Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Tubercuolosis Paru Pokok Bahasan : Pencegahan Tubercuolis Paru Target/sasaran : Pasien dan keluarga Hari/tanggal : Minggu , 25 Mei 2014 Waktu : 1600 – 17.00 wib ( 1x60 menit) Tempat : Ruang Mas Mansyur RSU Aminah Blitar A. TUJUAN 1. Tujuan instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu: Memahami pengertian Tubercuolosis Paru Mengetahui tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru Mengetahui cara penularan Tubercuolosis Paru

description

sap

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           : Tubercuolosis Paru

Pokok Bahasan           : Pencegahan Tubercuolis Paru

Target/sasaran             : Pasien dan keluarga

Hari/tanggal                : Minggu , 25 Mei 2014

Waktu                         : 1600 – 17.00 wib ( 1x60 menit)

Tempat                        : Ruang Mas Mansyur RSU Aminah Blitar

A. TUJUAN

1. Tujuan instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui 

tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala penyakit TB

PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu:

Memahami pengertian Tubercuolosis Paru

Mengetahui tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru

Mengetahui cara penularan Tubercuolosis Paru

Mengetahui pencegahan Tubercuolosis Paru

Mengetahui pengobatan Tubercuolosis Paru

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

B. MATERI (Terlampir)

Materi yang akan di sampaikan:

1. Pengertian Tubercuolosis Paru

2. Tanda-tanda  penyakit Tubercuolosis Paru

3. Cara penularan Tubercuolosis Paru

4. Pencegahan Tubercuolosis Paru

5. Pengobatan Tubercuolosis Paru

C. PESERTA

Peserta yaitu pasien dan keluarga pasien

D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. MEDIA PENYULUHAN

1. Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 10

Menit

Kegiatan membuka penyuluhan

a.       Mengucap salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Menggali pengetahuan tentang

tubercolosis paru

d.      Menjelaskan tujuan yang akan

dicapai berkaitan dengan materi

penyuluhan yang akan disampaikan

a.       Menjawab salam

b.      Mengenal petugas

penyuluhan

c.       Mengemukakan pendapat

sesuai dengan apa yang

diketahui

d.      Menyimak dengan

seksama

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

2. 40

menit

Kegiatan inti

a.       Menjelaskan pengertian

tubercolosis paru

b.       Menyebutkan  tanda dan gejala

tubercolosis paru

c.       Menyebutkan cara pencegahan

tubercolosis paru

d.       Menyebutkan penatalaksanaan

tubercolosis paru

e.       Mendemonstrasikan cara

pencegahan tubercolosis paru

f.       Memberikan reinforcemen positif

atas jawaban Px & keluarga  

a.       Mendengar dengan

seksama

b.      Menyimak dengan

seksama

c.      px & keluarga

mendengarkan penjelasan

d.      px & keluarga menyimak

penjelasan

e.       px & keluarga menyimak

penjelasan

f.     px & keluarga menyimak

penjelasan.

g.       Menerima reinforcemen

diberikan.

3. 10

menit

Kegiatan menutup penyuluhan

a.       mengajukan pertanyaan sebagai

evaluasi

b.      mengucapkan salam penutup.

a.       px & keluarga  menjawab

pertanyaan yang diberikan

b.      Menjawab salam.

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

G. EVALUASI

1. Evaluasi proses

Pasien dan keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara

penyuluhan

Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik

Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer

2. Evaluasi hasil

Pasien dan keluarga tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya

individu maupun kelompok seperti materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan

Pasien dan keluarga akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam

penyuluhan kepada keluarga yang lainya

H. REFERENSI

1. Bruner & suddarth. (2002). Keperawatan medical bedah, vol 1. Jakarta EGC.

2. Mansjoer,arif,dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilit 2. Jakarta: Media

Aescularius.

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

Lampiran

MATERI PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU

A. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tubeculosis.

B. Tanda-tanda Tuberkulosis

Sebagian besar seseorang yang terinfeksi menunjukan demam tingkat rendah, keletihan,

anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, neyri dada, dan batuk menetap. Batuk

pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sputum

mukopurulen dengan hemoptisis.

1. Gejala respiratorik, meliputi:

a) Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.

Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah

ada kerusakan jaringan

b) Batuk Darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau

bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk

darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung

dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c) Sesak Napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal

yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

d) Nyeri Dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila

sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala Sistemik, Meliputi:

a) Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip

demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa

bebas serangan makin pendek.

b) Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.

Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan

akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai

gejala pneumonia.

3. Test Diagnostik Foto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan

radiology standar. Jenis pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik,

tomogram dan lain-lain.

1) Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain :

a.Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru.

b.Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)

c.Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru

d.Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu

e Bayangan bilier

2) Pemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ;

Ditemukannya kuman micobakterium TBC dari dahak penderita memastikan diagnosis

tuberculosis paru.

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilan

dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada

pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukan

apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan.

Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan TBC

paru di Indonesia.

C. Cara penularan Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang

dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini batuk

dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan

dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar

matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap lembab

dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan

Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara dan panjang

waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di samping daya tahan

tubuh yang bersangkutan. Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering),

M. tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka

terbuka pada kulit (lebih jarang).

D. Pencegahan tubektiolus paru

E. Pengobatan tubektiuolis paru

Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian,

mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai

penularan.

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase

lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru

Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,

Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin,

Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi

tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan

riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi

penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course

(DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:

1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam

penanggulangan TB.

2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang

pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat

dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.

3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung

oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana

penderita harus minum obat setiap hari.

4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.

5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.