Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

22
1 KORELASI BESARAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI PADA BIDANG MIRING JARAK 20 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang diarahkan untuk membimbing, mendorong, membina dan mengembangkan kemampuan jasmani dan rohani serta kesehatan dan kebugaran fisik seseorang sehingga mampu melaksanakan tugas rumah, sekolah, masyarakat serta untuk dirinya sendiri dan demi untuk pembangunan bangsa dan negara (Sekretariat Negara, 1997 : 1). Komponen biomotorik yang penting dalam kebugaran fisik pada tubuh manusia itu meliputi 10 komponen diantaranya: kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kelentukan, ketepatan, koordinasi, reaksi, daya tahan, dan daya ledak (Nala, 1996 : 47). Dengan dimilikinya kebugaran fisik yang baik seseorang dapat meningkatkan penampilannya dengan hasil yang lebih baik pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebugaran fisik seseorang sangat menentukan keberhasilan seorang atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam penelitian ini diadakan pengkajian mengenai hubungan dua variabel yaitu antara besaran kekuatan otot tungkai (variabel bebas) dan kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter (variabel terikat). Kekuatan otot tungkai sangat berperan dalam berbagai cabang olahraga diantaranya untuk menetukan lari jarak pendek maupun lari jarak jauh sehingga dapat mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mencari hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter. Dalam hal ini peranan olahraga dalam dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani. Agar prestasi yang maksimal dapat tercapai salah satu unsur dari kesegaran jasmani, yakni kekuatan otot tungkai mutlak diperlukan yang nantinya dapat dipergunakan untuk kepentingan ragam permainan maupun pertandingan dalam berbagai cabang olahraga. Kekuatan otot tungkai sangat berperan dalam berbagai cabang olahraga, sehingga dapat dikatakan kekuatan otot tungkai merupakan variabel yang menentukan untuk mencapai prestasi maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu metode penelitian tentang kekuatan otot tungkai. Olahraga sebagai fenomena sosial budaya telah tumbuh dan berkembang dengan pesatnya dan dapatlah dikatakan bahwa makin maju orang untuk memelihara keseimbangan hidupnya (Engkos Kosasih, 1993 : 5). Pada kenyataannya ada empat dasar tujuan manusia melakukan aktifitas olahraga yaitu: pertama, mereka yang melakukan olahraga untuk tujuan 1

Transcript of Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

Page 1: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

1

KORELASI BESARAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP

KECEPATAN LARI PADA BIDANG MIRING JARAK

20 METER SISWA PUTRA KELAS VIII

SMP NEGERI 6 AMLAPURA

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang diarahkan

untuk membimbing, mendorong, membina dan mengembangkan kemampuan

jasmani dan rohani serta kesehatan dan kebugaran fisik seseorang sehingga

mampu melaksanakan tugas rumah, sekolah, masyarakat serta untuk dirinya

sendiri dan demi untuk pembangunan bangsa dan negara (Sekretariat Negara,

1997 : 1).

Komponen biomotorik yang penting dalam kebugaran fisik pada

tubuh manusia itu meliputi 10 komponen diantaranya: kekuatan otot,

kecepatan, kelincahan, keseimbangan, kelentukan, ketepatan, koordinasi,

reaksi, daya tahan, dan daya ledak (Nala, 1996 : 47). Dengan dimilikinya

kebugaran fisik yang baik seseorang dapat meningkatkan penampilannya

dengan hasil yang lebih baik pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebugaran

fisik seseorang sangat menentukan keberhasilan seorang atlet untuk mencapai

prestasi yang maksimal.

Dalam penelitian ini diadakan pengkajian mengenai hubungan dua

variabel yaitu antara besaran kekuatan otot tungkai (variabel bebas) dan

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter (variabel terikat). Kekuatan

otot tungkai sangat berperan dalam berbagai cabang olahraga diantaranya

untuk menetukan lari jarak pendek maupun lari jarak jauh sehingga dapat

mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk

mencari hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter. Dalam hal ini peranan olahraga dalam dunia

pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya untuk

membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Agar prestasi yang maksimal dapat tercapai salah satu unsur dari

kesegaran jasmani, yakni kekuatan otot tungkai mutlak diperlukan yang

nantinya dapat dipergunakan untuk kepentingan ragam permainan maupun

pertandingan dalam berbagai cabang olahraga. Kekuatan otot tungkai sangat

berperan dalam berbagai cabang olahraga, sehingga dapat dikatakan kekuatan

otot tungkai merupakan variabel yang menentukan untuk mencapai prestasi

maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu metode penelitian tentang

kekuatan otot tungkai.

Olahraga sebagai fenomena sosial budaya telah tumbuh dan

berkembang dengan pesatnya dan dapatlah dikatakan bahwa makin maju

orang untuk memelihara keseimbangan hidupnya (Engkos Kosasih, 1993 :

5). Pada kenyataannya ada empat dasar tujuan manusia melakukan aktifitas

olahraga yaitu: pertama, mereka yang melakukan olahraga untuk tujuan

1

Page 2: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

2

rekreasi. Kedua, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk

pendidikan. Ketiga, mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan

untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Keempat, mereka yang

melakukan kegiatan olahraga tertentu untuk mencapai prestasi yang optimal.

Pengertian olahraga menurut keputusan Direktur Jendral Olahraga

nomor : 057/1986 dinyatakan olahraga adalah kegiatan manusia yang wajar

sesuai dengan kodrat Ilahi untuk mendorong, mengembangkan dan membina

potensi-potensi fisik, mental dan rohaniah manusia demi kebahagiaan dan

kesejahteraan pribadi dan masyarakat (Soegito, 1991 : 4).

Pendidikan jasmani telah mengalami perkembangan dimasyarakat

luas, karena pemerintah telah mencanangkan, memasyarakatkan gerakan

jasmani agar semua lapisan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan

olahraga untuk mencapai kesegaran jasmani yang optimal (Nala, 1996 : 1).

Cabang olahraga atletik merupakan induk kegiatan olahraga, oleh

karena itu ada yang menamakan atletik adalah ibu dari segala cabang

olahraga. Hal ini mempunyai pengertian bahwa semua gerakan dalam setiap

cabang atau kegiatan olahraga banyak dipengharuhi oleh gerakan-gerakan

dasar yang terdapat pada cabang olahraga atletik yakni: jalan, lari, lempar dan

lompat (Depdikbud, 1998 : 3).

Unsur-unsur gerakan olahraga baik dalam cabang atletik maupun

permainan akan meningkatkan kekuatan otot tubuh. Kekuatan otot merupakan

kemampuan untuk menanggung beban yang berat dalam waktu yang singkat.

