Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

4
 Saya, Nell, dan Jalan Kering Psikologi Abnormal 23.16, malam yang tak berbeda. Suara jangkrik, kering, dan petikan gitar tetangga kos yang sumbang. Semua campur jadi satu. Saya tidak berharap apapun yang berlebih, kecuali bisa terhindar dari hidup kacau yang selama ini saya jalani dan bisa bangun pagi untuk berangkat kuliah. Hingga pada 23:18, saya memutuskan menonton ell, beberapa menit berselang, saya langsung ingin berkata pada ell, “Let’s Talk to Me, Nell...”. !anpa mengurangi rasa hormat saya atas kebijakan "r. #erry.  Let’s Ta lk to Me, Nell... "ia tak kunjung bicara. $adahal saya tak memperkenalkan diri sebagai mahasis%a &ilsa&at dan saya  pengangguran. $un bicara menggunakan bahasa &ilsa&at yang arogan. 'erbekal bacaan &ilsa&at ilmu,  psikologi humanistik yang dangkal, sisi kemanusiaan yang tersisa, dan percaya diri saya berusaha mendekati ell, pelan(pelan. )ebih menarik mungkin berbicara secara emosional, soal aleniasi, abnormalitas, penerimaan, dan hal( hal yang tak selesai. !e rlepas dari latar belakang kehidupan psikologis saya dan hubungannya dengan  ell. *elalui kerangka keilmuan barangkali juga tidak ada salahnya. Sebab saya pun tidak peduli dianggap evildoers oleh ell. Saya juga tidak berharap jadi  guardian angel  bagi ell, atau ell(ell yang lain di dunia ini. +++ Secara sederhana, saat seseorang menonton &ilm, dua tanggapan a%al yang akan diajukan terdiri dari dua bentuk: view dan meaning . Setidaknya itulah yang selama ini saya alami. View melibatkan &aktor( &aktor kasar, seperti tokoh, penokoh an, alur, termasuk juga teknik peng ambilan gambar. eakuratan view dapat mengantarkan pada penangkapan meaning . #odi -oster ell/ memang mengesankan. 0a telah menarik perhatian say a, sama halnya saat bermain di The Silen t of the Lambs  11/ dan Ta i !river  1 6/. $eran #odi -oster yang artikul ati&,  penokohan yang presisi, alur yang unik, dan cinematogra&i yang tidak saya mengerti. Semua luar  biasa. !e ntu saja, sebagai &ilm yang baik, t idak membiarkan penonton terbelenggu oleh kasus somatik semata, tapi juga pada makna. ell, seperti &ilm lain yang diperankan -oster, ialah sebuah jalan di mana kita dapat memaknai kehidupan ini. 'ukankah manusia selalu mencari makna ah, makna tersebut dapat kita dapat dari &ilsa&at, ilmu, agama. -ilm selain hasil ilmu per&ilman atau sinematogra&i, ia juga hasil re&leksi pengarang atas kehidupan. "i dalam kehidupan y ang penuh atas pandangan &ilsa&at, ilmu, dan ag ama. !a &sir atas &ilm  pun juga bisa dimulai dari prespekti& mana saja. Saya sebagai akademisi pun, sah dalam kajian ini menggunakan perspekti& &ilsa&at, ilmu, dan gabungan keduanya4 &ilsa&at ilmu. -ilm ell, sebagaimana &ilm 5serius pada umumnya, berusaha meng gambarkan persoalan kehidupan yang disertai problem &iloso&is. "alam keran gka &ilsa&at ilmu, khususny a perde batan nilai yang terlibat di dalam kerja ilmu aksiologi ilmu/, dapat ditarik beberapa persoalan4 bagaimana hubungan subjek(objek dalam riset ilmiah 7pa saja problem nilai di dalamnya 7pa ja%aban &ilsa&at ilmu Saya berusaha menganalisis persoalan tersebut. Hubungan Subjek-Objek "alam riset ilmiah dalam bidang apapun, saya kira komunitas ilmiah sudah memiliki kode etik masing (masi ng. ode etik terseb ut meng atur baga imana seharu snya tindak an ilmua n. *isalny a,

description

esai filsafat ilmu

Transcript of Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 1/4

Saya, Nell, dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

23.16, malam yang tak berbeda. Suara jangkrik, kering, dan petikan gitar tetangga kos yang sumbang.

