Sheila Project

7
Sheila Gresnantya – Opak Gambir UKM OPAK GAMBIR “BU MAT” WLINGI, KABUPATEN BLITAR Pengamatan mengenai proyek “Strategi Pemberdayaan Gender Petani Agroindustri Pangan”. Usaha OPAK GAMBIR banyak sekali diproduksi di daerah Blitar. Namun, objek yang saya ambil adalah Usaha OPAK GAMBIR “BU TAM” yang berlokasi di Jalan Wilis No 62, Wlingi, kabupaten Blitar. Usaha OPAK GAMBIR ini menjadi rekomendasi banyak orang di sekitar daerah Wlingi, Kabupaten Blitar, karena rasanya terkenal gurih dan renyah, selain itu tempatnya yang sangat strategis karena berdekatan dengan pasar. Usaha OPAK GAMBIR “BU TAM” yang diproduksi di rumahnhya sendiri ini merupakan usaha rumahan turun temurun yang didirikan oleh Bu Tam kemudian sekarang dilanjutkan oleh cucu Bu Tam yaitu Ibu Eka. Bu Eka melanjutkan usaha ini sejak puluhan tahun yang lalu. Usaha OPAK GAMBIR “BU TAM ini merupakan usaha jenis tunggal yang hanya memproduksi opak gambir saja, tidak ada produk lain yang diproduksi. Usaha ini sudah banyak dikenal sebagai usaha perintis yang pertama opak gambir didaerah tersebut. OPAK GAMBIR “BU TAM” sebenarnya tidak berbeda dengan bentuk opak gambir lainnya yang ada di daerah Blitar. Bahan- bahannya sama dan pengolahannya juga sama. Namun menurut Bu Tam rahasianya terletak pada takaran atau rasio bahan-bahan yang dicampurkan agar mendapat rasa yang pas. Oleh karenanya opak gambir ini terkenal soal rasanya. OPAK GAMBIR “BU TAM juga menyediakan opak gambir dengan berbagai variasi rasa. Bahan-bahan digunakan dalam pembuatan OPAK GAMBIR “BU TAM” pada dasarnya sama dengan pembuatan opak gambir pada

