diktat profesional

143
DAFTAR ISI BAB I MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL 1 A. KONSEP DASAR PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL 2 B. MODEL-MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL 5 BAB II ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN 37 A. Pengertian 37 B. Profesi 37 C. Ciri-Ciri Profesi 38 BAB I MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL Kompetensi Dasar : Memahami model-model dan bentuk-bentuk praktik keperawatan profesional Tujuan instruksional : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan model praktik keperawatan 2. Menjelaskan model kasus 3. Menjelaskan model fungsional 4. Menjelaskan model tim keperawatan 5. Menjelaskan model primer 6. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model Pendahuluan 1

Transcript of diktat profesional

Page 1: diktat profesional

DAFTAR ISI

BAB I MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL 1A. KONSEP DASAR PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL 2B. MODEL-MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL 5

BAB II ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN 37A. Pengertian 37B. Profesi 37C. Ciri-Ciri Profesi 38

BAB I

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Kompetensi Dasar : Memahami model-model dan bentuk-bentuk praktik keperawatan

profesional

Tujuan instruksional : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan model praktik keperawatan

2. Menjelaskan model kasus

3. Menjelaskan model fungsional

4. Menjelaskan model tim keperawatan

5. Menjelaskan model primer

6. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model

Pendahuluan

Proses profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak adanya lokakarya

nasional tahun 1983. Proses ini semakin dipicu oleh berbagai perubahan yang cepat sebagai

akibat dari globalisasi. Lahirnya UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 dan UU Perlindungan

Konsumen (1999) semakin memantapkan upaya profesionalisme perawat. Profesionalisme

pada hakekatnya adalah perlindungan konsumen melalui peningkatan mutu pelayanan sebagai

kewajiban moral profesi.

1

Page 2: diktat profesional

Di Indonesia MPKP mulai dikembangkan oleh Sitorus (1996) di RSUPCM dan

sampai saat ini telah diimplementasikan di beberapa rumah sakit lainnya. MPKP yang

dikembagkan adalah penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan

pada tinkat ruang rawat. Pada MPKP ini ditetapkan jumlah dan jenis tenaga keperawatan

sesuai kebutuhan klien, digunakan metode modifikasi primer dan ditetapkan standar asuhan

keperawatan sejak awal klien dirawat. Hasil-hasil riset quasi eksprimen membuktikan

ilmpelementasi MPKP mampu meningkatkan mutu asuhan yang dinilai berdasarkan

peningkatan kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar

dan penurunan angka infeksi nosokomial. (Sitorus,2000).

A. Konsep Dasar Praktik Keperawatan Profesional

1. Pengertian

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ,ditujukan kepada

individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh

proses kehidupan manusia. (KDIK;1992)

Layanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan

fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta berkurangnya kemauan menuju pada

kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Praktik Keperawatan adalah kombinasi ilmu kesehatan dan seni tentang asuhan

(care) dan merupakan perpaduan secara humanistis pengetahuan ilmiah, falsafah

keperawatan, praktik klinik, komunikasi dan ilmu sosial (WHO-Expert Commite on

Nursing;1982)

Praktik keperawatan profesional adalah tindakan keperawatan profesional

menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin

ilmu, terutama ilmu keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai

landasan untuk melakukan asuhan keperawatan (KDIK;1992).

2. Model Profesionalisme Keperawatan (Miller, 1994)

a) Pendidikan keperawatan ditumbuhkan pada universitas/ institusi pendidikan tinggi

b) Pendidikan berdasarkan kompetensi, pendidikan berkelanjutan

c) Penggunaan hasil riset untuk pengembangan pelayanan keperawatan

d) Memiliki fungsi otonom dan mengatur dirinya

2

Page 3: diktat profesional

e) Berpartisipasi pada organisasi profesi

f) Publikasi dan komunikasi

g) Kepatuhan pada Kode etik keperawatan

h) Pengembangan Teori keperawatan: pengembangan, penggunaan dan evaluasi dari

teori yang ditemukan

3. Prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan

a. Menghargai otonomi klien

• Kemampuan untuk menentukan sendiri/mengatur diri sendiri è menghargai

manusia è mempunyai harga diri dan martabat

• Tidak menghargai otonomi bila:

1) Melakukan sesuatu bagi pasien tanpa mereka beritahu sebelumnya

2) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi yang relevan

3) Memberitahukan pasien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan

4) Tidak memberikan informasi yang lengkap

b. Beneficence

1) Melakukan yang baik

2) Tidak merugikan orang lain

3) Mencegah bahaya bagi pasien

4) Membatasi otonomi ↔ tidak turun dari tempat tidur

c. Justice (Keadilan)

1) Berlaku adil, setiap individu mendapat tindakan yang sama

2) Tindakan yang sama tidak selalu identik

3) Pra bedah: kesempatan yang sama mendapat persiapan keperawatan

d. Veracity

1) Mengatakan yang sebenarnya, tidak membohongi klien

2) Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya

3) Pasien yang mengalami penyakit kanker ingin diberitahu . (Veatch & Baird,

1991)

e. Avoiding Killing

1) Menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh

2) Bagaimana kalau pasien menderita terus

3) Sumber etik: agama/kepercayaan

f. Fidelity

3

Page 4: diktat profesional

1) Perawat setia pada komitmennya

2) Menepati janji, menyimpan rahasia

3) Caring terhadap pasien/keluarga :

- Hubungan saling percaya

- Penghargaan terhadap pasien

- Peningkatan kemampuan pasien

- Pasien bebas melakukan ibadah

- Pasien sejahtera .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)

4. Karakteristik

Beberapa karakteristik utama praktik profesional (Shortrigde;1990) :

a. Praktik keperawatan berorientasi pada melayani. Artinya perawat memiliki

komitmen untuk membantu klien dan memberikan asuhan keperawatan

berdasarkan keahlian yang tinggi serta menempatkan layanan diatas kepentingan

pribadi. Layanan diberikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia.

b. Berdasarkan ilmu keperawatan yang kokoh.Layanan keperawatan diberikan

berdasarkan landasan ilmu yang kukuh dan bukan layanan yang menekankan pada

prosedur tindakan. Tenaga keperawatan bertanggungjawab untuk terus belajar dan

mengembangkan ilmu keperawatan melalui kegiatan riset.

c. Praktek keperawatan mempunyai kode etik. Layanan keperawatan, adalah

layanan profesional harus dilandasi oleh etika keperawatan sebagai jaminan bahwa

masyarakat mendapat layanan yang bertanggung jawab dan etis.

d. Praktek keperawatan mempunyai otonomi. Keperawatan harus mampu

mengataur dan mengendalikan praktik keperawatan termasuk menetapkan rencana

asuhan keperawatan.

5. Nilai-nilai profesional dalam praktek keperawatan

a. Komitmen yang tinggi untuk melayani (sense of caring)

b. Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia

c. Komitmen pada pendidikan belajar secara berkelanjutan

d. Otonomi : berfungsi secara independen

Nilai-nilai profesional digariskan dalam kode etik keperawatan

4

Page 5: diktat profesional

• Hubungan perawat - klien

• Hubungan perawat dan praktek

• Hubungan perawat dan masyarakat

• Hubungan perawat dan teman sejawat

• Hubungan perawat dan profesi .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)

B. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional

1. Pengertian

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,

proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian

asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut

(Hoffart & Woods, 1996).

2. Dasar pertimbangan pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP).

Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model

pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit

adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan

berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam

penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998;

143) yaitu:

a.Sesuai dengan visi dan misi institusi

b. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.

c.Efisien dan efektif penggunaan biaya.

d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.

e.Kepuasan kinerja perawat.

3. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP)

Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode

pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan

di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:

a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional

5

Page 6: diktat profesional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan

keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu

karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat

hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat

melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada

(Nursalam, 2002). Model pelayanan keperawatan dilaksanakan berdasarkan tugas yg

ditentukan oleh kepala unit keperawatan ( head nurse ). Model ini cocok untuk

keadaan darurat,tetapi kurang untuk meningkatkan mutu askep

(gillies,1989;tomey,1992 ).

Model MAKP Fungsional :

1) Keuntungan:

- Perawat trampil untuk tugas tertentu

- Efisien, memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi

staf atau peserta didik yang praktek untuk keterampilan tertentu

2) Kerugian:

- Pelayanan Keperawatan terpilah-pilah

- Sulit membangun hubungan perawat–pasien, karena

tidak adanya saling percaya

- Kemungkinan pasien merasa tidak puas

b. Metode keperawatan Medular.

Metode keperawatan medular adalah suatu variasi dari metode keperawatan

primer dan metode Tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan

metode tim (Gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena

6

Perawat :pengobatan

Kepala ruangan

Perawat :Merawat luka

Perawat :pengobatan

Pasien/klien

Perawat :Merawat luka

Page 7: diktat profesional

Kepala Ruang Rawat

PP1 PP3PP2

CCM

PAGI

SORE

MALAM

LIBUR/CUTI

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PAPA

PA

PA

PA

PA

PA

baik perawat professional maupun non professional bekerja bersama dalam

memberikan askep di bawah kepemimpinan seorang perawat profesinal disamping

itu dikatakan memiliki kesamaaan dengan metode keperawatan primer karena dua

atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak

masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu Follow up

care.Dalam memberikan askep dengan menggunakan metode keperawatan moduler,

satu tim yang terdiri dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada

sekelompok pasien sekitar 8-12 orang ( Magargau, 1987. Hal ini tentu saja dengan

suatu persyaratan peralatan yang dibutuh perawatan cukup memadai.

Sekalipun dalam memberikan askep dengan menggunakan metode ini di lakukan

oleh dua hingga tiga perawat, tanggungjawab yang paling besar tetap ada pada

perawat professional.Perawat professional juga memiliki kewajiban untuk

membimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai

ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat

professional lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan dalam hal membuat

jadual dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama, dan

berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta mivator

Struktur Organisasi Ruang Perawatan MPKP

7

Page 8: diktat profesional

c. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus

Metoda manajemen kasus sering digunakan dalam perangkat pelayanan

kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien rawat inap, berfokus

pada populasi semua pasien penyakit dalam dan beresiko tinggi (Cardiac arrest).

Manajemen kasus adalah model yang digunakan untuk mengidentifikasi, koordinasi, dan

monitoring implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan

dalam periode waktu tertentu.

Elemen penting dalam manajemen kasus meliputi :

1) Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan anggota kunci dalam

organisasi ( Administrator, dokter dan perawat).

2) Kualifikasi perawat manajer kasus.

3) Praktek kerjasama Tim.

4) Kualitas sistem manajemen yang diterapkan.

5) Menggunakan prinsip perbaikan mutu yang terus menerus.

6) Menggunakan ”Critical pathway” (hasil) atau asuhan MAPS (Multidisciplinary

Action Plans) yaitu kombinasi ”Clinical Path dengan Care Plans.

7) Promosi praktek keperawatan profesional

Dalam 1 unit diperlukan 2 manajer kasus yang bekerja mengkoordinasikan,

mengkomunikasikan, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memfasilitasi

asuhan sekelompok pasien. Idealnya 1 orang manajer kasus mempunyai 10 – 15 kasus

pasien dimana perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari masuk

sampai pulang. Bila diperlukan mengikuti perkembangan pasien di rawat jalan.

Keuntungan dari manajemen kasus meningkatnya mutu asuhan karena perkembangan

kesehatan pasien dimonitoring terus menerus sehingga selalu ada perbaikan bila asuhan

yang diberikan tidak memberikan perbaikan, dan adanya kerjasama yang harmonis antara

8

Page 9: diktat profesional

manajer kasus dengan tim kesehatan lain merupakan elemen penting yang mempengaruhi

meningkatnya mutu asuhan, menurunnya komplikasi dan biaya menjadi lebih efektif.

Manajer kasus melakukan monitoring terhadap asuhan keperawatan yang

dilaksanakan oleh tenaga perawat dan non keperawatan.

Struktur Manajemen Kasus I

Struktur Manajemen Kasus II

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.

Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada

jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.

Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini

umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti

isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi

keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien

tertentu (Nursalam, 2002).

9

Administrator Keperawatan

Manajer kasus Peny.Dalam

Manajer kasus Pediatrik

Manajer Kasus OB

Administrator Keperawatan

Manajer kasus Resiko tinggi Ps. Cardiac

Manajer kasus Resiko tinggiPs. Pediatrik

Manajer kasus Resiko tinggi Ps. OB

Page 10: diktat profesional

Pasien / client

Perawatan pasien total 24 jam/hari

Perawat PrimerKonsultasi dg Dokter or tenaga kesehatan .lain

Komunikasi dg pengawas

Metoda ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk

memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.

1) Keuntungan:

Asuhan yang diberikan komprehensif,berkesinambungan dan holistik.

2) Kerugian:

Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan

tinggi dan imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat

dikerjakan oleh asisten perawat.

d. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer

Adalah suatu metode pemberian askep dimana perawat professional

bertanggungjawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien

selama 24 jam. Tanggungjawab meliputi pengkajian pasien,perencanaan,

implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien

dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama perawat primer yang di bantu oleh

perawat asosiet. Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode

keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer

(primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan

dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat

primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam

selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk

mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan

dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer

sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain

(associate nurse)

Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama

24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar

rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si

pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya

keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk

merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.

Struktur Keperawatan primer

10

Page 11: diktat profesional

1) Keuntungan

a) Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.

b) Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan

c) Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.

d) Terciptanya kolaborasi yang baik.

e) Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.

2) Kerugian:

a) Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat profesional.

b) Biaya yang diperlukan banyak

e. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana

seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam

memberikan asuhan keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif dan

kolaburatif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap

anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan

asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang

tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron &

Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik

kepemimpinan.

b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.

c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.

d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila

didukung oleh kepala ruang.

11

Page 12: diktat profesional

Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang

pendidikan dan kemampuannya .

Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkordinasikan seluruh kegiatan

asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh

kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan

metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat

pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan

pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan

keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh

karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim

seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim)

guna membahas kejadian-kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam

memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan

dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan

pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.

Peran kepala ruangan:

1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf

2. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan

3. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan

4. Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperawatan

5. Menjadi Narasumber bagi ketua tim

6. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan

7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka

Tugas dan tanggung jawab ketua tim :

1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak masuk

sampai pulang

2. Mengorientasikan klien yang baru dan keluarganya

3. Mengkaji kondisi kesehatan klien dan keluarganya

4. Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan

5. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim

6. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan

keperawatan

12

Page 13: diktat profesional

Kepala ruangan

Ketua Tim - Ners Ketua Tim - Ners

Angg.Tim : Ners, Pr Dipl, Per. Pembantu

Angg.Tim : Ners, Pr Dipl, Per. Pembantu

7. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan

8. Melaksanakan tindakan keperawatan terntu

9. Mengembangkan perencanaan pulang

10. Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh

anggota tim

11. Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan lainnya

untuk membahas perkembangan kondisi pasien

12. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan

memberikan bimbingan melalui konfrensi

13. Mengevaluasi pemberian Askep dan hasil yang di capai serta

pendokumentasiannya

Tugas dan tanggung jawab anggota tim

1. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim

2. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan

3. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan

dan membuat rencana keperawatan

4. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan

5. Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru

6. Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu

Tugas dan tanggung jawab pembantu keperawatan

1. Membersihkan ruangan dan meja pasien

2. Menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan keperawatan

3. Membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan

4. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan

5. Mengurus pemberangkatan dan pemulangan pasien konsul

6. Mengatur urinal dan pispot ked an dari pasien.

Dalam keperawatan tim, perawat profesional dapat mempraktekan kemampuan

kepemimpinannya secara maksimal. Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci

keberhasilan praktek keperawatan dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi

pasien.

Struktur model Tim

13

Page 14: diktat profesional

Strategi Kerja Dari Tim

Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh

Ketua Tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim akan

memberikan orientasi tentang ruang, peraturan-peraturan ruangan, perawat

bertanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim.

Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian

membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada

setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana

keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.

Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim

menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota

tim akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan

tersebut dan rencana tindakan medis yang dituliskan pada format tersendiri. Tindakan

yang telah dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan pada format yang

tersedia.

Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore dan malam hari atau

pada saat hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait

dengan masalah kesehatan utama pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan

yang utama dan melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu

mendiskusikannya dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur. Saat ketua tim

ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap

dan selanjutnya akan menjadi panduanbagi anggota tim dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien.

14

Page 15: diktat profesional

Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas

malam (hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan

anggota tim pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien, pembagian

pengelolaan pasien untuk tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus

dilakukan oleh anggota tim.

Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung

dengan dokter, ahli gizi dan tim keehatan lain untuk membahas perkembangan pasien

dan perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan

penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana

baru atau ada tindakan tertentu yang harus dilakukan, maka ketua tim akan

mengkomunikasikan kepada anggota tim untuk melaksanakannya. Jika terdapat

tindakan spesifik yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua

tim yang akan melakukan langsung tindakan tersebut. Terutama dalam melakukan

intervensi pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh ketua

tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan pengetahuan.

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi,

misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.

Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim

akan memonitor tindakan yang dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim.

Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus mendokumentasikan semua

tindakan yang telah dilakukan pada format-format yang terdapat dipapan dokumentasi.

Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh

anggota tim.

Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan

mendokumentasikan pada format catatan perkembangan dengan metoda SOAP (data

subjektif, data objektif, analisa dan perencanaan) catatan perkembangan pasien ini

bagi anggota tim juga menjadi penuntun dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien.

Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah keunit perawatan lain, ketua tim

akan membuat resume keperawatan sebagai informasi tentang asuhan keperawatan

yang telah diberikan pada pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien

yang timbul dan masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah

dilakukan dan pendidikan kesehatan yang telah diberikan.

15

Page 16: diktat profesional

Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan peran anggota tim sore yang

didampingi oleh ketua tim. Komponem utama yang diinformasikan dalam operan

antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah dilakukan dan atau

tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat

dinas sore dan malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang

akan dibuat oleh ketua tim. Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi informasi-

informasi penting yang belum disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga

menulis laporan pagi/sore/malam pada format yang tersedia.

Pendistribusian tim dalam kegiatan shift:

Dibawah ini sebagai contoh system pendistribusian tim :

Kegiatan shift TimI/Kt.Tim TimII/Kt.Tim TimIII/Kt.Tim

Pagi

Sore

Malam

2 anggota tim

2 anggota tim

2 anggota tim

3 anggota tim

2 anggota tim

2 anggota tim

3 anggota tim

2 anggota tim

2 anggota tim

8 pasien 9 pasien 8 pasien

Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):

1) Kelebihan :

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan

memberi kepuasan kepada anggota tim.

2) Kelemahan :

- Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi

tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan

pada waktu-waktu sibuk.

- Akuntabilitas dalam tim kabur

- Perawat tidak trampil berlindung pada perawat lain yang trampil

4. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :

a. Tanggung jawab anggota tim:

1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

16

Page 17: diktat profesional

2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

3) Memberikan laporan.

b. Tanggung jawab ketua tim:

1) Membuat perencanaan.

2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien.

4) Mengembangkan kemampuan anggota.

5) Menyelenggarakan konferensi.

c. Tanggung jawab kepala ruang:

1) Perencanaan

a) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing- masing.

b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan

pulang bersama ketua tim.

d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan

kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.

e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan

medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan

dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keparawatan.

- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

RS.

h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keprawatan.

j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

2) Pengorganisasian

a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

17

Page 18: diktat profesional

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.

c) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua

tim membawahi 2 – 3 perawat.

e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.

f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

h) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua

tim.

i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

j) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan

a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

b) Membrikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan

baik.

c) Memberikan motivasi dlam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan

sikap.

d) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan askep pasien.

e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

g) Meningkatkan kolaburasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan

a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua

tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien.

b. Melalui supervisi:

- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui

laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi

kelemahannya yang ada saat itu juga.

18

Page 19: diktat profesional

- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,

membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang

dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan

tugas.

- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.

- Audit keperawatan.

Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Team Nursing” (Marquis & Huston, 1998,p. 149)

5. Kegiatan Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungisonal,

metode kasus, metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989).Dari

keempat metode ini, metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan

profesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat,

timbang terima, ronde keperawatan dan supervisi (Nursalam, 2002).

a. Sentralisasi Obat

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran

perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang sistematis sehingga

penggunaan obat benar – benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko

kerugian baik secara materiil maupun secara non material dapat dieliminir.

1) Tujuan

19

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf PerawatStaf Perawat Staf Perawat

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

Page 20: diktat profesional

a) Tujuan Umum

- Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam pemberian

obat.

- Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun

secara moral.

- Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien.

b) Tujuan Khusus

- Menyeragamkan pengelolaan obat.

- Mengamankan obat – obat yang dikelola.

- Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,

waktu, dan cara.

2) Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi)

Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan obat

dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya

pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh

perawat.

a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara

operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.

b) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.

c) Penerimaan obat :

Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan

kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat.

Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan

sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga / klien dalam

buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan

penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akanhabis.

Klien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang

harus diminum beserta sediaan obat.

Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam

kotak obat.

d) Pembagian obat

Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar

pemberian obat.

20

Page 21: diktat profesional

Obat – obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh

perawat dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam buku daftar

pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di

instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien.

Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan

obat, jumlah obat dan efek samping.

Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala ruangan/

petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.

Obat yang hampir habis diinformasikan pada keluarga dan kemudian

dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien.

e) Penambahan obat baru

Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus

dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.

Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan pada

buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan

kartu khusus obat.

f) Obat Khusus

Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute

pemberian obat yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup

besar.

Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.

Informasi yang diberikan kepada keluarga/ klien : nama obat, kegunaan,

waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab obat, dan wadah

obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.

3) Pengelolaan obat tidak penuh ( desentralisasi)

a) Penerimaan dan pencatatan obat

- Obat yang telah diambil oelh keluarga diserahkan pada perawat.

- Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.

- Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien.

- Penyluhan tentang : rute pemberian obat, waktu pemberian, tujuan, efek

samping.

21

Page 22: diktat profesional

- Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien dan

menandatangani lembar penyuluhan.

b) Pemberian obat

- Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat.

- Dicek apakah ada efek samping, pengecekan setiap pagi hari untuk

menentukan obat benar – benar diminum sesuai dosis.

- Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklarifikasi

dengan keluarga.

c) Penambahan obat

- Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat.

- Melakukan penyuluhan oabt baru sebelum diserahkan pada pasien.

d) Obat khusus

- Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer.

- Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.

b. Timbang Terima

Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan )

yang berkaitan dengan keadaan klien.

1) Tujuan

a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.

b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas

berikutnya.

c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2) Langkah – langkah

a) Kedua shif dalam keadaan siap.

b) Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan

disampaikan.

c) Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab shif yang

selanjutnya meliputi ; kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.

d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu – buru.

e) Secara langsung melihat keadaan klien.

3) Prosedur timbang terima

a) Persiapan

Kedua kelompok sudah siap.

22

Page 23: diktat profesional

Pasien

Diagnosa medis masalah kolaburatif

Yang telah dilakukan

Perkembangan keadaan klien

Yang akan dilakukan

Rencana tindakan

Diagnosa Keperawatan

Masalah:TeratasiBelum

SebagianBaru

Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.

b) Pelaksanaan

Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shif.

Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komperhensif yang berkaitan tentang

masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan

serta hal penting lannya.

Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat

secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga

berikutnya.

Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan

diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum

dilakukan, intervensi

4) Alur timbang terima

Gambar Alur Timbang Terima

23

Page 24: diktat profesional

c. Ronde Keperawatan

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien

yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan

oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu

juga melibatkan seluruh anggota tim.

1) Tujuan

a) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien.

c) Meningkatkan validitas data klien.

d) Menilai kemampuan justifikasi.

e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

2) Peran

a) Ketua Tim dan Anggota Tim

Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

Menjelaskan masalah keperawata utama.

Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

Menjelaskan tindakan selanjutnya.

Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

b) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor

Memberikan justifikasi

Memberikan reinforcement.

Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan yang rasional.

Mengarahkan dan koreksi.

Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

3) Persiapan

a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

24

Page 25: diktat profesional

PP

MASALAH TERATASI

Aplikasi hasil analisa dan diskusi

Penyajian data

Apa yang menjadikan masalahCross cek data yang adaApa yang menyebabkan masalah yang tersebutBagaimana pendekatan ( proses, SAK,SOP)

Proposal

Tahap praronde

Penetapan pasien

Validasi data

Tahap ronde pada bed pasien

Persiapn pasien:inform consent.hasil pengkajian/ intervensi data

Diskusi karu, PP, perawat konselor

Analisis data

b) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

4) Pelaksanaan

a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan

difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan

atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala

ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.

d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan.

5) Langkah – langkah

25

Page 26: diktat profesional

KARU

Kwalitas:Peningkatan kualitasKeuntunganExsistensi RS.Kepuasan kerjaKepuasan pelangganStandart

Ketua Tim

R : ResponsibilityA : AccountabilityA : Authority

PENDELEGASIAN

Tujuan & instrumen supervisi

Kinerja :Pelaksanaan Askep.DokumentasiTimbang terimaSentralisasi ObatRonde Keperawatan

3 F:FAIRFEAD BACKFOLLOW UP

Gambar Langkah – langkah ronde keperawatan6) Pasca ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

7) Supervisi

Gambar Alur supervisi

d. Sistem kategori asuhan keperawatan

Katagori asuhan keperawatan pasien :

1) Askep minimal, kriteria :

• Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

• Makan dan minum dilakukan sendiri

• Ambulasi dg pengawasan

• Observasi ttv dilakukan setiap shift

• Pengobatan minimal, status psikologis stabil

2) Askep sedang, kriteria :

• Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu

• Observasi TTV setiap 4 jam

• Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

26

Page 27: diktat profesional

3) Askep agak berat, kriteria :

• Sebagian besar aktifitas dibantu

• Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali

• Terpasang folley catheter. Intake output dicatat

• Terpasang infus

• Pengobatan lebih dari sekali

• Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

4) Askep maksimal, kriteria :

• Segala akifitas diberikan oleh perawat

• Posisi diatur, Observasi TTV setiap 2 jam

• Makan memerlukan NGT. Terapi intravena

• Penggunaan suction

• Gelisah/disorientasi

Clasification Categories in Medical-Surgical Units(K.Johnson,1984)

a) Kategori I-Self Care

1) ADL :

Makanà.sendiri atau butuh sedikit bantuan

Berpakaianàsendiri

Eliminasi à Ketoilet sendiri

Comfort à terpenuhi sendiri

2) Keadaan umumàbaik. Masuk RS untuk pem.diagnostik, tindakan

sederhana,atau bedah kecil.

3) Kebutuhan pendidikan dan dukungan emosi à penjelasan yg bersifat tindakan

rutin. Pasien tdk mengalami disorientasi.

4) Tindakan/pengobatan à tindakan sederhana/pengobatan sederhana.

b) Kategori IIà minimal care

1) ADL :

Makan à dibantu dlm persiapan makan, pengaturan posisi, atau butuh

dorongan untuk makan. Dapat makan sendiri.

Berpakaianà bantuan minimal.

Eliminasi à Dibantu ke toilet

Kenyamanan à bergerak dg perlu bantuan

2) Keadaan umum àGejala ringan/peny.ringan

27

Page 28: diktat profesional

3) Pendidikan dan dukungan emosiàbutuh 5-10 menit/shift.Pasien nampak agak

bingung,gelisah tetapi sadar akan pengobatannya.

