PBL D2 Selvi Gunawan 102013052 BLOK 5

18
Kelelahan Otot adalah Akibat dari Mekanisme Kerja Otot Selvi Gunawan (102013052) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected] Abstrak Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Terdapat tiga jenis otot yaitu: otot polos, otot jantung dan otot rangka. Dari ketiga otot tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka. Otot rangka bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah jenis otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat, kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati. Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot, sliding filamen , asam laktat Abstract 1

description

kelelahan otot

Transcript of PBL D2 Selvi Gunawan 102013052 BLOK 5

Kelelahan Otot adalah Akibat dari Mekanisme Kerja OtotSelvi Gunawan (102013052)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected]

AbstrakSistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Terdapat tiga jenis otot yaitu: otot polos, otot jantung dan otot rangka. Dari ketiga otot tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka. Otot rangka bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah jenis otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat, kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan menambah pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot, sliding filamen, asam laktat

AbstractMuscular system (muscle) consists of a large number of muscles that responsible for body movements. There are three types of muscles: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. From the three types of muscles that have a big contribution in the movements of human body is skeletal muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletal muscle will do the mechanism of muscle motion, they are contraction and relaxation. Put simply, contractions that occur due to the sliding filament proteins action and myosin. Skeletal muscle is a type of muscle that easily tired. The muscle fatigue may occur because of the buildup of lactic acid due to various factors, such as lack of rest time, heavy muscular work, the energy source or the enzyme is reduced, all of that will result in the buildup of lactic acid. How to reduce the buildup is to increase the supply of oxygen or with the help of enzyme in the liver.Keywords: muscular system, mechanism of muscle movement, muscle fatigue, sliding filament, lactic acidPendahuluanTubuh manusia sebagian besar terdiri dari otot dan rangka. Otot sendiri beratnya dapat mencapai 50% dari berat tubuh manusia. Otot dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot tersebut, otot rangka memiliki peran yang paling besar dalam pergerakan tubuh manusia. Gerakan-gerakan yang dilakukan dapat dari gerakan yang sederhana yaitu duduk, jalan santai hingga gerakan yang berat yaitu lari, angkat beban dan lain-lain. Otot rangka yang bekerja secara sadar (dipengaruhi saraf) akan melakukan mekanisme gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Untuk melakukan gerak otot dibutuhkan energi yang cukup untuk proses metabolisme otot dengan melibatkan glukosa. Namun perlu diingat bahwa otot rangka sangat mudah lelah. Faktor terutama kelelahan otot rangka adalah penumpukan asam laktat akibat kurangnya pasokan oksigen untuk melakukan glikolisis secara aerob. Waktu timbulnya kelelahan berbeda-beda sesuai dengan jenis serat otot dan intensitas olahraga. Banyak orang yang ketika melakukan pekerjaan yang terlalu berat, tubuhnya menjadi lelah dan lemas.Area penulisan makalah ini mencakup struktur otot secara makroskopik dan mikroskopik, mekanisme kontraksi dan relaksasi otot, sumber energi yang dipakai dan proses glikolisis aerob dan anerob serta tentang asam laktat. Tujuan dari makalah ini agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida dapat mengetahui jenis-jenis otot, bagaimana mekanisme kerja otot dan juga metabolismenya, serta memahami hal-hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot.Kasus Skenario 2Seorang perempuan berumur 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan lelah pada sekujur tubuhnya sejak 1 minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang pedagang kue keliling. Dari anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.Pembahasan1. Sistem Muskular (otot)Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh.1 Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.2Secara umum, otot memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya: serabut mengandung banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema, dan serabut otot dapat membesar.2Fungsi otot ada tiga, yaitu pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan suhu normal tubuh.2Ciri-ciri otot ada empat, yaitu kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Kontraktilitas adalah ciri otot yang bisa memendek. Pemendekan yang dihasilkan akan sangat terbatas karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Eksitabilitas adalah ciri otot yang peka akan rangsang dan dapat merespon dengan kuat jika diberi stimulasi atau impuls. Ekstensibilitas, adalah ciri otot yang memiliki kemampuan untuk meregang bila ditarik. Sementara elastisitas, adalah ciri otot yang memiliki kemampuan kembali ke panjang dan bentuk asal setelah kontraksi maupun relaksasi.2. Jenis-jenis ototBerdasarkan struktur dan fungsinya dibagi menjadi dua macam, yaitu otot polos dan otot lurik. Otot lurik sendiri dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu, otot jantung dan otot rangka/skeleton. Jadi ada tiga jenis otot dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka/skeleton.Otot polos adalah otot yang kerjanya secara tak sadar dan tidak berlurik. Jenis otot ini tidak dapat kita kendalikan, ia memiliki aturan sendiri dalam bekerja dan dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada system respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius dan sistem sirkulasi dasar.2 Otot polos memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain adalah serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu inti sel yang terletak di tengah (lihat gambar 1), berkeja secara tidak sadar, dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf, kontraksinya kuat namun lamban, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos memiliki kemampuan memendek sampati panjang awalnya dan dapat membangkitkan kekuatan.2-4 Secara fisiologi, otot polos sangat mudah dibedakan dengan otot lurik.

