Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru
-
Upload
yephina-ayu-d-sanen -
Category
Documents
-
view
50 -
download
16
description
Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Tb Paru
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)
Topik : Tuberkulosis Paru pada pasien dan kluarga
Sub Topik : Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala, Pengobatan
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Tempat : Ruang Granedia BLUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Waktu : 09.00 WIB
1. Tujuan
1) Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapat pendidikan keshatan diharapkan keluarga dan pasien
dapat mengerti tentang Tuberkulosis Paru.
2) Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, pasien dan
keluarga mampu:
(1) Memahami pengertian dari Tuberkulosis Paru.
(2) Memahami penyebab dari Tuberkulosis Paru
(3) Memahami tanda dan gejala Tubrkulosis Paru
(4) Memahami pengobatan Tuberkulosis Paru
2. Metode
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Diskusi
3. Media
Leaflet dan Flipchart
4. Materi pembelajaran
1) Pengertian TB Paru
2) Penyebab TB Paru
3) Tanda dan Gejala TB Paru
4) Cara Pengeobatan TB Paru
5. Stratgi Pembelajaran
No.
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan :1) Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.2) Memperkenalkan diri3) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan4) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
1) Menjawab salam
2) Mendengarkan3) Memperhatikan
4) Memperhatikan
2. 10 menit Pelaksanaan :1) Menjelaskan tentang pengertian
TB Paru2) Menjelaskan tentang penyebab
TB Paru3) Menjelaskan tentang tanda dan
gejala Tubrkulosis Paru4) Menjelaskan tentang
pengobatan Tuberkulosis Paru
1) Memperhatikan
2) Memperhatikan
3) Mengikuti Latihan dan memperagakan sendiri
3. 2 menit Evaluasi :1) Menanyakan kembali tentang
materi yang sudah diajarkan. 1) Menjawab dan
Memperagakan sendiri latihan manajemen nyeri
4. 1 menit Terminasi :1) Mengucapkan terimakasih atas
peran serta peserta.2) Mengucapkan salam penutup
1) Mendengarkan
2) Menjawab salam
Evaluasi
1. Evaluasi proses2. Evaluasi Akhir
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru
yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita
kepada orang lain (Santa, dkk, 2009). Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Myobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).
2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh bacteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri
atau kuman ini berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-
0,6 µm. sebagian besar kuman berupa lemak atau lipid, sehingga kuman tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman ini
adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah yang
memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apical/apeks paru. Daerah ini menjadi
predileksi pada peyakit tuberculosis. Penyebabnya adalah kuman microorganisme
yaitu basil mycobacterium tuberculosis tipe humanus dengan ukuran panjang 1 –
4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta
tahan asam atau basil tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik karena sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). lainnya,
sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
Tuberculosis ini ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi melalui udara.
Individu yang terinfeksi, melalui bicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi,
melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 u) dan kecil (1 sampai 5u). droplet
yang besar menetap, sementara droplet kecil tertahan di udara dan terhirup oleh
individu yang rentan.
Cara penularan TB menurut Depkes, (2006) sebagai berikut :
1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
3) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
4) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
5) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Jhon Crofton (2007) gejala klinis yang timbul pada pasien
Tuberculosis berdasarkan adanya keluhan penderita adalah :
1) Batuk
Batuk adalah reflek paru untuk mengeluarkan sekret dan hasil proses
destruksi paru. Mengingat Tuberculosis Paru adalah penyakit menahun, keluhan
ini dirasakan dengan kecenderungan progresif walau agak lambat. Batuk pada
Tuberculosis paru dapat kering pada permulaan penyakit, karena sekret masih
sedikit, tapi kemudian menjadi produktif.
2) Dahak (sputum)
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian
berubah menjadi mukopurulen atau kuning, sampai purulen (kuning hijau) dan
menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan.
3) Batuk Darah
Batuk darah yang terdapat dalam sputum dapat berupa titik darah sampai
berupa sejumlah besar darah yang keluar pada waktu batuk. Penyebabnya adalah
akibat peradangan pada pembuluh darah paru dan bronchus sehingga pecahnya
pembuluh darah.
4) Sesak Napas
Sesak napas berkaitan dengan penyakit yang luas di dalam paru. Merupakan
proses lanjut akibat retraksi dan obstruksi saluran pernapasan.
5) Nyeri dada
Rasa nyeri dada pada waktu mengambil napas dimana terjadi gesekan pada
dinding pleura dan paru. Rasa nyeri berkaitan dengan pleuritis dan tegangan otot
pada saat batuk.
6) Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen bronkus yang disebabkan oleh
sekret, peradangan jaringan granulasi dan ulserasi.
7) Demam dan Menggigil
Peningkatan suhu tubuh pada saat malam, terjadi sebagai suatu reaksi umum
dari proses infeksi.
8) Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan merupakan manisfestasi toksemia yang timbul
belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
9) Rasa lelah dan lemah
Gejala ini disebabkan oleh kurang tidur akibat batuk.
10) Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari
Keringat malam bukanlah gejala yang patogenesis untuk penyakit
Tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut.