Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

7
SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAAN 1. Amoxicillin - Indikasi : untuk penanganan infeksi umum seperti infeksi pada traktus respiratorius, otitis media dll. - Kontraindikasi : hipersensitif penisilin - Dosis dan cara pemberian : diberikan secara peroral dengan dosis 500 mg untuk dewasa 3 kali sehari selama 5-7 hari - Efek samping : mual, muntah, diare, ruam 2. Antasida - Indikasi : untuk penanganan segera pada nyeri dyspepsia - Kontraindikasi : pasien gagal ginjal, ensefalopati, sindrom osteomalasia, hipofosfatemia (anoreksia, malaise, kelemahan otot). - Dosis dan cara pemberian : dapat diberikan satu tablet, dengan dikunyah. Dikonsumsi sebelum makan. - Efek samping : Konstipasi, diare, hipermagnesemia (pada pasien gagal ginjal). 3. Asiklovir - Indikasi : infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitis herpetic, herpetic ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes labialis) dan infeksi VZV (varisela dan herpes zoster). - Kontraindikasi : - Dosis dan cara pemakaian : untuk herpes genital ialah 5 kali sehari 200 mg, sedangkan untuk herpes zoster ialah 4 x 400 mg sehari, digunakan sampai 5 hari. Penggunaan topical untuk keratitis herpetic adalah dalam bentuk krim 3%. - Efek samping : pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir topical dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa terbakar yang bersifat sementara. Asiklovir

Transcript of Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

Page 1: Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

SEDIAAN OBAT DAN CARA PENGGUNAAN

1. Amoxicillin - Indikasi : untuk penanganan infeksi umum seperti infeksi pada traktus respiratorius,

otitis media dll.- Kontraindikasi : hipersensitif penisilin- Dosis dan cara pemberian : diberikan secara peroral dengan dosis 500 mg untuk

dewasa 3 kali sehari selama 5-7 hari- Efek samping : mual, muntah, diare, ruam

2. Antasida - Indikasi : untuk penanganan segera pada nyeri dyspepsia - Kontraindikasi : pasien gagal ginjal, ensefalopati, sindrom osteomalasia,

hipofosfatemia (anoreksia, malaise, kelemahan otot).- Dosis dan cara pemberian : dapat diberikan satu tablet, dengan dikunyah. Dikonsumsi

sebelum makan.- Efek samping : Konstipasi, diare, hipermagnesemia (pada pasien gagal ginjal).

3. Asiklovir - Indikasi : infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitis

herpetic, herpetic ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes labialis) dan infeksi VZV (varisela dan herpes zoster).

- Kontraindikasi : - Dosis dan cara pemakaian : untuk herpes genital ialah 5 kali sehari 200 mg,

sedangkan untuk herpes zoster ialah 4 x 400 mg sehari, digunakan sampai 5 hari. Penggunaan topical untuk keratitis herpetic adalah dalam bentuk krim 3%.

- Efek samping : pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir topical dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa terbakar yang bersifat sementara. Asiklovir oral, walaupun jarang dapat menyebabkan mual, diare, ruam atau sakit kepala.

4. Betadin - Indikasi : sebagai larutan antiseptic untuk membersihkan luka- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : hanya untuk penggunaan luar- Efek samping : -

5. Bromheksin - Indikasi : digunakan sebagai mukolitik pada bronchitis atau kelainan saluran nafas

yang lain.- Kontraindikasi : harus hati-hati digunakan pada pasien tukak lambung.- Dosis dan cara pemberian : dosis oral utuk dewasa yang dianjurkan 3 kali 4-8 mg

sehari. Digunakan sampai keluhan telah mereda, dikonsumsi setelah makan.- Efek samping : dapat terjadi mual dan peninggian transaminase serum.

Page 2: Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

6. Ciprofloksasin - Indikasi : dapat digunakan untuk penanganan infeksi saluran kemih, demam tifoid,

cukup baik untuk infeksi saluran nafas bawah kecuali yang disebabkan oleh s. pneumonia dan s. aureus kurang peka, merupakan obat pilihan utama pengobatan urethritis dan servisitis oleh gonokokus.

- Kontraindikasi : anak-anak dibawah 18 tahun dan wanita hamil- Dosis dan cara pemberian : dosis 250-500 mg, 2 kali sehari dikonsumsi setelahh

makan, biasanya sampai 5-7 hari atau untuk gonore yaitu 1 x 250 mg.- Efek samping : mual, muntah, rasa tidak enak diperut, sakit kepala, pusing.

7. Cimetidine dan ranitidin- Indikasi : efektif untuk mengatasi gejala akut tukak duodenum dan mempercepat

penyembuhannya, efektif untuk gangguan reflux lambung-esofagus (GERD), selain itu juga efektif untuk mengatasi gejala dan mempercepat penyembuhan tukak lambung.

- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : simetidin 800 mg dan ranitidine 300 mg satu kali sehari

selama 8 minggu, dikonsumsi sebelum makan. Untuk GERD memerlukan dosis dan frekuensi yang lebih.

- Efek samping : insidensi efek samping kedua lobat ini rendah, namun dapat terjadi beberpa efek samping yaitu : nyeri kepala, pusing, malaise, myalgia, mual, diare, konstipasi, ruam kulit, pruritus, kehilangan libido dan impoten.

8. Chlorpheniramin maleat (CTM)- Indikasi : Pengobatan alergi, mencegah terjadinya motion sickness dan

menghilangkan gatal-gatal.- Kontraindikasi : ibu hamil- Dosi dan cara pemberian : dosis dewasa 4-8 mg, diberikan seperlunya sampai gejala

telah berkurang, dapat diberikan sampai 4 kali sehari. Dikonsumsi setelah makan.

