sejarah1.docx

2
Terbukti pada 22 Mei, suksesi kepemimpinan bukan ke tangan Harmoko, melainkan ke tangan Habibie sebagai presiden yang menggantikannya. Suksesi kepemimpinan Suharto gagal tidak sesuai dengan yang ia kehendakinya. Kerusuhan dalam tingkat akut terjadi. Habibie akhirnya memimpin negara ini. Namun demikian, ceritera di atas dapat diinferensikan bahwa suksesi kepemimpinan di Indonesia tidak pernah sesuai dengan harapan pemimpin sebelumnya. Entah suatu energi apa? Suksesi yang dikehendaki oleh pemimpin pendahulunya selalu gagal. Selanjutnya, suksesi juga selalu tergantikan pada orang yang tidak ditentukan terlebih dahulu. Demikian pula, kerusuhan selalu melengkapi ketika terjadi penggantian kepemimpinan nasional, baik kerusuhan sampai di tingkat rakyat ataupun kerusuhan yang hanya di level golongan aristokrat negara ini. Subyek pelengkap suksesi kepemimpinan adalah kerusuhan. Kerusuhan menjadi pertanda primer di negari ini. Melongok ke tahun 1965, suksesi kepemimpinan yang tepatnya pergantian kepemimpinan dari orde lama ke orde baru atau dari Soekarno ke Suharto juga terlengkapi dengan kerusuhan. Kerusuhan terjadi di tingkat rakyat dengan banyaknya korban pembunuhan dan juga di tingkat aristokrat negara ini. Pergantian dari Habibie ke Gus Dur terjadi hal yang serupa dengan adanya kerusuhan kepemimpinan negara yang dapat atau tidak dipimpin oleh seorang wanita. Kerusuhan terjadi di level petinggi negara. Pergantian dari Gus Dur ke Megawati juga dilengkapi dengan kerusuhan dengan adanya dekrit presiden. Dari Megawati ke SBY kelihatan damai tanpa ada kerusuhan, tetapi senyatanya juga terjadi kerusuhan, bahkan kerusuhan di level kosmis. Kerusuhan di level kosmis terjadi dengan tsunami di sana-sini, bencana alam di sana-sini, dan kebakaran dari berbagai penyebab di sana-sini. Kerusuhan dalam masa pergantian terakhir ini malahan berkepanjangan dalam satu dekade, yakni 2004 sampai dengan 2014. Atas kejadian suksesi kepemimpinan di Indonesia dan dalam bandingannya dengan di Singapura, suksesi dapat berbentuk suksesi yang mapan dan suksesi yang labil. Suksesi yang mapan dilengkapi dengan ketiada- kerusuhan dan keadaan rakyat yang damai dan keadaan kosmis-pun juga damai. Sebaliknya, suksesi yang labil terbarengi dengan adanya kerusuhan di tingkat rakyat yang banyak mengorbankan nyawa manusia. Demikian juga terbarengi dengan kerusuhan di level kosmis yang banyak ditandai dengan berbagai bentuk bencana alam yang banyak mengorbankan

Transcript of sejarah1.docx

Page 1: sejarah1.docx

Terbukti pada 22 Mei, suksesi kepemimpinan bukan ke tangan Harmoko, melainkan ke tangan Habibie

sebagai presiden yang menggantikannya. Suksesi kepemimpinan Suharto gagal tidak sesuai dengan yang ia

kehendakinya. Kerusuhan dalam tingkat akut terjadi. Habibie akhirnya memimpin negara ini.

Namun demikian, ceritera di atas dapat diinferensikan bahwa suksesi kepemimpinan di Indonesia tidak

pernah sesuai dengan harapan pemimpin sebelumnya. Entah suatu energi apa? Suksesi yang dikehendaki

oleh pemimpin pendahulunya selalu gagal. Selanjutnya, suksesi juga selalu tergantikan pada orang yang

tidak ditentukan terlebih dahulu. Demikian pula, kerusuhan selalu melengkapi ketika terjadi penggantian

kepemimpinan nasional, baik kerusuhan sampai di tingkat rakyat ataupun kerusuhan yang hanya di level

golongan aristokrat negara ini. Subyek pelengkap suksesi kepemimpinan adalah kerusuhan. Kerusuhan

menjadi pertanda primer di negari ini.

