SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA · 2020. 7. 4. · amat, sehingga cetakan ke II dari "Kapita Selekta...

46
SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA PENERBIT: MARKAS DAERAH PMI JAWA BARAT 28 OKTOBER 1988

Transcript of SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA · 2020. 7. 4. · amat, sehingga cetakan ke II dari "Kapita Selekta...

  • SELEKTA

    PALANG MERAH INDONESIA

    PENERBIT:MARKAS DAERAH PMI JAWA BARAT

    28 OKTOBER 1988

  • "Melalui kegiatan kepalangmerahan hati kita akan tersentuh oleh penderitaan sesama manusia. Melalui kegiatan kepalangmerahan kita akan menyaksikan dari dekat arti penderitaan. Dari sini hati kita akan terdorong untuk mengurangi penderitaan sesama manusia. Menyingkirkan penderitaan manusia tidak hanya akan kita lakukan orang demi orang, atau golongan demi golongan, atau kelompok demi kelompok, melainkan kita lakukan untuk seluruh masyarakat. Karena itu harus kita lakukan secara mendasar. Cara yang paling mendasar untuk menyingkirkan penderitaan adalati melalui pembangunan nasional."

    CUPLIKAN SAMBUTAN PRESIDEN SOEHARTO PADA UPACARA

    PERESMIAN GEDUNG MARKAS BESAR PMI (16 Desember 1985)

    "Dalam dunia kepalangmerahan kita menemukan makna yang paling utuh dari ungkapan "kasih''. Dalam mengabdi pada dunia kepalangmerahan dasar berpijak kita adalah kasih yang tanpa batas dan tanpa sekat-sekat "

    CUPLIKAN SAMBUTAN IBU TIEN SOEHARTO PADA UPACARA

    PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL . KE X IV PMI.

    (22 November 1986)

  • SAM BU TANPENGURUS DAERAH PALANG MERAH INDONESIA

    JAW A BA RAT

    Telah sejak lama, khususnya di wilayah Daerah Jawa Barat di- rasakan masih sangat kurang akan adanya perpustakaan kepalang- merahan, Buku Pedoman, Buku Pelajaran, serta pengetahuan ke- palangmerahan lainnya, baik untuk kebutuhan PM I sendiri, mau- pun sebagai konsumsi masyarakat yang ingin mengetahuinya lebih banyak mengenai PMI.

    Oleh karena itu dengan adanya pemrakarsa untuk menyusun Buku Kapita Selekta Palang Merah Indonesia dalam usaha mengisi kekurangan bahan-bahan kepalangmerahan tersebut kami hargai sekali.

    Kami berkeyakinan, bahwa dengan lebih tersebarluasnya pengetahuan kepalangmerahan ditunjang dengan karya nyata dari segenap aparat PMI, baik yang tergabung dalam Palang Merah Remaja, Korps Sukarela, Tenaga Sukarela, maupun unsur masyarakat lainnya yang berperanserta di dalamnya, "CITRA PMI” akan lebih tertanam dan PMI akan menjadi dambaan masyarakat se- panjang masa.

    Dengan akan diterbitkannya Buku Kapita Selekta Palang Merah Indonesia cetakan ke III ini yang telah diperbaiki dan di- sempurnakan seperlunya, kami sambut dengan penuh rasa syukur disertai semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi, dengan penuh harapan akan bermanfaat bagi tumbuh dan berkembangnya kepalangmerahan di Indonesia.

    Bandung, 28 Oktober 1988

    PENGURUS DAERAH PALANG MERAH INDONESIA

    JAWA BARAT Ketua

    CETAKAN KE III

  • PENGANTAR

    Disertai dengan ucapan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penyusun ingin menyampaikan ucapan penghargaan dan terima kasih atas koreksi serta sumbang saran yang telah kami terima dari pembaca dan peng- amat, sehingga cetakan ke II dari "Kapita Selekta Palang Merah Indonesia" ini dapat kami sempurnakan, baik dalam kalimat, maupun beberapa materi yang kami anggap penting untuk ditambahkan.

    Kurang lebih 3.000 buah buku cetakan ke I sejak diterbitkannya tanggal 17 September 1985, hingga menjelang diterbitkannya cetakan ke II ini, telah banyak dimanfaatkan dalam pendidikan/latihan/penataran Palang Merah Remaja, Korps Sukarela, dalam berbagai forum diskusi/pertemuan masalah kepalang merahan serta bahan informasi bagi masyarakat, baik melalui lem- baga, organisasi, maupun oleh perorangan.

    Ternyata dari berbagai tanggapan yang positip itu sebagai salah satu upaya untuk tu ru t menyebarluaskan masalah kepalang merahan pada khusus- nya dan menanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama manusia pada umumnya, mendorong penulis untuk menerbitkan cetakan ke II ini.

    Akhirnya penyusun mempersembahkan buku ini, walaupun masih juga belum sempurna sekali, dengan harapan untuk dapat disebarluaskan lagi serta dimanfaatkan oleh, untuk dan melalui Palang Merah Indonesia.

    Semoga Tuhan memberikan petunjuk serta perkenanNYA.

    Bandung, 17 September 1987.

    Penyusun

    Drs. H. DADAN SUKARNA

  • PRAKATA

    Walaupun Palang Merah Indonesia sejak dilahirkannya pada tanggal 17 September 1945 dan menjelang akhir tahun 1985 telah mencapai usia 40 tahun, namun menurut penghayatan penyusun, masih banyak orang yang belum memahami secara mendalam, apa yang menjadi tugas, kedudukan, struktur Organisasi* serta sumber dana yang diperoleh PM I di dalam rangka mencapai tujuannya untuk meringankan serta memberikan bantuan/per- tolongan kepada mereka yang menderita apapun dan bagaimanapun sebab- nya.

    Kalaulah orang mengatakan, bahwa PM I bertugas hanya dalam bidang kesehatan, ataukah bila ada orang mengatakan PM I itu bertugas untuk ke- manusiaan secara umum, dapatlah difahami, oleh karena mereka belum memahami benar ruang lingkup tugas Palang Merah Indonesia secara tepat.

    Namun adalah sangat prihatin, bila karena orang kurang mengetahui akan tugas dan kewajiban PM I, akhirnya ia mengatakan bahwa "kam i mengenal PM I sebagai suatu organisasi yang tugasnya meminta sumbangan dari masyarakat dalam setiap setahun sekali.

    Jelas pendapat yang demikian akan mengaburkan pendapat dan pandang- an masyarakat dan juga akan membawa pengaruh yang negatip terhadap PM I. Namun penyusun dapat memahami, mengingat yang bersangkutan kurang mengetahui dan memperoleh informasi tentang kegiatan PMI, baik secara langsung dari PMI, maupun tidak langsung dari berbagai mass media yang ada.

    Oleh karena itu terdorong oleh berbagai hal di atas, penyusun mencoba dengan jalan menghimpun, baik dari berbagai dokumen dan kepustakaan PMI yang ternyata sangat terbatas, maupun dari berbagai informasi/wawancara, mernberanikan diri menyusun berbagai catatan yang kemudian diolahnya dan dituangkannya dalam sebuah buku yang diberi judul "KAP ITA SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA".

    Melalui buku yang masih serba kurang lengkap dan sederhana ini, bahkan hanya memuat garis-garis besarnya, namun penuh harapan, orang akan dapat lehih menghayati dan mendalami lagi, kedudukan, struktur serta ruang lingkup kegiatan Palang Merah Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

    Semoga buku ini bermanfaat hendaknya dan akhirnya sumbang saran dan koreksi yang diharapkan dari semua fihak, sebagai upaya untuk lebih menyempurnakan melengkapi lagi bukuini untuk masa-masa yang akan datang>gmi terima dengan terbuka dan senang hati.

    Bandung, 17 September 1985.Penyusun,

    Drs. H. DADAN SUKARNAiv

  • DAFTAR ISI !SAMBUTAN ............................................................................................

    PRAKATA ...............................................................................................

    I. PEN DAHU LU AN ..................................................................................... 1

    II. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH TERBENTUKNYAPALANG MERAH IN D O N E S IA .................... 1

    1. Nilai-nilai kemanusiaan ........................................................... 1 f)2. Hari jadi Palang Merah Indonesia............................................ 2

    III. O R G A N IS A S I.......................................................................................... 61. Azas dan landasan..................................................................... 62. Prinsip-prinsip Palang M erah................................................... 73. Kedudukan serta maksud dan tujuan ..................................... 104. Struktur Organisasi................................................................... 115. Alat-alat Kelengkapan Organisasi............................................ 12

    IV. KEG IATAN-KEG IATAN........................................................................ 191. Siaga dan pemberian pertolongan............................................ 212. Usaha Transfusi D arah.............................................................. 233. Membentuk, Mendidik, melatih tenaga Pelaksana................. 254. Pembangunan Masyarakat Desa ............................................... 265. Penyebarluasan hukum perikemanusiaan Internasional

    dan Prinsip-prinsip Palang M erah ............................................ 26

    V. SUMBER DANA DAN LO G ISTIK ......................................................... 30

    VI. HUBUNGAN DAN KER JASAM A......................................................... 33

    V I I . PENUTUP.............................................................................................. 36r.

    i;

    i

    v

  • KAPITA SELEKTA PALANG MERAH INDONESIA

    I. PENDAHULUAN

    Uraian singkat mengenai Perhimpunan Palang Merah Indonesia (disingkat PMI) yang akan diungkapkan ini disajikan kepada mereka yang ingin lebih banyak memahami arti, maksud, tujuan serta latar belakang kehadlirannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia serta dapat lebih banyak menghayatinya secara mendalam, bahkan juga untuk dapat turu t berperan membantu PMI menolong sesamanya yang mendapat musibah.

    Orang mengatakan "T ID A K AKAN SAYANG BILA TIDAK DIKENAL". Oleh karena itu walaupun ungkapan tentang PMI ini serba singkat, namun penyusun berharap agar Palang Merah Indonesia di tanah air kita ini tetap dikenal, disayang bahkan lebih daripada itu akan dapat tetap menyentuh hati nurani masyarakat untuk turut berbhakti melalui PMI bagi kemanusia- an.

    SATU KALI KUDENGAR PMI DUA KALI KUBACA PMI

    TIGA KALI KUMASUK PMIEMPAT KALI KUBELA SAMPAI MATI.

    Kata-kata sederhana ini mudah diucapkan dan sedap didengar lebih-iebih bila dinyanyikan dengan lagu "Bintang Kecil" oleh anak-anak remaja.

    Semogalah pula mudah diresapi serta diamalkan untuk kemanusiaan.

    II. LATAR BELAKANG DAN SEJARAH TERBENTUKNYA PMI :

    1. Nilai-nilai kemanusiaan:

    Latar belakang terbentuknya Palang Merah di berbagai negara pada hakekatnya adalah didorong oleh karena tersentuhnya hati nurani manusia yang berbudi untuk menolong sesamanya yang sedang menderita.Beranjak dari berbagai penderitaan yang diderita oleh sesama manusia, Jean Henry Dunant yang kini dikenal dan disebut sebagai Bapak Palang Merah se Dunia, pada saat peperangan berkecamuk di Solferino kurang lebih pada tahun 1859 mulai menerjunkan dirinya dibantu oleh penduduk setempat memberikan pertolongan dan merawat korban dengan tulus ikhlas.

    1

  • Dari pengalaman Henry Dunant inilah melalui buku karangannya pada tahun 1862 dengan judul "UN SOUVENIR DE SOLFARINO” (Kenang- kenangan dari Solferino) menggugah para BUDIAWAN di seluruh dunia untuk turut memberikan bantuan terhadap suatu pekerjaan yang luhur dan mulia itu.