Gambar 1. Gambaran Mikroskopik dari Otot Polos3Otot jantung (myocardium) adalah otot yang hanya ditemukan pada jantung. Secara anatomi otot ini sebenarnya otot lurik. Maka ciri-cirinya adalah bergaris-garis atau biasa disebut lurik. Ciri khas yang dimiliki otot jantung adalah serabut ototnya bercabang-cabang dan saling bertautan yang disebut sinsitium atau discase intercalaris. Sinsitium inilah yang menyebabkan otot jantung tidak dapat dikendalikan oleh kemauan sendiri. Otot jantung memiliki kemampuan untuk mengadakan kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan saraf.3 Ciri lain dari otot jantung adalah inti sel nya terletak di tengah (lihat gambar 2), dan kerja ototnya tidak sadar sehingga reaksi terhadap rangsangan lambat.

Gambar 2. Gambaran Mikroskopik dari Otot Jantung3Otot rangka adalah otot yang berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang. Bila diamati dibawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut otot serat lintang. Inti sel otot rangka banyak dan dapat ditemukan dibawah sarkolema pada bagian tepi sel (lihat gambar 3). Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau miofibril yang berinti banyak. Miofibril ini berkumpul membentuk kumpulan serabut, kemudian kumpulan serabut membentuk otot. Pada bagian ujung otot lurik umumnya mengecil dan keras disebut tendon. Setiap otot mempunyai dua atau lebih tendon yang melekat di tulang. Tendon yang melekat di tulang yang tidak dapat bergerak disebut tendon origo, sedangkan yang dapat digerakan disebut tendon insertio.5Bagian tengah otot lurik yang dapat mengembang disebut empal (atau ventrikel) bagian ini yang dapat mengkerut juga mengendur. Oleh karena sistem saraf pusat yang mengendalikan otot lurik, maka reaksinya terhadap berbagai jenis rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dan lain-lain sangat cepat.dan kontraksi yang dihasilkan kuat namun sangat mudah lelah.Lurik-lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot. Protein ini disebut aktin dan myosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit dan ini diperkirakan karena adanya gerakan relatif satu protein terhadap protein yang lainnya atau sliding filament.1