description

Proyek dosen

Transcript of Sheila Project

Sheila Gresnantya Opak Gambir UKM OPAK GAMBIR BU MAT WLINGI, KABUPATEN BLITAR

Pengamatan mengenai proyek Strategi Pemberdayaan Gender Petani Agroindustri Pangan. Usaha OPAK GAMBIR banyak sekali diproduksi di daerah Blitar. Namun, objek yang saya ambil adalah Usaha OPAK GAMBIR BU TAM yang berlokasi di Jalan Wilis No 62, Wlingi, kabupaten Blitar. Usaha OPAK GAMBIR ini menjadi rekomendasi banyak orang di sekitar daerah Wlingi, Kabupaten Blitar, karena rasanya terkenal gurih dan renyah, selain itu tempatnya yang sangat strategis karena berdekatan dengan pasar. Usaha OPAK GAMBIR BU TAM yang diproduksi di rumahnhya sendiri ini merupakan usaha rumahan turun temurun yang didirikan oleh Bu Tam kemudian sekarang dilanjutkan oleh cucu Bu Tam yaitu Ibu Eka. Bu Eka melanjutkan usaha ini sejak puluhan tahun yang lalu.Usaha OPAK GAMBIR BU TAM ini merupakan usaha jenis tunggal yang hanya memproduksi opak gambir saja, tidak ada produk lain yang diproduksi. Usaha ini sudah banyak dikenal sebagai usaha perintis yang pertama opak gambir didaerah tersebut. OPAK GAMBIR BU TAM sebenarnya tidak berbeda dengan bentuk opak gambir lainnya yang ada di daerah Blitar. Bahan-bahannya sama dan pengolahannya juga sama. Namun menurut Bu Tam rahasianya terletak pada takaran atau rasio bahan-bahan yang dicampurkan agar mendapat rasa yang pas. Oleh karenanya opak gambir ini terkenal soal rasanya. OPAK GAMBIR BU TAM juga menyediakan opak gambir dengan berbagai variasi rasa.Bahan-bahan digunakan dalam pembuatan OPAK GAMBIR BU TAM pada dasarnya sama dengan pembuatan opak gambir pada umumnya yaitu Tepung Beras, santan, gula pasir, hanya saja yang membedakan adalah takaran bahan dalam pembuatannya. Cara pembuatannya pun tergolong cukup tradisional karena belum menggunakan mesin tapi alat sederhana sebuah cetakan untuk menggoreng. Adonan dari bahan-bahan yang telah siap dapat dimasukkan ke dalam cetakan batik kemudian balik buka cetakan dan balik adonan agar bagian belakangnya juga matang. Perkiraan waktu yang tepat untuk kematangan membutuhkan insting yang baik. Saya mengambil tempat ini sebagai objek karena usaha ini berpotensi untuk dapat dikembangkan lagi. Dari segi nama, usaha opak gambir ini sudah terkenal tetapi dari segi penilaian aspek usaha tersebut masih perlu ditingkatkan dan sayangnya usaha ini mempunyai kendala mengenai masalah tenaga kerja.Beberapa indicator yang digunakan untuk membuat penilaian usaha adalah diantaranya GMP (Good Manufacturing Practices), kemasan, pelabelan, dan pemasaran. Berikut ini penjelasan dari pengamatan langsung yang dilakukan:INDIKATOR GMP (Good Manufacturing Practices)Pertama dari segi indikator GMP (Good Manufacturing Practices), usaha opak gambir yang telah dikunjungi mempunyai tata letak tempat produksi yang cukup luas, yang mempunyai dua dapur, yang dapur utama dan dapur alternativ. Tempat proses produksi OPAK GAMBIR BU TAM cukup bersih meskipun pembuat opak gambir tidak menggunakan alat-alat sanitasi seperti Masker dan Sarung Tangan yang bisa melindungi pembuat dan produk. Sirkulasi udara yang ada pun cukup terbaik karena semi indoor, sehingga panas yang ditimbulkan cetakan terhadap pekerja tidak terlalu gerah. Resiko kesalahan dalam proses produksi opak gambir yaitu proses penggorengan dan pembalikan yang berdasarkan perkiraan saja, sehingga bisa terjadi kegosongan pada produk apabila tidak focus.Proses pengemasan OPAK GAMBIR BU TAM tergolong sangat sederhana yaitu menggunakan plastik dengan ukuran sesuai permintaan, Proses pengemasan tersebut dilakukan di dapur produksi. OPAK GAMBIR BU TAM berproduksi lebih sering jika menerima pesanan ketika hajatan dan acara-acara besar lainnya ataupun dijual lagi oleh konsumen dalam skala besar dan menyediakan stok untuk dijual di tokonya sendiri. Untuk yang dijual ditoko sendiri, produk ada yang dimasukkan dalam rak dan ada yang di luar rak. INDIKATOR KEMASANSecara kemasan, OPAK GAMBIR BU TAM menggunakan kemasan plastik dengan berbagai ukuran untuk mengemas produknya. Kemasan yang digunakan OPAK GAMBIR BU TAM melindungi produk ini agar produk tidak cepat rusak dan kebersihan produk dapat tetap terjaga karena terlindung dari berbagai kontaminan dan kotoran. Namun, dari segi bentuk kemasan belum cukup melindungi produk dari udara yang memungkinkan masuk ke dalam karena kemasannya hanya sederhana dan tidak menahan produk dari tekananKemasan dari plastik kurang baik digunakan dalam transportasi dan distribusi, terlebih lagi Opak Gambir merupakan produk yang mudah mengalami kerusakan fisik apabila tidak dilakukan secara hati-hati dalam membawanya. Sedangkan ditinjau dari kemudahan penggunaaan kemasan, kemasan opak gambir ini mudah untuk dibuka dengan hanya menggunting selotip pada bagian atas kemasan. Untuk menjaga kualitas produk apabila kemasan telah dibuka maka dapat di simpan ditempat seperti toples ataupun kemasan yang telah dibuka tadi diikat kembali. Hanya saja, apabila hanya di ikat kembali, tidak menjamin bahwa produk dapat terjaga dari udara maupun perubahan kadar air.

INDIKATOR PELABELANSecara umum, tidak ada label yang terdapat dalam setiap kemasan produk OPAK GAMBIR BU TAM yang diproduksi karena Bu Eka hanya menjual produknya tersebut dirumahnya. Tanpa label yang melekat pada kemasan, informasi yang inginkan konsumen sangat kurang seperti nama produk, label halal, Dep.Kes, P-IRT, berat bersih maupun isi/jumlah kemasan, tempat produksi, komposisi produk, expired produk dan lain sebagainya. Belum ada sarana periklanan bagi produsen mengenai nama dan tempat usaha untuk promosi sekaligus pemasaran produk. Maka dengean tidak adanya pelabelan, produk ini dikatakan belum member rasa aman dan informartif terhadap produk yang ditawarkan.