    Cita-cita dan karya Henry Dunant tersebut selanjutnya bukan hanya memperoleh tanggapan dan dampak yang positip dari berbagai fihak, melain- kan juga dilanjutkan oleh para simpatisannya dalam usaha mewujudkan cita- citanya membentuk suatu perhimpunan yang mempunyai tugas dan bertujuan memberikan pertolongan kepada korban perang, korban bencana, khususnya pada waktu dan di tempat yang sering menimpa di negara-negara Eropa.

    Menyinggung tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendorong terjelma- nya Palang Merah di Indonesia, cukup jelas bila dihayati lebih mendalam seperti yang dituangkan dalam Mukadimah Anggaran Dasar Palang Merah Indonesia seperti antara lain berbunyi sebagai berikut:

    — Bahwa sesungguhnya setiap manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sejak dilahirkan ke dunia pada hakekatnya mempunyai derajat dan hak-hak serta martabat yang sama dan sebagai mahluk sosial saling memerlukan satu sama lain.

    — Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk saling tolong menolong di dalam penderitaan, tanpa membedakan bangsa, suku bangsa, golongan, warna ku lit, bahasa, agama dan kebudayaan.

    — Didorong oleh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kesatuan dan keutuhan Pancasila untuk meringankan penderitaan sesama manusia, apapun juga sebabnya, maka dalam rangka usaha turu t mengisi ke- merdekaan bangsa Indonesia, dibentuklah Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai suatu organisasi kemasyarakatan yang mandiri.

    — Kemudian didasarkan atas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka usaha terjalin kasih sayang terhadap sesama manusia dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam turut memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur ke arah terwujud- nya masyarakat yang berkeadilan sosial, maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

    2. Hari Jadi Palang Merah Indonesia:

    Meninjau Kelahiran Palang Merah Indonesia di tengah-tengah masyarakat Indonesia jauh ke belakang, tidaklah dapat dilepaskan hanya dari pada rangkaian serta latar belakang sejak terbentuknya lembaga kemanusiaan ini

    2

  • pada tahun 1870 pada waktu penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang tahun 1942, melainkan juga dari latar belakang sejarah terbentuknya Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committe of The Red Cross) pada tahun 1863 serta berdirinya Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (The League o f Red Cross and Red Crescent Societies pada tahun 1919.

    Sekadar gambaran secara singkat latar belakang terbentuknya PM I di tanah air Indonesia dapat diutarakan sebagai berikut:

    a. Masa penjajahan Belanda:

    — Palang Merah Hindia Belanda (Het Nederlands Indsche Rode Kruis) didirikan pada tahun 1870, tujuh tahun setelah berdirinya Komite Internasional Palang Merah.

    — Pada waktu itu pimpinan dari Palang Merah Hindia Belanda dipegang oleh orang-orang Belanda, mengingat bahwa pada saat itu Indonesia masih dalam penjajahan.

    — Sejak tahun 1939 didorong oleh semakin timbulnya rasa kesadaran akan kebangsaan dikalangan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya antara lain melalui cita-citanya ingin membentuk Palang Merah Indonesia, DR. RCL SENDUK dan DR. BAHDERDJOHAN dua tokoh kebangsaan pada saat itu dengan berani mengemukakan kehendaknya kepada Pemerintah Belanda.

    — Namun gagasan yang suci tersebut ternyata mendapat penolakan dari Pemerintah Belanda.

    — Pada tahun 1940, cita-cita tersebut dikemukakan kembali oleh kedua beliau itu dalam Konperensi Palang Merah Hindia Belanda, namun tetap ditolak kembali sampai akhir terjadinya perang dunia kedua, cita-cita untuk membentuk Palang Merah Indonesia belum terlaksana.

    b. Masa penjajahan Jepang:

    — Pada tahun 1942—1944 ketika penjajahan Jepang, gagasan ini dirintis kembali oleh kedua tokoh tersebut.

    — Namun ternyata ruang gerak bangsa Indonesia pada saat itu justeru semakin sempit, sehingga rencana tersebut masih belum terlaksana sampai pecahnya revolusi Bangsa Indonesia untuk merebut kemerde- kaan pada tahun 1945.

    3

  • c. Set e!ah Proklamasi Kemerdekaan R.l.Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.Semangat merebut kemerdekaan tanah air Indonesia yang telah sejak

    bertahun-tahun diidam-idamkan menambah hasrat para tokoh kemanusiaan untuk mewujudkan terbentuknya Palang Merah Indonesia.

    Hasrat tersebut didukung lagi oleh adanya kebutuhan untuk memberikan berbagai pertolongan terhadap para korban sebagai akibat daripada pecahnya revolusi kemerdekaan, serta jauh melihat kemuka kemungkinan akan timbul nya pertempuran-pertempuran antara musuh-musuh kemerdekaan degan pejuang-pejuang kemerdekaan.

    Maka 17 hari setelah proklamasi kemerdekaan tepatnya pada tanggal 3 September 1945 dikeluarkanlah perintah Presiden R.l. kepada dr. Boentaran Martoatmodjo yang pada saat itu menjabat Menteri Kesehatan R.l. untuk menjajagi terbentuknya Palang Merah Indonesia.

    Pada tanggal 5 September 1945 dr. Boentaran berhasil membentuk Panitia Persiapan Pembentukan PM I terdiri dari lima orang masing-masing dr. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Mardjoeki, dr. Sitanala dan dr. Djoehana yang selanjutnya disebut Panitia Lima dengan mempunyai tugas untuk mem- persiapkan pembentukan PM I.

    Dengan melalui berbagai rintangan dan kesukaran mengingat kondisi pada saat itu dalam suasana revolusi, namun berkat kesadaran serta ke- sungguhan atas panggilan tugas yang suci dan mulia dari para tokoh/perintis tersebut akhirnya terbentuklah Perhimpunan Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945.

    Pada hari itu dilantiklah Pengurus Besar Palang Merah Indonesia yang pertama oleh Dr. Moh. Hatta atas nama Pemerintah.

    Sedangkan yang mendapat kepercayaan untuk duduk dalam Pengurus Besar PMI tersebut antara lain adalah:

    KetuaWakil Ketua Badan Penulis

    BendaharaPenasihat

    Drs. Moh. Hattadr. R. Boentaran Martoatmodjo .dr. R. Mochtardr. Bahder DjohanMr. SantosoMr. SaubariK.H. Rd. Adenan

    ditambah dengan sejumlah anggota Pengurus lainnya.

    Dengan demikian, tanggal 17 September 1945 merupakan tonggak sejarah dan merupakan hari jadi Palang Merah Indonesia yang kemudian

    r,

    i?

    4

  • disusul dengan kelahiran berbagai Cabang dan Daerah di seluruh penjuru tanah air.

    Walaupun kemampuan PM I dalam bentuk sarana, personal dan dana, pada saat itu masih sangat terbatas, namun dengan memiliki modal semangat yang menyala-nyala serta rasa pengabdian yang tanpa pamrih, dan walaupun. belum memperoleh pengakuan secara resmi dari Komite Internasional Palang Merah yang berkedudukan di Geneva, PM I telah memperoleh kepercayaan daripadanya untuk menyelesaikan tugas yang berat pada saat itu antara lain:

    1. Penyerahan kurang lebih 35.000 orang tawanan Belanda yang ter- sebar di beberapa tempat di P. Jawa kepada Tentara Sekutu.

    2. Pengembalian beribu-ribu orang Cina dari daerah Republik ke daerah pendudukan Belanda setelah aksi Polisionil ke I.

    3. Menyelenggarakan pengembalian para Romusha (= Pekerja Paksa) yang dikerjakan oleh Jepang, kembali ke tempatnya masing-masing terutama yang pernah bekerja di luar Jawa.

    4. Sedangkan tenaga-tenaga Sukarela yang telah terlatih/memiliki ke- terampilan P3K, mereka ditugaskan untuk memberikan pertolongan P3K dan penyelenggaraan dapur umum di daerah pertempuran.

    Selanjutnya kaitannya dengan kelahiran PM I pada tanggal 17 September 1945 tersebut dapat diungkapkan bahwa:

    a. Pada tanggal 16 Januari 1950 Pemerintah R.l. secara resmi menge- sahkan satu-satunya Organisasi Palang Merah di Indonesia sebagai Perhimpunan Palang Merah Indonesia disingkat PMI melalui keputus- an Pemerintah R.l. tertanggal 16 Januari 1950 No. 25.

    b. Sedangkan pengakuan dari I.C.R.C. (International Committee of The Red Cross) kepada PMI, akhirnya oleh PMI diterima melalui surat edaran I.C.R.C. pada tanggal 15 Juni 1950 No. 392 yang menyata- kan pengakuannya terhadap PMI sebagai satu-satunya Perhimpunan Palang Merah di wilayah Indonesia.

    c. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1950, PMI telah pula diterima secara resmi sebagai anggota LIGA Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan tercatat menjadi anggota Liga No. 68.

    d. Sebagai konsekwensi dengan telah ditandatanganinya Konvesi Geneva, baik oleh utusan Pemerintah R.l. maupun oleh Palang Merah Indonesia di dalam upaya memperoleh perlindungan yang sama dengan negara-negara lain di dunia, Pemerintah Republik Indonesia

  • telah menetapkannya dalam Undang-Undang No. 59 tahun 1958 tertanggal 10 September 1958.

    III. ORGANISASI PALANG MERAH INDONESIA

    1. AZAS DAN LANDASAN

    Palang Merah Indonesia sebagai salah satu Perhimpunan Palang Merah Nasional, walaupun di dalam melaksanakan tugasnya berpegang kepada Prinsip- prinsip Palang Merah yang menjadi Pedoman dasar PM I sama halnya dengan Palang Merah Palang Merah lainnya, PM I di dalam melakukan kegiatannya selalu berpijak dengan berazaskan PANCASILA dan berlandaskan kepada UNDANG-UNDANG DASAR 1945, khususnya tercermin pada butir-butir yang tersirat dan tertuang dalam:

    a. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab (Pancasila Sila ke 2).

    — Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajib- an antara sesama manusia.

    — Saling mencintai sesama manusia.— Mengembangkan sikap tenggang rasa.— Tidak semena-mena terhadap orang lain.— Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.— Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.— Berani membela kebenaran dan keadilan.— Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bahagian dari seluruh umat

    manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

    b. Pembukaan U.U.D. 45

    — Turut berupaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

    — Turut membantu/menunjang Pemerintah untuk terlaksananya "penghidupan yang layak bagi setiap warga negara (UUD 45 pasal 27 ayat 2).

    — Turut membantu Pemerintah dalam "penanggulangan" fakir miskin dan anak-anak terlantar (UUD 45 pasal 34).

  • 2. PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH

    Palang Merah Indonesia sama halnya dengan Palang Merah Nasional lainnya adalah suatu perhimpunan yang didirikan untuk memberikan per- tolongan dengan sukarela atas dasar kemanusiaan tanpa membeda-bedakan politik, bangsa, agama atau kepercayaan maupun jenis kelamin dan golongan apapun.

    Di samping ciri khas yang dim ilikt Palang Merah Indonesia yang ter- ungkapkan di atas tadi, yang berarti bahwa di dalam melaksanakan tugasnya harus tetap bebas dari berbagai pengaruh, juga harus mempunyai keduduKan serta wibawa yang diakui secara Internasional.

    Oleh karenanya suatu kewajiban yang harus ditaati oleh setiap Palang Merah Nasional di suatu negara manapun, termasuk PM I harus pula ber- pegang serta berpedoman dasar kepada PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH yang merupakan inspirasr dan pedoman bagi seluruh aktipitas perikemanusia- an dan memberikan persatuan, kekuatan dan daya tahan yang cukup ampuh,

    Bahkan jangkauan jauh yang hendak dicapai melalui ketujuh Prinsip yang akan diungkapkan di bawah ini, kehendak gerakan Palang Merah sej'akdilahir- kannya 120 tahun yang lalu berkeinginan untuk menegakkan perdamaian yang kekal dan abadi.

