Sat Pol Pp Koja (Makalah Kewarganegaraan) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian
-
Upload
febri-irawan-putra-zenir -
Category
Documents
-
view
1.020 -
download
0
Transcript of Sat Pol Pp Koja (Makalah Kewarganegaraan) Febri Irawan 05091002006 Teknik Pertanian
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SATPOL PP KOJA DI PANDANG MENURUT HAM
OLEH :
FEBRI IRAWAN
05091002006
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan makalah mengenai “ SAT
POL PP KOJA DI PANDANG MENURUT HAM “ dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat juga dijadikan panduan dalam
mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan
terimakasih diucapkan penyusun kepada orang tua yang telah memberikan kontribusi
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Indralaya, 19 Mei 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………….…………….1
Kata Pengantar……………………………………………………………….……….2
Daftar Isi……………………………………………………………………………...3
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..
…..4
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
….5
1.3. Tujuan……………………………………………………………………..
……...5
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………..6
PEMBAHASAN……………………………………………………………………14
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………23
B. Saran……………………………………………………………………………..23
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………24
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kerusuhan Koja terjadi pada 14 April 2010 yang dipicu oleh rencana eksekusi tanah
kawasan makam Mbah Priok yang ada di dalam area Terminal Peti Kemas Tanjung
Priok oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Tindakan ini ditentang oleh warga yang
kemudian berubah menjadi bentrokan antara warga dengan Satpol PP. Kejadian ini
dilatarbelakangi oleh sengketa antara ahli waris Mbah Priok dengan Pelabuhan
Indonesia II, pihak ahli waris mengklaim kepemilikan tanah dengan mendasarkan
pada Eigendom Verponding no 4341 dan No 1780 di lahan seluas 5,4 Ha. Namun PN
Jakarta Utara pada tanggal 5 Juni 2002 telah memutuskan tanah tersebut secara sah
adalah milik PT Pelindo II. Hal ini sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL)
Nomor 01/Koja dengan luas 145,2 hektar. Pemerintah Daerah DKI Jakarta kemudian
berencana mengeksekusi tanah sengketa, tetapi ditentang oleh warga yang berakhir
dengan pecahnya bentrokan antara aparat dengan warga. Akibat bentrokan yang
terjadi antara aparat dengan warga menyebabkan 130 orang mengalami luka-luka.
Korban luka-luka terdiri dari 66 orang Satpol PP, polisi 10 orang dan warga sekitar
makam Mbah Priok sebanyak 54 orang. Bentrokan ini juga mengakibatkan tiga
orang tewas dari pihak Satpol PP.Selain itu akibat bentrokan menyebabkan seorang
fotografer mengalami luka, serta dua orang jurnalis turut menjadi korban
bentrokan. Akibat bentrokan ini juga menyebabkan terputusnya arus lalu lintas dari
pelabuhan Tanjung Priok menuju Cilincing dan arah sebaliknya. Kerusuhan Koja
juga mengakibatkan kerugian kepada pengusaha, akibat terhambatnya arus barang
dan jasa dari Terminal Peti Kemas Koja. Kerugian akibat bentrokan diperkirakan
mencapai ratusan milyar rupiah. Selain itu, kerusuhan ini berlanjut pada penjarahan
barang-barang pada salah satu kantor Terminal Peti Kemas Koja.
II. Rumusan Masalah
1. Adakah peranan Komite Nasional mengenai pelanggaran HAM di dalam
kerusuhan Tanjung Priok ?
2. Adakah pelanggaran Hak Asasi Manusia akibat kerusuhan tersebut ?
3. Apakah yang melatarbelakangi terjadinya bentrok antara Satuan Pamong
Praja dengan warga kota Jakarta Utara ?
4. Sudah terrealisasi dengan baik dan benarkah Hak Asasi Manusia di Negara
Indonesia ?
5. Adakah konstitusi mengatur tentang Hak Asasi Manusia di Negara
Indonesia ?
III.Tujuan
1. Dapat mengetahui peranan Komite Nasional mengenai pelanggaran HAM di
dalam kerusuhan Tanjung Priok.
2. Dapat mengetahui adanya pelanggaran HAM akibat kerusuhan tersebut.
3. Dapat mengetahui adanya latar belakang pada saat terjadinya bentrok antara
satuan Satuan Pamong Praja dengan warga kota Jakarta Utara.