Kekuatan otot dapat diperoleh dari kontraksi sekelompok otot untuk menerima

beban sewaktu bekerja. Mengembangkan kekuatan otot merupakan salah satu

faktor untuk meningkatkan prestasi, karena kekuatan otot adalah sumber dari

perubahan keadaan. Besarnya kekuatan otot tergantung dari besarnya

penampang otot. Makin besar penampang otot, maka makin besar pula

kekuatannya. Otot yang meningkat kekuatannya, maka makin meningkat pula

batas kemampuannya (Imam Hidayat, 1998 : 38).

Dalam upaya untuk mencari dan meningkatkan atlet-atlet yang

berbakat dan berprestasi, pada kesempatan ini peneliti akan mencoba

melakukan penelitian terhadap kedua variabel tersebut yang nantinya akan

mengarahkan kepada prestasi khususnya dalam cabang atletik seperti nomor

lari, lompat jauh , lompat tinggi, maupun cabang olahraga permainan yang

memerlukan kekuatan otot tungkai.

Berdasarkan pengamatan dilapangan bahwa prestasi siswa dalam

cabang atletik seperti: lari jarak jauh, lari jarak pendek, lari menengah, lompat

jauh, lompat tinggi, maupun cabang olahraga lain yang mempergunakan

kekuatan otot tungkai yang dipertandingkan khususnya di SMP Negeri 6

Amlapura belum mampu mencapai hasil yang optimal baik dalam Porsenijar

tingkat kecamatan maupun kabupaten. Hal ini kemungkinan disebabkan belum

adanya penelitian yang pasti ataupun kurangnya pemahaman serta pembinaan

dari para pembina atau guru olahraga terhadap teknik-teknik berlari yang baik.

Oleh karena itu, penulis tertarik mencoba mengadakan penelitian dengan judul

“Korelasi Besaran Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Lari Pada

Bidang Miring Jarak 20 Meter Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 6

Amlapura Tahun Pelajaran 2010/2011’’.

Page 3: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

’’Apakah ada Korelasi Besaran Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kecepatan

Lari pada Bidang Miring jarak 20 meter Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6

Amlapura Tahun Pelajaran 2010/2011?’’.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian akan berhasil apabila mempunyai tujuan

yang jelas sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada umumnya tujuan

penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji

suatu kebenaran ilmu pengetahuan. Menemukan berarti memperluas dan

menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedangkan menguji kebenaran

dilakukan jika sudah ada (Sutrisno Hadi,1992:3). Berdasarkan latar

belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

’’Untuk mengetahui adanya Korelasi besaran kekuatan otot tungkai

tehadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun Pelajaran 2010/2011’’.

1.2.3 Kegunaan Penelitian

Apabila penelitian ini mempunyai hubungan maka

penelitian ini berguna sebagai berikut:

1.3.2.1 Kegunaan Teoritis

1.3.2.1.1 Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan

dan pendidikan olahraga, khususnya dalam cabang

olahraga yang menggunakan kekuatan otot tungkai

1.3.2.1.2 Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi

kepada pelatih, pembina, guru olahraga dan atlet

untuk dapat digunakan sebagai landasan dalam

meningkatkan prestasi.

1.3.2.1.3 Diharapkan dapat berguna sebagai pedoman bagi

siswa dan Pembina atlet. Khususnya dalam rangka

meningkatkan kekuatan otot tungkai.

1.3.2.2 Kegunaan Praktis

1.3.2.2.1 Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

diharapkan dapat dipergunakan sebagai dalam

membina atlet yang menekuni cabang olahraga yang

mempergunakan kekuatan otot tungkai untuk

mencapai prestasi yang optimal.

1.3.2.2.2 Untuk melengkapi kebutuhan perpustakaan di IKIP

PGRI Bali yang nantinya dapat dipakai sebagai

literatur bagi mahasiswa yang berkepentingan.

1.4 Ruang Lingkup Masalah Karena keterbatasan biaya, tenaga, waktu serta kemampuan yang

dimiliki peneliti, maka ruang lingkup ini hanya terbatas pada hal-hal sebagai

berikut:

1.4.1 Objek penelitian

Page 4: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

4

Objek penelitian ini hanya terbatas pada korelasi besaran

kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak

20 meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura Tahun

Pelajaran 2010/2011.

1.4.2 Subjek penelitian

Adapun subjek penelitian yang digunakan sebagai populasi

dalam penelitian ini berkaitan erat dengan objek penelitian adalah

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran

2010/2011, yang jumlah keseluruhannya 48 orang.

1.4.3 Data Penelitian

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah analisis

besaran kekuatan otot tungkai dan kecepatan lari pada bidang miring

jarak 20 meter, yang diukur adalah berapa besaran kekuatan otot

tungkai masing-masing siswa dengan menggunakan alat yang disebut

Leg Dinamometer. Kemudian barulah mengukur berapa kecepatan lari

pada bidang miring jarak 20 meter dengan menggunakan alat

stopwatch dengan satuan detik.

1.5 Hipotesis

Istilah hipotesis diartikan dugaan sementara seorang peneliti

sebelum penelitian dilakukan dilapangan (Sutrisno Hadi, 1994:14). Dugaan itu

mungkin benar atau mungkin juga salah. Hal ini akan ditolak jika salah atau

palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan. Penolakan dan

penerimaan hipotesis sangat tergantung kepada hasil penelitian terhadap fakta-

fakta yang terkumpul (Sutrisno Hadi, 1990 : 63 )

Lebih lanjut dikatakan bahwa hipotesis dibedakan menjadi

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) selalu

menyatakan tidak ada hubungan dan karena itu biasanya dinyatakan dengan

kalimat pernyataan negatif, sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) selalu

menyatakan ada hubungan dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan positif

(Sutrisno Hadi, 1992 : 64).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dapat disampaikan

hipotesis sebagai pegangan penulis untuk melakukan penelitian di lapangan.

Adapun hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif yang bunyinya

sebagai berikut: ada korelasi positif antara besaran kekuatan otot tungkai

terhadap lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011.

1.6 Penegasan Beberapa Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menyimak dan

menafsirkan arti serta maksud dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam

penulisan ini, maka akan diuraikan secara singkat satu-persatu maksud dari

istilah tersebut:

1.6.1 Besaran

Adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan

angka dan satuan. Satuan yaitu ukuran dari suatu besaran. Nilai suatu

besaran dapat diketahui melalui kegiatan pengukuran, pengukuran

berarti membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis

yang ditetapkan sebagai satuan.