    Sehingga dengan jalan mentaati dan melaksanakan masing-masing prinsip tersebut gerakan Palang Merah diharapkan akan memberikan sumbangan tersendiri bagi perdamaian sejati di dunia.

    Adapun ketujuh prinsip yang kami hubungkan dengan cita-cita gerakan Palang Merah tersebut di atasdapat kami kutipkan terjemahannya.

    Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah yang disahkan dalam Konperensi Internasional Palang Merah ke X X d i Wina tahun 1965. Teks yang diperbaharui in i tercantum dalam AD & A R T Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional dan te l ah disahkan dalam Konperensi Internasional Palang Merah ke X X V d i Jenewa tahun 1986.

    2.1. KEMANUSIAAN:

    Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka d i dalam pertempuran, berupaya dalam kemampuan bangsa dan antar bangsa mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan sating pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

    Palang Merah yang dilahirkan oleh keinginan untuk memberikan pertolongan tanpa diskriminasi kepada para korban yang luka di medan

    7

  • perang, baik secara nasional maupun Internasiona! dan untuk mencegah serta meringankan penderitaan umat manusia dimana saja, bertujuan untuk melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghargaan terhadap umat manusia. Palang Merah meningkatkan pengertian satu sama lain, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi di antara bangsa-bangsa.

    Prinsip utama yang diciptakan atas dasar penghargaan terhadap umat manusia ini, tidak terpisahkan dari cita-cita perdamaian dan merupakan ringkasan daripada cita-cita Gerakan Palang Merah serta landasan bagi prinsip-prinsip lainnya.

    Menanggulangi penderitaan orang lain, berusaha mencegah dan menguranginya di tengah-tengah kekejaman yang merajalela adalah merupakan pekerjaan yang menuntut pengorbanan. Hal ini merupakan langkah pertama dalam mencegah dan mengurangi peperangan: Peri- kemanusiaan adalah faktor utam a..

    2.2. KESAMAAN

    Gerakan in i tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, ke- sukuan, agama/kepercayaan tingkatan atau pandangan politik . Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhan- nya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

    Tidak membeda-bedakan kebangsaan, warna ku lit, keagamaan, tingkatan dalam masyarakat atau pendapat politik .Mencoba untuk meringankan penderitaan manusia, berpedoman pada kebutuhan, dengan mengutamakan penderitaan yang paling parah.

    Prinsip yang baik dalam hal menolong orang lain tanpa diskriminasi mengingatkan bahwa Palang Merah tidak boleh membeda-bedakan orang yang sedang menderita. Hal ini merupakan kebalikan dari rasa ingin berkuasa atau tindakan-tindakan diskriminatif yang merupakan sumber dari berbagai pertikaian.

    2.3. KENETRALAN

    Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan in i tidak boleh memihak atau melibatkan d ir i dalam pertentangan politik , kesukuan, agama atau ideoiogi.

    Agar supaya dapat terus memperoleh kepercayaan dari semua fihak. Palang Merah tidak boleh memihak dalam suatu pertikaian bersenjata atau melibatkan diri dalam pertentangan-pertentangan yang bersifat politis, rasial, keagamaan atau idiologi.

    8

  • Bagi gerakan Palang Merah kenetralan merupakan alat, jadi bukan tujuan, kenetralan bukan berarti pengabaian terhadap penderitaan atau menyetujui adanya peperangan. Hal ini merupakan syarat yang penting bagi aksi kemanusiaan yang bergantung pada kepercayaan semua fihak.

    2.4. KEMANDIRIAN

    Gerakan in i bersifat mandiri. Perhimpunan National d i samping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus me- naati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

    Palang Merah bersifat mandiri. Walaupun Perhimpunan-perhimpunan Nasional adalah pembantu sukarela Pemerintah masing-masing dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Perhimpunan harus selalu memelihara otonominya begitu rupa sehingga mampu untuk selalu bertindak sesuai dengan Prinsip-prinsip Palang Merah.

    Kemandirian Perhimpunan Palang Merah amat penting bagi aktivitas- aktivitas kemanusiaan sesuai dengan Prinsip-prinsip dasar.

    Hal ini memungkinkan semangat perdamaian untuk bersarang di hati kaum Pria dan Wanita, jadi tanpa mengasingkan diri, Palang Merah mempunyai kekuasaan dalam melaksanakan tugas kemanusiaan, yang merupakan alat pemersatu bagi seluruh umat manusia.

    2.5. KESUKARELAAN

    Gerakan in i adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

    Palang Merah adalah suatu Organisasi pemberian bantuan yang bersifat sukarela, tidak mendasarkan d iri dengan cara apapun juga atau keinginan untuk mendapat keuntungan.

    Meringankan penderitaan sesama manusia secara sukarela dan tidak mementingkan diri sendiri, menunjukan semangat pengabdian dan per- sahabatan yang besar yang membuka jalan menuju perdamaian.

    2.6. KESATUAN

    D i dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan d i seluruh wilayah.

    Hanya boleh ada satu Perhimpunan Palang Merah dalam satu negara. Terbuka bagi semua orang, melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

    9

  • Gerakan Palang Merah menyatukan semua orang di dalam batas- batas setiap negara, sehingga merupakan faktor perdamaian secara intern.

    2.7. KESEMESTAAN

    Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan, mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

    Palang Merah adalah suatu gerakan yang bersifat semesta, dimana semua Perhimpunan mempunyai kedudukan yang sama dan memikul tanggung jawab serta kewajiban yang sama pula dalam membantu satu |sama lain.

    Kesemestaan gerakan Palang Merah berasal dari keterikatan dari pada ^setiap anggotanya kepada nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama-sama.

    Salah sebuah cirinya adalah kewajiban untuk menolong sesama, sehingga merupakan penyebaran nilai-nilai dan bibit perdamaian di antara bangsa-bangsa di dunia.

    3. KEDUDUKAN SERTA MAKSUD DAN TUJUAN

    3.1. Kedudukan:

    Bertitik tolak dari ungkapan sejarah dan latar belakang berdirinya PM I serta sebagai konsekwensi terhadap Prinsip-prinsip Palang Merah yang harus ditaati oleh semua Organisasi Palang Merah di berbagai Negara, maka kedudukan Palang Merah Indonesia.

    a. Merupakan satu-satunya Perhimpunan yang dibentuk oleh masyara- kat, bersifat mandiri (= otonom) dan bekerjasama dengan fihak Pemerintah.

    b. Merupakan organisasi swasta (non government) bekerja saling membantu dengan fihak Pemerintah dan organisasi sosial masyarakat lain- nya di dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

    3.2. Maksud dan tujuan:

    Maksud dan tujuan didirikannya Palang Merah Indonesia adalah berupaya untuk dapat membantu meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, tanpa membedakan golongan, bangsa, warna ku lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Vang Maha Esa.

    10

  • Dalam arti luas PM I dilahirkan didorong oleh rasa keinginan disertai dengan tanggung jawab untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa diskriminasi, baik pada masa perang maupun masa damai baik secara Nasional, maupun Internasional.

    Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah untuk melindungi jiwa, kesehatan dan kesejahteraan serta menjamin penghargaan yang layak terhadap umat manusia.

    4. STRUKTUR ORGANISASI

    Walaupun pada mulanya Palang Merah Indonesia baik di tingkat Pusat, maupun di tingkat Cabang didirikan atas prakarsa Pejabat Pemerintah/Tokoh Masyarakat setempat, namun pada prinsipnya Palang Merah Indonesia dibentuk atas dasar musyawarah dan mufakat para anggota masyarakat.

    Vang selanjutnya anggota masyarakat tersebut sesuai dengan syarat- syarat organisasi kemudian menjadi anggota Palang Merah Indonesia.

    Sehingga pada hakekatnya pemegang kekuasaan tertinggi di dalam tubuh Organisasi Palang Merah Indonesia terletak pada anggota yang dihimpun oleh Cabang-cabang PM I yang disalurkan dalam suatu Musyawarah Cabang di tingkat Cabang Kotamadya/Kabupaten/Daerah tingkat II, dalam suatu Musyawarah Daerah di tingkat Daerah Propinsi dan di dalam Musyawarah Nasional di tingkat Pusat setiap 4 tahun sekali.

    Sebagai salah satu ciri betapa pentingnya MUNAS PM I tersebut dimana keputusan-keputusannya merupakan pengemban amanat anggota, dalam salah satu fasal Anggaran Dasar PM I menyatakan bahwa:

    Musyawarah Nasional bertugas:

    a. Menyusun/merobah/menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

    b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Pusat.c. Menentukan garis-garis kebijaksanaan umum.d. Memilih Pengurus Pusat.

    Untuk memperjelas bagaimana susunan dari pada organisasi Palang Merah Indonesia dimaksud, dapat digambarkan sebagai berikut:

    a. Anggota-anggota Palang Merah Indonesia dihimpun di dalam Cabang- cabang Palang Merah Indonesia yang pada Prinsipnya masing-masing meliputi satu Wilayah Daerah tingkat II, namun apabila diperlukan

    11

  • anggota-anggota dapat dihimpun di dalam satu Ranting yang me- liputi satu wilayah kecamatan.

    b. Cabang-cabang Palang Merah Indonesia selanjutnya dihimpun dalam Daerah-daerah Palang Merah Indonesia meliputi Wilayah satu Daerah Tingkat I atau Propinsi.

    c. Daerah-daerah Palang Merah Indonesia dihimpun di dalam Per- himpunan Palang Merah Indonesia tingkat Pusat yang meliputi seluruh Wilayah Republik Indonesia.

    5. ALAT-ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI

    Agar Organisasi PM I dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat mewujudkan usahanya dalam mencapai tujuan PMI, meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna ku lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu adanya kelengkapan organsiasi meliputi:

    a. Sarana Personal

    a.1. Anggota

    Sebagai suatu Perhimpunan, Palang Merah Indonesia harus mem- punyai anggota, dimana anggota-anggota tersebut secara perorangan dihimpun di dalam Cabang dan apabila diperlukan anggota-anggota tersebut dihimpun di dalam Ranting PMI.

    Baik mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diakui sebagai anggota, masalah pemberhentian, maupun hak suara dan Iain-lain, secara terperinci dijelaskan dalam AD/ART.

    Namun secara singkat ada baiknya dijelaskan disini, bahwa bila seseorang bermaksud ingin menjadi anggota PMI harus didasarkan atas prinsip ingin tu ru t membantu tanpa pamrih baik dalam bentuk tenaga dan pikiran, maupun dengan cara membayar iuran atau sebagai penyum- bang tetap.

    Oleh karena itu PMI tidak memberikan hak yang sifatnya material terhadap anggota melainkan hak dan kewajiban daripada anggota tersebut, berupa kewajiban menyanggupi/menghadliri Musyawarah Cabang serta memberikan hak suara pada waktunya, di samping hak dip ilih dan memilih.

    a.2. Pengurus

    Pengurus PMI di tingkat Cabang dipilih oleh anggota dalam musyawarah Cabang, sedangkan Pengurus Daerah dipilih di dalam musyawarah

  • Daerah yang dihadliri oleh para utusan Cabang, dan Pengurus Pusat dipilih oleh para utusan Cabang dan Daerah dalam Musyawarah Nasional setiap 4 tahun sekali.

