Selvi Sken 8 blok 5
-
Upload
selvi-gunawan -
Category
Documents
-
view
33 -
download
3
description
Transcript of Selvi Sken 8 blok 5
Sakit dan Nyeri Pada Lutut karena Osteoartritis
Selvi Gunawan (102013052)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected]
Pendahuluan
Otot dan tulang merupakan kesatuan sistem gerak pada tubuh.Otot merupakan bagian tubuh yang
melekat pada tulang dan berfungsi sebagai penyokong tubuh.Otot juga sebagai alat gerak yang
menggerakan bagian tubuh dengan cara kontraksi.Otot pada umumnya terbagi atas 3 jenis yaitu
otot jantung, otot polos dan otot lurik (skelet).Sementara tulang adalah bagian tubuh yang
berfungsi untuk menyokong tubuh dan melekat pada otot.Tulang terbagi menjadi tulang rawan
dan tulang keras.
Lutut adalah sebuah sendi yang menghubungkan tulang tibia dan femur.Lutut juga menyokong
hampir seluruh berat badan tubuh.Pada usia lanjut sering ditemui sakit dan nyeri pada lutut,
kedua bagian ini tidak berfungsi secara optimal seperti pada usia muda.Nyeri pada daerah lutut
dapat berasal dari lutut itu sendiri atau dari tempat lain (seperti pinggang, pergelangan kaki atau
punggung bagian bawah) karena saling berhubungan. Struktur dari lutut terdiri dari tulang dan
tulang rawang serta ligamen.Kelainan atau gangguan pada struktur tersebut dapat menimbulkan
nyeri. Penyebab nyeri lutut yang paling sering antara lain infeksi, peradangan (rheumatoid
arthitis, osteoarthitis) atau cedera.Dengan makalah ini diharapkan para pembaca dapat
memahami pengaruh otot dan tulang terhadap orang yang berusia lanjut.
1
Struktur Makroskopik Ekstremitas Inferior
Lutut terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah otot, tulang dan bagian-bagian lain seperti
ligamentum, cairan sinofial dan sebagainya.
1. Tulang
Pada sendi lutut terdiri dari 3 tulang utama yaitu tulang femur, Tibia dan patella.
a. Tulang Femur
Tulang femur merupakan tulang
panjang yang bersendi keatas
dengan pelvis dan kebawah dengan
tulang tibia.Tulang femur terdiri
dari epiphysis proksimal, diaphysis
dan epiphysis distalis.Pada tulang
femur ini yang berfungsi dalam
persendian lutut adalah epiphysis
distalis.Epiphysis distalis
merupakan bulatan sepanjang yang
disebut
condylous femoralis lateralis dan medialis.
Gambar 1.1 Tulang Femur
Dibagian proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut
epicondilus lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat dataran sendi yang
melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya bersendi dengan tulang
patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara condylus lateralis dan medialis terdapat
cekungan yang disebut fossa intercondyloideal.Tulang ini dapat dilihat pada gambar 1.1.
Tulang femur juga merupakan tulang terpanjang, tulang terkuat dan tulang terberat dari
semua tulang yang menyusun rangka tubuh.1
b. Tulang Tibia
Tulang Tibia adalah salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula.Tulang ini
merupakan tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumit kaki. Seperti
tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung proksimal, corpus dan ujung
2
distal bagian dari tulang tibia yang membentuk sendi lutut adalah bagian proksimal,
dimana pada bagian ujung proksimal terdapat condillus medialis dan tubercullum inter
condiloseum lateral. Didepan dan dibelakang eminentia terdapat fossa intercondilodea
anterior dan posterior.
Gambar 1.2 Tulang Tibia
Tulang tibia juga merupakan tulang medial yang besar.Tulang ini membagi berat tubuh
dari arah femur kearah kaki. Dapat dilihat pada gambar 1.2.1
c. Tulang Patella
Tulang Patella merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dengan bentuk
segitiga dan gepeng dengan aspex menghadap kearah distal. Pada permukaan depan atau
anterior tulang patella kasar
sedangkan permukaan dalam
atau dorsal memiliki
permukaan sendi yang lebih
besar dan facies medial yang
lebih kecil.Dapat dilihat pada
gambar 1.3.