4. Dapat mengetahui sudah terrealisasinya HAM di Indonesia.
5. Dapat mengetahui konstitusi yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia di
Negara Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai bahan tinjauan pustaka, saya mengambil beberapa masalah dari sumber –
sumber berita. Demikian sekilas berita yang saya peroleh :
1. Sumber Berita Detik news
Jumat, 16/04/2010 19:02 WIB
Priok Berdarah
Peristiwa Magis di Balik Kerusuhan Koja
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Gerbang makam Mbah Priok
Massa Mbah Priok & Satpol PP BentrokJakarta - Sejumlah peristiwa magis diyakini terjadi di sela bentrokan Koja yang
menelan 3 korban jiwa dari Satpol PP. Mulai dari gas air mata yang gagal meledak
hingga anggota Satpol PP yang berjatuhan disekitar makam Mbah Priok. "Saat
mereka masuk ke dalam makam, beberapa diantaranya jatuh seperti ada yang
menjegal kaki Satpol PP itu," ujar Warso salah seorang santri di Makam Priok,
Jakarta Utara, Jumat (16/4/2010). Masih menurut kesaksiannya, beberapa tabung gas
air mata yang ditembakkan ke dalam areal makam juga hanya jatuh begitu saja.
Tidak sampai meledak apalagi sampai menyemburkan gas air mata. Kejadian lain
yang menurut Warso magis adalah saat melihat anak-anak berumur sekitar 10 tahun
hingga 15 tahun yang berani melawan Satpol PP. "Mereka sepertinya kebal,"
ujarnya.(fiq/lh)
2. Sumber Berita Jakarta Antara news
Polisi Mestinya Pegang Kendali pada Kerusuhan Koja
Sabtu, 17 April 2010 12:59 WIB
Sejumlah orang mengais logam besi dari kendaraan milik Satpol PP dan kepolisian
setelah hangus terbakar pasca kerusuhan penggusuran kompleks Makam Mbah Priok
di Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/4). (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Kerusuhan di Kelurahan Koja Kecamatan Tanjungpriok
Jakarta Utara saat eksekusi lahan oleh Satpol PP berstatus merah sehingga
semestinya polisi yang mengendalikannya, demikian Wakil Ketua Komnas HAM
Nurkholis di Jakarta, Sabtu.
"Pada status merah seharusnya memegang kendali pengamanan situasi adalah
Kapolda bukan lagi Kapolres," kata Nurkholis pada diskusi "Siapa Butuh Satpol PP"
yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta. Nurkholis mengakui
mendatangi lokasi kerusuhan setelah menyaksikan siaran langsung eksekusi lahan di
Kojadari sebuah stasiun televisi swasta.
"Di lokasi yang sudah rusuh saya menghubungi Kapolres Jakarta Utara dan
kemudian tokoh masyarakatsetempat," katanya. Nurkholis kemudian memediasi
pertemuan Kapolres Jakarta Utara dengan tokoh masyarakat setempat untuk
mengakhiri kerusuhan. "Saya meminta kepada Kapolres Jakarta Utara untuk menarik
semua pasukan baik polisi maupun Satpol PP," katanya.
Ia juga mengakui meminta tokoh masyarakat dan ahli waris almarhum Habib Hasan
Al Hadad untuk menenangkan massa agar tidak terjadi korban jiwa lebih banyak.
Kepala Satpol PP Kebupaten Kepulauan Seribu, Hotman Sinambela yang pada saat
kerusahaan ada di lokasi mengatakan, saat itu Satpol PP sudah akan mundur untuk
meninggalkan lokasi tetapi tidak bisa karena ditepi jalan raya ada kerumunan massa
sangat banyak. Menurut Hotman, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menurunkan
1.750 personel Satpol PP untuk mengeksekusi lahan di Koja Jakarta Utara untuk
perluasan terminal peti kemas PT Pelindo II itu. (*)
3. Sumber Berita Suara Karya
Pembunuh 3 Anggota Satpol PP
Harus Diusut Tuntas
Korban Bertambah Jadi 231 Orang
Senin, 10 Mei 2010
JAKARTA (Suara Karya): Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Prijanto setuju
oknum anggota organisasi masyarakat (ormas), pelaku pembunuhan aparat Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat kerusuhan di kompleks Makam Mbah Priok
diusut tuntas. Sebab, menjelang satu bulan peristiwa itu, proses hukum pelaku
pembunuhan belum ada tanda-tanda terungkap.
"Sangat setuju pelaku pembunuhan diusut tuntas. Wong nyowo he (nyawa manusia--
Red). Kewenangan pengusutan siapa pembunuh tiga aparat Satpol PP itu ada pada
polisi," ujarnya usai menerima tim pencari fakta Palang Merah Indonesia (PMI) di
Balai Kota, Jumat (7/5). Peristiwa kerusuhan itu menewaskan tiga anggota Satpol PP
yakni Israel Jaya, Ahmad Tajudin dan W Soepono. Kendaraan yang terbakar 36
mobil operasional Satpol PP, 16 mobil operasional polisi, 2 bus Staedy Safe, 2
sepeda motor.