4) Tindakan/pengobatan à20-30 menit/shift. Observasi status mental setiap 2

jam

c) Kategori IIIàModerate care

1) ADL

Makanàperlu bantuan, tetapi dapat mengunyah/menelan

Berpakaian à Tidak mampu melakukan sendiri

Eliminasi à butuh bedpan dan urinal, inkontinenà 2 kali/shift

Kenyamananà sangat tergantung dan butuh bantuan, perubahan posisi dg

satu orang

2) Keadaan.umumà Gejala akut. Butuh monitoring dan evaluasi fisik dan

emosi 2-4 kali/jam

3) Pendidikan dan dukungan emosi à 10-30 menit/jam. Pasien mengalami

kebingungan. Dipasang WSD/ infus dan perlu dimonitor 1 kali/jam. Pasien

mengalami confusio, gelisah.

4) Tindakan/pengobatan à 30-60 menit/shift.Memerlukan observasi yg sering

terhadap side effect/reaksi alergi. Observasi status mental setiap jam.

d) Kategori IVà Extensive Care

1) ADL

Makan àtidak dapat melakukan sendiri. Kesulitan menguyah dan

menelan. Dipasang NGT.

Berpakaian àDimandikan/pwt rambut dan mulut, tidak seluruhnya

dibantu.

Eliminasi à Inkontinen lebih dari 2 kali/shift

Kenyamanan à tidak bisa merubah posisi sendiri, dibantu oleh dua orang

2) Keadaan umumà peny.serius.menunjukkan adanya gelaja akutà perdarahan

dan atau kehilangan cairan

3) Pendidikan dan dukungan emosi--. Butuh lebih 30 menit/shift.Pasien

confusion, gelisah tidak mampu mengontrol pengobatannya/tindakan

28

Page 29: diktat profesional

4) Tindakan/pengobatan à lebih dari 60 menit/shift. Observasi status mental

sesering mungkin, minimal setiap jam.

e) Kategori Và Intensive care

Monitoring secara terus menerus setiap shift.

PENILAIAN KLASIFIKASI PASIENRuang Rawat : Tgl.Observasi :Kamar : Jam : Nama pasien : Diagnosa medik :

No. Katagori tindakan keperawatan Standar skor Skor

I 1 2 3 4

Makan dan minum :Dilakukan sendiriDilakukan dengan bantuanMenggunakan NGTMakan dan minum dg bantuan

1234

II 1 2 3 III 1 2 3

Kebersihan diri :Dilakukan sendiri Dilakukan dg bantuan Msl keperawatan kompleks/kep.total Eliminasi :Dilakukan sendiri Dilakukan dg bantuan Bantuan total

123

123

29

Page 30: diktat profesional

4 Inkontinen urin/bab 4

IV 1 2 3 4

Aktifitas :Mobilisasi sendiriMobilisasi dengan bantuanMonbilisasi bantuan dg 2 orangTiap mobilisasi dg bantuan

1234

Jumlah skor (A)

No Katagori tindakan Keperawatan Standar Skor Skor

V 1 2 3 4 VI 1 2 3 4

Perilaku :Kesadaran komposmentisKesadaran somnolen/gelisahKesadaran komaPsychotic

Perawatan :Perlengkapan rutinPengkajian pasien baruObservasi : kateter, infus, O2, dan VsTraksi,ganti balutan, dekubitus

1234

123

4

VII 1 2 3 4VIII 1 2

Terapi :Rutin dilakukan sendiriTopikal oitment/suntikan 1-2 kali/hariInfusTransfusiPendidikan Kesehatan :Penkes pada pasien dan keluargaLatihan Mobilisasi

1234

12

Jumlah Skor (B)

Total skor klasifikasi (A + B) : …………..Katagori :Skor 1 – 10 = perawatan mandiri (2 jam)Skor 11 – 25 = perawatan sedang (3-5 jam)Skor 26 – 70 = perawatan total (6-8 jam)

WAKTUKLASIFIKASI

PAGI SORE MALAM

MinimalPartialTotal

0.170.270.36

0.140.150.30

0.070.100.20

Sumber : Douglas,1984

Contoh :Ruang rawat bedah RSUD Andi Djemma Masamba : 30 pasienà 10 minimal, 15 partial, 5 total.Jumlah. Perawat diperlukan untuk jaga pagi :

• 0 x 0.17 = 1.7 15 x 0.27 = 4.05

30

Page 31: diktat profesional

5 x 0.36 = 1.8 --------------------- .55à8 perawat u/ pagi.

Rata2 kebut.perawat di ruang bedah :- Perawat shift = ….orang (sesuai perhit.)- Libur cuti = orang - Ketua Tim = orang - Kep.Ruangan= orang

--------------------------------------- orang

Arndt & Huckabay, 1975 (Gillies,1994)àFormula Gillies : A X B X C F -------------- = ---- = H ( C – D )E GA = rata2 jam rawat diperlukan pasien/hari B = rata2 sensus harian pasien C = jumlah hari/tahun = 365 hari D = rata2 hari libur perawat/thn.E = jlm jam kerja perawat/hari(7/8 jam)F = jam perawatan yg dibutuhkan/thn G = jam perawatan yg diberikan masing2 perawat/thn H = jlm.perawat yg dibutuhkan di ruang rawat.

• Penentuan jumlah rata-rata jam perawatan pasien dengan mempertimbangkan : 1. minimal care = 1-2 jam/24 jam 2. partial care = 3-4 jam/24 jam 3. total care = > 5-6 jam/24 jamContoh : Apabila di ruang rawat bedah 30 pasien (MC=10, PC = 15, TC = 5)/maka jlm rata2 jam perawatan adalah : MC = 10 x 2 = 20 jam/24 jam PC = 15 x 4 = 60 jam/24 jam TC = 5 x 6 = 30 jam/24 jam = 110 : 30 à 3.66 à 4 jam (A)

Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit

1. Rawat Inap

1.1. Berdasarkan klasifikasi pasien

Cara perhitungan berdasarkan :

• Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

• Rata-rata pasien perhari

• Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien

• Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari

• Jam kerja efektif setiap perawatà7/8 jam/hari

Contoh : Cara perhitungan dalam satu ruangan :

No. Jenis/ Rata-rata Rata-rata jam Jlm jam

31

Page 32: diktat profesional

Kategori pasien/hari pwt/pasien/hari pwt/hari

1.2.3.4. 5.

Pasien peny. DalamPasien bedahPasien gawatPasien anakPasien kebid. Jumlah

10813123

3.54104.52.5

353210

13.52.593.0

JUMLAH 23 93,0

Ket. :

Jadi jlm tenaga kep. yang diperlukan adalah :

Jlm jam perawatan

------------------------- = 93/7 à 13 perawat

Jam kerja efektif per shift

Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :

Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :

J lm hari minggu dlm 1 thn + cuti + hari besar x jlm perawat tersedia

Jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 = 78 hari x 13 = 3.5

286

Jlm tenaga kep. Yg mengerjakan tugas2 non kep. (non-nursing jobs) seperti contoh :

membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan

pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan kep.

J lm tenaga kep. + loss day x 25

100

13 + 3.5 x 25 = 4.1

100

Jumlah tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 16.5 + 4.1 = 20.6 (dibulatkan 21

perawat)

Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.

32

Page 33: diktat profesional

1.2. Tingkat ketergantungan pasien Pasien diklasifikasikan dalam beberapa katagori yg

didasarkan pada kebuth. Thd askep, meliputi :

• Askep minimal (minimal care)

• Askep sedang

• Askep agak berat

• Askep maksimal

Contoh kasus :

No. Katagori Rata-rata jlm pasien /hari (riset LN)

Jlm jam pwt/hari

Jlm jam pwt/hari(c x d)

1.2.3.4.

Askep minimalAskep sedangAskep agak beratAskep maksimal

7 7 11 1

2 3.08 4.15 6.16

14 21.56 45.65 6.16

Jumlah 26 6,16 87,37

Jumlah perawat yg dibutukan adalah :

Jlm jam pwt diruangan /hari

Jam efektif perawat

87.37 = 12.5

7

Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi) dgn :

Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :

Jlm hari Minggu 1 thn 1xcuti + hari besar x jlm pwt yg diperlukan

Jumlah hari kerja efektif

2 + 12 + 14 = 78 hari x 12.5 = 3.4 orang

286

Tenaga kep. Yg mengerjakan pekerjaan non kep. (non-nursing jobs) seperti contohnya

: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan

pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan kep.

12.5 + 3.4 x 25 = 3.9

100

Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 15.9 + 3.9 = 19.8 (dibulatkan 20 perawat)

Jadi tenaga kep. Yg dibutuhkan dalam contoh kasus di atas adalah sebanyak 20 orang.

33

Page 34: diktat profesional

e. Perencanaan pulang

1) Definisi

Perencanaan pulang adalah masalah multidisiplin atau interaksi. Ini

adalah proses dimana profesional perawatan kesehatan, pasien dan keluarga

mereka berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontunuitas perawatan

yang diperlukan pasien. Perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu

pencegahan, terapeutik, rehabilitatif dan perawatan biasanya. Ini juga harus

termasuk kebutuhan non medis.

Perencanaan pulang juga dapat diartikan sebagai mekanisme untuk

memberikan perawatan kontinu, informasi tentang kebutuhan kesehatan

berkelanjutan setelah pulang, perjanjian evaluasi dan instruksi perawatan diri.

2) Proses rencana pemulangan

Proses rencana pemulangan meliputi :

Mengkaji dan mendiagnosis kebutuhan rencana pemulangan

Mengidentifikasi masalah utama

Menyusun rencana dan menyusun tujuan untuk pasien

Membagi dan menguji rencana sesuai kebutuhan

Mengukur hasil

Mengevaluasi program dan membuat perubahan sesuai kebutuhan

Mendokumentasikan tindakan

Evaluasi rencana.

3) Manfaat Membuat Perencanaan Pulang

Rencana pemulangan diperlukan oleh Badan Regulasi dan Akreditasi seperti

Joint Commission on Acreditation of Healthcare Organization (JCAHO)

Ini di perlukan oleh bimbingan kerja sosial nasional dan Negara bagian

Rencana antisipasi dan dokumentasikan menurunkan jumlah berulangnya dan

penyangkalan retroaktif dari asuransi, medicare dan medicaid

Menurunkan jumlah kekambuhan, penerimaan kembali di Rumah Sakit, dan

kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa

diagnosis

Menjamin penggunaan yang tepat tenaga perawatan kesehatan, penggunaan

optimal simber- sumber dan pelayanan, dan memotong duplikasi pelayanan

34

Page 35: diktat profesional

Membantu pasien memahami kebutuhan untuk setelah perawatan dan biaya

pengobatan

Menjamin sumber- sumber komunitas dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan

pasien dan keluarga

4) Hal- hal yang mempengaruhi perencanaan pulang

Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel

yaitu :

Derajat penyakit/ kesehatan pada kontinum

Hasil yang diharapkan dari perawatan

Durasi perawatan yang dibutuhkan

Jenis- jenis pelayanan yang diperlukan

Komplikasi tambahan (mis perluasan pelayanan)

Ketersediaan sumber- sumber

6. Dokumentasi Asuhan keperawatan (Ratna Sitorus, 2001)

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan

kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik informasi mengenai keadaan

kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu

dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan.

Secara lebih spesifik dokumentasi berfungsi sebagi sarana komunikasi antar profesi

kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk

penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan

keperawatan, dan sarana untuk pemantauan asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat

berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan pemecahan

masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan

keperawatan dan catatan perkembangan pasien.

Pada model PKP juga terdapat format dokumentasi seperti disebutkan diatas,

namun pada model ini dikembangkan standar rencana keperawatan berdasarkan

literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini diharapkan dapat membuat

efisiensi waktu bagi perawat.

Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan

pendokumentasian semua tindakan keperawatan. Catatan perkembangan pasien juga

dilakukan setiap hari yang bertujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana

35

Page 36: diktat profesional

keperawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP dan catatan tindakan

dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing- masing.

Task 1.

1. Pada ruang bedah RSUD Andi Djemma pada bulan Desember 2009 ditemukan data :

Tingkat ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tkt Ketergantungan Jml Pasien Pagi Sore Malam

Minimal 3 ........... ............ ........

Parsial 6 ........... ............ ........

Total 3 ........... ............ ........

Jumlah 12 ........... ............ ........

Berapakah jumlah perawat yang dibutuhan untuk dinas pagi, sore dan malam ?

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

36

Page 37: diktat profesional

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

2. Berdaskan model-model MAKP yang telah anda pelajari, jika anda menjadi KARU di

RSD dengan keterbatasan alat dan fasilitas, variasi tingkat pendidikan, model apakah

yang akan anda terapkan, dan tuliskan alasannya !

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

Nama : Nim : Paraf :

BAB II

ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami organisasi profesi keperawatan

Tujuan instruksional :Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Pengertian organisasi

2. Ciri-ciri organisasi profesi keperawatan

3. Peran organisasi profesi

4. Fungsi organisasi profesi

5. Manfaat organisasi profesi

6. Organisasi perawat Indonesia, Berdirinya PPNI

7. Tujuan PPNI

8. Fungsi PPNI

37

Page 38: diktat profesional

9. Struktur organisasi PPNI

10. Program kerja utama PPNI

11. Kewajiban anggota PPNI

12. Hak anggota PPNI

13. Tugas pokok PPNI

14. Keanggotaan PPNI

15. Organisasi Keperawatan internasional

A. Pengertian Organisasi

Organisasi didefinisikan sebagai setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada

hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut

bawahan (Siagian, 1996). Menurut Muhammad (1995) berpendapat bahwa organisasi adalah

suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum

melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Jadi

organisasi mempunyai karakteristik yaitu mempunyai struktur, mempunyai tujuan, saling

berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain dan tergantung kepada komunikasi manusia

untuk mengkoordinasikan dalam organisasi tersebut. Organisasi profesi merupakan organisasi

yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan

bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka

laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

B. Profesi

Menurut Schein, E.H, 1962, dikutip Kusnanto, 2003 profesi adalah suatu kumpulan

atau sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu sekumpulan norma yang sangat khusus,

yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Menurut Hall, 1968 (dikutip

Kusnanto, 2003) menyatakan bahwa peralihan suatu pekerjaan menjadi profesi terjadi

melalui empat tahapan, sebagai berikut :

1) Memperoleh badan pengetahuan (body of knowledge) dari institusi pendidikan tinggi

(institution of hingher learning).

