Sikap Profesional Keguruan. aminudin

29
SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN Maret 16, 2011 PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Profesional menunjukkan pelaku, sekaligus sifat, atribut atau kualitas bagi penyandang gelar ini. Definisi paling gampang dan sederhana dari “profesional” adalah “bukan amatir”. Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Profesional (dari bahasa Inggris) berarti ahli, pakar, mumpuni dalam bidang yang digeluti. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang

description

sikap profesional keguruan

Transcript of Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Page 1: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

SIKAP PROFESIONAL

KEGURUAN

Maret 16, 2011

PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan

purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu

keahlian yang tinggi. Profesional menunjukkan pelaku, sekaligus sifat,

atribut atau kualitas bagi penyandang gelar ini. Definisi paling gampang

dan sederhana dari “profesional” adalah “bukan amatir”. Dalam

manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan

jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi

aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja.

Profesional (dari bahasa Inggris) berarti ahli, pakar, mumpuni dalam

bidang yang digeluti. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam

bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan

pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas.

Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga

menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif

pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu

kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan

dengan skil atau keahliannya. Guru yang Profesional

Menjadi profesional adalah tuntutan setiap profesi, seperti dokter, insinyur,

pilot, ataupun profesi yang telah familiar ditengah masyarakat. Akan tetapi

guru…? Sudahkan menjadi profesi dengan kriteria diatas. Guru jelas

sebuah profesi. Akan tetapi sudahkah ada sebuah profesi yang

profesional…? Minimal menjadi guru harus memiliki keahlian tertentu dan

distandarkan secara kode keprofesian. Apabila keahlian tersebut tidak

Page 2: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

dimiliki, maka tidak dapat disebut guru. Artinya tidak sembarangan orang

bisa menjadi guru.

Kalau mengacu pada konsep di atas, menjadi profesional adalah meramu

kualitas dengan intergiritas, menjadi guru pforesional adalah keniscayaan.

Namun demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang

psikologis, humannis bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena

ibarat sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuwan yang sedang

bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga suatu bangsa.Ada

beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional.

Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan

tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang

dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun

2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1

Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalar

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik

professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di

sekelilingnya.

1. Sikap Pada Peraturan

Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonsia disebutkan bahwa : ” Guru

melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan” (PGRI,1973). Kebijaksanaan pendidikan di negara kita

Page 3: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

dipegang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui

ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan

oleh aparatur dan abdi negara. Guru mutlak merupakan unsur aparatur

dan abdi negara. Karena itu guru harus`mengetahui dan melaksanakan

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Setiap Guru di Indonesia wajib

tunduk dan taat terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan

dalam bidang pendidikan, baik yang dikeluarkan oleh Depdikbud maupun

departemen lainnya yang berwenang mengatur pendidikan. Kode Etik

Guru Indonesia memiliki peranan penting agar hal ini dapat terlaksana.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa ” guru harus

memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.”

Pasal 41.3 menyebutkan ” Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi”

Ini berarti setiap guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu

organisasi yang berfungsi sebagai wadah usaha untuk membawakan misi

dan memantapkan profesi guru. Di Indonesia organisasi ini disebut

dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dalam Kode `Etik

Guru Indonesia butir delapan disebutkan : Guru secara bersama-sama

memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana

perjuangan dan pengabdian. Ini makin menegaskan bahwa setiap guru di

Idonesia harus tergabung dalam PGRI dan berkewajiban serta

bertanggung jawab untuk menjalankan, membina, memelihara dan

memajukan PGRI sebagai organisasi profesi. Baik sebagai pengurus

ataupun sebagai anggota. Hal ini dipertegas dalam dasar keenam kode

etik guru bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama

mengembangkan, dan meningkatkan martabat profesinya. Peningkatan

mutu profesi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penataran,

lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi

Page 4: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

perbandingan dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Jadi kegiatan

pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau

pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga

dilakukan setelah lulus dari pendidikan prajabatan ataupun dalam

melaksanakan jabatan.

3. Sikap Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat Kode Etik Guru disebutkan bahwa ” Guru memelihara

hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan

sosial.” Ini berarti bahwa:

1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru

dalam lingkungan kerjanya.

2. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan

dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan yang

harmonis untuk menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara

sesama anggota profesi. Di lingkungan kerja, yaitu sekolah, guru

hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin bekerja sama,

menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada sesama

personel sekolah. Sikap ini diharapkan akan memunculkan suatu rasa

senasib sepenanggungan, menyadari kepentingan bersama, dan tidak

mementingkan kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan

orang lain. Sehingga kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan

pendidikan pada umumnya dapat terlaksana. Sikap ini hendaknya juga

dilaksanakan dalam pergaulan yang lebih luas yaitu sesama guru dadri

sekolah lain.

4. Sikap Terhadap Anak Didik

Page 5: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Dalam Kode Etik Guru Indonesia disebutkan : ”Guru berbakti membimbing

peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa

Pancasila”. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami

seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan

pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan

manusia Indonesia yang seutuhnya.

Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu

membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang

lain adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik

saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar

Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan

tut wuri handayani. Kalimat ini mengindikasikan bahwa pendidikkan harus

memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat

mengendalikan peserta didik.

Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia

sebagai kesatuan yang bulat, utuh baik jasmani maupun rohani, tidak

hanya berilmu tinggi tetapi juga bermoral tinggi pula. Dalam mendidik guru

tidak hanya mengutamakan aspek intelektual saja, tetapi juga harus

memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani,

rohani, sosial, maupun yang lainnya sesuai dengan hakikat pendidikan.

5. Sikap Tempat Kerja

Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan

suasana kerja yang baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam

kode etik dituliskan: ”Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya

yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu

guru harus aktif mengusahakan suasana baik itudengan berbagai cara,

baik dengan penggunaan metode yang sesuai, maupun dengan

Page 6: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas

yang mantap, ataupun pendekatan yang lainnya yang diperlukan.

Selain itu untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran guru juga

harus mampu menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama

perangkat sekolah, orang tua siswa dan juga masyarakat. Hal ini dapat

diwujudkan dengan mengundang orang tua sewaktu pengambilan rapor,

membentuk BP3 dan lain- lain.

 

Ciri-Ciri Guru Yang Profesional

Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar

Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang

memiliki keahlian dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan,

pelatihan dan jam terbang yang memadai. Dalam kontek diatas, untuk

menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal yang harus dimiliki

adalah:

Memiliki kemampuan intelektual yang memadai

Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau  metodelogi

pembelajaran

Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan

Kemampuan mengorganisir dan problem solving

Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik

 

Personaliti Guru

Page 7: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing,

membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan

yang akan ditiru oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut

tergantung dari contonya. Guru (digugu dan ditiru)  otomatis menjadi

teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru

harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan benar. Hal ini

sangat mendasar, karena tugas guru bukan hanya mengajar (transfer

knowledge)  tetapi juga menanamkan nilai – nilai dasar dari bangun

karakter atau akhlak anak.

Memposisikan profesi guru sebagai  The High Class Profesi

Di negeri ini sudah menjadi realitas umum  guru bukan menjadi profesi

yang berkelas baik secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa,

apabila menjadi Teller di sebuah Bank, lebih terlihat high class

dibandingkan guru. jika ingin menposisikan profesi guru setara dengan

profesi lainnya,  mulai di blow up bahwa profesi guru strata atau derajat

yang tinggi dan dihormati dalam masyarakat. Karena mengingat begitu

fundamental peran guru bagi proses perubahan dan perbaikan di

masyarakat.

Program Profesionalisme Guru

Pola rekruitmen yang berstandar dan selektif

Pelatihan yang terpadu, berjenjang dan berkesinambungan (long

life eduction)

Penyetaraan pendidikan dan membuat standarisasi mimimum

pendidikan

Pengembangan diri dan motivasi riset

Pengayaan kreatifitas untuk menjadi guru karya (Guru yang bisa

menjadi guru)

Peran Manajeman Sekolah

Page 8: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Fasilitator program Pelatihan dan Pengembangan profesi

Menciptakan jenjang karir yang fair dan terbuka

Membangun manajemen dan sistem ketenagaan yang baku

Membangun sistem kesejahteraan guru berbasis prestasi

 

 

 

Hambatan-hambatan menjadi guru yang profesional

Banyak hambatan yang dihadapi seorang guru untuk menjadi guru yang

baik. Beberapa hambatan tersebut diantaranya adalah:

1.    Gaji yang terlalu pas-pasan bahkan mungkin kurang. Gaji yang pas-

pasan memaksa seorang guru untuk mencari nafkah tambahan seusai

jam kerja. Hal ini mengakibatkan tidak memiliki kesempatan untuk

membuat persiapan mengajar dengan membaca ulang materi pelajaran

yang akan diajarkan besok hari. Hal ini dapat mengurangi kesiapan dan

penampilan di muka kelas.