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik dari Otot Rangka3Otot rangka bekerja dengan dua cara yaitu kontraksi dan relaksasi. Ketika berkontraksi otot rangka akan memendek dan menebal, dan ketika berelaksasi otot rangka akan kembali ke keadaan semula. Otot dapat memendek (kontraksi) maksimal, keadaan ini disebut tonus , kemudian relaksasi. Namun seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan tonus tidak diikuti oleh relaksasi, keadaan otot seperti ini disebut tetanus (kejang).3. Mekanisme Umum Kerja Otot RangkaOtot rangka adalah organ peka rangsang yang disarafi oleh saraf motorik somatic dalam kesatuan yang disebut unit motorik (motor unit). Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju ke saraf pusat, sementara saraf motorik membawa impuls ke serat otot dari saraf pusat untuk memicu kontraksi otot.Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas kontraksi dan relaksasi ini akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah berkerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhanapun. Misalnya saja saat mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis (bekerja berlawanan) harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi otot.1 Kontraksi otot dimulai ketika ada penghantaran impuls (potensial aksi) saraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka merupakan pristiwa yang mengawali kontraksi otot. Sebelum terjadi potensial aksi saraf motorik alfa, di motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai lepasnya (release) Ach (asetilkolin) dalam kuantum secara terus menerus (lihat gambar 4). Dengan adanya potensial aksi di saraf motoriknya, pengelepasan asetilkolin akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membran otot tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di reticulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul aktin.6

Gambar 4. Pelepasan Asetilkolin1Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antar filament aktin dan miosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolisis ATP menjadi ADP + Pi + energi di kepala miosin yang memungkinkan pembengkokan kepala myosin sehingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of miofilaments) kearah pertengengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot. Seluruh pristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan saraf motorik hingga pergeseran miofilamen di sebut sebagai exitation-contraction coupling.6

Gambar 5. Keadaan Relaksasi dan Kontraksi Otot7Mekanisme kontraksi otot yang dimulai dengan pembentukan kolin menjadi asetilkolin yang terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan penggabungan antara ion kalsium, troponium, dan tropomisin. Penggabungan ini memacu penggabungan miosin dan aktin menjadi akto-miosin. Terbentuknya akto-miosin menyebabkan sel otot memendek (berkontraksi) pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi. Saat kontraksi, filamen aktin akan meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H (Zona H adalah bagian terang antara 2 pita), dengan demikian serabut otot memendek atau yang tetap panjang adalah pita A (pita Gelap), sedangkan pita I (pita terang) dan zona H seolah-olah terlihat bertambah pendek pada saat kontraksi.8

Gambar 6. Keadaan Relaksasi dan Kontraksi dari Sebuah Myofibril9Relaksasi otot terjadi kalau konsentrasi Ca2+menurun hingga di bawah 10-7mol/L sebagai akibat dari pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh Ca2+ATPase, TpC -4 Ca2+ kehilangan Ca2+,Troponin lewat interaksinya dengan tropomyosin menghambat interaksi selanjutnya kepala myosin- F aktin, dengan adanya ATP kepala myosin terlepas dari F aktin. Dengan demikian ion Ca2+mengendalikan kontraksi otot lewat mekanisme alosterik yang diantarai di dalam otot oleh TpC, TpI, TpT, tropomyosin dan F aktin.6Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada sel otot mirip dengan proses repolarirasi pada sel saraf. Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala myosin telah habis sehingga myosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini yang menyebabkan aktin dan myosin terpisah kembali, otot juga kembali memanjang, dan terjadilah relaksasi.10

