Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII...

12
Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students elapan sekolah pilihan yang telah menerapkan praktik yang baik dalam D pembelajaran dan manajemen dari Kabupaten Aceh Jaya dan Bener Meriah melakukan kunjungan belajar ke 4 sekolah binaan USAID PRIORITAS di Kota Cimahi dan Kab. Bandung Barat. Sebanyak 44 guru, kepala sekolah, komite sekolah yang didampinggi oleh dinas pendidikan dan Kemenag telah mendapatkan gambaran praktik yang baik hasil pelaksanaan pembelajaran dan manajemen di sekolah yang mereka kunjungi. Sekolah itu juga telah menerapkan budaya baca dan proses implementasi kurikulum 2013. Pengelolaan sekolah tampak partisipatif, transparan, dan akuntabel. Keterlibatan orang tua, masyarakat, dan pihak lain juga tampak dalam upaya meningkatkan kerja sama dengan masyarakat. Bupati Aceh Jaya Ir Azhar Abdurrahman yang berkesempatan memberikan motivasi kepada para peserta pada pembukaan kunjungan tersebut (2/9) mengingatkan besarnya manfaat kunjungan yang dilakukan para peserta. “Manfaatkan belanja pendidikan, belanja pengalaman dan ilmu pengetahuan dari sekolah di sini untuk dibawa pulang ke daerah kita,” kata bupati yang didampingi kepala dinas pendidikan dan olahraga serta kepala Kantor Kemenag Aceh Jaya. “Jangan terlalu banyak belanja material. Belanja ilmu pengetahuan lebih penting karena tidak semua pendidik mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di tengah keterbatasan APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran yang telah disediakan oleh USAID PRIORITAS tanpa menghasilkan perubahan di daerah kita,” harap bupati. Yusnizar dari Komite MIN Sukadamai Bener Meriah mengaku mendapat pengalaman baru dalam meningkatkan partisipasi orang tua, masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi bekal kami untuk meningkatkan kerja sama dengan “Kita akan perkuat MGMP dan KKG untuk mendorong percepatan peningkatan mutu pendidikan dan implementasi Kurikulum 2013” (Disampaikan saat membuka Pelatihan untuk Pelatih Modul II USAID PRIORITAS USAID PRIORITAS: Edisi VIII / Juni - September 2014 Delapan Sekolah Kunjung Belajar ke Jawa Barat Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa jenjang SMP/MTs di Banda Aceh) (Sumber: http://acehprov.go.id) Kadisdik Aceh: Perkuat MGMP dan KKG Keterangan gambar: Peserta kunjungan belajar memperhatikan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa MTsN Sukasari Kota Cimahi, Jawa Barat. Drs. Anas M. Adam M.Pd Foto: Teuku Meldi /Komunikasi Kunjungi kami di: www.prioritaspendidikan.org Foto: Teuku Meldi /Komunikasi Drs. Ibnu Sa’adan M.Pd “Melalui MGMP dan KKG kita membina ukhwah keakraban antar guru, antar kepala yang akan berdampak kepada keakraban guru/kepala dengan siswa” (Disampaikan saat mengunjungi Pelatihan untuk Pelatih Modul II USAID PRIORITAS di Banda Aceh) (Sumber: http://atjehlink.com) Kakanwil Kemenag Aceh: Bina Ukhwah Melalui MGMP dan KKG Rektor Unigha: Dosen Perlu Paham Kurikulum 2013 “Sebagai lembaga penghasil guru, maka LPTK dan seluruh dosennya perlu diberi pemahaman dan pelatihan tentang Kurikulum 2013” (Disampaikan oleh Rektor Universitas Jabal Gafur Pidie, Aceh, saat pertemuan Universitas Konsorsia USAID PRIORITAS di Banda Aceh) (sumber: www.atjehpost.co) Prof. Dr. Bansu I. Ansari, M.Pd. Foto: http://www.unigha.ac.id Foto: Teuku Meldi / Komunikasi

Transcript of Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII...

Page 1: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah.

USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

elapan sekolah pilihan yang telah menerapkan praktik yang baik dalam Dpembelajaran dan manajemen dari Kabupaten Aceh Jaya dan Bener Meriah melakukan kunjungan belajar ke 4 sekolah binaan USAID PRIORITAS di Kota

Cimahi dan Kab. Bandung Barat. Sebanyak 44 guru, kepala sekolah, komite sekolah yang didampinggi oleh dinas pendidikan dan Kemenag telah mendapatkan gambaran praktik yang baik hasil pelaksanaan pembelajaran dan manajemen di sekolah yang mereka kunjungi. Sekolah itu juga telah menerapkan budaya baca dan proses implementasi kurikulum 2013. Pengelolaan sekolah tampak partisipatif, transparan, dan akuntabel. Keterlibatan orang tua, masyarakat, dan pihak lain juga tampak dalam upaya meningkatkan kerja sama dengan masyarakat. Bupati Aceh Jaya Ir Azhar Abdurrahman yang berkesempatan memberikan motivasi kepada para peserta pada pembukaan kunjungan tersebut (2/9) mengingatkan besarnya manfaat kunjungan yang dilakukan para peserta. “Manfaatkan belanja pendidikan, belanja pengalaman dan ilmu pengetahuan dari sekolah di sini untuk dibawa pulang ke daerah kita,” kata bupati yang didampingi kepala dinas pendidikan dan olahraga serta kepala Kantor Kemenag Aceh Jaya. “Jangan terlalu banyak belanja material. Belanja ilmu pengetahuan lebih penting karena tidak semua pendidik mendapat kesempatan seperti ini, apalagi di tengah keterbatasan APBD di daerah kita. Jadi, janganlah kita sia-siakan anggaran yang telah disediakan oleh USAID PRIORITAS tanpa menghasilkan perubahan di daerah kita,” harap bupati. Yusnizar dari Komite MIN Sukadamai Bener Meriah mengaku mendapat pengalaman baru dalam meningkatkan partisipasi orang tua, masyarakat, dan pihak lain di madrasah. “Pelajaran ini menjadi bekal kami untuk meningkatkan kerja sama dengan

“Kita akan perkuat MGMP dan KKG untuk mendorong percepatan peningkatan mutu pendidikan dan implementasi Kurikulum 2013” (Disampaikan saat membuka Pelatihan untuk Pelatih Modul II USAID PRIORITAS

USAID PRIORITAS:

Edisi VIII / Juni - September 2014

Delapan Sekolah Kunjung Belajar ke Jawa Barat

Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru,

Tenaga Kependidikan, dan Siswa

jenjang SMP/MTs di Banda Aceh) (Sumber: http://acehprov.go.id)

Kadisdik Aceh: Perkuat MGMP dan KKG

Keterangan gambar: Peserta kunjungan belajar memperhatikan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa MTsN Sukasari Kota Cimahi, Jawa Barat.

Drs. Anas M. Adam M.Pd

Foto

: Teu

ku M

eldi /

Kom

unik

asi

Kunjungi kami di:

www.prioritaspendidikan.org

Foto

: Teu

ku M

eldi /

Kom

unik

asi

Drs. Ibnu Sa’adan M.Pd

“Melalui MGMP dan KKG kita membina ukhwah keakraban antar guru, antar kepala yang akan berdampak kepada keakraban guru/kepala dengan siswa” (Disampaikan saat mengunjungi Pelatihan untuk Pelatih Modul II USAID

PRIORITAS di Banda Aceh) (Sumber: http://atjehlink.com)

Kakanwil Kemenag Aceh: Bina Ukhwah Melalui MGMP dan KKG

Rektor Unigha: Dosen Perlu Paham Kurikulum 2013

“Sebagai lembaga penghasil guru, maka LPTK dan seluruh dosennya perlu diberi pemahaman dan pelatihan tentang Kurikulum 2013” (Disampaikan oleh Rektor Universitas Jabal Gafur Pidie, Aceh, saat pertemuan

Universitas Konsorsia USAID PRIORITAS di Banda Aceh) (sumber: www.atjehpost.co)

Prof. Dr. Bansu I. Ansari, M.Pd.