Gambar 1.3 Tulang Patella
3
Struktur Mikroskopik Tulang
Tulang terbagi menjadi dua yaitu tulang rawan dan tulang kompak (tulang).
Tulang rawan
Tulang rawan adalah bentuk khusus jaringan ikat
yang berasal dari mesenkim.Seperti jaringan ikat,
tulang rawan terdiri atas sel dan matriks
ekstraselular yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
substansia. Berbeda dari jaringan ikat, tulang rawan
bersifat avascular (tidak dilewati pembuluh darah)
dan menerima makanan secara difusi melalui
matriks ekstraselular.2
Tulang rawan memperlihatkan kekuatan regang,
membentuk penyokong struktural yang kuat bagi
jaringan lunak, memberikan kelenturan tanpa
distorsi dan tahan terhadap tekanan.
Gambar 2.1 Tulang Rawan Lutut
Tulang rawan terdiri dari sel yang disebut kondrosit dan kondroblas.Untuk tulang rawan pada
lutut dapat dilihat pada gambar 2.1.Tulang rawan terdiri dari 3 jenis yaitu ulang rawan hialin,
tulang rawan elastic dan fibrokartilago.2
Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin adalah jenis yang paling banyak
ditemukan. Pada embrio, tulang rawan ini be rfungsi
sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang.
Seiring dengan pertumbuhan, model tulang rawan
secara bertahap diganti dengan tulang melalui proses
endokondral. Dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tulang Rawan Hialin
4
Pada orang dewasa tulang rawan hialin pada umumnya sudah diganti menjadi tulang.Kecuali
tulang rawan permukaan sendi, ujung iga, hidung, laring, trakea serta di bronki.Tulang rawan
hialin tersebut menetap seumur hidup dan tidak mengalami penulangan.
Tulang rawan elastik
Tulang rawan elastik serupa dengan tulang
rawan hialin,namun memiliki lebih banyak
serat elastik yang bercabang di dalam
matriksnya. Tulang rawan elastic bersifat
sangat lentur. Tulang ini terdapat di telinga
luar,dinding tuba auditorus, epiglottis dan
laring. Dapat dilihat pada gambar 2.3.2
Gambar 2.3 Tulang Rawan Elastik
Fibrokartilago
Fibrokartilago ditandai oleh adanya berkas-berkas serat kolagen kasar yang padat dan tidak
teratur dalam jumlah besar.Berbeda dari tulang rawan hialin dan elastikm fibrokartilago terdiri
dari lapisan matriks tulang rawan diselingi oleh lapisan serat kolagen tipe I padat.Serat kolagen
ini berorientasi sesuai arah tegangan
fungsional.Distribusi fibrokartilago di
tubuh terbatas dan ditemukan di diskus
intervertebalis, simfisis pubis dan sendi
tertentu. Dapat dilihat pada gambar 2.4.2
Gambar 2.4 Fibrokartilago
Sel-sel tulang rawan terdiri atas :
- Kondroblas
Kondrobras adalah‘sel bakal’ yang berbentuk oval terletak di pinggir dari kartilago.
- Kondrosit
Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus atau dua
buah nucleous. Kondrosit terletak di dalam laKuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut
juga sel kartilago.Letak kondrosit di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam
dibandingkan dengan letak kondroblast.
- Perikondrium
5
Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri dari sel
fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen.
Kerusakan pada Tulang Rawan
Tulang rawan adalah jaringan elastis yang 95 persen
terdiri dari air dan matrik ekstra selular, 5 persen sel
kondrosit. Fungsinya sebagai penyangga atau shock
breaker, juga sebagai pelumas, sehingga tidak
menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi apabila
kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari
kemampuannya untuk memperbaiki diri, maka terjadi
penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua
tulang akan bersentuhan dan menyebabkan rasa nyeri
pada sendi lutut.Dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kerusakan Tulang Rawan
Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah.Pada permukaan sendi
yang sudah aus terjadilah pengapuran.Yaitu tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali stabil, tapi hal ini justru membuat sendi kaku.