1.6.2 Kekuatan

Page 5: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

5

Adalah berkontraksinya otot seseorang untuk membangkitkan

tegangan dalam menerima beban pada saat bekerja. Kekuatan adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan (Harsono, 1997 : 29). Kekuatan adalah kemampuan otot tubuh

untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal dalam menerima

beban sewaktu melakukan aktivitas (Nala, 2002 : 6). Kekuatan otot

adalah kemampuan dari otot untuk mengatasi tahanan atau beban

dalam menjalankan aktivitas dan merupakan suatu fondamen penting

untuk mencapai prestasi yang maksimal dan mempermudah

mempelajari tehknik serta untuk mencegah terjadinya cedera (Suharno,

1998 : 21).

1.6.3 Kecepatan

Adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang

sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

(Harsono,1996 : 216). Kecepatan adalah kemampuan untuk

mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta

berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Nala,

2002 : 9). Ada juga yang berpendapat bahwa kecepatan adalah

kemampuan seseorang untuk mengejar gerakan-gerakan yang

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1990 : 17). Maka dengan pendapat-

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan otot

tungkai, kecepatan sangatlah menunjang bagi para atlet untuk

meningkatkan prestasi yang maksimal. Dalam hal ini kecepatan sangat

diperlukan terutama dalam kecepatan langkah lari yaitu dalam gerakan

lari pada bidang miring.

1.6.4 lari pada bidang miring

Lari adalah melangkahkan kaki tungkai dengan irama yang

tepat (Poerdaminta,1990:170) Lari pada bidang miring adalah

melangkahkan kaki tungkai dengan irama yang tepat secara cepat pada

bidang miring (Kamus istilah olahraga,1991:89). Gerakan-gerakan lari

pada bidang miringdengan lari pada naik, badan condong kedepan,

gerak kaki control dengan berat badan masing-masing supaya

keseimbangan dan koordinasi mampu bergerak tepat untuk

mendapatkan kekuatan otot tungkai yang baik.

1.6.5 Korelasi

Korelasi berarti hubungan timbal-balik atau sebab akibat

(Poerwadarminta, 1995 : 56). Ada yang berpendapat lain bahwa

korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk

membandingkan hasil pengukuran dari variabel yang berbeda agar

dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel lain

(Arikunto, 2002 : 239). Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa korelasi adalah suatu alat atau cara yang digunakan untuk

mencari hubungan antara dua variabel yaitu dalam hal ini variabel

besaran kekuatan otot tungkai dan variabel kecepatan lari pada bidang

miring jarak 20 meter.

1.6.6 Otot tungkai

Page 6: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

6

Jaringan halus dan kenyal ditubuh manusia dan hewan yang

fungsinya untuk menggerakan organ tubuh urat yang keras

(Poerwadarminta, 1990 : 672). Sedangkan yang dimaksud dengan

tungkai adalah organ tubuh dan ujung jari kaki hingga kepangkal

paha(Poerwadarminta,1990 : 822). Dengan demikian dapat ditegaskan

bahwa otot tungkai adalah jaringan halus dan kenyal yang

menggerakan tungkai. Kekuatan otot tungkai berarti kemampuan tubuh

bergerak ke segala arah dengan mudah dan cepat. Orang yang lincah

mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan

dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dapat pula diartikan bahwa

kekuatan otot tungkai adalah kemampuan mengubah arah dari posisi

diarena tertentu (Sajoto, 1998: 59).

BAB II

LANDASAN TEORI

Didalam pelaksanaan teori ini, digunakan beberapa teori yang relefan

sebagai penunjang, sehingga nantinya menghasilkan penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Adapun landasan teori tersebut adalah:

2.1 Umum

2.1.1 Korelasi

Korelasi sebenarnya merupakan hubungan antara dua variabel

pada satu situasi atau sekelompok subyek. Hal ini dilakukan untuk

melihat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain,

sesuai dengan pernyataan ’’teknik statistik yang digunakan untuk

mencari hubungan antara dua variabel yang searah bukan terbalik

antara variabel x dan variabel y ialah Korelasi’’ (Drs. Maman

Abdurahman, M.Pd, 2007 : 19). Ada juga yang berpendapat bahwa

Korelasi adalah hubungan timbal-balik dua buah gejala dikatakan

mempunyai korelasi adalah apabila setiap perubahan pada gejala yang

satu lebih diikuti dengan perubahan pada gejala yang lain, dimana

masing-masing perubahan tersebut terjadi secara proposional.

Sebaliknya dua buah gejala tidak mempunyai korelasi adalah apabila

perubahan pada gejala yang satu tidak selamanya diikuti denagan

perubahan pada gejala yang lain (Netra, 1996 : 116).

Korelasi berarti hubungan timbal- balik suatu gejala dikatakan

mempunyai korelasi bila setiap perubahan pada gejala yang satu selalu

diikuti dengan perubahan pada gejala yang lain ( Memes, 1997 : 27).

Korelasi berarti hubungan timbal- balik atau sebab akibat

(Poerwadarminta, 1995 : 56). Ada yang berpendapat lain bahwa

Korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk

membandingkan hasil pengukuran dari variabel yang berbeda agar

dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang lain

(Arikunto, 2002 : 239).

2.1.2 Kekuatan otot tungkai

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan dimana kekuatan itu adalah antara

12

Page 7: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

7

kontruksi otot secara maksimal sesuai dengan kebutuhan gerak yang

digunakan, meskipun banyak aktivitas olahraga memerlukan kelincahan

atau kekuatan, kelentukan kecepatan dari otot itu ( Redhana Wiratha,

1995 : 25). Kekuatan adalah komponem kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban

suatu pekerjaan (Sajoto, 1990 : 16). Tungkai adalah kaki(seluruh kaki,

dari pangkal paha kebawah) (Poerwadarminta, 1990 : 1107). Kekuatan

tungkai adalah kemampuan dalam menggunakan otot-otot kaki untuk

menerima beban.

Otot-otot yang terbina dengan baik atau sempurna sekaligus

melaksanakan olahraga yang teratur dapat meningkatkan kesegaran

lasmani dan mental (Siregar M, 1997 : 35). Semua otot harus kuat agar

dapat melakukan tugasnya dengan baik (Nala, 1992 : 3). Besarnya

kekuatan otot tergantung dari besarnya penampang otot. Makin besar

penampang otot, maka makin besar pula kekuatannya. Otot yang

meningkat kekuatannya, maka makin meningkat pula batas

kemampuannya (Imam Hidayat, 1998 : 38).