Foto

: htt

p://

ww

w.u

nigh

a.ac

.id

Foto: Teuku Meldi / Komunikasi

Page 2: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

SE Seuramoe PRIORITAS

2

Edisi : 1/2012

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe Utama

masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar. Hal senada dikatakan Fauzi, guru SDN 4 Calang Aceh Jaya. Dia mengaku mendapatkan pelajaran berharga mengenai proses pembelajaran aktif. “Cara belajar siswa, cara guru mengelola pembelajaran di kelas, cara guru membimbing siswa inklusi, pendekatan guru dengan muridnya yang penuh kasih sayang, semua menjadi pelajaran berharga bagi kami dalam kunjungan ini,” kata Fauzi. MI Asih Putra dan MTsN Sukasari di Kota Cimahi serta SDN 2 Rajamandala dan SMPN 1 Cihampelas di Kabupaten Bandung Barat menjadi tempat kunjungan para peserta. Diharapkan delapan sekolah dari Aceh tersebut dapat menjadi pusat layanan pengembangan professional dan menjadi pusat kunjungan sekolah lainnya di Aceh.

Daud Pakeh (Kakan Kemenag Aceh Jaya): Konsepnya Sederhana

esar sekali manfaat kunjungan belajar ini. Sederhana memang, kadang-kadang yang belum pernah terpikirkan oleh Bkami dan itu ditemukan oleh para guru dan kepala sekolah kami di sini. Misalnya, saat saya kunjungi SDN 2 Raja Mandala di Kab. Bandung Barat, di Aceh Jaya kami baru mengembangkan komite sekolah, tetapi di sekolah yang kami

kunjungi sudah ada paguyuban kelas. Paguyuban kelas sangat banyak membantu sekolah dan berdampak langsung kepada siswa sehingga mereka lebih cepat berkembang dan merasa nyaman di dalam kelas. Misalnya, menyediakan air minum di setiap kelas buat siswa. Di Aceh Jaya ini bisa kami terapkan, bukan hanya untuk sekolah binaan USAID PRIORITAS saja, tapi model ini bisa kita kembangkan ke sekolah lainnya. Konsepnya sederhana tapi belum terpikirkan.

.Kunjungan belajar ini sangat bermanfaat karena selama ini standar pendidikan di Aceh masih dirasakan kurang bila berbanding dengan standar pendidikan di Pulau Jawa. Karena itu, kunjungan belajar ini merupakan salah satu solusi bagi guru dan kepala

sekolah untuk melihat secara utuh sistem pembelajaran dan manajemen sekolah yang mereka kunjungi sehingga dapat diterapkan sekembalinya dari kunjungan belajar ini.

M. Yusuf (Kadisdikpora Aceh Jaya): Melihat secara Utuh

tetapi Belum Terpikirkan

1

234

5 6

Foto: Teuku Meldi / Komunikasi

Seorang peserta memperhatikan pembelajaran aktif di salah satu sekolah yang dikunjungi (1), Presentasi kelompok sekolah berbagi hasil kunjungan belajar (2), Kakan Kemenag Aceh Jaya dan Kasi Madrasah Bener Meriah diwawancarai oleh siswa MI Asih Putra Cimahi (3), Bupati Aceh Jaya (4), Peserta mengunjungi dan berdiskusi di salah satu kelas (5), Kadisdik Aceh Jaya berdiskusi di sekolah yang dikunjunginya (6)

Page 3: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

3

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe UtamaSeuramoe PRIORITAS

epala Pusat Penjamin Mutu KPendidikan Badan PSDMPK

Kemdikbud RI, Dr. Ir. Bastari, M.A.,

mengapresiasi perubahan yang dilakukan

oleh sekolah saat kegiatan Unjuk Karya

Praktik yang Baik Bidang Pendidikan di

Provinsi Aceh (18/6), “Saya tadi keliling

stan dan berdialog dengan para siswa

serta guru, saya dapati anak kelas 4 SD

dengan sangat cerdas menjelaskan proses

kopi sehingga menjadi media

pembelajaran. Juga ada seorang siswa yang

melakukan perhitungan tebakan tanggal

lahir dengan angka-angka.Jika seperti ini

generasi kita maka tidaklah mustahil akan

muncul generasi-generasi emas di tahun

2045 nanti,” kata Dr. Bastari. Kepala PMP

berharap program ini dapat diimbas ke

sekolah-sekolah lainnya, “Khusus di Aceh

untuk pendidikan dasar tercatat 3.384 SD

dan 988 SMP belum termasuk MI dan

MTs, kita cukup bangga walaupun hanya

beberapa sekolah yang unjuk karya pada

hari ini. Tantangannya bagaimana kita

mengimbaskan kepada sekolah lain. Jika

kita lihat hari ini, saya yakin anak-anak

Aceh akan lebih dulu meningkat

standarnya sebelum tahun 2045

berbanding daerah yang tidak

memperoleh program ini,” jelasnya.

Sementara itu, wakil gubernur

Aceh dalam sambutannya yang dibacakan

oleh kepala dinas pendidikan

mengharapkan temuan dan praktik yang

baik dapat didiseminasikan ke sekolah-

sekolah lainnya, “Kami sangat

mengharapkan pemerintah

kabupaten/kota dapat mendiseminasikan

praktik baik yang telah dikembangkan

oleh USAID PRIORITAS ke sekolah-

sekolah atau kecamatan lainnya, kita tidak

dapat terus-menerus mengharapkan

bantuan sebaiknya kita menggunakan dana

kita sendiri untuk meningkatkan mutu

pendidikan,” kata wakil gubernur.

Kegiatan yang dihadiri oleh

pemangku kepentingan pendidikan tingkat

provinsi, kabupaten mitra kohor 1 dan

kabupaten DBE tersebut menampilkan 8

stan sekolah mitra PRIORITAS, 2 stan

sekolah DBE dan 2 stan LPTK. Seramai

222 peserta tersebut menampilkan

perubahan di sekolah, terutama dengan

pemaparan testimoni dan penampilan

demo media pembelajaran dari masing-

masing sekolah. “Unjuk karya ini

memberikan informasi kepada kita bahwa

proses penjaminan mutu secara internal

sudah dibekali sejak awal disekolah

tersebut. Dari rasa diberi tahu, sekarang

Kepala Pusat PMP Kemdikbud Apresiasi Perubahan di Sekolah

nomor dua di Bener Meriah tersebut.

Bukan tanpa alasan Wabup mengunjungi

empat sekolah yang telah menerapkan

praktik yang baik secara utuh tersebut.

Sebagai perwakilan kabupaten pada

tingkat provinsi, diharapkan sekolah-

sekolah itu dapat menampilkan yang

terbaik. “Sebagai perwakilan kabupaten

pada tingkat provinsi, kita harapkan empat

sekolah ini dapat menyajikan yang terbaik

dari sekolahnya terutama dalam bidang

pembelajaran yang telah mereka

kembangkan sehingga mereka dianggap

layak mewakili kabupaten ini dan sekaligus

saya memberi motivasi dengan

mendatangi sekolah satu per satu,” jelas

Wabup.

