Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
-
Upload
khoiril-maqin -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 1/4
Saya, Nell, dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
23.16, malam yang tak berbeda. Suara jangkrik, kering, dan petikan gitar tetangga kos yang sumbang.
Semua campur jadi satu. Saya tidak berharap apapun yang berlebih, kecuali bisa terhindar dari hidup
kacau yang selama ini saya jalani dan bisa bangun pagi untuk berangkat kuliah. Hingga pada 23:18,
saya memutuskan menonton ell, beberapa menit berselang, saya langsung ingin berkata pada ell,“Let’s Talk to Me, Nell...”. !anpa mengurangi rasa hormat saya atas kebijakan "r. #erry.
Let’s Talk to Me, Nell...
"ia tak kunjung bicara. $adahal saya tak memperkenalkan diri sebagai mahasis%a &ilsa&at dan saya
pengangguran. $un bicara menggunakan bahasa &ilsa&at yang arogan. 'erbekal bacaan &ilsa&at ilmu,
psikologi humanistik yang dangkal, sisi kemanusiaan yang tersisa, dan percaya diri saya berusaha
mendekati ell, pelan(pelan.
)ebih menarik mungkin berbicara secara emosional, soal aleniasi, abnormalitas, penerimaan, dan hal(
hal yang tak selesai. !erlepas dari latar belakang kehidupan psikologis saya dan hubungannya dengan ell. *elalui kerangka keilmuan barangkali juga tidak ada salahnya. Sebab saya pun tidak peduli
dianggap evildoers oleh ell. Saya juga tidak berharap jadi guardian angel bagi ell, atau ell(ell
yang lain di dunia ini.
+++
Secara sederhana, saat seseorang menonton &ilm, dua tanggapan a%al yang akan diajukan terdiri dari
dua bentuk: view dan meaning . Setidaknya itulah yang selama ini saya alami. View melibatkan &aktor(
&aktor kasar, seperti tokoh, penokohan, alur, termasuk juga teknik pengambilan gambar. eakuratan
view dapat mengantarkan pada penangkapan meaning .
#odi -oster ell/ memang mengesankan. 0a telah menarik perhatian saya, sama halnya saat bermain
di The Silent of the Lambs 11/ dan Tai !river 16/. $eran #odi -oster yang artikulati&,
penokohan yang presisi, alur yang unik, dan cinematogra&i yang tidak saya mengerti. Semua luar
biasa. !entu saja, sebagai &ilm yang baik, tidak membiarkan penonton terbelenggu oleh kasus somatik
semata, tapi juga pada makna. ell, seperti &ilm lain yang diperankan -oster, ialah sebuah jalan di
mana kita dapat memaknai kehidupan ini.
'ukankah manusia selalu mencari makna ah, makna tersebut dapat kita dapat dari &ilsa&at, ilmu,
agama. -ilm selain hasil ilmu per&ilman atau sinematogra&i, ia juga hasil re&leksi pengarang atas
kehidupan. "i dalam kehidupan yang penuh atas pandangan &ilsa&at, ilmu, dan agama. !a&sir atas &ilm
pun juga bisa dimulai dari prespekti& mana saja. Saya sebagai akademisi pun, sah dalam kajian inimenggunakan perspekti& &ilsa&at, ilmu, dan gabungan keduanya4 &ilsa&at ilmu.
-ilm ell, sebagaimana &ilm 5serius pada umumnya, berusaha menggambarkan persoalan kehidupan
yang disertai problem &iloso&is. "alam kerangka &ilsa&at ilmu, khususnya perdebatan nilai yang
terlibat di dalam kerja ilmu aksiologi ilmu/, dapat ditarik beberapa persoalan4 bagaimana hubungan
subjek(objek dalam riset ilmiah 7pa saja problem nilai di dalamnya 7pa ja%aban &ilsa&at ilmu
Saya berusaha menganalisis persoalan tersebut.