    Pengurus Palang Merah Indonesia di semua tingkatan mempunyai kewajiban untuk mengemban berbagai kebijakan dan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam musyawarah Cabang, Daerah, ataupun Nasional yang selanjutnya setelah habis masa bhaktinya selama 4 tahun Pengurus yang bersangkutan harus mempertanggung jawabkannya terhadap musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

    Untuk memperoleh gambaran tentang tugasdan kewajiban Pengurus baik di tingkat Pusat, Daerah maupun Cabang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PM I menyatakan:

    Pengurus Pusat berkewajiban:

    a. Menyelenggarakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

    b. Menyelenggarakan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional:

    — menetapkan ketentuan dan peraturan pelaksanaan keputusan- keputusan Musyawarah Nasional.

    — menyusun program tahunan atas dasar Garis-garis kebijaksanaan Umum hasil Musyawarah Nasional.

    c. Memimpin penyelenggaraan tugas Palang Merah Indonesia:

    — melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pengawasan kepalang merahan di seluruh wilayah Republik Indonesia melalui hubungan dan pendekatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

    — bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan organisasi-organisasi lain di tingkat Pusat.

    — berpartisipasi di dalam kegiatan Palang Merah Internasional serta bekerjasama dengan Lembaga-Lembaga Internasional lainnya..

    — melakukan hal-hal lain untuk kepentingan Palang Merah Indonesia.

    Pengurus Daerah berkewajiban:

    a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

    b. Melaksanakan keputusan-keputusan Pengurus Pusat d^n keputusan- keputusan Musyawarah Daerah:

    13

  • - menetapkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan pelaksanaan dari keputusan-keputusan Musyawarah Daerah dan Keputusan-keputusan Pengurus Pusat.

    - menyusun Program Tahunan atas dasar Garis-garis kebijaksanaan hasil Musyawarah Daerah.

    c. Mengkoordinasikan, membina dan mengawasi Cabang-cabang wila- yah kerjanya:

    - melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan organisasi- organisasi lain di tingkat Daerah yang bersangkutan.

    - melakukan hubungan dan pendekatan, baik secara langsung, maupun tidak langsung.

    Pengurus Cabang berkewajiban:

    a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

    b. Melaksanakan keputusan-keputusan Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan keputusan-keputusan Musyawarah Cabang:

    - menetapkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan pelaksanaan dari keputusan-keputusan Musyawarah Cabang dan keputusan-keputusan Pengurus Pusat dan Daerah.

    - menyusun Program Tahunan atas dasar Garis-garis Kebijaksanaan hasil Musyawarah Cabang.

    c. Melaksanakan tugas-tugas operasional Palang Merah Indonesia di dalam wilayah kerjanya:

    - melakukan hubungan dan pendekatan, baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan Pengurus Ranting.

    - melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan organisasi- organisasi lain dalam wilayah kerjanya.

    d. Mengkoordinasikan, membina dan mengawasi Ranting-ranting di wilayah kerjanya.

    a. 3. Tenaga Pelaksana

    Dilihat dari tugas-tugas yang dibebankan kepada Palang MerahIndonesia di dalam mewujudkan tujuan PM I, terutama sekali dalam haltugas-tugas operasional di lapangan seperti yang akan diuraikan kemu-dian, sebagian terbesar terletak di Cabang.

    Sehingga tidak berlebih-lebihan bila diumpamakan bahwa PM I

  • Cabanglah merupakan ujung tombak berhadapan langsung dengan masya- rakat yang membutuhkan pertolongan yang paling depan.

    Bahkan untuk lebih mengarahkan jangkauan yang lebih luas sehingga tugas-tugas PM I tersebut dapat lebih merata, maka kedudukan Ranting yang tersebar di daerah-daerah kecamatan mutlak diperlukan dalam membantu tugas-tugas Cabang tersebut, sehingga lebih effektip, cepat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian bantuan.

    Kateu unsur Pengurus dengan berbagai tugas seperti telah diutarakan terdahulu pada dasarnya merupakan unsur Penanggung Jawab baik keluar, maupun ke dalam, sesuai dengan tingkatannya, bahkan lebih banyak bobotnya sebagai pembuat kebijaksanaan (Policy Maker), maka pelaksanaannya baik di staf Markas, maupun di lapangan seperti halnya di Cabang-cabang dilakukan oleh para_petugas/tenaga pelaksana.

    Para petugas/tenaga pelaksana yang kami maksud di luar Pengurus tersebut bertanggung jawab kepada Pengurus, melalui mekhanisme kerja sesuai dengan tata cara kerja yang diatur baik di tingkat Pusat, Daerah maupun di Cabang.

    Tenaga Pelaksana tersebut te rd iridari:

    a. 3.1. Tenaga Staf:

    Kategori ke I adalah tenaga staf tatehTnereka yang bekerja di Staf Markas dengan istilah lain disebut sebagai karyawan/tenaga profesional.Tenaga yang bekerja secara penuh di Markas PM I, baik di Pusat, Daerah maupun Cabang yang statusnya merupakan karyawan tersebut, mereka itu mendapat gaji/Honorarium dari PMI. Di samping itu ada pula tenaga yang sifatnya diperbantukan atau dipekerjakan pada PMI oleh Pemerin- tah.

    a. 3.2. Tenaga Sukarela:

    Kategori yang ke 2 ialah yang tergolong dalam istilah Tenaga Sukarela. Tenaga Sukarela yang dimaksud adalah setiap orang yang turu t memberi- kan bantuannya tanpa pamrih terutama dalam hal tenaga dan pikirannya kepada Palang Merah Indonesia.Dewasa ini di lingkungan Palang Merah Indonesia, khususnya di Cabang- cabang dikenal ada 3 kelompok tenaga Sukarela yang disebut:

    (1) Palang Merah Remaja (PMR)(2) Korps Sukarela (KSR)(3) Tenaga Sukarela (TSR)

    Untuk lebih difahami perbedaan-perbedaannya, baik dari segi syarat- syarat keanggotaan maupun tugas kewajibannya, dari ketiga kelompok tersebut dapat diutarakan sebagai berikut:

    15

  • (1) Palang Merah Remaja fPMR)

    Palang Merah Remaja dibentuk oleh Palang Merah Indonesia pada bulan Maret 1950 yang merupakan perwujudan dari pada keputusan Liga Palang Merah yang dewasa ini dikenal dengan sebutan Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.Terbentuknya PMR di Indonesia ini dan juga Palang Merah Remaja di beberapa Palang Merah Nasional lainnya dilatarbelakangi pada waktu pecah perang dunia ke I, dimana pada waktu itu Palang Merah Australia mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Kepada mereka diberikan tugas yang ringan, seperti mengumpulkan pakaian bekas, majalah-majalah bekas dari dermawan, menggulung pembalut dan sebagainya. Anak-anak ini dihimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan "Palang Merah Remaja" kemudian prakarsa ini d iiku ti oleh negara-negara lain.PMR merupakan anggota Remaja dari PM I yang:

    — Mendapat pendidikan keterampilan P3K, Pengungsian, Dapur umum dan pengetahuan tentang ke-Palang Merah-an lainnya.

    — Membantu melaksanakan tugas-tugas ke-Palang Merah-an.— Ada di tiap sekolah/Ranting/Cabang PMI/bahkan dianjurkan

    pula agar dibentuk di luar sekolah.— Diharapkan kelak menjadi anggota PM I yang baik.

    Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan ialah:

    — PMR MULA, : Setingkat usia Sekolah Dasar, dari 7 s/d 12tahun.

    — PMR M A D Y A ,: Setingkat usia siswa Sekolah Lanjutan TingkatPertama dari 13 s/d 16 tahun.

    — PMR WIRA, : Setingkat Usia siswa Sekolah Tingkat Atas/Mahasiswa, dari 17 s/d 21 tahun.

    Sesuai dengan tingkatannya, PMR diperbantukan dalam tugas-tugas ke-Palang Merah-an seperti tu ru t membantu memberikan pertolong- an P3K, dan lainnya, namun tugas kewajiban utama yang dibeban- kannya adalah diarahkan kepada:

    a. Berbhakti kepada masyarakat.b. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan

    kesehatan.c. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional.

  • (2) Korps Sukarela (KSR)

    — Anggota KSR adalah Sukarelawan Palang Merah Indonesia yang menyediakan tenaganya yang dibentuk dalam satuan-satuan/ pasukan untuk tugas ke-Palang Merah-an.

    — Anggota KSR terdiri atas pemuda dan pemudi yang tangguh, berdisiplin, berdedikasi tinggi serta merupakan kader bangsa, berumur antara 18 s/d 35 tahun.

    — Anggota KSR dididik menjadi tenaga andalan PM I yang terlatih/ terampil dalam bidang seperti P3K, Dapur Umum, Pengungsian dan Iain-lain, pengetahuan ke-Palang Merah-an. Selalu siap siaga membantu tugas ke-Palang-Merah-an, seperti dalam Bencana, kecelakaan lalu lintas dan Iain-lain.

    — Anggota KSR telah dipersiapkan pula dengan berbagai ke- lengkapan dan seragam serta sarana peralatan lainnya dan harus selalu siap siaga setiap saat dapat melaksanakan tugasnya.

    — Anggota KSR mutlak d im ilik i oleh setiap Cabang.

    Kelompok KSR terdiri dari atas dua macam kelompok yaitu:

    a) . Kelompok yang tengkap, terd iri dari 3 regu:

    — Satu regu P3K yang bertugas di garis depan.— Satu regu tata usaha dan angkutan, bertugas di Garis tengah

    (Komunikasi).— Satu regu Perawatan, Dapur Umum dan Pengungsian ber

    tugas di garis belakang.

    b) . Kelompok yang tidak tengkap, terdiri atas:

    — Satu regu P3K, Tata Usaha dan Angkutan.— Satu regu Perawatan, Dapur Umum dan Pengungsian.

    (3) Tenaga Sukarela (TSR):

    a) . Anggota TSR adalah mereka yang turut membantu PMI di luarkelompok PMR dan KSR.

    b) . Oleh karenanya tidak banyak d ituntut untuk memiliki pengetahuan keterampilan kepalangmerahan melainkan hanya turu t menyumbangkan pikiran dan tenaganya antara lain di lingkung- an kepengurusan yang sifatnya perseorangan.

    c) . Anggota TSR dapat pula dihimpun dari para karyawan tiapinstansi, anggota Organisasi Wanita/Pemuda, Hansip, Mahasiswa dan anggota masyarakat yang dididik secara khusus mengenai

    17

  • ke-Palang Merah-an dan terdaftar sebagai anggota TSR di masing- masing cabang.

    d) . Anggota TSR merupakan tenaga potensial yang diharapkandapat dimobilisasi oleh PM I, bila ternyata PM I sangat mem- butuhkan tenaganya pada saat-saat ada bencana yang cukup besar, ataupun kegiatan-kegiatan PM I lainnya dalam upaya turut membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan ma- syarakat.

    e) . Anggota TSR yang dipersiapkan untuk dapat melaksanakantugas bantuan, harus memperoleh pendidikan latihan dalam bidang P3K, Dapur Umum, Pengungsian dan pengetahuan ke- palangmerahan lainnya.

    (4) Tenaga Pembina dan Pelatih:

    a) . Pembina.

    — Untuk menumbuhkan dan mengembangkan PMR/KSR/ TSR baik dilihat dari kualitas maupun kuantitasnya mutlak diperlukan Pembina.

    — Yang dimaksud dengan Pembina adalah terdiri dari para Guru atau tokoh masyarakat di luar pendidikan yang mem- punyai kemampuan mendidik serta membina, memberikan bimbingan kepada anggota PMR/KSR/TSR.

    — Untuk dapat melaksanakan tugas, Pembina dibekali pengetahuan tentang kepalangmerahan, bahkan dianjurkan pula untuk dapat menguasai pengetahuan keterampilan seperti P3K, Dapur Umum dan Pengungsian.

    b) . Pelatih.