2) Menjadi pekerjaan utama (Full-time occupation).

3) Membentuk organisasi profesi.

4) Menyusun kode etik.

38

Page 39: diktat profesional

Jadi yang dimaksud profesi adalah organisasi yang terdiri dari praktisi yang

menetapkan diri sebagai ahli yang mampu bergabung bersama melaksanakan fungsi sosial

yang tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri serta merupakan asosiasi yang bersifat sukarela

(Gaffar, 1997). Dalam International Council of Nursing, dinyatakan bahwa organisasi profesi

bertujuan mencapai persatuan dan kesatuan yang kokoh diantara anggotanya, peningkatan

mutu dan kesejahteraan anggotanya disertai peningkatan mutu pelayanan serta terjalnnya

hubungan kerjasama dengan organisasi profesi yang lain (Gaffar, 1997).

Menurut Achir Yani (2001), fungsi organisasi profesi keperawatan adalah :

1) Menetapkan standar pendidikan dan praktek keperawatan.

2) Mengatur regulasi (registrasi, lisensi dan akreditasi).

3) Collective bergaining.

4) Mengembangkan ilmu keperawatan.

5) Membina kehidupan profesi dimasa yang akan datang melalui sosialisasi formal dan

informal.

6) Komunikasi dan perlindungan nilai-nilai- dan kontribusi terhadap masyarakat.

7) Memperhatikan kesejahteraan sosial para anggotanya.

8) Proaktif dalam menetapkan kebijaksanaan nasional.

C. Ciri-ciri organisasi profesi

Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :

1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para

anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan

dengan dasar ilmu yang sama

2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi

profesi serta memperjuangkan otonomi profesi

3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar

pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan

kebijakan profesi

D. Motivasi Berorganisasi

Seseorang partisipan ketika memasuki organisasi atau kelompok merasa yakin

bahwa kebutuhannya akan bisa terpenuhi jika dilakukan secara berkelompok dibanding

39

Page 40: diktat profesional

dilakukan secara sendiri. Menurut Duncan (1996), kebutuhan yang mendorong (motivasi)

seseorang bergabung dalam suatu organisasi dibagi kedalam tiga kelompok kebutuhan yaitu :

1) Kebutuhan keamanan

Kesendirian mendorong rasa ketidaknyamanan, sehingga dengan berkelompok bisa

menghadapi masalah-masalah secara bersama.

2) Kebutuahan sosial

Orang yang suka berteman mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi, kebutuhan untuk

menjadi bagian dari suatu kelompok atau organisasi menunjukkan intensitas kebutuhan

sosial.

3) Harga diri dan aktualisasi diri

Seseorang yang kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi, maka keinginan untuk bisa

dihargai dan mengaktualisasikan kemampuannya dengan bergabung dalam ssuatu

kelompok atau organisasi.

E. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan perawat seluruh

Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. PPNI merupakan hasil penggabungan dari

beberapa organisasi keperawatan yang ada sebelumnya yaitu Persatuan Djuru Kesehatan

Indonesia (PDKI). Pada kurun waktu 1951 – 1958 PDKI diubah menjaddi Persatuan Pegawai

Dalam Kesehatan (PDKI). Pada tahun 1974, PDKI dan organisasi kelompok perawat seperti

Ikatan Perawat Wanita Indonesia (IPW), Ikatan Guru Perawat Indonesia (IGPI) dan Ikatan

Perawat Indonesia (IPI) melebur menjadi satu dengan nama PPNI. (Gaffar, 1997).

Visi dan misi PPNI

Setiap organisasi pasti mempunyai visi dan misi. Visi PPNI adalah :

1) Terwujudnya manajemen organisasi yang mantap dalam setiap hirarki orrrganisasi (pusat,

provinsi, kabupaten/ kota dan komisariat).

2) Terlindungnya anggota dengan posisi tawar yang kuat dan kemitraan dengan pemerintah,

masyarakat dan stakeholder yang lain.

3) Terbentuknya konsil keperawatan Indonesia yang mengendalikan mutu pendidikan dan

pelayanan keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan.

4) Mayoritas perawat berkemampuan profesional diakui melalui sistem penghargaan

berdasarkan jenjang karir dan kesejahteraan terjamin.

40

Page 41: diktat profesional

5) Proaktif dalam pengembangan kebijaksanaan kesehatan nasionnal dan pencapaian sasaran

pembangunan kesehatan dan mempunyai jaringan kerja nasional dan internasional.

Adapun misi yang diemban PPNI adalah :

1) Meningkatkan kemampuan profesional anggota secara berjenjang dan berkelanjutan

terutama bagi mayoritas SPK dan setara.

2) Menetapkan sistem manajemen organisasi PPNI, meliputi tiap hirarki organisasi.

3) Menggali sumber daya melalui sistem registrasi keanggotaan dan struktur potensial lain.

4) Memastikan terbentuknya konsil keperawatan Indonesia melalui tertibnya Undang-

undang praktik keperawatan.

5) Melindungi kesejahteraan anggota.

6) Menjalin kerjasama dengan berbagai fihak dalam lingkup nasional maupun internasional.

1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi PPNI

a. Tujuan PPNI

Setiap didirikannya suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari PPNI

adalah:

1) Mantapnya persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga keperawatan.

2) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam upaya kesehatan.

3) Berkembangnya karier dan prestasi kerja tenaga keperawatan sejalan dengan

peningkatan kesejahteraan tenaga keperawatan.

4) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan orang lain, dan beberapa lembaga lain

baik didalam maupun di luar negeri.

b. Tugas pokok PPNI

Di dalan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI, yang menjadi tugas

pokok PPNI adalah :

1) Dibidang pembinaan organisasi, PPNI bertugas membina kelembagaan, anggota

kader kepemimpinan, hukum dan humas.

2) Dibidang pembinaan pendidikan dan pelatihan keperawatan, PPNI bertugas

meningkatkan jangkauan dan mutu pendidikan dan pelatihan keperawatan.

3) Dibidang pembinaan pelayanan keperawatan, PPNI bertujuan meningkatkan

jangkauan dan mutu pelayanan keperawatan.

4) Dibidang pembinaan IPTEK, PPNI bertugas mengembangkan penelitian-

penelitian keperawatan dan pengembangan keperawatan.

41

Page 42: diktat profesional

5) Dibidang pembinaan kesejahteraan, PPNI bertugas membina kesejahteraan

anggota dan pembinaan badan-badan usaha antara lain, pembinaan yayasan dan

koperasi.

c. Peran dan Fungsi PPNI

PPNI mempunyai fungsi sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki persamaan

kehendak sesuai dengan jenis kerja/profesi dan lingkungan untuk mencapai tujuan

organisasi, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila serta berorientasi pada

program-program pembangunan manusia seutuhnya tanpa membedakan golongan,

suku, keturunan, agama/kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta

memadukan, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga

keperawatan serta mengembangkan keprofesionalan dan kesejahteraan tenaga

keperawatan.

Peran Organisasi profesi :

1) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan

2) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan

3) Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

4) Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

Fungsi-fungsi tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan yaitu

1) Menyusun standar kompetensi perawat dan standar perawat dn kependidikan

keperawatan.

2) Menyusun kode etik yang mengatur tindakan dan perilaku keperawatan.

3) Menginisiasi, mempengaruhi regulasi, kebijakan kesehatan nasional dan

internasional.

4) Mendukung penelitian dan evaluasi keperawatan.

5) Berperan sebagai pusat informasi keperawatan dan mendisiminasikannya.

6) Meningkatkan dan memperoleh kesejahteraan perawat.

7) Menunjukkan kepemimpinan dalam keperawatan nasional dan internasional.

8) Memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan kemampuan

profesional melalui pendidikan keperawatan berlanjut.

9) Memastikan collecting bergaining bagi perawat.

42

Page 43: diktat profesional

10) Memelihara komunikasi dengan anggota melalui publiksi resmi.

11) Berperan aktif sebagai perwalian (advokat) konsumen.

12) Mewakili dan berbicara atas nama profesi keperawatan dengan tenaga kesehatan

lain, organisasi nasional dan internasional, lembaga pemerintah dan badan

pemerintah.

d. Manfaat organisasi profesi

Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :

1) Mengembangkan dan memajukan profesi

2) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi

3) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi

4) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif

dalam mengembangkan dan memajukan profesi

Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di

Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada

tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi

keperawatan saat itu.

e. Program kerja utama PPNI :

1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan

2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan

3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan

4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit

5. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas

6. Pembinaan dan Pengembangan IPTEK

7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi

keperawatan internasional

8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan

9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota

Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat

akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi

keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :

43

Page 44: diktat profesional

1. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan

masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh

yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep

pendidikan keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek

keperawatan

2. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan

selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang

keterlaksanaan asuhan keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia

yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemauan tenaga

keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif dan juga advokasi terhadap perawat.

3. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan

peran dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun

standar pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.

4. Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup

peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada

masyarakat luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.

f. Kewajiban Anggota PPNI

1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.

2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan

3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan

4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi

5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja

6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen

7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan

uang iuran

g. Hak Anggota PPNI

1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi

dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi

2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan

mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi

3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan

44

Page 45: diktat profesional

4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih

dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau

perwakilan organisasi

Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:

1. Anggota biasa

a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.

b. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah

c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi

d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota

2. Anggota kehormatan

Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan berasal dari

pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh DPP

(dewan pimpinan pusat)

ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL

1. International Council of Nurses (ICN)

Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli

1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan

perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi

para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia

untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan

dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan

berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.

Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat

universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia.

Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis

kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.

ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.

2.American Nurses Association (ANA)

ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun

1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA

berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk

45

Page 46: diktat profesional

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan

profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.

3. Canadian Nurses Association (CNA)

CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan

ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar

praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan

meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu

pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.

4.National League for Nursing (NLN)

NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan

keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan

agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan

peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.

5. British Nurses Association (BNA)

BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs.

Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris

dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.

Task 2 :

1. Tuliskan ciri-ciri organisasi profesi :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Tuliskan apa saja manfaat organisasi profesi yang telah anda rasakan !

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

46

Page 47: diktat profesional

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa yang seharusnya dilakukan oleh PPNI dalam memperjuangkan kemandirian dan otonomi profesi keperawatan sehingga dapat sejajar dengan organisasi profesi kesehatan lain ?

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

Nama : Nim : Paraf :

BAB III

REGULASI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami regulasi keperawatan (registrasi dan praktik

keperawatan)

Tujuan instruksional :Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengetahui hukum kesehatan dan keperawatan

2. Mengetahui pentingnya UU Kesehatan

3. Mengetahui sistem regulasi kerawatan

4. Mengetahui sistem alur perizinan

47

Page 48: diktat profesional

PENDAHULUAN

Profesi Kep.sebagai profesi caring à mengabdi kpd kepentingan kemanusiaan à

mempunyai kewajiban mempertimbangkan aspek etik dan hukum dalam praktik keperawatan.

Pertimbangan aspek etik dan hukum, kurang diperhatikan oleh perawat dalam mengelola

asuhan keperawatan. Banyak keputusan perawat tidak mempertimbangkan aspek legal dan

melakukan tindakan yang bertentangan.

UU.23/1992 dan Kepmen.Kes No.1239/2001 merupakan produk hukum yang

mengatur praktik keperawatan. Implikasi aturan di atas memberikan implikasi pada profesi

keperawatan :

1. Keperawatan diakui dapat menyembuhkan penyakit dan memulihkan kes.pasien.

2. Keperawatan diakui sebagai ilmu

3. Diperlukan landasan hukum untuk melaksanakan Praktik keperawatan

4. Perawat dituntut bertanggung jawab.

A. Hukum kesehatan dan keperawatan

Kesadaran hukum masy.semakin meningkat (sadar akan haknya) à kewajiban perawat

berhati-hati dan penuh tanggung jawab.

Produk hukum à menuntut perawat bekerja secara profesional. Bila berdampak negatif

à tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92.

PPNI à Majelis Kode Etik Keperawatan (AD Bab VIII) dilantik 25 Januari 2002.

Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelangaran

etik profesi keperawatan (Ps.27)

Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik keperawatan :

UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur

kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.

UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.

UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan tenaga

kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan

apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan

dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam

menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan

tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk

menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah

48

Page 49: diktat profesional

usang karena hanya mengkalasifikasikan tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga

sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga

kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum

berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan

pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus

tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.

UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.

Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan

rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.

Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang

dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-

peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya.

UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam

mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU

tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa

sangsinya bila seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu

diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja

pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek

profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap

pelayanannya sendiri.

SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979

Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk

bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat

disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga

keperawatan.

Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980

Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawaan

dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan

tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta

untuk mengobati orang sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan KB.

Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi profesi keperawatan. Kita

49

Page 50: diktat profesional

ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif

banyak perawat harus menggatikan atau mengisi kekurangan tenaga dokter untuk

menegakkan penyakit dan mengobati terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara

hukum hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang

pelayanan di rumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat

harus dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan utnuk benar-benar melakukan

nursing care.

SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/1986, tanggal

4 November 1986, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem kredit

point.

Dalam sistem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau naik

pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu.

Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : Penyenang Kesehatan, yang

sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana

Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S1 Keperawatan.

Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung

kepada pangkat/golongan atasannya

UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, merupakan UU yang banyak memberi kesempatan

bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan profesional karena dalam UU ini

dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,maupun perlindungan

hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.

Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan

pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah :

Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak

pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau

melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya

Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi

tenaga kesehatan.

B. Sistem regulasi keperawatan

1. Pengertian

Sistem regulasi à suatu sistem untuk mengendalikan, mengontrol dan memperbaiki

praktik keperawatan agar sesuai standar yang diharapkan

50

Page 51: diktat profesional

2. Jenis-jenis Regulasi meliputi :

a. Legislasi praktik keperawatan

Proses pemberlakuan/penyempurnaan perangkat hukum dalam praktik

keperawatan yang disesuaikan dengan perkembangan IPTEK keperawatan

Tujuan :

1) Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan

keperawatan.

2) Memberikan informasi kepada masayarakat tentang pelayanan yang diberikan

dan tanggung jawab praktisi profesional.

3) Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan

4) Memberi kejelasan batas wewenang setiap katagori tenaga keperawatan.

5) Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.

6) Memotivasi pengembangan profesi.

7) Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

b. Sertifikasi :

Proses pemberian ijasah atau sertifikat sebagai pengakuan terhadap kualifikasi

seseorang yang telah menyelesaikan suatu proses pendidikan. Karenanya perlu

penataan sistem pendidikan keperawatan, pendidikan keperawatan berkelanjutan

dan pelatihan yang terprogram.

Tujuan :

1) Memberikan pengakuan terhadap kemampuan penguasaan tentang

pengetahuan, sikap dan skill sesuai pendidikan yang diakui.

2) Menetapkan klasifikasi tingkat dan lingkup keperawatan sesuai

pendidikannya.

3) Memenuhi persyaratan registrasi.

4) Menjelaskan praktik keperawatan dan kekhususan yang dimiliki.

c. Registrasi :

Proses seorang perawat profesional mendaftarkan dirinya pada badan tertentu

untuk memperoleh pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki dan tanggung

jawab yang diemban.

Tujuan :

51

Page 52: diktat profesional

1) Memberi perlindungan pada masyarakat penerima jasa keperawatan.

2) Menjamin kemampuan perawat melakukan praktik keperawatan sesuai

wewenang, kode etik dan tanggungjawab.

3) Memperoleh data yang akurat tentang jumlah dan jenis tenaga kep.

4) Menyeleksi perawat asing yang akan bekerja di Indonesia.

d. Lisensi :

Proses administrasi yang dilakukan oleh suatu badan yang diberi kewenangan

untuk menerbitkan Surat Ijin Praktik bagi perawat yang akan melakukan

pelayanan keperawatan profesional yang dilakukan setiap 5 tahun.(Kepmen

1239/2001).

Tujuan :

1) Memberikan kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan

untuk melakukan praktik keperawatan

2) Memberi ijin untuk melakukan praktik keperawatan profesional.

3. Mekanisme regulasi

Sertifikasi à Lulusan pend.formal

Sertifikasi pendendidikan lanjutan

Board Exam

Registrasi à Administrasi

Kompetensi profesional

Resiprositas.

Lisensi à Surat ijin praktik (SIP) ßPemth.

Perawat terregistrasi: General,spesialis,konsultan.

Resiprositas à Penerimaan lulusan antar negara yang ujiannya dilakukan oleh konsil.

52

Page 53: diktat profesional

Konsil keperawatan à adalah suatu badan independen yang

bertanggungjawabkepada msyarakat melalui wakil rakyat.

Fungsinya :

1) Melakukan registrasi

2) Melakukan peradilan profesi

3) Menetapkan standar pelayanan dan pendidikan keperawatan.

Anggota konsil terdiri dari :

1) komite peradilan

2) Komite examination

3) Komite standar.

Kredensial :

Adalah proses menetapkan dan memelihara kompetensi dalam praktik keperawatan.

Kredensial merupakan salah satu cara bagi profesi keperawatan

menjaga/mempertahankan standar praktik dan bertanggungjawab terhadap kejelasan

pengeth.praktik kepada anggotanya.

Kredensialisasiàsertifikasi,registrasi,lisensi

Task 3 :

1. Identifikasi apa saja peluang dan ancaman lahirnya berbagai hukum kesehatan dan keperawatan bagi perawat :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Tuliskan apa saja manfaat yang dapat diperoleh perawat dengan adanya regulasi keperawatan!....................................................................................................................................................................................................................................................................................

53

Page 54: diktat profesional

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa saja masalah yang dapat timbul dengan bervariasinya kategori perawat bila regulasi keperawatan diberlakukan secara efektif ?..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Nama : Nim : Paraf :

BAB IV

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : menerapkan standar praktek keperawatan

Tujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian standar praktik keperawatan

2. Mengetahui sumber-sumber standar perawatan

3. Kegunaan standar perawatan

4. Mengembangkan standar keperawatan

54

Page 55: diktat profesional

PENDAHULUAN

Keperawatan mempunyai sejarah pelayanan yang membanggakan bagi publik dan

publik percaya akan keahlian perawat untuk memberikan asuhan keperawatan profisional.

Tapi jika praktek tersebut tidak diproteksi, kepercayaan tersebut akan luntur. Bagaimana

perawat sebagai suatu profesi dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan

keperawatan? Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah adanya standar. Standar

mencerminkan visi untuk paraktek profesional. Ia tidak hanya merupakanidentifikasi tugas-

tugas atau langkah-langkah atau saran. Ia tidak dapat di salin dari buku dan dapat diterapkan

oleh semua organisasi, kelompok perawat atau populasi pasien. Standar adalah kata-kata yang

kita gunakan untuk menggambarkan focus keperawatan profesional dalam setting tertentu. Ia

mencerminkan kebutuhan yang unik dari sekelompok pasien dan percerminan kemampuan

dan sumber daya staf profesional.

Standar menyajikan keiteria di nama praktak semua perawat (registered nurse) akan

di ukur oleh,publik, klien, employer, kolega, anda perawat itu sendiri.Selain itu tujuan utama

dari sebuah profesi adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktak para

anggotanya dan pada saat yang sama memperluas basis pengetahuanya yang terpisah dan

berbeda dari profesi lain. Profesi keperawatan juga mempunyai sasaran yaitu berjalannya

praktik keperawatan yang tepat dan aman yang di atur sendiri oleh perawat untuk kepentingan

publik dan dicapai dengan mempertahankan praktik yang baik, mencengah pabrik yang

buruk, dan melakukan intervensi bila paktik tidak direrima.

A. Standar Praktek Keperawatan

1. Defenisi

Standar adalah level kinerja (performance) yang diinginkan dan dapat dicapai

dimana kenerja aktual dapat dibandingkan. Ia memberikan petunjuk kinerja mana yang

tidak cocok atau tidak dapat diterima. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan

tentang apa yang dibutuhkan oleh (RN) untuk dijalankan sebagai profesional

keperawatan. Secara umum, standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan

memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya.

Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau

suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai

55

Page 56: diktat profesional

Pada wewenang tertentu (schroeder, 1991). Ada beberapa komponen dari definisi ini.

Sebuah standar harus tertulis dan harus mencerminkan sistem nilai yang konsisten dan

digambarkan secara jelas. Sebuah standar secara komprensif menguraikan sema aspek

profesionalisme, termasuk sistem, praktisi, dan pasien. Standar harus jelas, ringkas, non

ambigu dalam penfsirannya, dan tepat dalam mengarahkan. Sebuah standar harus

dilegiminasi melalui proses autorisasi yang tepat oleh staf, hierarki keperawatan, staf

medis, dan kepala departemen, dan stuktur komite.

2. Mengapa harus ada standar?

Standar diperlukan untuk meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek

keperawatan profesional. Praktek keperawatan didefinisikan sebagai “kinerja dari

pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan dan ketrampilan

keperawatan profesional yang meliputi:

a. meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan publik

b. mengajarkan tiori atau praktek keperawatan

c. melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan

d. mengkoordinasikan pelayanan kesehatan

e. terbitan dalam administrasi,edukasi,konsultasi, pengajaran atau penelitian

Tujuan penting lainnya mencakup proteksi terhadap publik, pengaturan praktek

perawat, pemberian ijin institusi pendidikan keperawatan, pembuatan pedoman

administratif,menafsirkan harapan publik dan profesional pelayanan kesehatan lainnya

terhadap praktek perawat dan acuan ledal untuk praktek yang layak.

3. Filosofi dan prinsip yang mendasari standar

Kita sebagai perawat percaya bahwa;

a. pengetahuan (knowedge) yang digunakan untuk menuntun praktek keperawatan

adalah berasal dari penelitian kualitatif dan kuantitatif dan dan pengalaman dari

perawat.

b. kesehatan adalah sejauh mana individu atau kelompok dapat menyadari aspirasi,

memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau menyesuaikan dari terhadap

lingkungan.Kesehatan merupakan dari kehidupan keseharian manusia, bukan hanya

sebagai objek kehidupan.

56

Page 57: diktat profesional

c. Pelayanan kesehatan mempunyai arti lebih dari sekedar melakukan intervensi bila

seorang sakit, tetapi mencengah terjadinya sakit dan meningkatkan derajad kesehatan,

mencapai kesehatan untuk semua.

d. Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan individu untuk meningkatkan

kendali atas dirinya dan meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.

e. Hubungan terapeutik yang terjalin antara perawat dan klien yang menerima pelayan

keperawatan didasarkan pada kesadaran bahwa individu mampu mengambil keputusan

atas hidup mereka sendiri oleh karena itu merupakan mitra dalam proses pengambilan

keputusan.

f. Caling,melekat dalam hubungan terapeutik perawat klien, dibangun atas dasar saling

percaya (trust), respek, intimasi dan kebutuhan untuk memahami dan bertindak sesuai

masalah yang dirasakan oleh pasien.

4. Standar dapat dibedakan berdasarkan :

a. Standar struktur : rekomendasi mengenai hubungan organisasi antara bagian kep.

Dg bagian lain (lebih berorientasi pada yang sifatnya pengadaan ):Mis. Jlm tenaga,

fasilitas di ruangan, penerimaan pegawai, skema organisasi kep.

b. Standar hasil : berhub. Dg hasil kep.yang diharapkan. Berorientasi pada pasienàapa

yg diharapkan pada status kes pasien dan lingkungan.

c. Standar proses : berorientasi pada tenaga keperawatan yang sifatnya menentukan

mutu askepà intyervensi keperawatan, mis. Rencana askep.

d. Standar isi : berorientasi pada isi askepà menggambarkan lingkup dan isi askep yg

baik/apa yg harus dilakukan ;

1. Melakukan pengakajian

2. Menyusun rencana keperawatan

3. Implementasi askep.

4. Evaluasi askep.

5. Manfaat

a. Membantu perawat mengevaluasi dan meningkatkan praktik keperawatan

b. Memberikan kepuasan perawat bila ia dapat memberikan askep dengan baik.

c. Memberikan kriteria yang objektif untuk mengkaji hasil kerja perawat.

d. Menentukan kebutuhan tenaga di ruangan

e. Mengidentifikasi isi program orientasi dan pengembangan staf.

6. Dasar Pembuatan Standar

57

Page 58: diktat profesional

Standar praktek keperawatan dilandasi oleh sifat suatuperfesi yaitu:

a. Profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada publik terhadap kerja

mereka

a. Praktek profesional di dasarkan atas bodi of knowlidge yang spesifik

b. Profesional yang konpeten menerapkan pengetahuannya

c. Profesional terikat oleh kode etik

d. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada publik

e. Sebuah profesi mengatur dirinya sendiri

7. Tipe Standar Keperawatan

Dua katagori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan

(standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh

pasien,dan standar praktek. (standar of praktice) atau harapan terhadap kinerja perawat

dalam memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa

level perawatan pasiena dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam

kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan

menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam

mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.

a. Standar praktek

Standar praktek meliputi kebijakan(police), uraian tugas(job deskription), dan

standar kinerja (performance standar). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan

perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh

perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan dan

menggambarkan definisi institusi tantang apa yang dapat dilakukan oleh perawat.

Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk

menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas mencerminkan konpetensi, pendidikan,

dan pengalaman yang di perlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi

sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan

menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan

atas pengetahuan,ketrampilan, dan pencapaan aktifitas kemajuan profesional.

b. Standar Asuhan

Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuahan genetik, dan rencana asuhan (care

plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan fasien yang aman dan

memastikan hasil yang berasal dari fasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap

58

Page 59: diktat profesional

tentang bagaimana melakukan keterampilan spikomotor dan bersifat orientasi tugas.

Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,

manajemen pasien dengan peralan non invatif; manajemen status psiologis dan

psikologis; dan diagnose keparawatan tertentu. Standar asuhan generik menguraikan

harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun pasien

dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan

diagnose medis pasien dan diagnosa keparawatan pasien.

Standar Struktur – Proses – Hasil

Standar dapat dibuat untuk meniali asuhan menurut banyak pendekatan. Pendekatan

yang paling umumm didasarkan pada struktur, hasil dan proses.Organisasi atau

struktur keperawatan biasanya dievaluasi menurut standar struktur, aktifitas atau

pemberian asuhan dievaluasi dengan standar proses, dan status pasien dievaluasi

dengan standar hasil. Tetapi ketika tipe standar ini saling terkaitan dan dapat

digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek dalam pelayanan keperawatan.

Standar meliputi “ Set-up” dari sebuah instansi. Filosopi, tujuan dan sasaran, struktur

organisasi, fasilitas dan perawatan, dan kualifikasi pegawai adalah beberapa

komponene dari struktur organisasi. Standar proses mncakup aktivitas yang terakit

dengan pemberian perawatan pada pasein. Standar ini mengukur tindakan perawatan.

Standar hasil mengukur perubahan status kesehatan pasien.

Pernyataan standar sifatnya luas, mencakup berbagai setting praktek.

Pernyataan ini diantaranya adalah :

• Tanggung jawab dan tanggung gugat : mempertahankan standar praktek

keperawatan dan prilaku profesional yang ditentukan oleh organisasai propesi dan

instansi kerja.

• Specialized body of know ledge : praktek didaskan atas ilmu keperawatan

(Nursing scince) dan ilmu lainnya.

• Aplikasi pengetahuan yang kompeten : menetukan staus klien yang berespon

terhadapa masalah kesehatan yang aktual atau fotensial,merencanakan intervensi,

melaksanakan intervensi yang telah direncanakan dan mengevaluasi hasil

(outcomes) yang dicapai klien.

• Kode etik : memenuhi standar etik dari profesi keperawatan.

59

Page 60: diktat profesional

• Memberikan pelayanan kepada publik : memberikan pelayan keperawatan dan

berkolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya dalam

memeberikan pelayanan kesehatan.

• Self-regulation : memegang tanggung jawab primer untuk mempertahankan

kompetensi, kesesuain praktek, dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

untuk praktek keeperawatan profesional.

B. Praktik Keperawatan

Perkembangan keperawatan di Indonesia mencapai kemajuan pesat ditandai dengan

diterimanya keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional. Dan pendidikan

keperawatan sebagai pendidikan profesi. Keperawatan sebagai suatu profesi harus

mampu mandiri.

Saat ini dan akan datang, tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan akan terus

meningkat baik dalam :

1. Mutu

2. Keterjangkauan

3. Cakupan pelayanan.

Akibat :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat

2. Peningkatan daya emban ekonomi

3. Kompleksitas masalah kesehatan

Pengaruhnya :

1. Keperawatan perlu terus mengalami perubahan.

2. Perkembangan keparawatan bukan saja adanya pergeseran masalah kesehatan, juga

tekanan IPTEK dan perkembangan dalam menghadapi era kesejagatan.

Langkah konkrit menghadapi tuntutan kebut masa datang :

1. Penataan standar praktik keperawatan dan standar pelayanan/asuhan keperawatan

2. Penataan sistem pendayagunaan tenaga keperawatan

3. Pengelolaan sistem pendidikan keperawatan

4. Penataan sisitem legislasi keperawatan

Tujuan dan sasaran dan metodologi :

1. Tujuan :

60

Page 61: diktat profesional

Pemberian askep bertujuan mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan

optimal dengan memodifikasi lingkungan sehingga klien dapat meningkatkan

tanggung jawab secara mandiri secepat mungkin dan mencapai kemampuan hidup

sehat dan produktif sesuai tingkat kesehatan.

2. Sasaran :

Askep diberikan kepada :

• Individu

• Keluarga

• Kelompok

• Kumunitas/msy.

3. Metodologi Keperawatan:

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan perawat menggunakan proses keperawatan.

Sebagai metodologi pemecahan masalah secara ilmiah .

Peran Perawat :

1. Sebagai pelaku/pemberi askep langsung kepada kien dengan menggunakan proses

keperawatan

2. Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim

kes dalam upaya memenuhi kebut.klien, membela kepentingan klien dan membantu

memahami semua informasi.

3. Sebagai pendidik : perawat membantu klien meningkatkan kesehatan dengan

pemberian pengetahuan yang terkait.

4. Sebagai pengelola : perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan.

5. Sebagai peneliti : perawat berusaha mengembangkan teori-teori baru dan

memanfaatkan hassil riset dalam meningkan mutu askep.

Tanggung jawab perawat :

Tanggung jawab dalam memberi askep mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-

spiritual, meliputi :

1. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.

2. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatan.

3. Membantu klien yang tidak bisa sembuh untuk menerima kondisinya

4. Membantu klien menghadapi ajal untuk diperlakukan secara manusiawi.

Kewenangan perawat :

1. Melaksanakan pengkajian

61

Page 62: diktat profesional

2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama

yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan.

5. Melaksanakan evaluasi keperawatan

6. Mendokumentasikan hasil keperawatan

Keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan :

Merupakan gabungan asuhan yang terencana yang dilakukan oleh berbagai profesi yang

saling ketergantungan, dimana anggotanya berkolaborasi satu sama lain maupun dengan

klien yang dilayani.

Lingkup praktik keperawatan

Menggambarkan isi segmen keperawatan dalam pelayanan kesehatan mencakup batasan

persentuhan, inti dan dimensi praktik keperawatan

Segmen keperawatan :

1. Mempunyai batasan eskternal, sebagai respon terhadap pemenuhan kebutuhan dasar,

tuntutan dan potensi klien yang selalu berubah.

2. Bersentuhan dengan profesi lain yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, persentuhan

antar profesi merupakan area kelabu yang perlu dipersempit, namun tidak perlu

dipertentangkan, karena merupakan hal wajar dan tidak bermasalah dalam situasi

dimana praktik bersama dilakukan.

Inti/esensi keperawatan.

Adalah kajian mendasar tentang penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia dan hal-hal yang melatarbelakanginya, yang menyebabkan manusia tidak dapat

berfungsi secara sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan. Dan proses

penyembuhan serta melakukan upaya dengan memanfaatkan berbagai sumer dalam

rangka mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh

kebutuhan dasar manusia.

Askep yang dilakukan bersifat ;

1. Independen atau mandiri artinya askep dilakukan secara mandiri oleh perawat

2. Interdependensi kolaboratif, artinya asuhan yang dilakukan dengan berkolaborasi atau

bekerjasama dengan profesi lain.

Tindakan Invasif :

Adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.

62

Page 63: diktat profesional

Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan yang mengadung risiko tinggi

Bagi tenaga dokter à perhatian lebih ditujukan pada kondisi patofisiologi dan

pengobatan, sedangkan keperawatan terfokus pada respon klien terhadap kondisi

fatofisiologis yang terjadi. Pengamatan perawat ditujukan sejauhmana respon tersebut

berdampak pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Beberapa tindakan invasif yang dikerjakan perawat :

a. Memenuhi kebutuhan oksigen : melaksanakan pengisapan lendir

b. Memenuhi kebutuhan nutrisi : memasang NGT

c. Memenuhi kebutuhan integritas jaringan :menjahit luka (pada keadaan emergensi)

d. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit :melaksanakan pemasangan infus

sesuai program,melaksanakan transfusi darah ,irigasi lambung

e. Memenuhi kebutuhan eliminasi defekasi : memberikan enema

f. Memenuhi kebutuhan eliminasi urin :memasang kateter , Irigasi kandung kemih

g. Memenuhi kebutuhan obat-obatan :menyiapkan dan memberikan obat sesuai

program à menyuntik

h. Memenuhi kebutuhan sirkulasi :melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan

laboratorium

i. Memenuhi kebutuhan manajemen nyeri :pemberian obat parenteral jenis narkotik

sesuai program

3. Mempunyai inti sebagai dasar untuk melakukan askep yng merupakan fenomena

keperawatan yang dapat dijabarkan sebagai objek materi dan objek formal

keperawatan :

a. Objek materi adalah manusia yang tidak dapat berfungsi dengan sempurna dalam

kaitan dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.

b. Objek formal keperawatan adalah kegiatan dalam membantu individu yang

bersifat mendukung terwujudnya kesehatan dan penyembuhan.

KESIMPULAN

Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang nyata yaitu

pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga,kelompok ataupun komonitas.

Untuk menjamin mutu asuhan yang di berikan diperlukan suatu ukuran untuk

63

Page 64: diktat profesional

mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat dibedakan

atas dua jenis yaitu standar asuhan dan standar praktek.

Profesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk berbagai

keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan keperawatan akan

diterima dan dipercaya oleh komsumen bila mutu pelayananya terjamin melalui standar yang

baku dan selalu ditinggkatkan dari waktu-ke waktu.

Task 4 :

1. Identifikasi apa saja manfaat penerapan standar keperawatan bagi perawat dan konsumen pengguna layanan keperawatan dan unit pelayanan kesehatan:............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Tuliskan saja hambatan penerapan standar praktek keperawatan di lingkungan kerja saudara!

64

Page 65: diktat profesional

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

3. Identifikasi apa tindakan yang bersinggungan dengan tindakan profesi lain yang sering anda lakukan dan bagaimana cara mengatasinya?..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Nama : Nim : Paraf :

BAB V

ISU LEGAL DALAM KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : memahami issue lagal dalam praktik keperawatan profesional

Tujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan trend perubahan keperawatan

2. Menjelaskan konsep tanggung jawab dan akuntabilitas

3. Memahami malpraktek dalam keperawatan

65

Page 66: diktat profesional

PENDAHULUAN

Perubahan terjadi sangat cepat dan penuh ketidakpastian, terutama karena masalah

ekonomi, sosial, politik yg sngat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.

Perkembangan IPTEK yang sangat cepat, Proses transisi dari msy agrikultur àindustri, msy

tradisional ke masyarakat maju pengaruh globalisasi ditandai dg arus barang, dan jasa akan

melintas batas negara tanpa hambatan.

Keberhasilan usaha dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktiftas dan efisiensi

dalam berproduksi. Modal penggerak adalah dana, penguasaan tehnologi, dan sumber daya

manusia yg andal. Uraian singkat ini menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan tinggi

menghasilkan tenaga keperawatan profesional.

A. Trend Perubahan Keperawatan

1. Kecenderungan global bidang kesehatan :

a. Masalah kesehatan utama di Indonesia telah mengalami perubahan

b. Meningkatnya umur harapan hidup, jumlah populasi anjut usia akan memberikan

permasalahan baru.

c. Sejalan dg perkembanganà penuntut perhatisan dari kalangan tenaga keperawatan.

d. Mengharuskan perawat untuk meningkatkan diri agar memberikan askep profesional.

e. Sifat pelayanan kesehatan lebih menekankan pada uaya peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif).

f. Menuntut keterlibatan profesi kep l;ebih aktifà butuh perawat profesional dan

berkemampuan spesifik.

g. Dampak globalisasi ekonomi diperkirakan menimbulkan perubahan tingkat ekonomi

masyarakat à meningkat kemampuan masyarakat.

h. Kemampuan masyarakat untuk mendapat askes pelayanan kesehatan semakin mudah

i. Perubahan yg terjadi dalam pelayanan kesehatan di era globalisasi à berdampak pada

berbagai profesi kesehatan terutama profesi keperawatan.

j. Kecenderungan global keperawatan implikasi dari kecenderungan global bidang

kesehatan

k. Perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pelayanan

.keperawatan.

l. Pelayanan Keperawatan klien mengalami perubahan à semula berfokus pada yan.RS

à saat ini beralih pelayanan keperawatandi rumah dan institusi diluar RS.

66

Page 67: diktat profesional

m. Pelayanan keperawatan Di RS berfokus pada pelayanan.keperawatan kritikal.

n. Upaya pengendalian kualitas pelayanan.keperawatan akan mendapat tempat yang

paling utama di RS/diluar RS

Pelayanan keperawatan berkualitas hanya dapat diberikan oleh perawat yang memiliki

kompetensi yang sesuai dan bekerja sesuai standar praktik dan etika profesi keperawatan :

a. Pada masa datang à pelayanan.keperawatan primer dianggap sebagai mekanisme

utama pelayanan

b. Pelayanan primer dipandang sebagai titik awal mendapat pelayanan komprehensif,

intensif, spesifik dan berjangka panjang.

c. Pelayanan primer dimasa datang akan banyak dilakukan diluar RS.

d. Pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan Paripurna à kerjasama antar

disiplin guna memperoleh pelayanan yang lebih kompleks.

e. Masa mendatang à masalah etik kesehatan akan makin berkembang menjadi masalah

etik yang kompleks.

f. Masalah etik akan melibatkan kehidupan klien yang dilayani dan kebijkan2 yang

mempengaruhi sistem pelayanan.

g. Masalah etik terjadi akibat tenaga kes./mekanisme pemberian yan.kes. Tidak

memadai.

h. Faktor yang diduga terlibat adalah mekanisme pembiayaan dan alokasi sumber yg

tidak memadai.

2. Perkembangan IPTEK dan keperawatan :

a. Perkembangan IPTEK kesehatan akan terjadi secara berkesimnambungan.

b. Perkembangan IPTEK akan menawarkan banyak pilihanàbiaya lebih mahal tetapi

lama hari rawat menjadi singkat.

c. Tantangan keperawatan memanfaatkan IPTEK maju kedalam pelayanan keperawatan

d. Perkembangan IPTEK memerlukan perlindungan thd hak klien memilih tindakan yg

semuai dan aman.

e. Perubahan yg terjadi dalam sistem pelayanan kes.à tantangan bagi profesi

keperawatan.

f. Berbagai upaya pengembangan profesi dilakukan secara terus menerus untuk

mengimbangi perubahan yg terjadi.

g. Peran riset keperawatan untuk mengevaluasi sistem yan. Kep yang ada dan sekaligus

menyajikan temuan-temuan baru .

67

Page 68: diktat profesional

h. Kualitas yan.kep akan mendapat penekanan secara tegas dimasa datang.

i. Dimasa datang kegiatan sirkulasi kualitas mendapat tempat yg sangat penting dimana

perawat secara proaktif mengidentifikasi masalah perawatan yg dapat mempengaruhi

kualitas pelayanan yang diberikan.

3. Masalah Keperawatan :

a. Mutu masih belum memuaskan.

b. Kurang adekuatnya keterlibatan perawat dalam penyusunan kebijakan.

c. Kemampuan perawat terbatas untuk terlibat dalam perencanaan.

d. Pedoman pendayaguaan perawat tidak efektif dan terjadi mismatches dan tidak

adanya standar baku.

e. Katagori tenaga perawat bervariasi dan didayagunakan secara sama rata.

f. Perawat mempersepsikan dirinya tidak adekuat dan melakukan lebih banyak

keterampilan klinik.

g. Sebagaian besar perawat tidak mengikuti pelatihan secara kontinu untuk meningkat-

kan pengetahuannya.

h. Beban tugas perawat berlebihan dan sebagain besar bukan pelayanan kep.

i. Institusi pelayanan enggan mendayagunakan perawat yang lulus dari PT.