I sela-sela kesibukannya, Wakil DBupati Bener Meriah Rusli M.

Saleh secara langsung

mengunjungi sekolah yang sedang

mempersiapkan bahan-bahan yang akan

dibawa saat Unjuk Karya Tingkat Provinsi

di Banda Aceh. Empat sekolah yang

terpilih mewakili Kab. Bener Meriah

tersebut dikejutkan dengan kunjungan

beliau secara tiba-tiba. Misalnya, saat

mengunjungi MTsN Janarata (9/6), beliau

secara spontan menguji pemahaman guru

terhadap bahan-bahan yang akan

dipajangkan saat unjuk karya. “Sejajar titik

dengan sejajar garis apa bedanya?” tanya

Wabup saat melihat salah satu pajangan

yang sedang dipersiapkan, dengan sedikit

gugup guru menjawab pertanyaan orang

Wakil Bupati Bener Meriah Lihat Persiapan Sekolah

para siswa mencoba mencari tahu dan

ingin tahu, memang ini adalah tugas berat

bagi pendidik. Intinya, siapa pun adalah

guru, siapa pun adalah siswa dan

dimanapun adalah kelas, ini sudah kita

buktikan pada hari ini,” kata Dr. Ir. Bastari,

MA.

Foto

: Teu

ku M

eldi/

Kom

unik

asi

Kepala Pusat PMP-PSDMPK Kemdikbud RI, Dr. Ir. Bastari, M.A, memperhatikan penggunaan media

pembelajaran sederhana oleh siswa (atas). 2 siswa simulasi penggunaan media pembelajaran (bawah)

Foto

: Mut

hmai

nnah

/ D

C B

ener

Mer

iah

Wakil Bupati Bener Meriah mengunjungi SDN 2 Lampahan (atas) dan MTsN Janarata (bawah)

Page 4: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

4

Seuramoe Provinsi

Edisi VIII / Juni - September 2014

Kohor 1 Tuntaskan Pelatihan untuk Pelatih Modul 2

Seuramoe PRIORITAS

Kadisdik dan Kakanwil Kemenag Aceh: Aktifkan MGMP di daerah

epala Dinas Pendidikan Anas M. KAdam dan Kakanwil Kemenag

Aceh Ibnu Sa'adan sepakat

peningkatan mutu pendidikan harus

dimulai dari unit-unit pelatihan sekolah

seperti MGMP (musyawarah guru mata

pelajaran) untuk tingkat SMP/MTs dan

KKG (kelompok kerja guru) untuk tingkat

SD/MI. “Kita akan perkuat MGMP dan

KKG untuk mendorong percepatan

peningkatan mutu pendidikan dan

implementasi kurikulum 2013,” kata Anas

saat membuka pelatihan untuk pelatih

modul 2 (8/6). Kadisdik menegaskan

bahwa pemerintah Aceh akan membantu

biaya untuk menghidupkan kembali

MGMP. “Provinsi sudah mengalokasikan

sejumlah dana untuk mengaktifkan

kembali MGMP. Tetapi, bagaimanapun

mutu pendidikan bukan hanya tanggung

jawab provinsi, kabupaten/kota juga harus

mendukungnya dan yang menjadi kunci

suksesnya adalah para guru, kepala

sekolah, dan pengawas,” jelas Anas.

Senada dengan Kadisdik, Kakanwil

Kemenag Aceh mengharapkan dari

KKG/MGMP guru dapat meningkatkan

keakraban sesama guru dan kepala

madrasah/sekolah yang akan berdampak

kepada siswa. “Melalui MGMP dan KKG,

kita membina ukhuwah keakraban

antarguru, antarkepala yang akan

berdampak kepada keakraban guru/kepala

dengan siswa,” jelas Ibnu Sa'adan. “Hal ini

merupakan salah satu tanggung jawab

moral guru sehingga guru bisa menjadi

tempat curahan hati bagi siapa saja

terutama bagi siswanya,” tambahnya.

ebanyak 137 fasilitator daerah (50

Sfasda jenjang SD/MI dan 75 fasda

jenjang SMP/MTs) telah

menyelesaikan pelatihan untuk pelatih

modul 2 selama Agustus dan September.

Para fasda dari 2 kabupaten mitra kohor 1

dan 3 kabupaten mitra DBE tersebut

telah mampu dan siap melaksanakan

pelatihan pembelajaran dan manajemen

tingkat sekolah dan diseminasi di

kabupatennya. Salah seorang peserta dari

Bener Meriah, Hasan Basri, menyatakan

pentingnya segera mengadakan pelatihan

tingkat sekolah. “Modul 2 ini penting bagi

sekolah untuk lebih memahami kurikulum

2013, khususnya pendekatan saintifik dan

penilaian autentik, yang ditunggu-tunggu

oleh para guru,” kata guru matematika

dari SDN 2 Lampahan Bener Meriah itu.

Pada pelatihan tingkat SMP/MTs, 5

orang widyaiswara dari LPMP Aceh dan 7

dosen dari LPTK ikut sebagai peserta

aktif. Salah seorang widyaiswara, Rita

Purnama Sari, menyampaikan apresiasinya

setelah mengikuti pelatihan. “Pelatihannya

sangat menyenangkan, bahkan terkadang

waktunya terasa begitu singkat. Materi

yang disampaikan sangat baik untuk

pembelajaran orang dewasa, misalnya

bekerja sama, tidak menggurui, dan

menemukan jawaban sendiri,” jelasnya.

Ada hal yang menarik dari

pelatihan jenjang SD/MI. Secara

mengejutkan, salah seorang anggota

DPRD Aceh yang baru saja terpilih,

Bardan Sahidi, mengunjungi peserta untuk

melihat proses pelatihan sekaligus

memberikan motivasi kepada para fasda.

“Bapak dan Ibu fasda adalah motor

penggerak bagi kemajuan pendidikan di

Aceh. Kami berharap dari ilmu yang fasda

miliki saat ini dapat memberikan semangat

bagi sekolah-sekolah di kabupaten untuk

maju secara bersama,” harapnya. .

Peserta ToT menunjukkan hasil karya kelompok (kiri atas), Berkunjung melihat hasil karya kelompok lainnya (kiri tengah), Menunjukkan hasil karya (kiri bawah), Kelompk pelatihan (kanan atas)

Foto

: Teu

ku M

eldi /

Kom

unik

asi

Foto

: Teu

ku M

eldi/

Kom

unik

asi

Foto atas: Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Anas M Adam dan (bawah) Kakanwil Kemenag Aceh,

Ibnu Sa’adan saat memberikan pengarahan pada Pelatihan untuk Pelatih Modul II USAID PRIORITAS

di Banda Aceh

Page 5: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

XX

XxxxxXxxxx

5

Edisi : 1/2012 SE

Seuramoe Kabupaten

Edisi VIII / Juni - September 2014

elatihan tingkat sekolah janjang PSMP/MTs dan SD/MI untuk

modul 2 di Kab. Aceh Jaya telah

berlangsung sepanjang September

2014. Diawali dengan pelatihan jenjang

SMP/MTs (10-17/9) yang melibatkan

46 guru, seorang kepala sekolah, dan

seorang pengawas. Kegiatan yang

berlangsung di aula SMPN 1 Calang

untuk kelompok I dan di aula MTSN

Guru Bimbingan Khusus di Pidie Perdalam Teknik Inklusif

Seuramoe PRIORITAS

Panga untuk kelompok 2 tersebut

berjalan dengan baik. Sementara itu,

pelatihan untuk jenjang SD/MI

kelompok 1 dilaksanakan di Calang

(26-29/9). Kegiatan tersebut diikuti 48

guru dan seorang kepsek. Kegiatan ini

diawali dengan mengkaji ulang

penerapan PAKEM di sekolah,

dilanjutkan mengelola pembelajaran

secara efektif, memahami kurikulum

inas Pendidikan Kabupaten DPidie bersama USAID

PRIORITAS melatih 100

orang Guru Bimbingan Khusus (GBK)

yang mewakili 90 sekolah inklusif di

kabupaten Pidie (81 SD dan 9 SMP)

mendapatkan pendalaman ilmu dan

teknik khusus dalam melayani Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) secara

maksimal dalam proses pembelajaran

di sekolah mereka.