    — Sama halnya dengan Pembina, maka peranan Pelatih sangat diperlukan oleh Cabang agar dapat melatih PMR/KSR/ TSR yang berkualitas.

    — Oleh karenanya Pelatih harus memiliki, mampu dan ber- wenang untuk memberikan ilmu pngetahuan keterampilan kepalangmerahan.

    — Pelatih pada umumnya terdiri dari guru/pendidik dan telah dibekali dan mengkhususkan diri selaku Pelatih P3K, Dapur Umum, Perawatan Keluarga, Pengungsian atau Pelatih kepalangmerahan lainnya.

  • b. SARANA MATERIAL

    Untuk menunjang keberhasilan kegiatan PM I di lapangan, di samping sarana personal yang diutarakan di atas diperlukan pula sarana material yang cukup memadai seperti:

    — Gedung markas dengan segala kelengkapannya, baik di Pusat, Daerah maupun Cabang, bahkan juga di Ranting sebagai pusat kegiatan, pusat informasi dan komunikasi.

    — Alat transportasi dan komunikasi.— Gudang untuk menyimpan obat-obatan, barang relief tenda dan Iain-lain.— Sejumlah dana yang cukup tersedia (akan diungkapkan dalam bab ter-

    sendiri).

    IV. KEGIATAfJ-KEGIATAN:

    Kehadliran Palang Merah di tengah-tengah masyarakat, dilihat dari sudut sejarah dan latar belakang terbentuknya Palang Merah adalah disebabkan karena kebutuhan untuk memberikan pertolongan terhadap para korban akibat peperangan. Namun lebih jauh daripada itu, usaha-usaha Palang Merah di negara manapun di dunia ini, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembang- annya, organisasi Palang Merah termasuk Palang Merah Indonesia bertujuan pula untuk turut meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya tanpa membedakan golongan, bangsa, warna ku lit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

    Pengalaman menunjukan bahwa dari waktu ke waktu sebagai akibat dari berbagai sebab di luar kemampuannya, manusia selalu mengalami ber- bagai penderitaan, seperti kemelaratan, kemiskinan wabah penyakit, bencana alam, bahkan juga penderitaan akibat kekejaman dari sesama umatnya.

    Oleh karena itu di dalam PM I mewujudkan cita-cita serta tujuannya untuk meringankan penderitaan sesama manusia berdasarkan pertimbangan kemanusiaan tersebut baik di masa damai, maupun dalam keadaan pertikaian senjata, usaha-usaha yang dilakukan PM I seperti dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya secara umum antara lain:

    1. Kesiapsiagaan dalam memberikan pertolongan dan bantuan bagi korban kecelakaan dan bencana.

    2. Menyelenggarakan Usaha Transfusi Darah.

    3. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembinaan melalui Palang Merah Remaja (PMR), Korps Sukarela (KSR), Tenaga Sukarela (TSR) serta bekerjasama dengan organisasi pemuda lainnya, dalam rangka ikut serta membina generasi muda.

    19

  • 4. Ikut serta dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat.

    5. penyebarluasan prinsip-prinsip Palang Merah dan Hukum Perikemanusia- an Internasional dalam rangka ikut serta menciptakan perdamaian dunia.

    Di dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan:

    a. Ketentuan dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.b. Hukum Perikemanusiaan Internasional.c. Ketentuan-ketentuan Palang Merah Internasional.d. Kebutuhan masyarakat, sesuai dengan tujuh prinsip Palang Merah.

    Dari ungkapan tersebut di atas jelas bahwa kegiatan PMI, bukanlah sekadar bergerak dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga banyak usaha- usaha yang ditujukan untuk turut menanggulangi masalah kesejahteraan sosial, bahkan juga menjangkau tujuan yang cukup luas ialah ingin turut berperan aktip dalam membina perdamaian dan menyebarluaskan rasa kasih sayang terhadap sesama umat dimanapun berada.

    Ciri-ciri yang khas dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh PMI dimaksud merupakan uluran tangan PMI, sumbangsih PMI, tanpa pamrih bagi masyarakat. Oleh karena itu agar lebih dapat diingatkan, diresapi dan digarap- nya secara lebih terarah, sengaja kegiatan tersebut di atas kami tuangkan dalam singkatan "SUMBANGSIH" yang bila dijabarkan secara sederhana adalah sebagai berikut:

    Siaga memberikan pertolongan terhadap korban ben- cana, baik dalam bentuk P3K, Pengungsian, mencari- kan alamat keluarga korban, Perkampungan Darurat, Dapur Umum maupun Bantuan Sandang Pangan.

    Usaha Transfusi Darah dalam upaya melayani kebutuhan akan darah bagi mereka yang membutuhkan.

    Membentuk, Mendidik, Melatih Tenaga-tenaga terampil melalui PMR (Palang Merah Remaja), KSR (Korps Sukarela) dan TSR (Tenaga Sukarela).

    Turut dalam Pembangunan masyarakat Desa melalui Usaha peningkatan kesejahteraan, PKMD, Kesehatan Lingkungan, Peningkatan Gizi.

    Menanamkan rasa kasih sayang bagi sesama manusia, melalui penyebarluasan prinsip-prinsip Palang Merah demi persahabatan dan perdamaian.

  • I

    SIAGA/MEMBERIKAN PERTOLONGAN TERHADAP KOR- BAN BENCANA.

    Tugas yang telah sejak lama bahkan banyak kaitannya dengan kelahiran Palang Merah adalah tugas Siaga untuk memberikan bantuan terhadap korban bencana, baik pada waktu perang maupun damai.

    Begitu juga bagi Palang Merah Indonesia terutama dalam menghadapi kemungkinan akibat daripada berbagai bencana yang menimpa, mutlak harus selalu siaga agar setiap saat, kapan, dimana dan apapun sebabnya harus dapat melaksanakan tugas untuk memberikan bantuan pertolongan. kepada siapa saja yang membutuhkan, baik dalam bentuk P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), mengatur pelaksanaan pengungsian, menyelenggarakan per- kemahan/perkampungan darurat, maupun memberikan sandang dan pangan.

    Pada dasarnya PM I di dalam melaksanakan tugas penanggulangannya bersifat darurat, ialah hanya bertugas kurang lebih selama paling lama 2 minggu, selanjutnya para korban disalurkan sesuai dengan yang dideritanya apakah ke Rumah Sakit yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan atau kepada Departemen Sosial yang berwenang mengenai masalah perawatan sosial.

    Untuk melaksanakan tugas bantuan tersebut beberapa prinsip/dasar yang harus ditaati/dipenuhi oleh Palang Merah Indonesia adalah:

    1. 1. Untuk tidak bertengangan dengan azas dan dasar

    — Pancasila.— U.U.D. 1945.— Prinsip-prinsip Palang Merah.— Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI.

    1.2. LANGSUNG (= tidak melalui perantara)

    Setiap pemberian bantuan apapun agar diberikan secara langsungkepada penderitanya. Ini tidak mengandung arti PMI kurang memper-cayai terhadap fihak ketiga.

    1.3. MANUSIA:

    Pertolongan/bantuan PMI ditujukan kepada manusianya yang men- derita secara langsung, ini mengandung arti bahwa PMI pada dasarnya tidak turut dalam memperbaiki tanggul, irigasi, pembuatan rumah, reha- bilitasi dan Iain-lain.

    21

  • 1.4. BENTUK LOGISTIK BANTU A N HARUSBERUPA BENDA (NATURA ATAUJASA)

    Bantuan yang diberikan kepada penderita harus berbentuk benda (Natural misalnya, beras, susu, pakaian, papan atau berbentuk jasa berupa pelayanan kesehatan, pengungsian, transportasi, perkampungan darurat dan Iain-lain.

    Adalah tidak wajar dan tidak dibenarkan PM I memberikan dalam bentuk uang kepada para penderita.

    1.5. CEP AT:

    Agar bantuan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh penderita, maka bantuan harus dilaksanakan secara cepat.

    Cepat berarti harus diperhatikan mangenai transportasi, prosedur kerja dan lain sebagainya untuk tidak mengalami keterlambatan.

    1.6. TEPAT:

    Setiap bantuan agar tepat memenuhi sasaran, berarti bahwa jenis bantuan apakah itu pelayanan kesehatan, barang-barang relief seperti pakaian atau makanan harus sesuai dengan kebutuhan penderita yang bersangkutan.

    1.7. BANTUAN DIBERIKAN SECARA DARURAT:

    PM I memberikan bantuan/pertolongan terhadap penderita sesuatu bencana paling lama hanya 14 hari. Selanjutnya Pemerintahlah yang melanjutkan penanganan ini.

    Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk lebih daripada waktu tersebut, bila Pemerintah memintakan bantuan yang ditunjang oleh dana/biaya/kemampuan yang ada pada PM I.

    1.8. SYARAT-SYARAT YANG D IM IL IK I OLEH PETUGAS:

    PMI mutlak harus memiliki tenaga-tenaga, baik itu tenaga-tenaga karyawan, Tenaga Korps Sukarela (KSR), Tenaga Sukarela (TSR) atau PMR dan tenaga-tenaga bantuan lainnya yang harus memiliki sifat- sifat:

    — Sukarela (tanpa pamrih). — Jujur.— Terampil/cekatan. — Penuh tanggungjawab.— Cakap/terlatih. — Disiplin.— Luwes.

  • 1.9. PERTANGGUNGJAWABAN ADMINISTRASI:

    Setiap pemberian bantuan yang dilaksanakan oleh PM I harus disertai dengan pertanggungjawaban administrasi yang baik.

    Hal mana didasarkan atas prinsip " Open Management" di dalam rangka PM I memberikan pertanggung jawabannya kepada anggauta/ masyarakat yang telah memberikan bantuan, baik melalui maupun diluar gerakan Bulan Dana PM I.

    1.10. TANDA-TANDA PALANG MERAH:

    Di dalam setiap melaksanakan tugas, kepada semua petugas diharus- kan mempergunakan tanda-tanda pengenal Palang Merah, apakah itu dalam seragam PMR, KSR, TSR atau mempergunakan ban lengan Palang Merah, begitu pula bendera Palang Merah yang harus dipasang pada setiap tempat dan kendaraan yang dipergunakan.

    USAHATRANSFUSI DARAH:

    Kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan terus makin berkembang dengan pesat, salah satu aspek pengobatan yang juga ikut berkembang adalah pengobatan dengan mempergunakan darah manusia.

    Kebutuhan akan darah semakin banyak, mengingat bukan saja diperlukan sebagai akibat daripada pembedahan yang dilakukan karena berbagai penyakit, melainkan juga dengan terjadinya kecelakaan-kecelakaan, baik di jalanan maupun berbagai sebab yang sangat membutuhkan akan darah.

    Palang Merah Indonesia dalam hal turut membantu terhadap pelayanan darah ini telah sejak lama dilakukan. Sejak tahun 1980, Pemerintah Indonesia telah lebih mempertegas memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada PM I untuk melakukan Usaha Transfusi Darah tersebut, melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980 tertanggal 19 April 1980 tentang Transfusi Darah.

    Sedangkan dari fihak Pemerintah melalui Departemen Kesehatan ber- kewajiban memberikan bimbingan dan bantuan sehingga pelayanan Transfusi Darah akan dapat terus berkembang mengikuti kemajuan pelayanan kesehatan dan llmu Kedokteran.

    Oleh karena usaha Transfusi Darah, pada pelaksanaannya memerlukan pembiayaan yang besar, baik untuk kebutuhan kantong plastik, berbagai obat maupun kebutuhan sarana personal yang Profesional dan sarana-sarana lainnya, maka untuk setiap labu darah (± 250 cc) yang dibutuhkan, keluarga

    23

  • pasien, yang mampu dimintakan untuk membayar penggantian biaya "Service Cost" yang besarnya ditentukan oleh PM I di Cabang-cabang.