4. Upaya mengatasi masalah :

a. Penataan sistem pelayanan keperawatan khususnya pelayanan diinstitusi pelayanan

kesehatanà RS, Puskesmas, dll.

b. Penataan sistem pendidikan tinggi keperawatanà menghasilkan keperawatan

profesional.

c. Keterlibatan profesi keperawatan dalam perumusan kebijakan yang menyangkut

kebijakan pelayanan kes.

d. Memperdayakan organisasi profesi keperawatan untuk terlibat dalam berbagai upaya

peningkatan kualitas tenaga keperawatan.

e. Penataan sistem pengembangan karier dan kesejahteraan perawat.

f. Penataan sistem informasi untuk pendokumentasian, pemantauan dan evaluasi

pengembangan sistem ketenagaan perawat.

B. Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas

      Tanggung jawab dan akontabilitas sangat penting dalam menentukan mutu kinerja

perawat . Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat bekerja secara

profesional. Perawat harus waspada serta meningkatkan kinerjanya mengingat tanggung

68

Page 69: diktat profesional

jawab dan akontabilitas berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu

memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah dilakukannya, dan selalu

berupaya meningkatkan serta menjaga mutu pelayanannya.

1. Pengertian

 Tanggung jawab:  mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup  tindakan para

staf dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan pasen.

 Akontabilitas: mengarah pada hasil dari tindakan yang dilakukan. Ini berarti menerima

hasil kerja atau tindakan serta tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, serta

tindakan, dan catatan  yang dilakukan dalam batas kewenangannya.                                 

2. Konsep Tanggung Jawab dan AKONTABILITAS

a. Tanggung Jawab

Menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan sendiri.

Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas

dari perawat.

Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dalam

melaksanakan tugasnya.

b. Akontabilitas           

Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan standar yang berlaku.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus

dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer dan para staf

harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab

masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana

mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang professional akan bertanggung jawab

atas semua bentuk  tindakan klinis keperawatan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan

guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi. Yang perlu

diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang

“uraian tugas dan spesifikasinya” serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku

atau yang disepakati. Hal ini berarti  perawat mempunyai tanggung jawab yang dilandasi

oleh komitmen, dimana  mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan

kepadanya.

69

Page 70: diktat profesional

Untuk mempertahankannya, perawat hendaknya mampu dan selalu melakukan

introspeksi serta arahan pada  dirinya sendiri (self-directed), merencanakan

pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas

kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat mengidentifikasi elemen-elemen kritis

untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja klinis mereka, guna memenuhi

kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya.  Mencatat respon dan

perkembangan pasen dengan lengkap dan benar merupakan  salah satu tanggung jawab

perawat dalam melaksanakan tugasnya.

  AKONTABILITAS

70

Page 71: diktat profesional

Akontabilitas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana “tindakan”

yang dilakukan merupakan satu aturan profesional. Oleh karena itu pertanggungjawaban

atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri. Pada

tingkat pelaksana sebagai  perawat atau bidan harus memiliki kewenangan dan otonomi

(kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan mereka lakukan.

Manajer ruangan (KARU) bertanggung jawab atas keputusannya terhadap pelaksanaan

tugas-tugasnya, termasuk menyeleksi staf, terutama mengarah pada kemampuan kinerja

mereka masing-masing. Selanjutnya, setiap perawat sebagai anggota tim bertanggung

jawab terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perawat

harus faham terhadap pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya.

Kepala ruangan wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari srafnya.

Perawat professional harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan

dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan kepada pasen. Kepekaan diperlukan

terhadap hasil setiap tindakan yang dilakukannya, karena berhubungan dengan

tanggung jawab, pendelegasian,  kewajiban dan kredibilitas profesinya. 

Akontabilitas profesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain: (1) Perawat harus

mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan organisasi tempat

mereka bekerja. (2) Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk

pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya. (3) Mengevaluasi

praktek profesional dan para stafnya. (4) Menerapkan dan mempertahankan standar

yang telah ditetapkan dan yang dikembangkan oleh organisasi. (5) Membina

ketrampilan personal staf masing-masing. (6) Memastikan ruang lingkup dalam proses

pengambilan keputusan secara jelas.

3.  MEKANISME AKONTABILITAS

 Keperawatan Klinis

Kelompok perawat bertanggung jawab selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk

merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan untuk

sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting untuk memenuhi

tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus memiliki wewenang dalam memenuhi

tanggung jawabnya dan harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil

praktek keperawatan . Kewenangan yang dimiliki  perawat bidan untuk memberikan

asuhan keperawatan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam

71

Page 72: diktat profesional

pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan merupakan instrument yang sudah biasa

dilakukan dan dapat dipergunakan dalam mempromosikan praktek profesionalnya.

Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan kepercayaan

terhadap staf perawat, agar mereka semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis

dalam memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.

Etika Perawat

Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab dan akontabilitas dalam

praktek klinis keperawatan didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta

diintegrasikan ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat dengan pasen

dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien yang pada

hakekatnya adalah hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan nilai-

nilai etiknya  merupakan tantangan yang dikembangkan pada setiap sistem pelayanan

kesehatan dengan berfokus pada sumber-sumber yang dimiliki. Perawat harus selalu

mempertahankan filosofi keperawatan yang mengandung prinsip-prinsip etik dan

moral yang tinggi sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan dengan

pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang perawat melakukan kesalahan

dalam memberikan obat kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati

(humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus

mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen, (2) dokter yang

mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer Ruangan yang menyusun standar atau

pedoman praktek yang berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit

atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk pelayanan di lingkungan

organisasi tersebut.

4. Mempertahankan Akontabilitas Profesional dalam Asuhan Keperawatan

a. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan tindakan

yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b) Mengikuti praktek

keperawatan berdasarkan standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta

teknologi canggih. (c) Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta.

b. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat berhubungan

dengan asuhan keperawatan. (b) Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan

standar yang menjamin keselamatan, dan kesehatan pasen.

3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara kualitas

asuhan keperawatan berdasarkan standar, dan etika profesi. (b) Mampu dan mau

72

Page 73: diktat profesional

mengingatkan sejawat perawat untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral

profesi.

4. Terhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku,

termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.

5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam memberikan

pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.

 

C. Malpraktek dalam keperawatan

• Keperawatan mengalami perkembangan pesat :

1. Pelayanan/asuhan keperawatan

2. Lembaga pendidikan keperawatan

3. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK

4. Kehidupan profesi

• Perkembangan, dipengaruhi ; Tekanan globalàIPTEK keperawatan,UU : 23/1992,UU

: 8/1999, Kepmen : 1239/2002,Tuntutan/kebutuhan masyarakat.à Sosek dan

pendidikan

Perawat profesional à pelayanan bermutu :

Pengetahuan mendalam dan sistematik

Keterampilan tehnis dan kiat àmelalui latihan lama dan teliti

Pelayanan asuhan berpedoman pada filsafat moral à etika profesi

Kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat (sadar akan haknya) à kewajiban

perawat berhati-hati dan penuh tanggung jawab.

Produk hukum à menuntut perawat bekerja secara profesional. Bila berdampak bnegatif

à tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92. PPNI à Majelis Kode Etik Keperawatan (AD

Bab VIII). Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pelangaran etik profesi keperawatan (Ps.27)

1. Pengertian

Malpraktik :

a. Bentuk pelangaran terhadap kaidah-kaidah profesi.

b. Kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan

dan pengetahuan didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan

terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang

sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama (Guwandi,1994)

73

Page 74: diktat profesional

c. Batasan yang spesifik dari kelalaian (neglgence) yang ditujukan kpd seseorang yang

telah terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang

tugas/pekerjaannya (Ellies & Hartley)

Kelalaian (Negligence) :

a. Melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna

melindungi orang lain yang bertentangan dg.tindakan-tindakan yang tidak beralasan

dan berisiko melakukan kesalahan (Keeton, 1984 dalam Leahy & Kizilay, 1998).

b. Sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-

hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang

dengan sikap-hati-hati akan melakukannya dalam situasi tersebut (Hanafiah dan

Amir, 1999)

Kelalaian :

Ketidaksengajaan

Kurang teliti

Kurang hati-hati

Acuh tak acuh

Sembrono

Tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibatnya bukan menjadi

tujuannya

Kelalaian bukan merupakan pelanggaran hukum atau kejahatan jika tdk sampai

menimbulkan kerugian atau cedera dan orang itu dapat menerimanya

Jika kelalaian mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa

à Kelalaian berat (culpa Lata).

Malpraktik tidak sama dengan kelalaian.

a. Malpraktik sangat terkait dengang status profesional dan standar pelayanan

profesional

b. Malpraktik à kegagalan seorang profesonal melakukan sesuai dg.standar profesi

yang berlaku à karena memiliki keterampilan dan pendidikan.

c. Mapraktik lebih luas dari kelalaian à karena selain mencakup arti kelalaian, juga

mencakup tindakan-tindakan yang disengaja (Criminal malpractice) dan melanggar

undang-undang.

74

Page 75: diktat profesional

d. Sengaja à tersirat motif (guilty mind) sehingga tuntutannya dapat bersifat perdata

atau pidana.

Malpraktik :

Melakukan yang seharusnya tidak boleh

Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya

(negligence)

Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan per-UU.

Vestal (1995), malpraktik bila penggugat menunjukkan :

1) Duty à terkait dengan kewajiban

2) Breach of the duty à kewajiban/menyimpang dari yang seharusnya

3) Injury àPasien mengalami cedera akibat pelangaran yang dapat dituntut secara

hukum

4) Proximate caused à pelangaran terkait dengan injury.

Sebagai penggugat à mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen (4 elemen).

Jika semua elemen dapat dibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik

à perawat berada pada tuntutan malpraktik.

2. Tuntutan Malpraktek

Terhadap tuntutan malpraktik, pelanggaran dapat bersifat :

1) Pelangaran etika profesi à Penanganan organisasi profesi.

2) Sanksi administratif à Keppres 56/1995 àMDTK :meneliti/menentukan ada/tidak

ada kesalahan/kelalaan dalam menerapkan standart profesi àtindakan disiplin.

3) Pelanggaran hukum à perdata atau pidana

- Perdata à ganti rugi (UU 23/92,Ps.55)

- Pidana à UU 23/92 Bab X (ketentuan pidana, UU 8/99 Ps.61 dan 62.

Bidang Pekerjaan perawat yang berisiko :

1. Assessment errors : mengumpulkan data/info à berdampak pada ketidaktepatan

menentukan diagnosa keperawatanà kesalahan dalam bertindak.

2. Planning errors : pendokomentasian rencana, mengkomunikasikan secara efektif,

memberikan askep karena kurangnya info dari renpra, memberi instruksi yg dapat

dimengerti oleh pasien

3. Intervention errors :Interpretasi dan kolaborasi, askep secara hati-hati, mencatat

order

Beberap contoh kesalahan perawat :

75

Page 76: diktat profesional

1. Usia lanjut à disorientasi.Perawat tidak memasang penghalang tempat tidur.

Akibat disorientasiàpasien jatuh pada malam hari à fraktur tungkai.

2. Pasien pasca bedah à ambulasi. Perawat melakukan mobilisasi sesuai rencana

tanpa memonitor tanda-tanda vital. Pasien bangun dan berjalan, mengeluh pusing

dan jatuh à trauma kepala.

3. Pencegahan dari tuntutan malpraktik :

Pertahankan standar pelayanan asuhan berkualitas tinggi :

Tingkat kemampuan dalam praktik keperawatan

Ciptakan iklim yang mendorong peningkatan praktik keperawatan :

a. Self awarenessàidentifikasi kekuatan dan kelemahan profesional diri

b. Beradaptasi terahadap tugas

c. Ikuti kebijakan dan prosedur yang.berlaku

d. Evaluasi kebijakan/proseduràmasihkah relevan

e. Pendokumentasian yg berkesinambungan. Pencatatan harus jelas, benar dan

mudah dipahami.

Vestal (1995), pedoman mencegah terjadinya malpraktik :

1) Kasih sayang àlayani dengan jujur dan rasa hormat

2) Gunakan pengetahuan keperawatan .menyusun pengkajian dan melaksanakan

dengan.benar.

3) Tanyakan saran/orderàterima perintah dengan.jelas dan tertulis

4) Utamakan kepentingan pasien, bila ragu diskusikan bersama

5) Tingkatkan kemampuan secara terus menerus dan bekerja berdasarkan pedoman

yang berlaku

6) Jangan melakukan sesuatu yang tidak dikuasai

7) Laksanakan askep berdasarkan model proses kep. Hindari kekuranghatian

memberikan askep

8) Catat renpra dan respon pasien. Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catat sesegera

mungkin fakta yang diobservasi

9) Lakukan konsultasi. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan/prosedur

10) Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan ketahui lingkup tugas masing-masing.

Jangan menerima tanggung jawab diluar kemampuan.

Masalah yang dihadapi :

Objek keperawatan adalah manusiaà berisiko.

76

Page 77: diktat profesional

Katagori tenaga kep. bervariasi.Sebg besar lulusan SPK

Perawat bekerja tanpa standar baku.

Banyak kasus yang keburu diajukan ke Pengadilan tanpa diketahui oleh organisasi

profesià kadang2 bukan pelanggaran hukum

Belum semua perawat mengetahui kode etik keperawatan.

Sanksi administasi MDTK à Prov ?.

Peran PPNI di daerah

Diperlukan saksi ahli à pakar keperawatan terbatas

Keterbatasan sumber daya pendukung

Sebagian besar kegiatan perawat bersifat non keperawatan à tidak terkait. Algoritma

klinik ?