Dalam sambutannya kabid

Dikdas H. Ruslan, S.Pd menegaskan

bahwa dalam dunia pendidikan

terutama Kurikulum 2013 tidak

membedakan kondisi fisik anak untuk

memperoleh pendidikan yang layak,”

kurikulum 2013 mengedepankan sikap

dan moral anak didik, tidak

membedakan kondisi fisik anak.

Kurikulum ini memberikan kebebasan

dan menghargai perbedaan,” katanya.

Sementara itu seorang guru dari SDN

Cot Glumpang menyatakan pentingnya

pendidikan inklusif bagi masyarakat

yang memiliki anak ABK, “Pendidikan

inklusif merupakan harapan masyarakat

agar ABK dapat bersekolah di sekolah

regular, manfaatnya dapat dirasakan

langsung oleh masyarakat luas

khususnya bagi mereka yang

mempunyai anak cacat. setelah

mengikuti pelatihan ini, sekolah dapat

menyelenggarakan pendidikan inklusif

di sekolah agar ABK tidak lagi berdiam

diri di rumah,” jelas Tarmizi

Selama 3 hari para peserta

memperoleh berbagai materi

pelatihan seperti: Landasan Hukum

Pendidikan Inklusif, Konsep Pendidikan

Inklusif, Melayani Perbedaan Individu

dalam Pembelajaran, Gender di

Sekolah, Profil Peserta Didik

Berkebutuhan Khusus (ABK),

Manajemen Kelas Inklusif, dan Sistim

Pembelajaran ABK. Selain itu, peserta

juga akan diajak untuk mengunjungi

salahsatu sekolah inklusif selama

setengah hari pada hari kedua untuk

mendapatkan gambaran praktik yang

baik pelaksanaan sekolah inklusif di

Pidie. Spesialis Gender USAID

PRIORITAS, Wiwit Sri Arianti

berharap dukungan penuh dari dinas

pendidikan untuk sekolah

penyelenggara inklusif, “Kita berharap

Dinas Pendidikan dapat mendampingi

GBK agar mereka tetap semangat

meningkatkan kapasitasnya dan bagi

sekolah yang memiliki banyak ABK

dapat dikeluarkan SK Sekolah

Penyelenggara Inklusif agar sekolah

memperoleh dana grant dari

kemdikbud untuk pengembangan

sekolahnya,” harap Wiwit.

2013, dan melayani perbedaan individu

dalam pembelajaran. Selanjutnya

adalah pertanyaan tingkat tinggi,

penilaian autentik, gender dalam

pendidikan, dan literasi lintas

kurikulum. Peserta di dua jenjang

tersebut pada hari ketiga pelatihan

melakukan praktik langsung

pembelajaran di sekolah-sekolah yang

telah terpilih di Aceh Jaya.

Pelatihan Tingkat Sekolah Modul 2 di Aceh Jaya

Foto: GBK sedang membimbing peserta didik berkebutuhan khusus di salah satu sekolah di Pidie

Foto dari kiri: Peserta pelatihan melakukan

praktik langsung di sekolah. Kakan Kemenag

Aceh Jaya memberikan arahan kepada para

peserta. Sudut pajangan hasil karya sekolah dan

kelompok pelatihan

Foto

: Mas

hadi/

DC

Pid

ie

Foto: Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya

Page 6: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

6

SE Edisi : 1/2012

Seuramoe Kabupaten

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS

Pelatihan 15 SDMI di Abdyaebanyak 15 SD/MI di Kab. Aceh

SBarat Daya (Abdya) menutup

serangkaian pelatihan tingkat

sekolah untuk kohor 2 di Provinsi Aceh

yang telah dilaksanakan sejak awal Mei

2014. Kepala Kantor Kementerian Agama

Kab Abdya Drs. Arijal (4/6) mengharapkan

pelatihan tersebut dapat merubah cara

berpikir guru, terutama dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

“Kami berharap, dengan pelatihan ini para

guru mampu mengubah cara berpikir

dalam melaksanakan proses belajar

mengajar di sekolah. Dengan begitu,

pembelajaran di dalam kelas berlangsung

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

sehingga kita mendapatkan hasil belajar

siswa yang lebih baik,” harapnya.

Sementara itu, Koodinator

Provinsi USAID PRIORITAS Aceh Ridwan

Ibrahim berharap pelatihan tersebut dapat

meningkatkan kualitas pendidik pada

sekolah di kabupaten tersebut. “Kami

berharap dengan adanya pelatihan ini, para

pendidik memperoleh ilmu yang

bermanfaat yang akan diterapkan di

sekolah masing-masing,” ujarnya.

Keseluruhan kegiatan pelatihan tersebut

akan dipandu oleh fasilitator daerah

(fasda). Mereka terdiri atas guru, kepala

sekolah, dan pengawas pilihan dari

Kabupaten Abdya dan telah mengikuti

tahapan pelatihan tingkat provinsi

sehingga telah dianggap mampu melatih

serta menyebarluaskan praktik yang baik

kepada sekolah-sekolah lainnya di Abdya.

Pendampingan Kohor 2 Tuntaselama bulan Agustus hingga

SSeptember 2014, 117 fasilitator

daerah (fasda) dari 4 kabupaten

kohor 2 (Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh

Tamiang, dan Aceh Barat Daya) telah

menyelesaikan pendampingan di 97

sekolah mitra USAID PRIORITAS (32

SMP/MTs dan 65 SD/MI). Pendampingan

yang melibatkan 836 guru dan kepsek

tersebut (445 orang jenjang SMP/MTs dan

391 orang jenjang SD/MI) tersebut

dilakukan untuk membantu para guru dan

kepsek dalam mengimplementasikan hasil

pelatihan tingkat sekolah yang telah

diikutinya.

Selain tingkat kabupaten,

pendampingan dilakukan pula pada

sekolah mitra LPTK oleh 17 fasda LPTK

(dosen) di 12 SD/MI dan 6 SMP/MTs yang

melibatkan 150 orang guru. Pendampingan

dilakukan sebanyak 2 kali untuk

pembelajaran dan 3 kali untuk Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS)

Dalam kegiatan ini, fasda

mengunjungi sekolah untuk berdiskusi

dengan guru atau kepsek yang akan

didampingi tentang kendala dalam

pembelajaran atau manajemen. Kemudian,

secara bersama mereka mengidentifikasi

masalah yang dihadapai guru/kepsek

dalam menerapkan hasil pelatihan dan

membantu menyelesaikannya, membantu

guru dalam penyiapan pembelajaran dan

media pembelajaran, serta melakukan

pengelolaan kelas dan pemanfaatan

sumber belajar. Selain itu, mereka

membantu guru dalam pelaksanaan

pembelajaran CTL/PAKEM di kelas dan

memantapkan pengetahuan serta

kemampuan guru dalam penyusun RPP,

lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi

siswa. Sementara kepsek lebih difokuskan

pada pengelolaan manajemen sekolah dan

keterlibatan peran serta masyarakat

terhadap sekolah. Untuk penyebaran

informasi kepada guru secara keseluruhan,

refleksi pendampingan dilakukan dalam

forum KKG/MGMP.