Sendi yang sering menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering digunakan sebagai
penopang tubuh seperti lutut, tulang belakang, panggul, dan juga pada sendi tangan/kaki. Jika
tidak diobati sakit akan bertambah dan tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami
perubahan bentuk atau deformity bersifat permanen.Bengkok pada kaki bisa ke dalam maupun
keluar.Dampak kelainan ini muncul perlahan 10 tahun kemudian untuk itu perlu waspada.
Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang
menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi.
Di dalam sendi juga terdapat cairan yang disebut cairan synovial, yang berfungsi sebagai dan
mencegah terjadinya gesekan ujung-ujung tulang tersebut yang dapat menyebabkan terkikisnya
tulang tersebut.
6
Pada keadaan kekurangan cairan synovial akibat suatu proses degenerasi maka akan terjadi
gesekan-gesekan antar tulang rawan tersebut sehingga tulang rawan menjadi terkikis habis, maka
akan timbul rasa nyeri.
Tulang Kompak
Sebagai unsur pokok kerangka orang dewasa, jaringan tulang
menyangga struktur berdaging, melindungi organ-organ vital seperti
yang terdapat di dalam tengkorak dan rongga dada, dan menampung
sumsum tulang, tempat sel-sel darah dibentuk.Tulang juga berfungsi
sebagai cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain, yang dapat
dielepaskan atau disimpan dengan cara terkendali untuk
mempertahankan konsentrasi ion-ion penting ini di dalam cairan
tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.3
Gambar 3.1 Tulang Kompak
Selain itu, tulang membentuk suatu sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatan yang
dibangkitkan selama otot rangka berkontraksi dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.Jaringan
bermineral ini memberi fungsi mekanik dan metabolik kepada kerangka. Tulang adalah jaringan
ikat khusus yang terdiri atas materi antarsel berkapur, yaitu matriks tulang, dan 3 jenis sel:
osteosit, yang menyintesis unsur organik matriks, dan osteoklas, yang merupakan sel raksasa
multinuklear yang terlibat dalam resorpsi dan remodelling jaringan tulang. Karena metabolit
tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat antara osteosit
dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli, yang merupakan celah-celah
silindris halus, yang menerobos matriks. Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi
lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik-endosteum pada permukaan dalam
dan periosteum pada permukaan luar.3
Sel Tulang: Osteoblas
Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagen tipe I,
proteoglikan, dan glikoprotein).Deposisi komponen anorganik dari tulang juga bergantung pada
adanya osteoblas aktif.Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya
bersebelahan, mirip epitel selapis.Bila osteoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas memiliki
7
bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya menurun,
sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan berkurang.3
Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk dan menjadi
osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna dihuni osteosit beserta
juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.Selama sintesis
matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara aktif menyintesis protein
untuk dikeluarkan.Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi. Komponen matriks disekresi pada
permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yang lebih “tua”, dan menghasilkan
lapisan matriks baru (namun belum berkapur), yang disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas
dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini, yaitu aposisi tulang, dituntaskan dengan pengendapan
garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru dibentuk.3
Sel Tulang: Osteosit
Osteosit, yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara lamela-
lamela matriks.Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna.Kanalikuli matriks silindris yang
tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit.Tonjolan dari sel-sel yang berdekatan
saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul-molekul berjalan melalui struktur
tempat dari osteosit dan pembuluh darah melalui sejumlah kecil substansi ekstrasel yang terletak
di antara osteosit (dengan tonjolan-tonjolannya) dan matriks tulang. Pertukaran ini menyediakan
nutrien kira-kira untuk 15 sel yang sederet.3
Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut
memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih
padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya
diikuti oleh resorpsi matriks tersebut.3
Sel Tulang: Osteoklas
Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar.Bagian badan sel yang melebar
mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih).Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas
terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebgagai
lakuna Howship.Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang.Pada osteoklas
yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara tak teratur, seringkali
berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan membentuk batas “bergelombang”. Batas bergelombang
ini dikelilingi oleh zona sitoplasma, zona terang yang tidak mengandung organel, namun kaya
8
akan filamen aktin. Zona ini adalah tempat
adhesi osteoklas pada matriks tulang dan
menciptakan lingkungan mikro tempat
terjadinya resorpsi tulang.3
Gambar 3.2 Sel Tulang Kompak
Osteoklas menyekresi kolagenase dan enzim lain dan memompa proton ke dalam kantung
subselular (lingkungan mikro yang disebut sebelumnya), yang memudahkan pencernaan kolagen
setempat dan melarutkan kristal garam kalsium. Aktivitas osteoklas dikendalikan oleh sitokin
(protein pemberi sinyal kecil yang bekerja sebagai mediator setempat) dan hormon.Osteoklas
memiliki reseptor untuk kalsitonin, yakni suatu hormon tiroid, namun bukan untuk hormon
paratiroid. Akan tetapi osteoklas memiliki reseptor untuk hormon paratiroid dan begitu
teraktivasi oleh hormon ini, osteoklas akan memproduksi suatu sitokin yang disebut faktor
perangsang osteoklas. Batas “bergelombang” berhubungan dengan aktivitas osteoklas.3
Matriks Tulang
Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar, yang mengandung
agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik.Glikoprotein tulang mungkin
bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang. Jaringan lain yang mengandung
kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak mengandung glikoprotein tersebut. Karena
kandungan kolagennya yang tinggi, matriks tulang yang terdekalsifikasi terikat kuat dengan
pewarna serat kolagen.3
Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan pada jaringan
tulang.Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun lebih fleksibel
mirip tendon. Dengan menghilangkan bagian organik dari matriks, yang terutama berupa
kolagen, bentuk tulang juga masih terjaga, namun kini menjadi rapuh, mudah patah dan hancur
bila dipegang.3
2. Otot
Untuk kestabilannya, sendi lutut bergantung kepada otot yang mengelilinginnya. Otot-otot
utama yang berkerja pada sendi lutut adalah :4
a. Kuadrisep femoris
Otot kuadrisep femoris terdiri dari m.rectus femoris, m.vastus lateraris, m.vastus
medialis, dan m.vastus intermedius. Otot-otot tersebut merupakan otot yang kuat,terletak
9
pada sisi anterior dari femur. Otot ini merupakan satu-satunya ekstensor pada sendi lutut
dan stabilisator utama untuk berjalan.5 Otot ini merupakan empat otot dengan insersi
menyeluruh ke dalam tulang
patella dan melalui ligament
patella , kuardrisep bergabung
dengan tibia. Otot ini jauh
dengan pembuluh darah, saraf
dan limfatik ekstremitas. Otot
kuadrisep femoris dapat dilihat
pada gambar 4.1.6
Gambar 4.1 Otot Kuardisrep Femoris
b. Otot Hamstring
Otot-otot hamstring terletak di sisi
posterior dari femur.Otot ini merupakan
flexor utama pada lutut dan membantu
ekstensi panggul. Otot ini juga
memberikan stabilisasi saat berjalan.5
Otot ini disebut hamstring karena adanya
kekuatan tendon atau “benang” yang
dibentuk di kedua sisi polipeptal,di
belakang sendi lutut.Otot ini dapat dilihat
pada gambar 4.2. Otot ini antara lain :
Gambar 4.2 Otot Hamstring
o bisep femoris
otot ini berada di luar belakang femur dan di insersi ke dalam fibula. Otot ini
berpengaruh pada eksorotasi sendi lutut.
o semitendinosa
10
otot ini memiliki tendon yang panjang dan di insersi ke dalam tibia. Otot ini muncul
dari tuberositas iskium bersama otot bisep dan berada di bagian tengah belakang
femur.
o semimembranosa
otot ini di insersikan ke dalam tibia dan berada di bagian belakang paha.6
c. Satorius
satorius disebut juga dengan otot penjahit yang membentang dari bagian anterior
superior tulang belakang sampai dengan bagian depan paha ke bagian dalam lutut yang
disilanginnya. Otot ini di insersi ke dalam tibia dan membantu penggerakan sendi yang
terjadi ketika duduk, memfleksi panggul dan lutut serta merotasi femur.