Kekuatan otot tungkai dipengharuhi oleh 3 hal yauitu: potensi

otot, pemanfaatan potensi otot, dan teknik (Bompa, 1994). Potensi otot

adalah jumlah kekuatan yang ditampilkan oleh seluruh otot dalam satu

kali kerja, artinya dalam setiap kelompok otot sebenarnya terdiri atas

beberapa serabut otot, tetapi bagi yang kurang terlatih tidak semua

serabut otot yang ada ikut aktif bekerja. Dlam menampilkan kekuatan,

sebenarnya potensi otot dapat mengangkat 2,53 kali lebih tinggi dari

yang sebenarnya mampu diangkat. Pemanfaatan potensi otot adalah

kemampuan memanfaatkan potensi otot untuk terlibat dalam suatu kerja

secara serentak, dari pusat sampai pada ujung-ujung serabut otot.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengharuhi kekuatan otot tungkai

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengharuhi kekuatan

otot tungkai adalah termasuk biomekanika, sistem pengungkit, ukuran

otot, jenis kelamin dan faktor umur/usia (M. Sajoto,1990 : 58-59).

Faktor fisiologis yang dapat mempengharuhi kekuatan otot adalah

faktor usia, karena tingkat testosterone menurun pada usia lanjut,

kebanyakan ahli fisiologis menganggap warga negara yang usia lanjut

dibatasi oleh perubahan neurogenic. Namun penelitian terhadap orang

yang sangat tua telah menunjukan bahwa latihan hambatan dapat

meningkatkan tenaga, massa otot, mobilitas (Fiatarone et al, 1998),

jenis kelamin dan suhu (Dangsina Moeloek, 1992 : 6). Walaupun

latihan tentu saja merupakan cara yang terbaik untuk memantapkan

kualitas daya tahan/kekuatan otot. Terdapat hal lain dapat dilakukan

dengan sesuatu sederhana yaitu dengan pemilihan makanan. Pada tahun

1993, peneliti dari Skandinavia (Christensen dan Hansen : 1993)

melaporkan peningkatan yang mengagumkan pada subyek yang diberi

makanan karbohidrat tinggi. Performa kekuatan itit yang baik selalu

dicapai dengan makanan berkarbohidrat tinggi, performa rata-rata

dengan tipikal makanan campuran dan performa yang buruk dengan

makanan yang berkarbohidrat rendah (lemak dan protein tinggi).

Page 8: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

8

Seseorang yang cerdik mengkonsumsi makanan berkarbohidrat

tinggi yang baik untuk kebugaran, penampilan dan kesehatan. Makanan

tersebut terdiri dari 25% total kalori dari lemak, 15% dari protein, 60%

dari karbohidrat. Adapun faktor-faktor lain yang menentukan baik atau

tidaknya kekuatan seseorang diantaranya tergantung pada:

a. Besar kecilnya fibril atau froses hypertopy dan tergantung

pula pada banyaknya fibril yang ikut serta dalam melawan

beban, serta tonus otot.

b. Bentuk rangka tubuh, makin besar rangka tubuh maka

makin baik kekuatan yang dimiliki.

c. Faktor umur juga ikut menentukan kekuatan otot tersebut,

bagi seseorang yang usianya tua makin lemah juga

kekuatannya.

d. Psikis luar maupun dari dalam.

2.1.4 Lari pada bidang miring

Lari adalah melangkahkan kaki tungkai dengan irama yang

tepat (Poerdaminta, 1990 : 170) Lari pada bidang miring adalah

melangkahkan kaki tungkai dengan irama yang tepat secara naik pada

bidang miring (Kamus istilah olahraga, 1991 : 33). Jadi yang dimaksud

dengan lari pada bidang miring adalah suatu aktivitas lari yang

dilakukan dengan irama naik pada bidang miring yang telah ditentukan

dalam penelitian ini.

2.2 Khusus Untuk mengetahui adanya korelasi besaran kekuatan otot tungkai

terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011, maka perlu

diadakan penelitian secara ilmiah dengan data yang akurat untuk bisa dipakai

acuan dalam mengevaluasi suatu masalah pada cabang nomor lari baik lari

jarak pendek, menengah, jauh dan lari maraton, serta pada lompat tinggi,

lompat jauh dan semua cabang olahraga yang memerlukan kekuatan otot

tungkai untuk kelangsungan pembinaan dimasa depan.

Dalam penelitian ini hanya dibahas apakah ada pengaruh korelasi

besaran kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang miring

jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun

pelajaran 2010/2011. Berikut ini penjelasan secara rinci pelaksanaan

penelitian lari pada bidang miring jarak 20 meter dari awal sampai akhir

penelitian:

2.2.1 Peneliti menjelaskan tentang teknik dan cara pelaksanaan penelitian

serta langsung memberikan contoh gerakan yang dimaksud.

2.2.2 siswa melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan penjelasan dan

contoh yang diberikan.

2.2.3 Siswa dipanggil satu persatu untuk melakukan kegiatan

2.2.4 Sikap permulaan siswa disuruh berdiri tegak pada garis start yang telah

ditentukan dalam penelitian.

2.2.5 Pada aba-aba ’’bersedia’’ siswa disuruh mengambil sikap start berdiri

dengan konsentrasi penuh kedepan.

2.2.6 Setelah ada aba-aba ’’Ya’’ siswa disuruh melakukan lari pada bidang

miring yang telah ditentukan dalam penelitian ini.

Page 9: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

9

2.2.7 Untuk memudahkan dalam kepengawasannya maka mekanisme

penelitian ini dilaksanakan secara bergantian.

2.2.8 Setelah diadakannya suatu penelitian, peneliti mencoba memaparkan

apa yang telah tercapai atau mengumumkan hasil akhir.

Adapun faktor-faktor yang mempengharuhi kecepatan menurut

Dangsina Moeloek adalah:

a. Kelentukan

Kurangnya kelentukan pada daerah pinggul dan tungkai atas akan

mengurangi kecepatan lari, karena hal tersebut meningkatkan

tahanan yang dibuat otot antagonis.

b. Tipe tubuh

Mempunyai tubuh yang langsing dan kuat pasti akan memudahkan

untuk berlari dengan cepat ketimbang mempunyai tubuh berlemak

atau penderita obesitas. Hal ini akan sangat mempengharuhi

kecepatan gerak lari pada jarak 20 meter.

c. Usia/Umur

Peningkatan kecepatan sesuai dengan bertambahnya usia sangat

berpengaruh, rata-rata mencapai puncak pada usia 13-21 tahun.