Semua campur jadi satu. Saya tidak berharap apapun yang berlebih, kecuali bisa terhindar dari hidup

kacau yang selama ini saya jalani dan bisa bangun pagi untuk berangkat kuliah. Hingga pada 23:18,

saya memutuskan menonton ell, beberapa menit berselang, saya langsung ingin berkata pada ell,“Let’s Talk to Me, Nell...”. !anpa mengurangi rasa hormat saya atas kebijakan "r. #erry.

 Let’s Talk to Me, Nell...

"ia tak kunjung bicara. $adahal saya tak memperkenalkan diri sebagai mahasis%a &ilsa&at dan saya

 pengangguran. $un bicara menggunakan bahasa &ilsa&at yang arogan. 'erbekal bacaan &ilsa&at ilmu,

 psikologi humanistik yang dangkal, sisi kemanusiaan yang tersisa, dan percaya diri saya berusaha

mendekati ell, pelan(pelan.

)ebih menarik mungkin berbicara secara emosional, soal aleniasi, abnormalitas, penerimaan, dan hal(

hal yang tak selesai. !erlepas dari latar belakang kehidupan psikologis saya dan hubungannya dengan ell. *elalui kerangka keilmuan barangkali juga tidak ada salahnya. Sebab saya pun tidak peduli

dianggap evildoers oleh ell. Saya juga tidak berharap jadi guardian angel  bagi ell, atau ell(ell

yang lain di dunia ini.

+++

Secara sederhana, saat seseorang menonton &ilm, dua tanggapan a%al yang akan diajukan terdiri dari

dua bentuk: view dan meaning . Setidaknya itulah yang selama ini saya alami. View melibatkan &aktor(

&aktor kasar, seperti tokoh, penokohan, alur, termasuk juga teknik pengambilan gambar. eakuratan

view dapat mengantarkan pada penangkapan meaning .

#odi -oster ell/ memang mengesankan. 0a telah menarik perhatian saya, sama halnya saat bermain

di The Silent of the Lambs  11/ dan Tai !river   16/. $eran #odi -oster yang artikulati&,

 penokohan yang presisi, alur yang unik, dan cinematogra&i yang tidak saya mengerti. Semua luar 

 biasa. !entu saja, sebagai &ilm yang baik, tidak membiarkan penonton terbelenggu oleh kasus somatik 

semata, tapi juga pada makna. ell, seperti &ilm lain yang diperankan -oster, ialah sebuah jalan di

mana kita dapat memaknai kehidupan ini.

'ukankah manusia selalu mencari makna ah, makna tersebut dapat kita dapat dari &ilsa&at, ilmu,

agama. -ilm selain hasil ilmu per&ilman atau sinematogra&i, ia juga hasil re&leksi pengarang atas

kehidupan. "i dalam kehidupan yang penuh atas pandangan &ilsa&at, ilmu, dan agama. !a&sir atas &ilm

 pun juga bisa dimulai dari prespekti& mana saja. Saya sebagai akademisi pun, sah dalam kajian inimenggunakan perspekti& &ilsa&at, ilmu, dan gabungan keduanya4 &ilsa&at ilmu.

-ilm ell, sebagaimana &ilm 5serius pada umumnya, berusaha menggambarkan persoalan kehidupan

yang disertai problem &iloso&is. "alam kerangka &ilsa&at ilmu, khususnya perdebatan nilai yang

terlibat di dalam kerja ilmu aksiologi ilmu/, dapat ditarik beberapa persoalan4 bagaimana hubungan

subjek(objek dalam riset ilmiah 7pa saja problem nilai di dalamnya 7pa ja%aban &ilsa&at ilmu

Saya berusaha menganalisis persoalan tersebut.