Menurut rencana, tim pencari fakta PMI akan menyerahkan rekomendasi tentang
kerusuhan di kompleks Makam Mbah Priok, Jakarta Utara, tanggal 14 April 2010
lalu kepada Pemprov DKI, Senin (10/5) ini.
Wagub Prijanto tidak bersedia berkomentar banyak, terkait pertemuan itu. Namun
Prijanto mengajak semua pihak menunggu hasil investigasi, baik yang dilakukan
PMI maupun Tim Pencari Fakta DPRD DKI. "Kita tunggu saja PMI dan TPF selesai
melakukan investigasi," ujarnya singkat.
Sementara itu, jumlah korban insiden berdarah di Koja, bertambah. Berdasarkan
laporan tim investigasi kasus Koja oleh PMI, jumlah korban kerusuhan menjadi 231
orang. Padahal sebelumnya diberitakan jumlah korban kerusuhan hanya 192 orang.
Ketua Umum Tim Investigasi Kemanusiaan PMI, Ulla Nuchrawaty mengatakan data
terbaru jumlah korban bentrokan Koja tercatat sebanyak 231 orang. Bahkan dari
jumlah itu, terdapat 20 anak di bawah usia 17 tahun. Sedangkan sisanya, berasal dari
Satpol PP, anggota kepolisian, dan masyarakat umum.
"Kita mencatat, jumlah korban akibat bentrokan Koja sebanyak 231 orang,
rinciannya saya lupa. Tapi dari jumlah itu 20 korban di antaranya anak di bawah usia
17 tahun. Korban terbanyak berasal dari Satpol PP. Sedang korban lainnya berasal
dari aparat kepolisian," kata Ulla Nuchrawaty usai
Tim investigasi PMI datang ke Balai Kota untuk melaporkan perkembangan
penyelidikan mengenai kasus kerusuhan Priok 14 April lalu kepada Wagub Jakarta
Prijanto, termasuk jumlah korban yang bertambah dari data terakhir yang
dikumpulkan. Selain itu, PMI juga melaporkan mengenai adanya penyimpangan di
lapangan di mana korban kerusuhan Priok yang seharusnya dibebaskan dari biaya
pengobatan masih ada yang dipungut biaya. Tapi, hal itu sudah diselesaikan sehingga
bisa dikatakan tidak ada masalah. "Tapi sudah diselesaikan, tidak ada masalah lagi,"
ucap Ulla.
Dia menjelaskan, berdasar SK yang diterima tim investigasi, masa kerja tim mulai
tanggal 20 April hingga 4 Mei 2010. Namun karena perkembangan situasi di
lapangan, pihaknya meminta perpanjangan waktu hingga 9 Mei 2010. (Yon
Parjiyono)
pertemuan jajaran pejabat Pemprov DKI yang dipimpin Wagub DKI Prijanto.
4. Sumber Berita Harian Kompas
BENTROK KOJABPN: HPL Koja Milik PT PelindoJumat, 23 April 2010 | 19:10 WIB
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Warga berjaga-jaga di depan makam Mbah Priuk, Koja, Jakarta Utara, Rabu
(14/4/2010), saat anggota Satpol PP berupaya menertibkan kompleks makam itu.
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pertanahan Nasional atau BPN menyatakan, hak
pengelolaan lahan (HPL) seluas 145 hektar yang kini menjadi areal Terminal Peti
Kemas Koja, Jakarta Utara, adalah milik PT Pelindo II. Areal tersebut termasuk di
dalamnya adalah areal makam Habib Hassan Al Haddan atau makam Mbah Priuk
yang kini menjadi persengketaan.
Tanah seluas 5,4 hektar di komplek makam yang kini menjadi persoalan
terdaftar atas nama Perum Pelindo II.
"Tanah seluas 5,4 hektar di komplek makam yang kini menjadi persoalan, HPL No 1
tahun 1987 terdaftar atas nama Perum Pelindo II," kata Wakil Ketua Komnas HAM
Nurcholis.
Hal ini disampaikan Nurcholis berdasarkan keterangan dari pihak BPN yang
dipimpin oleh Kepala BPN Jakarta Utara Muhammad Ikhsan, usai mejalani
pemeriksaan, di Gedung Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat, Jumat
(23/4/2010).
Namun, hal ini kemudian menjadi sengketa. Sebagaimana catatan yang dimiliki
Komnas HAM, pihak ahli waris juga memiliki Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
(SKPT) No 847 tahun 1999 atas areal tanah makam Mbah Priuk seluas 5,4 hektar.
Surat inilah, kata Nurkholis, menjadi rujukan kepemilikan yang diklaim pihak ahli
waris makam Mbah Priuk.