    Di samping itu penunjang utama sukses tidaknya Usaha Transfusi Darah PM I tersebut dalam upaya melayani mereka yang membutuhkan darah, banyak pula tergantung pada adanya kesediaan orang menyumbangkan darahnya. Oleh karena itu dari segi lain, PM I juga berupaya untuk selalu mencari mereka yang bersedia menyumbangkan darahnya secara sukarela, bagi siapa saja yang membutuhkan yang dikenal dengan istilah "Donor Darah Sukarela".

    Untuk memberikan gambaran secara singkat syarat-syarat apa yang harus d im ilik i oleh seorang donor dan bagaimana caranya bila ingin menyumbangkan darahnya, di bawah ini diutarakan hal-hal sebagai berikut:

    1) . Syarat-syarat bagi seorang donor

    — Berusia antara 17 sampai 65 tahun.— Berat Badan minimal 45 kg.— Tekanan darah antara 100/50 sampai 200/100 mm Hg.— Kadar Hb (hemoglobin) darah minimal 12 gr %.— Dalam lima tahun terakhir tidak menderita penyakit kuning (hepa

    titis) atau penyakit berat yang lain.— Tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang haid, hamil atau menyusui

    bayi.— Penyumbangan darah yang sebelumnya telah melewati 3 bulan.

    2) . Pendaftaran

    Daftarkan diri anda kepada petugas sebagai calon donor darah sukarela. Isilah formulir yang telah tersedia dan berat badan akan ditimbang.

    3) . Pemeriksaan Darah

    Selanjutnya akan diperiksa golongan darah serta kesehatan anda, tekanan darah dan anaminese.

    Seorang calon donor darah harus betul-betul memenuhi syarat dan sehat agar darah yang akan diberikan untuk penderita mutunya baik.

    4) . PengambHan Darah

    Kemudian anda akan dibawa ke ruang pengambilan darah untuk diambil darahnya. Jumlah darah yang diambil rata-rata sekitar 250 cc, proses tersebut berlangsung dalam waktu relatif singkat.

    24

  • 5). Setelah Penyumbangan Darah

    Selesai penyumbangan darah, bekas tusukan akan ditutup dengan plester. Anda berbaring beberapa menit, kemudian anda akan disuguhi hidangan berupa susu dan makanan ringan.Kemudian anda akan memperoleh kartu donor.

    Dalam waktu yang singkat tubuh sudah menyesuaikan diri lagi. Plasma akan normal kembali dalam 24 jam, sedangkan sel-sel darah kem- bali normal dalam 2 minggu.

    Perlu diketahui bahwa tidak ada efek sampingan yang mungkin timbul dari penyumbangan darah ini.

    MEMBENTUK. MENDIDIK, MELATIH TENAGA PELAKSA- NA.

    Untuk menunjang berbagai kegiatan PM I seperti diutarakan di atas, baik dalam hal siaga/memberikan bantuan pertolongan kepada para penderita yang diakibatkan karena bencana, Usaha Transfusi Darah, turut membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pembangunan masyarakat desa, maupun penyebarluasan Hukum Perikema- nusiaan Internasional dan prinsip-prinsip Palang Merah, PM I harus memiliki tenaga-tenaga yang terampil, terlatih dan memiliki dedikasi serta mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

    Oleh karena itu terutama bagi setiap cabang yang belum memiliki PMR, KSR atau TSR wajib untuk membentuknya. Selanjutnya dengan rencana kerja dan pelaksanaannya yang berkesinambungan, kegiatan pendidikan dan latihan harus digarap sebaik-baiknya.

    Bahkan jauh daripada itu, usaha/kegiatan PMI dalam bidang DIKLAT ini juga mempunyai arti yang lebih luas ialah turut membantu Pemerintah dalam rangka membina, membimbing "para generasi muda remaja” untuk dapat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang edukatip, konstruktip serta produktip bagi masyarakat.

    Materi pendidikan yang diberikan kepada PMR, KSR dan TSR, bahkan kepada siapa saja yang ingin memperoleh pendidikan dari PMI, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tenaga tersebut.

    Namun pada umumnya kepada mereka, PMI memberikan pendidikan antara lain berupa:

    (1).(2).(3).

    Pelajaran P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Perawatan Keluarga (PK).Masalah Pengungsian.

    25

  • (4) . Masalah perkampungan/Perkemahan darurat.(5) . Masalah Dapur Umum.(6) . Masalah ke Palang Merahan baik yang berhubungan dengan

    Palang Merah Indonesia maupun Palang Merah Internasional.(7) . Konvensi Geneva.(8) . Prinsip-prinsip Palang Merah dan Hukum Perikemanusiaan Inter

    nasional.(9) . Ditambah pula dengan beberapa pengetahuan tentang kepemim-

    pinan serta pengetahuan kesehatan dan sosial masyarakat lain- nya.

    BANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA:

    Kedudukan Palang Merah di negara-negara yang sedang berkembang, seperti halnya dengan PM I, d ituntut pula untuk berusaha membantu Pemerin- tah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka Pembangunan masyarakat desa.

    Banyak hal yang dapat diusahakan oleh PM I dengan BANGDES ini, seperti yang telah diselenggarakan oleh Cabang-cabang PM I seperti, menye- lenggarakan Dapur Susu untuk Balita yang membutuhkan peningkatan gizi, turut memberikan penyuluhan demi suksesnya GHS (Gerakan Hidup Sehat), PKMD turut membantu kegiatan dalam Posyandu dan Iain-lain.

    Bahkan apa yang telah diutarakan di atas dimana PM I harus aktip pula menyelenggarakan "D IK LA T " bagi generasi muda, adalah merupakan salah satu kegiatan untuk turut membina generasi muda remaja dalam mewujudkan manusia-manusia pembangunan harapan bangsa, melalui wadah Palang Merah Remaja atau Korps Sukarela.

    SIH PENYEBARLUASAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL DAN PRINSIP-PRINSIP PALANG MERAH:

    Kegiatan lain yang harus dilakukan oleh PM I yang menjangkau tujuan yang lebih luas lagi adalah upaya untuk menyebarluaskan Hukum Perikemanusiaan Internasional dan Prinsip-prinsip Palang Merah kepada masyarakat luas.

    Tujuan yang hendak dicapai dalam upaya ini ialah untuk menanamkan rasa "KASIH SAYANG" terhadap semua manusia di dunia ini.

    Hal mana sejalan dengan apa yang telah digariskan dan diamanatkan oleh setiap ajaran agama apapun yang dianutnya.

    I

    1

    %

    26

  • Bagi bangsa Indonesia usaha yang mulia ini adalah merupakan manifestasi dari pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

    Mengingat betapa pentingnya kegiatan gerakan ini, secara resmi telah dituangkan dalam bentuk "Pesan untuk segenap umat manusia di dunia" sebagai hasil dari keputusan konperensi perdamaian Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tanggal 2—7 September 1984 yang baru lalu di AALAND (FINLANDIA) STOCKHOLM, yang sengaja kami muatkan selengkapnya hasil terjemahan Markas Besar PM I di JAKARTA sebagai berikut:

    Melalui Perikemanusiaan menuju Perdamaian:

    Konperensi Perdamaian Dunia ke II yang diselenggarakan oleh Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di AALAND dan Stockholm pada tanggal 2—7 September 1984, menyampaikan pesan di bawah ini kepada Bangsa- bangsa dan Pemerintah-pemerintah di dunia.

    Dengan pengalaman selama 120 tahun dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada para korban pertikaian bersenjata, bencana alam dan bencana-bencana lainnya, keikutsertaan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam mencapai perdamaian sejati semakin nyata, seperti yang tercermin dalam mottonya.

    "M ELALU I PERIKEMANUSIAAN MENUJU PERDAMAIAN"

    Berkat dukungan berjuta-juta anggota ini semakin aktif dalam memberi- . kan pelayanan dalam bidang yang menyangkut Perikemanusiaan.

    Dengan membawa semangat yang positif, delegasi-delegasi dari 107 negara bertemu di AALAND, pulau yang damai dalam kawasan Finlandia yang bebas dari pasukan militer, dan di Stockholm. Beberapa anggota per- himpunan nasional berasal dari negara-negara yang sedang berperang, atau bahkan pemerintahnya sating bermusuhan. Walaupun demikian, suasana Konperensi diwarnai oleh rasa saling menghormati, toleransi dan penuh ke- sepakatan, yang merupakan dasar dari cita-cita bersama.

    Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah amat prihatin melihat ketegangan, kekerasan diskriminasi ras dan perkosaan hak-hak azasi manusia di berbagai belahan dunia. Jelas terbukti bahwa keadaan sosial dan ekonomi yang tidak merata merupakan penyebab kerusuhan. Akhir-akhir ini tercatat lebih dari 30 konflik dan perang saudara, dimana digunakan senjata-senjata konvensional.

    Dalam banyak pertikaian bersenjata itu, tidak diadakan perbedaan antara para prajurit dan kaum sipil, dimana seringkali kaum sipil ini menjadi sasaran senjata maut. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap dasar-dasar Hukum Perikemanusiaan Internasional.

    27

  • Aksi-aksi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah terancam oleh produksi segala jenis senjata, termasuk nuklir, senjata kimia dan ruang angkasa.

    Bagi gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, perdamaian bukan berarti semata-mata tiadanya perang, melainkan merupakan proses yang dinamis daripada kerjasama antar negara dan bangsa. Hal itu berdasarkan penyeiesaian perselisihan secara penuh persahabatan, penuh penghormatan atas hak-hak azasi manusia dan pemerataan kemakmuran secara adil. Perdamaian secara adil. Perdamaian sejati harus didasarkan atas rasa hormat terhadap hukum Internasional dan rasa saling pengertian.

    Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menegaskan lagi dedikasi- nya terhadap penanggulangan bahaya kelaparan dan perbaikan kgsehatan secara luas. Juga tugas untuk mengurangi penderitaan, menangani masalah pengungsi, orang-orang terlantar dan korban-korban kerusuhan bersenjata tanpa memandang apakah mereka kaum sipil atau tawanan.

    Penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan amat penting bagi Perdamaian. Oleh karena itu gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mendesak Pemerintah-pemerintah untuk m6ngakui konvensi-konvensi Perikemanusiaan yang sudah ada, kemudian mentaatinya dan memperkuat ketaatan mereka. Sebaliknya, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah akan terus mengembangkan dan menyebarluaskan Hukum Perikemanusiaan Internasional.

    Melalui program pendidikan yang tepat, Gerakan ini akan terus berusaha memenuhi aspirasi generasi muda, dan mempromosikan cita-cita Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

    Dari konperensi Perdamaian Dunia kedua, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mendesak semua Pemerintah agar supaya terus berusaha keras untuk bekerjasama, memelihara kekompakan dan persahabatan di antara bangsa-bangsa dimana saja mereka berada, melalui komunikasi yang sejati.

    Mendesak para pemimpin negara untuk terus berusaha mengadakan pem- batasan senjata secara bertahap dan terkontrol, baik senjata konvensional, maupun segala jenis senjata yang bisa menimbulkan kerusakan secara massal, yang mengancam kehidupan umat manusia.

    Menyerukan kepada segenap orang dewasa dan kaum muda untuk mem- baktikan dirinya dengan sepenuh hati untuk menaikan martabat manusia dan menghormati harkat manusiawi, sebagai tekad perseorangan menuju perdamaian sejati di sleuruh dunia.