INDIKATOR PEMASARAN

Pemasaran produk OPAK GAMBIR BU TAM ini sudah cukup luas dikarenakan produk OPAK GAMBIR BU TAM dikenal di beberapa daerah melalui mulut ke mulut. Namun, pemasaran yang dilakukan belum cukup memuaskan konsumen karena belum optimal dilihat dari segi kemasan yang terlalu sederhana dan tidak memuat informasi apapun di dalamnya serta cara pemasarannya yang cukup pasif, justru konsumen yang cenderung aktif.Menurut Bu Eka sendiri usaha OPAK GAMBIR BU TAM ini cukup berani dalam menawarkan harga, karena Bu Tam menjamin bahwa produk yang dihasilkan juga special. Untuk 1 bungkusnya (1kg) kualitas super rasa original dipatok harga Rp. 70.000,00, sedangkan untuk kg kualitas super rasa original seharga Rp. 40.000,00. Untuk opak gambir variasi rasa sesuai permintaan konsumen, dipatok harga yang sesuai dengan pihak konsumen berani membayar berapa demi sebuah kualitas opak gambir yang di inginkan.Sebenarnya usaha OPAK GAMBIR BU TAM menarik untuk dikembangkan lagi karena dari segi nama sudah cukup terkenal, namun terhalang dari sulitnya mencari tenaga kerja karena dari cerita Bu Eka sendiri banyak pekerja yang keluar masuk bekerja kemudian mendirikan usaha sendiri yang sejenis, sehingga terkesan bahwa Bu Eka hanya memberi privat kepada pekerja mengenai cara membuat opak gambir. Tetapi, untuk resep adonan tetap Bu Eka sendiri yang mengetahui proporsi adonan yang tepat untuk membuat opak gambir sehingga kualitas OPAK GAMBIR BU TAM sudah tidak dapat diragukan lagi dan tidak terkalahkan. Untuk saat ini usaha OPAK GAMBIR BU TAM hanya dilakukan oleh Bu Eka sendiri tanpa pekerja. Pemilik OPAK GAMBIR BU TAM yaitu sekarang Bu Eka sebenarnya memiliki keinginan untuk memperbaiki pemasaran dengan perbaikan kemasan sehingga dapat dipasarkan diluar daerah. Bauran pemasaran (marketing mix) mencakup 4P yaitu product, price, place dan promotion. Beberapa buku terbaru menambahkan bauran pemasaran menjadi 6 : product, price, promotion, market entry dan pengelolaan pelanggan. Pada usaha OPAK GAMBIR BU TAM ini produknya sudah jelas dan terfokus hanya satu yaitu Opak Gambir. Citra produk yang ingin ditonjolkan adalah kualitas dan rasa. Berdasarkan segi harga, usaha OPAK GAMBIR BU TAM agak lebih mahal dari opak gambir yang beredar di pasaran. Bu Eka berani mematok harga yang jauh lebih tinggi disbanding di pasaran karena produknya dijamin kualitas dan rasanya. Pada usaha OPAK GAMBIR BU TAM ini juga menekankan penetapan harga berdasarkan biaya permintaan , Bu Tam akan memproduksi Opak Gambir variasi rasa yang agak berbeda dengan rasa yang ada dipasaran tergantung penawaran konsumen. Secara tempat pemasaran, liputan pasar yang di tuju adalah para konsumen yang menginginkan kualitas lebih baik dari opak gambir lainnya. Bu Tam tidak menentukan target pasar secara terukur dan spesifik. Bentuk usaha OPAK GAMBIR BU TAM merupakan penjualan perorangan (personel selling) dan berkaitan dengan promosi tidak menggunakan media apapun tetapi komunikasi melalui mulut ke mulut oleh para pelanggan tetap. Dalam pemasaran produk ini sendiri tidak ada suatu kemitraan dengan usaha lain karena Bu Eka. Belum berani untuk menanggung resiko yang terlalu besar, Bu Eka lebih senang menerima pesanan langsung dibandingkan harus menitipkan kepada agen-agen yang belum tentu produknya terjual habis di pasaran. Market entry disini menurut saya lebih kepada sasaran market atau segmen yang dituju OPAK GAMBIR BU TAM terbatas pada pelanggan yang menginginkan kualitas lebih yaitu segmen terpilih (differeciated market).