Keadaan ini dapat bertahan 3-4 tahun dan kemudian menurun,

penurunan ini bisa terjadi lebih cepat jika tidak melakukan latihan.

d. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian dijepang, jenis kelamin laki-laki lebih

dominan memiliki kecepatan yang lebih besar daripada perempuan,

setelah mencapai pubertas (Denpost, 2010 : 7).

e. Posisi berlari

Badan yang condong kedepan saat berlari tentu hasilnya akan jauh

lebih baik dan cepat dibandingkan lari dalam posisi badan tegak,

jadi dalam kecepatan lari jarak 20 meter ini dituntut agar pada saat

lari badan harus lebih condong kedepan agar memudahkan untuk

berlari cepat.

f. Cuaca/Iklim

Faktor yang terpenting disini adalah faktor cuaca, biasanya atlet

ataupun siswa akan jauh lebih konsentrasi atau fokus pada kegiatan

disaat cuaca bersahabat dibandingkan dalam kehujanan, ataupun

dalam teriknya panas matahari. Hal itu akan membuat siswa tidak

nyaman dalam menjalani kegiatan.

g. Faktor kesanggupan anak

Kesanggupan anak dalam melakukan kegiatan sangat besar

pengaruhnya terhadap hasil penelititan, oleh karena itu peneliti

memberikan motivasi selama kegiatan segingga anak tersebut

mempergunakan tenaganya secara maksimal.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu metode studi memiliki

penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati, sistematis, memperhatikan berbagai

kreteria untuk memperoleh pemecahan masalah yang tepat. Dengan demikian

Page 10: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

10

penelitian merupakan upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengetahui,

mempelajari, menjelaskan, suatu masalah yang dihadapinya (Gorda 1994: 10)

3.1 Jenis Penelitian

Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah yang harus

dipecahkan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara atau pendekatan

dan strategi yang mudah dan efektif. Dari rancangan yang efektif akan

menentukan rancangan penelitian yang paling akhir, penggolongan penelitian

dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat masalah yang terjadi. Dan untuk itu

dapat diajukan jenis-jenis penelitian sebagai berikut :

3.1.1 Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen ini mencoba menjawab bagaimana

kedudukan atau hubungan klausal antara variabel-variabel yang diteliti

dengan meneliti langsung terhadap objek penelitian dan mengadakan

kontrol, penelitian eksperimen dapat mengubah teori-teori yang telah

usang, menguji hipotesis dan menemukan hubungan kausal yang baru

(Sutrisno Hadi, 1990: 43)

Ciri-ciri penelitian ini adalah:

3.1.1.1 Menurut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi

eksperimental secara tertib, ketat baik dengan kontrol maupun

manipulasi langsung atau randomisasi.

3.1.1.2 Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar

3.1.1.3 Adanya kontrol variasi

3.1.1.4 Interval validitas merupakan tujuan utama dan pertimbangan

mengenai eksternal validitas (ISPI, 1991: 47-48)

3.1.2 Penelitian Deskriptif

Fokus penelitian deskriptif adalah pemecahan yang ada

pada masa kini yang dapat menyangkut status suatu objek, kelompok

manusia, suatu sistem pemikiran dan suatu peristiwa. Penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, akurat dan

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungannya antara gejala yang diselidiki

(Sutrisno Hadi, 1990: 40)

Ciri-ciri Penelitian ini adalah:

3.1.2.1 Sifatnya membuat deskripsi umum dalam arti merupakan

akumulasi data dasar dengan cara deskriptif semata.

3.1.2.2 Ruang lingkupnya adalah mencari informasi, mengidentifikasi,

mendapatkan justifikasi (kebenaran), membuat komparasi

(perbandingan) dan evaluasi (ISPI, 1991 : 41)

3.1.2.3 Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi

data.

3.1.3 Penelitian Historis

Penelitian ini bertujuan untuk merekontruksi masa lampau

secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan,

mengevaluasi, memverifikasikan, serta menyintesiskan bukti-bukti

untuk menegakkan fakta guna memperoleh kesimpulan yang kuat.

Ciri-ciri penelitian ini adalah:

3.1.3.1 Lebih tergantung pada data yang observasi oleh orang lain dari

pada yang diobservasi oleh peneliti

20

Page 11: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

11

3.1.3.2 Pelaksanaanya harus tertib, ketat, sistematis, dan tuntas untuk

menghindari informasi yang tidak layak, tidak reliabel, dan berat

sebelah

3.1.3.3 Berdasarkan informasi yang luas tidak terbatas pada dokumen

yang diterbitkan (ISPI, 1991: 48)

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka jenis

penelitian yang dipergunakan adalah penelitian Deskriptif. Penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki gejala yang sudah ada secara empiris.

3.2 Variabel dan Data Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Yang dimaksud dengan variabel adalah, gejala yang menjadi fokus

peneliti untuk diamati, variabel itu sebagai akibat dari sekelompok orang atau

objek yang mempunyai variasi dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut

(Husin Umar, 2005: 25).

3.2.1.1 Variabel Bebas

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah, suatu

faktor atau unsur yang dianggap dapat menentukan variabel

yang lainnya. (Poerwardarminta, 1990: 1001) yang dimaksud

dengan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Korelasi

besaran kekuatan otot tungkai.

3.2.1.2 Variabel Terikat

Veriabel terikat adalah gejala yang muncul atau berubah

dalam pola yang teratur dan bisa diamati atau berubahnya

variabel lain (Poerwardarminta, 1990: 1001) dalam hal ini yang

dimaksud dengan variabel terikat adalah kecepatan lari pada

bidang miring jarak 20 meter.

3.2.2 Data Penelitian

Yang dimaksud dengan data adalah keterangan yang benar dan

nyata atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis)

keterampilan. Selanjutnya data diperlukan untuk menjawab masalah-

masalah penelitian, data penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu :

3.2.2.1 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek yang bersangkutan atau orang yang diteliti atau sumber

pertama. Data ini merupakan data kongkrit yang dihasilkan oleh

sampel penelitian (Chaval, 2004: 123). Data kualitatif

merupakan data yang tidak berbentuk angka yang diperoleh dari

rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis.

3.2.2.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka yang

diperoleh dari penjumlahan atau pengukuran ( Poerwadarminta,

1990: 187 ) Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari

pihak kedua yang merupakan data yang telah dicatat atau

diinventarisasi oleh seorang dan data ini merupakan data hasil

dari sampel penelitian (Husin umar, 2005: 83).