Gambar 7. Proses kontraksi otot skelet.114. Metabolisme Otot RangkaKontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP. ATP adalah satu-satunya sumber energy yang dapat digunakan secara langsung dalam proses kontraksi otot. Maka agar aktivitas kontraksi otot terus berlanjut maka ATP harus terus diberikat. Dijaringan otot persediaan ATP yang dapat segera digunakan sangatlah terbatas, tetapi terdapat tiga sumber utama yang dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk melakukan kontraksi, yaitu dari keratin-P, fosforilasi oksidatif dan terutama glikolisis.12 Kreatin-P atau keratin fosfat adalah sumber energy pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Merupakan sumber energy pertama untuk memasok energy tambahan ketika aktivitas berat dimulai. Contoh reaksinya adalah: Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATPFosforilasi oksidatif berlangsung didalam mitokondria otot jika tersedia cukup oksigen. Oksigen dibutuhkan untuk menunjang rantai transport electron mitokondria yang secara efisien memanen energy yang diambil dari penguraian molekul-molekul nutrient dan menggunakannya untuk menghasilkan ATP. Meskipun menghasilkan banyak ATP yaitu 36 ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses, fosforilasi oksidatif relatif lamban karena harus melalui banyak tahapan.Glikolisis terbagi menjadi dua macam, yaitu glikolisis aerob dan anaerob. Saat kerja yang dilakukan oleh otot tidak berat, maka glikolisis yang dipakai untuk memenuhi energy adalah aerob (memerlukan oksigen). Tetapi, bila kerja yang dilakukan oleh otot berat, dan dalam keadaan oksigen yang tidak mencukupi untuk menggunakan glikolisis aerob, makan energy yang didapat oleh otot adalah melalui proses glikolisis anaerob (tanpa memerlukan oksigen).Proses aerob dialami saat otot sedang relaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan dihati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan mejadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 ATP. Nantinya apabila otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi ADP. Hasil sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1Seperti yang telah ditulis diatas, ketika kerja oto yang dilakukan adalah berat, dan menyebabkan ketersediaan oksigen menipis sehingga tidak mampu melakukan proses glikolisis aerob, maka penghasila energy harus melewati proses anaerob. Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan hanya 2 ATP, 18 kali lebih sedikit dari ATP yang dihasilkan glikolisis aerob, proses ini juga menghasilkan asam laktat yang lebih banyak. Karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi maka asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1 Cairan darah yang mengandung asam laktat akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan dinamika pernafasanpun meningkat atau yang biasa kita sebut dengan terengah-engah. Hal ini akan terus berlangsung sampai persediaan oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna dan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk membuang tumpukan asam laktat disebut dengan oxygen debt.15. Kelelahan pada OtotAktivitas kontraktil otot tidak dapat dipertahankan pada tingkat tertentu secara terus menerus. Pada akhirnya tegangan otot berkurang seiring dengan munculnya kelelahan. Kelelahan otot terjadi jika otot yang beraktivitas tidak dapat lagi berespon terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi otot yang sama. Kelelahan otot dapat diartikan sebagai suatu mekanisme pertahanan untuk melindungi otot agar otot tidak mencapai titik dimana ATP sudah tidak dapat lagi diproduksi. Ketidakmampuan ini dapat menyebabkan kaku mayat. Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus atau meningkat atau berlangsung dalam waktu yang lama, asam laktat yang meningkat serta sumber energy dan kerja enzim yang berkurang, dan meningkatnya ADP dan fosfat inorganic local dari penguraian ATP dapat secara langsung mengganggu siklus jembatan silang atau menghambat pelepasan dan penyerapan Ca2+ oleh reticulum sarkoplasma.13 Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja kontraksi otot masih berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot akan kehabisan energy dan produksi ATP pun akan dialihkan dengan cara glikolisis anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat yang sangat banyak. Asam laktat dan menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan atau kecapaian otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan lelah. Walaupun asam laktat dapat dioksidasi dengan sempurna dan diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada pada hati. Namun hanya sekitar 70% asam laktat saja yang dapat diubah kembali menjadi glukosa, dan digunakan untuk memproduksi ATP yang baru. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat ini adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Ketika tubuh membutuhkan jumlah oksigen yang banyak, pernafasan pun akan menjadi terengah-engah. 6. Pembahasan Kasus Skenario 2Pada PBL blok 5 kali ini, kelompok kami membahas kasus tentang seorang perempuan berusia 34 tahun yang berkerja sebagai pedagan kue keliling, datang ke puskesmas dengan keluhan sudah beberapa kali mengalami lemas dan lelah pada sekujur tubuh. Berdasarkan penjelasan materi yang telah ditulis diatas, telah diketahui bahwa penyebab lemas dan lelah pada sekujur tubuh perempuan ini adalah karena adanya kelelahan otot. Kelelahan otot ini dikarenakan penimbunan asam laktat dalam jumlah sangat banyak, yang dipengaruhi juga oleh waktu istirahat yang diberikan tidak cukup sehingga otot tidak dapat lagi mencukupi ATPnya dengan cara aerob dan beralih ke glikolisis anaerob untuk memproduksi ATP. Produksi ATP dari glikolisis anaerob inilah yang justru lebih banyak menghasilkan hasil sampingan dalam tubuh, yaitu asam laktat.