Hubungan Subjek-Objek
"alam riset ilmiah dalam bidang apapun, saya kira komunitas ilmiah sudah memiliki kode etik masing(masing. ode etik tersebut mengatur bagaimana seharusnya tindakan ilmuan. *isalnya,
7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 2/4
dalam situs resmi Himpunan $sikologi 0ndonesia H0*$S0/1, disebutkan ode tik $sikologi
0ndonesia merupakan ketentuan tertulis yang diharapkan menjadi pedoman dalam bersikap dan
berperilaku, serta pegangan teguh seluruh $sikolog dan kelompok 0lmu%an $sikologi, dalam
menjalankan akti9itas pro&esinya sesuai dengan kompetensi dan ke%enangan masing( masing, guna
menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
Sama halnya dengan asosiasi psikologi internasional sekelas "meri#an $s%#hologi#al "sso#iation
7$7/2, pedoman yang diatur di dalamnya harus dipatuhi anggota asosiasi. H0*$S0 maupun 7$7,
saya kira mempunyai prinsip etik umum yang hampir sama, yang membedakan H0*$S0 berasaskan
$ancasila. $rinsip etik tersebut seperti tanggung ja%ab, kompetensi, standar moral, kesejahteraan
pengguna, relasi pro&esional, assesment , akti9itas riset, dsb.
elasi pro&esional, hubungan subjek atau peneliti dengan objek yang diteliti atau subjek penelitian
ell("r. #erry/, bahkan ilmuan dengan ilmuan lain "r, #erry("r. $aula/, diatur dengan baik dalam
kode etik berdasarkan prinsip(prinsip etik.3 amun sejauh mana pro&esionalitas itu dapat dipegang
'agaimana kasus ilmuan yang memiliki relasi emosional dengan subjek penelitian 7tau kolega "i
dunia(kehidupan, di lapangan riset, semua kode etik dapat kabur, dan pertanyaan(pertanyaan tersebut
jadi nyata. asus dalam &ilm ell membuat kabur kode etik, dan membuktikan adanya pertanyaan
tersebut serta segera meminta ja%aban. asus ell("r. #erry dam "r. #erry("r. $aula bukan hanya
dalam &iksi yang dibungkus dalam karya &ilm 5ell, ia nyata ada di dunia.
#ika pro&esionalitas dalam kerja ilmiah ialah alasan agar proses dan hasil ilmu objekti&. amun karena
nilai seperti hubungan emosional/ selalu terlibat dalam kerja ilmiah, maka saya memilih ja%aban
yang ringkas: ilmuan sebisa mungkin harus mematuhi kode etik komunitas ilmiahnya, jika ada
hubungan emosional dengan subjek yang tidak ada di kode etik, sejauh ilmuan tersebut berusaha
pro&esional dimungkinkan. Sebab menurut saya 0de bah%a ilmu harus berdiri sendiri terbebas dari
nilai nonepistemik hanya dalam pengertian deskripti&. "isain perangkat konseptual untuk membangunilmu di masa depan harus terlepas dari nilai nonepistemik, dalam tanda kurung kecuali sejauh
memiliki konsekuensi praktis dari putusan moral dan signi&ikansi sosial yang butuh untuk
dipertimbangkan/.
Problem Nilai
7da beberapa problem aksiologis berkaitan dengan ilmu yang dapat kita temukan dalam &ilm ell.
Seperti tanggung ja%ab, kompetensi, standar moral dan hukum, kon&idensialitas, kesejahteraan
klien;subjek, pro&esionalitas, dan penilaian ilmuan. Semua problem tersebut menarik didiskusikan,
semenarik "a9id '. esnik mengulas beberapa problem(problem tersebut dalam bab Standards of
&thi#al 'ondu#t in S#ien#e(
. "i sini saya tertarik membicarakan kesejahteraan subjek penelitian danhubungannya dengan diskursus psikologi abnormal.
0lmuan dilarang mengganggu hak(hak dan martabat saat menggunakan subjek manusia dalam
eksperimen.< $rinsip tersebut dapat dijusti&ikasi berdasarkan dasar(dasar moral umum. amun, dalam
praktik psikologi misalkan, khususnya psikologi abnormal yang sekaligus klinis, kurang
1 Lih. http://himpsi.or.id/index.php/organisasi/kode-etik-psikologi-indonesia lihat jugalampirannya.
2 Lih. http://www.apa.org/ethics/code/index.aspx
3 Lih. Baik APA maupun H!P"# misal kaitanya dengan klien harus melindungi# menjagapri$asi. %alau sesama ilmuan harus saling menghormati.
