Seminar Proposal Tugas Akhir –SB 09 1351 - digilib.its.ac.id · Sterilisasi Sterilisasi Alat &...
Transcript of Seminar Proposal Tugas Akhir –SB 09 1351 - digilib.its.ac.id · Sterilisasi Sterilisasi Alat &...
Seminar Proposal Tugas Akhir – SB 09 1351
Oleh:
Daniar Robbiani (1506100033)
Dosen PembimbingTutik Nurhidayati, S.Si.,M.Si.Nurul Jadid, S.Si.,M.Sc.
Membutuhkanwaktu lama,
hasil beragam
LATAR BELAKANG
Nicotiana tabacum L.
Manfaat :-Sumberpendapatannegara (rokok)
Tembakau Madura var. Prancak 95
Budidaya
Konvensional
modern
Kulturjaringannegara (rokok)
- insektisida- kesehatan (obat-obatan)(Wang dkk,2008)
jaringan
kualitas tanaman unggulkualitas tanaman unggul(sama dengan induk), jumlah yang banyak
dalam waktu yang relatiflebih cepat
Eksplan daun(Hendaryono, 1994).
Medium MS � ZPT NAA : Kinetin (2:3) (Suryowinoto, 1991)
Hasil???
PERMASALAHAN
1. Kombinasi konsentrasi NAAdan Kinetin
2. Pengaruh kombinasi konsentrasiNAA dan Kinetin
Morfogenesis kultur in vitro
Nicotiana tabacum L. var. Prancak 95
?
Morfogenesis kultur in vitro
Nicotiana tabacum L. var. Prancak 95
BATASAN MASALAH
� jumlah tunas� jumlah akar�Morfologi kalus (warna & tekstur)� respon organogenesis� respon callogenesis
1.Menentukan kombinasikonsentrasi NAA dan Kinetin
2.Mengetahui pengaruh kombinasikonsentrasi NAA dan Kinetin
TUJUAN
Morfogenesis kultur in vitro
Nicotiana tabacum L. var. Prancak 95
alternatif teknik budidaya bagitanaman tembakau
(Nicotiana tabacumL.).
MANFAAT
METODOLOGI
� Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Maret
2010 di Laboratorium Kultur Jaringan Program StudiBiologi ITS. Jenis tembakau (Nicotiana tabacum L.) yangdigunakanadalahtembakauMaduravar. Prancak95 yangdigunakanadalahtembakauMaduravar. Prancak95 yangdiperoleh dari PT. Sadhana-Pasuruan.
Metodologi
SterilisasiPembuatan media
Sterilisasi
Sterilisasi Alat & lingkungan kerja
� etanol� aquades steril
�Sodium hipochlorit
Diinokulasi pada medium MS dengan 30 kombinasi ZPT NAA dan Kinetin
Pengamatan
Hasil
Analisa data :-Respon callogenesis,
organogenesis- jumlah tunas, akar
-Tekstur dan warna kalus
Sterilisasi dan Inokulasi Eksplan
I
(Fowke, L.C. et al, 1983).
70 % etanol Steril
AquadesSteril
(Bayclin ™)
1 % sodium hypochlorite(Bayclin ™)
3 2 1
Aquades Steril
Air mengalir
Eksplan Nicotiana tabacum L
Dipotong persegi (0,5 - 1 cm2)
II diinokulasi ke media MS dengan posisi horizontal
dan bagian abaksial menempel pada
permukaan medium (Dhaliwal et al., 2004).
diinkubasi ± 30 hari (25-28oC), fotoperiode 16 jam terang 8 jam gelap, pencahayaan lampu flourescen 40 watt
(Gunawan, 1995).
(Fowke, L.C. et al, 1983).
Hasil Kultur Nicotiana tabacum L.
???
Daun muda Nicotiana tabacum L.
Perbandingan Komposisi ZPT NAA dan Kinetin pada perlakuan
NAA (N)
0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm
Rancangan PenelitianRancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap(RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor (Faktor 1= konsentrasiNAA dan Faktor 2=konsentrasi Kinetin) @ 4 kali ulangan.
KIN (K)
0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm
0 ppm N0K0 N1K0 N2K0 N3K0 N4K0
1 ppm N0K1 N1K1 N2K1 N3K1 N4K1
2 ppm N0K2 N1K2 N2K2 N3K2 N4K2
3 ppm N0K3 N1K3 N2K3 N3K3 N4K3
Analisa Data
1. Uji KuantitatifJika eksplan yang ditumbuhkan menghasilkan tunas atau akar,maka akan dihitung
� jumlah tunas
� jumlah akar
Seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakanANOVA dan jika ada pengaruh maka dilanjutkan denganUjiTukey dengan tingkat kesalahan 5% menggunakan Minitab.
