SARS

24
Severe Acute Respiratory Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Syndrome (SARS) Kel. 7 Diah Dewi A. Sabriyani Desta M. Sarrahhumairah

description

SARS

Transcript of SARS

Severe Acute Respiratory Syndrome Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (SARS)

Kel. 7

Diah Dewi A.Sabriyani Desta M.

Sarrahhumairah

PendahuluanPendahuluan

• SARS adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus Corona, dengan sekumpulan gejala klinis yang berat.

• Berpotensi menyebar sangat cepat, berimplikasi besar terhadap tenaga kesehatan

• Jenis corona virus (CoV) yang menyebabkan outbreak pada tahun 2003 adalah virus baru.

Kronologis SARSKronologis SARS

Kronologis (lanjutan)Kronologis (lanjutan)

PenularanPenularan

• Melalui kontak langsung membran mukosa (mata, hidung dan mulut), dengan droplet pasien yang terinfeksi

• Prosedur aerosolisasi (nebulisasi, intubasi, suction, dan ventilasi)

Patogenesis dan PatologiPatogenesis dan Patologi

• Mengenai saluran napas bawah

• Patogenesis melalui 2 fase1. Fase awal (10 hari pertama), fase akut yang

mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) eksudatif.

2. Fase lanjut, DAD terorganisir

• Fase awal terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini terjadi proses akut yang mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini dicirikan dengan adanya infiltrasidari campuran sel – sel inflamasi serta edema dan pembentukan membrane hialin.

• Membran hialin terbentuk dari endapan protein plasma serta debris nucleus dan sitoplasma sel – sel epitel paru (pneumonia) yang rusak. Dengan adanya nekrosis sel – sel epitel paru maka barrier antara sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang berasal dari pembuluh darah kapiler paru menjadi bebas untuk masuk kedalam ruang alveolus.

• Tetapi, karena keterbatasan jumlah pasien SARS yang meninggal untuk diautopsi, maka masih belum dapat dibuktikan apakah kerusakan epitel paru disebabkan efek toksik virus secara langsung atau sebagai akibat dari respon imun tubuh. Pada tahap eksudatif ini,RNA dan antigen virus dapat diidentifikasi dari makrofag alveolar dan sel epitel paru dengan menggunakan mikroskop electron.

• Fase selanjutnya tepat setelah 10 hari perjalanan penyakit dan ditandai dengan perubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang terorganisir. Pada periode ini, terdapat metaplasia sel epitel skuamosa bronkial, bertambahnya ragam sel dan fibrolisis pada dinding dan lumen alveolus. Pada fase ini tampak dominasi pneumosit tipe 2 dengan pembesaran nucleus, serta nucleoli yang eosinofilik.

• Selanjutnya sering kali ditemukan sel raksasa dengan banyak nucleus ( multinucleated giant cells) di dalam rongga alveoli. Seperti infeksi CoV lainnya, maka sel raksasa tersebut awalnya diduga sebagai akibat langsung dari CoV SARS

• . Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan imunoperoksidase dan hibridisasiin situ, didapatkan bahwa CoV SARS justru berada didalam jumlah yang rendah. Maka disimpulkan, bahwa pada fase ini berbagai proses patologis yang terjadi tidak diakibatkan langsung oleh karena replikasi virus yang terus menerus, melainkan karena beratnya kerusakan sel epitel paru yang terjadi pada tahap DAD eksudatif dan diperberat dengan penggunaan ventilator.

Manifestasi klinisManifestasi klinis

• Masa inkubasi 1-14 hari (rata-rata 4 hari) • Gejala prodromal : demam, mialgia, menggigil dan

rasa kaku di tubuh, pusing, nyeri kepsls, malaise.• Batuk kering, nyeri tenggorokan, sekret hidung

berlebih, pada fase ini suara paru jernih (auskultasi), dan gambaran radiologis dada normal.

Manifestasi pernapasanManifestasi pernapasan

• Batuk ditemukan pada 60-85% kasus, bisa ditemukan ronkhi di basal paru, jarang wheezing

• Awal minggu kedua sesak napas memburuk, mulai mengganggu aktivitas.

• Rontgen : awalnya konsolidasi ruang udara fokal dan unilateral berlanjut menjadi multifokal dan menyeluruh

• Gambaran CTScan : tampak gbran brochiolitis obliterans organizing pneumonia(BOOP)

• 20-25% mengarah ke gagal napas dan ARDS• Dapat terjadi pneumothoraks dan

pneumomediastinum spontan.

• Manifestasi pencernaan : diare• Hematologis : limfopenia (<1000/mm3), lekositosis,

trombositopenia.• Gangguan hati : peningkatan SGPT• Kardiovaskuler : jarang, bisa terjadi hipotensi dan

takhikardi• Neurologis : epilepsi dan disorientasi• Manifestasi atipik

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang

• Radiologis• Laboratorium• Pemeriksaan spesifik : 1. Pemeriksaan RT-PCR, antigen serum dan kultur

virus2. Deteksi antibodi terhadap CoV SARS

Diagnosis (kategori WHO 2003)Diagnosis (kategori WHO 2003)

Saspek SARS• Demam tinggi >38oC dan• Satu atau lebih keluhan pernapasan, termasuk

batuk, sesaknapas dan kesulitan bernapas, disertai dg satu atau > kelainan sbb:

Kontak + dalam 10 hari terakhirRiwayat ke daerah wabah dalam 10 hari terakhirBertempat tinggal/pernah tinggal di tempat wabah

• Probable SARS• Kasus suspek ditambah gambaran foto thoraks

pneumonia atau RDS• Atau orang yang meninggal akibat penyakit saluran

napas yang tidak jelas penyebabnya, pada otopsi tampak gambaran RDS.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

• Suspek SARS1. Observasi 2x24 jam, perhatikan : (1) Keadaan

umum (2) Kesadaran (3) Tanda vital2. Terapi suportif3. Antibiotika : Amoksilin atau amoksilin + anti beta

laktamase oral ditambah makrolid

• Probable SARSA. Ringan/ sedang1.Terapi suportif2. Antibiotika• Gol. Betalaktam + anti betalaktamase (iv)

ditambah makrolid gen. baru oral, atau• Sefalosporin gen. 2 atau 3 (iv) ditambah makrolid

gen. baru, atau• Fluorokuinolon respirasi (iv) : Moxi, Levo,

Gatifloxacin

B. Berat (probable)1. Terapi suportif2. Antibiotik3. Kortikosteroid Hidrokortison 4 mg/kgbb (iv)

tapering, atau metilprednisolon (iv) 240-320 mg/hari

4. Ribavirin 1,2 g oral tiap 8 jam atau 88 mg/kg bb iv tiap 8 jam

TERIMA KASIHTERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR.WB.