan angka kecacatan (gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap
harus diberikan. Tujuan terapi khusus adalah mengurangi beratnya
12
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
13/15
penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas
(imunoterapi).
Kortikosteroid
Kebanyakan penelitian mengatakan bahwa penggunaan preparat
steroid tidak mempunyai nilai/tidak bermanfaat untuk terapi SGB.
Plasmaparesis
Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan
faktor autoantibodi yang beredar. Pemakain plasmaparesis pada SGB
memperlihatkan hasil yang baik, berupa perbaikan klinis yang lebih cepat,
penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang
lebih pendek. Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml
plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila
diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).
Terapi fisik : latihan mobilisasi untuk cegah kontraktur.
Pengobatan imunosupresan:
1. Imunoglobulin IV
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih
menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek
samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari
selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari
tiap 15 hari sampai sembuh.
2. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP)
azathioprine
13
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
14/15
cyclophosphamide
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual
dan sakit kepala.
k. Komplikasi
Paralisis menetap
Gagal nafas
Hipotensi
Tromboembolisme
Pneumonia
Aritmia Jantung
Ileus
Aspirasi
Retensi urin
Problem psikiatrik
l. Prognosis
Pada umumnya penderita mempunyai prognosa yang baik tetapi pada
sebagian kecil penderita dapat meninggal atau mempunyai gejala sisa.
95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu 3 bulan bila
dengankeadaan antara lain:
pada pemeriksaan NCV-EMG relatif normal
mendapat terapi plasmaparesis dalam 4 minggu mulai saat onset
progresifitas penyakit lambat dan pendek
pada penderita berusia 30-60 tahun
14
-
7/31/2019 Sindrom Guillane Barre Fix
15/15
III. DAFTAR PUSTAKA
Japardi Iskandar, 2002. Sindroma Guillain Barre.
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi46.pdf
Judarwanto Widodo, 2009. Penyakit Guillain-Barre Syndrome
(GBS): Patofisiologi, manifestasi Klinis dan Diagnosis.
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/guillain-barre-
syndrome-gbs-patofisiologi-manifestasi-klinis-dan-diagnosis/
Medicine Computer, 2009. Sindroma Guillan Barre.
http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/sindroma-guillain-barre/
Guillain-Barre Syndrome, an overview for the Layperson, 9th ed. Guillain-
Barre Syndrome Foundation International 2000.
Guillain Barr Syndrome. [update 2009]. Available from:
http://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.aspchannel_id=0&
disease_id=325§ion_name=condition_info .
15
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/guillain-barre-http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/guillain-barre-syndrome-gbs-patofisiologi-manifestasi-klinis-dan-diagnosis/http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/sindroma-guillain-barre/http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/sindroma-guillain-barre/http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/sindroma-guillain-barre/http://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asphttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_infohttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_infohttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_infohttp://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/guillain-barre-http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/14/guillain-barre-syndrome-gbs-patofisiologi-manifestasi-klinis-dan-diagnosis/http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/sindroma-guillain-barre/http://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asphttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_infohttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_infohttp://bodyandhealth.canada.com/condition_info_popup.asp%20channel_id=0&disease_id=325§ion_name=condition_info