    Dijiwai oleh semangat konperensi ini, dimana para delegasi memusatkan dirinya kepada hal yang mempersatukan mereka bersama dalam Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah, Gerakan ini yakin bahwa dunia akan bergerak MENUJU PERDAMAIAN LEWAT PERIKEMANUSIAAN.

    28

  • Terlampir dan merupakan bagian dokumen ini tercantum daftar prakarsapilihan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah untuk mencapai perdamaianyang telah mendapat rekomendasi dari Konperensi.

    PENYEBARLUASAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL.

    1. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus lebih mengembangkan cara- cara yang efektif untuk penyebar luasan Hukum Perikemanusiaan Irrter- nasional di segala lapisan masyarakat, melalui kegiatan yang sudah ada maupun yang baru akan dikembangkan.Penyebarluasan ini harus merupakan bagian integral dari seluruh program pembangunan.

    2. Komite Internasional Palang Merah harus mempelajari kemungkinan untuk menerapkan test standar untuk mengetahui tingkat pengetahuan para kesatuan m iliter mengenai Hukum Perikemanusiaan Internasional.

    KETAATAN TERHAQAP KONVENSI-KONVENSI PERIKEMANUSIAAN.

    3. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus bekerjasama dengan Pemerin- tahnya, sebagai penanda tangan konvensi Jenewa, untuk mentaati dan menjamin ketaatannya terhadap Hukum Perikemanusiaan Internasional di seluruh dunia.

    4. Gerakan ini harus mendukung usaha-usaha yang sedang dijalankan untuk menciptakan konvensi untuk melarang pembuatan, percobaan, penyim- panan dan penggunaan senjata kimia.

    PERLINDUNGAN KEPADA PENDUDUK SIPIL DAN ANAK-ANAK.

    5. Gerakan ini, yang cemas akan kecenderungan naiknya jumlah korban sipil dalam pertikaian bersenjata, harus meyakinkan para pimpinan negara dan kekuatan-kekuatan politik untuk mengawasi perlindungan terhadap penduduk sipil melalui Hukum Perikemanusiaan Internasional.

    6. Gerakan ini harus mendesak penunjukan tempat-tempat dimana penduduk sipil dapat hidup dengan damai pada saat terjadi pertikaian bersenjata.

    7. Gerakan ini harus mendukung segala usaha untuk melindungi anak-anak dalam pertikaian bersenjata dan mencegah ketertlibatan mereka dalam perselisihan, setidak-tidaknya sebelum mencapai usia 15 tahun.

    PENDIDIKAN DAN LATIHAN UNTUK MENCIPTAKAN PERDAMAIAN.

    8. Kurikulum dasar dari Pendidikan Perdamaian, dengan menekankan pada latihan untuk mengatasi perselisihan harus dikembangkan bersama-sama oleh Komite Palang Merah Internasional dengan Liga.

    29

  • Berdasarkan kurikulum tersebut, pendidikan tadi harus bersifat men- dorong, terutama terhadap generasi muda.

    9. Komite Internasional Palang Merah harus dihimbau untuk mengembang- kan program latihan bagi para delegasinya dalam segala bentuk perun- dingan, termasuk penengahan perselisihan di bidang Perikemanusiaan maupun bidang-bidang lainnya.

    KEGIATAN PEMBANGUNAN

    10. Pencegahan bencana alam yang bertujuan ke arah perlindungan danperbaikan lingkungan, harus menjadi unsur yang penting dalam segala ^program pembangunan, untuk mengurangi bencana kekeringan banjir •dan ketidak tenteraman serta kemungkinan kerusuhan-kerusuhan yang 4sering disebabkan oleh bencana-bencana alam tersebut.,

    11. Perhimpunan-perhimpunan Nasional, berdasarkan solidaritas Palang Merah dan Bulan Sabit Merah harus terus berusaha untuk mengatasi bahaya kelaparan dan segala akibatnya dalam jangka panjang dan dengan demikian ancaman-ancaman terhadap perdamaian.

    12. Perhimpunan-perhimpunan Nasional sedapat mungkin harus mengambil langkah-langkah yang praktis dan bisa diterima untuk menanggulangi persoalan-persoalan kependudukan, mengurangi ketegangan di daerah- daerah dimana perkembangan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan.

    13. Perhimpunan-perhimpunan Nasional harus lebih meningkatkan usaha- usaha untuk PKMD (Primary Health Care), terutama di negara-negara yang sedang berkembang.

    14. Berhubung pembangunan membantu mengurangi keadaan yang kurangmerata dimana hal ini merupakan penyebab ketegangan, Perhimpunan- perhimpunan Nasional harus lebih menekankan usahanya pada bidang {ini, dalam ruang lingkup yang telah digariskan oleh Liga dalam "Strategi Pembangunan" yang telah disusun olehnya. •

    V. SUMBER DANA DAN LOGISTIK:

    Kegiatan/aktipitas PM I, baik yartg menyangkut kegiatan rutin maupun kegiatan operasional di lapangan sukses tidaknya banyak pula tergantung daripada penyediaan tenaga dan dana serta logistik.

    Dan kalaulah tenaga-tenaga yang telah diutarakan di atas telah cukup tersedia, agaknya faktor dana dan logistik juga merupakan salah satu faktor yang menentukan.

    30

  • Sumber dana atau lebih luas lagi disebutkan kekayaan Palang Merah Indonesia, Anggaran Dasar PM I menyatakan bahwa: Kekayaan PMI diperoleh dari:

    a. luran, derma dan sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.b. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.c. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan asas dan

    tujuanPMI.

    Sumber dana yang diperoleh dari iuran para anggota, begitu pula dari pada donatur tetap/tidak tetap ternyata masih belum memadar. Oleh karena itu satu-satunya usaha yang perlu djtingkatkan dari waktu ke waktu dimana hasilnya boleh dikatakan sangat besar di dalam menunjang pembiayaan operasional PMI adalah dana yang bersumber dari hasil gerakan bulan dana yang lazimnya diselenggarakan setiap setahun sekali atas dasar idzin dari Pemerintah cq. Departemen Sosial Rl.

    Di samping itu PMI dalam hubungan kesemestaannya, baik dengan Palang Merah Nasional di berbagai Negara, maupun secara langsung dengan I.C.R.C. dan Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, cukup banyak pula memper- oleh bantuan, khususnya yang berupa logistik, baik berupa obat-obatan, beras/susu, maupun dalam bentuk barang-barang relief lainnya.

    Mengingat kemampuan PMI masih sangat terbatas dalam hal dana/ logistik ini bila dibandingkan dengan ruang lingkup tugas yang serba komplex dan luas, maka PMI ada kalanya pula memperoleh bantuan dana dari Pemerintah Pusat/Daerah, terutama dalam kaitannya untuk membiayai aktipitas bidang-bidang pendidikan dan latihan bahkan juga dalam bentuk bantuan tenaga yang dipekerjakan terutama untuk kebutuhan tenaga di bagian Dinas Transfusi Darah.

    Namun pada dasarnya Palang Merah Indonesia, sebagai Organisasi Non Pemerintah, harus berpegang kepada prinsip bahwa sumber pembiayaan untuk berbagai kebutuhan rutin dan operasional di lapangan harus dibiayai/ dipenuhi sepanjang tahun dari pada uang iuran anggota, penyumbang tetap atau tidak tetap daripada para dermawan dan sumbangan masyarakat pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti yang pernah kami utarakan di atas ialah melalui gerakan Bulan Dana PMI.

    Menyinggung masalah penggalian dana yang diperoleh dari gerakan Bulan Dana PMI, kiranya perlu difahami, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan masyarakat melalui Panitia Gerakan Bulan Dana yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat dan para penjabat setempat yang dimohonkan bantuannya oleh PMI untuk mencari/menghimpun dana dari masyarakat.

    Dengan demikian pencaharian dana melalui gerakan Bulan Dana ini di samping mempunyai tujuan untuk memperoleh dana sebanyak-banyaknya

    31

  • dari masyarakat, bila dikhayati lebih mendalam lagi daripada gerakan ke- manusiaan ini adalah bertujuan untuk:

    a. Memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tidak terkecualinya untuk menyumbangkan melalui PM I bagi ke- manusiaan paling tidak setiap setahun sekali.

    b. Menanamkan rasa kasih sayang serta lebih menanamkan rasa ke- sadaran akan kewajiban bagi seluruh manusia untuk sating tolong menolong di dalam penderitaan.

    c. Memberikan pendidikan khususnya kepada generasi muda untuk turut membantu menyumbangkan tenaganya di dalam turut ber- peranserta menghimpun dana untuk PMI.

    Gerakan Bulan Dana penyelenggaraannya dilaksanakan di tingkat Cabang dan tidak di tingkat Daerah atau tingkat Pusat. Kebijaksanaan ini tidak lain untuk memberikan kesempatan sebariyak mungkin kepada Cabang untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam usaha membiayai berbagai kegiatan Cabang sehingga SUMBANGSIH PMI di Cabang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

    Sesuatu hal yang sering terjadi ialah, bahwa dalam Bulan Dana pengum- pulan dana hanya ditujukan terbatas pada pengumpulan uang saja. Hal ini kiranya perlu mendapat koreksi dan untuk menghilangkan keragu-raguan dapat dikemukakan bahwa sesuai dengan kemampuannya masing-masing para penyumbang dapat dibagi dalam 3 golongan:

    (1) Penyumbang materiel:

    Dalam hal ini para penyumbang baik dalam kedudukannya sebagai badan ataupun perorangan dapat memberikan uang ataupun barang-barang, seperti pengusaha-pengusaha dalam bidang produksi, pedagang-pedagang biasa, yang membuat barang yang karena sesuatu hal tidak dapat diper- dagangkan lagi, botol-botol kosong, koran bekas, pakaian bekas, singkat- nya semua barang yang dapat dimanfaatkan bagi pembiayaan tugas organisasi.

    (2) Penyumbang tenaga

    Jika seseorang hanya bersedia menyumbangkan tenaga untuk pelbagai macam usaha, hal yang demikian ini akan dapat meringankan beban Palang Merah Indonesia pula. Misalnya seorang guru selama Bulan Dana sebelum pelajaran dimulai untuk beberapa menit saja menanamkan Cita-cita Palang Merah pada anak didiknya.

    32

  • Jika anak-anak ini membawa apa yang didengarnya di sekolah ke rumah bagaimana anak-anak harus bertindak kalau temannya atau orang lain mendapat kecelakaan dan sebagainya, maka dengan jalan ini pula Cita- cita Palang Merah akan meluas ke lingkungan yang lebih luas. Sumbangan tenaga meliputi pula sumbangan pikiran dan bagaimana sumbangan ini dapat dimanfaatkan terdapat macam-macam jalan.

    (3). Penyumbang fasilitas.

    Yang dimaksud dengan fasilitas ini ialah sarana-sarana tidak berbentuk materiil ataupun tenaga, tetapi kesempatan-kesempatan yang memung- kinkan tugas-tugas Palang Merah Indonesia dilaksanakan.

    Dalam masyarakat terdapat banyak fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan kepada Palang Merah Indonesia, hanya kita harus pandai meng- galinya.

    Jika seorang pemilik percetakan memperkenankan kupon-kupon Bulan Dana dicetak di Perusahaannya dengan cuma-cuma ataupun dengan tarif rendah, ini adalah suatu fasilitas yang dapat meringankan biaya.

    Begitu pula bila suatu jawatan dapat meminjamkan kendaraannya diluar jam kerja untuk dipergunakan bagi keperluan Panitia Bulan Dana PM I inipun merupakan fasilitas yang cukup mengandung arti.