Foto

: Yu

sriz

al/

DC

Abd

ya

Keseriusan peserta (atas) dan praktik mengajar (bawah)

Foto dari atas: Pendampingan oleh Fasda pada salah satu sekolah mitra di Pidie Jaya; Pendampingan oleh dosen LPTK di sekolah mitra LPTK’ Pendampingan

penyusunan RPP di Aceh Tamiang dan pendampingan pembelajaran di sekolah mitra Kab

Aceh Utara

Foto

: Mas

hadi.

Rah

mi J

afar

, Cut

Rah

maw

ati/

USA

ID P

RIO

RIT

AS

Ace

h

Page 7: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

7

Edisi 1 / 2012

Seuramoe LPTK

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS

Universitas Jabal Gafur Menjadi Mitra Konsorsia

emasuki tahun ketiga Mprogram USAID PRIORITAS,

Universitas Jabal Ghafur

(Unigha) Kab. Pidie secara resmi

bergabung menjadi salah satu LPTK

mitra konsorsia. Pada pertemuan

pertama bersama universitas mitra

konsorsia lainnya (11/8) Rektor

Unigha Prof. Dr. Bansu I Ansari, M. Pd

bersama wakil rektor 4, dekan FKIP,

dan para wakil dekan FKIP

menyampaikan rasa terima kasihnya

atas ikut bergabungnya Unigha

bersama universitas lainnya. “Kami

berterima kasih kepada USAID yang

telah menyetujui universitas kami

menjadi salah satu mitra konsorsia,”

katanya. “Kami masih perlu banyak

pembenahan, terutama peningkatan

kapasitas SDM para dosen FKIP.

Karena itu, kami mengajukan diri

untuk menjadi bagian dari keluarga

besar universitas konsorsia USAID

PRIORITAS,” jelas rektor Unigha.

Dinas Pendidikan Aceh dan LPTK Bahas Kurikulum 2013ebanyak 20 peserta dari 4 LPTK

S(lembaga pendidikan tenaga

kependidikan) konsorsia USAID

PRIORITAS yang terdiri atas para

rektor dan dekan melakukan

pertemuan konsorsia untuk berbagi

pengalaman dalam pelaksanaan

perkuliahan yang dikaitkan dengan

pelaksanaan kurikulum 2013 (K13)

bersama Dinas Pendidikan Aceh (11/8).

Kasie Kurikulum Dinas Pendidikan

yang menjadi pembicara pada kegiatan

tersebut menjelaskan bahwa K13

bukan sesuatu yang baru. “Kurikulum

2013 adalah penyempurnaan

kurikulum 2004 dan KTSP 2006,” kata

Muchlisanur. Dindik sendiri sudah

melatih 2.880 guru pada tingkat SMP

dan 2.440 guru tingkat SMA/SMK.

Untuk tingkat SD, telah dilatih 20.000

guru oleh LPMP Aceh. Guru yang telah

dilatih adalah guru yang sudah

mengajar di sekolah. “Kami

membutuhkan dukungan LPTK untuk

menyinergikan antara sekolah dan

LPTK sebagai pencetak calon guru,”

tukas Nailul Authar, Kabid Pendidikan

Menengah Dindik Aceh.

Sementara itu, Rektor

Universitas Muhammadiyah Aceh Drs.

Muharrir Asari, M.Ag mengapresiasi

pertemuan konsorsia tersebut.

Menurut dia, penting untuk

mengetahui apa yang terjadi saat ini di

sekolah guna meningkatkan calon guru

yang masih belajar di bangku

perkuliahan. “Pertemuan dengan dindik

membicarakan tentang K13 yang

penting untuk mengetahui kondisi

terkini tentang pembelajaran di

sekolah. LPTK sebagai lembaga

pencetak guru diharapkan tidak

tertinggal dengan yang telah berjalan

di sekolah,” katanya di sela-sela acara.

Rektor Universitas Jabal Ghafur Aceh

Prof. Dr. Bansu I Ansari, M.Pd

sependapat dengan rektor Unmuha.

Menurut dia, implementasi K13 harus

diketahui secara menyeluruh oleh

dosen LPTK agar LPTK tidak

disalahkan setelah mencetak guru.

“Seluruh dosen perlu diberi

pemahaman dan pelatihan tentang

K13. Jangan nanti setelah guru

dihasilkan oleh LPTK tidak mampu

mengimplementasikan K13 di sekolah

sehingga LPTK disalahkan,” katanya.

Wakil dekan FKIP juga

berkesempatan memaparkan tentang

K13 dan penerapannya di LPTK. Dalam

sesi diskusi, dinas pendidikan berharap

LPTK dapat mendorong guru pre-

service (mahasiswa) untuk dapat

mengajar menggunakan pendekatan

pembelajaran aktif yang sejalan dengan

penerapan K13 terutama saat

mahasiswa PPL. Diskusi dilanjutkan

dengan berbagi pengalaman dalam

proses belajar mengajar masing-masing

LPTK dalam menerapkan

pembelajaran aktif. Sebagian besar

LPTK merasa masih membutuhkan

peningkatan kemampuan dosen dalam

bekerja ilmiah dan penilaian autentik.

(Pertemuan LPTK Konsorsia USAID PRIORITAS)

Foto

: Teu

ku M

eldi/

Kom

unik

asi

Foto

: Teu

ku M

eldi/

Kom

unik

asi

Foto kiri atas: wakil dekan 1 FKIP Unsyiah, Dr. M. Hasan, M.Si. kanan atas: Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Aceh, Dra. Muchlisanur.

Tengah: Pendampingan oleh dosen UIN Ar Raniry di sekolah mitra MTsN Model Banda

Aceh. Bawah: Pendampingan oleh dosen FKIP Unsyiah di sekolah mitra LPTK SMP 8

Darussalam, Banda Aceh

Kunjungi forum fasilitator USAID PRIORITAS di laman Facebook:

Jajaran Rektorat Universitas Jabal Ghafur Pidie, saat mengikuti pertemuan Universitas Konsorsia

Page 8: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS Seuramoe Praktik yang Baik

8

Mengabungkan Observasi dan Gambar untuk Menulis Ragam Paragraf (Pembelajaran di LPTK)

ntuk menumbuhkan minat

Umenulis di LPTK, Drs. Teuku

Alamsyah, M.Pd., salah seorang

staf pengajar bahasa Indonesia di FKIP

Universitas Syiah Kuala, mencoba

menggali potensi menulis

mahasiswanya menggunakan

pembelajaran aktif. “Langkah awal

setelah membuka kuliah, dosen dan

mahasiswa akan berubah peran

menjadi guru dan murid. Hal ini dapat

membiasakan mahasiswa menerapkan

pembelajaran aktif saat menjadi

pendidik karena mereka sudah

merasakan langsung manfaatnya,” jelas

Pak Alamsyah, panggilan akrab beliau.