Page 12: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

12

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan maka data yang

dimaksud adalah hasil tes besaran kekuatan otot tungkai dan hasil tes

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter.

3.3 Lama, Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1 Lama Penelitian

Penelitian korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011 adalah

dilaksanakan selama 2 hari, yakni hari I dilakukan tes pengukuran

besaran kekuatan otot tungkai, sedangkan hari II tes kecepatan lari pada

bidang miring jarak 20 meter.

3.3.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan Korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 6 Amlapura tahun Pelajaran 2010/2011, dilaksanakan pada

pagi hari, dengan pertimbangan agar tidak mengganggu proses belajar

mengajar karena siswa semuanya masuk pagi. Sehingga penelitian

dilaksanakan pada pukul 07:00 wita sampai selesai.

3.3.3 Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian hari I dilaksanakan dilapangan sekolah

SMP Negeri 6 Amlapura yaitu dengan cara mengukur berapa besaran

kekuatan otot tungkai siswa sedangkan Pelaksanaan penelitian hari II

dilaksanakan didepan sekolah SMP Negeri 6 Amlapura karena berada

tepat dijalan yang miring Dusun Tinjalas, Desa Seraya Timur,

Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.

3.4 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian di bahas mengenai populasi dan sampel.

3.4.1 Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai-nilai yang mungkin hasil

penelitian menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang

lengkap dan jelas (Sujana, 1995: 5). Populasi adalah sekelompok

individu yang memiliki satu atau lebih karakteristik umumnya yang

menjadi pusat perhatian penelitian (Warsito, 1992: 324). Ada juga yang

mengatakan populasi sebagai seluruh individu yang menjadi subjek

penelitian (Sutrisno Hadi, 1990: 19)

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung

ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik dari sekelompok individu yang diteliti.

Dalam penelitian ini yang termasuk populasi adalah seluruh

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran

2010/2011. Berikut ini data jumlah populasi yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 01 : Jumlah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun

Pelajaran 2010/2011

No Kelas Jumlah

1 VIII A 24 Orang

Page 13: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

13

2 VIII B 24 Orang

Jumlah 48 Orang

Sumber: SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan

dapat mewakili populasi secara keseluruhan (Sutrisno Hadi, 1990: 70).

Sampel diperoleh dengan cara acak (random) tanpa memandang siapa-

siapa yang akan dipilih atau yang dipergunakan sebagai sampel

penelitian. Dengan demikian yang dimaksud dengan sampel adalah

sejumlah individu yang lebih kecil yang dapat mewakili populasi yang

akan diteliti atau diselidiki. pengambilan sampel sebagai wakil populasi

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seperti keterbatasan dalam

bidang biaya, waktu dan tenaga. Penelitian terhadap sampel bertujuan

untuk mereduksi subyek penelitian dan mengadakan generalisasi

penelitan yaitu mengadakan penelitian pada sebagian dari populasi.

Adapun teknik yang dipergunakan untuk pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah Populasi studi atau Populasi sampel atau

Populasi total yaitu semua populasi dipergunakan sebagai sampel

karena jumlah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun

pelajaran 2010/2011 sedikit yakni hanya 48 orang.

3.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian dilaksanakan selama 2 hari berturut-

turut yaitu dengan ketentuan sbb:

3.5.1 Tes hari I Untuk korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011, penelitian yang

dilakukan pada hari I adalah dengan cara mengukur besaran kekuatan

otot tungkai siswa dengan alat Leg Dinamometer dengan satuan

ukurnya kg/bb.

3.5.2 Tes hari II Pada pertemuan hari kedua ini barulah melakukan tes

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter dengan alat ukur

stopwatch dengan satuan menit/detik, yaitu dengan cara dipanggil satu

persatu untuk mengambil langkah start.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah kegiatan yang sangat penting

dalam penelitian. Sebab data tersebut akan diolah pada langkah selanjutnya

sesuai dengan tujuan penelitian yang di inginkan. Jadi dalam pengumpulan

data ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan bahan-bahan yang

tepat untuk disajikan dalam pengumpulan data. Metode pengumpulan data

sebenarnya ada macam-macam seperti kuisioner, tes, wawancara, pengukuran,

dan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Metode Tes

Yang dimaksud dengan metode tes adalah sesuatu cara untuk

memperoleh suatu data yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian

tugas yang dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat

Page 14: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

14

menghasilkan nilai dan nilai-nilai tersebut dapat dibandingkan dengan

suatu standar. Tes sering kali diadakan sebagai alat untuk

mengumpulkan keterangan. Tes adalah suatu alat atau prosudur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharmini, 1995

: 51)

Berdasarkan atas pendapat diatas maka dapatlah dikatakan

metode tes adalah suatu cara untuk mencari data dengan memberikan

tugas pada seluruh sampel yang nantinya akan menghasilkan suatu nilai

dan nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai yang lain maupun

suatu standar. Tes yang diberikan dalam hal ini adalah tes besaran

kekuatan otot tungkai dan tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20

meter.

3.6.2 Metode Pengukuran

Pengukuran adalah suatu cara untuk mendapatkan data

dengan jalan menentukan jumlah dari pada sesuatu capaian tujuan

(Harahap, 1992: 120). dalam penelitian ini yang diukur adalah berapa

besaran kekuatan otot tungkai dengan alat Leg Dinamometer dengan

satuan ukur kg/bb, baru menentukan kecepatan lari pada bidang miring

jarak 20 meter dengan alat ukur stopwatch dengan satuan ukur

menit/detik.

3.7 Metode Analisis Data

Setelah kegiatan pengumpulan data selesai, maka langkah selanjutnya

dalam suatu penelitian adalah menganalisa data yang telah terkumpul. Untuk

pengolahan data tersebut maka digunakan suatu metode yang disebut metode

pengolahan data. Dalam metodelogi penelitian dibedakan menjadi 3 macam

metode pengolahan data yaitu metode Deskripsi, Metode komperatif, dan

Metode analisis (Sutrisno Hadi, 1990 : 81 ).