Hubungan Subjek-Objek

"alam riset ilmiah dalam bidang apapun, saya kira komunitas ilmiah sudah memiliki kode etik masing(masing. ode etik tersebut mengatur bagaimana seharusnya tindakan ilmuan. *isalnya,

7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 2/4

dalam situs resmi Himpunan $sikologi 0ndonesia H0*$S0/1, disebutkan ode tik $sikologi

0ndonesia merupakan ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman dalam bersikap dan

 berperilaku, serta pegangan teguh seluruh $sikolog dan kelompok 0lmu%an $sikologi, dalam

menjalankan akti9itas pro&esinya sesuai dengan kompetensi dan ke%enangan masing( masing, guna

menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.

Sama halnya dengan asosiasi psikologi internasional sekelas  "meri#an $s%#hologi#al "sso#iation

7$7/2, pedoman yang diatur di dalamnya harus dipatuhi anggota asosiasi. H0*$S0 maupun 7$7,

saya kira mempunyai prinsip etik umum yang hampir sama, yang membedakan H0*$S0 berasaskan

$ancasila. $rinsip etik tersebut seperti tanggung ja%ab, kompetensi, standar moral, kesejahteraan

 pengguna, relasi pro&esional, assesment , akti9itas riset, dsb.

elasi pro&esional, hubungan subjek atau peneliti dengan objek yang diteliti atau subjek penelitian

ell("r. #erry/, bahkan ilmuan dengan ilmuan lain "r, #erry("r. $aula/, diatur dengan baik dalam

kode etik berdasarkan prinsip(prinsip etik.3 amun sejauh mana pro&esionalitas itu dapat dipegang

'agaimana kasus ilmuan yang memiliki relasi emosional dengan subjek penelitian 7tau kolega "i

dunia(kehidupan, di lapangan riset, semua kode etik dapat kabur, dan pertanyaan(pertanyaan tersebut

 jadi nyata. asus dalam &ilm ell membuat kabur kode etik, dan membuktikan adanya pertanyaan

tersebut serta segera meminta ja%aban. asus ell("r. #erry dam "r. #erry("r. $aula bukan hanya

dalam &iksi yang dibungkus dalam karya &ilm 5ell, ia nyata ada di dunia.

#ika pro&esionalitas dalam kerja ilmiah ialah alasan agar proses dan hasil ilmu objekti&. amun karena

nilai seperti hubungan emosional/ selalu terlibat dalam kerja ilmiah, maka saya memilih ja%aban

yang ringkas: ilmuan sebisa mungkin harus mematuhi kode etik komunitas ilmiahnya, jika ada

hubungan emosional dengan subjek yang tidak ada di kode etik, sejauh ilmuan tersebut berusaha

 pro&esional dimungkinkan. Sebab menurut saya 0de bah%a ilmu harus berdiri sendiri terbebas dari

nilai nonepistemik hanya dalam pengertian deskripti&. "isain perangkat konseptual untuk membangunilmu di masa depan harus terlepas dari nilai nonepistemik, dalam tanda kurung kecuali sejauh

memiliki konsekuensi praktis dari putusan moral dan signi&ikansi sosial yang butuh untuk 

dipertimbangkan/.

Problem Nilai

7da beberapa problem aksiologis berkaitan dengan ilmu yang dapat kita temukan dalam &ilm ell.

Seperti tanggung ja%ab, kompetensi, standar moral dan hukum, kon&idensialitas, kesejahteraan

klien;subjek, pro&esionalitas, dan penilaian ilmuan. Semua problem tersebut menarik didiskusikan,

semenarik "a9id '. esnik mengulas beberapa problem(problem tersebut dalam bab Standards of 

 &thi#al 'ondu#t in S#ien#e(

. "i sini saya tertarik membicarakan kesejahteraan subjek penelitian danhubungannya dengan diskursus psikologi abnormal.

0lmuan dilarang mengganggu hak(hak dan martabat saat menggunakan subjek manusia dalam

eksperimen.< $rinsip tersebut dapat dijusti&ikasi berdasarkan dasar(dasar moral umum. amun, dalam

 praktik psikologi misalkan, khususnya psikologi abnormal yang sekaligus klinis, kurang

1 Lih. http://himpsi.or.id/index.php/organisasi/kode-etik-psikologi-indonesia lihat jugalampirannya.

2 Lih. http://www.apa.org/ethics/code/index.aspx  

3 Lih. Baik APA maupun H!P"# misal kaitanya dengan klien harus melindungi# menjagapri$asi. %alau sesama ilmuan harus saling menghormati.