Setelah berubah peran dan

siswa duduk berkelompok, guru

menjelaskan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran. Kemudian siswa

diminta menceritakan pengalaman

mereka saat kali pertama menjadi

siswa. Dari cerita tersebut, siswa

mengemukakan kalimat utama dalam

paragraf pada siswa lainnya.

Selanjutnya, siswa diberi waktu selama

10 menit untuk mengamati objek di

luar kelas (berobservasi).

Sekembalinya ke dalam kelas, guru

membagikan kertas warna dan pensil

warna serta meminta siswa untuk

mengambarkan hasil amatan

(observasi) mereka selama 15 menit.

Dengan berkeliling kelas, dari satu

kelompok ke kelompok lainnya guru

memperhatikan karya siswa. Setelah

mengambar, masing-masing siswa

dalam kelompok dibagikan kembali

kertas warna. Lantas guru meminta

siswa untuk menulis hasil gambarnya

menjadi tulisan menggunakan paragraf

deskriptif selama 20 menit. Selanjutnya

masing-masing kelompok memperoleh

kertas plano dan menempelkan hasil

tulisan di bawah gambar pada kertas

plano. Plano dipajangkan dan siswa

diberi kesempatan untuk

mengomentari hasil tulisan kelompok

lainnya sesuai dengan tujuan

pembelajaran (termasuk penggunaan

EYD, kesesuaian gambar hasil

observasi dengan tulisan).

Setelah proses pembelajaran

selesai, Pak Alamsyah mengajak

meninggalkan posisi guru dan murid

untuk memberikan penguatan tentang

ragam paragraf dan menutup

perkuliahan. Mahasiswa mengapresiasi

bentuk perkuliahan yang dilakukan

dengan cukup postif. “Kami semakin

mengenal model-model pembelajaran.

Model ini dapat langsung kami rasakan

manfaatnya sehingga saat menjadi guru

nanti kami bisa menerapkannya kepada

anak didik,” kata Husni, mahasiswa asal

Pulau Semeulue, Aceh.

- Standar Kompetensi: Menulis ragam

paragraf

- Kompetensi Dasar: Menulis paragraf

berdasar hasil observasi (Paragraf

Deskripsi)

Tujuan Pembelajaran:

1. Mengaplikasi hasil pengamatan

(observasi) dalam bentuk gambar

2. Mengabungkan gambar hasil

observasi menjadi paragraf deskripsi

3. Menyunting paragraf

Proses perkuliahan yang diawali dengan pengamatan lingkungan

sekitar; mengambarkan hasil pengamatan; menulis paragraf; menempelkannya pada kertas

plano secara berkelompok; memajangkannya dan menjelaskan

hasil amatan berdasarkan mata kuliah yang berlangsung.

Foto: Teuku Meldi/ Komunikasi

Page 9: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS

9

Seuramoe Praktik yang Baik

Mewujudkan RTL Pelatihan dengan Kebun Bawang

epetak lahan kosong yang saya

Smiliki di dekat sekolah ternyata

dapat memberikan manfaat bagi

sekolah. Selama ini memang lahan

tersebut tidak produktif dan

terbiarkan begitu saja. Setelah

mengikuti pelatihan MBS USAID

PRIORITAS, muncul ide saya untuk

memanfaatkan lahan tersebut untuk

kebutuhan sekolah yang semakin

meningkat dengan diterapkannya

pembelajaran aktif. Memang selama ini

banyak orang beranggapan bahwa

semua biaya untuk kebutuhan

penunjang pembelajaran harus berasal

dari dana sekolah. Saya coba

menunjukkan bahwa masyarakat juga

dapat melakukan atau mendukung

pembelajaran secara bersama.

Ide yang tercetus saat

membuat RTL Pelatihan MBS itu saya

wujudkan bersama komite sekolah

dengan mengundang para wali murid

untuk untuk menyampaikan program

tersebut. Komite bersama para wali

murid pun bersepakat untuk menanam

bawang pada lahan kosong seluas 5 x

12 meter itu. Wali murid menyediakan

bibit bawang dan pupuk kandang,

sedangkan proses penanaman serta

perawatannya dilakukan secara

bersama.

Proses penanaman diawali

dengan pengolahan dan pemupukan

awal serta membuat bedeng

(tumpukan tanah berbentuk jalur)

seluas 1x10 meter sebanyak 3 bedeng.

Proses tersebut dilakukan secara

bersama selama 1 minggu setelah jam

sekolah usai. Proses dilanjutkan

dengan penanaman bibit bawang oleh

wali murid sebanyak 5 kg. Setelah

bawang ditanam, proses penyiraman

dilakukan setiap pagi dan sore hari.

Untuk kegiatan ini wali murid dan

masyarakat melakukannya secara

bergiliran. Setelah bawang berumur 1

bulan, dilakukan proses pemupukan

kembali dengan pupuk kandang yang

diteruskan dengan pencabutan rumput

liar di sekitar tanaman bawang. Pada

bulan ketiga, bawang sudah dapat

dipanen, kemudian dilakukan

penjemuran dan siap dijual. Bawang

dijual kepada masyarakat, guru, wali

murid dengan penghasilan sebesar Rp

450.000. Uang hasil penjualan tersebut

kami gunakan untuk membeli

peralatan ATK untuk mendukung

proses pembelajaran di kelas.

Dampaknya, kami melihat

orang tua siswa merasa senang

dilibatkan dalam proses pembelajaran

di sekolah dan dapat menepis

anggapan bahwa biaya untuk proses

pembelajaran tidak hanya bersumber

dari sekolah, tetapi juga dapat

disediakan secara bersama oleh

masyarakat, wali murid, dan komite.

Salah seorang orang tua murid

menyatakan rasa bangganya ikut serta

dalam proses ini. “Kami sangat senang

bisa membantu pembiayaan untuk

proses belajar mengajar anak-anak

kami di sekolah. Mungkin kalau diminta

sumbangan dana, kami memiliki

keterbatasan. Hanya sumbangan tenaga

yang bisa kami berikan untuk

menunjang proses pembelajaran anak-

anak kami. Kami juga senang jika dapat

dilibatkan secara langsung kedalam

program-program yang ada di

sekolah,” kata Ernawati, orang tua Elvi

Fazlina, siswa kelas 4.

(Pemberdayaan lahan oleh Kepsek bersama komite di SDN 12 Teunom Kab. Aceh Jaya)

Wardiatikepala SDN 12

Teunom, Aceh Jaya

Komite, wali murid dan sekolah bersama-sama menanam dan mengelola kebun bawang untuk mendukung proses pembelajaran, bahkan siswa ikut serta dalam melakukan pembibitan bawang tersebut.

Foto: Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya

Kunjungi kami di:www.prioritaspendidikan.org

Page 10: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE BELAJAR

10

elajaran IPA atau sains terkadang Pkurang disenangi siswa jika

hanya menggunakan metode

ceramah dan hafalan.Pembelajaran

yang terpusat pada guru tersebut

tentu membuat siswa jenuh. Karena

itu, sekembali dari pelatihan USAID

PRIORITAS, saya menggunakan media

pembelajaran dengan memanfaatkan

permainan ular tangga. Tujuannya,

memberikan pemahaman kepada siswa

tentang bahan kimia yang terkandung

dalam zat adiktif dan psikotropika

dalam pembelajaran IPA/sains untuk

siswa kelas VIII di SMPN 1 Sampoinit,

Kabupaten Aceh Jaya.

Langkah-langkah pembelajaran

kontekstual tersebut sebagai berikut.