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Metode

analisis statistik adalah suatu analisis yang menggunakan rumus-rumus

matematika (Sutrisno Hadi, 1990: 82). Sebab dipergunakannya analisis

statistik karena datanya bersifat kuantitatif atau angka, maka dipergunakan

dalam pengolahan datanya adalah metode analisis statistic, yakni dengan

rumus Korelasi Product Moment yang fomulasi rumusnya sebagai berikut :

r = })().({})().({

))(()(

2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

r =Korelasi Product Moment

x = variabel tes besaran kekuatan otot tungkai

y = variabel tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter

N = Jumlah Sampel yang diteliti

= Sigma atau Jumlah

2 = Bilangan konstan (Sutrisno Hadi,1993 : 278)

Taraf signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas

dengan taraf signifikasni 0,05% dengan derajat kebebasan (N – 2). Apabila

dari nilai t-tes yang didapat dalam penelitian ini adalah lebih besar atau sama

dengan nilai t-tes pada tabel, maka dikatakan ‘’Signifikan’’ Demikian

Page 15: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

15

sebaliknya apabila ternyata nilai t-tes yang didapat dalam penelitian ini

adalah lebih kecil dengan nilai t-tes pada tabel, maka dikatakan ‘’Tidak

Signifikan’’.

Adapun langkah-langakh yang dilakukan untuk menganalisa data-

data tersebut dengan cara :

3.7.1 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

3.7.2 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

3.7.3 Membuat table penolong untuk menghitung nilai korelasi

(table kerja)

3.7.4 Memasukan data kedalam rumus (dari table penolong)

3.7.5 Menentukan besarnya sumbangan (koofisien

diterminan/koofisien penentu) dari variabel x terhadap

variabel y

3.7.6 Menguji taraf signifikansi dengan rumus t-tes atau t-hitung

3.7.7 Menentukan tingkat kesalahan=0,05 atau 0,01 dengan derajat

bebas (db)=N-2

3.7.8 Menarik kesimpulan

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1 Penyajian Data

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, sehingga

memudahkan perhitungan dan analisis data, maka data tentang Korelasi

besaran kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang miring

jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura Tahun

Pelajaran 2010/2011, maka dilakukan tes besaran kekuatan otot tungkai dan

tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter yang hasilnya disusun

dalam bentuk tabel, seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel 01 Tabel tabulasi data hasil tes pengukuran besaran kekuatan otot

tungkai dan hasil tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20

meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun

pelajaran 2010/2011

No Nama Siswa

Hasil tes

kekuatan otot

tungkai

(kg/bb)

Hasil tes

kecepatan lari

pada bidang

miring jarak 20

meter

(detik)

(1) (2) (3) (4)

1 Agus Sugiantara I Ketut 90 4

2 Aridana I Kadek 152 4

3 Dwi Saputra I Wayan Putu 82 5

4 Kanta I Kadek 107 5

5 Lodra I Wayan 104 5

6 Muliastika I Wayan 82 5

7 Patra I Made 104 5

8 Sana Wartika I Ketut 98 4

9 Seriasana I Nyoman 99 5

Page 16: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

16

10 Sudarma I Gede 104 5

11 Sugiantara I Komang 62 5

12 Sujana I Ketut 134 4

13 Warjana I Wayan Putu 104 4

14 Wijana Antara I Made 86 5

15 Yasa I Ketut 131 4

16 Yoga I Made 72 5

17 Astika I Wayan 90 4

18 Jana I Gede 102 4

19 Mardika I Gede 96 4

20 Triadnyana I Gede 41 4

21 Suacita I Gede 127 6

22 Sudarsa I Gede 124 5

23 Sudi I Wayan 103 4

24 Ariata I Gede 74 5

25 Agus Warna Wijaya I Gede 89 5

26 Andaka I Made 117 5

27 Astika I Ketut 109 4

28 Budiarsa I Wayan 113 4

29 Darto I Wayan 78 4

30 Febroariana I Gede 112 4

31 Kadir I Komang 128 4

32 Karsa I Kadek 87 4

33 Putu Iwayan 116 5

34 Suarbawa I Wayan 89 4

35 Sudirta I Wayan 89 4

36 Sujana I Gede 78 5

37 Suma I Wayan 139 4

38 Suriada I Ketut 105 5

39 Tana I Kadek 104 5

40 Suarjana I Ketut 71 5

41 Muliasa I Putu 105 4

42 Rastika I Nyoman 95 5

43 Suardana I Komang 71 5

44 Suarjana I Wayan 102 4

45 Suastra I Made 115 4

46 Sudarama I Wayan 90 5

47 Suparwa I Nengah 114 4

48 Susila I Gede 84 5

4.2 Persiapan Perhitungan

Dalam persiapan perhitungan ini akan dibahas petunjuk statistik

yang digunakan dalam analisis data. Persoalan pokok pembicaran dalam

penelitian ini adalah menguji hipotesis yang menyatakan bahwa “ada

korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada bidang

miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun

pelajaran 2010/2011.

Untuk menguji hipotesis di atas digunakan t-tes yang formulasinya

adalah sebagai berikut :

Page 17: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

17

r = })().({})().({

))(()(

2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

r =Korelasi Product Moment

x = variabel tes besaran kekuatan otot tungkai

y = variabel tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter

N = Jumlah Sampel yang diteliti

= Sigma atau Jumlah

2 = Bilangan konstan (Sutrisno Hadi,1993 : 278)

Taraf signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis

diatas dengan taraf signifikasni 0,05% dengan derajat kebebasan (N

– 2). Apabila dari nilai t-tes yang didapat dalam penelitian ini adalah

lebih besar atau sama dengan nilai t-tes pada tabel, maka dikatakan

‘’Signifikan’’ Demikian sebaliknya apabila ternyata nilai t-tes yang

didapat dalam penelitian ini adalah lebih kecil dengan nilai t-tes pada

tabel, maka dikatakan ‘’Tidak Signifikan’’.

4.3 Perhitungan Statistik/Perhitungan Data

4.3.1 Perhitungan statistik/Analisis data tentang nilai tes kekuatan otot

tungkai dan tes kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran

2010/2011. Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada analisis

data penelititan ini adalah sebagai berikut:

1.Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

2.Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

3.Membuat table penolong untuk menghitung nilai korelasi (table

kerja)

4.Memasukan data kedalam rumus (dari table penolong)

5.Menentukan besarnya sumbangan (koofisien diterminan/koofisien

penentu) dari variabel x terhadap variabel y

6.Menguji taraf signifikansi dengan rumus t-tes atau t-hitung

7.Menentukan tingkat kesalahan=0,05 atau 0,01 dengan derajat

bebas (db)=N-2

8.Menarik kesimpulan

4.3.2 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

Lebih lanjut dikatakan bahwa hipotesis dibedakan menjadi

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) selalu

menyatakan tidak ada hubungan dan karena itu biasanya dinyatakan dengan

kalimat pernyataan negatif, sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) selalu

menyatakan ada hubungan dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan positif

(Sutrisno Hadi, 1992 : 64).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka dapat disampaikan

hipotesis alternatif yang bunyinya: ada korelasi antara besaran kekuatan otot

tungkai terhadap lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan Hipotesis Nol

yang disampaikan berbunyi : tidak ada korelasi antara besaran kekuatan otot

tungkai terhadap lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011.