Persoalan menjadi semakun rumit, karena menurut Muhammad Ikhsan, SKPT yang
diklaim oleh pihak ahli waris itu tidak tercatat dan terdaftar dalam arsip yang dimiliki
BPN Jakarta Utara.
"SKPT No 847 tahun 1999 tidak tercatat dalam register dan kantor arsip pertanahan
BPN Jakarta Utara tahun 1999 ," kata Nurkholis menirukan Muhammad Ikhsan.
Lebih lanjut, dari persoalan-persoalan seputar sengketa dan klaim hukum
kepemilikan tanah tersebut, Komnas HAM mengakui masih diperlukan banyak
pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Komnas HAM dan BPN bersepakat untuk
melakukan verifikasi terhadap berbagai dokumen terkait, termasuk SKPT atas nama
pihak ahli waris tersebut. "Karena SKPT yang dimiliki oleh ahli waris tidak terdaftar
di BPN, kami akan usahakan surat ini diuji di lab forensik Polri," tandasnya.
Seperti diketahui, persoalan bentrokan antara Satpol PP dengan warga pada 14 April
lalu antara lain dilatarbelakangi persoalan sengketa kepemilikan tanah yang menjadi
areal makam Mbah Priuk seluas 5,4 hektar. Pihak ahli waris dan warga menolak
upaya penertiban yang akan dilakukan Pemprov DKI karena merasa memiliki hak
atas kepemilikan tanah makam tersebut.
5. Sumber Berita Seputar Indonesia
KERUSUHAN PRIOK
Harijanto Badjoeri Akui
Satpol PP Langgar HAM
Jumat, 23 April 2010
JAKARTA (Suara Karya): Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI
Jakarta nonaktif Harijanto Badjoeri mengakui adanya pelanggaran HAM dalam
kerusuhan di sekitar makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara. Dia juga setuju atas
tuntutan berbagai pihak agar Satpol PP dievaluasi. "Ini HAM dalam tanda petik, ya.
Kita bekukan dulu yang mana kasusnya, yang mana masalahnya. Kita uraikan dulu,"
ujar Harijanto saat ditanya apakah Satpol PP melanggar HAM dan harus dievaluasi
dalam kerusuhan Priok. Dia mengatakan itu usai dimintai keterangan oleh Komnas
HAM di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis
(22/4). Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAM, menurut Harijanto,
dirinya memberikan penjelasan tentang semua yang terjadi dan tidak ada yang
ditutup-tutupi. Dia berharap kasus itu selesai dengan baik. "Kami jelaskan dari A
sampai Z. Kami sudah memberikan penjelasan pada Komnas HAM apa yang terjadi,
tidak ada yang kami tutupi. Kita harapkan semua terklarifikasi dengan baik," kata
Bang HB, panggilan akrab Harijanto Badjoeri. Dia menegaskan, dirinya ditanya
Komnas HAM lebih dari 10 pertanyaan. Pertanyaan itu terkait prosedur penggusuran
di Satpol PP. "Lebih dari 10 pertanyaan tentang tahapan awal sampai akhir dan itu
menjelaskan prosedur," ucap Harijanto. Dalam kerusuhan di makam Mbah Priok,
tiga anggota Satpol PP tewas dan ratusan orang luka-luka. Bahkan Terminal Peti
Kemas Koja, Jakarta Utara, sempat lumpuh total. Sementara itu, bentrokan yang
terjadi saat eksekusi bangunan liar di kawasan makam Mbah Priok bermula dari
provokasi yang menyebar melalui situs jejaring sosial Facebook. Hal tersebut
dijelaskan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat menjawab hak interpelasi pada
Rapat Paripurna DPRD DKI, Kamis (22/4). Gubernur menjelaskan, mengenai
pengerahan pasukan yang relatif besar, termasuk dukungan aparat saat melakukan
penertiban, hal tersebut dilakukan karena sejak awal telah diprediksi akan
menghadapi reaksi penolakan yang cukup besar di lapangan. Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI juga mengamankan sejumlah objek vital yang berdekatan dengan
lokasi penertiban."Besarnya jumlah massa terutama karena beredarnya pesan berisi
'menggalang umat untuk menolak tindakan Pemprov DKI membongkar makam Al
Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad' di Koja, Tanjung Priok," kata Fauzi Bowo.
Menurut Fauzi, ajakan tersebut jelas mengandung nada provokatif dan tidak sesuai
dengan maksud dan tujuan penertiban yang sebenarnya.Ratusan massa memang terus
berdatangan menjelang siang setelah terjadi bentrokan kedua saat pelaksanaan
penertiban. Mereka berasal dari sejumlah daerah yang datang untuk menghalau
rencana penertiban yang akan dilakukan Satpol PP.