Task 5 :

1. Identifikasi apa saja ancaman dan peluang dari terjadinya berbagai perubahan dan perkembangan keperawatan:............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Indentifikasi apa saja masalah tanggung jawab dan akontabilitas bagi perawat dilingkungan kerja saudara!......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Indentifikasi resiko terjadinya malpraktik dilingkungan kerja saudara dan bagaimana mencegahnya ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Jika saudara diminta oleh tim kesehatan lain untuk melakukan tindakan yang secara hukum saudara tidak dibenarkan, apa yang saudara harus lakukan dan alasannya ?

77

Page 78: diktat profesional

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................5. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam meningkatkan

kinerja diri sendiri ?........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Nama : Nim : Paraf :

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan

Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal

Health, Legal Consideration, Appleton, Lank

Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,

Philadelphia

Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect of

Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California

Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC

Jakarta

Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.

Nursing Management. 2 (5): 26-27

Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance

Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.

78

Page 79: diktat profesional

Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in

Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.

Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:

Aspen Publication.

Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.

KESIMPULAN

 

Tanggung jawab dan akontabilitas memerlukan dasar komitmen yang kuat dalam praktek

keperawatan atau kebidanan untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri.

Disamping itu diperlukan kemampuan untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga

dapat mengidentifikasikan elemen-elemen kritikal untuk pengembangan atau peningkatan

kinerjanya dalam pelaksanaan tugasnya, dalam rangka mempertahankan tercapainya status

profesionalnya. Melalui pembelajaran diri secara terus menerus, perawat atau bidan harus

senantiasa meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memelihara perilaku yang etis dan

professional untuk  menghasilkan kinerja klinis yang berkualitas tinggi.

 

Hal tersebut akan tercapai apabila semua fungsi tugas dan kegiatan dilandasi etika dan standar

dengan memanfaatkan dan menerapkan mekanisme akontabilitas untuk memenuhi kepuasan

pasen dan kepuasan bekerja.

EVALUASI

 

1. Sebutkan pengertian Tanggung Jawab dan Akontabilitas ?

2. Berikan perbedaan dan hubungan dari kedua hal tersebut di atas ?

79

Page 80: diktat profesional

3. Jelaskan dengan singkat dua hal tentang mekanisme Akontabilitas ?

4. Bagaimana mempertahankan Akontabilitas professional bagi diri sendiri ?

5. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam

meningkatkan kinerja diri sendiri ?

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan

Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal

Health, Legal Consideration, Appleton, Lank

Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,

Philadelphia

Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect of

Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California

Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC

Jakarta

Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.

Nursing Management. 2 (5): 26-27

Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance

Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.

80

Page 81: diktat profesional

Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in

Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.

Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:

Aspen Publication.

Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.

PENGANTAR KEPERAWATAN PROFESIONAL

Program study : D3 Keperawatan

Kode Mata Kuliah : Kep. 30532

Nama Mata Kuliah : Keperawatan Profesional

Jumlah SKS : 2

Semester : III

Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK)

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan profesional hukum dan

regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar

profesi keperawatan, praktik keperawatan profesional, hubungan perawat sebagai tenaga

profesional dengan organisasi profesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui

ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan

dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan profesional.

81

Page 82: diktat profesional

Standar Kompetensi :

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan

teori, konsep dan prinsip keperawatan profesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran

guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara efektif, efisien dan ekonomis.

PENGANTAR KEPERAWATAN PROFESIONAL

Edisi I

POKOK BAHASAN :MODEL-MODEL MAKP

ORGANISASI PROFESI KEPERAWATANREGULASI KEPERAWATAN

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATANISU LEGAL DALAM KEPERAWATAN

82

Page 83: diktat profesional

Oleh :

Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns

Hanya Digunakan Dalam Lingkungan Akper Sawerigading

PALOPO, 2009

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Rohimnya

sehingga catatan kuliah Pengantar Keperawatan Profesional ini dapat terselesaikan. Materi

ini menguraikan tentang model-model pelayanan asuhan keperawatan, organisasi profesi

keperawatan, regulasi dan berbagai isu perkembangan keperawatan.

PROFESI keperawatan menggeliat. Hampir dua dekade perawat Indonesia

mengkampanyekan perubahan paradigma. Pekerjaan perawat yang semula vokasional hendak

digeser menjadi pekerjaan profesional. Perawat yang dulunya berfungsi sebagai perpanjangan

tangan dokter, kini berupaya menjadi mitra sejajar dokter sebagaimana para perawat di negara

maju. Siapkah pihak lain menerima perubahan paradigma itu? Siapkah para perawat

menerima konsekuensi dari perubahan paradigma itu? Wacana tentang perubahan paradigma

keperawatan bermula dari Lokakarya Nasional Keperawatan I tahun 1983. Dalam pertemuan

itu disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan profesional. Mengikuti perkembangan

keperawatan dunia, para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan

profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari

upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan

mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan.

83

Page 84: diktat profesional

Jika dulu hanya menjalankan perintah dokter, sekarang ingin diberi wewenang

memutuskan berdasarkan ilmu keperawatan dan bekerja sama dengan dokter untuk

menetapkan apa yang terbaik bagi pasien. Keluarnya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun

1992 tentang Kesehatan, UU No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat

Keputusan Menteri Kesehatan No 647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan lebih

mengukuhkannya sebagai profesi di Indonesia.

Kiranya materi ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam memahami

praktik keperawatan profesional yang pada akhirnya mendudukkan profesi sejajar dengan

profesi kesehatan lainnya.

Palopo, 22 Januari 2009

Penulis

84

: Khusus digunakan dilingkungan sendiri

Page 85: diktat profesional

SILABUS MATA KULIAH

Program study : D3 Keperawatan

Kode Mata Kuliah : Kep. 30532

Nama Mata Kuliah : Keperawatan Profesional

Jumlah SKS : 2

Semester : III

Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK) ≤

Deskripsi Mata Kuliah :

Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan profesional hukum dan

regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar

profesi keperawatan, praktik keperawatan profesional, hubungan perawat sebagai tenaga

profesional dengan organisasi profesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui

ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan

dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan profesional.

Standar Kompetensi :

85

Page 86: diktat profesional

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan

teori, konsep dan prinsip keperawatan profesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran

guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara efektif, efisien dan ekonomis.

Kompetensi dasar Indikator Pengalaman

pembelajaran

Materi Ajar waktu Alat/ bahan/sumber

belajar

Memahami model-

model dan bentuk-

bentuk praktik

keperawatan

profesional

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1 menjelaskan model

praktik keperawatan

MPKP

2. model Tugas

3. Model Tim

keperawatan

4. Kelebihan dan

kekurangan dari

masing-masing model

1. mendiskusikan

model praktik

keperawatan MTKP

2. mendiskusikan

model tugas

3. mendiskusikan

model Tim

4. mendiskusikan

kelebihan dan

kekurangan dari

masing-masing

model praktik

keperawatan

1. pengertian model

praktek keperawatan

2. macam-macam

model praktek

keperawatan

3. kelebihan dan

kekurangan dari

model praktek

keperawatan.

300 LCD, Laptop, Class

room

DP. NO. 8, 9.

Memahami organisasi

profesi keperawatan

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. Pengertian

organisasi

2. Ciri-ciri

organisasi

1. mendiskusikan

pengertian

organisasi

2. mendiskusikan

ciri organisasi

3. mengkaji peran

dan fungsi

1. pengertian

organisasi

2. ciri organisasi

3. peran dan

fungsi

organisasi

profesi

LCD, Laptop, Class

room

DP. No. 6, 7, 9.

86

Page 87: diktat profesional

profesi

keperawatan

3. Peran

organisasi

profesi

4. Fungsi

organisasi

profesi

5. manfaat

organisasi

profesi

6. Organisasi

perawat

Indonesia,

Berdirinya

PPNI

7. Tujuan PPNI

8. Fungsi PPNI

9. Struktur

organisasi

PPNI

10. Program kerja

utama PPNI

11. Kwajiban

anggota PPNI

12. Hak anggota

PPNI

13. Tugas pokok

PPNI

14. Keanggotaan

PPNI

15. Organisasi

Keperawatan

internasional

organisasi

profesi

4. mengkaji

manfaat

organisasi

5. mengkaji tujuan

PPNI

6. mengkaji

struktur

organisasi PPNI

7. Mengkaji

program kerja

utama PPNI

8. mendiskusikan

kwajiban

anggota , hak,

tugas pokok dan

keanggotaan

PPNI

9. Mendiskusikan

organisasi

perawat

internasional.

4. manfaat

organisasi

5. tujuan PPNI

6. struktur

organisasi PPNI

7. program kerja

utama PPNI

8. kwajiban

anggota , hak,

tugas pokok dan

keanggotaan

PPNI

9. organisasi

perawat

internasional.

Memahami regulasi

keperawatan (registrasi

& praktik

keperawatan)

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. mengetahui

1. mendiskusikan

hukum

kesehatan dan

keperawatan

1. hukum

kesehatan dan

keperawatan

2. UU Kes.

100 LCD, Laptop, Class

room

http://

87

Page 88: diktat profesional

hukum

kesehatan dan

keperawatan

2. Mengetahui

pentingnya

UU Kesehatan

3. Mengetahui

keputusan

MUNAS

PPNI VII

4. Mengetahui

hasil MUNAS

VII

5. Mengetahui

legislasi

keperawatan

6. Mengetahui

kegunaan

legislasi

7. Mengetahui

UU legislasi

praktik

keperawatan

8. Mengetahui

cara registrasi

praktik

keperawatan

9. Mengetahui

pemberian

lisensi praktik

keperawatan

10. Mengetahui

prinsip dasar

dan alur

registrasi

11. Mengetahui

sistem alur

perizinan

2. mendiskusikan

UU Kes.

3. Mendiskusikan

hasil MUNAS

VII

4. mendiskusikan

legislasi,

registrasi

praktik

keperawatan

5. mendiskusikan

cara registrasi

praktik

keperawatan

6. mendiskusikan

alur registrasi

dan alur

perizinan

praktek

keperawatan.

3. hasil MUNAS

VII

4. legislasi,

registrasi

praktik

keperawatan

5. cara registrasi

praktik

keperawatan

6. alur registrasi

dan alur

perizinan

praktek

keperawatan.

elearning.unej.ac.id.

88

Page 89: diktat profesional

Menerapkan standar

praktik keperawatan

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. menjelaskan

pengertian

standar

praktik

keperawatan

2. mengetahui

sumber-

sumber

standar

perawatan

3. kegunaan

standar

perawatan

4. mengembangk

an standar

keperawatan

1. mendiskusikan

pengertian

standar praktik

keperawatan

2. mendiskusikan

sumber praktik

keperawatan

3. mendiskusikan

pengembangan

standart praktek

keperawatan

1. pengertian

standar praktik

keperawatan

2. sumber praktik

keperawatan

2. pengembangan

standart praktek

keperawatan

200

http LCD, Laptop,

Class room

//www.inna-

ppni.or.id

Memamahami

berbagai tantangan

dalam profesi

keperawatan

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. mengetahui

pembangunan

berwawasan

kesehatan

2. Mengetahui

misi Indonesia

sehat th 2010.

3. menjelaskan

transisi pola

masyarakat

Indonesia

4. Menjelaskan

tantangan

dengan

1. mendiskusikan

pembangunan

berwawasan

kesehatan

2. mendiskusikan

misi indonesia

sehat 2010

3. mengkaji

transisi pola

masyarakat

indonesia

4. mendiskusikan

tantangan

dengan

perkembangan

ilmu

pengatahuan

1. pembangunan

berwawasan

kesehatan

2. misi indonesia

sehat 2010

3. transisi pola

masyarakat

indonesia

4. tantangan

dengan

perkembangan

ilmu

pengatahuan

dan tehnologi

5. perkembangan

globalisasi

dalam

100 LCD, Laptop, Class

room

http://

nsipung.multiply.com

DP. No. 1, 4, 9..

89

Page 90: diktat profesional

perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan teknplogi.

5. Mengetahui

perkembangan

globalisasi

dalam

pelayanan

kesehatan

6. Mengetahui

tuntutan

profesi

keperawatan

dan tehnologi

5. mendiskusikan

perkembangan

globalisasi

dalam

pelayanan

kesehatan

6. mengkaji

tuntutan profesi

keperawatan

pelayanan

kesehatan

6. tuntutan profesi

keperawatan

Memahami issue legal

dalam praktik

keperawatan

profesional

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. Menjelaskan

apa itu

telenursing

2. bagaimana

aplikasi dan

keuntungan

telenursing

1. mendiskusikan

telenursing

2. mendiskusikan

bagaimana

aplikasi dalam

keperawatan

1. telenursing

2. bagaimana

aplikasi dalam

keperawatan

100 LCD, Laptop, Class

room.

DP. No. 1, 4, 8, 9.

Memahami politik dan

pembuatan kebijakan

dalam kesehatan dan

keperawatan.

Setelah mengikuti

perkuliahan mahasiswa

diharapkan dapat :

1. menjelaskan

sistem

pelayanan

kesehatan

2. Menjelaskan

struktur dalam

pemberian

pelayanan

keperawatan

3. kepemimpinan

1. mendiskusikan

sistem

pelayanan

kesehatan

2. mengkaji

struktur dalam

pemberian

pelayanan

keperawatan

3. mengkaji

kepemimpinan

melalui orang

lain

100

LCD, Laptop, Class

room

http//

bondanmanajemen.bl

ogspot.com.

DP. No. 1, 3, 4.

90

Page 91: diktat profesional

melalui orang

lain

4. perilaku

kepemimpinan

4. mengkaji

perilaku

kepemimpinan

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan

2. Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal

Health, Legal Consideration, Appleton, Lank

3. Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,

Philadelphia

4. Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

5. Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect

of Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California

6. Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

91

Page 92: diktat profesional

7. La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

8. Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC

Jakarta

Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.

Nursing Management. 2 (5): 26-27

Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance

Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.

Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in

Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.

Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:

Aspen Publication.

Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.

92

Page 93: diktat profesional

93