2.    Tugas-tugas administrasi yang memberatkan. Sejak diberlakukannya

kurikulum 2006, banyak tugas-tugas administrasi yang harus dikerjakan

seorang guru yang tujuannya untuk meningkatkan profesionalitas seorang

guru. Ternyata tugas-tugas ini menjadi beban yang cukup berat dan

hampir tidak ada manfaatnya untuk menambah penampilan dan kesiapan

seorang guru di muka kelas. Sebagian besar tugas administrasi dibuat

dengan setengah terpaksa hanya untuk menyenangkan hati atasan.

Sebagai contoh, seorang guru diwajibkan membuat KTSP, Silabus dan

Tetek bengek yang lain, yang memaksa guru menuliskan uraian yang

sama pada tugas pertama dan ditulis ulang pada tugas kedua dan tugas

Page 9: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

ketiga. Semuanya ini tidak pernah dipakai untuk meringankan beban

mengajar di kelas karena tugas-tugas tersebut tidak pernah dibaca lagi

pada waktu akan/dan sedang mengajar. Seorang guru lebih suka

membuka dan membaca buku pegangan mengajar daripada membawa

Program Satuan Mengajar, Analisis Materi Pelajaran ataupun Rencana

Pengajaran. Tugas-tugas ini memang sangat berguna bagi seorang calon

guru. Tapi bagi guru yang sudah mengajar lebih dari tiga tahun, tugas ini

hanya merupakan pekerjaan yang sia-sia

Bagaimana menguasai bahan tergantung pada kemampuan guru unuk

menggunakan teknik-teknik mengajar dan alat-alat pengajaran yang dapat

menjamin murid dapat berhasil dalam belajarnya.Guru perlu pula

memehami prinsip dan tahu bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat

diterapkan pada muridnya,Karena itu prosedur mengajar harus disuaikan

dengan prinsip-prinsip mengajar.biasanya guru yang efektif adalah guru

yang menyesuaikan prosedur mengajarnya dengan pengetahuannya

tentang prinsip-prinsip psikologi serta pengertian tentang kemampuan

tentang murid-muridnya.

 

Fungsi pendidikan yang semakin bertambah penting adalah membimbing

murid mengembangkan sikap dan pola-pola tingkah laku yang dapat di

terima oleh masyarakat.Aspek social dari pendidikan ini tidak dapat

dipisahkan dari aspek personalnya.Reaksi-reaksi emosional anak didik di

rumah,di sekolah ataupun di masyarakat merupakan pengalaman-

pengalaman yang dapat mengembangkankan sikap.Meskipun para

psikolog,sosiolog,para pendidik,dan tokoh masyarakat berusaha

meningkat kan dan memperbaiki situasi serta kondisi rumah tangga dan

masyarakat yang dapat menangkal siskap-sikap antisocial pada diri anak

tetapi tanggung jawab membentuk sikap itu merupaakan fungsi sekolah

yang perdana.

Page 10: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

 

Situasi belajar mengajar itu mempunyai implikasi-implikasi

emosional.Sikap guru terhadap murid, terhadap pekerjaannya, terhadap

hidup umumnya perpengaruh sekali terhadap  sikap emosional

murid.Konsekuensinya,seperti apakah pribadi guru itu berpengaruh sekali

terhadap keberhasilan mengajar dan belajar ketimbang luas serta

dalamnya pengetahuan yang dimiliki dan cara pendekatannya dalam

mengajar.

 

Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu

kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial.

Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki

pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat

bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang

pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Mereka

harus memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki

kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan

yang sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, mematuhi kode etik profesi,

memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, memperoleh

penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, memiliki

kesempatan untuk  mengembangkan profesinya secara berkelanjutan,

memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas 

profesionalnya, dan  memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum

(sumber UU tentang Guru dan Dosen).