10 Saksi Diperiksa
Terkait kerusuhan Koja, Tanjung Priok, polisi telah memeriksa sejumlah saksi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan,
kesepuluh saksi terdiri dari warga dan pekerja pelabuhan. "Yang kita periksa saksi-
saksi yang melihat dan mengetahui adanya bentrokan di lokasi kejadian," ujar Boy
Rafli Amar. Sayangnya, dia tidak bersedia menyebutkan identitas para saksi. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengganggu jalannya penyidikan. Polda Metro Jaya telah
membentuk tim investigasi kasus kerusuhan yang menyebabkan tiga orang tewas dan
ratusan lain terluka itu."Tim fokus pada penyidikan tindak pelanggaran pidana
kekerasan yang menyebabkan orang lain meninggal dan terluka. Tim investigasi ini
melakukan penegakan hukum secara proporsional dan prosedural sehinga tindakan
itu akan jadi fakta hukum," kata Boy menegaskan. Kemarin tim investigasi
kepolisian juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pada saat melakukan
olah TKP itu, tim juga mencari saksi-saksi penting dengan alat bantu berupa
rekaman-rekaman.
PEMBAHASAN
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melakukan
pendalaman terkait peristiwa kerusuhan Priok. Kesimpulan yang didapat Komnas
HAM sementara ini, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tidak memiliki
prosedur tetap (protap) dalam setiap melakukan penertiban. Selain itu, mereka juga
terindikasi keras telah melakukan pelanggaran HAM. "Ini berdasarkan keterangan
Kepala Satpol PP Provinsi DKI non aktif Hariyanto Badjuri. Namun demikian
Komnas HAM masih perlu melakukan pendalaman lebih jauh lagi," kata Anggota
Tim Investigasi Kemanusiaan Ahmad Baso, usai mendengarkan klarifikasi dari
Kepala Satpol PP Dan jajarannya di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhari,
Jakarta, Kamis (22/4). Soal Protap, lanjut Baso, Komnas HAM mempertanyakan
petunjuk pelaksanaan ketika mereka melakukan penertiban dan bagaimana respon
menghadapi kejadian Priok tersebut. Ternyata mereka tidak punya konsep yang
membuka kemungkinan kerusuhan terjadi di lapangan. "Dua soal ini belum bisa
dijawab oleh Kepala Satpol PP dan jajarannya," katanya sembari menambahkan,
pihaknya akan melakukan kroscek dengan berbagai pihak seperti Gubernur,
Walikota, Kapolres dan Dandim terkait dengan garis komando. Kepala Satpol PP
DKI Jakarta nonaktif Haryanto Badjuri memang mengakui adanya pelanggaran
HAM' dalam aksi penggusuran Makam Mbah Priok yang berakhir dengan kerusuhan
itu. "Tapi ini HAM dalam tanda petik. Kita bekukan dulu yang mana kasusnya, yang
mana masalahnya. Kita uraikan dulu," kilah Badjuri. Ia juga mengaku sepakat perihal
wacana pengevaluasian Satpol PP. Menurut Badjuri, dalam pemeriksaan yang
dilakukan oleh Komnas HAM, dirinya memberikan penjelasan semua yang terjadi
dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dia berharap kasus itu selesai dengan baik. "Kita
jelaskan dari A-Z. Kita sudah berikan penjelasan pada Komnas HAM apa yang
terjadi, tidak ada yang kita tutupi. Kita harapkan semua terklarifikasi dengan baik,"
tandasnya. Dalam rusuh di makam Mbah Priok, 3 orang anggota Satpol PP dan
ratusan orang luka-luka. Bahkan Terminak Peti Kemas, Koja, Jakarta Utara sempat
lumpuh total.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta nonaktif Haryanto Badjuri mengakui adanya
pelanggaran 'HAM' dalam rusuh di sekitar makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara.
Dia juga setuju Satpol PP harus dievaluasi. "Ini HAM dalam tanda petik. Kita
bekukan dulu yang mana kasusnya, yang mana masalahnya. Kita uraikan dulu," ujar
Badjuri saat ditanya apakah Satpol PP melanggar HAM dan harus dievaluasi dalam
rusuh Priok. Badjuri mengatakan itu usai dimintai keterangan oleh Komnas HAM di
kantor Komnas HAM Jl Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/4/2004).
Menurut Badjuri, dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAM, dirinya
memberikan penjelasan semua yang terjadi dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dia
berharap kasus itu selesai dengan baik. "Kita jelaskan dari A-Z. Kita sudah berikan
penjelasan pada Komnas HAM apa yang terjadi, tidak ada yang kita tutupi. Kita
harapkan semua terklarifikasi dengan baik," kata Badjuri. Badjuri menegaskan,
dirinya ditanya Komnas HAM lebih dari 10 pertanyaan. Pertanyaan itu terkait
prosedur penggusuran di Satpol PP. "Lebih dari 10 pertanyaan tentang tahapan awal
sampai akhir dan itu menjelaskan prosedur," ungkap Badjuri. Dalam rusuh di makam
Mbah Priok, 3 orang anggota Satpol PP dan ratusan orang luka-luka. Bahkan
Terminak Peti Kemas, Koja, Jakarta Utara sempat lumpuh total.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berjanji dalam dua
pekan akan menyelidiki peristiwa bentrokan antara warga dan satuan polisi pamong
praja di sekitar Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, "Kita menargetkan
penyelidikan peristiwa di Koja berlangsung selama dua pekan," kata Komisioner
Komnas HAM Ridha Saleh saat menerima pengaduan dari Petisi 28 terkait peristiwa
Koja, di Jakarta, Kamis. Ia menambahkan, sebenarnya pihaknya sejak jauh-jauh hari
meminta pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak melakukan penertiban
di kawasan kompleks pemakaman Mbah Priok. "Kita juga memberitahukan kepada
pihak Pelindo untuk melakukan proses mediasi dahulu," ucap Ridha. Karena itu, ia
menyayangkan peristiwa yang sebenarnya tidak perlu terjadi tersebut. Hal senada
dikatakan Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM, Nurcholish, pihaknya akan
memfokuskan siapa yang memerintah penertiban itu. "Kemudian perintah itu
diterima siapa," ujar Nurcholish. Nantinya, tambah dia, kalau dari hasil penyelidikan
ada praktik suap soal pembebasan lahan itu, akan dikoordinasikan dengan satgas
pemberantasan mafia hukum. Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kashim
menyatakan tindakan Satpol PP terhadap warga merupakan suatu pelanggaran HAM.
Karena itu, Komnas HAM mendesak pertanggungjawaban dan tindakan hukum
terhadap Satpol PP yang melakukan tindak kekerasan. Nucholish berharap DPR
mengevaluasi kembali keberadaan Satpol PP. "Kalau perlu dikembalikan saja fungsi
Satpol PP menjadi penjaga tempat-tempat milik pemprov DKI Jakarta," kata
Nucholish. Sementara Petisi 28 meminta agar Satpol PP dibubarkan karena telah
menjadi alat kekerasan negara dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta serta Kepala Satpol PP untuk mundur dari
jabatannya.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sampai saat ini masih belum
menemukan bentuk pelanggaran berat atas bentrokan yang terjadi dalam
penggusuran makam Mbah Priuk beberapa waktu lalu. “Kami belum mengarah pada
kesimpulan, jadi intinya masih mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang
bisa kita kumpulkan,” ujar Komisioner Komnas HAM Nurkholis. Selain itu, kata dia,
dalam proses investigasi yang dilakukan Komnas HAM juga akan menggunakan dua
tahap dalam proses pendalaman untuk dijadikan suatu kesimpulan, dan akan menjadi
dasar pencarian informasinya. “Kita pakai dua tahap yaitu akan dalami surat
putusannya yang dijadikan dasar dan kita dari peristiwa bentrokannya sendiri. Ada
yang dari media serta ada yang kita dapat dari keterangan warga,” ungkapnya.
Sebelumnya, Komnas HAM telah memanggil Kepala Satuan Pol PP DKI Jakarta
(non aktif) Harianto Badjoeri, untuk meminta keterangannya sebagai
penanggungjawab Satpol PP. dalam pemanggilan tersebut, Komnas HAM menggali
keterangan seputar siapa yang bertanggung jawab dalam penertiban di lapangan
tersebut.
Keluarga korban kerusuhan di sekitar area makam Mbah Priuk pada Rabu
(12/4/2010) mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tentang biaya
pengobatan. Salah satunya adalah keluarga Bayu Listianto yang saat ini masih
dirawat di rumah sakit. "Saya khawatir dengan biaya anak saya ke depannya. Saat ini
saja anak saya masih dirawat di ICU," kata ayah Bayu di depan tim investigasi yang
dipimpin PMI DKI di Komnas HAM, Selasa. Kerusuhan yang terjadi antara petugas
Satpol PP dan warga sekitar itu menewaskan tiga petugas Satpol PP dan melukai
sedikitnya 100 orang lainnya. Bentrok terjadi ketika Satpol PP mencoba menertibkan
bangunan liar tanpa izin mendirikan bangunan (IMB) di sekitar makam Mbah Priuk,
tetapi warga bersikeras mempertahankan bangunan-bangunan tersebut. Padahal, surat
peringatan pertama, kedua, dan perintah pembongkaran telah dikirimkan oleh Wali
Kota Jakarta Utara kepada para ahli waris makam tersebut. Para ahli waris dan warga
sekitar yang mengeramatkan makam kemudian mempersenjatai diri mereka dengan
batu, bom molotov, golok, celurit, dan pedang sehingga terjadi bentrokan berdarah
yang menewaskan tiga petugas Satpol PP. Seusai mendengarkan testimoni dari
keluarga korban dari pihak warga, kemudian tim investigasi PMI akan turun ke
lapangan untuk mengumpulkan data lebih lanjut. "Kami akan ke makam Mbah Priuk,
RS Koja, RSCM, dan RS Tarakan," kata Wakil Ketua Komnas HAM Nur Kholis.
