Sialadenitis & Apasia, penyakit saliva

2
Sialadenitis Merupakan peradangan kelenjar ludah. Terlihat sebagai pembengkakan kelenjar bersangkutan yang menimbulkan rasa sakit akut diikuti keluarnya pus pada orifice saluran utama (infeksi bakteri). Terdapat dua macam sialadenitis yaitu bacterial (streptococcus fakultati) dan viral (paramycovirus). Tanda gejala dari Sialadenitis akut yaitu pasien terlihat sangat menderita dengan pembengkakan yang besar pada kelenjar yang terkena. Regio yang terkena sangat nyeri apabila dipalpasi dan sedikit terasa lebih hangat dibandingkan daerah di dekatnya yang tidak terkena. Saliva yang keluar biasanya keruh dan purulent. Pasien biasanya demam dan terjadi peningkatan leukosit berdasar pemeriksaan darah lengkap. Selain itu terjadi hiposialia yaitu mebnurunnya fungsi kelenjar air liur. Pada sialadenitis kronis, palpasi pada glandula saliva mayor yang mengalami peradangan kronis tidak terasa nyeri yang menandakan adanya perubahan atrofik Pedersen, Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut alih bahasa Purwanto. Jakarta : EGC Budi et al. 2001. Penuntun Praktikum Patologi Anatomi. Jakarta : EGC

description

penjelasan mengenai sialadeniti dan aplasiaaplasia disebut juga sebagai agenesispada aplasia, tidak terbentuk kelenjarsialadenitis terbagi menjadi bacterial dan viralpersamaannya yaitu saliva kurang dan menyebabkan rasa sakit pada rongga mulut

Transcript of Sialadenitis & Apasia, penyakit saliva

Sialadenitis Merupakan peradangan kelenjar ludah. Terlihat sebagai pembengkakan kelenjar bersangkutan yang menimbulkan rasa sakit akut diikuti keluarnya pus pada orifice saluran utama (infeksi bakteri). Terdapat dua macam sialadenitis yaitu bacterial (streptococcus fakultati) dan viral (paramycovirus).Tanda gejala dari Sialadenitis akut yaitu pasien terlihat sangat menderita dengan pembengkakan yang besar pada kelenjar yang terkena. Regio yang terkena sangat nyeri apabila dipalpasi dan sedikit terasa lebih hangat dibandingkan daerah di dekatnya yang tidak terkena. Saliva yang keluar biasanya keruh dan purulent. Pasien biasanya demam dan terjadi peningkatan leukosit berdasar pemeriksaan darah lengkap. Selain itu terjadi hiposialia yaitu mebnurunnya fungsi kelenjar air liur.Pada sialadenitis kronis, palpasi pada glandula saliva mayor yang mengalami peradangan kronis tidak terasa nyeri yang menandakan adanya perubahan atrofikPedersen, Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut alih bahasa Purwanto. Jakarta : EGCBudi et al. 2001. Penuntun Praktikum Patologi Anatomi. Jakarta : EGC

AplasiaAplasia atau yang disebut juga sebagai agenesis merupakan kelainan yang ditandai dengan tidak adanya satu atau lebih kelenjar saliva mayor secara kongenital, biasa terjadi pada kelenjar parotis, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada kelenjar saliva mayor lainnya (sublingual dan submandibular). Aplasia kelenjar saliva menyebabkan kurangnya volume saliva yang terbentuk (hiposaliva) atau bahkan tidak terbentuk sama sekali. Akibat kekurangan saliva, muncul tanda-tanda seperti bibir kering, mukosa bukal kering, dan ketiadaan kelenjar saat palpasi. Biasanya terlihat aktivitas karies yang cukup tinggi pada penderita.Fracaro et al. 2002. Submandibular gland aplasia and progressive dental caries : A case report. Australian Dental JournalOngole et al. 2013. Textbook of Oral Medicine, Oral Diagnosis and Oral Radiology, 2/e. India : Elsevier