Laporan Akhir Pkmm Ferry Eko s Unmer Madiun
Transcript of Laporan Akhir Pkmm Ferry Eko s Unmer Madiun
LAPORAN AKHIR
PKM-M
JUDUL KEGIATAN :
PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI
ALTERNATIF PAKAN UNTUK MEMPERCEPAT
PENGGEMUKAN TERNAK KAMBING
Oleh :
KETUA KELOMPOK : FERRY EKO SULISTYONO (07.41.003/2007)
ANGGOTA : 1. YUYUK YUSTRIANI (08.41.0011/2008)
2. FAHRUR ROMDONI (08.41.0013/2008)
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2010
1
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : “Pemanfaatan Kulit Cacao Sebagai Alternatif Pakan Untuk Mempercepat Penggemukan Ternak Kambing.”
2. Bidang Kegiatan : PKM-M3. Bidang Ilmu : Pertanian4. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a.Nama Lengkap : Ferry Eko Sulistyonob. NIM : 07.41.0003c.Program Studi : Agrotechnologyd. Perguruan Tinggi : Universitas Merdeka Madiune.Alamat Rumah : Rt. 001/ RW. 003 Ds. Keras Wetan,
Kecamatan Geneng, Kab. Ngawif. Nomor Telepopn / HP : 085749022935g. Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang6. Dosen Pendamping :
a.Nama Lengkap : Ir. Wuryantoro , MPb. NIP : 19600415 198601 1 001c.Alamat Rumah : Jl. Sukoyono Gg I Madiund. Nomor Telepon / HP : 081335702284
7. Biaya Kegiatan : a.Sumber Dikti : Rp.6.750.000,-b. Sumber Lain : ---
8. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan : 5 bulan.
Menyetujui Ketua Program Studi
Ir. WURYANTORO, MPNIP. 19600415 198601 1 001
Madiun, 7 Juni 2010Ketua Pelaksana
FERRY EKO SULISTYONONIM. 07 41 0003
Pembantu Rektor III
Dr. Ir. SUKAR, MSNIP. 195 003 181 979 031 001
Dosen Pembimbing
Ir.WURYANTORO, MPNIP. 19600415 198601 1 001
2
ABSTRAK
PKM pengabdian masyarakat dilaksanakan di desa Wayan kecamatan Pulung, kabupaten Ponorogo. Pengabdian ini mengambil judul “ Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Alternatif Pakan Untuk Mempercepat Penggemukan Ternak Kambing “ .
Hasil observasi dari desa wayang yaitu bahwa masyarakat desa wayang yang mayoritas petani telah berhasil membudidayakan kakao dan akan terus berkembang sehingga potensi kakao di masa mendatang cukup besar.
Dari hasil observasi tersebut, diketahui pula bahwa limbah kulit buah kakao ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan kulit buah kakao oleh masyarakat desa wayang hanya terbatas pada pemanfaatan kulit kakao sebagai bahan baker saja. Dengan melimpahnya kulit buah kakao tersebut tim pkm kami melakukan kajian pemanfaatan kulit kakao tersebut sebagai pakan ternak.
Dari kajian yang kita laksanakan diperoleh hasil bahwa limbah kulit buah kakao bisa dijadikan pakan ternak, namun harus melalui proses fermentasi lebih lanjut yang akan membuat kandungan nutrisi kulit buah kakao semakin besar. Setelah diperkenalkannya cara pemanfaatan limbah kulit buah kakao ini kepada masyarakat, masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkannya sebagai bahan pakan ternak mereka. Dengan melakukan kajian pemanfaatan kulit buah kakao ini, diharapkan bisa mengoptimalkan sumber daya alam yang tersedia dan diharapkan mampu menyumbangkan kontribusi secara nyata bagi peningkatan taraf perekonomian petani.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan hidayah-Nya sehingga tim pengabdian kepada masyarakat dapat menyelesaikan laporan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KAKAO SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGGEMUKAN TERNAK KAMBING”
Pada kesempatan ini tim penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada lembaga pengabdian kepada Masyarakat Universitas Merdeka Madiun yang telah membantu kami menyelesaikan pengabdian masyarakat ini, tanpa bantuan dari LPPM Universitas Merdeka Madiun sangat sulit bagi kami untuk dapat menyelesaikan kegiatan pengabdian ini .