Page 18: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

18

4.3.3 Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik

Ha = 0

Ho ≠ 0

4.3.4 Membuat tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi (tabel kerja)

Tabel 02. Tabel kerja korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatn lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011

No X Y X2

Y2 XY

1 90 4 8100 16 360

2 152 4 23104 16 608

3 82 5 6724 25 410

4 107 5 11449 25 535

5 104 5 10816 25 520

6 82 5 6724 25 410

7 104 5 10816 25 520

8 98 4 9604 16 392

9 99 5 9801 25 495

10 104 5 10816 25 520

11 62 5 3844 25 310

12 134 4 17956 16 536

13 104 4 10816 16 416

14 86 5 7396 25 430

15 131 4 17161 16 524

16 72 5 5184 25 360

17 90 4 8100 16 360

18 102 4 10404 16 408

19 96 4 9216 16 384

20 41 4 1681 16 164

21 127 6 16129 36 762

22 124 5 15376 25 620

23 103 4 10609 16 412

24 74 5 5476 25 370

25 89 5 7921 25 445

26 117 5 13689 25 585

27 109 4 11881 16 436

28 113 4 12769 16 452

29 78 4 6084 16 312

30 112 4 12544 16 448

31 128 4 16384 16 512

32 87 4 7569 16 348

33 116 5 13456 25 580

34 89 4 7921 16 356

35 89 4 7921 16 356

36 78 5 6084 25 390

37 139 4 19321 16 556

38 105 5 11025 25 525

39 104 5 10816 25 520

40 71 5 5041 25 355

41 105 4 11025 16 420

Page 19: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

19

42 95 5 9025 25 475

43 71 5 5041 25 355

44 102 4 10404 16 408

45 115 4 13225 16 460

46 90 5 8100 25 450

47 114 4 12996 16 456

48 84 5 7056 25 420

∑ 4.768 217 494.600 995 21.446

4.3.5 Memasukan data kedalam rumus (dari tabel penolong)

r = })().(}{)().({

))(()(

2222 YYNXXN

YXXYN

= })217()995.(48}{)4768()600.494.(48{

)217)(4768()21446(48

22

= }089.47760.47}{824.733.22800.740.23{

656.034.1408.029.1

= }671}{976.006.1{

5248

= 896.680.675

5248

= 8626602,993.25

5248

= 0,20189381118

= 0,202 (Rendah)

4.3.6 Menentukan besarnya sumbangan (koofisien) diterminan/koofisien

penentu dari variabel x terhadap variabel y, dengan rumus:

KP = r2 x 100%

=0,2022 x 100%

=0,040804 x 100%

=4,0804%

=4,08%

Jadi pengaruh besaran kekuatan otot tungkai terhadap

kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter hanya 4,08%

sisanya lagi 95,92% penyebab faktor lain.

4.3.7 Menguji taraf signifikansi dengan rumus-rumus t-tes atau t- hitung,

yang rumusnya:

t hitung = 21

2

r

Nr

Page 20: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

20

= 2202,01

248202,0

= 040804,01

46202,0

= 959196,0

27823299831,6202,0 x

= 49793855216,0

93700306565,1

= 1,39886758208

= 1,399 (Tidak Signifikan)

t-tabel 1,684 uji satu pihak

4.3.8 Menentukan tingkat kesalahan (ά) = 0,05 atau 0,01 dengan derajat

bebas (db) = N-2

= 48-2

= 46

4.3.9 Menarik Kesimpulan

Berdasarkan taraf signifikansi 0,05% dan Db = 46,

didapatkan batas angka untuk uji satu pihak dalam tabel sebesar

1,684, sedangkan nilai t-hitung yang diperoleh dalam penelitian

1,399. Hal ini berarti bahwa nilai t-hitung yang didapat lebih

kecil dari nilai tabel uji satu pihak. maka berdasarkan analisis

tersebut di atas, hipotesis alternatif yang berbunyi : ada korelasi

antara besaran kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari

pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2010/2011 ditolak.

4.4 Pengkajian atau Interpretasi Data

Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis dengan taraf

signifikansi 0,05% maka hasilnya dapat diinterpretasikan sebagai tabel

dibawah ini :

Tabel 03 : Tabel interpretasi koofisien korelasi besaran kekuatan otot tungkai

terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran

2010/2011

Korelasi Db Nilai t-tabel Nilai Keterangan

Page 21: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

21

(r) signifikan

0,05%

t-test Ho Ha

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0,202 46 1,684 1,399 Diterima Ditolak

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan analisis data, maka pada bab ini dibuat kesimpulan

dan saran-saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Tidak ada korelasi yang signifikan antara besaran kekuatan otot tungkai

terhadap kecepatan lari pada bidang miring jarak 20 meter siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2010/2011.

terbukti hasil t-hitung menunjukkan 1,399 angka ini lebih kecil dari

angka dalam tabel nilai t sebesar 1,684, dengan taraf signifikansi

0,05%, dan Db = 46.

5.1.2 Korelasi besaran kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari pada

bidang miring jarak 20 meter siswa putra kelas VIII SMP Negeri 6

Amlapura tahun pelajaran 2010/2011, hanya mempunyai korelasi

sebesar 4,08% sisanya lagi 95,92% disebabkan oleh faktor lain.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, dapat disimpulkan saran-

saran sebagai berikut :

5.2.1 Dianjurkan kepada guru, Pembina, dan pelatih olahraga dalam upaya

untuk meningkatkan atletik khususnya dalam cabang lari harus

memperhatikan berapa besaran kekuatan otot tungkai atlet tersebut.

5.2.2 Disarankan Kepada Guru, Pembina, dan pelatih olahraga agar dalam

memberikan pelatihan selalu berpedoman pada komponen-

komponen dan prinsip-prinsip pelatihan agar tidak terjadi kelelahan

berlebih dalam pelatihan.

5.2.3 Disarankan bagi peneliti lain agar mengadakan penelitian yang lebih

mendalam dengan mencoba, mengatur, memainkan variabel, yang

berbeda dari penelitian ini.

Page 22: Sekripsi Pendidikan Jasmani KORELASI

22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.1 Pengarahan sebelum penelitian

Gambar 1.2 Tes besaran kekuatan otot tungkai siswa

Gambar 1.3 Tes lari pada bidang miring

Gambar 1.4 Tes besaran kekuatan otot tungkai