Tabel 4.1 Nama Otot dan Fungsinya
No. Nama otot Fungsi
1. m.rectus femoris Ekstensi sendi lutut
2. m.vastus lateraris Ekstensi sendi lutut
3. m.vastus medialis Ekstensi sendi lutut
4. m.vastus intermedius Ekstensi sendi lutut
5. m.bisep femoris Eksorotasi sendi lutut
6. m.semi tendinosus Flexi dan endorotasi sendi lutut
7. m.semi membranosus Flexi dan endorotasi sendi lutut
8. m. satorius Flexi dan rotasi sendi lutut
Persendian Lutut
Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam terdapat
rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.Fungsi dari sendi secara
umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh.Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi
engsel , yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas condylus tibiae. Gerakan yang dapat
dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi , ekstensi dan sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan
11
yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi
robekan pada capsul dan ligamentum di sekitar sendi.
Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia.Sendi ini terletak pada kaki yaitu
antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio
condylaris diantara condylus femoris
medialis, lateralis dan condylus tibiae yang
terkait dalam sebuah sendi pelana , diantara
patella dan fascies patellaris femoris.Dapat
dilihat pada gambar 5.1
Gambar 5.1 Sendi Lutut
Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint ), yaitu sendi
yang mempunyai cairan sinovial yang berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah
tulang yang bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih kompleks daripada
jenis sendi fibrous dan sendi cartilaginosa.Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint
ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage yang tipis yang disebut articular cartilage , yang
merupakan bantalan pada persambungan tulang. Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi
oleh kapsul sendi.Dalam hal ini kapsul sendi merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi
agar tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan.
Persendian lutut mempunyai gerak yang cukup luas seperti sendi siku, luas gerak fleksinya
cukup besar.Osteokinematika yang memungkinkan terjadi pada sendi lutut adalah gerak flexidan
extensi pada bidang segitiga dengan lingkup gerak sendi untuk gerak fleksi sebesar + 140°
hingga 150° dengan posisi ekstensi 0° atau 5° dan gerak putaran keluar 40° hingga 45° dari awal
mid posisi, 20.
Fleksi sendi lutut adalah gerakan permukaan posterior ke bawah menjauhi permukaan posterior
tungkai bawah.Putaran ke dalam adalah gerakan yang membawa jari-jari ke arah sisi dalam
tungkai (medial).Putaran keluar adalah gerakan membawa jari-jari ke arah luar (lateral)
tungkai.Untuk putaran (rotasi) dapat terjadi posisi lutut fleksi 90°, R (<90°).
12
Osteoarthritis
Osteoarthritis yang oleh kalangan medik
sering disingkat OA,adalah suatu radang
sendi yang sering dijumpai pada wanita
berusia 65 tahun keatas. OA sangat berbeda
dengan osteoporosis, pada osteoporosis yang
terganggu adalah tulang sementara pada OA
yang terganggu adalah persendiannya. Dapat
dilihat pada gambar 6.1.7
Gambar 6.1 Osteoarhtitis
Pada OA, kerusakan yang terjadi adalah pada tulang rawan (kartilago) diantara sendi. Bahan-
bahan pembentuk tulang rawan seperti kolagen dan proteoglikan tumbuh terlalu banyak karena
beban berat badan dan proses penuaan, sehingga akhirnya tulang rawan menjadi aus dan tipis
bahkan retak dan hancur. Hal ini menyebabkan tulang disekitar tulang rawan tumbuh tidak
teratur dan membentuk osteofit (tonjolan tulang yang tajam).Gejala yang ditimbulkan adalah
nyeri dan kaku sendi sehingga sendi sulit digerakan. Gejala lainnya adalah timbul pembengkakan
dan sendi terasa panas.7
Keluhan sakit pada sendi biasanya hilang dan timbul kembali dan menyerang hanya beberapa
persendian. Pada gejala awal rasa nyeri sendi akan timbul pada saat selesai latihan fisik yang
berat dan kemudian akan hilang setelah istirahat.8
Jenis-jenis Osteoartritis
1. Primer
Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45 tahun, tidak
diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak
sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan
jari-jari.
13
2. Sekunder
Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada
sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar
dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.