Tim penulis telah berusaha untuk menyempurnakan tulisan ini, namun sebagai manusia kami pun menyadari akan keterbatasan maupun kehilafan dan kesalahan yang tanpa kami sadari. Oleh karena itu, saran dan kritik untuk perbaikan laporan akhir ini akan sangat dinantikan.
Madiun, 7 Juni 2010
Penulis
4
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMasyarakat desa pada umumnya berprofesi sebagai petani dan peternak
yang mencapai 90%, dan selebihnya berprofesi sebagai pedagang, PNS, wiraswasta dan lain-lain. Hampir dapat dipastikan dari para petani memiliki usaha sampingan yaitu berternak., namun sektor peternakan belum dikelola sacara maksimal sehingga hasilnya belum yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena usaha ternak hanya merupakan usaha sampingan setelah bertani.
Desa Wayang, Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, yang luas wilayahnya relatif sempit ( 271,673 ha) sudah cukup banyak petani yang berhasil membudidayakan cacao, dan saat ini sebagian besar penduduknya termotivasi untuk mulai membudidayakannya sehingga potensi cacao di masa mendatang cukup besar. Selama ini hasil panen yang dimanfaat kan hanya bijinya sedangkan kulit dibiarkan begitu saja atau setelah kering digunakan sebagai bahan bakar. Di tempat lain, seperti Kabupaten Madiun, kakao ini telah berkembang dengan baik, sehingga potensi limbah kulitnya cukup besar, sehingga sangat diperlukan kajian pemanfaatan limbah kulit ini sehingga mempunyai nilai tambah dan bermanfaat bagi peningkatan pendapatan petani. Dengan asumsi setiap petani mempunyai 20 tanaman maka limbah kulit yang dihasilkan tiap minggunya sekitar 2 karung (setara 20 kg/karung ), maka dapat dibayangkan betapa besar potensi limbah ini bila dapat dimanfaatkan dengan baik. Kulit buah kakao (shel food hush) mempunyai kandungan gizi 88% BK, 8% PK, 60% SK, 50,8 TDN dan penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40% (Sunanto, 1994 dalam Anonim, 2009; Imza dalam Anonim, 2008). Dikatakan lebih lanjut bahwa kulit buah kakao yang diberikan secara langsung pada ternak justru akan menurunkan berat badan ternak , sehingga perlu difermentasi dulu untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna oleh hewan. Sedangkan Munier dalam Anonim, 2005 mengatakan bahwa kulit buah kakao yang sebagai makanan tambahan ternak kambing dapat meningkatkan bobot akhir 4,2 kg selama 2,5 bulan, dengan pemberian pakan 2-3 kg per hari.
Pengembangan ternak sangat tergantung dari ketersediaan pakan, dan di pedesaan sangat tergantung pada musim, sehingga perlu diperoleh alternatif pakan menggunakan potensi yang tersedia secara lokasional. Potensi limbah kulit kakao dinilai cukup potensial untuk keperluan tersebut, namun memerlukan kajian lebih lanjut dalam pemberdayaannya.. Siregar, 1988 mengatkan bahwa kulit buah kakao dapat digunakan sebagai campuran bahan pakan ternak., dengan kandungan protein mencapai 20,4 %.
Kondisi demikian memotivasi kami untuk melakukan kajian pemanfaatan kulit kakao sebagai alternatif dan suplemen pakan ternak kambing guna mengoptimalkan sumber daya alam yang tearsedia. Jangka panjangnya, diharapkan mampu menyumbangkan kontribusi secara nyata bagi peningkatan taraf perekonomian petani.
5
B. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan warga desa (Desa Wayang
khususnya) terhadap pemanfaatan kulit Cacao? 2. Bagaimana cara memperoleh ransum pakan ternak kambing
menggunakan limbah kulit kakao yang aman dan bergizi.
C. TUJUAN PROGRAM1. Menghasilkan ransum pakan ternak kambing menggunakan limbah kulit
kakao.2. Melatih dan mengembangkan jiwa kreatif serta kepedulian mahasiswa
terhadap kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
D. TARGET LUARAN YANG DIHARAPKAN1. Diperolehnya pakan ternak alami menggunakan sumberdaya yang
tersedia, untuk meningkatkan proses produksi ternak kambing. 2. Meningkatkan produktifitas petani, diperolehnya ternak dengan kualiatas
tinggi.
E. KEGUNAANManfaat kegiatan ini antara lain :1. Memberdayakan limbah produk peratanian yang terbuang sia-sia, menjadi
produk yang bermanfaat.2. Tingkat pendapatan petani dari sektor usaha sampingan ternak dapat
meningkat3. Terciptanya kegiatan kemandirian petani yang menghasilkan produk
bermanfaat.4. Bagi mahasiswa, selain meningkatkan kualitas pembelajarannya, juga
untuk lebih meningkatkan kepedulian dalam memecahkan masalah di masyarakat.
II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARANGambaran umum masyarakat Desa Wayang, adalah sebagai berikut ; 1. Jumlah penduduk 1612 jiwa (412 KK)2. Luas wilayah 271,673 ha3. Distribusi umur penduduk, 40% warga usia antara 35-60 tahun, 20%
warga usia diatas 60-80 tahun, 20% anak-anak dan remaja yang masih sekolah (SD-SMA dan sebagian kecil perguruan tinggi ), 15% usia balita dan 5% warga lansia.
Pada saat ini pemuda usia produktif sangat jarang di daerah ini karena mereka lebih memilih untuk mengadu nasib menjadi TKI dikarenakan sangat sulit untuk bekerja di desa sendiri dengan harapan penghasilan yang layak. Pendapatan harian warga per hari sekitar Rp.15.000,00. pendidikan sebagian warga adalah lulusan SLTP ,kemudian SMA ,SD, dan hanya beberapa orang saja yang mampu melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan
6
semakin banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan di desa, diharapkan dapat mengurangi laju pengiriman TKI ke luar negeri, sehingga lebih peduli terhadap pembangunan di desanya.
III. METODE PELAKSANAANKegiatan dilakukan di desa Wayang Kec. Pulung Kab. Ponorogo. Kegiatan
dilakukan mulai bulan februari hingga bulan juni.Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan ini antara lain :
1. Tahap Pra Pelaksanaana. Survey dan sosialisasi terhadap para petani Kakao dan peternak
kambing desa Wayang, Kecamatan Pulung b. Pembuatan pakan ternak menggunakan kulit kakao sebagai pengenalan
kepada petani.
2. Pelaksanaana. Pengolahan kulit Cacao sebagai pakan ternak
Bahan-bahan (untuk ukuran 1 buah drum dengan tinggi 125 cm)1. Kulit Cacao 1 karung2. Daun jagung 2 karung3. Tongkol jagung 2 karung4. Jerami 2 karung5. Macam-macam rumput 2 karung6. Tetes 8 cangkir
Alat-alat1. Sabit 1 buah2. Drum/ tong 1 buah3. Mesin pencacah 10PK (jenis diesel ) 1 unit4. Ember besar 2 buah5. Sekop 1 buah6. Plastik besar 2 buah7. Karet besar 2 buah8. Telenan besar 1 buah
b. Cara Pembuatan1. Siapkan semua alat dan bahan2. Kulit Cacao, daun jagung, tongkol jagung, jerami, rumput seluruhnya
dicacah dengan menggunakan mesin pencacah atau juga bisa dilakukan dengan cara manual menggunakan sabit.
3. Semua bahan yang sudah dicacah diletakan di atas plastik besar kemudian diaduk hingga tercampur rata.
4. Masukkan bahan yang telah diaduk ke dalam drum/ tong setinggi 15 cm.
5. Taburi dengan tetes sebanyak 1 cangkir6. Kemudian masukkan lagi bahan yang sudah dicacah tadi dengan
ketebalan 15 cm di dalam drum/ tong, taburi tetes 1 cangkir.7. Ulangi penataan memasukkan bahan-bahan tersebut hingga drum/ tong
penuh.8. Untuk drum/ tong dengan tinggi 125 cm, lapisan/ susunan bahan-bahan
adalah 8 lapisan (15 cm x 8 = 120 cm).
7
9. Tutup drum dengan menggunakan plastik besar dan ikat dengan menggunakan tali karet yang sudah disiapkan.
10. Fermentasikan hingga 7 – 10 hari.11. Setelah mencapai 7 - 10 hari, buka plastik penutup drum dan ransum
siap digunakan. .
c. Pemberian ransum pakanUntuk percobaan, digunakan sampel 6 ekor kambing, dengan 3
perlakuan sebagai berikut :P1. : Kontrol, kambing hanya diberi pakan menurut kebiasaan petaniP2 : Kambing diberi pakan menurut kebiasaan petani ditambah setengah
dosis ransum tambahan olahan kulit kakaoP3. Kambing hanya diberi ransum olahan limbah kakao. Ransum pakan, diberikan setiap 2 x sehari, sesuai perlakuan. Ransum penuh adalah 6 kg/kambing/hari, diberikan pagi dan sore.
d. Pengamatan Sebelum diberi ransum/perlakuan, kambing diukur bobot dan lingkar perutnya, selanjutnya pengukuran dilakukan tiap 2 minggu sekali. Data dianalisis dengan Analisis ragam dan uji beda berganda.
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAANKegiatan pengabdian di lakukan di desa Wayang Kec.
Pululng Kab. Ponorogo. Kegiatan dimulai pada bulan febuari awal dan berakhir pada bulan juni awal.
B. TAHAPAN PELAKSANAAN / JADWAL KEGIATANPelaksanaan dimulai dari survei awal untuk mengetahui kapan
kakao mulai berbuah dan panen agar dalam pembuatan ransum buah tidak terlalu sulit untuk mencari kulit buah kakao. Kemudian setelah itu perijinan pada dinas terkait dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan. Setelah itu diskusi awal dan pengenalan dini tentang ransum kakao pada petani dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan ransum kulit kakao awal sebagai pengenalan pertama pada petani dan masyarakat sekitar. Kemudian dilakukan dengan pengaplikasian secara langsung pada kambing dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai perawat kambing tersebut. Pengamatan dilakukan setelah 2 minggu pemberian ransum pertama pada kambing. Pengamatan ini dilakukan untuk memantau berhasil tidaknya aplikasi ransum kakao pada kambing. Setelah data hasil pengamatan di peroleh, kemudian dilakukan analisa data untuk mengetahui berhasil tidaknya pengaplikasian tersebut dan untuk mengetahui berapa besar peningkatan berat kambing
8
9
JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATANBULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PRSIAPAN
2 IJIN
3DISKUSI DENGAN PETANI DAN PIHAK-PIHAK TERKAIT
4 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
5 PEMBUATAN PAKAN TERNAK
6 PEMBERIAN PAKAN PADA TERNAK
7 PENGAMATAN
8 LAPORAN PERKEMBANGAN
9 ANALISA DATA