Page 11: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Bila kita mencermati prinsip-prinsip profesional di atas, kondisi kerja pada

dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki

titik lemah pada hal-hal berikut.

(1)   Kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang

tugas. Di  lapangan banyak di antara guru mengajarkan mata pelajaran

yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan latar  belakang

pendidikan yang dimilikinya.

(2)   Tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas.

Guru profesional seharusnya memiliki empat  kompetensi, yaitu

kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu,

seorang guru selain terampil  mengajar, juga memiliki pengetahuan yang

luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.

(3)   Penghasilan tidak  ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

Sementara ini guru yang berprestasi dan yang tidak berprestasi

mendapatkan penghasilan yang sama. Memang benar  sekarang terdapat

program sertifikasi. Namun, program tersebut tidak memberikan peluang

kepada seluruh guru.  Sertifikasi hanya dapat diikuti oleh guru-guru yang

ditunjuk kepala sekolah yang notabene akan berpotensi subjektif.

(4)   Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan profesi secara

berkelanjutan. Banyak guru yang terjebak pada  rutinitas. Pihak

berwenang pun tidak mendorong guru ke arah pengembangan

kompetensi diri ataupun karier. Hal itu  terindikasi dengan minimnya

kesempatan beasiswa yang diberikan kepada guru dan tidak adanya

program pencerdasan  guru, misalnya dengan adanya tunjangan buku

referensi, pelatihan berkala, dsb.

Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai he does his job well.

Artinya, guru haruslah orang yang memiliki insting pendidik, paling tidak

mengerti dan memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara

Page 12: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

mendalam minimal satu  bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap

integritas profesional. Dengan integritas barulah, sang guru menjadi

teladan  atau role model.

 

Menyadari banyaknya guru yang belum memenuhi kriteria profesional,

guru dan penanggung jawab pendidikan harus mengambil langkah. Hal-

hal yang dapat dilakukan di antaranya:

 

penyelenggaraan pelatihan. Dasar profesionalisme  adalah kompetensi.

Sementara itu, pengembangan kompetensi mutlak harus berkelanjutan.

Caranya, tiada lain dengan pelatihan.

(2) Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max

Weber di awal abad ke-20 dan penelitian-penelitian  manajemen dua

puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa

keberhasilan pada berbagai  wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh

perilaku manusia, terutama perilaku kerja.

(3) Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama

menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah

satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan

manusia makin menjadi “penganggur terhormat”,

dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam

intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal).

(4) Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan

mampu “membangun” manusia muda dengan penuh

percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup.

 

Page 13: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Seorang guru yang profesional perlu mengetahui tentang mengajar yang

efektif.Mengajar yang efektif meliputi tiga langkah,yaitu:

 

1.Langkah Sebelum Mengajar

Langkah ini meliputi:

a).Menentukan tujuan pengajaran,baik tujun jangka panjang maupun

jangka     pendek.Untuk hal ini guru harus menjawab pertanyaan-

pertanyaan seperti:

-Hasil-hasil apakah yang ingin di capai dari proses belajar mengajar?

-Bagaimanakah kaitan hasil-hasil tersebut dengan tujuan instruksional

umum,tujuan instruksional khusus,tujuan kurikuler,tujuan institusional dan

tujuan nasional?

b).Setelah itu guru harus memilih strategi mengajar untuk meraih tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan dan mengumpulkan bahan-bahan

pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam proses belajar

mengajar.

c).Yang lebih peting lagi adalah guru harus menyadari tingkat kesiapan

murid untuk menerima pelajaran.Kesiapan murid ditentukan oleh

bermacam-macam faktor:

1).pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

2).motivasi yang tepat.

Page 14: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Murid-murid yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar

akan dapat menerima dengan baik pelajaran baru yang diberikan

guru,demikian pula murid-murid yang mempunyai motivasi belajar.

d).Merencanakan cara penilaian

-Bagaimana menentukan ukuran pencapaian tujuan pengajaran.

-Dengan cara bagainmana proses pengajaran dan hasil belajar itu di nilai?

-Bagaimana hasil penilaian itu akan perpengaruh terhadap keputusan-

keputusan pengajaran berikutnya.