Faktor penyebab osteoarthritis adalah :
- penuaan
- trauma pada sendi
- stress sendi (penggunaan sendi yang berlebihan)
- obesitas
- aktivitas olahraga yang berlebihan8
Pada beberapa sendi (misalnya sendi lutut), ligamen (yang mengelilingi dan menyokong sendi)
teregang sehingga sendi menjadi tidak stabil.Menyentuh atau menggerakkan sendi ini bisa
menyebabkan nyeri yang hebat.Osteoarthritis yang terjadi pada lutut terjadi karena adanya
gangguan atau kegagalan chondrocyte dalam memperbaiki kartilago / tulang rawan. Biasanya
nyeri akan dirasakan setelah kondisi sudah kronis dimana kartilago sudah sangat tipis dan ujung
tulang keras sudah saling bergesekan. Nyeri baru akan terasa setelah tulang keras yang memiliki
jaringan saraf, limfe dan pembuluh darah bergesekan.
Mekanisme Umum Kontraksi Otot
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut:
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf sampai ke ujungnya pada serabut
otot.
2. Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah
sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak
kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada
membran.
4. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu
potensial aksi pada membran.
14
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan di sepanjang mebran serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak aliran listrik
potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan
retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di
dalam retikulum ini.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses
kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam retikulum
sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaram ion kalsium dari otot
miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.9
Mekanisme Molekular pada Kontraksi Otot
Pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z yang
berurutan sedikit saling tumpang tindih satu sama lain. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi,
filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin, sehingga ujung-ujungnya
saling tumpang tindih satu sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z juga telah
ditarik oleh fialemen aktin sampai ke ujung filamen miosin. Jadi, kontraksi otot terjadi tersebut
mekanisme pergeseran filamen.9,10
Filamen aktin tergeser ke dalam di antara filamen miosin karena interaksi jembatan silang dari
filamen miosin dengan filamen aktin. Pada keadaan istirahat, kekuatan ini tidak aktif, tetapi bila
sebuah potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut otot, hal ini akan menyebabkan
retikulum sarkolasma melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar, yang dengan cepat
mengelilingi miofibril. Ion-ion kalsium ini kemudian mengaktifkan kekuatan di antara filamen
aktin dan miosin, dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk
berlangsungnya proses kontraksi. Energi ini berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul
ATP, yang diuraikan menjadi adenesin difosfat (ADP) untuk membebaskan energi. Dapat dilihat
pada gambar 7.1.9-10
15
Gambar 7.1 Kontraksi Relaksasi Otot
Kesimpulan
Nyeri sendi lutut pada orang yang lanjut usia dapat disebabkan oleh osteoarthritis. Sendi lutut
berperan dalam gerakan flesi, ekstensi, dan sedikit rotasi dari lutut. Ligamen utama yang
diasosiasikan dengan sendi lutut adalah ligamen patela, ligamen kolateral tibial (medial) dan
fibular (lateral), dan ligamen krusiatum anterior dan posterior. Saat fleksi, otot yang utama
adalah hamstring, m. grasilis, m. gastroknemius, dan m.sartorius. Otot-otot ini berkontraksi lewat
serangkaian proses rumit dimana protein aktin dan miosin bertemu. Osteoartritis terjadi akibat
menipisnya kartilago dan berkurangnya cairan sinovial yang berperan sebagai bantalan sehingga
menyebabkan nyeri saat aktivitas.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC; 2004.h.110-1.
2. Eroschenko V. Atlas histologi difiore. Ed 11. Jakarta: EGC; 2010.h.75-6.
3. Junqueira L, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed 10. Jakarta: EGC;2007.h.134-
44.
4. Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta. Gramedia; 2009.h.102.
5. World Health Organization. Poliomielitis dan dasar dasar pembedahan rehabilitasi.
Jakarta. EGC; 1996.h.24.
6. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta. EGC; 2002.h. 219-24.
7. Tandra H. Osteoporosis. Jakarta. Gramedia; 2009.h.10-1.
8. Yatin F. Penyakit tulang dan persendian. Jakarta. Pustaka popular obor; 2006.h.26-8.
9. Guyton A, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC; 2008.h.74-81.
10. Murray R, Granner D, Rodwell V. Biokimia harper. Ed 27. Jakarta: EGC; 2009.h.582.
16