Pertama, siswa membentuk kelompok

kecil menjadi 3 atau 4 kelompok.

Kedua, setiap kelompok diberikan

peran berbeda. Misalnya, kelompok A

yang memainkan dadu dan menjawab

pertanyaan, sedangkan kelompok B

yang membacakan soal pertanyaan.

Kelompok C bertugas memegang

kunci jawaban dan kelompok D

memegang kartu sanksi jika peserta

tidak dapat menjawab pertanyaan.

Ketiga, kelompok A bermain dengan

melemparkan dadu dan menjalankan

sesuai dengan angka yang tertera

dalam permainan ular tangga. Keempat,

setelah mendapatkan angka, kelompok

B membacakan soal yang sesuai

dengan angka pada kotak ular tangga.

Kelima, kelompok C mendengar

jawaban dari kelompok A. Jika

kelompok A tidak dapat menjawab

atau salah menjawabnya, kelompok D

memberikan kartu sanksi kepada

kelompok A. Demikian seterusnya

hingga permainan pembelajaran ini

selesai setelah kelompok lainnya

mendapatkan kesempatan yang sama

(durasi disesuaikan dengan jam

pelajaran).

Semua soal yang dibacakan

disesuaikan dengan tujuan

pembelajarannya, yaitu pengenalan zat-

zat adiktif dan psikotropika. Setiap

kelompok mencari sendiri pertanyaan

dan memberikan kunci jawaban kepada

satu kelompok lainnya. Sementara dua

kelompok lainnya adalah kelompok

bermain ular tangga untuk

mendapatkan pertanyaan dan

kelompok pemberi sanksi jika

pertanyaan salah atau tak terjawab.

Kelompok yang lebih banyak

menjawab pertanyaan akan diberi

penghargaan.

Selain berkelompok, permainan

ini dapat dilakukan hanya dengan

empat atau lima siswa. Yang terpenting,

di akhir permainan siswa harus dapat

menyimpulkan dan menjelaskan cara

menghindarkan diri dari zat adiktif dan

psikotropika.

Salah seorang siswa saya

merasa lebih memahami metode

pembelajaran seperti ini.

”Pembelajaran yang disertai dengan

Mengenal Zat Adiktif dan Psikotropika lewat Permainan Ular Tangga

Lia Susanti, S.PdGuru IPA SMPN 1 Sampoinit, Kab. Aceh Jaya

permainan ular tangga ini membuat

saya lebih mudah memahami pelajaran

dan mengambil kesimpulannya.

Kelompok kami pun mendapatkan

bintang terbanyak karena mampu

menjawab pertanyaan kelompok lain,”

kata Yudi Permadani, siswa kelas VIII.

Murid lainnya, Rahma Fitria,

menyatakan kegembiraan sekaligus

kesedihannya. ”Pembelajaran seperti

ini sangat menyenangkan. Tetapi, di

permainan ini kelompok kami sedikit

sedih karena mendapatkan beberapa

sanksi. Salah satunya harus

menyanyikan lagu wajib nasional

karena tak dapat menjawab pertanyaan

kelompok lain,” tuturnya.

Foto: Sri Wahyuni/ DC Aceh Jaya

Media pembelajaran IPS “Ular Tangga” dan siswa memperagakan pembelajaran untuk mengetahui zat adiktif dan psikotropika.

Page 11: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

Edisi VIII / Juni - September 2014

Seuramoe PRIORITAS SEURAMOE ACEH

11

Hasil Monitoring Cohort-1 AcehTahun 2012-2013

onitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS Mterhadap guru memperlihatkan praktik yang baik dalam mengajar dan

menilai, pada tahun 2012 sebelum dilakukannya pelatihan dan

penampingan didapati sejumlah 14,30%, setelah dilakukan pembinaan pada tahun

2013 praktik yang baik dalam mengajar dan menilai meningkat menjadi 42.90%.

Sebaliknya terjadi pada sekolah pembanding, pada tahun 2012 sebesar 42,90%

dan pada tahun 2013 menjadi 14,30%.

onitoring dan evaluasi yang dilakukan terhadap guru semua mata Mpelajaran mendukung pengembangan dan penguatan kemampuan baca

murid, pada tahun 2012 sebelum dilakukannya pelatihan dan

penampingan didapati hanya 2,40% guru mendukung pemgembangan dan

penguatan kemampuan membaca murid, setelah dilakukan pembinaan pada tahun

2013 terjadi peningkatan sebesar 42.90%. Sebaliknya terjadi pada sekolah

pembanding, pada tahun 2012 sebesar 23,80% dan pada tahun 2013 menurun

menjadi 21,40%.

Indikator penilai terhadap guru memperlihatkan praktik yang baik dalam mengajar dan menilai yaitu Prosentase guru yang

melakukan sekurang-kurangnya 8 kegiatan berikut ini: 1) Menggunakan beberapa cara secara bergantian dalam bekerja dengan

murid: kadang-kadang dengan seluruh kelas, dengan kelompok, murid secara berpasangan atau secara individu. 2) Guru

mengajukan pertanyaan tipe non hapalan dan memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab. 3) Guru menggunakan

pendekatan yang beragam dalam mengajar (selain ceramah dan menggunakan buku teks semata) seperti memberikan tugas

yang dapat dikerjakan secara bebas. 4) Menggunakan alat pembelajaran yang bervariasi dan murah selain buku teks dan papan

tulis. 5) Guru berkeliling kelas, mengamati dan membantu murid dalam menyelesaikan tugas. 6) Mengatur ruang kelas (misalnya

dalam bentuk U atau kelompok kecil) untuk memperlancar pembelajaran yang interaktif (PAIKEM). 7) Hasil karya murid

dipajang di dalam/di luar kelas untuk mendorong murid saling belajar dari satu sama lain. 8) Guru mengumpulkan data tentang

keberhasilan murid.

asil monitoring dan evaluasi lainnya terhadap murid memperlihatkan Hprilaku belajar yang positif, pada tahun 2012 sebelum dilakukannya

pelatihan dan pendampingan didapati hanya 11,90% murid

memperlihatkan perilaku belajar yang positif, setelah dilakukan pembinaan pada

tahun 2013 terjadi peningkatan pada prilaku murid sebanyak 58,90% menjadi

69%. Hasil monitoring dan evaluasi yang sama pada sekolah pembandingpada

sekolah pembanding, pada tahun 2012 perilaku belajar yang positif pada murid

sebesar 26,20% dan terjadi peningkatan pula sebesar 7,1% pada tahun 2013

menjadi 33,30%.

Indikator penilaian terhadap guru semua mata pelajaran mendukung pengembangan dan penguatan kemampuan baca murid,

yaitu persentase guru pada umumnya (kecuali guru kelas awal dan guru bah Indonesia) mengembangkan ketrampilan murid

dalam membaca dengan sekurang-kurangnya dua strategi berikut: 1) Memberi kesempatan kepada murid untuk membaca pada

saat pembelajaran berlangsung secara mandiri, berpasangan atau berkelompok; 2) Memberikan bahan bacaan selain buku teks

kepada murid untuk dibaca; 3) Memeriksa pemahaman murid tentang apa yang mereka baca; dan 4) Mendiskusikan kata atau

konsep baru dalam teks untuk membangun pengenalan kata dan kosa kata.

