Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

10
DEMOKRASI YANG BERKEADILAN SOSIAL (Korelasi Pemilukada terhadap Korupsi di Daerah) Dr. SUPRIYADI, S.H., M.H. Diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Administrasi Negara FISIP Unmer Malang Pusat Pertemuan Ilmiah (PPI) Unmer Malang, 30 Mei 2012

Transcript of Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

Page 1: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

DEMOKRASI YANG BERKEADILAN SOSIAL

(Korelasi Pemilukada terhadap Korupsi di Daerah)

Dr. SUPRIYADI, S.H., M.H.

Diselenggarakan oleh HMJ Ilmu Administrasi Negara FISIP Unmer MalangPusat Pertemuan Ilmiah (PPI) Unmer Malang, 30 Mei 2012

Page 2: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

CURRICULUM VITAE

01. N a m a : Dr. Supriyadi, S.H., M.H.02. Tempat / tgl lahir : Gresik, 14 Januari 196003. Jabatan : Struktural : Dekan Fak. Hukum Unmer Malang

Akademik : Dosen S-1 & S-2 Pascasarjana Unmer Malang

04. Pendidikan di Perguruan TinggiJenjang Perguruan Tinggi Lulus

1. Sarjana Hukum (S-1)

Fak.Hukum Univ. Air langga Sby

1985

2. Magister Hukum (S-2)

Prog. Pascasarjana Univ. Padjadjaran Bandung

1991

3. Doktor (S-3) I lmu Hukum

Prog. Pascasarjana Univ. Brawijaya Malang

2007

Page 3: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

DEMOKRASI(RELEVANSI ETIKA, DEMOKRASI & HUKUM)

1.Demokrasi (antara “kekuasaan” dan “Etika”)2.Jika Demokrasi tidak dapat membawa pada situasi

keadilan yang berkemakmuran atau kemakmuran yang berkeadilan, maka kita tidak butuh apapun dari Demokrasi.

3.Demokrasi dipercaya sebagai gagasan universal yg dapat diterima dalam ragam perspektif.

4.Demokrasi memiliki potensi memberikan yg terbaik bagi manusia, terutama melindungi hak-hak individu, ketika berhadapan dengan Pemerintahan Negara.

5.Demokrasi dapat dipandang sebagai suatu idea tentang tatanan kehidupan berpolitik (teori politik). Idea Demokrasi disandarkan pada Kebebasan, Kesamaan, dan Kehendak Rakyat Banyak.

Page 4: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

DEMOKRASI(LEGITIMASI KEKUASAAN)

1.Legitimasi (pendasaran yang sah) Kekuasaan Pemerintah. Pemerintahan maupun Lembaga Perwakilan tidak akan mungkin berjalan efektif tanpa adanya “legitimasi” politik yang penuh dari rakyat.

2.Legitimasi yang kokoh tidak hanya bersifat “yuridis (memperoleh landasan hukum/didasarkan pada landasan hukum yang berlaku)”, “sosiologis (mendapat pengakuan masyarakat)”; tetapi juga“filosofis (didasarkan pada nilai-nilai etis_moral)”

3.Selain mendasarkan pada 3 hal di atas, agar legitimasi tersebut “langgeng”, maka perlu didukung capacity dan capability, termasuk skill yg cukup untuk melakukan pengelolaan (manajemen) negara.

Page 5: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

LANJUTAN …

1.“Legitimasi Sosiologis” ditunjukkan melalui banyaknya dukungan suara yang diperoleh; sedangkan “legitimasi yuridis” merupakan abstraksi & kelanjutan dari legitimasi sosiologis yang diformat dalam bentuk legal-formal yang menjadi dasar keabsahan suatu kekuasaan yang kemudian disebut pemenuhan aspek legalitas atau aspek konstitusional. Sementara “legitimasi filosofis” lebih mendasarkan pada nilai dan prinsip yang bersifat universal yang tidak mengenal batas wilayah dan dapat dipertanggungjawabkan pada tataran kemanusiaan yang paling dalam.

2.Sesuatu yang legal-konstitusional, secara filosofis belum tentu etis atau sesuai dengan moralitas, sehingga seharusnya penggunaan kekuasaan juga dilandasi dengan menjunjung HAM, keadilan, & kebenaran.

Page 6: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

LANJUTAN …

1.Jika kekuasaan didasarkan pada 3 legitimasi tersebut, bisa dijamin bahwa kekuasaan menjadi mantap, stabil, & kokoh.

2.Kebenaran & keadilan adalah tujuan atau arah dari hukum.

3.Mayoritas tidak dapat menjadi dasar pembenar dalam proses hukum di pengadilan.

4.Dalam hukum, tidak ada kompromi, sedangkan dalam politik, kebenaran dan kesalahan dapat dikompromikan. Politik membuka pembuktian yang longgar.

5.Politik menyangkut strategi pencitraan, tawar menawar, & bersifat situasional

Page 7: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

Pertanyaan Hipotetis1.Apakah sebagian kepala daerah (sepertiga dari

jumlah kepala daerah) di Indonesia yang tersangkut kasus korupsi merupakan dampak dari Pemilukada secara langsung (sebagai wujud demokrasi) ?

2.Adakah korupsi yang merambah kalangan birokrasi bahkan di kelembagaan negara yang tidak dilakukan secara demokratis, tetapi juga marak korupsinya ?

3.Persoalan korupsi di Indonesia, yang sebagian menjerat beberapa kepala daerah, apakah dampak dari Pemilukada secara langsung sebagai wujud kedaulatan rakyat dan demokrasi atau ini merupakan persoalan moral, kultur, sistem, penegakan hukum ?

4.Terkait Pemilukada, apakah persoalan demokrasinya atau persoalan sistemnya dengan stimulus politik biaya tinggi ?

Page 8: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

PRINSIP DEMOKRASI

1.KEBERADAAN BADAN PERWAKILAN RAKYAT --- PEMILU;

2.ASAS KETERBUKAAN / TRANSPARANSI --- KEBEBASAN PERS;

3.PERANSERTA MASYARAKAT / PARTISIPASI MASY.

Page 9: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

- KEBERADAAN PEMERINTAH (dalam arti sempit atau luas) ditentukan oleh rakyat atau melalui wakil rakyat;

- FROM THE PEOPLE; BY THE PEOPLE; FOR THE PEOPLE.

- SECARA TEORITIK, DIBEDAKAN ANTARA DEMOKRASI SECARA “FORMAL” dan “MATERIIL”

- DEMOKRASI SECARA “FORMAL”, MENGUJI PEMENUHAN INDIKATOR-2 DEMOKRASI

HAKEKAT DEMOKRASI

Page 10: Seminar Regional Demokrasi Fisip Unmer Malang

- DEMOKRASI DALAM ARTI “MATERIIL”, MENGUJI REALITA / IMPLEMENTASI INDIKATOR-2 DEMOKRASI SECARA FORMAL DALAM KENYATAAN.

- PEMILU --- SARANA MELAHIRKAN BADAN PERWAKILAN RAKYAT; menguji asas LUBER & JURDIL;

- KETERBUKAAN / TRANSPARANSI; manjamin rakyat memperoleh informasi tentang kebijakan yg akan, sedang, telah diambil SERTA hak untuk mengakses informasi yang diperlukan

- PARTISIPASI; dalam rana proses, pelaksanaan dan evaluasi