10 LAPORAN AKHIR
10
C. RANCANGAN DAN REALISASI BIAYA
NO NAMA BARANG TANGGAL UNITHARGA
SATUAN (Rp)JUMLAH (Rp)
1 DRUM 21-Feb-10 2 50.000 100.0002 SABIT 21-Feb-10 2 15.000 30.0003 EMBER BESAR 21-Feb-10 4 25.000 100.0004 SEKOP 21-Feb-10 1 30.000 30.0005 PLASTIK TERPAL 22-Feb-10 1 82.500 82.500
6TALI KARET
BESAR22-Feb-10 3 1.500 4.500
7 TALENAN BESAR 22-Feb-10 1 10.000 10.000
8 TETES
23-Feb-1020L
4.500 90.000(BULAN 1)
03-Apr-1020L
4.500 90.000 (BULAN2)
01-Mei-1020L
4.500 90.000(Bulan 3)
02-Jun-1020L
4500 90.000(Bulan 4)
9 BAHAN BAKAR
23-Feb-103L
4.500 13.500(BULAN 1)
03-Apr-103L
4.500 13.500(BULAN 2)
01-Mei-103L
4500 13.500(Bulan 3)
02-Jun-103L
4500 13.500( Bulan 4 )
10MESIN
PENCACAH
24-Feb-10 BULAN 1 150.000 150.00003-Apr-10 BULAN 2 150.000 150.00001-Mei-10 BULAN 3 150.000 150.00002-Jun-10 BULAN 4 150.000 150.000
11 KAMBING
04-Mar-10 1 550.000 550.00004-Mar-10 3 600.000 1.800.00004-Mar-10 1 650.000 650.00004-Mar-10 1 625.000 625.000
12LAP.
PERKEMBANGAN06-Mei-10
49.500
13 SEMINAR 29-Mei-10 350.00014 DOKUMENTASI 29-Mei-10 200.00015 LAP. AKHIR 5-Jun-10 142.000
JUMLAH 5.737.500LIMA JUTA TUJUH RATUS TIGA PULUH TUJUH RIBU LIMA RATUS
RUPIAH SALDO AWAL 5.737.500
11
V. HASIL DAN PEMBAHASANA. HASIL
Tabel rata-rata berat kambing
No.Tanggal
pengamatan
Rata-rata berat awal kambing
Rata-rata berat pengamatan
I II III I II III1 21-Mar-10 20,5 24 21,5 20,5 22 22,52 04-Apr-10 20,5 24 21,5 21,5 21,75 20,53 18-Apr-10 20,5 24 21,5 19,5 21 21,754 02-Mei-10 20,5 24 21,5 24,5 22 21,55 16-Mei-10 20,5 24 21,5 26 22,5 22
Diagram perkembangan berat kambing
Tabel rata-rata lingkar perut kambing
No.Tanggal
pengamatan
Rata-rata lingkar perut awal
Rata-rata lingkar perut pengamatan
I II III I II III1 21-Mar-10 75,5 69,5 69 77,5 70,5 70,52 04-Apr-10 75,5 69,5 69 75 73 72,53 18-Apr-10 75,5 69,5 69 75 67 69,54 02-Mei-10 75,5 69,5 69 73 67,5 70,55 16-Mei-10 75,5 69,5 69 71,5 69,5 72
B. PEMBAHASAN Hasil dari kajian pemanfaatan limbah kulit buah kakao menunjukkan
adanya peningkatan berat kambing secara signifikan, namun demikian perlu adanya penyesuaian kambing terhadap makanan barunya berupa ransum kulit buah kakao. Hal ini dapat dilihat pada awal pengamatan, dimana mayoritas berat kambing turun dari berat awal yaitu 1-2 kg dari berat semula. Penurunan berat ini dikarenakan kambing masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dan makanan barunya yaitu ransum kulit buah kakao. Selain itu penurunan berat
12
badan ini bisa juga terjadi akibat kambing terkena penyakit. Dalam proses adaptasi dengan lingkungan maupun makanan barunya, kambing memang rentan terhadap serangan penyakit seperti flu dan cacingan. Waktu yang dibutuhkan kambing untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan makanan barunya berlangsung sekitar 1-3 minggu. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa setelah 2 minggu pemberian pakan ransum pada kambing, kambing mulai bisa menghabiskan semua pakan yang disediakan. Hal ini berati kambing mulai menyukai makanan baru berupa kulit buah kakao yang telah difermentasikan.