Hipotesis� H0 = Tidak ada pengaruh kombinasi zat pengatur tumbuh NAA
dan Kinetin terhadap morfogenesis eksplan tanaman tembakau.
� H1 = Ada pengaruh kombinasi zat pengatur tumbuh NAA danKinetin terhadap morfogenesis eksplan tanaman tembakau.
Variabel� Variabel bebas :perbandingan konsentrasi zat pengatur
tumbuh NAA dan Kinetin
� Variabel terikat : jumlah akar dan jumlah tunas
� Variabel terkendali : pH, suhu, dan pencahayaan.
2. Uji Kualitatifa. Kalus
Jika eksplan yang ditumbuhkan menghasilkan kalus makadilakukan pengamatan secara deskriptif yaitu morfologi kalus:
� tekstur kalus (lunak, keras, dan padat)
� warna kalus (kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, hijauterang)
(Ali, 2007).
b. Respon Organogenesis dan Callogenesis� Pengukuran persentase pertumbuhan eksplan (% eksplanmembentuk kalus, % eksplan bertunas, % eksplan berakar, % eksplan bertunas dan berakar).
Hasil dan Pembahasan� Respon callogenesis
Terjadi di semua perlakuan, kecuali perlakuan Kinetin tunggal (0%) :
- 25 % � 0 ppm Kinetin 0 ppm NAA
- 100 % � NAA tunggal, interaksi NAA dan Kinetin
Tabel Respon Callogenesis
NAA (N)0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm 2,5 ppm
KIN (K)
0 ppm 25% 100% 100% 100% 100% 100%
1 ppm 0 100% 100% 100% 100% 100%
2 ppm 0 100% 100% 100% 100% 100%
3 ppm 0 100% 100% 100% 100% 100%
4 ppm 0 100% 100% 100% 100% 100%
� 0 ppm NAA 0 ppm Kinetin (25%) � penambahan volume eksplan, terbentuk tonjolan kecil (kalus) tanpa disertai adanya respon organogenesis (tunas, akar).
� Hipotesis : pengaruh hormon endogen eksplan � mampu memacu sel untuk berkembang dan memperbanyak diri tetapi waktu yang dibutuhkan cenderung lama
Kalus
Gambar Eksplan dengan perlakuan 0 ppm NAA dan 0 ppm Kinetin
Tekstur dan Warna Kalus
NAA (N)0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm 2,5 ppm
KIN (K)
0 ppm 1 b 4 b 4 a 4 a 4 a 4 b1 ppm 0 2 a 2 a 2 a 2 a 4 b2 ppm 0 3 a 2 a 1 a 1 a 2 a3 ppm 0 2 2 2 2 1
Tabel Tekstur dan Warna Kalus
3 ppm 0 2 a 2 a 2 a 2 a 1 b4 ppm 0 2 a 2 a 2 a 2 a 2 a
Keterangan :0 = Tidak tumbuh kalus1 = Putih2 = Putih kehijauan3 = Hijau4 = Coklat
a = Kompak (1)
b = Remah (2)
Dominan :Warna� Putih KehijauanTekstur� Kompak
� Kalus putih� tidak mengandung kloroplas, tetapi mengandungplastid yang berisi butir pati yang sedikit-demi sedikit tumbuhmenjadi sistem membran yang jelas� terbentuk klorofil denganpaparan cahaya� kehijauan.
� Kalus hijau � mengandungklorofil � efek dari sitokinin serta
Warna Kalus
� Kalus hijau � mengandungklorofil � efek dari sitokinin sertafaktor lingkungan yaitu paparan cahaya.
� Kalus coklat� sintesis senyawa fenolik akibat adanya cekamanberupa pelukaan pada jaringan� proses degradasi klorofil(konsentrasi sitokinin rendah)� warna hijau tidak muncul.
Tekstur Kalus
� Kalus Kompak � struktur yang terorganisasi dan ditandai dengan nodul berwarna hijau
� efek sukrosa + sitokinin yang berperan dalam transport zat hara � mempengaruhi potensial osmotik dalam sel � tekanan turgor � dinding sel turgid � kalus kompak.