- Efek samping : Efek sedative, efek antimuskarinik, menyebabkan aritmia jantung,

kelahiran anak cacat pada pasien ibu hamil, vertigo, tinitus, lelah, penat dan efek samping saluran cerna ringan

9. Dexametason - Indikasi : untuk meringankan reaksi inflamasi, dapat juga untuk meringankan gejala

alergi- Kontraindikasi : Kontraindikasi relative yaitu diabetes melitus, tukak

peptic/duodenum, infeksi berat, hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular- Dosis dan cara pemberian : diberikan secara peroral dengan dosis 0,5-2 mg hanya bila

diperlukan.- Efek samping : jarang terjadi jika penggunaan jangka pendek, dianjurkan untuk

penggunaan kurang dari 5 hari. Akibat pengobatan jangka panjang: gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia, glikosuria, mudah terjadi infeksi terutama TB,

Page 3: Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

perdarahan atau perforasi pada pasien tukak peptic, osteoporosis, miopati yang karekteristik, psikosis, habitus pasien Cushing.

10. Dextromethorphan - Indikasi : digunakan sebagai antitusif (menurunkan reflex batuk)- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : dosis dewasa 10-30 mg diberikan 3-4 kali sehari sampai

gejala batuk mereda, dikonsumsi setelah makan.- Efek samping : sangat minimal. Dapat terjadi depresi pernafasan jika diberikan

dengan dosis tinggi.11. Dimenhindrinat

- Indikasi : berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.

- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : dosis dewasa 50 mg diberikan seperlunya untuk

penanganan simtomatik, dapat diberikan sampai 4 kali sehari, dikonsumsi setelah makan.

- Efek samping : sedasi, vertigo, tinnitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euphoria, gelisah, insomnia, tremor, nafsu makan berkurang, mual, mutah, keluhan pada epigastrium, konstipasi, atau diare.

12. Difenhidramin - Indikasi : berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan

mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : dosis dewasa 25-50 mg diberikan seperlunya untuk

penanganan simtomatik, dapat diberikan sampai 4 kali sehari, dikonsumsi setelah makan.

- Efek samping : sedasi, vertigo, tinnitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euphoria, gelisah, insomnia, tremor, nafsu makan berkurang, mual, mutah, keluhan pada epigastrium, konstipasi, atau diare.

13. Gliseril guaiakoat- Indikasi : penggunaan obat ini hanya didasarkan tradisi dan kesan subyektif pasien

dan dokter bahwa obat ini dapat menimbulkan efek ekspektosan ( dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas).

- Kontraindikasi : -- Dosis dan cara pemberian : dosis dewasa 2-4 kali 200-400 mg sehari sampai keluhan

berkurang, dikonsumsi setelah makan.- Efek samping : kantuk, mual dan muntah.

14. Hidrokortison - Indikasi : untuk meringankan reaksi inflamasi, dapat juga untuk meringankan gejala

alergi

Page 4: Sediaan Obat Dan Cara Penggunaan

- Kontraindikasi : Kontraindikasi relative yaitu diabetes melitus, tukak peptic/duodenum, infeksi berat, hipertensi atau gangguan sistem kardiovaskular

- Dosis dan cara pemberian : diberikan secara peroral dengan dosis 5-20 mg hanya bila diperlukan, dikonsumsi setelah makan. Dapat juga digunakan secara topical pada kulit.

- Efek samping : jarang terjadi jika penggunaan jangka pendek, dianjurkan untuk penggunaan kurang dari 5 hari. Akibat pengobatan jangka panjang: gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia, glikosuria, mudah terjadi infeksi terutama TB, perdarahan atau perforasi pada pasien tukak peptic, osteoporosis, miopati yang karekteristik, psikosis, habitus pasien Cushing.

15. Ibuprofen - Indikasi : sebagai analgesic dengan efek antiinflamasi yang ringan- Kontraindikasi : ibu hamil dan menyusui- Dosis dan cara pemakaian : dosis dewasa 4 kali 400 mg sehari, digunakan hanya

untuk simtomatik dan dapat dihentikan jika gejala mereda, dikonsumsi setelah makan.- Efek samping : efek samping terhadap saluran cerna, eritema kulit, sakit kepala,

trombosipenia dan amblyopia toksis reversible.16. Kaptopril

- Indikasi : efektif untuk hipertensi dengan atau tanpa kelainan jantung- Kontraindikasi : kehamilan trimester 2 dan 3, wanita menyusui dan stenosis arteri

renalis.- Dosis dan cara pemberian : dosis dewasa 25-100 mg, dengan frekuensi 2-3 kali

sehari, dikonsumsi setelah makan.- Efek samping : hipotensi, batuk kering, hyperkalemia, edema angioneurotik, gagal

ginjal akut, proteinuria dan efek teratogenik.17. Salbutamol

- Indikasi : Digunakan untuk menangani bronkospasme reversibel yg terkait dgn asthma, bronkhitis & emfisema.\

- Kontraindikasi : Aritmia jantung Takikardia, Dan dapat dikontraindikasikan, glukoma sudut sempit, syok nonafilaktik selama anestesia umum dengan hidrokarbon halogenasi atau siklopropan

- Dosis dan cara pemberian : untuk reliever pada asma biasanya penggunaan menggunakan bentuk inhaler, namun untuk penanganan awal dapat diberikan peroral dengan dosis 20 mg setiap 20 menit dalam satu jam.

- Efek samping : Tremor halus (terutama tangan), ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi perifer, takikardia (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasme paradox, urtikaria dan angioedema.

Sumber FKUI & MIMS