Komnas HAM juga akan memanggil semua pihak yang diduga mengetahui rencana
penertiban itu. "Mulai Kamis (22/4/2010) hingga lima hari ke depannya kami akan
mulai panggil beberapa pihak," kata Nur Kholis. Ketua Tim Investigasi PMI Ula
Nurahmawati mengatakan, PMI telah membuka tiga posko pengaduan bagi keluarga
korban. Posko pertama di PMI Jakarta Utara, kemudian di PMI DKI Jakarta di Jalan
Keramat, dan di PMI Pusat di Jalan Gatot Subroto. "Kami juga menyebar relawan ke
lapangan untuk mengetahui kejadian sebenarnya," kata Ula.
Hak Asasi Manusia, bukankah Negara Indonesia adalah Negara yang berlandaskan
semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Tetapi mengapa dari
fenomena anarkis tersebut sangat tampak sekali bahwa disana hanya mementingkan
kepentingan individual atau kepentingan pemerintah setempat yang terkait dalam
penggusuran makam Mbah Priok. Bukankah pengakuan akan hak asasi manusia di
Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada
dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada 10 Desember 1945.
pengakuan akan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama
Hak Asasi Manusia sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh
karena itu, bias dikatakan bahwa Negara Indonesia sendiri sejak sejak masa
berdirinya, tidak bias lepas dari Hak Asasi Manusia itu sendiri.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea Keempat
Dimana pada bagian ini terdapat butir-butir Pancasila. Sila kedua Pancasila
merupakan landasan idiil pengakuan dan jaminan hak asasi manusia di Indonesia.
c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
budaya yang tersebar dari Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Namun,
rumusan-rumusan dalam konstitusi itu amat terbatas jumlahnya dan dirimuskan
secara singkat dan dalam garis besarnya saja.
d. Ketetapan MPR
Macam-macam hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut adalah :
1. hak untuk hidup;
2. hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan;
3. hak keadilan;
4. hak kemerdekaan;
5. hak atas kebebasan informasi;
6. hak keamanan;
7. hak kesejahteraan;
8. kewajiban;
9. perlindungan dan pemajuan.
e. Peraturan Perundang-undangan
Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tersebut :
1. hak untuk hidup (Pasal 4);
2. hak untuk berkeluarga (Pasal 10);
3. hak untuk mengembangkan diri ( pasal 11,12,13,14,15,16)
4. hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17,18,19)
5. hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
6. hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
7. hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
8. hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
9. hak wanita (Pasal 45-51)
10. hak anak (Pasal 52-66)
Lembaga yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan hak asasi
manusia, antara lain :
a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) adalah lembaga yang
mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi hak asasi manusia.
Komnas HAM bertujuan :
1. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia.
2. meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia.
b. Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah pengadilan khusus terhadap
pelanggaran hak asasi manusia. Bertugas memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran HAM yang berat.
c. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :
a. KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan);
b. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia);
c. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM);
d. Human Right Watch (HRW).
d. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad hoc.
Palang Merah Indonesia sebagai tim investigasi kasus bentrokan Koja Jakarta
Utara Rabu (14 April) melansir jumlah korban dalam kasus penertiban bangunan liar
di Makam Mbah Priok hingga Kamis malam (22 April) sebanyak 192 orang. Jumlah
itu bertambah dari hasil pengumpulan data sebelumnya yang menyebutkan jumlah
korban mencapai 156 orang. "Untuk laporan sementara, Tim Investigasi
Kemanusiaan PMI telah mengkonfirmasi sebanyak 192 korban kerusuhan Koja.