4 Lih. &a$id B. 'esnik# The Ethics of Science An Introduction ()ew *ork: 'outledge# +,,.

5 Lih. Ibid .# h. +

7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 3/4

memperhatikan prinsip ini. Sebab ideologi ilmu yang eksperimental seperti yang diterapkan dibanyak 

 penanganan persoalan psikologi, begitu dominan. Seperti "r. 7le=ander >7l> $aley yang

menginginkan mempelajari ell di dalam rumah sakit dengan kondisi lingkungan yang terkontrol.

onsep "r. 7l tersebut, menurut saya justru menetapkan ell sebagai 5si sakit atau )the other’ , yang

 justru menanggalkan kebebasan indi9idu. onsekuensinya si sakit terus merasa sakit karena dipahamisebagai penyakitan yang harus diobati secara klinis. onsep "r. 7l senada dengan psikologi

abnormal, untuk memahami perilaku abnormal psikolog menggunakan acuan "S* *!iagnosti# and 

Statisti#al manual of mental disorder+.  "S* menggunakan #riteria diagnosti# se#ifi#  untuk 

mengelompokkan pola?pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri ? ciri klinis yang sama dan suatu

sistem e9aluasi yang multiaksial. $enilaian perilaku abnormal dapat di telaah menggunakan berbagai

metode, salah satunya metode assestment yang harus reliabel dan 9alid yang dapat diukur.

*emperlakukan subjek manusia dalam penelitian, yang hanya dipahami sebatas 5objek, menurut

saya kurang ada dimensi menjunjung hak(hak dan martabat. *eskipun dalam kerja ilmiahnya

menggunakan kode etik yang demikian, tentu masih ada pelaksaan yang kaku. ilai plus bagi "r.

#erry yang memperlakukan ell sebagai pribadi yang penuh. Sampai memba%anya lari dari rumah

sakit. 'ukannya saya kemudian ingin mengucapkan  "lhamdulillah  setelah momen tersebut, tapi

 psikologi abnormal memang terlalu kering. $ertimbangan pribadi yang penuh, bebas,

mengaktualisasikan dirinya, harus juga diba%a. Sebagaimana digagasan oleh mah@ab psikologi

humanistik.

"r. #erry memang dari a%al memilih sikap yang langsung terlibat dengan subjek. *emperlakukan

 ell bukan sekedar objek penelitian. *emberikan pilihan ke mana ell akan melangsungkan

hidupnya. "isinilah salah satu poin meaning   yang saya maksud dia%al. Sebuah pertemuan ilmu

dengan &ilsa&at.

Apa yang dikatakan filsafat ilmu?

$ada akhirnya, kesimpulan saya ialah &ilsa&at ilmu harus tetap pada posisinya sebagai kritik terhadap

ilmu(ilmu yang berkembang. ritik yang dimaksud dapat berupa kritik metodologis, kritik dialogis,

dan kritik ke mana tujuan ilmu seharusnya problem aksiologi ilmu/. Aontohnya, kritik metodologi

 psikologi abnormal, dan mengarahkan ilmu tersebut agar berdialog dengan konsep psikologi lain,

misalkan konsep psikologi humanistik.

+++

$ukul B1:B, malam berusaha dingin. Saya matikan laptop. "an “Let’s talk to me, Nell..”,  ialah

ungkapan bodoh. 'atas saya, ell sebagai tokoh &iksi, ell sebagai keseluruhan &ilm, dan ell(ell

lain di dunia ini tidaklah jelas. Sebab saya pun tidak peduli dianggap evildoers oleh ell. Saya juga

tidak begitu berharap jadi  guardian angel  bagi ell, atau ell(ell yang lain di dunia ini. Sebab

&ilsa&at ilmu yang saya pelajari, masih menyajikan %acana objekti9itas yang belum saya pahami.

7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal

http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 4/4