4 Lih. &a$id B. 'esnik# The Ethics of Science An Introduction ()ew *ork: 'outledge# +,,.
5 Lih. Ibid .# h. +
7/18/2019 Saya, Nell, Dan Jalan Kering Psikologi Abnormal
http://slidepdf.com/reader/full/saya-nell-dan-jalan-kering-psikologi-abnormal 3/4
memperhatikan prinsip ini. Sebab ideologi ilmu yang eksperimental seperti yang diterapkan dibanyak
penanganan persoalan psikologi, begitu dominan. Seperti "r. 7le=ander >7l> $aley yang
menginginkan mempelajari ell di dalam rumah sakit dengan kondisi lingkungan yang terkontrol.
onsep "r. 7l tersebut, menurut saya justru menetapkan ell sebagai 5si sakit atau )the other’ , yang
justru menanggalkan kebebasan indi9idu. onsekuensinya si sakit terus merasa sakit karena dipahamisebagai penyakitan yang harus diobati secara klinis. onsep "r. 7l senada dengan psikologi
abnormal, untuk memahami perilaku abnormal psikolog menggunakan acuan "S* *!iagnosti# and
Statisti#al manual of mental disorder+. "S* menggunakan #riteria diagnosti# se#ifi# untuk
mengelompokkan pola?pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri ? ciri klinis yang sama dan suatu
sistem e9aluasi yang multiaksial. $enilaian perilaku abnormal dapat di telaah menggunakan berbagai
metode, salah satunya metode assestment yang harus reliabel dan 9alid yang dapat diukur.
*emperlakukan subjek manusia dalam penelitian, yang hanya dipahami sebatas 5objek, menurut
saya kurang ada dimensi menjunjung hak(hak dan martabat. *eskipun dalam kerja ilmiahnya
menggunakan kode etik yang demikian, tentu masih ada pelaksaan yang kaku. ilai plus bagi "r.
#erry yang memperlakukan ell sebagai pribadi yang penuh. Sampai memba%anya lari dari rumah
sakit. 'ukannya saya kemudian ingin mengucapkan "lhamdulillah setelah momen tersebut, tapi
psikologi abnormal memang terlalu kering. $ertimbangan pribadi yang penuh, bebas,
mengaktualisasikan dirinya, harus juga diba%a. Sebagaimana digagasan oleh mah@ab psikologi
humanistik.
"r. #erry memang dari a%al memilih sikap yang langsung terlibat dengan subjek. *emperlakukan
ell bukan sekedar objek penelitian. *emberikan pilihan ke mana ell akan melangsungkan
hidupnya. "isinilah salah satu poin meaning yang saya maksud dia%al. Sebuah pertemuan ilmu
dengan &ilsa&at.
Apa yang dikatakan filsafat ilmu?
$ada akhirnya, kesimpulan saya ialah &ilsa&at ilmu harus tetap pada posisinya sebagai kritik terhadap
ilmu(ilmu yang berkembang. ritik yang dimaksud dapat berupa kritik metodologis, kritik dialogis,
dan kritik ke mana tujuan ilmu seharusnya problem aksiologi ilmu/. Aontohnya, kritik metodologi
psikologi abnormal, dan mengarahkan ilmu tersebut agar berdialog dengan konsep psikologi lain,
misalkan konsep psikologi humanistik.
+++
$ukul B1:B, malam berusaha dingin. Saya matikan laptop. "an “Let’s talk to me, Nell..”, ialah
ungkapan bodoh. 'atas saya, ell sebagai tokoh &iksi, ell sebagai keseluruhan &ilm, dan ell(ell
lain di dunia ini tidaklah jelas. Sebab saya pun tidak peduli dianggap evildoers oleh ell. Saya juga
tidak begitu berharap jadi guardian angel bagi ell, atau ell(ell yang lain di dunia ini. Sebab
&ilsa&at ilmu yang saya pelajari, masih menyajikan %acana objekti9itas yang belum saya pahami.