Jumlah ini bertambah dari data terakhir kemarin sebanyak 156 orang,” tegas Ketua
Umum Tim Investigasi Kemanusiaan PMI, Ulla Nuchrawaty. Hasil investigasi
diperoleh berdasarkan hasil pengumpulan data faktual korban tragedi kerusuhan Koja
ke beberapa rumah sakit yang dilakukan tim relawan yang ada di PMI. Beberapa
rumah sakit yang didata yakni a.l rumah sakit di sekitar Tanjung Priok dan satu
rumah sakit di wilayah Jakarta Timur, yaitu RSUD Pasar Rebo, RS Port Medical
Center di Jalan Enggano, Jakarta Utara, dan RS Pelabuhan Jakarta di Jalan Kramat
Jaya, Jakarta Utara. Dari total korban itu, tambahan korban sebanyak 31 orang itu
dirawat di RS Pasar Rebo 2 orang, RS Port Medical Center 19 orang, RS Pelabuhan
Jakarta 4 orang, dan RSU Tarakan sebanyak 6 orang korban. Para korban adalah
warga Koja, Satpol PP, anggota BRIMOB, anggota POLRI, dan wartawan. PMI
dijadwalkan menyampaikan perkembangan sementara hasil investigasi pada
Gubernur DKI Sabtu besok. Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan laporan itu
merupakan hasil perkembangan sementara berdasarkan penyelidikan di lapangan.
Proses investigasi keseluruhan disebutnya akan memakan waktu selama dua pekan
sejak PMI diminta menyelidiki kasus itu paskakerusuhan terjadi. Terkait dengan para
petugas Satpol PP DKI yang terluka dalam bentrokan tersebut, Fauzi mengatakan,
saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan situasi dan kondisi masing-masing para
korban, dan mencari solusi yang tepat untuk memberikan bantuan pada para korban.
Adapun, mengenai pemeriksaan Kepala Satpol PP DKI, Harianto Badjoeri di Komite
Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM), Fauzi meminta lembaga ini bisa
mengambil sikap dan rekomendasi hanya dari satu sisi saja. Sebab, banyak
pelanggaran yang dilakukan dari pihak lain saat terjadinya peristiwa tersebut yang
harus diperhitungkan. Data terakhir yang dikumpulkan PMI, jumlah korban sebanyak
171 orang. PMI, disebut Ula, juga akan memberikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan preventif. "Agar kejadian seperti ini tidak berulang," katanya.
Beberapa fenomena yang terjadi dalam kerusuhan Tanjung Priok
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peranan Komnas HAM dalam menangani masalah tersebut cukup baik karena
mereka menindak lanjutin masalah tersebut dengan cara mencari mana kasus
dan mana masalah dari kerusuhan tersebut.
2. Menurut Komnas HAM sementara ini, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP), tidak memiliki prosedur tetap (protap) dalam setiap melakukan
penertiban. Selain itu, mereka juga terindikasi keras telah melakukan
pelanggaran HAM.
3. Perealisasian hak asasi manusia di Indonesia belum terlalu baik untuk
terealisasi, buktinya banyak masalah mengenai hak asasi manusia yang tidak
ditindak lanjutin hanya karena mereka adalah rakyat jelata. Dan pejabat
negara yang memegang kendalinya.
4. Yang melatarbelakangi terjadinya bentrok antara Satuan Pamong Praja
dengan warga Kota Jakarta Utara mengenai keberadaan lahan Habib Hasan
bin Muhammad Al Hadad (Mbah Priok).
5. Hak Asasi Manusia diatur dalam :
- Pembukaan Undang-Undang Dasar Alinea Pertama dan Keempat.
- Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
- Ketetapan MPR.
- Peraturan Perundang-undangan.
B. Saran
1. Kalau bisa, ke depan, sebelum dilakukan pelaksanaan penertiban, harus ada
jaminan dari kepolisian mengenai lokasi objek sasaran sudah steril
2. Kalau masih diragukan dan ada perlawanan, apalagi bersenjata tajam dari
pihak objek penertiban, kepolisian harus menertibkannya dulu dengan
menyitanya. Karena membawa dan menggunakan senjata tajam tanpa izin
dari yang berwenang merupakan pelanggaran hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi Aksara : Jakarta.
http://www.antaranews.com/berita/1271483995/polisi-mestinya-pegang-kendali-
pada kerusuhan-koja. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam 20.00 WIB.
http://www.detiknews.com/read/2010/04/16/190226/1339985/10/peristiwa-magis-di-
balik kerusuhan-koja. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam 20.00 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusuhan_Koja. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam
20.00 WIB.
http://www.tempointeraktif.com/hg/tata_kota/2010/04/14/brk,20100414-
240484,id.html. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam 20.00 WIB.
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/04/19/15659/Jeritan-Hati-
Satpol-PP-usai-Kerusuhan-Koja-. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam 20.00
WIB.
http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/kasus-kerusuhan-makam-mbah-
priok-di-koja. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010, jam 20.00 WIB.
http://pesatnews.com/2010/04/22/berita-daerah/anggota-satpol-pp-yang-tewas-
dalam-kerusuhan-koja-dapat-penghargaan/. Diakses hari Sabtu, 15 Mei 2010,
jam 20.00 WIB.