KesimpulanOtot sanga penting bagi manusia. Otot memiliki banyak fungsi yang sangat menyempurnakan tubuh kita, mulai dari sebagai penopang tubuh, alat gerak sampai bisa juga sebagai penghangat tubuh. Dalam pergerakan tubuh, otot rangka memiliki andil yang sangat penting. Setiap pergerakan tubuh dari yang sangat ringan hingga sangat berat semuanya membutuhkan energi, yaitu ATP dan juga harus ada impuls saraf yang dapat merangsang pelepasan asetilkolin lalu dilanjutkan dengan Ca2+ yang kemudian berikatan dengan troponin C, lalu troponin C yang berikatan dengan Ca2+ memiliki aktivitas tinggi dengan myosin, sehingga terjadi gaya menarik atau cross bridge dan terjadilah kontraksi. Kontraksi ini mengambil energy dari ATP yang berada di kepala myosin, sehingga ATP terpecah menjadi ADP+Pi+energy. Sumber energy untuk otot yang dapat menghasilkan ATP ada banyak, diantaranya ada tiga yang paling sering digunakan yaitu keratin-P, fosforilasi oksidatif, dan proses glikolisis aerob maupun anaerob. Biasanya ketika tubuh sedang berelaksasi, otot akan mengambil ATP yang diproduksi oleh glikolisis aerob (butuh oksigen) karena ATP yang diproduksi berjumlah banyak yaitu 36. Namun ketika kita bekerja terlalu berat, dan pasokan oksigen yang menipis, maka otot pun tidak mampu untuk melakukan proses glikolisis aerob, otot beralih ke anaerob untuk mendapatkan ATP. Glikolisis anaerob hanya menghasilkan 2 ATP, tapi asam laktat yang dihasilkan sangat banyak. Asam laktat yang tertimbun dalam tubuh ini yang mengakibatkan adanya kelelahan otot. Apabila tubuh sering bekerja keras namun waktu istirahat yang diberikan tidak cukup untuk mengoksidasi asam laktat menjadi glukosa kembali, maka tubuh akan merasa lemas dan lelah seperti pada perempuan berumur 34 tahun di kasus skenario 2.

Daftar Pustaka1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: EGC: 2002.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.h.15-7.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.h.236.5. Handoko P. Pengobatan alternative. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2008.h.118.6. Guyton, AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2008.h.76-7.7. Gambar Keadaan relaksasi dan kontraksi otot [gambar dari internet]. 20 Februari 2013 [diunduh tanggal 21 maret 2014]. Diunduh dari http://4.bp.blogspot.com/-lOqsRRdN_-Y/TabSxw5S0_I/AAAAAAAAABg/6wuSkQre-Ns/s1600/Picture1.jpg8. Seeley R. Essentials of anatomy and physiology. 4th Edition. McGraw-Hill Companies; 2003.9. Gambar Keadaan relaksasi dan kontraksi dari miofibril [gambar dari internet]. 18 juni 2010 [diunduh tanggal 21 maret 2014]. Diunduh dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6e/Sarcomere.svg 10. Isnaeni W. Fisiologi hewan. Yogyakarta: Kanisius; 2010.h.104.11. Gambar kontraksi otot skelet [gambar dari internet]. 20 desember 2006 [diunduh tanggal 21 maret 2014]. Diunduh dari http://lenkabelajar.blogspot.com/2012/09/artikel-kontraksi-otot-rangka.html 12. Cowin JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2009.h.320. 13. Robert K. Murray, et al. Biokimia harper. Jakarta: EGC; 2002.h.586.

4