� Kalus Remah � mengandung banyak air, sel-sel berukuran kecil dan berikatan longgar
� pengaruh zpt (auksin) � stimulasi auksin dalam pemanjangan sel � air masuk secara osmosis � kalus remah
kalus
a b
Gambar Tekstur dan Warna kalus (a). Coklat remah, (b) putih kehijauan kompak(c ) Putih kompak, (d) Hijau kompak
dc
Respon Organogenesis Nicotiana tabacum L. var Prancak 95
� Direct Organogenesis
Eksplan bertunas
Eksplan berakar
Eksplan bertunas, berakar
� Indirect Organogenesis
Eksplan berkalus, bertunas
Eksplan berkalus, berakar
Eksplan berkalus, bertunas, berakar
Lampiran 6
Proliferasi Tunas
NAA (N)0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm 2,5 ppm
KIN (K)
0 ppm 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a
1 ppm 29,75 b 11,5 a 3,5 a 0 a 0 a 0 a
2 ppm 16 a 20 a 6 a 1,75 a 1,75 a 0 a
3 ppm 24a 24,5a 13 a 7,75 a 4,75 a 0 a
4 ppm 62,75 c 8,75 a 10,5 a 13,75 a 1 a 3,75 a
Tabel . Rerata jumlah tunas pada eksplan N. tabacum setelah 30 hari
4 ppm 62,75 c 8,75 a 10,5 a 13,75 a 1 a 3,75 a
• Kinetin sebagai faktor tunggal berpengaruh nyata terhadappembentukan tunas
• NAA sebagai faktor tunggal tidak berpengaruh nyata terhadappembentukan tunas
• Jumlah tunas pada perlakuan Kinetin tunggal berbeda nyatadengan perlakuan yang lainnya
mlah Tunas
70
60
50
40
NAA
3
4
5
6
1
2
Interaction Plot for Tunas
Grafik perbandingan rata-rata jumlah tunas dengan konsentrasi zpt
62,75
Kinetin
Rata-Rata Jum
54321
30
20
10
0
� NAA tunggal tidak terbentuk tunas
� NAA berperan dalam inisiasi kalus dan akar
� Kinetin tunggal terbentuk tunas (Direct Organogenesis)
� Kinetin berperan dalam pembelahan sel dan memicu pembentukan tunas
� Interaksi NAA Kinetin�Sebagian besar terbentuk tunas (indirect organogenesis)
� NAA+Kinetin � pembentukan kalus dan selanjutnya diikuti pembentukantunas dan akar
Tunas
(b). 0 ppm NAA, 4 ppm Kinetin (a). 0,5 ppm NAA, 1 ppm Kinetin
Kalus
Akar
Gambar respon eksplan (a). Indirect organogenesis, (b). Direct organogenesis
Proliferasi Akar
NAA (N)0 ppm 0,5 ppm 1 ppm 1,5 ppm 2 ppm 2,5 ppm
KIN (K)0 ppm 0 a 1,75 a 7,5 a 0,5 a 1,5 a 37,75 b1 ppm 0 a 5 a 5 a 6,5 a 0,75 a 0 a2 ppm 0 a 0 a 1,5 a 7,5 a 2,5 a 1,25 a3 ppm 0 a 0 a 0 a 0 a 1,5 a 0 a
Tabel . Rerata jumlah akar pada eksplan N. tabacum setelah 30 hari
4 ppm 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a 0 a
� Hasil analisis ragam � Interaksi NAA dan kinetin berpengaruh terhadap Rerata jumlah akar, dan tidak berbeda nyata pada uji tukey kecuali perlakuan 2,5 ppm NAA dan 0 ppm Kinetin
mlah Akar
40
30
20
NAA
3
4
5
6
1
2
Interaction Plot for Akar
Grafik perbandingan rata-rata jumlah akar dengan konsentrasi zpt
Kinetin
Rata-Rata Jum
54321
20
10
0
� Interaksi antara NAA dan Kinetin pada medium tidak berbeda nyata � kecilnya rerata jumlah akar � tidak semua kombinasi dalam perlakuan ini tumbuh akar, meskipun dalam media telah ditambahkan NAA dan Kinetin.
� Peningkatan pemberian konsentrasi Kinetin baik tunggal maupun kombinasi dengan NAA tampak bersifat menghambat dalam mempengaruhi pembentukan akar pada eksplan
� Penambahan auksin dapat membuat kalus berdiferensiasi menjadi akar � auksin tunggal dapat memicu pembentukan akar baik dalam akar � auksin tunggal dapat memicu pembentukan akar baik dalam konsentrasi rendah maupun tinggi.
Gambar Akar yang terbentuk pada perlakuan 2,5 ppm NAA dan 0 ppm Kinetin
Kesimpulan
� Penambahan zpt NAA dan Kinetin memberikan pengaruhterhadap jumlah tunas, jumlah akar pada kulturin vitro eksplandaun tembakau (Nicotiana tabacumL. var.Prancak 95).