Indikator penilaian terhadap murid memperlihatkan prilaku belajar yang positif, yaitu prosentase kelas dimana 80% murid

terlibat secara aktif dalam mengerjakan tugas (tidak mudah terganggu) dan murid memperlihatkan sedikitnya empat kegiatan

berikut: 1) Sebagian besar murid mengetahui apa yang dipelajarinya dan mengapa hal itu dipelajari; 2) Memperlihatkan

kemampuan untuk memecahkan masalah; 3) Apa yang mereka lakukan adalah hasil pikirannya sendiri (ditulis dengan kata-kata

mereka sendiri); 4) Mereka mengungkap perasaannya ketika pelajaran berlangsung atau mengajukan pertanyaan; 5) Sebagian

besar ikut serta dalam kegiatan bersama seperti pada saat melakukan eksperimen (uji-coba) atau diskusi.

14.30%

42.90%42.90%

14.30%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

Mitra Pembanding

Guru memperlihatkan praktek yang baik dalam mengajar dan menilai

2012 2013

2.40%

23.80%

42.90%

21.40%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

Mitra Pembanding

Guru semua mata pelajaran mendukung pengembangan dan penguatan kemampuan baca murid

2012 2013

11.90%

26.20%

69.00%

33.30%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Mitra Pembanding

Murid memperlihatkan perilaku belajar yang positif

2012 2013

Page 12: Seuramoe PRIORITA S - prioritaspendidikan.org · SES euramoe PRIORITAS 2 Edisi : 1/2012 Edisi VIII / Juni - September 2014 Seuramoe Utama masyarakat di luar sekolah,” ujar Yusnizar.

12

Edisi VIII / Juni - September 2014

Kabupaten Kohor 2 Ikuti Lokakarya 2 PPG

Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi: Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl. Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran: [email protected]

diajukan kepada bapak bupati, apalagi

ini menyangkut ketetapan bersama

lima menteri,” katanya.

Kelebihan dan kekurangan

guru masih menjadi permasalahan

utama. Karena itu, analisis ini sangat

diperlukan untuk melihat

penyebarluasan guru di kabupaten.

Salah seorang tim dari Kemenag Aceh

Tamiang, Irwansyah, menyatakan

analisis PPG akan selesai tepat waktu.

“Kami optimistis dengan dua kali

pendampingan lagi kita dapat

menyajikan analisis PPG ini, terutama

untuk pemerataan guru pada

madrasah yang ada di Aceh Tamiang,”

katanya.

provider) yang berasal dari perguruan

tinggi di Aceh. Kepala DInas Pendidikan

Aceh Barat Daya Yusnaidi

mengharapkan dari analisis PPG di

kabupatennya dapat segera terwujud

dokumen resmi. “Tim kami akan segera

mewujudkan dokumen PPG agar dapat

kita uji saat konsultasi publik dan

okakarya 2 Penetapan Kebijakan LPPG Kab. Kohor 2 (19-21/9) yang

diikuti oleh dinas pendidikan,

Kemenag, dan BKD/BKPP telah

menghasilkan analisis PPG yang

berkaitan dengan pengambilan

kebijakan. Pada kegiatan tersebut juga

dilatih calon fasilitator (service

Unsyiah dan UIN Ar Raniry Gelar Pertemuan dengan Sekolah Mitra

Seuramoe PRIORITAS Edisi VIII / Juni - September 2014

ebanyak 18 sekolah mitra LPTK bertemu dengan sekolah mitranya

Sdi Banda Aceh. Mitra FKIP Unsyiah itu terdiri atas 6 SD dan 3 SMP.

Kegiatan ini dihadiri 31 peserta dari unsur kepala sekolah, guru,

pengawas dan dinas pendidikan, serta dekan FKIP yang menjadi

pembicara utama (12/8). Mitra FITK UIN Ar Raniry dihadiri pula oleh 6

MI dan 3 MTs mitra atau sejumlah 29 orang unsur pendidik bersama

jajaran dekan FITK UIN Ar Raniry (22/8).

Kegiatan ini dihelat untuk memperkuat hubungan antara LPTK

dan sekolah laboratorium/mitranya, mendiskusikan hasil pendampingan,

berbagi praktik yang baik di antara sekolah mitra, dan mengembangkan

rencana kegiatan yang akan datang secara bersama. Dekan FKIP Dr.

Djufri, M.Pd mengajak sekolah mitra secara bersama mendidik calon-

calon guru pada saat PPL di sekolah mitra. ”Kualitas praktik pengajaran

yang dilakukan oleh mahasiswa PPL sangat tergantung pada kualitas

sekolah tempat mereka PPL. Guru pamong adalah kunci utama untuk

membantu mahasiswa saat PPL. Karena itu, dosen pembimbing kami

arahkan untuk selalu berkolaborasi dengan guru pamong dalam

mengawasi mahasiswa PPL agar mereka berkualitas,” jelasnya. Ia juga

berharap mahasiswa tidak hanya terhenti ke sekolah saat PPL selesai

dilakukan. “Bagi mahasiswa FKIP ke sekolah merupakan kewajiban. Kami

arahkan mereka untuk lebih sering mengunjungi sekolah-sekolah dan

mengamati proses pembelajaran di sekolah sehingga bukan hanya saat

PPL saja mereka turun ke sekolah,” tegasnya.

Kegiatan pertemuan tersebut telah menghasilkan beberapa

rekomendasi. Di antaranya, pengawas dosen (dosen pembimbing) harus

memiliki kolaborasi dengan guru pengawas untuk mengawasi siswa PPL

agar memiliki kualitas yang baik dari PPL. Guru pre-service (mahasiswa)

harus sering mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengamati

pembelajaran di sekolah dan sekolah mitra siap untuk menerimanya.

Untuk meningkatkan penelitian dosen, dosen harus bekerja sama dengan

guru di sekolah. Selain itu, guru menyarankan fasilitator LPTK melakukan

pemodelan di kelas sekolah lab/mitra saat pendampingan.

3 Kabupaten DBE Siap Lanjutkan Diseminasi

abupaten Pidie, Bireuen, dan Aceh KTengah menyatakan kesiapan untuk

mengalokasikan dana APBK untuk

penyebarluasan praktik yang baik ke sekolah-

sekolah lainnya di kabupaten tersebut. Hal

ini dikemukakan saat rapat kaji ulang dan

perencanaan kabupaten selama bulan

Agustus.

Pada kegiatan tersebut juga

dilakukan penyinergian program dinas

pendidikan dengan program USAID

PRIORITAS dalam pelaksanaan tahun

anggaran 2014. Misalnya, di Kabupaten Pidie

program yang akan disinergikan adalah

pelatihan/pemantapan guru SMP mapel

matematika, bahasa Inggris, IPA, dan IPS,

sedangkan di Kab. Bireuen program yang

disinergikan adalah pelatihan penyusunan

perangkat pembelajaran serta

pengintegrasian K13, metodologi dan

strategi pembelajaran.

Kepala Dinas Pendidikan Bireuen

Nasrul Yuna mengharapkan adanya

perubahan cara mengajar guru guru,.

“Dengan adanya pelatihan bersama USAID

PRIORITAS kami, mengharapkan adanya

nuansa yang berbeda dalam pelaksanaan

pelatihan guru. Jangan hanya mendengarkan

ceramah, tapi kita harapkan guru akan lebih

produktif sehingga hasil pelatihan bisa

dijadikan sebagai salah satu cara menuju

perubahan terutama cara mengajar guru,”

harapnya.

Kadis Pendidikan Abdya dan tim PPG (kiri). Diskusi tim PPG dari 4 kabupaten mitra kohor 2 (tengah dan kanan)

Foto

: Teu

ku M

eldi /

Kom

unik

asi