 

2.Langkah Pelaksanaan Pengajaran

Langkah ini berupa pelaksanaan strategi-strategi yang telah di rancang

untuk membawa murid mencapai tujuan pengajaran.Pada umumnya

langkah ini meliputi komunikasi,kepemimpinan, motivasi,dan kontrol

(pembinaan disiplin dan pengelolaan).

 

3.Langkah Sesudah Mengajar

Langkah ini berupoa pengukuran dan penilaian hasil mengajar

sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan guru sebelum

mengajar.Dari proses penilaian ini dapat diketahui efiktf tidaknya proses

belajar,tepat tidaknya tujuan pengajaran,seberapa tinggi tingkat kesiapan

murid,tepat tidaknya strategi belajar yang digunakan dan bahkan derajat

relevansi serta ketepatan prosedur yang di tempuh.

 

Page 15: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

 

 

Kebutuhan Profesional Dan Personal Guru

 

Dalam bidang studi apapun,menguasai isi pelajaran yang diajarkan adalah

tanggung jawab murid,guru tidak dapat mengunyah dan mencerna isi

pelajaran bagi muridnya.Fungsi guru adalah mengarahkan kegiatan

belajar menuju tercapainya tujuan-tujuan yang telaah ditetapakan.Guru

harus benar-benar menguasai pelajaran yang diajarkan,,agar

mengajarnya lebih berhasil guru harus yakin bahwa bahan yang yang

diajarkan itu bernilai bagi murid –muridnya.Ditambah lagi guru harus dapat

memotivasi murid-muridnya agar bergairah dalam belajar,agar memahami

mengapa dan untuk apa ia belajar.

 

A.Pengertian

 

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia

layak menjadi panutan atau teladan masyarakat  sekelilingnya,masyarakat

terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-

hari.

Pola tingkah laku guru yang berhubungan dengan sikap profesional

keguruan yaitu terhadap:peraturan perundang-undangan,organisasi,

profei yang sejawat,anak didik,tempat kerja,pemimpin,dan pekerjaan.

Page 16: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

 

B.Sasaran Sikap Profesional

1.Sikap Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pada butir sembilan kode etik Guru Indonedia disebutkan balik: “Guru

meleksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan”(PGRI,1973).Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan ialah segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,di pusat

maupun di daerah maupun departemen lain dalam rangka pembinaan

pendidikan di negara kita.

 

2.Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu

organisasiPGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.Yang di

maksud organisasi di sini adalah semua anggota dengan seluruh

pengurus dan segala perangkat serta alat-alat perlengkapannya.

Dalam dasar keenam dari kode etik dengan gambling juga

dituliskan,bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama

mengembangkan dan meningkatkan mutu serta martabat

profesinya.Untuk meningkatkan mutu suatu profesi,khususnya profesi

keguruan.Dapat dilakukan dengan berbagai cara,misalnya dengan

melakukan penataran,lokakarya,pendidikan lanjutan,pendidikan dalam

jabatan,studi pertandingan,dan berbagai kegiatan akademik lainnya.

 

3.Sikap Terhadap Teman Sejawat

Page 17: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Dalam ayat tujuh kode etik Guru disebutkan bahwa “Guru memelihara

hubungan seprofesi,semangat kekeluargaan,dan kesetiakawanan

sosial”.Ini berarti bahwa:

1).Guru hebdaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesame guru

dalam lingkungan kerjanya.

2).Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan

dan kesetiakawanan social di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Hubungsan sesama anggota profesi dapat di lihat dari dua segi,yakni

hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.

Hubungan formal ialah hubungan yang perlu di lakukan dalam rangka

melakukan tugas kedinasan,sedangkan hubungan kekeluargaan ialah

hubungan persaudaraan yang perlu di lakukan,baik dalam lingkungan

kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang

tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya

sebagai pendidik bangsa.

 

a).Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja

Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagaimana mestinya

mutlak adanya hubungan baik antara kepala sekolah dengan guru,guru

dangan guru,dan kepala sekolah atau guru dengan personel sekolah

lainnya.Sikap professional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru adalah

sikap ingin nekerjasama,saling harda menghargai,saling mengerti,dan

rasa tanggung jawab.

 

b).Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan keseluruhan

Page 18: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Dalam hal ini dimaksudkan kepada profesi keguruan,yang sejauh ini

masih memerlukan pembinaan yang sunggh-sungguh..Agar Rasa

persaudaraan antar teman sejawat dapat tumbuh seperti halnya profesi

kedokteran.