� Respon Jumlah Tunas terbaik� perlakuan Kinetin tunggal 4(62,75 tunas/eksplan).
ResponJumlahAkar terbaik � perlakuanNAA tunggal 2,5ResponJumlahAkar terbaik � perlakuanNAA tunggal 2,5ppm (37,75 tunas/eksplan).
� Organogenesis pada eksplan terjadi secara langsung dan tidaklangsung dan Callogenesis terjadi pada eksplan pada semuaperlakuan kecuali perlakuan tanpa penambahan NAA.
Saran
� Penelitian lanjutan tentang kultur in vitro Tembakau (Nicotiana tabacum L. var. Prancak 95) dilakukan dengan menggunakan berbagai macam eksplan (nodus, batang, akar, dsb) untuk meningkatkan respon morfogenesis � terbentuknya kalus, tunas, dan akar.
� Untuk menumbuhkan eksplan hingga menjadi plantlet harus dilakukan sub kultur dengan medium yang mengandung zat pengatur tumbuh auksin selain NAA misalnya 2,4-D, BA, IBA dengan konsentrasi yang optimal tanpa penambahan sitokinin.
DAFTAR PUSTAKAAli, Gowher. et al,. 2007. Callus Induction and in vitro Complete Plant
Regeneration of Different Cultivars of Tobacco (Nicotianatabacum L.) onMedia of Different Hormonal Concentration.Biotechnology 6 (4): 561-566.Departement of Biotechnology, University of Malakand, Chakdara NWFP,Pakistan.
Ambarwati, A. D. 1987.Induksi Kalus dan Diferensiasi pada Kultur JaringanGnetum gnemon L. Skripsi Biologi.Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.
Dhaliwal, Harbinder. S. et al,. 2004. Tiba Inhibition of In vitro OrganogenesisinDhaliwal, Harbinder. S. et al,. 2004. Tiba Inhibition of In vitro OrganogenesisinExcised Tobacco Leaf Explants.In vitro cell. Dev. Biol. Plant 40:235-238.PlantPhysiology Research Group, Departement of Biological Sciences, University ofCalgary, Calgary, Alberta, T2N 1N4, Canada
Fowke, L.C.et al,. 1983. Organelles Associated With The Plasma Membrane ofTobacco Leaf Protoplasts.Plant Cell Reports (1983) 2: 292-295.
George, E. F., and P. D. Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture.Exegetic Limited. London.
Gunawan, L.W., 1988.Teknik kultur jaringan tumbuhan.Laboratorium KulturJaringan Tumbuhan, Pusat Antar Universitas (PAU), Institut Pertanian Bogor(IPB). Bogor.
Hendaryono, D. P. Sdan Ari Wijani. 1994.Teknik Kultur Jaringan (Pengenalan danPetunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern).Penerbit Kanisius.Yogyakarta
Mohr, H dan P. Schopfer. 1978. Lehrbuch der Pflanzenphysiologie.Hlm. 368-387. Springer verlag. Berlin, Heidelberg, New York.
Nugroho, A. 2004. Pedoman PelaksanaanTeknik Kultur Jaringan. PenebarNugroho, A. 2004. Pedoman PelaksanaanTeknik Kultur Jaringan. PenebarSwadaya. Jakarta.
Salisbury, F. B dan C.W. Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Bandung: ITB.
Silva, J. A. T. 2005. Simple Multiplication and Effective Genetic Transformation(Four Methods) of in vitro-grown Tobacco by Stem Thin Cell Layers. PlantScience 169: 1046-1058
Street, H. E. 1972.Plant Tissue and Cell Culture. England: Botanical Laboratories.University of Leicerster.
Suryowinoto, M. 1996.Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Suwarso, Anik Herwati. 2008.Varietas Unggul Tembakau Prancak 95.www.bpatp.litbang.deptan.go.id
USDA. 2000. Nicotiana tabacum. The PLANTS Database, Plant Nasional Data Center, NRCS. Baton Rouge, LA 70874-4490 USA. Baton Rouge, LA 70874-4490 USA.
Vasil, I dan Vasil, V. 1986. Cell Culture and Somatic Cell.Genetic Plants, Vasil, I dan Vasil, V. 1986. Cell Culture and Somatic Cell.Genetic Plants, Academic Press., Orlando. Florida. USA
Wang, Haiyan dkk. 2008. Identification of polyphenols in tobacco leaf and theirantioxidant and antimicrobial activities.Journal Food Chemistry 107 (2008)1399–1406