Kulit buah kakao kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 88 % protein kasar (PK) 8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan TDN 50,8 % dan penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40 %dilaporkan oleh Anonimus (2001).Selain itu hasil analisa proksimat mengandung 22 % protein dan 3-9 % lemak (Nasrullah dan A. Ella, 1993).
Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak secara langsung tanpa proses fermentasi kurang baik bagi ternak ( kambing ) karena bau kulit buah kakao berbau yang kurang enak dan tidak disukai oleh kambing selain itu kulit buah kakao juga sedikit keras dan tidak lunak. Dengan di fermentasikannya kulit buah kakao, akan meningkatkan kandungan bahan kering, protein kasar, palatabel ( rasa kesukaan kambing untuk mengkonsumsi ), sedangkan kandungan serat kasar mengalami penurunan. Penurunan serat kasar kulit buah kakao ini akan meningkatkan daya cerna kambing apabila mengkonsumsi kulit buah kakao yang difermentasikan.
Pada tahap pemberian pakan, pakan campuran antara pakan hijau dan ransum yang diberikan pada kambing membuat kambing rawan terkena penyakit dan parasit. Pemberian obat-obatan pada kambing apabila terserang penyakit dan parasit merupakan pilihan bijak untuk menyelamatkan kambing yang terserang penyakit. Pada pengamatan di lapangan, mayoritas penyakit yang menyerang kambing adalah penyakit cacingan. Penyakit cacingan bisa diatasi dengan pemberian obat cacing.
Hasil dari pengamatan diketahui pula besaran lingkar perut kambing. Lingkar perut kambing pada pengamatan tidak menunjukkan besar yang konstan. Hal ini dikarenakan lingkar perut kambing dipengaruhi oleh besarnya asupan makanan yang di makan oleh kambing tersebut. Semakin besar asupan makanan yang diserap oleh kambing tersebut maka semakin besar pula lingkar perut kambing. Begitupun sebaliknya, jika kambing kurang asupan makanannya maka lingkar perut kambing juga akan kecil.
Dari hasil pengamatan yang telah kita lakukan selama 2,5 bulan menunjukkan kenaikan berat kambing sebesar 1-2kg tiap minggunya. Terutama pada kambing yang memakan ransum kulit buah kakao. Sedangkan kambing yang memakan pakan campuran berupa ransum kulit kakao dan pakan hijauan peningkatan berat kambing hanya sebesar 1-1,5kg saja namun pada hasil pengamatan tidak terjadi kenaikan secara signifikan karena kambing terkena penyakit. Pada kambing yang diberi pakan hijauan saja kenaikan berat hanya sebesar 0,5-1kg.
VI. KESIMPULAN
13
Dari hasil pengamatan tentang rnsum kulit buah kakao dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Telah diperoleh pakan ternak dari limbah pertanian berupa kulit buah kakao yang selama ini belum dimanfaatka secara maksimal
2. Kambing dengan pakan ransum kakao lebih sehat dari kambing yang lain
3. Kambing dengan pakan campuran lebih rentan terkena penyakit dari kambing lain
4. Peningkatan berat kambing yang paling besar pada kambing yang diberi pakan barupa ransum kulit buah kakao
5. Ransum buah kakao efektif digunakan untuk meningkatkan berat kambing
14
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
- Pencacahan kakao dan bahan tambahan dengan cara manual dan menggunakan mesin pencacah
- Proses fermentai kakao
15
- Pemberian pakan pada kambing
- Kambing dengan pakan ransum kulit kakao
16
-Kambing dengan pakan campuran ( Ransum+hijauan )
- Kambing dengan pakan hijau
- Pengambilan data dan pengamatan
17
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA SAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia bekerja sama dalam kegiatan
kreatifitas mahasiswa untuk menerapkan pemanfaatan kulit Cacao sebagai pakan
ternak.
Surat pernyataan in saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran.
Semoga bisa memberikan sumbangan informasi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Ponorogo, Juli 2009
.