    Seperti telah diutarakan diatas, Palang Merah Indonesia Cabang merupakan ujung tombak dan berada digaris depan berhadapan secara langsung dengan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang banyak kaitannya dengan tugas-tugas "SUMBANGSIH" PMI. Oleh karenanya dari hasil bersih yang diperoleh dari gerakan Bulan Dana tersebut sebanyak 85% tetap diperuntukkan Cabang untuk dilolanya, baik untuk kebutuhan pem- biayaan Rutin, maupun untuk pembiayaan operasional di lapangan.

    Sedangkan untuk PMI Pusat dan PMI Daerah, Cabang diwajibkan menye- torkannya masing-masing sebesar 10% dan 5% untuk turut membantu pembiayaan Pusat dan Daerah, mengingat Pusat dan Daerah tidak menyelenggara- kan gerakan Bulan Dana.

    Dalam upaya memanfaatkan dana tersebut sebaik-baiknya, sejalan dengan maksud serta tujuan PMI, Cabang mengembalikannya dalam bentuk "SUMBANGSIH” kepada masyarakat.

    V I. HUBUNGAN DAN KERJA SAWIA

    Untuk memperoleh bantuan dari luar, baik berupa mental spiritual, maupun physik material, di dalam upaya menunjang potensi yang telah ter-

    33

  • sedia di PMI dalam mewujudkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatannya, PM I pada tempatnya perlu mengadakan hubungan dan kerjasama yang erat dengan semua fihak, baik di dalam maupun dengan luar Negeri.

    A. DI DALAM NEGERI:

    Jalinan hubungan yang erat serta kerjasama yang harmonis antara PMI dengan semua fihak, khususnya dengan unsur Pemerintah dan Organisasi Sosial masyarakat, serta dengan masyarakat, pada umumnya mutlak perlu diwujudkan dan dipelihara kelestariannya."

    Dalam kaitan ini oleh kareria PMI secara langsung bertanggung jawab terhadap sukses tidaknya "SUMBANGSIH" PMI yang diemban, 'harus berupaya untuk dapat Mem "P M I" kan masyarakat dan memasyarakatkan PMI dalam arti luas yang mengandung maksud dan tujuan agar dapat terjadi interaksi yang positip antara unsur Pemerintah dan masyarakat dengan PMI secara timbal balik.

    Dari keduanya tiada lain agar dapat terwujud tumbuh rasa memilikidan. rasa tanggung jawab bersama dalam menolong sesama umat yang membutuh- kan sejalan dengan motto, bahwa: PMI adalah dari masyarakat, oleh masyarakat untuk masyarakat yang "membutuhkan pertolongan" sesamanya.

    Hubungan dan kerjasama yang harus tetap terpelihara dengan baik adalah:

    (1) . Hubungan dan kerjasama antara PMI dengan berbagai Departemen,khususnya dengan Departemen yang mempunyai banyak kaitannya dengan kegiatan PMI seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Penerangan dan Depar- teman Pendidikan dan kebudayaan dan Iain-lain.

    (2) . Hubungan dan kerjasama antara PMI dengan berbagai OrganisasiSosial dan Organisasi masyarakat seperti halnya dengan PRAMUKA, ORGANISASI PEMUDA, ORGANISASI WANITA, ORGANISASI SOSIAL MASYARAKAT LAINNYA.

    Hubungan dan kerjasama dimaksud di samping sebagai upaya untuk meningkatkan saling pengertian, tumbuhnya kebersamaan saling memerlukan satu sama lain, misalnya dalam pemanfaatan tenaga-tenaga Profesional, penye- lenggaraan Pendidikan dan latihan dalam rangka pembinaan generasi muda juga dalam usaha penyebarluasan Hukum Perikemanusiaan Internasional dan prinsip-prinsip ke-Palang Merah-an.

    34

  • B. DENGAN LUAR NEGERI:

    Sejalan dengan salah satu prinsip yang tertuang dalam prinsip-prinsip Palang Merah, dimana Palang Merah tersebut merupakan Perhimpunan yang memiliki prinsip kesemestaan, hubungan dengan Luar Negeri perlu tetap dijalin dengan baik.

    Hubungan dan kerja sama PM I dengan luar negeri terutama diadakan dengan Komite Internasional Palang Merah (I.C.R.C.) dan Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang berkedudukan di Jeneva negara Swiss, atau juga dengan Palang Merah Nasional di berbagai Negara.

    Bentuk hubungan kerjasama tersebut dapat dilakukan melalui kunjungan dalam rangka studi perbandingan, masalah pendidikan tenaga akhli, bantuan relief dan Iain-lain yang memberikan dampak positip bagi kedua belah fihak.

    Beberapa contoh pelaksanaan hubungan kerjasama yang dilakukan antara PMI dengan fihak I.C.R.C. (Komite Internasional Palang Merah) adalah antara lain penyelenggaraan peningkatan gizi/kesehatan bagi masyarakat Timor Timur dan pelayanan terhadap para pengungsi Vietnam di Pulau Galang/ Tanjung Pinang.

    Sedangkan dengan fihak Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, tentang kegiatan PMI antara lain dalam penanggulangan para korban bencana akibat meletusnya gunung Galunggung di Tasikmalaya.

    Dengan fihak Palang Merah Swedia, Palang Merah Australia dan juga Palang Merah Belanda antara lain kerjasama dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan dalam bidang Usaha Transfusi Darah seperti dengan jalan mengirimkan t£naga-tenaga dokter dan para medis ke Palang Merah yang bersangkutan untuk dididik dalam bidang Transfusi Darah, disamping bantuan yang diberikan kepada PMI dalam bentuk sarana-sarana untuk U.T.D. (Usaha Transfusi Darah) lainnya.

    Demikian pula PMI turut memberikan bantuan terhadap berbagai kejadi- an yang terjadi malapetaka di berbagai Negara.

    Bentuk bantuan lainnya yang telah diberikan oleh PMI juga berupa obat-obatan dan pangan seperti yang pernah dilakukan ketika:

    — Terjadinya gempa bumi di Managua/Nicaragua.— Ketika terjadi letusan gunung berapi di Iceland.— Terjadi banjir di Afganistan.— Kepada masyarakat Kamboja, Pakistan, Vietnam serta Jordania.

    dimana bantuan tersebut semata-mata tiada lain atas dasar perikemanusiaan sejalan dengan prinsip-prinsip Palang Merah.

    35

  • V III. PENUTUP:

    Mengakhiri ungkapan mengenai Palang Merah Indonesia dan masalah Ke- Palang Merahan dalam "Kapita Selekta Palang Merah Indonesia" yang ter- nyata masih belum sempurna ini, ingin penyusun mengulas kembali harapan- nya semoga bahan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan dorongan kepada kita semua untuk dapat tu ru t "berperan-serta" membantu mereka yang sangat membutuhkan uluran tangan kita semua melalui Palang Merah Indonesia.

    Patut agaknya dapat dipelihara terus peranan PM I sebagai "JEMBATAN KEMANUSIAAN". oleh segenap bangsa Indonesia sebagai salah satu upaya yang nyata dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.

    *

    36

  • DAFTAR KEPUSTAKAAN

    1. Mochtar Kusumaatmadja, Prof. Dr., Konvensi-konvensi Palang Merah, 1963.

    2. Markas Besar PM I (Penerbit), Pedoman Bulan Dana PM I, 1971.

    3. Markas Besar PMI (Penerbit), Sejarah dan Aktipitas PMI, 1977.

    4. Markas Besar PMI (Penerbit), Pedoman bagi Cabang-cabang PMI dalam melakukan kegiatan d i bidang kesejahteraan masyarakat, 1974.

    5. Divisi IV Usaha Transfusi Darah, (Penerbit), Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980 tentang Transfusi Darah, 1980.

    6. PMI Daerah Jawa Barat (Penerbit), Uraian Singkat mengenai Perhimpun- an Palang Merah Indonesia, 1980.

    7. Markas Besar PMI (Penerbit), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia hasil MUNASke X IV , 1986.

    8. Markas Besar PMI (Penerbit), Palang Merah Internasional, 1983.

    9. Markas Besar PMI (Penerbit), Pedoman Penanggulangan Bencana Alam, 1984.

    10. Markas Besar PMI (Penerbit), Pedoman Palang Merah Remaja, 1984.

    11. Markas Besar PMI (Penerbit), Pesan untuk segenap umat manusia d i dunia dari Konperensi Perdamaian Palang Merah dan Bulan Sabit tangga! 2 — 7 September, 1984.

    12. Markas Besar PMI (Penerbit), Pedoman P3K, 1985.

    13. Markas Besar PMI (Penerbit), Komite Internasional Palang Merah (ICRC) terjemahan, 1985.

    14. Markas Besar PMI (Penerbit), Introduction o f the dissemination o f International Human Law (terjemahan), 1985.

  • LATARBELAKANGt e r b e n t u k n y a

    TAHUN 1939 TAHUN 1940

    TAHUN 1942 TAHUN 1944

    TAHUN 1945

    17 AGUSTUS

    03 SEPTEMBER

    [ 05 SEPTEMBER

    17 SEPTEMBER

    TAHUN 1950

    16 JANUARI

    15 JUNI_______

    | 16 OKTOBER ]TAHUN 1958 10 SEPTEMBER

    PALANG MERAH INDONESIA

    CITA-CITA UNTUK MENDIRIKAN PALANG MERAH INDONESIA ATAS PRAKARSA:

    - DR. RCL. SENDUK- DR. BAHDER DJOHAN

    namun cita-citanya ditolak Pemerintah Belanda.■... ,WAKTU PENJAJAHAN JEPANG CITA-CITA UNTUK MENDIRIKAN PMI DIUNGKAPKAN KEMBALI OLEH KEDUA TOKOH TERSEBUT. namun ditolak kembali.

    PROKLAMASI KEMERDEKAAN Rl.

    PERINTAH PRESIDEN R.l. KEPADA DR. BOEN- TARAN MARTOATMODJO UNTUK MEMBENTUK PMI.

    DR. BOENTARAN MEMBENTUK PANITIA LIMA TERDIRI DARI DR. MOCHTAR, DR. BAHDER DJOHAN, DR. MARDJOEKI, DR. SITANALA DAN DR. DJOEHANA DENGAN TUG AS MEMPERSIAP- KAN PEMBENTUKAN PMI^______________________

    PALANG MERAH INDONESIA DIDIRIKAN DENGAN KETUA UMUM DRS. MOCH. HATTA.

    KPTS. PEM. R.l. No.25 TENTANG PENGESAHAN PALANG MERAH INDONESIA

    PENGAKUAN I.C.R.C. TERHADAP PMI

    PMI MENJADI ANGGOTA LIGAP.M. No.68

    DITERBITKAN UU N0.59 TENTANG PENANDA TANGANAN KONVENSI GENEVA OLEH PEM. R.l. DAN PALANG MERAH INDONESIA.

  • LATARBELAKANG

    1859

    1863

    1864

    18991919192919491965

    1977

    Sejaral Palang MerahSOLFERINO - HENRI DUNANT

    __________ 1862 Kenangan Solferino___________

    K O M I T E L I M ADr. Appia, GL Dufour, H. Dunant,

    __________________ Pr. Maunoir, G. M oynier_____

    KOMITt INTERNASIONAl PALANG MERAH

    KONVENSI PERTAMA1 8 6 7 k p n f e re n s i Irrte rn a sio n a l P e rta m a |

    KONVENSI KEDUAL IG A P E R H IM P U N A N P A L A N G M E R A H N A S I O N A L

    KONVENSI KETIGA KONVENSI KEEMPAT

    TU JU H PRINSIPKEMANUSIAAN KESAMAAN

    KENETRALAN KEMANDIRIAN

    KESUKARELAAN KESATUAN

    KESEMESTAAN

    PR0T0K0L- TAMBAHAN KONVENSI JENEW A