 

4.Sikap terhadap Anak Didik

 

Dalam kode etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa: guru

berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya yang berjiwa Pancasila.Prinsipo yang harus di pahami oleh

seorang guru dalam menjalankan tugasnya,yakni:tujuan Pendidikan

Nasional,prinsip membimbing,dan prinsip pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya.

 

5.Sikap Terhadap Tempat Kerja

 

Suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas,hali

ini harys disadari dengan sebaik-bai8knya oleh setiap guru,dan guru

berkewajiban menciptakan suasana tersebut dalam lingkungannya.Untuk

menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus

diperhatikan,yaitu:

a).Guru sendiri

b).hubungan guru dengan orangtua dan masyarakat seliling.Penciptaan

suasana kerja harus di lengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik

Page 19: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

dengan orang tua dan masyarakat sekotaernya,hal ini maksudnya untuk

membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap

pendidikan.Keharusan guru membina hubungan dengan orang tua dan

masyarakat sekitarnya merupakan isi dari butir kelima kode etik Guru

Indonesia.

 

6.Sikap Terhadap Pemimpin

 

Pemimpin suatu unit atau organisasi mempunyai kebijaksanaan dan

arahan dalam memimpinorganisasinya,di mana tiap anggota organisasi di

tuntut berusaha untuk bekerjasama dalam melaksanakan tujuan

organisasi.Kerjasama yang di tuntut pemimpin diberikan berupa tuntutan

akan kepatuhan dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan

mereka.Di sini dapat disimpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap

pemimpin harys positif,maksudnya adalah harus adanya sikap

bekerfasama dalam menyukseskan program yang sudah disepakati,baik

di sekolah maupun di luar sekolah.

 

7.Sikap Terhadap Pekerjaan

 

Dalam kode etik Guru Indonesia berbunyi: guru secara pribadi dan

bersama-sama,mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat

profesinya.Dalam hal ini guru di tuntut,baik secara pribadi maupun secara

kelompok untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesinya.Untuk

meningkatkan mutu profesinya secara sendiri-ssendiri,guru dapat

melakukannya secara formal maupun informal.Secara formal,artinya guru

Page 20: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atau kursus yang sesuai dengan

tugas,keinginan,waktu.Secara informal guru dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilannya melalui mssa media seperti

televise,radio,majalah ilmiah,Koran,atau pun membaca buku teks dan

pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya.

 

C.Pengembangan Sikap Propesional

 

1),Pengembangan Sikap Selama Prajabatan

 

Dalam Pendidikan prajabatan,calon guru di didik dalam berbagai

pengetahuan,sikap,dan keterampilan yang diperlukan dalam

pekerjaannya,karena tugasnya yang bersifat unik,guru selalu menjadi

panutan bagi siswanya dan bagi masyarakat sekelilingnya.

2).Pengembangan Sikap Selama Dalam Jabatan

 

Pengembangan sikap professional tidak berhenti apabila calon guru

selesai mendapatkan pendidikan prajabatan.Seperti telah di sebut

peningkatan dapat di lakukan dengan cara formal melalui kegiatan

mengikuti penataran,lokakarya,seminar atau kegiatan ilmiah

lainnya,ataupun informal melalui media massa seperti

televise,radio,Koran,dan majalah maupun publikasi lainnya.Kegiatan ini

selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,sekaligus

dapatn juga meningkatkan sikap professional guru.

Page 21: Sikap Profesional Keguruan. aminudin

Daftar Rujukan

 

Prof.SOETJIPTO dan Drs.RAFLIS KOSASI,M.Sc.1994,Profesi

Keguruan.Rineka Cipta.

 

Sumber: http://beta.pikiran-rakyat.com/index Oleh Dede Mohamad Riva,

S.Pd. Penulis, guru SMP Negeri 3 Kota Bogor,

 

Hermawan S,R. 1979.Etika Keguruan:Suatu Pendekatan Terhadap kode

etik guru Indonesia. Jakarta: PT. Margi wahyu.

 

PGRI. 1973. Buku Kenang-kenangan Kongres PGRI XIII 21 s.d 25

November 1973 dan HUT PGRI XXIII. Jakarta: PGRI