18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Ketua Pelaksana
Nama : Ferry Eko Sulistyono
NIM : 07.41.0003
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 28 Februari 1989
Alamat : Dusun Keras Wetan 3, RT. 001 / RW. 003
Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng,
Kabupaten Ngawi.
Pendidikan : SD Negeri Keras Wetan 01 Ngawi
SLTP Negeri 2 Karangrejo Magetan
SMU Negeri 1 Maospati Magetan
Madiun, 7 Juni 2010
FERRY EKO SULISTIYONO
19
b. Anggota Pelaksana
1. Nama : Yuyuk Yustriani
NIM : 08.41.0011
Program Studi : Agrotechnology
Fakultas : Pertanian
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 18 Januari 1985
Alamat : Dusun Surodipo RT. 01 / RW. 01 Desa
Wayang, Kecamatan Pulung, Kabupaten
Ponorogo
Pendidikan : SD Negeri Wayang Ponorogo
SLTP Negeri 2 Pulung Ponorogo
SMU Negeri 3 Ponorogo
Madiun 7 juni 2010
(YUYUK YUSTRIANI )
20
2. Nama : Fahrur Romdoni
NIM : 08.41.0013
Program Study : Agrotechnology
Fakultas : Pertanian
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 07 Juni 1983
Alamat : RT. 02 / RW. 01 Desa
Glonggong, Kecamatan Dolopo,
Kabupaten Madiun
Pendidikan : SD Negeri 04 Glonggong Madiun
SLTP Negeri 1 Dolopo Madiun
ITTC Gontor Ponorogo
Madiun 7 juni 2010
(FAHRUR ROMDONI )
21
Dosen Pendamping
A. N A M A : Ir. Wuryantoro, MPTempat / tgl lahir : Ponorogo / 15 April 1960
NIP : 19600415 198601 1 001Pangkat / Golongan : Pembina / IV aTempat Kerja : Fakultas Pertanian Universitas Merdeka
MadiunAlamat : Jl. Sukoyono Gang I / 13 b Madiun 63117
B. PENDIDIKAN
Tahun Tempat Gelar Bidang
1983 UNS Solo Ir Agronomi2001 UGM Jogjakarta MP Agronomi
C. KARYA ILMIAH
Wuryantoro. (2001). Peran EM-4 dan Mulsa dalam Penyediaan Lengas dan Substitusi Hara N pada Tanaman jagung Lahan Kering. (Agri-Tek 1:1 Maret 2001)
Wuryantoro. (2001). Interaksi Pemulsaan, Pupuk Urea dan Tumpangsari dengan Kacang Tanah terhadap Tanaman Jagung di Lahan Kering. (Agri-Tek 1:2 September 2001)
Wuryantoro. (2002). Replacement Series dalam Tumpangsari Jagung Kacang Tanah di Lahan Kering. (Agri-Tek 2:1Maret 2002)
Wuryantoro. (2003). Peran Pupuk Kandang dalam Mensubstitusi Urea dalam Budidaya Tanaman Sawi. (Agri-Tek 3:2 September 2003)
Wuryantoro, 2003. Kajian Peran Unsur N,P,K serta Pupuk Kandang dan Kompos terhadap Pertumbuhan dan Hasil serta Kadar Minyak Tanaman Nilam Pogostemon cablin, Benth). Fakultas Pertanian Unmer Madiun.
Wuryantoro dan Sukar, 2008. Upaya memperoleh minyak atsiri yang tinggi dengan berbagai teknis budidaya nilam. Hibah Bersaing DP2M 2007-2008. Fakultas Pertanian Unmer Madiun.
Madiun, 7 juni 2010
Ir. Wuryantoro, MP
22
Pasar Jenangan
Ke Kota Ponorogo
Ke Kota Ponorogo
Pasar Kesugihan
Ke Ngebel
DENAH
xxiii
LOKASIDS. WAYANG
KAMPUSUNMER MADIUN
POSLALU LINTAS
MLILIR