Melongok ke tahun 1965, suksesi kepemimpinan yang tepatnya pergantian kepemimpinan dari orde lama

ke orde baru atau dari Soekarno ke Suharto juga terlengkapi dengan kerusuhan. Kerusuhan terjadi di

tingkat rakyat dengan banyaknya korban pembunuhan dan juga di tingkat aristokrat negara ini. Pergantian

dari Habibie ke Gus Dur terjadi hal yang serupa dengan adanya kerusuhan kepemimpinan negara yang

dapat atau tidak dipimpin oleh seorang wanita. Kerusuhan terjadi di level petinggi negara. Pergantian dari

Gus Dur ke Megawati juga dilengkapi dengan kerusuhan dengan adanya dekrit presiden. Dari Megawati ke

SBY kelihatan damai tanpa ada kerusuhan, tetapi senyatanya juga terjadi kerusuhan, bahkan kerusuhan di

level kosmis. Kerusuhan di level kosmis terjadi dengan tsunami di sana-sini, bencana alam di sana-sini,

dan kebakaran dari berbagai penyebab di sana-sini. Kerusuhan dalam masa pergantian terakhir ini malahan

berkepanjangan dalam satu dekade, yakni 2004 sampai dengan 2014.

Atas kejadian suksesi kepemimpinan di Indonesia dan dalam bandingannya dengan di Singapura, suksesi

dapat berbentuk suksesi yang mapan dan suksesi yang labil. Suksesi yang mapan dilengkapi dengan

ketiada-kerusuhan dan keadaan rakyat yang damai dan keadaan kosmis-pun juga damai. Sebaliknya,

suksesi yang labil terbarengi dengan adanya kerusuhan di tingkat rakyat yang banyak mengorbankan

nyawa manusia. Demikian juga terbarengi dengan kerusuhan di level kosmis yang banyak ditandai dengan

berbagai bentuk bencana alam yang banyak mengorbankan jiwa manusia, dan bencana sebagai akibat dari

ulah dan kebijakan manusia yang juga banyak mengorbankan jiwa manusia. Sebagai suatu catatan,

kerusuhan kosmis tidaklah terjadi sebagaimana kerusuhan manusia secara langsung yang terjadi saat

pergantian. Kerusuhan kosmis terjadi setelah terjadinya pergantian, namun jangka waktu kerusuhan

menjadi berkepanjangan dan tidak dapat dicegah. Sekalipun, kerusuhan manusia dan kerusuhan kosmis

pada intinya selalu mengorbankan jiwa manusia atau banyaknya darah yang menetes ke bumi.

Suksesi kemepimpinan yang selalu dibarengi dengan keterjadian kerusuhan membuktikan bahwa

HAterdukung. Keterdukungannya tampak pada ketiada-determinasi diri sebagai sebuah bangsa.

Kepemimpinan selalu diperebutkan untuk hegemoni secara nasional, bukannya kepemimpinan untuk

kelanjutan bangsa. Apabila kepemimpinan itu dimaksudkan untuk keberlanjutan bangsa atau negara

tidaklah mungkin mengakibatkan terjadi persengkataan ataupun pertengkaran antar kelompok. Sebaliknya,

apabila kepemimpinan itu dimaksudkan untuk perebutan hegemoni, baik hegemoni untuk penggunaan

Page 2: sejarah1.docx

anggaran, untuk bisnis, maupun untuk mempertahankan status quo selalu dilengkapi dengan keterjadian

buruk.

Dukungan terhadap HA disebabkan oleh semua konstruk dari (1) sampai (6). Dalam kaitannya dengan ciri

jaman edan, ciri-ciri untuk nomor (1), (4), (6), (7), dan (9). Cukup satu yang dijelaskan dalam sub

manuskrip ini saja, ciri nomor (9) oleh karena banyaknya orang yang berani membela kepemimpinan yang

dzallim yang dapat menyebabkan terjadi persengkataan atau kerusuhan. Persengkataan itu terjadi karena

satu kelompok mendukung kemungkaran, sedangkan satu kelompok lain berkehendak untuk membongkar

kedzaliman. Namun demikianlah hukum alam memang selalu terjadi seperti itu.